SKRIPSI
Oleh:
ii
7. Kedua orangtua Ayahanda Irwan Ibrahim, SE., M. Si, AK dan Ibunda dr. Libya
Husen, Sp. PD., KGEH., FINASIM yang selalu memberikan dukungan moral,
material dan spiritual bagi keberhasilan penulis.
8. Kakak Shelda Syifa Azzahra, adik perempuan Syakira Syifa Risky, dan adik
laki-laki Ahmad Shafiq Bariski, yang telah memberikan dukungan dan doa.
9. Teman-teman Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2019 yang telah
berbaik hati bersedia berbagi ilmu dengan penulis.
10. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dan memberi saran yang membangun untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
Introduction: Menstruation has a periodic cycle every month which takes place
normally every 21-35 days. The process of the menstrual cycle sometimes goes up
and down and changes every month which can cause disturbances at the menstrual
cycle intervals. World Health Organization (WHO) in 2012 provided a report
regarding the prevalence of menstrual cycle disorders in women of around 45%.
This study aims to describe the risk factors for menstrual cycle disorders based on
the age of menarche, nutritional status and stress levels in female students.
Method: This research is a quantitative descriptive study with a cross sectional
design. The subjects of this study were female students of the 2022 FK class of the
USK Medical Education study program, totaling 54 respondents.
Results: Univariate analysis in this study showed that the majority of respondents
had polymenorrhea, amounting to 64.81%. The majority of respondents had a
normal menarche age of 74.07%, normal nutritional status of 51.85% and
moderate stress level of 70.37%.
Conclusion: This study shows that stress level is a risk factor for menstrual cycle
disorders which has the highest rate in the moderate stress category of 70.37% in
USK Faculty of Medicine students class of 2022 compared to menarche age and
nutritional status.
v
DAFTAR ISI
vi
3.3.1 Populasi Penelitian ................................................................................... 23
3.3.2 Sampel Penelitian ................................................................................. 24
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel................................................................ 24
3.3.4 Besar Sampel........................................................................................ 24
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................. 25
3.4.1 Variabel Penelitian ............................................................................... 25
3.4.2 Definisi Operasional............................................................................. 25
3.5 Alat/instrumen dan Bahan Penelitian .......................................................... 28
3.6 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 28
3.7 Prosedur Penelitian...................................................................................... 28
3.8 Analisis Data Penelitian .............................................................................. 29
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
berjumlah 1 orang (1,9%). Hasil penelitian ini diketahui bahwa siklus mentruasi
normal pada usia menarche dengan rentang usia 12-14 tahun sebesar 76% (28
orang), sedangkan siklus mentruasi tidak normal banyak terjadi pada usia menarche
<12 tahun sebesar 67% (10 orang) yang artinya antara usia menarche dini dengan
siklus menstruasi cukup berkaitan erat.10
Gizi adalah keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh (intake)
dengan zat gizi yang dibutuhkan untuk keperluan proses metabolisme tubuh.
Indikator status gizi adalah tanda-tanda yang dapat diketahui untuk
menggambarkan status gizi seseorang termasuk adanya gangguan siklus menstruasi
yang bisa disebabkan karena gizi kurang atau berlebih.11 Hupitoyo (2011) dalam
penelitiannya disebutkan bahwa penyebab lebih panjangnya siklus mentruasi
diakibatkan karena jumlah estrogen yang meningkat dalam darah akibat
meningkatnya jumlah lemak tubuh. Berat badan yang berlebih karena peningkatan
jumlah lemak dalam tubuh dapat memengaruhi pemanjangan siklus menstruasi.12
Islamy dan farida (2019) dalam penelitiannya mengatakan seorang wanita dengan
status gizi dibawah normal atau underweight cenderung kekurangan sel lemak
tubuh sehingga produksi hormon estrogen pun berkurang yang juga berdampak
pada siklus menstruasi.13
Stres merupakan respon individual terhadap stressor dalam lingkungan, yaitu
situasi dan peristiwa yang dirasa mengancam dan menghambat kemampuan
seseorang dalam beradaptasi.14 Tingkat stres berhubungan dengan siklus
menstruasi karena stres dapat merangsang HPA (Hypothalamus-Pituitary-Adrenal
cortex) aksis, sehingga dihasilkan hormon kortisol yang menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan hormonal sehingga berdampak pada siklus.15 Manurung pada
tahun 2017 menunjukkan 72,5% responden dengan stres berat didapati 60%
responden mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Sebanyak 27,5% yang
stres ringan didapati 2,5% mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, artinya
ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi,
semakin tinggi tingkat stresnya maka semakin tinggi pula kemungkinan tejadinya
gangguan pada siklus menstruasi.16
Mahasiswa baru fakultas kedokteran cenderung mengalami stress yang
beberapa penyebabnya jadwal perkuliahan yang padat, tuntutan prestasi akademik,
3
a. Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi penelitian di
fakultas kedokteran Universitas Syiah Kuala dan sebagai data awal untuk
pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti
sebagai bahan bacaan mengenai gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi
fakultas kedokteran program studi pendidikan dokter Universitas Syiah Kuala.
c. Bagi Responden
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai gangguan
siklus menstruasi, serta meningkatkan kesadaran untuk dapat meminimalisir faktor
risiko terjadinya gangguan siklus menstruasi.
d. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan meningkatkan
kesadaran akan pencegahan terjadinya gangguan siklus menstruasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Menstruasi
2.1.1 Definisi
5
6
Siklus endometrium atau siklus uterus terjadi akibat regulasi hormonal pada
siklus ovarium. Estrogen yang dihasilkan pada fase folikular menstimulasi
terjadinya pertumbuhan miometrium dan endometrium uterus serta menginduksi
terbentuknya reseptor progesteron pada endometrium. Progesteron akan
menyebabkan jaringan ikat endometrium melonggar dan mengalami edema akibat
akumulasi elektrolit dan air, progesteron juga menstimulasi sekresi dari kelenjar
endometrium dan meningkatkan jumlah pembuluh darah di endometrium, serta
menurunkan kontraktilitas uterus. Progesteron kemudian dapat mempersiapkan
uterus agar implantasi ovum dapat terjadi. 23 Siklus endometrium terdiri dari tiga
fase, yakni fase menstrual, fase proliferatif, dan fase sekretori atau fase
progestasional.
