Anda di halaman 1dari 62

GAMBARAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI BOOSTER

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


SIBUHUAN TAHUN 2022

SKRIPSI

OLEH
FITRI YULIDA
21061211

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
2022
GAMBARAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI BOOSTER
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SIBUHUAN TAHUN 2022

SKRIPSI

OLEH
FITRI YULIDA
21061211

Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk memperoleh gelar sarjana kebidanan
Pada program studi kebidanan program sarjana fakultas kesehatan
Universitas aufa royhan di kota padangsidimpuan

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
AUFA ROYHAN DI KOTA
PADANGSIDIMPUAN
2022
3

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : FITRI YULIDA


Nim : 21061211
Program Studi : Kebidanan Program Sarjana
Menyatakan bahwa :

1. Skripsi dengan judul” Gambaran Sikap Ibu tentang Imunisasi Booster di Wilayah
Kerja Puskesmas Sibuhuan Tahun 2022” adalah asli dan bebas dari plagiat
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan
tidak sah dari pihak lain, kecuali arah dari Komisi Pembimbing dan masukan dari
Komisi Penguji
3. Skripsi ini merupakan tulisan ilmiah yang di buat dan di tulis sesuai dengn pedoman
penulisan serta tidak terdapat karya atau pendapat yang telah di tulis atau di
publikasikan oleh orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan di
cantumkan sebagai acuan dalam tulisan saya dengan di sebutkan nama pengarang
dan di cantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku .

Demikian pernyataan ini di buat, untuk dapat dipergunakan semestinya.

Padangsidimpuan, September 2022


Pembuat pernyataan

FITRI YULIDA
21061211
4

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA ROYHAN DI KOTA
PADANGSIDIMPUAN

Laporan Penelitian, September 2022


Fitri Yulida
Gambaran Sikap Ibu tentang Imunisasi Booster di Wilayah Kerja Puskesmas Sibuhuan
Tahun 2022

Imunisasi ulangan (booster) merupakan pemberian kekebalan setelah imunisasi dasar


atau pada anak usia sekolah dasar (SD) kelas I dan apabila sampai dengan usia 5 tahun
anak belum pernah memperoleh imunisasi hepatitis B, maka secepatnnya di berikan
imunisasi Hepatitis dengan jadwal 3 kali pemberian Penelitian bertujuan untuk
mengetahui Gambaran Sikap Ibu tentang Imunisasi Booster di Wilayah Kerja
Puskesmas Sibuhuan Tahun 2022. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan desain
deskriptif. Populasi yang diambil adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 16-24
bulan di bulan Agustus tahun 2022 sebanyak 69 orang dengan tehnik pengambilan
sampel total sampling. Hasil penelitian Mayoritas usia ibu interval 30–34 tahun
sebanyak 31 orang (44.9%), Mayoritas responden memiliki pendidikan SMA sebanyak
34 orang (49,3%), Mayoritas mayoritas ibu rumah tangga sebanyak 53 orang (76,8%),
Mayoritas sikap ibu adalah positif yaitu sebanyak 38 orang (55%). Disarankan kepada
Ibu agar lebih memperhatikan imunisasi booster dan kepada peneliti selanjutnya perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut, misalnya dengan menggunakan metode dan desain
penelitian lain untuk mengetahui dan meniliti faktor lain yang belum diteliti dalam
penelitian ini

Kata Kunci : Sikap, Imunisasi Booster


Daftar Pustaka 55 (2010-2020).
5

KATA PENGANTAR

Segala syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah
– Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Gambaran Sikap
Ibu tentang Imunisasi Booster di Wilayah Kerja Puskesmas Sibuhuan Tahun 2022”.
Proposal ini ditulis pedoman untuk melaksanakan penelitian dalam rangka
penulisan Skripsi yang menjadi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana kebidanan di
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas Kesehatan Universitas Aufa
Royhan di Kota Padangsidimpuan.
Pada Kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Anto, SKM, M.Kes, MM selaku Rektor Universitas Aufa Royhan Di Kota
Padangsidimpuan
2. Arinil Hidayah, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Aufa Royhan Kota Padangsidimpuan.
3. Nurelilasari Siregar, SST., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan di Kota
Padangsidimpuan
4. Sri Sartika Sari Dewi, SST.,M.Keb selaku pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan Proposal ini.
5. Dr. Haslinah, SKM, M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu
untuk membimbing dalam menyelesaikan Proposal ini.
6. Seluruh dosen Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas Kesehatan
Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini jauh dari sempurna. Semoga
Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah
turut membantu penulis dalam menyelesaikan penulian proposal ini. Oleh karena itu,
penulis berharap atas saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca.

Padangsidimpuan, September 2022

Penulis
6

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................................... ii
.........................................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... vi
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................ vii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................ ............................. 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. ............................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... ............................. 5
1.3.1 Tujuan Umum.............................................................. ............................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................. ............................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................... ............................. 6
1.4.2 Manfaat Praktis............................................................. ............................. 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................. ........................... 7


2.1 Imunisasi ................................................................................. ........................... 7
2.2. Imunisasi Booster................................................................... .......................... 27
2.3 Sikap ……. .......................................... ………………………………..…30
2.4 Kerangka Konsep .................................................................... .......................... 33

BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................... ............................ 34


3.1 Jenis dan Desain Penelitian.................................................... ............................ 34
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... ............................ 34
3.2.1 Lokasi Penelitian........................................................... ............................ 34
3.2.2 Waktu Penelitian ........................................................... ............................ 34
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................. ............................ 35
3.3.1 Populasi ........................................................................ ............................ 35
3.3.2 Sampel ........................................................................................... ........... 35
3.4 Etika Penelitian ...................................................................... ............................ 35
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................. ............................ 37
3.6 Prosedur Pengumpulan Data ................................................. ............................ 37
3.7 Defenisi Operasional ............................................................. ............................ 38
3.8 Pengolahan Data dan Analisa Data ....................................... ............................ 40
3.8.3 Pengolahan Data ........................................................... ............................ 40
3.8.2 Analisa Data .................................................................. ............................ 41
7

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rencana Jadwal Penelitian.................................................................. 35


Tabel 3.2 Defenisi Operasional.................................................................... ...... 38
9

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 33
10

DAFTAR LAMPIRAN
Surat Survey dari Universitas Aufa Royhan ........................................................... 47
Surat Balasan dari Tempat Penelitian ..................................................................... 48
Surat Permohonan Menjadi Responden .................................................................. 51
Formulir Persetujuan Menjadi Responden.............................................................. 52
Lembar Kuesioner .................................................................................................. 53
Lembar Konsultasi .................................................................................................. 55
Dokumentasi ........................................................................................................... 56
11

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Nama

ANC ( Antenatal Care )

AKB (Angka Kematian Bayi)

AKI ( Angka Kematian Ibu)

DJJ (Denyut Jantung Janin)

HB (Hemoglobin)

KEK (Kemahilan Ektofik Kronik )

LILA (Lingkar Lengan Atas)

MPS (Making Pregnancy Safer)

SPM (standard Pelayanan Minimal)

WHO (World Health Organization)


12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap tahun diseluruh dunia, ratusan ibu, anak-anak dan dewasa meninggal

karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini dikarenakan kurangnya

informasi tentang pentingnya imunisasi. Imunisasi merupakan salah satu cara untuk

memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap berbagai penyakit, sehingga

dengan imunisasi diharapkan bayi dan anak tetap tumbuh dalam keadaan sehat (Hidayat,

2008).

Data yang diperoleh dari WHO (Badan Kesehatan Dunia), jumlah kelahiran pada

tahun 2009 tercatat 4.174.000 jiwa, disusul laporan jumlah bayi hidup 4.071.000 jiwa.

Dan cakupan imunisasi dasar anak meningkat dari 5% hingga mendekati 80% di seluruh

Indonesia.

