Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ANAK TENTANG ASKEP TETANUS

NEONATORUM

KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

berkat dan rahmat-Nya yang melimpah, sehingga kelompok dapat menyelesaikan

tugas Keperawatan Anak tentang Tetanus Neonatorum.

Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan dan arahan

dari semua pihak. Kelompok mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah

memberikan bimbingannya kepada kelompok dan kepada semua pihak yang telah

membantu kelompok dalam menyusun Makalah ini.

Kelompok menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini

jauh dari kesempurnaan baik isi dan susunannya, hal ini disebabkan keterbatasan

waktu, wawasan, ataupun kesilafan. Untuk itu kelompok mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak untuk kesempurnaan hasil Makalah ini.

Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan

kepada kelompok mendapat balasan dari Allah. Harapan kelompok, Makalah ini

dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan mahasiswa.

Pematang Reba, 8 Maret 2017

Kelompok 2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................. i

Daftar Isi ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................. 1


B. Rumusan masalah ............................................................ 2
C. Tujuan penulisan .............................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori

1. Definisi ...................................................................... 3
2. Etiologi ...................................................................... 3
3. Patofisiologi................................................................ 4
4. Manifestasi Klinis....................................................... 6
5. Pemeriksaan Penunjang.............................................. 6
6. Penatalaksanaan.......................................................... 6
7. Komplikasi.................................................................. 6
8. Pencegahan................................................................. 7

B. Asuhan Keperawatan.................................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 11
B. Saran ................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tetanus neonatorum merupakan tetanus yang terjadi pada bayi yang dapat
disebabkan adanya infeksi pada tali pusat yang tidak bersih. Kematian tetanus
sekitar 45-55 %, sedangkan pada tetanus neonatorum sekitar 80%. Terdapat
hubungan terbalik antara lamanya masa inkubasi dengan beratnya penyakit.
Resiko kematian sekitar 58% pada m,asa inkubasi 2-10 hari, dan 17-35% pada
masa inkubasi 11-22 hari. Bila interval antara gejala pertama dengan timbulnya
kejang cepat, prognosis lebih buruk.
Berdasarkan hasil survei dilaksankan oleh WHO di 15 negara di Asia,
Timur tengah dan Afrika pada tahun 1978-1982 menekankan bahwa penyakit
tetanus neonatorum banyak dijumpai daerah pedesaan negara berkembang
termasuk indonesia yang memiliki angka proporsi kematian neonatal akibat
penyakit tetanus neonatorum mencapai 51%. Pada kasus tetanus neonatorum yang
tidak dirawat, hampir dapat dipastikan CFR akan mendekati 100%, terutama pada
kasus yang mempunyai masa inkubasi yang kurang dari 7 hari.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas serta melihat peran dan fungsi
perawat sangatlah penting daalam hal memperbaiki derajat kesehatan khususnya
masalah Tetanus Neonatorum pada anak. Dalam hal pelaksanaan asuhan
keperawatan meliputi askep promotif( memberikan penyuluhan kesehatan untuk
status kesehatan), preventif( pencegahan), kuratif( memberikan obat-obatan untuk
mengobati penyebab dasar), rehabilitatif( dokter, perawat dan peran serta keluarga
dalam perawatan pasien).
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik memilih judul “ Asuhan
Keperawatan Anak dengan Tetanus Neonatorum “ .

B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan tetanus
neonatorum ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
tetanus neonatorum.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Teori
1. Pengertian
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus pada bayi baru lahir dengan
tanda klinik yang khas, setelah 2 hari pertama bayi baru hidup, menangis dan
menyusun secara normal, pada hari ke 3 atau lebih timbul kekakuan seluruh tubuh
dengan kesulitan membuka mulut dan menyusu disusul dengan kejang-
kejang( WHO, 1989).
Tetanus neonatorum merupakan tetanus yang terjadi pada bayi yang dapat
disebabkan adanya infeksi melalui tali pusat yang tidak bersih. Masih merupakan
masalah diindonesia dan dinegara berkembang lain, meskipun beberapa tahun
terakhir kasusnya sudah jarang diindonesia. Angka kematian tetanus neonatorum
tinggi dan merupakan 45-75% dari kematian seluruh penderita tetanus. Penyebab
kematian terutama akibat komplokasi antara lain radang paru-paru dan sepsis,
makin muda umur bayi saaat timbul gejala, makin tinggi pula angka kematian.
(Maryunani, 2011)

2. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh karena clostridium tetani yang bersifat
anaerob dimana kuman tersebut berkembang tanpa adanya oksigen. Tetanus pada
bayi ini dapat disebabkan karena tindakan pemotongan tali pusat yang kurang
steril, untuk penyakit ini masa inkubasinya antara 5-14 hari. ( Hidayat,2008)