9
LH memacu sekresi hormon steroid, terutama estrogen oleh sel granulosa dari
folikel matur. LH berperan dalam steridogenesis dalam folikel dan penting dalam
terjadinya ovulasi. Aktivitas siklik dalam ovarium atau siklus ovarium
dipertahankan oleh mekanisme umpan balik yang bekerja antara ovarium,
hipotalamus, dan hipofisis.25
Hackney (2016) dalam bukunya mengatakan bahwa menstruasi dapat
dipengaruhi oleh beberapa hormon, diantaranya:26
a. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium dari folikel matur. Ada beberapa jenis dari
hormon estrogen salah satunya dalam siklus Reproduksi adalah estradiol. Hormon
estrogen sangat memengaruhi siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan serviks dan vagina sehingga
sesuai untuk penetrasi sperma. Estrogen diproduksi terutama oleh sel-sel teka
interna folikel di ovarium secara primer.
b. Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesteron mempertahankan
ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zigot. Progesteron
menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik atau fase sekresi pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada
keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
c. Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)
GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus otak dan akan
merangsang pelepasan follicle stimulating hormone (FSH) di hipofisis. Bila kadar
estrogen tinggi, Maka estrogen akan memberikan umpan balik ke hipotalamus
sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya. Hormon ini
diproduksi di hipotalamus kemudian dilepaskan yang berfungsi menstimulasi
hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon
gonadotropin seperti FSH dan LH.
d. Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Hormon ini diproduksi pada sel-sel basa hipofisis anterior sebagai respon
terhadap GnRH yang berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan
sel-sel granulosa di ovarium wanita. Pelepasannya periodik dan waktu paruh
12
eliminasinya pendek sekitar 3 jam. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibit dari sel-
sel granulosa ovarium melalui mekanisme umpan balik negatif.
e. Luteinizing Hormone (LH)
Hormon ini diproduksi di sel-sel kromosom hipofisis anterior bersama FSH
dan LH yang berfungsi memicu perkembangan folikel sel-sel teka dan sel-sel
granulosa, dan mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge).
Selama fase luteal, siklus LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus
luteum pasca ovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya periodik
dengan kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh
eliminasinya pendek sekitar 1 jam.
karena adanya stres baik fisik ataupun psikis, penyakit kronis, serta gangguan
nutrisi. Oligomenorea memerlukan evaluasi lebih lanjut agar dapat mengetahui
penyebab pastinya. Oligomenorea perlu perhatian lebih apabila disertai dengan
kejadian obesitas dan infertilitas karena memungkinkan berhubungan dengan
adanya sindroma metabolik.28
c) Amenorea
Amenorea adalah suatu keadaan atau kondisi dimana seorang wanita tidak
mengalami menstruasi sebagaimana mestinya atau secara sederhana disebut dengan
tidak mengalami menstruasi pada suatu periode.35 Terdapat 2 jenis klasifikasi
amenorea, yaitu amenorea primer dan amenorea sekunder. Amenorea primer adalah
apabila seorang wanita berusia 16 tahun atau lebih belum pernah mengalami
menstruasi dengan adanya pertumbuhan normal seks sekunder atau seorang wanita
berusia 14 tahun bila tanpa disertai seks sekunder.36 Amenorea primer umumnya
mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit diketahui, seperti kelainan
kongenital dan kelainan genetik.37 Penyebab amenore primer terbanyak adalah
kelainan genetik yaitu sekitar 43% dan penyebab terkecil adalah hymen
imperforate, Androgen Insensitivity Syndrom (AIS), Hiperplasia Adrenal
Kongenital (HAK), dan penyakit susunan saraf pusat yang masingmasing diketahui
frekuensinya adalah sekitar 1%.38 Amenorea sekunder adalah keadaan seorang
wanita yang mempunyai masa/periode atau siklus menstruasi yang normal, tetapi
kemudian tidak mendapatkannya lagi selama 3 siklus atau lebih secara
berurutuan.36 Amenorea sekunder lebih menunjukkan kepada sebab-sebab yang
timbul kemudian dalam kehidupan wanita seperti stres, gangguan gizi, gangguan
metabolisme, tumor, dan penyakit infeksi reproduksi.37 Penyebab tidak datangnya
menstruasi berarti terdapat adanya gangguan pada organ-organ yang bertanggung
jawab terhadap proses terjadinya siklus menstruasi, yaitu hipotalamus, hipofisis,
ovarium, dan uterus. Prevalensi amenorea sekunder sekitar 3-4% wanita usia
reproduktif, sebagian besar kasus disebabkan oleh sindroma ovarium polikistik
(SOPK), amenorea hipotalamik, hiperprolaktinemia, dan kegagalan ovarium dini.39
15
2. Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometri ini biasanya dilakukan untuk penimbangan berat
badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar lengan atas (LILA). Pemeriksaan ini
penting untuk anak remaja yang masih dalam proses pertumbuhan dan sudah
mengalami pubertas.
3. Pengukuran biokimiawi
Pemeriksaan biokimiawi yang terpenting adalah pemeriksaan kadar
hemoglobin. Pengukuran ini sangat penting terutama pada remaja wanita karena
mereka sudah mulai mendapatkan menstruasi tiap bulannya.
