Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH IMUNISASI TT CATEN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang…………………………………………………………. 4
B. Rumusan masalah……………………………………………………... 7
C. Tujuan ………………………………………………………………… 7
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian tetanus……………………………………………………. 9
B. Pengertian toksoid…………………………………………………… 11
C. Pengertian tetanus toksoid………………………………………….... 11
D. Pengertian imunisasi tetanus toksoid……………………………….... 12
E. Manfaat imunisasi tetanus toksoid…………………………………… 14
F. Pelaksanaan imunisasi tetanus toksoid bagi calon pengantin………… 15
G. Kartu tes suntik imunisasi tetanus……………………………………. 17
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data subjektif…………………………………………………………. 18
B. Data objektif………………………………………………………….. 20
C. Assagment…………………………………………………………….. 21
D. Planning……………………………………………………………….. 21
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan di Indonesia masih menunjukkan keadaan

yang kurang. Hal ini dibuktikan dengan tingginya Angka Kematian

Ibu (AKI) maupun Angka Kematian Bayi (AKB). Sebagaimana yang

disebutkan oleh World Health Organization (WHO) bahwa AKI

masih sangat tinggi. Sekitar

295.000 wanita hamil maupun bersalin meninggal pada tahun 2017

(WHO, 2017).

Jumlah kematian ibu menurut profil kesehatan Indonesia tahun

2018- 2019 ialah dari angka 4.226 menjadi 4.221 kematian ibu. Dari

hasil laporan tahun 2019 yang mengakibatkan kematian pada ibu

paling banyak ialah perdarahan yaitu 1.280 kasus, tekanan darah

tinggi dalam kehamilan sebesar

1.066 kasus, dan infeksi yaitu 207 kasus laporan per provinsi.

Meskipun mengalami penurunan, namun hal tersebut masih jauh dari

target. Jika dibanding dengan sebagian negara di ASEAN, AKI di

Indonesia masih cukup besar dimana mayoritas sebanyak 40-60 per

100.000 Kelahiran Hidup (KH). Dari data Survei Demografi dan

2
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dapat dilihat bahwa AKB

sebanyak 24 per 1.000 KH (Profil Kesehatan Indonesia, 2019). Salah

satu yang menyebabkan AKI maupun AKB di Indonesia ialah infeksi

tetanus. Proses persalinan yang tidak steril maupun luka ibu hamil

sebelum melahirkan dapat menyebabkan infeksi yang bisa berujung

pada kematian. Sebagai usaha untuk mengurangi infeksi tetanus, maka

diadakan program imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk Wanita Usia

Subur (WUS) serta ibu hamil (Profil Kesehatan Indonesia, 2019).

Untuk meningkatkan cakupan imunisasi TT dan menjalankan

program imunisasi Tetanus Toxoid kepada wanita yang akan menikah,

Kementrian Kesehatan mengadakan kerjasama dengan Kementerian

Agama. Hal itu dikarenakan sasaran program imunisasi TT ialah

wanita yang umumnya telah terdaftar untuk menikah di KUA. Dalam

program ini, Dinas Kesehatan ataupun KUA setempat, saling

membentuk divisi maupun bagian yang bertanggung jawab dalam

menangani program imunisasi tersebut (Kementrian Kesehatan RI,

2015).

Program yang diwajibkan berdasarkan kerjasama Kemenkes dan

Kementrian Agama ialah pasangan yang hendak menikah wajib

mengikuti tes kesehatan pranikah. Diantara aturan dari pemerintah dan

wajib dipenuhi ialah imunisasi TT. Menikah memerlukan persiapan,

diantara persiapan yang dibutuhkan ialah kesehatan fisik. Diantara

persiapan pada calon pengantin wanita mengenai administrasi ialah

3
surat keterangan bebas Tetanus Toksoid. Surat keterangan yang

diberikan dipergunakan demi melengkapi berkas di KUA (Kementrian

Kesehatan RI, 2015).

4
Surat yang diberikan oleh petugas kesehatan merupakan

peraturan pemerintah mulai tahun 1986. Sekalipun vaksin TT sudah

didapatkan saat kecil, wanita yang akan menikah harus mendapatkan

vaksin TT kembali. Imunisasi TT sangatlah penting, sebab tetanus

dahulu merupakan momok yang cukup besar dimana menyebabkan

kematian bayi di Indonesia (Kementrian Kesehatan RI, 2015).

