KEBIDANAN
v Pelayanan Antenatal
Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.walaupun pelayanan
antenatal selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamesa,pemeriksaan
fisik(umum dan kebidanan),pemeriksaan laboratorium atas indikasi,serta
intervensi dasar dan khusus 9sesuai resiko yang ada),namun dalam penerapan
operasionalnya dikenal standar minimal “7T” untuk pelayanan antenatal,yang
terdiri atas:
Timbang berat badan dan
tinggi badan.
Ukur tekanan darah
Ukur tinggi fundus
uteri
Pemberian
imunisasi (Tetanus
Toxoid) lengkap, minimal 2 kali pemberian.
Pemberian tablet besi
minimal 90 tablet selama
kehamilan.
Tes terhadap
penyakit menular
seksual.
Temu wicara dalam
rangka persiapan rujukan.
Untuk menjamin mutu pelayanan ditetapkan frekuensi pelayanan minimal 4
kali,dengan ketentuan sebagai berikut:
Minimal 1 kali
pada triwulan I (1-3
bln)
Minimal 1 kali
pada triwulan II (4-6
bln)
Minimal 2 kali
pada triwulan III (7-6 bln)
Standar waktu pelayanan antenatal tersebut ditentukan untuk menjamin
mutu pelayanan,khususnya dalam memberi kesempatan yang cukup dalam
menangani kasus resiko tinggi yang ditemukan.
v Pertolongan Persalinan
Dalam program KIA dikenal beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan
persalinan kepada masyarakat.jenis tenaga tersebut adalah:
Tenaga
v Pelayanan
Kesehatan
Pada Neonatal.
Dewasa ini 45 % kematian bayi terjadi pada usia kurang dari satu bulan.penyebab
utama dari kematian neonatal adalah tetanus neonatorum,gangguan yang timbul
pada byi berat lahir rendah (BBLR) dan asfiksa.upaya yang dilakukan untuk
mencegah kematian neonatal diutamakan pada pemeliharaan kehamilan sebaik
mungkin,pertolongan persalinan “3 bersih”dan perawatan bayi baru lahir yang
adekuat termasuk perawatan tali pusat yang higienis.
Selain hal diatas,dilakukan pula upaya deteksi dini neonatal resiko tinggi agar
segera dapat diberikan pelayanan yang diperlukan.
Resiko tinggi pada neonatal meliputi:
BBLR (berat lahir <
2500 gram)/
Bayi dengan
tetanus neonatorum.
Bayi baru lahir
dengan asfiksia.
Bayi dengan
ikterus neonatorum (ikterus > 10 hari setelah lahir).
Bayi baru lahir
dengan sepsis.
Bayi lahir dengan
berat > 4000 gram.
Bayi preterm dan
postterm.
Bayi lahir dengan
cacat bawaan sedang.
Bayi lahir dengan
persalianan dengan
tindakan.
v BATASAN DAN
INDIKATOR
PEMANTAUAN
Dalam penerapan PWS-KIA dipakai batasan operasional dan indicator
pemantauan seperti diuraikan berikut ini:
BATASAN
Pelayanan
antenatal
Pelayanan kesehatan oleh
tenaga professional untuk ibu
selama kehamilannya yang
dilaksanakan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan
(7T).
Deteksi
dini
kehamilan
beresiko
Penjaringan bumil resti oleh
nakes,kader,maupun dukun.
Kun
jungan bumil
Kontak bumil dengan tenaga kesehatan sesuai dengan standar
(posyandu,peskesmas,pondok bersalin,kunjungan rumah).
Kun
jungan
KI
Kontak bumil pertama kali
dengan tenaga professional
kesehatan.
Kun
jungan ulang
Kontak bumil dengan nakes.
K4
Kontak bumil dengan
nakes yang
professional yang ke-4
atau lebih sesuai standar
dengan criteria:
· Minima
l 1 kali kontak triwulan I.
· Minimal 1 kali kontak triwulan II.
· Minimal 2 kali kontak triwulan III.
INDIKATOR PEMANTAUAN
Indicator pemantauanprogram KIA yang dipakai untuk PWS-KIA meliputi
indicator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program
KIA.
Ditetapkan 6 indikator dalam PWS-KIA yaitu:
Akses
pelayanan
antenatal
(cakupan I)
Merupakan alat untuk
mengetahui jangkauan
pelayanan antenatal serta
kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat.