3. Patifisiologi
Virus yang masuk dan berada dalam lingkungan anerobid berubah menjadi
bentuk vegetatif dan berbiak sambil menghasilkan toksin dalam jaringan yang
anerobid ini tetdapat penurunan potensial oksidasi reduksi jaringan dan turunnya
tekanan oksigen jaringan akibat adanya pus, nekrosis jaringan, garam kalsium
yang dapat diionisasi. Secara intra aksonal toksin disalurkan kesel saraf yang
memakan waktu sesuai dengan panjang aksonnya dan aktifitas serabutnya. Belum
terdapat perubahan elektrik dan fungsi sel sraf maupun toksin telah terkumpul
dalam sel. Dalam sumsum tulang belakang toksin menjalar dari sel saraf lower
motorneoron keluksinafis dari spinal inhibitorineorin. Pada daerah inilah
menimbulkan gangguan pada inhibitoritransmiter dan menimbulkan kekakuan.
( Aang,2011)

4. Manifestasi klinis
Tanda dan gejalanya meliputi :
a. Kejang sampai pada otot pernafasan
b. Leher kaku
c. Kaku sepperti papan.
d. Dinding abdomen keras
e. Mulut mencucu seperti mulut ikan
f. Suhu tubuh dapat meningkat. ( Deslidel,2011)

5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium didapati peninggian leokosit
b. Pemeriksaan carian otak biasanya normal
c. Pemeriksaan elektromiogram dapat memperlihatkan adanya lepas muatan unit
motorik secara terus menerus. ( Teddi,2010)

6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tetanus neonatorum dalah perawatan tali pusat dengan
alat-alat yang steril. ( Deslidel,2011)
Pengobatan tetanus ditujukan pada :
a. Netralisasi toksin yang masih ada didalam darah sebelum kontak dengan sistem
saraf, dengan serum antitetanus( ATS Terapeutik)
b. Membersihkan luka tempat masuknya kuman untuk menghentikan produksi
toksin
c. Pemberian antibiotik penicilin atau tetrasiklin untuk membunuh kuman penyebab
d. Pemberian nutrisi, cairan dan kalori sesuai kebutuhan
e. Merawat penderita ditempat yang tenang dan tidak terlalu terang
f. Mengurangi serangan dengan mebrikan obat pelemas otot dan sesedikit mungkin
manipulasi pada penderita. ( Maryunani,2010)

7. Komplikasi
a. Bronkopneumonia
b. Asfiksia akibat obstruksi secret pada saluran pernafasan
c. Sepsis neonatorum

8. Pencegahan
a. Imunisasi aktif
Vaksinisasi dasar dalam bentuk toksoid diberikan bersama vaksin pertusis dan
difteri ( vaksin DPT). Kadar proteksi antibodi bertahan selama 5-10 tahun sesudah
suntikan “ booster “. Tetanus toksoid ( TT ) selanjutnya diberiakn 10 tahun kecuali
bila mengalami luka yang beresiko terinfeksi, diberikan toksoid bila suntikan
terakhir sudah lebih dari 5 tahun sebelumnya atau bila belum pernah vaksinisasi.
Pada luka yang sangat parah, suntikan toksoid diberikan bila vaksinisasi terkhir
sudah diberikan 1 tahun terakhir.
Untuk mencegah tetanus neonatorum, diberikan TT pada semua wanita usia
subur atau wanita hamil trimester III, selain memberikan penyuluhan dan
bimbingan pada dukun beranak agar memotong dan merawat tali pusat bayi
dengan cara semestinya. Dapat terjadi pembengkakkan dan rasa sakit pada tempat
suntukan sesudah pemberian vaksin TT. ( Maryunani,2010)

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
a. Pengkajian
b. Riwayat kehamilan prenatal
Ditanyakan apakah ibu sudah diimunisasi TT.
c. Riwayat natal ditanyakan.
Siapa penolong persalinan karena data ini akan membantu membedakan
persalinan yang bersih/hygienis atau tidak. Alat potong tali pusat, tempat
persalinan.
d. Riwayat postnatal
Ditanyakan cara perawatan tali pusat, mulai kapan bayi tidak dapat
menyusu( inhubation period). Berapa lama selang waktu antara gejala tidak dapat
menyusu dengan gejala kejang yang pertama( period of onset)
e. Imunisasi pada tetanus anak
Ditanyakan apakah sudah pernah imunisasi DPT/DT atau TT dan kapan terakhir
diberikan.
f. Riwayat psikososial
1). Kebiasaan anak bermain dimana
2). Hygiene sanitasi
g. Pemeriksaan fisik
Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan gejala dari tetanus, bayi
normal dan bisa menyusu dalam 3 hari pertama. Hari berikutnya bayi sukar
menyusu, mulut mencucu seperti mulut ikan. Risuss sardonikus dan kekakuan otot
ektremitas. Tanda tanda infeksi tali pusat kotor. Hipoksia dan sianosis. Pada anak
keluhan dimulai dengan kaku otot lokal disusul dengan kesukaran untuk
membuka mulut(Trismus).
Pada wajah : risus sardonikus ekspresi muka yang khas akibat kekakuan otot-otot
mimik, dahi mengkerut, alis terangkat, mata agak menyipit, sudut mulut keluar
dan kebawah.
Opisthotonus tubuh yang kaku akibat kekakuan otot leher, otot punggung, otot
pinggang, semua trunk muscle.
Pada perut : otot dinding perut seperti papan. Kejang umum mula-mula terjadi
setelah dirangsang lambat laun pada anak jatuh dalam status konvulsius. Pada
daerah ektremitas apakah ada luka tusuk, luka lengan nanah atau gigitan binatang.
h. Tatalaksana pasien tetanus umum :
1) Mencukupi cairan dan nutrisi. Pemberian cairan secara i.v, sekalian untuk
memberikan obat-obatan secara syringe pump(valium pump).
2) Menjaga saluran nafas tetap bebas, pada kasus yang berat perlu tratcheostomy.
3) Memeriksa tambahan oksigen secara nasal atau sangkup.
4) Kejang harus segera dihentikan dengan pemberian valium/diazepam bolus iv 5
mg untuk neonatus, bolus iv atau parektal 10 mguntuk anak-anak( maksimum 0,7
mg/kg BB).

