Anda di halaman 1dari 73

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI IBU DENGAN STATUS GIZI PADA

BALITA USIA 24-59 BULAN DI DESA TANJUNG MULIA KEC. PAGAR


MERBAU

KARYA TULIS ILMIAH

LILIS KURNIA BINTANG


P01031117029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
2020
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI IBU DENGAN STATUS GIZI PADA
BALITA USIA 24-59 BULAN DI DESA TANJUNG MULIA KEC. PAGAR
MERBAU

Karya Tulis Ilmiah diajukan sebagai salah satu syarat untuk


menyelesaikan Program Studi Diploma III di Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Medan

LILIS KURNIA BINTANG


P01031117029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul : Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Status Gizi

Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Desa Tanjung Mulia


Kec. Pagar Merbau

Nama mahasiswa : Lilis Kurnia Bintang


NIM : P01031117029
Program studi : Diploma III

Menyetujui :

Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes

Pembimbing Utama

Dr. Haripin Togap Sinaga, MCN Tiar Lince Bakara, SP, M.Si

Penguji I Penguji II

Mengetahui
Ketua Jurusan

Dr. Oslida Martony, SKM, M. Kes


NIP. 196403121987031003
Tanggal Lulus : 09 Juli 2020

i
LILIS KURNIA BINTANG “HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI IBU
DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BALITA USIA 24-59 BULAN DI
DESA TANJUNG MULIA KEC. PAGAR MERBAU” (DIBAWAH
BIMBINGAN URBANUS SIHOTANG)

Stunting merupakan masalah kekurangan gizi dalam jangka waktu


lama dimana terjadi kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang
menyebabkan anak lebih pendek untuk seusianya. Prevalensi stunting di
Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 adalah
37,2%, secara nasional terjadi penurunan sebesar 6,4% menjadi 30,8% di
tahun 2018. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stunting, salah
satunya ialah kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi
sebelum dan pada masa kehamilan. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi
sangat menentukan bagaimana ibu memberikan makanan pada anaknya
yang sesuai dengan kebutuhan sehingga mempengaruhi status gizi anak.
Tujuan penelitian untuk mengetahui adakah hubungan pengetahuan
gizi ibu dengan status gizi pada balita usia 24-59 bulan di Desa Tanjung
Mulia Kecamatan Pagar Merbau.
Penelitian ini dilakukan di desa Tanjung Mulia di kecamatan Pagar
Merbau dan pengumpulan data dilaksanakan pada Februari 2020. Jenis
penelitian ini bersifat observasional dengan rancangan Cross Sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak balita
usia 24-59 bulan yang terdapat di Desa Tanjung Mulia dengan sampel
penelitian sebanyak 40 orang. Pengumpulan data primer diperoleh
langsung melalui wawancara dengan alat bantu kuesioner. Sedangkan
data sekunder diperoleh melalui informasi yang telah tersedia di desa
Tanjung Mulia. Analisis data penelitian yang digunakan adalah uji chi
Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan gizi ibu dengan status gizi balita pada anak balita usia 24-59
bulan di Desa Tanjung Mulia Kec. Pagar Merbau (p=0,412).

Kata kunci: Balita Usia 24-59 Bulan, Pengetahuan Gizi, Status Gizi

ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini, dengan judul “Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu
Dengan Status Gizi Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Desa Tanjung
Mulia Kecamatan Pagar Merbau’’.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak


mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu,
melalui kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada :

1. Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes Ketua Jurusan Gizi Poltekkes


Kesehatan Medan.
2. Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberi arahan dan bimbingan kepada penulis
dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Dr. Haripin Togap Sinaga, MCN selaku dosen penguji I pada
Ujian Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Tiar Lince Bakara, SP, M.Si selaku dosen penguji II pada Ujian
Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Kedua orang tua Ibunda Asriani Penarik, Ayahanda Basaruddin
Bintang, Abang dan Adik yang banyak memberikan dukungan
moril dan motivasi kepada saya.
6. Kepada teman-teman seperjuangan Amara, Della, Diyah, Elga,
Suhela, Syahnaz yang telah memberikan dukungan serta
semangat dan sahabat-sahabat saya Badak, Resha, Susi, Devi,
Zaki yang memberikan dukungan serta semangat.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih belum
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berguna
untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Atas perhatian-Nya penulis
ucapkan terima kasih.

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................ i


ABSTRAK ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5


A. Anak Balita ................................................................................... 5
B. Stunting ........................................................................................ 6
C. Status Gizi ................................................................................... 8
D. Pengetahuan Ibu .......................................................................... 9
E. Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Stunting ................. 13
F. Kerangka Konsep ....................................................................... 14
G. Defenisi Operasional .................................................................. 15
H. Hipotesis .................................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. . 17
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 17
B. Jenis dan Desain Penelitian ....................................................... . 17
C. Populasi dan Sampel ................................................................ 17
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .......................................... 18
E. Pengolahan Data dan Analisis data …………………………....... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 22
A. Gambaran Lokasi Penelitian …………………… ........................ 22

v
B. Gambaran Karakteritik Responden .......................................... . 22
C. Gambaran Karakteristik Sampel .............................................. 25
D. Stunting (Nilai Z-score TB/U) ..................................................... 26
E. Pengetahuan Gizi Ibu ................................................................. 28
F. Hubungan pengetahuan Gizi ibu dengan Status Gizi pada
Anak balita usia 24-59 bulan ..................................................... 30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 32
A. Kesimpulan ................................................................................ 32
B. Saran ......................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 33
LAMPIRAN ....................................................................................... 37

vi
DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Balita................................ 9


2. Defenisi Operasional ……………………………………………….. 15
3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu …………………… 23
4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu ……………... 24
5. Distribusi Pekerjaan Responden………………………………….. 25
6. Distribusi Jumlah Anggota Keluarga………………………………….. 26
7. Distribusi Sampel Jenis Kelamin………………………………….. 26
8. Distribusi Sampel Umur Balita ………………………………….. 27
9. Distribusi Stunting Pada Anak Balita………………………………….. 28
10. Distribusi Pengetahuan Gizi Ibu………………………………….. 29
11. HubunganPengetahuan Ibu Dengan Status Gizi Balita………………..30

vii
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman
1. Kerangka Konsep ........................................................................ 14

viii
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Lampiran 1 : Informed Consent ................................................ 37
2. Lampiran 2 : Kuesioner penelitian ............................................ 38
3. Lampiran 3 : Master Tabel ....................................................... 40
4. Lampiran 4 : Master Tabel Setiap Jawaban ............................. 44
5. Lampiran 5 : Hasil Analisis karakteristik responden ................. 46
6. Lampiran 6 : Hasil analisis pengetahuan gizi responden ........ 48
7. Lampiran 7 : hasil uji Chi-Square ............................................. 53
8. Lampiran 8 : bukti bimbingan ................................................... 54
9. Lampiran 9 : Etical Clearence .................................................. 56
10. Lampiran 10: Surat pernyataan ................................................. 57
11. Lampiran 11: Biografi ................................................................ 58
12. Lampiran 12: Dokumentasi ....................................................... 59

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu masalah gizi saat ini yaitu stunting. Stunting adalah kondisi
gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari
kekurangan gizi dalam jangka waktu lama menyebabkan anak lebih
pendek untuk seusianya. Stunting menurut kementerian Kesehatan
(Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2SD
(stunted) dan kurang dari -3SD (severely stunted)(Kemenkes, 2020).
Laporan WHO, UNICEF dan The World Bank (2012), secara global
dilaporkan bahwa jumlah anak stunting dibawah usia 5 tahun sebanyak
165 juta anak atau 26%. Asia termasuk wilayah kedua setelah Afrika
memiliki prevalensi anak stunting tertinggi yaitu 26,8% atau 95,8 juta anak.
Sedangkan prevalensi anak stunting di wilayah asia Tenggara adalah
27,8% atau 14,8 juta (Unicef Indonesia, 2012) dalam Ibrahim (2014).
Sedangkan di Indonesia prevalensi stunting berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 adalah 37,2%, secara nasional terjadi
penurunan sebesar 6,4% menjadi 30,8% di tahun 2018. Di Sumatera
Utara prevalensi stunting pada tahun 2013 sekitar 40%, dan pada tahun
2018 menjadi 32,4% (sangat pendek 13,2% dan pendek 19,2%).
Sedangkan prevalensi stunting Hasil Pemantauan status Gizi (PSG) 2017
di Deli Serdang adalah 33,3% . Sesuai dengan standar WHO, suatu
wilayah dikatakan kategori baik bila prevalensi balita pendek kurang dari
20%. Prevalensi balita pendek > 20% merupakan masalah gizi
masyarakat yang kronik (Kemenkes, 2018).
Akibat yang dapat ditimbulkan karena stunting dalam jangka pendek
adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh, sedangkan
dalam jangka panjang mengakibatkan menurunnya kemampuan kognitif,
menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit (Sandjojo, 2017).
Banyak faktor penyebab terjadinya stunting yaitu, praktek pengasuhan
yang tidak baik seperti kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan

1
gizi sebelum dan pada masa kehamilan, terbatasnya layanan kesehatan
termasuk layanan ANC (Ante Natal Care), Post Natal dan pembelajaran
dini yang berkualitas, kurangnya akses ke makanan bergizi pada ibu
hamil, serta kurangnya sanitasi (Kemenkes, 2018).
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan ibu tentang gizi yang
sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pengetahuan ibu tentang gizi yang kurang atau kurangnya menerapkan
pengetahuan gizi dalam kehidupan sehari-hari akan menimbulkan
masalah gizi terutama pada anak (Rosa, 2011, dalam Hartono, 2018).
Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi sangat menentukan bagaimana
ibu memberikan makanan pada anaknya yang sesuai dengan kebutuhan.
Gizi yang kurang pada anak tidak hanya terjadi akibat ekonomi keluarga
yang kurang, tetapi juga karena kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi
pada anaknya. Tingginya tingkat pengetahuan gizi pada ibu akan banyak
sekali membantu menentukan berbagai masalah seperti dalam pemilihan
dan penyediaan makanan yang beraneka ragam (Moehji, 2003, dalam
Hartono, 2018).
Banyak penelitian-penelitian tentang hubungan pengetahuan gizi ibu
dengan kejadian stunting. Pormes dkk (2014), mengatakan ada hubungan
pengetahuan orang tua tentang gizi dengan stunting pada anak usia 4-5
tahun, dimana ibu yang pengetahuannya tidak baik, 100% anaknya
mengalami stunting. Penelitian Hapsari (2018), mengatakan terdapat
hubungan, pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian stunting,
dimana ibu yang pengetahuannya rendah, 80% anaknya mengalami
stunting.
Hasil survey pendahuluan dari Puskesmas Pagar Merbau, menurut
pemantauan pertumbuhan balita Puskesmas Pagar Merbau pada bulan
Oktober 2019, bahwa dari 16 desa wilayah kerja Puskesma Pagar
Merbau, Desa Tanjung Mulia mempunyai masalah gizi yang paling tinggi,
yaitu balita pendek ada 15 orang, balita kurus ada 4 orang dan balita gizi
kurang ada 5 orang.

