2016
Supriati
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/675
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN METODE
DISKUSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DI DESA
BINTANG MERIAH KECAMATAN BATANG KUIS
TAHUN 2016
TESIS
Oleh
SUPRIATI
147032037/IKM
TESIS
Oleh
SUPRIATI
147032037/IKM
1
Telah diuji
Pada Tanggal : 25 Agustus 2016
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Supriati
147032037/IKM
ABSTRAK
Pemberian ASI dan makanan pendamping ASI yang tepat dan benar
merupakan salah satu upaya prioritas dalam mengembangkan kualitas sumber daya
manusia. Upaya tersebut harus dilakukan agar bayi mendapatkan ASI ekslusif
sampai bayi berusia 6 bulan dan mendapatkan MP-ASI mulai usia 6 bulan, dan
pemberian ASI dilanjutkan hingga bayi usia 2 tahun atau lebih. Penelitian bertujuan
untuk menganalisis pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan metode
diskusi terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping
ASI di Desa Bintang Meriah Kecamatan Batang Kuis Tahun 2016.
Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan rancangan Pretest-Posttest
Group Design. Populasi adalah seluruh ibu hamil yang menetap di Dusun I-V Desa
Bintang Meriah Kecamatan Batang Kuis pada bulan Februari hingga Mei 2016
sebanyak 70 orang. Sampel adalah ibu hamil trimester tiga sebanyak 38 orang yaitu
18 orang untuk penyuluhan dengan kelompok ceramah dan 20 orang untuk kelompok
diskusi. Analisis data menggunakan uji Pair T-Test.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penyuluhan dengan metode
ceramah dan metode diskusi terhadap pengetahuan (p<0,001) dan sikap (p<0,001)
ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI.
Penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah dan metode diskusi dapat
meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping
ASI. Diharapkan Petugas Kesehatan Puskesmas Batang Kuis dapat meningkatkan
upaya penyuluhan dengan metode ceramah dan metode diskusi dalam meningkatkan
pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
Metode Ceramah Dan Metode Diskusi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
3. Prof. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S2
Sumatera Utara.
4. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes dan Dra. Syarifah, M.S selaku Komisi
5. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM dan Dra. Jumirah, Apt, M.Kes, selaku
Komisi Penguji yang telah banyak memberikan arahan dan masukan demi
6. Terima kasih kepada seluruh dosen dan staff Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dan memberi dukungan moril
7. Terima kasih kepada Kepala Desa Bintang Meriah Kecamatan Batang Kuis yang
8. Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada Ayahanda Suparman dan
Ibunda Misri yang telah membantu dan memberi dukungan moril serta restu dan
tersayang Marafathir Habibi Lubis, dan Fikri Hasbi Lubis yang penuh
10. Rekan- rekan dan teman seperjuangan angkatan tahun 2014 semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan
moril dan materil selama mengikuti pendidikan, penelitian dan penulisan tesis.
Penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kekurangan, untuk itu
kritik dan saran yang mendukung sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
menyerahkan semua kepada Allah SWT untuk memohon Ridho-Nya, semoga tesis
Supriati
147032037/IKM
RIWAYAT HIDUP
Sagala, tanggal 18 Februari 1987, Agama Islam, tinggal di Jln. Sempurna Gg. Mawar
33. Penulis anak Pertama dari pasangan Bapak Suparman dan Ibu Misri. Penulis telah
menikah dengan Marahalim Lubis, ST pada tahun 2010 dan telah dikaruniai 2 (dua)
orang putra. yaitu Marafathir Habibi Lubis dan Fikri Hasbi Lubis.
Pendidikan formal penufis mulai dari SD Negeri No. 106866 Cemara pada
tahun 1993 dan tamat tahun 1999. Pada tahun 2002, penulis menyelesaikan
Mama Deli Serdang. Pada tahun 2009 - 2011 penulis menempuh pendidikan S-l Ilmu
Kesehatan Masyarakat Di STIKES Medistra Lubuk Pakam. Pada tahun 2014 penulis
Sumatera Dtara.
Pengalaman bekerja penulis dari tahun 2009 hingga dengan sekarang aktif
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... . x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
LAMPIRAN ......................................................................................................... 95
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
4.7 Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah Diberikan Metode Ceramah ........ 69
4.9 Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah Diberikan Metode Diskusi .......... 72
4.10 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Pengetahuan dan Sikap .......... 73
4.12 Pengaruh Metode Diskusi terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu .... 74
4.13 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Pengetahuan dan Sikap ......... 75
No Judul Halaman
No Judul Halaman
PENDAHULUAN
Air susu ibu (ASI) mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam
enam bulan pertama setelah dilahirkan. Pemberian ASI dan makanan pendamping
ASI (MP-ASI) yang tepat dan benar merupakan salah satu upaya prioritas dalam
secara maksimal agar semua bayi mendapatkan ASI Ekslusif (hanya ASI saja tanpa
makanan tambahan cairan lainnya) sampai bayi berusia 6 bulan dan mendapatkan
MP-ASI mulai usia 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan hingga bayi usia 2 tahun
terkena penyakit, khususnya diare. Setelah anak berusia enam bulan sesuai dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan bayi, maka ASI harus ditambah dengan
cairan lain dan makanan padat untuk memberikan gizi yang memadai. Cairan dan
makanan padat itu biasanya disebut MP-ASI, diberikan sampai anak berusia dua
kepada bayi atau anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI merupakan
makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pemberian makanan padat atau
tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif serta
meningkatkan angka kesakitan pada bayi. Selain itu, tidak ditemukan bukti yang
menyokong bahwa pemberian makanan padat/tambahan pada usia dini itu lebih
menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak yang negatif
terhadap kesehatan bayi dan tidak ada dampak positif untuk perkembangan
Penelitian WHO (2011), menyatakan bahwa hanya 40% bayi di dunia yang
mendapatkan ASI eksklusif sedangkan 60% bayi lainnya ternyata telah mendapatkan
MP-ASI saat usianya kurang dari 6 bulan. Hal ini menggambarkan bahwa pemberian
ASI eksklusif masih rendah sedangkan pemberian MP-ASI dini di berbagai Negara
masih tinggi. Jumlah peningkatan pemberian MP-ASI dini dan penurunan ASI
eksklusif tidak hanya terjadi di negara-negara maju namun juga terjadi di negara
Menurut WHO dan United Nations Children’s Fund (UNICEF), lebih dari
50% kematian anak balita terkait dengan keadaan kurang gizi, dan dua pertiga
diantara kematian tersebut terkait dengan pemberian MP-ASI yang terlalu cepat atau
terlambat diberikan. Keadaan ini akan mambuat daya tahan tubuh lemah, sering sakit,
dan gagal tumbuh (Waryana, 2010). Pemberian MP-ASI dini seperti susu formula, air
glukosa, bubur, dan lain sebagainya hanya akan mengurangi nafsu minum si bayi,
dan juga dapat berakibat berkurangnya suplai ASI kepada bayi. Penghentian
menyusui di Indonesia, didasarkan pada alasan-alasan antara lain hamil lagi, anak
cukup umur mendapat makanan biasa, payudara sakit, air susu tidak keluar,
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan sebesar 54,3% dari jumlah total bayi
usia 0-6 bulan, atau secara absolut sebesar 1.348.532 bayi atau bayi 0-6 bulan yang
tidak ASI eksklusif sebanyak 1.134.952 bayi. Terdapat 19 provinsi yang mempunyai
persentase ASI eksklusif di atas angka nasional (54,3%), dimana persentase tertinggi