Calon pengantin merupakan pasangan dua insan yang belum

memiliki ikatan, baik secara agama maupun hukum negara dimana

keduanya dalam proses ke arah pernikahan. Calon pengantin wajib

melakukan pemenuhan syarat yang diperlukan untuk keperluan

pernikahan (Ernawati, 2012).

Vaksin tetanus adalah toksin kuman tetanus yang sudah

dilemahkan serta dimurnikan (Anggrita, 2015). Imunisasi TT bagi

calon pengantin wanita bertujuan untuk memberikan kekebalan

kepada calon ibu, agar apabila saat pemotongan tali pusat pada bayi

yang terkontaminasi basil tetanus, akan terhindar dari tetanus

neonatorum (Wiradharma, 2012).

Pada perempuan yang menikah, vaksinasi tetanus bermanfaat

untuk menambah kekebalan tubuh terhadap infeksi tetanus. Kekebalan

tersebut nantinya akan diwariskan kepada bayi, sehingga bayi dapat

terlindungi dari infeksi tetanus tatkala persalinan. Vaksin TT sangat

penting untuk dilakukan, sebab vaksin ini juga berfungsi sebagai

perlindungan dari infeksi tetanus tatkala kali pertama melakukan

5
hubungan suami istri (Budiman, 2014).

Di Indonesia, secara umum cakupan imunisasi TT mulai dari

TT1 hingga TT5 pada WUS pada 2019 belum tergolong cukup, yakni

tidak lebih dari 10% dari jumlah WUS. Untuk cakupan TT5 yaitu

sebanyak 8,02% dimana tertinggi berada di Provinsi Jawa Timur

yakni sebanyak 51,61%. Adapun yang terendah ialah Sumatera Utara

sebanyak 0,002% (Profil Kesehatan Indonesia, 2019).

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah pengetahuan calon pengantin wanita tentang

imunisasi Tetanus Toksoid ?

b. Bagaimana Manfaat Suntik Imunisasi Tetanus Toxoid Bagi

Calon Pengantin?

c. Bagaimana Pelaksanaan Suntik Imunisasi Tetanus Toxoid

Bagi Calon Pengantinan

C. Tujuan

1. Tujuan khusus

Untuk memenuhi tugas praktek asuhan kebidanan pranikah dan


prakonsepsi

2. Tujuan umum

a. Untuk mengetahui pengetahuan calon pengantin wanita

tentang imunisasi TT

b. Untuk mengetahui Manfaat Dari Suntik

Imunisasi Tetanus Toxoid Bagi Calon

6
Pengantin

c. Untuk mengetahui Pelaksanaan Suntik Imunisasi Tetanus Toxoid Bagi

Calon pengantin

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TETANUS

Kata tetanus diambil dari Bahasa Yunani, yaitu tetanos dari teinein

yang berarti memegang. Penyakit ini adalah penyakit infeksi yang

terjadi ketika spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan

trismus (lockja), spasme otot umum, melengkungnya punggung

(opistotonus), spasme glotal, kejang, dan paralisis pernapasan. Tetanus

yang juga dikenal lokjaw merupakan penyakit yang disebabkan oleh

tetanospasmin, sejenis neurotoksin. yang diproduksi oleh Clostridium

tetani) yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan

otot menjadi kaku. Tetanus adalah penyakit sistem saraf yang

disebabkan oleh tetanospasin ( neurotoksin yang dihasilkan oleh

Clostridium tetani).

Tetanus adalah penyakit yang dapat terjadi pada bayi baru lahir

(tetanus neonatorum) maupun pada anak atau orang dewasa. Kuman

tetanus banyak terdapat dalam usus kuda. Pada bayi baru lahir infeksi

tetanus terjadi melalui tali pusar yang dipotong dengan alat yang

tidak bersih (tidak steril) atau pusar yang dibubuhi obat

tradisional/bahan ramuan yang tercemar kuman tetanus. Pada anak

dan orang dewasa infeksi tetanus terjadi melalui luka tusuk yang

dalam atau yang kotor.

8
Penyakit tetanus (mulut terkunci) merupakan penyakit unfeki

yang ditimbulkan oleh kuman yang disebut klostridium tetani.

