Anda di halaman 1dari 91

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI USIA 3-5 BULAN

YANG DIPIJAT DAN TIDAK DIPIJAT


(Di Kelurahan Tawanganom Kecamatan Magetan Tahun 2013)


KARYA TULIS ILMIAH























OLEH
AMELIA YULIANA
NIM : P27824210001





KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
MAGETAN
2013


PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI USIA 3-5 BULAN
YANG DIPIJAT DAN TIDAK DIPIJAT
(Di Kelurahan Tawanganom Kecamatan Magetan Tahun 2013)


KARYA TULIS ILMIAH


Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
Ahli Madya Kebidanan Pada Program Studi Diploma III Kebidanan
Kampus Magetan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya




















OLEH
AMELIA YULIANA
NIM : P27824210001



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
MAGETAN
2013
i


LEMBAR PERSETUJUAN


KARYA TULIS ILMIAH INI TELAH DISETUJUI UNTUK
DIPERTAHANKAN PADA UJIAN SIDANG KARYA TULIS ILMIAH
TANGGAL 10 JULI 2013




OLEH




Pembimbing I





AGUNG SUHARTO, APP.,S.Pd.,M.Kes
NIP. 19691006 199003 1 002






Pembimbing II





TINUK ESTI HANDAYANI, SST.,M.Kes
NIP. 19690317 198903 2 004









ii


LEMBAR PENGESAHAN



KARYA TULIS ILMIAH INI TELAH DIPERTAHANKAN DI DEPAN TIM
PENGUJI UJIAN SIDANG KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM STUDI
D III KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN POLITEKTIK
KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
PADA TANGGAL : 17 JULI 2013


MENGESAHKAN

TIM PENGUJI


TANDA TANGAN



Ketua : Budi Joko Santosa, SKM., M.Kes .......................

Anggota I : Tinuk Esti Handayani, SST., M.Kes ........................

Anggota II : Agung Suharto, APP., S.Pd., M.Kes ........................


Mengetahui ,
Ketua Program Studi D III Kebidanan Kampus Magetan



SULIKAH, SST., M.Kes
NIP. 196806231988032001




iii


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat, rahmat,
taufik dan hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan berjudul Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Yang Dipijat Dan
Tidak Dipijat Di Kelurahan Tawanganom Kecamatan Magetan Kabupaten
Magetan Tahun 2013 diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D III Kebidanan Kampus
Magetan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
Penelitian Karya Tulis Ilmiah ini banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga dapat terselesaikan dengan
baik. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. H. Bambang Guruh Irianto, AIM., MM, selaku Direktur
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, yang telah memberikan
kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah
ini.
2. Ibu Hj. Klanting Kasiati, S,Pd., AMd.Keb., M.Kes, selaku Ketua jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya yang telah memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Ibu Sulikah, SST., M.Kes, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kampus Magetan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas belajar.
iv


4. Bapak Agung Suharto, APP., S.Pd., M.Kes, selaku pembimbing dan penguji I
yang dengan penuh kesabaran, ketekunan, perhatian, bimbingan, dan
pengarahan serta saran-saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
5. Ibu Tinuk Esti Handayani, SST., M.Kes, selaku pembimbing dan penguji II
yang dengan penuh kesabaran, ketekunan, perhatian, bimbingan, dan
pengarahan, serta saran-saran dalam penuyusunan Karya Tulis Ilmiah.
6. Bapak Budi Joko Santosa, SKM., M.Kes, selaku Ketua Penguji yang
memberikan saran, koreksi serta masukan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat terselesaikan.
7. Bapak Mulyono, S.Sos, selaku Kepala Kelurahan Tawanganom yang telah
memberikan izin penelitian, sehingga penelitian dapat dilaksanankan di
Kelurahan Tawanganom.
8. Ibu Ima, Amd.Keb, selaku bidan desa yang berada di Kelurahan
Tawanganom, yang telah memberikan ijin dan banyak membantu peneliti
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi
semua pihak yang memanfaatkannya.
Magetan, Juli 2013

Peneliti


v


ABSTRAK

Pijat bayi merupakan stimulasi taktil yang memiliki keuntungan dalam
proses tumbuh kembang bayi. Hasil studi pendahuluan di Kelurahan
Tawanganom, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan tahun 2013 pada 10 ibu
yang memiliki bayi usia 3-5 bulan terdapat 60% bayi yang sudah pernah dipijat,
40% bayi yang belum pernah dipijat ke ahli fisioterapi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan yang dipijat dan
tidak dipijat.
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan Quasy Experimental
Design berupa Non equivalent control group design dengan populasi 20 bayi yang
dipijat dan tidak dipijat. Penelitian ini menggunakan sampel total populasi.
Variabel independent adalah pijat bayi, sedangkan variabel dependent adalah berat
badan bayi, menggunakan skala rasio. Instrumen pengumpulan data menggunakan
timbangan berat badan bayi dalam satuan gram. Uji statistik yang digunakan
independent Samplet T-Test dengan probabilitas p=0,05. Kriteria penolakan H
0
jika p<0,005.
Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata berat badan bayi yang dipijat
mengalami peningkatan yang lebih besar dari pada berat badan bayi yang tidak
dipijat. Nilai rerata berat badan bayi sebelum dipijat 5840 g dan sesudah dipijat
6460 g, nilai rerata berat badan bayi awal 4 minggu yang tidak dipijat 5810 g dan
akhir 4 minggu 6080 g. Hasil analisis statistik Independent T-Test didapat nilai
p=0,000 (< 0,05), maka H
0
ditolak dan H
1
diterima, artinya ada perbedaan berat
badan bayi usia 3-5 bulan yang dipijat dan tidak dipijat.
Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan berat badan bayi usia 3-5
bulan yang dipijat dan tidak dipijat. Disarankan untuk para orangtua dan ibu yang
memiliki bayi dapat memijat bayinya sendiri sehingga tumbuh kembang bayi bisa
optimal. Bagi peneliti lain diharapkan menggunakan populasi yang lebih luas dan
metode pijat bayi yang lebih baik.


Kata kunci: Pijat bayi, berat badan bayi


vi


DAFTAR ISI

Halaman:
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
ABSTRAK.......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 5
1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 6
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................... 6
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 9
2.2 Pijat Bayi ................................................................................................. 10
2.3 Berat Badan ............................................................................................. 30
2.4 Hubungan Antara Pijat Bayi dengan Kenaikan Berat Badan .................. 36
2.5 Kerangka Konsep .................................................................................... 36
2.6 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 38
BAB 3 METODE PENELITIAN....................................................................... 39
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 39
3.2 Rancangan Penelitian .............................................................................. 39
vii


3.3 Kerangka Kerja Penelitian ...................................................................... 41
3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.................................................. 43
3.5 Variabel Penelitian .................................................................................. 45
3.6 Definisi Operasional................................................................................ 45
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 46
3.8 Instrumen dan Tehnik Pengumpulan Data .............................................. 46
3.9 Etika Penelitian ....................................................................................... 50
3.10 Keterbatasan ............................................................................................ 51
BAB 4 HASIL PENELITIAN........................................................................... 52
4.1 Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Sebelum dan Sesudah Dipijat .......... 52
4.2 Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Awal 4 Minggu dan Akhir
4 Minggu Yang Tidak Dipijat ................................................................. 53
4.3 Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Sebelum dan Sesudah
Dipijat Bayi ............................................................................................. 53
4.4 Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Awal 4 Minggu dan
Akhir 4 Minggu Tidak Dipijat ................................................................ 54
4.5 Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan yang Dipijat dan
Tidak Dipijat........................................................................................... 55
BAB 5 PEMBAHASAN.................................................................................... 57
5.1 Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Sebelum dan Sesudah Dipijat .......... 57
5.2 Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Awal 4 Minggu dan Akhir
4 Minggu yang Tidak Dipijat .................................................................. 58
5.3 Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Sebelum dan
Sesudah Dipijat ...................................................................................... 59
5.4 Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Awal 4 Minggu dan
Akhir 4 Minggu yang Tidak Dipijat........................................................ 61
5.5 Perbedaan Berat Badan Bayi 3-5 Bulan yang Dipijat dan Tidak Dipijat 62
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 64
6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 64
6.2 Saran ........................................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 66
LAMPIRAN ....................................................................................................... 68

viii


DAFTAR TABEL

Halaman:
Tabel 2.1 Pertambahan Ukuran Tubuh Berdasarkan Umur Dengan
Berat Badan Panjang Badan Dan Lingkar Kepala .............................. 35
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ............................................................. 46
Tabel 4.1 Hasil uji Paired Samples Correlations Pada Berat Badan Bayi
Usia 3-5 Bulan Sebelum Dan Sesudah Dipijat Bayi........................... 54
Tabel 4.2 Hasil uji Paired Samples Correlations Pada Berat Badan Bayi
Usia 3-5 Bulan Awal 4 Minggu dan Akhir 4 Minggu yang
Tidak Dipijat....................................................................................... 55
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas........................................................................ 55
Tabel 4.4 Hasil Uji Independent Samples T-Test................................................ 56














ix


DAFTAR GAMBAR

Halaman:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ...................................................................... 37
Gambar 3.1 Rancangan penelitian non equivalent control group ...................... 40
Gambar 3.2 Kerangka Operasional ..................................................................... 42
Gambar 4.1 Rerata Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Sebelum dan
Sesudah Dipijat............................................................................... 52
Gambar 4.2 Rerata Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Awal 4 Minggu dan
Akhir 4 Minggu yang Tidak Dipijat............................................... 53

ix
x


DAFTAR LAMPIRAN
Halaman:
Lampiran 1 Surat Keterangan Izin Pengambilan Data dan Penelitian ................ 68
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian Dari Kelurahan Tawanganom......... 70
Lampiran 3 Informed Consent ............................................................................ 71
Lampiran 4 Pengumpulan Data ........................................................................... 72
Lampiran 5 Hasil Analisis Data......................................................................... 73
xi


DAFTAR SINGKATAN

AgRP : Agouti-Related Protein
AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome
AKB : Angka Kematian Bayi
ASI : Air Susu Ibu
EEG : Electro Encephalogram
GH : Growth Hormone
GHS-R : Growth Hormone Secretagogue Reseptor
gr : Gram
HIV : Human Immunodeficiency Virus
Kg : Kilo Gram
KMS : Kartu Menuju Sehat
MDGs : Millenium Development goals
NPY : Neuropeptida Y
ODC : Ornithine Decarboxylase




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Millenium Development goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan menjadi Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma
pembangunan global yang memiliki beberapa tujuan yaitu, Menanggulangi
Kemiskinan dan Kelaparan, Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua,
Mendorong Kesetaraan Gender, dan Pemberdayaan Perempuan, Menurunkan
Angka Kematian Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, Memerangi HIV/AIDS,
Malaria dan Penyakit Menular Lainnya, Memastikan Kelestarian Lingkungan
Hidup, dan Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan (Anonim, 2012).
Salah satu tujuan MDGs yaitu menurunkan angka kematian balita sebesar dua
pertiga dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2015. Indikator Angka Kematian
Balita yang paling penting adalah Angka Kematian Bayi (AKB). AKB merupakan
salah satu tolak ukur untuk menilai sejauh mana ketercapaian kesejahterahan
rakyat sebagai hasil dari pelaksanann pembangunan bidang kesehatan.
Departemen Kesehatan telah mematok target penurunan angka kematian bayi di
Indonesia dari rata-rata 36 menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2015.
Dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau dapat
membantu penurunan angka kematian bayi. Salah satu cara tradisional yang
sering dilakukan masyarakat Indonesia untuk memelihara kesehatan bayi yaitu
dengan terapi sentuhan. Terapi ini cukup efektif, efisien, ekonomis, dan aman.
1


Apalagi kalau yang melakukan orang tua si bayi sendiri, karena merawat bayi
sendiri merupakan kebahagian yang tidak ternilai.
Sentuhan adalah bahasa pertama bagi ibu dan bayi. Sebagai alat komunikasi
utama, sentuhan memainkan peran penting dalam pembentukan hubungan awal
orangtua dan anak. Sentuhan dalam bentuk pijatan lembut mengungkapkan rasa
kasih sayang ibu dan mampu memenuhi kebutuhan bayi akan kontak fisik. Setiap
perubahan emosional menimbulkan reaksi otot. Dengan mengurangi ketegangan
otot, pijat bayi menenangkan emosi dan membantu meringankan beberapa trauma
dan kecemasan yang berhubungan dengan masa kelahiran, lingkungan yang baru,
dan masa penyapihan. Kulit memasok informasi terus-menerus ke sistem saraf
pusat tentang lingkungan sekitar tubuh, melalui sentuhan kulit yang berdampak
luar biasa pada perkembangan fisik, emosi, dan tumbuh kembang anak (Walker,
2011: 1-2).
Pijat merupakan stimulasi taktil yang memberikan efek biokimia dan efek
fisiologi pada berbagai organ tubuh. Pijat yang dilakukan secara benar dan teratur
pada bayi diduga memiliki berbagai keuntungan dalam proses tumbuh kembang
bayi. Pijat pada bayi oleh orangtua dapat meningkatkan hubungan emosional
antara orangtua dan bayi, juga diduga dapat meningkatkan berat badan bayi
(Rosalina, 2007:23). Pijat bayi merupakan tradisi lama yang digali kembali
dengan sentuhan ilmu kesehatan dan tinjauan ilmiah yang bersumber dari
penelitian-penelitian para ahli neonatologi, saraf, dan psikologi anak (Riksani,
2012: 6)


