Anda di halaman 1dari 112

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PADA


PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK)
: LITERATURE REVIEW TAHUN 2021

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai


Gelar Sarjana Keperawatan

RIFAL SEPTIAN
191FK05040

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Hubungan Dukungan Keluarga dengan Interdialytic Weight Gain


(IDWG) pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) : Literature
Review
Nama : Rifal Septian
NIM : 191FK05040

Telah Disetujui Untuk Diajukan Pada Sidang Akhir


Pada Program Studi Sarjana Keperawatan dan Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung
Bandung, Juli 2021
Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Sriwulan Megawati, S.Kep., Ners., M.Kep Rizki Muliani, S.Kep., Ners., MM

Program Studi Sarjana Keperawatan dan Ners


Ketua,

Lia Nurlianawati, S.Kep., Ners., M.Kep

ii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL :HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN PADA PASIEN PENYAKIT
GINJAL KRONIK : LITERATURE REVIEW
NAMA : RIFAL SEPTIAN
NIM : 191FK05040

Skripsi ini telah di pertahankan dan telah di perbaiki sesuai dengan masukan dewan
Penguji Skripsi Program studi Sarjana Keperawatan dan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana
Pada Tanggal,

Mengesahkan
Program Studi Sarjana Keperawatan dan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana

Penguji I Penguji II

Nur Intan H.K.H.,S.Kep.,Ners,M.Kep Lia Nurlianawati, S.Kep.,Ners,M.Kep

Fakultas Keperawatan
Dekan

R.Siti Jundiah, S.Kp.,M.Kep

iii
PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan Bahwa:

a. Penelitian saya, dalam skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan

untuk mendapatkan gelar akademik (S.Kep), baik dari Falkutas

Keperawatan Universitas Bhakti Kencana maupun di Perguruan Tinggi

lain.

b. Penelitian dalam Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian

saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan tim pembimbing

c. Dalam peneliti ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan Sebagai acuan dalam naskah pengarang dan dicantumkan

dalam daftar Pustaka

d. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini

maka saya menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

di peroleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang

berlaku di Universitas Bhakti Kencana.

Bandung, Juli 2021


Yang Membuat Pernyataan
(Materai Rp. 10,000)

Rifal Septian
Nim: 191FK05040

iv
ABSTRAK
Penelitian dilakukan karena kasus komplikasi atau dampak dari PGK sangatlah
banyak dan bisa mengancam jiwa, masalah yang sering dihadapi oleh orang
dengan penyakit ginjal kronik terutama yang menjalani yang Hemodialisa yaitu
Interdialytic Weight Gain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Interdialytic Weight Gain pada Pasien
Penyakit Ginjal Kronik. Metode dalam penelitian yang digunakan yaitu Literature
Review. Sampel menngunakan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi sehingga didapatkan sampel 5 jurnal yang didapat dari
Google Scholar, Portal Garuda, dan Pubmed dari 237 populasi. Jurnal yang
dipakai yaitu jurnal yamg memiliki skor JIB diatas 50%. Hasil penelitian
didapatkan 3 jurnal yang menyatakan tidak adanya hubungan dukungan keluarga
dengan interdialytic weight gain dan 2 jurnal menyatakan adanya Hubungan
dukungan keluarga dengan IDWG. Analisa yang diapat dukungan keluarga akan
lebih efektif diberikan kepada pasien baru yang mengalami PGK. Saran kepada
peneliti selanjutnya untuk meneliti Hubungan intake cairan dengan IDWG pada
pasien PGK.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Interdialytic Weight Gain, Penyakit


Ginjal Kronik
Daftar Pustaka : Buku 1 (2018)
Jurnal 10 (2011-2020)
Website 3 (2018-2020)

v
ABSTRACT
The study was conducted because cases of complications or the impact of CKD
are numerous and can be life-threatening, a problem that is often faced by people
with chronic kidney disease, especially those undergoing hemodialysis, namely
Interdialytic Weight Gain. The purpose of this study was to determine the
relationship between family support and interdialytic weight gain in patients with
chronic kidney disease. The research method used is Literature Review. The
sample used purposive sampling technique according to the inclusion and
exclusion criteria so that a sample of 5 journals was obtained from Google
Scholar, Portal Garuda, and Pubmed from 237 populations. The journals used
are journals that have a JIB score above 50%. The results showed that 3 journals
stated that there was no relationship between family support and interdialytic
weight gain and 2 journals stated that there was a relationship between family
support and IDWG. The analysis obtained by family support will be more
effectively given to new patients who experience CKD. Suggestions to further
researchers to examine the relationship between fluid intake and IDWG in CKD
patients.

Keywords : Family support, Interdialytic Weight Gain, Chronic kidney


disease
Bibliography : Book 2 (2013,2018)
Journal 10 (2011-2020)
Website 3 (2018-2020)

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini, dengan

judul “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Interdialtytic Weight Gain (IDWG)

pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) : Literature Review”. Dibuat dalam

rangka tugas akhir pada Fakultas keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Bhakti Kencana.

Dengan segala keterbatasan dan kemampuan, penulis menyadari bahwa

skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan, dorongan dan bimbingan dari

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

Yth :

1. H. Mulyana, SH, M.Pd, MH.Kes, selaku Ketua Yayasan Adhi Guna Kencana

Bandung.

2. Dr. Entris Sutrisno, M.HKes., Apt selaku Rektor Universitas Bhakti Kencana

3. Siti Jundiah,S.Kp.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Keperawatan

4. Lia Nurlianawati, S.Kep., Ners., M.Kep sebagai kaprodi Prodi S-1

Keperawatan

5. Sriwulan Megawati, S.Kep., Ners., M.Kep pembimbing Pertama, terima

kasih atas bimbingan, ilmu dan dorongan yang telah diberikan.

6. Rizki Muliani, S.Kep., Ners., MM pembimbing Kedua, terima kasih atas

bimbingan, ilmu dan dorongan yang telah diberikan.

vii
7. Yuyun Sarinengsih, M. kep selaku wali dosen kelas Ilmu Keperawatan.

8. Staf dosen dan administrasi Fakultas Keperawatan Universita Bhakti

Kencana Bhakti Kencana.

9. Keluarga tercintaku Ayahanda dan Ibunda serta saudara-saudaraku yang

telah mengorbankan segalanya serta selalu mendukung kepada penulis untuk

menuju kesuksesan.

10. Teman-teman seperjuangan yang telah berpulang mendahului kita.

11. Sahabat-sahabatku satu angkatan yang tidak bisa saya ucapkan satu

persatu terima kasih atas do’a dan suportnya.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini kurang dari sempurna, untuk itu kami

sangat mengharapkan segala kritik serta saran yang sifatnya membangun guna

penyusunan dan penulisan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Bandung, Juli 2021

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................. Ii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................. iii
PERNYATAAN................................................................................ iv
ABSTRAK........................................................................................ v
KATA PENGANTAR...................................................................... Vii
DAFTAR ISI..................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................ xi
DAFTAR BAGAN........................................................................... Xii
LAMPIRAN......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................ 9
1.3 TUJUAN PENELITIAN................................................. 9
1.4 MANFAAT PENELITIAN............................................. 9
1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN................................ 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN PUSTAKA....................................................... 11
2.2 PENYAKIT GINJAL KRONIK..................................... 12
2.3 KONSEP KESEIMBANGAN CAIRAN DAN 22

ELEKTROLIT...............................................................
2.4 INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG)................ 25
2.5 KONSEP DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA........... 30
2.6 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN 37

INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN.............................


2.7 KERANGKA TEORI...................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN....................................... 41
3.2 VARIABEL PENELITIAN............................................ 41
3.3 POPULASI DAN SAMPEL........................................... 42
3.4 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN............................. 44
3.5 ETIKA PENELITIAN.................................................... 44
BAB IV DESAIN PENELITIAN
4.1 PROSEDUR PENGUMPULAN DATA............................. 46
4.2 ANALISA DATA................................................................ 49
BAB V HASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 HASIL PENELITIAN......................................................... 54

ix
5.2 PEMBAHASAN.................................................................. 65
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 78

KESIMPULAN....................................................................
6.2 SARAN................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 80

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Penyakit ginjal kronik atas dasar derajat

penyakit.............................................................................. 13
Tabel 2.2 Kisaran Hubungan Cairan Harian Orang Dewasa......... 22
Tabel 2.3 Klasifikasi Kenaikan Berat Badan........................................ 24
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian................................................... 55
Tabel 5.1 Martiks Artikel Tentang Hubungan Dukungan Keluarga

dengan Interdialytic Weight Gain Pada Pasien Penyakit

Ginjal Kronik...................................................................... 56

xi
DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 2.1 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan IDWG pada Pasien

PGK..................................................................................... 39
Bagan 4.1 Hubungan Dukungan Keluarga dengan IDWG pada pasien

PGK : Literature Review.................................................... 51

xii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Bimbingan

2. Lampiran JBI

3. Penilaian JBI

4. Pernyataan

5. Pengecekan Plagiat

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isu tentang0permasalahan kesehatan merupakan salah satu dari 17 tujuan

pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goal) atau SDGs,

yang merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari Tujuan Pembangunan

Milenium atau MDGs yang telah selesai pada tahun 2015. Satu diantara 17

tujuan SDGs tentang0kesehatan yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang di semua0usia (Sustainable

Development, 2016).

Salah satu tujuan SDGs yang terkait dengan menjamin kehidupan yang

sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua di semua usia, ada banyak

target yang harus dicapai hingga tahun 2030 yang akan datang,

diantaranya0penurunan AKI, AKBa, AKN, pengendalian HIV/AIDS, TB,

Malaria, akses0kesehatan reproduksi, kematian akibat PTM (Pemyakit Tidak

Menular), penyalahgunaan narkotik dan alkohol, kecelakaan lalu lintas,

Universal Health Coverage, kontaminasi dan0polusi (air, udara, tanah),

penanganan krisis dan kegawat daruratan (Sustainable Development, 2016).

Secara global, Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab

paling utama dari kematian, yaitu sebanyak 38 juta (68%) dari 56 juta

kematian0terjadi pada tahun 2018. Kematian akibat Penyakit Tidak Menular

(PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh penjuru dunia,

1
2

peningkatan paling besar akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin

(WHO, 2018). Penyakit Tidak Menular banyak sekali contohnya yaitu salah

satunya adalah penyakit ginjal kronik, penyakit ginjal kronik memiliki angka

kesakitan yang cukup tinggi dan memiliki banyak sekali dampak yang sangat

buruk terhadap tubuh disamping dampak terhadap tubuh komplikasi yang

diakibatkan oleh penyakit ginjal kronik juga banyak sekali macamnya yang

tidak bisa di nilai kecil bahkan akibat komplikasi dari penyakit ginjal kronik

bisa mengakibatkan kematian bagi penderita penyakit ginjal kronik (Irwan,

2016).

Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan yang

signifikan dan terus berkembang. Kejadian penderita penyakit ginjal0kronis

menurut data yang didapatkan dari WHO (World Health Organization) pada

tahun 2018 dengan prevalensi sekitar 16,1% dari0penduduk dunia.

Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi kejadian PGK di Indonesia

sebanyak 3,8% dari 269,6 juta jiwa dan Jawa0Barat dengan prevalensi

sebanyak 4,9% dari 48,68 juta jiwa dan prevalensi di Bandung0menurut

Dokter di Jawa Barat mencapai 0,6% (Riskesdas, 2018).

Kerusakan fungsi ginjal yang progesif dan tidak dapat kembali pulih

mengakibatkan kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan

metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga

menyebabkan uremia berupa retensi ureum dan sampah nitrogen lain dalam

darah (Harmillah, 2020). Fungsi ginjal yang menurun menyebabkan

perubahan dalam tubuh seperti hiperkalemia, hipertensi, hipervolemia,


3

perikarditis, efusi pericardial, tamponade jantung, anemia, penyakit

tulang0serta kalsifikasi metastatic, dll (Brunner & Suddarth, 2014).

Menurut penelitian Khan and Mallhi (2016), dari 312 pasien gagal ginjal

kronik yang mengalami hipervolemia sebanyak 135 pasien (43,4%) angka

tersebut menunjukan cukup tingginya angka kejadian hipervolemia .

Hipervolemia atau yang biasa disebut kelebihan volume0cairan ekstraselular

dapat0terjadi jika natrium dan air tertahan dengan proporsi0yang lebih

kurang0sama. Kelebihan volume cairan selalu terjadi sekunder akibat naiknya

kadar natrium tubuh total yang akan menyebabkan terjadinya retensi air, di

mana retensi natrium0dan air pada penyakit ginjal kronik terjadi karena

penurunan jumlah nefron yang menyebabkan laju filtrasi glomerulus (GFR)

menurun (Khan & Mallhi, 2016).

Retensi air yang secara berlebihan di dalam tubuh dapat mengakibatkan

gagal jantung0kongestif, edema paru, efusi0pericardium, dan efusi pleura.

Adapun manifestasi klinik atau tanda dan gejala dari kelebihan volume cairan

yaitu edema0anasarka atau edema perifer, jugular venous pressure (JVP) dan

atau central venous pressure (CVP) meningkat, refleks hepatojugular positif,

berat0badan meningkat dalam waktu singkat (Mubarak, 2015).

Menurut Istanti (2014) menjelaskan bahwa kejadian peningkatan berat

bedan dalam waktu singkat yang mengakibatkan IDWG yang berlebihan

antara 10% sampai dengan 60%, dengan prevalensi kejadian berada pada

rentang 30% sampai dengan 74%. IDWG merupakan faktor risiko utama

morbiditas dan mortalitas pada pasien hemodialisis (Kim et al, 2017),


4

Interdialytic Weight Gain (IDWG) merupakan peningkatan volume cairan

yang dimanifestasikan dengan peningkatan berat badan0sebagai acuan untuk

mengetahui0jumlah cairan yang masuk selama periode0interdialitik. IDWG

yang dapat ditoleransi oleh tubuh adalah tidak lebih0dari 3% dari

berat0kering (Neumann, 2013).

Komplikasi0yang terjadi pada IDWG sangat membahayakan pasien

kerena pada waktu periode interdialitik0pasien berada di rumah tanpa adanya

pengawasan dari petugas kesehatan. Sebanyak 60%-80% pasien0meninggal

akibat kelebihan intake cairan dan makanan0pada periode interdialitik.

Adanya kelebihan cairan yang0melebihi batas IDWG dapat dimanifestasikan

dengan tekanan darah0meningkat, nadi0meningkat, dispnea, rales basah,

batuk, edema. IDWG yang berlebihan0pada pasien dapat menimbulkan

berbagai masalah, diantaranya hipertensi yang semakin tinggi,

gangguan0fungsi fisik, sesak nafas, edema pulmonal yang dapat

meningkatkan kemungkinan0terjadinya kegawatdaruratan hemodialisis,

meningkatkan resiko dilatasi, hipertropi ventrikuler dan gagal jantung (Istanti,

2011).

Hasil penelitian Wijayanti, Isroin & Purwanti (2017) menunjukkan

52,63% responden berperilaku0buruk dalam mengontrol0cairan tubuh, dan

47,36% responden berperilaku baik dalam mengontrol0cairan tubuh. Asupan

cairan0merupakan faktor yang berkontribusi secara signifikan0terhadap

IDWG. IDWG lebih dari 2.5 kg menyatakan menurunnya kepatuhan pasien

terhadap asupan cairan. IDWG berada dalam kisaran 2,5% sampai 3,5% dari
5

berat badan kering untuk mengurangi resiko kardiovaskular dan juga untuk

mempertahankan0status gizi yang baik. Asupan yang bebas dapat

menyebabkan beban sirkulasi menjadi tinggi, dan edema, sedangkan asupan

yang terlalu rendah mengakibatkan0dehidrasi, hipotensi, dan gangguan fungsi

ginjal (Wijayanti dkk, 2017).

Dalam0pembatasan cairan pada pasien penyakit ginjal kronik dapat

dipengaruhi oleh faktor0dari pasien itu sendiri (internal) dan faktor dari luar

(eksternal). Faktor internal0meliputi umur, jenis0kelamin, stress pasien, self

efficacy (kepercayaan diri), rasa0haus, intake cairan pasien, sedangkan faktor

eksternal atau faktor yang mempengaruhi pasien yang berasal dari luar

seperti0faktor fisik, psikososial, dukungan sosial atau keluarga (Istanti, 2014).