Cakupan
ibu hamil
(cakupan K4)
Menggambarkan tingkat
perlindungan ibu hamil
disuatu wilayah serta
menggambarkan kemampuan
manajemen / kelangsungan program KIA.
DENGAN RUMUS :Jumlah kunjungan ibu hamil (cakupan K4) X 100%
-----------------------------------------------------
Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun
Cakupan
persalinan
oleh tenaga
kesehatan
Merupakan alat untuk
memperkirakan proporsi
persalinan yang ditangani
oleh tenaga kesehatan yang menggambarkan kemampuan manajemen program
KIA dalam pertolongan persalinan secara professional.
DENGAN RUMUS: Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan X 100%
------------------------------------------------
Jumlah sasaran persalinan dalam satu tahun
Deteksi
ibu hamil
beresiko oleh
tenaga
kesehatan
Merupakan alat untuk
mengukur besarnya masalah
yang dihadapi oleh program KIA yang harus ditindak lanjuti dan diintervensi
secara intensif.
DENGAN RUMUS: Jumlah ibu hamil beresiko X 100%
-----------------------------------------------
Jumlah sasaran bumil dalam satu tahun
Detaksi
ibu hamil
beresiko oleh
masyarakat.
Merupakan alat untuk
mengukur tingkat
kemampuan dan peran serta
masyarakat dalam melakukan deteksi ibu hamil beresiko di suatu wilayah.
Cakupan
pelayanan
neonatal oleh
tenaga
kesehatan
Untuk mengetahui jangkauan
layanan kesehatan neonatal
serta kemampuan program dalam menggerakan masyarakat melakukan layanan
kesehatan neonatal.
DENGAN RUMUS: Jumlah kunjungan baru bayi usia < 1 bulan yang X 100%
mendapatkan layanan kesehatan oleh nakes
------------------------------------------------------------
Jumlah sasaran bayi dalam satu tahun
B.PENDATAAN SASARAN
Data sasaran PWS-KIA meliputi:
v Jumlah seluruh ibu hamil.
v Jumlah seluruh ibu bersalin.
v Jumlah seluruh bayi berusia kurang dari 1 bulan (neonatal).
Beberapa cara untuk mengetahui 3 sasaran dalam 1 tahun yaitu dengan rumus:
Ø Sasaran bumil:
· CBR (crude birth rate) propinsi x 1,1 x
jumlah penduduk setempat.
· Jika tiadak punya CBR / angka kelahiran
kasar,memakai angka nasional,dengan rumus 3% x
jumlah penduduk setempat.
· Untuk DKI Jakarta dengan rumus : 2,8 % x
jumlah penduduk setempat.
Ø Sasaran ibu bersalin.
· CBR propinsi x 1,05 x jumlah penduduk
setempat.
· Angka nasional dengan rumus :2,8 % x
jumlah penduduk setempat.
· DKI Jakarta :2,67 % x jumlah penduduk
setempat.
Ø Sasaran bayi
· CBR propinsi x jumlah penduduk setempat.
· Angka nasional dengan rumus : 2,7 % x jumlah penduduk
setempat
· DKI Jakarta ; 2,55 % x jumlah penduduk setempat.
C. KOHORT IBU
Kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalinan,serta
keadaan /resiko yang dipunyai ibu .dibawah ini tertera contoh kohort ibu serta
petunjuk pengisiannya:
Petunjuk pengisian;
Diisi nomor urut.( kolom 1)
Diisi nomor indeks dari famili folder SP2TP.(2)
Diisi nama bumil.(3)
Diisi nama suami bumil.(4)
Diisi alamat bumil.(5)
Diisi umur ibu hamilyang sebenarnya dengan angka,misalnya umur 23th
diisikan pda kolom 7.(6-8)
Diisi umur kehamilan pada kunjungan pertama dengan angka misalnya 20
minggu diisikan pada kolom 10.(9-11)
Diisi jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh ibu yang
bersangkutan,misalnya kehamilan ke-4 ,diisikan pada kolom 13 angka 4.(12-14)
Diisi tanda (v) bila jarak kehamilan < 2 tahun atau > 2 tahun.(15=16)
Diisi dengan tanggal ditemukan ibu berat badan < 45 kg pada TM III.(17)
Diisi tanda (v) bila tinggi badan ibu < 145 cm.(18)
Diisi tanggal ditemukanibu hamil dengan Hb <8 gr%.(19)
Diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi; NK= non
kesehatan K=kesehatan.(20-22)
Diisi pengkodean ,sbb:
0 = untuk KI
# = untuk K4
= untuk persalinan
+ = untuk kematian ibu.
F1,F2,F3 = untuk pemberian tablet Fe.
I = untuk pemberin IODIUM.
A = untuk pemberian vitamin A.
T1,T2,TU = untuk pemberian tetanus toxoid.
Diisi tanda (v) sesuai penolong persalinan; TK: tenaga
kesehatan,DT; dukun terlatih,DTT; dukun tidak terlatih,LM; lahir mati,LH;lahir
hadup bila BB, 2500 gram,LH ; bila BB > 2500 gram.(47-52)
Diisi tanda lidi setiap kali melakukan kunjungan,selama
masa nifas (diharapkan dua kali kunjungan).(53)
Diisi tanda lidi setiap klai melakukan kunjungan,selam
perioda pasca nifas sampai 2 tahun (diharapkan minimal 4kali kunjungan selama 1
tahun).(54)
Diisi hal lain yang dianggap penting untuk ibu hamil yang
bersangkutan.(55)
D. KOHORT BAYI
Merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi,termasuk neonatal.petunjuk
pengisian kohort bayi,yaitu:
Diisi nomor urut bayi disesuaikan dengan nomor urut ibu pada register
kohort ibu.(kolom 1)
Diisi nomor indeks family folder SP2TP.(2)
Jelas (3-7)
Diisi angka berat badan bayi waktu lahir dalam gram.(8)
Diisi tanggal pemeriksan neonatal oleh tenaga kesehatan.(9-10)
Diisi ;(11)
A-E1 Apabila sampai dengan umur 1 bulan bayi hanya diberi ASI
saja(ASI eksklusif bulan pertama).
A-E2 apabila sampai umur 2 bulan bayi hanya diberi ASI saja.
A-E3 apabila sampai pada umur 3 bln bayi hanya diberi ASI saja.
A-E4 apabila sampai bulan ke 4 hanya diberi ASI saja.
Diisi tanggal kode berat badan bayi yang ditimbang;N = naik,T= turun,R =
dibawah garis titik-titik (BGT),# = dibawah garis merah (BGM).(12-23)
Diisi tanggal bayi mendapat imunisasi.(24-28)
Diisi tanggal bayi ditumukan meninggal.(29)
Diisi tanda (v) sesuai dengan penyebab kematian bayi tersebut.(30-32)
Diisi diagnosa penyebab kematian bayi selain tetanus,ISPA, diare.(33)
Diisi hal lain yang dianggap penting untuk bayi yang bersangkutan.(34)
DAFTAR PUSTAKA
Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas,
neonatal, bayi dan balita dengan tujuan Untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di rumah
tangga yang teridentinfikasi dari data bidan.
