Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS LAYANAN KESEHATAN DAN

TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS


KECAMATAN KALIDERES

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

MUHAMMAD RIZKY SUTARTO


0300019000831

UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS KEDOKTERAN
JAKARTA, JULI 2022
Bidang Ilmu : Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS LAYANAN KESEHATAN DAN


TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS
KECAMATAN KALIDERES

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

MUHAMMAD RIZKY SUTARTO


030001900083

UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS KEDOKTERAN
JAKARTA, JULI 2022
PERSETUJUAN
Proposal Skripsi

Judul:

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS LAYANAN KESEHATAN DAN


TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS
KECAMATAN KALIDERES

MUHAMMAD RIZKY SUTARTO


030001900083

Telah disetujui untuk diuji di hadapan


Tim Penguji Proposal Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Pada Hari ……….,Tanggal … Juli 2021

Pembimbing

(dr. Ronald Irwanto N Sp.Pd)


NIK: 2392/ USAKTI
PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

Judul :

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS LAYANAN KESEHATAN DAN


TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS
KECAMATAN KALIDERES

Muhammad Rizky Sutarto


030.19.083

Telah diuji dan disahkan di hadapan Dewan Penguji Proposal Skripsi


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Pada Hari …………….. , Tanggal ……………... 2022

Pembimbing
Nama : dr. ………………………
NIK : 0000/USAKTI
Penguji I
Nama : dr. …………………………… ………………………
NIK : 0000/USAKTI
Penguji II
Nama : dr. …………………………… ………………………
NIK : 0000/USAKTI
Jakarta, ………20……
Dekan FK Trisakti

Dr. dr. Raditya Wratsangka, Sp.OG.(K)


NIK:1588/USAKTI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Andrienne Zayna Lateefa


NIM : 030001900155
Program Studi : Pendidikan Kedokteran
Alamat Korespondensi : Cibubur, Raffles Hills Blok E7/8, Depok, Jawa
Barat
Telepon / mobile : 087780851861
E-mail : andrienne030001900155@std.trisakti.ac.id
Judul skripsi : Pengaruh Pemakaian Masker Selama Aktivitas
Fisik
Di Masa Pandemi COVID-19 Terhadap Faktor
Fisiologi
Pada Individu Sehat

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya ilmiah saya sendiri. Proposal skripsi ini belum pernah
diajukan sebagai suatu karya ilmiah untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan proposal skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan SK Permendiknas
No.17 tahun 2010 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan
tinggi.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, agar dapat dimanfaatkan


sebagaimana mestinya.
Jakarta, …. Juli 2022

Andrienne Zayna Lateefa


030001900155

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Bekalang


Di Negara China, Provinsi Hubei lebih tepatnya di Kota Wuhan pada
tanggal 31 Desember 2019 telah teridentifikasi sebanyak 27 kasus
pneumonia yang belum diketahui pasti penyebabnya. Masyarakat yang
menderita pneumonia memiliki gejala klinis diantaranya adalah batuk
kering, dyspnea, demam dan ditemukan gambaran infiltrasi pada kedua
paru saat dilakukan rontgen thoraks. Pada tanggal 7 Januari 2020 Chinese
Centre for Disease Control and Prevention (CCDC) berhasil menemukan
agen penyebab terjadinya pneumonia yang sebelumnya sudah
teridentifikasi pada tanggal 31 Desember 2019 melalui swab tenggorok
dan dari hasil pemeriksaan tersebut dinamakan Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus tersebut baru pertama kali
ditemukan pada tahun 2019, oleh karena itu World Health Organization
(WHO) memberikan nama COVID-19. (1)

Diketahui bahwa COVID-19 dapat menyerang setiap individu tanpa


memandang usia maupun status ekonomi, sehingga siapapun dapat
terpapar COVID-19. Tetapi terdapat beberapa individu yang memiliki
risiko lebih tinggi untuk terpapar COVID-19 yaitu seseorang yang
memiliki kormobiditas seperti diabetes, kanker, asma, hipertensi dan
penyakit kronis lainnya. (2,3)