Menurut penelitian sebelumnya oleh Irma (2017) tentang Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Nilai Interdialytic Weight Gain Pasien Hemodialisa di

RSUD Bantul, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, stres

pasien, dan self eficacy dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG) dengan

nilai p value > 0,05. Dan kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut

adalah faktor internal seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, stres

pasien, dan self eficacy tidak mempengaruhi nilai IDWG pasien Hemodialisa

di Unit Hemodialisa di RSUD Bantul. Faktor internal atau faktor yang berasal

dari dalam diri pasien itu sendiri pada dasarnya adalah kodrat yang

dianugrahkan oleh Allah SWT dan pada dasarnya itu sulit sekali dirubah,

sedangkan untuk faktor dari luar atau faktor eksternal seperti0faktor fisik,
6

psikososial, dukungan sosial atau keluarga bisa dipengaruhi oleh stimulasi

atau bisa dipengaruhi dan bisa merubah sikap pasien tersebut (Irma, 2017).

Faktor yang penting dalam IDWG pada pasien Hemodialisa yaitu

dukungan ekternal atau lebih tepatnya dukungan sosial atau0keluarga.

Dukungan sosial dapat berkontribusi terhadap individu untuk beradaptasi

dengan segala0situasi dan peristiwa yang berkaitan dengan kondisi0fisik

maupun kondisi psikologis yang tidak signifkan (Puspita, 2013). Dukungan

Keluarga dapat berupa sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap

penderita yang sakit, dukungan keluarga pada pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisa terdiri dari dukungan emosional, dukungan

instrumental, dukungan informasional, dukungan penilaian atau penghargaan.

Apabila dukungan semacam ini tidak ada, maka keberhasilan penyembuhan

sangat berkurang (Nurcahyati, 2011).

Dukungan sosial akan lebih berarti bagi seseorang apabila diberikan

oleh orang-orang0yang memiliki hubungan yang signifikan dengan individu

yang bersangkutan dengan kata lain, dukungan tersebut diperoleh dari orang

terdekat atau keluarga seperti orang tua, pasangan (suami atau istri) anak, dan

kerabat0keluarga lainnya, dimana diharapkan adanya dukungan dari0keluarga

membuat pasien PGK lebih tahan terhadap pengaruh psikologis dari stresor

lingkungan dari pada individu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga

(Puspita,)2013).

Menurut Friedman (2013) dukungan0keluarga adalah proses yang

terjadi0terus menerus di sepanjang0masa kehidupan)manusia. Dukungan


7

keluarga0berfokus pada interaksi0yang berlangsung0dalam0berbagai

hubungan sosial sebagaimana yang0dievaluasi oleh0individu. Dukungan

keluarga adalah sikap, tindakan dan0penerimaan keluarga terhadap

anggotanya. Anggota keluarga0memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu0memberikan pertolongan dan bantuan apabila diperlukan

(Friedman, 2013).

Menurut Mailani & Andriani (2017), keluarga mempunyai peranan

penting dalam memantau masukan makanan dan minuman pasien agar sesuai

dengan0ketentuan0diet. Kurangnya dukungan keluarga terhadap pasien akan

sangat berpengaruh0terhadap kepatuhan diet pasien, sehingga hal tersebut

akan sangat berdampak0terhadap kesehatan dan dapat berakibat buruk

terhadap kondisi0pasien. Hal tersebut0didukung oleh penelitian yang

dilakukan0oleh Saraswati (2019), Dukungan Keluarga yang baik berbanding

lurus dengan0hasil IDWG pasien mengalami peningkatan0dalam batas

normal, dengan demikian0dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara

dukungan keluarga terhadap tingkat kepatuhan0pembatasan diet peningkatan

IDWG0pada pasien chronic kidney disease (Saraswati, 2019). Menurut

penelitian Istanti (2011) tentang Faktor-Faktor yang Berkontribusi terhadap

Interdialytic Weight Gain pada Pasien Chronic Kidney Diseases yang

menjalani terapi Hemodialisa, didapatkan hasil0rata-rata dukungan keluarga

dan sosial yang diterima responden termasuk kategori cukup tinggi.

Menurut penelitian sebelumnya Gandis (2018) yang berjudul tentang

Hubungan iDukngan iKeluarga idan iMotivasi iPasien idengan iPerubahan


8

IDWG iPada iPasien iCKD iyang iMenjalani iTerapi iHD idi iRSUD iBangil

penelitian ini menyatakan bahwainilai isignifikansi iberturut-turut ivariabel

dukungan ikeluarga idan imotivasi ipasien isebesar i0,004, idan i0,000 iyang

lebih kecil idari ialpha i(0,05), isehingga idapat idisimpulkan ibahwa iada

hubungan yang signifikan iantara idukungan ikeluarga idan imotivasi ipasien

dengan iperubahan IDWG iCKD (Gandis, 2018), berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Sunarni (2019) tentang Hubungan iDukungan iKeluarga

dengan iInterdialytic iWeight iGain i(IDWG) ipada iPasien iGagal iGinjal

Kronis idi iUnit iHemodialisis iRSUD iBoyolali menyatakan bahwa tidaka

adanya hubungan yang signifikan antara hubungan dukungan keluarga

dengan Interdialytic Weight Gain pada pasien penyakit ginjal kronik dengan

hasil value 0,785 (Sunarni, 2019) dengan hasil diatas bisa disimpulkan bahwa

penelitian tentang Hubungan Dukungan Keluarga dengan Interdialytic

Weight Gain hasil yang didapat masih terdapat perbedaan hasil antara peneliti

satu dan yang lainnya dengan adanya hal ini diperlukannya analisa mengenai

jurnal-jurnal penelitian mengenai Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Interdialytic Weight Gain.

Melihat fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

“Literature Review : Hubungan dukungan keluarga dengan Interdialytic

Weight Gain (IDWG) pada pasien penyakit ginjal kronis (PGK)”.


9

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar0belakang di atas, maka yang0menjadi rumusan masalah

pada0penelitian ini0adalah Bagaimana hubungan0dukungan keluarga dengan

Interdialytic Weight Gain (IDWG) pada pasien penyakit ginjal kronik

(PGK)?.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui0Hubungan Dukungan Keluarga0dengan Interdialytic

Weight Gain (IDWG) pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK).

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menambah referensi atau

masukan bagi ilmu keperawatan serta dapat menjadi kajian ilmu

keperawatan.

1.4.2 Manfaat praktis

a. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan

ilmu keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan mengenai

masalah dukungan keluarga pada pasien hemodialisis.


10

b. Bagi Peneliti Lain

Untuk menambah referensi, acuan dan pengetahuan tentang

Hubungan Dukungan Keluarga dengan IDWG.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berjudul Literature Review Hubungan Dukungan Keluarga

dengan IDWG pada pasien PGK yang menjadi ruang lingkup pada Mata

Kuliah KMB (Keperawatan Medikal Bedah), menggunakan metode

penelitian Literature Review dengan tenik pengambilan sampel purposive

sampling. Populasi dari penelitian ini adalah semua jurnal yang ada di Google

Scholar, Portal Garuda, dan Pubmed, sampelnya yaitu jurnal yang memenuhi

kriteria inklusi dan eklusi. Penelitian ini dilakukan pada April-Agustus 2021.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Peneliti mengambil teori-teori dari penelitian sebelumnya yaitu oleh

Saraswati (2019) dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Pembatasan Cairan Pada Pasien CKD yang Menjalani Hemodialisa,

menggunakan metode deskriptif korelasional dengan rancangan cross

sectional. Jumlah sample dalam penelitian ini sebanyak 69 responden yang

diambil menggunakan teknik sampling non probality dengan consecutive

sampling. Adapun hasilnya didapatkan ada hubungan yang bermakna antara

dukungan keluarga dengan kepatuhan pembatasan cairan (Saraswati, 2019).

Penelitian Wijaya (2019) dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga,

Tingkat Pendidikan, Usia dengn Kepatuhan Pembatasan Cairan Pada Klien

ESRD yang Menjalani Terapi, menggunakan metode penelitian kuantitatif

dengan jenis penelitian observasional desain cross sectional. Sampel dalam

penelitian ini berjumlah 108 yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil analisis

terbukti adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan nilai (p value =

0, 000) terhadap kepatuhan klien hemodialisa dalam melakukan pembatasan

asupan cairan, sedangkan variabel tingkat pendidikan (p value = 0,762) tidak

ada hubungan antara kepatuhan klien yang melakukan tindakan hemodialisa

dalam melakukan pembatasan asupan cairan, sementara untuk variabel usia (p

value = 0,728) juga tidak ada hubungan antara kepatuhan klien yang

11
12

mendapatkan tindakan hemodialisa dalam melakukan pembatasan asupan

cairan (Wijaya, 2019).

Penelitian Nofrida (2018) yang memiliki judul Hubungan Dukungan

Keluarga Dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG) pada Pasien

Hemodialisa, metode penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif

design cross sectional, Populasi dalam penelitia ini adalah pasien Gagal

Ginjal Kronik yang menjalani yang berjumlah 84 orang.Sampel dalam

penelitain ini sebanyak 50 responden yang diambil secara total sampling

sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil analisis data secara statistik menunjukan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

nilai interdialytic weight gain (IDWG) pada pasien hemodialisa dengan nilai

p-value 0,001.(Nofrida, 2018).

2.2 Penyakit Ginjal Kronik

2.2.1 Definisi Penyakit Ginjal Kronik (PGK)

Penyakit ginjal kronik merupakan kondisi saat fungsi ginjal mulai

menurun secara bertahap, di mana kemampuan tubuh gagal untuk

mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan

elektrolit sehingga menyebabkan uremia berupa retensi ureum dan

sampah nitrogen lain dalam darah (Harmillah, 2020).

Penyakit ginjal kronik merupakan suatu keadaan klinis yang

ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel pada suatu


13

derajat di mana memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa

dialisis atau transplantasi ginjal (Rahman dkk, 2013).

Penyakit ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang

progresif dan tidak dapat pulih kembali, di mana tubuh tidak mampu

memelihara metabolisme dan gagal memelihara keseimbangan cairan

dan elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum (Desfrimadona,

2016).

Jadi definisi yang bisa disimpulkan oleh penulis, penyakit ginjal

kronik adalah suatu keadaan di mana fungsi ginjal telah menurun atau

tidak dapat berfungsi dengan maksimal, sehingga tubuh tidak bisa

menyeimbangkan cairan dan elektrolit dalam tubuh.

2.2.2 Etiologi

Menurut Suharyanto (2009) dalam Rahma (2017), klasifikasi

penyebab penyakit ginjal kronik adalah sebagai berikut :

1) Penyakit infeksi tubulointerstisial : pielonefritis kronik atau refluks

nefropati.

2) Penyakit peradangan : Glomerulonefritis

3) Penyakit vaskuler hipertensif : nefrosklerosiss benigna,

nefrosklerosis maligna, sterosis arterina renalis

4) Gangguan jaringan ikat : Lupus eritematosus sistemik, poliarteritis

nodusa, sklerosis sistemik progresif

5) Gangguan congenital dan herediter : penyakit ginjal polikistik,

asidosis tubulus ginjal.


14

6) Penyakit metabolic : diabetes milletus, gout, hiperparatiroidisme,

amiloidosis

7) Nefropati toksik : penyalahgunaan analgesik, nefropati timah

2.2.3 Stadium Penyakit Ginjal Kronik

Tingkatan stadium gagal ginjal ditentukan berdasarkan angka GFR

(Glomerular Filtration Rate). GFR menandai efisiensi fungsi ginjal

dalam menyaring darah (Reosli, 2012). Berikut beberapa stadium gagal

ginjal yang perlu diketahui.

Tabel 2.1 Klasifikasi Penyakit ginjal kronik atas dasar derajat


penyakit
Derajat Penjelasan LFG
(ml/mn/1.73m2)
1 Kerusakan ginjal dengan LFG  90
normal atau meningkat
2 Kerusakan ginjal dengan LFG 60-89
menurun ringan
3 Kerusakan ginjal dengan LFG 30-59
menurun sedang
4 Kerusakan ginjal dengan LFG 15-29
menurun berat
5 Gagal ginjal < 15 atau dialysis

1) Gagal Ginjal Stadium 1

Tingkatan gagal ginjal yang paling ringan adalah stadium 1.

Stadium gagal ginjal pertama ini ditunjukkan dengan angka 90 atau

lebih. Kerusakan ginjal pada stadium 1 ini masih belum parah,

namun fungsi ginjal sudah mulai menurun. Orang yang sudah

didiagnosis mengalami gagal ginjal stadium 1 sudah membutuhkan

pengobatan. Pengobatan diperlukan untuk memperlambat


15

perkembangan penyakit gagal ginjal kronis dan juga mengurangi

risiko penyakit kardiovaskular. Karena orang yang terserang gagal

ginjal juga memiliki risiko untuk terserang penyakit kardiovaskular

seperti gangguan jantung dan pembuluh darah (Reosli, 2012).

2) Gagal Ginjal Stadium 2

Tingkatan stadium gagal ginjal yang kedua ditunjukkan dengan

angka GFR antara 60 hingga 89. Pada stadium ini fungsi ginjal

sudah semakin menurun sehingga pengobatan gagal ginjal tetap

perlu dilaksanakan. Pengobatan juga bertujuan untuk memperlambat

perkembangan penyakit gagal ginjal dan mengurangi risiko penyakit

kardiovaskular. Selain itu juga untuk mengurangi gejala gagal ginjal

yang mungkin sudah mulai muncul (Reosli, 2012).

3) Gagal Ginjal Stadium 3

Penurunan fungsi ginjal yang sampai pada stadium 3 ditandai

dengan angka GFR yang mencapai 30 hingga 59. Pada stadium ini

beberapa gejala Gagal Ginjal Kronis sudah mulai nampak seperti

anemia dan permasalahan yang berkaitan dengan masalah tulang.

Sehingga pengobatan tetap diperlukan bahkan semakin diperlukan

pada stadium ini agar dapat meringankan berbagai gejala yang

muncul (Reosli, 2012).

4) Gagal Ginjal Stadium 4

Tingkatan stadium gagal ginjal keempat ditandai dengan GFR

yang mencapai angka 15 hingga 29. Pengobatan untuk gagal ginjal


16

ini perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi maupun mengatasi

komplikasi yang muncul. Pasien dengan gagal ginjal stadium 4 juga

perlu untuk mematuhi segala petunjuk dokter yang bersangkutan

(Reosli, 2012).

5) Gagal Ginjal Stadium 5

Gagal Ginjal Stadium 5 adalah yang paling parah, yaitu fungsi

ginjal hanya tinggal angka 15 ke bawah. Ginjal sudah tidak mampu

lagi bekerja dengan baik. Transplantasi ginjal perlu untuk dilakukan

pada stadium ini. Sementara itu, cuci darah juga perlu untuk

dilakukan secara rutin sesuai jadwal (Reosli, 2012).

2.2.4 Manifestasi klinis Penyakit Ginjal Kronik

Manifestasi klinik menurut Smelzer&Bere (2002) dalam Rahma

(2017) dapat dilihat dari berbagai fungsi system tubuh yaitu :.

1) Manifestasi kardiovaskuler : hipertensi, pitting edema, edema

periorbital, friction rub pericardial, pembesaran vena leher, gagal

jantung kongestif, perikarditis, disritmia, kardiomiopati, efusi

pericardial, temponade pericardial.

2) Gejala dermatologis/system integumen : gatal-gatal hebat (pruritus),

warna kulit abu-abu, mengkilat dan hiperpigmentasi, serangan

uremik tidak umum karena pengobatan dini dan agresif, kulit kering,

bersisik, ecimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar,

memar (purpura).

