Anda di halaman 1dari 120

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP DURASI MENYUSU BAYI 1-3

BULAN DI PMB BIDAN FERA S DI KABUPATEN BANDUNG


TAHUN 2023

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Kebidanan

SANTA CLAUDIA SIBARANI


F622101

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2023
HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI

Judul Tugas Akhir : Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Durasi Menyusu Bayi 1-3
Bulan di PMB Bidan Fera S di Kabupaten Bandung Tahun
2023
Nama Mahasiswa : Santa Claudia Sibarani
NPM : F622101
Program Studi : Sarjana Kebidanan

Menyetujui :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Intan Karlina, S.S.T., Bd., M.Keb. Nidya Ikha Putri, S.S.T., M.Biomed.

i
PENGESAHAN

ii
PERNYATAAN

iii
Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali
Program Studi Sarjana Kebidanan
2023

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP DURASI MENYUSU BAYI 1-3


BULAN DI PMB BIDAN FERA S DI KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2023

Sibarani CS, Karlina I, Putri I N

ABSTRAK

Latar Belakang : Pemberian ASI merupakan salah satu pondasi kesehatan,


pertumbuhan anak, serta menghindari anak dari infeksi seperti penyakit diare,
pneumonia serta gizi buruk yang merupakan penyebab umum kematian seorang
anak di bawah 5 tahun. Ada beberapa cara untuk meningkatkan durasi menyusu
ASI pada bayi salah satunya dengan pijat bayi.
Tujuan: Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis pengaruh pijat bayi terhadap
durasi menyusu pada bayi 1-3 bulan di PMB Bidan Fera S di Kabupaten Bandung
Tahun 2023.
Metode : Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian Pre Experiment Design
dengan rancangan penelitian one group post test design, populasi sebanyak 30 orang,
menggunakan teknik total sampling. Instrumen penelitian berupa lembar observasi.
Analisis penelitian ini mengunakan uji normalitas data dan uji T test .
Hasil : Hasil analisis paired t test diperoleh ρ (0,000) < α (0,05) dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau terdapat pengaruh pijat bayi terhadap
durasi menyusui bayi usia 1-3 bulan Di PMB Bidan Fera S di Kabupaten Bandung
Tahun 2023.
Simpulan: Terdapat pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusui. Program pijat
bayi bisa dijadikan rutinitas untuk memberikan pelayanan pijat bayi sehingga
akan meningkatkan durasi menyusu pada bayi
Kata Kunci : Pijat Bayi, Durasi Menyusu, Bayi Usia 1-3 bulan

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pijat Bayi
Terhadap Durasi Menyusu Bayi 1-3 Bulan Di PMB Bidan
Fera S di Kabupaten Bandung Tahun 2023". Adapun tujuan
pembuatan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan akhir Sarjana Kebidanan
di Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan yang sangat berarti
dari berbagai pihak, baik dalam bentuk moral, material,
maupun spiritual yang telah berusaha semaksimal mungkin.
Tetapi meskipun demikian, penulis menyadari masih banyak
kesalahan baik isi maupun susunan bahasanya dan masih
jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan penulis
didalam pengetahuan, kemampuan, pengalaman, dan juga
waktu yang dimiliki. Namun atas segala bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak, penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Sehingga pada kesempatan ini
penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Tonika Tohri S.kp., M.Kes, selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali
Bandung.
2. Erni Hernawati S.S.T.,Bd. M.M., M.Keb, selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
3. Intan Karlina, S.S.T.,Bd.,M.Keb, selaku dosen pembimbing utama yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan
bimbingan dan arahan pada penulis dalam penyelesaikan proposal.

v
4. Nidya Ikha Putri, S.S.T., M.Biomed, selaku dosen pembimbing pendamping
yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
memberikan bimbingan dan arahan pada penulis dalam penyelesaikan proposal.
5. Seluruh dosen Institut Kesehatan Rajawali Bandung yang telah memberkali
ilmu, nasehat dan bimbingan selama menjalani pendidikan di Institut
Kesehatan Rajawali Bandung selama ini.
6. Orang tua, suami dan keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan,
semangat baik moril maupun materil sehingga terselesaikannya skripsi ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa Sarjana Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali
Bandung yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan semangatnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini
banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk hasil yang lebih baik lagi.

Bandung, September 2023

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI.................................................i


PENGESAHAN.......................................................................................................ii
PERNYATAAN.....................................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR..............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah....................................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian.....................................................................................6
1.5 Hipotesis Penelitian.................................................................................7
1.6 Manfaat Penelitian...................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................9
2.1 Kerangka Konsep Bayi............................................................................9
2.2 Kerangka Konsep ASI...........................................................................11
2.3 Pijat Bayi...............................................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................44
3.1 Rancangan Penelitian.............................................................................44
3.2 Kerangka Penelitian...............................................................................44
3.3 Variabel Penelitian.................................................................................45
3.4 Definisi Operasional Variabel...............................................................46
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................46
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian.............................48
3.7 Pengolahan dan Analasis Data...............................................................50

vii
3.8 Etika Penelitian......................................................................................53
3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................55
4.1 Hasil Penelitian......................................................................................55
4.2 Pembahasan...........................................................................................57
4.3 Keterbatasan Penelitian.........................................................................62
BAB V SIMPULAN DAN SARAN......................................................................63
5.1 Simpulan................................................................................................63
5.2 Saran......................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................65
LAMPIRAN...........................................................................................................67

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Takaran ASI Perah pada Bayi Usia 0-6 Bulan.......................................10
Tabel 3.1 Definisi Operasional...............................................................................55
Tabel 4. 1 Uji Normalitas Data Durasi Menyusui Sebelum dan Sesudah dilakukan
Pijat Bayi.............................................................................................54
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Durasi Menyusui Sebelum di Pijat pada Bayi 1-3
Bulan di PMB Bidan Fera S di Kabupaten Bandung Tahun 2023......55
Tabel 4. 3Distribusi Frekuensi Durasi Menyusui Sesudah di Pijat pada Bayi 1-3
Bulan di PMB Bidan Fera S di Kabupaten Bandung Tahun 2023......55
Tabel 4. 4 Tabulasi silang Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Durasi Menyusui pada
Bayi 1-3 bulan di PMB Bidan Fera S di Kabupaten Bandung Tahun
2023.....................................................................................................56

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Posisi Menyusui.................................................................................29

Gambar 2.2 Teknik Pijat Gerakan peregangan......................................................41

Gambar 2.3 Teknik Pijat Kaki................................................................................43

Gambar 2.4 Teknik Pijat Perut...............................................................................45

Gambar 2.5 Teknik Pijat Dada...............................................................................46

Gambar 2.6 Teknik Pijat Tangan...........................................................................48

Gambar 2.7 Teknik Pijat Muka..............................................................................50

Gambar 2.8 Teknik Pijat Punggung.......................................................................51

Gambar 2.9 Kerangka Teori..................................................................................52

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian..............................................................54

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembar Informed Consent.................................................................74


Lampiran 2 : SOP Pijat Bayi..................................................................................75
Lampiran 3: Tilik Pijat Bayi..................................................................................81
Lampiran 4: Lembar Observasi..............................................................................89

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air susu Ibu (ASI) merupakan zat yang sempurna untuk pemberian
bayi dan dapat mempercepat perkembangan berat badan bayi. Selain itu, ASI
merupakan zat penolak/pencegah menjalanin hubungan kasih kasih sayang.
Air susu ibu adalah suatu emulsi lemk dalan larutan protein, laktosa dan
garam – garam anorganik yang di sekresikan oleh kelenjar mammae ibu dan
dapat berguna sebagai makanan bayi (Yuliarti, 2010).
Pemberian ASI merupakan salah satu pondasi kesehatan, pertumbuhan
anak, serta menghindari anak dari infeksi seperti penyakit diare, pneumonia
serta gizi buruk yang merupakan penyebab umum kematian seorang anak di
bawah 5 tahun (WHO, 2017). Program pemberian ASI segera setelah
melahirkan dan dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif merupakan salah
satu cara untuk menghindari hal tersebut (Diani Octaviyanti, 2021)
Berdasarkan World Health Organization Pemberian Air Susu Ibu
secara eksklusif mulai dari satu jam setelah kelahiran sampai bayi berumur 6
bulan dan kemudian makanan pelengkap bergizi selanjutnya kemudian harus
diberikan pada anak sambil terus menyusui hingga anak berusia 2 tahun atau
lebih agar mencapai pertumbuhan, perkembangan serta kesehatan yang ideal
pada anak, karena nyawa anak lebih dari 820.000 dapat diselamatkan setiap
tahun pada anak di bawah usia 5 tahun (WHO,2021).
Hasil Riset Kesehatan Dasar kesehatan yang dikeluarkan pada 2021
menyatakan bahwa jumlah keseluruhan 52,5 % atau setengah dari 2,3 juta
bayi berusia kurang dari enam bulan- yang mendapat ASI eksklusif di
Indonesia, atau menurun 12persen dari angka di tahun 2019. Angka inisiasi
menyusui dini (IMD) juga turun dari 58,2 persen pada tahun 2019 menjadi
48,6 persen pada tahun 2021. Bayi kurang dari 6 bulan mendapatkan ASI
Eklusif di Propinsi Bali tahun 2020 sebesar 64,92%, tahun 2021 sebesar
68,51% dan tahun 2022 sebesar 66,52% data di Jawa Timur didapatkan tahun

1
2

2020 sebesar 66,90%, tahun 2021 sebesar 69,61% dan tahun 2022 sebesar
69,72% (Pusat Data Statistic Bali, 2023).
Hasil Data Statistic Jabar pada tahun 2023 menyatakan bahwa ibu
menyusui di Jawa Barat memberikan air susu ibu secara eksklusif cakupan
sebanyak 77 % sampai bayinya berusia 3 bulan namun, jumlahnya menurun,
salah satu penyebabnya karena ibu bekerja. Artinya sudah cukup lumayan ibu
menyusui bayinya secara eksklusif sampai usia 3 bulan).
Pijat bayi berpengaruh terhadap durasi menyusu yang dilakukan di
Klinik Wanasari Medika Karawang dengan menggunakan rancangan waktu
dengan kelompok pembanding. Data dikumpulkan menggunakan lembar
checklist. Sampel penelitian yang digunakan adalah 50 orang dan hasilnya
adalah rata-rata peningkatan durasi menyusui kelompok bayi yang tidak
diberikan pijat 1,48 menit. Sedangkan kelompok bayi yang diberikan pijat
memiliki rata-rata peningkatan sebesar 4,84 menit (Natalian, 2022)
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ritonga NJ
tahun 2020 di BPM Puskesmas Langsa Lama menunjukan bahwa durasi lama
menyusui bayi berbeda- beda sesuai dengan pola hisap bayi. Jika kegiatan
menyusui berlangsung terlalu lama (lebih dari setengah jam) atau terlalu
pendek (kurang dari 4 menit), hal ini menunjukkan kemungkinan adanya
masalah pada perlekatan antara bayi dan puting susu ibu bahwa sebelum dan
sesudah dipijat bayi menghasilkan maka dapat disimpulan dalam penelitian ini
bahwa ada Pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusui pada bayi
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Roesti (2013)
Durasi yang baik saat menyusui sebaiknya 20-30 menit (Roesli, 2013). Waktu
menyusui yang terlalu singkat atau <5 menit menyebabkan kandungan nutrisi
dalam ASI yang diperoleh bayi kurang lengkap, karena komponen lemak
dalam ASI yang sangat berguna untuk proses pertumbuhan bayi utamanya
dalam meningkatkan berat badan bayi tidak akan keluar dalam menit-menit
pertama menyusui melainkan nutrient tersebut hanya akan keluar setelah bayi
disusui dalam waktu >5 menit.Sebuah data menunjukan masih banyak
(86,6%) bayi yang menyusui kurang <5 menit. Data lain menunjukan bayi
3

dengan durasi menyusui <5 menit sebanyak (60 %) (Sutiyah, 2018).


Berdasarkan temuan tersebut masih ada bayi yang diberikan ASI dengan
durasi menyusui yang belum sesuai. Hal ini dapat di atasi dengan beberapa
penatalaksanaan.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan durasi menyusu ASI pada bayi
salah satunya dengan pijat bayi. Salah satu manfaat dari pijat bayi adalah
merangsang ujung – ujung syaraf bayi yang berhubungan, dengan reflek isap
bayi menjadi kuat. Dengan rangsangan yang kuat, maka volume oksitosin
akan lebih banyak dan kemampuan untuk merangsang pengeluaran ASI sangat
kuat sehingga kebutuhan bayi terpenuhi secara maksimal (Sutiyah, dkk 2018).
Sebuah data menunjukan hanya (20 %) bayi yang di pijat bayi dan ibu
mengetahui manfaat pijat bayi. Sedangkan (80%) ibu tidak mengetahui
manfaat pijat bayi dan tidak pernah membawa bayi atau melakukan pijat bayi
(Novy Rahmini, 2019). Data lain menunjukan bayi yang di pijat hanya (30 %)
dan (70%) tidak pernah di pijat. (Yuyuk, 2019)
Efek yang akan timbul setelah dilakukan loving touch baby massage
terhadap peningkatan frekuensi menyusui, durasi menyusui, dan kualitas tidur
anak. Populasi dan sampel sebanyak 30 Bayi Dibawah Lima Tahun (Balita) di
Desa Domas Kabupaten Gresik adalah frekuensi menyusui sesudah dilakukan
loving touch baby massage yaitu 60.0%, artinya 7 kali-10 kali lebih besar
dibandingkan tidak dilakukan loving touch baby massage, durasi menyusui
sesudah dilakukan loving touch baby massage yaitu 56.7%, artinya 5-9 kali
lebih besar dibandingkan tidak dilakukan loving touch baby massage,
disimpulkan adanya pengaruh loving touch baby massage terhadap frekuensi
menyusui, durasi menyusui (Diani Octaviyanti Handajani, 2022)
Ada pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi menyusui bayi usia 1-3
bulan karena pijat bayi menyebabkan bayi menjadi lebih rileks dan dapat
beristirhat dengan efektif sehingga Ketika bayi terbangun akan membawa
energi cukup untuk beraktifitas. Bayi menjadi cepat lapar saat beraktifitas
dengan optimal, sehingga nafsu makannya meningkat. Peningkatan nafsu
makan ini juga ditambah dengan peningkatan aktivitas nervus vagus (sistem
4

sarat otak yang bekerja untuk daerah leherke bawah sampai dada dan rongga
perut) dalam menggerakkan sel peristaltic untuk mendorong makanan ke
saluran pencernaan, sehingga bayi lebih cepat lapar atau ingin makan karena
pencernaannya semakin lancer (Falikhah dan Hidayat,2017).
Permasalahan dalam pemberian ASI antara lain, tingkat pendidikan,
pernikahan, dan tingkat pengetahuan ibu sangat terkait dengan pemberian ASI
eksklusif; namun, multiparitas, paparan media, atau pendidikan ayah juga
sangat berpengaruh selain itu pendapatan rumah tangga, dan status pekerjaan
Ibu juga salah satu faktor kunci dalam mendukung praktek menyusui, serta
ketahanan pangan merupakan masalah karena nurtisi penting untuk mereka
dalam masa menyusui (Dwi, 2023).

1.2 Identifikasi Masalah


PMB Bidan Fera S adalah salah satu PMB yang sudah berdiri sejak
tahun 1993 dan terletak di Jl.Siliwangi no 49 08/10 Kec.Baleendah
Kab.Bandung memberi pelayanan Persalinan, Kesehatan ibu dan anak, KB
serta Imunisasi. Pada tahun 2018 mulai membuka layanan Baby Massage
tersertifikasi dengan pelayanan Baby massage, Baby gym, Prenatal massage,
Pijat bayi sakit dan Cukur Rambut Bayi.
Adapun tujuan dari Bidan Fera S memberikan pelayanan terbaru
adalah untuk memberi pelayanan yanglebih baik lagi kepada bayi dan dalam
upaya untuk meningkat pengetahuan pada ibu dalam merawat bayi seperti
meningkatkan keterampilan ibu dalam melakukan pijat bayi, memantau
tumbuh kembang bayi dan perawatan bayi lainnya serta untuk memperluas
pelayanan yang dapat diberikan pada ibu dan bayi di wilayahnya.
Studi pendahuluan kepada ibu balita di PMB Fera S mengeluh berat
badan bayi nya tidak sesuai dengan grafik KMS tapi sudah asi eklusif dalam
sehari frekwensi menyusui bayinya sedikit 3-4 kali atau sekitar 3-4 jam
sekali , kadang dari malam sampai subuh 5 jam sekali atau sebangunnya bayi
sedangkan menurut teori frekwensi menyusu bayi 8-12 kali atau sekitar 2-3
jam sekali pada bayi 0-3 bulan Dari hasil wawancara terhadap 35 ibu yang
5

mempunyai bayi 0-3 bulan yang datang ke PMB Fera S , 10 diantaranya


mengeluhkan berat badan bayi nya tidak sesuai dan naik berat badannya hanya
sedikit dimana bb bayi 0-1 bulan kenaikan minimal 800gr kenyataannya hanya
naik 200gr, 500gr, 600gr, orang tua mengatakan punya kendala dalam hal asi
masih belum banyak, posisi menyusui yang salah, oran tua yang sudah
bekerja, tingkat stress dan istirahat yang kurang.
Bayi yang mengalami gangguan menyusui, karena bayi sedang
mengalami masa Growth Spurt yang membuat bayi rewel karena lapar, salah
satu asuhan yang sudah diberikan bidan di PMB untuk mengatasi masalah
durasi menyusi bayi adalah baby care, pijat bayi dan memberikan edukasi
tentang pemberian ASI setiap 2 sampai 4 jam sekali. Berdasarkan hal tersebut
maka peneliti ingin meneliti lebih dalam lagi tentang pengaruh pijat bayi
terhadap durasi menyusu pada bayi usia 0-3 bulan karena salah satu manfaat
pijat bayi adalah memperbaiki durasi menyusu pada bayi. Oleh karena durasi
menyusu bayi sangat mempengaruhi berbagai fungsi tubuh bayi terutama
terhadap tumbuh kembang bayi yang pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap masa depan bayi, untuk memantau tumbuh kembang bayi. Dari latar
belakang dan masalah yang banyak ditemukan, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Pengaruh pijat bayi Terhadap
Durasi menyusu Bayi 0-3 Bulan di PMB Bidan Fera S di Kabupaten Bandung
tahun 2023.
Studi pendahuluan kepada ibu balita di PMB Fera mengeluh berat
badan bayi nya tidak sesuai dengan grafik KMS tapi sudah asi eklusif dalam
sehari frekwensi menyusui bayinya sedikit 3-4 kali atau sekitar 3-4 jam
sekali , kadang dari malam sampai subuh 5 jam sekali atau sebangunnya bayi
sedangkan menurut teori frekwensi menyusui bayi 8- 12 kali atau sekitar 2-3
jam sekali pada bayi 1-3 bulan.
6

