DISUSUN OLEH
CAHYO INDARTANTO, AMK
NIK : 1987
BANDUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melalui celah. Hernia tipe ini sering terjadi pada laki-laki dari pada
beban terlalu berat karena masyarakat tidak tahu ilmu untuk mengangkat
beban itu sendiri sehingga masyarakat tidak menyadari dan tidak pernah
mereka rasakan seperti halnya nyeri, dan mereka juga hanya beranggapan
bahwa nyeri itu hanyalah penyakit lambung biasa tanpa ada kecurigaan yang
terdekat masyarakat hanya memberikan obat penawar rasa nyeri saja karena
2008).
Pembedahan merupakan opsi utama yang dipilih karena pemberian
mempunyai efek samping yang tidak bisa dihindari oleh setiap pasien yang
relaksasi otot, nafas dalam, masase, meditasi dan perilaku (Purnomo, 2011).
paha.Benjolan tersebut bisa mengecil dan menghilang pada saat istirahat dan
bila mengejan, mengangkat beban berat atau dalam posisi berdiri dapat
umum biasanya baik pada inpeksi ditemukan asimetri pada kedua sisi
lipatan paha, skrotum atau pada labia dalam posisi berdiri dan berbaring
pasien diminta mengejan dan menutup mulut dalam keadaan berdiri palpasi
coba didorong apakah 3 benjolan dapat direposisi dengan jari telunjuk atau
jari kelingking pada anak-anak. Kadang cincin hernia dapat diraba berupa
khususnya hernia, menempati urutan ke-8 dengan jumlah 18.145 kasus. Dan
diantaranya terjadi pada pria dan 3.094 kasus terjadi pada wanita.
Sedangkan untuk pasien rawat jalan, hernia masih menempati urutan ke-8.
dengan 8.799 pasien pria dan 4.922 pasien wanita. (Depkes RI, 2018).
terjadi karena anomaly congenital atau karena sebab yang didapat (akuistik).
Hernia dapat dijumpai pada setiap usia dan jenis kelamin, prosentase lebih
banyak terjadi pada pria dibandingkan dengan perempuan. Berbagai faktor
internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantung dan isi
hernia. Disamping itu disebabkan pula oleh faktor yang dapat mendorong isi
hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut (Nuari, 2015
berat badan, menghindari terlalu mengejan saat miksi dan pada saat
defekasi. Solusi agar tidak terjadi komplikasi yang lebih parah sesegera
bagaimana terjadinya penyakit dan hal- hal yang menyebabkan hernia serta
barang berat. Upaya kuratif antara lain dengan pembedahan dan terapi
cara memberikan pendidikan kesehatan pada pasien post operasi hernia agar
B. Rumusan Masalah
Bandung.
C. Tujuan Penulisan
berikut :
1. Tujuan Umum
Dan Metode Spinal Anestesi Pada Pasien Tn.Y Dengan Herniorapi atas
2. Tujuan Khusus
spinal anestesi.
b. Penulis mampu memahami kesenjangan antara konsep teori dengan
Herniorapi.
D. Metode Penulisan
sebagai berikut :
1. Observasi /Pengamatan
2. Wawancara
pasien.
3. Pemeriksaan fisik
4. Studi Kepustakaan
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penulisan karya tulis ini
BAB II
perioperatif.
BAB III
BAB IV
BAB V
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
inguinal pada titik dimana tali spermatik muncul pada pria, dan sekitar
kanalis inguinal dan mengikuti kordo spermatikus pada pria dan ligament
sekitar pada wanita, ini akibat dari gagalnya prosesus vaginalis untuk
ini merupakan yang tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau
Hernia tipe ini sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan(Huda
Kristiyanasari, 2012)
Pada bagian lateral, terdapat tiga lapisan otot dengan fasia oblik yang
berhubungan satu sama lain. Pada setiap otot terdapat tendon yang
tranvesus abdominis sebagai tepi atas cincin inguinal internal dan diatas
(Muttaqin, 2011).
3. Etiologi
a. Defek dinding otot abdomen Hal ini dapat terjadi sejak lahir
pembedahan sebelumnya.