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:


Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan tetanus antara
lain:
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekresi
akibat kerusakan otot-otot menelan.
b. Resiko apirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran, gangguan menelan
koordinasi otot (kejang), irritabilitas
c. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan penyakit yang terkait

3. Intervensi
Diagnosa 1 : Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sekresi akibat kerusakan otot-
otot menelan
Tujuan : Setelah dilakukan keperawatan dalam 3x 24 jam.
Status respirasi : terjadi kepatenan jalan nafas dengan
Kiteria Hasil : Pasien tidak sesak nafas, auskultasi suara paru bersih, tanda vital normal

Intervensi :
Airway manajemenn
a. Bebaskan jalan nafas dengan posisi leher ekstensi jika memungkinkan.
b. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c. Identifikasi pasien secara actual atau potensial untuk membebaskan jalan nafas.
d. Lakukan terapi dada jika memungkinkan
e. Keluarkan lendir dengan suction
f. Asukultasi suara nafas
Airway Suction
a. Tentukan kebutuhan suction melalui oral atau tracheal
b. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suction
c. Informasikan pada keluarga tentang suction
d. Masukan slang jalan afas melalui hidung untuk memudahkan suction
e. Gunakan peralatan steril, sekali pakai untuk melakukan prosedur tracheal suction.

Diagsona 2 : Risiko aspirasi b/d tidak efektifnya refllek menelan


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 3x 24 jam tidak terjadi aspirasi
Keteria Hasil :
a. Terjadi peningkatan reflek menelan
b. Bertoleransi thdp intake oral & sekresi tanpa aspirasi
c. Bersihan Jalan nafas bersih.

Intervensi :
Pencegahan aspirasi
a. Cek residu sebelum pemberian NGT
b. Monitor td aspirasi selama proses pemberian NGT ( batuk, tersedak, saliva)
c. Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk, reflek menelan dan kemampuan menelan
d. Monitor status paru dan V/S
e. Berikan oxigenasi
f. Kolaborasi u/ terapi okupasi
g. Ajarkan pada keluarga cara memberikan Makanan melalui NGT

Diagnosa 3 : Gangguan rasa nyaman b/d penyakit yang terkait


Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 3x24 jam
ketidaknyamanan teratasi.
Kiteria Hasil :
a. Pasien terlihat tidak gelisah.
b. Pasien nyaman dengan lingkungan.

Intervensi :
a. Berikan posisi yang nyaman
b. Hindari gangguan yang tidak diperlukan dan berikan kesempatan pasien untuk
istirahat
c. Berikan lingkungan yang tenang dan support
d. Atur suhu ruangan sehingga nyaman untuk pasien
e. Fasilitasi tindakan hygine untuk menjaga kenyamanan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tetanus neonatorum merupakan tetanus yang terjadi pada bayi yang dapat
disebabkan adanya infeksi melalui tali pusat yang tidk bersih. Penyakit ini
disebabkan oleh karena clostridium tetani yang bersifat anaerob dimana kuman
tersebut berkembang tanpa adanya oksigen dan pemotongan tali pusat yang tidak
steril . tanda dan gejala meliputi kejang sampai pada otot pernafasan, leher kaku,
dinding abdomen keras, mulut mencucu seperti mulut ikan, dan suhu tubuh dapat
meningkat. Komplikasi dari penyakit tetanus neonatorum seperti
bronkopnemonia, asfiksia akibat obstruksi secret pada saluran pernafasan , sepsis
neonatorum. Pemeriksaan penunjangnya adalah pemeriksaan laboratorium
didapati peninggian leukosit, pemeriksaan cairan otak biasanya normal dan
pemeriksaan eletroniogram.

B. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa setelah membaca makalah ini dapat
memahami tentang Asuhan Keperawatan Tetanus Neonatorum.

DAFTAR PUSTAKA
Deslidel, Hajjah, 2011. Buku Ajar Neonatus Bayi Dan Balita. Jakarta: EGC.
Hidayat, Aziz Alimul A, 2008. Pengantar ilmu keperawata anak 1. Jakarta :
Salemba Medika
Maryunani, Anik, 2010. Ilmu kesehatan anak dalam kebidanan. Jakarta: Tim

Anda mungkin juga menyukai