Pada bidang imunisasi Depertemen Kesehatan masih memberikanprioritas utama

terhadap 7 jenis penyakit yang tergabung dalam program pengembangan imunisasi

sesuai dengan perkembangan pola hidup masyarakat dan kemajuan dalam bidang ilmu

dan teknologi akan terjadi pula perubahan dalam pola penyakit, misalnya penyakit

campak Jerman (Rubella) yang dalam beberapa tahun mendatang akan menjadi masalah

yang cukup serius seperti penyakit tifus sebenarnya tidak tergolong ke dalam penyakit

yang berat, namun demikian tifus merupakan penyakit endemik yang cukup

menggelisahkan masyarakat dan tidak semua penyakit perlu dibentuk kekebalannya

yang bisa dikebalkan hanya untuk penyakit yang tergolong infeksi (Nadesul, 2007)

Hasil penelitian di dunia mengatakan bahwa angka kelahiran dan usia harapan

hidup di suatu negara berkaitan, yaitu makin rendah angka kelahiran makin tinggi usia
13

harapan hidup. Untuk itu, pencegahan terhadap infeksi maupun upaya yang menentukan

situasi yang kondusif untuk itu mutlak harus dilakukan pada anak dalam tumbuh

kembangnya sedini mungkin guna dapat mempertahankan kualitas hidup yang prima

menuju dewasa (Suyitno, 2008).

Dalam penelitian mahasiswa FK UNPAD Bandung, bag.Ilmu Kesehatan Anak

RS.Hasan Sadikin, uji klinis pentavalen 144 anak mengikuti secara lengkap uji klinis

imunisasi hepatitis B (3 X imunisasi hepatitis B). Di antara 144 anak tersebut, 11 anak

mempunyai kadar anti-Hbs <10 mIU/ml (non/hypo responder terhadap imunisasi

Hepatitis B). Terhadap kesebelas anak tersebut dilakukan pemeriksaan kadar anti-Hbs

enam bulan setelah pemberian imunisasi hepatitis B 3, 3 anak (27,7%) mengalami

peningkatan sehingga mempunyai kadar anti-Hbs >10 mIU/ml walaupun tidak

mendapat imunisasi. Pada 8 orang anak (72.2%), kadar anti-Hbs masih <10 mIU/ml.

Pada mereka yang masih mempunyai kadar <10 mlU/ml dilakukan imunisasi hepatitis B

rangkaian ke-2 (booster) sebanyak tiga kali. Setelah mendapat booster, kedelapannya

(100%) mempunyai kadar anti-Hbs di atas nilai protektif (> 10 mIU/ml).

Dinas Kesehatan Medan melaporkan, pada tahun 2019 jumlah kematian balita

sebanyak 48 balita dari 25.830 kelahiran hidup sehingga diperoleh angka kematian

balita sebesar 1,86 per 1000 kelahiran hidup, penyebab terbesar angka kematian balita

tersebut disebabkan karena penyakit infeksi seperti pneumonia yang disusul akibat

diare (Profil Kesehatan kota Medan, 2019)

Imunisasi merupakan salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif

dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Penurunan insiden penyakit

menular telah terjadi berpuluh-puluh tahun yang lampau di negara-negara maju yang

telah melakukan imunisasi dengan teratur dengan cakupan luas. Demikian juga di
14

Indonesia; dinyatakan bebas penyakit cacar tahun 1972 dan penurunan inseden beberapa

penyakit menular secara mencolok terjadi sejak tahun 1985, terutama untuk penyakit

difteri, pertusis, tetanus, poliomyelitis, campak, dan hepatitis B. Untuk itu, imunisasi

dasar yang harus diberikan pada anak adalah BCG, DPT, polio, campak, dan hepatitis

B. Imunisasi dasar diberikan 0-1 tahun, dengan pemberian BCG 1 kali pada kurun usia

0-1 bulan, DPT 3 kali, yaitu pada usia 2-11 bulan, polio 4 kali pada usia 0-11 bulan,

campak 1 kali pada usia 9-11 bulan, dan hepatitis B 3kali pada usia 0-11 bulan

Imunisasi ulangan (booster) merupakan pemberian kekebalan setelah imunisasi

dasar atau pada anak usia sekolah dasar (SD) kelas I dan apabila sampai dengan usia 5

tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi hepatitis B, maka secepatnnya di

berikan imunisasi Hepatitis dengan jadwal 3 kalipemberian (Ranuh, 2008).

Booster penting untuk meningkatkan kembali respons imun terhadap vaksin

yang sudah semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. Jika tidak dilakukan

booster, anak berisiko tidak terlindungi saat terkena penyakit yang seharusnya bisa

dicegah, seperti wabah difteri. Jika sedang ada wabah, imunisasi ulang bisa langsung

diberikan, selain melakukan imunisasi sesuai jadwal dan memberikan booster, perhatian

khusus juga harus diberikan bagi anak usia sekolah. Ketika anak bergaul dengan

orang lain, semakin banyak pula kemungkinan anak tertular penyakit dari

lingkungannya (Alfa Kurnia, 2012).

Imunisasi yang telah diperoleh pada waktu bayi belum cukup untuk melindungi

terhadap penyakit PD3I (Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) sampai usia

anak sekolah. Hal ini disebabkan karena sejak anak mulai memasuki usia sekolah dasar

terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi.

Oleh sebab itu, pemerintah menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia
15

sekolah dasar atau sederajat (MI/SDLB) yang pelaksanaannya serentak di Indonesia

dengan nama Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) (Julitasari Sundoro, 2012)

Dampak positif imunisasi bagi kesehatan bayi adalah untuk menurunkan angka

kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat

ini penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, pertusis (batuk rejan), polio dan

tuberkulosis. Adapun dampak negatif untuk bayi yang tidak mendapatkan imunisasi

lengkap adalah bayi tersebut dapat berisiko terjangkit atau terserang penyakit yang

dapat dicegah dengan imunisasi seperti yang telah disebutkan tadi dan bayi juga

berisiko cacat setelah sakit serta angka kematian pun dapat melonjak tinggi

(Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan, Cakupan imunisasi booster

masih sangat rendah, yaitu sekitar 20 % dan dari 10 orang ibu yang memiliki bayi, 9

orang tidak tahu mengenai imunisasi booster dan tidak tertarik memberikan imunisasi

booster pada anaknya, sedangkan 1 orang tahu tentang imunisasi booster tapi tidak mau

melaksanakannya. Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Gambaran Sikap Ibu tentang Imunisasi Booster di

Wilayah Kerja Puskesmas Sibuhuan Tahun 2022”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Bagaimanakan Gambaran Sikap Ibu tentang Imunisasi Booster di Wilayah Kerja

Puskesmas Sibuhuan Tahun 2022?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Sikap Ibu tentang Imunisasi Booster di Wilayah


16

Kerja Puskesmas Sibuhuan Tahun 2022”

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Ibu tentang Imunisasi Booster di

Wilayah Kerja Puskesmas Sibuhuan Tahun 2022

2. Untuk mengetahui Gambaran Sikap Ibu tentang Imunisasi Booster di Wilayah

Kerja Puskesmas Sibuhuan Tahun 2022

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam

penerapan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan, dapat menjadi bahan

masukan tenaga kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sibuhuan serta sebagai bahan

referensi di Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas Kesehatan Universitas

Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan dan sebagai bahan pembanding bagi mahasiswa

yang akan melakukan penelitian dengan variabel yang berbeda.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

Diharapkan dapat menambah pengetahuan responden tentang manfaat

melakukan imunisasi booster

b. Bagi Tempat Penelitian

Diharapakan dapat membantu pihak puskesmas dalam meningkatkan capaian

persentase imunisasi booster di wilayah tersebut


17

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Imunisasi
2.1.1 Pengertian

Imunisasi merupakan salah satu jenis usaha memberikan kekebalan kepada

anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh guna membuat zat anti untuk

mencegah terhadap penyakit tertentu (Fida dan Maya, 2014).

Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap

suatu penyakit dengan memberikan “infeksi ringan” yang tidak berbahaya namun

cukup untuk menyiapkan respons imun, sehingga apabila kelak terpajan pada

penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit. Program imunisasi nasional terdiri dari

imunisasi dasar yang harus diselesaikan sebelum usia satu tahun yaitu, imunisasi

Hepatitis B, BCG, DPT-Hb-Hib, Polio, dan Campak (Ranuh dkk,2017).

Imunisasi adalah salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit

menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan

sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Sustainable

Development Goals (SDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada

anak (Permenkes RI No. 12 Tahun 2017).

2.4.2. Tujuan Imunisasi

Pelaksanaan imunisasi bertujuan mencegah terhadap terjadinyakit penyakit

tertentu pada seseorang sekaligus menghilangkan penyakit tertentu pada

sekelompok masyarakat, bahkan menghilangkan suatu penyakit. Dengan adanya

imunisasi, diharapkan bisa menurunkan angka morbiditas dan mortalitas, serta


18

mampu mengurangi kecaatan akibat penyakit (Fida dan Maya, 2014).

Tujuan dalam pemberian imunisasi antara lain : Meningkatkan kualitas

hidup anak sehingga tidak terkena penyakit, Meningkatkan nilai kesehatan orang di

sekitarnya, Menurunkan angka morbiditas, moralitas dan cacat serta bila mungkin

didapat eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah atau negeri (Ranuh dkk, 2017).

Tujuan imunisasi terutama untuk memberikan perlindungan terhadap

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Menurut Permenkes RI (2017),

program imunisasi di Indonesia memiliki tujuan umum untuk menurunkan angka

kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I). Sedangkan, tujuan khusus dari imunisasi ini diantaranya,

tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi sesuai target RPJMN

(target tahun 2019 yaitu 93%), tercapainya Universal Child Immunization/UCI

(prosentase minimal 80% bayi yang mendapat IDL disuatu desa/kelurahan) di

seluruh desa/kelurahan, dan tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi ( Permenkes Nomor 12, 2017).

2.4.3. Manfaat

Beberapa manfaat dari pemberian imunisasi secara umum menurut Proverawati dan

Andhini (2015), adalah sebagai berikut:

1) Untuk anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinancacat

atau kematian.

2) Untuk Keluarga

Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong


19

pembentukan keluarga apabila orangtua yakin bahwa anaknya akan menjalani

masa kanak-kanak yang nyaman.

3) Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk

melanjutkan pembangunan Negara.

Manfaat imunisasi bagi anak dapat mencegah penyakit cacat dan kematian,

sedangkan manfaat bagi keluarga adalah dapat menghilangkan kecemasan dan

mencegah biaya pengobatan yang tinggi bila anak sakit. Bayi yang mendapat

imunisasi dasar lengkap akan meningkatkan kualitas hidup anak sehingga tidak

terkena penyakit dan peningkatan nilai kesehatan orang disekitarnya (Ranuh dkk,

2017).

2.4.4 Macam-Macam Imunisasi

Imunitas atau kekebalan dibagi menjadi dua hal yaitu aktif dan pasif. Aktif

apabila tubuh anak ikut menyelenggarakan terbentuknya imunitas, sedangkan

pasif adalah apabila tubuh anak tidak bekerja membentuk kekebalan, tetapi hanya

menerimanya saja (Ranuh dkk, 2017).

1) Imunisasi aktif, adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan

atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi

sendiri. Contohnya imunisasi polio atau campak. Keuntungan imunisasi aktif yaitu

pertahanan tubuh yang terbentuk akan dibawa seumur hidup, murah dan efektif,

tidak berbahaya, reaksi yang serius jarang terjadi (Ranuh dkk, 2017).

2) Imunisasi pasif adalah pemberian antibodi kepada resipien, dimaksudkan untuk

memberikan imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi sendiri zat aktif

tersebut untuk kekebalan tubuhnya. (Ranuh dkk, 2017).


20

Menurut Rinawati (2018), macam-macam imunisasi adalah

1. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian bibit penyakit yang telah dilemahkan

(vaksin) agar sistem kekebalan atau imun tubuh dapat merespon secara spesifik dan

memberikan suatu ingatan terhadap antigen. Sehingga bila penyakit muncul maka

tubuh dapat mengenali dan meresponnya. Contoh dari imunisasi aktif adalah

imunisasi polio atau campak Dalam imunisasi aktif terdapat beberapa unsur - unsur

vaksin yaitu:

a. Vaksin bisa berupa organisme yang secara keseluruan dimatikan, ekstoksin yang

didetoksifikasi saja atau endotoksin yang terkait pada protein pembawa seperti

polisakarida dan vaksin juga dapat berasal dari ekstrak komponen-komponen

organisme dari suatu antigen. Dasarnya adalah antigen harus merupakan bagian

dari organisme yang dijadikan vaksin (Rinawati, 2018).

b. Cairan pelarut dapat berupa air steril atau cairan kultur jaringan yang digunakan

sebagai media tumbuh antigen, misalnya antigen telur, protein serum, bahan kultur

sel (Rinawati, 2018).

c. Pengawet, stabilisator atau antibiotic merupakan zat yang digunakan agar

vaksin tetap dalam keadaan lemah atau menstabilkan antigen dan mencegah

tumbuhnya mikroba. Bahan-bahan yang digunakan seperti air raksa atau antibiotic

yang biasa digunakan (Rinawati, 2018).

d. Adjuvan yang terdiri dari garam almunium yang berfungsi meningkatkan

system imun dari antigen, ketika antigen terpapar dengan antibody tubuh, antigen

dapat melakukan perlawanan juga, dalam hal ini semakin tinggi perlawanan maka

semakin tinggi peningkatan antibody tubuh (Rinawati, 2018).

Imunisasi aktif akan menjadikan tubuh anak membuat sendiri zat anti dari
21

suatu rangsangan antigen dari luar tubuh, misalnya rangsangan virus yang telah

dilemahkan pada imunisasi polio dan campak. Setelah rangsangan ini kadar zat anti

dalam tubuh anak akan meningkat. Sehingga anak akan mempunyai imun yang

kebal. Jelaslah bahwa pada imunisasi aktif, tubuh anak sendiri secara aktif akan

menghasilkan zat anti setelah adanya rangsangan vaksin dari luar tubuh (Mulyani,

2018).
22

2. Imunisasi Pasif
Imunisasi Pasif adalah suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara

pemberian zat immunoglobulin yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses

infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari

ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi

mikroba yang sudah masuk di dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh imunisasi pasif

adalah bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima sebagai antibody dari

ibunya melalui darah placenta selama masa kandungan, misalnya antibody terhadap

campak (Rinawati, 2018).

2.4.5 Jenis-Jenis Imunisasi

1. Imunisasi BCG
Menurut Mulyani (2018), vaksin BCG (Bacillus Celmette-Guerin) diberikan

untuk mencegah terjadinya penyakit TBC (Tuberkulosis). Penyakit ini disebabkan

oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis Complex. Penyakit ini pada manusia akan

menyerang saluran pernafasan yang lebih di kenal dengan istilah TB paru.

Penyebab penyakit ini biasanya ditularkan melalui batuk seseorang. Imunisasi BCG

tidak mencegah terjadinya infeksi TB tetapi menggurangi resiko untuk terkena TB

berat seperti meningitis TB atau TB miliar. Pemberian imunisasi BCG sebaiknya

dilakukan ketika bayi baru lahir sampai berumur bulan, tetapi sebaiknya pada umur

0-2 bulan. Hasil yang memuaskan akan terlihat apabila diberikan menjelang umur 2

bulan.

