Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH EDUKASI PRE TINDAKAN SWAB ANTIGEN

TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP


DI IGD RUMAH SAKIT UMUM ASTRINI WONOGIRI

PROPOSAL PENELITIAN / SKRIPSI

Oleh:

DEWI HASTUTI
NIM. 22020089

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO
BOYOLALI
OKTOBER, 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal berjudul :

PENGARUH EDUKASI PRE TINDAKAN SWAB ANTIGEN


TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP
DI IGD RUMAH SAKIT UMUM ASTRINI WONOGIRI

disusun oleh:

DEWI HASTUTI
NIM. 22020089

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO

telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan telah diperkenankan untuk diujikan.

Boyolali, Oktober 2021

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Titik Anggraeni, S.Kep., Ns., M.Kes Bambang Sudono DS, S.Kep , Ns, M.Kep

NIDN. NIDN.

HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal berjudul :

PENGARUH EDUKASI PRE TINDAKAN SWAB ANTIGEN


TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP
DI IGD RUMAH SAKIT UMUM ASTRINI WONOGIRI

disusun oleh:

DEWI HASTUTI
NIM. 22020089

telah diseminarkan dan disetujui oleh Tim Penguji Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo untuk dilanjutkan pada
tahap penelitian.

Boyolali, Oktober 2021


Tim Penguji:
Ketua/Pembimbing Utama

Titik Anggraeni, S.Kep., Ns., M.Kes

NIDN.
Anggota 1/Penguji Anggota 2/Pembimbing Pendamping

Vina Asna , S.Kep., Ns., M.Kes Bambang Sudono DS, S.Kep , Ns, M.Kep

NIDN. NIDN.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada bulan Desember 2019, bermunculan sejumlah kasus pneumonia

dengan penyebab yang tak diketahui yang memiliki gejala demam, rasa

letih, batuk, dan kesulitan bernapas sebagai gejala utama, yang terjadi di

Wuhan . Pemerintah Tiongkok dan departemen kesehatan di semua tingkat

memberikan prioritas utama pada penyakit ini dan segera memberlakukan

tindakan untuk pengendalian penyakit dan perawatan medis, dan

mengarahkan lembaga penelitian untuk memulai investigasi dan

kolaborasi penelitian. Patogen penyakitnya secara cepat diidentifikasikan

sebagai virus corona baru, yang kemudian dikonfirmasi oleh Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO). WHO menamakan virus itu 2019-nCoV, dan

pneumonia yang disebabkan oleh infeksi virus ini disebut pneumonia

corona virus baru (COVID-19).

Coronavirus-19 (COVID-19) telah dinyatakan sebagai pandemi dunia

(WHO, 2020). Coronavirus adalah zoonosis atau virus yang ditularkan

antara hewan dan manusia. Menurut data real time dari situs

Worldometers, Senin (11/10/2021) pukul 06.00 WIB, total kasus positif

Covid-19 di dunia sebanyak 238.616.596 kasus. Dari angka itu,

215.779.619 pasien sembuh, dan 4.866.679 orang meninggal dunia. Untuk

kasus Covid-19 di Indonesia berdasarkan update dari Satgas Covid-19

pada tanggal 09 oktober 2021, provinsi Jawa Tengah menempati urutan


tertinggi dengan kasus aktif 145 kasus covid-19, maka total kasus menjadi

483.058 kasus, kemudian disusul provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat

46Sulawesi Selatan sebanyak 57 kasus.

Pemerintah provinsi Jawa Tengah memperbarui data kasus virus

COVID-19 per 20 Oktober 2021 dimana kasus aktif ( terkonfirmasi

dirawat sebanyak 3.077 kasus, 448.828 terkonfirmasi sembuh, dan 32.288

pasien terkonfirmasi covid -19 yang meninggal.

Berdasarkan data Covid 19 Pantauan Kabupaten Wonogiri, pada

tanggal 21 Oktober 2021, total terkonfirmasi sebanyak 12.096

kasus,dengan terkonfirmasi positif sebanyak 46 kasus, terkonfirmasi

sembuh sebanyak 10.655 kasus, dan terkonfirmasi meninggal sebanyak

1.396 kasus. Untuk memutus mata rantai penularan virus covid-19, maka

pemerintah menekankan Prinsip – prinsip pencegahan COVID-19 di

masyarakat meliputi universal precaution dengan selalu cuci tangan

memakai sabun selama 20 detik atau hand sanitizer, pemakaian alat

pelindung diri, menjaga kondisi tubuh dengan rajin olah raga dan istirahat

cukup, makan dengan gizi yang seimbang, dan mempraktikkan etika

batuk-bersin. Disamping itu, pemeriksaan atau tes harus dilakukan untuk

menentukan apakah seseorang terinfeksi virus corona atau tidak. Terdapat

beberapa jenis test yang biasa dilakukan yaitu test PCR, rapid test, hingga

swab antigen.