Berbagai penelitian telah banyak dilakukan untuk membuktikan keuntunggan
pijat bayi. Penelitian yang dilakukan oleh Dieter et al. (2003) meneliti efek pijat
yang dilakukan sebanyak 3 kali 15 menit tiap harinya selama 5 hari pada bayi
kurang bulan. Hasilnya adalah terdapat rerata peningkatan berat badan perhari
53% lebih besar pada kelompok yang dipijat dibandingkan kelompok kontrol. Hal
ini tentunya mendukung penggunaan pijat atau stimulasi taktil sebagai terapi yang
efektif untuk bayi kurang bulan dengan kondisi yang stabil. Penelitian yang
dilakukan oleh Dasuki (2003) juga mendapatkan hasil bahwa pada bayi usia 4
bulan yang dipijat 2 kali seminggu selama 4 minggu terdapat peningkatan berat
badan yang bermakna dibandingkan kelompok kontrol.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Kelurahan Tawanganom,
Kecamatan Magetan tahun 2013 pada 10 ibu yang memiliki bayi usia 3-5 bulan
ditemukan 4 bayi (40%) yang belum pernah dipijat salah satu diantaranya by R
berusia 5 bulan yang berada di RW 03 Kelurahan Tawanganom, pada bulan
Februari 2013 dilakukan penimbangan di posyandu dengan berat badan 8600
gram dan pada bulan Maret 2013 di timbang mengalami peningkatan 200 gram
menjadi 8800 gram, sedangkan 6 bayi (60%) yang sudah pernah dipijat ke ahli
fisioterapi, salah satu diantaranya by N berusia 5 bulan yang berada di RW 03
Kelurahan Tawanganom, pada bulan Februari 2013 dilakukan penimbangan di
posyandu dengan berat badan 7900 gram dan pada bulan Maret 2013 di timbang
mengalami peningkatan 300 garam menjadi 8200 gram. Pada 10 bayi (0%)
tersebut belum pernah dilakukan pijat bayi oleh orangtuanya.


Beberapa dampak menguntungkan setelah melakukan pijat bayi secara teratur
diantaranya adalah dapat meningkatkan berat badan bayi, meningkatkan jumlah
sistem imunitas, mengubah gelombang positif, memperbaiki sirkulasi darah dan
pernafasan, merangsang fungsi pencernaan dan pembuangan, mengurangi depresi
dan ketegangan, meningkatkan kesiagaan, membuat tidur lelap, mengurangi rasa
sakit, kembung dan kolik, meningkatkan hubungan batin antara orangtua dan
bayinya. Berdasarkan penelitian Cynthia Mersmann dalam Roesli (2011) ibu yang
memijat bayinya mampu memproduksi ASI perah lebih banyak dibandingkan
dengan ibu yang tidak memijat bayinya. Pada saat ini sebagian besar masyarakat
hanya melakukan pijat bayi dalam kondisi tidak sehat akan lebih baik lagi jika
dilakukan pada saat kondisi bayi tersebut sehat dan dilakukan secara teratur.
Dampak yang merugikan dalam pelaksanan pijat harus di ketahui orang tua,
oleh karena itu pemijatan dilakukan secara hati-hati untuk bagian daerah dada dan
perut. Jangan terlalu sampai menekan ke perut, karena bisa mengganggu organ
dalam bayi. Pijat bayi yang dilakukan dengan cara pemijatan yang berlebihan
pada perut dapat menyebabkan cedera dan dapat berbahaya bila mengenai tulang
rusuk (Prasetyono, 2009:18).
Untuk mendukung terlaksananya pijat bayi diharapkan bidan praktek mandiri
mengajarkan pada ibu pijat bayi untuk dipraktekkan di rumah. Untuk para
mahasiswa kebidanan diajarkan mengenai pijat bayi sehingga sebagai calon
tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan dan pengertian yang mendalam
mengenai manfaat dan dampak yang terjadi setelah dilakukan pemijatan, dan
dihasilkan bayi yang tumbuh dan berkembang secara optimal.


Salah satu manfaat pijat bayi yaitu dapat meningkatkan berat badan bayi,
mengenai perbedaan berat badan bayi yang dipijat dan tidak dipijat belum banyak
diidentifikasi, oleh karena itu penting dilakukan penelitian ini untuk mengetahui
perbedaan berat badan bayi usia 3 sampai 5 bulan yang dipijat dan tidak dipijat di
Kelurahan Tawanganom Kecamatan Magetan tahun 2013.
1.2.Identifikasi Faktor Penyebab Masalah
Pijat bayi mempunyai manfaat-manfaat, yaitu bayi lebih sehat dengan pijatan,
mengembangkan komunikasi, mengurangi stres dan tekanan, mengurangi
gangguan sakit, mengurangi nyeri, memahami isyarat bayi, meningkatkan percaya
diri, memahami kebutuhan si kecil (Prasetyono, 2009:32-35), membuat bayi
semakin tenang, meningkatkan efektifitas (tidur) bayi, memperbaiki konsentrasi
bayi, membantu meringankan ketidaknyamanan dalam pencernaan dan tekanan
emosi, memacu perkembangan otak syaraf, meningkatkan gerak peristaltik, untuk
perncernaan, menstimulasi aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernafasan,
memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi
menuju sel, meningkatkan kepercayan diri ibu, membina ikatan yang kuat antara
orang tua dan anak (Subakti dan Anggraini, 2009:20-24), meningkatkan berat
badan (Riksani, 2012:14).
Ujung-ujung saraf pada permukaan kulit akan bereaksi terhadap setiap
sentuhan. Bayi sebetulnya sudah bisa membedakan berbagai macam sentuhan.
Reaksi kulit terhadap sentuhan tersebut selanjutnya akan mengirimkan pesan ke
otak melalui jaringan saraf yang berbeda di sumsum tulang belakang. Sentuhan


juga akn merangsang peredaran darah sehingga oksigen akan lebih banyak dikirim
ke otak dan ke seluruh tubuh, serta akan menambah energi (Riksani, 2012:5-6).
1.3. Batasan Masalah
Pijat bayi memberi manfaat yang sangat banyak, sehubungan dengan
banyaknya manfaat dari pijat bayi, maka penulis membatasi penelitian pada
perbedan berat badan bayi yang dipijat dan tidak dipijat usia 3-5 bulan di
Kelurahan Tawanganom Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan tahun 2013.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
masalah penelitian Apakah ada perbedan berat badan bayi usia 3-5 bulan yang
dipijat dan tidak dipijat di Kelurahan Tawanganom Kecamatan Magetan
Kabupaten Magetan tahun 2013.
1.5. Tujuan Penelitian
1.5.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya perbedan berat badan bayi usia 3-5 bulan yang
dipijat dan tidak dipijat di Kelurahan Tawanganom Kecamatan Magetan
Kabupaten Magetan tahun 2013.
1.5.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi berat badan bayi usia 3-5 bulan sebelum dan sesudah
dipijat.
2. Mengidentifikasi berat badan bayi usia 3-5 bulan awal 4 minggu dan akhir 4
minggu yang tidak dipijat.


3. Menganalisis perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan sebelum dan sesudah
dipijat.
4. Menganalisis perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan awal 4 minggu dan
akhir 4 minggu yang tidak dipijat.
5. Menganalisis perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan yang dipijat dan
tidak dipijat.
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membuktikan teori tentang pijat
bayi dan hasil penelitian dari T.Field dan Scafidi (1986 & 1990) tentang pengaruh
pijat bayi terrhadap peningkatan berat badan bayi. Apabila terbukti, pijat bayi
tersebut dapat disosialisaikan. Manfaat teoritis pada penelitian ini juga dapat di
gunakan sebagai sumbangan penting dan memperluas wawasan bagi kajian pijat
bayi dan berat badan sehingga dapat disajikan sebagai rujukan untuk
pengembangan penelitian dimasa yang akan datang.
1.6.2. Manfaat Praktis
1. Bagi masyarakat
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang
pijat bayi, serta kemandirian masyarakat untuk melakukan pijat bayi sendiri
sehingga masyarakat ikut berpartisipasi dalam meningkatkan derajat
kesehatan bayi di Indonesia pada umumnya.




2. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan untuk parapendidik
memberikan demonstrasi gerakan-gerakan pijat bayi kepada mahasiswa
sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikannya di lahan praktek.
3. Bagi pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagai masukan
dalam rangka meningkatkan kesehatan bayi dengan membekali ibu-ibu hamil
untuk mengisi waktu luang tentang pijat bayi pada saat ANC sehingga ibu
dapat mengaplikasikannya setelah bayi lahir.
4. Bagi peneliti lain
Penelitian ini dapat digunakan peneliti lain sebagai dasar penelitian
berikutnya tentang pijat bayi serta dapat membantu memberikan sumbangan
pemikiran dan wawasan dalam ilmu pengetahuan.



BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu
Di India, Mathai et al. (2003) dalam Dewi (2011:1) meneliti pengaruh pijat
bayi terhadap pertumbuhan fisik dan perilaku pada bayi kurang bulan . Hasilnya
adalah bahwa pada kelompok bayi yang dipijat terdapat peningkatan berat badan
4,24 g/hari atau 21,9% lebih besar dibandingkan kelompok kontrol.
Dieter et al. (2003) dalam Dewi (2011:1) meneliti efek pijat yang dilakukan
sebanyak 3 kali 15 menit tiap harinya selama 5 hari pada bayi kurang bulan.
Hasilnya adalah terdapat rerata peningkatan berat badan perhari 53% lebih besar
pada kelompok yang dipijat dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini tentunya
mendukung penggunaan pijat atau stimulasi taktil sebagai terapi yang efektif
untuk bayi kurang bulan dengan kondisi yang stabil. Namun penelitian yang
dilakukan oleh Blanchard et al. (1991) dalam Dewi (2011:1) pada bayi kurang
bulan tidak menunjukkan perbedaan berat badan, panjang badan dan lingkar
kepala yang bermakna antara kelompok bayi yang dipijat dan yang tidak dipijat.
Penelitian yang dilakukan oleh Rosalina et al. (1999) dalam Dewi (2011:1)
pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI eksklusif didapatkan bahwa bayi yang
mendapat pijatan sebanyak 2 kali per hari selama 12 minggu mengalami
peningkatan 3 kali berat badan yang lebih besar secara bermakna dibandingkan
kelompok kontrol.

9


Penelitian yang dilakukan oleh Dasuki (2003) dalam Dewi (2011:2) juga
mendapatkan hasil bahwa pada bayi usia 4 bulan yang dipijat 2 kali seminggu
selama 4 minggu terdapat peningkatan berat badan yang bermakna dibandingkan
kelompok kontrol. Penelitian pijat bayi cukup bulan oleh Serrano et al. (2010)
dalam Dewi (2011:2) menunjukkan peningkatan berat badan bermakna saat
berusia 2 bulan pada kelompok bayi yang dipijat, namun tidak didapatkan
peningkatan berat badan bermakna saat bayi berusia 4 bulan dibandingkan
kelompok kontrol.
2.2 Pijat Bayi
2.2.1 Pengertian pijat bayi
Pijat merupakan terapi sentuh dan seni perawatan serta pengobatan tertua
paling popular yang di kenal manusia serta telah dipraktekkan sejak berabad-abad
silam. Pemijatan merupakan salah satu teknik yang mengkombinasikan manfaat
fisik sentuhan manusia dengan manfaat emosional seperti ikatan batin (bonding)
(Roesli, 2011:2).
Pijat bayi bisa disebut dengan stimulus touch dapat diartikan sebagai sentuhan
komunikasi yang nyaman antara ibu dan bayi. Pijat yang diberikan pada bayi
diawali dengan sentuhan. Sentuhan ini secara bertahap ditingkatkan tekanannya
sesuai dengan usia bayi (Roesli, 2011:2).
2.2.2 Mekanisme dasar pemijatan (Fisiologi pijat bayi)
Fisiologi pijat bayi atau mekanisme dasar pemijatan memang belum banyak
diketahui. Namun, saat ini para pakar sudah mempunyai beberapa teori yang


menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, menurut Roesli (2001:10-12) antara
lain:
1. Betha endhorphin mempengaruhi mekanisme pertumbuhan
Pijatan akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Tahun
1989, Schanberg dari Duke University Medical School melakukan penelitian
pada bayi-bayi tikus dan ditemukan bahwa jika hubungan taktil (jilat-jilatan)
ibu tikus kepada bayinya terganggu akan menyebabkan hal-hal berikut ini:
a. Penurunan enzim ODC (ornithine decarboxylase) suatu enzim yang
menjadi petunjuk peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan.
b. Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan.
c. Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon
pertumbuhan.
Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan pengeluaran suatu
neurochemical betha-endorphine, yang akan mengurangi pembentukan
hormon pertumbuhan karena menurunnya jumlah dan aktivitas ODC
jaringan.
2. Aktivitas Nervus Vagus Mempengaruhi Mekanisme Penyerapan Makanan
Penelitian Field dan Schanberg (1986) menunjukkan bahwa pada bayi yang
dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang
akan menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin.
Dengan demikian, penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu
sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak
daripada yang tidak dipijat.


