Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH GYNEKOLOGI

TEMA :
KELAINAN KONGENITAL PADA VAGINA

Disusun Oleh :
1. Widya puspita sari (18728)

Dosen Pembimbing :
Nur Hasanah, S.Keb.Bd, M.Kes

PROGRAM STUDI :D3 KEBIDANAN

SEMESTER 5
AKADEMI KEBIDANAN MANDIRI GRESIK
TAHUN AJARAN 2020 -2021
KATA PENGANTAR

.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah gynekologi dengan tema kelainan
kongenital pada vagina , makalah ini dibuat untuk menjadi bahan pembelajaraan bagi
pengarang dari berbagai sumber materi yang disediakan dalam penyusunan makalah
ini.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca menjadi bahan referensi
atau materi petunjuk dalam menyelesaikan tugas yang kaitannya dengan profesi
kebidanan bidang kesehatan.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan belum
dapat dikatakan sempurna. Maka dari itu , penulis mengaharapkan kritik dan pesan
dalam hal penyusunan maupun materi yang tercantum didalamnya agar menjadi
bahan pembelajaran di masa yang akan datang.

Terimakasih atas perhatiannya.

Gresik, 03 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

MAKALAH GYNEKOLOGI ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
2.1 Septum Vagina................................................................................................. 3
2.2 Aplasia dan Atesia Vagina ............................................................................... 4
2.3 Kista Vagina .................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 9
3.1 Simpulan.......................................................................................................... 9
3.2 Saran-Saran...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vagina menghubungkan genitalia eksterna dgn genitalia interna. Introitus


vagina tertutup pada hymen (selaput dara), suatu lipatan selaput setempat. Pada
seorang virgo selaput daranya masih utuh, dan lubang selaput dara umumnya
hanya dpt dilalui oleh jari kelingking. Pada koitus pertama hymen robek di
beberapa tempat dan sisanya dinamakan katunkulae mittiformes. Besarnya lubang
himen tidak menentukan apakah wanita tersebut masih virgo atau tidak. Vagina
berukuran di depan 6,5 cm dan di belakang 9,5 cm, sumbunya berjalan kira-kira
sejajar dengan arah pinggir bawah simfisis ke promotorium. Arah ini penting
diketahui jika memasukkan jari ke dalam vagina pada pemeriksaan ginekologik.
Pada pertumbuhan janin dalam uterus 2/3 bagian atas vagina berasal dari duktus
inulleri (asal dari entoderm), sedangkan 1/3 bagian bawahnya dari lipatan-lipatan
ektorderm. Hal ini penting diketahui dalam menghadapi kelainan-kelainan
bawaan.
Kelainan kongenital atau bawaan yang berupa tidak adanya sama sekali
vagina atau sebagian (agenesis vagina) tentu akan menimbulkan masalah bagi
penderita dari salah satu dari tiga hal tersebut di atas, terutama memberikan
keluhan tidak dapat melakukan hubungan seksual dan jalan keluar darah haid.
Kelainan kongenital yang sangat berat adalah tidak adanya vagina sama sekali.
Penderita yang mengalami agenesis vagina frekuensinya tidak begitu
banyak, yaitu 1 dalam 4000 kelahiran, 1 dalam 4000 sampai 10.000 kelahiran
(ACOG). Sedangkan di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta sejak tahun
1995 sampai 1999, rata-rata 10-12 kasus pertahun telah mengalami rekonstruksi
pembuatan vagina baru untuk kasus dengan kelainan kengenital (Rokintansky
Hauser syndrome) dan beberapa penderita kelainan kengenital tidak memerlukan
tindakan pembedahan untuk pembuatan vagina baru. Kelainan kengenital
merupakan penyebab kedua terbanyak pada kasus-kasus amenorhoe primer
setelah disgenesis gonad.
Tindakan yang tepat serta motivasi yang cermat dari para dokter untuk
menetukan bentuk dan saat terapi yang diberikan pada penderita dan keluarganya
sangat penting dalam usaha pencapaian keberhasilan pengobatan yang diberikan.

1.2 Rumusan Masalah

1
1. Apa yang dimaksud dengan Septum Vagina?
2. Apa yang dimaksud dengan Aplasia dan Atresia Vagina?
3. Apa yang dimaksud dengan Kista Vagina?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Septum Vagina?


2. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Aplasia dan Atresia Vagina?
3. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Kista Vagina?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Septum Vagina

a. Definisi
Septum Vagina adalah sekat sagital di vagina dapat ditemukan di bagian atas
vagina. Septum vagina dapat dalam bentuk septum yang longitudinal atau vertikal.
Septum longitudinal dapat terjadi sepanjang vagina sehingga dapat menghalangi
jalannya persalinan. Septum vagina yang vertikal dapat menghalangi penurunan dan
kesulitan menilai pembukaan. Bila kepala sudah turun mencapai hodge III, septum
vertikal dapat digunting sehingga persalinan berlangsung dengan aman.
Sekat sagital di vagina dapat ditemukan di bagian atas vagina. Tidak jarang hal ini
ditemukan dengan kelainan pada uterus, oleh karena ada gangguan dalam fusi atau
kanalisasi kedua duktus mulleri. Pada umumnya kelainan ini tidak menimbulkan
keluhan pada yang bersangkutan, dan baru ditemukan pada pemeriksaan ginekologik.
Darah haid juga keluar secara normal. Pada persalinan septum tersebut dapat robek
spontan atau perlu disayat dan diikat. Tindakan tersebut dilakukan pula bila ada
dispareuni.
Septum vagina akibat gangguan fusi atau kanalisasi kedua duktus muleri Pada
persalinan dapat robek atau perlu diguntung dan diikat bila berdarah Aplasia dan
atresia vagina Duktus muler berfusi tapi tidak membentuk kanal.teraba sebagai
jaringan yang tebal saja.tidak ada vagina, pada lubang masuk seperti cekungan saja.
Atresia vulva dalam bentuk atresia himenalis yang menyebabkan hematokolpos,
hematometra dan atresia vagina dapat menghalangi konsepsi. Kelainan vagina yang
cukup sering dijumpai dalam kehamilan dan persalinan adalah septum vagina
terutama vertika longitudinal.
Septum yang lengkap sangat jarang menyebabkan distosia karena separoh
vagina yang harus dilewati oleh janin biasanya cukup melebar sewaktu kepala lahir.
Akan tetapi septum yang tidak lengkap kadang-kadang menghambat turunnya kepala.
Struktur vagina yang kongenital biasanya tidak menghalangi turunnya kepala, akan
tetapi yang disebabkan oleh perut akibat perlukaan dapat menyebabkan distosia.

· b. Etiologi
Septum vagina tidak jarang hal ini ditemukan dengan kelainan pada uterus,
oleh karena ada gangguan dalam fusi atau kanalisasi kedua duktus mulleri.

· c. Tindakan

3
Cara yang efektif untuk tindakan persalinan septum tersebut adalah dengan
robekan spontan atau di sayat dan diikat. Tindakan ini dilakukan pula bila ada
dispareuni.

· d. Penatalaksanaan
Sikap bidan dalam menghadapi kelainan ini, adalah menegakkan
kemungkinan septum vagina, vertikal atau longitudinal pada waktu melakukan
pemeriksaan dalam dan selanjutnya merujuk penderita untuk mendapat pertolongan
persalinan sebagaimana mestinya.

2.2 Aplasia dan Atesia Vagina

a. Definisi
Pada aplasia vaginae kedua duktus mulleri mengadakan fusi, akan tetapi tidak
berkembang dan tidak mengadakan kanalisasi, sehingga bila diraba hanya ditemukan
jaringan yang tebal saja. Pada aplasia vagina tidak ada vagina, dan ditempatnya
intruitus vaginae hanya terdapat cekungan yang dangkal atau yang akan dalam.
Disini therapynya adalah : Pembuatan vagina baru.
Vagina menghubungkan genetalia eksterna dengan genetalia interna.Introitus
vagina tertutup pada hymen atau selaput darah,suatu lipatan selaput setempat.Pada
seorang virgo selaput darahnya masih utuh,dan lubang selaput darah umumnya hanya
dapat dilalui oleh jari kelingking.Pada koitus pertama hymen robek di beberapa
tempat dan sisanya di namakan katunkulae mittiformes.Besarnya lubang hymen tidak
menentukan apakah wanita tersebut masih virgo atau tidak.
Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan dibelakang 9,5cm.Sumbunya berjalan
kira kira sejajar dengan arah pinggir bawah simpisis ke promontorium.Arah ini
penting diketahui.jika memasukkan jari kedalam vagina pada pemeriksaan
ginekologi.Pada pertumbuhan janin dalam uterus 2/3bagian atas vagina beralas dari
duktus inuller (asal dari entroderm) sedangkan 1/3 bagian bawahnya dari limparan
limparan ektorderm.Hal ini penting diketahui dalam menghadapi kelainan kelainan
bawaan.
Pada aplasia vagina kedua duktus mulleri mengadakan fusi,akan tetapi tidak
berkembang dan tidak mengadakan kanalisasi,sehingga bila diraba hanya ditemukan
jaringan yang tebal saja.Pada umumnya bila di jumpai aplasia vagina ,maka sering
pula ditemukan uterus yang rudimenter.Ovarium dapat pula menunjukkan hipoplasi
atau menjadi polikistik.
Pada aplasia vagina tidak ada vagina, dan di tempatnya introitus vagina hanya
terdapat cekungan yang dangkal atau yang agak dalam . Disini terapi terdiri atas
pembuatan vagina baru beberapa metoda telah dikembangkan untuk keperluan itu.

