SKRIPSI
NURLAELA
NIM : 215139008
Disusun Oleh :
NURLAELA
NIM : 215139008
Pembimbing I Pembimbing II
( ) ( )
Mengetahui
Ketua program Ilmu Keperawatan
( )
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
( NURLAELA)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan
berjudul “Gaya Hidup Pada Usia Produktif terhadap Pasien CKD di Ruang HD
RSUD Budhi Asih Jakarta Timur” ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Riset
ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Sarjana Keperawatan
kepada :
Keperawatan ini.
S1 Keperawatan
6. Teman-teman Angkatan yang tak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
Keperawatan ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuannya. Penulis hanya bisa berdo’a semoga Allah SWT membalas
amal baik semua pihak yang telah menbantu dalam proses penyelesaian
dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan kritik yang
tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca terutama
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu penyakit yang semakin banyak menyerang usia produktif yaitu
penyakit gagal ginjal kronik. Hal ini dikarenakan pola hidup yang tidak sehat
seperti banyaknya mengkonsumsi makanan cepat saji, kesibukan yang
membuat stress, sering minum kopi, sering minum minuman berenergi dan
jarang mengkonsumsi air putih. Kebiasaan kurang baik tersebut menjadi
faktor resiko kerusakan pada ginjal. Ketersediaan berbagai macam fasilitas
umum seperti mall dn restoran dapat menjadi faktor penarik bagi kelompok
usia tersebut memiliki pola hidup dan pola makan yang kurang sehat. Pola
hidup yang kurang sehat tersebut seperti kebiasaan merokok dan konsumsi
minuman suplemen, yang juga beresiko menderita hipertensi dan diabetes
melitus sehingga akan berakhir pada penyakit gagal ginjal kronik (Dharma,
2015).
Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit
yang mengalami peningkatan setiap tahun dan menjadi masalah kesehatan
utama pada seluruh dunia, terjadinya penyakit gagal ginjal merupakan risiko
kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah, serta meningkatkan angka
kesakitan dan kematian (Wiliyanarti & Muhith, 2019). Penyakit Ginjal
Kronik (PGK) adalah suatugangguan pada ginjal ditandai dengan
abnormalitasstruktur ataupun fungsi ginjal yang berlangsung lebihdari 3
bulan. PGK ditandai dengan satu atau lebih tanda kerusakan ginjal yaitu
albuminuria, abnormalitas sedimen urin, elektrolit, histologi, struktur
ginjal,ataupun adanya riwayat transplantasi ginjal, juga disertai penurunan
laju filtrasi glomerulus (KDIGO, 2012).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariyanto
(2018), beberapa faktor resiko kejadian penyakit ginjal kronik stadium V
pada kelompok usia kurang dari 50 tahun di RSUD dr. H Soewondo Kendal
dan RSUD dr. Adhyatma, MPH Semarang ditemukan data pada usia kurang
dari 50 tahun ditemukan data ada hubungan antara konsumsi minuman
suplemen tinggi yaitu penderita meminum minuman suplemen lebih dari 4
kali dalam seminggu dengan kejadian penyakit ginjal kronis, terdapat
hubungan penderita yang merokok lebih dari 10 batang dalam sehari dengan
kejadian penyakit ginjal kronik, terdapat hubungan antara konsumsi obat
herbal dimana penderita mengkonsumsi obat herbal 4 kali seminggu dengan
kejadian penyakit ginjal kronik.
Menurut Teja Saputra (2014) mengkonsumsi tuak lebih dari 1 gelas per hari
dan lebih dari 4 gelas per minggu selama 5 tahun berturut-turut akan
meningkatkan resiko penyakit gagal ginjal kronik. National Health Service
(2008) juga merekomendasikan pria tidak seharusnya minum atau
mengkonsumsi alkohol secara reguler lebih dari 3 – 4 unit ( 1 unit = 8 gr
alcohol / hari ) sedangkan untuk wanita tidak seharusnya minum secara
reguler lebi dari 2 – 3 unit. Reguler maksudnya minum setiap hari atau
hamper setiap hari dalam seminggu. Berdasarkan data diatas, konsumsi
alkohol yang nereka dapat konsumsi adalah maksimal ≥ 10 dan < 30 gr / hari.
Berdampak pada ginjal jika dikonsumsi ≥ 30 gr / hari. Disarankan untuk
istirahat minum selama 48 jam untuk memberikan waktu kepada tubuh untuk
recover.
Hasil penelitian Delima, Lusianawaty Tana, et all (2017) yang berjudul faktor
resiko penyakit ginjal kronik di RSCM Jakarta mengatakan 9 faktor sebagai
faktor risiko CKD yaitu umur yang semakin meningkat/ bertambah, Riwayat
CKD pada keluarga yang sedarah, kurang minum air putih (≤ 2000 ml/hari),
sering mengkonsumsi minuman berenergi bersamaan dengan sering
mengkonsumsi minuman bersoda, pernah didiagnosa mengalami penyakit
glomerulus atau tubule intersitial ginjal, batu ginjal, DM, hipertensi yang
berinteraksi dengan frekuensi konsumsi minuman bersoda. Faktor resiko yang
paling dominan adalah sering mengkonsumsi minuman berenergi bersamaan
dengan sering mengkonsumsi minuman bersoda. Hasil penelitian Trisna
(2020) yang berjudul hubungan gaya hidup dengan kejadian gagal ginjal
kronis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, mengatakan bahwa gaya
hidup yang tidak sehat sebanyak 57,5%, aktifitas fisik yang tidak baik 52,5%,
penggunaan zat 55% dan diet yang tidak baik sebanyak 60%.