Diantara ketiga cara diatas, pengukuran dengan cara antropometri adalah
yang paling sering dilakukan, mudah, murah dan relatif sederhana. Penentuan status
gizi remaja dapat ditentukan dengan pengukuran antropometri yaitu berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB). Metode yang digunakan adalah dengan perhitungan
indeks massa tubuh yang didapatkan dengan cara membagi berat badan (kg) dengan
kuadrat tinggi badan (meter).48
Penelitian yang dilakukan oleh Dahliansyah dalam jurnal yang ditulis oleh
Adnyani (2013), disebutkan bahwa ada hubungan antara lemak tubuh dengan siklus
menstruasi. Salah satu hormon yang berperan dalam proses menstruasi adalah
estrogen. Estrogen ini disintesis di ovarium, adrenal, plasenta, testis, jaringan lemak
dan susunan saraf pusat. Menurut analisis, penyebab lebih panjangnya siklus
mentruasi diakibatkan jumlah estrogen yang meningkat dalam darah akibat
18
meningkatnya jumlah lemak tubuh. Kadar estrogen yang tinggi akan memberikan
feedback negatif terhadap sekresi GnRh.51, 52
Status gizi seorang perempuan baik gizi kurang maupun lebih dapat
menyebabkan penurunan aktivitas hipotalamus, yang mencegah hipofisis anterior
dirangsang untuk melepaskan FSH dan LH.53 Kadar hormon estrogen yang tinggi
memberikan feedback negatif terhadap produksi gonadotropin releasing hormone
(GnRH) melalui sekresi protein inhibitor yang dapat menghambat kerja hipofisis
anterior untuk memproduksi hormon FSH. Hambatan ini menyebabkan gangguan
proliferasi folikel sehingga folikel matur tidak dapat terbentuk yang berakibat pada
terjadinya pemanjangan siklus menstruasi (Oligomenorea). Peningkatan hormon
estrogen juga memberikan feedback positif pada hormon LH sehingga terjadi
peningkatan kadar hormon LH secara cepat dalam tubuh. Hormon FSH dan LH
bekerja secara bersamaan dan LH tidak berfungsi dengan baik jika ada masalah
dengan sekresi FSH. Siklus menstruasi yang tidak teratur disebabkan oleh LH yang
dilepaskan terlalu cepat karena terus menerus merangsang pembentukan folikel
baru tetapi tidak sampai pada proses pematangan dan ovulasi.54
Gizi kurang dapat memicu terjadinya gangguan fungsi reproduksi dan
perubahan kadar hormon estrogen yang akan memengaruhi keteraturan siklus
menstruasi. Wanita dengan malnutrisi atau underweight umumnya akibat eating
disorder, mengalami keterlambatan dalam maturitas seksual dan menyebabkan
risiko siklus menstruasi yang tidak teratur. Selain itu, sekresi hormon LH yang
terganggu akibat penurunan berat badan juga akan mengganggu siklus dengan
menyebabkan pemendekan fase luteal sehingga berdampak negatif pada siklus
menstruasi yang dapat menghambat terjadinya proses ovulasi. Wanita dengan gizi
kurang, berarti cenderung memiliki lemak tubuh sedikit sehingga kadar estrogen
yang dihasilkan lebih sedikit. Kadar estrogen yang rendah menyebabkan masalah
kesuburan dan menyebabkan pemendekan siklus menstruasi (Polimenorea).55
Gizi lebih (overweight) dalam istilah awam lebih dikenal sebagai
kegemukan yang merupakan status gizi tidak seimbang akibat asupan gizi yang
berlebihan sehingga menghasilkan ketidakseimbangan energi antara konsumsi
makanan dan pengeluaran energi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
parameter yang digunakan untuk menentukan status gizi seseorang dewasa normal
19
atau tidak adalah dengan menggunakan ukuran indeks massa tubuh (IMT), dengan
nilai overweight adalah IMT 23-24,9.56
Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidak
seimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy
expenditure) dalam waktu lama.57 Obesitas dapat menyebabkan sindroma
metabolik yang menjadi awal diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner dan
osteoporosis, selain itu obesitas dapat menjadi faktor resiko pada kasus gangguan
menstruasi yang terkait dengan gangguan hormonal. 58 Obesitas dapat mengganggu
siklus menstruasi yang secara aktif memengaruhi rasio peningkatan hormon
estrogen dan androgen melalui jaringan adiposa. Peningkatan kadar estrogen secara
persisten tidak hanya menyebabkan peningkatan hormon androgen, tetapi juga
dapat mengganggu perkembangan folikel yang matur.59 Wanita yang mengalami
obesitas menghasilkan estrogen lebih banyak dan dapat menyebabkan gangguan
siklus menstruasi dengan siklus menstruasi yang lebih jarang (oligomenorea) atau
tidak mengalami siklus menstruasi (amenorea).58
c. Stres
Stres adalah sesuatu yang terasa menekan dalam diri individu, yang disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara harapan dan kenyataan yang dinginkan oleh
individu, baik keinginan yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah. Stres adalah
suatu reaksi fisik dan psikis terhadap setiap tuntutan yang mengganggu stabilitas
kehidupan sehari-hari.60
Stres melibatkan sistem neuroendokrinologi sebagai sistem yang besar
peranannya dalam reproduksi wanita. Saat stress, terjadinya aktivasi aksis
hipotalamus pituitari adrenal bersama-sama dengan sistem saraf autonom yaitu
aktivasi amygdala pada sistem limbik. Sistem ini menstimulasi pelepasan hormon
dari hipotalamus yaitu corticotropic releasing hormone (CRH). Hormon ini akan
secara langsung menghambat sekresi GnRH hipotalamus dari tempat produksinya
di nukleus arkuata. Peningkatan CRH akan menstimulasi pelepasan endorfin dan
adrenocorticotropic hormone (ACTH) ke dalam darah. Peningkatan ACTH akan
menyebabkan peningkatan pada kadar kortisol darah. Hormon-hormon tersebut
secara langsung dan tidak langsung menyebabkan penurunan kadar GnRH dalam
bentuk follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) yang akan
20
Siklus menstruasi 2
(Normal: 21-35 hari)
Fisiologi menstruasi: 20
- Estrogen - Androgen
- Progesteron - CRH
- GnRH - ACTH
- FSH - Kortisol
- LH
- Polimenorea
4 - Oligomenorea
Gangguan siklus menstruasi
- Amenorea
Keterangan:
23
24
b. Kriteria eksklusi
1. Mahasiswi sedang mengkonsumsi obat-obatan (Obat antidepresan,
antiansietas, antipsikotik, obat kemoterapi, kortikosteroid oral, dan
obat-obatan hormonal)
2. Mahasiswi menderita penyakit reproduksi (Kanker, tumor, miom, dan
polip)
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik total
sampling dimana jumlah sampel mengambil seluruh populasi yang ada. Sampel
pada penelitian ini merupakan mahasiswi dengan gangguan siklus menstruasi
sesuai dengan kriteria inklusi.
