ii
DAFTAR ISI
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 54
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Masa nifas atau post partum berasal dari bahasa latin yaitu “puer”
yang berarti bayi dan “parous” yang berarti melahirkan. Masa nifas
merupakan masa yang dimulai setelah kelahiran dan berakhir ketika alat-
baru dengan kehadiran buah hati yang membutuhkan perhatian dan kasih
maupun sesudah menyusui. Perawatan puting susu yang lecet dan merawat
puting susu agar tetap lemas, tidak keras dan tidak kering. Selain itu akan
payudara senantiasa bersih dan mudah dihisap oleh bayi. Banyak ibu yang
mengeluh bayinya tidak mau menyusu, bisa jadi ini disebabkan oleh faktor
teknis seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah. Selain faktor
1
teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan nutrisi dan
kondisi psikologis ibu (Saryono, 2019). Pada tahun 2015 Badan Kesehatan
1,2 juta orang yang terdiagnosis, dan 12% diantaranya merupakan infeksi
payudara berupa mastitis pada wanita pasca post partum. Data ini
menderita kanker payudara invasive (stadium I-IV) tahun ini dan 40.140
payudara yang tidak benar. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh badan
yang kurang, 25% akibat frekuensi menyusui yang kurang dari 8x/hari,
14% akibat BBLR, 10% akibat prematur, dan 5% akibat penyakit akut
2
perawatan payudara adalah payudara bengkak (engorgement), kelainan
puting susu (puting susu datar dan puting susu terpendam atau tertarik ke
dalam) , puting susu nyeri (sore nipple) dan puting susu lecet (cracked
(mastitis), abses payudara, air susu ibu kurang lancar keluar. Pada sebuah
tentang perawatan payudara, hal ini terbukti dengan diperolehnya data dari
115 ibu postpartum yang terbagi dalam dua kelompok, dimana angka
dan dapat menyusu dengan baik, mengurangi risiko luka saat bayi
lancar, mengetahui secara dini kelainan puting susu dan melakukan usaha-
(Saryono dan Pramistasari Roischa, 2019). Oleh karena itu penting untuk
3
perawatan payudara dalam rangka persiapan ibu untuk menyusui pada
masa menyusui agar tidak terjadi masalah seperti ASI sulit keluar, puting
susu lecet, puting susu nyeri, payudara bengkak, mastitis atau abses
kurang.
yaitu produksi ASI yang kurang (32%), masalah pada puting susu ibu
bahwa hambatan yang sering terjadi dalam pemberian ASI yaitu ASI yang
belum keluar dan kurangnya produksi ASI. Hal ini terjadi karena
dalam kelancaran produksi ASI. Hal ini sejalan dengan penelitian Marmi
(2016) bahwa faktor penyebab ibu tidak mau menyusui bayinya yaitu
produksi ASI yang tidak cukup. Kurangnya produksi ASI adalah suatu
salah satunya yaitu pengaruh daya isapan bayi. Ibu yang jarang menyusui
serta pengeluaran ASI akan berkurang. Daya hisap bayi saat menyusui
dan hormon prolaktin, sehingga semakin sering dan kuat bayi menghisap
4
maka produksi ASI akan semakin banyak. Dan sebaliknya, semakin jarang
atau tidak pernah bayi menghisap maka produksi ASI akan berkurang
(Dewi, 2019).
terjadi kelainan pada payudara, dan agar bentuk payudara tetap baik
yang sering dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI antara lain pijat
5
1. Apa definisi dari Perawatan payudara?
1. Tujuan
berikut :
6
f. Untuk mengetahui manfaat pemberian ASI Eksklusif
ASI
2. Manfaat
Pertiwi Indonesia.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
payudara yang dilakukan pada saat kehamilan atau masa nifas untuk
puting susu yang masuk ke dalam atau datar. Puting susu demikian
menyusui(Manuaba, 2011).
8
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan
infeksi.
a. Puting Lecet
iritasi.
9
3. Ibu dengan puting susu yang sudah menonjol dengan
Lain:
kearahluar)
susu
10
mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat
mengeluarkan air susu ibu dari payudara itu setiap kali selesai
c. Pengerasan Payudara
baik dan sudah mencapai berat badan ideal, ibu mungkin harus
11
parah, gunakan kompres dingin atau es kemasan ketika tidak
2 kali sehari.
