Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Penambahan Nilai Matakuliah Biostatiistik
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
(P17321204037)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, Makalah Uji
Statitiska Parametric ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang berarti
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas nilai tambahan mata kuliah biostatistik parametric
yang dibimbing oleh. Koekoeh Hardjito, S.Kep.Ns.,M.Kes.
Ucapan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya serta telah memberikan saran dan kritik yang
membangun sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Karena keterbatasan pengetahuan kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah uji statitiska parametric ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi Makalah Uji Statitiska Parametric menjadi lebih baik
lagi.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
Skala interval memiliki ciri yang mirip dengan skala nominal dan ordinal, dengan
tambahan ciri lain yaitu adanya interval yang tetap. Nilai pada skala interval sudah memiliki nilai
4
intrinsik, sudah memiliki jarak, namun jarak belum merupakan kelipatan. Ungkapan "jarak bukan
kelipatan" terkadang diartikan bahwa skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak.
Misalnya, saat mengukur suhu. Jika terdapat tiga daerah dengan suhu di daerah A = 10oC,
di daerah B = 15oC dan daerah C = 20oC. Kita dapat mengatakan bahwa perbedaan suhu daerah
B, 5oC lebih panas dari daerah A, dan perbedaan suhu antara daerah C dan daerah B adalah 5oC.
( ini menunjukkan bahwa pengukuran interval sudah memiliki jarak tetap). Namun, kami tidak
dapat menyatakan bahwa wilayah C dua kali lebih panas dari wilayah A (yaitu tidak mungkin
kali). Mengapa? Karena dalam pengukuran lain, seperti Fahrenheit, Luas A adalah 50oF, Luas B
= 59oF, dan Luas C = 68oF. Dengan kata lain, pada Fahrenheit, area C tidak dua kali lebih panas
dari area A, dan itu adalah karena titik nol derajat Fahrenheit adalah 32, sedangkan titik nol derajat
Celcius adalah 0. Contoh lain, katakanlah dua siswa . , jika skor A adalah 70 dan orang B 35. Kita
tidak dapat mengatakan bahwa orang A dua kali lebih cerdas dari orang B. (Mengapa?) Skala
interval ini memang angka dan kita dapat menerapkan semua operasi matematika serta alat statistik
untuk angka tanpa mengambil berbasis rasio sebagai koefisien variasi.
Skala rasio adalah skala data dengan kualitas tertinggi. Skala rasio memiliki semua sifat
skala nominal, ordinal, dan interval dan nilai mutlak nol. Nilai nol mutlak ini berarti bahwa itu
adalah nilai dasar yang tidak dapat diubah bahkan jika Anda menggunakan skala yang berbeda.
Oleh karena itu, terdapat nilai perbandingan/proporsional jika diukur dengan skala proporsional.
Pengukuran skala proporsional yang umum digunakan adalah pengukuran tinggi dan berat
badan. Misalnya berat benda A adalah 30 kg, sedangkan berat benda B adalah 60 kg. Maka kita
dapat mengatakan bahwa benda B dua kali lebih berat dari benda A.
Jika data berdistribusi normal maka uji statistik yang akan dilakukan adalah uji parametrik,
sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka uji non parametrik. Selain memeriksa
normalitas distribusi data, prinsip berikut dapat diterapkan untuk menentukan statistik parametrik
dan statistik nonparametrik. Persyaratan penerapan statistik parametrik: 1. Distribusi sampel
diambil dari distribusi normal distribusi populasi 2. Sampel diperoleh secara acak Jika salah satu
dari kondisi tersebut tidak terpenuhi, dilakukan upaya statistik non parametrik berlalu.
5
Menentukan normalitas data dapat dilakukan dengan
1. Membuat kurva/plot distribusi data, seperti histogram, plot kotak, kurva Q-Q plot.
2. Hitung nilai deformasi, bila nilai session dibagi dengan standard error danlt; 2, data
berdistribusi normal.
Dimana:
π = nilai konstan, yaitu 3,1416
c = nilai konstan, yaitu 2,7183
μ = parameter yang merupakan rata-rata distribusi
σ = parameter yang merupakan simpangan baku distribusi
2.3 SPSS
SPSS merupakan salah satu dari sekian banyak program statistik yang dikenal luas di
kalangan penggunanya. Selain itu, masih banyak program statistik lainnya seperti Minitab ,
Syastas, Microstat dan masih banyak lagi. SPSS sebagai alat memiliki banyak keunggulan,
terutama dalam aplikasi ilmu sosial.