(SDKI) tahun 2012 bahwa pemberian awal ASI sudah umum di Indonesia yaitu
sebesar 96% anak dibawah umur 2 tahun pernah diberi ASI dan 42% anak berumur di
Masih rendahnya pemberian ASI eksklusif dari target nasional sebesar 80%
dapat kita lihat dari data berikut, yakni angka cakupan pemberian ASI eksklusif
dalam 24 jam terakhir dan tanpa riwayat pemberian MP-ASI dari bayi umur 0 bulan
sebanyak 52,7%, umur 1 bulan 48,7%, umur 2 bulan 46%, umur 3 bulan 42,2%, umur
4 bulan 41,9%, umur 5 bulan 36,6%, umur 6 bulan 30,2%. Artinya semakin
bertambahnya umur bayi maka semakin tinggi angka riwayat pemberian MP-ASI
kepada bayi, yakni umur 0 bulan 47,3%, umur 1 bulan 51,3%, umur 2 bulan 54%,
umur 3 bulan 57,8%, umur 4 bulan 58,1%, umur 5 bulan 63,4%, umur 6 bulan 69,8%
bayi yang mendapatkan ASI ekslusif di Kabupaten Deli Serdang semakin meningkat
selama 3 tahun terakhir. Pada tahun 2012 cakupan ASI ekslusif sebesar 33,62%,
meningkat menjadi 33,75% pada tahun 2013, dan meningkat lagi menjadi 41,4%
Salah satu faktor dalam pemberian MP-ASI adalah pengetahuan ibu (Martini,
MP-ASI dini. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Briawan (2007)
pengetahuan dan keyakinan ibu bahwa bayi tidak akan cukup memperoleh zat gizi
jika hanya diberi ASI sampai umur 6 bulan, ibu dalam penelitian ini meyakini bahwa
MP-ASI dapat meningkatkan gizi pada bayi. Hasil penelitian Putra (2011)
memperlihatkan 53,3% ibu memiliki pengetahuan cukup tentang MP-ASI pada bayi.
Hasil penelitian Elvi (2007) di Desa Limau Manis didapatkan bahwa 13 orang
cukup dan 2 orang (6,7%) mempunyai pengetahuan yang baik. Hasil penelitian di
Desa Rembun dapat disimpulkan bahwa mayoritas pengetahuan ibu tentang makanan
pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan pada katagori cukup yaitu 64,4%
(Lestari, 2012).
Upaya dalam meningkatkan pengetahuan ibu, perlu dilakukan kegiatan
dan kemampuan, serta mengembangkan iklim yang mendukung, yang dilakukan dari,
oleh dan untuk masyarakat, sesuai dengan sosial budaya dan kondisi setempat
(Depkes, 2008).
metode. Metode yang digunakan tergantung pada sasaran. Metode yang sering
adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau
tentang kesehatan. Selain metode ceramah, adapula metode lain yang lebih efektif
dalam merubah pengetahuan, sikap bahkan perilaku namun jarang digunakan dalam
suatu masalah serta membahas satu topik yang menjadi perhatian umum dimana
(dua puluh) orang. Dalam teori dijelaskan bahwa diskusi sebagai metode penyuluhan
kelompok memiliki nilai lebih dibandingkan dengan metode penyuluhan melalui
media massa, karena dengan metode diskusi umpan balik dapat diperoleh secara
langsung. Hal ini akan menghilangkan atau mengurangi salah persepsi antara
paru pada siswa sekolah dasar di Kabupaten Solok yang menyebutkan pengaruh
Penelitian yang dilakukan oleh Meherdika tahun 2014 tentang penyuluhan dengan
ceramah terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang ASI eksklusif di Kecamatan
dengan metode ceramah dengan peningkatan pengetahuan dan sikap ibu. Penelitian
yang dilakukan oleh Suraya tahun 2011 tentang penyuluhan dengan ceramah dan
leaflet terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pola pemberian MP-ASI pada
anak 6-24 bulan di Desa Pantai Gemi Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat
Berdasarkan data yang diambil dari Puskesmas Batang Kuis tahun 2015,
jumlah bayi 684 orang dan yang mendapatkan ASI ekslusif sebanyak 392 orang
(39,3%), dari 11 Desa di wilayah kerja Puskesmas Batang Kuis, Desa Bintang Meriah
yang paling rendah cakupan ASI ekslusif 10 orang (12,7%) dan yang mendapatkan
MP-ASI dini sebanyak 65 orang (87,3%) (Profil Puskesmas Batang Kuis, 2015).
Berdasarkan hasil wawancara pada saat posyandu yang lakukan pada tanggal
12 Januari 2016 di desa Bintang Meriah pada 8 ibu yang memiliki bayi 7 diantaranya
memberikan MP-ASI sebelum bayi usia 6 bulan, dan 1 ibu berusaha untuk tetap
memberikan ASI secara ekslusif, saat ditanyakan kapan ibu memberikan MP-ASI,
7 dari 8 ibu mengatakan memberikan MP-ASI dibawah usia 6 bulan dikarenakan ibu
tidak tahu kapan pemberian MP-ASI yang tepat untuk diberikan pada bayinya,
dengan alasan jika ibu memberikan MP-ASI dibawah usia 6 bulan pada anaknya akan
terlihat lebih tenang, tidak sering rewel, dan jika ASI saja yang diberikan tidak akan
tercukupi gizinya, serta adanya kebiasaan ibu memberikan MP-ASI turun temurun
dari orang tuanya. Hal ini yang menyebabkan ibu terus-menerus memberikan
metode ceramah dan metode diskusi terhadap pengetahuan dan sikap tentang
1.2 Permasalahan
penelitian adalah apakah ada pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan
metode diskusi terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan
pendamping ASI (MP-ASI) di Desa Bintang Meriah Kecamatan Batang Kuis Tahun
2016.
penyuluhan dengan metode ceramah dan metode diskusi terhadap pengetahuan dan
sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) di Desa Bintang
1.4 Hipotesis
terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI
1. Memberikan masukan dan kebijakan bagi Puskesmas Batang Kuis dalam upaya
Kecamatan Batang Kuis dapat merubah pengetahuan dan sikap ibu tentang
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna
Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi yang
telah berusia 6 bulan atau lebih karena ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Makanan pendamping ASI merupakan makanan yang diberikan pada bayi yang telah
berusia 6 bulan atau lebih karena ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Pemberian makanan pendamping ASI harus bertahap dan bervariasi dari mulai
bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan
akhirnya makanan padat. Makanan pendamping ASI diberikan pada bayi di samping
58
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi yang diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi gizinya. MP-ASI
diberikan mulai umur 4 bulan sampai 24 bulan. WHO menganjurkan ASI eksklusif 6
bulan. Semakin meningkat usia bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin
MP-ASI merupakan makanan tambahan bagi bayi. Makanan ini harus menjadi
pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini menunjukan bahwa MP-ASI
berguna untuk menutupi kekurangan zat gizi yang terkandung dalam ASI. Dengan
demikian, cukup jelas peranan makanan tambahan bukan sebagai pendamping ASI
disamping ASI, dengan tekstur dan kepadatan sesuai kemampuan cerna bayi. WHO
Air susu ibu hanya mampu mencukupi kebuthan bayi sampai usia 6 bulan,
setelah itu produksi ASI semakin berkurang sedangkan kebutuhan gizi bayi semakin
meningkat seiring bertambahnya umur dan berat badan. Adapun tujuan pemberian
tinggi.
Pada usia 6 bulan atau lebih ASI saja sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan
nutrisi bayi, usia pasti pemberian MP-ASI yang tepat bisa bervariasi antar bayi dan
ASI hanya mampu mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 4-6 bulan. Setelah
itu produksi ASI semakin berkurang, sedang kebutuhan gizi bayi semakin meningkat
seiring dengan bertambahnya umur dan berat badan. Pertumbuhan dan perkembangan
anak yang normal dapat diketahuidengan cara melihat kondisi pertambahan berat
badan anak. Apabila anak setelah usia 4-6 bulan, berat badan seorang anak tidak
mengalami peningkatan, menunjukan bahwa kebutuhan energi dan zat-zat gizi tidak
terpenuhi. Hal ini dapat disebabkan asupan makanan bayi hanya mengandalkan ASI
saja atau pemberian makanan tambahan kurang memenuhi syarat. Disamping itu
faktor terjadinya infeksi pada saluran pencernaan memberikan pengaruh yang cukup
adalah:
1. Untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik psikomotor, otak dan kognitif otak si
makanan.