Berdasarkan hasil survei data awal pada mahasiswi baru fakultas kedokteran
program studi pendidikan dokter angkatan 2022 yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi. Besar sampel pada penelitian ini adalah 54 mahasiswi dengan
gangguan siklus menstruasi.
25
Variabel dalam penelitian ini adalah faktor risiko gangguan siklus menstruasi
berupa usia menarche, status gizi, dan stress pada mahasiswi fakultas kedokteran
program studi pendidikan dokter Universitas Syiah Kuala.
3. IMT (Indeks Massa Tubuh) adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui
status gizi seseorang yang didapatkan dari perbandingan berat dan tinggi badan.
Dikategorikan menjadi: 50
- Berat badan kurang : <18,5 (underweight)
- Berat badan normal : 18,5-22.9
- Berat badah lebih : 23-24.9 (overweight)
- Obesitas 1 : 25-29.9
- Obesitas 2 : >30
4. Stres adalah keadaan dimana terdapat ketidakseimbangan antara kemampuan
individu dengan tekanan atau beban yang diberikan kepadannya. Tingkat stress
dapat diukur dengan menggunakan kuisioner Perceived Stress Scale (PSS).
Dikategorikan menjadi: 65
- 0-13 : Stres rendah
- 14-26 : Stres sedang
- 27-40 : Stres berat
27
Oligomenorea:
>35 hari
Amenorea:
Tidak
mengalami
menstruasi
Menarche
lambat: >14
tahun
Overweight:
23-24.9
Obesitas 1: 25-
29.9
Obesitas 2:
>30
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik dan alat berbentuk kuesioner. Peneliti sudah menyiapkan
daftar pertanyaan yang akan diisi oleh responden untuk menilai siklus menstruasi,
usia menarche, status gizi dengan IMT (Indeks Massa Tubuh) dan tingkat stress
pada mahasiswi baru fakultas kedokteran program studi pendidikan dokter
angkatan 2022 Universitas Syiah Kuala yang sesuai kriteria inklusi.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat
langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner. Prosedur pengambilan
data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan survei data awal responden yang sesuai kriteria inklusi dan
eksklusi
2. Kuesioner kemudian dibagikan kepada responden yang sudah ditetapkan
melalui google form
3. Memberikan penjelasan secara singkat tentang tujuan dan maksud
penelitian
4. Responden diminta mengisi informed consent sebagai bukti persetujuan
responden sebagai subjek penelitian
5. Responden diminta untuk mejawab pertanyaan kuesioner sesuai dengan
petunjuk yang tertera
29
Analisa data penelitian dilakukan dengan cara melihat persentase data yang
telah terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel univariat yaitu untuk
menggambarkan jumlah setiap variabel yang ada, lalu dilanjutkan dengan
membahas hasil penelitian berdasarkan teori dan kepustakaan yang ada. Analisis
univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik dari setiap variabel penelitian.
Pada umumnya dalam analisis univariat hanya menghasilkan distribusi frekuensi
dan persentase dari tiap variabel. Rumus untuk mencari persentase adalah:
𝑓
𝑃= 𝑥 100%
𝑛
Keterangan:
p : Persentase
f : Frekuensi
n : Jumlah Total
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
30
31
Pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwasanya rentang usia responden
adalah 16- 20 tahun dengan mayoritas responden usia 18 tahun berjumlah 37 orang
(68,5%), sedangkan kelompok usia responden yang paling sedikit adalah usia 16
dan 20 tahun, masing-masing berjumlah 1 orang (1,85%). Karakteristik
berdasarkan berat badan responden paling banyak adalah kisaran 40-50 kg
berjumlah 24 orang (44,44%), dan yang paling sedikit adalah berat badan >80 kg
yang berjumlah 1 orang (1,85%). Berdasarkan tinggi badan mayoritas responden
adalah kisaran 151-160 cm berjumlah 35 orang (64,81%), sedangkan rentang tinggi
badan 140-150 cm adalah yang paling sedikit berjumlah 4 orang (7,41%).
