Anda di halaman 1dari 44

ANALISIS IMPLEMENTASI PELAKSANAAN VAKSINASI

COVID – 19 TERHADAP CAKUPAN VAKSINASI COVID – 19


DI KOTA BATU TAHUN 2022

USULAN PENELITIAN

DISUSUN OLEH :
DEBLORA F. BANUNAEK, S.KM
2051B2003

PROGRAM PASCASARJANA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA KEDIRI
2022

6
ANALISIS IMPLEMENTASI PELAKSANAAN VAKSINASI
COVID – 19 TERHADAP CAKUPAN VAKSINASI COVID – 19
DI KOTA BATU TAHUN 2022

USULAN PENELITIAN

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Magister Kesehatan

DISUSUN OLEH :
DEBLORA F. BANUNAEK, S.KM
2051B2003

PROGRAM PASCASARJANA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA KEDIRI
2022

7
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS IMPLEMENTASI PELAKSANAAN VAKSINASI


COVID – 19 TERHADAP CAKUPAN VAKSINASI COVID – 19
DI KOTA BATU TAHUN 2022

OLEH :
DEBLORA F. BANUNAEK, S.KM
2051B2003

Dipertahankan didepan Penguji


Pada tanggal : …………………..
Dan dinyatakan memenuhi syarat

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yuly Peristiowati, S.Kep.,Ns.,M.Kes Dr. Harrymo, S.KM.,M.Sc


NIDN. 0706077601 NIDK. 8842201019

Menyetujui,
Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia
Direktur Pascasarjana

Dr. Indasah, Ir,. M.Kes


NIDN. 0730086801

8
ANALISIS IMPLEMENTASI PELAKSANAAN VAKSINASI
COVID – 19 TERHADAP CAKUPAN VAKSINASI COVID – 19
DI KOTA BATU TAHUN 2022

OLEH :
DEBLORA F. BANUNAEK, S.KM
2051B2003

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal …

Tim Penguji :
Ketua : Penguji 1. Dr. Siti Farida, M.Pd ..............................
Anggota :
1. Penguji 2. Dr. Prima Dewi K.S. Kep,.Ns.,M.Kes ..............................
Pembimbing
1. Dr. Yuly Peristiowati, S.Kep.,Ns.,M.Kes. ..............................

2. Dr. Haryono,S.KM.,M.Sc .............................

Mengetahui
Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia
Direktur Pascasarjana

Dr. Indasah, Ir., M.Kes


NIDN. 0730086801

9
PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan


saya, di dalam naskah TESIS ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan
oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan
dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-
unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini digugurkan dan gelar akademik yang
telah saya peroleh (MAGISTER KESEHATAN/M.KES) dibatalkan, serta
diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kediri, 2022
Mahasiswa,

Materai 10.000
(Tanda Tangan)

Nama : DEBLORA F. BANUNAEK, S.KM


NIM : 2051B2003
PS : Magister Kesehatan
Peminatan : Epidemiologi
Institusi : Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia

10
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan, dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis


dapat menyelesaikan Proposal Tesis dengan judul “ANALISIS IMPLEMENTASI
PELAKSANAAN VAKSINASI COVID – 19 TERHADAP CAKUPAN

VAKSINASI COVID – 19 DI KOTA BATU TAHUN 2022”. Dalam


pembuatan Proposal Tesis ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, dan dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Dr. dr. H. Sentot Imam Soeprapto.,M.M. Selaku Rektor Institut Ilmu
Kesehatan STRADA Indonesia.
2. Dr. Indasah,Ir,. M.Kes Selaku Dekan Pascasarjana Institut Ilmu
Kesehatan STRADA Indonesia.
3. Dr. Yuly Peristiowati, S.Kep.,Ns.,M.Kesn selaku pembimbing I dalam
penyusunan Proposal Thesis ini.
4. Dr. Haryono, Skm., M.Sc selaku Pembimbing II dalam penyusunan
Proposal Tesis ini.
5. Bapak/ibu dosen, staf, keluarga, serta rekan-rekan yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Proposal
Tesis ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaanya.
Semoga Proposal Tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.

Kediri,………………..….2022

Penulis

11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut para ahli hingga saat ini ada dua jenis coronavirus yang diketahui

menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle

East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute RespiratorySyndrome

(SARS). Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit

mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang

diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit jenis

baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Covid-19

adalah penyakit menular pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh novel

Coronavirus yang ditegakkan melalui pemeriksaan PCR positif (Konfirmasi

positif). Virus penyebab Covid-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona

adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan

bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan

MERS dari unta kemanusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan

Covid-19 ini masih belum diketahui (Kemenkes RI, 2021).

Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan

pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas.. Pada kasus Covid-19

yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal

12
ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada

sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan

bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.

Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.

Berdasarkan bukti ilmiah, Covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia

melalui percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling

berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien Covid-

19 termasuk yang merawat pasien Covid-19. Penularan terbatas antar manusia

(seperti petugas kesehatan, keluarga yang merawat pasien) (Kemenkes RI, 2021).

Sampai dengan tanggal 08 Agustus 2021, dilaporkan total kasus konfirmasi

Covid-19 di Dunia ada sebanyak 414.179 kasus dengan kematian sebanyak

18.440 (CFR 4,4%) menurut kasus yang dilaporkan di 192 negara/wilayah. Di

antara kasus tersebut sudah ada beberapa petugas kesehatan yang dilaporkan

terinfeksi. Pada tanggal 11 November 2021, Indonesia melaporkan kasus

konfirmasi Covid-19 sebanyak 2.32 juta kasus konfirmasi Covid-19 yang tersebar

di 34 Provinsi. Di Jawa Timur kasus Covid-19 dilaporkan per tanggal 11

November 2021 sebanyak 412.321 kasus konfirmasi Covid-19, diantaranya

sembuh sebanyak 374.122 kasus dan meninggal sebanyak 25.321 kasus. Di Kota

Batu dilaporkan hingga tanggal 11 November 2021 sebanyak 3112 kasus

terkonfirmasi Covid-19 diantaranya sembuh sebanyak 2846 dan meninggal

sebanyak 266. Di antara kasus konfirmasi positif tersebut tersebar di merata di 24

Kelurahan/Desa.

13
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Batu (2022), cakupan vaksinasi

Covid – 19 untuk kategori Usia Lanjut masih sangat rendah (12.50%) yaitu

sebanyak (total) dari total sasaran (jumlah) berdasarkan data per/tanggal,….juni

2022.