4. Patofisiologi
mengejan saat defekasi, dan mengejan saat defekasi, dan mengejan saat
Hernia. Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada
obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut,
namun dalam beberapa hal sering kali kanali sini tidak tertutup, karena
testis turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis lebih sering terbuka,
maka yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang
terbuka ini akan menutup pada usia dua bulan. Bila prosesus terbuka
5. Menifestasi Klinis
dari aktivitas atau kerja yang berat. Nyeri akan mereda atau
bertambah besar.
6. Pemeriksaan Penunjang
pada urin pasien ini merupakan akibat dari hipertrofi prostat jinak.
usus/obstruksi usus
7. Komplikasi
a. Hernia berulang
muncul hernia baru di lokasi lain, misalnya dulu pernah hernia perut
kiri dan sudah dioperasi sekarang muncul hernia baru di perut kanan.
parsia maupun total bisa terjadi di dalam usus halus atau. Pada kasus
melewati usus. Sedangkan pada kasus obstruksi usus total, tidak ada
apa pun yang bisa melewati usus.
yang masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit, maka timbul edema
Efek samping yang umum ditemui pasca operasi seperti infeksi luka
hernia.
8. Klasifikasi
tumbuh kembali.
a. Reposisi
hati-hati dengan tidakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini hanya
yang lain memasukkan isi hernia melalui leher hernia tadi. Tindakan
lakukan operasi.
b. Suntikan
d. Sabuk hernia
e. Digunakan pada pasien yang menolak operasi dan pintu hernia relatif
yang rasional.
f. Pengobatan konservatif
berhasil anak disiapkan untuk operasi besok harinya. Jika resisi hernia
tidak berhasil, dalan waktu enam jam harus dilakukan operasi segera.
g. Pengobatan operatif
hernioraphy.
h. Herniotomy
i. Hernioraphy
memperburuk gejala.
b) Medikasi
2012).
10. Pathway
1. Pengertian
2. Tujuan
akan dijalani.
umum.
a. Kontraindikasi mutlak :
3) Koagulopati
b. Kontraindikasi absolute :
1) Neuropati
3) Nyeri punggung
a. Komplikasi Tindakan :
kendali nafas
5) Mual muntah
2) Nyeri punggung
4) Retensi urin
5) Meningitis
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a) Anamnesa
1) Identitas Klien
2) Keluhan Utama
juga tidak. Keluhan nyeri hebat bersifat akut berupa nyeri terbakar
klien digunakan :
(b) Quality of Pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
(c) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah
terjadi.
(d) Severity (scale) of pain seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan
6) Riwayat Psikososial
dan letargi
(b) Sirkulasi
retensi urine.
(d) Neurosensory
rotasi krepitasi.
(f) Keamanan
atau tiba-tiba).
(g) Penyuluhan
pengetahuan terbatas.
2. Diagnosa Keperawatan
pembedahan (D.0141)
nyeri.
3. Intervensi Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
SLKI SIKI
Setelah dilakukan Tindakan Reduksi ansietas
keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor tanda-tanda
diharapakan kecemasan menurun ansietas
atau pasien dapat tenang dengan 2. Ciptakan suasana
kriteria : terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
Tingkat ansietas 2. Pahami situasi yang
1. Menyingkirkan tanda membuat ansietas
kecemasaan. 3. Diskusikan perencanaan
2. Tidak terdapat perilaku gelisah realistis tentang peristiwa
3. Frekuensi napas menurun yang akan datang
4. Frekuensi nadi menurun 4. Anjurkan mengungkapkan
5. Menurunkan stimulasi perasaan dan persepsi
lingkungan ketika cemas. 5. Anjurkan keluarga untuk
6. Menggunakan teknik selalu disamping dan
relaksasi untuk menurunkan mendukung pasien