Hasil wawancara terhadap 10 ibu yang mempunyai bayi 1-3 bulan


yang datang ke PMB Fera dengan BB pada saat lahir normal, 6 diantaranya
mengeluhkan peningkatan berat badan bayinya tidak sesuai dengan KMS
sedangkan 4 bayi mengatakan berat badan meningkat sesuai dengan KMS.
Adapun penyebab peningkatan berat badan bayiyang tidak sesuai yaitu 5 bayi
karena masa- lah menyusui yaitu lamanya menyusu bayi, ASI masih belum
banyak, posisi menyusui yang salah, ibu bekerja, tingkat stress dan istirahat
yang kurang se- dangkan 1 bayi karena alasan lainnya.
Bayi yang mengalami gangguan menyusu, masa Growth Spurt dan
menyebabkan bayi rewel karena lapar, salah satu asuhan kebidanan untuk
mengatasi masalah durasi menyusu bayi adalah baby care, pijat bayi serta
memberikan edukasi tentang pemberian ASI setiap 2 sampai 4 jam sekali.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin meneliti lebih dalam lagi tentang
pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusui pada bayi usia 1-3 bulan karena
salah satu manfaat pijat bayi adalah memperbaiki durasi menyusui pada bayi.
Karena durasi menyusui pada bayi sangat mempengaruhi berbagai fungsi
tubuh bayi terutama terhadap tumbuh kembang bayi yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap masa depan bayi.
Dari latar belakang dan masalah yang banyak ditemukan, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Pengaruh pijat bayi
Terhadap Durasi menyusu pada Bayi 1-3 Bulan di PMB Bidan Fera di
Kabupaten Bandung tahun 2023.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah pemberian pijat bayi
berpengaruhterhadap Durasi menyusu pada Bayi 1-3 Bulan di PMB Bidan
Fera di Kabupaten Bandung tahun 2023?
7

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu
pada bayi 1-3 bulan di PMB Bidan Fera S di Kabupaten Bandung
Tahun 2023.
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi frekuensi pijat bayi sebelum diberi pijat bayi
1-3 bulan di PMB Bidan Fera S di Kabupaten BandungTahun 2023.
b. Mengetahui distribusi frekuensi durasi menyusu pada bayi 1- 3
bulan setelah diberi pijat bayi di PMB Bidan Fera S di Kabupaten
Bandung Tahun 2023.
c. Mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu pada bayi
1-3 bulan di PMB Bidan Fera S di Kabupaten Bandung Tahun 2023.
1.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap
pertanyaan penelitian. Pertanyaan-pertanyaan penelitian berasal dugaan
penyebab masalah yang bersumber dari hasil penelitian serta pengalaman atau
pengamatan peneliti. Dugaan-dugaan ini kemudian dikonfirmasi dengan
landasan teori menghasilkan pertanyaan penelitian. Kemudian dari pertanyaan
penelitian dihasilkan kerangka konsep yang berisi variabel terpilih yang akan
diteliti. Variabel-variabel tersebut didefinisikan dalam sebuah tabel Definisi
Operasional sebagai dasar uji hipotesa. (Heryana, 2018)
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah “Terdapat Pengaruh pijat
bayi terhadap durasi menyusu bayi 1-3 bulan di PMB Fera S di Kabupaten
Bandung Tahun 2023.”
8

1.6 Manfaat Penelitian


1.6.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi awal dan
referensi bagi penelitian selanjutnya serta dapat dijadikan sebagai bahan
pengembangan ilmu pengetahuan kebidanan khususnya asuhan
kebidanan pada bayi yang mengalami gangguan durasi menyusu bayi.
1.6.2 Manfaat Praktis
1.6.2.1 Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan pijat bayi ini dapat dijadikan suatu metode
interaksi dalam penanganan bayi mengalami gangguan durasi
menyusu.
1.6.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber data atau
informasi bagi pengembangan penelitian berikutnya terutama
yang berhubungan dengan pengaruh pijat bayi terhadap durasi
menyusu bayi Usia 1-3 bulan.
1.6.2.3 Bagi Responden
Dapat dijadikan informasi tambahan bagi masyarakat
agar dapat melakukan sendiri pemijatan pada bayinya, karena
sentuhan dari keluarga sendiri lebih bermanfaat bagi bayi,
terutama ibu yang memiliki anak usia 1-3 bulan tentang
pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu bayi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Konsep Bayi


2.1.1 Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir antara.500
gram sampai 4000 gram, cukup bulan, langsung menangis dan tidak ada
cacat bawaan, serta memiliki masa pertumbuhan dan perkembangan
yang cepat ( WHO, 2013).
Masa bayi merupakan masa keemasan, tetapi juga merupakan
masa kritis bagi perkembangan manusia. Disebut masa kritis karena bayi
sangat peka terhadap lingkungannya pada masa ini, dan disebut sebagai
periode emas karena bayi sangat singkat dan tidak dapat diulang
(Kepmenkes., 2023). Jadi, bayi adalah periode perkembangan dari mulai
lahir sampai berusia 12 bulan yang masih sangat membutuhkan adaftasi
sehingga dapat mencapai masa keemasandengan baik (Lailaturohmah,
2023).
Bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian
sebagai berikut : Masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari yang pertama
masa neonatal dini, yaitu usia 0 – 7 hari, yang kedua masa neonatal
lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari . lalu masa pasca neonatal, yaitu usia 29
hari– 1 tahun. Masa bayi adalah periode dari saat lahir hingga
berusiagenap 1 tahun.(Wong, 2009)
Pada tahun 1970, kongres European Perinatal Medicine II yang
dilakukan di London diadakan usulan mengenai definisi terkait
keseragaman dalam maturitas bayi lahir yaitu :
a. Bayi premature adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
kurangatau sama dengan 37 minggu (259 hari) tanpa memperhatikan
berat badan lahir.

9
10

b. Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang
atau sama dengan 37 minggu hingga 42 minggu tanpa
memperhatikan berat badan lahir (259 sampai 293 hari).
c. Bayi lebih bulan adalah bayi dengan kelahiran pada usia kehamilan
mulai 42 minggu atau lebih (Lestari, 2014).

2.1.2 Kebutuhan Bayi


Pertumbuhan anak yang cepat sangat membutuhkan energi yang
besar, sehingga anak cenderung mudah lelah. Nutrisi ini harus terpenuhi
sejak anak masih dalam rahim. Ibu memberikan nutrisi seimbang
melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air susu
ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang
bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI Ekslusif). Nutrisi yang
adekuat dan seimbang merupakan kebutuhan akan asuh yang terpenting.
Nutrisi termasuk bagian gizi untuk pembangunan tubuh yang
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan,
terutama pada tahun- tahun pertama kehidupan dimana anak sedang
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat terutama pertumbuhan otak
(Heni Eka 2020).
Tabel 2.1.2.1 Takaran ASI Perah pada Bayi Usia 0-6 Bulan

Umur Kebutuhan (ml) Pemberian


1 Hari 5- 7 ml sekali minum Setiap 2 jam sehari
3 Hari 22-27 ml 8-12 kali/hari
1 Minggu 45-60 ml sekali minum 8-12 kali/hari
atau 400-600 ml/hari
1 Bulan 80-150 ml sekali minum 8-12 kali/hari

6 Bulan 720 ml/hari 1,5-2 jam sekali pada


siang, 3 jam sekali pada
malam hari
7 Bulan 875 ml/hari Ditambah asi perah 93 %
dari asupan gizi/hari +
MPASI
1 Tahun 550 ml/hari 550/hari + MPASI
11

2.2 Kerangka Konsep ASI


2.2.1 Pengertian ASI
Air susu ibu atau ASI adalah susu yang diproduksi seorang ibu
untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum
bisa mencerna makanan padat. ASI memeiliki fungsi untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi dan melindungi dalam melawan penyakit (Nirwana,
2014). Dalam ASI terkandung berbagai manfaat untuk bayi dan dapat
memenuhi semua kebutuhan pada bayi. ASI adalah suatu emulsi lemak
dalam larutan protein, laktosa dan garam organik yang disekresi oleh
kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi.
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan
stadium laktasi.
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat
dibutuhkan oleh bayi. ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama pada bulan- bulan
pertama kehidupan bayi. ASI bersifat sangat komplek, dengan
komponen antiinfeksidan nutrisi disertai factor pertumbuhan, enzim
yang membantu pensernaandan absorpsi nutrisi, serta asam lemak yang
membantu pertumbuhan dan perkembangan otak (Lawdermilk,2013)
Pada penelitian oleh Utami (2012) disebutkan bahwa ASI
mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih
telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon,
enzim, zat kekebalan, dam sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara
proporsional dan seimbang antara satu dengan yang lainnya. Cairan
hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia yang tepat ini bagai
suatu ”simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi” sehingga tidak mungkin
ditiru oleh buatan manusia (Wulandari dan Handayani, 2011).

2.2.2 Produksi ASI


12

Proses laktasi atau menyusui adalah proses pembentukan ASI


melibatkan hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Hormon prolaktin
selama kehamilan akan meningkat tetapi ASI belum keluar karena masih
terhambat hormon estrogen yan gtinggi. Dan pada saat melahirkan,
hormon estrogen dan progesteron akan menurun dan hormon prolaktin
akan lebih dominan sehingga terjadi sekresi ASI (Rini Yuli Astutik,
2014).
Dengan memulai menyusui dini akan menyebabkan
perangsangan putting susu dan terbentuknya prolactin oleh hipofise. Hal
ini menyebabkan ASI semakin lancar. Terdapat 2 refleks pada ibu yang
sangat berperan penting dalam proses laktasi, yaitu:
a. Refleks Prolaktin
Progesteron dan estrogen yang dihasilkan placenta
merangsang pertumbuhan kelenjar - kelenjar susu, sedangkan
progesterone juga merangsang pertumbuhan saluran (duktus)
kelenjar. Kedua hormone tersebut menekan prolaktin (LTH), Setelah
placenta lahir maka produksi prolaktin meningkat sehingga
merangsang laktasi (pembentukan ASI). Pada waktu bayi menghisap
payudara ibu, ibu menerima rangsangan neurohormonal pada putting
dan areola, rangsangan ini melalui nervus vagus diteruskan ke
hypophysa lalu ke lobus anterior, lobus anterior akan mengeluarkan
hormone prolaktin yang masuk melalui peredaran darah sampai pada
kelenjar – kelenjar pembuat ASI (sel acini) dan merangsang untuk
memproduksi ASI
b. Refleks Let Down
Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar
hipofisis. Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf disekitar
payudara dirangsang oleh hisapan. Oksitosin akan dialirkan melalui
darah menuju ke payudara yang akan merangsang kontraksi otot di
sekeliling alveoli (pabrik ASI) dan memeras ASI keluar dari pabrik
ke gudang ASI. Hanya ASI di dalam gudang ASI yang dapat
13

dikeluarkan untuk bayi oleh ibunya. Oksitosin dibentuk oleh cepat


dibanding prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara akan
mengalir untuk dihisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu
berkeinginan menyusui (sebelum bayi menghisap). Jika refleks
oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi mengalami kesulitan
mendapatkan ASI. Payudara seolah – olah telah berhenti
memproduksi ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun
tidak mengalir keluar. Efek penting oksitosin lainnya adalah
menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan.
Hal ini membantu mengurangi perdarahan, walaupun kadang
menyebabkan nyeri. Dalam proses menyusui refleks pengeluaran
oksitosin ini disebut juga sebagai “Letdown refleks atau love refleks”
refleks ini mengakibatkan mememancarnya ASI keluar, isapan bayi
akan merangsang putting susu dan areola yang dikirim lobus posterior
melalui nervus vagus, dari glandula pituitary posterior dikeluarkan
hormone oxytosin ke dalam peredaran darah yang menyebabkan
adanya kontraksi otot – otot myoepitel dari saluran air susu, karena
adanya kontraksi ini maka ASI akan terperas ke arah ampula.
Prosuksi Asi meningkat sesudah 2-3 hari post partum, buah dada
menjadi besar,kerasdan nyeri ini menunjukkan permulaan sekresi
ASI. Keadaan yang dapat meningkatkan produksi hormone oksitosin:
a) Perasaan dan curahkan kasih sayang terhadap bayinya
b) Celotehan atau tangisan bayi
c) Dukungan ayah dalam pengasuhan bayi, seperti menggendong
bayi ke ibu saat akan disusui atau disendawakan, mengganti
popok dan memandikan bayi, bermain, mendendangkan bayi dan
membantu pekerjaan rumah tangga.

d) Pijat bayi
14

Sedangkan untuk beberapa keadaan yang dapat mengurangi


produksi hormone oksitosin:
a. Rasa cemas, sedih, marah, kesal atau bingung
b. Rasa cemas terhadap perubahan bentuk payudara dan bentuk tubuhny,
meninggalkan bayi karena harus bekerja, dan ASI tidak mencukupi
kebutuhan bayi
c. Rasa sakit terutama saat menyusui (Rahayu, YP, dkk, 2012, p. 12-
15).

2.2.3 Stadium Laktasi


Menurut stadium pembentukan laktasi, ASI terbagi menjadi tiga
stadium yaitu :
a. Kolostrum
Kolostrum adalah cairan kental dapat pula encer yang
berwarna kekuningan yang diberikan pertama kali pada bayi yang
mengandung sel hidup menyerupai sel darah putih yang dapat
membunuh kuman dan bakteri penyakit. Kolostrum juga melapisi
usus bayi sehingga terlindung dari infeksi kuman dan bakteri
penyebab penyakit. Kolostrum yang disekresikan oleh kelenjar dari
hari pertama sampai keempat, pada awal menyusui kolostrum yang
keluar kira-kira sesendok teh. Pada keadaan normal kolostrum dapat
keluar sekitar 10cc-100cc dan akan meningkat setiap hari sampai
sekitar 150-300 ml setiap 24 jam. Kolostrum lebih banyak
mengandung protein, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak lebih
rendah.
b. ASI Susu Masa Peralihan
ASI peralihan merupakan ASI yang keluar setelah keluarnya
kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang matang / matur.
Adapun ciri-ciri dari air susu masa peralihan adalah:
a) Peralihan ASI dari kolostrum sampai menjadi ASI yangmatur.
b) Disekresi pada hari ke 4 sampai hari ke 10 dari masa laktasi.
15

c) Kadar protein rendah, tetapi kandungan karbohidrat dan lemak


tinggi.
d) Produksi ASI semakin banyak, dan pada waktu bayi berusia tiga
bulan dapat diproduksi kurang lebih 800 ml/hari.
c. Air Susu Matang (Matur)
Air susu matang adalah cairan susu yang keluar dari payudara
ibu setelah masa ASI peralihan. ASI matur berwarna putih
kekuningan. Ciri-ciri dari ASI matur adalah sebagi berikut:
a) ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya
b) Pada ibu yang sehat, produksi ASI akan cukup untuk bayi
c) Cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan oleh garam
Ca- Casienant, ribofalvin, dan karotes yang terdapatdi dalamnya.
d) Tidak menggumpal jika dipanaskan
e) Mengandung faktor antimikrobal
f) Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah, dan
adanya faktor bifidus (Rini, 2014).

2.2.4 Asupan Asi


Tanda bayi cukup ASI adalah Ibu bisa memastikan tanda bayi
cukup ASI melalui beberapa hal yaitu bayi menyusu sebanyak kurang
lebih 12 kali dalam 1 hari. Dia terlihat tenang dan kenyang begitu
melepas payudara, Payudara terasa lebih lembek dan tak terasa penuh
setelah menyusui karena si kecil telah mengosongkan payudara, di
beberapa hari pertama, saat bayi mendapatkan kolostrum, ia mungkin
hanya buang air kecil sebanyaksatu atau dua kali sehari. Tapi begitu ASI
matang keluar, si kecil akan buang air kecil sebanyak 6 hingga 8 kali
seharidan ini menjaditanda bayi cukup ASI, bayi terus mengalami
peningkatan berat badan.

Bayi baru lahir perlu sering disusui. Meskipun tidak perlu


16

dengan jadwal yang ketat, bayi perlu disusui bila memperlihatkan tanda
lapar atau paling tidak setiap 2 jam. Bayi baru lahir harus disusui 8
sampai 12 kali setiap 24 jam, sampai puas, biasanya 10 hingga 15 menit.
Setiap menyusui sebaiknya menghabiskan satu payudara dan untuk
menyusui berikut pada payudara lainnya. Pada minggu minggu awal
setelah lahir, bayi harus dibangunkan untuk menyusui bila telah 4 jam
tidak menyusui. Hal tersebut akan merangsang ibu untuk
memproduksi ASI yang
lebih banyak. Selanjutnya, bayi akan lebih terjadwal rutin.
Oleh karena ASI lebih mudah dicerna dibandingkan susu
formula,maka bayiyang menyusu terlihat minum lebih sering
dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.(IDAI, 2013)
Umumnya, bayi kehilangan 5 hingga 9 persen dari berat badan
saat lahir di minggu pertamanya. Lalu berat badannya akan bertambah
lagi saat mereka berusia 2 minggu. Sebagai patokannya,berat badan bayi
biasanya naik 142-284 gram tiap minggu di bulan pertama (setelah
minggu ke-2). Di bulan ke-2 dan ke-3, ia harus menambah berat badan
sekitar 142-227 gram tiap minggu. Sedangkan di bulan ke-3 sampai
ke-6, ia harus menambah 146–128 gram tiap minggu. Lalu, mulai usia
6-12 bulan, si kecil harus menambah berat sebanyak 28–85 gram
seminggu, di bulan pertama, frekuensi bayi buang air besar sebanyak 3
kali sehari. Feses berwarna kuning cerah di hari ke-5 setelah
kelahirannya. Frekuensi buang air besar akan berkurang saat ia berumur
1 bulan. Lalu saat iamulai PASI di usia 6 bulan, frekuensi buang air
besarnya akan lebihteratur, setidaknya sekali dalam sehari.