Hal ini disebabkan tingkat partisipasi para lansia untuk vaksinasi Covid – 19

masih sangat rendah. Selain itu sebagian besar jarak sasaran ke tempat vaksinasi

yang lumayan jauh yang membuat sasaran tidak ikut melaksanakan vaksinasi,

kesadaran masyarakat untuk mencegah supaya tidak tertular covid – 19 masih

rendah, masih banyak masyarakat yang ada penyakit bawaan dan juga masih

kurangnya sosialisasi dari tenaga kesehatan terhadap masyarakat tentang pentinya

vaksinasi. Hal lain yang menjadi hambatan antara lain pelaksanaan vaksinasi yang

belum menyeluruh di semua tempat di Kota Batu terutama tempat – tempat yang

jauh dari sasaran dan kurangnya kegiatan inovatif yang dilakukan oleh petugas

kesehatan melalui metode – metode kreatif dalam menemukan sasaran.

Sehingga Dinas Kesehatan Kota Batu membentuk tim penyelidikan

Epidemiologi untuk terus melakukan serangkaian kegiatan penyelidikan dan

pendataan semua lansia untuk dapat melaksanakan vaksinasi Covid-19 di Kota

Batu. Selain itu Tim Dinas Kesehatan melakukan screening pada kelompok yang

berisiko terpapar virus Covid-19, dalam hal ini adalah kelompok masyarakat di

Kota Batu, dikarenakan ditemukan banyak kasus terkonfirmasi positif sehingga

perlu dilakukan screening rapid tes antibodi IgG dan IgM Covid-19 dan Swab

Antigen (Ag) pada pegawai di Kota Batu.

14
Upaya yang bisa dilakukan pemerintah adalah tidak berhenti untuk

melakukan promosi kesehatan terkait pencegahan dan penularan Covid-19,

vaksinasi covid-19, melakukan vaksinasi ke rumah warga serta menyertakan

bukti vaksinasi Covid – 19 sebagai salah satu persyaratan administrasi publik.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Implementasi Pelaksanaan Vaksinasi Covid – 19 terhadap

Cakupan Vaksinasi Covid – 19 di Kota Batu tahun 2022”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : Bagaimanakah Implementasi

Pelaksanaan Vaksinasi Covid – 19 terhadap Cakupan Vaksinasi Covid – 19 di

Kota Batu tahun 2022?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis implementasi pelaksanaan Vaksinasi Covid – 19 terhadap

Cakupan Vaksinasi Covid – 19 di Kota Batu tahun 2022.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kasus Covid – 19 di Kota Batu tahun 2022.

2. Mengidentifikasi faktor jarak sasaran ke tempat pelaksanaan vaksinasi Covid –

19 di Kota Batu tahun 2022.

3. Mengidentifikasi faktor partisipasi mengikuti vaksinasi Covid – 19 di Kota

Batu tahun 2022.

15
4. Mengidentifikasi cakupan vaksinasi di Kota Batu tahun 2022.

5. Menganalisis faktor jarak sasaran vaksinasi terhadap cakupan vaksinasi Covid

– 19 di Kota Batu tahun 2022.

6. Menganalisis faktor partisipasi mengikuti vaksinasi terhadap cakupan vaksinasi

Covid – 19 di Kota Batu tahun 2022.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam

penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai analisis implementasi

pelaksanaan Vaksinasi Covid – 19 terhadap cakupan vaksinasi Covid – 19.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti tentang analisis

implementasi pelaksanaan Vaksinasi Covid – 19 terhadap cakupan vaksinasi

Covid – 19.

2. Bagi Responden

Dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tentang pentingnya

vaksinasi Covid – 19 bagi kesehatan.

3. Bagi Instansi Terkait

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pengembangan oleh

pelaksana dalam meningkatkan upaya dalam bidang kesehatan terutama tentang

16
implementasi pelaksanaan Vaksinasi Covid – 19 terhadap cakupan vaksinasi

Covid – 19.

4. Bagi Almamater

Dijadikan bahan informasi dan referensi bagi peneliti lain untuk melakukan

penelitian lanjutan berkaitan dengan pentingnya implementasi pelaksanaan

Vaksinasi Covid – 19 terhadap cakupan vaksinasi Covid – 19.

1.5 Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu yang

mempunyai karateristik yang relatif sama dalam halt ema kajian, meskipun

berbeda dalam hal kriteria subjek, jumlah dan posisi variable penelitian atau

metode analisis yang digunakan. Penelitian yang akan dilakukan mengenai

Implementasi Pelaksanaan Vaksinasi Covid – 19 terhadap Cakupan Vaksinasi

Covid – 19.

Penelitian terkait dan hampir sama dengan Implementasi Pelaksanaan

Vaksinasi Covid – 19 terhadap Cakupan Vaksinasi Covid – 19 antara lain :

1. Riani Mulyani (2021) “Faktor yang berpengaruh terhadap capaian pelaksanaan

vaksinasi Covid – 19 di Kota Bandung”. Hasil penelitian menyimpulkan

bahwa faktor kesadaran, jarak dan partisipasi masyarakat sangat berpengaruh

terhadap cakupan pelaksanaan Covid – 19 di Kota Bandung.

2. Elwina Rizki (2021) “Faktor - faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

vaksinasi Covid – 19 di Kota Medan”. Hasil peneltian menemukan bahwa

variabel ketersediaan vaksin, jarak sasaran, pengetahuan dan partisipasi

17
masyarakat sangat mempengaruhi pelaksanaan vaksinasi Covid – 19 di Kota

Medan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Kepustakaan

2.1.1 Corona Virus Disease – 19 (Covid – 19)

1. Defenisi dan Penyabab Covid – 19

Corona virus merupakan sekelompok besar virus yang bisa menyebabkan

penyakit dengan gejala ringan hingga parah. Setidaknya ada dua virus corona

diketahui menyebabkan penyakit yang bisa menimbulkan gejala parah, seperti

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS). Penyakit Coronavirus 2019 (Covid-19) merupakan jenis

penyakit baru yang belum pernah ditemukan pada manusia sebelumnya

(Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)., 2020).

Virus penyebab Covid-19 disebut Sars-CoV-2. Coronavirus adalah virus

zoonosis (menyebar antara hewan dan manusia). Penelitian telah

menunjukkan bahwa SARS ditularkan dari musang ke manusia, sedangkan

MERS ditularkan dari unta ke manusia. Sementara itu, hewan yang menjadi

sumber penularan Covid-19 masih belum diketahui (Direktorat Jenderal

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)., 2020).

2. Gejala Klinis Covid – 19

18
Menurut (Kemenkes, 2020), Gejala dan tanda umum infeksi Covid-19

meliputi :

1. Gejala gangguan pernapasan akut, seperti demam, suhu puncak > 38° C, batuk,

bersin, dan sesak napas.

2. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari, dan masa inkubasi terlama adalah 14 hari.

3. Dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan pneumonia, sindrom

pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

4. Tingkat keparahan dipengaruhi oleh daya tahan, usia dan penyakit yang sudah

ada sebelumnya (komorbiditas), seperti hipertensi, diabetes, asma, dll.

