Anda di halaman 1dari 26

EFEKTIVITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN

PADA BAYI 0-12 BULAN DI PUSKESMAS PINTUKOTA


KECAMATAN LEMBEH UTARA KOTA BITUNG

Oleh :
Arika Inggriany Makaliwuhe
NIM : 711530123021

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES MANADO
TAHUN 2023
LEMBARAN PERSETUJUAN
Usulan Penelitian Untuk Skripsi

Efektivitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Pada Bayi 0-12 Bulan Di
Puskesmas Pintukota Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung

Yang diajukan oleh :


Arika Inggriany Makaliwuhe
NIM : 711530123021

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Fredrika Nancy Losu,S.SiT, M.Kes Tanggal…… Mei


2024
NIP.

Pembimbing II

Elisabeth Lalita, SKM, M.Kes Tanggal…… Mei


2024
NIP.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan tuntunan-Nyalah, telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan usulan penelitian ini dengan baik dan dengan
judul “Efektivitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Pada Bayi 0-12 Bulan
Di Puskesmas Pintukota Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung” yang akan diajukan
dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mengikuti ujian tahap akhir yaitu Skripsi.
Dalam penulisan usulan penelitian ini penulis menyadari banyak kekurangan
dalam hal penulisan in, kiranya usulan penelitian ini dapat diterima dan membawa
manfaat dan kemajuan akan pengetahuan tentang status gizi pada balita, sehingga dapat
diajukan pada ujian tahap akhir Karya Tulis Ilmiah untuk menyelesaikan studi Sarjana
Terapan Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Manado.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Manado,….,…………2023
Penyusun

Arika Inggriany Makaliwuhe


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................


LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................................
D. Manfaat ...................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ........................................................................................................
1. Bayi ....................................................................................................................
2. Pijat Bayi ............................................................................................................
3. Peningkatan Berat Badan Bayi ...........................................................................
B. Landasan Teori ........................................................................................................
C. Kerangka Teori .......................................................................................................
D. Kerangka Konsep ....................................................................................................
E. Hipotesis Penelitian .................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Proposal ................................................................................
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................................
C. Subjek Penelitian ....................................................................................................
D. Variabel Penelitian ..................................................................................................
E. Defenisi Operasional ...............................................................................................
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ..........................................................................
G. Instrumen Penelitian ...............................................................................................
H. Pengelolaan dan Analisis Data ...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Status gizi adalah keadaan tubuh akibat penggunaan, penyerapan dan
pemanfaatan makanan (Nurmaliza dan Herlina, 2019). Malnutrisi merupakan
masalah yang menjadi perhatian khusus dan perlu ditangani dengan cepat.
Memang, kekurangan gizi dalam jangka panjang dapat mempengaruhi tumbuh
kembang balita, mengganggu sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan risiko
balita terkena penyakit menular dan kematian. Balita membutuhkan zat gizi dalam
jumlah besar karena pertumbuhan dan perkembangannya yang pesat (Kemenkes,
2018)
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 51% kematian pada anak
di sebabkan oleh diare, campak, dan malaria. Lebih dari separuh kematian tersebut
berkaitan erat dengan masalah gizi. Pada tahun 2014, diperkirakan 161 juta anak di
bawah usia 5 tahun mengalami masalah gizi. Masalah gizi terbesar pada balita
menimpa 51 juta anak kecil. Angka kematian anak dibawah 5 tahun akibat masalah
gizi mencapai 2,8 juta jiwa dan 2 miliar anak menderita defisiensi mikronutrien.
Masalah gizi buruk dan gizi kurang masih menjadi masalah besar di Indonesia,
masalah gizi buruk menyebabkan 4/100 anak yang lahir setiap tahunnya tidak dapat
bertahan hidup lebih dari 5 tahun (WHO, 2019).
Tingkat pendidikan ibu mempengaruhi status gizi anak dibawah 5 tahun.
Tingkat pendidikan yang rendah akan membuat ibu sulit mendapatkan bimbingan
mengenai gizi yang tepat dan seringkali tidak mau mempercayai pemenuhan
kebutuhan nutrisi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain yang berkontribusi
terhadap tumbuh kembang anak (Gerungan, 2004 dalam Wati, 2018)
Menurut data UNICEF (2019) kasus malnutrisi masih menjadi perhatian
global: pada tahun 2018, 17% atau 98 juta anak di bawah usia 5 tahun di negara
berkembang, mengalami malnutrisi (berat badan rendah). Angka kejadian tertinggi
terdapat di kawasan Asia Selatan sebesar 30%, disusul Afrika Barat 21%, Osceania
dan Afrika Timur 19%, Asia Tenggara dan Afrika Tengah 16%, serta Afrika
Selatan 12% (UNICEF, 2019). Indonesia merupakan salah satu negara dengan
tingkat prevalensi tertinggi ketiga di kawasan Asia Tenggara/South-East Asia
Regional (SEAR), setelah Timor Leste (50,5%) dan India (38,4%) (Riskesdas,
2018).
Hasil Rekapan status gizi balita berdasarkan ePPGBM tahun 2022 di
Provinsi Sulawesi Utara kondisi gizi anak pada masalah stunting yaitu 30,79%, gizi
kurang (underweight) yaitu 2,423 jiwa, gizi buruk 251 jiwa, resiko gizi lebih 6,017
jiwa, gizi lebih 1,406 jiwa, obesitas 393 jiwa.
Di Kelurahan Batukota Kecamatan Lembeh Utara dari hasil posyandu tahun
2021-2022 terdapat balita di bawah garis tengah (BGT) 5 balita. Dari hasil survei
wawancara kepada 10 ibu yang memiliki anak balita yang dilakukan di Kelurahan
Batukota Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung, 7 orang mengatakan tidak
mengerti dan memahami tentang gizi yang baik pada balita, 2 orang mengatakan
mengetahui dan memahami mengenai gizi pada balita, dan 1 orang mengatakan
belum terlalu mengetahui dan mengerti.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik ingin meneliti pengetahuan
ibu dengan status gizi pada balita di Puskesmas Pintukota Kecamatan Lembeh
Utara.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pijat
bayi terhadap peningkatan berat badan bayi pada bayi umur 0-12 bulan di
Puskesmas Pintukota Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung.