1. Massase
Pijat sel-sel pembuat ASI dan saluran ASI tekan 2-4 jari ke
12
payudara, dapat mengikuti gerakan spiral. mengelilingi
2. Stroke
3. Shake (goyang)
stimulasi pengaliran.
1. Pengurutan Pertama
2. Pengurutan kedua
13
a) Licinkan telapak tangan dengan minyak/baby oil.
3. Pengurutan ketiga
sendok.
14
5. Untuk menghilangkan rasa nyeri ibu dapat minum
5. Payudara meradang
6. Payudara kotor
(Prawirohardjo, 2015).
15
2.1.6 Penatalaksanaan Perawatan Payudara
antara lain :
ASI. Jadi biarkan bayi terus menghisap maka akan keluar ASI.
menyusui.
Bagi ibu yang mengalami lecet pada puting susu, ibu bisa
16
payudara yang lecet. Bila ada madu, cukup di olesi madu pada
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan
keras, juga sedikit nyeri. Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar
bawah.
17
f. Pengurutan melintang telapak tangan mengurut kedepan
20 – 30 kali
bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan (Sarwono,
18
sakitnya (analgetika), kosongkan payudara, sebelum menyusui
berikan stilbestrol atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari
penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh
ASI dan cairan jaringan. Aliran vena limpatik tersumbat, aliran susu
a. Payudara yang penuh terasa panas, berat dan keras. Tidak terlihat
menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit
mau menyusui keadaan ini akan berlanjut, asi yang disekresi akan
19
menumpuk sehingga payudara bertambah tegang. Gelanggang
susu menonjol dan putting menjadi lebih getar. Bayi menjadi sulit
demam dan payudara terasa nyeri tekan terjadi statis pada saluran
(Wiknjosastro, 2018).
terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak
susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi
20
menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi
bendungan ASI.
2017).
21
c. Keluarkan asi dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi
kebutuhan bayi
a. Faktor hormon
22
b. Hisapan bayi
c. Pengosongan payudara
d. Cara menyusui
e. Faktor gizi
a. Gejala yang biasa terjadi pada bendungan ASI antara lain payudara
penuh terasa panas, berat dan keras, terlihat mengkilat meski tidak
kemerahan.
b. ASI biasanya mengalir tidak lancar, namun ada pula payudara yang
c. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut untuk
23
bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya,
efektif.
jam.
dan nyeri
24
5. Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.
dingin
menurunkan panas.
25
berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan
tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk sementara waktu mengurangi
2.3.1 Definisi
Masa nifas (postpartum / puerpurium) barasal dari kata latin yaitu dari
kata “puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti melahirkan,
yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti pra hamil lama masa nifas berkisar sekitar
26
seluruh alat genitalakan pulih kembali seperti sebelum kehamilan
a. Puerperium dini
hari
b. Puerperium Intermedial
minggu.
c. Remote puerperium
27
1. Perubahan uterus
partum haemorrhage).
a) Vagina
b) Perlukaan vagina
28
c) Perubahan pada perineum
d) Lochea
29
masa nifas. Menurut Anggraini (2010), ada beberapa jenis
lochea, yakni :
2) Lochea sanguinolenta
3) Lochea serosa
4) Lochea alba
30
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini
jangan sampai lepas dan juga takut akan rasa nyeri. Buang air
dapat diberikan obat per oral atau per rektal (Suherni, 2019).
4. Perubahan perkemihan
persalinan.
a) Diathesis
31
bereaksi secara luar biasa terhadap rangsangan luar
persalinan.
32
putusnya serat elastis kulit dan distensi yang berlangsung
diantaranya, yaitu :
a) Suhu badan
b) Denyut darah
33
2) Pada ibu yang nervus nadinya bisa cepat, kira-kira
tubuh.
c) Tekanan darah
d) Respirasi
34
b) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya
sebagai berikut:
35
2) Respon dan dukungan dari keluarga dan teman dekat
melahirkan sebelumnya.
melahirkan.
a) Fase taking in
36
mungkin dialami seperti mudah tersinggung,
c) Fase leting go
37
2.3.4 Kunjungan Masa Nifas
perdarahan berlanjut.
istirahat.