Jenis Register Kohort :
A. Data Sasaran
Jumlah Seluruh ibu hamil
Jumlah seluruh ibu bersalin
Jumlah ibu nifas
Jumlah seluruh bayi
Jumlah seluruh Pasangan Usia Subur (PUS)
B. Data Pelayanan
Jumlah K1 dan K4
Jumlah persalinan yang ditolong oleh Tenaga Kesehatan
Jumlah ibu nifas yang dilayani 3 kali ( KF 3 ) oleh Tenaga
Kesehatan
Jumlah Neonatus yang mendapat pelayanan kesehatan
pada umur 6-48 jam
Jumlah neonatus yang mendapat pelayanan lengkap ( KN
lengkap )
Jumlah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dengan faktor
resiko/komplikasi yang di deteksi oleh Masyarakat
Jumlah Kasus komplikasi obstetri yang ditangani
Jumlah Neonatus dengan komplikasi yangg ditangani
Jumlah bayi 29 hari – 12 bulan yang mendapat pelayanan
kesehatan sedikitnya 4 kali
Jumlah anak balita (12–59 bulan) yang mendapat pelayanan
kesehatan sedikitnya 8 kali
Jumlah anak balita sakit yang mendapat pelayanan
kesehatan sesuai standar
Jumlah peserta KB aktif
PWS KIA
Data Sasaran
Ø Jumlah Seluruh ibu hamil
Ø Jumlah seluruh ibu bersalin
Ø Jumlah ibu nifas
Ø Jumlah seluruh bayi
Ø Jumlah seluruh anak balita
Ø Jumlah seluruh PUS
Data Pelayanan
Ø Jml K1 dan K4
Ø Jml persalinan yang ditolong oleh Nakes
Ø Jml ibu nifas yang dilayani 3 kali ( KF 3 ) oleh Nakes
Ø Jml Neonatus yg mendpt pelayanan kes pd umur 6 – 48 jam
Ø Jml neonatus dpt pelayanan lengkap ( KN lengkap )
Ø Jml Bumil, Bulin, Bufas dg faktor resiko/komplikasi yang di deteksi oleh
Masy
Ø Jml Kasus komplikasi obstetri yg ditangani
Ø Jml Neonatus dg komplikasi yg ditangani
Ø Jml bayi 29 hari – 12 bulan yang mendpt pelayanan kes. sedikitnya 4 kali
Ø Jml anak balita (12–59 bulan) yg mendpt pelayanan kes sedikitnya 8 kali
Ø Jumlah anak balita sakit yang mendpt pelayanan kes. sesuai standar
Ø Jumlah peserta KB aktif
HYPERLINK "http://3.bp.blogspot.com/-
R1qgDiIAGx0/VMjl0pD6S-I/AAAAAAAAAEc/KvXRe-
ykVdA/s1600/photo.php.jpg"
Ø SYAMSINAR .N
Ø FITRAH HIJRIAH. S
Ø DESIANA
Ø HAMIDA
Ø HERLINAWATI
Ø MIRNA
Ø NURHAYATI
Ø NUR HASMAWATI
Ø NUR MUSLIMAH
Ø SRI WAHYUNINGSI
Ø SELVIYANTI . H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang
berjudul “Pemantauan Pelayanan Kebidanan Kohort Ibu Dan Kohort Bayi”
dengan baik. Makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan
partisipasi berbagai pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan
masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Manejemen Pelayanan
Kebidanan ............................................................... 3
C. Pemantauan Pelayanan
Kebidanan .............................................................. 7
A. Kesimpulan .................................................................................................
13
B. Saran ...........................................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen pelayanan kebidanan ?
A. Tujuan
BAB
II PEMBAHASAN
Pada langkah ini dilakukan pengumpulan informasi yang akurat dan lengkap
dari saemua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh
data dilakukan dengan cara:
1. Input
Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan kesehatan
.Unsur masukan yang terpenting adalah tenaga,dana dan sarana . Secara umum di
sebutkan apabila tenaga dan sarana kuantitas dan kualitas.tidak sesuai standar
yang ditetapkan,serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan,maka
sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan.
2. Proses
3. Output
Yaitu yang menunjuk pada penampilan (perfomance) pelayanan kesehatan
Penampilan daat di bedakan atas dua macam .Pertama, penampilan aspek medis
pelayanan kesehatan .Kedua,penampilan aspek non medis pelayanan
kesehatan.Secara umum di sebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai
dengan standar yang telah di tetapkan maka berarti pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan bukan pelayanan kesehatan yang bermutu.
D. PWS KIA
Defenisi dan kegiatan PWS sama dengan defenisi surveilens, menurut WHO
survelens adalah suatu kegiatan sistematis dan berkesinambungan mulai dari
kegiatan mengumpulkan, menganalisis dan menginterprestasikan data yang untuk
selanjutnya dijadikan landasan yang esensial dalam membuat rencana,
implementasi dan evaluasi suatu kebijakan kesehatan masyarak. Oleh karena itu
pelaksanaan survelens oleh kesehatan ibu dan anak adalah dengan melaksanakan
PWS KIA yang diharapkan cakupan pelayanan dapat ditingkatkan dengan
menjangkau seluruh sasaran disuatu wilayah kerja.
Setiap bulan data di kohort di rekap kedalam suatu laporan yang disebut
dengan PWS KIA atau Pemantauan wilayah setempat yaitu alat manajemen
program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah
(puskesmas kecamatan) secara terus menerus agar dapat dilakukan tindak lanjut
yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan pelayanan KIA nya masih
rendah. Adapun program KIA yang dimaksud meliputi :
Pelayanan ibu
hamil.