Rapid test antigen adalah tes imun yang berfungsi untuk mendeteksi

keberadaan antigen virus tertentu yang menunjukkan adanya infeksi virus


saat ini. Rapid test antigen biasanya digunakan untuk mendiagnosis

patogen pernapasan, seperti virus influenza dan respiratory syncytial virus

(RSV).Sedangkan, swab test PCR (Polymerase Cain Reaction) adalah

salah satu pemeriksaan molekuler untuk seluruh pasien yang terduga

terinfeksi Covid-19. Tes ini merupakan rekomendasi yang dibuat oleh

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tes ini digunakan untuk mendeteksi

penyakit dengan cara mencari jejak materi genetik virus pada sampel yang

dikumpulkan. Sampelnya yang dikumpulkan ini diambil melalui teknik

usap hidung atau tenggorokan (swab).Test rapid antigen dalam

penanganan covid 19 di Indonesia digunakan pada orang tanpa gejala atau

orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien yang terkonfirmasi

covid 19. Tes ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi orang – orang

yang dalam pemantauan maupun pasien dalam pengawasan pada wilayah

yang tidak memiliki faslitas RT-PCR atau wilayah tersebut tidak memiiki

wadah pengambilan specimen ( swab atau virus transport media).Test

rapid ini hanya menjadi test awal dan hasilnya tetap harus dikonfirmasi

dengan RT-PCR ( Kemenkes RI,2020)

Di Rumah Sakit Astrini , setiap pasien yang akan menjalani rawat inap

atau pasien dengan suspect/atau probable covid, wajib dilakukan tes

antigen dalam rangka proses screening dan upaya memutus mata rantai

penularan covid-19.Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Direktur

no……tentang.. ..Berdasarkan data rekam medis RS Astrini pada

bulan…..didapat data pasien rawat inap sebanyak…………….


Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman, dan kekhawatiran yang

timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi

sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam

( Wahyuni, 2018 ) .Ansietas atau cemas sering dialami oleh hamper semua

manusia yang sifatnya subjektif dan patologik. Perasaan tersebut ditandai

dengan rasa ketakutan yang berlebihan, tidak menyenangkan, dan sering

ditandai dengan nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, dan gelisah. Edukasi

atau disebut juga pendidikan merupakan segala upaya yang direnvanakan

untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat

sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (

Notoadmojo,2003). Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu

menjadi tahu.

Edukasi pencegahan COVID-19 perlu dilakukan pemerintah dalam

upaya menekan penyebaran infeksi, menggugah kesadaran, memberikan

atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan baik bagi dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat,

sehingga diharapkan dengan adanya edukasi dapat menurunkan tingkat

kecemasan masyarakat termasuk pasien yang bergejala dan harus

menjalani rawat inap di rumah sakit

Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Evodius Nasus1, Grace

Tedy Tulak2, Bangu3, menunjukkan adanya tingkat kecemasan pada usia

dewasa mengalami tingkat kecemasan besar saat menjalani pemeriksaan

rapd test.
Berdasarkan hasul studi pendahuluan pada bulan ………., peneliti

menemukan bebrapa pasien di IGD RS Astrini yang akan menjalani rawat

inap mengalami ketakutan bahkan ada bebrapa pasien dan keluarganya

yang menolak untuk dilakukan pemeriksaan swab antigen karena takut

terhadap tindakan dan hasilnya. Peneliti merasa penting untuk

memberikan edukasi terhadap pasien mengenai prosedur swab antigen dan

apa yang harus dilakukan jika hasil swab sudah keluar, sehingga dapat

mendukung upaya pemerintah untuk memutus mata rantai penularan covid

-19.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat disusun

perumusan masalah sebagai berikut:

Adakah Pengaruh edukasi pre tindakan swab antigen terhadap tingkat

kecemasan pasien rawat inap di IGD RSU Astrini Wonogiri ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh edukasi

pre tindakan swab antigen terhadap tingkat kecemasan psien rawat inap di

IGD RSU AStrini Wonogiri.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pemahaman pasien tentang swab antigen


b. Mengetahui pengaruh edukasi tentang swab antigen terhadap

tingkat kecemasan pasien

c. Menganalisa efektifitas edukasi terhadap penurunan tingkat

kecemasan pasien.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Kesehatan

Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan bahan evaluasi

kepada institusi kesehatan tentang pentingnya edukasi tentang swab antigen ,

sehingga dapat ikut serta dalam upaya memutus mata rantai penularan covid-

19 dan menurunkan angka penolakan pasien yang indikasi rawat inap.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah referensi serta wawasan diri bagi

mahasiswa ilmu keperawatan , dan dapat memotovasi mahasiswa untuk selalu

memberikan edukasi pada setiap tindakan khusunya tindakan swab antigen

sebagai upaya untuk memutus mata rantai penularan covid-19.

3. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian dan dapat

menambah wawasan mengenai edukasi tindakan swab antigen dan

pengaruhnya terhadap kecemasan pasien,

4. Bagi Keluarga

Diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak keluarga tentang

tindakan swab antigen dan hasilnya serta apa yang harus dilakukan jika
hasilnya negative/positif, serta dapat memberikan dukungan kepada pasien

dalam proses pengobatan selama menjalani rawat inap.

5. Bagi Pasien

Diharapkan dapat merubah pandangan-pandangan yang salah

mengenai tindakan swab antigen, sehingga pasien dapat ikut serta dalam

upaya memutus rantai penularan covid -19 salah satunya dengan skrrening

test swab antigen.

Anda mungkin juga menyukai