2
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan gizi ibu dengan status gizi pada balita
usia 24-59 bulan di Desa Tanjung Mulia Kec. Pagar Merbau.

B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan pengetahuan gizi ibu dengan status gizi pada balita
usia 24-59 bulan di Desa Tanjung Mulia Kec. Pagar Merbau.?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi ibu dengan status
gizi pada balita usia 24-59 bulan di Desa Tanjung Mulia Kec. Pagar
Merbau.
2. Tujuan Khusus
a. Menilai pengetahuan gizi ibu di Desa Tanjung Mulia Kec. Pagar
Merbau.
b. Menilai status gizi pada balita usia 24-59 bulan di Desa Tanjung
Mulia Kec. Pagar Merbau.
c. Menganalisis hubungan pengetahuan gizi ibu dengan status gizi
pada balita usia 24-59 bulan di Desa Tanjung Mulia Kec. Pagar
Merbau.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai masukan bagi peeliti untuk mengembangkan kemampuan
praktik, serta menambah wawasan berpikir dalam menyusun dan
menulis karya tulis ilmiah.
2. Bagi institusi
Memberikan informasi tentang permasalahan hubungan
pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada balita.
3. Bagi orang tua

3
Hasil diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan
tentang pentingnya pengetahuan ibu tentang gizi terhadap kejadian
stunting.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anak Balita
Anak balita merupakan masa dimana proses pertumbuhan dan
perkembangan terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita sangat
membutuhkan asupan gizi yang cukup dengan jumlah yang kualitas lebih
banyak karena pada umumnya balita mempunyai aktivitas fisik yang
cukup tinggi dan masih dalam proses belajar (Welassih & Wirjatmadi,
2012) dalam Jafar (2016).
Balita merupakan anak yang usianya berumur antara satu hingga lima
tahun. Saat usia balita kebutuhan dan aktivitas hariannya masih
tergantung terhadap orang lain mulai dari makan, buang air kecil maupun
buang air besar dan kebersihan diri. Masa balita merupakan masa yang
sangat penting bagi proses kehidupan manusia. Pada masa ini akan
berpengaruh besar terhadap keberhasilan anak dalam proses tumbuh
kembang selanjutnya. Profil kesehataan (2013) dalam Jafar (2016).
Masa balita merupakan periode yang penting karena pada masa
tersebut terjadi pertumbuhan yang sangat pesat diantaranya adalah
pertumbuhan fisik, perkembangan psikomotorik, mental dan social yang di
alami balita tersebut. (Depkes RI. 2006).
Anak balita adalah anak yang menginjak usia di atas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris,
2006). Menurut Sutomo, dkk (2010), balita adalah istilah umum bagi anak
usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita,
anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan
kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan dan makan.
Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun
kemampuan lain masih terbatas.
Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang
paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun.
Masa ini merupakan masa yang penting terhadap perkembangan

5
kepandaaian dan pertumbuhan intelektual balita (Mitayani, 2010) dalam
Jafar (2016)

B. Stunting
1. Pengertian stunting
Stunting merupakan masalah gizi kronis pada balita yang ditandai
dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan anak
seusianya. Anak yang menderita stunting akan lebih rentan dengan
penyakit dan ketika dewasa akan berisiko untuk terkena penyakit
degeneratif. Dampak stunting tidak hanya pada segi kesehatan tetapi juga
mempengaruhi tingkat kecerdasan pada anak (Buletin jendela, 2018).
Status gizi adalah hasil akhir dari keseimbangan antar zat gizi yang
masuk ke dalam tubuh dan penggunaannya. Status gizi terbagi menjadi 3
kelompok yaitu gizi baik, gizi kurang, dan gizi lebih. Pertama, gizi baik
yaitu asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan gizi seseorang. Kedua,
gizi kurang yaitu keadaan tidak sehat yang timbul karena tidak cukup
makan atau konsumsi energi dan protein yang kurang selama jangka
waktu tertentu. Terakhir, gizi lebih yaitu keadaan yang tidak sehat yang di
akibatkan oleh kelebihan makan. Salah satu tanda yang dapat dilihat dari
orang yang menderita gizi lebih yaitu kegemukan (Cakrawati dan Mustika,
2014) dalam Halik (2018).
Menurut penelitian Ibrahim, Faramita pada tahun 2014, pengetahuan
ibu tentang gizi akan menentukan sikap dan perilaku ibu dalam
menyediakan makanan untuk anaknya termasuk dalam menentukan jenis
dan jumlah yang tepat agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya
disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun
anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi
prevalensi stunting oleh karena itu perlunya dilakukan 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) dari anak balita (TNP2K, 2017). Beberapa faktor yang
menjadi penyebab stunting dapat digambarkan sebagai berikut:

6
1) Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya
pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada
masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan.
2) Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante
Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan)
Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas. Informasi
yang dikumpulkan dari publikasi Kemenkes dan Bank Dunia
menyatakan bahwa tingkat anak kehadiran di posyandu semakin
menurun dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013 dan anak belum
mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi.
3) Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi.
Hal ini terjadi karena harga makanan bergizi di Indonesia masih
tergolong mahal. Menurut beberapa sumber, komoditas makanan di
Jakarta 94% lebih mahal dibandingkan dengan di New Delhi, India.
Harga buah dan sayuran di indonesia lebih mahal daripada di
singapura. Terbatasnya akses ke makanan bergizi di indonesia juga
dicatat telah berkonstribusi pada 1 dari 3 ibu hamil yang mengalami
anemia.
4) Kurangnya akses air bersih dan sanitasi. Data yang telah di peroleh
dari lapangan menunjukkan bahwa 1 dari 3 rumah tangga belum
memiliki akses air minum yang bersih, serta 1 dari 5 rumah tangga di
indonesia masih buang air besar (BAB) di ruang terbuka.

2. Ciri-ciri Pada Anak Stunting


a. Anak balita yang stunting pertumbuhan giginya akan terhambat
b. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5
cm/tahun.
c. Anak dengan kekurangan energi dan protein kronis (stunting).
d. Wajah tampak lebih muda dari umumnya (Kemenkes, 2018)

7
3. Dampak Stunting
Dampak dari kejadian stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka
pendek dan dampak jangka panjang.
a. Dampak Jangka Pendek
1) Terjadinya peningkatan kesakitan dan kematian.
2) Perkembangan motorik, kognitif, dan verbal pada anak tidak
optimal.
3) Terjadinya peningkatan biaya kesehatan.
b. Dampak Jangka Panjang
1) Postur tubuh anak yang tidak optimal pada saat dewasa (lebih
pendek dibandingkan dengan umumnya).
2) Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit-penyakit lain.
3) Terganggunya kesehatan reproduksi.
4) Kapasitas belajar yang kurang optimal pada masa
sekolah(Buletin Jendela, 2018).

C. Status Gizi
1. Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos (tubuh) dan metros (ukuran).
Secara umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh manusia
dalam bidang gizi, berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingka umur dan tingkat
gizi (Supariasa, 2017).
Kategori dan ambang batas status gizi anak terdapat pada tabel dibawah
ini:

8
Tabel 1. Status gizi berdasarkan indeks TB/U
Indeks Kategori status AmbangBatas
Gizi
(z-Score )
Panjang Badan menurut Sangat Pendek <-3 SD
umur (PB/U) atauTinggi
Badan menurut umur Pendek -3 SD sampai
(TB/U) Anak Umur 0–60 dengan<-2 SD
Bulan Normal -2 SD sampai
dengan +3 SD
Tinggi >+3 SD
Sumber: (Kemenkes, 2020).

D. Pengetahuan Ibu
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,
2014).
Pengetahuan tentang gizi pada orang tua dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu diantaranya adalah umur yang semakin tua, umur
seseorang maka proses perkembangan mentalnya semakin baik,
intelegensi atau kemampuan untuk belajar dan berpikir abstrak, guna
menyesuaikan diri dilingkungan baru dimana seseorang mempelajari
hal-hal baik juga buruk tergantung pada sikap kelompoknya, budaya
yang memegang penting dalam pengetahuan, dan pengalaman yang
merupakan guru terbaik dalam mengasah pengetahuan (Notoatmodjo,
2010).

