Anda di halaman 1dari 123

RISET

PENGETAHUAN TENTANG WABAH COVID-19 DAN ATURAN


KEKARANTINAAN TERHADAP KEPATUHAN
DALAM UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 DI
DESA DRAMAGA BOGOR

Riset Ini Sebagai Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH

TEUKU MUHAMMAD ABDUL AZIZ

NIM : 08190100011

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Riset dengan judul :

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG WABAH COVID-19 DAN ATURAN


KEKARANTINAAN TERHADAP KEPATUHAN

DALAM UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 DI

DESA DRAMAGA BOGOR

Telah mendapat persetujuan untuk dilaksanakan Uji Riset Akhir pada :

Jakarta, ………..

Pembimbing,

(Ns. Yeni Koto,S.Kep., M.Kes)

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Riset Dengan Judul

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG WABAH COVID-19 DAN


ATURAN KEKARANTINAAN TERHADAP KEPATUHAN
DALAM UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 DI
DESA DRAMAGA BOGOR

Riset Ini Telah Di Setujui, Diperiksa, Dan Dipertahankan Di Hadapan Timpenguji

Riset Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Indonesia Maju

Jakarta, 27 maret 2021


penguji

( Ns. Eka Rokhmiati, S.kep, M.kep )

Pembimbing

iii
( Ns. Yeni Koto, S.Kep, M.Kes )

iv
ABSTRAK

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Wabah Covid-19 Dan Aturan Kekarantinaan


Terhadap Kepatuhan Dalam Upaya Pencegahan Covid-19 Di Desa Dramaga Bogor

Teuku Muhammad Abdul Aziz

Program Studi S1 Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jl. Harapan No. 50 Lenteng Agung Jakarta Selatan 12610
Email : aaziz123995@gmail.com

Proses penularan COVID-19 kepada manusia harus diperantarai oleh reservoir kunci yaitu
alphacoronavirus dan betacoronavirus yang memiliki kemampuan menginfeksi manusia. Kontak
yang erat dengan pasien terinfeksi COVID-19 akan mempermudah proses penularan COVID-19
antara manusia. Demi upaya pencegahan tersebut, pemerintah Indonesia memberikan himbauan
kepada masyarakat untuk menjaga jarak fisik (physical distancing), melakukan berbagai kegiatan
dari rumah (social ditancing), seperti bekerja, hingga beribadah, dan juga melakukan karantina
serta belajar mengetahui bagaimana cara virus Covid-19 menyebar pada setiap masyarakat, maka
dari itu pentingnya pengetahuan akan wabah Covid-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Wabah Covid-19 Dan Aturan Kekarantinaan Terhadap
Kepatuhan Dalam Upaya Pencegahan Covid-19 di Desa Dramaga Bogor. Subjek Penelitian adalah
Masyarakat Desa Dramaga sebanyak 114 orang. Desain penelitian observasional Analitik. Jenis
penelitian menggunakan Cross Sectional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
Accidental sampling. uji statistik yang digunakan yaitu uji statistik Chi-Square dengan tingkat
kemaknaan α 0,05. Hasil penelitian dari 114 responden dengan Pengetahuan tentang wabah covid-
19 dan aturan karantina yang baik sebanyak 85 orang (74,6%) dan pengetahuan tentang wabah
covid-19 dan aturan karantina yang kurang baik yaitu 29 orang (25,4%). Sedangkan masyarakat
yang patuh terhadap anjuran pemerintah dalam pencegahan covid-19 sebanyak 80 orang (70,2%)
yang tidak patuh terhadap anjuran pemerintah dalam pencegahan covid-19 yaitu 34 orang (29,8%).
Hasil hasil uji statistic Chi-Square dengan nilai Pearson chi-quare dengan nilai value 39.387
menggunakan SPSS 20 dengan tingkat kemaknaan 95%, menunjukkan bahwa nilai probabilitas
0,000 (p<0,05), artinya Ho di tolak dan Ha diterima.Kesimpulan ada hubungan antara pengetahuan
tentang wabah covid-19 terhadap kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19 di Desa Dramaga
Bogor. Saran penelitian ini adalah di harapkan masyarakat mengikuti yang dianjurkan pemerintah,
untuk mengurangi kasus COVID-19 yang terjadi. diperlukan pula ketegasan pemerintah daerah
dalam menangani COVID-19 yang terjadi di Kota Bogor.

Kata Kunci : Pengetahuan Wabah Covid, Aturan Kekarantinaan, Kepatuhan Pencegahan

iv
ABSTRACT

The Relationship Between Knowledge About the Covid-19 Outbreak and Quarantine
Rules Against Compliance in Covid-19 Prevention Efforts in Dramaga Village, Bogor
Teuku Muhammad Abdul Aziz
S1 Nursing Study Program
Advanced Indonesian College of Health Sciences
Jl. Hope No. 50 Lenteng Agung South Jakarta 12610
Email: aaziz123995@gmail.com

The process of transmitting COVID-19 to humans must be mediated by key reservoirs, namely
alphacoronavirus and betacoronavirus which can infect humans. Close contact with a patient
infected with COVID-19 will facilitate the process of transmitting COVID-19 between humans.
For the sake of prevention efforts, the Indonesian government advises the public to maintain
physical distance (physical distancing), carry out various activities from home (social distancing),
such as work, worship, and also carry out quarantine and learn to know how the Covid-19 virus
spreads. in every society, therefore the importance of knowledge of the Covid-19 outbreak. The
purpose of this study was to determine the relationship between knowledge of the Covid-19
outbreak and the rules of quarantine against compliance in efforts to prevent Covid-19 in
Dramaga village, Bogor. The research subjects were 114 people from Dramaga Village.
Analytical observational research design. This type of research uses cross-sectional with the
sampling technique using accidental sampling. The statistical test used is the Chi-Square
statistical test with a significance level of α 0.05. The results of the study of 114 respondents with
knowledge of the covid-19 outbreak and good quarantine rules were 85 people (74.6%) and
knowledge of the covid-19 outbreak and poor quarantine rules, namely 29 people (25.4%).
Meanwhile, there were 80 people (70.2%) who obeyed government recommendations (70.2%)
who did not comply with government recommendations in preventing Covid-19, namely 34 people
(29.8%). The results of the Chi-Square statistical test with Pearson chi-square value with a value
of 39,387 using SPSS 20 with a significance level of 95%, indicate that the probability value is
0.000 (p <0.05), meaning that Ho is rejected and Ha is accepted. between knowledge about the
covid-19 outbreak and compliance in efforts to prevent covid-19 in Dramaga Village, Bogor. The
suggestion for this research is that people are expected to follow what the government
recommends, to reduce the cases of COVID-19 that occur. There is also a need for the firmness of
the local government in dealing with COVID-19 that occurred in the city of Bogor. 

Keywords: Covid Outbreak Knowledge, Quarantine Rules, Preventive Compliance

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan

hidayah-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Riset yang

berjudul “Hubungan pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan

kekarantinaan terhadap kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19 di Dramaga

Bogor” ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Riset ini disusun sebagai salah satu

syarat dalam menyelesaikan Strata satu Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia Maju. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima

kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Astrid Novita, SKM.,M.KM selaku Ketua STIKes Indonesia Maju yang

telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti

dan menyelesaikan pendidikan di Program Pendidikan Profesi Ners Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.

2. Ns. Eka Rokhmiati, S.kep, M.kep, selaku Kepala Departemen Keperawatan

yang selalu memberikan dorongan penuh dengan wawasan dalam upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

3. Ns. Yeni Koto, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing I yang dengan tulus dan

Ikhlas bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta perhatian dalam

memberikan dorongan, bimbingan dan arahan dalam penyusunan Riset ini.

vi
4. Ns. Eka Rokhmiati, S.Kep.,M.Kep, selaku penguji yang dengan tulus dan

Ikhlas bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta perhatian dalam

memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan karya tulis akhir ners.

5. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

beserta staf yang telah membantu dalam pembelajaran selama saya

menempuh Pendidikan Strata satu Keperawatan ini.

6. Kedua orang tua dan Saudara-saudara yang selalu memberikan motivasi,

dukungan dan semangat belajar beserta doa yang tulus.

7. Teman-teman Angkatan STIKIM yang tak bisa saya sebutkan satu persatu

yang telah membantu dan mensupport selama menjalani proses pendidikan

Strata satu Keperawatan ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

atas bantuannya. Penulis hanya bisa berdo’a semoga Allah SWT membalas

amal baik semua pihak yang telah menbantu dalam proses penyelesaian

proposal riset ini.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan kritik

yang konstruktif senantiasa penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap, semoga

karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca

terutama bagi Civitas STIKes Indonesia Maju Jakarta.

Jakarta, Maret 2021

vii
Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBARAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
LEMBARAN PENGESAHAN...................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR SKEMA.......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian............................................................................... 9

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN


A. Teori dan Konsep Teori
1. Konsep covid-19
a. Pengertian ................................................................................ 12
b. Faktor resiko ............................................................................ 13
c. Penyebab Infeksi .................................................................... 13
d. Gejala infeksi ........................................................................... 13
e. Diagnosis ................................................................................. 14
f. Komplikasi .............................................................................. 14
g. Pengobatan .............................................................................. 15
h. Pencegahan ............................................................................... 16
2. Konsep Pengetahuan
a. Pengertian .............................................................................. 16
b. Tahapan .................................................................................. 17
c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat ........... 20
3. Konsep Aturan Kekarantinaan
a. Pengertian .............................................................................. 23
b. Faktor yang mempengaruhi masyarakat kekarantinaan ........ 24

viii
4. Konsep Kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19
a. Pengertian .............................................................................. 26
b. Faktor faktor yang pengaruhi tingkat kepatuhan..................... 27
c. Cara cara mengurangi ketidakpatuhan..................................... 29
d. Cara cara meningkatkan kepatuhan......................................... 30
B. Penelitan Terkait ................................................................................. 32
C. Kerangka Teori ................................................................................... 33

BAB III. KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL


A. Kerangka Konsep ................................................................................. 34
B. Hipotesis .............................................................................................. 35
C. Definisi Operasional ............................................................................ 36

BAB IV. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN


A. Desain Penelitian ................................................................................. 37
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 37
C. Tempat dan Waktu Peneitian ............................................................... 39
D. Etika Penelitian .................................................................................... 39
E. Alat Pengumpulan Data ....................................................................... 40
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................... 41
G. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 47
H. Pengolahan Data .................................................................................. 49
I. Analisis Data ........................................................................................ 49
J. Jadwal Kegiatan ................................................................................... 51

BAB V. HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................................ 51
B. Analisis Univariat ................................................................................ 54
C. Analsisi Bivariat .................................................................................. 57

BAB VI. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


A. Analisis Univariat ................................................................................ 59
B. Analsisi Bivariat .................................................................................. 66
C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 75

BAB VII. PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................... 77
B. Saran .................................................................................................... 78

ix
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terkait.............................................................................. 32


Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 36
Tabel 4.1 Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan ..................................................... 41
Tabel 4.2 Kisi-kisi Kuesioner Kepatuhan Masyarakat..................................... 41
Tabel 4.3 Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan .............................................. 42
Tabel 4.4 Uji Validitas Kuesioner Kepatuhan Masyarakat ............................. 43
Tabel 4.5 Jadwal Penelitian ............................................................................. 51
Tabel 5.1 Karakteristik Responden ................................................................. 54
Tabel 5.2 Variabel Penelitian........................................................................... 56
Tabel 5.2 Hubungan Antara pengetahuan tentang wabah
covid-19 terhadap kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19
di Desa Dramaga Bogor................................................................... 57

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 33


Gambar 3.1 Kerangka Konsep ......................................................................... 34

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 Surat Persetujuan Responden

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Hasil Analisis Penelitian

Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6 lembar konsul bimingan

Lampiran 7 bebas uji plagiat

Lampiran 8 surat uji etik

Lampiran 9 surat izin penelitian mahasiswa

Lampiran 10 surat uji validitas mahasiswa

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia internasional saat ini sedang marak-maraknya pandemi Covid-

19 (Coronavirus Disease 2019). Kasus virus corona muncul dan menyerang

manusia pertama kali di provinsi Wuhan, China. Awal kemunculannya

diduga merupakan penyakit pneumonia, dengan gejala serupa sakit flu pada

umumnya. Gejala tersebut di antaranya batuk, demam, letih, sesak napas,

dan tidak nafsu makan. Namun berbeda dengan influenza, virus corona

dapat berkembang dengan cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah

dan gagal organ serta kematian. Kondisi darurat ini terutama terjadi pada

pasien dengan masalah kesehatan sebelumnya (Mona, 2020).

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit jenis baru

yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan

gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut

seperti demam, batuk, dan sesak napas. Pada kasus Covid-19 yang berat

dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan

bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada

sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami

kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas

di kedua paru (Güner et al, 2020).

1
Proses penularan COVID-19 kepada manusia harus diperantarai oleh

reservoir kunci yaitu alphacoronavirus dan betacoronavirus yang memiliki

kemampuan menginfeksi manusia. Kontak yang erat dengan pasien

terinfeksi COVID-19 akan mempermudah proses penularan COVID-19

antara manusia. Proses penularan COVID-19 disebabkan oleh pengeluaran

droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke udara oleh pasien

terinfeksi pada saat batuk ataupun bersin. Droplet di udara selanjutnya dapat

terhirup oleh manusia lain di dekatnya yang tidak terinfeksi COVID-19

melalui hidung ataupun mulut. Droplet selanjutnya masuk menembus

paruparu dan proses infeksi pada manusia yang sehat berlanjut (Shereen

dkk, 2020).

Menanggapi pandemi Covid-19, di samping langkah-langkah

kesehatan masyarakat yang lebih rutin, banyak negara telah menerapkan

"lockdown" – menutup perbatasan, membatasi perjalanan internasional, dan

menempatkan batasan berat pada pergerakan individu dan pertemuan

kelompok. Walaupun lockdown mungkin merupakan alat penting untuk

membatasi penularan, namun lockdown berpotensi menimbulkan biaya

besar berkaitan dengan dampak ekonomi, konsekuensi kesehatan mental,

dan peningkatan morbiditas dan mortalitas dari penyakit non-COVID-

19. Karantina, lockdown atau aturan physical distancing mencerminkan

perubahan yang cepat dan substansial dalam kehidupan sehari-hari. Lelucon

dan video lucu dapat membantu orang untuk menerima perubahan dalam

hidup mereka. Perubahan tersebut menghasilkan banyak sumber

2
ketidakpastian dan stres, yang sebagian humor dapat meringankan,

setidaknya dalam jangka pendek (Bausch, 2020).

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Devi Pramita, (2020) tentang Hubungan Antara Pengetahuan Masyarakat

Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan

Penyakit Covid-19 di Ngronggah dimana hasil penelitian ini dari 62

responden berdasarkan hasil uji Chi-Square signifikansi p anatara variabel

bebas yaitu pengetahuan masyarakat dengan variabel terikat kepatuhan

penggunaan masker sebesar 0,004 (p<0,05) maka Ho ditolak dan dinyatakan

ada hubungan. Pengetahuan masyarakat dengan kepatuhan penggunaan

masker sebagai upaya pencegahan penyakit Covid-19 Memberikan

pendidikan tentang pengetahuan pentingnya penggunaan masker guna

mencegah dan menghindari resiko penyakit Covid-19 dan Memberikan

pendidikan tentang pengetahuan pentingnya penggunaan masker guna

mencegah dan menghindari resiko penyakit Covid-19.

Demi upaya pencegahan tersebut, pemerintah Indonesia memberikan

himbauan kepada masyarakat untuk menjaga jarak fisik (physical

distancing), melakukan berbagai kegiatan dari rumah (social ditancing),

seperti bekerja, hingga beribadah, dan juga melakukan karantina serta

belajar mengetahui bagaimana cara virus Covid-19 menyebar pada setiap

masyarakat, maka dari itu pentingnya pengetahuan akan wabah Covid-19

(Maas, 2016).

3
Pengetahuan tentang penyakit Covid-19 merupakan hal yang sangat

penting agar tidak menimbulkan peningkatan jumlah kasus penyakit Covid-

19. Pengetahuan pasien Covid- 19 dapat diartikan sebagai hasil tahu dari

pasien mengenai penyakitnya, memahami penyakitnya, cara pencegahan,

pengobatan dan komplikasinya. Pengetahuan penderita tentang pencegahan

Covid-19 dengan kepatuhan penggunaan masker memiliki peranan penting

dalam mengantisipasi kejadian berulang (Novita dkk, 2018).

Transmisi COVID-19 dapat diperlambat melalui penataan

socialdistancing yang benar. Penataan yang harus diterapkan oleh seluruh

masyarakat pada berbagai tatanan adalah menggunakan masker, tidak

melakukan kontak fisik, menjaga jarak minimal 2 meter, rajin cuci tangan

menggunakan sabun di air mengalir, membawa antiseptik, menggunakan

alat makan sendiri, dan tindakan lainnya. Seperti siap melakukan karantina

mandiri jika adanya indikasi penularan akan Covid-19 (Liu et al, 2020).

Masa karantina tersebut dilakukan rata-rata 5-6 hari dengan masa

karantina terpanjang 14 hari. Dalam hal ini pemerintah telah mengeluarkan

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan

dalam langkah pencegahan penyebaran virus corona di Indonesia.

Berdasarkan UU Kekarantinaan Kesehatan, karantina wilayah dilakukan

jika situasi kesehatan masyarakat dikategorikan darurat salah satunya karena

penyakit menular.Secara rinci karantina diatur dalam sejumlah pasal UU

Kekarantinaan Kesehatan (Mona, 2020).

4
Namun pada kenyataannya tingkat pengetahuan masyarakat

Indonesia terkait Covid-19 dan aturan kekarantinaan masih rendah.