3) Manifestasi pada pulmoner : krekels, edema pulmoner, sputum


17

kental dan liat, nafas dangkal, pernapasan kusmaul, pneumonitis

4) Gejala gastrointestinal : nafas berbau ammonia, ulserasi dan

perdarahan pada mulut, anoreksia, mual, muntah dan cegukan,

penurunan aliran saliva, haus, rasa kecap logam dalam mulut,

kehilangan kemampuan penghidu dan pengecap, parotitis dan

stomatitis, peritonitis, konstipasi dan diare, perdarahan dari saluran

gastrointestinal.

5) Perubahan musculoskeletal : kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur

tulang, kulai kaki (foot drop).

6) Manifestasi pada neurologi : kelemahan dan keletihan, konfusi,

disorientasi, kejang, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada

tungkai kaki, perubahan tingkah laku, kedutan otot, tidak mampu

berkonsentrasi, perubahan tingkat kesadaran, neuropati perifer.

7) Manifestasi pada system repoduktif : amenore, atropi testikuler,

impotensi, penurunan libido, kemandulan

8) Manifestasi pada hematologic : anemia, penurunan kualitas

trombosit, masa pembekuan memanjang, peningkatan

kecenderungan perdarahan.

9) Manifestasi pada system imun : penurunan jumlah leukosit,

peningkatan resiko infeksi.

10) Manifestasi pada system urinaria : perubahan frekuensi berkemih,

hematuria, proteinuria, nocturia, aliguria.

11) Manifestasi pada sisitem endokrin : hiperparatiroid dan intoleran


18

glukosa.

12) Manifestasi pada proses metabolic : peningkatan urea dan serum

kreatinin (azotemia), kehilangan sodium sehingga terjadi dehidrasi,

asidosis, hiperkalemia, hipermagnesemia dan hipokalsemia.

13) Fungsi psikologis : perubahan kepribadian dan perilaku serta

gangguan proses kognitif.

2.2.5 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang bisa dilakukan pada pasien penyakit ginjal

kronis yaitu:

1) Terapi Nonfarmakologis

Beberapa yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini

berkembang parah seperti yang dipulikasikan Kidney International

Supplements (2013), antara lain:

a) Pembatasan protein

Dapat menunda kerusakan ginjal. Intake protein yang

dilakukan 0.8g/kg/hari untuk pasien dewasa dengan atau tanpa

diabetes serta LFG 1.3 g/kgBB/hari beresiko memperburuk GGK.

b) Pembatasan Glukosa

Disarankan pemeriksaan hemoglobin A1c (HbA1c) 7.0%

(53mmol/mol) untuk mencegah dan menunda perkembangan

komplikasi mikrovaskuler diabetes pada pasien GGK dengan

diabetes.

c) Hentikan merokok.
19

d) Diet natrium

Diusahakan < 2.4 g per hari.

e) Menjaga berat badan

BMI (Body Mass Index) < 102cm untuk pria, dan < 88cm untuk

wanita.

f) Olahraga

Direkomendasikan melakukan olahraga ringan 30-60 menit seperti

jalan santai, jogging, bersepeda atau berenang selama 4-7 hari tiap

minggu.

2) Terapi Farmakologi

Penatalaksanaan gangguan ginjal kronis menurut Ayu (2011)

adalah:

a. Kontrol tekanan darah

1. Pada pasien dengan gangguan ginjal kronis, harus mengontrol

tekanan darah sistolik < 140 mmHg (dengan target antara 120-

139 mmHg) dan tekanan darah diastolik < 90 mmHg.

2. Pada pasien dengan gangguan ginjal kronis dan diabetes dan

juga pada pasien dengan ACR (Albumin Creatinin Ratio) 70

mg/mmol atau lebih, diharuskan untuk menjaga tekanan darah

sistolik < 130 mmHg (dengan target antara 120-129 mmHg)

dan tekanan darah diastolik < 80 mmHg.

b. Pemilihan agen antihipertensi


20

a) Pemilihan obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor atau

ARBs diberikan kepada pasien gangguan ginjal kronis dan:

1. Diabetes dan nilai Albumin Creatinin Ratio (ACR) 3

mg/mmol atau lebih.

2. Hipertensi dan nilai Albumin Creatinin Ratio (ACR) 30

mg/mmol atau lebih.

3. Nilai Albumin Creatinin Ratio (ACR) 70 mg/mmol atau

lebih (terlepas dari hipertensi atau penyakit kardiovaskular).

a) Jangan memberikan kombinasi ACE Inhibitor atau ARBs

untuk pasien gangguan ginjal kronis.

b) Untuk meningkatkan hasil pengobatan yang optimal,

sebaiknya informasikan kepada pasien tentang pentingnya:

1. Mencapai dosis terapi maksimal yang masih dapat

ditoleransi.

2. Memantau LFG dan konsentrasi serum kalium (potassium)

dalam batas normal.

c) Pada pasien gangguan ginjal kronis, konsentrasi serum kalium

(potassium) dan perkiraan LFG sebelum memulai terapi ACE

inhibitor atau ARBs. Pemeriksaan ini diulang antara 1 sampai

2 minggu setelah memulai penggunaan obat dan setelah

peningkatan dosis.

d) Jangan memberikan/memulai terapi ACE inhibitor atau ARBs,

jika konsentrasi serum kalium (potassium) > 5,0 mmol/liter.


21

Keadaan hiperkalemia menghalangi dimulainya terapi tersebut,

karena menurut hasil penelitian terapi tersebut dapat

mencetuskan hiperkalemia.

e) Obat-obat lain yang digunakan saat terapi ACE inhibitor atau

ARBs yang dapat mencetuskan hiperkalemia (bukan

kontraindikasi), tapi konsentrasi serum kalium (potassium)

harus dijaga.

f) Hentikan terapi tersebut, jika konsentrasi serum kalium

(potassium) meningkat > 6,0 mmoL/liter atau lebih dan obat-

obatan lain yang diketahui dapat meningkatkan hiperkalemia

sudah tidak digunakan lagi.

g) Dosis terapi tidak boleh ditingkatkan, bila batas LFG saat

sebelum terapi kurang dari 25% atau kreatinin plasma

meningkat dari batas awal kurang dari 30%.

c. Hemodialisis

Hemodialisis adalah suatu mesin ginjal buatan, yang terdiri

dari 2 membran semipermiabel, satu sisi berisi darah dan sisi lain

berisi cairan dialisis (Price & Wilson, 2013).

d. Tranplantasi Ginjal

Transplantasi ginjal atau cangkok ginjal adalah terapi yang

paling ideal mengatasi gagal ginjal terminal dan menimbulkan

perasaan sehat seperti orang normal. Transplantasi ginjal

merupakan prosedur menempatkan ginjal yang sehat berasal dari


22

orang lain ke dalam tubuh pasien gagal ginjal. Ginjal yang

dicangkokkan berasal dari dua sumber yaitu donor hidup atau

donor yang baru saja meninggal (Ayu ,2011).

2.3 Konsep Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

2.3.1 Distribusi Cairan Tubuh

Cairan tubuh didistribusikan dalam dua kompartemen yakni cairan

ekstrasel (CES) dan cairan intrasel (CIS). Cairan ekstrasel terdiri dari

cairan interstisial dan cairan intravaskuler. Cairan interstisial mengisi

ruangan yang berada diantara sebagian besar sel tubuh dan menysusun

sejumlah besar lingkungan cairan tubuh. Sekitar 15% berat tubuh

merupakan cairan interstisial. Cairan intravaskular terdiri dari plasma,

bagian cairan limfe yang mengandung air dan tidak berwarna, dan

mengandung suspensi leukosit, eritrosit dan trombosit. Plasma

menyusun 5% berat tubuh. Cairan intrasel adalah cairan di dalam

membran sel yang berisi substansi terlarut atau solute yang penting

untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk metabolisme.

Cairan intrasel membentuk 40% berat tubuh. Komposisi cairan tubuh

diantaranya elektrolit, mineral dan sel (Potter&Perry, 2006 dalam

Rahma, 2017).

2.3.2 Pengaturan Cairan Tubuh

1) Asupan cairan
23

Asupan cairan terutama diatur melalui mekanisme rasa haus.

Pusat pengendalian rasa haus berada di dalam hipotalamus di dalam

otak. Stimulus fisiologis utama terhadap pusat rasa haus adalah

peningkatan konsentrasi plasma dan penurunan volume darah.

Asupan cairan melalui mulut (oral) dimungkinkan jika kondisi

individu sadar. Bayi, klien yang mengalami kerusakan neurologis

atau psikologis, beberapa lansia, tidak dapat merasakan atau

merespon mekanisme rasa haus yang terjadi pada diri mereka.

Akibatnya mereka beresiko mengalami dehidrasi (Potter&Perry,

2006 dalam Rahma, 2017).

2) Haluaran Cairan

Cairan terutama dikeluarkan melalui ginjal dan saluran

gastrointestinal. Menurut Kozier (2010) dalam Rahma (2017) rata-

rata hilangnya cairan setiap hari pada orang dewasa dengan berat

badan 70 kg terangkum dalam tabel berikut.

Tabel 2.2 Kisaran Hubungan Cairan Harian Orang Dewasa

ORGAN ATAU SISTEM JUMLAH (ML)


Urine 1400-1500
Kehilangan yang tidak dirasakan (IWL)
Paru Kulit
Keringat Feses 350-400
350-400
100
100-200
Jumlah total 2300-2600
Sumber : Kozier, 2011.
2.3.3 Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
24

Tipe dasar ketidakseimbangan cairan adalah isotonik dan osmolar.

Kekurangan dan kelebihan isotonik terjadi jika air dan elektrolit

diperoleh atau hilang dalam proporsi yang sama. Sebaliknya,

ketidakseimbangan cairan osmolar adalah kehilangan atau kelebihan air

saja sehingga konsentrasi (osmolalitas) serum dipengaruhi

(Potter&Perry, 2006 dalam Rahma, 2017).

1) Hipovolemia

Hipovolemia adalah defisit volume cairan (fluid volume deficit,

FVD) isotonik yang terjadi apabila tubuh kehilangan air dan

elektrolit dari CES dalam jumlah yang sama. Pada FVD, cairan pada

awalnya keluar dari kompartemen intravaskular. FVD pada

umumnya terjadi akibat kehilangan abnormal melalui kulit, saluran

perncernaan atau ginjal, penurunan asupan cairan, perdarahan atau

pergerakan cairan ke ruang ketiga (Kozier, 2010 dalam Rahma,

2017).

2) Hipervolemia

Hipervolemia merupakan kelebihan volume cairan mengacu

pada perluasan isotonik dari CES yang disebabkan oleh retensi air

dan natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama

di mana mereka secara normal berasa dalam CES. Hal ini selalu

terjadi sesudah ada peningkatan kandungan natrium tubuh total, yang

pada akhirnya menyebabkan peningkatan air tubuh (Smelzer&Bere,

2002 dalam Rahma 2017).


25

2.4 Interdialytic Weight Gain (IDWG)

2.4.1 Definisi

Interdialytic Weight Gain (IDWG) adalah pertambahan berat badan

klien diantara dua waktu dialisis (Perkumpulan Nefrologi Indonesia,

2016).

2.4.2 Klasifikasi

Menurut Neumann (2013) IDWG yang dapat ditoleransi oleh tubuh

adalah tidak lebih dari 3% dari berat kering. Klasifikasi penambahan

berat badan menjadi 3 kelompok, yaitu berat badan ringan, sedang, dan

berat dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 2.3
Klasifikasi Kenaikan Berat Badan
Grafik Prosentase Kenaikan
Ringan 2% <4%
Sedang 5% 4-6%
Berat 8% >6%
(Neumann, 2013)

2.4.3 Pengukuran IDWG

Pengukuran IDWG merupakan indikator kepatuhan pasien terhadap

pengaturan cairan. IDWG diukur berdasarkan dry weight (berat badan

kering) pasien dan juga dari pengukuran kondisi klinis pasien. Berat

badan kering adalah berat badan tanpa kelebihan cairan yang terbentuk

setelah tindakan hemodialisis atau berat terendah yang aman dicapai

pasien setelah dilakukan dialisis (Kallenbach, 2012).

Berat badan pasien ditimbang secara rutin sebelum dan sesudah


26

hemodialisis. IDWG diukur dengan cara menghitung berat badan pasien

setelah (post) HD pada periode hemodialisis pertama (pengukuran I).

Periode hemodialisis kedua, berat badan pasien ditimbang lagi sebelum

(pre) HD (pengukuran II), selanjutnya menghitung selisih antara

pengukuran II dikurangi pengukuran I dibagi pengukuran II dikalikan

100% (Kallenbach, 2012).

2.4.4 Faktor- Faktor yang berpengaruh terhadap IDWG

Berbagai faktor yang mempengaruhi IDWG antara lain faktor dari

pasien itu sendiri internal : Usia, jenis kelamin, pendidikan, self

efficacy, stress, rasa haus dan faktor eksternal: seperti sosial dan

dukungan keluarga dan intake cairan (Istanti, 2014). Faktor-faktor yang

berpengaruh pada kenaikan berat badan interdialitik antara lain :

1) Faktor Eksternal

a) Intake Cairan

Prosentase air di dalam tubuh manusia 60%, di mana ginjal

yang sehat akan mengekskresi dan mereabsorpsi air untuk

menyeimbangkan osmolalitas darah. Sedangkan pada pasien

dengan penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

mengalami kerusakan dalam pembentukan urin sehingga dapat

menyebabkan kelebihan volume cairan dalam tubuh (Smeltzer &

Bare, 2002 dalam Siella, 2017).

b) Dukungan sosial keluarga


27

Tindakan hemodialisis pada pasien PGK dapat menimbulkan

stress bagi pasien. Dukungan keluarga sangat dibutuhkan untuk

pasien. Dukungan keluarga dapat meningkatkan kualitas hidup

pasien dan berhubungan dengan kepatuhan pasien untuk

menjalankan terapi (Sonnier, 2005 dalam Siella, 2017).

2) Faktor Internal

a) Rasa Haus

Pasien PGK meskipun dengan kondisi hipervolemia, sering

mengalami rasa haus yang berlebihan yang merupakan salah satu

stimulus timbulnya sensasi haus. Merespon rasa haus normalnya

adalah dengan minum, tetapi pasien-pasien PGK tidak diijinkan

untuk berespon dengan cara yang normal terhadap rasa haus yang

mereka rasakan. Rasa haus atau keinginan untuk minum

disebabkan oleh berbagai faktor diantaraya masukan sodium,

kadar sodium yang tinggi, penurunan kadar posatium, angiotensin

II, peningkatan urea plasma, urea plasma yang mengalami

peningkatan, hipovolemia post dialisis dan faktor psikologis

(Istanti, 2011)

b) Self Efficacy

Self Efficacy yaitu kekuatan yang berasal dari seseorang yang

bisa mengeluarkan energi positif melalui kognitif, motivasional,

afektif dan proses seleksi. Self Efficacy dapat mempengaruhi rasa

percaya diri pasien dalam menjalani terapinya (hemodialisis). Self


28

Efficacy yang tinggi dibutuhkan untuk memunculkan motivasi

dari dalam diri agar dapat mematuhi terapi dan pengendalian

cairan dengan baik sehingga dapat mencegah peningkatan IDWG

(Istanti, 2011).

c) Stress

Stress dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dan

elektrolit di dalam tubuh. Stress meningkatkan kadar aldosteron

dan glukokortikoid, menyebabkan retensi natrium dan garam.