5. Pada kebanyakan kasus, tanda dan gejala klinis yang dilaporkan adalah

demam, pada beberapa kasus dapat terjadi kesulitan bernafas, pada

pemeriksaan X-ray didapatkan infiltrasi pneumonia yang luas pada kedua

paru.

3. Epidemiologi Virus Covid – 19

Sejak kasus pertama terjadi di Wuhan, jumlah kasus Covid-19 di China

terus meningkat setiap hari, dan mencapai puncaknya antara akhir Januari 2020

hingga awal Februari 2020. Awalnya, sebagian besar laporan datang dari Hubei

dan provinsi sekitarnya, kemudian meningkat ke provinsi lain dan China secara

keseluruhan (Zunyou Wu dan McGoogan, 2020). Pada 30 Januari 2020, China

telah mengonfirmasi 7.736 kasus Covid-19, dan ada 86 kasus terdapat di Taiwan,

Thailand, Vietnam, Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Kamboja, Jepang, Arab Saudi,

Korea Selatan, Singapura, India, Filiphina, Kanada, Australia, Finlandia,

Jerman dan Prancis (WHO, 2020).

19
Pada 29 Juni 2020, terdapat 1.021.401 kasus di seluruh dunia,

termasuk 499.913 kematian. Eropa dan Amerika Utara telah menjadi pusat

pandemi Covid-19, dengan lebih banyak kasus dan kematian daripada China.

Amerika Serikat menempati urutan pertama kasus Covid-19, dengan peningkatan

2.496.628 kasus pada 29 Juni 2020, disusul Brasil dengan peningkatan 1.311.667

kasus. Negara yang melaporkan kasus paling terkonfirmasi adalah Amerika

Serikat, Brasil, Rusia, India, dan Inggris Raya. Sedangkan negara dengan angka

kematian tertinggi adalah Amerika Serikat, Inggris, Italia, Prancis dan Spanyol

(WHO, 2020) (Kemenkes, 2020).

Indonesia melaporkan kasus Covid-19 pertamanya pada 2 Maret 2020,

dan jumlahnya terus bertambah. Pada 30 Juni 2020, Kementerian Kesehatan

telah melaporkan 56.385 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, termasuk 2.875

kematian di 34.000 provinsi (CFR 5,1%). Sebanyak 51,5% kasus adalah laki-laki.

Kasus terbanyak terjadi antara usia 45-54 tahun, dan paling sedikit terjadi antara

usia 0-5 tahun. Angka kematian tertinggi ditemukan pada pasien usia 55-64 tahun

(kementerian Kesehatan RI, 2020).

4. Virologi Virus Covid – 19

Coronavirus adalah virus RNA yang mempunyai ukuran partikel 120-

160 nm. Virus ini terutama menginfeksi hewan, termasuk kelelawar dan unta.

Sebelum wabah Covid-19, ada 6 jenis virus corona yang bisa Menulari manusia

yaitu HcoV-229E (α-coronavirus), HcoV-OC43 (β- coronavirus), HCoVNL63

(α-coronavirus), HcoV-HKU1 (β-coronavirus), SARS-CoV (β-coronavirus) dan

MERS-CoV (β-coronavirus). Coronavirus adalah penyebab Covid-19 dan

20
termasuk dalam genus β-coronavirus. Hasil analisis filogenetik menunjukkan

bahwa virus tersebut tergolong subtipe yang sama, yaitu Sarbecovirus, dengan

virus corona penyebab wabah penyakit saluran pernapasan akut (SARS) yang

parah pada tahun 2002-2004. Atas dasar itulah, International Commission on

Taxonomy of Viruses (ICTV) menamai penyebab Covid-19 SARS-CoV-2 (Zhu et

al., 2020).

Urutan SARSCoV-2 mirip dengan virus corona yang diisolasi dari

kelelawar, sehingga dihipotesiskan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari kelelawar,

dan kemudian kelelawar bermutasi dan menginfeksi manusia. (Zhou et al., 2020)

Mamalia dan burung dianggap Ini adalah host perantara. (Rothan and Byrareddy,

2020) Pada SARS-CoV-2, data in vitro mendukung kemungkinan bahwa virus

dapat menggunakan reseptor ACE2 untuk memasuki sel. Studi tersebut juga

menemukan bahwa SARS-CoV-2 tidak menggunakan reseptor virus corona lain,

seperti aminopeptidase N (APN) dan dipeptidyl peptidase 4 (DPP-4) (Zhou et al.,

2020).

5. Patogenesis Covid – 19

Patogenesis SARS-CoV-2 masih belum banyak diketahui, namun diyakini

tidak berbeda dengan SARSCoV yang lebih dikenal luas. (Susilo et al., 2020)

Menurut Rothan. H,dkk (2020) Pasien yang terinfeksi Covid-19 menunjukkan

jumlah sel darah putih yang lebih tinggi, pernapasan abnormal, dan

peningkatan kadar sitokin pro-inflamasi dalam plasma. Laporan kasus Covid-19

menunjukkan bahwa pasien yang demam selama 5 hari mengalami batuk,

memiliki suara napas yang keras di kedua paru- parunya, dan memiliki suhu

21
tubuh 39°C. Dahak pasien menunjukkan reaksi berantai polimerase real-time

positif, mengkonfirmasikan infeksi Covid-19 (Rothan and Byrareddy, 2020).

Sebagai virus yang menyerang sistem pernapasan, patogenesis utama

infeksi Covid-19 adalah pneumonia berat, RNA anemia, kekeruhan kaca tanah,

dan cedera jantung akut. Kadar sitokin dan kemokin dalam darah pasien yang

terinfeksi Covid-19 sangat tinggi (Rothan and Byrareddy, 2020).

6. Transmisi Covid – 19

Pengikatan reseptor yang diekspresikan oleh sel inang merupakan tahap

pertama dari infeksi virus dan kemudian fusi dengan membran sel. Ini karena sel

epitel paru merupakan target utama virus. Oleh karena itu, Menurut laporan,

penyebaran SARS-CoV dari orang ke orang terjadi melalui pengikatan antara

domain pengikat reseptor dari lonjakan virus dan reseptor sel yang telah

diidentifikasi sebagai reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2). Yang

penting, urutan lonjakan domain pengikatan reseptor Covid-19 mirip dengan

SARS-CoV (Rothan and Byrareddy, 2020).

Penularan juga dapat terjadi melalui benda dan permukaan yang

terkontaminasi tetesan di sekitar orang yang terinfeksi. Sebab, penyebaran virus

Covid-19 bisa terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi Dan

secara tidak langsung menyentuh permukaan atau benda yang digunakan oleh

orang yang terinfeksi (seperti stetoskop atau termometer) (kementerian Kesehatan

RI, 2020).