Imunisasi BCG cukup diberikan satu kali saja. Pada anak yang berumur lebih

dari 2 bulan, di anjurkan untuk melakukan uji mantoux. Bila imunisasi


23

BCG berhasil, setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan terdapat suatu

benjolan kecil (Rinawati, 2018).

Imunisasi BCG mempunyai bentuk kemasan dalam bentuk ampul, bentuk

kering dan 1 box berisi 10 ampul vaksin . Sebelum ampul BCG disuntikan harus

dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan pelarut air steril sebanyak 4 ml.

Dosis 0,05 cc untuk bayi dan 0,1 cc untuk anak secara intracutan di daerah lengan

atas kanan (Mulyani, 2018).

Menurut Mulyani (2018), efek samping setelah diberikan imunisasi BCG

reaksi yang timbul tidak sama seperti reaksi lainnya. Imunisasi BCG tidak

menyebabkan demam. Setelah 1 -2 minggu diberikan imunisasi akan timbul

indurasi dan kemerahan di daerah bekas suntikan yang berubah menjadi pustule,

kemudian pecah dan akan menjadi luka. Luka tersebut tidak perlu pengobatan

karena luka ini akan sembuh dengan sendirinya secara spontan.

2. Imunisasi Hepatitis B

Menurut Mulyani (2018), vaksin hepatitis B diberikan untuk memberikan

kekebalan tubuh terhadap penyakit hepatitis B. Penyakit hepatitis B disebabkan

oleh virus yang telah mempengaruhi organ liver (hati). Virus ini akan tinggal

selamanya di dalam tubuh. Bayi-bayi yang terjangkit virus hepatitis beresiko

terkena kanker hati, sirosis hati dan bahkan kematian.

Pemberian imunisasi hepatitis diberikan sebanyak 3 kali melalui injeksi

intramuscular. Imunisasi hepatitis berbentuk cair, terdapat vaksin B- PID (Prefill

Inection Device) yang diberikan sesaat setelah lahir, dapat diberikan pada usia 0- 7

hari. Vaksin B-PID disuntikan dengan 1 buah HB PID. Vaksin ini menggunakan

PID, merupakan jenis alat suntik yang hanya bisa


24

digunakan sekali pakai dan terisi vaksin dalam dosis tunggal dari pabrik. Vaksin

juga diberikan pada anak usia 12 tahun yang masa kecilnya belum diberi vaksin

hepatitis B. Selain itu, orang yang berada dalam rentan resiko Hepatitis B sebaiknya

juga diberi vaksin ini (Rinawati, 2018).

Efek samping setelah dilakukan imunisasi hepatitis B adalah muncul rasa

sakit kemerahan dan pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang

terjadi bersifat ringan dan biasanya akan hilang setelah 2 hari (Rinawati, 2018).

3. Imunisasi Polio

Menurut Mulyani (2018), imunisasi polio diberikan dengan tujuan untuk

mencegah penyakit poliomyelitis. Pemberian vaksin polio dapat di kombinasi

dengan vaksin DPT. Poliomyelitis adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang

disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan yaitu virus polio type 1,2

atau 3. Struktur virus ini sangat sederhana hanya terdiri dari RNA genom dalam

sebuah caspid tanpa pembungkus. Ada 3 macam serotype pada virus ini yaitu type 1

(PV1), type 2 (PV2), type 3 (PV3), ketiganya sama-sama bisa menginfeksi tubuh

dengan gejalah yang sama.

Imunisasi dasar polio diberikan melalui mulut sejak anak baru lahir atau

berumur beberapa hari dan selanjutnya vaksin pollio diberikan sebanyak 4 kali.

Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan imunisasi BCG,

imunisasi hepatitis B dan imunisasi DPT. Tidak ada efek yang berbahaya yang

ditimbulkan akibat pemberian vaksin polio pada anak yang sedang sakit, namun

jika ada keraguan misalnya menderita diare maka dosis ulangan dapat diberikan

setelah sembuh (Mulyani , 2018).


25

4. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus)

Menurut Rinawati (2018), imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah 3

penyakit yaitu difteri, pertusis dan tetanus. Pemberian vaksin DPT dilakukan tiga

kali melalui injeksi intramuscular dengan dosis 0,5cc. Vaksin DPT ini diberikan

mulai bayi berumur 2 bulan sampai 11 bulan dengan interval 4 minggu. Imunisasi

ini diberikan 3 kali karena pemberian pertama antibody dalam tubuh masih sangat

rendah, pemberian kedua mulai meningkat dan pemberian ketiga diperoleh antibody

yang cukup.

Setelah dilakukan imunisasi DPT akan memberikan efek samping ringan

sampai berat, efek samping ringan seperti terjadi pembengkakan, nyeri pada tempat

penyuntikan dan demam, sedangkan efek samping berat seperti bayi akan menangis

hebat karena kesakitan selama kurang lebih 4 jam, kesadaran menurun, terjadi

kejang, dan shock (Rinawati, 2018).

5. Imunisasi Campak

Menurut Rinawati (2018), imunisasi campak bertujuan untuk memberikan

kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Campak, measles atau rubella adalah

penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak. Imunisasi campak

diberikan secara subkutan. Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya

ruam pada area suntikan dan timbul rasa panas.

Dosis vaksin campak sebanyak 0,5 cc dan dilarutkan menggunakan pelarut

air steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut dan
26

diberikan pada anak usia 9 bulan. Kemudian di suntikkan secara sub kutan

walaupun demikian dapat diberikan secara intra muscular (Rinawati, 2018).

Gejala KIPI (Kejadian Ikutan Paca Imunisasi) berupa demam, ruam kulit,

diare, konjungtivis dan ensefalitis (jarang). Reaksi yang dapat terjadi setelah

imunisasi campak adalah rasa tidak nyaman dibekas penyuntikan. Selain itu dapat

terjadi gejala – gejala yang lain yaitu timbul 5-12 hari setelah penyuntikan selama

kurang dari 48 jam yaitu demam tinggi yang terjadi pada 5% - 15% kasus, demam

mulai dijumpai pada hari ke 5-6 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 5 hari.

Ruam dapat dijumpai pada hari ke 7-10 setelah imunisasi dan berlangsing selama 2-

4 hari (Rinawati, 2018).

2.4.6 Jadwal Imunisasi

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi

Umur Jenis Imunisasi Yang Interval Minimal untuk


Diberikan Jenis Imunisasi Yang
Sama
0-24 jam Hepatitis B
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3 1 bulan
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio
4,IPV
9 bulan Campak
Sumber: Permenkes RI 12, 20120

Catatan:

a. Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan pada bayi <24 jam pasca
persalinan, dengan didahului suntikan vitamin K1 2-3 jam sebelumnya, khusus
daerah dengan akses sulit, pemberian Hepatitis B masih diperkenankan sampai <7
hari.
b. Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan Praktik Swasta, Imunisasi
BCG dan Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan.
c. Pemberian BCG optimal diberikan sampai usia 2 bulan, dapat diberikan
sampai usia <1 tahun tanpa perlu melakukan tes mantoux.
d. Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali HB 0 dapat diberikan
sebelum bayi berusia 1 tahun.

2.2 Sikap

2.2.1 Pengertian Sikap

Sikap adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi

dengan lingkungan, mulai dari Sikap yang paling nampak sampai yang tidak

tampak, dari yang dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan (Okviana,

2015).Sikap merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi

manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap

dan tindakan.

Sikap merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulusyang

berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmojo, 2010).Sedangkan

menurut Wawan (2011) Sikap merupakan suatu tindakan yang dapat diamati dan

mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.Sikap

adalah kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. si spesifik, durasi dan

tujuan baik disadari maupun tidak.