Kuman ini hanya bisa berkembang jika lingkungan yang menjadi

tempat hidupnya tidak mengandung zat asam. Kuman itu juga

biasanya ditemukan dalam tanah, debu, usus dan tinja manusia atau

binatang. Klostridium tetanus ini mudah sekali asuk tubuh lewat luka

tusuk atau luka sayat yang dalam, tetapi dapat masuk tubuh lewat

luka-luka yang lain umpamanya luka garuk, luka bakar, gigitan

binatang ataupun sengatan serangga. Penyakit tetanus yang bermasa

tunas 3-21 hari seringkali mengakibatkan kematian.

Gejala nya adalah mulut tidak dapat dibuka sehingga penderita

sukar minum/makan, tubuh kaku dan kejang-kejang, tetapi anak yang

menderita tetanus tetap sadar. Bahaya lebih lanjut penyakit ini adalah

terjadinya radang paru-paru, kerusakan tulang belakang atau kejang-

kejang sehingga terjadi kesukaran bernapas yang dapat menyebabkan

kematian. Sehingga besar bayi baru lahir yang menderita tetanus

berakhir dengan kematian. Cara mencegah penyakit tetanus adalah

imunisasi dengan vaksin TT (tetanus toxoid) pada ibu hamil,

imunisasi pada bayi dan imunisasi dengan vaksin DT (difteri,

tetanus) pada anak. Selain dari pada itu dapat dilakukan dengan cara

menolong persalinan yang bersih menjaga kebersihan pusar bayi

maupun kebersihan setiap luka yang lain.

9
B. PENGERTIAN TOXOID

Toxoid adalah sebuah toksin bakteri yang dimodifikasi agar tidak

beracun (umumnya dengan formal dehida), tetapi tetap memiliki

kemampuan untuk merangsang pembentukan antitoksin (antibodi)

sehingga menghasilkan kekebalan aktif. Contohnya termasuk toxoid

botulinum, tetanus, dan difteri.

C. PENGERTIAN TETANUS TOXOID

Imunisasi Tetanus Toxoid adalah proses untuk membangun

kekebalan tubuh sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.

Vaksin TT adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang

telah dilemahkan kemudian dimurnikan. Imunisasi Tetanus Toxoid

ialah imunisasi untuk mencegah penyakit tetanus. Imunisasi TT Pada

ibu Hamil dalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kekebalan

pada ibu hamil terhadap infeksi tetanus yaitu dengan menyuntikan

vaksin tetanus toxoid.

Imunisasi Tetanus Toxoid memberikan kekebalan aktiv terhadap

penyakit tetanus ATS (Anti Tetanus Serum). Vaksinasi Tetanus

Toxoid juga salah satu syarat yang harus di penuhi saat mengurus

surat-surat menikah di KUA (Kantor Urusan Agama). Kepada calon

pengantin wanita Imunisasi Tetanus Toxoid diberikan sebanyak 2x

dengan interval 4 minggu. Imunisasi Tetanus Toxoid diberikan

10
kepada calon pengantin wanita dengan tujuan untuk melindungi bayi

yang akan dilahirkan dari penyakit Tetanus Neonetorum. Vaksin ini

disuntik pada otot paha atau lengan dengan dosis 0,5mL. Efek

samping pada Imunisasi Tetanus Toxoid adalah reaksi lokak pada

tempat penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan, dan

rasa nyeri. Imunisasi Tetanus Toxoid adalah proses untuk

membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi

tetanus. Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah

dilemahkan dan kemudian dimurnikan ibu hamil adalah ibu yang

mengandung mulai trimester I s/d trimester III.

D. PENGERTIAN IMUNISASI TETANUS TOXOID (TT)

Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif untuk

mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang

dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan

sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan

dan memutus mata rantai penularan.1 Imunisasi Tetanus Toksoid

adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya

pencegahan terhadap infeksi tetanus.

Imunisasi TT merupakan aturan resmi yang ditetapkan

pemerintah bahkan sejak tahun 1986. Di tahun 1980-an, tetanus

menduduki peringkat teratas sebagai penyebab kematian bayi berusia

di bawah satu bulan. Meskipun kini kasus serupa itu sudah menurun,

ancamannya masih ada, sehingga perlu diwaspadai.

11
Berdasarkan Instruksi Bersama Direktur Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dan Urusan Haji Departemen Agama dan Direktur

Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan. Pemukiman Departemen Kesehatan No : 02 Tahun 1989

Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid Calon Pengantin menginstruksikan

kepada : Semua kepala kantor wilayah Departemen Agama dan kepala

kantor wilayah Departemen Kesehatan di seluruh Indonesia untuk:

1. Memerintahkan kepada seluruh jajaran di bawahnya

melaksanakan bimbingan dan pelayanan Imunisasi TT Calon

Pengantin sesuai dengan pedoman pelaksanaan.