Respon stress dapat meningkatkan volume cairan akibatnya curah

jantung, tekanan darah, dan perfusi jaringan menurun. Cairan

merupakan salah satu stressor utama yang dialami oleh pasien

yang menjalani hemodialisis (Potter&Perry, 2006 dalam Rahma,

2017).

d) Usia

Peningkatan IDWG dapat terjadi pada semua usia, hal ini

berhubungan dengan kepatuhan dalam pengaturan masukan

cairan. Usia merupakan faktor yang kuat terhadap tingkat

kepatuhan pasien, di mana pasien dengan usia muda mempunyai

tingkat kepatuhan yang rendah dibanding usia yang lebih tua

(Istanti, 2011).

e) Jenis Kelamin

IDWG berhubungan dengan perilaku kepatuhan pasien

dalam menjalani hemodialisis. Baik laki-laki maupun perempuan


29

mempunyai faktor resiko yang sama untuk terjadi peningkatan

IDWG. Selain faktor kepatuhan, air total tubuh laki-laki

membentuk 60% berat badannya, sedangkan air total tubuh dari

perempuan membentuk 50% dari berat badannya. Laki-laki

memiliki komposisi tubuh yang berbeda dengan perempuan di

mana jaringan otot laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan

perempuan yang memiliki lebih banyak jaringan lemak. Lemak

merupakan zat yang bebas air, maka makin sedikitnya lemak

akan mengakibatkan makin tinggi presentase air dari berat badan

seseorang (Price & Wilson, 2006 dalam Rahma, 2017).

f) Tingkat pendidikan

Azwar (2011) menyebutkan bahwa terdapat kaitan antara

tingkat pendidikan terhadap perilaku positif yang menjadi dasar

pengertian atau pemahaman dan perilaku dalam diri seorang

individu. Tingkat pendidikan sering dihubungkan dengan

pengetahuan, di mana seseorang yang berpendidikan tinggi

diasumsikan lebih mudah menyerap informasi sehingga

pemberian asuhan keperawatan dapat disesuaikan dengan tingkat

pendidikan yang mencerminkan tingkat kemampuan pemahaman

dan kemampuan menyerap edukasi self care (Azwar, 2011).

2.5 Konsep Dukungan Keluarga


30

2.5.1 Dukungan Keluarga

1) Pengertian Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan

keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan

dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk

hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan

penerimaan terhadap anggota keluarga sehingga anggota keluarga

merasa ada yang memperhatikan. Orang yang berada dalam

lingkungan sosial yang suportif umumnya memiliki kondisi yang

lebih baik dibandingkan rekannya yang tanpa keuntungan ini,

karena dukungan keluarga dianggap dapat mengurangi atau

menyangga efek kesehatan mental individu (Friedman, 2013).

2) Bentuk dan Fungsi Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga terbagi menjadi bentuk dan fungsi

dukungan keluarga menjadi 4 dimensi yaitu:

a) Dukungan Emosional

Dukungan emosional adalah keluarga sebagai tempat yang

aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu

penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan

emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk

afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan

didengarkan. Dukungan emosional ekspresi empati, perhatian,


31

pemberian semangat, kehangatan pribadi, cinta, atau bantuan

emosional (Friedman, 2013).

b) Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah keluarga merupakan

sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya adalah

dalam hal kebutuhan keuangan, makan, minum, dan istirahat

(Sarafino, 2011).

c) Dukungan Informasional

Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi

sebagai pemberi informasi, di mana keluarga menjelaskan

tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat

digunakan mengungkapkan suatu masalah. Aspek-aspek dalam

dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan

pemberian informasi (Sarafino, 2011).

d) Dukungan Penilaian atau Penghargaan

Dukungan penghargaan atau penilaian adalah keluarga

bertindak membimbing dan menengahi pemecahan masalah,

sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga

diantaranya memberikan support, penghargaan, dan perhatian

(Friedman, 2013).

3) Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga


32

Friedman (2013) juga menyebutkan bahwa faktor yang

mempengaruhi dukungan keluarga adalah kelas sosial ekonomi

meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan dan tingkat pendidikan.

Dalam keluarga kelas menengah, suatu hubungan yang lebih

demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas

bawah, hubungan yang ada lebih otoritas dan otokrasi. Selain itu

orang tua dan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan,

afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua dengan

kelas sosial bawah. Faktor lainnya adalah adalah tingkat

pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan kemungkinan

semakin tinggi dukungan yang diberikan pada keluarga yang sakit

(Friedman, 2013).

4) Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Menurut Andarmoyo (2012) tugas kesehatan keluarga

adalah sebagai berikut:

1) Mengenal masalah kesehatan.

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

5) Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas

kesehatan masyarakat.

2.5.2 Konsep Keluarga


33

1) Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang

tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau

pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,

2013).

Menurut Duvall dalam Harmoko (2012) konsep keluarga

merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap

anggota. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil

dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga

dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan

menempati posisi antara individu dan masyarakat (Harmoko.

2012).

2) Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (2013) fungsi keluarga terbagi atas 5 bagian

yaitu terdiri dari :

a) Fungsi Afektif

Fungsi ini merupakan persepsi keluarga terkait dengan

pemenuhan kebutuhan psikososial sehingga mempersiapkan


34

anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.

b) Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi merupakan proses perkembangan individu

sebagai hasil dari adanya interaksi sosial dan pembelajaran

peran sosial. Fungsi ini melatih agar dapat beradaptasi dengan

kehidupan sosial.

c) Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan

menjaga kelangsungan keluarga.

d) Fungsi Ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan secara

ekonomi dan mengembangkan kemampuan individu dalam

meningkatkan penghasilan.

e) Fungsi0Kesehatan0

Menyediakan0kebutuhan0fisik0makanan, pakaian dan

tempat tinggal

3) Tipe Keluarga

Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai

berikut :

a. Nuclear Family

Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang

tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal

dalam suatu ikatan perkawinan, satu/ keduanya dapat bekerja di


35

luar rumah.

b. Extended Family

Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya

nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan

sebagainya.

c. Reconstitud Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan

kembali suami/istri, tinggal dalam pembentuan satu rumah

dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama

maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat

bekerja di luar rumah.

d. Middle Age/ Aging Couple

Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya

bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena

sekolah/ perkawinan/meniti karier.

e. Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,

keduanya/salah satu bekerja di rumah.

f. Single Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian

pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar

rumah.

g. Dual Carier
36

Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.

h. Commuter Married

Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada

jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu

tertentu.

i. Single Adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak

adanya keinginan untuk menikah.

j. Three Generation

Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

k. Institutional

Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru

panti-panti.

l. Comunal

Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami

dengan anak- anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan

fasilitas.

m. Group Marriage

Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di

dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah

dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.

n. Unmarried parent and child


37

Ibu dan anak dmana perkawinan tidak dikehendaki, anakya

diadopsi.

2.6 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Interdialytic Weight Gain

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sarwati (2019) tentang hubungan

dukungan keluarga dengan kepatuhan pembatasan cairan pada pasien chronic

kidney disease yang menjalani hemodialisa didapatkan hasil adanya

hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pembatasan cairan pada

pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisa dengan nilai p

value = 0,012 dan koefisien korelasi (r) yaitu 0,299. Hasil penelitian ini juga

didukung oleh penelitian Ahrari, Moshki, & Bahrami (2014) yang

menyatakan bahwa dukungan tertinggi yang dirasakan oleh pasien dalam

menjaga kepatuhan pasien dalam pembatasan cairan adalah dukungan

keluarga. Kehadiran seseorang dalam keluarga akan memberikan bantuan

dalam perawatan dan bertukar pendapat dalam mengatasi masalah pada

pasien CKD terkait dengan penyakitnya (Kara, dkk, 2007 dalam Efe &

Kocaöz, 2015). Dukungan keluarga diperlukan karena pasien gagal ginjal

akan mengalami sejumlah perubahan bagi hidupnya sehingga menghilangkan

semangat hidup pasien, diharapkan dengan adanya dukungan keluarga dapat

menunjang kepatuhan pasien (Kartika, 2018).

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2015) berdasarkan

hasil uji korelasi Pearson Product Moment dapat diketahui terdapat hubungan

antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pembatasan cairan pada pasien


38

gagal ginjal kronik dengan terapi hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah

Yogyakarta (Yuliana, 2015). Yang terakhir penelitian yang dilakukan oleh

Wijaya (2019) didapatkan hasil terdapat hubungan dukungan keluarga dengan

kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan pada klien end stage renal

disease yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Dr M Yunus Bengkulu,

tidak terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan kepatuhan dalam

pembatasan asupan cairan pada klien end stage renal disease yang menjalani

terapi hemodialisa di RSUD Dr M Yunus Bengkulu, tidak terdapat hubungan

usia dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan pada klien end stage

renal disease yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Dr M Yunus

Bengkulu (Wijaya, 2019).

Dukungan keluarga adalah hal sangat penting yang perlu diperhatikan

sebagai salah satu faktor yang dapat menaikkan serta meningkatkan

kepatuhan dalam melakukan pembatasan asupan cairan klien yang

mendapatkan tindakan hemodialisa, sehingga diharapkan dukungan keluarga

dapat dimaksimalkan lagi pemberianya untuk menciptakan prilaku yang

patuh sehingga mampu membuat klien sadar terhadap pembatasan asupan

cairan dengan cara diinformasikan kepada pihak keluarga terutama melalui

tatanan klinik hemodialisa yang senantiasa melayani klien end stage renal

disease yang mendapatkan tindakan hemodialisa (Wijaya, 2019).

Kesimpulan dari hubungan dukungan keluarga adalah Menurut

Susilawati (2014) terdapat hubungan yang kuat antara keluarga dan status

kesehatan anggotanya dimana peran keluarga sangat penting bagi setiap aspek
39

perawatan kesehatan anggota keluarga, mulai dari strategi-strategi hingga fase

rehabilitasi, hal ini bisa diartikan bahwa dukungan keluarga dalam proses

sakit pasien sanagtalah penting karena dukungan keluarga bisa mengubah

emosi dan psikologi pasien menjadi lebih positif dalam hal ini bisa membantu

cepatnya proses penyembuhan pasien, adanya dukungan keluarga akan

berdampak pada peningkatan rasa percaya diri pada penderita dalam

menghadapi proses pengobatan penyakitnya (Susilawati, 2014).

2.7 Kerangka Teori


40

Bagan 2.1

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan IDWG pada Pasien PGK

PGK Asupan Cairan

Ketidakpatuhan

Terjadi peningkatan
IDWG

Faktor Internal : Faktor Eksternal:


-Rasa Haus -Dukungan Keluarga
-Self Efficacy -Intake Cairan
-Stress - Dukungan Keluarga

-Usia
-Jenis Kelamin
-Pendidikan

Sumber :Harmillah (2020) Neumann (2013) Rustiani (2012) Friedmann (2013)


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

Literature Review Metode Literature Review membantu peneliti memahami

lebih dalam mengenai latar belakang dari penelitian yang menjadi subyek

topik yang dicari serta memahami mengapa dan bagaimana hasil dari

penelitian tersebut sehingga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya. Analisis jurnal pada penelitian ini menggunakan critical

appraisal. Critical appraisal merupakan proses sistematis untuk menguji

validitas, hasil, dan relevansi dari hasil penelitian sebelum digunakan untuk

mengambil keputusan (Sari, 2015). Tujuan penelitian Literature Review ini

adalah untuk menganalisis Hubungan Dukungan Keluarga dengan IDWG

pada pasien ginjal kronik.

3.2 Variabel Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2018) variabel penelitian merupakan sesuatu hal

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Adapun dalam penelitian ini menggunakan dua variabel,

yaitu:

41
42

3.2.1 Variabel Independen

Variabel ini disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, atecedent.

Dalam bahasa indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono

2018). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Dukungan

Keluarga.

3.2.2 Variabel Dependen

Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam

bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2018). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah Interdialytic Weight Gain.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan semua keseluruhan objek penelitian atau objek

yang diteliti. Populasi jurnal yang berkaitan dengan Hubungan

Dukungan Keluarga pada IDWG adalah 237 jurnal dimana jurnal yang

didapat dari google scholar yaitu 234 jurnal, portal garuda 2 jurnal dan

yang terakhir pubmed di dapat 1 jurnal.


43

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini

karakteristik populasi sudah ditentukan sesuai dengan kata kunci

(Keyword) yang telah ditetapkan sebelumnya yang berkaitan dengan

Dukungan Keluarga terhadap IDWG. Teknik sampling dalam penelitian

ini menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan

pengambilan sampel dengan berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi

yang sudah di tetapkan. Teknik sampel menggunakan 2 kriteria yaitu

kriteria inklusi dan kriteri ekslusi :

a. Kriteria inklusi:

1) Jurnal yang diterbitkan rentang waktu 10 tahun (2011-2021)

2) Jurnal yang terimdeks ISSN atau dan DOI

3) Full text

4) Jurnal yang memiliki design penelitian Deskriptif Korelasi

5) Jurnal berbahasa Indonesia dan berbahasa inggris yang berkaitan

dengan dukungan keluarga dengan IDWG

b. Kriteria ekslusi :

1) Jurnal yang tidak menggunakan Bahasa selain Bahasa Indonesia

dan Inggris

2) Jurnal yang tidak meiliki ISSN, DOI dan lain – lain

3) Jurnal yang designnya bukan Deskriptif Korelasi

Maka didapatkan sampel sebanyak 5 jurnal yang sudah memenuhi


44

kriteria inklusi dan eklusi diatas.

3.4 Lokasi dan waktu penelitian

3.4.1 Lokasi Data

Penelitian di akses dari 3 database: google cendikia, portal garuda,

dan Pubmed.

3.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari menganalisis Jurnal dengan

melakukan uji kelayakan dan critical appraisal dilakukan pada bulan

Juni-Agustus 2021.

3.5 Etika Penelitian

Etika penelitian sendiri merupakan prinsip-prinsip etis yang ditetapkan

dalam kegiatan penelitian dan proposal penelitian sampai dengan publikasi

hasil penelitian (Notoadmojo, 2014). Ada beberapa prinsip atau etika dalam

penelitian diantaranya, yaitu:

3.5.1 Fabrication

Fabrikasi merupakan rekaman atau presentasi dalam format

apapun, fabrikasi bisa berupa pemalsuan data dan metode penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan pemalsuan terhadap data

yang didapatkan atau mengubah data dari setiap hasil pencarian yang

didapatkan, dalam setiap tahap proses penelitian peneliti mendapatkan

data sesuai dengan hasil pencarian seperti pada database google scholar
45

234, portal garuda 2, Pubmed 1 jurnal yang sesuai dengan kata kunci

yang dimasukan dalam penelitian ini.

3.5.2 Research Fraud

Research fraud atau falsification adalah larangan untuk

memalsukan atau memanipulasi data prosedur untuk menghasilkan

hasil penelitian sesuai yang diinginkan. Dalam penelitian ini peneliti

tidak memanipulasi data terutama dalam hasil analisis JBI dan kategori

rekomendasi yang dipakai sesuai dengan hasil analisis. Hasil analisis

jurnal didapatkan semua jurnal masuk dalam kategori grade A (kuat)

sesuai dengan hasilnya.

3.5.3 Plagiarism

Plagiarism merupakan pengambilan karangan, pendapat dan

dijadikan seolah karangan dan pendapat sendiri. Dalam penelitian ini

peneliti tidak melakukan copy-paste hasil dari penelitian sebelumnya

Parafrashe dilakukan dalam setiap paragrafh atau kalimat kemudian

peneliti meringkas akan tetapi tidak mengubah makna dari setiap

kalimat yang di paraprashe. Selanjutnya peneliti mencantumkan sumber

dan mengutip sumber dalam setiap tahap proses penelitian ini.


BAB IV

DESAIN PENELITIAN

4.1 Prosedur Pengumpulan Data

4.1.1 Merumuskan Masalah

Dalam penelitian ini penelitian mengkaji permasalahan melalui

jurnal-jurnal penelitian nasional maupun internasional yang berasal dari

laporan penelitian-penelitian. Dalam Penelitian ini rumusan masalahnya

adalah Bagaimanakah hubungan dukungan keluarga dengan IDWG

pada pasien PGK ?.

4.1.2 Mencari dan Mengumpulkan Data/Literatur

Pencarian dan pengumpulan data atau literatur dilakukan melalui

tahap-tahap berikut ini:

a. Tetapkan kata kunci (key word) (sebanyak mungkin, cari juga

terminologi kata yang digunakan) dalam bahasa Indonesia dan

bahasa Inggris yang relevan dengan topik yang dicari kata kunci

pada penelitian ini Dukungan Keluarga, Interdialytic Weight Gain.