Ketidakpatuhan masyarakat tersebut disebabkan oleh beberapa faktor baik

berkaitan dengan faktor yang bersumber dari dalam seperti, pengetahuan

tentang kesadaran akan bahaya dan dampaknya, kebutuhan ekonomi, dan

tingkat pendidikan) serta faktor dari luar seperti, kurangnya sosialisasi

peraturan dari pemerintah dan lingkungan masyarakat (Purnamasari dkk,

2020).

Berkaitan dengan kebijakan penanggulangan wabah penyakit

menular, Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984

tentang Wabah Penyakit Menular, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun

1991 tentang Penangulangan Wabah Penyakit Menular, dan Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit

Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya

Penanggulangan. Untuk itu dalam rangka upaya penanggulangan dini wabah

COVID-19, Menteri Kesehatan telah mengeluarkan Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi

Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit Yang Dapat

Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya.

Permasalahan tersebut memerlukan respon yang cepat dari lembaga

informasi yang sejatinya memiliki tugas utama memberikan informasi yang

berguna bagi peningkatan pengetahuan. Terlebih dalam suasana genting

akibat wabah seperti saat ini. Korban jiwa yang semakin hari semakin

5
bertambah sebenarnya merupakan alarm bahwa pengetahuan yang cepat dan

tepat sangat dibutuhkan masyarakat agar bias bertahan melalui fase bencana

ini (Nurislaminingsih, 2020).

Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID19 sebanyak 2

kasus. Sampai dengan tanggal 25 Maret 2020, Indonesia sudah melaporkan

790 kasus konfirmasi COVID-19 dari 24 Provinsi. Dari banyaknya kota-

kota yang terkena dampak yang akan virus Covid-19 maka diperlukannya

kepatuhan oleh setiap masyarakat demi upaya pencegahan penyebaran

Covid-19 yang setiap daerah/kota. Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19

Republik Indonesia, per tanggal 12 Agustus 2020, jumlah pasien total

positif COVID-19 di dunia mencapai 20.388.408 orang yang

diakumulasikan dari pasien positif dirawat, pasien positif sembuh, serta

pasien positif meninggal. Di Indonesia, total pasien positif COVID-19

sebesar 130.718 orang, dengan pasien sembuh sebesar 85.798 orang dan

pasien meninggal sebear 5.908 orang

Provinsi Bogor telah menempati posisi kedelapan di Indonesia

dalam jumlah pasien positif COVID-19, yaitu sebesar 1.944 orang yang

selesai isolasi/sembuh yaitu 1559 orang, sedangkan yang meninggal yaitu

67 orang. Berdasarkan data tersebut, maka semua pihak terkait, baik

pemerintah ataupun masyarakat, semakin terdesak untuk segera mengambil

tindakan dalam melakukan deteksi dini infeksi serta mencegah penyebaran

COVID-19 terjadi guna menurunkan jumlah kasus Covid-19 (Gugus Tugas

COVID-19, 2020)

6
Data terbaru penyebaran akan wabah covid-19 bulan Oktober

melalui situs dimana angka penyebaran Covid-19 didunia mencapai

38.727.888 kasus, sedangkan untuk Indonesia angka penyebaran covid

terbaru mencapai 344.749 kasus penambahan, pada penelitian ini daerah

yang dijadikan lokasi penelitian akan penyebaran Covid-19 adalah Desa

Dramaga RT 1 RW 5, dimana pada Desa Dramaga ini pada bulan Juni

mengalami kenaikan kasus positif Covid-19 sebanyak 4 orang yang menjadi

Desa Dramaga menjadi cluster zona merah di Kabupaten Bogor (Efendizes,

2020).

Peneliti melakukan survei di lokasi penelitian dimana, meskipun

klaster dan penderita COVID-19 di Desa Dramaga bertambah sebanyak 20

orang, masyarakat sekitar masih belum mematuhi protokol atau anjuran 3M

(Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak) yang diberikan

oleh pemerintah. Petugas keamanan dan Dinas Perhubungan Kabupaten

Bogor melakukan operasi yustisi untuk menegakkan peraturan wajib

memakai masker. Tetapi, masih banyak ditemukan warga yang tidak

memakai masker, sehingga masih banyak yang terjaring operasi dan

mendapatkan denda maupun saksi sosial. Sebelumnya, Muspika

(Musyawarah Pimpinan Kecamatan) melakukan operasi yustisi pada tanggal

25 September 2020 di Pasar Dramaga dan tiga lokasi perdagangan di jalan

raya Dramaga. Pada operasi ini, petugas keamanan lebih memusatkan pada

penggunaan masker dan sayangnya, hanya dalam waktu operasi yang

sebentar, ada 26 pelanggar yang diberikan sanksi oleh pihak yang berwajib.

7
Berdasarkan latar belakang dan hasil observasi yang dilakukan

peneliti diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang

pengetahuan masyarakat tentang covid-19 dan aturan kerantinaan dalam

upaya pencegahaan penyebaran covid-19. Peneliti melihat bahwa pada saat

ini jumlah positif covid-19 di Kota Bogor Dramaga Covid-19 semakin

meningkat. Sehingga hal tersebut menjadi bahan pertimbangan peneliti

untuk menyusun riset yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Tentang

Wabah Covid-19 dan Aturan Kekarantinaan Terhadap Kepatuhan Dalam

Upaya Pencegahan Covid-19 Di Desa Dramaga Bogor”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarakan data diatas, Indonesia menduduki peringkat ke-21 dari

seluruh negara di dunia yang terjangkit wabah Covid-19, kondisi ini masih

terkontrol mengingat angkat persebaran Covid-19 di Indonesia masih

tergolong pada zona terkendali untuk tingkat persebaran Covid-19.

Berdasarkan pada uraian diatas maka rumusan masalah yang diperlu

diperhatiakan dalam penelitian ini adalah Apakah hubungan antara

pengetahuan tentang wabah Covid-19 dan aturan kekarantinaan terhadap

kepatuhan dalam upaya pencegahan Covid-19 di Desa Dramaga Bogor ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan tentang wabah covid-19 dan

aturan kekarantinaan terhadap kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-

19 di Desa Dramaga Bogor.

8
2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden di Desa dramaga Bogor

b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan masyarakat tentang wabah

Covid-19 dan aturan kekarantinaan di Desa Dramaga Bogor

c. Mengidentifikasi tingkat kepatuhan masyarakat dalam upaya

pencegahan Covid-19 di Desa Dramaga Bogor.

d. Hubungan antara pengetahuan tentang wabah Covid-19 dan aturan

kekarantinaan terhadap kepatuhan dalam upaya pencegahan Covid-19

di Desa Dramaga Bogor.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan

informasi institusi pendidikan dan sebagai masukan untuk menambah

pengetahuan sehingga peneliti ini dapat diajukan dan dikembangkan

untuk penelitian selanjutnya terkait dengan wabah Covid-19.

b. Bagi Rumh Sakit

Penelitian ini digunakan sebagai informasi atau data dasar

dalam memberikan pelayanan kesehatan, khususnya dalam

memberikan pengetahuan tentang Covid-19 agar masyarakat patuh

dalam mejalankan protokol kesehatan demi menekan angka kenaikan

Covid-19.

c. Bagi Peneliti

9
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

dapat digunakan oleh program studi pendidikan untuk senantiasa

meningkatkan kepatuhan dalam upaya pencegahan Covid-19 di Desa

Dramaga Bogor.

2. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi dasar untuk

penelitian berikutnya dan menambah teori-teori baru tentang

pengetahuan, aturan kekarantinaan demi meningkatkan kepatuhan

dalam upaya pencegahan Covid-19 di Desa Dramaga.

a. Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan

untuk diterapkan pada masyarakat Bogor.

b. Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan dan menambah teori-teori baru tentang

pengetahuan, aturan kekarantinaan demi meningkatkan kepatuhan

dalam upaya pencegahan Covid-19 di Desa Dramaga.

c. Bagi Responden

Penelitian ini bermanfaat bagi responden untuk mengetahui dan

menambah teori teori baru tentang pengetahuan aturan kekarantinaan

demi meningkatkan kepatuhan dalam upaya pencegahan Covid-19 di

Desa Dramaga Bogor.

3. Manfaat Metodologis

10
a. Dapat menyusun dan melanjutkan penelitian pengetahuan tentang

pengetahuan wabah Covid-19 dan aturan kekarantinaan terhadap

kepatuhan dalam upaya pencegahan Covid-19 ini baik dalam bentuk

paper, skripsi, thesis maupun disertasi.

b. Dapat mengetahui arti pentingnya riset, sehingga keputusan-keputusan

yang dibuat dapat dipikirkan dan diatur dengan sebaik-baiknya.

c. Dapat menilai hasil-hasil penelitian yang sudah ada yaitu untuk

mengukur sampai seberapa jauh suatu hasil penelitian dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya.

11
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Teori dan Konsep Teori

1. Konsep Covid-19 (Corona Virus)

a. Pengertian

Coronavirus adalah bagian besar virus yang menjadi penyebab

infeksi saluran pernafasan atas, mulai ringan hingga sedang seperti

penyakit flu. Namun beberapa jenis dari virus ini dapat mengakibatkan

penyakit yang lebih serius misalnya MERS-CoV dan SARS-CoV, serta

Pneumonia (CDC, 2020).

SARS terjadi pada tahun 2002 di Tiongkok, dan menyebar

kebeberapa negara termasuk Indonesia dan berakhir pertengahan 2003

(CDC, 2020). Perkembangan sampai 2020 terdapat tujuh coronavirus

(HCoVs) yang telah diidentifikasi diantaranya : HCoV-229E, HCoV-

OC43, HCoV-NL63, HCoV-HKU1, SARS-COV (yang menyebabkan

penyakit pernapasan akut), MERS-COV penyebab penyakit pernafasan

timur tengah, dan Covid-19 atau coronavirus penyebab wabah

Pneumonia yang berasal dari kota Wuhan. Penyebaran sampai ke negara

lainnya dan Indonesia pada Maret 2020 mengumumkan adanya Covid-

19.

b. Faktor Risiko

12
Virus corona ini dapat menginfeksi siapapun, selain bayi, anak-

anak, orang yang mempunyai kekebalan tubuh lemah juga rentan

terhadap serangan virus ini. Kondisi cuaca juga dapat berpengaruh,

seperti di Amerika Serikat lebih umum terjadi pada musim gugur dan

musim dingin. Selain itu seseorang yang tinggal dan berkunjung ke

daerah atau negara yang rawan terhadap virus ini juga berisiko terserang.

Misal berkunjung ke daerah Cina.

c. Penyebab Infeksi

Infeksi Covid-19 di timbulkan oleh virus Corona. Penyebaran

virus ini pada umumnya seperti virus lainnya yaitu menyebar melalui

droplet atau percikan saat batuk dan bersin, menyentuh mata, hidung dan

mulut setelah memegang barang yang terkena droplet pengidap virus

corona ini,sedangkan penularan melalui tinja dan feses jarang terjadi.

Masa inkubasi Covid-19 belum diketahui secara pasti, namun

diperkirakan timbul gejala setelah 2-14 hari setelah masuk virus kedalam

tubuh. Transmisi Covid-19 ini berawal dari hewan ke hewan namun

jarang sekali virus ini berevolusi dan menginfeksi manusia. Kasus di

Wuhan kini menjadi bukti nyata virus ini menyebar dari hewan ke

manusia dan dapat menular dari manusia ke manusia (NLMIH, 2020).

d. Gejala Infeksi Coronavirus

Gejala yang sering timbul pada penderita covid-19 ini, mulai

gejala ringan seperti hidung beringus, sakit kepala, batuk, sakit

13
tenggorokan, demam dan merasa tidak enak badan, hingga gejala berat

sesak nafas dan gagal nafas.

Infeksi Covid-19 ini dapat mengakibatkan gejala yang berat

dibanding dengan virus Corona lainnya. Perubahan gejala diawali

bronchitis dan pneumonia gejala yang timbul seperti batuk berdahak,

sesak nafas, nyeri dada, demam tinggi. Infeksi ini bertambah parah bila

menyerang pada individu yang memiliki penyakit penyerta seperti

penyakit jantung dan paru-paru, sisitem kekebalan tubuh rendah, bayi

dan lansia.

e. Diagnosis Infeksi Coronavirus

Dalam mendiagnosis infeksi corona, petugas kesehatan

mengawali anamnesis atau wawancara. Petugas akan menanyakan hal-

hal yang behubungan dengan gejalaserta keluhan yang dialami pasien.

Selain itu pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium dalam

menegakan diagnosis. Dokter mungkin juga akan melakukan tes sapuan

tenggorokan atau specimen pernafasan. Untuk kasus yang diduga infeksi

Covid-19 akan dilakukan tes swab tenggorokan, DPL, fungsi hati, fungsi

ginjal, dan CRP (NLMIH, 2020).

f. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin ditimbulkan dari penyakit ini diawali

komplikasi pneumonia dan maslah pernafasan parah lainnya bila tidak

ditangani secara cepat dan tepat. Selain itu dapat menyebabbkan

kegagalan nafas, gagal jantung, gagal ginjal, dan bahkan kematian (CDC,

14
2020).

g. Pengobatan Infeksi Covid-19

Menurut CDC, (2020) Tak ada perawatan khusus dalam

mengatasi infeksi virus ini. Pada umumya pengidap akan pulih dengan

sendirinya. Namun ada upaya yang dapat mengurangi gejala infeksi

seperti :

1) Minum obat yang megurangi rasa sakit, batuk dan demam. Tidak

disarankan menggunakan aspirin.

2) Gunakan pelembab ruangan atau mandi dengan air hangat dapat

meredakan sakit tenggorokan.

3) Meningkatkan istirahat.

4) Banyak mengkonsumsi asupan cairan tubuh.

5) Jika merasa cemas dengan gejala yang ditimbulkan, segera hubungi

layanan kesehatan terdekat.

Khusus infeksi Covid-19 yang dapat mengakibatkan penyakit

serius seperti SARS, MERS, penangannya akan disesuikan dengan

penyakit yang diderita dan kondisi pasien. Bila terinfeksi Covid-19

dokterakan merujuk ke RS rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinas

Kesehatan setempat. Apabila tidak dapat dirujuk dengan pertimbangan

beberapa alasan, dokter akan melakukan isolasi, serial photo thorak,

15
terapi simtomatik, terapi cairan, ventilator mekanik (bila gagal nafas),

dan dapat diberikan antibiotik bila terdapat infeksi bakteri.

h. Pencegahan Infeksi Covid-19

Pencegahan infeksi Covid-19 sampai saat ini belum ditemukan

vaksinnya, namun ada beberrapa cara pecegahan yang dapat dilakukan.

Menurut US National Library of Medicine National Institutes of Health

(2020), berikut hal yang dapat dilakukan :

1) Mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik hingga bersih

dilakukan sesering mungkin.

2) Menghindari menyentuh tangan dan mulut saat tangan dalam keadaan

kotor

3) Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang sakit

4) Hindari menyentuh hewan atau unggas liar

5) Bersihkan permukaan benda yang sering digunakan

6) Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu, lalu

buang tisu dan cuci tangan hingga bersih.

7) Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.

8) Gunakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan bila

menunjkan gejala penyakit saluran pernafasan.

9) Tingkatkan system kekebalan tubuh dengan mengkonsumsi vitamin

2. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

16
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan

berhubungan dengan pengingat kepada bahan yang sudah dipelajari

sebelumnya, pengetahuan disebut juga real (mengingat kembali),

pengetahuan dapat berhubungan dengan hal yang luas seperti sebuah

teori dan hal yang sempit seperti fakta, pengetahuan merupakan apa yang

diketahuai dan hanya sekedar informasi yang dapat diingat saja.

Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang

menghubungkan atau menjalin sebauh pemikiran dengan kenyataan atau

sebuah pemikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang

tanpa pemahaman mengenai koasilitas (sebab akibat) yang universal

(Notoatmodjo, 2012).

b. Tahapan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) Pengetahuan mencakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan diantaranya :

1) Tahu (Know)

a) Pada tingkat ini seorang telah mampu mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Termasuk didalamnya pengetahuan

tingkat ini adalah bahan yang dipelajari atau ransangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupaka tingkat pengetahaun

yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

17
tentag apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

b) Memahami (Comprehension)

Pada tingkat ini seorang telah mengetahui secara pokok pengertian

suatu yang dipelajarinya serta telah mampu mengubah bentuk dan

mengintegrasikan bahan. Orang yang telah paham terhadap objek

atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar.

c) Aplikasi (Application)

Pada tingkat ini seorang telah mampu menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya).

Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam penghitungan

penghitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip

siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam

pemecahan masalah kesehatan seperti memeriksakan dirinya ke

puskesmas agar mengetahui gangguan secara dini.

d) Analisis (Analysis)

Pada tingkat ini seseorang telah mampu menganalisa hubungan

antara yang satu dengan yang lainnya dalam struktur organisasi

tertentu menuju tercapainya sintesis. Kemampuan analisis ini dapat

18
dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan,

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e) Sintesis (Synthesis)

Pada tingkat ini seseorang telah mampu untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun dapat merencanakan, meringkaskan, dapat

menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-

rumusan yang telah ada.

f) Evaluasi (Evaluation)

Pada tingakatan ini seseorang telah mampu untuk melakukan suatu

penelitian terhadap suatu materi atau obyek, evaluasi iniberkaitan

dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu

criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada. Pengetahuan tentang kehamilan sangat penting agar

terhindar dari resiko kehamilan yang dapat mengancam jiwa ibu

hamil dan janinnya. Pengetahuan ibu hamil tentang flour albus

adalah segala sesuatu yang diketahui atau informasi yang dimiliki

oleh ibu hamil. Dengan pengetahuan yang baik pula, misalnya ibu

hamil yang sudah memperoleh pengetahuan yang baik dan sudah

mengerti bagaimana ibu lebih menjaga kondisi tubuh dan personal

higynenya demi untuk kesehatan kandungan dan perkmbangan

19
janin, serta kelahiran berjalan normal dan sehat (Notoatmodjo,

2012)

c. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Masyarakat Tentang

Wabah Covid-19

Menurut Notoatmodjo, (2012) ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi pengetahuan masyarakat dalam proses pencegahan

covid-19, yaitu :

a. Umur

Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia

akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.

Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih

dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi tingkat

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan

kematangan jiwanya.

b. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita

tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat dalam proses

pencegahan covid-19 maka makin mudah dalam menerima informasi

covid, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

20
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

dikenal.

c. Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

perawat. Lingkungan dalam hal ini Rumah Sakit adalah input

kedalam diri seseorang sehingga sistem adaptif yang melibatkan baik

faktor internal maupun faktor eksternal pada rumah sakit. Seseorang

yang hidup dalam lingkungan yang berpikiran luas maka

pengetahuannya akan lebih baik daripada orang yang hidup di

lingkungan yang berpikiran sempit

d. Pekerjaan

Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus

dilaksanakan atau diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan

atau profesi masing-masing. Status pekerjaan yang rendah sering

mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat tentang penanganan

covid-19. Pekerjaan biasanya sebagai simbol status sosial di

masyarakat. Masyarakat akan memandang seseorang dengan penuh

penghormatan apabila pekerjaannya sudah pegawai negeri atau

pejabat di pemerintahan.

e. Sosial ekonomi

Variabel ini sering dilihat angka kesakitan dan kematian, variabel ini

menggambarkan tingkat kehidupan seseorang yang ditentukan unsur

21
seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan banyak contoh serta

ditentukan pula oleh tempat tinggal karena hal ini dapat

mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan

kesehatan.

f. Informasi yang diperoleh

Informasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga organisasi,

media cetak dan tempat pelayanan kesehatan. Ilmu pengetahuan dan

teknologi membutuhkan informasi sekaligus menghasilkan

informasi. Jika pengetahuan berkembang sangat cepat maka

informasi berkembang sangat cepat pula. Adanya ledakan

pengetahuan sebagai akibat perkembangan dalam bidang ilmu dan

pengetahuan, maka semakin banyak pengetahuan baru bermunculan.

Pemberian informasi seperti cara-cara pencapaian hidup sehat akan

meningkatkan pengetahuan masyarakat yang dapat menambah

kesadaran untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimiliki.

g. Pengalaman

Merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh

kebenaran dan pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

masalah yang dihadapi di masa lalu. Orang yang memiliki

pengalaman akan mempunyai pengetahuan yang baik bila

22
dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki pengalaman dalam

segi apapun.

Tenaga medis maupun non medis harus mengenal, mempelajari dan

memahami segala aspek dari penyakit Covid-19 termasuk tanda dan

gejala, penyebab, pencetus dan penatalaksanaannya. Pengetahuan

memiliki kaitan yang erat dengan keputusan yang akan diambilnya,

karena dengan pengetahuan seseorang memiliki landasan untuk

menentukan pilihan (Prihantana dkk, 2016)

3. Konsep Aturan Kekarantinaan

a. Pengertian Kekarantinaan

Karantina atau lockdown atau disebut juga aturan physical

distancing mencerminkan perubahan yang cepat dan substansial dalam

kehidupan sehari-hari. Lelucon dan video lucu dapat membantu orang

untuk menerima perubahan dalam hidup mereka. Perubahan tersebut

menghasilkan banyak sumber ketidakpastian dan stres, yang sebagian

humor dapat meringankan, setidaknya dalam jangka pendek (Martin &

Ford, 2018)

Karantina dalam bahasa Latin “QUARANTA” yang berarti empat

puluh. Istilah tersebut lahir sekitar abad XIV, ketika penguasa di Venezia

menetapkan batas waktu yang diberlakukan untuk menolak masuk dan

merapatnya kapal yang datang dari negara lain, untuk menghindari

23
terjangkitnya penyakit menular. Awak kapal dan penumpangnya

diharuskan untuk tinggal dan terisolasi di dalam kapal selama 40 hari,

untuk mendeteksi kemungkinan terbawanya penyakit. Sejarah telah

berulangkali membuktikan bahwa hama atau penyakit pada makhluk

hidup, termasuk hewan, dapat menular dari satu wilayah ke wilayah

Negara lain melalui lalu lintas manusia atau benda-benda yang menjadi

media pembawa. Untuk hama dan penyakit hewan, penularannya dapat

terjadi melalui lalu-lintas hewan dan produk-produknya, organisme

pengganggu tumbuhan dapat menyebar melalui tanaman hidup dan

bagian tanaman.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Masyarakat Dalam Upaya

Karantina

Menurut Webster, (2020) ada beberapa faktor yang memengaruhi

kepatuhan seseorang dalam upaya karantina, yaitu :

1) Demografi dan mata pencarian

Demografi dan mata pencarian bukan faktor yang secara konsisten

mempengaruhi kepatuhan terhadap upaya karantina. Kepatuhan

orangtua tampaknya meningkat jika sekolah diliburkan. Di lain pihak,

terdapat literatur yang menunjukkan bahwa orang-orang yang tidak

bekerja atau berupah rendah lebih patuh terhadap upaya

kekarantinaan.

2) Pengetahuan tentang wabah dan aturan kekarantinaan

24
Pengetahuan merupakan faktor yang secara konsiten mempengaruhi

kepatuhan. Kepatuhan berasosiasi dengan pengetahuan tentang aturan

karantina yang diberlakukan dan tentang wabah yang terjadi. Namun

kredibilitas sumber informasi perlu menjadi perhatian

3) Sosiokultural : norma, nilai, dan hukum

Faktor sosiokultural juga kuat mempengaruhi kepatuhan. Tekanan

sosial dapat menjadi faktor pendukung maupun penghalang

kepatuhan. Nilai budaya dan kepatuhan terhadap hukum juga

berhubungan dengan kepatuhan. Upaya karantina yang jelas memiliki

konsekuensi hukum lebih dipatuhi daripada yang bersifat suka rela.

4) Persepsi terhadap keuntungan mematuhi karantina

Persepsi yang positif terhadap manfaat karantina meningkatkan

kepatuhan. Dalam satu artikel, persepsi ini diperkuat dengan

terlihatnya pengurangan kasus penyakit.

5) Persepsi terhadap risiko terdampak wabah Semakin seseorang merasa

berisiko untuk terserang penyakit, semakin tinggi kepatuhan.

Persepsi risiko bisa meningkat ketika ada anggota keluarga yang

terkena. Persepsi risiko juga meningkat pada gelombang kedua wabah,

mungkin karena telah terjadi peningkatan pengetahuan tentang

penyakit dan aturan upaya kekarantinaan.

25
6) Alasan praktis Ketakutan akan kehilangan mata pencarian

menurunkan kepatuhan terhadap upaya karantina. Selain urusan-

urusan emergensi, urusan keluarga (seperti keluarga yang sakit) juga

mendorong orang melanggar upaya kekarantinaan.

7) Kepercayaan terhadap sistem kesehatan

Kepercayaan terhadap sistem kesehatan tampaknya tidak

memengaruhi kepatuhan terhadap upaya karantina.

8) Lama karantina

Durasi karantina dapat mempengaruhi kepatuhan. Dalam satu laporan,

kepatuhan terhadap karantina menurun setelah melalui hari kelima.

9) Kepercayaan terhadap pemerintah

Laporan dari Senegal menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap

karantina lebih tinggi pada mereka yang lebih mempercayai

pemerintah.

4. Konsep Kepatuhan Dalam Upaya Pencegahan Covid-19

1. Pengertian Kepatuhan

Menurut Chaidir dkk, (2016), Kepatuhan adalah tingkat perilaku

pasien yang tertuju terhadap intruksi atau petunjuk yang diberikan

dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik diet, latihan,

pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter. Kepatuhan

26
atau ketaatan (compliance/adherence) adalah tingkat pasien

melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh

dokternya atau oleh orang lain. Kepatuhan pasien adalah sebagai sejauh

mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh

profesional kesehatan. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan

bahwa kepatuhan terhadap proses pengobatan atau perawatan adalah

sejauh mana upaya maupun perilaku seseorang dalam menunjukkan

kesesuaian terhadap anjuran yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan

dalam menunjang kesembuhannya.

Kepatuhan penderita dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

(Cramer, 1991 dalam Konis 2012) :

a. Patuh (Total Compliance) Pada keadaan ini penderita tidak hanya

berobat secara teratur sesuai batas waktu yang ditetapkan melainkan

juga patuh terhadap perawatan secara teratur sesuai petunjuk.

b. Tidak patuh (Non Compliance) Pada keadaan ini penderita yang

putus berobat atau tidak menggunakan obat sama sekali atau tidak

mengikuti perawatan yang telah ditetapkan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan

Menurut Notoatmodjo (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat kepatuhan terbagi menjadi :

a. Faktor predisposisi (faktor pendorong)

Kepercayaan atau agama yang dianut Kepercayaan atau agama

merupakan dimensi spriritual dalam menjalani kehidupan. Penderita

27
yang memiliki kepercayaan yang kuat akan tidak mudah putus asa

serta menerima keadaannya, penderita juga akan memiliki kemauan

untuk kontrol dan akan lebih patuh terhadap anjuran dan larangan

jika telah mengetahui akibatnya.

1) Faktor geografis

Lingkungan atau jarak yang jauh dari tempat pelayanan kesehatan

juga memeberikan kontribusi rendahnya kepatuhan.

2) Individual

Sikap individu yang ingin sembuh. Keinginan untuk tetap

mempertahankan kesehatan akan berpengaruh pada perilaku

penderita dalam melakukan kontrol terhadap penyakitnya.

3) Pengetahuan

Penderita yang memiliki kepatuhan rendah tidak teridentifikasi

mempunyai gejala sakit sehingga mereka berfikir bahwa dirinya

sembuh dan sehat maka tidak perlu melakukan kontrol terhadap

kesehatannya.

b. Faktor reinforcing (Faktor penguat)

1) Faktor Komunikasi

Berbagai aspek komunikasi antara pasien dengan dokter

mempengaruhi tingkat ketidaktaatan misalnya informasi

pengawasan yang kurang, ketdakpuasan terhadap aspek hubungan

emosional dengan dokter dan ketidakpuasan terhadap obat yang

diberikan.

28
2) Dukungan petugas

Dukungan dari petugas sangat berarti sebab petugas yang paling

sering berinteraksi sehingga lebih memahami kondisi fisik

maupun psikis penderita. Intesitas interaksi yang lebih sering

tersebut dapat mempengaruhi rasa percaya dan selalu menerima

kehadiran petugas kesehatan termasuk anjuran-anjuran yang

diberikan.

3) Dukungan keluarga

Keluarga merupakan bagian terdekat dari penderita. Penderita

akan merasa senang dan tenteram apabila mendapat perhatian dan

dukungan dari keluarganya. Dukungan tersebut akan

menimbulkan kepercayaan diri penderita dalam menghadapi dan

mengelola penyakitnya dengan baik.

c. Faktor enabling (Faktor pemungkin)

Fasilitas kesehatan merupakan sarana penting dalam memberikan

penyuluhan terhadap penderita yang diharapkan dengan prasarana

kesehatan yang lengkap dan mudah terjangkau oleh penderita dapat

lebih mendorong kepatuhan menderita.

3. Cara-cara Mengurangi Ketidakpatuhan

Menurut Notoatmodjo (2012) rencana untuk mengatasi

ketidakpatuhan pasien antara lain :

a. Mengembangkan tujuan dari kepatuhan itu sendiri. Awalnya banyak

pasien yang memiliki tujuan untuk mematuhi nasihat-nasihat namun

29
berubah menjadi tidak patuh. Pemicu ketidakpatuhan karena jangka

waktu yang cukup panjang serta paksaan dari tenaga kesehatan. Oleh

karena itu, kesadaran diri sangar dibutuhkan dari diri pasien

b. Perilaku sehat yang disangat dipengaruhi oleh kebiasaan, sehingga

perlu strategi bukan hanya untuk mengubah perilaku melainkan juga

mempertahankan perubahan tersebut. Kontrol diri, evaluasi diri,

penghargaan pada diri sendiri serta modifikasi perilaku antara pasien

dengan pemberi pelayanan kesehatan juga diperlukan agar

terciptanya perilaku sehat.

c. Dukungan sosial dari anggota keluarga maupun sahabat dalam

bentuk waktu, motivasi, dan uang merupakan faktor-faktor penting

dalam kepatuhan pasien. Keluarga maupun teman dapat mengurangi

kecemasan pada penyakit tertentu, mereka juga dapat membantu

mengilangkan godaan terhadap ketidakpatuhan dan menjadi

kelompok yang mendukung tercapainya kepatuhan.

4. Cara-cara Meningkatkan Kepatuhan

Menurut Smet dalam Putri, (2016) menyebutkan beberapa

strategi untuk meningkatkan kepatuhan, diantaranya :

a. Segi Penderita

1) Meningkatkan kontrol diri. Penderita harus meningkatkan

kontrol diri karena dengan adanya kontrol diri yang baik maka

penderita akan semakin meningkatkan kepatuhandalam menjalani

30
proses perawatan. Kontrol diri yang dapat dilakukan meliputi

kontrol tekanan darah, kontrol berat badan, dan emosi.

2) Meningkatkan efikasi diri. Seseorang yang percaya pada dirinya

sendiri untuk dapat mematuhi proses perawatan yang kompleks

akan lebih mudah melakukannya

3) Mencari informasi tentang pengobatan dan perawatan. Penderita

harus benar-benar memahami penyakit yang dideritanya melalui

informasi yang didapat dari berbagai media, sebab kurangnya

informasi atau pengetahuan akan mempengaruhi kepatuhan serta

kemauan penderita dalam menjalankan proses peyembuhan.

b. Segi Tenaga Medis

1) Meningkatkan keterampilan komunikasi. Diperlukan strategi oleh

tenaga kesehatan untuk meningkatakan kepatuhan pada pasien

yaitu dengan cara memperbaiki komunikasi antara tenaga

kesehatan tersebut dengan pasien melalui komunikasi yang

efektif.

2) Memberikan informasi yang jelas. Tenaga kesehatan yang

dianggap berstatus tinggi diharapkan dapat memberikan

penjelasan terkait penyakit serta cara pengobatan menggunakan

bahasa yang umum dan mudah diterima pasien.

31
3) Memberikan dukungan sosial. Tenaga kesehatan harus mampu

memberikan dukungan sosial. Selain itu, keluarga juga harus

dilibatkan dalam memberikan dukungan kepada pasien sebab

keluarga merupakan orang terdekat dari pasien.

4) Pendekatan perilaku. Pasien diarahkan agar dapat mengelola

dirinya dalam meningkatkan perilaku kepatuhan dalam

perawatan. Diperlukan juga kerja sama dengan pihak keluarga

pasien untuk berdiskusi dalam menekankan pentingnya menjalani

kepatuhan pada proses perawatan bagi pasien.

B. Penelitian terkait

Tabel 2.1 Penelitian Terkait

No Nama Judul Hasil Penelitian Persamaan dan


Peneliti Perbedaan
1 Devi Hubungan Hasil penelitian ini Sama-sama
Pramita Antara dari 62 responden menggunakan
Sari, Pengetahuan berdasarkan hasil uji Penelitian ini
(2020) Masyarakat Chi-Square dilakukan
Dengan signifikansi p menggunakan
Kepatuhan anatara variabel survei deskriptif
Penggunaan bebas yaitu metode kuantitaif
Masker Sebagai pengetahuan dengan
Upaya masyarakat dengan pendekatan cross
Pencegahan variabel terikat sectional study.
Penyakit Covid- kepatuhan Populasi dan

32
19 di Ngronggah penggunaan masker sampel penelitian
sebesar 0,004 diambil
(p<0,05) maka Ho secara total
ditolak dan sampling yaitu
dinyatakan ada seluruh
hubungan. masyarakat
Kesimpulan ada RT03/RW 08
hubungan antara Ngronggah
pengetahuan sebanyak 62
masyarakat dengan responden.
kepatuhan Instrumen
penggunaan masker penelitian
sebagai upaya menggunakan
pencegahan penakit kuesioner dan
Covid-19 di pedoman
Ngronggah . Saran observasi.
sebaiknya
memberikan
pendidikan
tentang pengetahuan
pentingnya
penggunaan masker
guna mencegah dan
menghindari resiko
penyakit
Covid-19.
2 Zulhafandi Hubungan Hasil Penelitian Sama-sama
(2020) Pengetahuan Penelitian ini menggunakan
Tentang Covid- bersifat deskriptif penelitian
19 studi korelatif deskriptif
Dengan dengan pendekatan studi korelatif
Kepatuhan cross sectional, dengan
Physical teknik pengambilan pendekatan cross
Distancing sampel sectional, ada
menggunakan hubungan yang
accidental sampling signifikan
,data diperoleh dari menunjukkan p-
formulir Google value 0,000 <α
yang diisi oleh 0,05 sehingga ada
peneliti. hubungan yang
signifikan antara
pengetahuan
tentang
Covid-19 dengan
ketaatan jarak
fisik

33
3 Wiranti Determinan Penelitian ini Sama-sama
dkk, 2020 Kepatuhan menunjukkan faktor menggunakan
Masyarakat yang berhubungan Metode yang
Kota Depok dengan kepatuhan, dipakai yaitu
Terhadap yaitu jenis kelamin metode kuantitatif
Kebijakan (p=0,005), tingkat dan potong
Pembatasan pendidikan lintang.
Sosial Berskala (p=0,036), Responden
Besar Dalam pengetahuan penelitian
Pencegahan (p=0,014), dan sikap sebanyak 285
Covid-19 (p=0,000). orang dengan
Kepatuhan PSBB metode accidental
semakin meningkat sampling.
pada responden Analisis data
perempuan dilakukan secara
dengan tingkat univariat dan
pendidikan lebih bivariat dengan
tinggi, pengetahuan uji nonparametric.
baik, dan sikap yang
mendukung terhadap
kebijakan PSBB.