berikut: nilai energi dan kandungan proteinnya cukup tinggi, dapat diterima dengan
baik, harganya relatif murah, dan dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia
secara lokal. Makanan pendamping bagi bayi hendaknya bersifat padat gizi, dan
mengandung serat kasar serta bahan lain yang sukar dicerna sedikit mungkin. Sebab
serat kasar yang terlalu banyak jumlahnya akan mengganggu pencernaan. Pada usia
enam bulan, pencernaan bayi mulai kuat. Pemberian makanan pendamping ASI harus
setelah usia enam bulan, karena jika diberikan terlalu dini akan menurunkan
konsumsi ASI dan bayi mengalami gangguan pencernaan atau bisa diare. Sebaliknya
bila makanan pendamping diberikan terlambat akan mengakibatkan anak kurang gizi
Kriteria yang harus dimiliki dalam pemberian MP-ASI adalah sebagai berikut:
yang cocok.
f. Kandungan serat kasar/bahan lain sukar dicerna dalam jumlah yang sedikit.
Kandungan serat kasar yang terlalu banyak justru akan mengganggu pencernaan
bayi.
Makanan bayi tidak boleh memiliki sifat kamba, yaitu volume makanan yang
besar tetapi kandungan gizinya rendah. Yang harus diperhatikan adalah jumlah
kandungan protein serta energi yang terkandung dalam makanan bayi harus cukup
tinggi. Makanan yang bersifat kamba akan cepat memberikan rasa kenyang sehingga
a. Makanan lumat adalah makanan yang dihancurkan atau disaring tampak kurang
merata dan bentuknya lebih kasar dari maknan lumat halus, contoh: bubur susu,
bubur sumsum, pisang saring yang dikerok, pepaya saring, tomat saring, tomat
b. Makanan lunak adalah makanan yang masak dengan banyaka air dan tampak
berair, contohnya bubur nasi, bubur ayam, nasi tim kentang puri dan lain-lain.
c. Makanan padat adalah makana yang nampak berair dan biasanya disebut
makanan keluarga, contoh : lontong, nasi tim, kentang rebus, biskuit dan lain-lain
Apabila bayi sudah memiliki tanda-tanda seperti di bawah ini, berarti ia sudah
g. Bila sudah kenyang, bisa menunjukkannya dengan cara memalingkan kepala atau
diperkenalkan satu jenis makanan saja dalam jumlah kecil. Misalnya ketika tahap
pemberian sari buah, disini agar bayi mengenal rasa manis, masam, dan manis-
masam. Selanjutnya bayi diberikan nasi tim hati ayam agar bayi mengenal rasa
pahit.
b. Jika seandainya bayi tidak dapat mentoleransi makanan yang diberikan, atau
menimbulkan reaksi alergi yang mudah dapat dikenali, maka makanan itu tidak
diberikan lagi dan dicobakan lagi setelah usianya 1 tahun. Demikian juga
mengingat beberapa kasus bayi sangat sensitif terhadap awal pemberian telur.
c. Sari buah yang diberikan seyogyanya adalah buah yang memiliki rendah serat dan
tidak merangsang, sebagai contoh berikan sari tomat, sari jeruk manis.
d. Sayur yang diberikan dimaksudkan sebagai sumber vitamin A dan zat besi.
e. Makanan pendamping ASI yang diberikan sebaiknya tidak dicampur karena bayi
2.1.8 Permasalahan dalam Pemberian Makanan pada Bayi atau Anak Umur
0-24 bulan
adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu pisang yang
diberikan pada bayi yang baru lahir sebelum ASI keluar. Hal ini sangat
kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung zat
d. Pemberian MP-ASI pada periode umur 4-24 bulan sering tidak tepat dan
anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santan atau
gizi terutama energi dan protein serta beberapa vitamin penting yang larut
dalam lemak.