Polimenorea 35 64,81%
Oligomenorea 17 31,48%
Amenorea 2 3,70%
Total 54 100,00%
4.2 Pembahasan
4.2.1 Gangguan Siklus Menstruasi Responden
Gangguan siklus menstruasi yang dialami responden mayoritas mengalami
polimenorea yaitu siklus menstruasi dengan interval <21 hari yang ditandai dengan
siklus menstruasi lebih sering/pendek daripada normal, sebanyak 35 orang
(64,81%), dan yang paling sedikit mahasiswi dengan amenorea sebanyak 2 orang
(3,70%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Nursalsabila di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun
2019 yang menyatakan bahwa dari 55 responden (25,7%) mengalami gangguan
siklus menstruasi diantaranya mahasiswi mayoritas mengalami gangguan siklus
menstruasi berupa polimenorea sebanyak 25 responden (13,4%), oligomenorea
34
terjadinya menarche pada usia yang tidak seharusnya (lambat). Hal ini memberikan
bukti bahwa status gizi merupakan faktor signifikan yang berhubungan dengan usia
menarche.43, 44
Faktor risiko gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi berdasarkan
status gizi yang ditampilkan pada tabel 4.4 menunjukkan bahwasanya mahasiswi
mayoritas memiliki status gizi normal berjumlah 28 orang (51,85%), dan status gizi
yang paling sedikit adalah obesitas II yang berjumlah 2 orang (3,70%). Hasil dari
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Felicia dan Ester
Hutagaol (2017), menyatakan bahwasanya status gizi mahasiswi dominan normal
sebanyak 29 orang (43,3%), kurus sebanyak 27 orang (40,3%) dan status gizi
gemuk sebanyak 11 orang (16,4%).76 Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh
Nurul Maulidia dya (2019), menyatakan bahwasanya mahasiswi mayoritas
memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) normal sebanyak 55 orang (66,3%) gemuk
sebanyak 15 orang (18,1%), obesitas sebanyak 7 orang (8,4%), kurus sebanyak 4
orang (4,8%), dan sangat kurus sebanyak 2 orang (2,4%).54
Indeks Massa Tubuh (IMT) dan gangguan siklus menstruasi memiliki
hubungan yang didasarkan pada jumlah lemak tubuh. Wanita yang memiliki IMT
rendah, komposisi lemak tubuhnya juga rendah, demikian pula sebaliknya. Lemak
tubuh merupakan prekursor pada pembentukan hormon gonadotropin dan hormon
steroid ovarium, kekurangan bahan ini menyebabkan hormon yang terbentuk tidak
adekuat untuk mencapai siklus menstruasi normal. Sebaliknya bila jumlah
prekursor ini berlimpah, produksi estrogen akan berlebih pula sehingga menganggu
keseimbangan hormonal yang ada. Status gizi dapat memengaruhi pola siklus
menstruasi, baik pada wanita dengan gizi kurang maupun gizi lebih.77 Wanita
dengan gizi kurang cenderung memiliki lemak tubuh sedikit sehingga kadar
estrogen yang dihasilkan lebih sedikit dari normal. Kadar estrogen yang rendah
menyebabkan masalah kesuburan dan menyebabkan pemendekan fase luteal
sehingga berdampak negatif pada siklus menstruasi yang dapat menghambat
terjadinya proses ovulasi sehingga menyebabkan pemendekan siklus menstruasi
terjadi (polimenorea), sedangkan wanita dengan gizi lebih dan obesitas cenderung
memiliki sel lemak berlebih sehingga estrogen yang diproduksi juga meningkat dan
menghambat kadar hormon FSH mencapai puncak. Hal ini menyebabkan
37
terhentinya pertumbuhan folikel (sel telur) sehingga terbentuk folikel yang tidak
matang. Keadaan inilah yang menyebabkan siklus menstruasi wanita menjadi lebih
panjang (oligomenorea) ataupun tidak mengalami menstruasi bulanan
(amenorea).78
Wanita yang memiliki persentase lemak tubuh tinggi atau kategori obesitas
dapat memengaruhi fungsi reproduksi wanita akibat adanya kadar leptin dan insulin
yang tinggi (namun pada beberapa keaadan seorang dengan obesitas tidak
memengaruhi siklus menstruasinya, hal ini mungkin disebabkan belum terjadinya
resistensi insulin dan resistensi leptin). Kadar leptin yang tinggi memengaruhi
steroidogenesis di ovarium. Kadar insulin di dalam tubuh berbanding lurus dengan
persentase lemak di dalam tubuh sehingga dapat menimbulkan perubahan pada
sensitivitas dan sekresi insulin. Pada orang yang obesitas akan terjadi peningkatan
kadar glukosa darah secara langsung sehingga peningkatan kadar glukosa darah
akan berakibat terjadi glukoneogenesis. Hal ini akan memengaruhi kadar insulin
yang terus meningkat, yang disebut hiperinsulinemia. Selain itu insulin secara
langsung dapat menurunkan Sex Hormone Binding Globulin (SHBG) pada
perempuan obesitas karena SHBG bekerja berlawanan dengan insulin yaitu
menekan produksi androgen. Insulin bekerja pada proses steroidogenesis untuk
merangsang sel teka untuk memproduksi androgen sehingga tingginya kadar
insulin dapat menyebabkan hiperandrogen. Pada resistensi insulin, dimana jumlah
reseptor insulin menurun/tidak berfungsi (blocked), maka kadar insulin yang
berlebih akan berikatan dengan resptor Insulin like Growth Factor-I (IGF-I), yang
mempunyai bentuk/struktur sama dengan reseptor insulin. IGF-I bekerja
memperkuat rangsangan Luteinizing Hormon (LH) terhadap sel teka ovarium untuk
menghasilkan androstenedion yang merupakan prekursor hormon reproduksi.79
Sel granulosa dan sel teka keduanya bekerja sama dalam mengubah
androgen menjadi estrogen. Reseptor LH hanya ada pada sel teka, begitu juga
reseptor FSH hanya ada pada granulosa. LH memicu sel teka untuk menghasilkan
hormon androgen, selanjutnya androgen memasuki sel granulosa. Pada sel
granulosa, androgen akan diubah menjadi estradiol oleh FSH dengan mengaktifkan
enzim aromatase sehingga sel granulosa akan berproliferasi.80 Dengan demikian,
peningkatan kadar estrogen yang terus-menerus dapat memberikan feedback
38
menstruasi yang memiliki angka paling tinggi pada responden mahasiswi angkatan
2022 dengan kategori tingkat stres sedang sebanyak 70,37%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dari penelitian, analisis dan pembahasan yang sudah dilakukan
maka penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Mahasiswi fakultas kedokteran angkatan 2022 dalam penelitian ini mayoritas
mengalami gangguan siklus menstruasi berupa polimenorea sebanyak 64,81%.
2. Penelitian ini menunjukkan bahwasanya tingkat stres merupakan faktor risiko
gangguan siklus menstruasi yang memiliki angka paling tinggi dengan kategori
tingkat stress sedang sebanyak 70,37% pada mahasiswi fakultas kedokteran
angkatan 2022 dibandingkan faktor risiko menarche dan status gizi.
