ASUHAN
KEBIDANAN
Siti Romlah, MKM
Ketua Konsil kebidanan
PIDATO PRESIDEN : PESAN KESEHATAN
VISI INDONESIA
“Titik dimulainya pembangunan
SDM dimulai dengan menjamin
kesehatan ibu hamil,
kesehatan bayi, kesehatan
balita, kesehatan anak sekolah
karena merupakan umur emas untuk
mencetak manusia Indonesia yang
unggul.
Jangan sampai ada stunting,
kematian bayi, kematian ibu
yang meningkat.”
Indonesia masih memiliki masalah kesehatan yang persisten
Angka harapan
hidup pada 69 71 75 77 79 80 83 Ditambah lagi,
kelahiran (2018),
tahun India Indonesia Asia Timur Turki USA OECD Australia
dan Pasifik1
1. Termasuk: China, Malaysia, Myanmar, Philippines, Thailand, Vietnam, Papua new Guinea, East Timor, Pacific islands
Ke-2
Source: World Bank, WHO Global Health Observatory
Kasus tuberkulosis
tertinggi di dunia
Angka kematian
ibu2 (2015), per 357 305
100,000 kelahiran 221 180 170 69 60 25 24 7
hidup
Lao PDR Indonesia Philiphine Myanmar Cambodia Vietnam Brunei Thailand Malaysia Singapore Jumlah kematian disebabkan
oleh penyakit tidak
Lao PDR Myanmar Cambodia Philipines Indonesia Vietnam Brunei Thailand Malaysia Singapore
2. ASEAN Statistical Report on Millennium Development Goals 2017 Jakarta, ASEAN Secretariat, August 2017
Populasi umur 15 tahun ke
Prevalensi 33 32 29 28 27 22 20 20 13 4
39% atas merokok–prevalensi
tertinggi di antara negara-
negara ASEAN
stunting3, %
Lao PDR (2017) Cambodia Philipines (2018)Indonesia (2019)Myanmar (2018) Malaysia (2018) Brunei (2009) Vietnam (2020) Thailand (2019) Singapore
(2014) (2000)
250
212
200
131
150
100
68
50
0
2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024 2026 2028 2030
ARR = 2,4% ARR = 5,5% ARR = 9,5% Diperlukan mekanisme pencatatan dan
ARR 2,4%: sesuai dengan tren penurunan angka kematian ibu berdasarkan angka SP 2010 dan SUPAS 2015
Diperlukan pelaporan yang valid untuk mengatasi
kerja keras
ARR 5,5%: Kesepakatan global
ARR 9,5%: Upaya untuk mencapai target SDGS
underreported
20
19
18
16
15
RPJMN
14 14,1
13,3
12 12,5
11,8 11,2
10 10,6 10
8
6
4
2
0
2012 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
4
HASIL AUDIT MATERNAL PERINATAL
POGI & EMAS:11 RSUD dan 1 RS swasta di 6 Provinsi
28%
Ibu hamil dengan
risiko komplikasi
FRAMEWORK PERCEPATAN PENURUNAN AKI AKB
PREVENTIVE : Edukasi pada masyarakat Pencegahan primer Peningkatan kapasitan dan kemampuan Peningkatan kapasitas dan
KEEPING • Penguatan UKBM (desa siaga, kelas ibu • Meningkatkan akseptor KB pelayanan primer kemampuan pelayanan
POPULATION dan posyandu) • Tablet Tambah Darah (TTD) • Deteksi dini penyulit kehamilan dan sekunder
HEALTHY BY • Pemanfaatan Media sosial dan media ibu hamil dan remaja putri persalinan • Peningkatan pelayanan RS
TRASFORMING cetak • Imunisasi bumil dan bayi • Skrining bayi baru lahir mampu PONEK
PRIMARY CARE • Pendampingan masa sebelum hamil • Kapsul Vitamin A • Pelayanan pasca salin bagi ibu dan bayi • Penguatan sistem jejaring
• Perlindungan ibu dan bayi baru lahir rujukan maternal dan
terhadap faktor risiko lingkungan • Peningkatan pelayanan neonatal (Sistem Rujukan
• Peningkatan kesehatan catin dan kegawatdaruratan maternal, neonatal di Teintegrasi (SISRUTE) dan
Pasangan Usia Subur Puskesmas mampu PONED dan Public Safety Center (PSC)
• Pengawasan kesehatan pelayanan manajemen terpadu balita 119)
lingkungan dalam rumah ibu dan sakit (MTBS) • Audit medik
bayi
7
PELAYANAN TERPADU
FKRTL
FKTP
TATALAKSANA RUJUKAN