38
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
alami.
Perawatan payudara (Breast care) adalah suatu cara merawat payudara yang
dilakukan pada saat kehamilan atau masa nifas untuk produksi ASI,selain
itu untuk kebersihan payudara dan bentuk puting susu yang masuk ke dalam
atau datar. Puting susu demikian sebenarnya bukanlah halangan bagi ibu
adanya statis di vena dan pembuluh darah bening ( Mansjoer, 2019).Hal ini
39
memberikan prelacteal feeding (makanan tambahan) pada bayi, keadaan
refleks oksitosin tidak terjadi dan ASI tidak dikeluarkan. Jika hal ini terus
menonjol, puting menjadi lebih datar dan sukar dihisap oleh bayi ketika
disusukan. Bila keadaan sudah sampai seperti ini, kulit pada payudara akan
nampak lebih merah mengkilat, terasa nyeri sekali dan ibu merasa demam
susu dapat terjadi pada hari ke- 3 atau ke-4 ketika payudara telah
yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup untuk menyusui, produksi
sepsis yang dapat terjadi bila penanganan terlambat atau tidak tepat, kurang
40
pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi sangat
kultur kuman yang diambil dari air susu sehingga keberhasilan terapi tetap
terjamin. Karena kultur kuman yang tidak secara rutin dilakukan, secara
rumah sakit. Pada umumnya dengan pengobatan segera dan adekuat gejala
ASI dapat terjadi di karenakan oleh sebab pengosongan ASI yang kurang
di atas, ibu perlu dianjurkan agar tetap menyusui bayinya supaya tidak
secara berputar sehingga persendian bahu ikut bergerak ke arah yang sama.
41
limfe di daerah payudara sehingga statis dapat dihindari yang berarti
2015).
42
BAB III
TINJAUAN KASUS
Data Subjektif :
A. Biodata :
Ini merupakan persalinan kedua ibu dan tidak pernah keguguran. Ibu
43
kelamin laki- laki, berat badan lahir 3720 gram, dan ditolong oleh bidan di
RS PKT Bontang
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, asma dan
diabetes mellitus, ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular, ibu
E. Riwayat Reproduksi :
bu menarche pada umur 14 tahun, siklus haid 27-30 hari, lamanya haid 5-6
1. Pola Nutrisi :
minum 7-8 gelas sehari dengan air putih, susu dan teh.
rumah sakit, porsi sedang dengan nasi, sayur, ikan, buah dan
2. Personal hygiene :
44
- Selama hamil: Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi tiap kali selesai
- Selama nifas: Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi tiap kali selesai
3. Pola Eliminasi :
Selama hamil :
- BAB: ibu BAB 1-2x sehari, warna kuning kecoklatan, lunak dan
- BAK: ibu BAK 6-7x sehari, warna urine kuning jernih, bau khas
Selama nifas:
- BAK: ibu BAK 4-5x sehari, warna kuning jernih, bau khas
4. Pola Istirahat :
- Selama hamil: Ibu mengatakan tidur siang 2-4 jam dan tidur malam
8 jam.
- Selama nifas: Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam dan tidur malam
5-6 jam.
6. Spiritual :
45
- Selama hamil: Ibu mengatakan sering melewatkan salat 5 waktu,
tajwidnya.
pertamanya
I. Pemeriksaan fisik :
1. Pemeriksaan umum :
b. Kesadaran : composmentis
46
c. Suhu badan : 36,7 ˚C
d. Pernapasan : 20 x/ menit
a. Mata :
b. Mulut/gigi :
gigi
c. Leher :
d. Payudara :
palpasi.
e. Abdomen :
TFU (Tinggi Fundus Uteri) tidak teraba, tidak ada nyeri tekan pada
f. Genetalia :
g. Ekstremitas :
Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada varises.
47
A: PP2 Spontan Nifas Hari Ke-8 dengan bendungan ASI.