2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2014) Pengetahuan atau kognitif adalah
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

9
Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatanyaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu merupakan suatu suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya. Seperti mengingat kembali suatu spesifik dari seluruh
bahan yang telah dipelajari. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah
b. Memahami (Comprehension)
Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang telah diketahui dan menyimpulkan
objek yaang telah di pelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi merupakan suatu kempuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya. Seperti
penggunaan rumus, metode, dan sebagainya.
d. Analisis (analysis)
Analysis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek tetapi masih didal struktur organinasi dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan meletakkan atau
menghubungkan suatu bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Seperti menyusun, merencanakan, meringkas
dan sebagainya.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan pengetahuan untuk melakukan suatu
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
ditentukan sendiri dan didasarkan oleh ketentuan yang telah ada.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Notoadmojo (2014), Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan orang tua sebagai berikut:

10
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan
seseorang untuk mengimplementasikan pengetahuannya
khusunya dalam bidang kesehatan dan gizi. Dengan demikian, ibu
yang mempunyai pendidikan yang rendah akan berkaitan dengan
sikap dan tindakan ibu dalam menangani masalah kurang gizi
pada anak balitanyan (Atmaria dan Fallah, 2004).
b. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan kebutuhan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupanndan kehidupan kenyaluargan.
Pekerjaan memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang
baiksecara langsung maupun tidak langsung.
c. Umur
Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari segi
kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya dari
pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini
sebagai akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2011).
d. Pengalaman
Pengalaman adalah guru yang terbaik, dapat diartikan bahwa
pengalamanmerupakan sumber pengetahuan. pengalaman
merupakan cara untuk memperoleh suatu kebenaran
pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi dapat dijadikan
sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. (Notoadmodjo,
2010).

4. Cara Mengukur Pengetahuan


Menurut (Notoatmodjo, 2014), pengetahuan tentang kesehatan dapat
diukur berdasarkan jenis penelitiannya, kuantitatif dan kualitatif.
a. Penelitian Kuantitatif

11
Pada umumnya mencari jawaban atas kejadian yang menyangkut
beberapa banyak, beberapa sering, beberapa lama, dan sebagainya,
maka biasanya menggunakan metode wawancara dan angket.
1) Wawancara tertutup dan wawancara terbuka, dengan menggunakan
instrument (pengumpul data/ alat pengukur) kuesioner. Wawancara
tertutup adalah wawancara dengan jawaban responden atas
pertanyaan yang diajukan telah tersedia dalam opsi jawaban,
responden tinggal memilih jawaban yang dianggap mereka paling
benar atau yang paling tepat. Sedangkan wawancara terbuka, yaitu
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka, dan
responden boleh menjawab sesuai dengan pendapat atau
pengetahuan responden itu sendiri.
b. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjawab bagaimana suatu
kejadian itu terjadi atau mengapa terjadi. Misalnya penelitian kesehatan
tentang demam berdarah di suatu komunitas tertentu. Penelitian kualitatif
mencari jawaban mengapa di komunitas ini sering terjadi kasus demam
berdarah, dan mengapa masyarakat tidak mau melakukan menguras,
menutup, mengubur (3M). Metode pengukuran pengetahuan dalam
penelitian kualitatif antara lain:
1) Wawancara Mendalam
Mengukur variabel pengetahuan dengan metode wawancara
mendalam, adalah peneliti mengajukan suatu pertanyaan sebagai
pembuka, yang akan membuat responden menjawab sebanyak-
banyaknya dari pertanyaan tersebut. Jawaban responden akan
diikuti pertanyaan selanjutnya sehingga memperoleh informasi dari
responden dengan sejelas-jelasnya.
5. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan


diinterprestasikan dengan skla yang bersifat kualitatif, yaitu :

1. Baik : Hasil presentase 76% - 100%

12
2. Cukup : Hasil presentase 56% - 76%
3. Kurang : Hasil presentase > 56%

E. Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada


Anak Balita
Pengetahuan ibu tentang gizi sangat berpengaruh terhadap perilaku
ibu dalam menyediakan makanan bagi anaknya. Ibu yang mempunyai
pengetauan yang baik akan mampu menyediakan makanan dengan jenis
dan jumah yang tepat agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal
(Astari, 2006) dalam Rohmatun (2014).Kurangnya pengertian tentang pola
makan yang baik, serta kurangnya pengertian tentang konstribusi gizi dari
berbagai jenis makanan akan menimbulkan masalah gizi (Wulandari dan
Indra, 2013) dalam Ibrahim (2014).
Menurut penelitian Ibrahim, Faramita pada tahun 2014, untuk
mencegah terjadinya stunting, diperlukan penanganan sejak dini, seperti
perlunya pemantauan pertumbuhan balita dengan pengukuran tinggi
badan secara berkala melalui posyandu, serta diperlukannya penyuluhan
kesehatan secara rutin untuk meningkatkan pengetahuan gizi bagi orang
tua khususnya pengetahuan ibu tentang gizi demi mewujudkan keluarga
yang sadar akan gizi.
Menurut penelitian Pormes dkk (2014), diperoleh bahwa dari 30 anak,
24 diantaranya memiliki tinggi badan (TB/U) normal (96%) disertai dengan
pengetahuan orang tua tentang gizi yang baik. Hal menunjukkan adanya
hubungan antara pengetahuan orang tua tentang gizi dengan kejadian
stunting di TK Malaekat Pelindung Manado. Sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Narsikhah (2012) bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan orang tua dengan kejadian stunting pada
anak.
Menurut penelitian Susanti (2017), terdapat hubungan antara
pengetahuan ibu dengan status gizi balita, pengetahuan ibu yang baik
85%, statuts gizi anaknya baik.

13
Menurut Penelitian Kurniawati (2011), terdapat hubungan antara
pengetahuan ibu dengan status gizi. Tingkat pengetahuan ibu yang
rendah 91,3%, status gizi anaknya tidak baik.
Menurut penelitian Ni’mah, Khoirun (2015), mengatakan tingkat
pengetahuan gizi ibu yang kurang 61,8% anaknya stunting.
Menurut penelitian Nisak (2018), mengatakan ada hubungan
pengetahuan gizi ibu dengan status gizi balita, dimana ibu balita yang
berpengetahuan baik 93,3% status gizi anaknya baik.
Menurut penelitian Hapsari (2018), terdapat hubungan pengetahuan
ibu dengan kejadian stunting. Ibu yang pengetahuan rendah 80% anaknya
stunting.
Menurut penelitian Adelina, Widajanti (2018), terdapat hubungan
pengetahuan ibu dengan kejadian stunting, yaitu ibu yang
pengetahuannya kurang 68,6% anaknya stunting.
Menurut penelitian Asiah (2018), terdapat hubungan pengetahuan gizi
ibu dengan kejadian stunting, dimana ibu yang pengetahuannya rendah
62% anaknya stunting.

F. Kerangka Konsep

Pengetahuan Gizi Status Gizi


Ibu
(TB/U)

Gambar 1. Kerangka Konsep

14
G. Defenisi Operasional
Tabel 2.Definisi Operasional
No Variable Devinisi Alat ukur Hasil ukur Skala

1 Pengetah Pemaham Kuesioner, Jawaban Ordinal


uan gizi an ibu yang terdiri benar diberi
tentang dari 25 skor 1, dan
ilmu gizi pertanyaan. jawaban
mengenai salah diberi
sumber zat skor 0.
gizi, 1000 Kategori
HPK, ASI pengetahuan
ekslusif dihitung
dan MP dengan total
ASI.
Pengetahu
an ibu
diperoleh
dari 25 Sehingga
pertanyan kategori
n. pengetahuan
adalah:

-baik : jika
hasil
persentase
≥76 %
-kurang baik :
jika hasil
persentase
<76%
(Arikunto,
2006).

15
2 Status Status  TB pengukuran Ordinal
gizi kesehatan diukur antropometri
yang dengan ( tb/pb dan
dihasilkan papan bb). Dengan
oleh ukur melihat
keseimban  umur z-score
gan antara diperole (Permenkes
kebutuhan h dari no 2 Tahun,
dan bertanya 2020):
asupan zat kepada TB/U
gizi status ibu balita a. Stunting :
gizi < - 2SD.
diperoleh b. Tidak
dengan stunting :
hasil ≥ -2 SD.
pengukura
n
antropome
tri dengan
indeks
TB/U.

H. Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan gizi ibu dengan status gizi


pada balita usia 24-59 bulan di Desa Tanjung Mulia Kec.Pagar
Merbau.

Ha : Ada hubungan pengetahuan gizi ibu dengan status gizi pada


balita usia 24-59 bulan di Desa Tanjung Mulia Kec.Pagar
Merbau.

16
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di desa Tanjung Mulia di kecamatan
Pagar Merbau. Waktu penelitian dilakukan mulai Agustus 2019 – Juli
2020 dan pengumpulan data dilaksanakan pada Februari 2020.

B. Jenis dan Desain Penelitian


penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan
crosssectional

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek peneliti atau objek yang diteliti
(Soekidjo, 2002) dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki
anak balita usia 24-59 bulan yang terdapat di desa Tanjung Mulia.
jumlah balita yang ada di desa tanjung mulia adalah sebanyak 653
balita.

2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel diambil dari Dusun
Teladan. Pengambilan sampel adalah secara kemudahan atau
accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data. Maka jumlah
sampel adalah 40 orang. Kriteria responden adalah:
a. Ibu bersedia menjadi responden.
b. Mempunyai anak balita 24 – 59 bulan.
c. Anak bersedia diukur.
Dari kriteria tersebut maka jumlah sampel 40 orang.

17
3. Responden
Respondennya adalah ibu balita.

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini, meliputi data
primer dan data sekunder.

1. Data primer
a) Data karakteristik sampel meliputi: nama, jenis kelamin, tanggal,
tinggi badan, dan berat badan.
b) Karaterisitk responden: nama, umur, pendidikan, pekerjaan dan
jumlah anggota keluarga. Data karkteristik diperoleh dengan
wawancara menggunakan kuesioner.
c) Pengetahuan ibu yang meliputi gizi ibu hamil dan gizi balita. Data
pengetahuan dikumpulkan menggunakan kuesioner, dengan
cara mewawancarai ibu balita.
 Langkah – langkah pengumpulan data:
1. Pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi rumah
responden
2. Mewawancarai ibu balita dengan alat bantu kuesioner.
3. Mengukur TB anak balita menggunakan Papan Ukur
dengan ukuran 185 cm.
Langkah-langkah pengukuran Tinggi Badan anak balita:
a. Posisikan papan ukur dengan dinding yang lurus dan
datar setinggi 185 cm.
b. Lepaskan alas kaki anak atau lepaskan ikat rambut anak
(perempuan).
c. Anak disuruh berdiri tegak seperti sikap siap, kaki lurus,
tumit, pantat, punggung dan kepala bagian kepala harus
menempel pada papan ukur dan muka menghadap lurus
dengan pandangan ke depan.

18
d. Turunkan papan sampai rapat pada kepala bagian atas,
siku-siku harus lurus menempel pada dinding.
e. Baca angka tinggi badan dengan pandangan yang lurus
dan sejajar. Lalu catat angka yg diliat.

2. Data Sekunder
Data sekunder meliputi gambaran umum desa Tanjung Mulia
meliputi jumlah penduduk, pekerjaan, pendidikan.

3. Cara Mengumpulan data


a. Karakteristik Sampel :
 Nama : Wawancara dan kuesioner (lampiran 2)
 Tanggal lahir : wawancara dan kuesioner (lampiran 2)
 Jenis kelamin : Wawancara dan kuesioner (lampiran 2)
 Tinggi badan : Menggunakan alat papan ukur dan
kuesioner (lampiran 2)
 Berat badan : Menggunakan alat timbangan berat
badan dan kuesioner (lampiran 2).
b. Karakteristik Responden:
 Nama : Wawancara dan kuesioner (lampiran 2)
 Umur : Wawancara dan kuesioner (lampiran2)
 Pendidikan : Wawancara dan kuesioner (lampiran 2)
 Pekerjaan : Wawancara dan kuesioner (lampiran 2)
 Jumlah anggota keluarga: Wawancara dan kuesioner
(lampiran 2).

E. Pengolahan dan Analisa Data


1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan Editing,Coding,Cleaning,dan
Tabulating
1. Status Gizi

19
 Masukkan data ke program CALCULATOR ANTRO 2007 meliputi
tanggal survey, JK, TB, BB, dan tanggal lahir.
 Menetukan z- score.
 Membandingkan z- score dengan Permenkes no 2 Tahun 2020.
 Mengkategorikan : Status gizi balita usia 24-59 bulan dengan
indeks TB/U.
a. Sangat Pendek : <-3 SD
b. Pendek : -3 SD sampai dengan <-2 SD
c. Normal : -2 SD sampai dengan 2 SD
d. Tinggi : >2 SD

tetapi dalam uji stastik hanya menggunakan 2 kategori saja yaitu:


stunting dan tidak stunting.
2. Pengetahuan gizi
Langkah–langkah:
 Setiap jawaban diberi skor, yaitu skor 1 jika jawaban benar dan
skor 0 jika jawaban salah.
 Menjumlahkan setiap skor.

Mengkategorikan pengetahuan dengan rumus

 Kategori:
Baik : Jika persentase skor ≥ 76
Kurang Baik : Jika persentase skor < 76%.
(Arikunto, 2006).

2. Analisa Data
Data yang diolah menggunakan alat bantu computer kemudian
dianalisis berdasarkan variable :

20
 Analisis univariat : menggambarkan masing masing variable yaitu :
umur, gizi ibu, status gizi anak balita yang disajikan dalam bentuk
table distribusi frekuensi dan dianalisis berdasarkan presentase.
 Analisis bivariat : Melihat hubungan pengetahuan gizi ibu dengan
status gizi anak balita digunakan uji chi Square karena datanya
berskala ordinal. Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas
( p ) jika p < 0,05 maka Ho ditolak artinya ada hubungan antara
pengetahuan gizi ibu dengan status gizi anak balita.

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Tanjung Mulia merupakan salah satu kelurahan yang ada di


kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatra
Utara, Desa Tanjung Mulia memiliki luas 185 hektar, dengan rincian luas
wilayah perumahan 79 hektar, wilayah persawahan 42 hektar, dan wilayah
perkebunan 16 hektar.

Letak georgrafis Desa Tanjung Mulia Kec. Pagar Merbau, Terletak


diantara:
1. Sebelah Utara Desa Pasar Melintang Lubuk Pakam,
2. Sebelah Selatan Desa Purwodadi.
3. Sebelah Barat Desa Tanjung Garbus II/Tg. Garbus KP
4. Sebelah Timur Desa Pagar Merbau II.
Desa Tanjung Mulia memiliki jumlah penduduk:
Jumlah penduduk : 6.108 jiwa
Jumlah Laki-laki : 2.932 jiwa
Jumlah Perempuan : 3.176 jiwa
Jumlah KK : 1.353 KK
Jumlah Balita : 653 jiwa
Jumlah Posyandu : 5 tempat

B. Gambaran Karakteristik Responden


1. Umur Ibu
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kemampuan kerja dan produktifitas seseorang. Seseorang akan
mengalami peningkatan kemampuan kerja seiring bertambahnya
umur, akan tetapi selanjutnya akan mengalami penurunan
kemampuan kerja pada titik yang tertentu (Rizal, 2017).

22
Distribusi sampel berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur Ibu N %
22-31 Tahun 28 70
32-40 Tahun 12 30
Total 40 100.0

Tabel 3. Menjelaskan umur ibu yang terbanyak berada di


kelompok umur 22-31 tahun yaitu sebanyak 28 orang (70%) dan umur
ibu yang paling sedikit adalah di kelompok umur 32-40 tahun yaitu 12
orang (30%). Dari tabel di atas menjelaskan bahwa usia ibu masih
termasuk usia massa produktif.

2. Pendidikan
Pendidikan merupakan sesuatu yang dapat membuat seseorang
meraih wawasan dan pengetahuan yang lebih luas. Orang-orang yang
memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki wawasan yang
lebih luas jika dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki
pendidikan yang lebih rendah (Larasati, 2018).
Pendidikan ibu mempunyai peran penting terhadap status gizi
balita. Pendidikan ibu yang meningkat akan berdampak pada investasi
sumber daya yang berkualitas, karena dengan pendidikan ibu status
gizi balita akan meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan
peluang kesempatan pendidikan pada balitanya sebagai modal
utama peningkatan sumber daya yang berkualitas (Rohmatun, 2014).
Menurut penelitian Ibrahim pada tahun 2014, Tingkat pendidikan
ibu dapat meningkatkan keputusan ibu dalam membuat kekuasaan,
meningkatkan gizi anak, kesehatan, dan pertumbuhan fisik mereka.
Hasil serupa ditunjukkan juga dalam penelitian yang dilakukan oleh
Anisa Paramitha (2012), dimana dengan meningkatnya pendidikan ibu
dapat mengurangi kejadian stunting, karena ibu pengasuh yang paling
utama bagi anak, dan tingkat pendidikan ibu diharapkan memiliki

23
hubungan yang kuat terhadap stunting pada anak (paramitha, 2012)
dalam Ibrahim (2014).
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan cenderung lebih
mudah mendapatkan informasi yang baik (Ariani, 2017) dalam Halik
(2018). Distribusi responden berdasarkan pendidikan responden
disajikan pada tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Ibu n %
SD 2 5.0
SMP 12 30.0
SMA 24 60.0
Perguruan Tinggi 2 5.0
Total 40 100.0

Tabel 4. Menjelaskan bahwa distribusi responden menurut tingkat


pendidikan yang terbanyak adalah yang pendidikan terakhirnya SMA,
sebanyak 24 orang (60,0%). Lalu pendidikan ibu di kategori SD
sebanyak 2 orang (5,0%) , dikategori SMP sebanyak 12 orang
(30,0%), dikategori Perguruan Tinggi sebanyak 2 orang (5,0%).

3. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan seseorang dapat menjadikan seseorang
mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang baik secara
langsung maupun secara tidak langsung (Notoadmojo, 2012).
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan disajikan pada tabel 5.

24
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Ibu n %
Ibu Rumah Tangga 38 95.0
Guru 2 5.0
Total 40 100.0

Tabel 5. Menjelaskan bahwa pekerjaan ibu yang paling banyak


adalah sebagai ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 38 orang (95%) dan
kategori pekerjaan ibu sebagai Guru sebanyak 2 orang (5.0%).
Hasil penelitian Picauly dan Magdalena, di Kupang dan Sumba
Timur NTT menunjukkan bahwa ibu yang bekerja memiliki peluang
anaknya stunting lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak
bekerja. Ibu yang bekerja tidak mempunyai waktu yang cukup untuk
memperhatikan anaknya sesuai dengan kebutuhan dan kecukupan
serta kurangnya perhatian dalam pengasuhan anak (Olsa, 2017).

4. Jumlah Anggota Keluarga


Ada banyak faktor yang mempengaruhi status gizi anak, faktor
keluarga seperti jumlah anggota keluarga. Jumlah anggota keluarga
berpengaruh terhadap pertumbuhan anak. Keluarga besar ditambah
sosial ekonimi kurang akan mengakibatkan berkurangnya kasih
sayahng serta kebutuhan primer seperti makanan dan pakaian
(Purnamasari, 2016).
Hasil penelitian Purnamasari, 2016 sejalan dengan penelitian
Pahlevi, 2014 yang menyatakan tidak adanya hubungan antara
anggota keluarga dengan status gizi anak. Distribusi jumlah anggota
keluarga responden dapat dilihat pada tabel 6.

25
Tabel 6. Distribusi jumlah anggota keluarga responden

Jumlah Anggota n %
Keluarga
3 4 10.0
4 28 70.0
5 8 20.0
Total 40 100.0

Tabel 6 menjelaskan bahwa sebanyak 70.0% responden memiliki


jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang, 10.0% memiliki anggota
keluarga sebanyak 3 orang. Lalu sebanyak 20.0% responden memiliki
jumlah anggota keluarga 5 orang.

C. Gambaran Karakteristik Sampel


1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan identitas gender seseorang yaitu jenis
kelamin laki-laki dan perempuan. Distribusi jenis kelamin anak
disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Distribusi sampel


berdasarkan Jenis Kelamin Balita
Jenis Kelamin n %
Balita
Laki-laki 23 57,5

Perempuan 17 42.5

Total 40 100.0

Tabel 7. Menjelaskan bahwa sebanyak 57.5% sampel dalam


penelitian ini berjenis kelamin laki-laki dan 42.5% berjenis kelamin
perempuan.
Jenis kelamin dapat menetukan besar kecilnya kebutuhan gizi
untuk seseorang. Selama masa bayi dan anak-anak, anak perempuan
cenderung lebih rendah mengalami stunting daripada anak laki-laki.

26
Dalam dua penelitian yang dilakukan di tiga negara berbeda, yaitu
Libya, Banglades, dan Indonesia, menunjukkan bahwa prevalensi
stunting yang lebih banyak pada anak laki-laki dibandingkan dengan
anak perempuan (Larasati, 2018).

2. Umur Balita
Karakteristik sampel berdasarkan umur balita ditampilkan pada
tabel 8.
Tabel 8. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur Balita
Umur (Bulan) n %
24-35 26 65%
36-47 5 12.5%
48-59 9 22.5%
Total 40 100.0

Tabel 8. Menjelaskan bahwa dari 40 sampel anak balita yang


diteliti, jumlah sampel dengan kelompok umur yang paling banyak
adalah 24-35 bulan sebanyak 26 orang (65%), 36-47 bulan sebanyak
5 orang (12.5%), dan sampel umur 48-59 bulan sebanyak 9 orang
(22.5%).
Usia 24-59 bulan merupakan usia rata-rata anak lebih rentan terkena
resiko stunting dibandingkan anak usia 48-59 bulan dikarenakan
adanya gangguan pertumbuhan akibat dari kurangnya asupan zat gizi
yang berlangsung pada waktu cukup lama, sehingga dampak stunting
akan terlihat pada tahapan kelompok umur 24-47 bulan dibandingkan
pada tahapan umur 12-24 bulan (Dewi dan Adhi, 2016).
Pada masa ini balita sering terkena penyakit infeksi sehingga
berisiko tinggi anak menjadi kurang gizi. Hal ini dikarenakan pada usia
3 – 5 tahun atau bisa juga disebut usia prasekolah kecepatan
pertumbuhannya sudah terlambat (Anisa, 2012).

27
D. Stunting (Nilai Z-score TB/U)
Stunting merupakan kegagalan dalam mencapai pertumbuhan
optimal yang di sebabkan oleh gizi kurang yang berlangsung dalam
jangka waktu yang lama yang dihitung berdasarkan TB/U, dimana nilai
Z-scorenya <-3 SD. Hasil penelitian menunjukkan distribusi stunting
pada anak balita. Disajikan pada tabel 9
Tabel 9. Distribusi Kategori Stunting Pada Anak Balita
Status Gizi n %

Stunting 7 17.5

Tidak Stunting 33 82.5

Total 40 100.0

Tabel 9. Menjelaskan bahwa prevalensi stunting pada anak balita


usia 24 – 59 di desa Tanjung mulia sebesar (17,5%). Jika
dibandingkan prevalensi stunting di Sumatera Utara (32,4%), Secara
nasional prevalensi stunting pada tahun 2018 sebesar (30,8%)
(Riskesdas, 2018), sedangkan prevalensi stunting dari Hasil
Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 di Deli Serdang adalah 33,3%.
Maka prevalensi stunting di Desa Tanjung Mulia khususnya dusun
Teladan adalah lebih rendah.
Sesuai dengan standar WHO, suatu wilayah dikatakan masalah
gizi akut bila prevalensi stunting lebih dari 20%. Berdasarkan kriteria
ini kejadian stunting di Desa tanjung Mulia 17,5% tidak menjadi
masalah lagi (Kemenkes, 2018).

E. Pengetahuan Gizi Ibu


Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

28
(Notoatmodjo, 2014). Distribusi pengetahuan ibu disajikan pada tabel
10.
Tabel 10. Distribusi Kategori Pengetahuan Gizi Ibu Responden

Kategori n %
Pengetahuan Gizi

Baik (total skor ≥76) 19 47.5

Kurang (total skor<76) 21 52.2

Total 40 100.0

Tabel 10 menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan


kurang lebih banyak dibandingkan dengan responden dengan
pengetahuan baik.
Hasil penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa pertanyaan
pengetahuan gizi yang paling banyak dijawab benar oleh responden
adalah tentang Pemberian makanan pada anak balita disesuaikan
dengan usia dan kebutuhan gizi anak balita (100%), zat gizi yang
terkandung dalam sayuran dan buah-buahan vitamin dan mineral
(95%), prinsip dan syarat makanan ibu hamil susunan menu seimbang
dan porsi kecil tapi sering (95%), Pertumbuhan perkembangan serta
kecerdasan balita, membutuhkan gizi optimal (92,5%), anak
mengonsumsi buah dan sayur (92.5%), pengertian gizi zat yang
terkandung dalam makanan dan diperlukan oleh tubuh (90%), manfaat
makanan bagi ibu hamil sebagai pertumbuhan janin (90%), porsi
ukuran atau banyaknya makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari
sebelum hamil (90%),
Untuk menilai pengetahuan gizi ibu terhadap kejadian stunting
peneliti menilainya menggunakan kuesioner yang terbagi jadi 3
kategori yaitu mengenai :pengetahuan gizi ibu, pengetahuan 1000
HPK (hari pertama kehidupan) dan pola asuh makan. Sehingga dari
ke-3 kategori yang paling rendah yaitu di kategori pola asuh makan
pada pertanyaan tentang : ibu tidak memberikan Asi selama 6 bulan

29
(82.5%), ibu memberikan madu atau makanan lain pada saat bayi
berusia di bawah 6 bulan (87.5%), dan ibu tidak memberikan asi
selama 6 bulan (Asi Ekslusif) (82.5%).

F. Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Status Gizi Balita Usia


24-59 Bulan Di Desa Tanjung Mulia Kec. Pagar Merbau

Kurangnya pengetahuan gizi yang tidak memadai, kurangnya


pengertian tentang kebiasaan makan yang baik, serta pengertian yang
kurang tentang konstribusi gizi dari berbagai jenis makanan akan
menimbulkan berbagai masalah gizi (Ibrahim, 2014).
Tabel 11. Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Status Gizi Balita

Pengetahuan Kategori Stunting Total P value


Gizi ibu Stunting Tidak
Stunting
n % N % n % 0,412
Baik 2 10,5 17 89,5 19 100
Kurang Baik 5 23,8 16 76,2 21 100
Total 7 17,5 33 82,5 40 100

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan gizi ibu baik


dengan stunting sebanyak (10,5%). Tetapi uji statistic dengan chi-
square p Value > 0,05 atau (1 > 0,05) artinya tidak ada hubungan
antara pengetahuan gizi ibu dengan dengan status gizi balita usia 24-
59 bulan di desa tanjung mulia kec. pagar merbau.

Hasil ini menjelaskan status gizi tidak hanya dipengaruhi oleh


pengetahuan, tetapi dapat di pengaruhi dengan asupan zat gizi,
penyakit infeksi, pengasuhan anak, pendapatan keluarga dan
pendidikan yang rendah (Nurhikmah, 2011) dalam (Hartono, 2018).

30
Hal ini sejalan dengan penelitian Salman (2017) dimana tidak ada
hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan kejadian stunting pada
balita.

Penelitian Ni’mah, Khoirun dkk (2015) juga mengatakan ibu dengan


tingkat pengetahuan kurang dan cukup lebih banyak balitanya
mengalami stunting. Penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan stunting. Demikian
juga penelitian Sulastri (2012) dimana tidak ada hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada balita.

Penlitian Anelia P.R (2018) mengatakan tidak ada hubungan yang


bermakna antara pengetahuan ibu dengan status gizi (stunting). Hal ini
sesuai dengan penelitian Kawengian (2015), mengatakan tidak adanya
hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan status gizi
balita (TB/U). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Marniasih
(2015), yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada balita.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pormes, dkk (2014)


dimana terdapat hubungan yang signifikan atau bermakna antara
pengetahuan orang tua tentang gizi dengan stunting.

31
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Pengetahuan gizi ibu pada anak balita usia 24-59 bulan lebih
banyak dengan kategori kurang baik yaitu 52.2%.

2. Kejadian stunting di Desa Tanjung Mulia Kec. Pagar Merbau Lebih


rendah dibandingkan dengan prevalensi secara Nasional, Sumut
dan Kabupaten.

3. Tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan status gizi
balita pada anak balita usia 24-59 bulan di Desa Tanjung Mulia
Kec. Pagar Merbau (p=0,412).

B. Saran
1. Bagi ibu disarankan untuk meningkatkan pengetahuan gizi dan
menerapkannya kepada anak seperti memperhatikan makanan
yang dikonsumsi.
2. Bagi pihak desa diharapkan untuk memantau status gizi anak
balita melalui pengukuran TB dan penimbangan BB secara berkala
serta diharapkan kerja sama dengan pihak kesehatan untuk
memberikan gambar makanan seimbang.
3. Bagi Peneliti dapat digunakan sebagi referensi untuk penelitian
selanjutnya untuk membahas faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi stunting.

32
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M. Wirjatmadi, B. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.


Jakarta : 48-57.
Adelina. Widajanti. Nugraheni. 2018. Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu,
Tingkat Konsumsi Gizi, Status Ketahanan Pangan Keluarga
Dengan Balita `Stunting (Studi Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kabupaten
Semarang).Universitas Diponegoro.
Asiah, Nur. Alibbirwin. 2018. Hubungan Faktor Ibu Dengan Kejadian
Stunting. Universitas Muhammadiyah.
Adelina Maria. 2018. Hubungan Pengetahuan Gizi Dan 1000 Hpk Ibu
Serta PolaAsuh Dengan Status Gizi Balita (Bb/U) Di Kecamatan
Jasinga Kabupaten Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Pt Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta

Amalia, Rizki, Meviana. 2018. Hubungan Faktor Predisposing. Fakultas


Ilmu Kesehatan.

Anelia P.R, Bertalina. 2018. Hubungan Asupan Gizi, Pemberian Asi


Eksklusif, dan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi (Tb/U) Balita
6-59 Bulan.Politeknik Kesehatan Tanjung Karang Jurusan Gizi

Anisa, Pramitha. 2012. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Stunting Pada Balita Usia 25 – 60 Bulan Di Kelurahan
Kalibaru Depok Tahun 2012. Skripsi. Depok: Program Studi Gizi
Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia

Ariani. 2017. Ilmu Gizi. Yogyakarta. Nuha Medika


Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta.
Atmarita dan Fallah TS. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Jakarta
Balitbangkes. 2018. Riset Kesehatan Dasar Nasional. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Buletin Jendela. 2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia.
Jakarta : Data dan Informasi Kesehatan.
Cakrawati, D dan Mustika, N.H. 2012. Bahan Pangan, Gizi, dan
Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
Depkes, 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis
Rumah Sakit Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Dewi, Adhi dan Kadek. 2016. Pengaruh Konsumsi Protein dan Seng serta
Riwayat Penyakit Infeksi Terhadap Kejadian Stunting Pada
Anak Balita 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa

33
Penida III. Fakultas Kedokteran Universitas Undayana, Vol.3
No. 1:36-46.

Fikrina, Lutfia Tazki. 2017. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan


Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Desa
Karang rejek Wonosari Gunung Kidul. Naskah Publikasi
Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Halik, Nabila. Malonda S. H Nancy. Kapantow. H. Nova. 2018. Hubungan
Antara Faktor Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi
Pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pusomaen Kabupaten Minahasa Tenggara. Fakultas Kesehatan
Masyarakat
Hapsari, Winda. 2018. Hubungan Pendapatan Keluarga, Pengetahuan Ibu
Tentang Gizi, Tinggi Badan Orang Tua, Dan Tingkat Pendidikan
Ayah Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Umur 12-59 Bulan.
Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Hartono, Rudy. Ula. Husnal, Sunarto. Ipa Agustian. 2018. Hubungan
Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Asupan Energi Pada
Anak Stunting. Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar
Ibrahim A,Irviani. Faramita, Ratih. 2014.Hubungan Faktor Sosial Ekonomi
Keluarga Dengan Kejadian Stunting Anak Usia 24-59 Bulan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kota Makassar Tahun
2014. Fakultas Ilmu Kesehatan.Vol. 6, No. 2
Indra D, Wulandari Y. Prinsip-prinsip Dasar Ahli Gizi. Jakarta Timur: Dunia
Cerdas; 2013.
Jafar, Nurhaedar. 2016. Pertumbuhan Balita. Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Hasanuddin Makassar
Kawengian, S. E. 2013. Hubungan antara asupan energi dan zat gizi
dengan status gizi anak sekolah dasar kelas 4 dan kelas 5 SDN I
Tounelet dan SD Katolik St. Monica Kecamatan Langowan
Barat.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Buletin Jendela Data
dan Informasi Kesehatan : Situasi Balita Pendek (Stunting) di
Indonesia. Jakarta.
Kemenkes, 2020. Standar Antropometri Anak. Kementerian Kesehatan R
Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta.
Kurniawati. Erni. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Baledono, Kecamatan
Purworejo, Kabupaten Purworejo.
Larasati, Sri. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Depublish.
Marniasih. 2015. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
stunting pada balita 12-35 bulan di desa Pandan Indah

34
Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Nusa
Tenggara Barat. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.
Mitayani. Wiwi, Sartika. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta : Papas
Sinar Sinant.
Muaris, H. 2006. Sarapan Sehat Untuk Anak Balita. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Narsikhah, R. 2012. Faktor resiko kejadian stunting pada balita usia 24-36
bulan di kecamatan semarangtimur. UNDIP.
Ni’mah, Khoirun. Nadhiroh, Rahayu. 2015. Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Stunting. Fakultas Kesehata Masyarakat
Universitas Airlangga.
Ni’mah, Cholifatun dan Lailatul Muniroh. 2016. Hubungan Tingkat
Pendidikan, Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu Dengan
Wasting dan Stunting Pada Balita Keluarga Miskin. Media Gizi
Indonesia, Vol. 10, No. 1.
Nisak, Zahrotun, Nuruz. 2018. Hubungan Pekerjaan Dan Pengetahuan
Gizi Ibu Dengan Status Gizi Balita Desa Duwet Kecamatan
Wonosari Kabupaten Klaten. Jurusan Gizi Fakultas Ilmu
Kesehatan.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Notoadmojo, Soekidjo. 2014. Ilmu perilaku kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta
Osla, Edwin, Daniel. Sulastri, Delmi. Anas, Eliza.2017. Hubungan Sikap
dan Pengetahuan Ibu terhadap Kejadian Stunting pada Anak
Baru Masuk Sekolah Dasar di Kecamatan Nanggalo. Jurnal
Kesehatan Andalas.
Pormes. Wellem. Elseus,Sefti Rompas,Amatus Yudi Ismanto. 2014.
Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Gizi Dengan
Stunting Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di Tk Malaekat Pelindung
Manado. Universitas Sam Ratulangi
Purnamasari,Diyah,Umiyarni.Dardjito,Endo.Kusnandar.2016. Hubungan
Jumlah Anggota Keluarga, Pengetahuan Gizi Ibu dan Tingkat
Konsumsi Energi dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar.
JurnalKesmas Indonesia. 8(2) :49-56
Riskesdas. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta :Kementerian
Kesehatan RI.
Rizal,Syamsul.Nisa,ImaronIzzatun.Darsyah,Moh.Yamin.2017.Analisis
Pengaruh Status Bekerja terhadap Jenis Kelamin dan Umur

35
dengan Pendekatan Binary Logistic Regression. Seminar
Nasional Pendidikan, Sains dan Teknologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Muhammadiyah
Semarang
Rohmatun. Yuliani. Nining. 2014. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dan
Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita
Di Desa Sidowarno Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten.
Fakultas Ilmu Kesehatan,Universitas Muhammadiyah Surakarta
Rosa, Revida. 2011. Pengetahuan Gizi dan Keamanan Pangan Jajanan
Serta Kebiasaan Jajan Siswa Sekolah Dasar Di
Sukabumi(skripsi). Bogor : Institusi Pertamian Bogor.
Salman. Arbie. Yulin. 2017. Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan
Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Desa Buhu Kecamatan
Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo.Politeknik Kesehatan
Gorontalo.
Sandjojo, Putro, Eko. 2017. Buku Saku Desa Dalam Penanganan
Stunting. Transmigrasi Republik Indonesia
Sulastri, Delmi. 2012. Faktor Determinan Kejadian Stunting Pada Anak
Usia Sekolah Di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang.
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas : Padang
Susanti. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita Dengan
Status Gizi Balita Di Puskesmas Botania Kota Batam Tahun
2017. Universitas Batam.
Sutomo, B dan Anggraini, DY. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Balita &
Batita. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka
Supariasa IDN Dkk. 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta.
TNP2K. 2017. 100 Kabupaten/ Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil
(Stunting). Sekretaris Wakil Presiden Republic Indonesia.
Jakarta.
Unicef Indonesia. 2007. Gizi Ibu dan Anak : Ringkasan Kajian.
Wawan. A, Dewi. 2018. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan
perilaku manusia. Nuha Medika. Yogyakarta.

36
Lampiran 1
PERNYATAAN KETERSEDIAAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN
( INFORMED CONSENT )

Informasi untuk responden


Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan ibu tentang gizi yang
sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pengetahuan ibu tentang gizi yang kurang menerapkan pengetahuan gizi
dalam kehidupan sehari-hari akan menimbulkan masalah gizi terutama
pada anak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
pengetahuan gizi ibu dengan status gizi pada balita usia 24-59 bulan di
desa tanjung mulia kecamatan pagar merbau. Responden dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak balita usia 24-59
bulan di Desa Tanjung Morawa A. Responden akan diwawancarai
menggunakan kuesioner terkait pengetahuan ibu tentang gizi.
Keikutsertaan responden pada penelitian ini bersifat sukarela, dan
tidak ada konsekuensi apapun bagi responden yang mengundurkan diri.
Informasi yang diberikan responden bersifat rahasia, dan hanya akan
digunakan pada penelitian ini.
Setelah mendengar/membaca penjelasan tersebut diatas, saya yang
bertandatangan dibawah ini menyatakan persetujuan untuk menjadi
responden penelitian ini.
Nama :
Tempat, Tgl Lahir :
Alamat :

Lubuk Pakam.........................2019

(......................................)