Tanda bayi tidak cukup dapat ASI adalah waspadai kondisi


17

berikut yang menandakan bayi tidak mendapatkan cukup ASI:


a. Waktu menyusui bisa lebih dari satu jam dan si kecil terlihat tidak
merasa kenyang dan puas.
b. Si kecil terus mengalami penurunan berat badan. Bicarakan pada
dokter bila ia tidak mengalami kenaikan berat badan setelah hari
kelima dari kelahirannya.
c. Setelah usianya lima hari, jumlah feses yang dikeluarkan si kecil
sangat sedikit dan warnanya gelap.
d. Frekuensi si kecil buang air kecil lebih sedikit dari 8 kali dalam
24 jam, setelah lima hari kelahirannya.
e. Urin bayi berwarna sangat pekat. Itu merupakan tanda bayi tidak
cukup ASI dan mengalami dehidrasi.
f. Bayi selalu rewel.
g. Setelah menyusu, payudara tetap terasa penuh karena si kecil
tidak mampu mengosongkan payudara.
h. Ibu tidak pernah mendengar suara bayil menelan ASI saat ia
menyusu. Tapi Ibu harus ingat, beberapa bayi memang tidak
mengeluarkan suara apapun saat menyusu. Jika semua tanda di atas
tidak terlihat pada si kecil, Ibu tidak perlu khawatir jika si kecil
menunjukkan tanda yang satu ini.
Jika Ibu merasa bayi tidak cukup mendapatkan ASI, jangan ragu
untuk menghubungi dokter atau bicaralah pada konselor laktasi.
Biasanya Ibu akan diminta untuk menyusui bayi selama sesi konsultasi
dengan konselor laktasi. Konselorakan memberi tips bermanfaat agar
Ibu lebih efektif menyusuibayi.
2.2.5 Frekuensi Bayi Menyusui
Frekuensi menyusu pada setiap bayi tidaklah sama. Ada bayi yang
menyusu karena lapar, tapi ada juga yang menyusu demi rasa nyaman
(mentil). Berikut ini perkiraan frekuensi menyusu pada bayi berdasarkan
usianya.
1) Usia 1-7 minggu
18

Setiap 2-3 jam sekali dan 8-12 kali setiap hari. Di usia ini, bayi
masih sangat sering menyusu dan ini cukup sering membuat Ibu khawatir
karena merasa bayi tidak cukup mendapatkan ASI. Sering menyusu bukan
berarti bayi tidak cukup dapat ASI. Karena ukuran perut bayi sangat kecil,
dibutuhkan berkali-kali menyusu untuk mengisi perutnya.
2) Usia 2-5 bulan
Setiap 2,5-3,5 jam sekali dan 7-9 kali setiap hari. Semakin besar
bayi, ia akan semakin jarang menyusu. Ia akan semakin pintar untuk
mengosongkan payudara saatmenyusu.
3) Usia 6 bulan ke atas
Setiap 5-6 jam sekali dan 4-5 kali setiap hari (Ismawati, 2023).

2.2.6 Durasi Menyusu Pada bayi


Durasi menyusui berkaitan dengan adanya refleks prolaktin yang
merupakan hormone laktogenik yang penting untuk memulai dan
mempertahankan sekresi ASI. Stimulus isapan bayi akan mengirim
pesan ke hipotalamus yang merangsang hipofisis anterior untuk melepas
prolaktin, suatu hormon yang meningkatkan produksi ASI oleh sel-sel
alveolar kelenjar mamaria. Jumlah prolaktin yang disekresikan dan
jumlah ASI yang diproduksi berkaitan dengan besarnya stimulus isapan,
yaitu frekuensi, intensitas dan lama bayi mengisap. (Bobak, 2005)
Bayi baru lahir sampai dengan usia 3 bulan akan menyusu
selama 10-15 menit di setiap sisi payudara jadi rata- rata menyusu
hampir 20-30 menit persesi menyusui untuk memastikan cukup ASI.
Dari usia 4 sampai dengan 6 bulan biasanya bayi sudah bisa beradaptasi
dan secara bertahap menyusu menjadi lebih baik. Ditahap ini bayi hanya
membutuhkan sekitar lebih dari 5 menit hingga 10 menit untuk
mengosongkan payudara dan mendapatkan semua ASI yang di
butuhkan. (Wong, 2006).
Durasi satu sesi menyusu sangat bervariasi, karena waktu
transfer susu berbeda pada setiap pasangan ibu-bayi. Waktu menyusui
yang baik adalah 30-40 menit. Menyusui per payudara 15-20 menit dan
19

ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam. Ketika bayi tumbuh,
mereka akan menjadi lebih efisien saat menyusu sehingga durasi
menyusui berkurang.
Beberapa ibu lebih memilih menyusui satu sisi, yaitu bayi hanya
menyusu dada satu payudara setiap kali menyusui. Payudara pertama
yang diberikan harus ditukar pada setiap menyusui untuk memastikan
bahwa tiap payudara menerima rangsangan yang seimbang dan sama-
sama dikosongkan. Jika Bayi tampaknya disusui dengan cukup dan
keluaran urine juga cukup namun pertambahan berat badan tidak
memuaskan, ibu bisa menukar payudara terlalu cepat atau durasi
menyusui yang terlalu singkat.(Lawdermilk, 2013)
Bayi disusui sesuai keinginan bayi (on demand). Bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mampu
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung
akan kosong dalam waktu 2 jam. Menyusui yang dijadwal akan
berakibat kurang baik. Isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangaan
produksi berikutnya. (Sudargo,2021)
Durasi menyusu yang baik 20-30 menit, apabila lebih dari 1 jam
lihat perlekatan dan kemungkinan bayi hanya mengempeng. Lemak pada
ASI didapatkan pada hindmilk (susu akhir). Bayi mendapatkan
kebutuhan energinya sebagian besar dari lemak. Karena itu penting
sekali untuk membiarkan bayi menyusu pada satu payudara sampai
habis dan baru dipindahkan ke payudara satunya apabila bayi masih
menginginkannya. Menghentikan bayi yang sedang menyusu akan
mengurangi lemak yang didapatkan, dengan demikian bayi tidak
mendapat cukup energi. Selain itu menghentikan bayi yang menyusu
bisa menyebabkan hipergalaktia. Kejadian hipergalaktia bisa muncul
karena ibu memberikan ASI dalam waktu sebentar (5-10 menit) pada
satu sisi dan kemudian pindah ke payudara lain. Akibatnya pengosongan
payudara tidak optimal dan bayi mendapat sejumlah besar foremilk yang
banyak mengandung laktosa dan sedikit hindmilk yang banyak
20

mengandung lemak. Akibat lain hipergalaktiaadalahtimbulnya


malabsorpsi (gangguan pencernaan), pembentukan gas yang berlebihan
sehingga bayi kembung, dan terjadinya gagal tumbuh pada bayi karena
bayi hanya mendapatkan sedikit lemak. (IDAI, 2013).

2.2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Durasi Menyusui


1. Status Gizi Ibu Menyusui
Status gizi ibu menyusui memegang peranan penting
untuk keberhasilan menyusui yang indikatornya diukur dari
durasi menyusui. Adanya hubungan positif antara status gizi ibu
dengan performa menyusui dan pertumbuhan bayi. Apabila ibu
berstatus gizi kurang maka bayi pun mendapatkan gizi yang
kurang optimal. Meyakini adanya hubungan antara status gizi ibu
dan durasimenyusui yangsingkat menunjukkan bahwa komposisi
zat gizi tertentu pada ASI akanlebih rendah jika ibu
mengalamigizi kurang. Bayi yang lapar dapat menyusu beberapa
kali pada payudara yang kosong tetapi akan menjadifrustasi dan
tidak mau menyusu kembali.
2. Isapan Bayi
Merupakan rangsangan yang terjadi pada refleks
menyusui. Semakin sering bayi menghisap dan semakin lama,
ASI akan semakin banyak diproduksi. Sebaliknya, bila bayi
berhenti menghisap maka payudara akan berhentimemproduksi
ASI.
3. Kondisi Kesehatan Bayi
Bayi yang lahir premature atau menderita penyakit
mungkin mudah merasa lelah saat menyusu. Artinya, mereka
akan berhentibeberapa kali. Konsekuensinya, tentu bayi menyusu
jadi lebih singkat. (Bobak, 2005)
21

4. Masalah Pada Payudara Ibu


Payudara bengkak disebabkan ASI tidak disusui dengan
cukup, terlalu cepat bayi menyusui, perlekatan kurang baik,
pengosongan ASI tidak sering. Mastitis disebabkan menyusui
kurang sering dan terlalu cepat menyusui, aliran ASI kurang baik
di karenakan BH terlalu sempit. Penyumbatan saluran
pengeluaran ASI (statis) terjadi karena pengosongan payudara
yang tidaksempurna. ASI tidak keluar adalah kondisi tidak
diproduksinya ASI atau sedikitnya produksi ASI. Hal ini
disebabkan kurangnya isapan bayi yang mengaktifkan kerja
hormone oksitosin. (Lawdermilk, 2013)
5. Posisi Menyusui
Selain harus mengetahui apakah bayi menyusui secara
efektif atau tidak, ibu juga harus mengetahui bagaimana cara
menyusui yang benar. Terkadang pada saat menyusui bayinya
ibu hanya sekedar menyusukan saja tanpa mengetahui apakah
bayinya menyusui secara efektif atau tidak (Fraser, 2003).
Tingkah laku kelekatan (attachment) termasuk aktifitas yang
terjadi saat bayi mendapatkan putting dan mulaimenghisap,
terkadang lebih jelas selama usaha awal pemberian ASI. (Wong,
2006)

2.2.8 Posisi dan Cara Menyusui yang Baik


Seringkali kita mendengar adanya keluhan pada saat menyusui
seperti halnya putting lecet sehingga ibu enggan ntuk menyusui,
produksi ASI berkurang dan berujung pada si kecil yang cenderung
malas menyusu. Sebenarnya, hal tersebut dapat dicegah apabila si kecil
berada pada posisi yang tepat. Untuk memastikan apakah posisi si kecil
sudah tepat untuk menyusu, maka ibu perlu memperhatikan beberapa hal
berikut ini: Beberapa posisi memungkinkan saat menyusui:
1) Menyusui sambil berbaring (memiringkan badan ke kiri atau ke
22

kanan). Usahakan agar payudara tidak menutupi bayi, terutama


bagian hidungnya.
2) Menyusui sambil duduk. Sebaiknya duduk sambil bersandar dan
letakkan bantal di pangkuan, agar tidak pegal memegang bayi karena
Bunda tidak perlu lagi menyangga si kecil (Azz, City Ardhillah,
2016, p.129).
Posisi tubuh ibu pada saat menyusui dan posisi tubuh bayi yang
benar:
1) Posisi muka bayi menghadap ke payudara ibu (chin to breast)
2) Perut / dada bayi menempel perut / dada ibu (chest to chest)
3) Seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu hingga telinga bayi
membentuk garis lurus dengan lengan danleher bayi
4) Seluruh punggung bayi tersanggah dengan baik
5) Ada kontak mata antara ibu dengan bayi
6) Pegang belakang bahu, jangan kepala bayi
7) Kepala terletak dilengan bukan didaerah siku (Rahayu, YP, dkk,
2012, p. 25).
Tanda Ibu Belum Menyusui Bayi dengan Benar. Berikut ini
merupakan tanda – tanda ibu belum menyusui bayi dengan benar.
a) Kepala bayi tidak lurus dengan badannya
b) Bayi hanya menyusu pada putting, tidak menyusu pada areola
dengan putting susu masuk jauh ke dalam mulutnya
c) Bayi menyusu dengan ringan, cepat dan gugup, tidak menyusu
dengan sungguh – sungguh dan teratur
d) Pipinya berkerut ke arah dalam atau ibu mendengar suara “cik –
cik”.
e) Ibu tidak mendengar bayinya menelan secara teratur setelah
produksi susunya meningkat (Riksani, Ria, 2012, p. 75 – 79).
23

Beberapa posisi yang bisa dipakai saat menyusui :

Gambar 2.1 Posisi Menyusui


Sumber : Kementrian Kesehatan RI. Pelatihan Konseling Menyusui. Jakarta,
2014

a. Posisi Cradle Hold


Ini adalah posisi paling lazim digunakan. Tangan yang satu
(kiri atau kanan) menyangga tubuh bayi hingga ke bagian punggung.
Sementara tangan lainnya memegang payudara untuk memastikan
bayi menyusu dengan cara tepat dan payudara tidak terlepas dari
mulut bayi.
b. Posisi Cross Cradle Hold
Posisi ini berlawanan dengan posisi cradle hold.
c. Posisi Football Hold
Pada posisi ini, badan bayi berada di samping badan ibu. Ibu
memegang kepala bayi seperti memegang sebuah bol
d. Posisi Lying Down atau Berbaring
Posisi ini juga sering ditemukan saat ibu menyusui,
terutama jika menyusui pada malam hari. Ibu menyusui bayi sambil
berbaring, posisi tubuh bayi dihadapkan ke arah ibu.
24

2.2.9 Tanda Ibu telah Menyusui Bayi dengan Benar


Berikut ini merupakan tanda – tanda ibu telah menyusui bayi
dengan benar :
a. Mulut bayi terbuka lebar dan bibir terlipat keluar.
b. Dagu dan hidungnya menempel pada payudara.
c. Bayi telah memasukkan sebanyak mungkinbagian areola ke dalam
mulutnya.
d. Bayi menyusu dengan teratur dan mendalam,sebentar – sebentar
berhenti sesaat.
e. Bayi menelan susu yang diminum secara teratur.
f. Putting susu terasa nyaman setelah beberapakali pemberian susu
pertama. (Wiji, 2020).

2.2.10Kriteria Jumlah Kecukupan ASI


Beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai patokanuntuk
mengetahui jumlah ASI cukup adalah sebagai berikut :
1) ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui putting.
2) Sebelum disusukan, payudara terasa tegang.
3) Berat badan dan tinggi badan sesuai dengan grafik pertumbuhan.
4) Jika ASI cukup, setelah menyusu bayi akan tertidur selama 3-4 jam.
5) Bayi lebih sering berkemih, sekitar 8 kali sehari.

Ketidakefektifan pemberian ASI menurut NANDA yaitu :


1) Keletihan ibu
2) Prematuritas
3) Reflex hisap bayi yang buruk
4) Suplai ASI tidak cukup
5) Tidak cukup waktu untuk menyusui
6) Kurangnya pengetahuan orang tua teknik menyusui
25

Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan


apabila anak mendapatkan gizi yang baik, adalah berkisar antara 700-
1000 gram/ bulan pada triwulan I500-600 gram/ bulan pada triwulan II
350-450 gram/ bulan pada triwulan III 200-350 am/ bulan pada triwulan
IV (Armini Wayan dkk, 2014).

2.2.11Manfaat Pemberian ASI


Manfaat ASI bagi bayi menurut (Wijaya, 2019) yaitu:
1. ASI memberikan nutrisi yang ideal untuk bayi. ASI merupakan
campuran vitamin, protein dan lemak yang hampir sempurna, yang
dapat memberi bayi nutrisi yang mereka butuhkan untuk
pertumbuhan. ASI lebih mudah dicerna daripada susu formula.
2. ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi, karena ASI
mengandung banyak protein untuk meningkatkan daya tahan tubuh
dan bakteri. Menyusui dapat mengurangi risiko bayi terkena asma
atau alergi. Selain itu, bayi yang mendapat ASI tanpa susu formula
hanya dalam enam bulan pertama memiliki risiko lebih rendah
terkena infeksi telinga, penyakitpernapasan, dan diare.
3. Bantu ibu dan bayi membangun ikatan. Bayi yang sering digendong
ibunya karena menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya,
mereka juga akan merasa aman dan rileks, terutama karena masih
bisa mendengar sinyal detak jantung di dalam rahim.
4. Meningkatkan kecerdasan anak. Pemberian ASI eksklusif selama 6
bulan dapat menjamin perkembangan terbaik kecerdasan anak. Ini
karena ASI mengandung nutrisi khususyang dibutuhkan otak.
5. Bayi yang menyusui kemungkinan besar akan bertambah berat
badannya ideal.
6. Menyusui dapat mencegah Sindrom Kematian Bayi Mendadak
(SIDS); juga dipercaya dapat mengurangi risiko diabetes, obesitas,
dan kanker tertentu.
26

Menurut (Yusrina & Devy, 2016) menyatakan bahwa manfaat


ASI bagi ibu yaitu
(1) Sebagai kontrasepsi alami saat menyusui dan sebelum menstruasi;
(2) Mengurangi resiko terkena kanker payudara;
(3) Menjalin ikatan batin kepada anak;
(4) Mengurangi pengeluaran keluarga karena tidak membeli susu
formula.
2.2.12Volume produksi ASI
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar- kelenjar
pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Produksi ASI selalu
berkesinambungan, setelah payudara disusukan maka payudara akan
kosong dan melunak. Padakeadaan ini, ibu tidak akan kekurangan ASI,
karena ASI akan terus diproduksi melalui isapan bayi, dan mampu
memberi ASI pada bayinya. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI
mampu memenuhi kebutuhan gizinya. Dalam keadaan produksi ASI
telah normal, volume susu terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5
menit pertama. Penyedotan/ penghisapan oleh bayi biasanya berlangsung
selama 15-25 menit. Selama beberapa bulanberikutnya bayi yang sehat
akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap hari. Produksi ASI
berkisar 600 cc sampai 1 liter perhari. Hari- hari pertama 10-100 cc,
10-14 hari 700-800 cc, 6 bulan 400- 700 cc, 1 tahun 300-350 cc.
(Walyani, 2015)
Produksi susu akan meningkat perlahan selama bayi tumbuh
sehingga saat bayi berusia dua minggu ibu akan memproduksı 720
sampai 900 ml susu setiap 24 jam. Bayi mempunyai suatu lonjakan
pertumbuhan yang bisa diprediksi (pada usia 10 hari, 3 minggu, 5
minggu, 3 bulan, dan 6bulan), ketika frekuensi menyusui yang lebih
sering akan meringkatkan produksi susu. Lonjakan pertumbuhan ini
biasanya berlangsung selama 24 sampai 48 jam dan kemudian bayi akan
kembali ke pola makannya yang biasa (Lawdermilk, 2013).
27

1) Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar – kelenjar pembuat


ASI mulai menghasilkan ASI
2) Apabila tidak ada kelainan:
a) Hari pertama: sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-
100ml sehari dari jumlah iniakan terus bertambah.
b) Bayi usia 2 minggu mencapai sekitar 400-450 ml, jumlah ini akan
tercapai bila bayi menyusu sampai 4-6 bulan pertama
c) Oleh karena itu, selama kurun waktu tersebut ASI mampu
memenuhi kebutuhan gizi bayi.
3) Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak
yang dapat diperoleh adalah pada 5 menit pertama.
4) Pengisapan oleh bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit.
Pada perhitungan sederhana mengenai berapa jumlah air susu ibu
yang diperlukan oleh bayi adalah: Bayi normal memerlukan 160-
165 ml ASI per kilogram berat badan bayi per hari. Dengan
demikian, jika bayi dengan berat badan 4 kg, maka memerlukan 660
ml ASI per hari dan 825 ml per hari untuk bayi dengan berat 5 kg.
5) Selama beberapa bulan berikutnya, bayi yang sehat akan
mengkonsumsi sekitar 700-800ml/hari
6) Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air susu
yang diproduksi (Maryunani, 2012, p.37).