7. Klasifikasi Pasien Covid – 19

22
Menurut Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,

Revisi V (2020), Klasifikasi Pasien Covid-19 dibagi menjadi 8 bagian yaitu

sebagai berikut :

1. Kasus Suspek

Kasus suspek adalah orang yang memiliki salah satu kondisi berikut : Orang

yang mengidap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pernah bepergian

atau tinggal di negara/wilayah di mana penularan lokal dilaporkan di Indonesia

dalam 14 hari terakhir sebelum timbulnya gejala, Seseorang yang menderita

gejala atau tanda ISPA dan memiliki riwayat kontak dengan kasus Covid-19

yang dikonfirmasi dalam 14 hari terakhir sebelum timbulnya gejala, Pasien ISPA

berat atau pneumonia berat memerlukan rawat inap dan didasarkan pada

manifestasi klinis yang meyakinkan tanpa alasan lain.

2. Kasus Probable

Kasus yang mungkin terjadi adalah mereka yang diduga menderita ARDS

parah atau kematian karena gambaran klinis Covid-19 yang meyakinkan dan

tidak ada hasil tes laboratorium Rt-PCR.

3. Kasus Konfirmasi

Kasus yang dikonfirmasi adalah orang yang hasil uji laboratorium RT- PCR

nya terbukti positif virus covid-19. Kasus konfirmasi dibagi menjadi dua : Gejala

kasus yang dikonfirmasi (dengan gejala/sympromatic) dan Kasus terkonfirmasi

asimtomatik (tidak bergejala).

4. Kontak Erat

23
Orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan kasus Covid-19 atau

kasus yang dikonfirmasi.

5. Pelaku Perjalanann

Orang yang memiliki riwayat perjalanan adalah orang-orang yang pernah

melakukan perjalanan dari luar negeri maupun dalam negeri selama 14 hari

terakhir.

6. Discarded

Jika terpenuhi, itu adalah salah satu dari kondisi berikut : Pasien dengan

status kasus mencurigakan dan hasil tes RT-PCR negatif selama 2 hari

berturut-turut (interval> 24 jam) dan Mereka yang berstatus kontak dekat telah

menyelesaikan masa karantina selama 14 hari.

7. Selesai Isolasi

Isolasi akan selesai jika salah satu dari kondisi berikut terpenuhi : Tidak ada

kasus yang terkonfirmasi menunjukkan asimtomatik, Kemungkinan kasus tanpa

tindak lanjut RT-PCR/gejala (simptomatik) kasus yang dikonfirmasi adalah 10

hari dari tanggal onset, ditambah paling sedikit 3 hari setelah tidak ada demam

dan gejala pernapasan, Kasus/gejala dengan tes RT-PCR negatif dua kali lebih

mungkin dibandingkan kasus yang dikonfirmasi, dan gejala demam dan

gangguan pernapasan tidak lagi muncul setelah setidaknya tiga hari.

8. Kematian

Pemantauan kasus Covid-19 yang dikonfirmasi atau mati dapat

menyebabkan kematian akibat Covid-19.

24
2.1.2 Vaksinasi Covid - 19

1. Pengertian Vaksinasi Covid – 19

Vaksin merupakan produk biologi yang mengandung antigen yang jika

diberikan kepada manusia akan secara aktif mengembangkan kekebalan khusus

terhadap penyakit tertentu (Covid-19 Komite Penanganan, 2020). Berbagai

negara termasuk Indonesia, sedang mengembangkan vaksin yang sangat cocok

untuk pencegahan infeksi SARS-CoV-2 pada berbagai platform, yaitu vaksin

virus yang dilemahkan, vaksin hidup dilemahkan, vaksin vektor virus, vaksin

asam nukleat, seperti virus. Vaksin (vaksin mirip virus) dan vaksin subunit

protein. Tujuan dengan dibuatnya vaksin ialah untuk mengurangi penyebaran

Covid-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19, mencapai

imunitas kelompok dan melindungi masyarakat dari Covid-19, sehingga dapat

menjaga produktivitas sosial dan ekonomi (Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020).

Menurut Menteri Kesehatan, vaksin Covid-19 memiliki tiga manfaat.

Termasuk di dalamnya adalah menambah kekebalan setiap orang yang

divaksinasi secara langsung, jika jumlah penduduk yang divaksinasi banyak,

maka sistem kekebalan penduduk akan memberikan perlindungan bagi mereka

yang belum divaksinasi atau belum menjadi populasi sasaran vaksin (yudho

winanto, 2020).

2. Jenis – Jenis Vaksin Covid – 19

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa pemerintah

sudah menetapkan ada 6 jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia

(Kemenkes RI, 2020), di antaranya ialah :

25
1. Vaksin Merah Putih

Vaksin merah putih tersebut merupakan hasil kerjasama BUMN PT Bio

Farma (Persero) dengan Lembaga Eijkman. Pemerintah berharap vaksin merah

putih selesai pada akhir 2021. Bio Farma juga bekerja sama dengan perusahaan

vaksin China Sinovac Biotech.

2. AstraZeneca

AstraZeneca Pengujian yang dilakukan oleh AstraZeneca dan Oxford

University menunjukkan bahwa efisiensi rata-rata produksi vaksin virus corona

adalah 70%. Saat ini, uji coba masih berlanjut pada 20.000 relawan. Vaksin

AstraZeneca dianggap mudah untuk dikeluarkan karena tidak perlu disimpan

pada suhu yang sangat dingin.

3. Moderna

Moderna mengklaim tingkat efektif produksi vaksinnya adalah 94,5%. Di

penghujung November, Moderna mengaku telah mengajukan permohonan

penggunaan darurat vaksin Covid-19 ke badan regulasi di Amerika Serikat

dan Eropa. Moderna yakin bahwa vaksinnya memenuhi persyaratan penggunaan

darurat yang ditetapkan oleh Food and Drug Administration (FDA) AS.

4. Pfizer Inc and BioNTech

Vaksin Pfizer dan BioNTech telah menyarankan BPOM di Amerika Serikat

dan Eropa untuk segera menggunakan vaksin virus korona mereka. Dalam uji

coba terakhir pada 18 November 2020, mereka mengklaim bahwa 95% vaksin

tersebut efektif melawan virus corona dan tidak ada bahaya keamanan.

5. Sinovac Biotech Ltd

26
Saat ini, CoronaVac sedang memasuki uji coba fase 3. Sinovac sedang

menguji vaksinnya di Brasil, Indonesia dan Bangladesh. Seperti yang ditunjukkan

pada hasil awal pada monyet yang dipublikasikan di jurnal Science, antibodi yang

dihasilkan oleh vaksin tersebut dapat menetralkan 10 strain Sars-coV-2.