Sikap adalah kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.Skiner

(1938) dalam Notoatmodjo (2011) merumuskan bahwa Sikap merupakan respon

atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Pengertian ini

dikenal dengan teori „S-O‟R” atau “Stimulus-Organisme-Respon”. Respon

dibedakan menjadi dua yaitu:


1. Respon respondent atau reflektif adalah respon yang dihasilkan oleh

rangsangan-rangsangan tertentu. Biasanya respon yang dihasilkan

bersifat relatif tetap disebut juga eliciting stimuli. Sikap emosional yang

menetap misalnya orang akan tertawa apabila mendengar kabar gembira

atau lucu, sedih jika mendengar musibah, kehilangan dan gagal serta

minum jika terasa haus.

2. Operan Respon Respon operant atau instrumental respon yang timbul dan

berkembang diikuti oleh stimulus atau rangsangan lain berupa penguatan.

Perangsang Sikapnya disebut reinforcing stimuli yang berfungsi

memperkuat respon. Misalnya, petugas kesehatan melakukan tugasnya

dengan baik dikarenakan gaji yang diterima cukup, kerjanyayang baik

menjadi stimulus untuk memperoleh promosi jabatan.

2.2.2 Jenis-jenis Sikap

Jenis-jenis Sikap individu menurut Okviana(2015):

1. Sikap sadar, Sikap yang melalui kerja otak dan pusat susunan saraf,

2. Sikap tak sadar, Sikap yang spontan atau instingtif,

3. Sikap tampak dan tidak tampak,

4. Sikap sederhana dan kompleks,

5. Sikap kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor.

2.2.3 Bentuk-bentuk Sikap

Menurut Notoatmodjo (2011), dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus,

maka Sikap dapat dibedakan menjadi dua.

1. Bentuk pasif /Sikap tertutup (covert behavior)Respons seseorang

terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respons atau


reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada seseorang yang

menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh

orang lain.

2. Sikap terbuka (overt behavior) Respons terhadap stimulus tersebut sudah

jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat

diamati atau dilihat orang lain.

2.2.4 Faktor –faktor yang mempengaruhi Sikap

Menurut teori Lawrance Green dan kawan-kawan (dalam Notoatmodjo, 2007)

menyatakan bahwa Sikap manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor

Sikap (behaviorcauses) dan faktor diluar Sikap (non behaviour causes).

Selanjutnya Sikap itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu:

1. Faktor predisposisi (predisposingfactors), yang mencakup pengetahuan,

sikap, kepercayaan, keyakinan,nilai-nilai dan sebagainya.

a. Pengetahuan apabila penerimaan Sikap baru atau adopsi Sikap melalui

proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang

positif, maka Sikap tersebut akan bersifat langgeng (long lasting)

daripada Sikap yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang dalam hal ini pengetahuan yang

tercakup dalam domainkognitif mempunyai tingkatan (Notoatmodjo,


2007). Untuk lebih jelasnya, bahasan tentang pengetahuan akan

dibahas pada bab berikutnya.

b. Sikap Menurut Zimbardo dan Ebbesen, sikap adalah suatu predisposisi

(keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ideatau obyek yang

berisi komponen-komponen cognitive, affective danbehavior (dalam

Linggasari, 2008). Terdapat tiga komponen sikap, sehubungan dengan

faktor-faktor lingkungan kerja, sebagai berikut:

1. Afeksi (affect) yang merupakan komponen emosional atau

perasaan.

2. Kognisi adalah keyakinan evaluatif seseorang. Keyakinan-

keyakinan evaluatif, dimanifestasi dalam bentuk impresi

atau kesan baik atau buruk yang dimiliki seseorang terhadap

objek atau orang tertentu.

3. Sikap, yaitu sebuah sikap berhubungan dengan

kecenderungan seseorang untuk bertindak terhadap

seseorang atau hal tertentu dengan cara tertentu (Winardi,

2004).

Seperti halnya pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai

tingkatan, yaitu: menerima (receiving), menerima diartikan bahwa

subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.Merespon

(responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.


Bertanggungjawab (responsible), bertanggungjawab atas segala suatu

yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang

memiliki tingkatan palingtinggi manurut Notoatmodjo(2011).

2. Faktor pemungkin (enabling factor), yang mencakup lingkungan

fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-

sarana keselamatan kerja, misalnya ketersedianya alat pendukung,

pelatihan dan sebagainya.

3. Faktor penguat(reinforcement factor), faktor-faktor ini meliputi

undang-undang, peraturan-peraturan, pengawasan dan sebagainya

menurut Notoatmodjo(2007).

Sedangkan faktor yang dapat mempengaruhi Sikap menurut Sunaryo

(2004) dalam Hariyanti (2015) dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Faktor Genetik atau Faktor Endogen

Faktor genetik atau faktor keturunan merupakan konsep dasar atau modal

untuk kelanjutan perkembangan Sikap makhluk hidup itu. Faktor genetik

berasal dari dalam individu (endogen), antara lain:

a. Jenis RasSemua rasdi dunia memiliki Sikap yang spesifik, saling

berbeda dengan yang lainnya, ketiga kelompok terbesar yaitu ras

kulit putih (Kaukasia), ras kulit hitam (Negroid) dan ras kulit

kuning (Mongoloid).

b. Jenis kelamin

c. Sifak Fisik

d. Sifat kepribadian

e. Bakat bawaan
f. Intelengensi

2. Faktor Eksogen atau Faktor Dari Luar Individu.

Faktor yang berasal dari luar individu antara lain:

3. Faktor Lingkungan

4. Faktor-Faktor Lain

5. Bentuk-bentuk Perubahan Sikap

Bentuk perubahan Sikap sangat bervariasi, sesuai dengan konsep yang

digunakan oleh para ahli dalam pemahamannya terhadap Sikap. Bentuk –bentuk

Sikap dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

1. Perubahan alamiah (Neonatal chage) : Sikap manusia selalu berubah

sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila

dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau

sosial, budaya dan ekonomi maka anggota masyarakat didalamnya

yang akan mengalami perubahan.

2. Perubahan Rencana (Plane Change) :

Perubahan Sikap ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh

subjek.3.Kesediaan Untuk Berubah (Readiness to Change) : Apabila

terjadi sesuatu inovasi atau program pembangunan di dalam

masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat

cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut (berubah

Sikapnya).Tetapi sebagian orang sangat lambat untuk menerima

perubahan tersebut.Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai

kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2011).


2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Sikap Imunisasi Booster

Gambar 2.1. Kerangka Konsep


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

desain penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional

untuk melihat Gambaran Sikap Ibu tentang Imunisasi Booster di Wilayah Kerja

Puskesmas Sibuhuan Tahun 2022.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sibuhuan Kabupaten

Padang Lawas dengan alasan karena masih banyak ibu yang tidak tahu tentang

imunisasi booster.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Juli 2022 mulai dari

penelusuran kepustakaan, pembuatan proposal, pengumpulan data, penulisan

laporan penelitian dan sidang hasil penelitian


Tabel 3.1 Rencana Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli

1 Pengajuan judul
2 Penyajian
proposal
3 Seminar Proposal
4 Pelaksanaan
Penelitian
5 Seminar hasil

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti. Pada
penelitian ini, populasi yang diambil adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia
16-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sibuhuan di bulan Januari-Februari
tahun 2021 sebanyak 69 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi (Silalahi, 2011).
Menurut Arikunto (2011) jika populasi kurang dari 100 maka lebih baik diambil
semua dan jika jumlah subjek lebih dari 100, maka dapat diambil 10 – 15% atau
20 – 25%.
Sampel dalam penelitian ini adalah 69 keseluruhan objek penelitian
dengan menggunakan total populasi..
3.4 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti telah mendapat rekomendasi dari

institusi, dengan mengajukan permohonan ijin kepada institusi atau tempat

penelitian.Setelah mendapat persetujuan, peneliti melakukan penelitian dengan

menekankan masalah etika yang meliputi:

1. Informed Consent (lembar persetujuan)


Calon responden diberi penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian yang

akan dilakukan sebelum melakukan pengambilan data penelitian.Apabila

calon responden bersedia untuk diteliti maka calon responden harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut dan jika calon responden

menolak untuk diteliti maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap

menghormatinya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama

responden dalam pengolahan data penelitian.Peneliti akan menggunakan

nomor atau kode responden pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Informasi yang diberikan oleh responden serta semua data yang terkumpul

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.Hanya kelompok data yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data agar mempermudah bagi peneliti untuk mengolah data

sehingga memperoleh hasil yang lebih baik. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner (Notoatmodjo, 2012).