3. Aktivitas Nervus Vagus Meningkatkan Volume ASI
Penyerapan makanan menjadi lebih baik karena peningkatan aktivitas Nervus
Vagus menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan lebih sering menyusu
pada ibunya. Akibatnya, ASI akan lebih banyak diproduksi. Seperti diketahui,
ASI akan semakin banyak diproduksi jika semakin banyak diminta. Selain
itu, ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang dan hal ini
berdampak positif pada peningkatan volume ASI.
4. Produksi Serotonin Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neurotransmitter serotonin, yaitu
meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid
(adrenalin, suatu hormone stress). Proses ini akan menyebabkan terjadinya
penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stress). Penurunan kadar hormon
stress ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG.
5. Pijatan Dapat Mengubah Gelombang Otak
Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap dan meningkatkan kesiagaan
(alertness) atau konsentrasi. Hal ini disebabkan pijatan dapat mengubah
gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan gelombang
alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang dapat dibuktikan
dengan penggunaan EEG (electro encephalogram).
2.2.3 Manfaat pijat bayi
1. Manfaat pijat bayi menurut Roesli (2011:5-8) adalah sebagai berikut :
Setelah bertahun-tahun melakukan riset, para ilmuwan telah berhasil mem-
buktikan secara ilmiah mengenai manfaat terapi sentuh dan pijat pada bayi.
Pemijatan menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan dan dapat


diukur secara ilmiah antara lain melalui pengukuran kadar kortisol ludah,
kadar kortisol plasma secara radioimmunoassay, kadar hormon stres
(cathecolamin) air seni, dan pemeriksaan EEG (electro encephalography,
gambaran gelombang otak). Efek biokimia dan fisik yang positif dalam pijat
bayi menurut Roesli (2011:5) adalah sebagai berikut:
a. Efek biokimia yang positif dari pijat bayi, antara lain : 1) menurunkan
kadar hormon stres (catecholamine), dan 2) meningkatkan kadar
serotonin.
b. Efek fisik/klinis dari pijat bayi, antara lain : 1) meningkatkan jumlah dan
sitotoksisitas dari sistem imunitas (sel pembunuh alami), 2) mengubah
gelombang otak secara positif, 3) memperbaiki sirkulasi darah dan
pernapasan, 4) mengurangi kembung dan kolik (sakit perut), 5)
merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan, 6) meningkatkan
kenaikan berat badan, 7) mengurangi depresi dan ketegangan, 8)
meningkatkan kesiagaan, 9) membuat tidur lebih lelap, 10) mengurangi
rasa sakit, 11) meningkatkan hubungan batin antara orangtua dan bayinya
(bonding), dan meningkatkan volume ASI.
2. Manfaat pijat bayi menurut Walker (2011:18) adalah sebagai berikut :
Mempertahankan keseimbangan dan postur tubuh, meningkatkan koordinasi
dan kelenturan otot serta mengatasi kaku otot dan sendi, menghilangkan otot
yang kaku atau tegang dan menyesuaikan persendian, meningkatkan
kelenturan tulang belakang dan menguatkan otot-ptot pendukungnya,
membantu pencernaan dan menenangkan tubuh dengan mempermudah


relaksasi perut, memaksimalkan volume pernapasan. peningkatan suplai
oksigen dan sirkulasi yang baik akan membantu bayi berkembang,
memantapkan kesatuan dan posisi persendian utama dan keselarasan otot-otot
yang mengendalikan persendian tersebut, membersihkan kulit dan
membuatnya terpapar cahaya dan oksigen.
3. Beberapa hasil laporan penelitian para pakar mengenai manfaat pijat bayi
dalam buku Pedoman Pijat Bayi oleh Roesli (2011:7-8), antara lain :
a. Meningkatkan berat badan
Penelitian yang dilakukan oleh prof. T. Field & scafidi (1986 & 1990)
menunjukkan bahwa pada 20 bayi premature (berat badan 1.280 dan
1.176 gram), yang dipijat 3x15 menit selama 10 hari, mengalami
kenaikan berat badan per hari 20%-47% lebih banyak daripada yang
tidak dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan yang berusia 1 3 bulan,
yang dipijat 15 menit, 2 kali seminggu selama 6 minggu didapatkan
kenaikan berat badan yang lebih dari control.
b. Meningkatkan pertumbuhan
Scanberg (1989) melakukan penelitian pada tikus dan menemukan bahwa
tanpa dilakukannya rangsangan raba/taktil pada tikus telah terjadi
penurunan hormone pertumbuhan.
c. Meningkatkan daya tahan tubuh
Penelitian terhadap penderita HIV yang dipijat sebanyak 5 kali dalam
seminggu selama 1 bulan, menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah
dan toksisitas sel pembunuh alami (natural killer cells). Hal tersebut


dapat mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi sekunder pada
penderita AIDS.
d. Meningkatkan konsentrasi bayi & membuat bayi tidur lebih lelap
Umumnya, bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap, sedangkan pada
waktu bangun konsentrasinya akan lebih penuh.
Di Touch Research Institute, Amerika, dilakukan penelitian pada
sekelompok anak dengan pemberian soal matematika. Setelah itu
dilakukan pemijatan pad anak-anak tersebut selama 2x15 menit setiap
minggunya selama jangka waktu 5 minggu. Selanjutnya, pada anak-anak
tersebut diberikan lagi soal matematika lain. Ternyata, mereka hanya
memerlukan waktu penyelesaian setengah dari waktu yang dipergunakan
untuk menyelesaikan soal terdahulu, dan ternyata pula tingkat
kesalahannya hanya sebanyak 50% dari sebelum dipijat.
e. Membina ikatan kasih sayang orang tua & anak (bonding)
Sentuhan dan pandangan kasih orang tua pada bayinya akan mengalirkan
kekuatan jalinan kasih antara keduanya. Pada perkembangan anak,
sentuhan orang tua adalah dasar perkrmbangan komunikasi yang akan
memupuk cinta kasih secara timbal balik. Semua ini akan menjadi
penentu bagi anak untuk secara potensial menjadi anak berbudi pekerti
baik yang percaya diri.





2.2.4 Kerugian
1. Pemijatan yang dilakukan pada leher jika dilakukan dengan tekan yang
berlebih sampai menyentuh jakun, dapat mengakibatkan gangguan saluran
pernafasan (Subakti dan Anggraini, 2009:56)
2. Pijat bayi yang dilakukan dengan cara pijatan yang berlebihan di perut dapat
menyebabkan cedera dan dapat berbahaya bila mengenai tulang rusuk
(Prasetyono, 2009:66)
2.2.5 Persiapan sebelum memijat
1. Langkah sebelum memulai pijat bayi menurut Walker (2011:22)
Saat sesi pemijatan sebagai moment istimewa dan ciptakan suasana
menyenangkan. Gunakan ruangan yang hening, hangat, dan bebas angin
sehinnga ibu dan bayi terhindar dari gangguan selama proses pemijatan. Ibu
dan bayi bisa lebih santai jika mendengarkan musik lembut. Letakkan cawan
minyak pijat di dalam jangkauan, demikian pula popok dan handuk bersih
karena bayi bisa saja pipis selama dipijat. Ibu harus tenang dan fokus,tidak
merasa terganggu atau terburu-buru karena akan membuat bayi sulit
merespon dengan baik. Langkah sebelum memulai pijat bayi antara lain :
a. Cuci tangan dan pastikan tidak dingin
b. Lepas semua perhiasan yang bisa menggores kulit bayi gunakan minyak
di telapak tangan
c. Lakukan sentuhan dengan berirama dan pusatkan pikiran pada apa yang
sedang ibu lakukan


d. Bicara dan menyanyilah untuk sang buah hati serta pertahankan kontak
mata
e. Ibu harus berhenti memijat jika bayi menangis karena memijat adalah
kegiatan yang ibu lukan bersama bayi bukan terhadap ibu.
2. Menurut Roesli (2001:14) & Maharani (2009:55) sebelum melakukan
pemijatan harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Tangan bersih dan hangat
b. Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit
bayi
c. Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap
d. Bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar
e. Sediakan waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15 menit guna
melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan
f. Duduklah pada posisi nyaman dan tenang
g. Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih
h. Siapkanlah handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil atau
lotion)
i. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara
membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara
j. Akhiri dengan peregangan. Setelah melakukan persiapan itu, pemijatan
bisa dimulai




3. Persiapan sebelum pijat bayi menurut Subakti dan Anggraini (2009:32)
Ruangan yang nyaman untuk melakukan pemijatan pada bayi adalah:
a. Ruangan yang hangat tetapi tidak panas
Ruangan yang dinggin atau terlalu banyak angin menyebabkan bayi
kedinginan dan masuk angin. Untuk menghangatkan ruangan dapat
memasang lampu yang memberikan rasa hangat.
b. Ruangan kering dan tidak pengap
Ruangan yang pengap dan lembab menyebabkan bayi gerah. Selain itu,
suasana seperti ini juga menyebabkan kulit bayi sensitif sehingga ia
menjadi resah saat dipijat
c. Ruangan tidak berisik
Suara-suara berisik menggangu konsentrasi ibu dan bayi. Untuk
menciptakan ketenagan, pastikan suara yang mengisi ruangan adalah
suara ibu, ayah, dan iringan musik lembut.
d. Ruangan yang penerangannya cukup
Ini penting agar tidak terjadi kesalahan akurasi pada daerah yang dipijat.
Penerangan yan remang-remang atau gelap menyulitkan ibu untuk
membedakan warna kemerahan kulit bayi bekas pemijatan. Sebab, warna
kemerahan mengindikasikan bahwa pemijatan telah cukup.
e. Ruangan tanpa aroma menyengat dan menggangu
Bila ingin menerapkan aroma terapi cukup dengan aroma yang muncul
dari minyak saja. Tidak dianjurkan mengunakan pewangi ruangan aerosol
atau benda bakar (dupa) karena membuat bayi alergi.