3. SKRINING KESEHATAN 2. PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO
DARI FKTP
3. TATALAKSANA PENYAKIT
▪ Posyandu, UKBM lain
▪ Skrining Mandiri
4. RUJUK – RUJUK BALIK
Pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan K B
Pelaksanaan tugas berdasarkan
pelimpahan wewenang
Women Centre-
Women-Centre
T
Partner C
H Independent
E Humanistic O
Comprehensive D
P • Asuhan E
Used Standards
H sesuai standar
of Mw• Care
Y Pertahankan O
ContiContinuity Well Born baby & ” Evidence
L Collaborative
“ Kenormalan
Evidence F
Healthy Mother
Persalinan “ Normal “
O nuity Achieve•MDG’s BasedBased
S
Deteksi Risti E
4&5
• Tind- emergensi
O T
Humanistic • Rujuk
P Holistic H
Team Work Holistic Co-hensive
H I
Y C
REGULATION
DASAR HUKUM
ASUHAN KEBIDANAN
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan 11. PerMenPAN-RB No. 7 tahun 2022 tentang Sistem Kerja pada Instansi
Pemerintah utk Penyederhanaan Birokrasi
2. Undang-Undang N0.5 tahun 2014 tentang ASN
12. PerLAN No. 10 tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi PNS
3. Undang Undang No. 4 tahun 2019 tentang Kebidanan
13. Permenkes No. 28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
4. Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) 14. Permenkes No. 12 tahun 2022 tentang Pelaksanaan Fungsi, Tugas, dan
Wewenang Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia
5. PP No. 67 tahun 2019 tentang Pengelolaan Tenaga Kesehatan 15. Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 86 Tahun 2019 tentg Perubahan 16. Permenkes No. 24 tahun 2022 tentang Rekam Medis Elektronik
atas Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 90 Tahun 2017 tentang
Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) 17. Kepmenkes No. 938/Menkes/SK/VIII/2007 ttg Standar Asuhan Kebidanan
7. PP No. 17 tahun 2020 tentang Manajemen ASN 18. Kepmenkes No. 320 tahun 2020 tentang Standar Profesi Bidan
8. PerMenPAN-RB No. 36 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Bidan 19. Kepmenkes No. 1261 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Kerja Bidang
Kebidanan
9. Permenkes No. 83 tahun 2019 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan 20. Keputusan Dirjen Pelayanan Kesehatan No. 4719 tahun 2020 tentang
10. PerMenPAN-RB No. 6 tahun 2022 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Petunjuk Teknis Kredensial Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Aparatur Sipil Negara 21. dan seterusnya
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
Bidan memberikan asuhan kebidanan yang bersifat holistik, humanistik berdasarkan
evidence based dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan, dan memperhatikan
aspek fisik, psikologi, emosional, sosial budaya, spiritual, ekonomi, dan lingkungan yang
dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi perempuan, meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai kewenangannya
Permenkes No. 28 tahun 2017 ttg Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
Kepmenkes No. 938/Menkes/SK/VIII/2007 ttg Standar Asuhan Kebidanan
Kepmenkes No. 320 tahun 2020 ttg Standar Profesi Bidan
Presentation title 14
Standar Asuhan Kebidanan
(Kepmenkes No. 938/Menkes/SK/VIII/ 2007)
Acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai
dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, mulai
dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan,
implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.