Penyakit ginjal kronik terus memerangi pada usia muda, hal ini dengan
dibuktikan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti,
salah satunya diungkapkan oleh (Suparti & Sholikhah, 2016) dimana responen
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
a. Sistem hemotopoetik
Manifestasi klinik pada sistem hemopoetik yang dapat muncul
yaitu ekimosis, anemia menyebabkan cepat lelah, trombositopenia,
kecenderungan perdarahan, hemolisis.
b. Sistem kardiovaskuler
Manifestasi klinik pada sistem kardiovaskuler yang dapat muncul
antara lain hipertensi, retinopati dan enselopati hipertensif,
disritmia, pericarditis (friction rub), edema, beban sirkulasi
berlebihan, hypervolemia, takikardia, gagal jantung kongestif, nyeri
dada.
c. Sistem respirasi
Manifestasi klinik yang dapat muncul pada sistem respirasi antara
lain sputum yang lengket, pernafasan kussmaul, dipsnea, pleural
friction rub, takipnea, batuk disertai nyeri, hiliar pneumonitis,
edema paru.
d. Sistem gastrointestinal
Manifestasi klinik yang dapat muncul pada sistem gastrointestinal
antara lain distensi abdomen, mual dan muntah serta anoreksia
menyebabkan penurunan berat badan, nafas berbau amoniak, rasa
kecap logam, mulut kering, stomatitis, parotitis, gastritis, diare,
konstipasi, perdarahan gastrointestinal.
e. Sistem neurologi
Manifestasi klinis yang dapat muncul pada sistem neurologis antara
lain penurunan ketajaman mental, perubahan tingkat kesadaran,
letargi/gelisah, bingung atau konsentrasi buruk, asteriksis, stupor,
tidur terganggu/insomnia, kejang, koma, gatal pada lengan dan
kaki. Selain itu ada kram pada kedua otot.
f. Sistem musculoskeletal
Manifestasi klinik yang dapat muncul pada sistem mucculoskeletal
yaitu nyeri sendi, perubahan motorik/ foot drop yang berlanjut
menjadi paraplegia, osteodistrofi ginjal, pertumbuhan lambat pada
anak, rikets ginjal.
g. Sistem dermatologi
Tanda yang dapat muncul dari terganggunya distribusi metabolic
akibat gagal ginjal kronik antara lain ekimosis, uremic frosts/”
kristal” uremik, lecet, pucat, pigmentasi. Pruritus, perubahan
rambut dan kuku ( kuku mudah patah, tipis, bergerigi), kulit kering,
muncul bekas-bekas garutan pada kulit karena garukan yang gatal.
h. Sistem urologi
Manifestasi klinik yang dapat muncul pada sistem urologi antara
lain berat jenis menurun, output urin berkurang,
hiperuremia,azotemia, proteinuria, hypermagnesemia,
ketidakseimbangan natrium dan kalium, fragmen dan sel dalam
urin.
i. Sistem reproduksi
Manifestasi klinik yang dapat muncul pada sistem reproduksi
adalah libido menurun, disfungsi ereksi, infertilitas, amenorea,
lambat pubertas.
2.2.7 Penatalaksanaan
Fungsi ginjal yang rusak akan sulit untuk diperbaiki seperti keadaan
semula, maka tujuan dari penatalaksanaan pasien gagal ginjal kronik
adalah untuk memaksimalkan fungsi ginjal yang masih berfungsi
dengan baik dan mempertahankan keseimbangan secara optimal untuk
memperpanjang harapan hidup pasien. Gagal ginjal kronik sebagai
penyakit yang kompleks membutuhkan penatalaksanaan terpadu dan
serius, sehingga komplikasi yangdapat terjadi bisa di minimalisir dan
meningkatkan harapan hidup pasien (Hutagaol, 2017).
Penatalaksanaan gagal ginjal kronis di rumah sakit adalah dengan
terapi obat-obatan anti hipertensi, terapi cairan, terapi hemodialisa,
terapi diet rendah protein dan tinggi karbohidrat, pemberian tranfusi
darah, dan transplantasi ginjal. (Safitri et al, 2012).
2.2.8 Pencegahan
Penyakit gagal ginjal kronik (GGK) adalah salah satu penyakit tidak
menular yang memiliki angka cukup tinggi, namun demikian penyakit
ini dapat dihindari melalui upaya pencegahan yang meliputi (Irwan,
2016) :
a. Mengendalikan penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, dan juga
penyakit jantung dengan lebih baik. Penyakit ginjal merupakan
salah satu penyakit sekunder akibat dari penyakit primes yang
mendasarinya. Oleh sebab itulah, perlunya mengendalikan dan
mengontrol penyakit primer agar tidak komplikasi menjadi gagal
ginjal.
b. Mengurangi makanan yang mengandung garam. Garam adalah
salah satu jenis makanan dengan kandungan natrium yang tinggi.