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,

sudah matang, dimana responden (dalam hal angeket) dan interview (dalam hal

observasi) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda

tertentu (Notoadmodjo, 2012).


3.6 Prosedur Pengumpulan Data

Langkah-langkah penelitian ini adalah:

1. Tahap I: Perijinan

Pada tahap ini peneliti menyerahkan surat permohonan izin kepada

institusi pendidikan Universitas Aufa Royhan untuk melakukan study

pendahuluan, pengambilan data dan penelitian terhadap jumlah ibu yang

memiliki bayi di wilayah Kerja Puskesmas Sibuhuan

Tahap II: Penarikan Sampel

Pada tahap ini peneliti menetapkan sampel yang akan digunakan yaitu ibu

yang memiliki bayi di bulan januari-feb

2. Tahap III: Persetujuan Responden

Peneliti memberikan inform consent sebagai lembar persetujuan yang

bersedia menjadi responden dalam penelitian tanpa ada unsur paksaan.

3. Tahap Pengumpulan Data

Peneliti melakukan observasi dengan mengumpulkan data ibu hamil

dengan lembar checklist dan kuesioner sebagai panduan dan buku

kunjungan ibu hamil. Peneliti akan menjelaskan tujuan dari penelitian,

kemudian Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, peneliti

menjelaskan cara pengisian kuesioner terlebih dahulu, Kemudian

kuesioner dibagikan dan setelah selesai, kuesioner dikumpulkan kembali

oleh peneliti.

4. Tahap IV: Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data terkumpul, kemudian dimasukkan kedalam computer dan

dianalisis dengan bantuan system komputerisasi.


5. Tahap V: Penarikan Kesimpulan

Hasil dari analisis kemudian ditarik kesimpulan.

3.7 Defenisi Operasional

Defenisi operasional bertujuan mengoperasionalkan variabel-variabel.

Semua konsep dan variabel didefenisikan dengan jelas sehingga kemungkinan

terjadinya kerancuan dalam pengukuran, analisis serta kesimpulan dapat terhindar.


Tabel 3.2 Defenisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Sikap Sikap adalah Kuesioner 1. Baik Ordinal
kumpulan respon 2. Kurang
ibu tentang
imunisasi booster

3.8 Pengolahan Data dan Analisa Data

3.8.1 Pengolahan Data

Pengelolahan data terdiri sebagai berikut (Arikunto S, 2010) :

1. Editing (Pengolahan Data) merupakan kegiatan untuk melakukan

pengecekan isian formulir atau kuisioner apakah jawaban yang ada di

kuisioner sudah lengkap,jelas,relevan, dan konsisten.

2. Coding (Pengkodean) merupakan kegiatan merubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Kegunaannya

adalah untuk mempermudah pada saat analisa data juga mempercepat

pada saat entry data.

3. Processing (Memproses Data) setelah semua isian kuisioner terisi

penuh dan benar dan juga sudah melewati pengkodean, maka langkah

selanjutnya memproses data agar dapat di analisis. Proses data

dilakukan dengan cara entry (pemasukan) data dari mater tabel

kedalam tabulasi.

4. Cleaning (Pembersihan Data) merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah di entri apakah ada kesalahan atau tidak.

5. Tabulating (Pentabulasian) untuk mengolah data dengan komputer,

peniliti terlebih dahulu perlu menggunakan program tertentu, baik

yang sudah tersedia maupun program yang sudah disiapkan secara


khusus yaitu dengan menggunakan program SPSS (statistical program

for sosial sciences). Dengan menggunakan program tersebut dapat

dilakukan tabulasi sederhana.

3.8.2 Analisa Data

Analisa merupakan bagian dalam proses penelitian yang sangat penting.

Kegiatan ini digunakan untuk memanfaatkan data sehingga dapat di peroleh suatu

kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu hipotesa. Adapun analisis yang

dilakukan adalah analisis Univariat dan anilisis Bivariat.

1. Analisa Univariat

Analisa Univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan

pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data yang terkumpul disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi.


BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Sibuhuan beralamat di Jln. SM Raja No.4 Kecamatan Barumun,

Kabupaten Padang Lawas. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara: Kecamatan Lubuk Barumun

b. Sebelah Selatan: Kecamatan Barumun Selatan

c. Sebelah Timur : Kecamatan Sosa

d. Sebelah Barat : Kecamatan Ulu Barumun

4.2 Analisa Univariat

4.2.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik


responden

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


Umur Ibu
20 – 24 Tahun 5 7,3
25 – 29 Tahun 24 34,8
30 – 34 Tahun 31 44,9
35 – 49 Tahun 9 13,0
Total 69 100,0
Pendidikan
SD 4 5,8
SMP 25 36,2
SMA 34 49,3
PT 6 8,7
Total 69 100,0
Pekerjaan
IRT 53 76,8
PNS 7 10,1
Wiraswasta 9 13,0
Total 69 100,0
Tabel 4.1 diketahui distribusi umur menunjukan bahwa dari 69 jumlah

responden, persentase umur mayoritas interval 30–34 tahun sebanyak 31

orang (44.9%), minoritas pada umur interval 20-24 tahun sebanyak 4 orang

(7,3%). Berdasarkan tingkat pendidikan responden diketahui bahwa

mayoritas responden memiliki pendidikan SMA sebanyak 34 orang

(49,3%), minoritas responden memiliki tingkat pendidikan SD sebanyak 4

orang (5,8%), responden berdasarkan jenis pekerjaan mayoritas ibu rumah

tangga sebanyak 53 orang (76,8%), dan minoritas bekerja sebagai pegawai

negri sipil sebanyak 7 orang (10,1%).

4.2.2 Sikap

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Tentang Imunisasi Booster

No Sikap F (%)
1 Negatif 31 40.0
2 Positif 38 60.0
Jumlah 69 100.0
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden

memiliki sikap positif tentang imunisasi dasar bayi yaitu sebanyak 38 orang

(55%) dan sikap negatif sebanyak 31 orang (45%).


BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Analisis Karakteristik Responden

5.1.1 Umur

Hasil penelitian yang dilakukan bahwa dari 69 jumlah responden,

persentase umur terbesar adalah interval umur ibu 30–34 tahun sebanyak 31 orang

(44.9%) dan terendah interval umur 20-24 tahun sebanyak 5 orang (7,2%). hasil

penelitian dapat dilihat umur yang paling mendominasi adalah pada umur 30 – 34

tahun sebanyak 31 responden (44.9%).

Semakin bertambah usia semakin berkembang daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik. (Suwarya

& Yuwono,2017). Bertambahnya usia seseorang tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa lebih dipercaya dari

orang yang belum tinggi kedewasaannya (Faot, 2019).

5.1.2 Pendidikan

Hasil penelitian berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa

responden terbesar berpendidikan SMA sebanyak 34 orang (49,3%), dan tingkat

pendidikan terendah SD sebanyak 4 orang (5,8). Tingkat pendidikan orangtua

akan mempengaruhi pengetahuan yang dimilikinya.

Perbedaan tingkat pendidikan akan mempengaruhi perbedaan dalam

memberikan tanggapan dan pemahaman terhadap penerimaan pesan yang

disampaikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, maka akan semakin mudah
dalam menerima inovasi-inovasi baru yang dihadapannya termasuk imunisasi

(Notoatmodjo. 2011)

5.1.4 Pekerjaan

Hasil Penelitian diketahui bahwa dominan pekerjaan responden

menunjukkan bahwa IRT sebanyak 53 orang (76,8%), wiraswasta sebanyak 9

orang (13,0%), PNS sebanyak 7 orang (10,1%). Sedangkan dilihat dari tingkat

pekerjaan, mayoritas responden adalah ibu rumah tangga.

