Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH HIPOTIROID

FUNDAMENTAL PATHOPHYSIOLOGY OF ENDOCRINE SYSTEM


Yang dibina oleh Ns. Heri Kristianto ,S.Kep, M.Kep.Sp.KMB

KELOMPOK 3
AGENG BAKHTIAR REHATMOKO

(125070218113018)

DENNIAR SURYATIKA

(125070218113002)

ILMIATIN RIZQIMAH

(125070218113048)

KEYFIN ALLIFAH RIZAL KASDIANTO

(125070218113044)

RISSA DEVI PUTRI KARILIA

(125070218113038)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Hipotiroid tepat pada waktunya.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
1. Ns. Heri Kristianto ,S.Kep, M.Kep.Sp.KMB selaku bapak dosen pembimbing kami
pada mata kuliah Fundamental Pathophysiology of Endocrine System.
2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi mencapai kesempurnaan
makalah berikutnya.
Sekian

penulis

sampaikan

terimakasih

kepada

semua

pihak

yang

telah

membantu.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.

Kediri, 11 November 2014

Penulis

BAB 1
2

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit hipotiroid merupakan penyakit yang bukan berarti tidak pernah ada. Penyakit
ini sering ditemui dengan gambaran adanya metabolisme tubuh yang lambat karena
menurunnya konsumsi oksigen oleh jaringan. Pasien dengan penyakit hipotiroid tidak dapat
menjaga fungsi tubuhnya secara normal. Dewasa ini penyakit hipotiroid ini mengalami
peningkatan yang terus ada walaupun tidak secara signifikan.

1.2 Tujuan
Tujuan Umum :
-

Untuk menggali kemampuan memahami tentang penyakit hipotiroid

Tujuan khusus :
-

Untuk mempelajari tentang permasalahan yang ditimbulkan pada penyakit hipotioid


Untuk mengetahui apa saja yang dapat menjadi pemicu terjadi nya adri penyakit

tersebut
Untuk membantu menganalisa tentang penatalaksanaan yang dapat di lakukan oleh
perawat

1.3 Rumusan Masalah


1)
2)
3)
4)
5)

Untuk memahami apa itu Hipotiroid


Untuk mengetahui tentang Etiologi dari penyakit Hipotiroid
Untuk mengetahui tentang Patofisiologi yang dapat ditimbulkan oleh Hipotiroid
Untuk mengetahui Manifestasi/gambaran klinis pada penderita Hipotiroid
Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada penderita

Hipotiroid
6) Untuk mengetahui Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan
Hipotiroid

BAB 2
PEMBAHASAN
3

2.1 DEFINISI
Hipotiroid merupakan keadaan dimana terjadinya kekurangan hormone tiroid yang
digambarkan dengan adanya metabolisme tubuh yang lambat karena menurunnya
konsumsi oksigen oleh jaringan. Pasien dengan penyakit hipotiroid tidak dapat menjaga
fungsi tubuhnya secara normal.
2.2 EPIDEMIOLOGI
Insiden dari kasus hiotiroid lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria,
kira-kira dengan perbandingan 4 :1 pada usia diantara 30 sampai dengan 60 tahun. Lebih
dari 95% penyebab hipotiroid adalah karena kelainan kelenjar tiroid ( penyakit primer)
(Donna,2010)
2.3 ETIOLOGI
Hipotiroid terjadi karena penyebab primer (gangguan pada kelenjar tiroid), penyebab
sekunder (kelainan pada kelenjar hipofisis) dan penyebab tersier (kelainan pada
hipotalamus)
1. Penyebab primer atau hipotiroid primer
Beberapa penyebab primer dari hipotiroid adalah:
a. Penyakit autoimun
Penyakit autoimun yang paling sering terjadi hipotiroid adalah pada autoimun
limfotik tiroiditis atau yang lebih dikenal dengan hasimoto tiroiditis. Penyakit ini
disebabkan karena malfungsi dari sistem immune. Pada keadaan normal sistem
imun terjadi untuk melindungi tubuh dari benda asing atau mikroorganisme yang
mengancam tubuh, namun pada hasimoto tiroiditis justru merusak sel-sel dan
jaringan tiroid sehingga produksi hormon tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
tubuh.
b. Cacat kongenital tiroid (kreatinism)
Kongenital hipotiroid mempunyai insiden 1 diantara 4000 kelahiran. Bayi
premature yang terpapar antiseptik yodium dapat menimbulkan hipotiroid
(Duncan,

2004).