5.2 Saran
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi klinisi agar dapat
memberikan edukasi tentang upaya menghindari faktor risiko yang dapat
menyebabkan gangguan siklus menstruasi.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi masyarakat agar dapat
meningkatkan kesadaran akan pencegahan terjadinya gangguan siklus
menstruasi.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi peneliti selanjutnya agar
mengembangkan penelitian mengenai faktor risiko lainnya yang dapat
memengaruhi gangguan siklus menstruasi.
41
Daftar Pustaka
1. Ganong, W.F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 22nd Ed. Jakarta: Egc; 2008.
8. Yu Ej, Choe Sa, Yun Jw, Son M. Association Of Early Menarche With
Adolescent Health In The Setting Of Rapidly Decreasing Age At Menarche.
J Pediatr Adolesc Gynecol [Internet]. 2020;33(3):264–70. Available From:
Https://Doi.Org/10.1016/J.Jpag.2019.12.006
11. Netty T. Penilaian Status Gizi. In: 1st Ed. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2017. P. 315.
14. King, Laura A. The Science Of Psychology-An Appreciative View. 3rd Ed.
Jakarta: Salemba Humanika; 2017. 542 P.
15. Yudita Na, Yanis A, Iryani D. Hubungan Antara Stres Dengan Pola Siklus
Menstruasi Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. J Kesehat
42
Andalas. 2017;6(2):299.
16. Manurung Ss. Hubungan Tingkat Stres Terhadap Siklus Menstruasi Pada
Remaja Di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016. J Ilm Keperawatan
Imelda. 2017;3(2):307–14.
17. Maulina B, Sari Dr. Derajat Stres Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran
Ditinjau Dari Tingkat Penyesuaian Diri Terhadap Tuntutan Akademik. J
Psikol Pendidik Dan Konseling J Kaji Psikol Pendidik Dan Bimbing
Konseling. 2018;4(1):1.
18. Jafri Sam. Stress Level Comparison Of Medical And Nonmedical Students:
A Cross Sectional Study Done At Various Professional Colleges In Karachi,
Pakistan. Acta Psychopathol. 2017;03(02):1–6.
19. Nida Rm, Sari Ds. Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap
Penurunan Nyeri Dismenore Pada Siswi Kelas Xi Smk Muhammadiyah
Watukelir Sukoharjo (The Influence Of Warm Compress Decrease In
Dismenorhea Eleventh Grade Students Of Smk Muhammadiyah Watukelir
Sukoharjo). J Kebidanan Dan Kesehat Tradis. 2016;1(2):103–9.
20. Sibagariang Er. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Trans Info Media;
2010.
21. Guyton, A.C, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 12th Ed. Jakarta: Egc;
2014.
23. Sherwood L. Human Physiology From Cells To Systems. In: 9th Ed. Boston,
Usa: Cengage Learning; 2016. Available From: Www.Cengage.Com
25. Seri Wahyuni, Sst Mk. Obstetri Fisiologi. Wineka Media; 2022. 163 P.
26. Hackney, A.C. Sex Hormones, Exercise & Women. 1st Ed. Chapel Hill, Nc,
Usa: Springer Berlin Heidelberg; 2016.
28. Anwar M Dr. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. In: Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952. 3rd Ed. Jakarta: Pt Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2011.
29. Long Wn. Abnormal Vaginal Bleeding. In: Clinical Methods: The History,
43
Physical, And Laboratory Examinations. 3rd Ed. Boston, Usa: Butterworths;
2019.
34. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. 4th Ed. Jakarta: Pt Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2016. 981 P.
35. Heffner, J L, Schust Dj. At A Glance: Sistem Reproduksi. 2nd Ed. Jakarta:
Erlangga; 2010.
37. Prawirohardjo. Amenorea Pada Remaja. 1st Ed. Yogyakarta: Araska; 2008.
38. Arifiandi Md, Wiyasa Iwa. Amenore Primer Et Causa Hiperplasia Adrenal
Kongenital Non Klasik. J Issues Midwifery. 2018;2(1):30–6.
43. Alam S, Syahrir S, Adnan Y, Asis A. Hubungan Status Gizi Dengan Usia
Menarche Pada Remaja Putri. J Ilmu Kesehat Masy. 2021;10(03):200–7.
44. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia :
Asuhan Nutrisi Pediatrik (Pediatric Nutrition Care). Paediatric. 2011;3(2):5–
44
6.
45. Putri Fr, Wesiana W. Indeks Massa Tubuh Berpengaruh Terhadap Usia
Menarche Pada Siswi Kelas 5 Dan 6 Di Sdn 01 Wiyung Surabaya. J Heal
Sci. 2018;7(2):73–9.
47. Novita R. Hubungan Status Gizi Dengan Gangguan Menstruasi Pada Remaja
Putri Di Sma Al-Azhar Surabaya. Amerta Nutr. 2018;2(2):172.
48. Dieny Ff. Permasalahn Gizi Pada Remaja Putri. 1st Ed. Yogyakarta: Graha
Ilmu; 2014. 364 P.
49. Dewi A, Mahmudiono T. Hubungan Pola Makan, Aktivitas Fisik, Sikap, Dan
Pengetahuan Tentang Obesitas Dengan Status Gizi Pegawai Negeri Sipil Di
Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. J Media Gizi Indones.
2013;9(1):42–8.
51. Adnyani,Nkw. Nng. Hubungan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada
Remaja Putri Kelas X Putri Kelas X Di Sma Pgri 4 Denpasar. J Chem Inf
Model. 2013;53(9):1689–99.
53. Marmi. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. 1st Ed. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar; 2013. 450 P.
54. Dya Nm, Adiningsih S. The Correlation Between Nutritional Status And
Menstrual Cycle Of Female Students At Islamic Senior High School 1,
Lamongan. Amerta Nutr. 2019;3(4):310.
55. Jappe Lm, Cao L, Crosby Rd, Crow Sj, Peterson Cb, Le Grange D, Et Al.
Stress And Eating Disorder Behavior In Anorexia Nervosa As A Function
Of Menstrual Cycle Status. Int J Eat Disord [Internet]. 2014 Mar;47(2):181–
8.