2.3 Pijat Bayi


2.3.1 Pengertian
Pijat bayi adalah pijatan yang dilakukan dengan membelailembut
atau rangsangan kontak (sentuhan) pada permukaan kulit, manipulasi
jaringan tubuh atau organ, dengan tujuan memberikan efek pada saraf,
otot dan saluran udara serta meningkatkan sirkulasi darah (Nurseha,
2022).
Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuh.
Pijat bayi merupakan salah satu jenis stimulasi yang akan merangsang
28

perkembangan struktur maupun fungsi dari kerja sel-sel dalam otak


(Riksani, 2021). Pijat bayi merupakan kegiatan yang cocok untuk bayi
yang membantu meningkatkan kualitas tidur bayi, perkembangan
motorik pada bayi dan keterampilanmotorik halus pada bayi
(Riksani,2021).
Pijat bayi dan balita dapat diartikan sebagai sentuhan komunikasi
yang nyaman antara ibu dan bayi/ balita. Touch adalah sentuhan alamiah
pada bayi danbalita yang dapat berupa tindakan mengusap, mengurut
atau memijat. Jika tindakan ini dilakukan secara teratur, maka sentuhan
ini dapat merupakan bentuk stimulasi dan intervensi yang dapat
memberikan banyak manfaat untukanak (Setiawandari, 2015).
Pijat bayi dilakukan tidak seperti pijat untuk orang dewasa, tetapi
lebih banyak menekankan pada sentuhan, karena pijat bayi biasa disebut
dengan stimulus touch. Pemijatan pada bayi yang dilakukan secara benar
tidak hanya bermanfaat untuk bayi sehat saja, tetapi juga bagi bayi yang
sakit atau kurang sehat (Prasetyono, 2021).

2.3.2 Manfaat Pijat Bayi


Pemijatan yang dilakukan dengan benar dan teratur akan
sangatbesar manfaatnya. Beberapa manfaat pijat yang bisa diperoleh ;
a. Menghilangkan rasa tidak nyaman pada tubuh bayi.
Ketika tubuh bayi dipijat, dapat merangsang tubuh untuk
menghasilkan hormone oksitosin dan endorphin. Kedua hormone ini
merupakan hormone pereda nyeri yang dapat menyamankan bayi
saat tumbuh gigi, kolik dan stress.
b. Meningkatkan Kualitas Tidur
Setelah dipijat, bayi akan tidur lebih lama dan lebih nyenyak
dibandingkan dengan saat bayi belum dipijat.
29

c. Mempercepat Myelinasi
Myelinasi merupakan proses perbaikan system saraf ketika
jaringan saraf tertutup lemak yang disebut myelin. Stimulasi pada
kulit melalui sentuhan pijat dapat mempercepat proses perbaikan
system saraf tersebut.
d. Dapat menstimulasi dan membantu systempencernaan.
Bayi yang dipijat akan mengalami peningkatan tonus nervus
vagus- nya (saraf otak ke 10). Kondisi ini membuat kadar enzim
penyerapan gastrin dan insulin naik sehingga penyerapan terhadap
sari makanan pun menjadi lebih baik. Penyerapan makanan yang
lebih baik akan menyebabkan bayi cepat lapar. Oleh karena itu,
bayiakan lebih sering menyusui.
e. Memperkuat massa otot
Pijatan terhadap bayi sangat baik untuk menguatkan otot
bayi.
f. Memperkuat system imun.
Pijat secara signifikan meningkatan jumlah sel pembunuh
alami (Riset Touch Research Institute, Florida) yaitu sekelompok sel
darah putih yang bisa membunuh berbagai tipe sel yang terinfeksi
virus.
g. Meningkatkan indera-indera sensorik
h. Membuat bayi lebih sehat
Pijatan mampu membuat bayi lebih sehat. Jadi bayi akan
jarang mengalami kolik. Kolik biasa ditandai dengan tangis bayi
melengking. Selain itu, pemijatan juga dapat melegakan saluran
nafas yang menyempit karena asma. Hal ini karena pijatan juga
berfungsi mampu mengurangi perasaan gelisah dan depresi sehingga
serangan asma berkurang.
i. Membantu pertumbuhan
Menurut penelitian, pertumbuhan bayi seperti berat badan
akan lebih baik dengan memijat bayi. Bahkan untuk bayi premature,
30

berat badan bisa bertambah hingga 47% di banding jika tidak dipijat.
j. Membuat bayi tenang
Pijatan dapat meningkatkan kesiagaan (alertness) dan
tangisnya berkurang. Apabila bayi jarang menangis makan terjadi
peningkatan berat badan da meningkatnya aktivitas neurotransmitter
seperti perbaiki kondisi psikis, berkurangnya kadar hormone stress
dan bertambahnya kadar serotonin (Dewi, 2020).
k. Meningkatkan produksi ASI
Berdasarkan penelitian Cynthia Mersmann, ibu yang memijat
bayinya mampu memproduksi ASI perah lebih banyak dibandingkan
kelompok kontrol. Pada saat menyusui bayinya. Mereka merasa
kewalahan karena ASI terus – menerus menetes dari payudara yang
disusukan. Jadi, pijat bayi dapat meningkatkan volume ASI peras
sehingga periode waktu pemberian ASI peras secara eksklusif dapat
ditingkatkan, khususnya oleh ibu – ibu karyawati.

2.3.3 Umur dan Waktu dilakukan Pijat Bayi


Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan dengan
lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapat keuntungan yang
lebih besar apabila pemijatan dilakukan tiap hari sejak lahir sampai usia
enam atau tujuh bulan (Dewi, 2020). Cara pemijatan untuk berbagai
kelompok umur :
a. Bayi umur 0-1 bulan
Untuk bayi umur 0-1 bulan, disarankan hanya diberi Gerakan
yang lebih mendekati usapan-usapan halus. Perlu diingat bahwa
sebelum tali pusat bayi lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di
daerah perut.
b. Bayi umur 1-3 bulan
Untuk bayi umur 1-3 bulan, disarankan diberi Gerakan halus
disertai tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat.
31

c. Bayi umur 3 bulan sampai 3 tahun


Untuk bayi umur 3 bulan sampai 3 tahun, disarankan agar
seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang lebih
meningkat. Total waktu pemijatan disarankan sekitar 15 menit
(Dewi, 2020).

2.3.4 Orang yang Boleh Melakukan Pijat Bayi


a. Tenaga Kesehatan atau terapis
Pelaksanaan awal pijat bayi akan dilakukan oleh tim dan
tenaga kesehatan ataupun terapis sesuai dengan prosedur. Pemijatan
bayi dilakukan secara bertahap sesuai dengan antomis bayi.
Pemijatan pada bayi prematur lebih diutamakan pada sentuhan-
sentuhan lembut seluruh tubuh terutama bagian tangan dan kaki.
b. Ibu
Ibu adalah orang paling dekat dengan si bayi/ balita, oleh
karenanyaibu harus menjadi orang pertama yang mempelopori
pemijatan terhadap bayi/ balita. Ikatan kasih sayang (bonding) antara
ibu dananaknya sangat penting untuk diteruskan melalui aktivitas
memijat yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan anaknya.
Pijatan ibukepada anaknya adalah sapuan lembut yang ditujukan
untuk kesehatan pengikat jalinan kasih sayang. Kulit ibu adalah kulit
yangpaling awal dikenali oleh anak.
c. Ayah
Pijat adalah bentuk upaya untuk pemeliharaan kesehatan yang
biasanya sangat disenangi para ayah. Dengan melakukan pemijatan
akan terbuka kesempatan bagi seorang ayah untuk menjalin kontak
batin dengan anaknya (Setiawandari, 2015).
32

2.3.5 Persiapan dan Teknik Terapi pijat Bayi


1. Persiapan Sebelum Melakukan Pijat Bayi
a. Sebelum dilakukan pijat bayi, pemijat baik terapis maupun ibu
bayi harus memastikan tangan bersih dan hangat. Hindari kuku
panjang dan lepaskan perhiasan yang menempel di tangan
pemijat untuk menghindari bayi tergores. Pemijatan tidak
dilakukan saat bayi habis minum atau menyusui.
b. Siapkan baby oil, handuk dan baju ganti kemudian baringkan
diatas permukaan rata dan bersih.
c. Bantal, bantal di gunakan untuk alas kepala bayi. Gunakan
bantalyang nyaman untuk pijat bayi.
d. Alas tahan air, alas tahan air yang tebal digunakan untuk alas saat
memijat. Alas yang cukup tebal akan membuat bayi nyaman.
e. Dua handuk mandi yang halus, di gunakan untuk melap tubuh
bayi setelah dipijat.
f. Sebelum dilakukan pemijatan minta izin pada bayi dengan cara
memberikan gerakan pembuka berupa sentuhan ringan di
sepanjang sisi wajah bayi dan mengusap rambut dan kepala
sambil mengajakbayi berbicara (Dewi, 2020).

2. Teknik Pijat Bayi


a. Gerakan Peregangan
1) Tangan disilangkan
Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silang
keduanya di dada. Luruskan kedua tangan bayi ke samping.
Ulangi gerakan ini sebanyak 4-5 kali.
2) Membentuk diagonal dengan kaki
Pertemukan ujung kaku dan ujung tangan kiri bayi
diatas tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal.
Selanjutnya, Tarik Kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi ke
33

posisi semula. Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung


tangan dan kaki bayi ke atas posisi semula. Gerakan
membentuk diagonal ini dpat diulang sebanyak 4-5 kali.
3) Menyilang kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu
silangkan ke atas. Buatlah silangan sehingga mata kaki kiri
dalam. Setelah itu,kembalikan posisi kaki pada posisi semula.
Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan
kedua kakinya ke atas sehingga mata kaki kanan dalam
bertemu dengan mata kaki kiri luar. Setelah itu, kembalilah ke
posisi semula. Gerakan ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
4) Menekuk kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam
posisi kaki lurus, lalu tekuk lutut perlahan menuju perut,
Gerakan menekuk lututini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
5) Menekuk kaki bergantian
Gerakan sama seperti menekuk seperti kaki, tetapi
dengan mempergunakan kaki secara bergantian.

Gambar 2.2 Teknik Pijat Gerakan peregangan.


Sumber Gambar : Roesli(2001)
34

6) Perahan cara India


Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti
memegang pemukul softball. Gerakkan tangan ke bawah
secara bergantian, seperti memerah susu.
7) Peras dan putar
Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua
tangan secara bersamaan. Peras dan putar kaki bayi dengan
lembut dimulai dari pangkal paha kearah mata kaki.
8) Telapak Kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari
secarabergantian,dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari
diseluruhtelapak kaki.
9) Tarikan lembut jari
Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan
gerakanmemutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan
tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari.
10) Gerakan peregangan (Strecth)
Dengan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai
dari batas jari-jari kearah tumit, kemudian ulangi lagi dari
perbatasan jari kearah tumit. Dengan jari tangan lain
regangkan dengan lembut punggung kaki padadaerah pangkal
kaki kearah tumit.
11) Titik tekanan
Tekanan-tekanan kedua ibu jari secara bersamaan
diseluruhpermukaan telapak kakidari arah tumit ke jari-jari.
12) Punggung Kaki
Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara
bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki
kearah jari- jari secara bergantian.
35

13) Peras dan putar pergelangan kaki (anklecircles)


Buatlah gerakan seperti memeras dengan
mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya di pergelangan
kaki bayi.

Gambar 2.3 Teknik Pijat Kaki.


Sumber Gambar : Roesli (2001).
b. Perut
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh
sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian dengan
tangankanandan kiri.
1) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat
Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan.
Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi dengan perut
bagian atas sampai kejari- jari kaki.
2) Ibu jari ke samping
Letakkan kedua ibu jari disamping kanan kiri pusar
perut. Gerakan kedua ibu jari kearah tepi perut kanan dan
kiri.
36

3) Bulan-matahari
Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan
kiri mulaidari perut sebelah kanan bawah (daerah usus
buntu) keatas, kemudian kembali kearah kanan bawah
(seolah membentuk gambar matahari (M)) beberapa kali.
Gunakan tangan kanan untuk membentuk gerakan
setengahlingkaran mulai dari bagian kanan nawah perut bayi
sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar
bulan (B)) Lakukan kedua gerakan ini bersama- sama.tangan
kiri selalu membuat Gerakan bulatan penuh (matahari)
sedangkan tangankanan akan membuat Gerakansetengah
lingkaran (bulan)
4) Gerakan I-Love-U
“I”, Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke
bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan
membentuk huruf “I”.“Love”, pijatlah perut bayi
membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri
atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah. “You”, pijatlah
perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan
bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri,ke
bawah, danberakhir di perut kiri bawah.
5) Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers)
Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi
bagiankanan. Gerakan jarijari anda pada perut bayi dari
bagiankanan ke bagian kiri gunamengeluarkan gelembung-
gelembung udara.
37

Gambar 2.4 Teknik Pijat Perut


Sumber Gambar : Roesli (2001)

c. Dada
1) Jantung Besar
Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan
meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda di
tengah dada bayi/ulu hati. Buat gerakan keatas sampai
kebawah leher, kemudian kesamping diatas tulang selangka,
lalu kebawah membentuk bentuk jantung dan kembali ke ulu
hati.
2) Kupu-Kupu
Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu,
dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat
menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah bahu kanan
dan kembali ke ulu hati. Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan
kembali ke ulu hati.
38

Gambar 2.5 Teknik Pijat Dada


Sumber Gambar : Roesli (2001)

d. Tangan
1) Memijat Ketiak (armpits)
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas
ke bawah. Perlu di ingat, kalau terdapat pembengkakan
kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya gerakan ini tidak
dilakukan.
2) Perahan Cara India
Arah pijatan cara India ialah pijatan yang menjauhi
tubuh. Guna pemijatan cara ini adalah untuk relaksasi atau
melemaskan otot. Peganglah lengan bayi bagian pundak
dengan tangan kanan seperti memegang pemukul soft
ball,tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi. Gerakan
tangan kanan mulai dari bagian pundak ke
arahpergelangantangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari
pundak ke arah pergelangan tangan. Demikian seterusnya,
gerakan tangan kanan dan kiri ke bawah secara bergantian
dan berulang- ulang seolah memerah susu sapi.
3) Peras dan putar (squeeze and twist)
Cara lain adalah dengan menggunakan kedua tangan
secara bersamaan. Peras dan putar lengan bayi dengan
lembutmulai dari pundak ke pergelangan tangan.
39

4) Membuka Tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari
pergelangantangan kearah jarijari.
5) Putar Jari-jari
Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju kearah
ujung jaridengan gerakan ke arah jari- jari
6) Punggung Tangan
Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan. Usap
punggung tangannya dari pergelangan tangan ke arah jari-
jari dengan lembut.
7) Peras dan putar pergelangan tangan (wrist circle)
Peraslah sekeliling pergelangan tangandengan ibu jari
dan jari telunjuk.
8) Perahan Cara Swedia
Arah pijatan cara swedia adalah dari pergelangan
tangan kearah badan. Pijatan ini berguna untuk mengalirkan
darah ke jantungdan paru-paru.. Gerakan tangan kanan dan
kiri secara bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan
bayi kearah pundak. Lanjutkan dengan pijatan dari
pergelangan kiribayi kearah pundak.
9) Gerakan menggulung
Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan
kedua telapak tangan. Bentuklah gerakan menggulung dari
pangkal lengan menuju ke arah pergelangan tangan/jari-jari.
40

Gambar 2.6 Teknik Pijat Tangan.


Sumber Gambar: Roesli (2001)

e. Muka
1) Dahi : menyetrika dahi (Open Book)
Letakkan jari-jari kedua tangan pada pertengahan
dahi. Tekankanjari-jari dengan lembut mulai dari tengah
dahi keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika
dahi atau membuka lembaran buku. Gerakkan ke bawah ke
daerah pelipis, buatlah lingkaran- lingkaran kecil di daerah
pelipis, kemudian gerakkan ke dalam melalui daerah pipi di
bawah mata.
2) Alis : Menyetrika Alis
Letakkan kedua ibu jari diantara kedua alis mata.
Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada
alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke
samping seolah menyetrika alis.
41

3) Hidung : Senyum I
Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis.
Tekankan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui
tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke
samping dan ke atas seolahmembuat bayi tersenyum.
4) Mulut Bagian Atas : Senyum II
Letakkan kedua ibu jari di atas mulut di bawah sekat
hidung. Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke samping dan
ke ataske daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.
5) Mulut Bagian Bawah : Senyum III
Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu. Tekankan
dua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke
samping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat
bayi tersenyum.
6) Lingkaran Kecil di Rahang (small circles around jaw)
gerakakn dilakukan dengan jari kedua tangan membuat
gerakan lingkaran- lingkaran kecil didaerah rahang bayi
7) Belakang Telinga
Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan
tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri.
Gerakan kearah pertengahan dagu di bawah dagu.