Terapi

tiroksin

secara

progresif

dapat

menghasilkan

perkembangan normal
c. Post terapi, misalnya pada terapi radioiodine, tiroidektomi
d. Obat-obatan seperti: thionamide, lithium, amiodarone, interferon alpha. Obat ini
paling mungkin memicu hipotiroidisme pada pasien yang memiliki kecenderung
genetik untuk penyakit tiroid autoimun
e. Asupan yodium yang kurang pada prenatal dan post natal
f. Penyakit inflamasi kronis seperti amiloidosis, sarkoidosis
2. Penyebab sekunder atau hipotiroid sekunder
Hipotiroid yang disebabkan karena berkurangnya atau tidak adekuatnya stimulasi
dari hormon tiroid stimulating hormon (TSH) yang dihasilkan oleh hipofisis
4

sedangkan keadaan kelenjar tiroid normal sehingga pada penurunanan kadar TSH.
Pada keadaan ini dapat menimbulkan resistensi perifer terhadap hormon tiroid
3. Penyebab tersier atau hipotiroid tersier
Hipotiroid ini juga disebut sentral hipotiroid, karena kerusakaan atau gangguan
berasal dari hipothalamus yang tidak mampu memproduksi thyroid releasing
hormone (TRH) sehingga tidak mampu menstimulasi hipofisis untuk memproduksi
TSH. Penyebab tersier misalnya pada tumor atau kerusakan pada hipothalamus.

2.4 MANIFESTASI KLINIS


1. Tiroiditis akut
a. Nyeri dan pembengkakan leher anterior, demam, disfagia dan disfonia.
b. Faringitis atau nyeri faring sering timbul
c. Kehangatan, eritema dan nyeri tekan kelenjar tiroid
2. Tiroditis subakut
a. Tiroid membesar secara simetris dan kadang terasa sangat nyeri.
b. Kulit yang ada diatas tiroid sering tampak kemerahan dan teraba hangat
c. Menelan mungkin akan menjadi sulit dan tidak nyaman
d. Peka rangsang, gelisah, insomnisa dan penurunan berat badan yang merupakan
manifestasi dari hipertiroidisme umum terjadi
e. Mungkin dialami demam dan menggigil

(Baughman,diane C. ,2000. Keperawatan Medikal-Bedah : buku saku untuk Brunner dan


Suddarth. Jakarta : EGC)
2.5 PATOFISIOLOGI

2.6 KOMPLIKASI
1. Koma myxedema
Merupakan keadaan kegawatan pada hipotiroid dimana penurunankadar T4 yang
rendah. Faktor predisposisi keadaan ini adalah adanya hipotiroid disertai keadaan
akut seperti infark miokard, terpapar dingin atau penggunaan obat-obatan penenang
sepeti opium. Gejalan dan tanda dari koma myxedema meliputi : suhu tubuh rendah,
TD menurun, gula darah menurun serta adanya penurunan kesadaran.
2. Kreatinisme
Terjadi akibat kegagalan sintesis hormon tiroid karena kekurangan yodium pada ibu
hamil. Pada keadaan ini bayi beresiko terjadinya kreatinisme yaitu terjadinya
gangguan pertumbuhan dan perkembangan mental.
3. Goiter, yaitu pembesaran atau hiperplasia kelenjar tiroid akibat stimulasi yang
berlebihan kelenjar tiroid oleh hormonTSH.
5

Referensi
(Ns. Tarwoto,S.kep, M.Kep., dkk. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta : Trans Info Medika)