45
58. Misnadiarly. Obesitas Sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit. Cet. 1.
Jakarta: Pustaka Obor Populer; 2007.
63. Maryuni, Anik. Biologi Reproduksi Dalam Kebidanan. Jakarta: Tim; 2010.
66. Aedi N. Instrumen Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data. J Chem Inf
Model. 2018;53(9):1689–99.
71. Schmalenberger Km, Tauseef Ha, Barone Jc, Owens Sa, Lieberman L,
Jarczok Mn, Et Al. How To Study The Menstrual Cycle: Practical Tools And
Recommendations. Psychoneuroendocrinology. 2021;123.
46
73. Sen Lc, Annee Ij, Akter N, Fatha F, Mali Sk, Debnath S. Study On
Relationship Between Obesity And Menstrual Disorders. Asian J Med Biol
Res. 2018;4(3):259–66.
75. Fitriningtyas E, Redjeki Es, Kurniawan A. Usia Menarche, Status Gizi, Dan
Siklus Menstruasi Santri Putri. Prev Indones J Public Heal. 2017;2(2):58.
77. Maedy Fs, Astika T, Permatasari E. Hubungan Status Gizi Dan Stres
Terhadap Siklus Menstruasi Remaja Putri Di Indonesia. Muhammadiyah J
Nutrtion Food Sci [Internet]. 2022;3(1):1–10. Available From:
Jurnal.Umj.Ac.Id/Index.Php/Mjnf
78. Wei S, Schmidt Md. Obesity And Menstrual Irregularity: Associations With
Shbg, Testosterone, And Insulin. In: North American Association For The
Study Of Obesity (Naaso). John Wiley & Sons, Ltd; 2012. P. 1070–6.
79. Hugh S. Taylor, Md Lubna Pal, Mbbs, Ms Emre Seli M. Speroff’s Clinical
Gynecologic Endocrinology And Infertility. 9th Ed. New York: Woltres
Kluwer; 2022.
80. Speroff L, Fritz Ma, Kase Ng. Clinical Gynecologic Endocrinology And
Infertility. Ninth. New Haven, Connecticut, U.S State: Wolters Kluwer;
2020.
47
Disturbance Among Female Students In Faculty Of Medicine Universitas
Sriwijaya. Biosci Med. 2019;3(1):1–13.
86. Purnama Cyi, Priasmoro Dp, Kurniawan Aw. Gambaran Gangguan Siklus
Menstruasi Pada Mahasiswi Tingkat Akhir Yang Mengalami Stres Di Itsk
Rs Dr.Soepraoen Malang. J Borneo Holist Heal. 2022;5(1):47–56.
87. Manurung Ef. The Relationship Of Stress Level With Menstrual Cycle
Disorders In Smk Health Nafsiah Stabat Year 2022. Sci Midwifery.
2022;10(3):2377–84.
88. Chang P-J, Chen P-C. Risk Factors On The Menstrual Cycle Of Healthy
Taiwanese College Nursing Students. Aust New Zeal J Obstet Gynaecol.
2009;49(6):689–94.
48
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan
No Kegiatan
5 6 7 8 9 10 11 12
1. Studi kepustakaan
2. Penyusunan proposal
3. Seminar proposal
4. Perbaikan Proposal
5. Pengajuan Etik
5. Pengambilan Data
6. Pengolahan Data
7. Penyusunan Skripsi
8. Sidang Skripsi
49
Lampiran 2. Data Hasil Penelitian
50
35. ZQ 2022 18 168 cm 57 kg 20,1 Normal
36. K 2022 17 165 cm 50 kg 18,3 Kurang
37. FB 2022 18 153 cm 48 kg 20,5 Normal
38. RF 2022 18 153 cm 38 kg 16,2 Kurang
39. KAH 2022 18 152 cm 64 kg 27,7 Obesitas I
40. SSR 2022 18 160 cm 45.6 kg 17,9 Kurang
41. AA 2022 18 152 cm 49 kg 21,2 Normal
42. WH 2022 18 155 cm 45 kg 18,7 Normal
43. GAP 2022 19 154 cm 55 kg 23,1 Lebih
44. CCA 2022 18 154 cm 50 kg 21,0 Normal
45. NDS 2022 18 157 cm 52 kg 21,0 Normal
46. AW 2022 20 155 cm 50 kg 20,8 Normal
47. SSA 2022 18 153 cm 50 kg 21,3 Normal
48. FR 2022 18 165 cm 47 kg 17,2 Kurang
49. NI 2022 18 156 cm 45 kg 18,4 Kurang
50. NA 2022 19 160 cm 43 kg 16,7 Kurang
51. PG 2022 17 168 cm 61 kg 21,6 Normal
52. NH 2022 18 165 cm 62 kg 22,7 Normal
53. CFA 2022 16 165 cm 45 kg 16,5 Kurang
54. SAD 2022 17 153 cm 65 kg 27,7 Obesitas I
51
Data Menstruasi Responden
P1
NO Nama P2 P3 P4 P5 P6 P7 Gangguan Siklus
(Menarche)
Menstruasi
1. ZN 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
2. AC 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
3. QSA 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
4. NFP 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
5. SMF 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
6. AZR 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
7. NY 10 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
8. DZP 15 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
9. DA 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
10. AK 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
11. RM 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
12. SM 10 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
13. NS 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
14. NAB 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
15. ASH 11 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
16. FAP 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
17. ENR 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
18. SMW 15 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
19. PB 14 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
20. DDA 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
21. NLA 15 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
52
22. AR 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
23. SZ 11 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
24. DAB 15 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
25. RS 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
26. SF 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
27. TKD 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
28. RZ 15 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