Sebelum pengoprasian SPSS, kita harus memiliki file yang akan kita masukan kedalam
aplikasi SPSS. Berikut merupakan tampilan menu pada SPSS:
1. FILE
Dibuat untuk fungsi file dokumen SPSS, baik untuk koreksi cetak dan seterusnya. SPSS
menggunakan 5 jenis data yaitu:
1. Data: Dokumen SPSS berupa data
2. Systax: Dokumen yang berisi file sintaks SPSS
3. Hasil: Dokumen berisi SPSS end .
4. Script : Dokumen berisi SPSS end
5. Database
♠ NEW : membuat tabel baru SPSS
♠ OPEN : membuka dokumen SPSS yang sudah ada SPSS biasanya memiliki 3 ekstensi
tabel yang berbeda yaitu:
1 *.spo : file data yang dibuat oleh editor data halaman
7
2 *.sav : file teks/objek yang dibuat oleh halaman output
3. *.cht : file objek gambar/diagram yang dibuat oleh jendela peta
♠ Baca Data Teks : membuka dokumen (diidentifikasi sebagai txt) dari file teks yang
dapat dimasukkan/dikonversi pada SPSS data form
♠ Save : menyimpan yang sudah selesai . dokumen/hasil pekerjaan. - Semua keluaran
yang terlihat : mencetak lembar kerja secara keseluruhan - Pilihan : mencetak sesuai
dengan apa yang ingin kita sorot/blokir
♠ Pratinjau cetak : menunjukkan contoh hasil cetakan yang diperoleh kemudian
♠ Data yang terakhir digunakan: berisi daftar dari sebelumnya ; membuka file.
♠ File yang Baru Digunakan: Berisi daftar file yang telah digunakan sepenuhnya.
2. EDIT
Edit fungsi SPSS, dan data serta pengaturan/opsi untuk konfigurasi umum SPSS.
♠ Undo : Membatalkan perintah sebelumnya
♠ Redo : Membatalkan perintah sebelumnya
♠ Potong : Menghapus sel/teks/objek, dapat disalin untuk tujuan tertentu dengan
menempelkan perintah menu
♠ Tempel /: menunjukkan sel. teks/objek hasil perintah salin atau potong
♠ Tempel sesudah : mengulangi perintah tempel sebelumnya
♠ Tempel spesial : perintah tempel khusus yang dapat diubah menjadi gambar, kata, dll.
♠ Delete : hapus sel/teks/objek
♠ Find : cari teks
♠ Setting : atur setting tampilan halaman SPSS secara umum
1. Hapus baris Misal ingin menghapus Lina yaitu seorang wanita dengan tinggi badan
155,00 Area penelitian , lalu tempatkan kursor dan klik baris kedua, baris kedua akan
disorot , lalu klik menu Potong. Klik Undo untuk kembali ke keadaan semula, jika Undo
dibatalkan, klik Redo.
2. Menghapus kolom Pergi ke jendela tampilan variabel Jika Anda ingin menghapus semua
informasi jenis kelamin, klik baris kedua lalu pilih menu Hapus.
3. Hapus sel Untuk menghapus nama Bush dari baris
6, klik sel Bush lalu klik tombol Potong. .
7. Jika Anda ingin mengganti sel , Anda ingin mengganti teks di dalam kotak di baris 9
dengan beberapa teks lain di dalam kotak itu, jadi klik sel teks di dalam kotak dan ketikkan
teks yang Anda inginkan.
8. Salin sel Jika ada dua nama Mami dan satu ingin ditampilkan di baris 11, klik sel Mami
, pilih submenu Salin, letakkan kursor di baris 11, lalu klik submenu Tempel.
3. VIEW
untuk pengaturan layar di layar kerja SPSS dan untuk mengetahui proses yang sedang berlangsung
di fungsi SPSS. - Outline font: jenis font halaman keluaran SPSS
4. DATA
♠ Define Dates : Menentukan variabel waktu yang berisi waktu, tanggal, tahun, dan seterusnya
♠ Merge files : menggabungkan beberapa file dokumen SPSS dilakukan dengan menggabungkan
kolom variabel
9
tujuan itu, maka dilakukan rekapitulasi terhadap jumlah penjulan yang dilakukan oleh ke-10 orang
sales tersebut, “sebelum dan sesudah” mengikuti program pelatihan marketing.
a. Data Sebelum Pelatihan : 11, 13, 13, 12, 13, 13, 14, 12, 13, dan 14 unit/hari,
b. Data Setelah Pelatihan : 14, 13, 14, 13, 14, 15, 16, 13, 15, dan 14 unit/hari.
Uji t 2 sampel berpasangan dapat digunakan untuk menyelesaikan kasus tersebut, dan dengan
bantuan program SPSS.
Sebelum itu kita dapat membuat hipotesis :
H0 : Rata-rata penjualan sebelum mengikuti pelatihan = rta-rata penjualan sesudah mengikuti
pelatihan.