Patient, Problem : Pasien PGK , Dukungan keluarga

Intervention :-

Comparasion :-

Outcome : Hubungan dukungan keluarga dengan IDWG

Time : 2011-2021

Design : Deskriptif Korelasi

46
47

b. Pencarian literatur dalam penelitian ini dilakukan secara elektronik

melalui internet seperti Google Scholar, Portal Garuda, Pubmed

c. Keyword atau kata kunci yang digunakan dalam pencarian

literature atau jurnal secara elektronik dengan menggunakan :

Dukungan Keluarga, Interdialytic Weight Gain, Penyakit Ginjal

Kronik, Hemodialisa dan Hemodialisis untuk jurnal internasional

menggunakan family suport, Interdialytic Weight Gain, chronic

kidney disease, and hemodialysis.

d. Setelah didapatkan jurnal kemudian dipilih berdasarkan kriteria

jurnal minimal ber ISSN, Full text dan minimal 10 tahun terakhir

dan orginal article.

e. Melakukan citation terhadap jurnal yang di gunakan dengan APA

style edisi ke-7.

f. Mengevaluasi kelayakan literatur menggunakan Checklist for

analytical cros sectional studies Joanna Briggs Institute (JBI) di

gunakan untuk scaning jurnal serta akan mendapatkan point penting

setiap literatur yag di peroleh. Setiap jurnal yang sudah ditentukan

akan di scoring dengan menggunakan nilai rekomendasi dari JBI.

Setelah dilakukan penilaian dengan Checklist for analytical cros

sectional studies Joanna Briggs Institute didapat 5 jurnal yang

layak karena skor di atas 50%.


48

4.1.3 Pengumpulan Data

Data yang digunakan berasal dari google scholar, Portal Garuda,

dan Pubmed yang berisikan tentang konsep yang diteliti. Literature

Review pada penelitian ini menggunakan 5 jurnal dengan tema yang

berkaitan, dimana 5 jurnal ISSN dalam rentang tahun 2011-2021.

4.1.4 Tahapan penelitian

Peneliti menggunakan jurnal yang diakses dari Google Scholar,

Portal Garuda dan Pubmed. Literature Review pada penelitian ini

menggunakan 5 jurnal dengan tema yang berkaitan, dimana 5 jurnal

ber ISSN nasional tahun 2011-2021. Adapun tahap-tahap tersebut

digambarkan sebagai berikut:


49

Bagan 4.1

Hubungan Dukungan Keluarga dengan IDWG pada PGK : Literature

Review

Pencarian pada Pencarian pada Pencarian pada


situs Google situs Portal situs Pubmed
Scholar (n=234) Garuda (n=2) (n=1)

Hasil jurnal dari Keseluruhan (n=237)

Screening (n=237) Screening:


1. Rentang waktu 10 tahun (2010-2020)
2. Tipe (Research articles, review articles)
Jurnal yang dapat 3. Jurnal Nasional dan Internasional
diakses full text Google Scholar = 7
Portal Garuda = 0
(n=8) Pubmed = 1

Kriteria Inklusi
1) Jurnal yang diterbitkan rentang waktu 10 tahun (2011-2021)
2) Jurnal yang terakreditasi ISSN atau dan DOI
3) Full text
4) Jurnal yang memiliki design Deskriptif Korelasi
5) Jurnal berbahasa Indonesia dan inggris berkaitan dengan dukungan
keluarga dengan IDWG

Jumlah akhir yang sesuai dengan


kriteria inklusi (n=5)

4.2 Analisa Data

Analisa Data merupakan upaya pengolahan data yang sudah tersedia dan

digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian (Sujarweni,

2014). Dalam Penelitian ini setelah melewati tahapan merumuskan masalah

sampai dengan mengevaluasi kelayakan data literature maka dapat dilakukan


50

Analisa Data. Analisa Data yang digunakan pada metode Literature Review

yaitu menggunakan metode PICOT (Problem/ Population, Intervention,

Control, Outcome, and Time) atau metode Critical Appraisal. Sebelum

melakukan Literature Review peneliti merumuskan pertanyaan dengan

menggunakan PICO Framework, yaitu: P (Problem/ Population) adalah

Penyakit ginjal kronik, I (Intervention) tidak ada, C (Comparison) tidak ada,

dan O (Outcome) adalah Hubungan dukungan keluarga dengan Interdialytic

Weight Gain. Kemudian peneliti melakukan penilaian kelayakan jurnal

dengan menggunakan instrument Joanna Brigs Institute (JBI) Critical

Appraisal Checklist for Analytical Crossectional Studies supaya jurnal yang

didapat sesuai dengan apa yang diteliti dan tidak menjadikan bias data, yang

terdiri dari 8 kriteria dengan point ceklis “ya”, “tidak”, “tidak jelas” dan

“tidak berlaku”. Pada penelitian ini peneliti menggunakan Analisa Jurnal

dengan metode Critical Appraisal. Critical Appraisal adalah Proses sistematis

yang digunakan untuk menguji validitas dari sebuah bukti ilmiah/ hasil

penelitian sebelum mengambil keputusan (Ni Putu Wulan, 2016).

4.2.1 Teknik Analisis Data

Analisa data yang dilakukan oleh peneliti melakukan Critical

Apraisal pada jurnal yang dijadikan sampel. Teknik analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:


51

1. Mencari persamaan (compare)

Teknik melakukan review untuk mengidentifikasi dan mencari

persamaan dari beberapa literature, kemudian diambil

kesimpulannya.

2. Mencari ketidaksamaan (contrast)

Teknik melakukan review dengan cara mencari perbedaan dari

beberapa literature, kemudian diambil kesimpulannya. Dalam

tahapan ini penulis membaca setiap literature yang didapat dari

database yang digunakan, dari literature tersebut kemudian dicari

perbedaannya seperti judul yang tidak sama akan tetapi pembahasan

dalam literature tersebut hampir mirip. Kemudian penulis

menyimpulkan bahwa jurnal tersebut bisa digunakan atau tidak

sebagai tambahan sumber untuk penelitian ini.

3. Memberikan pandangan (critize)

Teknik melakukan review dengan cara membuat opini menurut

peneliti terhadap sumber atau literature yang dibaca oleh peneliti.

Dalam penelitian ini penulis memiliki opini atau pemikiran sendiri

setelah membaca setiap literature yang didapat, sehingga penulis

memiliki pendapat dan mengambil keputusan bahwa literature

tersebut layak digunakan atau tidak.

4. Membandingkan (Synthesize)

Teknik review dengan melakukan kombinasi atau

menggabungkan beberapa sumber literature sehingga didapatkan ide


52

baru. Penulis menggunakan literature dari beberapa sumber untuk

dibandingkan kemudian penulis menggabungkan literature tersebut

untuk tambahan sumber dalam bab penelitian.

5. Meringkas (Summarize)

Teknik ringkasan dengan cara melakukan parafrashe

menggunakan kalimat sendiri dan ditulis sumbernya. Dalam

penelitian ini penulis melakukan parafrashe setiap paragraph pada

setiap bab dan mencantumkan setiap sumber yang digunakan setelah

parafrashe selesai atau didepan setiap kalimat penulis mencantumkan

sumbernya. Uji validitas dan reliabilitas untuk penilaian kritis

kualitas bukti dari artikel riset meliputi penilaian tentang Validitas

(Validity), Kepentingan (Importance), dan Kemampuan Penerapan

(Applicability) yang disingkat menjadi VIA. Aspek yang dikritisi

meliputi: Tujuan penelitian, Tahun Publikasi, lokasi penelitian,

Design Penelitian, participant, hasil penelitian dan kesimpulan.


53

Tabel 4.2
Bulan Des Jan Feb Mar April Mei Jun Jul
No Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kegiatan
1 Administrasi Skripsi
2 Penyerahan form persetujuan tema
3 Bimbingan
4 Pendaptaran UP
5 Ujian Seminar Proposal
6 Penlitian dan Bimbingan
7 Pendaftaran sidang
8 Ujian Sidang Skripsi
9 Perbaikan Skripsi
10 Penyusunan manuskrip dan poster
11 Pengumpulan Skripsi
12 Pengolahan nilai Skripsi
13 Yudisium
Jadwal Kegiatan Penelitian
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang

Literature Review Hubungan Dukungan Keluarga dengan Interdialytic Weight

Gain pada pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK). Hasil peneltian diperoleh

melalui analisis kritis terhadap 5 jurnal yang menjadi sampel yang didapat dari

Google Scholar, Portal Garuda, Pubmed dan disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 5.1 Martiks Artikel tentang Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Interdialytic Weight Gain pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik

Kele
biha
Penulis
n
N (tahun
Judul Tujuan Metode Responden Hasil dan
o &
Kek
kode)
uran
gan
1 Rizani Dukun Penelitia - Jenis - Populasi -Hasil -Kele
dkk gan n Penelitian semua dukungan biha
(2019) Keluar bertujua yang pasien keluarga n
ga n dilakukan yang lebih dala
Jurnal Dalam mengeta dalam menjalani dominan m
Citra Pemba hui penelitian ini proses HD pada pene
Kepera tasan hubunga adalah - Sampel kategori litia
watan Cairan n antara penelitian dalam baik n ini
Poltekk Menin dukunga kuantitatif penelitian sebanyak adal
es gkatan n dengan jenis ini yaitu 42 ah
Kemen IDWG keluarga korelasi. 47 responden sam
kes Pada tentang Penelitian responden (89.6%). pel
Banjara Pasien batasan korelasional yang Disimpulk yang
masin yang cairan adalah menjalani an digu
Volume Menjal dengan penelitian hemodialis dukungan kana
7, No. ani peningk yang is sesuai keluarga kan
1, Juni Hemo atan mengkaji kriteria dikategorik jelas
2019 dialisis IDWG hubungan yang an normal mem
ISSN: pada antara ditetapkan -Hasil iliki
54
55

2502 – pasien variabel - Tekhnik peningkata krite


3454 gagal dukungan Purposive n IDWG ria
ginjal keluarga Sampling pasien pasi
gronik tentang GGK lebih en
yang batasan dominan HD
menjala cairan pada yang
ni dengan kategori suda
Hemodi peningkatan normal h
alisis di IDWG. sebanyak menj
RSUD - Pengumpula 35 alani
Ratu n data responden HD
Zalecha dilakukan (74.5%). > 8
Martapu secara Sehingga, bula
ra. primer dan dapat n
sekunder. disimpulka -Keku
Secara n rang
primer peningkata an
adalah data n IDWG dala
yang pasien m
didapatkan GGK yang pene
secara menjalani litia
langsung Hemodiali n
dari sis normal adal
responden -Hasil uji ah
yang Spearman didal
diberikan Rank am
kuesioner Correlation pend
dan menunjukk ahul
penimbanga an bahwa uan
n berat tidak ada tidak
badan pada hubungan dijel
pasien, antara aska
Sedangkan dukungan n
data secara keluarga kepe
sekunder tentang ntin
yaitu data batasan gan
yang cairan kena
didapatkan dengan pa
dari laporan peningkata men
tahunan n IDWG gang
Instalasi pada kat
Rekam pasien pene
Medis GGK yang litia
RSUD Ratu menjalani n ini
Zalecha Hemodiali
Martapura. sis di
- Instrument RSUD
yang Ratu
digunakan Zalecha
dalam Martapura
56

penelitian ini dengan


adalah hasil p-
kuesioner value
dukungan 0.770.
keluarga
tentang
batasan
cairan dan
lembar
observasi
penimbanga
n berat
badan.
- Analisa data
yaitu analisa
univariate
dan bivariate
uji
Spearman
Rank
Correlation.
2 Yuni Faktor Penelitia -Desain - Populasi - Hubungan - Kele
(2011) - n ini penelitian dalam antara biha
Faktor bertujua yang penelitian umur n
ISSN yang n untuk digunakan ini adalah dengan dala
2354- Berko mengeta adalah semua IDWG. m
8467 ntribus hui korelasi pasien Hasil pene
i faktor- dengan CKD yang analisis litia
terhad faktor rancangan menjalani diketahui n ini
ap yang Cross hemodialis bahwa adal
Interdi berkontr Sectional is di tidak ada ah
alytic ibusi -Instrumen - Sampel hubungan sam
Weigh terhadap penelitian yang yang pel
t Gains IDWG yang diperoleh signifikan yang
pada pada digunakan dalam antara digy
Pasien pasien dalam penelitian umur unak
Chroni gagal penelitian ini ini adalah dengan an
c ginjal antara lain 48 IDWG (r= dijel
Kidne kronik adalah responden 0.177, aska
y (GGK) kuesioner - Teknik pvalue=0.2 n
Diseas yang untuk sampling 3) krite
es menjala mendapatkan yang - Perbedaan ria
yang ni data digunakan antara inkl
Menjal hemodia demografi, adalah tingkat usin
ani lisis di dukungan mengguna pendidikan ya
Hemo Unit keluarga dan kan dengan yait
dialisis Hemodi sosial, self purposive IDWG. u
alisis efficacy dan sampling Analisis pasi
RS PKU stres. statistik en
Muham Pengukuran menggamb HD
57

madiyah rasa haus arkan yang


Yogyak menggunaka bahwa men
arta. n skala tidak ada jalan
Visual perbedaan i Hd
Analogue yang 1
Scale VAS signifikan min
dengan skala antara ggu
0 – 100, dan tingkat 2x
timbangan pendidikan dan
berat badan dengan setia
untuk IDWG (p- p
mendapatkan value=0.75 fakt
data 3, =0.05). or
masukan - Hubungan dijel
cairan dan antara aska
IDWG masukan n
-Analisis cairan
statistik yang dengan
digunakan IDWG.
meliputi Hasil
distribusi analisis
frekuensi menunjukk -
untuk an bahwa -
analisis data ada -
demografi. hubungan -
Uji regresi yang -
linear signifikan -
sederhana antara -
digunakan masukan -
untuk cairan -
mengetahui dengan -
hubungan IDWG -
antara (r=0.541, -
variabel p- -
independen value=0.00 -
dan 0) -
dependen. - Hubungan -
rasa haus -
dengan -
IDWG. -
Hasil -
analisis -
menunjukk -
an bahwa -
tidak ada -
hubungan -
yang -
signifikan -
antara rasa -
haus -
58

dengan - Kek
IDWG uran
(r=0.256, gann
p-value = ya
0.079). tida
- Hubungan k
dukungan dite
keluarga muk
dan sosial an
dengan kesi
IDWG. mpu
Hasil lan
analisis fakt
diketahui or
bahwa apa
tidak ada yang
hubungan pali
yang ng
signifikan kuat
antara dala
dukungan m
keluarga men
dan sosial entu
dengan kan
IDWG ID
(r=0.082, WG
pvalue=0.5
81).
- Hubungan
antara self
efficacy
dengan
IDWG.
Hasil
analisis
antara Self
efficacy
dengan
IDWG
pada pasien
CKD
diketahui
bahwa
tidak
adahubung
an yang
signifikan
antara self
efficacy
dengan
59

IDWG
(r=0.045,
p-
value=0,76
0)
- Hubungan
antara stres
dengan
IDWG.
Hasil
analisis
antara stres
dengan
IDWG
pada pasien
CKD
diketahui
bahwa
tidak ada
hubungan
yang
signifikan
antara stres
dengan
IDWG
(r=0.179,
pvalue=0,2
22).
3 Gandis Hubun Tujuan - Penelitian ini - Populasi - Berdasarka - Kele
(2018) gan dari menggunakan dalam n hasil biha
Dukng penelitia desain penelitian penelitian n
e-ISSN: an n ini penelitian ini adalah diketahui dala
3781- Keluar adalah analitik semua bahwa m
1875 p- ga dan untuk korelasional. pasien lebih dari pene
ISSN: Motiva membuk - Intrumen CKD yang setengah litia
3497- si tikan Penelitian menjalani responden n ini
8412 Pasien hubunga menggunakan terapi mendapatk adal
dengan n antara kuesioner hemodialisi an ah
Peruba dukunga s, dukungan pem
han n - Pada keluarga baha
IDWG keluarga penelitian yaitu san
Pada dan ini sebanyak dan
Pasien motivasi sampelnya 24 anali
CKD pasien adalah responden sa
yang dengan sebagian atau hasil
Menjal perubah pasien sebesar dijel
ani an CKD yang 60%. aska
Terapi IDWG menjalani - Berdasarka n
HD di pada terapi n hasil cuku
RSUD pasien hemodialisi penelitian, p
60