2.2.6 Peralatam Pijat bayi
Peralatan yang dibutuhkan sebelum melakukan pijat bayi menurut Subakti dan
Anggraini (2009:33) antara lain:
1. Alas yang empuk dan lembut. Misalnya kasur atau busa yang dilapisi dengan
kain lembut. Luas alas ini sebesar ukuran bayi agar ibu dapat bergerak dengan
bebas. Alas ini sebaiknya dalam posisi datar.
2. Handuk atau lap, popok dan baju ganti. Handuk atau lap digunakan untuk
membersihkan sisa-sisa minyak yang menempel dikulit bayi.
3. Popok untuk menutup bagian tubuh bayi setelah dipijat. Menyiapkan popok
hendaknya tidak terlambat (setelah dipijat baru disiapkan popok).
4. Baju ganti untuk mengganti baju lama usai pemijatan.
5. Minyak untuk memijat (baby oil, losion, dan minyak zaitun).
Baby oil biasanya terbuat dari minyak alami yang terkandung dalam biji-
bijian sehingga aman digunakan untuk memijat. Jika menggunakan losion,
pilih yang aman dan tidak mengandung dahan kimia berbahaya. Minyak
lainya yaitu minyak zaitun yang sangat baik dalam perawatan kulit, termasuk
kulit bayi. Hal ini sifatnya yang lembut dan melembabkan. Tidak dianjurkan
mengunakan minyak aroma terapi kecuali di bawah pengawasan dokter
sepesialis anak. Sebab terlalu keras untuk kulit bayi.
Menurut Walker (2009:21), Pemijatan teratur dengan minyak yang tepat akan
membantu membersihkan pori-pori kulit dari sel-sel mati dan membuatnya
sehat. Minyak yang diguanakan dapat berasal dari kacang-kacangan, biji-
bijian, atau ampas dan sejenisnya. Bahan-bahan ini umumnya memiliki


kandungan zat berkhasiat. Minyak bunga matahari adalah jenis minyak yang
bagus dan tidak berbau, sangat dianjurkan dan dapat digunakan untuk bayi
prematur. Mengosokkan minyak pada kedua tangan juga membuat tangan
terasa hangat. Lakukan kembali jika tangan kering tidak dapat lagi bergerak
dengan mudah di permukaan kulit bayi. Jangan pernah menuang kembali sisa
minyak ke dalam botol karena minyak itu bisa saja telah terkontaminasi.
Langsung buang sisa minyak begitu setelah digunakan.
6. Air dan waslap Siapkan air hangat beserta handuk kecil dan washlap untuk
menyeka bayi dari bekas minyak usai pemijatan.
2.2.7 Waktu pemijatan
Pemijatan dapat dilakukan pada waktu pagi hari sebelum mandi, saat
orangtua dan anak siap untuk mulai beraktifitas. Hal ini dilakukan agar mudah
membersihkan minyak yang menempel di tubuh bayi. Waktu yang tepat untuk
dilakukan pemijatan selanjutnya pada malam hari sebelum bayi tidur. Jika pijat
dilakukan pada saat malam hari akan membantu tidur bayi agar lebih nyenyak
(Santi, 2011:61).
2.2.8 Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijatan
Menurut Roesli (2001:15-16) selama pemijatan dianjurkan melakukan hal-hal
berikut:
1. Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama pemijatan
berlangsung.
2. Bernyanyilah atau putarkanlah lagu-lagu yang tenang atau lembut, guna
membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung.


3. Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan, kemudian secara
bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan yang dilakukan, khususnya
apabila anda sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan
yang sedang dilakukan.
4. Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan baby oil atau lotion yang lembut
sesering mungkin dengan memastikan bayi tidak alergi terhadap minyak yang
digunakan.
5. Sebaiknya, pemijatan dimulai dari kaki bayi karena umumnya bayi lebih
menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan demikian, akan memberi
kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain dari
badannya disentuh. Karenanya, urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari
bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung.
6. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi. Jika bayi menangis, cobalah
untuk menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi menangis
lebih keras, hentikanlah pemijatan karena mungkin bayi mengharapkan untuk
digendong, disusui, atau sudah mengantuk dan sangat ingin tidur.
7. Memandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar
dan bersih setelah terlumur minyak bayi (baby oil). Namun, kalau pemijatan
dilakukan pada malam hari, bayi cukup diseka dengan air hangat agar bersih
dari minyak bayi.
8. Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapatkan keterangan
lebih lanjut tentang pemijatan bayi.
9. Hindarkan mata bayi dari baby oil.


2.2.9 Cara Pemijatan
Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi menangis cobalah
untuk menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. Teknik memijat bayi,
Setiap gerakan pada tahapan pemijatan bisa diulang sebanyak 6 kali. Berikut ini
tahapan-tahapan pijat bayi menurut Roesli (2011:21-30) :
1. Kaki
a. Perahan cara india
Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul soft
ball. Gerakkan tangan ke bawah secara bergantian, seperti memerah susu.
b. Peras dan putar
Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara
bersamaan. Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal
paha kearah mata kaki.
c. Telapak kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai
dari tumit kaki menuju jari-jari di seluruh telapak kaki.
d. Tarikan lembut jari
Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi
telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung
jari.
e. Gerakan peregangan
Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai
dari batas jari-jari ke arah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari


kearah tumit. Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung
kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit.
f. Titik tekanan
Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan
telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.
g. Punggung kaki
Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah
punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-jari secara bergantian.
h. Peras & putar pergelangan kaki (ankle circles)
Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan
jari-jari lainnya di pergelangan kaki bayi.
i. Perahan cara swedia
Peganglah pergelangan kaki bayi. Gerakkan tangan anda secara
bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha.
j. Gerakan menggulung
Pegang pangkal paha dengan kedua tangan anda Buatlah gerakan
menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.
k. Gerakan akhir
Setelah gerakan a sampai k dilakukan pada kaki kanan dan kiri, rapatkan
kedua kaki bayi. Letakkan kedua tangan anda secara bersamaan pada
pantat dan pangkal paha. Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut
dari paha ke arah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir.



2. Perut
Catatan : hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk.
a. Mengayuh sepeda
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh pedal
sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan
kiri.
b. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat
Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan tangan yang
lain, pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki
c. Ibu jari kesamping
Letakkan kedua ibu jari di samping kanan kiri pusar perut. Gerakkan
kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan dan kiri
d. Bulan Matahari
Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut
sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke
daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari {M}) beberapa
kali. Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran
mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri peryt bayi
(seolah membentuk gambar bulan {M}). Lakukan kedua gerakan ini
bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari),
sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran
(bulan).



e. Gerakan I Love You :
I, Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan
menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf I.
LOVE, Pijatlah perut bayi membentuk huruf L terbalik, mulai dari
kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.
YOU, Pijatlah perut bayi membentuk huruf U terbalik, mulai dari
kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah,
dan berakhir di perut kiri bawah.
f. Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers)
Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan.
Gerakkan jari-jari Anda pada perut bayi bagian kanan ke bagian kiri guna
mengeluarkan gelambung-gelembung udara.
3. Dada
a. Jantung besar
Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujung-
ujung jari kedua telapak tangan Anda di tengah dada bayi/ulu hati. Buat
gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas
tulang selangka, lalu ke bawah membentuk bentuk jantung, dan kembali ke
ulu hati.
b. Kupu-kupu
Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan
tangan kanan membuat gerakan memijatmenyilang dari tengah dada/ulu


hati ke arah bahu kanan, dan kembali ke ulu hati. Gerakan tangan kiri
Anda ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati.
4. Tangan
a. Memijat ketiak (armpits)
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu
diingat, kalau terdapat pembekakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya
gerakan ini tidak dilakukan.
b. Perahan cara india
Arah pijatan cara India ialah pijatan menjauhi tubuh. Guna pemijatan cara
ini adalah untuk merelaksasi atau melemaskan otot. Peganglah lengan bayi
bagian pundak dengan tangan kanan seperti memegang pemukul soft ball,
tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi. Gerakan tangan kanan
mulai dari bagian pundak ke arah pergelangan tangan, kemudian gerakkan
tangan kiri dari pundak ke arah pergelangan tangan. Demikian seterusnya,
gerakan tangan kanan dan kiri ke bawah secara bergantian dan berulang-
ulang seolah memerah susu sapi.
c. Peras dan putar (squeeze and twist)
Cara lain adalah dangan menggunakan kedua tangan secara bersamaan.
Peras dan putar lengan bayi denag lembut mulai dari pundak ke
pergelangan tangan.
d. Membuka tangan
Pijat telapak tangan dengan ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-
jari.


e. Putar jari-jari
Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju ke arah ujung jari dengan
gerakan memutar. Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap
ujung jari.
f. Punggung tangan
Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan anda. Usap punggung
tangannya dari pergelangan tangan ke arah jari-jari dengan lembut.
g. Peras & putar pergelangan tangan (wrist circle)
Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk.
h. Perahan cara Swedia
Arah pijatan cara Swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah badan,.
Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru.
Gerakan tangan kanan dan kiri Anda secara bergantian mulai dari
pergelangan tangan bayi ke arah pundak. Lanjutkan dengan pijatan dari
pergelangan kiri bayi ke arah pundak.
i. Gerakan menggulung
Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan.
Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju kea rah
pergelangan tangan/jari-jari.






5. Muka
Umumnya tidak diperlukan minyak untuk daerah muka.
a. Dahi : Menyeterika dahi (open book)
Meletakkan jari-jari kedua tangan Anda pada pertengahan dahi. Tekankan
jari-jari Anda dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar ke samping
kanan dan kiri seolah seolah menyeterika dahi atau membuka lembaran
buku. Gerakan ke bawah ke daerah pelipis, kemudian gerakan ke dalam
melalui daerah pipi di bawah mata.
b. Alis: menyeterika alis
Letakkan kedua ibu jari Anda antara kedua alis mata. Gunakan kedua ibu
jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata,
mulai dari tengah ke samping seolah menyeterika alis.
c. Hidung: Senyum I
Letakkan kedua ibu jari Anda pada pertengahan alis. Tekankan ibu jari
Anda dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi tepi hidung ke arah
pipi dengan membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat
bayi tersenyum.
d. Mulut bagian atas : Senyum II
Letakkan kedua ibu jari Anda diatas mulut di bawah sekat hidung.
Gerakkan kedua ibu jari Anda dari tengah ke samping dan ke atas ke
daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.




e. Mulut bagian bawah
Letakkan kedua ibu jari Anda di tengah dagu. Letakkan dua ibu jari pada
dagu dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudia ke atas ke arah
pipi seolah membuat bayi tersenyum. Tekankan dua ibu jari pada dagu
dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah pipi
seolah membuat bayi tersenyum.
f. Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw)
Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah
rahang bayi.
g. Belakang telinga
Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut pada
daerah belakang telinga kanan dan kiri. Gerakan ke arah pertengahan
dagu di bawah dagu.
6. Punggung
a. Gerakan maju mundur (kursi goyang)
Tengkurapkan bayi melintang di depan Anda dengan kepala di sebelah kiri
dan kaki di sebelah kanan Anda. Tengkurapkan bayi melintang di depan
Anda dengan kepala sebelah kiri dan kanan Anda. Pijatlah sepanjang
punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak
tangan, dari bawah leher sampai pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.





b. Gerakan menyetrika
Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. Dengan tangan kiri, pijatlah
mulai dari leher ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang
menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung.
c. Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki
Dengan jari-jari kedua tangan Anda, buatlah gerakan-gerakan melingkar
kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kana dan
kiri tulang punggung sampai ke pantat. Mulai dengan lingkaran-lingkaran
kecil di daerah leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah
pantat.
d. Gerakan menggaruk
Tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan kanan Anda pada
punggung bayi. Buat gerakan ke bawah memanjang sampai ke pantat bayi.
2.3 Berat Badan
2.3.1 Pengertian Berat badan
Berat badan merupakan salah satu tolak ukur untuk menentukan tingkat
kesehatan anak. Oleh karena itu, setiap bayi yang lahir pasti akan ditimbang.
Berat badan akan menggambarkan komposisi tubuh bayi secara keseluruhan
mulai dari kepala, leher, dada, perut, tangan, dan kaki. Berat badan bayi yang
rendah sejak lahir menunjukan kondisi bayi yang kurang sehat. Sebaliknya, jika
berat badan bayi menunjukan kisaran pola standar, dapat dipastikan bayi dalam
keadan sehat (Widyastuti, 2008:15).


Jika berat badan bayi kurang dari kisaran pola standar, makan yang diberikan
harus ditambah, baik jumlah maupun kandungan gizinya (untuk anak berumur 4
atau 6 bulan ke atas). Selain itu, orang tua harus waspada terhadap kondisi
kesehatan buah hatinya. Dengan memantau perkembangan berat badan,
diharapkan orang tua dapat mendeteksi sedini mungkin gangguan-gangguan yang
mungkin diderita anak.
Mengapa berat badan harus di timbang secara berkala? menurut Suparyanto
dalam blognya (2010) karena Berat badan merupakan pilihan utama berbagi
perhitungan, antara lain:
1. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat
karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
2. Memberikan gambaran status gizi sekarang dan gambaran tentang
pertumbuhan.
3. Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di
Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru memerlukan penjelasan secara
meluas.
4. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur.
5. KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk
pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan
sebagai dasar pengisiannya.
6. Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi,
berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai
indeks yang tidak tergantung pada umur.