• Bertujuan sebagai :
1. Acuan dan landasan dalam melaksanakan tindakan/kegiatan dalam lingkup tanggung jawab
bidan.
2. Mendukung terlaksananya Asuhan Kebidanan berkualitas
3. Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan bidan
4. Perlindungan hukum bagi Bidan dan Klien/Pasien
Graphic Representation of Midwifery Care Process
Foundational Midwifery
Knowledge, Skills, Professional Behaviours
Critical Thinking
Assessment
➢ History
Ask Look
➢ Physical Examination
Listen Feel
➢ Laboratory Findings
Evaluation
➢ Needs met? Decision-Making
➢ Problems resolved? Women Need ➢ Organize data collected
➢ Woman satisfied? Problem ➢ Clarify needs/potential problems
➢ Midwife self-assessment ➢ Emergency action needed?
➢ Reflection
Appropriate
Implementation Case Management Action Planning
➢ Timely, appropriate care ➢ Prioritize needs
➢ Promote self-care ➢ Create plan with woman
➢ Compassionate, culturally appropriate care ➢ Need for consultation or referral?
➢ Safe care
Kepmenkes 938/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan
PENGKAJIAN ASUHAN PERUMUSAN DIAGNOSA DAN/ATAU
KEBIDANAN MASALAH KEBIDANAN
Pernyataan Standar Pernyataan standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat
Kriteria Pengkajian Asuhan Kebidanan Kriteria Perumusan Diagnosa dan/atau Masalah Kebidanan
✓ Data tepat, akurat dan lengkap ✓ Diagnosa sesuai dengan nomenklatur Kebidanan
✓ Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
✓ Terdiri dari Data Subjektif ( hasil Anamnesa; biodata,
keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan ✓ Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan, baik secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
latar belakang sosial budaya)
• Pada 24 jam post partum: diagnosa meliputi Para ke berapa, dan Abortus berapa kali, post partum
berapa jam diikuti kondisi klinis dan/atau permasalahan yang dihadapi klien. Dapat dituliskan: P.. A..
Nifas ... jam dengan ... (sesuai dengan diagnosa klinis dan/atau masalah yang menyertai).
• setelah 24 jam post partum dan masa nifas: diagnosa meliputi Para ke berapa, dan Abortus berapa kali
nifas hari ke berapa diikuti kondisi klinis dan/atau permasalahan yang dihadapi klien. Dapat dituliskan: P..
A.. Nifas hari ke ... dengan ... (sesuai dengan diagnosa klinis dan/atau masalah yang menyertai).
• Pada kesehatan reproduksi: diagnosa meliputi Para ke berapa, Abortus berapa kali, diikuti dengan
kondisi klien. Dapat dituliskan: P.. A.. dengan .. (sesuai dengan diagnosa klinis dan/atau masalah yang
menyertai).
• Diagnosa dan/atau masalah janin: meliputi jumlah janin (tunggal/gemelli/triplet/quadriplet, quintiplet), hidup/mati dan
presentasi janin yang ditentukan setelah kehamilan memasuki trimester 3 diikuti dengan kondisi klinis dan/atau
masalah janin misalnya gawat janin kelainan kongenital dan lain-lain. Dapat dituliskan: janin……., dengan…..
(diagnosa janin ditulis setelah diagnosa ibu dituliskan seluruhnya).
• Diagnosa dan/atau masalah bayi baru lahir sampai umur 28 hari: meliputi neonatal dengan kriteria sesuai usia
kehamilan, usia bayi (jam atau hari) dan diikuti kondisi bayi. Dapat dituliskan: NCB/NKB/NLB usia ... jam atau hari ke
... dengan ... (sesuai dengan diagnosa klinis dan/atau masalah bayi yang menyertai).