cemas. 6. Latih teknik relaksasi
7. Konsentrasi membaik
8. Pola tidur membaik
Dukungan sosial
1. Bantuan yang ditawarkan oleh
orang lain meningkat
pembedahan (D.0141)
RENCANA KEPERAWATAN
SLKI SIKI
Setelah dilakukan asuhan Manajemen Hipotermia
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan klien terhindar dari Observasi :
resiko hipotermia dengan kriteria - Monitor suhu tubuh
hasil : - Identifikasi penyebab
Utama : hipotermia
- Termoregulasi - Monitor tanda dan gejala
akibat hipotermi
Tambahan : Terapeutik :
- Kontrol Resiko - Ganti pakaian atau linen
- Pemulihan pasca bedah yang basah
- Perfusi perifer - Lakukan penghangatan
- Status Kenyamanan pasif (mis. Selimut,
- Tingkat Cedera menutup kepala, pakaian
tebal)
Edukasi :
- Anjurkan makan/minum
hangat
c) Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan pencedera fisik (misalnya
RENCANA KEPERAWATAN
SLKI SIKI
Setelah dilakukan Tindakan Utama :
selama 3x 24 jam diharapkan : 1. Manajemen nyeri
Utama : 2. Pemberian analgesik
- Tingkat nyeri
Pendukung :
Tambahan : 1. Aromaterapi
- Fungsi gastrointestinal 2. Dukungan hipnotis diri
- Kontrol nyeri 3. Dukungan pengungkapan
- Mobilitas fisik kebutuhan
- Penyembuhan luka 4. Edukasi efek samping obat
- Perfusi miokard 5. Edukasi manajemen nyeri
- Perfusi perifer 6. Kompres dingin
- Pola tidur 7. Edukasi proses penyakit
- Status kenyamanan 8. Edukasi teknik nafas
- Tingkat cedera 9. Kompres dingin
10. Kompres panas
11. konsultasi
12. latihan pernafasan
13. Manajemen efek samping
obat
14. Manajemen kenyamanan
lingkungan
15. Manajemen medikasi
16. Manajemen sedasi
17. Manajemen terapi radiasi
18. Pemantauan nyeri
19. Pemberian obat
20. Pemberian obat intravena
21. Pemberian obat oral
22. Pemberian obat topikal
23. Pengaturan posisi
24. Perawatan amputasi
25. Perawatan kenyamanan
26. Teknik distraksi
27. Tekhnik imajinasi
terbimbing
28. Terapi akupuntur
29. Terapi bantuan hewan
30. Terapi humor
31. Terapi murattal
32. Terapi musik
33. Terapi pemijatan
34. Terapi relaksasi
35. Terapi sentuhan
(Transcutaneous Electrical
Nerve Simulation).
Sumber : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018 & 2019)
RENCANA KEPERAWATAN
SLKI SIKI
Setelah dilakukan tindakan Utama :
selama 3x 24 jam Diharapkan: 1. Dukungan Ambulasi
Utama : 2. Dukungan Mobilisasi
- Mobilitas Fisik
Pendukung :
Tambahan : 1. Dukungan Kepatuhan
1. Berat Badan Program
2. Fungsi Sensori 2. Pengobatan
3. Keseimbangan 3. Dukungan Perawatan Diri
4. Konservasi Energi 4. Dukungan Perawatan Diri :
5. Koordinasi Pergerakan BAB/BAK
6. Motivasi 5. Dukungan Perawatan Diri :
7. Pergerakan Sendi Berpakaian
8. Status Neurologis 6. Dukungan Perawatan Diri :
9. Status Nutrisi Makan/Minum
10. Toleransi Aktivitas 7. Dukungan Perawatan Diri :
Mandi
8. Edukasi Latihan Fisik
9. Edukasi Teknik Ambulasi
10. Edukasi Teknik Transfer
11. Konsultasi Via Telepon
12. Latihan Ortogenik
13. Manajemen Energi
14. Manajemen Lingkungan
15. Manajemen Mood
16. Manajemen Nutrisi
17. Manajemen Nyeri
18. Manajemen Medikasi
19. Manajemen Program Latihan
20. Manajemen Sensasi Perifer
21. Pemantauan Neurologis
22. Pemberian Obat
23. Pemberian Obat Intravena
24. Pembidaian
25. Pencegahan jatuh
26. Pencegahan luka tekan
27. Pengaturan posisi
28. Pengekangan fisik
29. Perawatan perut
30. Perawatan sirkulasi
31. Perawatan tirah baring
32. Perawatan traksi
33. Promosi berat badan
34. Promosi kepatuhan program
Latihan
35. Promosi latihan fisik
36. Tekhnik latihan penguatan
otot
37. Tekhnik latuhan penguatan
sendi
38. Terapi aktivitas