Menurut Mubarak (2013), bahwa lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Namun perlu diketahui bahwa, pengetahuan tidak hanya diperoleh dari

lingkungan pekerjaan. Ibu rumah tangga yang aktif mendengarkan berbagai

informasi dari berbagai media juga akan menambah pengetahuan yang baru

walaupun hanya melakukan kegiatan di rumah saja. Jadi walaupun hanya seorang

ibu rumah tangga, tidak akan menghambat seseorang untuk mendapatkan akses

tentang berbagai hal misalnya masalah kesehatan

5.2 Sikap Ibu Dengan Imunisasi Booster Bayi

Hasil analisis univariat pada variabel sikap diketahui bahwa mayoritas

responden memiliki sikap positif tentang imunisasi booster yaitu sebanyak 38

orang (55%) dan sikap negatif sebanyak 31 orang (45%).

Sikap merupakan suatu reaksi seseorang yang masih tertutup terhadap suatu

rangsangan dimana faktor pendapat dan emosi sudah terlibat di dalamnya.

Perwujudan sikap hanya dapat ditafsirkan melalui perilaku yang tertutup dan tidak

bisa dilihat langsung. Sikap merupakan keseluruhan dari kecenderungan perasaan.


Faktor lain juga menurut peneliti disebabkan oleh kurangnya kesadaran

masyarakat untuk mencari tahu akan pentingnya bayi diberikan imunisasi

Booster untuk menghindari penyakit, padahal informasi tersebut dapat diperoleh

dari berbagai media seperti media elektronik dan media cetak.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa pengetahuan seseorang, dalam hal ini

responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini bisa dipengaruhi oleh

berbagai faktor termasuk informasi melalui petugas kesehatan, media cetak,

media elektronik, petugas kesehatan, teman, saudara, tetangga, buku, majalah

atau surat kabar. Dengan demikian, informasi yang diperoleh dapat

memberikan hasil yang beraneka ragam dan mempengaruhi tingkat pengetahuan

responden mengenai Imunisasi Booster dan lainnya. Hal yang sama diungkapkan

oleh Notoatmodjo (2007), bahwa pengetahuan (knowledge) adalah merupakan

hasil dari tahu dan inti terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

suatu objek tertentu melalui panca indra manusia yakni: indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga.

Dari penelitian ini maka dapat dilihat kesimpulan bahwa perlu adanya

sosialisasi yang lebih banyak pada masyarakat dari berbagai bangsa, bukan hanya

pentingnya imunisasi dasar, namun juga imunisasi ulang yang termasuk dalam

imunisasi Booster sebab pilihan untuk membenarkan atau tidak imunisasi Booster

sangat tergantung pada orang tua. Mereka dapat saja berasal dari golongan

ekonomi menengah tetapi bila mereka mengetahui arti pentingnya imunisasi

bagi anaknya, bisa saja mereka berusaha menyisihkan sebagian pendapatan untuk

dana imunisasi. Jadi tidak boleh ada diskriminasi dalam hal informasi setiap orang
berhak atas informasi tersebut dan keputusan akhir tetap di tangan orang tua.

Seperti dalam Islam, sampaikanlah walau hanya 1 ayat, maka dalam hal kebaikan

dan kebenaran, kita sebagai tenaga kesehatan wajib menyampaikan informasi

yang bermanfaat bagi masyarakat. Semua itu untuk kepentingan generasi kita

dimasa depan. Bangsa yang kuat mempunyai warga negara yang sehat
47

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

1. Mayoritas usia ibu interval 30–34 tahun sebanyak 31 orang (44.9%),

2. Mayoritas responden memiliki pendidikan SMA sebanyak 34 orang (49,3%)

3. Mayoritas mayoritas ibu rumah tangga sebanyak 53 orang (76,8%)

4. Mayoritas sikap ibu adalah positif yaitu sebanyak 38 orang (55%)

6.2 Saran

1. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai sumber informasi bagi masyarakat untuk memahami pentingnya

imunisasi booster sehingga dapat mendorong keluarganya untuk memberikan

imunisasi dasar secara lengkap kepada anaknya.

2. Bagi Institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan di perpustakaan

Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidempuan di bidang kesehatan dan

memberikan masukan dalam sistem pendidikan, terutama untuk materi

perkuliahan dan memberikan pengetahuan serta informasi tentang imunisasi

booster.
48

3. Bagi Peneliti

Selanjutnya Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, misalnya dengan

menggunakan metode dan desain penelitian lain untuk mengetahui dan

meniliti faktor lain yang belum diteliti dalam penelitian ini


49

DAFTAR PUSTAKA

Agus. Budiman. (2014). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam

Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.

Anik Maryunani, 2010, Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Jakarta: CV.Trans

Info Media.

Arumsari, D. R. (2015) Faktor-Faktor YangBerhubungan Dengan Status Imunisasi

DasarPada Bayi. Jurnal Pendidikan Kesehatan, Vol.4,

Arikunto, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka

Cipta

Ariya. Sistem Pakar Diagnosa Awal Radang Selaput Otak (Meningitis) Dengan

Menggunakan Metode Certainty Factor. 2012. [Online] Tersedia:

https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/3471?show=fu

ll.

Daryanto. (2008). Faktor Penghambat Pemahaman. Surabaya: Suka Maju.

Faot,M. (2019). Hubungan Pengetahuan Tentang Caries Gigi Dengan Motivasi

Untuk Melakukan Penumpatan Karies Gigi (Pada Pasien di Poli Gigi

Puskesmas Soe).universitas Muhammadiyah Purwokerto.


50

Friedman. (2013). Keperawatan keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Friedman, L. M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga riset, teori, praktik.

Jakarta: ECG

Gagnon, D., MacDonald, N., Bocquier, A., Peretti-Watel, P., & Verger, P. (2018).

Underlying factors impacting vaccine hesitancy in high income countries:

a review of qualitative studies. Expert Review of Vaccine.

Ibrahim, LH, Tinneke Tandipajung, Rooije R.H. Rumende. (2016) Faktor-Faktor

yang Berhubungan Dengan Pencapaian Cakupan Imunisasi Pentavalen di

Wilayah Kerja Puskesmas Danowudu Kecamatan Ranowulu Kota Bitung.

Fakultas Keperawatan. Universitas Sariputra Indonesia Tomohon. E-Jurnal

Sariputra, Februari 2016 Vol. 3(1). www.eprints.ums.ac.id.

Indriyani. (2013). Aplikasi Konsep & Teori Keperawatan Maternitas Postpartum

dengan Kematian Janin. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Kemenkes RI. (2013). Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi.

Kemenkes RI. (2015). Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015- 2019.

Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2018). Berikan Anak Imunisasi Rutin Lengkap. Available in :

http://www.depkes.go.id/article/view/18043000011/berikan-anak-

imunisasirutin-lengkap-ini-rinciannya.html

Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019


51

Ilham. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Ibu Melaksanakan

Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas

Pemangkat Kabupaten Sambar. Program Studi Pendidikan Ners. FK

Univ.Tangjungpura Pontianak. 2017.

Misgiyanto & Susilawati, Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat

Kecemasan Penderita Kanker Serviks Paliatif, Fakultas kedokteran

Universitas Diponegoro , Volume 5, nomor 1, Januari 2014.

Nurhidayati. 2016. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Terhadap

Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota

Tangerang Selatan Tahun 2016. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan:

UIN Syarif Hidayatullah

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo, (2012) Promosi Kesehatan dan Sikap Kesehatan. Jakarta.

Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang

Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta.