P:
consent.
diberikan.
tiduran tapi tidak sering karena saat kita menyusui sambil duduk ASI akan
keluar lancer, dan mengusahan untuk menyusui sebelah kiri dan kanan bila
bayi sudah kenyang sedangkan payudara 1 belum disusui maka ibu bisa
48
6. Menganjurkan klien untuk meningkatkan intake bergizi seimbang tanpa
ada pantangan makanan (kecuali makanan yang alergi) dan minum ± 1,5-2
7. Menganjurkan klien untuk cukup istirahat yaitu ± 6-8 jam per hari.
9. Memberikan KIE dan ajarkan ibu cara melakukan senam nifas, pijat
melakukannya di rumah.
30/08/2022.
12. Melakukan pendokumentasian pada buku KIA klien dan status rekam
medis klien.
49
- Pendokumentasian telah dilakukan dan ditanda tangani oleh pemberi /
Bidan yang melakukan Tindakan dengan tanda tangan dan nama jelas.
50
BAB IV
PEMBAHASAN
(Prawihardjo, 2016).
khas,konsistensi cair, ibu memakan makanan bergizi, tidak ada pantangan, dan ibu
istirahat yang cukup, pengeluaran ASI kurang lancar, ibu menyusui bayinya
Dari hasil pemantauan ditemukan produksi ASI cukup pada Ny.N, teraba
benjolan agak keras di payudara kanan dan kiri, nyeri saat di tekan, ibu
mengatakan bahwa hanya menyusui 1 bagian payudara saja, setelah diberikan KIE
dan massage payudara ibu mengerti tentang informasi yang diberikan dan
51
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
penuh dengan ASI, aliran darah dan cairan lainnya. Masalah ini merupakan
gangguan yang umum terjadi pada saat ibu menyusui. Ini sering terjadi di
hari – hari awal setelah melahirkan saat kebutuhan menyusu bayi masih
sebagainya.
belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang
52
5.2 Saran
menyusui dan perawatan apa saja yang diperlukan dalam mengatasi masalah
53
DAFTAR PUSTAKA
Asih Yusari dan Risneni. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan.
Menyusui. Jakarta: CV. Trans Info MediaAnasiru Mohamad, dkk. 2017.
Gambaran pengetahuan asi eksklusif pada ibu menyusui di desa tabongo
timur kabupaten bone bolango. Health and Nutritions Journal. Vol, 3.
No,2.
Endang Wahyuningsih dan Wiwin. 2019. Efektivitas Pijat Endorpin Dan Pijat
Breastcare Terhadap Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Nifas Di Rsu
Pku Muhammadiyah Delanggu. Jurnal Involusi Kebidanan. Vol, 9. No
17
Ernawati Handayani dan Ernik. 2020. Perawatan Payudara Dan Pijat Oksitosin
Meningkatkan Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Primipara. Jurnal
Kebidanan. Vol, 6. No, 2.
54
Farida Alhadar dan Irawati. 2017. Pengaruh Perawatan Payudara Pada Ibu Hamil
Terhadap Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Kecamatan Kota Ternate Tengah Tahun 2016. Jurnal Riset Kesehatan.
Vol, 6. No, 1.
F.B. Monika. 2014. Buku pintar ASI. Jakarta selatan: Noura Books.
Fitriani Ningsih dan Rizki. 2019. Hubungan Perawatan Payudara Dan Frekuensi
Menyusui Dengan Produksi Asi. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan
dan Keperawatan. Vol, 10. No, 2
Hardiani Ratna. 2017. Status paritas dan pekerjaan ibu terhadap pengeluaran ASI
pada ibu menyusui 0-6 bulan. Nurseline Jurnal. Vol 2. No.1
Hadriani dan Rahma. 2019. Efektivitas Pijat Oksitosin Dan Breast Care Pada
Ibu Bersalin Terhadap Pengeluaran ASI Di Puskesmas Kamonji. Window
of Health. Vol, 2. No, 3.
Heni Nurakilah, dkk. 2019. Perbandingan Pengaruh Penggunaan Warm Bra Care
dan Kompres Hangat Terhadap Kelancaran Pengeluaran ASI pada Ibu 3–4
Hari Pospartum di Puskesmas Tomo Kabupaten Sumedang. JSK. Vol, 5.
No, 197
Indri afrianti, dkk. 2020. Grak Limo. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
Indrajati, Triana. 2013. Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Denyut Nadi Dan
Frekuensi Pernafasan Pada Bayi Prematur di RSUD Banyumas
Ismail Nurdin dan Sri, 2019. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Media
Sahabat Cendekia.
55