37
Lampiran 2
KUISONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI


DESA TANJUNG MULIA

A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan :

a. Tidak Lulus Sekolah


b. SD
c. SMP
d. SMA
e. PerguruanTinggi
4. Pekerjaan :
a. Ibu Rumah Tangga
b. Petani
c. BuruhTani
d. Swasta
e. PNS
5. Jumlah anggota Keluarga :

B. IdentitasAnak
1. Nama :
2. Tanggal Lahir :
3. Jenis Kelamin :
4. Berat Badan : Kg
5. Tinggi Badan : Cm

38
C. Pertanyaan
1) Pengetahuan Gizi

1. Menurut ibu apa yang dimaksud dengan gizi?


a. Gizi adalah zat yang terkandung dalam makanan dan diperlukan
oleh tubuh (1)
b. Makanan yang bersih (0)
c. Makanan yang nikmat dan lezat (0)
2. Menurut Ibu, zat gizi apa yang terkandung dalam sayuran dan
buah-buahan?
a. Karbohidrat (0)
b. Protein (0)
c. Vitamin dan mineral (1)
3. Menurut ibu, apa saja makanan sumber protein?
a. Kangkung, tempe, daging (0)
b. Singkong, nasi, daging (0)
c. Ikan, tempe, daging (1)
4. Menurut ibu apa saja makanan pokok?
a. Ikan, nasi, tahu (0)
b. Nasi, singkong, tepung beras (1)
c. Roti, tahu, singkong (0)
5. Menurut Ibu, susunan menu paling baik adalah?
a. Nasi, mie, pepaya, telur, tumis kangkung (0)
b. Nasi, ikan, tahu, tumis kangkung, pepaya (1)
c. Nasi, daging, telur, tumis kangkung, pepaya (0)
6. Menurut ibu, usia berapakah anak boleh diberikan makanan seperti
orang dewasa?
a. 8 bulan (0)
b. 6 bulan (0)
c. 1 tahun (1)
7. Manfaat imunisasi adalah?
a. Memberikan vitamin (0)
b. Menyembuhkan penyakit (0)

39
c. Menjaga kekebalan terhadap penyakit (1)
8. Pemberian makanan pada anak balita sebaiknya di sesuaikan
dengan...
a. Usia dan kebutuhan gizi anak balita (1)
b. Kesenangan anak (0)
c. Kesenangan ibu (0)
9. Menurut ibu pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap,
yaitu:
a. Dari bentuk bubur ke cair kemudian bubur kental (1)
b. Langsung dalam bentuk bubur kenta (0)
c. Langsung nasi padat (0)
10. Pertumbuhan dan perkembangan, serta kecerdasan balita,
membutuhkan..
a. Vitamin (0)
b. Lemak (0)
c. Gizi seimbang (1)

2) Pengetahuan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)


11. Berapa pertambahan berat badan normal saat hamil?
a. 5-6 kg (0)
b. 9-13,5 kg (1)
c. 20 kg (0)
12. Bagaimanakah prinsip dan syarat makanan ibu hamil?
a. Susunan menu seimbang dan porsi kecil/sering (1)
b. Makanan yang berlemak (0)
c. Makanan bergas tinggi (0)
13. Bagaimanakah porsi ukuran/banyaknya makanan bagi ibu hamil?
a. Sama seperti sebelum hamil (0)
b. Lebih banyak dari sebelum hamil (1)
c. Lebih sedikit dari sebelum hamil (0)
14. Menurut ibu apakah manfaat makanan bagi ibu hamil?
a. Pertumbuhan janin (1)

40
b. Persiapan menyusui (0)
c. Agar air ketuban Cukup (0)
15. Air susu Ibu yang pertama kali keluar kekuningan (kolostrum)
sebaiknya?
a. Dibuang (0)
b. Diberikan kepada bayi (1)
c. Dibiarkan saja (0)
16. Apa sajakah penyebab anemia?
a. Kurang mengonsumsi makanan tinggi zat besi (1)
b. Kurang mengonsumsi buah (0)
c. Terlalu banyak mengonsumsi daging (0)
17. Kandungan zat gizi pada TTD (Tablet Tambah Darah) adalah...
a. Protein (0)
b. Kalsium (0)
c. Zat besi (1)
18. Apa kepanjangan dari IMD?
a. Inisiasi Menyusui Dini (1)
b. Inisiatif Menyusui Dini (0)
c. Inisiatif Menyusui Dasar (0)
19. Apakah pengertian ASI eksklusif?
a. Bayi hanya diberi ASI (Air Susu Ibu) saja tanpa tambahan lain
sampai usia 6 bulan (1)
b. Bayi hanya diberi ASI (Air Susu Ibu) saja tanpa tambahan lain
sampai usia 1 tahun (0)
c. Bayi hanya diberi ASI (Air Susu Ibu) saja tanpa tambahan lain
sampai usia 2 tahun (0)
20. Apa kepanjangan dari MP-ASI?
a. Makanan pendamping Air Susu Ibu (1)
b. Minuman pendamping Air Susu Ibu (0)
c. Makanan penyempurna Air Susu Ibu (0)

41
3) Pola Asuh Makan
21. Ibu memberikan ASI pertama yang berwarna kekuningan
(kolostrum) selama beberapa hari setelah melahirkan
a. Ya (1) b. Tidak (0)

22. Ibu memberikan ASI selama 6 bulan (eksklusif) kepada anak

a. Ya (1) b. Tidak (0)

23. Ibu memberikan madu/ pisang/ makanan lain pada saat


bayi berusia di bawah 6 bulan
a. Ya (0) b. Tidak (1)

24. Ibu memberikan MP-ASI pada anak setelah usia 6 bulan


a.Ya (1) b. Tidak (0)

25. Anak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan


a. Ya (1) b. Tidak (0)

42
Lampiran 3. Master Tabel Kejadian Stunting Pada Anak Balita Usia 24-59 Bulan
Status Gizi skor Kat.
Nama Peker Pendi Nama Tgl
JK Umur BB TB ben Penget
No Ibu jaan dikan Balita lahir
BB/U TB/U Kategori ar ahuan
Achmad 12/05/ 25 10,4 79
Monika IRT SMP Al fatih LK 2018 bulan 60% Kurang
1 Rosyadi -0.96 -2.53 Stunting
Rina 21/09/ 32
IRT SD Abqary 2017 bulan Tidak 76% Baik
2 Aprila Rinako LK 12,2 93 -0.82 -0.07 Stunting
Lia 31/08/ 34
Mardiy IRT SMA 2016 bulan Tidak 84% Baik
3 ah Abbad LK 14,9 98 -0.45 -0.99 Stunting
Upik Abraham 03/10/ 32
Chania IRT SMP Sidiq 2017 bulan Tidak 68% Kurang
4 go Daulay LK 12,4 86 -0.74 -1.97 Stunting
Eva 23/11/ 30
Diana IRT SMA Alifa 2017 bulan Tidak 52% Kurang
5 Sari Nazia PR 11,2 86,5 -0.86 -1.12 Stunting
Sartika 09/12/ 54
IRT SMA Azka 2015 bulan Tidak 64% Kurang
6 Dwi Alfarizi PR 14,1 99 -0.59 -0.12 Stunting
04/12/ 30
Juliani IRT SD Alfarizi 2017 bulan Tidak 52% Kurang
7 Harahap LK 9,8 86 -2.43 -1.63 Stunting
Iyan 15/05/ 25
Mayasa IRT SMP Arza Alif 2018 bulan 68% Kurang
8 ri Pratama PR 8,6 75 -2.91 -4.00 Stunting
Maya 15/03/ 27
IRT SMA Asya 2018 bulan Tidak 84% Baik
9 Safitri Patricia PR 10,2 86 -0.97 -0.13 Stunting

40
Halimat 05/10/ 56
IRT SMA 64% Kurang
usyahdi Anugrah 2015 bulan Tidak
10 ah Pratama LK 15,2 102 -1.04 -1.26 Stunting
Chairul 28/07/ 24
Sari IRT SMA Nisa 2018 bulan Tidak 80% Baik
11 Kirana PR 11,2 81 0.31 0.76 Stunting
Dian 13/10/ 49
Suhardi
IRT SMP Ardiyans 2016 bulan Tidak 80% Baik
ni
12 yah LK 14,8 100 -0.69 -0.94 Stunting
Bunga 26/08/ 46
IRT SMA 2016 bulan Tidak 64% Kurang
13 Dahlia Dirga LK 16,6 99 0.58 -0.63 Stunting
11/11/ 31
Ita IRT SMP 2017 bulan Tidak 80% Baik
14 Distra PR 14 96 -0.24 -0.45 Stunting
Sri Eric 40
Kumala IRT SMP Ardiwinat 25/01/ bulan Tidak 80% Baik
15 sari a LK 2017 11,7 96 -1.59 -0.72 Stunting
Srlimar 27/06/ 59
IRT SMA Muhamm 2015 bulan 80% Baik
16 ni ad Eiji LK 11 95 -3,61 -3.15 Stunting
Suci 08/06/ 24
Dwi Guru D3 Husnatul 2018 bulan Tidak 56% Kurang
17 Darma Isnaini PR 12,3 97 0.81 3.87 Stunting
21/06/ 35
Liani IRT SMA 2017 bulan 76% Baik
18 Ilham LK 16 84 1.12 -3.15 Stunting
23/01/ 28
Sustri IRT SMA 2018 bulan Tidak 96% Baik
19 Khadijah PR 12 87,2 -0.03 0.32 Stunting
Khaira 18/03/ 26
Fitriani IRT SMP Nur 2018 bulan Tidak 72% Kurang
20 Aisyah PR 10,3 83 -1.28 -1.70 Stunting

41
Kiko 22/09/ 32
Dina IRT SMA Algajil 2017 bulan 72% Kurang
21 Rangkuti LK 10 86 -2.52 -2.09 Stunting
Ayu 16/10/ 31
Wandir IRT SMP Khesyah 2017 bulan Tidak 64% kurang
22 a Nadira PR 10,2 87 -1.81 -1.24 Stunting
07/02/ 28
Safrida Guru D3 Muhamm 2018 bulan Tidak 80% Baik
23 ad Abdu LK 11,9 91 -0.49 0.40 Stunting
Muhamm 22/05/ 24
Tia IRT SMA ad Denis 2018 bulan Tidak 80% Baik
24 Akbar LK 7,2 81 -4.00 -1.87 Stunting
05/06/ 24
Kumala IRT SMA Muhamm 2019 bulan Tidak 56% Kurang
25 ad Arya LK 7,2 81 -3.94 -1.76 Stunting
Muhamm 20/06/ 48
Siti ad 2016 bulan
IRT SMA 80% Baik
Nuraini Furhan Tidak
26 Alfatir LK 14 95 -0.99 -1.92 Stunting
19/04/ 49
Riska IRT SMP 2016 bulan Tidak 56% Kurang
27 Munawir LK 14 98 -1.22 -1.42 Stunting
28 IRT Miftah 28/12/ 29 1.80 76% Baik
Jasinah SMA Kulaimuh 2017 bulan
Tidak
a
PR 12,2 95 6.08 Stunting

Mirza 11/05/ 39
Rukiya IRT SMA Razendr 2017 bulan 60% Kurang
29 a LK 8,8 80 -3.91 -4.43 Stunting
Novita 26/05/ 36
Shilla IRT SMP Anggrain 2017 bulan Tidak 84% Baik
30 i PR 12,1 93 -0.93 -0.49 Stunting