2. Memantau pelaksanaan bimbingan dan pelayanan Imunisasi

TT Calon Pengantin di daerah masing-masing.

3. Melaporkan secara berkala hasil pelaksanaan instruksi ini

kepada Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji dan Dirjen PPM

& PLP sesuai tugas masing-masing.

Peraturan tersebut menjadi dasar atau landasan sebagai salah

satu syarat administrasi pernikahan yang ditetapkan KUA terhadap

pasangan yang akan menikah, yaitu kewajiban untuk melaksanakan

imunisasi TT dengan menunjukkan surat/kartu bukti immunisasi TT1

bagi calon pengantin perempuan dari rumah sakit atau puskesmas

terdekat.

Imunisasi TT diberikan kepada mereka yang masuk dalam kategori

Wanita Usia Subur (WUS) yaitu wanita berusia 15-39 tahun,

12
termasuk ibu hamil (bumil) dan calon pengantin (catin). Waktu yang

tepat untuk mendapatkan vaksin TT sekitar dua hingga enam bulan

sebelum pernikahan. Ini diperlukan agar tubuh memiliki waktu untuk

membentuk antibodi.5

Imunisasi TT diberikan tidak hanya satu kali. Guna

mendapatkan perlindungan yang maksimal, imunisasi dilakukan

sebanyak 5 kali dengan rentang jarak waktu tertentu. Berikut dapat

dilihat waktu pemberian imunisasi TT.

Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Wanita Usia Subur (WUS)

STATUS INTERVAL MINIMAL


MASA PERLINDUNGAN
IMUNISASI PEMBERIAN
T1 - -
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 lebih dari 25 tahun

E. MANFAAT IMUNISASI TETANUS TOXOID (TT)

Imunisasi Tetanus Toksoid mempunyai beberapa manfaat antara


lain:7

1. Melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum.


Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
bayi berusia kurang 1 bulan yang disebabkan oleh clostridium
tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan
menyerang sistem saraf pusat.

2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus saat terluka


dalam proses persalinan.

13
3. Untuk mencegah timbulnya tetanus pada luka yang dapat
terjadi pada vagina mempelai wanita yang diakibatkan
hubungan seksual pertama.
4. Mengetahui lebih awal berbagai kendala dan kesulitan medis
yang mungkin terjadi untuk mengambil tindakan antisipasi
yang semestinya sedini mungkin.
5. Mencegah terjadinya toksoplasma pada ibu hamil.
6. Mencegah penularan kuman tetanus ke janin melalui
pemotongan tali pusar.
Manfaat-manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari
program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan
tetanus neonatorum.

F. PELAKSANAAN SUNTIK IMUNISASI TETANUS TOXOID


BAGI CALON PENGANTIN

Jadwal pemberian imunisasi tetanus toxoid pada wanita usia subur


Jenis Pemberian Interval Persentase Masa Dosis
Imunisasi Imunisasi pemberian proteksi Perlindungan
minimal
Imunisasi TT1 -- -- Tidak ada 0,5
Tetanus cc
Toxoid TT2 4 minggu 80 % 3 tahun 0,5
Wanita setelah TT1 cc
Usia
Subur TT3 6 bulan 95 % 5 tahun 0,5
(WUS) setelah TT2 cc

TT4 1 tahun 99 % 10 tahun 0,5


setelah TT3 cc

TT5 1 tahn 99 % Seumur hidup 0,5


setelah TT4 atau selama cc
usia subur/ (25
tahun)

Setiap perempuan yang akan (dan setelah) menikah perlu mendapatkan vaksin

14
TT ini sebanyak (total) 5 kali. Namun semua itu dilakukan secara bertahap.

Jadwalnya biasanya dimulai sebulan sebelum menikah hingga sekitar 2 tahun sesudah

itu. Berikut jadwal suntik Imunisasi Tetanus Toxoid.

berdasarkan kemenkes RI:

1. TT 1 - tidak harus sebulan, namun usahakan 2 minggu

sebelum menikah agar ada waktu bagi tubuh untuk

membentuk antibodi.

2. TT 2 - sebulan setelah TT 1 (efektif melindungi hingga 3

tahun ke depan).