Gambar 2.7 Teknik Pijat Muka


Sumber Gambar : Roesli (2016)
42

f. Punggung
1) Gerakan Maju Mundur (Kursi Goyang)
Tengkurapkan bayi melintang di depan dengan kepala
di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan. Pijatlah sepanjang
punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan
kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi,
lalu kembali lagi ke leher.
2) Gerakan Menyetrika
Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. Dengan
tangan kiri pijatlah mulai dari leher kebawah sampaibertemu
dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah
menyetrika punggung.
3) Gerakan Menyetrika dan mengangkat kaki
Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini
tangankanan memegang kaki bayi dan gerkan dilanjutkan
sampai ke tumit kaki bayi
4) Gerakan Melingkar
Dengan jari-jari kedua tangan, buatlah gerakan-
gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun
ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai
pantat. Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah
leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.
5) Gerakan Menggaruk
Tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan kanan
anda pada punggung bayi. Buatlah gerakan menggaruk ke
bawah memanjang sampai ke pantat bayi.
43

Gambar 2.8 Teknik Pijat Punggung


Sumber Gambar :Roesli (2016)
44

2.4 Kerangka Teori

Faktor Bayi
Isapan bayi
Kondisi kesehatan bayi

Faktor Ibu :
Fisik ibu ( usia, paritas, kelainan
endokrin, bentuk dan kondisi
puting susu, kondisi kesehatan, Durasi
perokok, peminum alkohol, menyusu
penggunaan kontrasepsi
hormonal, asupan nutrisi dan
cairan)

Psikologis (stres, kacau, marah,


sedih, cemas, kurang perhatian Penatalaksanaan
keluarga, dukungan suami) Durasi menyusu :
Posisi menyusui
1. Pijat Bayi
Faktor pendukung :
2. Baby Gyms
1. Inisisasi menyusu dini

Gambar 2.9 Kerangka Teori


Sumber : Sutanto, Andina Vita (2022). Rahmawati, Siti dan Bisepta(2018).
Lawdermilk (2013), Wong (2009)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Rancangan dalam penelitian ini menggunakan metode Quasi
Eksperimen. Quasi Eksperimen adalah Penelitian yang uji coba suatu
intervensi pada sekelompok subyek dengan atau tanpa kelompok
pembanding namun tidak dilakukan randomisasi untuk memasukan subyek
ke dalam kelompok perlakuan (Dharma 2017). Quasi Eksperimen disebut
juga sebagai eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak
memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen sebenarnya, tidak adanya
pembatasan ketat terhdap randomisasi dan pada saat yang sama dapat
mengontrol ancaman-ancaman validitas (Sugiyono, 2018).
Peneliti berusaha untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh
pijat bayi terhadap durasi menyusu bayi 1-3 bulan di BPM Fera S
Kabupaten Bandung. Pada desain ini peneliti menggunakan rancangan
One Group Pre-Post Test Design, karena pada desain ini penelitian ini
meneliti hubungan sebab dan akibat dalam kelompok intervensi tanpa
adanya pembanding kelompok kontrol. Peneliti melakukan observasi
pertama (pretest) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan
yang terjadi setelah melakukan eksperimen (Nursalam, 2018).
Model rancangan penelitian adalah sebagai berikut:
Responden : Eksperimen Perlakuan Post Test

0₁ X 0₂

Keterangan:
0₁ : Kelompok sebelum diberi perlakuan (pretest)
0₂ : Kelompok sesudah diberi perlakuan (post test)
X : Pemberian pijat bayi 1-3 bulan)

45
46

3.2 Kerangka Penelitian


Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang
ingin diteliti (Notoatmodjo, 2018). Kerangka kerja atau kerangka konsep
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Pijat Bayi Durasi Menyusu


bayi

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian

3.3 Variabel Penelitian


Kata “variabel” hanya ada pada penelitian kuantitatif, karena
penelitian kuantitatif berpandangan bahwa, suatu gejala dapat
diklasifikasikan menjadi variabel-variabel. Jadi variabel penelitian pada
dasarnya adalah segala sesuatuyang berbentuk apasaja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019). Variabel
dalam penelitian ini adalah variabel bebas (Independen) dan variabel
terikat (Dependen).
3.3.1 Variabel Independen
Variabel independent ini sering disebut sebagai variabel
stimulus, predictor, antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering
disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2022). Variabel
47

independentdalampenelitian ini adalah pijat bayi.


3.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output,
kriteria, konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2022). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
durasi menyusu pada bayi usia 1-3 bulan.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmojo,2018). Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat
sebagai berikut:

Tabel 3.4.2 Definisi Operasional


Sub Hasil
No Variabel Definisi Alat Ukur Skala
Variabel Ukur
1 Durasi Durasi Lama waktu Observasi (m) Rasio
Menyusu menyusu menyusu pada (stopwatch satuan
pada sebelum bayi dengan durasi ) menit,
Bayi pijat bayi berapa lama (s)
(menit dan detik) satuan
sebelum diberikan detik.
intervensi pijat
bayi
2 Durasi Lama waktu Observasi (m) Rasio
menyusu menyusu pada (stopwatch satuan
setelah bayi setelah ) menit,
diberikan diberikan 3x (s)
pijat bayi intervensi pijat satuan
bayi. detik
48

Dilihat pada H+1


setelah
intervensi ketiga

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian


3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2022).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bayi usia 1-3
bulan yang datang ke PMB Bidan Fera S pada bulan Agustus tahun
2023 dengan jumlah kunjungan bayi sebanyak 30 orang.

3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambildari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
dapat representative (mewakili) (Sugiyono, 2022). Pada penelitian
eksperiment, penelitian yang sukses adalah dengan ukuran sampel
kecil antara 10 sampai dengan 20 responden (Rianto 2018).
Berdasarkan jumlah populasi pada tahun 2023 dan pendapat
tersebut di atas maka sampel yang direncanakan dalam penelitian ini
sebanyak 30 bayi.
49

3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel


Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah
probability sampling dengan total sampling, yaitu seluruh populasi
dijadikan sebagai sampel penelitian. Total sampling adalah teknik
pengambilan sampel dimana seluruh anggota populasi dijadikan
sampel semua yaitu dengan menjadikan seluruh populasi lansia yang
mengalami hipertensi sebanyak 30 Bayi.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah yang
memenuhi kriteria. Adapun kriteria yang menjadi responden adalah :
1. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau yangditeliti. Maka kriteria
inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Ibu yang mempunyai bayi usia 1-3 bulan (tidak bayi kembar)
b. Keadaan bayi sehat.
c. Bayi yang mendapat ASI.
d. Posisi crandle hold saat ibu menyusui bayi.
e. Belum pernah di pijat bayi.
f. Ibu bersedia menjadi responden.
2. Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan
subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai
sebab. Maka, kriteria eksklusi dalam penelitianini adalah :
a. Bayi yang sakit
b. Bayi yang sedang mengkonsumsi obat-obatan
c. Bayi yang mengalami kelainan bawaan (bayi sumbing).
d. Bayi dengan ikterik
50

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian


3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan data primer
yang di peroleh secara langsung terhadap suatu objek yang akan
diteliti. Untuk memperoleh data tersebut maka peneliti melakukan
observasi langsung menggunakan stopwatch untuk mengukur durasi
menyusu.
Langkah- langkahdalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut
a. Membina hubungan saling percaya kepada responden (ibu bayi).
b. Melakukan pemeriksaan secara umum untuk mengisi biodata
dan memastikan bahwa responden (bayi) sesuai kriteria inklusi.
c. Meminta persetujuan (informed consent) untuk menjadi
responden danmenjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur
penelitian, hak dan kewajiban responden.
d. Pijat bayi dilakukan pada kelompok sampel 2x sehari pagi dan
sore selama 3 hari dengan lama pijat 15 menit.
e. Hari ke 1 pagi dilakukan pengukuran durasi menyusu dengan
stopwatch dan posisi menyusu cradle hold pada responden
sebelum diberikan pijat bayi
f. Hari ke 1 pagi dilakukan pengukuran durasi menyusu dengan
stopwatch dan posisi menyusu cradle hold pada sampel sesudah
diberikan pijat bayi
g. Hari ke 1 sore dilakukan pengukuran durasi menyusu dengan
stopwatch dan posisi menyusu cradle hold pada responden
sebelum diberikan pijat bayi
h. Hari ke 1 sore dilakukan pengukuran durasi menyusu dengan
stopwatch dan posisi menyusu cradle hold pada responden
sesudah diberikan pijat bayi
i. Hari ke 2 pagi dilakukan pengukuran durasi menyusu dengan
stopwatch dan posisi menyusu cradle hold pada sebelum
diberikan pijat bayi
51

j. Hari ke 2 pagi dilakukan pengukuran durasi menyusu dengan


stopwatch dan posisi menyusu cradle hold pada sesudah
diberikan pijat bayi
k. Hari ke 2 sore dilakukan pengukuran durasi menyusu dengan
stopwatch dan posisi menyusu cradle hold pada sebelum
diberikan pijat bayi
l. Hari ke 2 sore dilakukan pengukuran durasi menyusu dengan
stopwatch dan posisi menyusu cradle hold pada sesudah
diberikan pijat bayi
m. Hari ke 3 pagi dilakukan pengukuran durasi menyusu dengan
stopwatch dan posisi menyusu cradle hold pada sebelum
diberikan pijat bayi
n. Hari ke 3 pagi dilakukan pengukuran durasi menyusu dengan
stopwatch dan posisi menyusu cradle hold pada sesudah
diberikan pijat bayi
o. Hari ke 3 sore dilakukan pengukuran durasi menyusu dengan
stopwatch dan posisi menyusu cradle hold pada sebelum
diberikan pijat bayi
p. Hari ke 3 sore dilakukan pengukuran durasi menyusu dengan
stopwatch dan posisi menyusu cradle hold pada sesudah
diberikan pijat bayi
3.6.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan
untuk pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa :
kuesioner (daftar pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir
lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2018). Jumlah instrumen penelitian tergantung pada
jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti
(Sugiyono, 2022). Instrument yang digunakan untuk memperoleh
data dalam penelitian ini adalah sop pijat bayi yang berisi langkah-
langkah pemijatan dan stopwatch.
52

3.7 Pengolahan dan Analasis Data


3.7.1 Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting.
Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari
penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa, dan
belum siap disajikan. (Notoatmodjo, 2018 : hal 171)
a. Editing : Lembar observasi diisi oleh peneliti saat pengambilan
data. Data yang telah terkumpul kemudian disesuaikan dengan
jumlah responden yang telah dijadikan sampel penelitian. Hasil
editing didapatkan semua data tersebut terisi lengkap dan benar.
b. Coding : Pemberian kode guna mempermudah peneliti pada saat
Analisa data, pengolahan data serta pengambilan kesimpulan.
c. Processing : Memproses data dengan mengentri data dari lembar
observasi ke program computer
d. Cleaning : Memeriksa Kembali data yang sudah dientri apakah
adakesalahan atau tidak. (Notoatmodjo, 2018)

3.7.2 Analisis Data


1. Analisis Univariat
Analisis univariate dalam penelitian ini, yaitu distribusi
responden berdasarkan nomor responden, usia bayi, jenis
kelamin bayi, status kesehatan bayi, pekerjaan ibu bayi, dan
pendidikan ibu bayi serta distribusi frekuensi durasi menyusu
bayi usia 1-3 bulan sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi.
Digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari setiap variabel
penelitian.
53

a. Uji Normalitas Data


Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data
apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi
normal menjadi syarat menemukan uji-t yang digunakan.
Pengelolaan data dari uji normalitas dengan menggunakan
program SPSS Versi 27 for Window dengan Uji Shapiro-Wilk
a) Jika Nilai Sig. < 0,05 maka H0 bahwa data berdistribusi
normal ditolak. Hal ini berarti data hasil tidak berdistribusi
normal.
b) Jika Nilai Sig. > 0,05 maka H0 diterima Hal ini berarti data
sampel berdistribusi normal.
Untuk data numerik dan berdistribusi normal maka
digunakan nilai mean (rata-rata) sedangkan jika distribusi data
tidak normal maka digunakan median.

∑ 𝑋ᵢ 1
𝑋= = ( X1 + X2 +......+ Xn )
𝑛 𝑛

dan standar deviasi (Notoatmodjo, 2018). Atau dengan


menyusun distribusi frekuensi variabel-variabel penelitian
tersebut dalam bentuk nilai rata-rata (mean), nilai minimal,
nilai maximal dan nilai median dari variabel yang diteliti.
Rumus untuk menghitung mean sebagai berikut.

Keterangan:
X : Mean atau Rata-rata
Ʃ : Jumlah
Xn : Variabel ke n

n : Banyaknya data atau sampel


c) Uji Normalitas pada penelitian ini adalah Nilai Sig. > 0,05
maka H0 diterima Hal ini berarti data sampel berdistribusi
normal. Untuk data numerik dan berdistribusi normal maka
54

digunakan nilai mean (rata-rata).


1. Analisa Bivariate
Dalam penelitian ini observasi dilakukan sebanyak dua kali
yaitu sebelum eksperimen (O1) disebut pre test dan observasi sesudah
eksperimen (O2) disebut post test. Analisa bivariat dalam penelitian
ini digunakan untuk mencari pengaruh pijat bayi terhadap distribusi
frekuensi durasi menyusu bayi usia 1-3 bulan.
Analisis Bivariat penelitian ini mengunakan Uji T berpasangan
dilakukan untuk mengetahui rata-rata dari sampel yang memiliki
perbedaan yang signifikan atau tidak. Alternatif yang dilakukan
adalah dengan melakukan Uji Wilcoxon.
a. Paired sample t-test
Paired sample t-test merupakan analisa yang digunakan untuk
membandingkan rata – rata sebelum dan sesudah yang saling bebas
seperti kelompok eksperimen. (Yamin, 2021).
uji ini dengan menggunakan program SPSS Versi 27 for Window

𝑑
t=1+ t = Nilai
𝑠/√𝑛
t hitung
𝑑 = Rata-rata selisih nilai 1 dan 2
𝑠 = Simpangan baku selisih (beda)
𝑛 = Ukuran atau besaran sampel
1) Jika nilai t > tabel atau nilai t < nilai alpha (0,05) maka Ho
ditolak artinya terdapat hubungan.
2) Jika nilai t ≤ tabel atau nilai t > nilai alpha (0,05) maka Ho
diterima artinya tidak terdapat hubungan (Riyanto, 2015)
b. Uji Wilcoxon.
Sedangkan jika data yang diperoleh tidak berdistribusi
normal maka penelitian akan menggunakan uji wilcoxon dengan
menggunakan program SPSS Versi 27 for Window apabila data
berdistribusikan tidak normal (p value < α ), maka menggunakan.
55

Pengambilan keputusan pada α = 0,05 adalah :


a. Ho diterima apabila nilai probabilitas (p value) > 0,05
b. Ho ditolak apabila nilai probabilitas (p value) < 0,05 (Sugiyono,
2010)

3.8 Etika Penelitian


Peneliti yang melakukan tugas penelitian hendaknya memegang
teguh sikap ilmiah (scietifix attitude) serta berpegang teguh pada etika
penelitian, meskipun mungkin penelitian yang dilakukan tidak akan
merugikan atau membahayakan bagi subjek penelitian (Notoatmodjo,
2018). Secara umum, terdapat empat prinsip yang harus dipegang teguh
dalam melaksanakan sebuah penelitian, yaitu:
a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
(berpartisipasi).
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian
untuk mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan
penelitian. Peneliti juga memberikan kebebasan kepada subjek untuk
memberikan informasi atau tidak memberikan informasi. Peneliti
menghormati harkat dan martabat subjek penelitian dengan
mempersiapkan formulir persetujuan subjek (informed concent).
b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for
privacy and confidentiality)
Setiap orang memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi
dan kebebasan individu dalam meberikan informasi. Setiap orang
berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang
lain. Oleh karena itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi
mengenai identitas dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti cukup
menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden.
c. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an
inclusiveness).
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan
56

kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Lingkungan peneliti harus


dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yaitu dengan
menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa
semua subjek penelitian memperoleh perlkuan dan keuntungan yang
sama tanpa membedakan jenis kelamin, agama, etnis, dan sebagainya.
d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing
harms and benefits).
Penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal
mungkinbagi masyarakat dan subjek penelitian pada khususnya.
Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan
bagi subjek. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian harus dapat
mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress
maupun kematian subjek penelitian

3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.9.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah di lakukan di PMB Bidan Fera S di
Kabupaten Bandung.

3.9.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini di lakukan pada bulan Agustus 2023.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Hasil penelitian ”Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Durasi Menyusu
Bayi 1-3 Bulan Di PMB Bidan Fera S Di Kabupaten Bandung Tahun
2023" dengan jumlah sampel 30 reponden. Langkah awal yang ditempuh
penulis sebelum melakukan pengujian hipotesis adalah melakukan uji
normalitas. Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat
memperoleh informasi mengenai data tersebut berdistribusi normal atau
tidak.
Berikut adalah hasil uji normalitas dari data-data penelitian yang
telah diperoleh sampel penelitian pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. 1 Uji Normalitas Data Durasi Menyusui Sebelum dan
Sesudah dilakukan Pijat Bayi
No Kualitas Tidur P Value
1 Kelompok Sebelum Pijat 1,71
2 Kelompok Sesudah Pijat 1,60

Berdasarkan pada tabel 4.1, Dapat disimpulkan bahwa data


terdistribusi k normal dikarenakan nilai signifikansi dari Shapiro-Wilk
sebesar 1,71 sebelum dilakukan pijat, dan sesudah dilakukan pijat sebesar
1,60 dengan itu, dapat dilihat nilai signifikansi dari data lebih besar dari
0,05 yang artinya semua data berditribusi normal. Dengan berdistribusi
normalnya data, maka tidak dilakukan untuk uji selanjutnya.