Pelayanan
ibu
bersalin.
Pelayanan
ibu nifas.
Ibu dengan
komplikasi
kebidanan.
Keluarga berencana.
Bayi baru
lahir.
BBL dengan
komplikasi.
Bayi dan
balita.
Penyajian PWS-
KIA juga dapat dipakai
sebagai alat motivasi
dan komunikasi kepada
sektor terkait, khususnya
Pamong setempat yang berperan dalam pendataan dan penggerakan sasaran agar
mendapatkan pelayanan KIA dan membantu memecahkan masalah nonteknis,
sehingga semua masalah ibu hamil dapat tertangani secara memadai, yang pada
akhimya AKI dan AKB akan turun sesuai harapan. Pendataan Sasaran adalah
pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh komponen yang
merupakan bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena merekalah
yang paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat tersebut.
Sumber daya masyarakat itu adaIah Kader dan dukun bayi serta Tokoh
masyarakat.
Bersama-sama dengan Bidan desa, pendataan ibu hamil, ibu bersalin,
neonatal, bayi dan balita dapat diIakukan. Dengan mendata seluruh ibu hamil
yang ada di suatu komunitas tanpa terIewatkan yang dilakukan oleh kader dan
dukun bayi,
kemudian bidan desa memasukan seluruh data ibu hamil ke dalam kohort yang
telah disediakan di Pusesmas, sehingga data yang ada di desa pun dimiliki
puskesmas.
Dengan puskesmas juga memiliki data dasar, bidan desa dan Puskesmas
dalam hal ini bidan Puskesmas dfan timnya dapat memonitoring dan mengikuti
setiap individu yang ada di daerah tersebut. Dengan Puskesmas memiliki seluru
data ibu hamil dan bidan desa memberikan pemeriksaan seluruh ibu hamil tanpa
melihat apakah ibu hamil tersebut mempunyai faktor resiko atau tidak sehingga
dapat menyelamatkan ibu dan bayi yang dikandung.
Dalam memantau program kesehatan ibu dewasa ini digunakan indikator
cakupan yaitu cakupan layanan Antenatal (KI untuk akses dan K4 untuk
kelengkapan layanan antenatal), cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan
cakupan kunjungan neonatus/nifas. Untuk itu sejak awal 1990 –an telah
digunakan alat pantau berupa Pemantauan Wilaya Setempat – Kesehatan Ibu Dan
Anak (PWS KIA), yang mengikuti program jejak imunisasi. Dengan adannya
PWS KIA data cakupan layanan program kesehatan ibu dapat diperoleh setiap
tahunnya dari semua provensi.
Walau demikian disadari bahwa indikator cakupan tersebut belum cukup memberi
gambaran untuk menilai kemajuan menurunkan AKI. Mengingat bahwa
mengukur AKI sebagai indikator dampak secara berkala dalam waktu kurang dari
5-10 tahum tidak realistis, maka pakar dunia mengajukan pemakaian indicator
outcome. Indikator tersebut :
a. Cakupan penanganan kasus obstetri.
b. Case fatality rate kasus obstetri yang di tangani .
c. Jumlah kematian absolut.
d. Penyebaran fasilitas pelayanan obstetri yang mampu PONEK dan
PONED.
e. Presentase bedah sesar terhadap seluruh persalinan di suatu wilayah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pelayanan kebidanan ,manajemen adalah proses pelaksanaan
pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada
klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak ,kepuasan
pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang
dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-
langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan
dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bias dipecah-pecah
kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi
klien.
Perencanan dalam pelayanan kebidanan memperhatikan 3 unsur ,yaitu:
input,poses dan outcome. Pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana
dilakukan oleh komponen yang merupakan bagian dari komunitas masyarakat
bersangkutan, karena merekalah yang paling dekat dan mengetahui situasi serta
keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber daya masyarakat itu adaIah Kader dan
dukun bayi serta Tokoh masyarakat. Untuk membantu dalam melakukan
pendataan digunaka alat pantau berupa Pemantauan Wilayah Setempat –
Kesehatan Ibu Anak (PWS KIA).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
indikator penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu Negara dan status
kesehatan masyarakat. Dalam salah satu upaya untuk kesehatan ibu dan anak
maka setiap ibu hamil di suatu daerah dicatat agar resiko – resiko yang dapat
terjadi dapat dideteksi lebih dini lagi yang disebut register kohort. Register kohort
adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan balita.
Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin,
serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang di organisir sedemikian rupa yang
pengkoleksiaannya melibatkan kader dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan.
B. Saran
Kami berharap agar para mahsiswa kebidanan memahami tentang
manajemen pelayanan kebidanan. Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap
agar dapat menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca. Harapan penulis
kepada pembaca semua agar bersedia memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Tenaga kesehatan khususnya seorang bidan, alangkah baiknya untuk
menerapkan register kohort di setiap pelayanan kebidanannya. Agar resiko –
resiko yang dapat terjadi pada ibu dapat dideteksi lebih dini.
DAFTAR PUSTAKA
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Pengertian
Pemantauan adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi
kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan
input/masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-
harapan yang telah direncanakan.
Adapun pengertian pemantauan menurut para ahli :
1. Cassely dan Kumar 1987
Pemantauan merupakan program yang terintegrasi, bagian penting
dipraktek manajemen yang baik dan arena itu merupakan bagian
integral di manajemen sehari-hari.
2. (WHO )
Pemanta
HYPERLINK
"http://1.bp.blogspot.com/--
9fCSJTYboI/VglkGicE0wI/AAAAAAAAAEQ/NoQsNg34Ur8/s1600/CYMERA
_20150827_033709.jpg"
uan adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan
suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah
kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat
/ditemui dapat diatasi.
3. Pemantauan menurut Webster’s New Collegiate Dictionary
(1981)
Adalah: “a device for observing or giving admonition or warning”.
Sementara itu menurut Webstern’s New World Dictionary, maka
pengertian “monitoring adalah something that reminds or warns’ or
any of various devices for checking or regular the performance”.
(halaman:9).
2. Tujuan Monitoring
1. Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan bagi peserta
ada proses pembelajaran.
2. Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan
program pembelajaran bagi peserta didik.
3. Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan proses pembelajaran
pendidika setelah adanya kegiatan pembelajaran.
B. Pelayanan
1. Pengertian
Secara etimologis, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Dahlan, dkk.,
1995:646) menyatakan pelayanan ialah ”usaha melayani kebutuhan
orang lain”. Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan
kepada konsumen atau pelanggan yang dilayani, yang bersifat tidak
berwujud dan tidak dapat dimiliki.
Menurut Kotler dalam Laksana (2008) pelayanan adalah setiap
tindakan atau
kegiatan yanga dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,
yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun.
Sementara itu, menurut Lovelock, Petterson & Walker dalam
Tjiptono (2005) mengemukakan perspektif pelayanan sebagai sebuah
sistem, dimana setiap bisnis jasa dipandang sebagai sebuah sistem
yang terdiri atas dua komponen utama: (1) operasai jasa; dan (2)
penyampaian jasa.
karakteristik pelayanan sebagai berikut:
a. Pelayanan bersifat tidak dapat diraba, pelayanan sangat
berlawanan sifatnya dengan barang jadi.
b. Pelayanan pada kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan
merupakan pengaruh yang bersifat tindakan sosial.
c. Kegiatan produksi dan konsumsi dalam pelayanan tidak dapat
dipisahkan secaranyata, karena pada umumnya terjadi dalam
waktu dan tempat bersamaan.
Secara garis besar kegiatan pelayanan kebidanan dimasyarakat
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pelayanan kesehatan ibu
Bertujuan meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu
yang dilakukan pada:
a. Pra hamil
b. Hamil
c. Persalinan
d. Nifas
e. Menyusui
C. Pendataan
Pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh komponen
yang merupakan bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena
merekalah yang paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari
masyarakat tersebut. Sumber daya masyarakat itu adaIahKader dan dukun
bayi serta Tokoh masyarakat.
Bersama-sama dengan Bidan desa, pendataan ibu hamil, ibu bersalin,
neonatal, bayi dan balita dapat diIakukan. Dengan mendata seluruh ibu hamil
yang ada di suatu komunitas tanpa terIewatkan yang dilakukan oleh kader dan
dukun bayi kemudian bidan desa memasukan seluruh data ibu hamil ke dalam
kohort yang telah disediakan di Pusesmas, sehingga data yang ada di desa pun
dimiliki puskesmas.
