PENCEGAHAN TETANUS
Sisy Rizkia Putri
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Jl. Prof. DR. Ir. Sumatri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng,
Kec. Rajabasa, Kota Bandarlampung, Lampung, Indonesia 35145
sisyrizkia@gmail.com (+6287798055544)
ABSTRAK
Tetanus merupakan penyakit bersifat akut yang ditandai dengan kekakuan otot dan spasme,
akibat toksin yang dihasilkan Clostiridium Tetani mengakibatkan nyeri biasanya pada rahang
bawah dan leher. Metode yang dilakukan dalam penulisan ini adalah studi review. Tujuan
penulis melakukan studi literatur ini adalah menyajikan, menambah pengetahuan tentang
pencegahan terhadap tetanus. Sumber utama yang digunakan merupakan buku-buku serta
artikel-artikel yang berasal dari literature searching di PubMed, google scholar, ataupun yang
lainnya. Pencarian artikel digunakan dengan kata kunci seperti tetanus, pencegahan, faktor
risiko, gejala klinis, vaksin. Artikel disaring dengan ketentuan pencarian dari tahun 2010-2020
dan menghasilkan 1100 artikel yang kemudian di pilih 30 artikel. Analisis dengan meggunakan
metose systematic studi literature digunakan untuk pengumpulan dan evaluasi pada fokus
pembelajaran yang dituju. Hasil studi literatur ini menunjukkan bahwa pencegahan dapat
dilakukan dengan vaksin tetanus. Penemuan vaksin ini dapat menekan angka kejadian.
Penanganan luka yang baik juga dapat menjadi cara ampuh dalam pencegahan penyakit tetanus.
PREVENTION OF TETANUS
ABSTRACT
Tetanus is an acute disease characterized by muscle stiffness and spasm, due to the toxin
produced by Clostiridium Tetani causing pain, usually in the lower jaw and neck. The method
used in this writing is a review study. The purpose of the authors in conducting this literature
study is to present, increase knowledge about prevention of tetanus. The main sources used are
books and articles from literature searching on PubMed, google scholar, or others. Article
searches are used with keywords such as tetanus, prevention, risk factors, clinical symptoms,
vaccines. Articles were filtered with search terms from 2010-2020 and produced 1100 articles
which were then selected 30 articles. Analysis using systematic study literature method is used
for collection and evaluation of the intended learning focus. The results of this literature study
indicate that prevention can be done with the tetanus vaccine. The discovery of this vaccine can
reduce the incidence rate. Good wound handling can also be a powerful way to prevent tetanus.
443
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 443 – 450
Global Health Science Group
444
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 443 – 450
Global Health Science Group
445
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 443 – 450
Global Health Science Group
yang dihasilkan akan berikatan dengan leher. Infeksi telinga juga dapat menjadi
sistem nervus sentral dan menganggu penyebab dari jenis tetanus ini. Tetanus
sistem nya, termasuk motorik perifer, jenis ini memiliki masa inkubasi tinggi
sumsum tulang belakang, otak dan sehingga prognosisnya lebih buruk dan
system nervus simpatik (CDC, 2015). tingkat yang tinggi pada mortalitasnya
(Iin, 2015).
Masa inkubasi tetanus adalah 3 sampai
21 hari, biasanya 8 hari. Semakin jauh Jenis tetanus yang paling sering
letak luka dari system saraf pusat maka ditemukan adalah tetanus generalis.
akan semakin lama masa inkubasinya. Tetanus jenis ini biasanya ditandakan
Periode inkubasi juga dapat dengan gejala spasme pada otot wajah
mempengaruhi prognosis pasien, atau trismus di awal dan susah menelan,
semakin pendek periode inkubasi maka diikuti kesulitan untuk bernafas, spasme
akan semakin tinggi tingkat otot belakang atau opithotonos serta
kematiannya (CDC, 2015). posture tonik generalis yang tiba-tiba.
Di kasus berat, spasme dari otot
Ada beberapa macam tetanus seperti pernafasan dapat menyebabkan
tetanus generalis, tetanus neonatal, kematian (Boushab, et al, 2018).
tetanus sefalik, dan tetanus lokal.
Tetanus lokal dan tetanus sefalik jarang Pada tetanus neonatal, tetanus jenis ini
ditemukan, sedangkan yang paling dapat dikonfirmasi diagnosanya dengan
banyak ditemukan adalah tetanus ditemukannya bayi yang memiliki
generalis dan tetanus neonatal. Pada kemampuan normal untuk menyusu dan
tetanus lokal ditemukan kekakuan otot menangis di 2 hari pertama kelahiran,
yang persisten di area yang sama lalu diantara hari ke 3 sampai ke 28 bayi
dengan luka. Kekauan ini mungkin tetap tidak bisa menyusu dengan normal dan
ada untuk beberapa minggu hingga menjadi kaku atau memiliki spasme
menghilang perlahan (Deepak, 2018). (Louise, 2019).