Natrium yang tinggi bukan hanya bisa menyebabkan tekanan darah
meningkat, namun juga akan memicu terjadinya proses
pembentukan batu ginjal.
c. Minumlah banyak air putih setiap harinya. Air adalah salah satu
komponen makanan yang diperlukan tubuh agar terhindar dari
dehidrasi. Selain itu, air juga bisa bergunadalam membantu untuk
mengeluarkan racun dari dalam tubuh dan akan membantu
mempertahanaakan volume serta konsentrasi darah. Selain itu air
juga bisa berguna dalam memelihara sistem pencernaan dan
membantu mengendalikan suhu tubuh.
d. Jangan menahan buang air kecil. Penyaringan darah merupakan
salah satu fungsi yang paling utama yang dimiliki ginal. Disaat
proses penyaringan berlangsung, maka jumlah dari kelebihan
cairan akan tersimpandi dalam kandung kemih dan setelah itu harus
segera di buang. Walau kandung kemih mampu menampung lebih
banyak urin, tetapi rasa ingin buang air kecil akan dirasakan di saat
kandung kemih sudah mulai penuh sekitar 120 – 250 ml urin.
Sebaiknya jangan pernah menahan buang air kecil. Hal ini akan
berdampak besar dari terjadinya proses penyaringan ginjal.
e. Makan makanan yang baik. Makanan yang baik adalah makanan
dengan kandungan nutrisi serta gizi yang baik. Sebaiknya hindari
makansn junk food.
c. Kepribadian
Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara
berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap
individu.
d. Konsep diri
Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas
untuk menggambarkan konsep diri konsumen dengan image
mereka. Bagaimana individu memandang dirinya akan
mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai
inti dari pola kepribadian aakan menentukan perilaku individu
dalam menghadapi permasalahan hidupnya.
e. Motif
Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk
merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan
beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap
kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya
hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
f. Persepsi
Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang memilih,
mengatur, dan menginterprestasikan informasi untuk membentuk
suatu gambar yang berarti mengenai dunia.
c. Alkohol
Alkohol merupakan suatu senyawa kimia yang mengandung
gugus OH. Alkohol dalam masyarakat umum mengacu kepada
etanol atau grain alkohol. Etanol dapat dibuat dari fermentasi
buah atau gandum dengan ragi. Akibat penggunaan alkohol dapat
muncul masalah kesehatan lainnya seperti gangguan hati, gagal
ginjal, hingga ketergantungan terhadap alkohol (Hariyanto &
Totok, 2012). Penyalahgunaan alkohol atau alkoholisme memiliki
efek yang merusak pada organ tubuh. Konsumsi alkohol lebih
dari 4 gelas anggur per hari (atau lebih dari 2 botol bir sehari)
dapat menyebabkan hati dan ginjal bekerja terlalu keras untuk
membersihkan sistem tubuh. Konsumsi dalam waktu jangka
Panjang dapat menyebabkan gagal hati atau gagal ginjal.
BAB III
Keterangan ;
Variabel mempunyai karakteristik yang ada pada populasi antara orang satu
dengan yang lainnya. Variabel penelitian menurut Sugiyono (2017) yaitu
atribut seseorang atau obyek yang memiliki variasi antara satu obyek
dengan yang lainnya. Variabel ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi terkait hal tersebut.
BAB IV
METODE PENELITIAN
GAYA HIDUP
PADA USIA PASIEN CKD
PRODUKTIF
4.4.2 Sampel
Sampel adalah sebuah gugus atau sejumlah tertentu anggota himpunan
yang dipilih dengan cara tertentu agar dapat mewakili populasi
sebanyak 60 orang.
4.7.2 Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variable berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010). Teknik
dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis.
b. Analisis Bivariat
Variabel independen dan variable dependen. Uji yang digunakan adalah
uji statistik Chi-Square (X2) dengan derajat kemaknaan 95%. Bila nilai
p>0,05, berarti hasil perhitungan statistic tidak bermakna (signifikan)
dan nilai p<0,05, berarti hasil perhitungan statistic bermakna.
Dilakukan untuk melihat kemaknaan hubungan antara Analisis
dilakukan untuk melihat Hubungan Gaya Hidup Pada Usia Produktif
terhadap Pasien CKD di Ruang HD RSUD Budhi Asih Jakarta Timur.
Hormat saya,
Nurlaela
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Alamat :
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sukarela dan tanpa paksaan
dari pihak manapun,untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
(Responden)
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
I. Petunjuk Pengisian:
a. Bacalah dengan teliti setiap penyataan yang telah disiapkan.
b. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
jawaban anda.
c. Dalam kuesioner ini tidak terdapat penilaian benar atau salah, sehingga
tidak terdapat jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban dianggap
benar jika anda memberikan jawaban sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
d. Jika terdapat pernyataan yang tidak dimengerti dapat menanyakan pada
pihak kami.