Pada tanggal 13 Mei 2022 WHO melaporkan kasus global COVID-19


sebanyak 517.684.631 terkonfirmasi positif COVID-19 yang telah terjadi
pada 230 negara, dengan jumlah kasus kematian yang diakibatkan oleh
COVID-19 sebanyak 6.261.708. Saat ini Amerika Serikat menduduki
peringkat pertama dengan angka kasus terbanyak di seluruh dunia dengan
kasus positif COVID-19 sebanyak 81.417.085. Di Asia Tenggara kasus
positif COVID-19 tertinggi diduduki oleh Vietnam dengan jumlah kasus
10.690.471 dan pada urutan kedua adalah Indonesia dengan jumlah kasus
6.049.876. Data terbaru mengenai status konfirmasi COVID-19 pada
tanggal 14 Mei 2022 sebanyak 6.050.519 kasus, dengan laporan kasus
kematian 156.453. DKI Jakarta menjadi urutan pertama dengan jumlah
kasus terkonfirmasi 1.248.902 dan laporan kasus kematian 15.250, diikuti
oleh Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.(4)
Penyebaran COVID-19 yang paling utama berasal dari satu individu ke
individu yang lain. Hal tersebut dikarenakan penularan COVID-19 yang
dapat melalui droplet yaitu saat satu individu yang telah terinfeksi virus
tersebut batuk atau bersin sehingga penyebaran COVID-19 dapat
menyebar dengan pesat. Sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19
pemerintah membuat kebijakan. Berbagai negara menerapkan beberapa
kebijakan yang diharapkan dapat memutus rantai penularan COVID-19
seperti social distancing dan lockdown. Maka dari itu kegiatan masyarakat
yang semula dilakukan di luar rumah seperti bekerja menjadi ditiadakan
dan masyarakat diwajibkan untuk bekerja dari rumah.(5)

Selain pemberlakukan social distancing dan lockdown sebagai upaya


pencegahan rantai penularan COVID-19 maka masyarakat juga dapat
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pemberlakuan PHBS
sendiri memiliki tujuan guna meningkatkan kualitas kesehatan individu
sehingga dapat memenuhi standar kesehatan dengan cara menjalankan
kehidupan atau kebiasaan sehari-hari yang bersih dan sehat. Salah satu
contoh PHBS itu sendiri adalah penggunaan masker. Masker dapat
menghindari seseorang agar tidak terpapar COVID-19 melalui droplet. (5)

Hal lain yang dapat dilakukan agar dapat terhindar dari COVID-19 ialah
menjaga imunitas tubuh dengan cara berolahraga. Sejak dunia dikabarkan
tentang COVID-19 kesadaran masyarakat terhadap pentingnya untuk
berolahraga melonjak naik dimana hal tersebut berguna untuk
meningkatkan imunitas tubuh untuk menghindar dari infeksi COVID-19.
Perlu diketahui bahwa aktivitas fisik yang terencana, terstruktur dan
berulang dapat membantu tubuh agar tetap bugar. (5)
1.2 Perumusan Masalah

Adakah hubungan antara pemakaian masker selama aktivitas fisik dengan


faktor fisiologi ,yaitu heart rate, respiratory rate dan saturasi O2 pada
individu sehat?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum


Mengetahui adakah hubungan antara pemakaian masker selama
aktivitas fisik dengan faktor fisiologi ,yaitu heart rate, respiratory rate
dan saturasi O2 pada individu sehat.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui hubungan antara pemakaian masker selama aktivitas
fisik dengan heart rate pada individu sehat.
2. Mengetahui hubungan antara pemakaian masker selama aktivitas
fisik dengan respiratory rate pada individu sehat.
3. Mengetahui hubungan antara pemakaian masker selama aktivitas
fisik dengan saturasi O2 pada individu sehat.

1.4 Hipotesis

Terdapat hubungan atau tidak antara pemakaian masker selama aktivitas


fisik dengan faktor fisiologi yaitu, heart rate, respiratory rate dan saturasi O2
pada individu sehat.
1.5 Manfaat Penelitian

1.1.1 Bagi ilmu pengetahuan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan
tambahan mengenai hubungan pemakaian masker selama aktivitas
fisik dengan faktor fisiologi yaitu, heart rate, respiratory rate dan
saturasi O2 pada individu sehat, dan selanjutnya dapat menjadi rujukan
untuk penelitian-penelitian berikutnya.
1.1.2 Bagi profesi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan
mengenai hubungan antara gejala batuk, pilek, dan demam dengan
COVID-19, sehingga nantinya gejala yang dialami oleh pasien dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan penegakkan diagnosis lanjutan.
1.1.3 Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kewaspadaan masyarakat terhadap COVID-19 berdasarkan gejala-
gejala yang dialami.

Anda mungkin juga menyukai