3. TT 3 - 6 bulan sesudah TT 2 (efektif melindungi

sampai5 tahun berikutny).

4. TT 4 - 12 bulan pasca TT 3 (lama perlindungannya 10

tahun).

5. TT 5 - 12 bulan setelah TT 4 (mampu melindungi hingga

25 tahun).

Dari jadwal di atas, maka kita bisa melihat juga

keefektifan perlindungan jika kita melakukan sekian kali

suntikan. Jadwal pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid

pada calon pengantin wanita adalah jumlah vaksinasi 2

kali, interval waktu pemberian minimal 4 minggu,

15
sasaran sebelum akad nikah (waktu melapor atau waktu

menerima nasehat perkawinan).

G. KARTU TES SUNTIK IMUNISASI TETANUS

TOKSOID UNTUK CALON PENGANTIN

16
BAB III

TINJAUN KASUS

Tanggal pengkajian : Sabtu 13 November 2021


Jam : 09.00 WIB
Nama mahasiswa : Enti Elisa
NPM : 210502.128.047
Tempat Pengkajian : Klinik Tiara cibinong.

A. Subjektif

1. Identitas.
Nama : Ny N.
Umur : 25 th.
Agama : Islam.
Suku : Jawa.
Pendidikan : SMA.
Pekerjaan : Tidak bekerja.
Alamat : cipayung rt 1 rw 6 kel tengah, Cibinong Bogor
2. Alasan datang
Klien datang inggin suntik TT CATEN
3. Keluhan utama
Tidak ada.
4. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lama haid : 10 hari

17
d. Banyaknya : ganti pembalut 2 kali/ hari
e. Dismenorhe : tidak ada
f. HPHT : 7 November 2021
g. Fluor Albus : Kadang – kadang bening sebelum dan sesudah
menstruasi, tidak gatal, tidak berbau.

5. Penyuluhan yang pernah didapat


Klien dan pasangan belum pernah mendapat penyuluhan Kesehatan
reproduksi dan perencanaan kehamilan.

6. Riwayat Kesehatan

Catin Wanita : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit


jantung , hipertensi ,asma, DM, ginjal, batuk lama (Difteri atau TBC),
belum pernah melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
Status TT belum pernah.

7. Riwayat Kesehatan Keluarga

Catin wanita : Almarhum ayah menderita hipertensi dan DM.

Tidak ada keluarga yang pernah atau sedang menderita


jantung,asma,alergi,ginjal,hemophilia,thalassemia,cacat
bawaan,hepatitis dan TBC.
8. Pola Kebiassan yang mempengaruhi Kesehatan.
Catin wanita : Tidak ada
9. Pola Fungsional Kesehatan
1. Nutrisi

Catin Wanita : Makan 3 kali sehari dengan porsi kecil,menu gizi


kurang seimbang,jarang mengkonsumsi buah dan sayur dan klien
lebih sering mengkonsumsi makanan siap saja. Minum air putih

18
sehari 8 – 9 gelas sehari, suka mengkonsumsi minuman berwarna
seperti es teh dan kopi.

2. Eliminasi

Catin wanita : BAB 1 hari sekali,kadang keras,warna kuning


khas , tidak ada keluhan sakit saat BAB . BAK 4 kali sehari , tidak
nyeri saat berkemih.

3. Istirahat
Jarang tidur siang dan dan pada malam hari tidur 7 – 8 jam .
4. Aktifitas
Bekerja dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
5. Higiene
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti celana dalam 2 –
3 kali sehari atau setiap kali basah .Setelah BAB atau BAK di
keringkan dengan tisu.
6. Riwayat pernikahan
Pasangan akan menikah 29 November 2021
Catin wanita : Pernikahan yang pertama
7. Riwayat Psikososial
Kedua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua calon pengantin
mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah dan tidak
menunda kehamilan setelah menikah, bahkan ingin segera
memiliki anak
B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Catin Wanita
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : CM
c. Antropometri :