Proverawati, A & Andhini, C.S.D. (2015). Imunisasi dan Vaksinasi. Nuha Offset,

Yogyakarta
52

Rahmawati, Adzaniyah. Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar

di Kelurahan Krembangan Utara. Surabaya : Universitas Airlangga .Jurnal

Berkala Epidemiologi, Volume 2 Nomor 1, Januari 2014, hlm. 59-7.

Ranuh, I.G.N.Gde, Hadinegoro, S, Ismoedijanto, dkk. (2017). Pedoman Imunisasi di

Indonesia Edisi 6. Jakarta : IDAI

Ritonga, M. R. S, Syarifah.,dan Tukiman. (2014). Hubungan Antara Dukungan

Keluarga Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar Pada

Anak Di DesaTigabolon Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun

Tahun2014.jurnal.usu.ac.id/index.php/kpkb/article/download/6879/4804

Republik Indonesia. (2009). Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan.

Sahroni RZ. (2012) Hubungan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga degan

Kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Ajung Kabupaten Jember:

Universitas Jember;.

Supriatin, E. (2015). Hubungan Pengetahuandan Dukungan Keluarga Dengan

KetepatanWaktu Pemberian Imunisasi Campak Di Pasir Kaliki Bandung.

Jurnal Ilmu Keperawatan.Vol.3, No.1

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Suwarya,W.P.& Yuwono,P. (2017). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Pengetahuan Masyarakat Dalam Mitigasi Bencana Alam Tanah


53

Longsor.University Researh Collegium, 1(2), 305–314

WHO. (2019) global immunization data. available from: www.who.int.

Wawan dan Dewi M. (2011) Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Sikap

Manusia,Cetakan II. Yogyakarta.: Nuha Medika

Yuliana. (2017) Konsep Dasar Pengetahuan. Surakarta. Revisi cetakan ke-2: Cipta

Graha.
54

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian Di Puskesmas Sibuhuan
Di tempat.

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Studi
Kebidanan Program Sarjana Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan di Kota
Padangsidimpuan
Nama : Fitri Yulida
NIM : 21061211

Dengan ini menyampaikan bahwa saya akan mengadakan penelitian dengan


judul “Gambaran Sikap Ibu tentang Imunisasi Booster di Wilayah Kerja Puskesmas
Sibuhuan Tahun 2022”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Sikap Ibu tentang
Imunisasi Booster di Wilayah Kerja Puskesmas Sibuhuan Tahun 2022”.. Data yang
diperoleh hanya digunakan untuk keperluan peneliti. Kerahasiaan data dan identitas
saudara tidak akan disebarluaskan.
Saya sangat menghargai kesediaan saudara untuk meluangkan waktu
menandatangani lembar persetujuan yang disediakan . atas kesediaan dan kerja
samanya saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Peneliti
55

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(informed consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Agama :

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang


dilakukan oleh Fitri Yulida , Mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan yang
berjudul “Gambaran Sikap Ibu tentang Imunisasi Booster di Wilayah Kerja
Puskesmas Sibuhuan Tahun 2022”.

Saya mengerti dan memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat
negative terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia untuk menjadi responden pada
penelitian ini .

Padangsidimpuan, 2022

Responden

( )
56

KUESIONER PENELITIAN

A. Identitas Responden

1. No. Respon :
2. Umur :
3. Pendidikan Terakhir :
4. Pekerjaan :

B. Pengetahuan
1. Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh
A. Ya B. Tidak
2. Imunisasi dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta dapat mencegah berbagai
macam penyakit
A. Ya B. Tidak
3. Imunisasi ulang booster adalah imunisasi yang merupakan usaha memberikan
kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu
A. Ya B. Tidak
4. Vaksin atau imunisasi booster ada berisi virus yang dilemahkan
A. Ya B. Tidak
5. Cara pemberian imunisasi booster berbeda dengan imunisasi PPI (BCG,
Campak, Polio,Hepatiitis B, DPT)
A. Ya B. Tidak
6. Imunisasi booster dapat diberikan pada bayi baru lahir.
A. Ya B. Tidak
7. Segala penyakit dapat dicegah denganmemberikan imunisasi booster pada anak
A. Ya B. Tidak
8. Semua jenis vaksin imunisasi merupakan imunisasi booster.
A. Ya B. Tidak
9. Imunisasi booster merupakan imunisasi yang diberikan untuk mempertahankan
tingkat kekebalan diatas ambang perlindungan atau memperpanjang masa
perlindungan
A. Ya B. Tidak
10. Imunisasi booster adalah imunisasi yang wajib diberikan kepada anak.
A. Ya B. Tidak
57

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa :
NIM :
Nama Pembimbing :

No Tanggal Topik Masukan Tanda

Pembimbing tangan
Pembimbing
58

OUTPUT SPSS

ANALISIS UNIVARIAT

Pendidikan
Pendidikan Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PT 6 8.7 8.7 8.7
SD 4 5.8 5.8 14.5
SMA 34 49.3 49.3 63.8
SMP 25 36.2 36.2 100.0
T otal 69 100.0 100.0

Pekerjaan

Umur
Klasifikasi Um ur Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-24 5 7.2 7.2 7.2
25-29 24 34.8 34.8 42.0
30-34 31 44.9 44.9 87.0
35-39 9 13.0 13.0 100.0
Total 69 100.0 100.0
59
60

N U U Pd Pen P Pe P P P P P P P P P P P P P P P S Sika
o _k didi e ker 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 Tot p
kan_ K jaa 0 1 2 3 4 5
K e n
r _K
1 16 2 1 0 3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 11 1
2 37 2 2 0 5 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1
3 37 2 3 1 5 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 1
4 34 1 2 0 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 9 0
5 30 1 3 1 5 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 10 0
6 35 1 4 1 4 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 7 0
7 37 2 2 0 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 11 1
8 36 2 2 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1
9 37 2 3 1 2 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 8 0
10 17 2 1 0 3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1
11 35 1 3 1 4 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 7 0
12 36 2 2 0 5 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 1
13 30 1 3 1 5 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 7 0
14 36 2 1 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 13 1
15 35 1 4 1 5 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 11 1
16 35 1 3 1 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 1
17 34 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 13 1
18 33 1 2 0 5 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 7 0
19 36 2 1 0 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 10 0
20 35 2 4 1 5 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 1
21 18 2 1 0 3 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 6 0
22 35 1 3 1 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0
23 33 1 3 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 8 0
24 34 1 4 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 7 0
61

25 16 2 1 0 3 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 5 0
26 34 1 3 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
27 35 1 4 1 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 9 0
28 31 1 4 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 1
29 35 1 3 1 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 1
30 17 2 1 0 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 13 1
31 16 2 1 0 3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 11 1
32 37 2 2 0 5 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1
33 37 2 3 1 5 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 1
34 34 1 2 0 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 9 0
35 30 1 3 1 5 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 10 0
36 35 1 4 1 4 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 7 0
37 37 2 2 0 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 11 1
38 36 2 2 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1
39 37 2 3 1 2 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 8 0
40 17 2 1 0 3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1
41 35 1 3 1 4 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 7 0
42 36 2 2 0 5 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 1
43 30 1 3 1 5 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 7 0
45 36 2 1 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 13 1
46 35 1 4 1 5 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 11 1
47 35 1 3 1 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 1
48 34 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 13 1
49 33 1 2 0 5 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 7 0
50 36 2 1 0 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 10 0
51 35 2 4 1 5 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 1
52 18 2 1 0 3 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 6 0
53 31 1 4 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 1
54 35 1 3 1 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 1
62

55 17 2 1 0 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 13 1
56 16 2 1 0 3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 11 1
57 37 2 2 0 5 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1
58 37 2 3 1 5 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 1
59 34 1 2 0 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 9 0
60 30 1 3 1 5 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 10 0
61 35 1 4 1 4 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 7 0
62 37 2 2 0 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 11 1

Anda mungkin juga menyukai