39. Terapi pemijatan
40. Terapi relaksasi otot
progresif
Sumber : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018 & 2019)
RENCANA KEPERAWATAN
SLKI SIKI
Setelah dilakukan tindakan Utama :
selama 3 x 24 jam Diharapkan : 1. Manajemen
Utama : imunisasi/vaksinasi
- Tingkat infeksi 2. Pencegahan infeksi
Tambahan : Pendukung :
- dan jaringan 1. Dukungan pemeliharaan
- Kontrol risiko rumah
- Status imun 2. Dukungan perawatn diri :
- Status nutrisi mandi
3. Edukasi pencegahan luka
tekan
4. Edukasi seksualitas
5. Induksi persalinan
6. Latihan batuk efektif
7. Manajemen jalan nafas
8. Manajemen imunisasi /
Vaksinasi
9. Manajemen lingkungan
10. Manajemen nutrisi
11. Manajemen medikasi
12. Pemantauan elektrolit
13. Pemantauan nutrisi
14. Pemantauan tanda vital
15. Pemberian obat
16. Pemberian obat intravena
17. Pemberian obat oral
18. Pencegahan luka tekan
19. Pengaturan posisi
20. Perawatan amputasi
21. Perawatan area insisi
22. Perawatan kehamilan resiko
tinggi
23. Perawatan luka
24. Perawatan luka bakar
25. Perawatan luka tekan
26. Perawatan pasca persalinan
27. Perawatan perineum
28. Perawatan persalinan
29. Perawatan persalinan resiko
tinggi
30. Perawatan selang
31. Perawatan selang dada
32. Perawatan selang
gastrointestinal
33. Perawatan selang umbilical
34. Perawatan sirkumsisi
35. Perawatan skin graft
36. Perawatan terminasi
kehamilan
Sumber : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018 & 2019)
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengumpulan Data
1. Identitas Pasien
Nama : Tn y
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Katholik
Pendidikan :S1
Suku/Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Kawin :
Tanggal Pengkajian : 13 juni 2022 ,Jam 13,30 WIB
No. Rekam Medis : 4XXXXX
Alamat : Jl.cxxx
Dokter Bedah : dr. Andi Sp B
Dokter Anestesi : dr. Esther.,Sp.An
Diagnosa Medis : HIL dex reponible
Jenis Operasi : Herniorapi
2. Identitas Keluarga
Nama : Ny A
Jenis Kelamin : perampuan
Agama : Katholik
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Hubungan Dengan Pasien : isteri
Alamat : Jl.cxxxx
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : pasien mengatakan ada benjolan di selangkangan
kanan .
b. Riwayat Kesehatan sekarang.
Pasien mengatakan benjolan di kanan bawah sudah 3
bulan.benjolan muncul saat pasien aktivitas dan kembali hilang
saat istirahat / berbaring
c. Riwayat Kesehatan Dahulu.
1) Riwayat Pembedahan : Pasien pernah operasi apendiktomy
2) Riwayat Sakit Yang Diderita : pasien tidak mempunyai
riwayat penyakit.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pasien,keluarga tidak ada yang menderita
hipertensi,DM,Asma,Jantung.
4. Data Biologis
a. Status fisik :Pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis,BB 45kg,TB165cm.
b. Tanda tanda Vital :TD 141/88mmHg,suhu 36,9C,nadi
80x/mnt,Spo2 100%
c. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Dalam Batas Normal
2) Dada dan paru : bentuk dada simetris ,gerak lapang paru
bebas,vocal fremitus seimbang pada kedua paru,bunyi nafas
vesikuler diseluruh lapang paru.Bunyi Jantung
Normal,tidak ada nyeri dada.
3) Abdomen: datar,lembut,supel,perkusi tympani,nyeri
diseluruh lapang perut tekan tidak ada.ada benjolan di
kanan bawah
4) Reproduksi tidk ditemukan kelainan
5) Perkemihan:
Tidaka da keluhan
B. Analisa Data
Pada hasil pengkajian Tn Y data subyektif dididapatkan bahwa pasien
ada benjolan di perut kanan bawah, Dari hasil data penunjang dan
pemeriksaan fisik,pasien disarankan untuk dilakukan operasi Herniorapi di
Rumah Sakit Santo Yusup.