42
Ranti 18/02/ 27
IRT SMA Natisa 2018 bulan Tidak 80% Baik
31 Siregar Irawan PR 9,4 84 -1.94 3,86 Stunting
07/07/ 35
Lia IRT SMA 2017 bulan Tidak 84% Baik
32 Nazella PR 11,8 91,6 0.62 2.54 Stunting
Arini 10/07/ 35
IRT SMA Naura 2017 bulan Tidak 64% Kurang
33 Suryani Risky PR 9,1 95 -3.34 -0.02 Stunting
Merry Rafa 16/10/ 31
Purwan IRT SMA Ardiansy 2017 bulan 48% Kurang
34 gsi ah LK 10,3 85 -2.18 -2.24 Stunting
04/12/ 30
Lina IRT SMA 2017 bulan Tidak 68% Kurang
35 Rambu LK 11,8 86 -0.64 -1.59 Stunting
19/04/ 49
Kamila IRT SMA 2016 bulan Tidak 60% Kurang
36 Sandra LK 13 96,3 -1.81 -1.83 Stunting
26/08/ 33
Kamila IRT SMA 2017 bulan Tidak 60% Kurang
37 Sakti LK 11,1 87,3 -1.72 -1.82 Stunting
Tengku 05/10/ 56
Karmili
IRT SMA Bilqis 2015 bulan Tidak 68% Kurang
a
38 Aulia PR 14,2 99 -1.51 -1.97 Stunting
Dede 12/09/ 57
Wulans IRT SMA Vioqin Al 2015 bulan Tidak 80% Baik
39 ari Furqon PR 14,3 100 -1.39 -1.64 Stunting
Sri 25/01/ 40
Kumala IRT SMP Zerlinda 2017 bulan Tidak 80% Baik
40 sari Chalista PR 15,4 98 -0,41 -0,2 Stunting

43
Lampiran 4. Master Tabel Setiap Jawaban

No P P P P P P P P P P P P p P P P P P P P P P P P P Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5

1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 15

2 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 19

3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 21

4 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17

5 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 13

6 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 16

7 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 13

8 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 17

9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 21

10 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 16

11 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 20

12 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 20

13 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 16

14 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 20

15 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 20

16 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 20

17 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 14

18 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 19

19 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24

20 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 18

21 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 18

22 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 16

23 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 20

24 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 20

25 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 14

44
26 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 20

27 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 14

28 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 19

29 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 15

30 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21

31 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 20

32 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21

33 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 16

34 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 12

35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 17

36 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 15

37 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 15

38 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 17

39 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 20

40 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 20

45
Lampiran 5. Hasil Analisis Karakteristik Responden
Statistics
jumlah anggota
umur ibu pendidikan ibu pekerjaan ibu keluarga
N Valid 40 40 40 40
Missing 0 0 0 0

umur ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 22 1 2,5 2,5 2,5
24 2 5,0 5,0 7,5
25 1 2,5 2,5 10,0
26 3 7,5 7,5 17,5
27 1 2,5 2,5 20,0
28 9 22,5 22,5 42,5
29 4 10,0 10,0 52,5
30 6 15,0 15,0 67,5
31 1 2,5 2,5 70,0
33 1 2,5 2,5 72,5
35 1 2,5 2,5 75,0
36 3 7,5 7,5 82,5
37 1 2,5 2,5 85,0
38 2 5,0 5,0 90,0
39 2 5,0 5,0 95,0
40 2 5,0 5,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

pendidikan terakhir ibu


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 2 5,0 5,0 5,0
SMP 12 30,0 30,0 35,0
SMA 24 60,0 60,0 95,0
perguruan tinggi 2 5,0 5,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

jumlah anggota keluarga


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 4 10,0 10,0 10,0
4 28 70,0 70,0 80,0
5 8 20,0 20,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

46
Statistics
Jenis Kelamin
Anak Kategori TB/U
N Valid 40 40
Missing 0 0

Jenis Kelamin Anak


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 23 57,5 57,5 57,5
perempuan 17 42,5 42,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

Kategori TB/U
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid stunting 7 17,5 17,5 17,5
tidak stunting 33 82,5 82,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

47
Lampiran 6. Hasil Analisis Pengetahuan Responden

skor pertanyaan 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 4 10,0 10,0 10,0
benar 36 90,0 90,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Salah 2 5,0 5,0 5,0
Valid benar 38 95,0 95,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 16 40,0 40,0 40,0
benar 24 60,0 60,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 23 57,5 57,5 57,5
benar 17 42,5 42,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 25 62,5 62,5 62,5
benar 15 37,5 37,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 5 12,5 12,5 12,5
benar 35 87,5 87,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

48
skor pertanyaan 7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 8 20,0 20,0 20,0
benar 32 80,0 80,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid benar 40 100,0 100,0 100,0

skor pertanyaan 9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 5 12,5 12,5 12,5
benar 35 87,5 87,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 3 7,5 7,5 7,5
benar 37 92,5 92,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 31 77,5 77,5 77,5
benar 9 22,5 22,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 2 5,0 5,0 5,0
benar 38 95,0 95,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

49
skor pertanyaan 13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 4 10,0 10,0 10,0
benar 36 90,0 90,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 4 10,0 10,0 10,0
benar 36 90,0 90,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 8 20,0 20,0 20,0
benar 32 80,0 80,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 10 25,0 25,0 25,0
benar 30 75,0 75,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 11 27,5 27,5 27,5
benar 29 72,5 72,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 15 37,5 37,5 37,5
benar 25 62,5 62,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

50
skor pertanyaan 19
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 16 40,0 40,0 40,0
benar 24 60,0 60,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 6 15,0 15,0 15,0
benar 34 85,0 85,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 21
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 11 27,5 27,5 27,5
benar 29 72,5 72,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 22
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 33 82,5 82,5 82,5
benar 7 17,5 17,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 23
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 35 87,5 87,5 87,5
benar 5 12,5 12,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

skor pertanyaan 24
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 12 30,0 30,0 30,0
benar 28 70,0 70,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

51
skor pertanyaan 25
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 3 7,5 7,5 7,5
benar 37 92,5 92,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

52
Lampiran 7. Hasil Uji Chi Square

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kategori pengetahuan *
40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%
Kategori TB/U

Kategori Pengetahuan Responden * Status Gizi Anak Berdasarkan TB/U


Crosstabulation
Count

Kategori TB/U

stunting tidak stunting Total

kategori pengetahuan Baik 2 17 19

Kurang 5 16 21
Total 7 33 40

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1,219 1 ,270
b
Continuity Correction ,473 1 ,492
Likelihood Ratio 1,259 1 ,262
Fisher's Exact Test ,412 ,248
Linear-by-Linear Association 1,189 1 ,276
N of Valid Cases 40

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,33.
b. Computed only for a 2x2 table

53
Lampiran 8

Bukti Bimbingan Usulan Penelitian

Nama : Lilis Kurnia Bintang

NIM : P01031117029

Judul : Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Status Gizi


Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Desa Tanjung Mulia Kec.
Pagar Merbau

Pembimbing : Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes

Tanda Tanda
No Tanggal Topik Bimbingan Tangan Tangan
Mahasiswa Pembimbing
1 08 Agustus Memperkenalkan
2019 diri dan Menjumpai
dosen pembimbing
2 13 Agustus Membahas Topik
2019

3 20 Agustus Mendiskusikan
2019 jurnal yang
digunakan dalam
penulisan usulan
penelitian
4 29 Agustus Membahas Judul
2019

5 16 Oktober Diskusi penulisan


2019 latar belakang

6 21 Oktober Melakukan Survey


2019 Pendahuluan

7 11 November Revisi bab I dan


2019 diskusi penulisan
bab II dan bab III

54
8 18 November Revisi bab I, II,
2019 dan III dan diskusi
pembuatan
kuesioner
peneltian
9 24 November Revisi bab I, II,
2019 dan III dan
kuesioner
peneltian
10 27 November Revisi bab I, II, III
2019

11 17 Desember Revisi bab III dan


2019 kuesioner
penelitian
12 23 Desember Seminar proposal
2019

13 13 Mei 2020 Revisi Bab I dan


bab II dari
pembimbing
14 15 Mei 2020 ACC Bab I sampai
bab III dari
pembimbing
15 21 Mei 2020 ACC Bab I dan III
dari penguji I

16 28 Mei 2020 ACC bab I sampai


bab II dari penguji
II
17 3 Juni 2020 Penelitian

18 12 Juni 2020 Revisi Karya Tulis


Ilmiah I

19 18 Juni 2020 Revisi Karya Tulis


Ilmiah II

20 26 Juni 2020 Fix Karya Tulis


Ilmiah

21 30 Juni 2020 Seminar Hasil


Karya Tulis Ilmiah

55
Lampiran 9

56
Lampiran 10

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : LILIS KURNIA BINTANG

NIM : P01031117029

Menyatakan bahwa data penelitian yang terdapat di Karya Tulis Ilmiah


saya adalah benar saya ambil dan bila tidak saya bersedia mengikuti ujian
ulang (ujian utama saya dibatalkan).

Yang membuat pernyataan

(LILIS KURNIA BINTANG)

57
Lampiran 11
BIOGRAFI
Nama : Lilis Kurnia Bintang
Tempat/tanggal lahir : Medan, 29 Oktober 1999
Jumlah bersaudara : Tiga orang
Alamat Rumah : Jalan Rawa Cangkuk IV Gg. Pak-Pak Medan
No. Hp : 082170999848
Riwayat pendidikan : SD MIS AL-QUBA Medan
SMP Negeri 6 Medan
SMA Negeri 10 Medan
Hobi : Memasak, Olahraga, dan Menyanyi
Motto :
 Man Shabara Zhafira (siapa yang bersabar
akan beruntung)
 Man Jadda Wajada (siapa yang
bersungguh-sungguh ia akan dapat)

58
Lampiran 12
Dokumentasi

59

Anda mungkin juga menyukai