C. Kerangka Teori

PENCEGAHAN COVID-19
1. Mencuci tangan
2. Menghindari menyentuh tangan dan mulut
3. Hindari kontak langsung
4. Hindari menyentuh hewan atau unggas liar
5. Tutup hidung dan mulut ketika bersin
6. Gunakan masker
7. Tingkatkan sistem kekebalan tubuh
dengan mengkonsumsi vitamin

Faktor Yang Mempengaruhi


Faktor yamg
Pengetahuan Tentang Wabah
mempengaruhi
Covid-19
MASYARAKAT Kepatuhan masyarakat :
1. Umur DESA a. Faktor Prediposisi
2. Pendidikan DRAMAGA b. Faktor Penguat
3. Lingkungan BOGOR c. Faktor Pemungkin
4. perkerjaan
5. Informasi yang di dapat
6. pengalaman 34
Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Masyarakat Dalam
Upaya Karantina :
1. Demografi dan mata
pencaharian
2. Pengetahuan
3. Sosiokultur (Nilai, norma)
4. Persepsi terhadap resiko
5. Alasan praktis
6. Kepercayaan pada sistem
kesehatan
7. Lama karantina
8. Kepercayaan terhadap
pemerintah

Sumber : (NLMIH, 2020), (Webster, 2020), (Cooper, 2009), (Notoatmodjo, 2012)


Gambar 2.1. Kerangka Teori

35
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep suatu uraian dan visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara

variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin

diteliti. (Sugiyono, 2017).

PENGETAHUAN KEPATUHAN
TENTANG WABAH DALAM UPAYA
COVID-19 DAN PENCEGAHAN
ATURAN COVID-19
KEKARANTINAAN

Ket :

: Variabel Bebas

: Variabel Terikat

: Penghubung

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

34
B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementera penelitian, patokan duga atau

dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian.

(Sugiyono, 2017). Berdasarkan kerangka teori yang telah disusun, maka

hipotesis yang dapat diajukan adalah :

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada hubungan pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan

kekarantinaan terhadap kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19 di

Desa Dramaga Bogor.

2. Hipotesis Ho (Hipotesis Nol)

Tidak ada hubungan pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan

kekarantinaan terhadap kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19 di

Desa Dramaga Bogor.

C. Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2017), Defenisi operasional menjelaskan cara

tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasional konstrak,

sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi

pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara

pengukuran konstrak yang lebih baik.

35
Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan Pemahaman Kuesioner Responden Pengkategorian Ordinal


tentang wabah masyarakat dengan akan mengisi menggunakan
covid-19 dan dalam pertanyaan pertanyaan cut of point nilai
Aturan mengetahui menggunaka dari kuesioner median :
kekarantinaan memahami, Skala Likert Pengetahuan
1. Pengetahua
aplikasi, analisis 1. SS :
dan n baik jika
Sangat
mengevaluasi Setuju nilai median
tentang 2. S : Setuju ≥ 70
penyakit, cara 3. KS : 2. Pengetahuan
pencegahan, kurang kurang baik
Setuju
pengobatan dan jika nilai
4. TS : Tidak
komplikasinya Setuju median ≤ 70
wabah covid-19
dan

Pembatasan
penghuni dalam
suatu rumah
beserta isinya
yang diduga
terinfeksi
penyakit untuk
mencegah
kemungkinan
penyebaran
penyakit.

2 Kepatuhan Tindakan Kuesioner Responden Pengkategorian Ordinal


dalam upaya responden dengan akan mengisi menggunakan
pencegahan dalam pertanyaan pertanyaan cut of point
covid-19 upaya internal menggunaka dari kuesioner menggunakan
pencegahan Skala Likert aturan nilai median:
Covid kekarantinaan
menggunakan 1. SS : 1. Patuh jika
Sangat nilai Median
Masker, cuci
Setuju ≥ 50
tangan, jaga
2. S : Setuju 2. Tidak Patuh
jarak dan 3. KS :
tinggal di rumah jika nilai
kurang median < 50
dalam kondisi
Setuju
sesuai anjuran
4. TS : Tidak
pemerintah
Setuju

36
BAB IV

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Observasional Analitik. Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan

rancangan penelitian Cross Sectional yaitu menekankan waktu pengukuran

/ observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu saat. (Nursalam, 2013).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010).

Populasi yang diteliti adalah seluruh masyarakat desa dramaga bogor

yang berjumlah 159 orang pada bulan Agustus-Oktober 2020.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dari

keseluruhan objek penelitian yang dijadikan bahan penelitian dimana

bagian tersebut mewakili dari seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012).

a. Perhitungan Sampel

Rumus perhitungan untuk menentukan sampel menggunkan rumus

Slovin (Nursalam, 2013) yaitu :

n
N = 1+ nd ²

37
Dimana :

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,05)

Maka Hasil perhitungan sampel diketahui sebagai berikut :

159
n=
1+159 ( 0 , 05 ) ²

159
¿
1+159 ( 0,0025 )

159
¿
1+ 0,3975

159
¿
1.3975

¿ 113,7

= 114

Berdasarkan hasil perhitungan sampel yang dilakukan, diperoleh

sampel penelitian sebanyak 114 responden di masyarakat desa

dramaga Kota Bogor.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik penetapan sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah Accidental Sampling adalah penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan

peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2017) dan

jumlah besar sampel yang akan diteliti yaitu masyarakat desa

dramaga Kota Bogor.

38
Adapun kriteria-kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai

berikut :

a) Kriteria Inklusi

1) Menjadi masyarakat desa dramaga Kota Bogor

2) Bersedia menjadi responden dalam penelitian pada saat

dilakukan penelitian

b) Kriteria Eksklusi

1) Tidak bersedia menjadi responden penelitian pada saat

dilakukan penelitian.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di masyarakat desa dramaga Kota Bogor.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Ferbuari-Maret tahun 2021.

D. Etika Penelitian

Etika dalam sebuah penelitian sangat penting dalam pelaksanaan

penelitian. Penelitian keperawatan akan berkaitan langsung dengan

manusia yang memiliki hak asasi untuk diperhatikan selama kegiatan

penelitian (Sugiyono, 2017). Etika penelitian yang harus diperhatikan

meliputi :

1. Persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan merupakan media untuk mengikat kesepakatan

antara peneliti dengan partisipan. Lembar persetujuan dilakukan

39
sebelum penelitian dengan maksud agar partisipan mengerti tentang

maksud dan tujuan penelitian serta akibat yang mungkin terjadi.

Partisipan yang bersedia harus menandatangani lembar persetujuan,

serta bersedia untuk direkam, untuk partisipan yang tidak bersedia

mengikuti penelitian maka peneliti harus menghormati hak pilih dari

partisipan.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Peneliti tidak mencantumkan nama untuk menjaga kerahasiaan identitas

partisipan, peneliti hanya mencantumkan kode pada lembar identitas.

3. Kerahasiaan (Condidentiality)

Menjamin kerahasiaan merupakan salah satu etika dalam penelitian.

Peneliti harus menjaga hasil informasi dan masalah-masalah yang

terkait dari partisipan, untuk hasil laporan hanya kelompok data tertentu

yang akan dilampirkan.

E. Alat Pengumpul Data

Menurut Sugiyono, (2017) Alat Pengumpul Data terdiri dari :

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun

dengan baik,sudah matang, dimana responden atau interviewer tinggal

memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu.

Dalam hal ini keusioner digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan

data mengenai pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan

40
kekarantinaan dengan kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19 di

masyarakat desa dramaga Kota Bogor.

Tabel 4.1 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan dan aturan karantina


Variabel Indikator Item Pertanyaan Jumlah
Pengetahuan Tahu 1+,2+,3-,4+,5-,6+,7+
masyarakat
Memahami 8+,9+,10+,11+,12-,13+
tentang wabah
virus covid-19 Aplikasi ,14-,15+,16+,17+ 23
dan aturan
kekarantinaan

Tabel 4.2 Kisi-Kisi Kuesioner Kepatuhan


Variabel Indikator Item Jumlah
Pertanyaan
Kepatuhan Meningkatkan kontrol
dalam diri
1+,2+,3+,4+,6+,
upaya
9+,10+
pencegahan 17
covid-19 Meningkatkan efikasi ,5-,7-,8-
diri
Mencari informasi ,11+,12+,13+,14
tentang pengobatan dan +,15+,16-,17-
perawatan

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Menurut Sugiyono, (2017) Untuk mengetahui kuesioner penelitian

ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas :

1. Uji Validitas

41
Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas yang disebarkan

kepada responden untuk mengukur kevalidan instrumen penelitian yang

digunakan sehingga instrumen yang sudah valid dan reliabel dapat

digunakan untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Uji

validitas dalam penelitian ini menggunakan pearson product moment

(r) yaitu untuk melihat skor nilai pada setiap pertanyaan dengan skor

total kuesioner penelitian. Caranya melihatnya yaitu dengan

membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel pada taraf signifikan

sebesar 5%. Suatu instrumen dikatakan valid apabila r hitung > r tabel

dan tidak valid jika r hitung < r tabel. (Notoatmodjo, 2012).

Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan tentang Covid


dan Aturan Kekarantinaan

Pernyataan r Tabel r Hitung Kesimpulan


Soal 1 0,444 0,782 Valid
Soal 2 0,444 0,933 Valid
Soal 3 0,444 0,837 Valid
Soal 4 0,444 0,853 Valid
Soal 5 0,444 0,612 Valid
Soal 6 0,444 0,870 Valid
Soal 7 0,444 0,899 Valid
Soal 8 0,444 0,933 Valid
Soal 9 0,444 0,837 Valid
Soal 10 0,444 0,853 Valid
Soal 11 0,444 0,870 Valid
Soal 12 0,444 0,899 Valid
Soal 13 0,444 0,933 Valid
Soal 14 0,444 0,782 Valid
Soal 15 0,444 0,933 Valid
Soal 16 0,444 0,837 Valid
Soal 17 0,444 0,853 Valid
Soal 18 0,444 0,612 Valid
Soal 19 0,444 0,870 Valid
Soal 20 0,444 0,899 Valid
Soal 21 0,444 0,933 Valid

42
Soal 22 0,444 0,837 Valid
Soal 23 0,444 0,853 Valid

Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Masyarakat

Pernyataan r Tabel r Hitung Kesimpulan


Soal 1 0,444 0,774 Valid
Soal 2 0,444 0,914 Valid
Soal 3 0,444 0,821 Valid
Soal 4 0,444 0,880 Valid
Soal 5 0,444 0,636 Valid
Soal 6 0,444 0,867 Valid
Soal 7 0,444 0,894 Valid
Soal 8 0,444 0,914 Valid
Soal 9 0,444 0,821 Valid
Soal 10 0,444 0,880 Valid
Soal 11 0,444 0,636 Valid
Soal 12 0,444 0,867 Valid
Soal 13 0,444 0,934 Valid
Soal 14 0,444 0,914 Valid
Soal 15 0,444 0,821 Valid
Soal 16 0,444 0,880 Valid
Soal 17 0,444 0,880 Valid

Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat digunakan rumus

product moment. Rumus product moment yaitu :

∑ xy− {∑ x }{∑ y }
N

{√ ∑ x (∑ x ) }{∑ y (∑ y ) }
=
2 2 2 2

− −

rxy N N

dengan pengertian

43
rxy : koefisien korelasi antara x dan y rxy
N : Jumlah Subyek
X : Skor item
Y : Skor total
∑X : Jumlah skor items
∑Y : Jumlah skor total
∑X2 :
Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 :
Jumlah kuadrat skor total
(Arikunto, 2012)
Kesesuaian harga rxy diperoleh dari perhitungan dengan

menggunakan rumus diatas dikonsultasikan dengan tabel harga

regresi moment dengan korelasi harga rxy lebih besar atau sama

dengan regresi tabel, maka butir instrumen tersebut valid dan jika

rxy lebih kecil dari regresi tabel maka butir instrumen tersebut tidak

valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah kesamaan hasil setelah dilakukan

pengukuran jika fakta tersebut diukur berulang kali dalam waktu

berlainan (Nursalam, 2013). Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran terhadap suatu gejala yang sama menggunakan alat ukur

yang sama tetap konsisten meskipun dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih. Uji reliabilitas dapat dilakukan setelah uji validitas selesai

dilakukan. Pernyataan yang tidak valid dibuang dan pernyataan

yang valid selanjutya diuji reliabilitasnya. Uji reliabilitas dalam

44
penelitian ini menggunakan alpha cronbach. Dikatakan reliabel jika r

alpha> r tabel dan dikatakan tidak reliabel jika r alpha < r tabel.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji validitas 2 keusioner

untuk memastikan pemakaian alat ukur kuesioner valid atau tidaknya

Desa Kampung Manggis. Dari 23 pertanyaan yang diuji realibilitas

bahwa korelasi antara = ,0,988. Semua valid dimana nilai r hitung

dengan nilai r tabel pada taraf signifikan sebesar 5%. Suatu instrumen

dikatakan valid apabila r hitung > r tabel dan tidak valid jika r hitung <

r tabel dengan signifikasi 5% sehingga kuesioner layak dan valid untuk

digunakan untuk mengukur Pengetahuan masyarakat tentang covid-19

dan aturan kekarantinaan. Dari 17 pertanyaan yang diuji realibilitas

bahwa korelasi antara = ,0,975. Semua valid dimana nilai r hitung

dengan nilai r tabel pada taraf signifikan sebesar 5%. Suatu instrumen

dikatakan valid apabila r hitung > r tabel dan tidak valid jika r hitung <

r tabel dengan signifikasi 5% sehingga kuesioner layak dan valid untuk

digunakan untuk mengukur Kepatuahn Masyarakat dalam upaya

pecegahan covid-19.

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan tekhnik formula Alpha Cronbach dan dengan

menggunakan program SPSS 20.0 for windows.

Rumus :

α=
k
k−1

(
1− 2
S2 j
S x )
45
Keterangan :

α = koefisien reliabilitas alpha

k = jumlah item

Sj = varians responden untuk item I

Sx = jumlah varians skor total

Menurut Nursalam, (2013) Indikator pengukuran reliabilitas

yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut :

Jika alpha atau r hitung :

1. 0,8-1,0 = Reliabilitas baik

2. 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima

3. Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

G. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah penelitian dengan desain studi cross sectional

yaitu mengamati suatu obyek salam satu waktu tertentu. Adapun tahapan

dalam pengumpulan data ini adalah :

Tahap awal penelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum

melakukan penelitian. Adapun kegiatan pada awal penelitian adalah :

a. Tahap persiapan dimulai dengan pembuatan proposal penelitian.

b. Peneliti mendapatkan ijin dari pihak Program Studi Ilmu Keperawatan

STIKes Indonesia Maju yang kemudian diajukan untuk mendapatkan

46
surat rekomendasi ke Dinas Kesehatan Kota Bogor, selanjutnya surat

pengantar untuk ijin studi pendahuluan dari Dinas Kesehatan yang telah

selesai diantarkan ke Kepala Puskesmas dan Pemerintah Desa Dramaga

Kota Bogor.

c. Setelah mendapatkan ijin dari Pemerintah desa dramaga Kota Bogor,

selanjutnya peneliti berkoordinasi dengan bagian pemegang program

kesehatan untuk mendapatkan populasi dan sampel penelitian yang

terbaru serta meminta surat telah melakukan studi pendahuluan di

Pemerintah Desa Dramaga Kota Bogor.

d. Proposal yang telah siap diajukan dalam seminar proposal sebagai uji

kelayakan penelitian oleh dosen pembimbing dan penguji.

e. Melakukan uji etik

f. Peneliti mengurus perijinan di kampus untuk melakukan uji validitas

dan uji reliabititas yang ditembuskan ke Dinas Kesehatan Kota Bogor.

g. Peneliti kemudian melakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada

masyarakat Desa Neglasari Kota Bogor.

h. Peneliti mengurus perijinan di kampus untuk melakukan penelitian di

lokasi penelitian terpilih di masyarakat Desa Dramaga Kota Bogor.

i. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mendatangi

masyarakat desa dramaga.

j. Peneliti memberikan pejelasan pada keluarga dan warga tentang tujuan

dan manfaat dari penelitian yang akan dilakukan.

47
k. Peneliti meminta calon responden mengisi informed consent sebagai

tanda kesediaan untuk menjadi responden penelitian.

1. Tahap Pasca Pengumpulan Data

Tahap akhir pengumpulan data adalah kegiatan yang dilakukan

setelah selesai penelitian. Adapun kegiatan tahap akhir pengumpulan

data adalah :

a. Pencatatan data hasil penelitian

b. Analisis data

c. Pembuatan laporan

H. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data dengan tahap

sebagai berikut :

1. Editing. Pada tahap ini peneliti memeriksa data yang telah dikumpulkan

berupa daftar pertanyaan. Hal ini bertujuan untuk kelengkapan data,

kesinambungan data dan menganalisis keragaman data, bila keterangan

dapat segera dilengkapi.

2. Coding. Peneliti melakukan pemberian kode pada data untuk

mempermudah mengolah data, semua variabel diberi kode.

3. Entry adalah suatu proses memasukan data kedalam computer untuk

selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan program

komputer.

48
4. Tabulating adalah kegiatan memasukkan data hasil penelitian kedalam

tabel kemudian diolah menggunakan komputer dengan program

Statistika Package for social sciences (SPSS) for windows versi 20.

I. Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan program Statistika Package

for social sciences (SPSS) for windows versi 20 Analisis data meliputi :

1. Analisis Univariat

Analisa univariat adalah menganalisis tiap variabel dari hasil

penelitian. Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian data

dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk disajikan dalam

bentuk frekuensi, analisa univariat dalam penelitian ini meliputi data

demografi masyarakat (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan),

pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan kekarantinaan, dengan

kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19 di masyarakat desa

dramaga Kota Bogor. Analisis Univariat dilakukan menggunakan

rumus berikut (Notoatmodjo, 2012) :

X
P= x 100 %
N

Keterangan :

P : Persentase

X : Jumlah jawaban yang benar

N : Jumlah seluruh soal

49
2. Analisa Bivariat

Variabel indevenden dan variable dependen. Uji yang digunakan

adalah uji statistik Chi-Square (X2) dengan derajat kemaknaan 95%.

Bila nilai p>0,05, berarti hasil perhitungan statistic tidak bermakna

(signifikan) dan nilai p<0,05, berarti hasil perhitungan statistic

bermakna. Dilakukan untuk melihat kemaknaan hubungan antara

analisis dilakukan untuk melihat hubungan pengetahuan tentang wabah

covid-19 dan aturan kekarantinaan terhadap kepatuhan dalam upaya

pencegahan covid-19 di masyarakat desa dramaga Kota Bogor.

(Sugiyono, 2017).

Rumus Dasar dari uji Kai Kuadrat :

(0−E)²
X2 = Ʃ = E

Keterangan :

O = Frekuensi hasil observasi

E = Frekuensi yang diharapkan.

Nilai E = (Jumlah sebaris x Jumlah Sekolom) / Jumlah data

Penelitian ini menggunakan uji Chi-Suare. Adapun syarat uji

chi-square adalah sebagai berikut :

a. Tidak boleh ada sel dengan nilai harapan (Expected) lebih kecil dari

satu

b. Tidak lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan (Expected) lebih

kecil dari lima. Jika tidak memenuhi syarat uji chi-square maka uji

alternatif yang digunakan adalah uji Fisher Expected Test.

50
J. Jadwal Penelitian

Tabel 4.5. Jadwal Penelitian

2020 2021
No. Kegiatan
Sept Okt Nov Des Jan Feb Mart
1. PengajuanJudul              
Proses Bimbingan
2.              
BAB I – IV
3. ACC BAB I – IV              
4. Sidang Proposal              
5. Perbaikan Proposal              
6. Penelitian              
7. Sidang Akhir Skripsi              

51
BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab V ini diuraikan hasil penelitian tentang hubungan

pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan kekarantinaan terhadap

kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19. Penelitian ini dilaksanakan

dimulai pada tanggal 22 Ferbuari - 3 Maret 2021 dengan jumlah 114

responden diperoleh dari Desa Dramaga Bogor. Untuk memudahkan

pemahaman dan juga interprestasi dibedakan berdasarkan data analisis

univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat meliputi karakteristik

responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, pekerjaan.

Variabel penelitian yaitu pengetahuan masyarakat tentang covid-19,

aturan kekarantinaan dan keptuhan masyarakat dalam upaya pencegahan

covid-19. Analisis Bivariat tentang hubungan antara hubungan

pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan kekarantinaan terhadap

kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19 di Desa Dramaga Bogor.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dramaga adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi

Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Dramaga merupakan pemekaran dari

Ciomas, Bogor. Sebelumnya Dramaga merupakan wilayah kemantren

ketika masih tergabung dalam kecamatan Ciomas. Terletak di bagian barat

dari kota, tepatnya sekitar 8 km dari pusat Kota Bogor. Wilayah Dramaga

merupakan sentra produksi manisan basah dan kering, baik itu dari buah-

53
buahan (pala, mangga, jambu batu, kemang, pepaya, kweni, salak,

kedondong, buah atep atau caruluk untuk membuat kolang-kaling)

maupun dari bahan sayuran (wortel, labu siam, pare, lobak, bligo, serta ubi

jalar).

B. Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden

Data demografi responden dalam penelitian ini meliputi umur

pasien dan jenis kelamin. Responden dalam penelitian ini berjumlah 73

responden, Data dari karakteristik responden dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 5.1 Karakteristik Responden di Desa Dramaga Bogor.

Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%)

Umur
25 - 45 Tahun 74 64,9
46 - 60 Tahun 40 35,1

Total 114 100

Jenis Kelamin
Laki-Laki 83 72,8
Perempuan 31 27,2

Total 114 100

Pekerjaan
Tidak Bekerja 11 9,6
PNS 24 21,1
Petani 43 37,7
Wiraswasta 20 17,5
Pedagang 16 14

Total 114 100

Pendidikan

54
Tidak Sekolah 7 6,1
SD 11 9,6
SMP 17 14,9
SMA 64 56,1
PT / Akademik 15 13,2

Total 114 100

Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan distribusi tabel 5.1 tentang karakteristik responden

diatas menggambarkan bahwa Responden pada penelitian ini responden

yang sebagian besar umur pasien 25 - 45 tahun yaitu sebanyak 74 orang

(64,9%). Sedangkan yang berusia 46-60 tahun yaitu 40 orang (35,1%).

Responden dengan jenis kelamin pasien terbanyak yaitu laki-laki

sebanyak 83 orang (72,8%), sedangkan yang perempuan hanya 31

orang (27,2%).

Responden dengan pekerjaan pasien terbanyak yaitu Petani

sebanyak 43 orang (37,7%), PNS yaitu 24 orang (21,1%), Wiraswasta

yaitu 20 orang (17,5%), Pedagang yaitu 16 orang, (14%), sedangkan

responden yang tidak bekerja yaitu 11 orang (9,6%). Responden dengan

tingkat pendidikan terbanyak yaitu SMA sebanyak 64 orang (56,1%),

SMP sebanyak 17 orang (14,9%), PT/Akademik yaitu 15 orang

(13,2%), SD yaitu 11 orang (9,6%) sedangkan yang tidak sekolah hanya

7 orang (6,1%).

2. Variabel Penelitian

Distribusi variabel penelitian terdiri dari pengetahuan

masyarakat tentang covid-19, aturan kekarantinaan dan keaptuhan

55
masyarakat dalam upaya pencegahan covid-19 yang dilaksanakan di

Desa Dramaga Bogor.

a. Pengetahuan Tentang Wabah covid-19 dan Aturan Karantina

Variabel Penelitian Jumlah (n) Persentase (%)

Pengetahuan Wabah Covid-19


dan Aturan Karantina
Baik 85 74,6
Kurang Baik 29 25,4

Total 114 100

Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan distribusi tabel 5.2 tentang Variabel Penelitian

diatas menggambarkan bahwa pada responden dengan Pengetahuan

tentang wabah covid-19 dan aturan karantina yang baik sebanyak 85

orang (74,6%) dan pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan

karantina yang kurang baik yaitu 29 orang (25,4%).

b. Kepatuhan Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Covid-19

Kepatuhan Masyarakat
Patuh 80 70,2
Tidak Patuh 34 29,8

Total 114 100

Sumber : Data Primer 2021

Sedangkan masyarakat yang patuh terhadap anjuran pemerintah

dalam pencegahan covid-19 sebanyak 80 orang (70,2%) yang tidak

56
patuh terhadap anjuran pemerintah dalam pencegahan covid-19 yaitu

34 orang (29,8%).

C. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

hubungan antara pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan

kekarantinaan terhadap kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19 di

Desa Dramaga Bogor. Hasil analisis mengenai hubungan antara

pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan kekarantinaan terhadap

kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19 yang dilaksanakan di Desa

Dramaga Bogor, dapat disajikan pada Tabel 5.3

Tabel 5.3 Hubungan Antara pengetahuan tentang wabah covid-19 dan


aturan kekarantinaan terhadap kepatuhan dalam upaya
pencegahan covid-19 yang dilaksanakan di Desa Dramaga
Bogor.

Variabel Kepatuhan Upaya


Pencegahan
Total P Odds
Patuh Tidak Ratio
Value
Patuh
Pengetahuan 95%
Wabah N % N % N %
Covid dan
aturan
Karantina
Baik 73 64 12 10,5 85 74,6
Kurang Baik 7 6,1 22 19,3 29 25,4 0,000 19.119

Total 80 70,2 34 29,8 114 100


Sumber : Data Primer 2021

57
Berdasarkan tabel 5.3 mengambarkan bahwa hasil penelitian dari

114 responden sebagian besar memiliki pengetahuan tentang wabah covid-

19 dan aturan karantina yang baik sebanyak 85 orang (74,6%) memiliki

hubungan kuat dengan kepatuhan masyarakat dalam upaya pencegahan

covid-19 yang patuh sebanyak 73 orang (64%) yang tidak patuh dalam

upaya pencegahan covid-19 yaitu 12 orang (10,5%). Namun pada dengan

kategori yang dengan pengetahuan tentang wabah covid-19 yang kurang

baik sebanyak 29 orang (25,4%), dengan kepatuhan masyarakat dalam

upaya pencegahan covid-19 yang patuh yaitu 7 orang (6,1%) sedangkan

kepatuhan masyarakat dalam upaya pencegahan covid-19 yang kurang

patuh yaitu 22 orang (19,3%).

Berdasarkan hasil uji statistic Chi-Square dengan nilai Pearson

chi-quare dengan nilai value 39.387 menggunakan SPSS 20 dengan

tingkat kemaknaan 95%, menunjukkan bahwa nilai probabilitas 0,000

(p<0,05), artinya Ho di tolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan

bahwa ada yang signifikan dari hasil analisis mengenai hubungan antara

pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan kekarantinaan terhadap

kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19 di Desa Dramaga Bogor.

Selain itu, hasil analisa juga didapatkan data nilai Ordo Ratio sebesar

19.119 artinya yang memiliki pengetahuan tentang wabah kurang baik

tentang covid-19 dengan beresiko 22 kali kepatuhan masyarakat dalam

upaya pencegahan covid-19 yang kurang patuh dibandingkan dengan yang

memiliki pengetahuan yang baik.

58
BAB VI

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada bab VI ini akan diuraikan dan bahas hasil dari penelitian

tentang hubungan hubungan pengetahuan tentang wabah covid-19 dan

aturan kekarantinaan terhadap kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-

19. Dan membahas interpertasi pada analisis univariat meliputi karakteristik

responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan.

Sedangkan variabel penelitian yaitu pengetahuan tentang covid-19 dan

aturan kekarantinaan dengan keptuhan masyarakat dalam upaya pencegahan

covid-19. Analisis Bivariat tentang hubungan pengetahuan tentang wabah

covid-19 dan aturan kekarantinaan terhadap kepatuhan dalam upaya

pencegahan covid-19 di Desa Dramaga Bogor.

A. Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden

a) Umur

Hasil analisis univariat karakteristik responden pada penelitian

ini yang sebagian besar umur 25 - 45 tahun yaitu sebanyak 74 orang

(64,9%). Sedangkan yang berusia 46-60 tahun yaitu 40 orang (35,1%).

Faktor usia dimana usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir

seseorang, semakin bertambah usia maka akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang

59
diperoleh semakin baik, usia rata rata responden yang mengisi kuisioner

ini berusia 27-28 tahun, dengan usia responden termuda yaitu 25 tahun

dan yang paling tua berusia 60 tahun (Notoadmojo, 2012).

Menurut asumsi peneliti bahwa umur bertambahnya seseorang

akan semakin terbentuk sikap untuk lebih memperhatikan kesehatan diri

sendiri sehingga hal tersebut akan meningkatkan pemahaman seseorang

sehingga penyebaran Covid-19 dapat dicegah.

b) Jenis Kelamin

Hasil analisis univariat pada penelitian ini responden dengan

jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki sebanyak 83 orang (72,8%),

sedangkan yang perempuan hanya 31 orang (27,2%).

Jenis kelamin merupakan suatu perbedaan keadaan fisiologis

bawaan lahir yang dapat ditandai dengan jenis kelamin laki-laki dan

perempuan. Seseorang yang berjenis kelamin perempuan cenderung

mempunyai kecemasan tinggi dibandingkan laki-laki hal ini karena

perempuan mempunyai perasaan lebih sensitif dibanding laki-laki. Tapi

hal tersebut tidak menutup kemungkinan terjadi pada laki-laki.

(Notoadmojo, 2012).

Menurut asumsi peneliti bahwa karakteristik responden jenis

kelamin teridentifikasi bahwa pada laki-laki lebih banyak mendapatkan

informasi tentang covid-19. Dimana mereka sering menonton berita,

membaca Koran dan browsing. Pada laki-laki maupun perempuan yang

merasa mendapat pemahaman tentang covid-19 dan perhatian dari

60
anggota keluarga sesuai yang diinginkan akan memiliki persepsi bahwa

mendapat dukungan dari keluarga untuk saling menjaga kesehatan.

c) Pekerjaan

Hasil analisis univariat karakteristik responden pada penelitian

ini yang sebagian besar yang pekerjaan pasien terbanyak yaitu Petani

sebanyak 43 orang (37,7%), PNS yaitu 24 orang (21,1%), Wiraswasta

yaitu 20 orang (17,5%), Pedagang yaitu 16 orang, (14%), sedangkan

responden yang tidak bekerja yaitu 11 orang (9,6%).

Menurut Notoadmojo, (2012) Pengetahun juga dipengaruhi

oleh faktor pekerjaan dimana seseorang yang bekerja disektor formal

memiliki akses yang lebih baik terhadap informasi termasuk informasi

kesehatan, faktor sosial, budaya dan ekonomi dimana kebiasaan dan

tradisi seseorang tidak melalui suatu penalaran tetapi bersifat rutinitas

Menurut asumsi peneliti bahwa mayoritas responden pada

penelitian bekerja sebagai petani namun responden dapat

mendapatkan informasi mengenai Covid-19 bermacam-macam media

massa yang setiap senantiasa memberikan informasi mengenai

penyebaran dan pencegahan Covid-19. Ada beberapa pekerjaan yang

diharuskan untuk tidak bekerja misalnya PNS, Wiraswasta dan

pedagang, dimana adanya aturan karantina. Hal ini bias saja di

pergunakan masyarakat untuk mencari informasi tentang penyakit

covid-19. Pekerjaan juga akan menghindarkan mereka dari stres

61
akibat memikirkan kelangsungan kehidupan mereka sehingga akan

mengakibatkan perasaan nyaman dan aman.

d) Pendidikan

Hasil analisis univariat karakteristik responden pada penelitian

ini yang sebagian besar memiliki tingkat pendidikan terbanyak yaitu

SMA sebanyak 64 orang (56,1%), SMP sebanyak 17 orang (14,9%),

PT/Akademik yaitu 15 orang (13,2%), SD yaitu 11 orang (9,6%)

sedangkan yang tidak sekolah hanya 7 orang (6,1%). Tingkat

pendidikan seseorang yang tinggi akan semkin mudah untuk

mendapatkan akses informasi tentang suatu permasalahan (Yanti dkk,

2020).

Menurut Chekwueh dkk, (2020) Pendidikan berkelanjutan

diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan mengubah sikap

negative serta meningkatkan praktik pencegahan dan pengobatan.

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor

pendidikan yang merupakan suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah baik formal

maupun non formal dan berlangsung seumur hidup disebutkan bahwa

makin tinggi pendidikan seseorang.

Menurut asumsi peneliti bahwa semakin mudah orang tersebut

menerima informasi, faktor infomasi atau media masa dengan

berkembangnya teknologi akan menyediakan bermacam-maca media

massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang

62
informasi terbaru, sehingga saran komunikasi seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah dan lain lain mempunyai pengaruh besar terhadap

penyampaian opini dan kepercayaan sesorang.

2. Variabel Penelitian

a. Pengetahuan Tentang Wabah covid-19 dan Aturan Karantina

Responden dengan Pengetahuan tentang wabah covid-19 dan

aturan karantina yang baik sebanyak 85 orang (74,6%) dan

pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan karantina yang

kurang baik yaitu 29 orang (25,4%). Menurut Teori dari Wawan dan

Dewi, (2010) mendeskripsikan bahwa pengetahuan merupakan hasil

“tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan tentang berbagai cara

dalam mencapai pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit,

maka akan meningkatkan pengetahuan masyarakat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitan yang dilakukan

oleh Mona, (2020) Pengetahuan pasien Covid-19 dapat diartikan

sebagai hasil tahu dari pasien mengenai penyakitnya, memahami

penyakitnya, cara pencegahan, pengobatan dan komplikasinya.

Hingga saat ini, Covid 19 telah menginfeksi lebih dari 1,5 juta

(satu setengah juta) manusia di seluruh penjuru dunia, termasuk di

Indonesia. Beberapa negara memberlakukan lockdown demi menekan

angka penyebaran. Ada juga negara yang mengandalkan rapid test

secara massif tanpa memberlakukan lockdown. Tetapi satu hal yang

63
menjadi kesamaan di berbagai negara untuk menekan angka

penyebaran, yaitu mengurangi aktivitas sosial dan perkumpulan

massal. (Pasal 93 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018)

Secara umum tanggung jawab pemerintah pusat dan

pemerintah daerah adalah melindungi kesehatan masyarakat yang

berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga bertanggung jawab

terhadap sumber daya yang diperlukan dalam pemyelenggaraan

kekarantinaan kesehatan. (Pasal 6 Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2018)

Jika selama karantina wilayah, kebutuhan dasar orang dan

makanan hewan ternak yang berada di wilayah karantina menjadi

tanggung jawab Pemerintah Pusat. Maka dalam aturan PSBB tidak

termuat hal tersebut. Bahkan tanggung jawab pemerintah pusat selama

PSBB tidak diatur dalam undang-undang kekarantinaan kesehatan.