D. Sasaran
Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh
organisasi.[2] Sasaran sering pula disebut tujuan.
Sasaran memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria
untuk mengukur suatu pekerjaan.
E. Kebidanan
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
bidan yang telah diakui oleh Negara serta memperoleh kualifikasi dan
memberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri ini. Dia harus
mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang
dibutuhkan kepada perempuan selama masa hamil, persalinan dan masa pasca
persalinan, memimpin persalinan atas tanggung
Kebidanan adalah bagian integral dari sistim kesehatan dan berkaitan
dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan kode etik
bidan dimana dalam memberikan pelayanannya mengyakini bahwa kehamilan
dan persalinan adalah suatu proses fisiologi normal dan bukan merupakan
penyakit, walaupun pada beberapa kasus mungkin berkomplikasi sejak awal
karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian.
Fungsi kebidanan adalah untuk memastikan kesejahteraan ibu dan janin /
bayinya, bermitra dengan perempuan, menghormati martabat dan
memberdayakan segala potensi yang ada padanya.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konsep
Kerangka konsep penelitian yang berjudul “pemantauan pelayanan pendataan
ssaran kebidanan” adalah sebagai berikut :
Pemantauan
Pelayanan
Pendataan
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam kebidanan
komunitas, bidan harus
dapat bekerja sama
dengan mitra dan masyarakat untuk membantu mengurangi angka kematian dan
kesakitan ibu dan bayi.pada proses ini masyarakat dapat dibina salah satunya
dapat dilakuakn dengan pendataan sasaran.
Pendataan sasaran dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri, dengan dipantau
tenaga kesehatan dan diperoleh sejak saat bidan memulai pekerjaan di desa atau di
kelurahan. Data yang ada haruslah data yang baru dan senantiasa diperbaharui
apabila terjadi perubahan
A. Manajemen Pemantauan Pelayanan Pendataan Sasaran Kebidanan
Ø Indikator Pemantauan
Indicator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS-KIA
meliputi indicator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan
pokok dalam program KIA.
Ditetapkan 6 indikator dalam PWS-KIA yaitu:
1. Akses pelayanan antenatal (cakupan I)
Merupakan alat untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal
serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat.
2. Pencatatan Data
a. Data Sasaran
Data sasaran diperoleh sejak saat bidan memulai pekerjaan di
desa/kelurahan dibantu para kader dan dukun bersalin/bayi,membuat
peta wilayah kerjanya yang mencakup denah jalan,rumah serta setiap
waktu memperbaiki peta tersebut dengan data baru tentang adanya ibu
yang hamil,neonatus dan anak balita.
Data sasaran diperoleh bidan di desa/kelurahan dari para kader dan
dukun bayi yang melakukan pendataan ibu hamil,bersalin,nifas,bayi
baru lahir,bayi dan anak balita dimana sasaran tersebut dibenarkan
buku KIA dan bagi ibu hamil dipasang stiker P4K didepan
rumahnya.selain itu data sasaran juga dapat diperoleh dengan
mengumpulkan data sasaran yang berasal dari lintas program dan
fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah kerjanya.
Data sasaran PWS-KIA meliputi:
§ Jumlah seluruh ibu hamil.
§ Jumlah seluruh ibu bersalin.
§ Jumlah seluruh bayi berusia kurang dari 1 bulan (neonatal).
Beberapa cara untuk mengetahui 3 sasaran dalam 1 tahun yaitu dengan
rumus:
Ø Sasaran bumil:
a. CBR (crude birth rate) propinsi x 1,1 x jumlah penduduk
setempat.
b. Jika tiadak punya CBR / angka kelahiran kasar,memakai
angka nasional,dengan rumus 3% x jumlah penduduk
setempat.
c. Untuk DKI Jakarta dengan rumus : 2,8 % x jumlah
penduduk setempat.
Ø Sasaran ibu bersalin.
a. CBR propinsi x 1,05 x jumlah penduduk setempat.
b. Angka nasional dengan rumus :2,8 % x jumlah penduduk
setempat.
c. DKI Jakarta :2,67 % x jumlah penduduk setempat.