19
BB : 50 kg
TB : 150 cm
LILA : 23 cm

d. Tanda – tanda Vital


TD : 120/70 mmHg
N : 84 x/ menit
RR : 22 x/ menit
S : 36 ⁰C
2. Pemeriksaan fisik
1) Catin Wanita
a. Bentuk tubuh : Normal
b. Wajah : Wajah tampak pucat, tidak ada kelaian yang
berkenaan dengan genetic seperti down sindrom.
c. Mata : Konjungtiva tidak anemis , Sklera tidak
ikterik
d. Hidung : Bersih tidak ada secret
e. Telinga : Bersih tidak ada serumen
f. Mulut : Bibir tidak pucat ,lembab dan tidak kering
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
h. Dada : Tidak dilakukan
i. Abdomen : Tidak dilakukan
j. Anogenital : Tidak dilakukan
2) Pemeriksaa Penunjang : tidak dilakukan pemeriksaan
C. Assagment
Ny. N 23th dengan kebutuhan imunisasi TT catin 1
D. Planning

a. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan, ibu mengerti.


b. Inform Concent, ibu mau menandatangani surat persetujuan
dinlakukan suntik TT

20
c. .Menjelaskan manfaat vaksin TT bagi caten dan anak yg
dilahirkannya, ibu mengerti.
d. Menyiapkan alat-alat suntikan serta vaksin,Memasang Tirai untuk
menjaga privasi klien.
e. Memberikan posisi nyaman ( duduk),Cuci tangan,Memakai sarung
tangan
f. Memberikan suntikan imunisasi TT 0,5 cc.secara IM,memberitahukan
ibu penyuntikan telah selesai dilakukan.
g. Menganjurkan kompres ditempat penyuntikan bila terdapat keluhan.
h. Menganjurkan untuk melakukan vaksinasi ulang setelah jadwal
ditentukan.
i. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga protocol Kesehatan dengan 3
M, makan dengan gizi seimbang,istirahat cukup.
j. Memberikan dukungan agar semangat dan acaranya lancar.
k. Meminta klien untuk mengulangi penjelasan yang telah disampaikan
agar paham dan mengerti.Ibu paham dan mengerti.
l. Menganjurkan ibu jika ada keluhan cepat datang ke Faskes terdekat.
m. Membereskan alat, Cuci tangan dan Dokumentasikan.

21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka apat di ambil suatu kesimpulan sebagai


berikut:
1. Manfaat suntik Imunisasi Tetanus Toxoid bagi calon pengantin adalah
untuk mencegah timbulnya tetanus pada luka yang dapat terjadi pada
vagina mempelai wanita akibat hubungan seksual pertama. Mengetahui
lebih awal berbagai kendala dan kesulitan medis yang mungkin terjadi
untuk mengambil tindakan antisipasi yang semestinya sedini mungkin.
2. Pelaksanaan suntik Imunisasi Tetanus Toxoid bagi calon pengantin adalah
setiap perempuan yang akan (dan setelah) menikah perlu mendapatkan
vaksin TT ini sebanyak (total) 5 kali. Namun semua itu dilakukan secara
bertahap. Jadwalnya biasanya dimulai sebulan sebelum menikah hingga
sekitar 2 tahun sesudah itu. Jadwal pemberian Imunisasi
3. Tetanus Toxoid pada calon pengantim wanita adalah jumlah vaksinasi 2
kali, interval waktu pemberian minimal 4 minggu, sasaran sebelum akad
nikah (waktu melapor atau waktu menerima nasehat perkawinan).

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi masukan dan
menyumbang pemikiran sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
tentang Imunisasi Tetanus Toxoid. Makalah ini dapat menjadi tambahan
ilmu pengetahuan terkait program Imunisasi Tetanus Toxoid bagi calon
pengantin wanita yang masih belum tersosialisikan dengan baik.

22
DAFTAR PUSTAKA

Indrawati, Lilly. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Kejadian Neonatorum di Kotamadya Daerah Tingkat II

Tangerang Tahun 1994-1996, 1996.

Keputusan Menteri Kesehatan RI, No.

1059/Menkes/SKI/IX/2004 tentang

pedoman penyelenggaraan imunisasi, 2004.

Purwanto, Heru. Faktor –faktor yang Berhubungan dengan Status

Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur di Puskesmas

Anyer Kabupaten Serang Tahun 2001, Tesis Program

Pasca Sarjana FKM Universitas Indonesia, 2002.

Sumartini. Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Imunisasi

TT pada Calon Pengantin di Puskesmas Liwa Kabupaten

Lampung Barat Tahun 2004. Tesis Program Pasca Sarjana

Universitas Diponegoro, 2004. Web search:

http://www.fkm.undip.ac.id. Diunduh tanggal 12 desember

2010.

23

Anda mungkin juga menyukai