Tetanus lokal memilik prognosis baik Vaksin tetanus berasal dari toksin
dengan perawatan yang benar untuk tetanus inaktif atau lebih dikenal dengan
mencegah terjadinya tetanus generalis. vaksin TT (tetanus toksoid). Vaksin ini
Tatalaksana dengan menetralisir toksin telah tersedia di USA sejak tahun 1940-
dengan menggunakan tetanus an dan berhasil menurunkan presentasi
imunglobulin, dan juga penanganan kejadian tetanus sebesar 95%. (Ricardo
luka yang baik diperlukan. Pengobatan da S, et.al. 2018). Pada tahun 1995-
alternatif lainnya yaitu menggunakan 1996 vaksin TT mulai di gunakan
penisilin dengan dosis yang telah sebagai salah satu komponen dari
ditentukan, tapi dapat menyebabkan vaksin DTap dan Tdap yang juga
kemungkinan perburukan spasme mengandung vaksin untuk difteria,
(Louise, 2015). tetanus, pertussis (Cherry, 2010).
Tetanus sefalik merupakan jenis tetanus Terdapat juga tetanus maternal yaitu
yang juga jarang terjadi, ditandai tetanus yang terjadi ketika kehamilan
dengan adanya trismus serta disfungsi ibu usia 6 minggu sebelum akhir
paling sering pada nervus fasialis. kehamilan bisa kelahiran, keguguran
Tetanus ini biasanya disebabkan oleh ataupun aborsi. Terdapat tiga strategi
luka atau infeksi pada regio wajah dan dalam eliminasi dan pencegahan tetanus
446
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 443 – 450
Global Health Science Group
447
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 443 – 450
Global Health Science Group
CDC menuturkan terdapat 4 macam sangat sedikit. Reaksi lokal dan sistemik
vaksin yang digunakan untuk melawan ini akan menghilang seluruhnya pada 4
tetanus yang juga digunakan untuk sampai 28 hari pasca imunisasi (Eddy
melawan penyakit lain yaitu vaksin DT Fadlyana, et.al 2013).
(difteria dan tetanus), vaksin DTap
(difteria, tetanus, dan pertussis), vaksin Pencegahan juga dapat dilakukan
Td (tetanus dan difteria), dan vaksin dengan manajemen luka yang baik.
Tdap (tetanus, difteria dan pertussis) Mengangkat jaringan luka yang
(CDC, 2020). kemungkinan terdapat spora bakteri dan
yang berkondisi baik bagi kuman.
Menurut penelitian vaksin Tdap, Memberhentikan produksi toksin pada
dihasilkan bahwa vaksin ini sangat luka dan sekitarnya juga diperlukan.
aman digunakan. Tetapi seperti vaksin Seseorang dengan luka yang tidak
lain, vaksin Tdap juga dapat bersih ataupun tidak minor dan
menimbulkan efek samping pada memiliki kurang dari 3 dosis tetanus
penggunanya. Efek yang ditimbulkan toksoid atau tidak memiliki riwayat
ringan seperti kemerahan dan pegal imunisasi tetanus harus diberikan TIG
dibagian lengan yang disuntikkan serta Td atau Tdap. Hal ini berguna
vaksin, pusing, dan demam (CDC, sebagai dosis awal agar imunitas lebih
2019). prima menghadiapi toksin tetanus. TIG
juga dapat memberikan imunitas
Vaksin DTaP dengan 4 dosis diberikan sementara dengan menyajikan
pada anak usia 2, 4, 6, dan 15-18 bulan. antitoksin langsung setalah diberikan
Imunisasi pertama, kedua, dan ketiga (CDC, 2015).
harus terpisah jaraknya minimal 4
minggu. Jarak antara imunisasi ketiga SIMPULAN
dan keempat diberikan dengan jarak 6 Tetanus merupakan penyakit yang dapat
bulan dan tidak boleh diberikan pada dicegah. Pencegahan tetanus dapat
usia kurang dari 12 bulan. (CDC, 2015). dilakukan dengan pemberian imunisasi
Untuk anak usia diatas 7 tahun sesuai jadwal, dan booster untuk efek
diberikan vaksi Td/Tdap. Sedangkan imunitas yang lebih panjang terhadap
vaksin booster dapat diberikan setiap 10 toksin tetanus. Imunisasi tetanus pada
tahun sekali (Hartono G, 2017). Vaksin bayi dan anak diperlukan untuk
tetanus juga diberikan pada ibu hamil meningkatakan imunitas. Imunisasi
yaitu vaksin TDaP sebanyak 1 kali saat tetanus juga diberikan pada ibu hamil
usia 27-36 minggu. Jika ibu hamil untuk menghindari tetanus pada bayi
belum mendapat vaksin tetanus setelah dilahirkan. Penanganan luka
melahirkan, maka vaksin tetanus ini yang baik juga dapat menjadi salah satu
diberikan ketika ibu selesai melahirkan cara pencegahan tetanus. Pencegahan
langsung diberikan. tetanus juga dapat dilakukan oleh ibu
hamil dengan melakukan persalinan di
Hasil penelitian Eddy (2013) pelayanan kesehatan terlatih dan
didapatkan reaksi lokal seperti nyeri terjamin kebersihannya.
tempat suntikan dan kemerehan pasca
30 menit disuntik. Reaksi lokal ini DAFTAR PUSTAKA
dikelompokan menjadi reaksi ringan. Alifil W, Alshahran M, Abdulbaser M,
Pemantauan pada 30 menit sampai 72 El Fakarany NB. (2015). Severe
jam pertama didapatkan demam yang Generalized Tetanus: A Case
448
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 443 – 450
Global Health Science Group
449
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 443 – 450
Global Health Science Group
450