2.3.2 Alat Mengukur Berat Badan
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Menurut
Suparyanto dalam blognya (2010), Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya
memenuhi beberapa persyaratan antara lain:
1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain
2. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya
3. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg
4. Skalanya mudah dibaca
5. Cukup aman untuk menimbang anak balita.
2.3.3 Cara Menimbang Berat Badan Bayi
Menurut Suryanah (1996:46-47), pengukuran Antropometri ialah
pengukuran yang digunakan untuk menentukan keadaan gizi seseorang. Agar
memperoleh hasil yang tepat, diperlukan suatu patokan sebagai pedoman. Adapun
pedoman antopometri bagi penentuan keadaan gizi merupakan parameter yang
dipilih dan dianjurkan dan meliputi penilaian terhadao usia, berat badan, panjang
badan/tinggi badan, lingkar lengan atas. Dan pengukuran ini menggunakan
standar referensi untuk indonesia.
Batasan usia yang digunakan tahun usia penuh (completed year) dan untuk
anak usia 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh (completed month). Penimbangan
berat badan. Macam/jenis timbangan berat badan: timbangan injak otomatis/tidak
otomatis, timbangan untuk bayi otomatis/tidak otomatis, timbangan gantung,
Timbangan yang lengkap dengan pengukuran tinggi bandan. Pada penelitian ini


mengunakan timbangan untuk bayi tidak otomatis dalam satuan gram. Cara
mengunakan timbangan adalah sebagai berikut :
1. Timbangan diletakan ditempat yang rata.
2. Timbangan disetel sampai menunjukan angka (0).
3. Timbangan untuk bayi diberi pengalas, dan ditimbang berapa beratnya,
kemudian dicatat.
4. Bila bayi ditimbang usahakan dalam keadaan tidak berpakaian. Bila anak
yang ditimbang sebaiknya memakai baju sesering mungkin, sandal/sepatu
dibuka.
5. Waktu ditimbang bayi/anak dalam keadaan tenang (pada bayi jaga jangan
sampai jatuh). Pada anak yang sulit ditimbang dapat dilakukan penimbangan
ibunya terlebih dahulu, kemudian ibu bersama anaknya.
6. Bayi tidur terlentang di tengah-tengah timbangan tanpa menggengam atau
menyentuh sesuatu.
7. Ketelitian penimbangan 0,1 Kg
8. Setelah diketahui beratnya kemudian dicatat.
2.3.4 Pengukuran berat badan
Berat badan diukur dengan timbangan yang sesuai, yang mengukur berat
badan sampai nilai yang terdekat dengan 10 gr atau 15 gr untuk bayi. Sebelum
bayi ditimbang, timbangan diatur pada angka nol dan jarum timbangan tepat
berada di bagian tengah tanda. Jika ujung jarum timbangan masih bergerak maka
berta badan dapat lebih berat atau lebih ringan dari semestinya. Beberapa
timbangan dirancang agar tidak perlu dikalibrasi, namun ada juga yang perlu


dikalibrasi ulang oleh pabriknya. Timbangan yang bervariasi dalam hal
keakuratanya; timbangan bayi cenderung lebih akurat daripada timbangan orang
dewasa, dan timbangan baru cenderung lebih akurat daripada timbangan lama,
khususnya pada penimbangan yang lebih berat. Lakukan pengukuran dalam
ruangan yang hangat dan nyaman (Wong, 2009:182).
2.3.5 Pertambahan Berat Badan Pada Bayi
Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua, yaitu usia 0-6
bulan dan usia 6-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badan akan
mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram dan berat badannya
akan menjadi dua kali berat badan lahir pada akhir bulan ke-6. Sedangkan pada
usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap minggu sekitar 25-40 gram dan pada
akhir bulan ke-12 akan terjadi penambahan tiga kali lipat berat badan lahir. Pada
masa bermain, terjadi penambahan berat badan sekitar empat kali lipat dari berat
badan lahir, pada usia kurang lebih 2,5 tahun serta penambahan berat badan
setiap tahunya adalah 2-3 kg. Pada masa prasekolah dan sekolah akan terjadi
penambahan berat badan setiap tahunya kurang lebih 2-3 kg (Hidayat, 2008:15-
16).
Indikator terbaik untuk kesehatan menyeluruh yang baik adalah peningkatan
secara terus-menerus, terutama tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala serta
dada, dengan perubahan fontanel yang normal. Berat badan antara usia 0 sampai 6
bulan berat badan bayi bertambah 682 g per bulan. Berat badan lahir bayi
meningkat dua kali ketika usia 5 bulan. Berat badan rata-rata usia 6 bulan adalah
7,3 kg (Muscari, 2005:26).


Berat badan bayi dapat turun + 10% dari berat lahir dalam kurun waktu 1
minggu setelah lahir yang, disebabkan karena pengeluaran cairan dari tubuh dan
masih kurangnya kemampuan minum. Berat badan ini akan kembali dan
bertambah pada saat bayi berumur 2 minggu. Seiring dengan bertambahnya
jumlah ASI, bayi mulai menghisap ASI dengan efisien (Nasar,dkk, 2005:7).
Harus diingat bahwa beberapa saat setelah lahir bayi sudah siap untuk
menghisap, sehingga ASI dapat segera diberikan. Dalam 1 bulan setelah lahir
berat badan bayi harus naik kurang lebih 30 gram per hari. Kenaikan berat badan,
panjang badan dan lingkar kepala sampai bayi berumur 1 tahun dapat dilihat pada
tabel 2.1.
Tabel 2.1
Pertambahan ukuran tubuh berdasarkan umur
dengan berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.


Sumber: Anonymous. The Nutribase Complete Book Of Food Counts edisi ke-
1 Avery, New York, 2001.
Kenaikan berat badan bayi pada tahun pertama kehidupan, kalau anak
mendapat gizi yang baik, adalah berkisar antara: 700-1000 gram/bulan pada
triwulan1, 500-600 gram/bulan pada triwulan II, 350-450 gram pada triwulan III,
250-350 gram/bulan pada triwulan IV (Soetjiningsih, 1995:19).

Umur
Kenaikan per hari
Berat badan
(g/hari)
Panjang badan
(cm/bulan)
Lingkar kepala
(cm)
0-3 bulan 30 3.5 2.0
3-6 bulan 20 2.0 1.0
6-9 bulan 15 1.5 0.5
9-12 bulan 12 1.2 0.5


Kenaikan Berat badan ideal (per bulanya) berdasarkan usia Bayi, Usia 0-3
bulan, kenaikan berat badan sebanyak + 750-1000 gram per bulan. Usia 3-6 bulan,
kenaikan berta badan sebanyak + 500-600 gram per bulan. Usia 6-9 bulan,
kenaikan berat badan sebanyak + 350-450 gram per bulan. Usia 9-12 bulan,
kenaikan berat badan sebanyak + 150-250 gram perbulan (Anonim, 2011)
2.4 Hubungan Antara Pijat Bayi dengan Kenaikan Berat Badan
2.4.1 Aktivitas Nervus Vagus mempengaruhi mekanisme penyerapan makanan
Penelitian Field dan Schanberg (1986) menunjukan bahwa pada bayi yang
dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan
menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Dengan
demikian, penyerapan makanan akan menjadi lebih baik yang dipijat meningkat
lebih banyak daripada yang tidak dipijat (Roesli, 2011:11).
2.4.2 Aktifitas Nervus Vagus meningkatkan ASI
Penyerapan makanan menjadi lebih baik karena peningkatan aktivitas nervus
vagus menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan lebih sring menyusu pada
ibunya. Akibatnya, ASI akan lebih banyak diproduksi. Seperti diketahui, ASI
akan semakin banyak diproduksi jika semakin banyak diminta. Selain itu, ibu
yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang dan hal ini berdampak positif
pada peningkatan volume ASI (Roesli, 2011:11).
2.5 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah : abstraksi dari suatu realitas agar dapat
dokomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar


variabel, baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam,
2008:55). Kerangka konseptual pada penelitian ini dijelaskan pada gambar 2.1.








Keterangan :
= Diteliti

= Tidak diteliti


Gambar 2.1
Kerangka konsep penelitian


Dari kerangka konseptual diatas dapat diuraikan bahwa pertumbuhan bayi
dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Selain itu, pemberian pijat pada
bayi dapat meningkatkan pertumbuhannya. Pijat bayi dapat membantu
meningkatkan kerja kelenjar pituitari dan merangsang Growth Hormone (GH),
sehingga meningkatkan pertumbuhan rangka dan otot. Selain itu pijat bayi dapat
merangsang saraf Vagus pada saluran usus dan lambung, sehingga memperbaiki
mobilitas saliran cerna. Keadaan ini menyebabkan absorbsi makanan menjadi
lebih baik, bayi mudah lapar, sehingga meningkatkan berat badan.

Pijat Bayi
Hormon
GH
Saraf
Vagus
Pertumbuhan bayi
(Berat Badan)
Faktor
Genetik
Faktor
lingkungan


2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian, yang kebenaranya
akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah melakukan pembuktian dari
hasil penelitian, maka hipotesis dapat diterima atau ditolak (Notoatmodjo,
2005:72). Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian (Nursalam, 2008:56). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
ada perbedaan berat badan bayi usia 3 sampai 5 bulan yang dipijat dan tidak
dipijat.

















BAB 3
METODE PENELITIAN


Metode penelitian adalah cara untuk memperoleh kebenaran ilmu
pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan metode
ilmiah (Notoatmodjo, 2010:19).
3.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik eksperimen. Menurut Sukmadinata
(2010:194), penelitian eksperimen merupakan pendekatan penelitian yang cukup
khas, yang diperlihatkan oleh dua hal, pertama penelitian eksperimen menguji
secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, kedua menguji
hipotesis hubungan sebab akibat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedan berat badan bayi usia 3-5 bulan yang di pijat dan tidak dipijat. Peneliti
mencatat berat badan sebelum dan sesudah pijat bayi selama 4 minggu dengan
menggunakan lembar observasi.
3.2 Rancangan penelitian
Bentuk rancangan penelitian ini adalah Quasy Experimental Design, berupa
Non equivalent control group design. Menurut Sugiyono (2009) dalam Hidayat
(2010:43) bentuk rancangan penelitian eksperimen ini mengunakan kelompok
kontrol tetapi kelompok kontrolnya tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang dapat mempengaruhinya, karena
pembagian kelompok control dengan kelompok perlakuan tidak dilakukan secara
random.
Rancangan non equivalent control group, dalam penelitian lapangan biasanya
lebih dimungkinkan untuk membandingkan hasil intervensi program kesehatan


39


dengan suatu kontrol yang serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benar-benar
sama (Notoatmodjo, 2010:62). Bentuk rancangan ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Pretest Perlakuan Posttest
Kelompok Eksperimen 01 x

02
Kelompok Kontrol 01

02

Gambar 3.1
Rancangan penelitian quasy eksperimen jenis non equivalent control group

Keterangan:
Kelompok eksperimen: Bayi yang dipijat
01 : Berat badan bayi sebelum pijat
X
:
Dilakukan pijat bayi selama 4 minggu
02 : Berat badan bayi setelah dipijat selama 4 minggu
Kelompok kontrol: Bayi yang tidak dipijat
01 : Berat badan bayi pada awal penelitian
02 : Berat badan bayi yang tidak dipijat selama 4 minggu
Pada penelitian ini peneliti mencatat berat badan bayi yang dipijat selama 4
minggu kemudian menghitung kenaikan dan penurunan berat badan bayi. Peneliti
juga mencatat berat badan bayi yang tidak dipijat selama 4 minggu, kemudian
menghitung kenaikan dan penurunan berat badan bayi yang dipijat dan tidak
dipijat, sehinga peneliti mengetahui perbedaan berat badan bayi yang dipijat dan
tidak dipijat.
3.3 Kerangka Kerja Penelitian


Kerangka operasional (kerangka kerja) adalah langkah-langkah dalam
aktifitas ilmiah, mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu
kegiatan sejak awal dilaksanakannya penelitian (Nursalam, 2008:55). Kerangka
operasional penelitian ini diilustrasikan secara lengkap pada gambar 3.2.



















Populasi
(Bayi usia 3-5 bulan di Kelurahan Tawanganom,
sejumlah 23 orang)
























3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Gambar 3.2
Kerangka Operasional
Penarikan kesimpulan
Penyusunan laporan
Publikasi
Penentuan subyek penelitian
(kelompok perlakuan dan kelompok kontrol)
Pengumpulan data Pretes
(pengukuran BB seluruh populasi)
Perlakuan pijat bayi
(oleh ibu pada kelompok perlakuan)
Pengumpulan data Pasca tes
(pengukuran BB seluruh populasi)

Analisis data dengan Independen Sample T Test

Penyajian hasil penelitian
Pembahasan


3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2011:61). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh bayi usia 3 sampai 5 bulan di Kelurahan
Tawanganom. Besar populasi adalah 20 bayi yang di bagi menjadi 2 kelompok
yang dipijat orang dan tidak dipijat.
3.4.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Tujuan ditentukanya sampel dalam
penelitian adalah untuk mempelajari karakteristik suatu populasi, karena tidak
dimungkinkannya peneliti melakukan penelitian di populasi, karena jumlah
populasi yang sangat besar, keterbatasan waktu, biaya, atau hambatan lainya
(Hidayat, 2010:51-52). Penelitian ini menggunakan total populasi, semua anggota
populasi akan diteliti sehingga tidak menggunakan sampel berjumlah 20 bayi
yang di bagi menjadi 2 kelompok yang dipijat orang dan tidak dipijat.
Kriteria inklusi memiliki arti dimana subyek penelitian dapat mewakili dalam
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sample (Hidayat, 2010:52). Pada
penelitian ini yang termasuk kriteria inklusi adalah bayi berusia 3 sampai 5 bulan,
sehat, dilakukan pemijatan 2 x dalam seminggu selama 15 menit, bersedia
dilakukan pijat bayi.
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subyek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, seperti


adanya hambatan etis, menolak menjadi responden atau suatu keadaan yang tidak
memungkinkan dilakukan penelitian (Hidayat, 2010:52). Pada penelitian ini yang
termasuk kriteria eksklusi adalah bayi usia kurang dari 3 bulan dan lebih dari 5
bulan, bayi dalam keadan sakit.
3.4.3 Teknik Sampling
Teknik sampling menurut Hidayat (2010:68) merupakan suatu proses dalam
menyeleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada,
sehingga jumlah sampel akan mewakili dari keseluruhan populasi yang ada,
secara umum ada dua jenis pengambilan sempel yakni probability dan non
probability sampling.
Pada penelitian ini mengunakan teknik non probability (Non Random)
sampling merupakan pengambilan sampel dengan tidak memberikan peluang
yang sama dari setiap populasi, dengan tujuan tidak untuk generelisasi, yang
berasal pada probabilitas yang tidak sama. Pada penelitian ini mengunakan teknik
pengambilan sampling jenis sampling jenuh.
Sampling jenuh merupakan cara pengambilan sampel dengan mengambil
anggota populasi semua menjadi sampel. Cara ini dilakukan bila populasinya
kecil, seperti bila sampelnya kurang dari tiga puluh maka diambil seluruhnya, dan
dijadikan sampel penelitian. Pada penelitian ini mengunakan total populasi atau
disebut juga sampling jenuh, semua anggota populasi akan diteliti sehingga tidak
memnggunakan sampel.
3.5 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah suatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2011:2).
3.5.1 Variabel bebas
Variabel bebas atau Independent Variable, yaitu merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat) (Sugiono, 2011:4). Pada penelitian ini variabel independen
adalah pijat bayi.
3.5.2 Variabel terikat
Variabel terikat atau Dependent Variable, yaitu merupakan variabel yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:4). Pada penelitian
ini variabel dependen adalah berat badan bayi usia 3-5 bulan.
3.6 Definisi Operasional
Agar variabel dapat diukur dengan instrumen atau alat ukur, maka variabel
harus diberi batasan atau definisi yang operasional atau definisi operasional
variabel. Definisi operasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran
variabel atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data
(responden) yang satu dengan responden yang lain. Definisi operasional adalah
uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa saja yang diukur
oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010:111-112). Definisi
operasional pada penelitian ini dijelaskan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel



No. Variabel Definisi Operasional Kriteria Skala Data
1. Independent:

Pijat bayi


Pemberian pijat pada bayi usia 3
sampai 5 bulan oleh ibu selama 15
menit, 2 x seminggu kemudian
dilakukan selama 4 minggu.


1. Dipijat
2. Tidak
dipijat

Nominal
2. Dependent:

Berat badan bayi


Berat badan bayi yang ditimbang
dengan timbangan bayi dalam
satuan gram

Berat badan
dalam gram

Rasio

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan diadakan di Kelurahan Tawanganom Kecamatan Magetan
Kabupaten Magetan. Waktu penelitian, penyusunan Proposal dimulai dari bulan
Maret 2013, sedangkan batas akhir pelaksanaan penelitian termasuk laporan
adalah bulan Juli 2013.
3.8 Instrumen dan Tehnik Pengumpulan Data
3.8.1 Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010:87). Pengumpulan data adalah suatu
proses pendekatan kepada subyek dan proses pengumpulan karakteristik subyek
yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2011:111). Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan berat badan bayi dalam satuan
gram.


3.8.2 Tehnik pengumpulan data


Di dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data ini dikenal sebagai
metode pengumpulan data (Arikunto, 2005:101). Penelitian ini menggunakan cara
observasi (pengamatan), menurut Hidayat (2011:75) observasi merupakan cara
melakukan pengumpulan data penelitian dengan observasi secara langsung kepada
responden yang dilakukan penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang
akan diteliti. Dalam metode observasi ini instrumen yang dapat digunakan antara
lain lembar observasi, panduan pengamatan atau observasi atau cheklist. Metode
pengumpulan data pada penelitian ini melakukan penimbangan/mengukur berat
badan bayi yang dipijat dan tidak dipijat setelah 8x pemijatan.
3.8.3 Tehnik analisis data (Editing, coding, tabulating, analizing)
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan
data atau setelah data terkumpul (Hidayat, 2010:95). Pada penelitian ini data yang
diperoleh sudah diteliti kembali data yang telah terkumpul atau melakukan
pengecekan, hasilnya telah sesuai rencana atau tujuan yang ingin dicapai.
2. Coding
Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan
dan analisa data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat
juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (codebook) untuk memeudahkan
kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel (Hidayat, 2010:95).
Hal ini untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi dan analisa data dengan


memberi kode pada lembar pengumpulan data. Pada penelitian ini tidak
mengunakan coding karena merupakan skala rasio.
3. Tabulating
Tabulating adalah kegiatan mengolah data (penyuntingan/penyaringan data)
untuk dimasukan ke dalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan sehingga
didapatkan angka atau data kuantitatif (Notoatmodjo, 2010:176). Setelah data
terkumpul kemudian ditabulasi dan dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk
diagram batang.
4. Analisa Data
Analisis data adalah proses pengolahan data dan penginterpretasian hasil
pengolahan data (Priyanto, 2008:10). Dalam penelitian ini setelah data terkumpul
selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel umum pada masingmasing kelompok.
Kemudian dilakukan uji statistik dengan menggunakan komputer, statistik yang
digunakan adalah Independent Samplet T-Test.
Independent sample T-Test uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak
berhubungan. Jika ada perbedaan manakah yang lebih tinggi. Data yang
digunakan berskala interval atau rasio (Priyatno, 2008:92). Dalam penelitian ini
digunakan untuk menguji perbedaan antara peningkatan berat badan bayi yang
dipijat dan tidak dipijat.
Sebelum dilakukan uji T-test dilakukan uji normalitas dan uji kesamaan
varian (homogenitas). Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Metode
klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit. Berdasarkan


pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30
angka (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Biasa
dikatakan sebagai sampel besar.
Namun untuk memberikan kepastian, data yang dimiliki berdistribusi normal
atau tidak, sebaiknya digunakan uji statistik normalitas. Karena belum tentu data
yang lebih dari 30 bisa dipastikan berdistribusi normal, demikian sebaliknya data
yang banyaknya kurang dari 30 belum tentu tidak berdistribusi normal, untuk itu
perlu suatu pembuktian. uji statistik normalitas yang dapat digunakan diantaranya
Chi-Square, Kolmogorov Smirnov, Lilliefors, Shapiro Wilk. Pada penelitian ini
mengunakan uji statistik normalitas Kolmogorov Smirnov.
Uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (levenes Test), artinya jika
varian sama maka uji t menggunakan Equal Variance Assumed (diasumsikan
varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variance Not Assumed
(diasumsikan varian berbeda) (Priyanto, 2008:95). Kriteria pengujian uji F
bedasarkan probalitas adalah H
0
diterima jika P value> 0,05 artinya kedua varian
sama (varian kelompok bayi yang dipijat dan tidak dipijat adalah sama) maka uji t
yang digunakan adalah equal variance assumed. H
0
ditolak jika p value< 0,05
artinya kedua varian berbeda (Varian kelompok bayi yang dipijat dan tidak dipijat
adalah berbeda) uji t yang digunakan adalah equal variance not assumed. Kriteria
uji t berdasarkan probabilitas dengan signifikansi 0,05 adalah H
0
diterima jika P
value> 0,05 artinya tidak ada perbedaan antara peningkatan berat badan bayi yang
dipijat dan tidak dipijat. H
0
ditolak jika P value < 0,05 artinya ada perbedaan


antara peningkatan berat badan bayi yang dipijat dan peningkatan berta badan
bayi yang tidak dipijat.
3.9 Etika Penelitian
3.9.1 Ijin penelitian
Peneliti mengajukan permohonan ijin kepada Kepala Desa setempat melalui
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan (Bakesbangpolinmas)
Kabupaten Magetan untuk melakukan penelitian di Kelurahan Tawanganom.
Setelah mendapatkan persetujuan barulah melakukan penelitian.
3.9.2 Lembar Persetujuan (Informed consent)
Pada para ibu akan diberitahu, bahwa peneliti ini tidak disalahgunakan dan
tidak disalahgunakan dan tidak merugikan ibu, jika ibu yang memiliki bayi usia 3
sampai 6 bulan bersedia bayinya untuk diteliti diminta untuk membaca dan
menanda tangani surat informed consent dan bila tidak setuju maka peneliti tidak
akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.
3.9.3 Kerahasian nama atau Identitas (Anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas, peneliti tidak akan mencantumkan
nama pada pengumpulan data, cukup dengan memberi nomor pada masing-
masing lembar tersebut (Nursalam, 2011:115). Untuk menjaga kerahasiaan,
peneliti tidak mencantumkan nama bayi, cukup memberi nomor kode pada
masing-masing lembar pengumpul data.
3.9.4 Kerahasian hasil (Confidentiality)
Informasi yang telah dikumpulkan dari subyek, dijamin kerahasiannya oleh
peneliti (Nursalam, 2011:115). Kerahasian informasi yang diberikan oleh ibu


dijamin sepenuhnya oleh peneliti. Data tersebut hanya disajikan dan dilaporkan
kepada beberapa kelompok yang berhubungan dengan peneliti.
3.10 Keterbatasan
Keterbatasan adalah hambatan dalam penelitian (Nurssalam, 2003: 185).
Dalam penelitian ini keterbatasan yang dihadapi adalah tenaga dan waktu
penelitian, dalam penelitian ini hanya diambil populasi berat badan bayi usia 3-5
bulan di Kelurahan Tawanganom Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan pada
bulan Mei-Juni Tahun 2013.




BAB 4
HASIL PENELITIAN

Setelah dilaksanakan penelitian di Kelurahan Tawanganom, Kecamatan
Magetan, Kabupaten Magetan, selama 4 minggu mulai bulan Mei sampai dengan
Juni 2013 dengan bayi usia 3-5 bulan sejumlah 20 bayi dibagi dalam 2 kelompok
subyek penelitian yaitu 10 bayi yang dipijat dan 10 bayi yang tidak dipijat. Bayi
yang memenuhi kriteria populasi kemudian dilakukan pemijatan dengan frekuensi
2X seminggu, lama 15 menit maka pada bab ini di sajikan hasil penelitian sebagai
berikut:
4.1 Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Sebelum dan Sesudah Dipijat
Setelah diadakan penelitian terhadap berat badan bayi yang dipijat selama
4 minggu di Kelurahan Tawanganom, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan
didapatkan hasil rerata penimbangan berat badan bayi sebelum pemijatan 5840 g
dan penimbangan berat badan bayi setelah pemijatan 6460 g. Secara rinci dapat
dilihat pada Gambar 4.1.


Gambar 4.1
Rerata Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Sebelum dan Sesudah Dipijat
di Kelurahan Tawanganom pada Bulan Mei-Juni 2013
5840
6460
5400
5600
5800
6000
6200
6400
6600
Rerata Berat Badan Bayi (g)
Sebelum Pijat
Rerata Berat Badan Bayi (g)
Sesudah Pijat
B
e
r
a
t

B
a
d
a
n

(
g
)

52




4.2 Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Awal 4 Minggu dan Akhir 4 Minggu yang
Tidak Pijat
Hasil penelitian tentang berat badan bayi awal 4 minggu dan akhir 4
minggu yang tidak dipijat di Kelurahan Tawanganom, Kecamatan Magetan,
Kabupaten Magetan didapatkan hasil rerata penimbangan berat badan bayi awal 4
minggu yang tidak dipijat 5810 g dan hasil rerata penimbangan berat badan bayi
akhir 4 minggu yang tidak dipijat 6080 g. Secara rinci dapat dilihat pada Gambar
4.2.

