Anda di halaman 1dari 13

Demam Berdarah Dengue

(DBD) atau Hemrrhagic Fever


Disusun Oleh :

1. Debby Prameswari Z.L (18721)


2. Widya puspita sari (18728)
3. Rusvita Eka Yusti K.S (18729)
Materi
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Demam
Berdarah Dangue?
2. Bagaimana Prevalensi DBD?
3. Apa Faktor risiko penyakit DBD?
4. Siapa Saja Kelompok risiko penyakit
DBD?
5. Apa Dampak penyakit DBD?
6. Bagaiman Problem solving Terhadap
DBD?
Definisi DBD

Demam berdarah dangue adalah penyakit infeksi akut


yang sering muncul dengan gejala sakit kepala, sakit pada
tulang, sendi, dan otot, serta ruam merah pada kulit.
Demam berdarah dengue (DBD) di tandai dengan empat
manifestasi klinik yang utama, yaitu demam tinggi,
perdarahan, pembengkakan hati, dan beberapa kasus yang
parah terjadi kegagalan sirkulasi darah.
Penyakit DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan melalui perantara vector
nyamuk Aedes agepypti.
Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang
termasuk dalam genus flavivarus grup famili
Togavvirde. Virus ini mempunyai ukuran diameter
sebesar 30 nanometer yang terdiri dari 4 serotip,
yakni dengue (DEN) 1, DEN 2, DEN 3 serta DEN 4.
Virus yang ditularkan pada manusia melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus pada
suhu 30’C memerlukan waktu 8-10 hari untuk
menyelesaikan masa inkubasi ekstrintik dari lambung
sampai kelenjar ludah nyamuk. Sebelum demam
muncul pada penderita, virus ini sudah terlebih
dahulu berada dalam darah 1-2 hari.
Gejala dan tanda-tanda DBD

sakitkepalaparah, nyeri di
belakang mata, otot dan nyeri sendi,
mual/mutah, kelenjar bengkak atau
adanya ruam. Biasanya berlangsung
selama 2-7 hari, setelah masa
inkubasi 4-10 hari akibat gigitan dari
nyamuk yang terinfeksi.
Klasifikasi derajat demam berdarah dengue

• Derajat I (Ringan) • Derajat III (Berat)


Demam disertai perdarahan Apabila terjadi kegagalan
dan mudah memar. peredaran darah perifer
• Derajat II (Sedang) dimanifestasikan dengan
nadi cepat dan lemah serta
Bila perdarahan spontan
penyempitan tekanan nadi
selain manifestasi pasien
atau hipotermi, kulit dingin,
derajat I, biasanya disertai
lembab, dan gelisah.
dengan manifestasi
perdarahan kulit epistaksis, • Derajat IV (Berat sekali)
perdarahan gusi, Bila tejadi syok berat
hematemesis atau melena. dengan tekanan darah tidak
teratur, dan nadi tidak dapat
terdeteksi
Prevalensi
Catatan di Pemkot Surakarta
• tahun 2012 terdapat 30 kasus DBD dengan 1 penderita meninggal.
• Tahun 2013 terdapat 261 kasus DBD dengan 7 penderita meninggal.
• Tahun 2014 tedapat 256 kasus DBD dengan 4 penderita meninggal.
Angka kematian/Cae fatality (CFR) DBD wilayah jawa tengah
sebesar 1, 52% lebih tinggi dibanding tahun 2011 (0,93%), tetapi
lebih tinggi dibading dengan target nasional (<1%). Angka
kesakitan tertinggi dikabupaten Blora sebesr 88,77/100.000
penduduk terendah dikabupaten Wonogiri sebesar 1,37/100.000
penduduk. Angka kematian tertinggi adalah dikabupaten Wonogiri
sebesar 23,08% dan kematian di 10 kabupaten/ kota dengan
kematian lebih dari 1%.
Faktor Risiko Penyakit
Faktor risiko adalah faktor yang mempengaruhi
penyebaran penyakit DBD, bukan sebagai
penyebab. Dalam beberapa penelitian ditemukan
faktor- faktor yang berhubungan secara bermakana
dengan kejadian DBD. Faktor risiko penyakit DBD
antara lain :
• Pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat tentang
DBD
• Kepadatan penduduk dan mobilitas penduduk tinggi
• Kepadatan vektor penularan (aedes aegypti) dan
jentiknya
• Upaya pemberantasan dan pencegahan DBD
• Iklim (curah hujan, kelembapan udara, kecepatan
angin, suhu)
• Ketersedian sarana air bersih dan sistem sanitasi.
Kelompok Risiko Penyakit
Penyakit DBD dapat menyerang semua
golongan umur,namun pada
perkembanganya penyakit ini lebih besar
menyerang anak balita hingga usia sekolah.
Aktivitas masing-masing kelompok umur
mengakibatkan peluang terinfeksi dengue
melalui gigitan nyamuk aedes aigepty juga
beberbeda.
Tingkat risiko terjangkit penyakit demam
berdarah akan meningkat pada seseorang
yang anti body terhadap virus dengue
akibat infeksi pertama.
Dampak penyakit

Dampak dari virus dengue dapat


menyebabkan gangguan pada pembuluh
darah kapiler serta mengganggu system
pembekuan darah. Hal inilah yang akan
mengakibatkan perdarahan bahkan
kematian pada penderita DBD
Problem Solving
Pemberantasan vektor
Pemberantasan vektor penularan (Aedes aegypti)
merupakan cara utama untuk, menanggulangi penyakit
DBD. Hal ini disebabkan karena belum tersedianya
vaksin maupun obat-obat untuk membasmi virusnya.
Pemberantasan nyamuk dapat dilakuakan terhadap
nyamuk dewasa maupun jentiknya.
Pemberantasan terhadap sarang nyamuk dewasa
dilakukan dengan cara penyemprotan/pengasapan
dengan insektisida (fogging).
Pengamatan terhadap penyakit DBD

Selain dilakukan pemberantasan vektor penular, diperlukan juga


pengamatan terhadap penyakit DBD. Laporan mengenai penderita
sangat diperlukan agar kejadian DBD dapat juga segera ditindak
lanjuti dengan penyelidikan epidemiologi dan penaggulangan
seperlunya untuk membatasi penyebab penyakit.
Tujuan pegamatan penyakit DBD adalah untuk :
• Memantau situasi penyakit DBD sehingga kejadian wabah/KLB
dapat segera diketahui.
• Menekan stratifikasi endemitas penyakit DBD
• Menentukan musim penularan
• Mengetahui perkembangan situasi (tren) penyakit, sehingga program
pemeberantasan penyakit DBD dapat dijalankan secara efektif dan
efesien
TRIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai