Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH

PPAM Kesehatan Reproduksi


“Kebijakan Krisis Kesehatan Pada Krisis Kesehatan (Situasi Tanggap Bencana)”

Dosen Pengampu: Deni Maryani, S.ST, M.Keb.


Disusun Oleh: Kelompok 2

1. Anggun Dineti (F0G019001)


2. Popi Monika (F0G019005)
3. Rapika Sapitri (F0G019017)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya
sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak, baik yang berupa saran, kritik, bimbingan maupun bantuan lainnya. Penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman yang telah
membantu dalam mengerjakan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
motivasi serta bimbingannya.

Demikian penulisan makalah ini, penulis menyadari banyak keterbatasan dan


kekurangan ada di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi peningkatan wawasan kami dalam memberikan penulisan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini  bermanfaat pada semua pihak.

                        Bengkulu, 18 Februari 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iii

BAB I   PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................... 1

BAB II     PEMBAHASAN

A. Kebijakan Krisis Kesehatan Pada Krisis Kesehatan (Situasi Tanggap


Bencana)...................................................................................... 2
1. Definisi kesehatan reproduksi.............................................. 2
2. Hak-hak kesehatan reproduksi............................................. 2
3. Ruang lingkup kesehatan reproduksi................................... 3
B. Kebijakan Dan Strategi Nasional Tentang Pelayanan Kespro Pada
Krisis Kesehatan Dan Situasi Tanggap Darurat Bencana........... 3

BAB III   PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang menyeluruh
-dan tidak tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan- dalam semua hal
berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Kesehatan reproduksi
oleh karena itu menyatakan bahwa seseorang mampu memiliki kehidupan seks yang
memuaskan dan aman dan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan
bebas untuk memutuskan, kapan dan seberapa sering melakukannya.

Pelayanan kesehatan reproduksi pada kondisi darurat sering kali tidak tersedia karena
tidak dianggap sebagai kebutuhan yang mendesak dan bukanmerupakan prioritas. Padahal
pada kondisi darurat bencana, tetap saja ada ibu hamil yang membutuhkan pertolongan, tetap
saja ada proses kelahiran yang tidak dapat ditunda ataupun adanya kebutuhan alat kontrasepsi
pada layanan keluarga berencana serta layanan lainnya.

Di bidang kemanusiaan internasional, telah dikembangkan Minimum Initial Services


Package on Reproductive Health untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan reproduksi pada
situasi darurat bencana. Paket tersebut selanjutnya diadaptasi oleh Pemerintah Indonesia
menjadi Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksut dengan definisi kesehatan reproduksi ?


2. Apa saja hak-hak kesehatan reproduksi ?
3. Apa yang dimaksut ruang lingkup kesehatan reproduksi ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi kesehatan reproduksi.


2. Untuk mengetahui hak-hak kesehatan reproduksi.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup kesehatan reproduksi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEBIJAKAN KRISIS KESEHATAN PADA KRISIS KESEHATAN (SITUASI


TANGGAP BENCANA)
1. Definisi Kespro
Kespro adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang menyeluruh dan tidak
semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal berhubungan
dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Sehubungan dengan hal itu
maka seseorang mampu memiliki kehidupan seks yang memuaskan dan aman dan
memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan bebas untuk memutuskan, kapan dan
seberapa sering melakukannya. Ini juga mencakup kesehatan seksual, yang tujuannya
meningkatkan kehidupan dan hubungan pribadi.
2. Hak-Hak Kespro pada Krisis Kesehatan dan Situasi Tanggap Darurat Bencana
Kespro mendapatkan perhatian sejak adanya konferensi internasional kependudukan
dan pembangunan tahun 1994, dimana pada konferensi tersebut terjadi perubahan
paradigma yang penting dalam menangani masalah kependudukan yakni dari
pembatasan penduduk kepada upaya pemenuhan hak reproduksi baik pada laki-laki
maupun perempuan. Pemenuhan hak reproduksi tersebut diupayakan melalui
pelayanan Kespro yang dapat diakses oleh semua individu sebelum tahun 2015 (akses
universal kesehatan reproduksi). Hal ini berarti bahwa masyarakat berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas baik dalam kondisi
normal maupun kondisi bencana. Kespro merupakan isu Kesehatan masyarakat yang
serius dan merupakanpenyebab signifikant kesakitan dan kematian.
Kespro adalah bagian dari HAM sertabagian dari standard SPHERE . Salah satu dari
Hak Asasi Manusia (HAM) adalahmendapat layanan kesehatan yang bermutu,
termasuk di dalamnya layananKespro dalam kondisi normal ataupun darurat. Dari 8
tujuan MDG (Millenium Development Goals), 50% dari goals itu terkait dengan
kesehatan reproduksi: MDG3 : Kesetaraan Jender, MDG 4 dan 5: Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) termasuk aksesuniversal ke layanan Kespro dan MDG 6: pemberantasan
penyakit menular termasuk HIV/AIDS . Jika kita ingin mencapai target MDGs harus
dipastikan kalau layanan Kespro tersedia dalam kondisi apapun termasuk kondisi
krisis/darurat.