4
Operasi ini sebaiknya pada saat wanita yang bersanmgkutan akan menikah.Dengan
demikian vagina baru dapat digunakan dan dapat dicegah bahwa vagina buatan akan
menyempit. Pada atresia vagina terdapat gangguan dalam kanalisasi sehingga
terbentuk suatu septum yang horizontal. Septum itu dapat ditemukan pada bagian
proksimal vagina,akan tetapi bias juga pada bagian bawah, diatas hymen (atresia
retrohymenalis).
Bila penutupan vagina itu menyeluruh, menstruasi timbul tetapi darah haid
tidak keluar .Terjadilah hematokolpos yang dapat mengakibatkan hematometra dan
hematotalpinks.Penanganan hematokolpos sudah dibahas dalam pembicaraan tentang
atresia hymennalis.

· b. Penatalaksanaan
Operasi pembuatan vagina baru ini sebaiknya pada saat wanita yang
bersangkutan akan menikah. Dengan demikian vagina baru dapat digunakan dan
dapat dicegah bahwa vagina buatan akan menyempit.
Pada attresia vaginae terdapat gangguan dalam kanalisasi : sehingga terbentuk suatu
septum yang horisontal. Septum itu dapat ditemukan pada bagian proksimal vagina,
akan tetapi bisa juga pada bagian bawah, diatas himen. Bila penutupan vagina itu
menyeluruh, mensturasi timbul terapi vagina tidak menyeluruh, tidak akan timbul
kesulitan.

2.3 Kista Vagina

a. Definisi
Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang paling sering
ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur.
Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya.
Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan.
Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak
dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah
diangkat dengan jalan pembedahan, dan tidak membahayakan kesehatan
penderitanya. Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non-
neoplastik dan neoplastik. Kista non-neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan
mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya
harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.
Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di
daerah vulva (bagian luar alat kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di daerah
vagina, antara lain inklusi, duktus gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan

5
kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain pada kelenjar bartholini, kelenjar
sebasea serta inklusi epidermal.
Kista di vagina bisa mempersempit lubang vagina yang akhirnya akan
menghambat persalinan. Bahkan jika bentuknya besar, bisa menghalangi hubungan
intim dan akibatnya malah tak bisa hamil. Karenanya, jika ibu menemukan kista di
vaginanya, harus segera dioperasi agar bisa hamil. Bila setelah hamil dijumpai ada
kista, harus dilakukan operasi ketika usia kehamilan masih muda, sekitar 3-4 bulan.
Jika sudah telanjur, harus dilakukan operasi sesar.
Kista vagina biasanya kecil berasal dari duktus gartner atau duktus mulerri
.Letaknya lateral dalam vagina bagian proksimal, ditengah atau distal dibawah
orifisium uretra externum. Kista berisi cairan jernih dan dindingnya ada yang sangat
tipis, dan ada pula yang agak tebal. Wanita tidak mengalami kesulitan waktu
persetubuhan dan persalinan. Jarang sekali kista ini sedemikian besarnya,sehingga
menghambat turunnya kepala dan perlu difungsi atau pecah akibat tekanan kepala.
Adakalanya pada kista terjadi peradangan ,bahkan dapat pula terjadi abses.
Biasanya abses pecah sepontan bila sudah besar. Apabila tidak perlu dilakukan insisi.
Terapi kista vagina pada umumnya tergantung pada besarnya ,tempatnya,dan saat di
temukannya.
Kista kecil yang tidak melebihi buah duku biasanya tidak diketahui oleh
penderita dan ini tidak perlu di apa apakan .Akan tetapi kista yang besar dan di sadari
oleh penderita lebih lebih apabila disertai keluhan,sebaiknya di angkat,saat yang
paling baik untuk pembedahan ialah diluar kehamilan.Dalam kehamilan tua atau
apabila kista baru pertama kali diketahui sewaktu wanita dalam persalinan sikap
konservatif lebih baik marsupialisasi dan dilakukan kira kira tiga bulan setelah bayi
lahir

b. Patofisiologi
Tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium invaginasi yang sederhana
dari epitel germinal sampai ke invaginasi disertai permukaan ruangan kista yang luas
terjadi pembentukan papil-papil kearah dalam tumor kistik.

c. Etiologi
Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi;
1. Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya;
a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b. Zat tambahan pada makanan
c. Kurang olah raga
d. Merokok dan konsumsi alcohol
e. Terpapar denga polusi dan agen infeksius

6
f. Sering stress
2. Faktor genetic.
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang
disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang
bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi,
protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.