Gambar 4.2
Rerata Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Awal 4 Minggu dan Akhir 4 Minggu
Tidak Dipijat di Kelurahan Tawanganom pada Bulan Mei-Juni 2013

4.3 Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Sebelum dan Sesudah Dipijat
Bayi
Perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan sebelum dan sesudah dipijat
dapat diketahui dengan uji perbedaan antara sebelum dan sesudah, diawali dengan
hasil Test of Normality Kolmogorov-Smimov untuk mengetahui apakah data
5810
6080
5650
5700
5750
5800
5850
5900
5950
6000
6050
6100
6150
Rerata Berat Badan Bayi (g)
Awal 4 Minggu
Rerata Berat Badan Bayi (g)
Akhir 4 Minggu
B
e
r
a
t

B
a
d
a
n

B
a
y
i

(
g
)



berdistribusi normal atau tidak. Hasil Test of Normality Kolmogorov-Smimov
terhadap hasil sebelum dan sesudah tes menunjukkan kedua kelompok data
menghasilkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa data
variabel berat badan bayi terdistribusi normal. Dengan demikian dapat dilakukan
Paired Sampel T-Test.
Hasil Paired Sampel T-Test pada interval kepercayaan 95% diperoleh
nilai t hitung -10.811 dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05), sehingga H
0

ditolak, artinya ada perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan sebelum dan
sesudah dipijat bayi. Secara lengkap, hasil Paired Samples T-Test dapat dilihat
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Hasil uji Paired Samples Correlations Pada Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan
Sebelum Dan Sesudah Dipijat Bayi
Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.



Berat badan bayi (g) Sebelum Pijat &
Berat badan bayi (g) Sesudah Pijat
10 .963 .000

4.4 Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Awal 4 Minggu dan Akhir 4
Minggu Tidak Dipijat
Hasil Paired Sampel T-Test pada interval kepercayaan 95% diperoleh nilai
t hitung ----12.650 dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) sehingga H
0
ditolak,
artinya ada perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan awal 4 minggu dan akhir 4
minggu yang tidak dipijat. Secara lengkap, hasil Paired Samples T-test dapat
dilihat pada Tabel 4.2.


Tabel 4.2
Hasil uji Paired Samples Correlations Pada Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan
Awal 4 Minggu dan Akhir 4 Minggu yang Tidak Dipijat
Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.



Berat badan bayi (g) Tidak Pijat &
Berat badan bayi (g) Tidak Pijat
10 .994 .000

4.5 Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan yang Dipijat dan Tidak Dipijat
Perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan yang dipijat dan tidak dipijat
dapat diketahui dengan uji perbedaan antara sebelum dan sesudah dengan diawali
uji homogenitas untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi sama atau
tidak, Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis Independent Sample T-
Test.
Tabel 4.3
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
PIJAT DAN TIDAK PIJAT

Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.058 2 7 .397

Dari hasil di atas dapat diketahui signifikansi sebesar 0,397. Karena
signifikansi > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa berat badan bayi yang dipijat
dan tidak dipijat mempunyai varian sama. Angka Levene Statistic menunjukkan
semakin kecil nilainya, maka semakin besar homogenitasnya. df1 = jumlah
kelompok data-1 atau 3-1=2 sedangkan df2 = jumlah data jumlah kelompok data
atau 20-3=17.


Sebelum dilakukan uji Independent T-Test dilakukan uji kesamaan varian
(homogenitas) dengan hasil uji F test nilai signifikansi equal variance assumed
adalah 0,018 < 0,05, maka H
0
ditolak dan H
1
diterima, jadi dapat diasumsikan
bahwa kedua varian berbeda. Dengan ini penggujian uji t menggunakan equal
variance not assumed.
Dari tabel Independent T-Test nilai t hitung equal variance not assumed
adalah 5,330. Kemudia pada t tabel diperoleh data sebesar 2,101, Oleh karena t
hitung > t tabel (5,330 > 2,101) dan signifikansi 0,000 < 0,05, maka H
0
ditolak
dan H
1
diterima artinya ada perbedaan antara rerata berat badan bayi yang dipijat
dan tidak dipijat.
Tabel 4.4
Hasil Uji Independent Samples T-Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std. Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference

Lower Upper
Equal variances
assumed
6.720 .018 5.330 18 .000 330.000 61.914 199.924 460.076
Equal variances
not assumed

5.330 11.900 .000 330.000 61.914 194.976 465.024



BAB 5
PEMBAHASAN




Pada bab ini akan disajikan pembahasan dari hasil penelitian sesuai
dengan tujuan. Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan berat badan bayi usia 3-
5 bulan yang dipijat dan tidak dipijat dilakukan pemijatan di Kelurahan
Tawanganom Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan pada bulan Mei-Juni
2013.
5.1 Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Sebelum dan Sesudah Dipijat
Hasil penelitian dapat dilihat bahwa berat badan bayi usia 3-5 bulan
sebelum dan sesudah dipijat sejumlah 10 bayi yang dipijat pada bulan Mei sampai
Juni Tahun 2013 didapatkan selisih peningkatan berat badan bayi yaitu 620 g.
Hal ini sesuai dengan pendapat Walker (2009:18) tentang manfaat pijat
bayi adalah sebagai berikut: mempertahankan keseimbangan dan postur tubuh,
meningkatkan koordinasi dan kelenturan otot serta mengatasi kaku otot dan sendi,
menghilangkan otot yang kaku atau tegang dan menyesuaikan persendian,
meningkatkan kelenturan tulang belakang dan menguatkan otot-otot
pendukungnya, membantu pencemaan dan menenangkan tubuh dengan
mempermudah relaksasi perut, memaksimalkan volume pemapasan. Peningkatan
suplai oksigen dan sirkulasi yang baik akan membantu bayi berkembang,
memantapkan kesatuan dan posisi persendian utama dan keselarasan otot-otot
yang mengendalikan persendian tersebut, membersihkan kulit dan membuatnya
terpapar cahaya dan oksigen.
Melalui stimulasi pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi karena
dapat membantu meningkatkan kerja kelenjar pituitari dan merangsang Growth
Hormone (GH), sehingga meningkatkan pertumbuhan rangka dan otot. Selain itu
57


pijat bayi dapat merangsang saraf Vagus pada saluran usus dan lambung, sehingga
memperbaiki mobilitas saliran cema. Keadaan ini menyebabkan absorbsi
makanan menjadi lebih baik, bayi mudah lapar, sehingga meningkatkan berat
badan bayi.
Pijat bayi mempunyai banyak keuntungan, antara lain bayi yang dipijat
selama 4 minggu secara berturut-turut dapat meningkatkan berat badan bayi usia
3-5 bulan di Kelurahan Tawanganom. Selain itu pijat bayi juga dapat mengurangi
kebiasaan menangis, menaikkan berat badan bayi, membuat bayi mudah tidur,
mengurangi level stres hormon bayi. Ibu yang memijat bayinya mampu
memproduksi ASI lebih banyak dibanding kelompok kontrol. Jadi, pijat bayi
dapat meningkatkan volume ASI, maka periode waktu pemberian ASI secara
eksklusif dapat ditingkatkan, sehingga dapat meningkatkan Sumber Daya
Manusia yang berkualitas.
5.2 Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Awal 4 Minggu dan Akhir 4 Minggu yang
Tidak Dipijat
Hasil penelitian dapat dilihat bahwa rerata berat badan bayi usia 3-5 bulan
sebelum dan sesudah dipijat sejumlah 10 bayi yang tidak dipijat pada bulan Mei-
Juni Tahun 2013 didapatkan selisih peningkatan berat badan bayi yaitu 270 g.
Pada dasarnya berat badan bayi yang tidak dipijat mengalami kenaikan
berat badan bayi Menurut Hidayat (2008:15-16), pertumbuhan berat badan bayi
dibagi menjadi dua, yaitu usia 0-6 bulan dan usia 6-12 bulan. Untuk usia 0-6
bulan pertumbuhan berat badan bayi akan mengalami penambahan setiap minggu
sekitar 140-200 gram dan berat badan bayinya akan menjadi dua kali berat badan


bayi lahir pada akhir bulan ke-6. Sedangkan pada usia 6-12 bulan terjadi
penambahan setiap minggu sekitar 25-40 gram dan pada akhir bulan ke-12 akan
terjadi penambahan tiga kali lipat berat badan bayi lahir. Pada masa bermain,
terjadi penambahan berat badan bayi sekitar empat kali lipat dari berat badan bayi
lahir, pada usia kurang lebih 2,5 tahun serta penambahan berat badan bayi setiap
tahunnya adalah 2-3 kg. Pada masa prasekolah dan sekolah akan terjadi
penambahan berat badan bayi setiap tahunnya kurang lebih 2-3 kg.
Berat badan bayi yang tidak dipijat juga mengalami peningkatan berat
badan bayi sesuai dengan usia akan tetapi bila bayi dipijat secara rutin dapat
mengalami peningkatan berat badan bayi yang lebih besar dari pada yang tidak
dipijat. Oleh karena itu, berat badan bayi merupakan salah satu tolak ukur untuk
menentukan tingkat kesehatan anak. Berat badan bayi akan menggambarkan
komposisi tubuh bayi secara keseluruhan.
5.3 Perbedaan Berat badan bayi Usia 3-5 Bulan Sebelum dan Sesudah Dipijat
Berdasarkan hasil penelitian berat badan bayi sesudah dilakukan pemijatan
mengalami peningkatan. Hasil Paired Samples T-Test untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan rerata antara dua kelompok sampel yang berhubungan,
diketahui rerata berat badan bayi sesudah pijat selama 4 minggu didapat nilai
signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis penelitian diterima.
Artinya ada perbedaan berat badan bayi sebelum dan sesudah pijat bayi.
Keadaan ini menujukkan bahwa Peningkatan Berat badan bayi ini terjadi
karena pada saat pemijatan, sentuhan akan merangsang kulit sebagai reseptor
untuk merangsang Hipotalamus. Hipotalamus akan merangsang nukleus arkuata


yaitu tempat dimana hormon-hormon berpusat untuk pengaturan pengambilan
makanan untuk mensekresi hormon Gastrin di lambung melalui saraf Vagus.
Hormon Gastrin berfungsi untuk mengeluarkan asam hidrolat dan mempercepat
pergerakan dinding lambung sehingga pengosongan isi lambung berjalan dengan
cepat. Saat lambung kosong, lambung akan mensekresi Ghrelin, yaitu Ligan
Endogen untuk Growth Hormone Secretagogue Reseptor (GHS-R) yang bekerja
sebagai peptida neuroenterik pertama penebawa sinyal lapar dari perifer. Ghrelin
akan mengaktiftan neuropeptida Y (NPY) dan Agouti-Related Protein (AgRP)
yang ditransmisikan melalui saraf vagus menuju ke nukleus traktus solitarius di
hipotalamus. Umpan balik ini mengakibatkan bayi cepat merasa lapar, nafsu
makan bayi menjadi meningkat sehingga bayi lebih sering menyusu ASI dan
Berat badan bayi menjadi bertambah. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Soetjiningsih (1995) bahwa stimulasi bila diberikan teratur
dapat mempercepat pertumbuhan anak. Penelitian ini juga sesuai dengan
penelitian dari T.Field dan Scafidi (1936 & 1990) bayi usia 1-3 bulan yang dipijat
15 menit 2 kali seminggu selama 6 minggu mengalami peningkatan berat badan
bayi.
Peningkatan Berat badan bayi juga tergantung oleh faktor lain seperti
faktor genetik antara lain jenis kelamin suku bangsa dan berbagai faktor bawaan
yang normal dan patologik. Faktor lingkungan pranatal yaitu faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap janin saat kehamilan. Faktor lingkungan postnatal
antara lain gizi ibu saat manyusui berpengaruh besar terhadap ASI yang


dihasilkan. Stress, baik dari ibu dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI
yang dihasilkan maupun stress dari bayi dapat mempengaruhi nafsu makan bayi.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa berat badan bayi selama 4
minggu mengalami peningkatan berat badan bayi lebih tinggi dari pada berat
badan bayi sebelum dipijat karena adanya rangsangan dari luar tubuh yaitu
rangsangan pijatan akan meningkatkan aktivitas neurotransmitter serotonin, yaitu
meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid
(adrenalin, suatu hormone stress). Proses ini akan menyebabkan terjadinya
penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stress). Penurunan kadar hormon
stress ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, yang berdampak meningkatkan
berat badan bayi.
5.4 Perbedaan Berat badan bayi Usia 3-5 Bulan Awal 4 Minggu dan Akhir 4
Minggu yang Tidak Dipijat
Berdasarkan hasil penelitian rerata berat badan bayi awal 4 minggu dan
akhir 4 minggu yang tidak dilakukan pemijatan mengalami peningkatan. Hasil
analisa statistik rerata berat badan bayi usia 3-5 bulan selama 4 minggu yang tidak
dipijat dengan Paired Samples T-test didapat nilai signifikansi 0,000 lebih kecil
dari pada 0,05. Artinya ada perbedaan berat badan bayi awal 4 minggu yang tidak
dipijat dan berat badan bayi akhir 4 minggu yang tidak dipijat.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada dasamya
pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua, yaitu usia 0-6 bulan dan usia
6-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badan bayi akan mengalami
penambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram dan berat badan bayinya akan