57
58

4.1.1 Analisis Univariat


1. Gambaran Kualitas tidur bayi sebelum dilakukan pijat
Tabel 4.2 Deskripsi Durasi Menyusui bayi sebelum dilakukan
pijat bayi usia 1–3 bulan di PMB Bidan Fera S Di
Kabupaten Bandung Tahun 2023
Variabel n Mean Minimum Maximum
Durasi
30 2,68 7,95
Menyusui

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 menunjukkan


nilai rerata durasi menyusu bayi sebelum dilakukan pijat bayi
sebesar 4,51. Diketahui dari 30 responden durasi menyusu pijat
bayi berada durasi minimal 2,68 menit dan maksimal 7,95 menit

2. Gambaran kualitas tidur bayi sesudah dilakukan pijat


Tabel 4.3 Deskripsi Durasi Menyusui bayi sesudah dilakukan pijat bayi di
PMB Bidan Fera S Di Kabupaten Bandung Tahun 2023

Variabel N Mean Minimum Maximum


Durasi 5,05 3,06 8,45
30
Menyusui

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukkan


nilai rerata durasi menyusu bayi sesudah dilakukan pijat bayi
sebesar 5,05. Diketahui dari 30 responden durasi menyusu pijat
bayi berada durasi minimal 3,06 menit dan maksimal 8,29 menit
59

4.1.2 Analisis Bivariat


Perbedaan durasi menyusu bayi sebelum dan sesudah pijat bayi
terhadap durasi menyusu bayi usia 1-3 bulan di PMB Bidan Fera S Di
Kabupaten Bandung Tahun 2023
Tabel 4.4 Perbedaan Durasi Menyusu bayi sebelum dan
sesudah dilakukan pijat bayi terhadap Durasi
Menyusu bayi usia 1-3 bulan di PMB Bidan Fera S
Di Kabupaten Bandung Tahun 2023

Durasi N Mean Selisih SD P Value


menyusui (Min-Mak)
30 4,51 5 1,90 0,000
30 5,04 6 1,91

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 30 responden sebelum


rerata nilai total sebanyak 4,51 terdapat selisih 5 dengan standar deviasi 1,90
dan dari kelompok sesudah rerata nilai total sebanyak 5,04 terdapat selisih 6
dengan standar deviasi 1,91 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata
sebelum dan sesudah diberikan pijat bayi dengan nilai peningkatan sebesar
0,53 Hasil tersebut dapat menjelaskan bahwa terdapat peningkatan rata-rata
nilai sebelum dan setelah diberikan pijat bayi hal ini berarti ada peningkatan
nilai durasi menyusu bayi berdasarkan observasi. Responden mengalami
peningkatan durasi menyusu bayi menjadi baik. Dari hasil uji T berpasangan
bahwa nilai p value = 0.000 <0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa Ho
ditolak sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan durasi menyusu bayi
sebelum dan sesudah diberikan pijat bayi usia 1-3 bulan di PMB Bidan Fera
S Di Kabupaten Bandung Tahun 2023
60

4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Univariat
a. Gambaran durasi menyusui pada bayi usia 1-3 bulan
sebelum dilakukan pijat di PMB Bidan Fera S di Kabupaten
Bandung
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata durasi
menyusui sebelum pijat 4,51 dari 30 responden dengan durasi
menyusu pijat bayi berada durasi minimal 2,68 menit dan
maksimal 7,95 menit sebelum dilakukannya pijat bayi..
Berdasarkan hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Simanungkalit (2019) diketahui bahwa rata-rata frekuensi
menyusu pada bayi sebelum dipijat adalah 7,3 kali per hari
dengan standar deviasi 0,949 dan rata-rata frekuensi menyusu
pada post test adalah 11,6 kali dengan standar deviasi 1,265.
Air susu ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling
lengkap dan seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama
(ASI Ekslusif). Nutrisi yang adekuat dan seimbang merupakan
kebutuhan akan asuh yang terpenting. Namun pada hasil
penelitian ini bayi hanya memiliki durasi menyusui selama 3,64
menit dimana untuk rata-rata durasi menyusi baiknya selama 10-
15 menit di setiap sisi payudara jadi rata- rata menyusu hampir
20-30 menit persesi menyusui untuk memastikan cukup ASI.
Jumlah produksi ASI meningkat segera pasca kelahiran
hingga usia 4 hingga 6 minggu, selanjutnya produksi ASI
kembali stabil. Jumlah produksi ASI pada hari pertama dan
kedua sangatlah sedikit, namun meningkat mencapai ±500 mL
pada hari ke-5, 600-690 mL pada minggu kedua, dan sekitar 750
mL pada bulan ke-3 hingga ke-5. Produksi ASI sebesar 750-1000
mL/hari mampu menghasilkan energi sebesar 500-700 kkal/hari,
dimana jumlah ini ekuivalen dengan energi yang dibutuhkan bayi
yang berbobot 5-6 kg. Volume produksi ASI per menyusui
61

berkisar antara 90-120 mL/kali yang dihasilkan oleh 2 payudara


(IDAI, 2020).
Produksi ASI akan melimpah pada hari ke-2 hingga ke-4
setelah melahirkan, terlihat dari payudara yang semakin besar,
berat, hangat dan sering meneteskan ASI secara spontan. Bayi
menyusu 8-12 kali sehari, disertai pelekatan yang tepat pada
setiap payudara dan menyusu secara teratur selama minimal 10
menit pada setiap payudara, Puting payudara akan terasa sedikit
nyeri pada hari-hari pertama menyusui. Apabila rasa sakit ini
bertambah dan terus menetap setelah 5 - 7 hari, apalagi jika
disertai lecet, maka hal ini menandakan bahwa proses perlekatan
bayi tidak berjalan dengan semestinya. Apabila tidak diatasi
secepatnya dengan mengoreksi posisi dan perlekatan bayi, hal ini
akan menurunkan produksi ASI (IDAI, 2020).
Hal ini sesuai dengan cara untuk meningkatkan durasi
menyusu ASI pada bayi memiliki beberapa cara, salah satunya
dengan pijat bayi. Salah satu manfaat dari pijat bayi adalah
merangsang ujung – ujung syaraf bayi yang berhubungan,
dengan reflek isap bayi menjadi kuat. Dengan rangsangan yang
kuat, maka volume oksitosin akan lebih banyak dan kemampuan
untuk merangsang pengeluaran ASI sangat kuat sehingga
kebutuhan bayi terpenuhi secara maksimal (Sutiyah, 2018).
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan
bahwa pijat bayi dapat meningkatkan nafsu makan. Melalui
aktivitas yang optimal, bayi merasa cepat lapar sehingga nafsu
makannya meningkat. Bertambahnya nafsu makan ini juga
dibarengi dengan peningkatan aktivitas saraf vagus (sistem saraf
otak yang bekerja di daerah leher hingga ke dada dan rongga
perut) dalam menggerakkan sel-sel peristaltik untuk mendorong
makanan masuk ke dalam saluran pencernaan.
62

Menurut penelitian Fitriahadi (2016) Pijat bayi adalah


suatu cara teknis dalam asuhan kebidanan pada neonatus, bayi
dan balita berupa pemijatan secara lembut dan berurutan dari
wajah hingga ujung kaki, dengan melakukan pijat bayi semua
otot bayi akan menjadi rileks, peredaran darah menjadi lancar
dan bayi akan tidur dengan nyenyak. Disamping itu, pijat bayi
akan memperbanyak frekuensi dan durasi menyusui sehingga
bayi akan merasa rileks dan tenang saat menyusu.
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Izmi Fadhillah (2018) yang mengemukakan
bahwa secara statistik dari hasil uji beda pengaruh dengan
menggunakan uji t didapatkan hasil bahwa ada pengaruh pijat
bayi terhadap durasi pemberian ASI pada bayi, sehingga bidan
disarankan untuk terus memotivasi ibu untuk melakukan pijat
bayi agar dapat meningkatkan durasi pemberian ASI pada
bayinya dan memotivasi pemberian ASI eksklusif.
Pada saat penelitian ditemukan sebelum bayi dilakukan
pijatan, bayi tidak mau menyusui sesuai dengan porsi
kebutuhannya. Akibatnya bayi sering rewel, dan tidurnya pun
tidak beraturan karena sering terbangun di malam hari. Dari
kejadian tersebut membuat ibu bayi merasa gelisah karena
merasa berat badan bayi tidak meningkat sesuai dengan usianya.
Peneliti berasumsi jika pijat bayi menjadikan bayi
semakin rileks serta mampu beristirahat secara efektif sehingga
sewaktu bayi bangun tidur sudah membawa energi yang cukup
untuk diajak beraktivitas. Gerakan pijatan yang perlahan dalam
memijat bayi bertujuan untuk melepaskan ketegangan otot-otot
bayi. Disamping itu, kualitas tidur yang lebih panjang terpicu
oleh keluarnya hormon oksitosin dan endorfin ketika bayi dipijat.
Senyawa oksitosin berfungsi mengurangi kadar stres dalam otak
untuk membuat bayi merasa lebih tenang dan nyaman kemudian
63

dapat mempengaruhi kualitas tidurnya, sementara hormon


endorfin berfungsi untuk meredakan rasa sakit dan mengurangi
ketidaknyamanan. Penyebab bayi menjadi cepat lapar saat
bergerak secara maksimal sehingga meningkatkan nafsu
makannya.
b. Gambaran durasi menyusui pada bayi usia 1-3 bulan
sesudah dilakukan pijat di PMB Bidan Fera S di Kabupaten
Bandung
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata durasi
menyusui sesudah pijat 5,05 dari 30 responden dengan durasi
menyusu pijat bayi berada durasi minimal 3,06 menit dan
maksimal 8,29 menit.
Selaras dengan hasil penelitian ini, ditemukan pada
penelitian Natalia (2022) dengan judul “Pengaruh Pijat Bayi
Terhadap Durasi Menyusu pada Bayi Uusia 0-6 Bulan di Klinik
Wanasari Medika Karawang”, dengan hasil pretest rata-rata
durasi menyusu adalah 20,20 menit dalam satu kali menyusu
untuk kelompok bayi kelompok kontrol dan 21,28 menit untuk
kelompok eksperimen. Kemudian pada posttest, rata-rata durasi
menyusui pada kelompok kontrol hanya mengalami kenaikan
menjadi 21,68 menit dan menjadi 26,12 untuk kelompok
eksperimen. Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan durasi
menyusu pada bayi yang dilakukan pijat lebih tinggi
dibandingkan kenaikan durasi menyusui pada bayi yang tidak
dilakukan pemijatan.
Reflex menghisap (sucking reflex) ketika bagian langit-
langit mulut bayi tersentuh, ia akan refleks melakukan gerakan
menghisap. Refleks ini berguna untuk kemampuan menyusu bayi
dan biasanya mulai sempurna saat ia berusia 36 minggu didalam
kandungan. Refleks menghisap adalah salah satu refleks
terpenting yang harus dimiliki oleh bayi. Ini juga berhubungan
64

dengan refleks rooting saat bayi yang baru lahir mencari sumber
makanannya. Ketika bayi sudah menemukannya, reflex
menghisapnya memungkinkannya untuk menghisap dan menelan
susu. Pada responden yang saya gunakan bayi sudah betul-betul
dipilih yang kehamilannya aterm atau 37 minggu sampai 39
minggu yang dimana dalam kemampuan menghisap sudah cukup
baik. Paritas juga sangat mempengaruhi pengalaman ibu dalam
keterampilan pemberian ASI. Dengan mempunyai pengalaman
menyusu sebelumnya maka akan menunjang keberhasilan
menyusui yang sekarang. Oleh karena itu hampir sebagian besar
dari responden yang saya gunakan dilapangan adalah multipara.
Kegiatan menyusui berlangsung terlalu lama atau terlalu
pendek, hal ini menunjukkan kemungkinan adanya masalah pada
perlekatan antara bayi dan putting susu ibu. Bayi baru lahir
sampai dengan usia 3 bulan akan menyusu selama 10-15 menit di
setiap sisi payudara jadi rata-rata menyusu hampir 20-30 menit
persesi menyusui untuk memastikan cukup ASI. (Wong, 2006)
Durasi menyusu yang normal yaitu ketika payudara
sudah terasa kosong dan bayi terasa puas saat menyusu akan
mengurangi resiko terjadinya infeksi pada payudara yaitu
mastitis yang disebabkan oleh bendungan ASI. Penyebab lainnya
produksi ASI meningkat sesudah 2 – 3 hari post partum. Selain
itu yang dapat mengurangi ASI yaitu rasa sedih, marah, kesal,
cemas terhadap perubahan bentuk payudara dan bentuk
tubuhnya, meninggalkan bayi karena harus bekerja, merasa ASI
tidak mencukupi kebutuhan bayi, rasa sakit terutama saat
menyusui. (Sudargo, 2021).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Roesli dalam Rukmaini (2020) bahwa pijat
bayi juga memiliki efek biokimiawi yang positif, antara lain
menurunkan kadar hormon stres (katekolamin) dan
65

meningkatkan kadar serotonin. Selain itu, ada beberapa laporan


hasil penelitian para ahli mengenai manfaat pijat bayi, antara
lain; Meningkatkan berat badan, Meningkatkan pertumbuhan,
Meningkatkan daya tahan tubuh, Meningkatkan konsentrasi bayi
dan membuat bayi tidur lebih lelap, Membangun ikatan kasih
sayang orang tua dan anak, Meningkatkan produksi ASI.
Menurut para peneliti bahwa pijat bayi memiliki manfaat yang
sangat baik terutama untuk meningkatkan durasi menyusui pada
bayi. Selain itu, pemijatan yang juga diikuti dengan mandi pada
bayi membuat bayi lebih jarang menangis dan mengurangi rasa
sakit. Banyak sekali manfaat pijat bayi sehingga disarankan para
orang tua untuk memberikan pijat bayi pada bayinya, semakin
dini pijat bayi dilakukan secara kontinyu maka semakin besar
manfaat yang dapat dirasakan.
Ketika penelitian berlangsung dan dilakukan pemijatan
pada bayi, mayoritas para ibu menyatakan jika ragu-ragu dalam
memijat bayi mereka, terutama ibu yang baru pertama kali
melahirkan. Rasa ragu ini sebenarnya cukup wajar karena
memang selain karena masih terlalu kecil, kondisi tulang bayi
juga belum cukup kuat untuk dipijat. Namun keraguan tersebut
harus ditepis sebab pijat bayi sangat berlainan dengan pijat orang
dewasa.
Teknik perawatan pijat bayi dilakukan pada saat bayi
dalam keadaan sehat dan tidak sedang tidur. Pijat dapat
dilakukan oleh siapa saja tanpa keahlian khusus. Namun, harus
diingat bahwa yang dipijat adalah bayi yang tulangnya belum
cukup kuat untuk ditekan seperti pada pemijatan orang dewasa.
Sebelum memijat, pastikan tangan pemijat dalam keadaan bersih
dan hangat. Periksa kuku dan perhiasan agar tidak terjadi goresan
pada kulit bayi. Karena pentingnya pijat bayi selama masa
menyusui dan peran aktif petugas kesehatan terkait (bidan)
66

sangat penting dalam memberikan penyuluhan atau pendidikan


kesehatan tentang manfaat dan cara memijat bayi dengan benar
dan juga cara pemijatan yang tepat bagi ibu yang memiliki bayi
khususnya. Diharapkan para ibu dapat melakukan pijat bayi
secara rutin di rumahnya (Rukmaini, 2020).

4.2.2 Analisis Bivariat


Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 30 responden
sebelum rerata nilai total sebanyak 4,51 terdapat selisih 5 dengan
standar deviasi 1,90 dan dari kelompok sesudah rerata nilai total
sebanyak 5,04 terdapat selisih 6 dengan standar deviasi 1,91
menunjukkan adanya perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah
diberikan pijat bayi dengan nilai peningkatan sebesar 0,53 Hasil
tersebut dapat menjelaskan bahwa terdapat peningkatan rata-rata
nilai sebelum dan setelah diberikan pijat bayi hal ini berarti ada
peningkatan nilai durasi menyusu bayi berdasarkan observasi.
Responden mengalami peningkatan durasi menyusu bayi menjadi
baik.
Hasil uji T berpasangan bahwa nilai p value = 0.000 <0,05.
Hal ini menyimpulkan bahwa Ho ditolak sehingga dapat
disimpulkan ada perbedaan durasi menyusu bayi sebelum dan
sesudah diberikan pijat bayi usia 1-3 bulan di PMB Bidan Fera S Di
Kabupaten Bandung Tahun 2023
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ritonga (2020) yang
menunjukkan hasil analisis pengaruh pijat bayi terhadap durasi
menyusu pada bayi Di Klinik Nining Pelawati Lubuk Pakam
menggunakan uji paired sample t-test dan didapatkan hasil nilai p-
value = 0,016 < 0,05.
67

Membandingkan hasil penelitian ini dengan penelitian Farida


(2018) ditemukan perbedaan yang bertolak. Dimana hasil penelitian
diperoleh data bahwa tidak ada pengaruh antara pijat bayi dengan
durasi menyusu pada bayi dengan P value 0,563. Hal ini terjadi
karena Banyak faktor yang dapat mempengaruhi durasi menyusu
pada bayi, baik faktor ibu (kelelahan, aktivitas ibu dll) maupun
faktor bayi (posisi menyusu yang tidak tepat dll).
Pijat bayi merupakan terapi sentuhan pada kulit dengan
menggunakan tangan atau yang biasa disebut dengan sentuhan
stimulasi, dengan terapi sentuhan yang dilakukan pada pijat bayi
dapat menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan,
selain itu dapat mempengaruhi frekuensi menyusui sehingga bayi
akan merasa nyaman dan tenang saat menyusui, selain itu akan
menimbulkan kedekatan antara ibu dan bayi (bonding). Pijat bayi
dapat dilakukan sendiri oleh ibu di rumah, dengan pengetahuan dan
pendidikan yang lebih tinggi dari ibu tentang pijat bayi, karena
pendidikan ibu yang tinggi dan ditempuh merupakan salah satu
faktor yang mendukung kemampuan seseorang dalam menerima
informasi. Selain itu, manfaat dari pijat bayi itu sendiri, salah
satunya adalah sentuhan yang diberikan orang tua kepada anaknya
akan memberikan banyak hal positif bagi anak, yaitu tidak hanya
untuk perkembangan fisik saja, tetapi juga memberikan efek nyata
bagi perkembangan dan tumbuh kembang psikologisnya. Itulah
sebabnya, saat ini para ahli kesehatan anak semakin menganjurkan
para orang tua untuk sering memberikan sentuhan pada anak. ASI
akan berproduksi lebih banyak jika ibu mampu memijat bayinya
dibandingkan dengan ibu yang tidak memijat bayinya, karena
menyusui merupakan salah satu pondasi kesehatan, perkembangan
dan terutama untuk kelangsungan hidup anak, serta menghindarkan
anak dari penyakit-penyakit seperti diare, radang paru-paru dan
kurang gizi yang menjadi penyebab umum kematian balita. Bayi
68

yang mendapatkan ASI diharapkan dapat meningkatkan berat badan


bayi dan menambah asupan gizi bayi sehingga terpenuhi (Handjani,
2021).
Pijat bayi dapat meningkatkan nafsu makan. Pijat bayi
menyebabkan bayi menjadi lebih rileks dan dapat beristirahat
dengan efektif sehingga ketika bayi terbangun akan membawa
energi cukup untuk beraktivitas dengan aktivitas yang optimal, bayi
menjadi cepat lapar sehingga nafsu makannya meningkat.
Peningkatan nafsu makan ini juga ditambah dengan peningkatan
aktivitas nervus vagus (system sarat otak yang bekerja untuk daerah
leher ke bawah sampai dada dan rongga perut) dalam menggerakkan
sel peristaltic untuk mendorong makanan ke saluran pencernaan.
Dengan demikian, bayi lebih cepat lapar atau ingin makan karena
pencernaannya semakin lancer.(Roesli, 2008)
Teknis perlakuan pijat bayi yaitu dilakukan pada saat bayi
sehat dan tidak sedang tidur. Pemijatan dapat dilakukan oleh siapa
saja tanpa keahlian khusus. Sebelum memijat, pastikan tangan anda
bersih dan hangat. Periksa kuku dan perhiasan untuk menghindari
goresan pada kulit bayi. Waktu yang digunakan dalam pemijatan
tidak ada ketentuan baku. Paling lama pemijatan secara lengkap
dapat di lakukan sekitar 15 menit. Setelah selesai,segaralah bayi
dimandikan agar tubuhnya merasa segar dan bersih dari lumuran
baby oil (Prasetyono, 2017).
Hasil penelitian ini sejalan dengan konsep yang disampaikan
oleh Riksani 2021 mengenai kegiatan yang cocok untuk membantu
bayi dalam meningkatkan kualitas tidur, yaitu dengan dilakukannya
pijat bayi. Dan hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Fitriahadi (2016) yang berjudul Pengaruh Pijat
Bayi terhadap Frekuensi dan Durasi Menyusu Bayi di BPM Istri
Utami Sleman Tahun 2016. Dimana pada hasil penelitiannya,
terdapat peningkatan durasi menyusu sebelum dan sesudah pijat bayi
69

