Oleh :
AMALIAH PRATIWI
2320192076
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya
kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah
(KTI) ini dengan judul “Gambaran Kadar LED (Laju Endap Darah) Dengan
Kota Timur”. Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan Karya
Tulis Ilmiah (KTI) pada program studi D-III Analis Kesehatan, Fakultas Sains,
Teknologi dan Ilmu Kesehatan. Penulis menyadari dalam penyusunan proposal karya
tulis ilmiah (KTI) ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari proposal karya tulis ilmiah (KTI) ini tidak luput dari
berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan
perbaikannya sehingga akhirnya proposal karya tulis ilmiah (KTI) ini dapat
memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan dilapangan serta bisa
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
1.1 Latar belakang.......................................................................................
1.2 Rumusan masalah.................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Insiden TBC dan TB
MDR semakin tinggi memungkinkan penyebaran yang semakin luas dan menular,
Jumlah data menurut World Health Organization (WHO), antara tahun 2000
dan 2015 menurun 22% namun, TB masih menempati posisi ke-10 penyebab
sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah
kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada
perempuan. Hal ini biasanya disebabkan karena laki-laki lebih mudah terpapar
Proporsi penderita BTA (+) menurut data Riskesdas (2018) dalam urutan tiga
diikuti Provinsi Banten sebanyak 0,76%, dan pada Provinsi Jawa Barat yaitu
sebanyak 0,63 %. Pada kasus TB yang terjadi di tahun 2018 pada provinsi
4
Angka prevalensi menurut Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo (2019)
bervariasi, mulai dari Kab. Bone Bolango 93,42 %, Kab. Gorontalo sebanyak
Jumlah data menurut Dinas Kesehatan Kota Gorontalo (2018) dengan jumlah
kasus tertinggi hingga yang terendah yakni, pada Kota Barat 77,5%, Dungingi
72,6%, Sipatana 69,4%, Kota Tengah 64,5%, Kota Selatan 63,2%, Dumbo Raya
59,8%, Kota Barat 56,1%, Hulonthalangi 54,7%, Kota Utara 48,8% dan Kota
Timur 45,0%.
dua minggu atau lebih, batuk dapat diikuti dengan gelaja tambahan yaitu dahak
bercampur darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik dan demam meriang lebih
tabung yang diletakkan dengan posisi tegak lurus dan dinyatakan dalam satuan
mm/jam. Tujuan dari pemeriksaan ini, untuk mengetahui suatu perbandingan nilai
LED ini dapat digunakan sebagai suatu pemeriksaan penunjang dalam diagnosis
5
Pemeriksaan LED menurut Solichul, (2001) dikutip dalam jurnal Widiastutik
terjadi proses inflamasi, dimana pada proses inflamasi tersebut kadar dari
fibrinogen dan globulin plasma yang berkaitan dengan reaksi fase akut yang
seberapa besar nilai LED terhadap peradangan atau infeksi yang ditimbulkan oleh
a. Manfaat Peneliti
6
1. Menambah pengetahuan peneliti terkait dengan gambaran kadar nilai LED
Westegren
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tuberkulosis
lama dikenal oleh masyarakat luas dan ditakuti, karena menular. Namun demikian
TBC dapat disembuhkan dengan memakan obat antiTB dengan betul yaitu teratur
hanya dapat dilihat dengan mikroskop dengan pewarna dan metode khusus.
adalah :
1. Berbentuk batang dengan panjang 1-10 mikron, lebar 0,2 - 0,6 mikron
4. Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka
5. Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultraviolet
8
2.3 Gejala Infeksi
Seseorang dicurigai sebagai TB paru apabila di jumpai gejala batuk lebih dari
2-3 minggu. Gejala lain yang dapat dijumpai yaitu batuk darah, sesak napas, nyeri
dada. Gejala sistemik yang dapat menyertai seperti penurunan napsu makan, berat
badan menurun, demam, keringat malam tanpa disertai aktivitas, letih, lesu dan
partikel percik renik (droplet nuclei) saat seseorang batuk, bersin, berbicara,
berteriak atau bernyanyi. Percik renik ini berukuran 1-5 mikron dan dapat
bertahan di udara selama beberapa jam. Infeksi terjadi bila seseorang menghirup
respons imun terbentuk 2‐10 minggu setelah infeksi. Sejumlah kuman tetap
udara dan jumlah kuman yang terhirup, ventilasi udara, serta lamanya pajanan.
Makin dekat dengan sumber infeksi dan makin lama waktu pajanan (dalam hari
9
Gambar 1. PenyebaranTB (CDC, 2016)
Tuberkulosis menyebar dari satu orang ke orang lain melalui udara. Titik
bacilli
orang lain dan juga tidak menunjukkan gejala penyakit (WHO, 2004).
cakupan penemuan tersangka penderita cara ini biasa dikenal dengan sebutan
10
passive promotive case finding (penemuan penderita secara pasif dengan
promosi yang aktif). Selain itu semua kontak penderita TBC Paru BTA positif
mengakibatkan kematian.
2. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi dengan disparitas yang terlalu lebar,
Laju endap darah (LED) atau juga biasa disebut Erithrocyte Sedimentation
11
plasma serta perbandingan eritrosit dan plasma. LED dipengaruhi oleh berat sel
darah dan luas permukaan sel serta gravitasi bumi (Kemenkes, 2011).
darah EDTA yang di encerkan dengan larutan NaCl 0,86 % dengan perbandingan
4 bagian darah dan 1 bagian NaCl 0,86%.NaCl 0,86% merupakan larutan yag
Widiastutik (2018). Tinggi atau rendahnya laju endap darah dipengaruhi oleh
daerah yang cukup jauh dari perkotaan. Salah satu cara meminimalisir
12
penggunaan reagen tersebut adalah dengan memodifikasi pengenceran di luar yg
Perbedaan nilai normal pria dan wanita menurut Hashemi et al., (2015);
Yousuf et al., (2012) dikutip dalam jurnal Brajedenta (2019) dikarenakan jumlah
eritrosit pada wanita relatif lebih sedikit dari pada pria dan hormon androgen pada
pria dapat menghambat. LED yang lebih tinggi dari normal mengindikasikan
adanya suatu lesi yang aktif, peningkatan angka LED dibandingkan pemeriksaan
yakni :
1. Nilai meningkat terjadi pada kondisi infeksi akut dan kronis, misalnya
luka bakar, kehamilan trimester II dan III. Peningkatan nilai LED >
terkait infeksi akut maupun kronis, yaitu kadar protein dalam serum dan
13
factor. Sedangkan peningkatan nilai LED >100 mm/jam selalu dihubungkan
2. Nilai menurun terjadi pada polisitemia (kelebihan sel darah merah), gagal
dalam jurnal Hasnawati. (2018) adalah pad fase I, tahap pengendapan (agregasi)
dimana eritrosit saling menyatu atau membentu rouleaux, fase II, tahap
selama 30 menit dengan kecepatan maksimal. Fase III, tahap pemadatan dimana
kumpulan agregat mulai melambat karena terjadi pemadatan dari eritrosit yang
mengendap.
dimana dalam hal ini di pengaruhi oleh temperatur, letak posisi pipet, fibrinogen
Menurut teori Arif (2015), sumber kesalahan yang biasanya terjadi dalam
pelaksana pemeriksaan :
14
1. Kesalahan dalam persiapan penderita, pengambilan dan penyiapan bahan
pemeriksaan.
apabila darah EDTA disimpan pada suhu 40C pemeriksaan dapat ditunda
selama 6 jam.
membersihkannya dengan air, kemudian alkohol dan terakhir aseton. Cara lain
adalah dengan membersihkan dengan air dan biarkan kering satu malam
deterjen.
15
2.12 Kerangka Pikir
Suspek TB Paru
Bakteri Mycobacterium
n tuberculosis
Metode
Westergren
Hasil
16
2.13 Kerangka Konsep
Pemeriksaaan Laboratorium
Keterangan :
17
BAB III
METODE PENELITIAN
merupakan salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran
yaitu penelitian yang dicirikan dengan lebih menekankan pada informasi yang
dinyatakan dalam suatu bentuk angka atau bilangan numerik dimana angka
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan 1 Mei 2020 – 31 Mei
2020.
18
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu orang yang
2. Sampel
diukur dan mewakili populasi. Sampel pada penelitian ini adalah pasien
1) Kriteria Inklusi
baik.
19
2) Kriteria Eksklusi
3. Besar Sampel
diperoleh yaitu :
Rumus :
Z2 P (1-P)
n = ------------------------------
d2
20
Keterangan :
1) N = Jumlah sampel
Purposive Sampling yaitu dimana sampel penelitian di pilih sesuai dengan kriteria
Purposive
sampling
21
Pengumpulan data dengan cara melakukan pengumpulan darah vena
dengan melakukan pemeriksaan LED dengan metode Westergren dan
membagikan quisioner.
berikut :
1. Tabung EDTA
2. Rak Tabung
3. Torniquit
4. Disposible 3 ml
5. Pipet Westergren
22
6. Rak Westergren
7. Ballpipet
sebagai berikut :
2. Kapas kering
3. Darah vena
4. Antikoagulan EDTA
a. Pra Analitik
dengan perbandingan 4 : 1
23
b. Analitik
c. Pasca Analitik
1. Editing Data
Pada tahap ini peneliti mengkaji dan meneliti kembali data yang diperoleh
24
2. Coding Data
Pada tahap ini peneliti melakukan pemberian kode yang berupa angka-
3. Entry Data
Pada tahap ini peneliti memasukkan data berupa angka - angka yang
diberi kode dan akan diteliti dalam melakukan analisa data sehingga data yang
4. Cleaning Data
data – data yang tidak penting atau terlibat dalam menganalisa data sehingga
5. Tabulating Data
6. Describing Data
25
3.8 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisi data dengan aplikasi Microsoft Exel yang
analisis statistika (Sugiono, 2012). Analisis data dalam penelitian ini adalah
memahami apa yang disajikan (Sugiyono, 2012). Penyajian data dalam penelitian
ini menggunakan tabel dan disertai narasi, agar data lebih cepat di mengerti dan
dalam membuat proses pengambilan dan kesimpulan lebih tepat, cepat dan akurat.
26
DAFTAR PUSTAKA
Widiastutik. F. D. S., Heru Purwita. 2018. Comparative Mean Value Of Led With
Westergreen Methode Using Edta Blood And Nacl 0,85% With
27
Comparative Dilution 4 : 0,5 And 4 : 1 On The Tb Lung Patient.
Jurnal Bioscience Volume 2 Number 1, pp.29-3.
28