2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat terhadap

Pelaksanaan Vaksin Covid – 19

Menurut Sobur (2003) dalam (Wanto dan Asha, 2020) menyebutkan bahwa

persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Harapan

Harapan merupakan kemampuan secara keseluruhan, termasuk kemampuan

menghasilkan cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dan motivasi untuk

menggunakan cara-cara tersebut. Harapan didasarkan pada harapan positif untuk

mencapai tujuan. Jika harapan disertai dengan tujuan berharga yang dapat dicapai

daripada tujuan yang mustahil, maka harapan akan menjadi lebih kuat.

2. Pengalaman

Pengalaman merupakan proses belajar dalam mencari ilmu, sehingga dapat

dikembangkan kembali dan diperluas. Orang dengan lebih banyak pengalaman

akan menambah sumber pengetahuan dan pemahaman.

3. Masa Lalu

Masa lalu adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan jumlah total

peristiwa yang terjadi sebelum titik waktu tertentu. Masa lalu sangat kontras

dengan masa kini dan masa depan.

27
4. Keadaan Psikologis

Keadaan Psikologi merupakan suatu kondisi kesehatan mental, keadaan

emosi, cara berpikir tentang pengelolaan informasi dan perilaku sosial manusia.

Psikologi harus dianggap sebagai bagian penting dari kesehatan manusia secara

keseluruhan. Selain 4 faktor tersebut masih ada beberapa hal yang dapat

mempengaruhi persepsi, yaitu :

1. Perhatian adalah proses mental ketika stimulus menjadi menonjol dalam

kesadaran dan stimulus yang lain berkurang.

2. Merangsang benda atau peristiwa tertentu baik berupa orang, benda atau

peristiwa.

3. Situasi, pembentukan persepsi terjadi pada tempat, waktu, atmosfer, dll.

4. Gerakan lebih mudah untuk dilihat daripada objek tetap, statis dan pasif.

5. Sesuatu hal yang baru, karena hal baru akan menarik lebih banyak perhatian.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap

vaksin covid-19 ialah sebagai berikut :

1. Persepsi

Menurut W. Sarwono (dalam Listyana. R dan Hartono. Y, 2015), Persepsi

adalah proses seleksi, pengaturan, dan penyelesaian oleh (individu) yang

menafsirkan informasi sebagai gambar logis yang bermakna. Persepsi terjadi

ketika seseorang meniru rangsangan eksternal dan ditangkap oleh organ lain lalu

masuk ke otak. Persepsi adalah proses menggunakan alat sensorik untuk

menemukan informasi yang akan dipahami (Listyana. R dan Hartono. Y, 2015).

28
Persepsi mencakup proses di mana kita memahami dan mengevaluasi

seberapa baik kita mengenal orang lain. Dalam proses inilah kepekaan

masyarakat terhadap lingkungan mulai muncul. Perspektif akan menentukan

kesan yang dihasilkan dari proses persepsi. Proses interaksi tidak terlepas dari

pandangan orang lain atau pandangan orang lain yang mengarah pada apa yang

disebut dengan pandangan komunitas. Opini publik akan mengevaluasi sikap.

Perilaku dan tata krama seseorang dalam kehidupan sosial (Listyana. R dan

Hartono. Y, 2015).

Dalam Rumayar et al. (2020), pandangan masyarakat terhadap Covid-19

sangat mencemaskan dan khawatir. Oleh karena itu, pemerintah telah

memberikan rekomendasi pencegahan Covid-19. Terlihat bahwa pandangan

masyarakat baik dan masyarakat juga memahami bahaya dari penyakit Covid-19

dan masyarakat juga memahami protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19

(Mourine V. Lomboan, Adisti A. Rumayar, 2020).

Menurut Kementerian Kesehatan (2020), masyarakat sudah banyak tahu

tentang rencana pemerintah untuk melakukan vaksinasi Covid-19. Tingkat

penerimaan vaksin Covid-19 terlihat dari hasil survey pada bulan Oktober 2020

tentang persepsi terhadap vaksin Covid-19, bahwa masyarakat menerima adanya

vaksinasi Covid-19 sebanyak (64,8%), menolak semua jenis vaksin (7,6%)

(Kemenkes, 2020).

2. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan suatu ide yang muncul untuk mendapatkan

informasi dan memahami hal-hal yang diketahui yang dapat diingat dalam

29
pikiran agar bisa diambil gagasan atau informasi yang baru. Menurut

Notoatmodjo (2010) dalam (Wulandari. et al, 2015), menyebutkan bahwa

pengetahuan merupakan salah satu sumber informasi yang didapatkan melalui

penginderaan manusia pada objek tertentu.

Masyarakat umum biasanya mendapatkan pengetahuan mengenai Covid-19

melalui media informasi yang digunakan untuk mencari tahu suatu permasalahan

yang terjadi ditengah masyarakat sekarang. Informasi tidak lagi dimaknai sebagai

informasi dari satu orang ke orang lain, tetapi sudah menjadi kebutuhan untuk

mencari penyelesaian masalah yang ada setiap saat. Namun pada kenyataannya,

muncul masalah tersendiri dalam peredaran informasi yang cepat. Beritanya

tidak valid dan sumbernya tidak jelas. Hoaks tentang vaksin Covid-19

menimbulkan kepanikan publik dalam menghadapi pendistribusian vaksin Covid-

19. Apalagi menurut beberapa pemberitaan, vaksin covid-19 dianggap tidak halal

dan lain sebagainya. Proses produksi dan penyebaran informasi yang mudah di

masyarakat mengaburkan informasi yang efektif dan dikaburkan oleh berita yang

diedit oleh orang- orang yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu,

masyarakat membutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang efektif tentang

vaksin Covid-19 (Nurislaminingsih, 2020).

Untuk menambah pengetahuan masyarakat mengenai vaksin Covid-19

diperlukannya kegiatan sosialisasi untuk menambah pengetahuan masyarakat

mengenai vaksin Covid-19 serta pentingnya penggunaan masker pada saat keluar

rumah bagi tenaga kesehatan maupun non- kesehatan (Liang et al., 2020).

3. Faktor Pendidikan

30
Menurut Natoatmodjo (2003), pendidikan merupakan upaya agar seseorang

mengembangkan sesuatu atau informasi agar menjadi lebih baik. Semakin tinggi

latar belakang pendidikan seseorang, semakin banyak pula ilmu yang

diperolehnya. Namun hal ini tidak berarti bahwa pendidikan yang rendah akan

mengakibatkan penurunan pengetahuan yang kesemuanya bergantung pada

kognitif kepribadian masing-masing (Notoatmodjo, 2003).