menjadi dua kali berat badan bayi lahir pada akhir bulan ke-6. Sedangkan pada
usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap minggu sekitar 25-40 gram dan pada
akhir bulan ke-12 akan terjadi penambahan tiga kali lipat berat badan bayi lahir
(Hidayat, 2008:15-16).
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa berat badan bayi yang tidak
dipijat mengalami peningkatan karena pada dasamya secara teori berat badan bayi
usia 0-6 bulan akan meningkat 140-200 g perbulan, berat badan bayi meningkat
setiap bulannya sesuai dengan usia bayi dan dipengaruhi faktor-faktor yang lain.
Oleh karena itu, penimbangan berat badan bayi rutin setiap bulan harus dilakukan
untuk menunjukkan kisaran pola standart, dapat dipastikan bayi dalam keadaan
sehat.
5.5 Perbedaan Berat badan bayi Usia 3-5 Bulan yang Dipijat dan Tidak Dipijat
Berdasarkan hasil penelitian berat badan bayi usia 3-5 bulan yang dipijat
dan tidak dipijat, dapat diketahui rerata berat badan bayi yang dipijat dan tidak
dipijat. Dalam hal ini, berat badan bayi yang dipijat menunjukkan hasil berat
badan bayi lebih tinggi dibanding berat badan bayi yang tidak dipijat 620:270,
sedangkan hasil analisa statistik dengan Independent T-Test didapat nilai
signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka H
0
ditolak dan H
1
diterima.
Kesimpulan dari hipotesis yaitu ada perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan
yang dipijat dan tidak dipijat.
Meningkatnya berat badan bayi pada bayi yang dipijat sesuai dengan teori
tentang Aktivitas Nervus Vagus mempengaruhi mekanisme penyerapan makanan.
Penelitian Field dan Schanberg (1986) menunjukkan bahwa pada bayi yang dipijat
mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan


menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Dengan
demikian, penyerapan makanan akan menjadi lebih baik yang dipijat meningkat
lebih banyak daripada yang tidak dipijat (Roesli, 2011:11).
Aktifitas Nervus Vagus meningkatkan ASI, Penyerapan makanan menjadi
lebih baik karena peningkatan aktivitas nervus vagus menyebabkan bayi cepat
lapar, sehingga akan lebih sering menyusu pada ibunya. Akibatnya, ASI akan
lebih banyak diproduksi. Seperti diketahui, ASI akan semakin banyak diproduksi
jika semakin banyak diminta. Selain itu, ibu yang memijat bayinya akan merasa
lebih tenang dan hal ini berdampak positif pada peningkatan volume ASI (Roesli,
2011:11).
Dari teori dan kenyataan yang diperoleh dari hasil penelitian dapat di
ketahui bahwa pijat bayi yang dilakukan secara rutin memiliki pengaruh yang
berbeda terhadap peningkatan berat badan bayi. Bayi yang dipijat selama 4
minggu memiliki peningkatan lebih besar dibandingkan dengan bayi yang tidak
dipijat, dikarenakan hormon stress pada bayi menurun, maka bayi dapat
menghisap ASI lebih banyak, sehingga reproduksi ASI dan berat badan bayi akan
meningkat.




BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian perbedaan berat badan bayi yang dipijat dan
tidak dipijat di Kelurahan Tawanganom Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan
dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
6.1.1 Rerata berat badan bayi usia 3-5 bulan sebelum dipijat 5840 g dan sesudah
dipijat 6460 g.
6.1.2 Rerata berat badan bayi usia 3-5 bulan awal 4 minggu yang tidak dipijat
5810 g dan akhir 4 minggu yang tidak dipijat 6080 g.
6.1.3 Ada perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan sebelum dan sesudah
dipijat.
6.1.4 Ada perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan awal 4 minggu dan akhir 4
minggu yang tidak dipijat.
6.1.5 Ada perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan yang dipijat dan tidak
dipijat.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti ingin memberikan saran
kepada berbagai pihak yang terkait sebagai berikut:




64


6.2.1 Bagi masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat untuk melanjutkan pijat bayi secara rutin
sampai bayi usia 2 tahun, karena pijat bayi terbukti memberikan efek yang baik
bagi pertumbuhan bayi dan juga dapan menjaga kekebalan tubuh bayi.
6.2.2 Bagi institusi pendidikan
Diharapkan pendidik dapat memberikan demontrasi gerakan-gerakan pijat
bayi kepada mahasiswa sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikannya di lahan
praktek.
6.2.3 Bagi Bidan
Diharapkan bidan membekali ibu-ibu hamil untuk mengisi waktu luang
tentang pijat bayi pada saat ANC, sehingga ibu dapat mengaplikasikannya setelah
bayi lahir.
6.2.4 Bagi peneliti berikutnya
Diharapkan dilaksanakan penelitian lanjutan tentang pijat bayi yang lebih
berkualitas, misalnya dengan mengunakan desain yang lebih baik berupa true
exsperiment design, menggunakan populasi yang lebih luas dan sample yang lebih
representatif, dengan metode pijat bayi yang lebih baik dan faktor-faktor lain yang
belum sempat diteliti karena keterbatasan peneliti, mengingat pijat bayi sangat
bermanfaat di bidang kesehatan yang terbukti dapat meningkatkan berat badan
bayi.



65


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Apa itu MDGs. http://mdgsindonesia.org/official/. (diakses 4 April
2013)

Anonim. Memnatau Berta badan Bayi. http://www.jurnalkesehatan.info. (diakses
4 April 2013)

Arikunto. 2005. Manageman Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Dewi, N.Nyoman. 2011. Pengaruh Stimulasi Pijat Bayi Terhadap Peningkatan
Berat Badan Pada Bayi Lahir Cukup Bulan. http://etd.ugm.ac.id (diakses
11 Maret 2013).

Hidayat, A. Aziz Alinul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika.

____________________. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk
Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Maharani, Sabrina. 2009. Pijat dan Senam Sehat Untuk Bayi. Jogjakarta: Kata
Hati.

Muscari, Mary E. 2005. Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Nasar, Sri. 2005. Makanan Bayi & Ibu Menyusui. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama

Notoatmojdo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Piyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS.Yogyakarta: Mediakom.

Prasetyono, D.S. 2009. Teknik-Teknik Tepat Memijat Bayi Sendiri. Jogjakarta:
DIVA Press

Riksani, Ria. 2012. Cara Mudah & Aman Pijat Bayi. Jakarta: Dunia Sehat

Roesli, Utami. 2011. Pedoman Pijat Bayi. Edisi Revisi XIII. Jakarta: Trubulus
Agriwidya



Rosalina. 2007. Fisiologi Pijat Bayi. Jakarta: Trisakti Multi Media Johnson &
Johnson Indonesia.

Santi, Enidya. 2012. Buku Pintar Pijat Bayi Untuk Tumbuh Kembang Optimal
Sehat & Cerdas. Yogyakarta: Pinang Merah Publisher.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Subakti, Yazid dan Deri Rizki Anggraini. 2009. Keajaiban Pijat Bayi dan Balita.
Jakarta: PT Wahyu Media

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.

Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Suparyanto. 2010. Konsep Berat Badan Bayi. http://dr-suparyanto.blogspot.com.
(diakses 30 Maret 2013)

Suryanah. 1996. Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK. Jakarta: EGC

Walker, Peter. 2011. Panduan Lengkap Pijat Bayi. Jakarta: Puspa Swara.

Widyastuti, D, dan Widyani, R. 2008. Panduan Perkembangan Anak 0 Sampai 1
Tahun. Jakarta: Puspa Swara.

Wong, L.Donna., dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Edisi 6.
Vol.1. Jakarta: EGC












Lampiran 1


Lampiran 1 1




LampiranLampiran 1 1


Lampiran 2
PERSETUJUAN SUBYEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Setelah mendapatkan penjelasan tentang kegiatan dari penelitian ini, yang
bertanda tangan dibawah ini:
Nama : ..............................(diisi peneliti)
Alamat : ..............................
Nomor : ..............................(diisi peneliti)
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian
Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 3-6 Bulan Yang Dipijat Dan Tidak Dipijat
Demikian persetujuan ini kami buat dengan kesadaran tanpa paksaan dari
siapapun.

Magetan, Mei 2013

Responden









Lampiran 3

FORMAT PENGUMPULAN DATA
No
Berat badan (g)
Pijat Tidak Pijat
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 5000 5600
2 5500 6200
3 5500 6000
4 5000 5700
5 5900 6300
6 5600 6400
7 6100 6600
8 6300 6800
9 6700 7200
10 6800 7800
11 5840 6460 5300 5600
12 5100 5400
13 5000 5300
14 5300 5500
15 5700 5900
16 6500 6800
17 6300 6500
18 6500 6900
19 6000 6200
20 6400 6700

5810 6080



Lampiran 4
Hasil Analisis Data
UJI NORMALITAS


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent
PIJAT 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%
TIDAK PIJAT 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%


Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PIJAT .246 10 .088 .894 10 .187
TIDAK PIJAT .254 10 .067 .833 10 .036
a. Lilliefors Significance Correction






















Descriptives

Statistic Std. Error
PIJAT Mean 620.00 57.349
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 490.27

Upper Bound 749.73

5% Trimmed Mean 611.11

Median 550.00

Variance 3.289E4

Std. Deviation 181.353

Minimum 400

Maximum 1000

Range 600

Interquartile Range 225

Skewness 1.028 .687
Kurtosis .736 1.334
TIDAK PIJAT Mean 270.00 23.333
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 237.22

Upper Bound 342.78

5% Trimmed Mean 288.89

Median 300.00

Variance 5.444E3

Std. Deviation 73.786

Minimum 200

Maximum 400

Range 200

Interquartile Range 125

Skewness .166 .687
Kurtosis -.734 1.334


UJI HOMOGENITAS



Test of Homogeneity of Variances
PIJAT BAYI

Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.058 2 7 .397




UJI PAIRED PIJAT

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Berat Badan Bayi (g)
Sebelum Pijat
5840.00 10 636.309 201.219
Berat Badan Bayi (g)
Sesudah Pijat
6460.00 10 675.278 213.542











ANOVA
PIJAT BAYI


Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 116333.333 2 58166.667 2.266 .174
Within Groups 179666.667 7 25666.667

Total 296000.000 9

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 Berat Badan Bayi (g)
Sebelum Pijat & Berat
Badan Bayi (g) Sesudah
Pijat
10 .963 .000







UJI PAIRED TIDAK PIJAT















Paired Samples Test

Paired Differences
T df
Sig. (2-
tailed)

Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference

Lower Upper
Berat Badan Bayi (g)
Sebelum Pijat -
Berat Badan Bayi (g)
Sesudah Pijat
-620.000 181.353 57.349 -749.732 -490.268 -10.811 9 .000
Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Berat Badan Bayi (g) Tidak
Pijat
5810.00 10 602.679 190.584
Berat Badan Bayi (g) Tidak
Pijat
6080.00 10 617.882 195.391
Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 Berat Badan Bayi (g) Tidak
Pijat & Berat Badan Bayi (g)
Tidak Pijat
10 .994 .000


Paired Samples Test

Paired Differences
T df
Sig. (2-
tailed)

Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference

Lower Upper
Berat Badan Bayi (g)
Tidak Pijat - Berat
Badan Bayi (g) Tidak
Pijat
-270.000 67.495 21.344 -318.283 -221.717 -12.650 9 .000
























INDEPENDENT T-TEST

Group Statistics

PIJAT N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
BB PIJAT 10 620.00 181.353 57.349
TIDAK PIJAT 10 270.00 73.786 23.333


Independent Samples Test

Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference

Lower Upper
BB Equal
variances
assumed
6.720 .018 5.330 18 .000 350.000 61.914 199.924 460.076
Equal
variances not
assumed

5.330 11.900 .000 350.000 61.914 194.976 465.024

Anda mungkin juga menyukai