OLEH:
POPO SANDY ANSHORI
NIM 015.22.20.687
BAB 1
PENDAHULUAN
disebabkan oleh gram positif bakteri Clostiridium Tetani yang ditemukan di tanah
hewan peliharaan seperti kuda dan ayam serta dijumpai pada tinja manusia
(Clarissa Tertia & Ayu Putri Ariaani, 2019). Penyakit ini dapat menyerang semua
golongan umur mulai bayi, anak, dewasa maupun orang tua. Clostiriduium Tetani
dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka tusukan, luka bakar, gigitan serangga
atau binatang yang dapat menyebabkan kejang otot dan kekakuan sendi. Masa
inkubasi dari tetanus sendiri umumnya sekitar 3 hari atau 24 hari,namun bisa lebih
mengalami kontraksi otot yang tidak terkendalikan (lockjow) dan risus sardinikus.
merupakan salah satu negara dari 13 negara yang belum berhasil menangani
tetanus maternal dan neoatal WHO memperkirakan bayi baru lahir meninggal
akibat tetanus berkisar 30.484. Pada negara berkembang, kasus kematian tetanus
sebagian besar terjadi pada neonatus. Diperkirakan tetanus sebanyak 64.121 iwa
sedangkan pada neonatus sebesar 248.000 kematian per tahun 2018. Menurut data
3
factor resiko 16 kasus terjadi pada ibu hamil yang tidak dilakukan imunisasi.
Hasil data dari Dr. Soeroto Ngawi menyatakan pada tahun 2020 warga yang
terkena tetanus terdapat 20 kasus yang terjadi pada dewasa hingga orang tuaumur
dapat ditemukan dalam tanah, debu ,feses binatang maupun manusia, Bakteri ini
masuk kedalam tubuh melalui luka tusuk atau luka sayetan, tetapi dapat masuk ke
dalam tubuh lewat luka luka yang lain seperti luka garuk, luka bakar, gigitan
binatang maupun sengatan serangga dalam, bakteri tetanus akan berkembang biak
syaraf). Tetanospasmin sendiri bersifat toksik terhadap sel saraf dan jika sampai
kesusunan saraf pusat dan terikat oleh sel saraf. Sedangkan tetanosilin berfungsi
sebagai untuk menghancurkan sel darah merah, tetapi tidak menimbulkan virus
bakteri(Rhinesmith & Fu, 2018). Toksin tetanus masuk dan menyebar ke system
kejang yang dapat mempengaruhi otot – otot kehilangan kodinasi yang akan
keperawatan intoleransi aktivitas. Kekauan otot juga menimbulkan rasa nyeri akut
(Ezzati ,2020)
Ada beberapa upaya yang ditentukan oleh perawat, upaya terpenting yang
bisa dilakukan adalah upaya promotif dan preventif. Upaya promotifnya diberikan
Imunisasi yang diberikan seperti DPT pada anak, TT pada wanita subur.
Pemberian ATS (Anti Tetanus Serum ) setelah adanya luka. Luka kotor dan
sebaiknya dibersihkan dengan benar dan dieri disenfeksi (Raymond Surya, 2018).
pasien lain, perawatan yang sunyi, cahaya, suara pelan, pembersihan luka.
Menjaga jalan nafas tetap paten dengan memberikan oksigen. Perawat dapat
memberikan diet tinggi kalori dan protein. Bila ada trismus, makan dan minum
mobilisasi dapat dilakukan pada tahap pemulihan ROM (range of motion) aktif
5
maupun pasif dan dapat dilakukan juga dengan perawatan luka yang diduga
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis
Ngawi?”
dr.Soeroto Ngawi
manfaatt:
1. Bagi akademis
BAB 2
TINJAUN PUSTAKA
Dalam bab ini akan diuraikan secara teoritas mengenai anatomi fisiologi,
konsep peyakit dan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa tetanus.
Konsep yang akan diuraikan definisi, anatomi fisiologi, etiologi, tanda dan gejala,
medis, komplikasi, konsep dasar manusia dan cara penanganan secara medis.
clostridium tetani yang dapat mengalami kejang dan kekakuan otot diseluruh
efektor motorik (otot dan kelenjer). Saraf tepi terdiri atas ribuan saraf yang
saraf parifer terdiri dari 12 pasang sarf kranial (keluar dari tempat yang
berbeda - beda dari dalam otak) dan 31 pasang saraf spinal (merupakan
persatuan kelompok serabut dari dua akar spinal). Akar dorsal membawa
serabut sensorik akal ventral, dan membawa serabut motorik (somatic dan oto
nom)
1. Saraf kranial
Menurut Syamsir & Keith (2013) Fungsi Nervus Kranial dibagi menjadi
sebagai berikut
(penglihatan)
laternal
10
kalenjar air mata, sisi hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta
kepala
lateral
Sifatnya sensoris, terdiri dari atas saraf vestibular dan koklear. Fungsi
pendengaran
11
2. Saraf kranial
sensori, dan otonom. Terdapat 31 pasang saraf spinal yang keluar dari
vertebra yang berhubungan dengan saraf ini yaitu 8 pasang saraf vertikal,
12 pasang saraf torakal, 5 pasang saraf lumbal, 5 pasang saraf sacral dan 1
lenganm dan bahu. Saraf spinal torakal mengurus badan, lumbal mengurus