Bangil CKD s yang diketahui dala


menjala sesuai bahwa m
ni terapi dengan sebagian - Kek
hemodia kriteria besar uran
lisis di inklusi dan responden gan
RSUD eksklusi memiliki dala
Bangil. yaitu 40 motivasi m
orang. kuat yaitu pene
- Menggunak sebanyak litia
an teknik 37 n ini
sampling responden sam
non atau pel
probability sebesar yang
sampling 92,5% dan digu
tipe tidak ada naka
purposive responden n
sampling. yang tida
Teknik memiliki k
pengambila motivasi dijel
n sampel lemah aska
yang (0%). n
menggunak - Berdasarka pasi
an n hasil en
purposive penelitian HD
sampling diketahui yang
bahwa suda
lebih dari h
setengah bera
responden pa
tergolong lama
mengalami men
perubahan gala
Interdialyti mi
c Weight PG
Gain K
(IDWG) jadi
yang ringan data
yaitu yang
sebanyak diha
27 silka
responden n
atau bisa
sebesar saja
67,5%. bias.
- Analisis
data
menggunak
an uji
statistik
regresi
61

logistik
berganda
menunjukk
an nilai
signifikansi
berturut-
turut
variabel
dukungan
keluarga
dan
motivasi
pasien
sebesar
0,004, dan
0,000 yang
lebih kecil
dari alpha
(0,05),
sehingga
dapat
disimpulka
n bahwa
ada
hubungan
yang
signifikan
antara
dukungan
keluarga
dan
motivasi
pasien
dengan
perubahan
IDWG
CKD
4 SunarniHubun Tujuan - Penelitian ini - Populasi - Hasil - Kelb
(2019) gan dari menggunakan pasien Dukungan ihan
Dukun penelitia desain gagal Keluarga dala
ISSN: gan n ini deskriptif ginjal sebanyak m
3522 – Keluar adalah korelatif kronis di 42 (82,4%) pen
5156 ga untuk dengan unit responden
dengan mengeta pendekatan
eliti
hemodialis mempunyai
Interdi hui cross sectional is RSUD dukungan
an
alytic hubunga - Instrumen Boyolali keluarga ini
Weigh n penelitian selama 1 yang baik pem
t Gain dukunga yang bulan yaitu dan bah
(IDW n digunakan sejumlah sebanyak 9 asan
G) keluarga berupa 105 orang (17,6%) cuk
62

pada dengan kuesioner, - Pengambila responden up


Pasien Interdial timbangan n sampel dengan dijel
Gagal ytic berat badan, dalam dukungan aska
Ginjal Weight rekam medis penelitian keluarga n
Kronis Gain dan lembar ini adalah cukup. men
di Unit (IDWG) pencatatan non - Hasil dari dala
Hemo pada hasil nilai random IDWG
dialisis pasien IDWG m
sampling responden,
RSUD gagal responden. dengan yang begi
Boyola ginjal - Penelitian ini accidental mempunyai tu
li kronis menggunakan sampling nilai IDWG juga
di unit uji analisis dan dengan nali
Hemodi statistik didapatkan pertambaha sa
alisis Kendal Tau sampel n ringan data
RSUD (τ). sejumlah yaitu < 4 % nya
Boyolali 51 sebanyak - Kek
responden. 28 uran
responden gan
(54,9%),
sam
responden
yang pel
mempunyai yan
nilai IDWG gdig
dengan una
pertambaha kan
n rata-rata tida
yaitu 4 – 6 k
% dite
sebanyak ntuk
16 an
responden
pasi
(31,4%),
dan nilai en
IDWG PG
dengan K
pertambaha bera
n bahaya > pa
6 % lam
sebanyak 7 a
responden yan
(13,7%). g
- Hasil uji men
analisis alan
statistik
i
Kendal Tau
(τ) HD
didapatkan
nilai p-
value
sebesar
63

0,785 (p-
value >
0,05),
sehingga
dapat
disimpulka
n bahwa
tidak
terdapat
hubungan
antara
dukungan
keluarga
dengan
Interdialyti
c Weight
Gain
(IDWG)
pada pasien
gagal ginjal
kronis.
5 Nofrida Hubun Penelitia - Penelitian ini - Populasi - Hasil - Kele
(2018) gan n ini merupakan dalam IDWG biha
Dukun bertujua penelitian penelitia responden n
Jurnal gan n untuk kuantitatif ini adalah bahwa dari dala
Bahana Keluar mengeta desain cross pasien 50 m
Kesehat ga hui sectional Gagal responden,
an Denga hubunga
pen
- Pendekatan Ginjal sebagian
eliti
Masyar n n yang Kronik besar
akat Interdi dukunga dilakukan yang responden an
(Bahan alytic n adalah dengan menjalani memiliki ini
a of Weigh keluarga observasi atau yang nilai adal
Journal t Gain dengan pengumpulan berjumlah Interdialyti ah
Public (IDW nilai data sekaligus 84 orang. c Weight dijel
Health) G) IDWG pada kondisi - Sampel Gain aska
Vol 4 pada di ruang waktu tertentu dalam (IDWG) nny
No 2 p- Pasien hemodia penelitain sedang a
ISSN: Hemo lisa ini pada pasien kep
2580- dialisa sebanyak gagal ginjal
0590/
enti
50 kronik
e-ISSN: yang
nga
responden
2621- yang menjalani n
380X diambil hemodialis pen
doi: secara total a yaitu eliti
https:// sampling sebanyak men
doi.org/ sesuai 28 (56,0%) eliti
10.3591 dengan responden hal
0/jbkm. kriteria - Hasil ini
v4i2.31 inklusi Dukungan dan
7 Keluarga pem
64

pada bah
responden asan
yaitu cuk
sebagian up
besar men
memiliki
dala
dukungan
keluarga m
yang baik - Kek
yaitu uran
sebanyak gan
31 (62%). yan
- Hasil g
analisis dila
data secara kuk
statistik an
menunjuka dala
n bahwa mpe
terdapat
nelit
hubungan
yang ian
signifikan ini
antara adal
dukungan ah
keluarga sam
dengan pel
nilai yan
interdialyti gdig
c weight una
gain kan
(IDWG)
tida
pada pasien
hemodialis k
a dengan dijel
nilai p- aska
value n
0,001. pasi
en
PG
K
bera
pa
lam
a
yan
g
men
alan
i
65

HD

Berdasarkan tabel diatas didapat bahwa ada 2 jurnal yang menyatakan ada

hubungan dukungan keluarga dengan IDWG dan ada 3 jurnal yang menyatakan

tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan IDWG.

5.2 Pembahasan

Penyakit Gagal ginjal kronik merupakan kondisi saat fungsi ginjal mulai

menurun secara bertahap, di mana kemampun tubuh gagal untuk

mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

sehingga menyebabkan uremia berupa retensi ureum dan sampah nitrogen lain

dalam darah (Harmillah, 2020). Efek dari penyakit gagal ginjal kronik dapat

menyebabkan perubahan dalam tubuh seperti hiperkalemia, hipertensi,

hipervolemia perikarditis, efusi pleuracardial, penyakit jantung, dan

hipervolemia (atau kelebihan cairan dalam tubuh). (Brunner & Suddarth,

2014). Kelebihan cairan dalam tubuh yang secara langsung dapat menaikan

berat badan pasien karena bobot yang berlebih akibat air yang berlebihan di

dalam tubuh atau sering disebut juga IDWG, Interdialytic Weight Gain adalah

kenaikan berat badan pada saat waktu dialitik yang bisa mengakibatkan

kematian pada si penderita. IDWG bisa disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya faktor dari luar dan dari dalam pasien itu sendiri. Faktor dari

(internal) : Usia, jenis kelamin, pendidikan, self efficacy, stress, rasa haus dan

faktor eksternal: dukungan keluarga dan intake cairan. (Arnold, dalam Siella

2017)
66

Masalah-masalah yang dihadapi pada pasien gagal ginjal kronik dapat

menyebabkan psikologis pada pasien dan lingkungan keluarga terganggu. Pada

pasien gagal ginjal kronik yang dibutuhkan dalam dukungan keluarga yaitu ada

pada saat mengambil keputusan, pengobatan, memberikan kasih sayang,

membantu pengembangan konsep diri. Ikatan kekeluargaan yang kuat sangat

membantu ketika seseorang menghadapi masalah karena keluarga merupakan

orang yang paling dekat hubungannya dengan seseorang dan dukungan

tersebut akan tercipta bila hubungan interpersonal diantaranya baik (Friedman,

2013).

Dukungan terhadap pasien yang diberikan oleh keluarga merupakan hal

yang sangat penting dalam mengatasi masalah yang dihadapi pasien tersebut.

Bentuk dukungan keluarga yang dapat diberikan kepada pasien yaitu dukungan

secara fisik dan psikologis. Secara fisik dukungan keluarga berupa bantuan

tenaga untuk memenuhi kebutuhan aktifitas sehari-hari pasien. Sedangkan

secara psikologis dukungan keluarga dapat berbentuk memberikan kasih

sayang, membantu mengembangkan konsep diri pasien yang positif, dan

menerima pasien sesuai dengan perubahan-perubahan yang dialaminya.

(Friedman, 2013).

Menurut penelitian Rizani dkk (2019) yang memiliki judul Hubungan

Dukungan Keluarga dalam Pembatasan Cairan Meningkatkan IDWG Pada

Pasien yang Menjalani Hemodialisa, metode penelitian ini merupakan jenis

penelitian kuantitatif korelasi, sampelnya menggunakan Purposive Sampling

pada 47 responden yang menjalani hemodialisis. Kelebihan dalam jurnal


67

dijelaskan kriteria inklusi responden yang akan dijadikan sampel dalam

penlitian yaitu pasien HD yang menjalani HD seminngu 2x dan yang

mengalami PGK lebih dari 8 bulan dengan hal ini kejadian bias data dapat

terhindar karena sampel yang digunakan cukup jelas sedangkan kekurangannya

tidak cukup dijelaskan kepentingan peneliti meneliti ini lebih ke angka

kejadian. Hasil yang didapat dari penlitian ini adalah dukungan keluarga lebih

dominan pada kategori baik, disimpulkan dukungan keluarga dikategorikan

normal dan hasil peningkatan IDWG pasien GGK lebih dominan pada kategori

normal. Sehingga, dapat disimpulkan peningkatan IDWG pasien GGK yang

menjalani Hemodialisis normal. Maka hasil penelitian didapatkan tidak ada

hubungan antara dukungan keluarga tentang batasan cairan dengan

peningkatan IDWG pada pasien GGK yang menjalani Hemodialisis di RSUD

Ratu Zalecha Martapura. Dukungan Keluarga adalah suatu bentuk hubungan

interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota

keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan. Orang

yang berada dalam lingkungan sosial yang suportif umumnya memiliki kondisi

yang lebih baik dibandingkan rekannya yang tanpa keuntungan ini, karena

dukungan keluarga dianggap dapat mengurangi atau menyangga efek

kesehatan mental individu (Friedman, 2013). Peneliti berpendapat tidak adanya

hubungan dukungan keluarga tentang pembatasan cairan dengan peningkatan

IDWG disebabkan oleh faktor dari sampel yang dipakai oleh peneliti ini adalah

pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis teratur menjalani

dengan jadwal 2 kali seminggu, pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
68

hemodialisis > 8 bulan atau pasien lama. Oleh sebab itu responden sudah

terbiasa menjalani Hemodialisa dan tentu saja sudah terbiasa dengan hal apa

yang akan dihadapi pada saat proses menjalani hemodialisa begitupun apa yang

tidak boleh dan boleh dilakukan pada saat terapi hemodialisa responden sudah

mengetahuinya dan menjalankannya terbukti hasil IDWG dalam penelitian ini

adalah normal, menurut peneliti responden sudah memiliki mental yang

matang dalam artian responden sudah terbiasa dan bukan hal baru bagi

responden proses Hemodialisa tersebut sehingga dalam hal ini dukungan

keluarga yang didapat oleh responden tidak sampai mempengaruhi psikologi

responden atau perilaku responden, jadi ada atau tidaknya dukungan keluarga

didalam penelitian ini tidak berpengaruh sebab reponden yang sudah memiliki

emosi yang matang dan bisa mengatasi masalah yang dialami responden

dengan sendirinya tanpa dorongan ataupun dukungan.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan Yuni (2011) dengan judul faktor-

faktor yang berkontribusi terhadap interdialytic weight gains pada pasien

chronic kidney diseases yang menjalani hemodialisis dengan hasil hubungan

dukungan keluarga dan sosial dengan IDWG, hasil analisis diketahui bahwa

tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan sosial

dengan IDWG kelebihan dalam penelitian adalah samepl yang digunakan

dijelaskan kriteria inklusinya yaitu pasien HD yang rutin menjalani proses HD

setiap 1 minggu 2x hal ini bisa menghindari bias data dan faktor yang

mempengaruhi IDWG semuanya dijelaskan dan kekurangannya dalam

penelitian adalah tidak adanya kesimpulan faktor mana yang paling dominan
69

dalam menentukan IDWG. Di dalam penjelasan diatas dikatakan tidak adanya

hubungan berarti anatara hubungan dukungan keluarga dengan interdialytic

weight gain harapan dari dukungan keluarga tersebut tidak meningkatnya

IDWG pasien yang bisa memperburuk keadaan pasien oleh sebab itu dukungan

keluarga sangatlah penting dalam menentukan atau memantau diet responden,

sesuai dengan bentuk dan fungsi keluarga yaitu dukungan instrumental atau

bisa dijelaskan dengan sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya

adalah dalam hal kebutuhan keuangan, makan, minum, dan istirahat. Oleh

sebab itu peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan dukungan

keluarga dengan IDWG dikarenakan oleh faktor dukungan keluarga

instrumental, responden dalam penelitian ini dipantau langsung oleh keluarga

bentuk makanan maupun minuman pasien dan tentu saja frekuenzinya juga di

pantau oleh keluarga selain dari hal tersebut responden mendapatkan

pertolongan praktis dari keluarga contoh dalam menyediakan makanan dan

minuman ataupun mengambilkan sesuatu hal tersebut selalu didapatkan oleh

responden, selain dari hal tersebut keluarga juga membatu responden dalam

membantu keuangan responden sebagaimana kita tahu bahwa dalam

melakukan usaha untuk sembuh dari penyakit ginjal kronik tidak sedikit pula

biaya yang harus dikeluarkan oleh responden ataupun keluarga contohnya

dalam melakukan terapi Hemodialisa tentunya walaupun sekarang di klaim leh

BPJS akan tetapi responden harus setidaknya mengeluarkan biaya untuk

kebutuhan traportasi maupun administrasi dalam melakukan hal tersebut, hal

tersebut sudah sangat dirasakan oleh responden oleh sebab itu responden sudah
70

terbiasa dengan hal tersebut dan menganggapnya dengan sesuatu hal yang

biasa dan sesuatu yang sudah sepatutnya keluarga lakukan kepada responden

dengan hal tersebut dukungan keluarga khususnya dukungan intrumental tidak

samapai berpengaruh terhadap emosi atau perilaku responden karena

responden menganggap hal tersebut adalah sebuah hal yang biasa.

Selanjutnya penelitian menurut penelitian Gandis (2018) dengan judul

hubungan dukungan keluarga dan motivasi pasien dengan perubahan IDWG

Pada Pasien CKD yang Menjalani Terapi HD di RSUD Bangil. hasil bahwa

ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan motivasi pasien

dengan perubahan IDWG. Kelebihan dalam penelitian ini adalah pembahasan

dan analisa hasil dijelaskan cukup dalam dan cukup jelas dijelaskan

kekurangan dalam penelitian ini sampel yangdi gunakan tidak dijelaskan

pasien HD yang sudah berapa lama mengalami PGK jadi data yang dihasilkan

bisa saja bias dan ini mengurangi keakuratan hasil penelitian. Sebagaimana

yang dikatakan diatas bahwa dukungan keluarga sangatlah penting dalam

menghambat kenaikan IDWG, didalam hal proses penyembuhan suatu

penyakit tentu saja responden harus mengetahui apa penyakitnya dan

bagaimana mengatasi penyakitnya tersebut sehingga dalam hal tersebut

responden dapat acuan dan meningkatkan motivasi pasien bisa sembuh sesuai

dengan fungsi dan bentuk keluarga yaitu dukungan informasional, dimana

adalah hal ini keluarga berfungsi sebagai pemberi informasi, di mana keluarga

menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan

mengungkapkan suatu masalah. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah


71

nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi (Sarafino, 2011).