Ø Sasaran bayi
a. CBR propinsi x jumlah penduduk setempat.
b. Angka nasional dengan rumus : 2,7 % x jumlah penduduk
setempat
c. DKI Jakarta ; 2,55 % x jumlah penduduk setempat.
b. Data pelyanan
Bidan di desa/kelurahan mencatat semua detail pelayanan KIA
didalam kartu ibu, kohort ibu, kartu bayi, kohort bayi, kohort anak
balita, kohort KB, dan buku KIA. Pencatatan harus dilakukan segera
setelah bidan melakukan pelayanan. Pencatatan tersebut diperlukan
untuk memantau secara intensif dan terus manerus kondisi dan
permasalahan yang dutemukan pada para ibu, bayi dan anak di
desa/kelurahan tersebut, antara lain:
· Nama dan alamat ibu yang tidak datang memeriksakan dirinya
pada jadwal yang seharusnya.
· Imunisasi yang belum diterima para bayi
· Penimbangan anak dll
Selain hal tersebut bidan di desa juga mengumpulkan data
pelayanan yang berasal dari lintas program dan fasilatas pelayanan
lain yang ada di wilayah kerjanya.
c. Pengolahan Data
Setiap bulan bidan di desa engolag data yang tercantum dalam
buku kohort dan dan dijadikan sebagai bahan laporan bulanan
KIA.bidan koordinator di puskesmas menerima laporan bulanan
tewrsebut dari semua bidan dan mengolahnya menjadi laporan dan
informasi kemajuan pelayanan KIA bulanan yang disebut PWS
KIA.informasi perdesa/kelurahandan perkecamatan tersebut di sajikan
dalam bentuk grafik PWS KIA yang harus dibuat oleh tiap bidan
koordinator.
d. Langkah-langkah data
a) Pembersihan data
Melihat kelengkapan dan kebenaran pengisian formulir yang
tersedia.
Contoh :
melakukan koreksi terhadap laporan yang masuk dari bidan di
desa/kelurahan mengenai duplikasi nama,doplikasi alamat,catatan
ibu langsung di K4 tanpa melewati K1.
b) Validasi
Melihat kebenaran dan ketepatan data
Contoh :
Mencocokkan apabila ternyata K4 dan K1 lebih besar dari ibu
hamil,jumlah ibu bersalin lebih besar dari ibu hamil.
c) Pengelompokkan
Sesuai dengan kebutuhan data yang harus di laporkan.
Contoh:
Mengelompokan ibu hamil anemi berdasarkan desa/kelurahan
untuk persiapan intervensi, ibu hamil dengan KEK untuk
persiapan intervensi.
v Langkah-langkah
Untuk memperoleh data perindividu pasien, dapat di lakukan dengan cara :
1. Anamnesis
1) Biodata
2) Riwayat mensturasi
3) Riwayat kesehatan
4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
5) Biopsikososio spiritual
6) Pengetahuan klien
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital
3. Pemeriksaan khusus
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Auskultasi
4) Perkusi
4. Pemeriksaan penunjang
1) Laboraturium
2) Catatan terbaru dan sebelumnya
Dengan klien mengalami kompleksi yang perlu di konsultasikan
kepada dokter, dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan
konsultasi. Tahap ini merupakan langkah yang akan menentukan langkah
berikutnya, kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang di hadapi
akan menentukan. Oleh karena itu, proses interpetasi yang benar atau
tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus
komprehensif, meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan
sehingga dapat menggambarkan kondisi/masukan klien yang sebenarnya
dan valid. Kaji ulang data yang sudah di kumpulkan apakah sudah, tepat,
lengkap dan akurat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendataan sasaran dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri, dengan
adanya pantauan dari tenaga kesehatan setempat di wilayah kerja
komunitas. Data sasaran yang diperoleh antara lain data jumlah ibu hamil,
jumlah bayi dan balita, jumlah PUS, jumlah ibu nifas, jumlah usia lanjut
dan lain-lain.
Data yang ada haruslah data yang baru dan senanntiasa
diperbaharui apabila terjadi perubahan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat.
Pedoman pemantuan wilayah setempat.1998
Meilani, niken,dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta. : Fitramaya
Kementrian Kesehatan RI. Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat.
Pedoman pemantuan wilayah setempat.2010