29. WR 15 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
30. NFM 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Tidak Ya Amenorea
31. CR 15 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
32. NW 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
33. CS 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
34. SS 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
35. ZQ 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
36. K 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
37. FB 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
38. RF 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
39. KAH 11 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
40. SSR 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
41. AA 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
42. WH 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
43. GAP 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
44. CCA 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
45. NDS 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
46. AW 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
47. SSA 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
53
48. FR 10 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
49. NI 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
50. NA 14 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
51. PG 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
52. NH 13 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Ya Tidak Tidak Polimenorea
53. CFA 15 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Tidak Ya Amenorea
54. SAD 12 tahun Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Tidak Ya Tidak Oligomenorea
54
Data Tingkat Stres Responden
1. ZN 2 2 4 3 1 2 3 1 1 2 21 Sedang
2. AC 4 3 4 2 1 4 3 0 4 4 29 Berat
3. QSA 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 15 Sedang
4. NFP 0 0 3 3 1 1 1 1 1 2 13 Ringan
5. SMF 1 1 2 1 2 2 2 1 0 2 14 Sedang
6. AZR 1 2 4 1 3 4 2 2 1 3 23 Sedang
7. NY 0 1 1 2 3 2 0 1 0 2 12 Ringan
8. DZP 0 3 4 3 1 4 1 3 0 3 22 Sedang
9. DA 3 1 4 0 2 1 2 1 1 3 18 Sedang
10. AK 1 2 3 2 2 3 2 2 3 2 22 Sedang
11. RM 2 2 2 4 4 4 1 4 1 1 25 Sedang
12. SM 3 3 2 3 2 0 3 2 2 3 23 Sedang
13. NS 1 2 3 2 2 3 1 2 2 3 21 Sedang
14. NAB 1 1 0 4 4 0 2 2 1 0 15 Sedang
15. ASH 1 1 1 3 0 0 0 0 2 0 8 Ringan
16. FAP 1 1 4 2 3 0 0 2 2 4 19 Sedang
17. ENR 4 2 4 2 3 2 2 3 4 1 27 Berat
18. SMW 2 2 3 2 1 2 3 1 2 3 21 Sedang
19. PB 1 1 2 1 0 0 0 0 1 2 8 Ringan
20. DDA 2 2 4 2 1 3 1 4 2 3 24 Sedang
21. NLA 3 3 2 1 1 2 0 2 1 1 16 Sedang
22. AR 1 1 2 1 1 2 0 1 1 3 13 Ringan
55
23. SZ 4 4 4 2 2 3 2 2 1 4 28 Berat
24. DAB 0 0 0 2 2 0 2 2 0 0 8 Ringan
25. RS 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 14 Sedang
26. SF 1 1 3 2 3 1 3 2 1 0 17 Sedang
27. TKD 1 1 3 0 2 1 1 1 1 1 12 Ringan
28. RZ 4 4 4 2 3 2 2 3 3 3 30 Berat
29. WR 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Sedang
30. NFM 1 3 4 3 1 2 3 2 0 3 22 Sedang
31. CR 3 3 3 1 2 3 2 1 2 2 22 Sedang
32. NW 2 1 3 3 2 2 1 3 1 2 20 Sedang
33. CS 1 1 2 2 0 1 3 1 1 1 13 Ringan
34. SS 1 2 3 3 3 2 3 1 1 3 22 Sedang
35. ZQ 2 1 3 1 3 2 2 2 2 2 20 Sedang
36. K 4 3 4 2 2 3 0 0 3 2 23 Sedang
37. FB 2 1 2 3 2 2 2 1 1 1 17 Sedang
38. RF 2 3 4 2 3 1 4 2 3 1 25 Sedang
39. KAH 2 1 2 3 1 2 4 2 1 1 19 Sedang
40. SSR 4 3 4 3 3 2 4 2 3 3 31 Berat
41. AA 3 4 4 0 4 4 4 4 4 4 35 Berat
42. WH 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 20 Sedang
43. GAP 3 3 4 1 2 3 1 0 3 4 24 Sedang
44. CCA 2 3 4 3 2 2 3 2 1 2 24 Sedang
45. NDS 4 3 4 0 3 4 2 2 3 4 29 Berat
46. AW 2 2 1 3 3 3 2 4 3 2 25 Sedang
47. SSA 2 3 4 2 2 2 1 2 2 2 22 Sedang
48. FR 1 3 2 2 2 2 4 2 2 2 22 Sedang
56
49. NI 2 4 1 1 1 1 2 1 2 1 16 Sedang
50. NA 3 2 3 1 2 2 3 2 2 2 22 Sedang
51. PG 4 4 4 3 2 1 1 2 0 1 22 Sedang
52. NH 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 11 Ringan
53. CFA 2 0 4 0 0 0 3 3 2 1 15 Sedang
54. SAD 2 2 2 1 2 3 3 2 1 1 19 Sedang
57
Lampiran 3. Persetujuan Etik
58
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
59
Lampiran 5. Kuesioner Siklus Menstruasi
Kuesioner ini terdiri dari beberapa pertanyaan terkait siklus menstruasi anda
selama tiga bulan terakhir. Siklus menstruasi adalah jarak antara hari pertama
menstruasi yang lalu dan menstruasi yang berikutnya.
60
Lampiran 6. Kuesioner Perceived Stress Scale (PSS)
KUESIONER PERCEIVED STRESS SCALE (PSS)
Terdapat lima pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan, yaitu:
0: Tidak pernah
1: Hampir tidak pernah (1-2 kali)
2: Kadang-kadang (3-4 kali)
3: Hampir sering (5-6 kali)
4: Sangat sering (lebih dari 6 kali).
Selanjutnya, Anda diminta untuk menjawab pertanyaan dibawah dengan cara
memilih tanda poin pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan
perasaan dan pikiran Anda selama satu bulan terakhir.
61
Lampiran 7. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Siklus Menstruasi
62
Lampiran 8. Permintaan Izin menggunakan Kuesioner
63
Lampiran 9. Biodata Penulis
BIODATA PENULIS
8. Alamat Lengkap : Jl. Fajar Harapan, Lr. Beo, No. 10, Batoh,
Banda Aceh
12. Nama Ibu : dr. Libya Husen, Sp. PD., K-GEH., FINASIM
14. Alamat Lengkap Orang Tua : Jl. Fajar Harapan, Lr. Beo, No. 10, Batoh,
Banda Aceh
64