4. Faktor Umur

Dalam hal distribusi penyakit, usia merupakan determinan yang sangat

penting. Usia sangat erat kaitannya dengan paparan risiko dan ketahanan terhadap

penyakit. Pada dasarnya, semua penyakit dapat menyerang semua kelompok

umur, tetapi beberapa penyakit lebih sering terjadi pada kelompok umur tertentu

(Notoadmodjo, 2003).

Usia memengaruhi cara seseorang memandang dan berpikir. Seiring

bertambahnya usia, persepsi dan gaya berpikir mereka akan semakin

berkembang, sehingga pengetahuan dan pemahamannya semakin meningkat

(Notoatmodjo, 2007). Usia seseorang merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh dalam keputusan untuk di vaksinasi covid-19 (Reiter, Pennell and

Katz, 2020).

5. Faktor Jenis Kelamin

Jenis Kelamin (Sex) mengacu pada perbedaan biologis antara pria dan

wanita sejak lahir. Jenis kelamin berkaitan dengan tubuh laki-laki dan

perempuan, di mana laki-laki menghasilkan sperma, sedangkan perempuan

menghasilkan sel telur, dan memiliki kemampuan fisik untuk menstruasi, hamil,

31
dan menyusui (Suhardin, 2016). Dalam penelitian Reiter, dkk (2020) yang

dilakukan di Amerika menemukan bahwa laki- laki tidak bersedia untuk

dilakukan vaksinasi dibandingkan perempuan (Reiter, Pennell and Katz, 2020).

6. Faktor Pekerjaan

Menurut Notoatmodjo, 2010 (dalam Purnamasari. I & Raharyani. A.E,

2020), menyebutkan bahwa pekerjaan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat persepsi seseorang. Dalam penelitian Moudy. J &

Syakurah. R.A (2020), menemukan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan

dengan status kesehatan seseorang (Moudy and Syakurah, 2020).

7. Faktor Agama/Kepercayaan

Menurut Haviland (1996) dalam (Marzali, 2017) menyebutkan bahwa

Agama adalah model kepercayaan dan perilaku yang digunakan manusia untuk

menyelesaikan masalah yang mereka anggap penting.

8. Status Pernikahan

Status pernikahan ialah suatu status yang dikategorikan dalam bentuk

belum atau tidak kawin/kawin dan cerai/duda/janda (Sarkenas, 2012). Orang

yang memiliki status pernikahan dan memiliki keluarga cenderung untuk

mendengarkan pendapat keluarga mereka tentang vaksin covid-19 (Reiter,

Pennell and Katz, 2020).

9. Tradisi

32
Tradisi merupakan semua perbuatan dan tingkah laku yang diungkapkan

dari cara berpikir, termasuk perasaan juga merupakan hal dari pikiran

(Noorkasiani, Heryati, Ismail, 2009).

10. Riwayat Penyakit Tidak Menular

Penyakit tidak menular merupakan salah satu jenis penyakit yang tidak bisa

ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui segala bentuk kontak apa pun.

Menurut Najmah, dkk (2015) mengatakan bahwa seseorang yang mempunyai

riwayat penyakit tidak menular ialah menderita Penyakit Jantung, Hipertensi,

Kencing Manis, Rematik, Kanker atau Tumor, Stroke, Kecelakaan Lalu Lintas

dan Osteoporosi atau Patah Tulang (Najmah, et al 2015).

11. Riwayat Covid-19

Covid-19 atau penyakit virus corona merupakan penyakit menular yang

disebabkan oleh virus corona, orang yang terinfeksi Covid-19 akan mengalami

gejala ringan hingga berat, Riwayat Covid-19 ialah seseorang yang pernah

terinfeksi Covid-19 atau orang yang pernah menderita Covid-19 kemudian

sembuh setelah melakukan pengobatan atau akan sembuh tanpa penanganan yang

khusus (Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).,

2020).

12. Status Ekonomi

Status ekonomi merupakan kedudukan seseorang dalam masyarakat dengan

melihat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan dari orang tersebut (Damongilala,

33
Opod and Sinolungan, 2014). Status ekonomi seseorang merupakan salah satu

faktor penting yang mempengaruhi penerimaaan terhadap vaksin Covid-19, orang

dengan status ekonomi yang menengah dan tinggi bersedia untuk di vaksin.

Namun, pada orang dengan status ekonomi rendah masih ragu-ragu. Oleh karena

itu Pemerintah atau Instansi yang berwenang di Bidang Kesehatan Maysarakat

untuk melaksanakan kampanye vaksin Covid-19 gratis khususnya untuk

masyarakat dengan status ekonomi rendah (García and Cerda, 2020).

13. Kesediaan untuk Divaksin

Kesedian masyarakat untuk melakukan vaksin covid-19 dalam hal ini

dengan adanya dorongan oleh orang tua, toko masyarakat, perilaku teman sebaya

yang menjadi panutan (Purnomo and Gayatri, 2017).

14. Keamanan Vaksin Covid-19

Keamanan Vaksin Covid-19, Menurut Sofiantin Yulia (2020) menyebutkan

bahwa vaksin yang dinyatakan aman jika tidak terdapat efek samping. Keamanan

vaksin bisa dilihat pada laporan uji klinis fase 1 dan 2. Jika bukti hasil uji klinis

fase 1 dan 2 tidak baik, maka uji klinis fase 3 tidak dapat dilaksanakan. Mereka

yang mendapatkan vaksin Covid-19 jauh lebih sedikit untuk mengalami sakit

dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan vaksin plasebo (kosong)

(Yulia Sofiatin, 2020).

2.2 Kerangka Berpikir

34
2.3.1 Kerangka Konsep

Stimulus :
1. Pengetahuan
2. Pendidikan
3. Umur
4. Jenis Kelamin
5. Agama/Kepercayaan
6. Budaya Implementasi
7. Status Pernikahan Organism Pelaksanaan Vaksinasi
8. Pengetahuan Covid - 19
9. Pekerjaan
10. Status Ekonomi
11. Riwayat PTM
12. Riwayat Covid-19
13. Keamanan Vaksin Cakupan Vaksinasi
14. Kesedian untuk Divaksin Covid-19
15. Partisipasi

Gambar 2.1. Kerangka teori Modifikasi dari Teori Skinner Tentang Stimulus-
Organism-Respon dikembangkan oleh Mehrabian dan Russell pada tahun 1974
dalam (Hardinto, 2019) dan (Premordia Inda, et al, 2008).

35
2.3.2 Kerangka Konsep

Implementasi Pelaksanaan Cakupan Vaksinasi Covid


Vaksinasi Covid – 19 : – 19 :
Masyarakat Sasaran 1. Jarak Sasaran 1. Vaksin Dosis - 1
Vaksinasi Covid - 19 Vaksinasi. 2. Vaksin Dosis – 2
2. Partisipasi mengikuti 3. Vaksin Booster
Vaksinasi.