e. Pemberian MP-ASI sebelum ASI pada usia 4-6 bulan, pemberian ASI yang
Pada periode ini zat-zat yang diperlukan bayiterutama diperoleh dari ASI.
produksi ASI. Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi.
g. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja di daerah kota dan semi
dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena ibu sibuk. Hal ini
pada saat menyediakan dan memberikan makanan pada anak. Masih banyak
ibu yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang tanpa
makanan untuk anggota keluarga yang lebih besar, seperti ayah atau kakak
tertua dibandingkan untuk anak paling kecil dan bila makan bersama-sama
1) Bayi lebih sering menderita diare. Hal ini disebabkan cara menyiapkan
makanan yng kurang juga karena pembentukan zat anti oleh usus bayi
2) Bayi mudah alergi terhadap zat makanan tertentu. Keadaan ini akibat
usus bayi yang masih permeabel, sehingga mudah dilalui oleh protein
asing.
KEP (Kurang Energi Protein) dan dapat terjadi sugar baby atau
tinggi.
4) Produksi ASI menurun, karena bayi yang sudah kenyang dengan MP-
3) Meningkatkan anemia defesiensi zat besi. Bayi yang lahir cukup bulan
mulai makan pada usia yang tepat dapat lebih mudah belajar makan,
atau menelan.
usia 6 bulan, saluran pencernaan bayi masih terbuka. Ada jarak antara
sel dalam usus yang kecil yang memungkinkan makro molekul untuk
masuk termasuk protein kompleks dan patogen. Bayi bayi dengan ASI
aliran darah. Protein dari makanan yang masuk dianggap oleh tubuh
6) Pada bayi usia 4-6 bulan, antibodi dari ASI akan melapisi imunitas
2012).
6) Anak akan minum ASI lebih sedikit, sehingga akan lebih sulit untuk
7) Depluk atau kolik usus yaitu istilah yang sering digunakan bagi
kerewelan atau tangisan yang terus menerus bagi bayi yang dipercaya
mg/100 ml).
lemak jenuh
2012).
2.1.11 Tumbuh Kembang Optimal
b. Memberikan ASI saja atau ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan
2.2.1 Pengertian
perilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif (pengetahuan
dengan yang diharapkan oleh penyuluh kesehatan maka penyuluhan berikutnya akan
hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran
a. Tingkat pendidikan
menerima informasi.
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang semakin mudah pula menerima
informasi.
c. Adat istiadat
d. Kepercayaan masyarakat
penyampain informasi.
e. Media
perilaku sehat, perubahan perilaku. Sedangka menurut Wong dalam (Iqbal, 2012)
a. Agar masyarakat memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan serat
c. Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi atau
perubahan-perubahan sistem.
d. Agar orang mempelajari apa yang dapat dilakukan sendiri dan bagaimana caranya
membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehatbaik fisik, mental, dan
masyarakat menurut Effendy (2001), apakah itu dari penyuluh, sasaran atau dalam
a. Faktor Penyuluh
1) Kurang persiapan
4) Bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran karena terlalu
b. Faktor sasaran
disampaikan
3) Kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk
sulit air akan sangat sukar untuk memberikan penyuluhan tentang hygiene dan
sanitasi danperseorangan.