Pengelompokan Data
C. Persiapan Pasien
Sebelum pasien masuk ke ruang operasi,perawat ruangan melakukan serah
terima dengan perawat instalasi kamar bedah yang meliputi:
1. Identitas pasien(nama,tgl lahir,no,RM)
2. Kelengkapan Askep Perioperatif,Inform Consent (SIO & SIA)
3. Keadaan umum pasien :CM,GCS 15(E4M6V5)
4. Mengukur TTV :
- Tensi :141/88 mmHg
- Suhu :36,9C
- Nadi :80x/mnt
- Pernafasan :spontan,20x/mnt
5. Pasien sudah puasa sejak jam 07.00
6. Pasien tidak mengunakan gigi palsu,kontak lens,perhiasan dan
aksesoris lain.
7. Pasien memiliki riwayat sakit
8. Formulir inform consent sudah ditandatangani oleh pasien sendiri
dan anak pasien sebagai saksi.
Di Kamar
Di Ruangan
No Verifikasi ulang operasi
ya tidak ya tidak
1 Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Reduksi Ansietas (I.09314)
krisis situasional (D.0080) selama 1x24jam diharapkan ansietas Observasi
menurun dengan kriteria hasil - identifikasi tingkat ansietas
Definisi : Luaran Utama : (kondisi,waktu,stressor)
Kondisi emosi dan pengalaman Tingkat Ansietas (L.01006) - identifikasi kemampuan mengambil
subyektif individu terhadap objek Ekspetasi : Menurun keputusan
yang tidak jelas dan spesifik Kriteria Hasil : - monitor tanda tanda ansietas(verbal dan
akibat antisipasi bahaya yang - Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang non verbal)
memungkinkan individu yang dihadapi menurun (5) Terapeutik
melakukan tindakan untuk - Perilaku tegang dan gelisah menurun - Ciptakan suasana terapeutik untuk
menghadapi ancaman (5) menumbuhkan kepercayaan
Data subyektif: - Frekuensi pernapasan, nadi, dan tekanan - Temani pasien untuk mengurangi
- Pasien merasa bingung darah menurun (5) kecemasan
- Pasien Merasa khawatir dengan - Dengarkan dengan penuh perhatian
akibat dari kondisi yang dihadapi - Gunakan pendekatan yang tenang dan
Data Obyektif : meyakinkan
- Pasien tampak Tegang Edukasi
- Pasien tampak kadang gelisah - Jelaskan prosedur,termasuk sensasi yang
- TTV: mungkin dialami
TD 141/88mmHg - Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
Suhu 36,9C pasien,jika perlu
Nadi 80x/mnt,teraba kuat - Latih kegiatan pengalihan untuk
SPO2 100% mengurangi ketegangan
RR18x/mnt
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PRE OPERATIF
TGL/JAM IMPLEMENTASI PARAF TGL/JAM EVALUASI PARAF
13/06/2022 Memberikan salam kepada 13/06/2022 DK 1. Br.Cahyo
13.30 pasien,memperkenalkan nama dan Br.Cahyo 13.50 S:
peran di kamar bedah. - Pasien mengatakan sudah
Menerima pasien dari rawat inap lebih tenang dan tidak
lukas untuk program rencana khawatir, setelah berdoa.
operasi herniorapi - Pasien mengatakan sudah
Melakukan pendampingan terhadap siap untuk menjalani operasi
pasien untuk mengurangi hari ini
kecemasan. O:
Menginformasikan posisi yang - Pasien tampak kooperatif
akan diberikan saat operasi dan post serta kontak yang baik
operasi. selama prosedur tindakan
Mengedukasi pasien mengenai - Keluarga bersedia untuk
teknik relaksasi untuk mengurangi menemani pasien berdoa dan
nyeri. menunggu bersama pasien
Melakukan proses serah terima sebelum pasien masuk kamar
pasien dan mengecek kelengkapan operasi
dokumen pasien - TD:130/80 mmhg
Melakukan pengkajian keperawatan - HR:80x/mnt
perioperatif meliputi identifikasi - RR :18x/mnt
pasien,mengukur TTV,kecukupan A:
puasa,penggunaan protease - Masalah Kecemasan Teratasi
Mengecek kelengkapan R:
SIO,SIA,assesmen pra operasi dan - Intervensi Dihentikan
assesmen pra anestesi,skor ASA 1
Menanyakan kesiapan diri pasien
untuk menjalani operasi
Melakukan edukasi kesehatan
tentang prosedur tindakan
bedah,prosedur anestesi,perawatan
post operasi,kontrol post
opname,pencegahan
infeksi,personal hygiene post
operasi dengan melibatkan keluarga
Menginformasikan tentang
pemeriksaan jaringan bila
dibutuhkan.