Hasil penelitian ini senanda dengan hasil penelitian yang

dilakukab oleh Purnamasari, dkk, (2020) yang menunjukkan

pengetahuan masyarakat Kabupaten Wonosobo tentang Covid 19

berada pada kategori Baik (90%) dan hanya 10% berada pada kategori

cukup. Untuk perilaku masyarakat Kabupaten Wonosobo terkait

Covid 19 seperti menggunakan masker, kebiasaan cuci tangan dan

physical / social distancing menunjukkan perilaku yang baik sebanyak

95,8% dan hanya 4,2% masyarakat berperilaku cukup baik. Terdapat

64
hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat

tentang Covid 19 dengan p-value 0,047

Menurut Analisis peneliti bahwa masyarakat harus mengenal,

mempelajari dan memahami segala aspek dari penyakit Covid-19

termasuk manifestasi klinis, penyebab, pencetus, pencegahan dan

penatalaksanaan. Pengetahuan memiliki kaitan yang erat dengan

keputusan yang akan diambilnya karena dengan pengetahuan

seseorang memiliki landasan untuk menentukan pilihan. Karakter

virus Corona sangat berbeda dengan jenis penyakit epidemik lainnya

seperti kolera, pes, influenza, flu burung, dan lain-lain. COVID-19 ini

sangat menyiksa manusia. Jika dia sudah menjangkiti orang, bukan

hanya orang/warga/pasien yang terinfeksi Corona yang diisolasi oleh

pemerintah, tetapi seluruh warga masyarakat akan turut diisolasi, baik

warga yang sakit maupun warga yang sehat. Tempat karantina di

rumah sakit bagi yang sudah terinfeksi, sementara yang sehat, akan

dikarantina di rumah masing-masing secara mandiri. Isolasi mandiri

dilakukan untuk mencegah dan menghindari penyebaran virus Corona

meluas ke masyarakat.

b. Kepatuhan Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Covid-19

Hasil analisis responden dengan masyarakat yang patuh

terhadap anjuran pemerintah dalam pencegahan covid-19 sebanyak 80

orang (70,2%) yang tidak patuh terhadap anjuran pemerintah dalam

pencegahan covid-19 yaitu 34 orang (29,8%). Tingkat kepatuhan

65
masyarakat terhadap protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19

dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19. Selain itu juga ingin

melihat pengaruh faktor karakteristik sosial demografi masyarakat

terhadap tingkat kepatuhan masyarakat dalam penerapan protokol

kesehatan. Penelitian ini diharapakan dapat memberikan bahan

masukan bagi pemangku kebijakan dalam menerapkan aturan

pengendalian penyebaran Covid-19 dan memberikan pengawasan

terhadap penerapan protokol kesehatan pada masyarakat.

Menurut analisis peneliti bahwa persepsi keefektifan tindakan

isolasi/arantina mandiri mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat kepatuhan masyarakat dalam penerapan protokol

kesehatan dengan arah hubungan yang positif. Tingkat kepatuhan

protokol kesehatan pada masyarakat yang memiliki persepsi tindakan

isolasi atau karantina mandiri yang dilakukannya efektif dapat

memperlambat penyebaran Covid-19. Kepatuhan masyarakat yang

menganggap tidak efektif. Dengan kata lain, masyarakat yang

memiliki persepsi bahwa tindakan isolasi/karantina mandiri yang

dilakukannya efektif dapat memperlambat penyebaran Covid-19

memiliki kecenderungan selalu taat dan patuh pada penerapan

protokol kesehatan.

B. Analisis Bivariat

Hasil penelitian dari 114 responden sebagian besar memiliki

pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan karantina yang baik

66
sebanyak 85 orang (74,6%) memiliki hubungan kuat dengan kepatuhan

masyarakat dalam upaya pencegahan covid-19 yang patuh sebanyak 73

orang (64%) yang tidak patuh dalam upaya pencegahan covid-19 yaitu 12

orang (10,5%). Namun pada dengan kategori yang dengan pengetahuan

tentang wabah covid-19 yang kurang baik sebanyak 29 orang (25,4%),

dengan kepatuhan masyarakat dalam upaya pencegahan covid-19 yang

patuh yaitu 7 orang (6,1%) sedangkan kepatuhan masyarakat dalam upaya

pencegahan covid-19 yang kurang patuh yaitu 22 orang (19,3%).

Berdasarkan hasil uji statistic Chi-Square dengan nilai Pearson

chi-quare dengan nilai value 39.387 menggunakan SPSS 20 dengan

tingkat kemaknaan 95%, menunjukkan bahwa nilai probabilitas 0,000

(p<0,05), artinya Ho di tolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan

bahwa ada yang signifikan dari hasil analisis mengenai hubungan antara

pengetahuan tentang wabah covid-19 terhadap kepatuhan dalam upaya

pencegahan covid-19 di Desa Dramaga Bogor. Selain itu, hasil analisa

juga didapatkan data nilai Ordo Ratio sebesar 19.119 artinya yang

memiliki pengetahuan tentang wabah kurang baik tentang covid-19

dengan beresiko 22 kali kepatuhan masyarakat dalam upaya pencegahan

covid-19 yang kurang patuh dibandingkan dengan yang memiliki

pengetahuan yang baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Yanti, dkk (2020) yang menyebutkan bahwa 99%

masyarakat Indonesia mempunyai pengetahuan yang baik, 59%

67
mempunyai sikap yang positif dan 93% mempunyai perilaku yang baik

perilaku yang baik.

Pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 merupakan aspek

yang sangat penting dalam masa pandemic seperti sekarang ini, yang

meliputi penyebab covid dan karakteristik virusnya, tanda dan gejala,

istilah yang terkait dengan covid, pemeriksaan yang diperlukan dan

proses transmisi serta upaya pencegahan penyakit tersebut. Pengetahuan

masyarakat desa Dramaga yang tinggi tentang covid 19 ini berpengaruh

terhadap kejadian dan pencegahan penyakit covid-19.Pengetahuan yang

baik dapat didukung oleh penerimaan terhadap informasi yang beredar di

sebagian besar masyarakat tentang covid-19. (Sulistyaningtyas, 2020)

Menurut teori Notoadmojo (2012), sebelum orang mengadopsi

perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai berikut

kesadaran (awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (objek), Merasa (interest)

tertarik terhadap stimulasi atau objek tersebut, menimbang-nimbang

(evaluation) terhadap baik dan tidaknya stimulasi terhadap dirinya,

mencoba (trial) dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuai dengan

apa yang dikehendaki dan adaption dimana subjek berprilaku sesuai

dengan pengetahuan, kesadaran dan stimulasi.

Di sisi lain, dalam konteks ini, peluang besar penularan virus

SARS-CoV-2 didapat pula melalui jalur udara, dimana virus telah berada

dalam partikel dan menyebar di udara. Proses ini dimungkinkan karena

68
sesegera mungkin setelah pasien positif COVID-19 mengeluarkan

droplet pada saat bersin atau batuk, maka kandungan cairan dalam

droplet akan menguap dan membentuk partikel berukuran kecil sehingga

pengangkutannya oleh aliran udara lebih mudah dan membebaskannnya

dari adanya gaya graviasi. (Qian & Zheng, 2018).

Pengetahuan masyarakat tentang Covid 19 merupakan aspek

yang sangat penting dalam masa pandemic seperti sekarang ini,yang

meliputi penyebab covid dan karakteristik virusnya, tanda dan gejala,

istilah yang terkait dengan covid, pemeriksaan yang diperlukan dan

proses transmisi serta upaya pencegahan penyakit terhadap upaya

pencegahan Covid-19 di Indonesia dengan social distancing.

Pengetahuan masyarakat khususnya dalam mencegah

kemampuan transmisi penyebaran virus SARS-CoV-2 sangat berguna

dalam menekan penularan virus tersebut. Dengan memiliki pengetahuan

yang baik terhadap suatu hal, seseorang akan memiliki kemampuan

untuk menentukan dan mengambil keputusan bagaimana mereka dapat

menghadapinya (Purnamasari, dkk, 2020).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian klinis yang

dilakukan oleh Yanti et al., (2020), dimana dari 1.102 responden di

Indonesia, mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik

terkait social distancing dalam rangka pencegahan penularan COVID-19

dengan prevalensi mencapai 99%.

69
Untuk mengurangi dan mencegah transmisi virus ini, pemerintah

telah mewajibkan masyarakatnya untuk menjaga protokol kesehatan.

Satuan Tugas Penangangan Covid-19 terus berupaya dalam

menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat untuk mengurangi risiko

penularan virus Covid-19, seperti berdiam diri di rumah, menggunakan

masker, sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir,

menjaga jarak fisik (physical distancing), dan tidak menyentuh wajah,

mata, hidung, dan mulut. Namun, penerapan perilaku sosial yang baru

pada masyarakat tidaklah mudah dan masih ada sebagian orang masih

belum taat dalam penerapan kebiasaan baru ini. Kemenkes juga

menerbitkan buku panduan yang dapat digunakan dalam rangka

pengendalian Covid-19. (Mona, 2020).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yanti et al., (2020), dimana dari 1.102 responden di Indonesia, mayoritas

responden memiliki sikap yang positif (53%) dan perilaku yang baik

(93%) terkait penerapan social distancing.

Untuk melaksanakan pencegahan dan pengendalian Covid-19 di

Indonesia. Tujuan khususnya untuk memahami strategi dan indikator

penanggulangan, melaksanakan surveilans epidemiologi, melaksanakan

diagnosis laboratorium, melaksanakan manajemen klinis, melaksanakan

pencegahan dan pengendalian penularan, melaksanakan komunikasi risiko

dan pemberdayaan masyarakat, melaksanakan penyediaan sumber daya,

dan melaksanakan pelayanan kesehatan esensial. (Kemenkes, 2020)

70
Perilaku masyarakat khususnya masyarakat Desa Sumerta Kelod

sangatlah penting guna membantu masyarakat itu sendiri dalam mengenali

serta mengatasi permasalahan COVID-19 yang menjadi pandemi di masa

kini. Perilaku tersebut haruslah didasarkan atas kesadaran masyakat,

dikarenakan banyak masyarakat yang sebenarnya telah mengetahui

berbagai pengetahuan terkait protokol kesehatan ataupun pandemi

COVID-19 namun tidak dapat melaksanakannya secara baik di dalam

kehidupannya sehari-hari (Tentama, 2018).

Efektivitas PERGUB No. 88 Tahun 2020 dapat juga dinilai melalui

ketaatan dan kepatuhan masyarakat di wilayah Jakarta yang nyatanya

masih sangat kurang hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian dan riset

yang kami lakukan. Masyarakat masih kurang mematuhi PERGUB No.88

Tahun 2020 atau lebih dikenal dengan PSBB tahap kedua ini.

Perbandingan presentasi tersebut cukup jauh walaupun pemerintah

memang memiliki tugas untuk membuat kebijakan publik. Secara

sederhana, kebijakan publik ini merupakan kewenangan yang dimiliki dan

dilaksanakan oleh pemerintah. Namun dalam konteks ini dapat diketahui

bahwa kebijakan tidak akan berhasil jika tujuan kebijakan tidak sesuai

dengan proses implementasi kebijakan. Anggapan bahwa kebijakan yang

telah disahkan oleh pihak yang berwenang akan terlaksana dan

memperoleh hasil yang diinginkan merupakan anggapan yang keliru.

(Winarno. (2012).

71
Peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mulai

berlaku pada Senin 14 September 2020 ini berbeda dari PSBB tahap satu

pada awal masa pandemi karena ada tiga indikator penting yang menjadi

pertimbangan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yakni

tingkat kematian (Case Fatality Rate), sarana rumah sakit serta

peningkatan jumlah kasus baru yang tidak terkendali maka pada PSBB

tahap dua ini akan lebih mengutamakan pengetatan terkait protokol

kesehatan disejumlah sektor serta mengatur pembatasan aktivitas sosial

ekonomi, kegiatan keagamaan, budaya serta pendidikan, pengendalian

mobilitas, kegiatan isolasi yang terkendali, pemenuhan kebutuhan pokok

dan yang terakhir penegakan sanksi.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diselenggarakan

oleh pemerintah daerah Jakarta tentunya sudah disetujui oleh Menteri

Kesehatan yang diharapkan dapat mencegah penyebaran COVID-19

kesuatu wilayah dan menurunkan kasus kematian. Namun dalam konteks

ini dapat diketahui bahwa kebijakan tidak akan berhasil jika tujuan

kebijakan tidak sesuai dengan proses implementasi kebijakan. Anggapan

bahwa kebijakan yang telah disahkan oleh pihak yang berwenang akan

terlaksana dan memperoleh hasil yang diinginkan merupakan anggapan

yang keliru. (Febriyandi, 2020).

Ketidakberhasilan kebijakan ini terjadi karena masyarakat yang

tidak taat dan patuh terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Sehingga

PERGUB No. 88 tahun 2020 tidak terlaksana dengan baik karena

72
kurangnya ketaatan dan kepatuhan masyarakat dibuktikan dengan masih

banyaknya kerumunan orang, kurangnya kesadaran dari setiap individu

dan masih banyak orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Namun,

pandemi COVID-19 membuat hampir semua orang kalang-kabut

menghadapinya. Persoalan menjadi sangat serius karena yang dihadapi

adalah ketidakpastian baru. Pandemi Covid 19 menjadi disrupsi sehingga

kita perlu mengenali, mengatasi, dan mencegahnya agar ketidakpastian ini

segera berakhir.

Virus corona mengandung kata corona karena struktur virus mirip

seperti corona matahari, hampir bulat dan terkonsentrasi ditengah.

Coronavirus merupakan virus zoonotik, yaitu virus yang ditransmisikan

dari hewan ke manusia. Kelelawar, tikus bambu, unta, dan musang

merupakan inang yang umumnya ditemukan pada Coronavirus.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa wabah Covid-19 saat ini

berpengaruh terhadap pelayanan publik. Campur tangan pemerintah dalam

urusan kepentingan umum bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat.

Campur tangan penguasa bertujuan agar tidak terjadi kesimpangsiuran dan

tidak terdapat keraguan dalam bertindak. (Wang, 2020).

Penutupan beberapa ruang publik, karantina wilayah, hingga

pembangunan rumah sakit darurat menjadi hal lumrah yang dilakukan

banyak negara pada saat ini. Hal tersebut juga dilakukan oleh pemerintah

Indonesia dan beribadah di rumah. Meskipun kegiatan ini tidak dapat

diartikan sebagai kebebasan tanpa batas.

73
Namun sayangnya pemerintah Indonesia tetap dianggap lambat

dalam menangani wabah ini, walaupun sudah cukup banyak kebijakan yang

bermunculan sejak pandemik ini berlangsung. Kebijakan sendiri dalam

teorinya dapat didefinisikan sebagai serangkaian rencana program, aktivitas,

aksi, keputusan, sikap, untuk bertindak maupun tidak bertindak yang

dilakukan para pihak, sebagai suatu tahapan untuk penyelesaian masalah

yang dihadapi. Penetapan kebijakan merupakan suatu faktor penting untuk

mencapai suatu tujuan. (Edie, 2020).

Menurut asumsi dan analisis peneliti bahwa Seseorang yang telah

mengetahui tentang suatu informasi tertentu, maka dia akan mampu

menentukan dan mengambil keputusan bagaimana menghadapinya. Dengan

kata lain, saat seseorang mempunyai informasi tentang covid-19, maka ia

akan mampu untuk menentukan bagaimana dirinya harus berperilaku

terhadap covid-19 tersebut. Dengan demikian pengetahuan masyarakat yang

masih perlu diluruskan dan perilaku masyarakat yang masih negative dapat

diupayakan dengan kegiatan pembelajaran melalui edukasi oleh pihak-pihak

yang berwenang. Dalam masyarakat forum kesehatan desa atau sejenisnya

dapat mengambil peran dalam upaya pelaksanaan kegiatan dimaksud.

Alangkah baiknya jika pemerintah dan masyarakat bersama-sama

untuk saling mendukung, dengan pemerintah memberikan bantuan kepada

masyarakat dan memperketat sanksi agar mereka yang melanggar akan

merasa jera, mengingat bahwa banyak sekali toko, restoran, dan mall yang

bahkan tidak mengindahkan PERGUB No. 88 tahun 2020. Sekali lagi hal itu

74
terjadi karena kurang beratnya sanksi yang diberikan dan kurang tegasnya

aparat penegak hukum. Memperketat sanksi dan memenuhi kebutuhan

masyarakat sangat penting untuk dilakukan pemerintah. Dengan begitu

masyarakat yang kebutuhannya telah terpenuhi akan dapat menyalurkan

fokusnya kepada pencegahan dan penanggulangan COVID-19. Ada

kelebihan dari PSBB tahap kedua bedasarkan PERGUB No. 88 tahun 2020

menurut masyarakat, yaitu pasien yang terjangkit menjadi lebih terdata

sehingga pemerintah dapat lebih memaksimalkan bantuan terhadap para

penderita COVID19. Memang dari PERGUB No. 88 Tahun 2020 ini tidak

mengurangi jumlah pasien yang terjangkit namun dengan adanya PERGUB

No. 88 Tahun 2020 ini pasien COVID-19 menjadi lebih terdata dan dapat

langsung dikarantina sehingga potensi penularan di masyarakat menurun.

Aturan karantina yang di anjurkan pemerintah memiliki dilemma dalam

Kepatuhan masyarakat, dimana semua tindakan kesehatan masyarakat untuk

menghentikan penyebaran penyakit dapat diseimbangkan dengan strategi

adaptif untuk mendorong ketahanan masyarakat dan koneksi sosial,

melindungi pendapatan dan mengamankan pasokan makanan. Negara harus

menyeimbangkan kemungkinan manfaat dan konsekuensi negatif dari setiap

intervensi dan menerapkan strategi untuk mendorong keterlibatan

masyarakat, mendapatkan kepercayaan dan membatasi kerugian sosial atau

ekonomi.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Keterbatasan responden

75
Pengambilan data dilakukan di Desa Dramaga yang menyebabkan

adanya kemungkinan responden merasa takut dalam mengungkapkan

kejujurannya. Mengatasi hal tersebut peneliti selalu menjelaskan kepada

responden bahwa responden tidak usah mencantumkan nama atau inisial

pada kuesioner. Pada lembar kuesioner yang diberikan oleh peneliti tidak

menuntut kemungkinan responden mengisi jawaban yang berdampak

baik untuk observasi dilakukan oleh peneliti sendiri sehingga

kemungkinan kecil terjadi kesalahan sedikit dalam pengambilan data.