2
Dalam kondisi normal, di Indonesia sudah banyak permasalahan terkait Kespro dan
kondisi akan lebih buruk saat terjadi bencana. Kespro dalam kondisi darurat harus
diberikan karena merupakan standard SPHERE/piagam kemanusiaan. Tiap pekerja
kemanusiaan harus berusaha semaksimal mungkin memenuhi standard minimal bagi
pengungsi/penduduk yang terkena bencana untuk hidup secara layak dan bermatabat

3. Ruang Lingkup Kespro


Ruang lingkup kespro sangat luas, mencakup keseluruhan hidup manusia sejak lahir
sampai mati, sehingga digunakan pendekatan siklus hidup (life cycle approach), yang
di dalamnya termasuk isu kesetaraan gender, martabat dan pemberdayaan perempuan,
serta peran dan tanggung jawab laki-laki. Upaya pelayanan dilakukan melalui
kegiatan promotif, preventif, diagnosa dini, kuratif dan rehabilitatif.
Prinsip-prinsip pelayanan kespro:
a. Mengutamakan klien hak reproduksi, keadilan dan kesetaraan gender
b. Pendekatan siklus kehidupan manusia
c. Memperluas jangkauan pelayanan secara proaktif
d. Meningkatkan kualitas hidup melalui pelayanan yang berkualitas

B. KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL TENTANG PELAYANAN KESPRO


PADA KRISIS KESEHATAN DAN SITUASI TANGGAP DARURAT BENCANA
Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan perempuan sesuai dengan siklus hidupnya yang dilakukan dengan
pendekatan Continum of Care. Yaitu penyediaan pelayanan mulai dari proses kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, anak-anak, remaja, dewasa dan sampai lanjut usia.

3
Landasan hukum:
a) Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 64 tahun 2013: tentang
penanggulangan krisis kesehatan, Pelayanan Kespro masuk ke dalam pelayanan
pelayanan kesehatan yang harus disediakan pada tahap tanggap daruat dan pasca
kritis.
Pasal 22:
Pemenuhan kebutuhan kesehatan antara lain berupa sumber daya manusia
kesehatan, pendanaan, fasilitas untuk mengoprasionalkan sistem pelayanan
kesehatan yang meliputi pelayanan medis, obat dan perbekalan kesehatan, gizi,
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, kesehatan jiwa, kesehatan
reproduksi dan identifikasi korban sesuai kebutuhan.

b) Undang-undang RI NO. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana


Fokus pelayanan dari kesehatan reproduksi dalam kondisi darurat juga mencakup
kelompok rentan. Pengaturan dan layanan kepada kelompok rentan telah masuk ke
dalam UU tentang penanggulangan bencana. Di dalam undang-undang tersebut
terdapat dua pasal yang mengatur antara lain pasal 48 dan pasal 55. Di dalam pasal
48, penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat
sebagimana dimaksud dalam pasal 33 huruf (b) meliputi:
1) Pengkajian secara cepat , tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya
2) Penentuan status keadaan darurat bencana
3) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana

4
4) Perlindungan prioritas untuk mendapatkan penyelamatan, evakuasi,
pengamanan, pelayanan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan dasar
5) Perlindungan terhadap kelompok rentan, dan
6) Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital

Perlindungan terhadap kelompok rentan sebagaimana dimaksud dalam pasal 48


huruf (e) dilakukan dengan memberikan prioritas kepada kelompok rentan berupa
penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan,
dan psikososial. Kelompok rentan sebagimana dimaksud terdiri atas:

1) Bayi, balita dan anak-anak


2) Ibu yang sedang mengandung dan menyusui
3) Penyandang cacat, dan
4) Orang lanjut usia

Kebijakan pelayanan kespro dalam kondisi krisis/darurat:

1) Kegiatan terkait kesehatan reproduksi dalam kondisi darrat dilaksanakan pada


setiap tahap bencana mulai dari pra-bencana, kondisi gawat darurat/saat bencana
sampai kondisi pada krisis/bencana
2) Pelayanan Kesehatan Reproduksi dalam Krisis Kesehatan dan Situasi Tanggap
Darurat Bencana dilaksanakan melalui Paket Pelayanan Awal Minimum
(PPAM) Kesehatan Reproduksi pada saat awal bencana
3) Pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif diintegrasikan pada pelayanan
kesehatan dasar segera setelah stabil
4) Respon kesehatan reproduksi pada Krisis Kesehatan dan Situasi Tanggap
Darurat Bencana dilakukan secara terordinir dengan Lintas Program/Lintas
Sektor terkait, organisasi profesi dan LSM terkait.

Strategi Kespro dalam kondisi krisis/darurat:

1) PPAM Kesehatan Reproduksi merupakan bagian dari pelaksanaan


penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana
2) Penentuan focal point kespro dalam Krisis Kesehatan dan Situasi Tanggap
Darurat Bencana di setiap tingkatan
3) Penyusunan Rencana Kesiapsiagaan bidang kespro di setiap tingkatan
4) Advokasi dan sosialisasi di semua tingkatan

5
5) Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia/SDM
6) Penyediaan logistik (kit kespro, kit individual dan kit bidan)

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan reproduksi bukan hanya mencakup kesehatan reproduksi perempuan secara
sempit misalnya masalah seputar perempuan usia subur yang telah menikah, kehamilan
dan persalinan, tetapi mencakup seluruh tahapan hidup perempuan sejak konsepsi sampai
usia lanjut. Program Kespro pada Krisis Kesehatan & Situasi Tanggap Darurat Bencana
dilakukan melalui 3 tahap penanggulangan bencana (pra, saat dan paskabencana). Pada pra
dan saat bencana perlu dipastikan adanya pelayanan Kespro sesuai dengan kebutuhan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Lapangan Antar-lembaga Kesehatan Reproduksi dalam situasi darurat bencana:


Revisi untuk peninjauan lapangan (2010)

Modul Paket Pelayanan Awal Minimum (Ppam) Kesehatan Reproduksi (Kespro) Pada Krisis
Kesehatan (Situasi Tanggap Darurat Bencana), 2014

Anda mungkin juga menyukai