Selain dalam mendapatkan informasi, responden juga mendapatkan nasehat

saran ataupun usulan dari keluarga hal ini sangatlah penting bagi proses

penyembuhan responden karena tidak bisa dipungkiri bahwa pada saat

seseorang mengalami sakit, psikologi seseorang akan tergangu apalagi

penyakit yang bersifat kronik ataupun bersifat kepanjangan oleh sebab itu

seseorang yang mengalami sakit akan muncul sifat egois ataupun

individualisme karena pada saat seseorang mengalami sakit, tergganggunya

aspek peranan diri dan gambaran diri oleh karena itu seseorang yang

mengalami sakit akan beranggapan tidak berguna lagi dan gak mau

menyusahakan orang lain disini lah fungsi dukungan keluarga mengenai

nasehat saran ataupun usulan dibutuhkan supaya responden tidak menganggapi

bahwa dirinya tidak berguna dan rasa semangat akan sembuh kembali lagi

muncul.

Penelitian dari Sunarni (2019) dengan judul yaitu hubungan dukungan

keluarga dengan interdialytic weight gain (IDWG) pada pasien gagal ginjal

kronis di unit hemodialisis RSUD Boyolali, dengan hasil uji analisis statistik

Kendal Tau (τ) didapatkan nilai p-value sebesar 0,785 (p-value > 0,05),

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara dukungan

keluarga dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG) pada pasien gagal ginjal.

Kelebihan dalam penelitian ini pembahasan cukup dijelaskan mendalam begitu

juga analisa datanya kekurangan sampel yang digunakan tidak ditentukan

pasien PGK berapa lama yang menalani HD sehingga bisa saja terjadi bias data
72

dan menimbulkan ketidakakuratan hasil penelitian karena sampel yang

digunakan menggunakan teknik total sampling tanpa memperhtikan faktor lain.

Peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan dukungan keluarga dengan

IDWG dikarenakan oleh faktor lain yaitu rasa haus, menahan rasa haus

sangatlah tidak gampang apalagi orang mengalami gagal ginjal kronik karena

pada pasien dengan GGK biasanya terjadi kekurangan volume cairan

dikarenakan oleh pembatasan cairan yang bertujuan tidak meningkatnya

volume cairan didalam tubuh dan bisa berakibat fatal, pada akhirnya pasien

tidak dapat mengontrol masukan cairan dan menyebabkan peningkatan berat

badan atau IDWG dikarenakan kelebihan volume cairan dalam tubuh, pasien

tetap tidak dapat melakukan pembatasan cairan walaupun keluarga selalu

memberikan dukungan kepada pasien dengan mengingatkan dan memberitahu

pasien dalam membatasi cairan, hal ini dikarenakan beberapa pasien

menganggap bahwa masukan cairan yang berlebih selama proses interdialitik

tidak apa-apa karena beranggapan bahwa cairan yang berlebih tersebut akan

terbuang pada proses Hemodialisa, kecerobohan inilah yang akan berakibat

masalah pada kesehatan pasien seperti edema dan sesak napas sehingga dapat

menimbulkan masalah yang lebih serius apabila tidak mengindahkan larangan

pembatasan cairan tersebut, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang

masih adanya peningkatan IDWG pada 7 responden, oleh sebab itu sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Istanti (2011) yang mana makin tinggi rasa

haus maka makin tinggi juga nilai IDWG rasa hayus merupakan pengatur

utama masukan air, rasa haus akan menggerakan motorik pasien untuk segera
73

minum oleh sebab itulah peranan dukungan keluarga dalam hal ini tidak di

respon oleh pasien karena tingginya rasa haus dan tingginya keinginan untuk

minum.

Terakhir penelitian dari Nofrida (2018) yang berjudul hubungan dukungan

keluarga dengan interdialytic weight gain (IDWG) pada pasien hemodialisa

dengan hasil analisis data secara statistik menunjukan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan nilai interdialytic

weight gain (IDWG) pada pasien hemodialisa dengan nilai p-value 0,001

Kelebihan dalam penelitian ini adalah dijelaskannya kepentingan peneliti

meneliti hal ini dalam penelitian ini sedikitnya dijelaskan atau menyinggung

hal tersebut dan pembahasan cukup mendalam kekurangan yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah sampel yang digunakan tidak dijelaskan pasien

PGK berapa lama yang menjalani HD sekali lagi hal ini bisa saja menimbulkan

bias data dan menimbulkan ketidak akuratan hasil. Dari gambaran penelitian

diatas kita bisa mengambil garis besar bahwa dukungan keluarga yang didapat

dari responden penelitian diatas, rata-rata mendapatakan dukungan yang baik

hal itu dibuktikan dari hasil penelitian adanya pengaruh dukungan keluarga,

dukungan keluarga dapat berupa dukungan emosional dimana responden

menempatkan keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat

dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari

dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi,

adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan

emosional ekspresi empati, perhatian, pemberian semangat, kehangatan


74

pribadi, cinta, atau bantuan emosional. Maka dalam penuturan diatas responden

dalam penelitian ini mendapatkan rasa aman dan nyaman di dalam keluarga,

selain itu responden menempatkan keluarga juga sebagai media responden

bercerita mengenai penderitaanya ataupun keluh kesah yang dirasakan

responden selama menderita penyakit ginjal kronik dan keluarga dari

responden juga menyambut responden dengan baik dan selalu mendengarkan

keluh kesah responden agar responden merasa mendapatkan perhatian dan

tidak diacuhkan oleh keluarganya disamping perhatian keluarga responden juga

pastinya selalu memberi semangat dan rasa empatinya kepada responden agar

responden lebih kuat lagi dalam menjalani cobaan ini dan responden

mempunyai semangat untuk melawan penyakitnya dan responden juga

berkeinginan tinggi untuk sehat kembali.

Berdasarkan dari hasil analisa ke lima jurnal diatas penelitian berasumsi

bahwa tidak adanya hubungannya antar dukungan keluarga dengan

interdialytic weight gain pada pasien penyakit ginjal kronik sesuai dengan ke

tiga jurnal diatas yang dilakukan oleh Rizani (2019), Yuni (2011), dan Sunarni

(2019) yang menyatakan hal tersebut, peneliti beranggapan bahwa peran dan

fungsi dukungan keluarga yang terdiri dari 4 dimensi yaitu emosional,

informasional, penghargaan/ penilaian, dan intrumental sangatlah penting bagi

psikologi anggota keluarga terutama anggota keluarga yang mengalami sakit

hal tersebut akan memeberikan semangat untuk sembuh kepada pasien, dan

pasien akan merasa nyaman dan diterima di keluarga tersebut belum lagi

reward yang diberikan oleh keluarga hal tersebut akan mendorok psikologi
75

pasien kepada hal yang positif akan tetapi pada penelitian subjek yang diteliti

adalah pasien dengan penyakit ginjal kronik dimana pasien tersebut menderita

sudah lama, pasien sudah terbiasa dengan keadaan sakitnya dan bukan lagi

merupakan proses adaptasi bagi pasien, pasien sudah bisa mengatasi masalah

yang dialami dan pasien sudah bisa memilih apa yang seharusnya mereka

lakukan karena sudah terbiasanya dengan proses selama pasien mengalami

sakit hal ini lah yang mengakibatkan dukungan keluarga yang diberikan oleh

keluarga dianggap sebagai hal yang biasa dan memang harusnya pasien terima

dan hal tersebut tidak bisa membuat perubahan pada psikologi ataupun perilaku

pasien, disamping hal tersebut faktor-faktor yang mempengaruhi IDWG masih

sangat banyak diluar faktor dukungan keluarga hal ini lah yang sedikit tidaknya

akan mempengaruhi nilai IDWG pasien diluar dari dukungan keluarga itu

sendiri, dari 3 jurnal diatas penelitian yang dilakukan oleh Rizani (2019)

menyatakan bahwa intake cairanlah yang paling berpengaruh, sedangkan

menurut penelitian Sunarni (2019) faktor rasa hauslah yang lebih dominan

untuk meningkatkan IDWG, dan yang terakhir menurut Yuni (2011) sama

dengan penelitian Rizani (2019) yang mengatakan bahwa intake cairanlah yang

lebih dominan.

Sedangkan untuk jurnal yang menyatakan adanya hubungan dukugan

keluarga dengan Interdialytic Weight Gain yaitu penelitian yang dilakukan

oleh Gandis (2018) dan Nofrida (2018), peneliti berasumsi bahwa sampel yang

dipakai oleh peneliti tersebut kebanyakan pasien Hemodialisa baru yang

mengalami penyakit tersebut tidak sampai bertahun-tahun hal ini bisa dilihat
76

dari sampel yang diambil oleh peneliti Gandis (2018) yaitu sebagian pasien

CKD yang menjalani terapi hemodialisis yang sesuai dengan kriteria inklusi

dan eksklusi yaitu 40 orang dimana didalam faktor kriteria sampel tidak

disebutkan atau tidak dimasukannya syarat lamanya responden menjalani terapi

Hemodialisa begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Nofrida (2018)

yaitu sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 responden yang diambil secara

total sampling sesuai dengan kriteria imklusi, artinya semua dari pasien yang

menjalani terapi Hemodialisa baru atau bisa dikatakan lamanya dalam hitungan

masih dalam bulan sampai hitungan tahun semuanya dimasukan menjadi

responden dalam penelitian ini, tentu saja hal ini membedakan hasil dari

penelitian dimana responden yang baru saja menjalani HD dalam hitungan

bulan responden tersebut masih dalam fase adaptasi atau masih menyesuaikan

keadaannya dan masih butuh suport dari lingkungan dalam hal ini adalah

dukungan keluarga untuk membantu dalam mengatasi masalah yang dialami

responden, tentu saja dalam hal ini dukungan keluarga yang diberikan akan

mempengaruhi emosi dan perilaku pasien sehingga apa yang dikatakan ataupun

yang diarankan keluarga selama itu positif responden akan menuruti hal

tersebut begitupun dalam hal mencegah dalam peningkatan IDWG.

Dan hasil analisi dari ke 5 jurnal terebut rujukan urnal dari peneliti adalah

jurnal yang dilakukan oleh Rizani (2019) jurnal rizani memeneuhi semua

kriteria dalam pembuatan jurnal pembahasan yang dilakukan dalam penelitian

rizani cukuplah mendalam dan hasil analisa yang dilakukan juga tertata dengan

rapih dan sistematik sehinggal hasil yang di dapat tentulah akan akurat yang
77

terpenting perbedaan jurnal ini dari ke 4 jurnal lainnya adalah penggunaan

sampel yang menjelaskan kriteria inklusi yaitu pasien HD dengan yang sudah

menjalani HD 1 minggu 2x dan yang terpintangnya lagi dicantumkan pasien

HD yang sudah mengalami HD selama lebih dari 8 bulan hal ini dapat

menghindari bias data atau ketidak akuratan penelitian karena peneliti tersebut

jelas mengambil responden yaitu pasien HD yang sudah cukup lama ini bisa

menjelaskan seberapa jauh keefektifan dukungan keluarga memepengaruhi

nilai IDWG pada pasien penyakit kronik yang sudah mengalami penyakit

tersebut cukup lama, tidak cukup disana bahkan metode dan analisi yang

digunakan dalam penlitian cukuplah tepat dan hasil uji menggunkan Spermann

Rank Correlation.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah 2 jurnal menyatakan bahwa ada

hubungan dukungan keluarga dengan interdialytic weight gain dan 3 jurnal

menyatakan tidak adanya hubungan dukungan keluarga dengan interdialytic

weight gain. Jurnal yang menyatakan adanya hubungan dukungan keluarga

dengan interdialytic weight gain yaitu jurnal Gandis (2018) dan Nofrida

(2018) disebabkan oleh hubungan dukungan keluarga yang diberikan yaitu

berupa dukungan emosional, informasional, instrumental, dan penghargaan

akan mempengaruhi emosi dan perilaku pasien dalam menghadapi sakitnya

pasien akan lebih merasakan kenyamanan dan merasa diterima oleh keluarga

oleh sebab itu semangat untuk sehat akan lebih tinggi jika dengan adanya

dukungan keluarga. Jurnal yang menyatakan tidak adanya hubungan

dukungan keluarga dengan interdialytic weight gain yaitu jurnal Yuni (2011),

Sunarni (2019), dan Rizani (2019) disebabkan oleh responden yang diteliti

oleh peneliti tersebut cenderung responden yang sudah cukup lama mengidap

penyakit ginjal kronik oleh sebab itu dukungan keluarga tidak terlalu

berpengaruh karena dianggap suatu hal yang memang seharusnya pasien

dapatkan, sedangkan faktor yang lebih berpengaruhi dalam meningkatkan

IDWG pada jurnal Sunarni (2019) yaitu faktor rasa haus selanjutnya menurut

penelitian Rizani (2019) dan Yuni (2011) yang paling dominan yaitu faktor

intake cairan.

78
79

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan teori

perawat terhadap pentingnya kapan dukungan keluarga diberikan

khususnya pada pasien penyakit ginjal kronik.

6.2.2 Peneliti Lain

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai data sumber referensi

untuk penelitian selanjutnya yang membahas mengenai hubungan

intake cairan dengan interdialytic weight gain pada pasien penyakit

ginjal kronik.
DAFTAR PUSTAKA

Adriani.2016.Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet Pada


Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di Rumah Sakit
TK.III Dr. Reksodiwiryo Padang. Skripsi tidak dipublikasi. STIKes YPAK
Padang

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Brunner & Suddarth. 2014. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta EGC

Desfrimadona. 2016. Kualitas hidup penderita gagal ginjal kronik dengan


hemodialisa di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016. Skripsi.
Universitas Andalas. Fakultas Keperawatan.

Friedman, M. 2013. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori & Praktek
Edisi 5.Jakarta: EGC

Gandis.2018. Hubungan Dukngan Keluarga dan Motivasi Pasien dengan


Perubahan IDWG Pada Pasien CKD yang Menjalani Terapi HD di RSUD
Bangil. Pasuruan

Harmilah.2020. Penyakit Ginjal Kronik.Yogyakarta

Haryono, Rudy (2013). Keperawatan medikal bedah: sistem perkemihan.


Yogyakarta: Rapha Pubhlishing

Irwan. 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta:Deepublish

Istanti,Y.P. 2011. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap interdialytic weight


gains (IDWG) pada pasien chronic kidney diseases (CKD). RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.

Kallenbach, J. 2012. Review of Hemodialysis for nurses and dialysis peritoneal.


St. Louis: MO : Mosby.

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:


Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 18 Desember 2020 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf

80
81

Khan & Mallhi.2016. Chronic Kidney Disease, fluid overload and diuretic.
PlosOne

Kozier. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, Praktik.


Jakarta:EGC

Mubarak. 2015. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:EGC

Neuman.2013. Interdialytic Weight Gaint. Jakarta

Nofrida.2018. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Interdialytic Weight Gain


(IDWG) pada Pasien Hemodialisa. Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat :
Jambi

Notoatmodjo.2013. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Nurarif, A.H. dan Hardhi K. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta; MediAction.

Nursalam. 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.
Notoatmodjo. 2018. Metodologi Riset Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta

Puspita.2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi Interdialytic Weight Gain.


Jakarta

Potter & Perry.(2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses


dan Praktik, Edisi 5 Vol 2. Jakarta: EGC

Rahma.2017.Keperawatan Medikal Bedah: Sistem Perkemihan. Jakarta

Rini, S. dkk. 2013. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap kepatuhan


Dalam Pembatasan Asupan Nutrisidan Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal
kronik Dengan Hemodialisa. Program Studi Ilmu Keperawatan Universias
Riau.