2. Keterbatasan data

Pengumpulan data menggunakan kuesioner mempunyai dampak

yang sangat subjektif sehingga kebenaran data tergantung dari kejujuran

responden mengisi kuesioner. Selain itu juga terjadi kesalahpahaman

responden tentang pernyataan pada kuesioner. Untuk mengatasi hal

tersebut peneliti memberikan kesempatan bagi responden untuk bertanya

jika kurang faham dalam pernyataan kuesioner.

3. Keterbatasan Waktu

Responden yang diteliti merupakan masyarakat dari Desa

Dramaga yang akan diperiksa, hal ini menyebabkan waktu yang sedikit

dibatasi oleh karena itu peneliti sedikit kesulitan untuk melakukan

pendekatan dengan responden. Untuk mengatasi hal tersebut perlu

melakukan bina hubungan saling percaya saat bertemu responden.

76
BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di Desa Dramaga Bogor, dapat

dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :

1. Responden yang sebagian besar umur pasien 25 - 45 tahun yaitu

sebanyak 74 orang (64,9%). Responden dengan jenis kelamin pasien

terbanyak yaitu laki-laki sebanyak 83 orang (72,8%). Responden

dengan pekerjaan pasien terbanyak yaitu Petani sebanyak 43 orang

(37,7%). Responden dengan tingkat pendidikan terbanyak yaitu SMA

sebanyak 64 orang (56,1%).

2. Responden dengan Pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan

karantina yang baik sebanyak 85 orang (74,6%) dan pengetahuan

tentang wabah covid-19 dan aturan karantina yang kurang baik yaitu

29 orang (25,4%).

3. Responden dengan masyarakat yang patuh terhadap anjuran

pemerintah dalam pencegahan covid-19 sebanyak 80 orang (70,2%)

yang tidak patuh terhadap anjuran pemerintah dalam pencegahan

covid-19 yaitu 34 orang (29,8%).

4. Ada hubungan antara pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan

karantina terhadap kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19 di

Desa Dramaga Bogor.

77
B. Saran

Saran yang dianjurkan berkaitan dengan penelitian ini diantaranya adalah :

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan perawat yang bertugas hendaknya melakukan

upaya-upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang covid-19,

membuat liflet atau selemabaran tentang covid-19 dan dibutuhkan

fasilitas yang memadai untuk para masyarakat yang telah terkena

COVID-19 karena banyak dari penderita COVID-19 ini yang

mengalami kesulitan finansial sehingga dibutuhkan aksi dari

pemerintah daerah untuk selalu membantu rakyatnya dalam segi

fasilitas kesehatan.

2. Bagi Masyarakat Desa Dramaga

Diharapkan masyarakat mengikuti yang dianjurkan pemerintah,

Selain dikeluarkannya PERGUB No 88 Tahun 2020 untuk mengatur

terkait PSBB yang bertujuan untuk mengurangi kasus COVID-19 yang

terjadi. Diperlukan pula ketegasan pemerintah daerah dalam menangani

COVID-19 yang terjadi di Kota Bogor.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Dilakukan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan analisis

dengan mengikutsertakan variabel pemberlakuan kebijakan PSBB pada

setiap daerah kabupaten/kota untuk mendapatkan gambaran lebih

mendalam mengenai keefektifan kebijakan PSBB. Perlu memasukkan

variabel demografi dari sisi psikologi responden di masa pandemi.

78
DAFTAR PUSTAKA

Aquarini, (2020). Pengaruh Kebijakan Politik Terhadap Kepatuhan Physical


Distancing Mencegah Penyebaran Covid-19. Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya-Indonesia.
Bausch, (2020). Precision physical distancing for COVID-19: An important tool
in unlocking the lockdown. The American Journal of Tropical Medicine
and Hygiene, p.tpmd200359.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2020). Diakses pada 2020.
Frequently Asked Questions About SARS.
Devi P, (2020). Hubungan Antara Pengetahuan Masyarakat Dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Covid-19 di
Ngronggah Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan, Fakultas Kesehatan,
Universitas Duta Bangsa.
Edie H. (2020). Penanggulangan COVID-19. Jakarta: Rakyat Merdeka Books.
Febriyandi, (2020). Penanganan Wabah Covid 19 dengan Pendekatan Budaya.
Diakses 26 september 2020, dari Kemendikbud website:
https://kebudayaan.kemendikbud.go.id/bpnbkepri/penanganan-wabah-
covid-19-dengan-pendekatan-budaya.
Güner, Hasanoğlu, & Aktas. (2020). Covid-19: Prevention and control measures
in community. Turkish Journal of Medical Sciences, 50 (SI-1), 571–577.
https://doi.org/10.3906/sag- 2004-146
Guan et al. (2020). Clinical characteristics of coronavirus disease 2019 in China.
New England Journal of Medicine, 382(18), 1708–1720.
https://doi.org/10.1056/NEJMoa2002032.
Lihat Pasal 93 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan .
Lihat Pasal 6 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan. Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Mona, (2020). Konsep Isolasi Dalam Jaringan Sosial Untuk Meminimalisasi Efek
Contagious (Kasus Penyebaran Virus Corona Di Indonesia). Jurnal Sosial
Humaniora Terapan. Vol. 2 No.2. Universitas Indonesia : Program Studi
Periklanan Kreatif Program Pendidikan Vokasi.
Novita, dkk. (2014). Tingkat Pengetahuan Tentang TB Paru Mempengaruhi
Penggunaan Masker Di Ruang Paru Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.
Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol 7. No. 12. Surabaya : STIKES Hang Tuah
Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta : p. 131-132: 138-140
Purnamasari. (2020). Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Masyarakat Kabupaten
Wonosobo Tentang Covid-19. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1), 33–42.
Retrieved From https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jik/article/view/1311/783
Qian, H., & Zheng, X. (2018). Ventilation control for airborne transmission of
human exhaled bio-aerosols in buildings. Journal of Thoracic Disease, 10
(Suppl 19), S2295–S2304. https://doi.org/10.21037/jtd.2018.01.24
Shereen dkk. (2020). Covid-19 infection : Origin, transmission, and
characteristics of human coronaviruses. Journal of Advanced Research,
24(1), 91–98. https://doi.org/10.1016/j.jare.2020.03.005
Sirajuddin dkk, (2016). Hukum Pelayanan Publik Berbasis Keterbukaan
Informasi, Setara Press. Malang.
Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sulistyaningtyas. (2020). Informasi Wabah Virus Covid-19: Kuasa Pengetahuan
dan Kelas Sosial, https://sinta.ristekbrin.go.id/covid/penelitian/detail/80,
publish : 2020.
US National Library of Medicine National Institutes of Health (NLMIH, 2020)-
Medlineplus. Diakses pada 2020. Coronavirus Infections 
Widiyani, (2020). Latar Belakang Virus Corona, Perkembangan hingga Isu
Terkini. Retrieved from detik News:
https://news.detik.com/berita/d4943950/ latar belakang virus corona
perkembangan-hingga-isuterkini Nuha Medika.
Wang, (2020). Handbook of 2019-nCoV pneumonia control and prevention,
(China: Hubei Science and Technology Press).
Wawan, A dan M. Dewi. (2010).Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan
Perilaku Manusia.Yogyakarta: Nuha Medika.
Winarno. (2012). Kebijakan Publik, Teori Proses dan Studi Kasus, Yogyakarta :
Caps.
World Health Organization (WHO). (2020). Coronavirus disease 2019 (COVID-
19) : situation report, 72.
Yanti, dkk. (2020). Community Knowledge, Attitudes, and Behavior Towards
Social Distancing Policy As Prevention Transmission of Covid-19 in
Indonesia. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 8(2),4.
https://doi.org/10.20473/jaki.v8i2.2020. 4-14.
Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Teuku Muhammad Abdul Aziz

NIM : 08190100011

Pekerjaan : Perawat

Bermaksud akan melakukan penelitian dengan judul, “Hubungan

pengetahuan tentang wabah covid-19 dan aturan kekarantinaan terhadap

kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19 di Desa Dramaga Bogor”.

Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan

penelitian. Oleh sebab itu, Saudara tidak perlu menuliskan nama lengkap dan

hanya inisial saja. Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian bagi Saudara

maupun keluarga dan dapat memberikan manfaat untuk mengetahui tentang

penyakit covid-19. Jika Sudara tidak bersedia menjadi responden saya, maka tidak

ada ancaman bagi Saudara dan keluarga. Jika Saudara bersedia menjadi responden

saya, maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan

yang saya lampirkan atas keinginan saudara sendiri tanpa adanya paksaan.

Demikian permohonan dari saya, atas bantuan dan peran Saudara pada penelitian

ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Teuku Muhammad Abdul Aziz


Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Usia :

Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian dari :

Nama : Teuku Muhammad Abdul Aziz

NIM : 08190100011

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Judul : Hubungan pengetahuan tentang wabah covid-19 dan

aturan kekarantinaan terhadap kepatuhan dalam upaya pencegahan covid-19 di

Dramaga Bogor.

Setelah saya membaca dan memahami isi dari penjelasan pada lembar

permohonan menjadi responden, maka saya bersedia untuk turut berpartisipasi

sebagai responden dalam penelitian ini. Saya memahami bahwa penelitian ini

dapat memberikan manfaat dan tidak membahayakan serta merugikan bagi saya

maupun keluarga sehingga atas kemauan sendiri tanpa adanya paksaan bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini.

Jakarta, Ferbuari 2021

Responden

(………………………...)
Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG WABAH COVID-19 DAN


ATURAN KEKARANTINAAN TERHADAP KEPATUHAN DALAM
UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 DI DRAMAGA BOGOR

I. Petunjuk Pengisian:
a. Bacalah dengan teliti setiap penyataan yang telah disiapkan.
b. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai
dengan jawaban anda.
c. Dalam kuesioner ini tidak terdapat penilaian benar atau salah, sehingga
tidak terdapat jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban dianggap
benar jika anda memberikan jawaban sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
d. Dalam menjawab pertanyaan terdapat pilihan tidak pernah, kadang-
kadang, sering dan selalu dengan keterangan sebagai berikut :
1. Tidak pernah: jika anda atau keluarga anda tidak pernah melakukan
tindakan pada poin pernyataan pada waktu satu bulan terakhir.
2. Kadang-kadang: jika anda atau keluarga anda sesekali melakukan
tindakan pada poin pernyataan pada waktu satu bulan terakhir.
3. Sering: jika anda atau keluarga anda melakukan tindakan pada poin
pernyataan berkali-kali dengan waktu yang tidak teratur pada waktu
satu bulan terakhir.
4. Selalu: jika anda atau keluarga anda melakukan tindakan pada poin
pernyataan berkali-kali secara berturut-turut pada waktu satu bulan
terakhir.
e. Jika terdapat pernyataan yang tidak dimengerti dapat menanyakan pada
pihak kami.

II. KARAKTERISTIK RESPONDEN

a. Nama/Inisial :
b. Umur :
c. Alamat :
Berilah tanda Cek list (√) pada nomor yang menunjukkan pernyataan yang
sesuai dengan anda :
d. Jenis Kelamin
1. Laki-laki ( )
2. Perempuan ( )
e. Pekerjaan
1. Tidak Bekerja ( )
2. PNS ( )
3. Petani ( )
4. Wirasawasta ( )
5. Pedagang ( )
f. Pendidikan
1. Tidak Sekolah ( )
2. SD ( )
3. SMP ( )
4. SMA ( )
5. PT/Akademik ( )

III. KUESIONER PENGETAHUAN TENTANG WABAH COVID-19 DAN


ATURAN KEKARANTINAAN

No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu


Pernah kadang
1 Apakah bapak / ibu pernah
mendengar mengenai covid-19
atau virus corona ?
2 Apakah bapak / ibu mendapatkan
informasi mengenai covid-19 dari
surat kabar, radio, TV,
penyuluhan ?
3 Menurut bapak / ibu, apakah
mengetahui covid-19 itu penyakit
atau bukan ?
4 Apakah bapak / ibu mengetahui
penyebab covid-19 ?
5 Jika jawaban no. 4 adalah YA,
apakah penyebabnya dari virus
atau bukan ?
6 Apakah Covid-19 dapat
menyerang manusia saja atau
hewan juga ?
7 Apakah saudara mengetahui
hewan apa saja yang dapat
menyebabkan covid-19
8 Apakah bapak / ibu dapat
menyebutkan ciri-ciri orang yag
yang terinfeksi corona virus ?
9 Menurut bapak / ibu, apakah
covid-19 dapat menular dari
hewan ke
manusia ?
10 Jika jawaban no. 9 adalah YA,
bagaimana cara penularannya
apakah melalui udara Kontak
langsung dengan hewan yang
terinfeksi covid-19,
Mengkonsumsi produk hewan
yang terinfeksi covid-19 ?
11 Apakah menurut kalian
penerapan protokol kesehatan
selama masa pandemic Corona
virus perlu untuk dipatuhi
12 Berdasarkan informasi yang telah
kalian ketahui, apa saja jenis
protokol kesehatan
yang telah diterapkan pemerintah
selama masa pandemic Corona
virus
13 Apakah menjaga kebersihan
tangan selama masa pandemi
Corona virus perlu untuk
dilakukan
14 Apakah covid-19 dapat menular
dari manusia ke manusia ?
15 Apakah bapak / ibu di rumah
sering menggunakan masker atau
tidak jika ada keluhan batuk dan
flu ?
16 Apakah bapak / ibu tahu bila
menggunakan masker, mencuci
tangan di rumah bias memetus
rantai penyebaran covid-19 ?
17 Apakah covid-19 tidak dapat
dicegah ?
18 Apakah bapak / ibu merasa bosan
tinggal di rumah selama 7-14 hari ?

19 Apakah bapak / ibu dapat


menyebutkan usaha-usaha untuk
pencegahan covid-19 ?
20 Apakah penyakit covid-19 ini
tidak dapat diobati ?
21 Apakah bapak / ibu mengetahui
bahwa pemerintah mengadakan
program pencegahan,
pengendalian dan pemberantasan
covid-19 ?
22 Apakah bapak / ibu mengetahui
anjuran pemerintah untuk tetap
tinggal dir rumah, mengindar dari
kerumunan ?
23 Apakah bapak / ibu mengetahui
anjuran pemerintah aturan karinta
di rumah selama 7 – 14 hari ?
Sumber : (Notoatmodjo, 2012), (Webster, 2020)

IV. KUESIONER KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM UPAYA


PENCEGAHAN COVID-19

No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu


Pernah kadang
1 Saya segera melaporkan ke petugas
kesehatan apabila terjadi gejala seperti
batuk, demam dan sesak di pada diri
saya dan keluarga saya

2 Saya melaporkan perubahan pada


ketajaman penciuman, perasa, serta
batuk dan sulit bernafas pada saya

3 Saya menghindari kontak dengan orang


lain

4 Saya memahami dan mengikuti apa


yang di anjurkan pemerintah

5 Saya merasa lebih tidak nyaman bila


berada di rumah terus

6 Saya melakukan deteksi dini


(pemeriksaan dini covid-19) ketika
terjadi perubahan kondisi pada kondisi
tubuh saya ke layanan kesehatan

7 Saya melakukan terapi dini (pengobatan


dan perawatan) yang dianjurkan oleh
tenaga kesehatan untuk mencegah
terjadinya terinfeksi virus corona.

8 Saya tidak melewatkan apa yang


dianjurkan pemerintah dalam upaya
pencegahan covid-19

9 Saya melakukan pemeriksaan hanya


saat ada keluhan

10 Saya apabila terasa kurang sehat, saya


melakukan kontrol untuk mengetahui
apakah saya harus menggunakan
diberikan penanganan tersebut lagi
atau tidak.