2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


1. Test darah
Test darah yang penting untuk menentukan adanya hipotiroid adalah TSH test, T4 test.
a. Tiroid stimulating hormon (TSH) test, merupakan test yang paling sensitif
terhadap indikasi hipotiroid. Test TSH didasarkan pada cara kerja hormon TSH
dan tiroid uang bersama-sama. Kelenjar hipofisis meningkatkan produksi RSH
ketika tiroid tidak cukup membuat hormon tiroid.
b. Serum T3 dan T4, merupakan produk dari hormon tiroidnyang memberikan
gambaran dibawah normal atau normal. Pemeriksaan T4 bebas menunjukan
adanya penurunan.
Free T4 indeks menurun
T3 resin uptake menurun
Thyroid antibody titer meningkat
Pemeriksaan lain mungkin ditemukan:
- Anemia
- Meningkatnya kadar kolesterol
- Peningkatan enzim hati
- Peningkatan prolaktin
- Rendah sodium
2. Radioactive iodine uptake test
Untuk mengukur afinitas dai kelenjar tiroid terhadap radioaktif iodine. Jika serapan
c.
d.
e.
f.

tinggi menunjukkan produksi dari hormon tiroid banyak, demikian sebliknya.


3. Test radiologi
Thyroid scan test, thyroid ultrasound MRI, untuk melihat dan mengidentifikasi
kelenjar tiroid, ukuran, ketajaman, dan posisi kelenjar.

2.8 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Medis :
Sasaran

utama

adalah

pemulihan

keadaan

metabolisme

normal

dengan

menggantikan hormon tiroid.


1. Terapi selalu mencakup penggantian hormon tiroid dengan tiroksin sintetik.
2. Untuk goiter endemik, penggantian iodida dapat mengurangi gejala.
3. Apabila penyebab penyebab hipotiroidisme berkaitan dengan tumor sistem saraf
pusat, hipotiroidisme dapat diobati dengan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
6

4. Levotiroksin sintetik (Synthroid atau Levothiroid) merupakan preparat yang banyak


dipilih.
5. Pengobatan tambahan termasuk pemeliharaan fungsi vital; pemantauan gas darah
arteri, dan pemberian cairan dengan kewaspadaan karena bahaya intoksikasi air.
6. Hindari penggunaan pemanas eksternal karena alat tersebut akan meningkatkan
kebutuhan oksigen dan dapat mengarah pada kolaps vaskular.
7. Glukosa konsentrat dapat diberikan jika terjadi hipoglikemia.
8. Jika terdapat koma miksedema, hormon tiroid diberikan secara intravena sampai
kesadaran pulih kembali.

BAB 3
PENUTUP

Hipotiroid merupakan keadaan dimana terjadinya kekurangan hormone tiroid yang


digambarkan dengan adanya metabolisme tubuh yang lambat karena menurunnya
konsumsi oksigen oleh jaringan. Pasien dengan penyakit hipotiroid tidak dapat menjaga
fungsi tubuhnya secara normal. Insiden dari kasus hiotiroid lebih sering terjadi pada wanita
dibandingkan dengan pria, kira-kira dengan perbandingan 4 :1 pada usia diantara 30 sampai
dengan 60 tahun. Lebih dari 95% penyebab hipotiroid adalah karena kelainan kelenjar tiroid
( penyakit primer) (Donna,2010). Hipotiroid terjadi karena penyebab primer (gangguan pada
kelenjar tiroid), penyebab sekunder (kelainan pada kelenjar hipofisis) dan penyebab tersier
(kelainan pada hipotalamus)

Daftar pustaka
Corwin J. Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Ed.3. Jakarta : EGC, 2009.
Baughman,diane C. ,2000. Keperawatan Medikal-Bedah : buku saku untuk Brunner dan
Suddarth. Jakarta : EGC
Ns. Tarwoto,S.kep, M.Kep., dkk. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta : Trans Info Medika

Anda mungkin juga menyukai