Stimulus : Penurunan Kasus Covid


1. Pengetahuan
2. Pendidikan
3. Umur
4. Jenis Kelamin
5. Agama/Kepercayaan
6. Budaya
7. Status Pernikahan
8. Pengetahuan
9. Pekerjaan
10. Status Ekonomi
11. Riwayat PTM
12. Riwayat Covid-19
13. Keamanan Vaksin
14. Kesedian untuk Divaksin

Gambar 2.2. Kerangka Hubungan Antara Variabel


Keterangan :
: Variabel Dependent dan Independent yang Diteliti

36
2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh faktor jarak sasaran vaksinasi terhadap cakupan vaksinasi

Covid-19 di Kota Batu tahun 2022.

2. Ada pengaruh faktor partisipasi mengikuti vaksin terhadap cakupan vaksinasi

Covid-19 di Kota Batu tahun 2022.

37
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

menggunakan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisis

implementasi pelaksanaan Vaksinasi Covid – 19 terhadap cakupan vaksinasi

Covid – 19. Pengumpulan data dilakukan sekaligus pada suatu saat (point time

approach) artinya tiap subjek penelitian hanya diobervasi sekali dan pengukuran

dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat penelitian

(Notoatmodjo, 2012).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kota Baru Provinsi Jawa Timur, selama

kurang lebih 7 (tujuh) bulan yaitu pada bulan akhir Desember sampai dengan

akhir Juli 2022.

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Riyanto, 2011). Dalam

penelitian ini populasi adalah semua masyarakat di 3 Kecamatan Kota Batu yang

melakukan melakukan pemeriksaan Swab PCR yaitu sebanyak 150 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari populasi

itu (Riyanto, 2011). Untuk menentukan jumlah sampel dapat dihitung dengan

menggunakan rumus besar sampel sebagai berikut :

38
Besar sampel menggunakan rumus :

N
n = ________
1 + N (d²)
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = besar populasi
d = Toleransi kesalahan (0,1) dengan tingkat kepercayaan 90%

Maka besar sampel yang diperoleh yaitu :


N
n = ________
1 + N (d²)

150
= ____________
1 + 150 (0,05 ²)

= 109
Sumber : Susanto Nugroho, 2014, Besar sampel dalam Penelitian Kesehatan

Berdasarkan cara penentuan sampel, maka jenis pengambilan data penelitian

ini adalah random sampling. Cara pengambilan sampel dengan metode simple

random sampling, yaitu bahwa setiap anggota/unit populasi memiliki kesempatan

yang sama untuk menjadi sampel penelitian ini secara acak. Tiga (3) Kecamatan

yang ada di Kota Batu masing – masing diambil populasi 50 penduduk yang

sudah di swab PCR.

39
3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional dan Kriteria Objektif


No. Variabel Definisi Cara Pengukuran Kriteria Obyektif Skala
1. Jarak Sasaran Jangkauan sasaran ke Wawancara dengan Kriteria obyektif : Nominal
Vaksinasi tempat Fasilitas menggunakan 0. Dekat < 3 Km
Kesehatan tempat Kuesioner 1. Jauh > 3 Km
Pelayanan Vaksinasi
Covid – 19
(Kilometer).
2. Partisipasi Keterlibatan atau Wawancara dengan Kriteria obyektif : Nominal
Masyarakat peran serta menggunakan 0. Aktif
Mengikuti masyarakat dalam kuesioner 1. Tidak Aktif
Vaksinasi mengikuti Vaksinasi
Covid – 19.
3. Cakupan Masyarakat yang Wawancara dengan Kriteria obyektif : Nominal
Vaksinasi menerima vaksin menggunakan 0. Tidak Lengkap
Covid - 19 Covid – 19 dengan kuesioner (Dosis 1 Saja, Dosis
dosis lengkap dan 1 & 2)
tidak lengkap. 1. Lengkap (Dosis 1, 2
& 3)

3.5 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diambil langsung dari responden, dalam hal ini

semua masyarakat yang melakukan Swab PCR di Kota Batu Provinsi Jawa Timur

dengan teknik wawancara menggunakan kuisioner yang berkaitan dengan variabel

yang diteliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari beberapa instansi terkait.

Agar penelitian menghasilkan informasi yang benar, ada 4 (empat) tahapan dalam

pengolahan data yang harus dilakukan (Riyanto, 2011). Proses pengolahan data

dan analisis data melalui dengan tahapan berikut :

40
1. Editing :

Tahapan pertama dari pengolahan dan analisis data adalah penyuntingan

(editing). Editing diperlukan untuk memastikan kebersihan data, artinya data

tersebut telah terisi, konsistensi, relevan dan dapat dibaca dengan baik. Dalam

penelitian ini dilakukan dengan mengecek kelengkapan kuesioner.

2. Coding :

Dilakukan agar data mentah dapat tersusun sistematis dan mempermudah

pengolahan dan selanjutnya.

3. Data Entry :

Memasukan data hasil wawancara ke dalam software statistik untuk

dianalisis.

4. Data Cleaning :

Pembersihan data dilakukan dengan cara melihat gambaran frekuensi dari

variabel-variabel dan menilai kelogisannya.

3.6 Teknik Analisa dan Penyajian Data

Data yang telah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk

mengubah data menjadi informasi. Adapun tahapan analisis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Analisis Univariat :

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi dan

frekuensi dari variabel dependen dan independen. Data disajikan dalam bentuk

table dan diintrepretasikan (Riyanto, 2011).

41
Pada penelitian ini, data yang akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi adalah :

a. Karakteristik responden

b. Ketersediaan vaksin

c. Jarak sasaran ke tempat pemberian vaksin

d. Partisipasi masyarakat

e. Kelengkapan vaksin 1

f. Kelengkapan Vaksin 2

g. Penurunan Angka Covid-19

2. Analisis Bivariat :

Analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel independent dan

variabel dependent, apakah variabel tersebut mempunyai hubungan yang

signifikan. Dalam analisis uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. Uji

ini yang akan digunakan untuk menganalisis semua variabel yang akan diteliti.

Pada penelitian ini yang akan dilakukan uji bivariat adalah :

a. Jarak sasaran ke tempat pemberian vaksin

b. Partisipasi masyarakat

c. Cakupan vaksinasi Covid – 19 (Dosis 1, 2 dan 3)

3. Analisis Multivariat :

Analisis multivariat bertujuan untuk melihat variablel independent mana

yang paling dominan hubungannya dengan analisis implementasi pelaksanaan

Vaksinasi Covid – 19 terhadap penurunan kasus Covid – 19 secara stimulun.

Pemilihan jenis uji statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

42
logistic ganda model prediksi karena variable dependent berbentuk variabel

kategorik (Riyanto, 2011).