Memberikan kesempatan pasien
untuk bertanya bila ada hal yang
kurang jelas.
R:Pasien sudah mengerti dan paham .
Dokumentasi Keperawatan Intra Operatif(diisi oleh perawat kamar operasi)
Jam mulai anestesi 13.10 wib Pembedahan 13.15 wib
Jam selesai anestesi 14.45 wib Pembedahan 14.45 wib
1. Tipe operasi : elektif
2. Jenis pembiusan : regional (spinal)
3. Kesadaran : terjaga
4. Status emosi : rileks dan kadang gelisah
5. Posisi kanul intravena : tangan kiri
6. Jenis Operasi : bersih
7. Posisi pasien : supine
8. Posisi lengan tangan : abduksi
9. Antiseptik kulit : povidone iodine 10%
10. Posisi alat bantu yang digunakan : handrest,lithotomi support
11. Pemakaian diatermi : ya, jenis monopolar
12. Pemeriksaan kulit sebelum operasi : utuh
13. Pemeriksaan kulit sesudah operasi : utuh
14. Pemasangan warm blanket : tidak
15. Pemasangan Implan : tidak
16. Pemakaian torniquet : tidak
17. Pemakaian drain : tidak
18. Irigasi luka :intraoperasi menggunakan aquabidest steril
19. Tampon : tidak
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTRA OPERASI SESUAI SDKI,SLKI,SIKI
2 Risiko hipotermia perioperatif Setelah dilakukan Asuhan keperawatan Managemen Hipotermia (I.14507)
berhubungan dengan tindakan selama 1 x24 jam diharapkan termoregulasi Observasi
pembedahan D.0141) membaik dengan kriteria hasil - Monitor suhu tubuh
Luaran Utama : - Identifikasi penyebab hipotermia
Definisi : Termoregulasi (l.14134) - Monitor tanda-tanda vital
Berisiko mengalami penurunan Ekspetasi : Membaik Terapeutik
suhu tubuh di bawah 36°C Kriteria Hasil : - Sediakan lingkungan yang hangat
secara tiba-tiba yang terjadi satu - Suhu tubuh pasien normal (5) - Ganti pakaian/linen yang basah
jam sebelum pembedahan - Pasien tidak menggigil (5) - Lakukan penghangatan pasif(beri
hingga 24 jam setelah
selimut ,menutup kepala,pakaian tebal
pembedahan.
- Lakukan penghangatan aktif (selimut
Faktor Risiko:
penghangat,dll)
- Prosedur pembedahan
- Lakukan penghangatan aktif internal (infus
- Suhu lingkungan rendah
cairan hangat,)
- Skor ASA >1 Edukasi
Data Subyektif : - - Anjurkan makan dan minum hangat
Data Obyektif :
- Skor ASA 1 Edukasi efek samping obat (I.12371)
- Suhu ruangan 220c Observasi
- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga
menerima informasi
Terapeutik
- Persiapkan materi dan media edukasi
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga
untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan tujuan,indikasi,cara pemberian,efek
samping,waktu dan lamanya pemberian obat.