• Diagnosa dan/atau masalah bayi/balita: meliputi bayi/balita usia berapa, diikuti dengan kondisi bayi/balita. Dapat
dituliskan: Bayi/Balita umur….. dengan…..(sesuai dengan diagnosa klinis dan/atau masalah bayi/balita yang
menyertai).
• Diagnosa dan/atau masalah pada pelayanan Keluarga Berencana (KB): meliputi Para ke berapa, Abortus berapa kali,
akseptor atau calon akseptor jenis kontrasepsi, diikuti dengan kondisi klinis dan/atau permasalahan yang dihadapi
klien. Dapat dituliskan: P.. A.. calon akseptor/akseptor suntik/pil/IUD/AKBK dengan .. (sesuai dengan diagnosa klinis
dan/atau masalah yang menyertai klien).
Kepmenkes 938/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan
PERENCANAAN ASUHAN KEBIDANAN IMPLEMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
Pernyataan Standar Pernyataan standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman
yang ditegakkan berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
Intervensi Implementasi
Evaluasi Evaluasi
Pencatatan Asuhan Kebidanan
Manfaat Dokumentasi
1. Nilai hukum
2. Jaminan mutu (quality control)
3. Alat komunikasi
4. Nilai administrasi
5. Nilai pendidikan
6. Bahan penelitian
7. Akreditasi/audit
UU NO 36 TH 2014 TENTANG
TENAGA KESEHATAN
Sistem Elektronik dapat berupa Sistem Elektronik yang Sistem Elektronik harus Fasyankes penyelenggara
Sistem Elektronik yang digunakan dalam mengacu kepada Rekam Medis Elektronik
dikembangkan oleh Kemenkes, penyelenggaraan Rekam variabel dan meta data atau PSE wajib melakukan
Fasyankes sendiri, atau Medis Elektronik harus yang ditetapkan oleh registrasi Sistem Elektronik
Penyelenggara Sistem Elektronik memiliki kemampuan Kemenkes yang digunakannya di
(PSE) melalui kerja sama kompatibilitas dan/atau Kemenkes
interoperabilitas
▪ Rekam Medis Elektronik dengan ▪ Kompatibilitas merupakan kesesuaian Sistem ▪ Variabel merupakan elemen Perubahan data pada
menggunakan Sistem Elektronik yang Elektronik yang satu dengan Sistem Elektronik data yang terdapat pada dokumen registrasi harus
dikembangkan oleh Kemenkes yang lainnya Sistem Elektronik Rekam dilaporkan oleh Fasyankes
dilakukan dengan mengajukan ▪ Interoperabilitas merupakan kemampuan Medis Elektronik. atau PSE kepada
permohonan tertulis kepada Sistem Elektronik yang berbeda untuk dapat
▪ Meta data meliputi definisi, Kementerian Kesehatan
Kemenkes bekerja secara terpadu melakukan komunikasi
▪ PSE harus terdaftar sebagai PSE atau pertukaran data dengan salah satu atau format, dan kodifikasi
pada sektor kesehatan di Kominfo lebih Sistem Elektronik yang lain, yang
menggunakan standar pertukaran data.
▪ Interoperabilitas mengacu kepada standar
sistem elektronik yang diselenggarakan oleh
Kemenkes
KEGIATAN PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS ELEKTRONIK
01 Registrasi Pasien ▪ Kegiatan angka 1, angka 2, dan angka 4 sampai dengan angka 8
dilakukan oleh tenaga Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Pendistribusian data dan dapat berkoordinasi dengan unit kerja lain, dengan ketentuan:
02
RME - Apabila ada keterbatasan tenaga Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan, kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh nakes lain
03 Pengisian yang mendapatkan pelatihan pelayanan RME
informasi klinis
▪ Penyelenggaraan RME pada tempat praktik mandiri dokter dan
04 Pengolahan informasi dokter gigi, atau tempat praktik mandiri nakes lain, kegiatan
RME penyelenggaraan RME menjadi tanggung jawab dokter dan dokter
gigi, atau nakes lain tersebut.
05 Penginputan data untuk
▪ Kegiatan penyelenggaraan RME angka 3 dilakukan oleh
klaim pembiayaan nakes pemberi pelayanan kesehatan.
06 Penyimpanan RME
07 Penjaminan mutu
RME
08 Transfer isi RME
Registrasi Pasien merupakan kegiatan
Pendistribusian data RME merupakan kegiatan pengiriman data RME dari satu unit pelayanan ke unit
pelayanan lain di Fasyankes
▪ Penyimpanan RME
merupakan
kegiatan
penyimpanan data
Rekam Medis pada
media
penyimpanan
berbasis digital Keterbatasan sumber
pada Fasyankes. daya
▪ Penyimpanan RME ▪ Fasyankes dapat kerja sama
harus menjamin dengan PSE yg memiliki
fasilitas penyimpanan data di
keamanan,
dalam negeri.
keutuhan, ▪ Fasyankes tersebut hrs diberi
kerahasiaan, dan akses yg tdk terbatas thd data
ketersediaan data RME yg disimpan
▪ PSE hrs mendapatkan
RME
RME terhubung atau terinteroperabilitas rekomendasi dari unit kerja yg
▪ Fasyankes wajib bertanggung jawab di bidang
dg platform layanan interoperabilitas dan memiliki pengelolaan data dan
informasi di Kemenkes
integrasi data kesehatan yg dikelola cadangan data ▪ PSE dilarang membuka,
Kemenkes (backup system) mengambil, memanipulasi,
merusak, memanfaatkan data,
dan hal lain yg merugikan
Fasyankes
PENJAMINAN TRANSFER
07 08
MUTU ISI RME
▪ Fasyankes harus membuka akses seluruh isi RME ke ▪ Penyampaian Rekam Medis kepada keluarga terdekat untuk:
Kemenkes ➢ Pasien di bawah umur 18 tahun; dan/atau
▪ Kemenkes berwenang melakukan pemanfaatan dan ➢ Pasien dalam keadaan darurat.
penyimpanan isi RME dalam rangka pengolahan data ▪ Penyampaian Rekam Medis kpd pihak lain dilakukan setelah
kesehatan mendapat persetujuan pasien
▪ Pengolahan data kesehatan dilaksanakan untuk ▪ Rekam Medis harus diberikan kepada Pasien rawat inap dan rawat
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan/atau darurat pada saat pulang, atau kepada Fasyankes penerima
pembuatan kebijakan bidang kesehatan, dengan rujukan pada saat melakukan rujukan
memperhatikan prinsip kedokteran berbasis bukti (evidence ▪ Rekam Medis dapat diberikan kepada Pasien rawat jalan
based), etika kedokteran, dan ketentuan peraturan apabila
perundangundangan. • dibutuhkan
▪ Data kesehatan yang dilakukan pengolahan selain berasal ▪ Rekam Medis untuk Pasien pulang berupa surat yg dikirimkan dan
dari data RME, juga dapat berasal dari data lain di diterima dalam bentuk elektronik dg menggunakan jaringan
Fasyankes dan/atau institusi lain komputer atau alat komunikasi elektronik lain termasuk ponsel atau
dalam bentuk tercetak
• Pasien 50%
KEAMANAN DAN
1
PERLINDUNGAN DATA
Rekam Medis Elektronik harus memenuhi prinsip keamanan
data dan informasi, meliputi kerahasiaan, integritas, dan
ketersediaan
2. Tantangan yang perlu ditingkatkan dalam penerapan Standar Asuhan kebidanan, termasuk
Dokumentasi Asuhan Kebidanan adalah :
✓ Inovasi dalam pelayanan Kebidanan,
✓ Peningkatan Mutu Pelayanan Kebidanan,
✓ Penguatan Kolaborasi, interprofesional collaboration (IPC), dan
✓ Pengembangan Dokumentasi Asuhan Kebidanan
Bidan mampu menjawab tantangan “kebutuhan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak”
dengan membangun Interprofessional Collaboration