3.7 Etika Penelitian

Etika penelitian ini bertujuan melindungi responden dari bahaya mental dan

fisik (Santrock, 2007). Informasi yang akan didapatkan dari responden adalah

informasi yang bersifat pribadi sehingga peneliti bertanggung jawab dalam

menjamin kerahasiaan respondennya.

Tahapan penelitian dimulai dari membawa pengantar untuk mendapatkan

izin penelitian dari Universitas IIK Strada Indonesia program pascasarjana,

mendapatkan rekomendasi dari Badan Kesatuan dan Kebangsaan Politik

(Kesbangpol) Kota Batu dan setelah mendapatkan izin penelitian dari pihak di

Dinas Kesehatan Kota Batu.

43
DAFTAR PUSTAKA

Andi. 2020. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Cakupan Pelaksanaan


Vaksinasi Covid - 19 di RS. dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi. Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
As’ad, M. 2019. Vaksinasi. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.
Bady. 2019. Analisis Cakupan Pelaksanaan Vaksinasi di IRNA I RSUP dr.
Sardjito. Jurnal Universitas Gadjah Mada.
Dessler. 2019. Panduan Vaksinasi. Jakarta : Gramedia. Germain, 2019.
BNPB RI. 2021. Situasi COVID 19 di Indonesia 08 Agustus 2021. Satuan Tugas
Penanganan Covid-19. Dari : Covid-19.bnpb.go.id.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2021. Update Situasi Corona- Virus
2021. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dari :
https://dinkes.sumselprov.go.id/update-situasi-coronavirus-jatim-08
Agustus-2021/.
Dinas Kesehatan Kota Batu. 2021. Update Situasi Corona- Virus 2021. Dinas
Kesehatan Kota Batu. Dari https://dinkes.sumselprov.go.id/update-
situasi-coronavirus-jatim-08-Agustus-2021/.
Hapsari. 2020. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Vaksinasi Dasar
Lengkap di RSUD. Andi Makkasau Parepare Makassar. Jurnal Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Hutapea, Parulian dan Nurianna Thoha. 2008. Kompetensi Plus : Teori, Desain,
Kasus dan Penerapan Vaksinasi Lengkap. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Kemenkes RI. 2021. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease (Covid 19). Jakarta : Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Nurachmah. 2019. Manajemen Imunisasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Prawirosentono. 2020. Manajemen Penerapan Imunisasi Lengkap : Kebijakan
Kinerja Karyawan. Yogyakarta : BPFE.
Priharjo. 2019. Praktik Keperawatan Professional Konsep Dasar & Hukum.
Jakarta : EGC.
Riyanto, Agus. 2013. Statistik Inferensial Untuk Analisa Data Kesehatan.
Yogyakarta. Nuha Medika.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Yaslis & Suryanto. 2019. Panduan Dasar Imunisasi dan Vaksinasi. Depok:
Penerbit: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Yuliana. 2021. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Perawat dalam
Pelaksanaan Vaksinasi Covid - 19 di Puskesmas Kota Kotamobago. Jurnal
Universitas Hasanuddin.

44
LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN INFORMED CONSENT RESPONDEN

Dalam penelitian ini tidak ada resiko yang mempengaruhi secara fisik. Jika
saudara/i ingin berkomunikasi dengan peneliti, saudara/i bisa menghubungi :
Nama : Deblora
Alamat :
No. Telepon :
Partisipasi ini sepenuhnya bersifat sukarela, tidak ada pengaruh terhadap
apapun, semua catatan yang berhubungan dengan penelitian ini akan dijamin
kerahasiannya. Saudara/i dapat memutuskan untuk berpartisipasi atau tidak
penelitian ini kapanpun, tanpa ada konsekuensi dan sanksi apapun.

Kota Batu, Juni 2022


Yang Memberi Penjelasan,

(Deblora)

45
INFORMED CONSENT
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan kesediaan untuk turut
berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa
Magister Kesehatan Masyarakat pada Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia
Kediri dengan judul Analisis Implementasi Pelaksanaan Vaksinasi Covid – 19
terhadap Cakupan Vaksinasi Covid – 19 di Kota Batu tahun 2022.
Data yang telah saya isi dalam kuisioner ini benar – benar telah sesuai
dengan apa yang saya alami, saya rasakan dan saya lakukan selama bekerja disini.
Tanda tangan saya dibawah ini menunjukan bahwa saya telah diberi informasi
yang sejelas – jelasnya dan saya memutuskan untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini.

Kupang, Mei 2022


Responden,

( )

46
KUISIONER PENELITIAN

No. Responden : (Diisi oleh Peneliti)


Tanggal Pengisian :

Petunjuk :
1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap pertanyaan.
2. Pilihlah jawaban yang menurut saudara/i paling sesuai dan berikan tanda pada
jawaban yang telah saudara/i pilih.

A. KARATERISTIK RESPONDEN
Nama :
Usia : Tahun
Jenis Kelamin :
1. Laki – Laki
2. Perempuan
Status Pernikahan :
1. Menikah
2. Belum Menikah
Pendidikan Terakhir :
1. Tidak Sekolah
2. SD
3. SLTP
4. SLTA
5. Perguruan Tinggi
Status Pekerjaan :
1. Wiraswasta
2. PNS
3. Buruh/Tani
4. TNI/Polri
5. Ibu Rumah Tangga
6. Pensiunan

B. KETERJANGKAUN TEMPAT PELAYANAN (JARAK)

47
1. Bagaimana cara Saudara/I sampai ke tempat pelayanan Vaksinasi Covid –
19?
a. Jalan Kaki
b. Naik Kendaraan Pribadi
c. Naik Angkutan Umum
d. Lainnya, Sebutkan……………………….
2. Berapa jarak dari rumah Saudara/I ke tempat pelayanan Vaksinasi Covid –
19?..................................................................

C. PARTISIPASI MASYARAKAT
1. Apakah Saudara/I memperoleh informasi berkaitan dengan Vaksinasi Covid
– 19?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah petugas kesehatan terdekat memberitahukan Saudara/I tentang
Vaksinasi Covid – 19?
a. Ya
b. Tidak
3. Setelah mendengar informasi tentang Covid – 19, apakah Saudara/I
menganggap penting untuk dilakukan Vaksinasi Covid – 19?
a. Ya
b. Tidak
4. Setelah mendengar informasi tentang Covid – 19, apakah Saudara/I
mempunyai niat untuk melakukan Vaksinasi Covid – 19?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah petugas kesehatan mempengaruhi Saudara/I untuk melakukan
Vaksinasi Covid - 19?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah orang tua mempengaruhi Saudara/I untuk melakukan Vaksinasi
Covid - 19?

48
a. Ya
b. Tidak

49

Anda mungkin juga menyukai