IMPLEMENTASI INTRA OPERATIF
1 Risiko Infeksi berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pencegahan Infeksi (I14539)
dengan efek prosedur invasif selama 2x24 jam diharapkan risiko infeksi Observasi
(D.0142) menurun dengan kriteria hasil : - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
Luaran Utama : sistemik
Definisi : Tingkat Infeksi (L14137) Terapeutik
Berisiko mengalami peningkatan Ekspektasi : Menurun - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
terserang organisme patogenik Kriteria Hasil dengan pasien dan lingkungan pasien
Faktor risiko : - Keluhan Nyeri menurun (5) - Pertahankan teknik aseptik
Efek prosedur invasif - Demam Menurun (5) Edukasi
Kondisi Terkait : - Bengkak menurun(5) - Edukasi tanda dan gejala infeksi
Efek Prosedur invasif - Periode Malaise Menurun(5) - Anjurkan untuk meningkatkan status nutrisi
- Tidak ada cairan berbau
Busuk(5) Manajemen Medikasi (I.14517)
Edukasi
Luaran Tambahan - Ajarkan pasien dan keluarga cara mengelola
Integritas Kulit dan Jaringan obat(dosis,penyimpanan,rute dan waktu
(L.14125) pemberian
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil : Perawatan Selang (I14568)
- Nyeri Menurun (5) Observasi
- Perdarahan Menurun (5) - Monitor luka jahitan
Terapeutik
- Lakukan kebersihan tangansebelum dan
sesudah perawatan luka operasi
- Motivasi peningkatan aktivitas fisik secara
bertahap
Edukasi
- Ajarkan mengenali tanda-tanda infeksi
Pengaturan Posisi(I.01019)
Observasi
- Monitor keadaan luka
Terapeutik
- Atur posisi kepala lebih keatas(head up)
- Hindari posisi yang menimbulkan
ketegangan pada luka
- Minimalkan gesekan dan tarikan saat
mengubah posisi
Edukasi
- Informasikan saat akan dilakukan
perubahan posisi
- Ubah posisi tiap 2 jam
Sr.Wina Br cahyo
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
yang sistematis dalam pengumpulan data dari klien yang berfokus pada
gangguan pendengaran.
literature yang digunakan yaitu pada post operasi klien mengeluh nyeri dan
susah bergerak. Berdasarkan hal di atas, penulis menyimpulkan bahwa
semua data pengkajian dan diagnosa yang ada berdasarkan literatur dan
penelitian sebelumnya yang penulis gunakan sesuai dengan yang ada pada
klien.
2. Diagnosa Keperawatan
keperawatan yang dapat terjadi pada klien dengan Hernia inguinalis lateral
yaitu :
pembedahan (D.0141)
3. Intervensi Keperawatan
atau diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. Y dan semua yang telah
yaitu secara spesifik dapat diukur dan diatasi dengan tindakan keperawatan.
penulis perlu lebih giat lagi menambah pengetahuan untuk dapat menetapkan
4. Implementasi Keperawatan
membantu dalam hal ini Istri dan anak klien. Pelaksanaan asuhan
tegang dan gelisah menurun (5), Frekuensi pernapasan, nadi, dan tekanan
membaik, kriteria hasil : suhu tubuh pasien normal (5), pasien tidak
menggigil (5).
Diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
nyeri Nyeri skala : 6 (0-10) nyeri sedang, keluhan nyeri cukup meningkat : 2,
mmHg, sedangkan hari kedua nyeri skala : 5 (0-10) nyeri sedang, keluhan
sedang 3 (130/75 mmHg) dan hari ketiga nyeri skala 3 (0-10) nyeri ringan,
(125/80 mmHg).
DPP PPNI )
Dengan diagnose Risiko infeksi dibuktikan dengan Efek prosedur
mengalami penurunan yaitu : hari Kedua Memonitor tanda dan gejala infeksi
lokan dan patogenik. Hasil : kemerahan sedang 1, dan hari kedua kemerahan
5. Evaluasi Keperawatan
evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan. Evaluasi
mengacu pada penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat
kondisi dan respon klien dari tanggal 27 Juni sampai dengan 28 Juni 2020.
pergerakan
Tindakan Keperawatan
kesenjangan pada kasus yang dibuat oleh penulis yaitu 4 macam diagnosa
dan resiko infeksi. Dalam teori tugas perawat Instalasi Kamar Operasi
1 hari sebelumnya, ini ditemukan kesenjangan pada kasus yang dibuat oleh
penulis, di Rumah Sakit Umum Santo Yusup Uraian Tugas dan Wewenang
pra anestesi dirumah Sakit Santo Ysup Bandung hanya dr Spesialis Bedah dan
operatif, intra operatif dan post operatif,pada prinsipnya kasus sudah sesuai
dengan teori.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
gerakandan terdapat luka pada bagian perut kanan bawah yang diverban
2. Diagnosa Keperawatan
Pada tahap diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus adalah tiga
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosa yang ada dan
semuanya dapat dilaksanakan. Hal ini antara lain karena dukungan dari
4. Implementasi Keperawatan
maupun kolaborasi.
5. Evaluasi Keperawatan
B. Saran
1. Bagi Pasien
berobat.
2. Bagi Penulis
ansietas pro operasi, intra operasi resiko hipotermi dan post operasi resiko
infeksi.
III.
LAMPIRAN