H1 : Rata-rata penjualan ≠ rata-rata penjualan setelah mengikuti pelatihan.
Jenis uji : uji T dua sampel berpasangan.
Tata cara penggujian menggunakan SPSS sesuai kasus diatas :
Pada gambar 1, tersaji menu pada aplikasi SPSS dan kita klik variabel view kita tuliskan pada
kolom 1 name ketik nama sales dan pada kolom lainnya akan otomatis terisi sesuai pada gambar.
Klik titik tiga pada kolom numeric dan mucul kotak dan klik String lalu tekan ok.
11
Pada kolom nomor 2 tulis sebelum pelatihan dan alan muncul otomatis seperti gambar diatas.
Pada kolom nomor 3 tulis setelah pelatihan dan akan muncul otomatis.
Kembalikan pada slide data view da nisi sesuai data yang ada.
Setelah data sudah dimasukan, selanjutnya klik bagian analyst dan klik descriptive statistic dan
klik eksplore seperti gambar diatas.
Selanjutnya pindahkan data sebelum dan sesudah pelatihan pada kotak dependent list setelah itu
klik statistik pada kotak sebelah kanandan akan muncul tampulan berikut.
13
Setelah itu klik descriptive convidence dan klik 95 % hasil dari perbandingan. Setelah itu klik
continue
Lalu klik plots klik histogram, klik normality plots with tests, dan tekan continue seperti gambar
ditas.
Pada gambar diatas dapat dilihathasil data yang telah kita masukan pada SPSS pada menu output
disamping dapat kita klik sesuai bentuk dari hasil data yang kita inginkan.
15
Pada data ini kita berfokus pada data analitis karena lbih praktis dan kita berpacu apabila nilai
signifikensi lebih besar dari 0,05 maka data dinilai berdistribusi normal. Jika nilai signifikensi
lebih kecil dari 0,05 maka data dinilai tidak berdistribusi normal.
Pada kasus ini total data hanya 20 sampel jadi kita memakai uji normalitas shapiro-wilk
Pada kasus diatas setelah melalui uji normalitas ternyata ddatanya berdistribusi normal.
17
Setelah itu kembali ke menu spss dan klik analyst dan klik compare means dan klik paired
sampel t test
Setelah itu akan muncul kotak seperti pada gambar diatas lalu pindahkan data sebelum dan
sesudah pelatihan dan akan muncul hasil data seperti gambar dibawah.
19
Pada hasil data paired sampel statistik didapatkan nilai signifikan 0,002 yang lebih kecil dari
0,05 maka H0 ditolak yang berarti H1 diterima.
Setelah melalui tahap penyelesaian hasil penelitian uji statitiska parametrik dengan contoh kasus
diatas, dan menggunakan aplikasi SPSS maka dihasilkan H1 dierima yang berarti rrata-rata
penjualan sebelum mengikuti program pelatihan≠ rata-rata penjualan setelah mengikuti program
pelatihan.
21
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan :
Pada topik pembahasan bab 2 dapat disimpulkan bahwa uji statitiska parametrik
menggunakan uji digunakan untuk distribusi data populasi. Umumnya distribusi yang
digunakan dalam pengujian hipotesis diasumsikan sebagai distribusi normal , meskipun dapat
digunakan untuk distribusi lainnya, namun jarang digunakan. Selain banyak hal yang perlu
diperhatikan ketika menggunakan statistik parametrik, terdapat rentang data
kuantitatif/numerik berupa skala data dan proporsi, data yang tersedia untuk umum berukuran
besar (n > 30 data). Dalam kasus tertentu, perlu diasumsikan homogenitas varians, seperti saat
menguji rata-rata lebih dari dua populasi menggunakan metode analysis of variance (Anova).
Uji staatitisk parametric akan lebih mudah jika menggunakan antuuan softwere SPSS.
Telah dibeikan contoh kasus dan penyyeesaian menggunakan SPSS maka kita dapat
mengaplikasikan pada penelitian kita.
3.2 Saran
Dari apa yang penulis sajikan, kami meminta saran yang baik agar penulisan menjadi lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
(Junaidi & Jambi, 2015; Sihombing & Indonesia, 2022; Statistik Parametrik Untuk Penelitian
Kesehatan, n.d.; Statistika Parametrik & Non Parametrik_Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset
(1).Pdf, n.d.; Tatistik & Epat, n.d.)
(Statistika Parametrik & Non Parametrik_Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset (1).Pdf, n.d.)
(Tatistik & Epat, n.d.) uji statitiska parametric dan non parametric
Zain Ilham dalam akun youtube yang berjudul Uji t Dua Sampel Berpasangan (Paired
Sample t-Test) dengan SPSS
23
6