C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat bayi
terhadap peningkatan berat badan bayi pada bayi umur 1-6 bulan di Puskesmas
Pintukota Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung.

b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi kenaikan berat badan bayi sebelum dilakukan
pemijatan di Puskesmas Pintukota Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung.
2. Untuk mengetahui distribusi terhadap kenaikan berat badan bayi setelah
dilakukan pemijatan di Puskesmas Pintukota Kecamatan Lembeh Utara Kota
Bitung.
3. Untuk menganalisis hubungan pengaruh pemijatan terhadap kenaikan berat
badan bayi setelah dilakukan pemijatan di Puskesmas Pintukota Kecamatan
Lembeh Utara Kota Bitung.
D. Manfaat

Adapun penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu sebagai berikut
:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan bagi ilmu pengetahuan
khususnya tentang Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi,
sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk membangun kesadaran ibu terhadap
tumbuh kembang bayinya terutama melalui pemijatan.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Profesi
Penelitian ini di harapkan dapat dijadikan Sebagai sumber informasi bagi
pendidikan kebidanan bahwa ada hasil “evidencebased” tentang salah satu
intervensi kebidanan yang dapat digunakan untuk meningkatkan berat badan
bayi melalui pemberian teknik pemijatan, sehingga menjadi pedoman dalam
memberikan asuhan pada bayi secara profesional, memberikan pendidikan
kesehatan pada ibu bayi untuk perawatan kesehatan bayi dan mencegah
masalah-masalah kesehatan bayi lainnya yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan bayi melalui teknik pijat bayi.
b. Manfaat bagi Penulis
Dapat menambah wawasan khususnya tentang pengaruh pijat bayi
terhadap peningkatan berat badan bayi, serta melatih peneliti dalam
pembuatan proposal.
c. Manfaat Bagi Institusi
Sebagai tambahan sumber kepustakaan bagi mahasiswa kebidanan dalam
meningkatkan pengetahuan khususnya mengenai pengaruh pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan bayi usia 0-12 bulan.
d. Manfaat Bagi Penulis Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber data atau
informasi bagi pengembangan proposal penelitian berikutnya terutama yang
berhubungan dengan pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat
badan bayi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka
Telaah pustaka ini akan memberikan pemahaman tentang beberapa konsep yang
berhubungan dengan bayi, pijat bayi dan peningkatan berat badan bayi.
1. Bayi
a. Pengertian bayi
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah
lahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi
selalu menjadi perhatian utama (Rizema, 2012).
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang. Masa bayi dibagi menjadi dua periode, yaitu masa neonatal dan
masa post neonatal. Masa neonatal dimulai dari umur 0 sampai 28 hari,
sedangkan masa post neonatal dimulai dari umur29 hari sampai 11 bulan
(Departemen Kesehatan, 2009).
b. Pertumbuhan dan perkembangan bayi
1) Pertumbuhan bayi
Menurut Hellbrugge. dkk, 1988 dalam (Maryunani, 2011). Pertumbuhan
adalah perubahan dari tubuh yang berhubungan dengan bertambahnya ukuran-
ukuran tubuh.
2) Perkembangan bayi
Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang
dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar, terdiri dari kemampuan
gerak kasar dan halus, pendengaran, bicara, emosi-sosial, kemandirian,
intelegensia, dan perkembangan moral (Muslihatun, 2011).
c. Bayi sehat dan bayi sakit
Pada bayi yang sehat, umumnya ditandai oleh beberapa hal diantaranya:
1) Matanya yang cemerlang saat menatap.
2) Bergerak aktif, di mana gerakannya itu melibatkan tubuh, kepala, kaki, dan
tangan secara seimbang.
3) Cukup "rakus" mengisap ASI.
4) Tangisannya cukup bertenaga dan mudah ditenangkan lagi.
5) Suka tersenyum dan tertawa saat diajak bicara.
6) Pernapasan 40-60x/menit dan suhu 36,5-37,5℃.
Sementara, pada bayi yang sakit umumnya ditandai oleh:

1) Matanya tidak cemerlang dan redup.


2) Terlihat lemas dan malas bergerak.
3) Susah disusui atau meminum susu.
4) Sering nangis dan sulit ditenangkan (rewel).
5) Lebih banyak tidur dari biasanya.
6) Kemudian, diikuti gejala-gejala susulan seperti kaki dan tangannya terasa
dingin (maupun panas), hidung berair (jika flu), batuk-batuk terkadang
disertai muntah (jika infeksi tenggorokan), mencret-mencret (jika diare),
suhu di atas 37,5℃ dan lain sebagainya. Tergantung dari penyakit yang
dialaminya.
d. Peran Bidan pada Bayi
Bulan pertama kehidupan merupakan masa transisi dan penyesuaian baik
untuk orang tua maupun bayi, oleh karena itu bidan harus dapat memfasilitasi
proses tersebut. Peran bidan pada bayi satu bulan pertama dalam praktiknya
dilakukan secara komprehensif dan multidisipliner, yakni perawatan anak
(Muslihatun, 2011). sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan tentang
registrasi dan praktek bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau
tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang.
Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan masyarakat adalah
dengan pijat bayi (Destyna, 2015).
2. Pijat Bayi
Dalam pijat bayi ini akan membahas mengenai pengertian pijat bayi, mengenal
pijat bayi, manfaat pijat bayi, persiapan sebelum memijat dan tehnik pemijatan
bayi.
a. Pengertian pijat bayi
Menurut Naurah (2009) bahwa pijat bayi adalah terapi sentuh tertua
yang dikenal manusia dan paling popular. Pijat adalah seni perawatan
kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak awal diciptakan di dunia,
mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses
kelahiran manusia (Dewi Sri, 2014)
Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Seperti yang
diuangkapkan oleh Dewi (2010) bahwa Pijat bayi dapat diartikan sebagai
sentuhan komunikasi yang nyaman antara ibu dan bayi, jadi pijat bayi ini
merupakan suatu pengungkapan rasa kasih saying antara orang tua dengan
anak lewat sentuhan pada kulit yang dapat memberikan dampak sanagat luar
biasa (Perpustakaan.uns.ac.id)
Menurut Irfan (2008) dalam Imam Santoso (2010) Pijat bayi adalah
suatu sentuhan ringan yang diberikan pada jaringanlunak yang member
banyak manfaat pada tumbuh kembang anak.
Pijat bayi adalah memberikan sentuhan pada tubuh bayi atau anak yang
bermanfaat untuk menstimulus tumbuh kembang bayi dan sebagai salah satu
cara untuk mengungkapkan kasih saying orang tua terhadap anaknya
(Uswatun, 2017).
b. Mengenal pijat bayi
Pijat bayi merupakan bentuk pengobatan alternative yang menjadi
semakin popular karena kesederhanaan, efektivitas biaya, mudah dipelajari
dan dapat dilakukan dirumah oleh keluarga, namun banyak ibu yang belum
bisa melakukan pijat bayi secara mandiri. Pijat telah digunakan untuk
pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi selama ratusan tahun
dibanyak kebudayaan dan salah satu teknik terapi tertua di dunia.
(Butsainatul, dkk. 2015).
Menurut Suririnah (2009) dalam Dewi Sri (2014) bahwa pengalaman
pijat yang pertama yang dialami manusia adalah pada waktu dilahirkan, yaitu
pada waktu melalui jalan lahir harus meninggalkan rahim yang hangat, aman
dan nyaman dengan keterbatasan ruang gerak menuju ke suatu dunia dengan
kebebasan gerak tanpa batas, yang menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan
yang nyaman dan aman disekelilingnya, seperti halnya ketika berada didalam
rahim.
c. Manfaat pijat bayi
Adapun manfaat pijat bayi menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1) Manfaat bagi bayi
a) Efek biokimia dan fisik yang positif
b) Meningkatkan berat badan.
c) Meningkatkan pertumbuhan
d) Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap
e) Membina ikatan kasih sayang antara orang tua dan anak (bonding)
f) Meningkatkan produksi ASI
g) Sentuhan ibu akan membuat bayi merasa nyaman
h) Sentuhan akan meransang peredaran darah dan menambah energi
sebenarnya
2) Manfaat bagi orang tua
a) Meningkatkan kepercayaan diri.
b) Memudahkan orang tua mengenali bayinya.
c) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak.
d) Hiburan menyenangkan keluarga (Syaukani, 2015).
Para ahli berpendapat, pemijatan bayi yang dapat dilakukan sedini
mungkin setelah bayi dilahirkan, lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan
mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi pemijatan sejak kelahiran
sampai bayi berusia 6 sampai 7 bulan (Syaukani, 2015).
d. Mekanisme pijat bayi
1) Meningkatkan aktifitas nervus vagus
Hal ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar
enzim penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari
makanan pun menjadi lebih baik. Hasilnya, bayi menjadi cepat lapar dan
karena itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi ASI
(Suparyanto 2011). Pemijatan juga meningkatkan mekanisme
penyerapan makanan oleh nervusvagus sehingga nafsu makan bayi
jugaakan meningkat yang dapat secara langsung meningkatkan berat
badan bayi (Syaukani, 2015).
2) Produksi serotin meningkatkan daya tahan tubuh
Aktifitas pemijatan akan meningkakan aktifitas neorotransmitter
serotin, yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi
meningkatkan glucocorticoid (adrenalin, suatu hormon stres). Proses ini
akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin
(hormon stres) penurunan kadar hormon stres ini akan meningkatkan
daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG.
3) Pijatan dapat mengubah gelombang otak
Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih leleap dan meningkatkan
kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal ini dikarenakan pijatan yang
baik dapat mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan
cara menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta
serta tetha yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro
encephalogram) (Syaukani, 2015).
e. Persiapan sebelum memijat
Ada baiknya sebelum melakukan pemijatan, orang tua atau
pemijat harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
1) Tangan harus bersih dan dalam keadaan hangat.
2) Kosongkan tangan dari segala perhiasan agar tidak
mengakibatkan goresan pada kulit bayi, dan juga pastikan kuku
tidak dalam keadaan panjang.
3) Persiapan ruangan agar terasa hangat dan hindari ruangan yang
terasa pengap.
4) Pastikan perut bayi sudah terisi dan tidak dalam keadaan
kosong.
5) Sediakan waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15 menit
guna melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan.
6) Duduklah pada posisi nyaman dan tenang.
7) Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut dan
bersih.
8) Siapkanlah handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi (baby oil
atau lotion).
9) Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan
cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya
bicara (Syaukani 2015).
f. Teknik memijat bayi
Seperti keterangan sebelumnya, pemijatan bayi memiliki
mekanisme tersendiri.Pada dasarnya pijat bayi memiliki urutan
sebagai berikut ini :
1) Pijatan pada kaki
Ada beberapa teknik pijatan yang dapat dipraktekan dalam
memijat kaki bayi, di antaranya:
a) Perahan (seperti memerah susu)
Pertama kali, peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti
memegang pemukul pada olah raga softball, kemudian gerakan
tangan ke bawah secara bergantian, seperti memerah susu.
b) Peras dan putar
Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan
secara bersamaan, kemudian peras dan putar kaki bayi dengan
lembut dimulai dari pangkal paha kearah mata kaki perlahan.
2) Pijatan pada telapak kaki
3) Pijatan pada perut
Pemijatan pada perut harus dilakukan dengan ekstra hati-
hati, apalagi bagi orang tua yang baru punya anak dan baru
mempraktekan pijatan pada bayi. Gerakan pijatan yang bisa
dilakukan pada perut bayi yaitu gerakakan mengayuh sepeda
dengan melakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti
mengayuh sepeda, dimulai dari bagian atas kebawah perut,
gerakan ini dilakukan secara bergantian dengan tangan kanan
dan kiri.
4) Pijatan pada tangan
Ada beberapa gerakan yang bisa dilakukan pemijatan pada
tangan bayi, diantaranya sebagai berikut :
a) Pijatan pada ketiak
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas
kebawah.
b) Peras dan putar
Peras dan putarlah lengan bayi dengan lembut mulai dari
pundak kepergelangan tangan.
c) Membuka tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari dari pergelangan
tangan kearah jari-jari.
5) Pijatan daerah muka
Pijatan pada muka atau bayi akan merelaksasi dan melemaskan
otot-otot wajah bayi, dan bayi akan terlihat lebih ceriah.
a) Pijatan pada dahi
Pertama, letakan jari-jari kedua tangan pada pertengahan dahi,
lalu tekankan jari-jari dengan lembut mulai dari tengah dahi
keluar kesamping kanan dan kiri.
b) Pijatan pada alis
Letakan ke dua ibu jari di antara kedua alis mata dengan
menggunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada
alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke
sampingseolah menyetrika alis.
c) Belakang telinga
3. Peningkatan Berat Badan Bayi
Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan
semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak,
cairan tubuh, dll. Berat badan dipakai sebagai indikator terbaik saat
ini untuk mengetahui keadaan gizi dan pertumbuhan bayi.
Peningkatan berat badan bayi merupakan perbandingan secara
langsung dapat dilihat dari hasil penimbangan sebelumnya
dibandingkan dengan penimbangan anak terkini yang menunjukan
peningkatan berat badan bayi yang signifikan. Pada bayi yang lahir
cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke–10.
Berat badan akan kembali menjadi 2 kali lipat berat lahir pada bayi
umur 5 bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada bayi umur 5
bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada umur 1 tahun dan
menjadi 4 kali lipat berat badan lahir pada umur 2 tahun (Sugiharti,
dkk, 2012).
Menurut Hidayat (2008) dalam Trisasmi dkk (2014), Kenaikan
berat badan anak pada tahun pertama kehidupan apabila anak
mendapat gizi yang baik yaitu dari bayi lahir sampai 6 bulan
pertama pertambahan berat badan setiap minggu 140-200 gram.
Berat badan bayi akan meningkat pada akhir 6 bulan pertama.
Sedangkan pada umur 6-12 bulan pertambahan berat badan berkisar
antara 85-400 gram. Berat badan akan meningkat sebesar 3 kali berat
badan lahir pada akhir tahun pertama.
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting
dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Pada
masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun gizi kecuali terdapat kelainan klinis
seperti dehidrasi, asites, adema dan adanya tumor. Di samping itu
pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis
obat dan makanan (Trisasmi, dkk, 2014).
Pengukuran berat badan menurut Hidayat (2008) bahwa perlu
dilakukan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh misalnya tulang, otot, lemak, organ
tubuh dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi
atau tumbuh kembang anak (Dewi Sri, 2014).
Salah satu prosedur yang dapat menggambarkan berat badan
seseorang yaitu dengan cara penimbangan berat badan.
Penimbangan merupakan salah satu kegiatan utama program
perbaikkan gizi yang menitik beratkan pada pencegahan dan
peningkatan keadaan gizi anak. Anak sehat bertambah umur akan
bertambah berat badannya dan persentase balita yang naik
timbangannya dapat menggambarkan tingkat kesehatan balita di
wilayah kerja. Penimbangan berat badan bayi sangat penting karena
banyak fakta menunjukan pertumbuhan bayi yang tidak normal.
Menimbang berat badan bayi merupakan salah satu upaya yang
harus dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan bayi sehingga
diketahui normal atau tidaknya pertumbuhannya. Berikut ini
prosedur dalam melakukan penimbangan bayi yaitu:
a) Cuci tangan
b) Jelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan
dilaksanakan, sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan
keluarga dalam komunikasi.
c) Setel timbangan dengan penunjuk pada angka nol.
d) Buka selimut bayi atau pakaian dibuat seminim mungkin,
sepatu, baju/pakaian yang cukup tebal harus ditanggalkan. Lalu
baringkan bayi di atas timbangan atau tidurkan bayi didalam
timbangan bayi. Lihat ujung jarum yang menunjukkan besar
berat badan bayi, baca berat badan.
e) Rapikan bayi ke tempat semula.
f) Catat berat badan pada lembar observasi.
g) Bereskan alat.
h) Cuci tangan (Anggun, 2016)
Pijat bayi adalah terapi sentuhan yang dilakukan pada bayi,
yang dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan,
mempertahankan perasaan aman pada bayi dan dapat mempererat
tali kasih orang tua dengan anak. Pijat bayi merupakan salah satu
stimulus dari luar yang bermanfaat untuk meningkatkan berat badan
bayi, dan juga berperan bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan
emosional anak (Sulung, dkk, 2014).
Bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim
penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan
pun menjadi lebih baik. Alhasil bayi menjadi cepat lapar dan karena
itu lebihsering menyusu sehingga meningkatkan produksi ASI
(Suparyanto, 2011). Pemijatan juga meningkatkan mekanisme
penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga nafsu makan bayi
jugaakan meningkat yang dapat secara langsung meningkatkan berat
badan bayi (Asmar, 2012).
B. Landasan Teori
Landasan teori dalam penelitian ini mencakup pijat bayi dan peningkatan berat
badan bayi. Dimana pijat bayi merupakan bentuk pengobatan alternative yang
menjadi semakin popular karena kesederhanaan, efektivitas biaya, mudah dipelajari
dan dapat dilakukan dirumah oleh keluarga, namun banyak ibu yang belum bisa
melakukan pijat bayi secara mandiri. (Butsainatul, dkk. 2015). Pijat
telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi selama
ratusan tahun dibanyak kebudayaan dan salah satu teknik terapi tertua di dunia.
Pijat bayi adalah memberikan sentuhan pada tubuh bayi atau anak yang
bermanfaat untuk menstimulus tumbuh kembang bayi dan sebagai salah satu cara
untuk mengungkapkan kasih saying orang tua terhadap anaknya (Uswatun, 2017).
Pijat bayi sangat bermanfaat bagi bayi dan ibu. Bagi bayi pemijatan dapat
menimbulkan efek biokimia dan efek yang positif, meningkatkan berat badan,
meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur
lebih lelap dan masih banyak manfaat lainnya. Sedangkan manfaatnya bagi ibu yaitu
meningkatkan kepercayaan diri, memudahkan orang tua mengenali bayinya,
membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi dan lain- lain (Syaukarni, 2015).
Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang
ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dll. Peningkatan berat
badan bayi merupakan perbandingan secara langsung dapat dilihat dari hasil
penimbangan sebelumnya dibandingkan dengan penimbangan anak terkini yang
menunjukan peningkatan berat badan bayi yang signifikan. Berat badan akan
kembali menjadi 2 kali lipat berat lahir pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali lipat
berat lahir pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada umur 1 tahun
dan menjadi 4 kali lipat berat badan lahir pada umur 2 tahun (Sugiharti, dkk, 2012).
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Pada masa bayi-balita, berat badan dapat
dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun gizi kecuali terdapat
kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, adema dan adanya tumor. Di samping itu
pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan
makanan (Setiadi, 2008)
C. Kerangka Teori

Bayi

Pijat Bayi

Beta Endorphin Teori


Aktivitas Nervus Gelombang
Vagus

Peningkatan
tonus Nervus

Peristaltik
Meningka

Pengosongan
Lambung

Cepat Lapar

Frekuensi
Konsumsi

Penyerapan zat Peningkatan


Nutrient Lebih Berat

Gambar 5. Kerangka teori

(Sumber : Anggun Primanta G, 2016


D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini memiliki variabel independen (pijat bayi)
dan variabel dependen (peningkatan berat badan bayi) yang terbagi dalam kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat
pada gambar 6.

Peningkatan
Pijat Bayi berat badan
bayi

Gambar 6. Kerangka Konsep Penelitian

E. Hipotesis Penelitian

Ha : Ada pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk proposal ini adalah quasi eksperimen

(eksperimen semu). Penelitian quasi eksperimen (eksperimen semu) adalah desain

penyusunan di mana penulis melakukan intervensi/perlakuan pada subjek

(Sulistyaningsih, 2011).

Rancangan penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah rancangan non

equivalen kontrol group. Rancangan penelitian ini digunakan untuk membandingkan

hasil intervensi program kesehatan di suatu kontrol yang serupa, tetapi tidak perlu

kelompok yang benar-benar sama. Penelitian yang menggunakan desain penelitian

eksperimental merupakan penelitian dengan hasil yang mendekati kebenaran (Nasir,

2011).

B. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian

1. Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November tahun 2023.
2. Tempat
Penelitian ini telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pintukota
Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini terbagi atas populasi dan sampel.

1. Populsi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 0-12 bulan di wilayah

kerja Puskesmas Pintukota yang berjumlah 30 orang bayi.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah 30 bayi yang berumur 0-12 bulan yang

tercatat di buku register Puskesmas Pintukota. Dimana 15 sebagai kelompok

intervensi dan 15 sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan tehnik purposive sampling yaitu dengan pengambilan

sampel minimum 15 subyek pergroup dimana penelitian eksperimental dengan

kontrol eksperimen memiliki sampel minimum antara 10-15 responeden

pergroup. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan kriteria

ekslusi.

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi (kriteria yang layak diteliti) adalah karakteristik umum

subyek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti

(Setiadi, 2013). Kriteria sampel inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Bayi sehat.
2) Orang tua responden yang bersedia untuk dilakukan
pemijatan bayinya.
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi (kriteria yang tidak layak diteliti) adalah m

enghilangkan/mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi criteria inklusi dan

studi (Setiadi, 2013). Kriteria sampel ekslusi dalam penelitian ini adalah :
1) Orang tua responden yang tidak bertempat tinggal tetap di wilayah kerja

Puskesmas Pintukota.

2) Bayi yang tiba-tiba mengalami sakit selama proses penelitan.

Dari hasil penarikan sampel ditetapkan responden penelitian berjumlah

30 bayi, yaitu 15 bayi sebagai kelompok intervensi yang diberikan pijat bayi

dan 15 bayi sebagai kelompok kontrol yang tidak diberikan pijat bayi.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel independen (bebas) dalam proposal ini adalah pijat bayi

2. Variabel dependen (terikat) adalah peningkatan berat badan bayi

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini variable yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Pijat bayi
Upaya yang dilakukan oleh bidan melalui pijatan pada bagian-bagian tertentu tubuh

bayi untuk meningkatkan berat badan bayi

2. Peningkatan Berat badan bayi

Berat badan bayi setelah dilakukan upaya pemijatan.

Kriteria penilaian :

Meningkat : Berat badan bayi meningkat >200 gram setelah dilakukan pemijatan

selama 15 menit/hari dalam waktu 10 hari

Tidak meningkat : Berat badan bayi meningkat <200 gram setelah dilakukan

pemijatan selama 15 menit/hari dalam waktu 10 hari

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


1. Data Primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari responden melalui pre

test dan post test berdasarkan defenisi operasional variable dengan langsung

mengunjungi bayi dan melakukan pemijatan pada bayi berdasarkan persetujuan

orang tua bayi di wilayah kerja Puskesmas Pintukota.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari wilayah Puskesmas Pintukota

Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung terkait jumlah bayi yang berusia 0-12

bulan.

G. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan bayi dan lembar

observasi.

H. Pengelolaan dan Analisis Data


1. Pengelolaan Data

Data yang diperoleh dilakukan pengolahan data agar dapat dilakukan analisis

sehingga menghasilkan informasi yang benar, ada 4 tahapan pengolahan data yang

harus dilalui yaitu :

a) Edit Data (Editing)

Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu memeriksa kelengkapan isian

kuisioner yang telah diisi responden. Jika ditemukan ada ketidak lengkapan,

maka peneliti perlu menanyakan pada pengumpul data, untuk melengkapi data

yang ada secepatnya, atau mencari responden lain dimana karakteristiknya

tidak jauh berbeda dengan responden awal sebagai pengganti.

b) Mengkode data (Coding)


Pada tahap ini, peneliti memberikan kode-kode tertentu pada data-data yang

sudah dikumpul dengan tujuan memudahkan pengelolaan data selanjutnya.

Contoh, untuk jenis kelamin diberi kode dengan pilihan laki-laki (L) dan

perempuan (P).

c. Proses (Processing)
Setelah semua kuisioner terisi dan benar, serta sudah melewati pengkodean,

maka langkah selanjutnya adalah proses data agar data yang sudah dientri

dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara memasukkan data

dari kuisioner kepaket program komputer.

• Pembersihan Data (Cleaning)

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak, dengan cara:

• Mengetahui kehilangan data

Cara mendeteksi adanya kehilangan data adalah dengan melakukan list

(distribusi frekuensi) dan variabel yang ada.

• Mengetahui variasi data

Dengan mengetahui variasi data akan diketahui apakah data yang

dimasukkan benar atau salah, cara mendeteksi dengan cara mendeteksi

dengan mengeluarkan distribusi frekuensi masing-masing variabel.

• Mengetahui konsistensi data

Dengan cara menghubungkan dua variabel maka dapat mengetahui atau

mendeteksi adanya ketidak konsistensi data (Dewi Sri, 2014).


2) Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan analisis
bivariat.
• Analisis Univariat
Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk
Tabel distribusi frekuensi dan diagram. Dalam penelitian ini dilakukan
analisis univariat secara deskriptif sederhana berupa persentase.
• Analisis bivariat
Uji statistik dengan menggunakan Microsoft excel dan Paired Test untuk
menguji perbedaan dari data dependen (sampel terikat). Taraf kesalahan
atau tingkat signifikasi (a) yang digunakan adalah 0,05 dengan confidence
interval (CI) 95%.

a. Jika ρ value < 0,05 atau nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha

diterima yang berarti ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan

berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Pintukota Kecamatan

Lembeh Utara Kota Bitung.

b. Jika ρ value > 0,05 atau nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima dan

Ha ditolak yang berarti tidak ada pengaruh pijat bayi terhadap

peningkatan berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Pintukota

Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung.

Anda mungkin juga menyukai