Riskesdas.2018. Jumlah Penyakit Ginjal Kronik di Indonesia. Jakarta

Riyanto,W. (2011). Hubungan antara Penambahan Berat Badan di antara Dua


Waktu Hemodialisis (Interdialysis Weight Gain = IDWG) terhadap
Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi
Hemodialisis di Unit Hemodialisa IP2K RSUP Fatmawati Jakarta. Jakarta:
Tesis Universitas Indonesia
82

Rizani.2019.Hubungan Dukungan Keluarga dalam Pembatasan Cairan


Meningkatkan IDWG Pada Pasien yang Menjalani Hemodialisa.Jurnal
Citra Keperawatan Poltekkes Kemenkes Banjaramasin

Rosyidah.2017. Hubungan Kepatuhan diet Cairan pada pasien penyakit Ginjal


Kronik. Bantul

Sarafino (2011). Health Psychology : Biopsychosocial interaction. New York :


John Wiley & Sons, Inc.

Saraswati.2019.Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pembatasan Cairan Pada


Pasien CKD yang Menjalani Hemodialisa. Health Sciences Journal

SDGS.2016.Tujuan SDGS. Jakarta. http://www.uclg.org/sites/default/files/tujuan-


sdgs.pdf&ved=2ahUKEwiRITarpTfAhXERY8KHYkbCb4QFjAAegQIAR
AB&usg=AOvVaw2aL892_kv2hd3LHINhAd14. Diakses pada tanggal 18
Desember 2020.

Siella.2017. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Peningkatan Interdialytic


Weight Gain. Stikes Aisyiah Yogyakarta

Sugiyono.2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Smelzer & Bere. 2002. Buku Ajar Klinik Medikal Bedah edisi 8. Jakarta:EGC

Sonnier, B. L. (2011). Effects of Self-monitoring and Monetary Reward on Fluid


Adherence Among Adult Hemodialysis Patients. Doctoral dissertation.
University of North Texas.

Sunarni.2019. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Interdialytic Weight Gain


(IDWG) pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di Unit Hemodialisis RSUD
Boyolali. Jawa Tengah

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2016. Hiverpolemia pada pasien penyakit Ginjal
Kronik. Jakarta : DPP PPNI

Price & Wilson. 2015. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Jakarta:EGC

Wijaya.2019.Hubungan Dukungan Keluarga, Tingkat Pendidikan, Usia dengn


Kepatuhan Pembatasan Cairan Pada Klien ESRD yang Menjalani Terapi
Hemodialisis.Jurnal Keperawatan Silampari

Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika
83

Wijayanti dkk.2017. Faktor-Faktor Berditribusi Terhadap Interdialitic Body


Weight Gains (IDWG) Pada Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) di
RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Skripsi tidak dipublikasi.
STIKes Kusuma Husada Surakarta

Yuliana.2015. HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN


PEMBATASAN CAIRAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA. Stikes ‘Aisyiah Yogyakarta

Yuni, 2011. Faktor-Faktor yang Berkontribusi terhadap Interdialytic Weight


Gains pada Pasien Chronic Kidney Diseases yang Menjalani Hemodialisis.
JawaTengah
Lampiran 1

PENILAIAN CHECKLIST ANALISIS JBI FOR ANALYTICAL CROSS


SECTIONAL STUDIES
JBI Critical Appraisal Checklist for Analytical Cross Sectional Studies

Peninja :_____________________ Tanggal :_________________


u
Penulis :_____________________ Catat Nomor :_________________
Tahun :_____________________

N Tidak Tidak
Pertanyaan Ya Tidak
o Jelas Berlaku
1 Apakah kriteria untuk dimasukkan dalam
sampel didefinisikan dengan jelas?
2 Apakah subyek penelitian dan
pengaturannya dijelaskan secara rinci?
3 Apakah paparan diukur dengan cara yang
valid dan dapat diandalkan?

4 Apakah objektif, kriteria standar


digunakan untuk pengukuran kondisi?
5 Apakah faktor perancu diidentifikasi?
6 Apakah strategi untuk menangani faktor
pembaur dinyatakan?
7 Apakah hasil diukur dengan cara yang valid
dan dapat diandalkan?
8 Apakah analisis statistik yang sesuai
digunakan?

Penilaian keseluruhan : sertakan □kecualikan □ cari info lebih lanjut □


Komentar (termasuk alasan pengecualian)
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Lampiran 2

Penilaian Kelayakan Jurnal Menggunakan JBI Yang Digunakan Dalam Penelitian

No Penulis P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
dan Judul

1 Rizani Ya, didalem Ya, Subjek yang Ya, diukur dengan Ya, pengukuran Tidak Tid Ya, Ya,
(2019) penelitian ini diteliti dijelaskan cara yang Valid sudah sesuai ada ak menggunak menggunak
kriteria yaitu pasien yang diukur dengan dengan memakai fakto ada an analisa an analisa
Dukungan diberikan menjalani terapi instrumen yamg instrumen yang r fakt univariat Spearman
Keluarga dengan jelas HD dengan teknik sudah baku untuk sudah baku dan peran or dan bivariat Rank
Dalam yaitu kriteria penelitian dukungan keluarga, timbang berat cu per Correlation
Pembatasan inklusi dan Deskriptif sedangkan untuk badan anc
Cairan eklusi Korelasi nilai IDWG di ukur u
Meningkata dengan Timbang
n IDWG berat badan dan di
Pada Pasien hitung nilainya
yang
Menjalani
Hemodialisi
s

2 Yuni Ya, didalam Ya, Subjek yang Ya, instrumen yang Ya, pengukuran Tidak Tid Ya, Ya, Uji
(2011) penelitian ini diteliti dijelaskan dipakai yaitu sudah sesuai ada ak menggunak regresi
diberikan yaitu pasien yang kuesioner, dengan memakai ada an analisa linear
Faktor- dengan jelas menjalani terapi Pengukuran rasa instrumen yang univariat sederhana
Faktor yang yaitu kriteria HD dengan teknik haus menggunakan sudah baku dan dan bivariat digunakan
Berkontribu inklusi dan penelitian cross skala Visual timbang berat untuk
si terhadap eklusi sectional Analogue Scale mengetahui
Interdialytic VAS dengan skala badan, dan VAS hubungan
Weight 0 – 100, dan antara
Gains pada timbangan berat variabel
Pasien badan untuk independen
Chronic mendapatkan data dan
Kidney masukan cairan dan dependen.
Diseases IDWG.
yang
Menjalani
Hemodialisi
s

3 Gandis Ya, didalam Ya, Subjek yang Ya, diukur dengan Ya, pengukuran Tidak Tid Ya, Ya,
(2018) penelitian ini diteliti dijelaskan cara yang Valid sudah sesuai ada ak menggunak menggunak
diberikan yaitu pasien yang diukur dengan dengan memakai ada an analisa an n uji
Hubungan dengan jelas menjalani terapi instrumen yamg instrumen yang univariat statistik
Dukungan yaitu kriteria HD dengan teknik sudah baku untuk sudah baku dan dan bivariat regresi
Keluarga inklusi dan penelitian analitik dukungan timbang berat logistik
dan eklusi korelasi keluargadan badan ganda
motivasi motivasi,
pasien sedangkan untuk
dengan nilai IDWG di ukur
perubahaha dengan Timbang
n IDWG berat badan dan di
pada PGK hitung nilainya
yang
Menjalani
Terapi
Hemodialis
is di RSUD
Bangil

4 Sunarni Ya, didalam Ya, Subjek yang Ya, diukur dengan Ya, Instrumen Tidak Tid Ya, Ya,
(2019) penelitian ini diteliti dijelaskan cara yang valid penelitian yang ada ak menggunak menggunak
diberikan yaitu pasien yang Instrumen penelitian digunakan berupa ada an analisa an n uji
Hubungan dengan jelas menjalani terapi yang digunakan kuesioner, univariat analisis
Dukungan yaitu kriteria HD dengan desain berupa kuesioner timbangan berat dan bivariat statistik
Keluarga inklusi dan deskriptif korelatif untuk dukungan badan, rekam Kendal Tau
dengan eklusi dengan keluarga, timbangan medis (τ)
Interdialyti pendekatan cross berat badan untuk
c Weight sectional idwg, rekam medis
Gain dan lembar
(IDWG) pencatatan hasil nilai
pada IDWG responden.
Pasien
Gagal
Ginjal
Kronis di
Unit
Hemodialis
is RSUD
Boyolali

5 Nofrida Ya, didalam Ya, Subjek yang Ya, diukur dengan Ya, Instrumen Tidak Tid Ya, Ya,
(2018) penelitian ini diteliti dijelaskan cara yang valid penelitian yang ada ak menggunak menggunak
diberikan yaitu pasien yang Instrumen penelitian digunakan berupa ada an analisa an uji uji
Hubungan dengan jelas menjalani terapi yang digunakan kuesioner, univariat Chi-Square
Dukungan yaitu kriteria HD dengan desain berupa kuesioner timbangan berat dan bivariat
Keluarga inklusi dan deskriptif korelatif untuk dukungan badan
Dengan eklusi dengan keluarga, timbangan
Interdialytic pendekatan cross berat badan untuk
Weight Gain
(IDWG) sectional idw, pendekatan
pada Pasien yang dilakukan
Hemodialisa adalah dengan
observasi atau
pengumpulan data
sekaligus.
Penilaian Kelayakan Jurnal Menggunakan JBI
Lampiran 3

CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Rifal Septian


NIM : 191FK05040
Judul Skripsi : Hubungan Dukungan Sosial : Keluarga
dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG)
pad Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) di
Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya
Pembingbing Utama : Sriwulan Megawati, S.Kep., Ners., M.Kep

No Hari/ Tanggal Catatan Pembingbing Paraf Pembingbing


Acc Judul
1. 24 Desember 2020

• Di latar belakang langsung


saja kemasalahnya
• Kata sambung jangan
disimpan di depan
• Sumber jangan lebih dari 10
tahun
2. 29 Desember 2020
• Fenomena dilapangan yang
muncul apa
• Yang dibahas di latar
belakang ggk idwg dan
dukungan keluarga
• Tujuan khusus dibuatkan
3. 6 Januari 2021 • Dari Umum dulu lalu ke
khusus
• Perhatikan apa yang
melatarbelakangi idwg terjadi
peningkatan
• Jangan langsung ke IDWG
ke dampak PGK dulu
• Bahaya peningkatan IDWG
• Upaya mencegah
Peningkatan IDWG
• Sasaran stupen di perhatikan
• Penapisan di BAB I
• Acc Sementara BAB I
4. 8 Januari 2021
• Lanjut BAB II
• Perhatikan tata cara penulisan
• Perhatikan sumber
• Benang merah penelitian
5. 13 Januari 2021 • Dicantumkan penelitian
sebelumnya
• Sambil di cek Plagiat

• Perhatikan Sumber di setiap
paragraf
• Kerapihan penulisan
6. 15 Januari 2021
• Jangan disimpulkan dulu
terhadapa hubungan
• Kerangka konsep dibuatkan
• Tidak usah ada diteliti atau
tidak di kerangka konsep
• Jelaskan sesuai Grand Teori
• Definisi Konseptual jabarkan
7. 16 Februari 2021 variabel jangan yang lain-lain
• Baca lagi terkait kategori
data
• Yakin untuk teknik sampel
• Beri penomoran di instrumen
8. 22 Februari 2021 • Kerangka teori dibuat
pathway
• Kasih penomoran di definisi
operasional
• Kenapa pake accidental
• Jangan munculkan rumus di
uji val dan reliabilitas karena
sudah diuji
• Munculkan hasil jurnal-jurnal
di BAB II
• Disatukan dulu
9. 23 Februari 2021 • Cek Plagiat
• Hasil lampirkan
• Diliat lagi uji val dan
10. 24 Februari 2021 relibialtitas
• Lakukan Paraprase
• Lengkapi draft

11. 2 Maret 2021 • Konsul ke pembingbing


pedamping
• Hati-hati keliru
• Waktu menganalisa jurnal
yang tepat
• Jelaskan realnya bagaimana
pencairan jurnal jangan
bahasa proposal
• Cek ulang semua bab III,IV
12 15 Juni 2021 • Step sampai muncul grading
bagaimana
• BAB V jangan terlalu copas
jurnal
• Hasil di martik dibahas
perpoint
• Untuk pembahasan kaitkan
antara hasil, teori dan gapnya
13 28 Juni 2021 • Di kriteria masukan syarat
berbahasa inggris
• Design penelitian yang
diambil cantumkan dikriteria
• Apa style ke berapa jelaskan
• JBInya jenis apa
• Kenapa hanya dibatasi cross
sectional
• Narasi kalimat dibuat sendiri
saja
• Pembahsana sudah lumayan
bagus tinggal ambil
penelitian-penelitian itu
apakah ada hubungan atau
tidak
• Lengkapi draft
• Hubungi pembingbing 2 juga
biar tidak pincang

14 6 Juli 2021 • Cek bagian-bagian kata yang


masih proposal ganti sama
skripsi
• Cek plagiat
• ACC Sidang Akhir
CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Rifal Septian


NIM : 191FK05040
Judul Skripsi : Hubungan Dukungan Sosial : Keluarga
dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG)
pad Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) di
Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya
Pembingbing Pedamping : Rizki Muliani, S.Kep., Ners., MM

No Hari/ Tanggal Catatan Pembimbing Paraf Pembingbing


.
1. 26 Desember 2020 Acc Judul
• Perhatikan judul cover
• Nama fakultas di cover
perbaiki
• Bahasa asing diketik miring
• Angka kejadian diurutkan dari
2. 12 Januari 2021
dunia asia indo bandung
• Cek citation
• Jelaskan faktor internal dan
ekternalnya
• Tujuan khusus terbalik
• Revisi seperti yang kemarin di
tulis
3. 13 Januari 2021
• Lanjut saja bab II dan III biar
sekalian
4. 20 Januari 2021 • Beri kesimpulan penulis di
definisi PGK
• Cek Penomoran
• Tambahkan sub judul ttg
manifestasi klinis PGK
• Tambahkan penatalaksanaan
PGK dgn dialysis dan
transplantasi ginjal??
• Cek tata cara penulisan dan
besarnya huruf
• Faktor2 yg dibahas di BAB I
hrs sinkron dgn teori faktor2
yg ada di BAB II ini, ada
ketidaksesuaian
• Kerangka konsep
• Penelitian Sebelumnya
ditambahkan
• Gabung dgn paragraph di atas.
Karena paragraph itu
kumpulan dari bbrp kalimat,
tdk blh hanya 1 kalimat di
BAB I
• Baca lagi, perbaiki redaksi
kalimat di BAB I
• Ganti dgn kata : IDWG pasien
hemodialysis di BAB I
• Mau litrev atau penelitian
langsung
• Perhatikan Sumber di BAB I
• Rapihkan pengetikan di BAB
2 dan BAB 3 jarak dan spasi
5. 3 Maret 2021 • Lihat Panduan skripsi yang
baru beda sama yang tahun
lalu
• Lihat panduan BAB 3 dan 4
6. 10 Maret 2021 • Lengkapi draft beserta
lampiran
• Lengkapi draft komplit mulai
7. 17 Maret 2021 cover sampai lampiran-
lampiran
• Cek populasi dan sampel
• Cek kuesioner
8. 29 Maret 2021 • Lengkapi lembar bimbingan
dan surat izin Penelitian
• Acc Sidang UP
• Prisma flow harus benar dulu
sehingga jumlah jurnal yang
18 Juni 2021 di dapat tepat
9
• Belum ke pembahasan karena
belum sesuai
• Jurnal tidak boleh kurang dari
5 jurnal
10 29 Juni 2021 • Lengaki draft
• Abstrak
• Sesuaikan bab I-VI
11 2 Juli 2021 • Cek lagi jurnal mana yang ada
hubungan dan tidak ada
hubungan
• Ada ketidaksinkronan antara
abstrak, Bab V dan VI
• Ada 2 jurnal dilatar belakang
itu bisa ditambahkan sehingga
ada 7 sampelnya

12 3 Juli 2021 • Catatan bimbingan setelah UP


dilengkapi
• Mangga saya ACC sidang
akhir saja

Lampiran4
Lampiran 5

Pengecekan Plagiat Menggunakan Aplikasi Plagrame

Anda mungkin juga menyukai