d. Tindakan
Cara yang paling efektif untuk mengatasi kista yaitu:
1. Dengan mengangkat kista melalui operasi. Namun, tindakan pengobatan tersebut
hingga kini belum memberikan hasil yang memuaskan. Tindakan operasi
pengangkatan kista tidak menjamin kista tidak akan tumbuh kembali nantinya.
Selama seorang wanita masih memproduksi sel telur, maka potensi untuk tumbuh
kista akan tetap ada. Namun, dengan meningkatnya pengetahuan serta kesadaran
kaum wanita saat ini untuk memeriksakan organ reproduksinya merupakan
langkah awal yang tepat untuk mengurangi risiko terjadinya kista.
2. Mengatasi Kista dengan Laparoskopi
Laparoskopi merupakan teknik pembedahan atau operasi yang dilakukan dengan
membuat dua atau tiga lubang kecil (berdiameter 5-10 milimeter) di sekitar perut
pasien. Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang
dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar
monitor, sementara dua lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain.

e. Tanda dan Gejala


Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam
waktu yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa;
· Gangguan haid
· Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering
berkemih.
· Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan dan sakit diperut.
· Nyeri saat bersenggama.

f. Penatalaksanaan
Penderita kanker ovarium stadium dini dapat ditangani dengan operasi yang
kemudian dilanjutkan dengan terapi. Bila kanker ovarium telah memasuki stadium
lanjut baru di lakukan kemoterapi atau radiasi.

7
g. Bagaimana Hubungannya Pada Janin
Kista yang besar bisa menimbulkan kelainan letak janin dalam kandungan,
atau menghalangi turunnya kepala di jalan lahir pada waktu persalinan. Oleh karena
itu bila ditemukan kista permanen yang besar, maka perlu tindakan pembedahan pada
kehamilan sekitar 18 minggu. Bila kista yang besar tersebut tidak menghalangi jalan
lahir atau tidak menimbulkan gejala sakit, operasi dapat dilakukan 3 bulan setelah ibu
melahirkan. Jadi, tindakan yang diambil dokter sangat ditentukan oleh jenis kista,
ukuran dan letaknya di jalan lahir serta keluhan dari ibu hamil itu sendiri.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kelainan kongenital berupa gangguan dalam organogenesis pada vagina


dapat mempengaruhi kehamilan dan persalinan. Oleh sebab itu sebaiknya kelainan
atau gangguan-gangguan ini harus dihindari dan dicegah sedini mungkin agar
dalam menanganinya dapat dengan mudah.
1. Septum Vagina adalah sekat sagital di vagina dapat ditemukan di bagian atas
vagina. Septum vagina dapat dalam bentuk septum yang longitudinal atau
vertical. Septum longitudinal dapat terjadi pada vagina sehingga dapat
menghalangi jalannya persalinan.
2. Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang paling sering
ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk
anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan
lainnya.
3. Pada aplasia vaginae kedua duktus mulleri mengadakan fusi, akan tetapi tidak
berkembang dan tidak mengadakan kanalisasi, sehingga bila diraba hanya
ditemukan jaringan yang tebal saja. Pada aplasia vagina tidak ada vagina, dan
ditempatnya intruitus vaginae hanya terdapat cekungan yang dangkal atau
yang akan dalam.
4. Pada atresia vagina terdapat gangguan dalam kanalisasi sehingga terbentuk
suatu septum yang horizontal. Septum itu dapat ditemukan pada bagian
proksimal vagina,akan tetapi bias juga pada bagian bawah, diatas hymen
(atresia retrohymenalis).

3.2 Saran-Saran

Berdasarkan simpulan dari isi makalah ini jika terdapat kekurangan dalam
hal penyajian makalah ini dan dalam hal penyusunan kata-kata yang kurang
efektif penulis mohon kritik dan saran yang berguna bagi penulisan makalah
selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, Hanifa. Dkk., 2002. Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga Cetakan. Keempat.
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Adhe. 2009. Kelainan Kongenital Berupa Gangguan Pada Septum Vagina, Aplasia
Dan Atresia Vagina, Kista Vagina. Diakses tanggal 12 September 2012 http://adhe-
anwaradhe.blogspot.com

Juniati. E. 2010. Kelainan Pada Sistem Reproduksi & Penanggulangannya.


Banjarmasin: Akbid Sari Mulia. Diakses tanggal 12 September
2012 http://alimahimai.blogspot.com

Oktavarida. W. 2010. Kelainan Kongenital Berupa Gangguan Dalam Kelainan


Kongenital Berupa Gangguan Dalam Organogenesis Dari System Reproduksi Pada
Janin Yang Genetik Normal. Diakses tanggal 12 September
2012 http://witaoktavrida.blogspot.com

http://kesmaspro.blogspot.com/2012/10/makalah-kelainan-kogenital-vagina.html

10

Anda mungkin juga menyukai