11 Saya melakukan cuci tangan,


menggunakan masker, jaga jarak dan
menjauhi kerumunan terlebih dahulu

12 Saya menggunakan masker, cuci tangan


dan jaga jarak sesuai yang dianjurkan
tenaga kesehatan maupun pemerintah

13 Saya meminum obat sesuai kebutuhan


dan ke layanan kesehatan (seperti
ketika saya merasa keadaan tubuh saya
semakin buruk)

14 Saya tidak lupa mematuhi protokol


kesehatan yang sudah di tetapkan
sesuai anjuran pemerintah

15 Saya menghindari kerumunan dan jaga


jarak

16 Saya tidak menggunakan masker ketika


melakukan kegiatan di luar ruangan dan
rumah

17 Saya merasa takut melihat berita


tentang kematian akibat virus covid-19

Sumber : (Cramer dalam Konis 2012), (Smet dalam Putri, 2016)

Lampiran 4

Hasil Analisis Penelitian

A. Analisis Univariat

Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
25 - 45 Tahun 74 64.9 64.9 64.9
Valid 46 - 60 Tahun 40 35.1 35.1 100.0
Total 114 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Laki-Laki 83 72.8 72.8 72.8
Valid Perempuan 31 27.2 27.2 100.0
Total 114 100.0 100.0

Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Tidak Bekerja 11 9.6 9.6 9.6
PNS 24 21.1 21.1 30.7
Petani 43 37.7 37.7 68.4
Valid
Wiraswasta 20 17.5 17.5 86.0
Pedagang 16 14.0 14.0 100.0
Total 114 100.0 100.0

Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Tidak Sekolah 7 6.1 6.1 6.1
SD 11 9.6 9.6 15.8
SMP 17 14.9 14.9 30.7
Valid
SMA 64 56.1 56.1 86.8
PT /Akademik 15 13.2 13.2 100.0
Total 114 100.0 100.0

Pengetahuan Wabah Covid-19 dan Aturan Karantina


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Baik 85 74.6 74.6 74.6
Valid Kurang Baik 29 25.4 25.4 100.0
Total 114 100.0 100.0

Kepatuhan Masyarakat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Patuh 80 70.2 70.2 70.2
Valid Tidak Patuh 34 29.8 29.8 100.0
Total 114 100.0 100.0

B. Analisis Bivariat
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan Tentang Wabah Covid-
19 dan Aturan Karantina * 114 100.0% 0 0.0% 114 100.0%
Kepatuhan Masyarakat

Pengetahuan Tentang Wabah Covid-19 dan Aturan Karantina * Kepatuhan Masyarakat

Crosstabulation
Kepatuhan Masyarakat Total
Patuh Tidak Patuh
Count 73 12 85
% within Pengetahuan Tentang
Baik Wabah Covid-19 dan Aturan 85.9% 14.1% 100.0%
Karantina
Pengetahuan Tentang % of Total 64.0% 10.5% 74.6%
Wabah Covid-19 dan
Aturan Karantina Count 7 22 29
% within Pengetahuan Tentang
Kurang Baik Wabah Covid-19 dan Aturan 24.1% 75.9% 100.0%
Karantina
% of Total 6.1% 19.3% 25.4%
Count 80 34 114
% within Pengetahuan Tentang
Total Wabah Covid-19 dan Aturan 70.2% 29.8% 100.0%
Karantina
% of Total 70.2% 29.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 39.387a 1 .000
Continuity Correction b
36.492 1 .000
Likelihood Ratio 37.676 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 39.041 1 .000
N of Valid Cases 114
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.65.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pengetahuan Tentang Wabah Covid-19 dan
19.119 6.711 54.470
Aturan Karantina (Baik / Kurang Baik)
For cohort Kepatuhan Masyarakat = Patuh 3.558 1.856 6.822
For cohort Kepatuhan Masyarakat = Tidak Patuh .186 .106 .327
N of Valid Cases 114
Lampiran 5

Uji Validitas dan Reliabilitas

A. Kuesioner Pengetahuan Masyarakat tentang Covid-19


Validitas
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 Jumlah
Pearson
Correlatio 1 .657** .507* .698** .509* .784** .598** .657** .507* .698** .784** .598** .657** .778**
n
P1
Sig. (2-
.002 .022 .001 .022 .000 .005 .002 .022 .001 .000 .005 .002 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
Correlatio .657** 1 .819** .661** .507* .812** .841** 1.000** .819** .661** .812** .841** 1.000** .939**
n
P2
Sig. (2-
.002 .000 .002 .022 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
Correlatio .507* .819** 1 .561* .300 .566** .895** .819** 1.000** .561* .566** .895** .819** .837**
n
P3
Sig. (2-
.022 .000 .010 .199 .009 .000 .000 .000 .010 .009 .000 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
Correlatio .698** .661** .561* 1 .588** .802** .688** .661** .561* 1.000** .802** .688** .661** .846**
n
P4
Sig. (2-
.001 .002 .010 .006 .000 .001 .002 .010 .000 .000 .001 .002 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
Correlatio .509* .507* .300 .588** 1 .497* .528* .507* .300 .588** .497* .528* .507* .606**
n
P5
Sig. (2-
.022 .022 .199 .006 .026 .017 .022 .199 .006 .026 .017 .022 .005
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
Correlatio .784** .812** .566** .802** .497* 1 .603** .812** .566** .802** 1.000** .603** .812** .873**
n
P6
Sig. (2-
.000 .000 .009 .000 .026 .005 .000 .009 .000 .000 .005 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
Correlatio .598** .841** .895** .688** .528* .603** 1 .841** .895** .688** .603** 1.000** .841** .899**
n
P7
Sig. (2-
.005 .000 .000 .001 .017 .005 .000 .000 .001 .005 .000 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson
Correlatio .657** 1.000** .819** .661** .507* .812** .841** 1 .819** .661** .812** .841** 1.000** .939**
n
Sig. (2- .002 .000 .000 .002 .022 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
Correlatio .507* .819** 1.000** .561* .300 .566** .895** .819** 1 .561* .566** .895** .819** .837**
n
P9
Sig. (2-
.022 .000 .000 .010 .199 .009 .000 .000 .010 .009 .000 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
Correlatio .698** .661** .561* 1.000** .588** .802** .688** .661** .561* 1 .802** .688** .661** .846**
n
P10
Sig. (2-
.001 .002 .010 .000 .006 .000 .001 .002 .010 .000 .001 .002 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
Correlatio .784** .812** .566** .802** .497* 1.000** .603** .812** .566** .802** 1 .603** .812** .873**
n
P11
Sig. (2-
.000 .000 .009 .000 .026 .000 .005 .000 .009 .000 .005 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
Correlatio .598** .841** .895** .688** .528* .603** 1.000** .841** .895** .688** .603** 1 .841** .899**
n
P12
Sig. (2-
.005 .000 .000 .001 .017 .005 .000 .000 .000 .001 .005 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
Correlatio .657** 1.000** .819** .661** .507* .812** .841** 1.000** .819** .661** .812** .841** 1 .939**
n
P13
Sig. (2-
.002 .000 .000 .002 .022 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
Correlatio .778** .939** .837** .846** .606** .873** .899** .939** .837** .846** .873** .899** .939** 1
Jum n
lah Sig. (2-
.000 .000 .000 .000 .005 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa nilai korelasi antara masing-masing item
dengan skor total.. Sedangkan r tabel lebih besar dari r hitung 0.444. Jadi dapat
disimpulkan bahwa 20 item kuesioner tersebut valid dengan signifikasi 5% sehingga
kuesioner layak dan valid untuk digunakan untuk mengukur Pengetahuan Masyarakat.

Reliabilitas

Case Processing Summary


N %
Valid 20 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.970 .969 13

Dengan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai cronbach alpa sebesar
0,970. Lebih besar dari nilai nilai r tabel pada signifikasi 0,6% dengan jumlah
data (n) = 20. Oleh karna itu dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengukur variabel Pengetahuan Masyarakat dapat dikatakan
reliabel atau handal.

B. Aturan Kekarantinaan

Validitas
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Jumlah
Pearson Correlation 1 .657** .507* .698** .509* .784** .598** .657** .507* .698** .786**
P1 Sig. (2-tailed) .002 .022 .001 .022 .000 .005 .002 .022 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .657** 1 .819** .661** .507* .812** .841** 1.000** .819** .661** .924**
P2 Sig. (2-tailed) .002 .000 .002 .022 .000 .000 .000 .000 .002 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .507* .819** 1 .561* .300 .566** .895** .819** 1.000** .561* .836**
P3 Sig. (2-tailed) .022 .000 .010 .199 .009 .000 .000 .000 .010 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .698** .661** .561* 1 .588** .802** .688** .661** .561* 1.000** .862**
P4 Sig. (2-tailed) .001 .002 .010 .006 .000 .001 .002 .010 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .509* .507* .300 .588** 1 .497* .528* .507* .300 .588** .619**
P5 Sig. (2-tailed) .022 .022 .199 .006 .026 .017 .022 .199 .006 .004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .784** .812** .566** .802** .497* 1 .603** .812** .566** .802** .865**
P6 Sig. (2-tailed) .000 .000 .009 .000 .026 .005 .000 .009 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .598** .841** .895** .688** .528* .603** 1 .841** .895** .688** .898**
P7 Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .001 .017 .005 .000 .000 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .657** 1.000** .819** .661** .507* .812** .841** 1 .819** .661** .924**
P8 Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .002 .022 .000 .000 .000 .002 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .507* .819** 1.000** .561* .300 .566** .895** .819** 1 .561* .836**
P9 Sig. (2-tailed) .022 .000 .000 .010 .199 .009 .000 .000 .010 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .698** .661** .561* 1.000** .588** .802** .688** .661** .561* 1 .862**
P10 Sig. (2-tailed) .001 .002 .010 .000 .006 .000 .001 .002 .010 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .786** .924** .836** .862** .619** .865** .898** .924** .836** .862** 1
Jumlah Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa nilai korelasi antara masing-masing item
dengan skor total.. Sedangkan r tabel lebih besar dari r hitung 0.444. Jadi dapat
disimpulkan bahwa 10 item kuesioner tersebut valid dengan signifikasi 5% sehingga
kuesioner layak dan valid untuk digunakan untuk mengukur Aturan Kekarantinaan

Reliabilitas

Case Processing Summary


N %
Valid 20 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.955 .954 10

Dengan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai cronbach alpa sebesar
0,955. Lebih besar dari nilai nilai r tabel pada signifikasi 0,6% dengan jumlah
data (n) = 10. Oleh karna itu dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengukur variabel Aturan Kekarantinaan dapat dikatakan
reliabel atau handal.

C. Kepatuhan Masyarakat dalam upaya pencegahan covid-19

Validitas

Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 Juml
ah

Pearson
.774*
Correlatio 1 .657** .507* .698** .509* .784** .598** .657** .507* .698** .509* .784** .598** .657** .507* .698** .698** *
n

P1 Sig. (2-
.002 .022 .001 .022 .000 .005 .002 .022 .001 .022 .000 .005 .002 .022 .001 .001 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.914*
Correlatio .657** 1 .819** .661** .507* .812** .841** 1.000** .819** .661** .507* .812** .841** 1.000** .819** .661** .661** *
n

P2 Sig. (2-
.002 .000 .002 .022 .000 .000 .000 .000 .002 .022 .000 .000 .000 .000 .002 .002 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson
.821*
Correlatio .507* .819** 1 .561* .300 .566** .895** .819** 1.000** .561* .300 .566** .895** .819** 1.000** .561* .561* *
n

P3 Sig. (2-
.022 .000 .010 .199 .009 .000 .000 .000 .010 .199 .009 .000 .000 .000 .010 .010 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson
.880*
Correlatio .698** .661** .561* 1 .588** .802** .688** .661** .561* 1.000** .588** .802** .688** .661** .561* 1.000** 1.000** *
n

P4 Sig. (2-
.001 .002 .010 .006 .000 .001 .002 .010 .000 .006 .000 .001 .002 .010 .000 .000 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson
.636*
Correlatio .509* .507* .300 .588** 1 .497* .528* .507* .300 .588** 1.000** .497* .528* .507* .300 .588** .588** *
n

P5 Sig. (2-
.022 .022 .199 .006 .026 .017 .022 .199 .006 .000 .026 .017 .022 .199 .006 .006 .003
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson
.867*
Correlatio .784** .812** .566** .802** .497* 1 .603** .812** .566** .802** .497* 1.000** .603** .812** .566** .802** .802** *
n

P6 Sig. (2-
.000 .000 .009 .000 .026 .005 .000 .009 .000 .026 .000 .005 .000 .009 .000 .000 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson
.894*
Correlatio .598** .841** .895** .688** .528* .603** 1 .841** .895** .688** .528* .603** 1.000** .841** .895** .688** .688** *
n

P7 Sig. (2-
.005 .000 .000 .001 .017 .005 .000 .000 .001 .017 .005 .000 .000 .000 .001 .001 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson
.914*
Correlatio .657** 1.000** .819** .661** .507* .812** .841** 1 .819** .661** .507* .812** .841** 1.000** .819** .661** .661** *
n

P8 Sig. (2-
.002 .000 .000 .002 .022 .000 .000 .000 .002 .022 .000 .000 .000 .000 .002 .002 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson
.821*
Correlatio .507* .819** 1.000** .561* .300 .566** .895** .819** 1 .561* .300 .566** .895** .819** 1.000** .561* .561* *
n

P9 Sig. (2-
.022 .000 .000 .010 .199 .009 .000 .000 .010 .199 .009 .000 .000 .000 .010 .010 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson
.880*
Correlatio .698** .661** .561* 1.000** .588** .802** .688** .661** .561* 1 .588** .802** .688** .661** .561* 1.000** 1.000** *
n

P10 Sig. (2-


.001 .002 .010 .000 .006 .000 .001 .002 .010 .006 .000 .001 .002 .010 .000 .000 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
.636*
Correlatio .509* .507* .300 .588** 1.000** .497* .528* .507* .300 .588** 1 .497* .528* .507* .300 .588** .588** *
n

P11 Sig. (2-


.022 .022 .199 .006 .000 .026 .017 .022 .199 .006 .026 .017 .022 .199 .006 .006 .003
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson
.867*
Correlatio .784** .812** .566** .802** .497* 1.000** .603** .812** .566** .802** .497* 1 .603** .812** .566** .802** .802** *
n

P12 Sig. (2-


.000 .000 .009 .000 .026 .000 .005 .000 .009 .000 .026 .005 .000 .009 .000 .000 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson
.894*
Correlatio .598** .841** .895** .688** .528* .603** 1.000** .841** .895** .688** .528* .603** 1 .841** .895** .688** .688** *
n

P13 Sig. (2-


.005 .000 .000 .001 .017 .005 .000 .000 .000 .001 .017 .005 .000 .000 .001 .001 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson
.914*
Correlatio .657** 1.000** .819** .661** .507* .812** .841** 1.000** .819** .661** .507* .812** .841** 1 .819** .661** .661** *
n

P14 Sig. (2-


.002 .000 .000 .002 .022 .000 .000 .000 .000 .002 .022 .000 .000 .000 .002 .002 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson
.821*
Correlatio .507* .819** 1.000** .561* .300 .566** .895** .819** 1.000** .561* .300 .566** .895** .819** 1 .561* .561* *
n

P15 Sig. (2-


.022 .000 .000 .010 .199 .009 .000 .000 .000 .010 .199 .009 .000 .000 .010 .010 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson
.880*
Correlatio .698** .661** .561* 1.000** .588** .802** .688** .661** .561* 1.000** .588** .802** .688** .661** .561* 1 1.000** *
n

P16 Sig. (2-


.001 .002 .010 .000 .006 .000 .001 .002 .010 .000 .006 .000 .001 .002 .010 .000 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson
.880*
Correlatio .698** .661** .561* 1.000** .588** .802** .688** .661** .561* 1.000** .588** .802** .688** .661** .561* 1.000** 1 *
n

P17 Sig. (2-


.001 .002 .010 .000 .006 .000 .001 .002 .010 .000 .006 .000 .001 .002 .010 .000 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Pearson
Correlatio .774** .914** .821** .880** .636** .867** .894** .914** .821** .880** .636** .867** .894** .914** .821** .880** .880** 1
n

Jumlah Sig. (2-


.000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa nilai korelasi antara masing-masing item
dengan skor total.. Sedangkan r tabel lebih besar dari r hitung 0.444. Jadi dapat
disimpulkan bahwa 17 item kuesioner tersebut valid dengan signifikasi 5% sehingga
kuesioner layak dan valid untuk digunakan untuk mengukur Kepatuhan Masyarakat.

Reliabilitas

Case Processing Summary


N %
Valid 20 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.975 .974 17

Dengan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai cronbach alpa sebesar
0,975. Lebih besar dari nilai nilai r tabel pada signifikasi 0,6% dengan jumlah
data (n) = 17. Oleh karna itu dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengukur variabel Kepatuhan Masyarakat dapat dikatakan
reliabel atau handal.
Lampiran 6
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Teuku Muhammad Abdul Aziz

NPM : 08190100011

Pembimbing : Ns. Yeni Koto, S.kep, M.kes

Judul Riset :Hubungan pengetahuan tentang wabah covid-19 dan


aturan kekarantinaan terhadap kepatuhan dalam upaya
pencegahan covid-19 di Dramaga Bogor

No. Hari/ Materi Masukan Paraf


Pembimbing
Tanggal Konsultasi Pembimbing

1 24 JULI PENGAJUAN Cari fenomena


JUDUL penelitian untuk
2020
menentukan judul
dan penelitian
terkait,buat latar
belakang

2 13 JUDUL Mulai latar


belakang
Agustus
perbanyak jurnal
2020
terkait
3 1 oktober KONSULTASI Koreksi di latar
BAB 1 belakang,
2020
tambahkan angka
kejadian dekubitus

4 14 Konsultasi bab Koreksi tindakan


oktober 1 keperawatan yang
2020 di maksud di
perjelas, di
tambahkan alih
baring,.

5 22 Konsultasi bab Koreksi tindakan di


oktober 1 tambahkan dengan
2020 masase punggung,
antar paragraf
belum
berkesinambungan

6 24 Konsultasi bab Koreksi tujuan


oktober khusus,
1
2020 penambahan study
kasus, dan
penelitian dari
jurnal terkait

7 31 Konsultasi bab Koreksi latar


oktober belakang dan
1
2020 tujuan penelitian
8 9 konsultasi bab Spesifikasi ke
november stroke,penambahan
1
2020 materi stroke dan
acc lanjut bab 2
dan 3

9 17 konsultasi bab Koreksi kerangka


november teori,kerangka
2, 3
2020 konsep, definisi
operasional, lanjut
bab 4

10 24 Konsultasi bab Koreksi populasi 6


november bulan terakhir,
3, 4
2020 perhitungan
sampel,tekhnik
pengambilan
sampel, validitas,
rehabilitas.

11 25 Konsultasi bab - Acc sidang


november
3, 4 -persiapan sidang
2020

12 22 Revisi proposal uji palgiat di


februari perpustakaan
riset
2021
13 6 maret Konsul uji Lanjut uji etik
2021
palgiat

14 8 maret Konsul etik -Palajari cara input


2021 data dan mengolah
data,

-Siapkan bab 5

15 13 maret Konsul bab 5 - Perbaiki variabel


2021 bebas dan terikat
dan koesuner
-tunjukkan bukti
kuesuoner
-lanjut bab 6

16 15 maret Konsul Satukan koesuner


2021 ke dua variabel
koesuner dan
bebas
bab 6

17 16 maret Konsul bab 6 -acc sidang


21021
dan 7 -persiapan sidang
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10

Anda mungkin juga menyukai