di BPM Istri Utami Sleman menunjukkan ada pengaruh yang


signifikan sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi pada frekuensi
dan durasi menyusu pada bayi dengan hasil p-value 0,003.
Penelitian ini juga memiliki hasil yang sejalan dengan
konsep yang di sampaikan oleh Arief 2009 yang menyatakan bahwa
lama menyusui bayi berbeda-beda sesuai dengan pola hisap bayi.
Namun bayi sebaiknya menyusu 10 menit pada payudara yang
pertama, karena daya isap masih kuat. Dan 20 menit pada payudara
yang lain karena daya hisap bayi mulai melemah. Dan penelitian ini
memiliki hasil yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Purwani & Darti (2012) bahwa sebagian besar durasi menyusu bayi
dalam kategori baik (96,9%) dengan durasi menyusu kira-kira 10-30
menit dalam setiap kali menyusui dan sebagian besar memiliki
pertumbuhan dalam kategori normal. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Fitriani dan Nurhidayanti (2016) bahwa ada
hubungan antara pijat bayi dengan lama menyusui. Hasil uji Chi
Square menunjukkan bahwa pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi
dan lama menyusui pada bayi diperoleh p value 0,03 (karena p value
> 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh
pijat bayi terhadap frekuensi dan durasi menyusui. Pijat bayi
merangsang saraf vagus untuk mempengaruhi mekanisme
penyerapan makanan pada bayi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan konsep yang disampaikan
oleh Roesli, 2001 yang menatakan bahwa manfaat pijat bayi salah
satunya ialah meningkatkan produksi ASI. Sehingga hasil penelitian
ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bard dkk di
Amerika (2015) dari 30 orang bayi yang dipijat diperoleh data
bahwa ada pengaruh antara pijat bayi dengan frekuensi menyusu
pada bayi dengan nilai P (0,001) dan ada pengaruh antara pijat bayi
dengan durasi menyusu pada bayi (P value 0,002).
70

Menurut asumsi peneliti pijat bayi sangat berpengaruh dalam


meningkatkan durasi menyusu karena pijat bayi dapat membuat rasa
nyaman dengan sentuhan pada kulit bayi, menyehatkan tubuh bayi,
meningkatkan frekuensi dan durasi menyusu pada bayi,
meningkatkan kenaikan berat badan bayi, meningkatkan konsentrasi
bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap. Selain memberikan
kenyamanan pada bayi juga dapat memperlancar peredaran darah
dan sistem metabolisme tubuh bayi yang berpengaruh terhadap
proses menyusu, sehingga bayi semakin sering menyusu kepada
ibunya.

4.3 Keterbatasan Penelitian


Dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan namun dengan
adanya keterbatasan ini diharapkan dapat dilakukan perbaikan untuk
penelitian yang akan datang, adanya keterbatasan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
4.3.1 Penelitian melibatkan subjek penelitian dengan jumlah yang
terbatas, yaitu 30 bayi. Sehingga hasilnya belum dapat
digeneralisasikan pada kelompok subjek dengan jumlah besar.
4.3.2 Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan. Keterbatasan penelitian ini diantaranya yaitu peneliti
tidak mendapatkan bayi dengan durasi menyusui yang sangat
berat, sehingga kurang maksimalnya analisis dalam mengetahui
peningkatan durasi menyusui. Selain itu, penelitian ini hanya
melibatkan kelompok usia tertentu saja sehingga penelitian ini
tidak dapat mewakili durasi menyusui bayi secara keseluruhan.
4.3.3 Peneliti memberikan gambaran pemberian imunisasi dasar pada
bayi usia 1-3 bulan untuk mengetahui imunusasi berarti
mengebalkan memberi kekebalan pasif (diberi antibodi). Imunisasi
merupakan cara meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen (Sunarti, 2012). Ada 3 manfaat imunisasi
71

bagi anak, keluarga dan negara menurut Rizema, P (2012) adalah


sebagai berikut :
1) Manfaat untuk anak adalah untuk mencegah penderitaan yang
disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
2) Manfaat untuk keluarga adalah untuk menghilangkan kecemasan
dan biaya pengobatan apabila anak sakit. Mendorong keluarga
kecil apabila orang tua yakin menyalani masa kanak-kanak dengan
aman.
3) Manfaat untuk negara adalah untuk memperbaiki tingkat
kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk
melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra bangsa
Indonesia.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
5.1.1 Rerata durasi menyusui sebelum dilakukan pijat bayi di PMB
Bidan Fera S di Kabupaten Bandung Tahun 2023 sebesar 1,71
5.1.2 Rerata durasi menyusui sesudah dilakukan pijat bayi di PMB Bidan
Fera S di Kabupaten Bandung Tahun 2023 sebesar 1,60
5.1.3 Terdapat perbedaan antara durasi menyusui sebelum dan sesudah
dilakukan pijat bayi di PMB Bidan Fera S di Kabupaten Bandung
Tahun 2023.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Tempat Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan
menjadi program rutinitas pijat bayi untuk memberikan pelayanan
pijat bayi sehingga akan meningkatkan durasi menyusu pada bayi
dan memotivasi ibu untuk tetap melakukan pijat bayi kepada bayi.
SOP pijat bayi yang telah diteliti oleh penulis dapat digunakan
sebagai acuan pijat bayi di PMB karena hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh pijat bayi dlam meningkatkan
kualitas tidur bayi usia 1-3 bulan.
5.2.2 Bagi Peneliti
Hasil Peneliti diharapkan dapat di jadikan acuan untuk
penelitian selanjutnya, meneliti variabel-variabel lain yang
berpengaruh pada pijat bayi terhadap durasi menyusu bayi 1-3
bulan.

72
73

5.2.3 Bagi Responden


Hasil Peneliti diharapkan menjadi informasi dan
pengetahuan baru dalam menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan durasi menyusu bayi Usia 1-3 bulan dan
sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan bayi
5.2.4 Bagi Peneliti selanjutnya
Hasil Peneliti diharapkan peneliti selanjutnya dapat
mengembangkan penelitian yang sehubungan dengan Pengaruh
Pijat Bayi Terhadap Durasi Menyusu Bayi 1-3 bulan di PMB Bidan
Fera S di Kabupaten Bandung hasil dari penelitian ini dapat
digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya sehingga
peneliti dalam bidang kebidanan dapat mengembangkannya lebih
lanjut .
DAFTAR PUSTAKA

Ara.M, Sudaryati.E, & Lubis.Z. Perbedaan perkembangan bayi usia 6-12 bulan
berdasarkan pemberian ASI. Muara Sains, Teknologi, Kesehatan Dan Ilmu
Kesehatan 2018 2;(1):216–224
Asmadi. Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC; 2013.
Bruno RM, Palagini L, Gemignani A, Virdis A, Di Giulio A, Ghiadoni L,
RiemannD, T. S. Poor sleep quality and resistant hypertension. Sleep Med;
2013.
Bruno, L. Pola Tidur. Journal of chemical information and modeling, 53(9),
1689–1699; 2019.
Cahyani.M, & Prastuti.B. Pengaruh pijat terhadap kualitas tidur bayi usia 3-6
bulandi Klinik cahaya bunda. Jomis (Journal of Midwifery Science), 4(2),
39–45; 2020.
Lailaturohmah, Hermatuti, Anita Lontaan. Pijat dan spa bayi. Sumatera Barat:
PT.Global Eksekutif Teknologi; 2023.
Notoatmodjo. Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2018.
Potter.A & Perry.A. Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses, dan
praktik, vol.2, edisi keempat, Jakarta: EGC; 2012.
Prasetyono DS. Pijat bayi. Jogjakarta: Buku Biru; 2021.
Robin Dompas. Gambaran pemberian Imunisasi dasar Pada Bayi usia 0-12 bulan.
Jurusan Kebidanan Poltekke Kemenkes Manado, vol 2; 2012.
Retnosari.G, Irwanto.I, & Herawati.L. Prevalence and characteristics of sleep
problems of Indonesian children in 0 – 36 months old. Jurnal Kedokteran
Dan Kesehatan Indonesia, 12(1), 28–33; 2021.
Ria Riksani. Cara mudah & aman pijat bayi. Jakarta Timur: Dunia Sehat;
2021.Roesli, Utami. Pedoman pijat bayi. Jakarta: Trubus Agriwidya; 2016.
Rohmawati Fauziah. Pengaruh baby massage terhadap kualitas tidur umur 0-
6bulan di Puskesmas Kartasura. Skripsi. STIKES Insan Cendekia
Medika;2018.
Rosyaria, A., & Khairoh, M. Effleurage massage aromatherapy lavender sebagai
terapi kualitas tidur malam ibu hamil. Surabaya: CV. Jakad Publishing;
2019.
Sekartini, Rini dan Bernie Endrayani Medise. Buku pintar bayi. Jakarta: Pustaka
Bunda; 2011.
Setiawan. Pemberian terapi pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi pada asuhan
keperawatan An.N dengan infeksi saluran pernafasan akut di ruang melati

74
75

RSUD Karanganyar. Thesis. Surakarta: STIKES Kusuma Husada; 2015.


Siska Dewi. Pijat & asuhan gizi tepat. Yogyakarta : Pustaka Baru Press; 2020.
Subakti Y, Anggraini DR. Keajaiban pijat bayi & balita. Jakarta:
WahyuMedia;2018.
Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta;
2019.
Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta;
2022.
Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.Bandung:
Alfabeta.2022.
Sugiyono. Statistika untuk penelitian.Bandung: Alfabeta; 2019.
Tang. Pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 1–4 bulan.Global
HealthScience, 3(1), 12–16; 2018.
World Health Organization (WHO). Angka kematian bayi. Amerika: WHO; 2012.
Yasmien, I., Tarigan, R. Hubungan gangguan tidur dan prestasi akademik pada
siswa kelas III, IV, dan V sekolah dasar di Jatinangor,Sumedang, Jawa
Barat’, Sari Pediatri, 21(5), p. 310; 2020.
76

LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Izin Penelitian


77

Lampiran 2 : Instrumen Penelitiaan

INFORMED CONSENT
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
78

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
…………………………………………………
Tempat Tanggal Lahir :
…………………………………………………
Alamat :
…………………………………………………
…………………………………………………
No. Tlp :
…………………………………………………
Bersama ini menyatakan kesediaan untuk menjadi
responden penelitian “Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Durasi Menyusu Bayi 1-3 Bulan di PMB Bidan Fera S di
Kabupaten Bandung Tahun 2023” dengan ketentuan
bahwa ini dilakukan semata-mata untuk penelitian, serta
peneliti menjamin kerahasiaan identitas responden.
Keikutsertaan saya dalam penelitian ini adalah
sukarela dan saya dapat menghentikan keikutsertaan ini
tanpa kerugian apapun.
Demikian surat ini saya buat tanpa paksaan dari
pihak manapun dan agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Bandung, 2023

Peneliti
Yang memberi persetujuan

(…………………………..) (………………………..)
79

Lampiran 3 : SOP Pijat Bayi

SOP PIJAT BAYI

LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)


JENIS KETERAMPILAN PIJAT BAYI : PIJAT BAYI

PENGERTIAN
Pijat bayi adalah terapi sentuh yang merupakan seni perawatan kesehatan yang
memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat
mempertahankan perasaan aman bayi.
TUJUAN
1. Meningkatkan berat badan bayi.
2. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan.
3. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
4. Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap.
5. Membuat hubungan ikatan kasih sayang antara orang tua dan bayi.
6. Meningkatkan produksi ASI.

AR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)KETERAMPILAN PIJAT BAYI

TAHAP PERSIAPAN
1) Persiapan Alat :
1. Minyak Bayi/Lotion.
2. Handuk.
3. Alas kain yang lembut dan bersih.
4. Baju bayi/popok bayi.
2) Tahap Pre-Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan.
80

3. Cuci Tangan dengan menggunakan air hangat.


3) Tahap Orientasi
1. Baringkan bayi diatas permukaan yang datar dengan alas kain yang lembut
dan bersih. Duduklah pada posisi yang nyaman dan tenang.
2. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan
cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknyabicara.
3. Pandanglah mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama pemijatan
berlangsung.
4. Putarlah lagu – lagu yang tenang dan lembut guna menciptakan suasana yang
tenang selama pemijatan berlangsung.
5. Awali pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan, kemudian secara
bertahap tambahkan tekanan pada sentuhan yang dilakukan.
TAHAP PELAKSANAAN
Tahapan Kerja :
1. Mulailah pemijatan dengan urutan sebagai berikut : kaki, perut, dada,
tangan, muka dan akhiri pada bagian punggung.
2. Setiap gerakan pada tahap pemijatan ini dapat dilakukan sebanyak enam
kali.
3. KAKI
a) Perahan Cara India
1. Pegang kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul soft ball.
2. Gerakkan tangan kebawah secara bergantian seperti memerahsusu.
b) Peras dan Putar
1. Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan.
2. Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha kea
rah mata kaki.
c) Telapak Kaki
Urutlah telapak kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian, mulai dari
pangkal tumit kaki menuju jari – jari di seluruh telapakkaki.
d) Tarikan Lembut Jari
Pijatlah jari – jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi
telapak kaki, akhiri dengan tarikan kasih sayang yanglembut pada tiap
ujung jari.
81
82

e) Gerakan Peregangan
1. Dengan menggunakan sisi jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai
dari batas jari – jari ke arah tumit.
2. Dengan jari tangan lain, regangkan dengan lembut
punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit.
4. PERUT
a) Gerakan I Love You
1. “I” pijat perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah
menggunakan jari – jari tangan kanan membentuk huruf “I”.
2. “LOVE” pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik mulai
dari kanan atas ke kiri, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.
3. “YOU” pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” TERBALIK, mulai
dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke
bawah dan berakhir di perut kiri bawah.
b) Gelembung atau Jari – Jari Berjalan
1. Letakkan ujung jari – jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan.
2. Gerakkan jari – jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bawah
kiri guna mengeluarkan gelembung – gelembung udara.
5. DADA
a) Jantung Besar
1. Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan
ujung – ujung jari kedua telapak tangan anda di tengah dada bayi /
ulu hati.
Buatlah gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke
samping di bawah leher, kemudian ke samping atas tulang selangka,
lalu ke bawah membentuk jantung dan kembali ke ulu hati.
6. Kupu – Kupu
a) Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu – kupu, dimulai
dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari
tengah dada / ulu hati kea rah bahu kanan, dankembali ke ulu hati.
b) Gerakkkan tangan kiri anda ke bahu kiri dan kembali ke ulu
hati.
7. TANGAN
a) Memijat Ketiak
83

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu
diingat kalau terdapat pembengkakan kelenjar ketiak, sebaiknya
gerakan ini tidak dilakukan.
b) Perahan Cara India
1. Arah pijat cara India adalah pijatan yang menjauhi tubuhuntuk
melemaskan / merelaksasikan otot.
2. Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan,
seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang
pergelangan tangan bayi.
3. Gerakkan tangan kanan mulai dar bagian pundak ke arah
pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak
kearah pergelangan tangan.
4. Demikian seterusnya, gerakkan tangan kanan dan kiri ke bawah
secara bergantian dan berulang – ulang seolahmemerahsusu sapi.
c) Membuka Tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangantangan ke
arah jari– jari.
d) Putar Jari – Jari
1. Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju arah ujung jari dengan
gerakan memutar.
2. Akhiri gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari.
8. MUKA
Umumnya tidak diperlukan minyak untuk daerah muka
a) Dahi
1. Letakkan jari – jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi.
2. Tekankan jari – jari anda dengan lembut mulai dari tengah dahi
keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau
seperti membuka lembaran buku.
3. Gerakan ke bawah daerah pelipis, buatlah lingkaran – lingkaran
kecil di daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam melalui
daerah pipi bawah mata.
b) Alis
1. Letakkan kedua jari anda di kedua alis mata.
2. Gerakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis
mata dan diatas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah
84

menyetrika alis.
c) Hidung
1. Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis.

2. Tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis turun melalui
tepi hidung kearah pipi dengan membuat gerakan ke sampng dan
keatas seolah membuat bayi tersenyum.
d) Mulut Bagian Atas
1. Letakkan kedua ibu jari anda diatas mulut dibawah sekat hidung.
2. Gerakkan kedua ibu jari pada dagu dengan gerakkan dari tengah ke
samping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat
bayitersenyum.
e) Mulut Bagian Bawah
1. Letakkan kedua ibu jari anda di tengah dagu.
2. Tekanlah kedua ibu jari pada dagu dengan gerakkan dari tengah ke
samping, kemudian ke atas kearah pipi seolah membuat
bayitersenyum.
9. PUNGGUNG
Gerakan Maju Mundur (Kursi Goyang)
a) Tengkurapkan bayi melintang di depan anda dengan kepala disebelah
kanan dan kaki disebelah kiri anda.
b) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakkan maju mundur
menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat
bayi, lalu kembali ke leher.
10. Gerakan Menyetrika
a) Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.
b) Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah sampai bertemu
dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolahmenyetrika
punggung.
11. Gerakan Melingkar
a) Dengan jaari – jari kedua tangan anda, buatlah gerakan – gerakan
melingkar kecil – kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di
sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai ke pantat.
b) Mulai dengan lingkaran – lingkaran kecil di daerah leher, kemudian
lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.
85

12. Gerakan Menggaruk


a) Tekankan dengan lembut kelima jari – jari tangan kanan anda pada
punggung bayi.
Buatlah gerakan menggaruh ke bawah memanjang sampai pantat bayi

TAHAP TERMINASI
1) Evaluasi perasaan klien dan simpulkan hasil kegiatan.
2) Rapikan pasien dan kembalikan peralatan.
3) Cuci tangan.
IV. DOKUMENTASI
Catat pemberian di dalam catatan.
86

Lampiran 4: Tilik Pijat Bayi

DAFTAR TILIK PIJAT BAYI

Beri tanda cek (√) pada kolom


Ya : Bila kegiatan dikerjakan denganbenar
Tidak : Bila kegiatan tidak dikerjakan atau dikerjakan tidak benar

NO
BUTIR YANG DINILAI Ya Tidak
I PERSIAPAN
1. Persiapkan ruangan yang nyaman diupayakan hangan
dantidak pengap.
2. Alat dan bahan : handuk, popok, baju ganti, dan
minyak bayi (baby oil/lotion), alas bayi.
3. Mencuci tangan 6 langkah dengan sabun dan air
mengalir,lalu mengeringkan dengan handuk bersih.
4. Baringkan bayi di atas permukaan kain yang rata,
lembut,dan bersih.
5. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan
pemijatan dengan cara membelai wajah dan kepala
bayi sambilmengajaknya bicara.
II PELAKSANAAN
87

KAKI
a) Perahan Cara India
1. Pegang kaki bayi pada pangkal paha, seperti
memegang pemukul soft ball.
2. Gerakkan tangan kebawah secara bergantian seperti
memerah susu.
b) Peras dan Putar
1. Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua
tangan secara bersamaan.
2. Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari
pangkal paha kea rah mata kaki.
c) Telapak Kaki
Pijatlah telapak kaki dengan kedua ibu jari secara
bergantian, mulai dari pangkal tumit kaki menuju jari
– jari di seluruh telapak kaki.
d) Tarikan Lembut Jari
Pijatlah jari – jarinya satu persatu dengan gerakan
memutar menjauhi telapak kaki, akhiri dengan
tarikan kasih sayang yang lembut pada tiap ujung jari
e) Gerakan Peregangan
1. Dengan menggunakan sisi jari telunjuk, pijat telapak
kaki mulai dari batas jari – jari ke arah tumit.
2. Dengan jari tangan lain, regangkan dengan lembut
punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke arah
tumit.
f) Titik Tekanan
Tekan-tekanlah ibu jari secara bersamaan di seluruh
permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.
g) Punggung Kaki
Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara
bergantian pijatlah punggung kaki dari
pergelangankakike arah jari-jari secara bergantian.
h) Peras dan putar pergelangan kaki
Buatlah gerakan seperti memeras dan memutar
pergelangan kaki (ankle circles).
88

i) Perahan Cara Swedia


1. Peganglah pergelangan kaki bayi.
2. Gerakkan tangan Anda secara bergantian dari
pergelangan kaki ke pangkal paha.
j) Gerakan menggulung
1. Pegang pangkal paha bayi dengan kedua tangan Anda
2. Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha
menuju pergelangan kaki.
k) Gerakan akhir
1. Setelah gerakan a sampai k dilakukan pada kaki
kanan dan kiri, rapatkan kedua kaki bayi.
2. Letakkan kedua tangan Anda di samping paha.
Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari
paha ke arah pergelangan kaki.
2 PERUT
a) Mengayuh Sepeda
1. Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan.
2. Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut
bagian atas sampai ke jari-jarikaki.dengan tangan
kanan dan kiri.
b) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat
1. Letakkan kedua ibu jari di samping kanan kiri pusar
peut.
2. Gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut.
c) Bulan – Matahari
1. Buatlah lingkaran searah jarum jam dengan jari
tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah
(daerah usus buntu) ke atas, kemudian
kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk
gambar matahari) beberapa kali.
2. Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan
setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah
perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah
membentuk gambar bulan).
89

3. Lakukan kedua gerakan ini bersama-sama. Tangan


kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari),
sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan
setengah lingkaran (bulan).
d) Gerakan I Love You
1. “I” pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke
bawah menggunakan jari – jari tangan kanan
membentuk huruf “I”.
2. “LOVE” pijatlah perut bayi membentuk huruf “L”
terbalik mulai dari kanan atas ke kiri, kemudian dari
kiri atas ke kiri bawah.
3. “YOU” pijatlah perut bayi membentuk huruf “U”
TERBALIK, mulai dari kanan bawah (daerah usus
buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah dan
berakhir di perut kiri bawah.
e) Gelembung atau Jari – Jari Berjalan
1. Letakkan ujung jari – jari satu tangan padaperut bayi
bagian kanan.
2. Gerakkan jari – jari anda pada perut bayi dari bagian
kanan ke bawah kiri guna mengeluarkan gelembung –
gelembung udara.
3 DADA
a) Jantung Besar
1. Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan
meletakkan ujung – ujung jari kedua telapak tangan
anda di tengah dada bayi / ulu hati.
2. Buatlah gerakan ke atas sampai di bawah leher,
kemudian ke samping di bawah leher,kemudian ke
samping atas tulang selangka, lalu ke bawah
membentuk jantung dan kembalike ulu hati.
b) Kupu – Kupu
1. Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu –
kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan
memijat menyilang dari tengah dada / ulu hati kea rah
bahu kanan, dan kembali ke ulu hati.
2. Gerakkkan tangan kiri anda ke bahu kiri dan kembali
ke ulu hati.
90

4 TANGAN
a) Memijat Ketiak
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dariatas
ke bawah. Perlu diingat kalau terdapat
pembengkakan kelenjar ketiak, sebaiknya gerakan ini
tidak dilakukan.
b) Perahan Cara India
1. Arah pijat cara India adalah pijatan yang menjauhi
tubuh untuk melemaskan / merelaksasikan otot.
2. Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan
kanan, seperti memegang pemukul soft ball, tangan
kiri memegang pergelangan tanganbayi.
3. Gerakkan tangan kanan mulai dar bagian pundak ke
arah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan
kiri dari pundak kearah pergelangan tangan.
4. Demikian seterusnya, gerakkan tangan kanan dan kiri
ke bawah secara bergantian dan berulang – ulang
seolah memerah susu sapi.
c) Peras dan Putar (squeeze and twist)
Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari
pundak ke pergelangan tangan.
d) Membuka Tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari
pergelangan tangan ke arah jari – jari.
e) Putar Jari – Jari
1. Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju arah ujung
jari dengan gerakan memutar.
2. Akhiri gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap
ujung jari.
f) Punggung tangan
1. Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan Anda.
2. Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan
kearah jari-jari dengan lembut.
g) Peras dan putar pergelangan tangan (wrist circle). Peraslah
sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari
91

dan jari telunjuk.


h) Perahan cara Swedia
1. Gerakkan tangan kanan dan kiri Anda secara
bergantian mulai dari pergelangan tangan hingga
kearah pundak.
2. Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi
kearah pundak.
i) Gerakan menggulung
1. Peganglah lengan bayi lalu bentuklah gerakkan
menggulung dari pangkal lengan menuju kearah
pergelangan tangan
2. Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan
menuju kearah pergelangan tangan/jari-jari.
5 MUKA
a) Dahi : Menyetrika dahi (open book)
1. Letakkan jari – jari kedua tangan anda pada
pertengahan dahi.
2. Tekankan jari – jari anda dengan lembut mulai dari
tengah dahi keluar ke samping kanan dan kiri seolah
menyetrika dahi atau seperti membukalembaran buku.
3. Gerakan ke bawah daerah pelipis, buatlah lingkaran –
lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakkan
ke dalam melalui daerah pipibawah mata.
b) Alis : Menyetrika alis
1. Letakkan kedua jari anda di kedua alis mata.
2. Gerakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut
pada alis mata dan diatas kelopak mata, mulai dari
tengah ke samping seolah menyetrika alis.
c) Hidung : Senyum I
1. Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis.
2. Tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis
turun melalui tepi hidung kearah pipi dengan membuat
gerakan ke sampng dan keatas seolah membuat bayi
tersenyum.
d) Mulut Bagian Atas : Senyum II
92

1. Letakkan kedua ibu jari anda diatas mulut dibawah


sekat hidung.
2. Gerakkan kedua ibu jari pada dagu dengan gerakkan
dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah pipi
seolah membuat bayi tersenyum.
e) Mulut Bagian Bawah : Senyum III
1. Letakkan kedua ibu jari anda di tengah dagu.
2. Tekanlah kedua ibu jari pada dagu dengan gerakkan
dari tengah ke samping, kemudian ke atas kearah pipi
seolah membuat bayi tersenyum.
f) Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw)
Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran- lingkaran
kecil di daerah rahang bayi.
g) Belakang telinga
1. Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan
tekanan lembut dari belakang telinga kanan dan kiri.
2. Gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu.

b) Membentuk diagonal tangan-kaki


1. Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung kaki kiri di atas
tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal.
Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri
bayi ke posisi semula.
7. 2. Pertemukan ujung kaki kiri dan ujung kaki kanan di atas
tubuh bayi. Selanjutnya, tarik
kembali tangan dan kaki bayi ke posisi semula. Gerakan
membentuk diagonal ini dapat diulang sebanyak 4 – 5
kali.
c) Menyilangkan kaki
1. Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu
silangkan ke atas. Buatlah silangan sehingga mata kaki
kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam. Setelah itu,
kembalikan posisi kaki pada posisi semula.
2. Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan
kedua kakinya ke atas sehingga mata kaki kanan dalam
bertemu mata kaki kiri luar. Setelah itu, kembalikan
posisi kaki pada posisi semula. Gerakan ini dapat
93

diulang sebanyak 4 –5 kali.


d) Menekuk kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi
dalamposisi kaki lurus, lalu tekuk lutut kaki perlahan
menju kearah perut. Gerakan menekuk lutut ini dapat
diulang sebanyak 4 – 5 kali.
e) Menekuk kaki bergantian
Gerakannya sama seperti menekuk kaki, tetapi dengan
mempergunakan kaki secara bergantian.
III TERMINASI
Bereskan alat dan cuci tangan.
IV DOKUMENTASI
94

Lampiran 5: Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

Nama Klien :
Usia :
Tanggal :

Lembar Rekapitulasi Observasi Durasi Menyusu dan Pijat bayi


Waktu Nama Intervi
Pasien

Durasi menyusu Pijat bayi Durasi Menyusu


Pretest (Post test)
Pagi H1

Sore H1

Pagi H3

Sore H3
95

Lampiran 6 : Tabel Data Penelitian

DATA RESPONDEN PIJAT BAYI DI PMB BIDAN FERA S TAHUN 2023

Durasi Durasi Durasi Durasi Durasi Durasi Durasi Durasi Durasi Durasi Durasi Durasi
menyus menyus menyus menyus menyus menyus menyus menyus menyus menyus menyus menyus
Usia L/ u u u u u u u u u u u u
sebelum sesudah sebelum sesudah sebelum sesudah sebelum sesudah sebelum sesudah sebelum sesudah
No Nama Bayi dipijat dipijat dipijat dipijat dipijat dipijat dipijat dipijat dipijat dipijat dipijat dipijat
(bulan
)
P (H1) (H1) (H1) (H1) (H2) (H2) (H2) (H2) (H3) (H3) (H3) (H3)

pagi pagi sore sore Pagi pagi sore sore pagi pagi sore sore

1 Almahyra 3 P 6,03 6,22 6,24 7,1 7,15 7,32 7,45 8,22 8,52 8,58 9,12 9,58
2 Irsyad 3 L 7,01 7,1 7,12 7,19 7,2 7,58 7,2 8,2 8,32 8,58 9,24 10,12
3 Alana 3 P 5,11 5,21 5,22 5,32 5,33 6,1 5,33 7,2 8,1 8,52 10,19 11,41
4 Auni 3 P 5,23 5,44 5,45 6,18 6,19 6,54 6,19 7,25 8,36 8,58 9,22 9,58
5 Alin 3 P 7,01 7,1 7,13 7,28 7,3 7,45 7,3 7,3 8,8 9,45 10,13 12,09
6 Abrisam 3 L 7,01 6,12 6,19 6,45 6,5 7,12 6,5 7,3 8,9 9,55 10,1 11,58
7 Ramadan 3 L 6,09 6,19 6,2 6,44 6,5 7,12 6,5 7,29 8,3 8,55 10,12 11,38
8 Naswa 2 P 2,1 2,18 2,2 2,34 2,4 3,05 2,4 3,17 3,44 3,54 4,38 5,15
9 Arsy 2 P 2,1 2,16 2,19 2,31 2,39 3,01 2,39 3,4 3,7 4,54 5,38 6,15
10 Maezura 2 P 2,15 2,22 2,22 2,35 2,4 3,22 2,4 3,4 3,89 4,58 5,38 6,5
11 Rafidan 2 L 2,11 2,25 2,28 2,4 2,45 3,3 2,45 3,17 3,44 4,54 5,38 6,15
12 Cantika 2 P 2,1 2,16 2,22 2,31 2,39 3,01 2,39 3,5 4,2 4,8 5,38 6,6
96

13 Alsyaba 2 P 2,02 2,18 2,22 2,34 2,4 3,05 2,6 3,18 3,44 3,55 4,38 5,15
14 Hafez 2 L 2,15 2,24 2,28 2,35 2,4 3,29 4,05 4,38 5,05 5,23 5,21 5,48
15 Nuaira 2 P 5,21 5,41 5,45 6,11 6,19 6,51 6,19 7,25 8,3 8,55 9,12 10,58
16 m. pasha 1 L 2,1 2,16 2,19 2,31 2,39 3,01 4 3,15 3,42 3,52 4,35 5,04
17 Kenzo 1 L 3,21 3,4 3,42 4,05 4,08 4,3 4,08 4,6 5,5 6,87 7 8,7
18 Syafira 1 P 2,21 2,41 2,45 3,1 3,19 3,54 3,19 3,4 3,7 4,54 5 6,79
19 Nuansa 1 P 3,11 3,4 3,4 3,5 4,03 4,3 4,03 4,6 5,5 6,87 8,6 9

20 Queenara 1 P 2,15 2,28 2,29 2,35 2,4 3,15 2,4 3,17 3,44 4,33 5,56 6,22

21 Nafanza 1 L 2,14 2,25 2,28 2,39 2,4 3,1 2,4 3 3,4 4,2 5 6,6

22 Senandung 1 P 3,21 3,4 3,42 3,5 4,03 4,3 4,03 5,6 6 6,8 7 7,78

23 Austine 1 P 2,1 2,18 2,19 2,38 2,39 3,01 2,39 3,1 3,45 4,33 5,6 6,22
24 Erina 1 P 2,21 2,41 2,45 3,1 3,19 3,54 3,19 3,8 4,2 4,54 5,38 6,15
25 Raline 1 P 3,21 3,4 3,42 3,5 4,01 4,3 4,01 5,6 6,5 6,9 7 7,78

26 M. Kenan 1 L 2,1 2,18 2,2 2,34 2,4 3,05 2,4 3,4 3,7 4,54 5 6,15

27 Adreena 2 P 6,02 6,12 6,2 6,45 6,4 7,18 6,4 7,22 8,32 8,58 9,12 9,58

28 Bianca 2 P 2,1 2,18 2,19 2,38 2,39 3,01 2,39 3,4 3,7 4,54 5 6,15
29 Aryana 2 L 2,11 2,19 2,2 2,35 2,4 3,15 2,4 3,1 3,79 4,33 5,78 6,44
30 Nayara 2 P 2,15 2,22 2,22 2,35 2,4 3,22 2,4 3,11 3,4 3,4 3,5 4,03
97

Lampiran 7 : Hasil Olah Data Penelitian (SPSS)

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence Interval
of the Difference
Std. Error
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 rerata durasi sebelumm
pijat - rerata durasi -,52933 ,13406 ,02448 -,57939 -,47927 -21,627 29 ,000
sesudah pijat

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
rerata durasi
sebelumm pijat 30 100,0% 0 ,0% 30 100,0%
rerata durasi
sesudah pijat 30 100,0% 0 ,0% 30 100,0%

Descriptives
98

Statistic Std. Error


rerata durasi Mean 4,5197 ,34714
sebelumm pijat 95% Confidence Lower Bound 3,8097
Interval for Mean Upper Bound
5,2296

5% Trimmed Mean 4,4337


Median 3,3650
Variance 3,615
Std. Deviation 1,90135
Minimum 2,68
Maximum 7,95
Range 5,27
Interquartile Range 3,73
Skewness ,731 ,427
Kurtosis -1,238 ,833
rerata durasi Mean 5,0490 ,34818
sesudah pijat
95% Confidence Lower Bound 4,3369
Interval for Mean Upper Bound
5,7611

5% Trimmed Mean 4,9739


Median 3,8750
Variance 3,637
Std. Deviation 1,90708
Minimum 3,06
Maximum 8,45
Range 5,39
Interquartile Range 3,73
Skewness ,684 ,427
99

Kurtosis -1,300 ,833

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
rerata durasi
sebelumm pijat ,267 30 ,000 ,784 30 ,000
rerata durasi
sesudah pijat ,283 30 ,000 ,798 30 ,000

a Lilliefors Significance Correction

Paired Samples Statistics

Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 rerata durasi
sebelumm pijat 4,5197 30 1,90135 ,34714

rerata durasi
sesudah pijat 5,0490 30 1,90708 ,34818

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 rerata durasi sebelumm
pijat & rerata durasi 30 ,998 ,000
sesudah pijat

Paired Samples Test


100

Paired Differences
95% Confidence Interval
of the Difference
Std. Error
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 rerata durasi sebelumm
pijat - rerata durasi -,52933 ,13406 ,02448 -,57939 -,47927 -21,627 29 ,000
sesudah pijat
Lampiran 8 : Surat Balasan Penelitian
102

Lampiran 9 : Kegiatan Bimbingan Tugas Akhir


103
104

Lampiran 10 : Form Bukti Melihat Sidang


105

Lampiran 11 : Dokumentasi
106
107

Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Biodata Pribadi
Nama : Santa Claudia Sibarani
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 1 Juli 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku : Batak
Status : Menikah
Alamat : Komp. Hegar Asri Residence Blok E no. 17 RT 10
RW 10 Baleendah, Bandung
Pengalaman Kerja
PMB Bidan Fera S 2018-sekarang

Riwayat Pendidikan
SDN Yos Sudarso Bandung : Tahun 2004-2009
SMP Yos Sudarso Bandung : Tahun 2009-2011
SMAN 1 Baleendah Bandung : Tahun 2011-2013
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung : Tahun 2013-2016
S1 Kebidanan STIKES Rajawali Bandung : Sekarang

Anda mungkin juga menyukai