4) Alat peraga dalam memberikan penyuluhan kurang ditunjang oleh alat peraga
proses pendidikan kesehatan, metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan
tinggi maupun yang berpendidikan rendah (Wawan dan Dewi, 2010). Ceramah
adalah suatu penyampaian informasi yang sifatnya searah yakni dari penceramah
kepada para peserta ceramah. Pada metode ini si penceramah lebih banyak
memegang peran untuk menyampaikan dan menjelaskan materi penyuluhannya
besar, yang dimaksud dengan kelompok besar disini adalah apabila peserta
biaya, mudah mengulang kembali jika ada materi yang kurang jelas dipahami oleh
peserta dari pada proses membaca sendiri, lebih dapat dipastikan tersampaikannya
informasi yang telah disusun dan disiapkan. Apalagi kalau waktu yang tersedia sangat
minim maka metode inilah yang tepat untuk digunakan dimana dapat menyampaikan
Ceramah akan berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa
mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi kalau disusun
dalam diagram atau skema serta mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya
makalah singkat, slide, transparan, sound sistem, dan sebagainya. Menurut Wawan
dan Dewi (2010) ceramah akan berhasil apabila tehnik ceramah dimodifikasi dengan
dengan latihan singkat, dengan demikian peserta dapat bertanya tentang hal-hal yang
menguasai sasaran ceramah, untuk itu penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut: sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan
gelisah, suara hendaknya cukup keras dan jelas, pandangan harus tertuju kepada
menggunakan alat-alat bantu lihat semaksimal mungkin (Wawan dan Dewi, 2010).
adalah :
a. Metode Ceramah, adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu
ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga
c. Metode Curah Pendapat, adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap
dikemukakan.
atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan
seorang pemimpin.
e. Metode Bermain Peran, adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan
manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih
f. Metode Demonstrasi, adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan
prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk
menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak
g. Metode Simposium, adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2-5 orang
h. Metode Seminar, adalah suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk
kesehatan masyarakat.
1) Menetapkan tujuan.
2) Penentuan sasaran.
3) Menyusun materi/isi pendidikan kesehatan
a. Komunikasi satu arah sehingga sasaran menjadi pasif untuk bertanya atau
mengeluarkan pendapat.
a. Persiapan
5) Tanya jawab
Metode diskusi merupakan satu metode yang sering digunakan dalam proses
pendidikan, dimana harus ada partisipasi yang baik dari peserta diskusi saat diskusi
para peserta agar mau mengubah sikap. Dalam suatu diskusi pesertanya berfikir
sendiri dan peserta diskusi terhadap permasalahan yang menjadi topik diskusi
(Lunandi,1993)
pengalaman dalam bentuk tanya jawab yang teratur, dengan tujuan mendapatkan
pengertian yang lebih luas, kejelasan tentang suatu permasalahan dan untuk
antara individu dan seseorang sebagai sumber informasi yang terpercaya (Graeff,
1996).
berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa
sehinnga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain,
misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk
yang terus menerus dari para peserta, dan memberikan kesempatan pada setiap orang
yang di ajukan. Metode diskusi juga mempunyai kelemahan yaitu jika peserta kurang
berpartisipasi secara aktif untuk bertukar pengalaman dan pengetahuan serta adanya
untuk memicu dan mempersiapkan struktur yang akan membantu setiap orang untuk
berpartisipasi.
Ada beberapa tehnik yang digunakan dalam diskusi kelompok, antara lain:
diskusi atau penyuluh duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih tinggi dan
tetap berjalan hidup dan tidak ada dominasi diantara para peserta diskusi.
semuanya mencurahkan pendapat dan tidak boleh ada komentar dari siapa pun,
c. Bola salju (Snow Balling) tiap orang di bagi pasangan pasangan (sepasang 2
orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah setelah kurang lebih
5 menit tiap 2 pasang bergabung jadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah
beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian
berikut :
jalan.
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
lisan/tertulis.
2.3 Pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu
atau hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua
atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
antara lain:
a. Usia
b. Pendidikan
hal ini dapat diperoleh secara formal maupun non formal. Pendidikan non formal
dan ekonomi yang rendah cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih rendah
meningkatkan pengetahuan.
e. Paparan Informasi
2.4 Sikap
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek,
baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak langsung
dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
Menurut Maulana (2009), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata
stimulus sosial. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi
Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan, situasi atau kelompok.
rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro dan kontra
mengesampingkan apa yang tidak diinginkan dan apa yang harus dihindari.
a. Pengalaman Pribadi
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk
emosional.
Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan
sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh
tersebut.
c. Pengaruh Kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap
asuhannya.
d. Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya,
konsumennya.
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat
sikap seseorang.
Kadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya)
(Notoatmodjo, 2014).
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu. Sikap juga diartikan sebagai penggambaran suka atau tidak
suka seseorang terhadap objek, yang diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang
perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Proses
perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri
dari:
1. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila
stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif
memengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh
organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
2. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti
4. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus
RESPONS
TERBUKA
Praktik
Tindakan
proses yang panjang yaitu proses adopsi inovasi dengan lima tahap, yaitu:
memakainya (trial), dan kalau menyukainya maka; 5) Menerima ide baru (adoption).
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, maka kerangka konsep penelitian ini
sebagai berikut :
Penyuluhan dengan
metode ceramah dan Pengetahuan dan Sikap
metode diskusi Ibu
METODE PENELITIAN
a. O1 adalah hasil pretest, yaitu pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian
metode ceramah.
c. O2 adalah hasil posttest, yaitu pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian
45
d. O3 adalah hasil pretest, yaitu pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian
metode diskusi.
dan diskusi terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makanan
Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Januari hingga Juni 2016 dengan
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang menetap di Dusun
I-V Desa Bintang Meriah Kecamatan Batang Kuis pada bulan Februari hingga Mei
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester tiga yang
menetap di Desa Bintang Meriah Kecamatan Batang Kuis pada bulan Februari hingga
Mei 2016 sebanyak 38 orang. Sebahagian populasi dijadikan sampel. Sampel dalam
penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu penyuluhan dengan metode ceramah
adalah ibu hamil trimester III yang menetap di Dusun I sebanyak 10 orang dan Dusun
III sebanyak 8 orang yaitu sebanyak 18 orang dan kelompok penyuluhan dengan
metode diskusi adalah ibu hamil trimester III yang menetap di Dusun II sebanyak 6
orang, Dusun IV sebanyak 7 orang dan Dusun V sebanyak 7 orang yaitu sebanyak
20 orang
Data primer yaitu data yang diperoleh melalui pengisian kuesioner sebelum
dan sesudah intervensi oleh responden yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dan
Data sekunder diperoleh dari laporan maupun dokumen resmi dari Puskesmas
Batang Kuis yang mendukung penelitian ini khususnya data tentang pemberian ASI
Uji coba kuesioner dilakukan kepada ibu hamil trimester tiga di Desa Bakaran
Batu dengan karakteristik relatif sama dengan penduduk di lokasi penelitian sebanyak
melakukan korelasi antar skor variabel atau item dengan skor total variabel
(Corrected Item Total), dengan ketentuan jika nilai corrected item total > dari nilai r
tabel (= 0,444 pada taraf signifikansi 5%, df = 18) maka dinyatakan valid, dan jika r
menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya dengan tepat dengan
menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan ketentuan jika nilai r- alpha > 0,60
Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel pengetahuan dan sikap dapat dilihat
dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama ditemukan variabel P13 dan P15 nilai
dibuang. Selanjutnya dilakukan uji validasi tahap kedua, dan terlihat nilai Corrected
item-Total correlation (r-hitung) lebih besar dari nilai tabel (r-tabel = 0,361), artinya
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Instrumen Pengetahuan
Tahap Pertama Tahap Kedua
Sub Nilai Keterangan Sub Nilai Keterangan
Variabel Corrected Variabel Corrected
Item-Total Item-Total
S1 0,835 Valid S1 0,840 Valid
S2 0,696 Valid S2 0,745 Valid
S3 0,593 Valid S3 0,632 Valid
S4 0,605 Valid S4 0,655 Valid
S5 0,515 Valid S5 0,505 Valid
S6 0,918 Valid S6 0,906 Valid
S7 0,780 Valid S7 0,801 Valid
S8 0,347 Tidak Valid S8 0,609 Valid
S9 0,616 Valid S9 0,906 Valid
S10 0,183 Tidak Valid S10 0,906 Valid
S11 0,918 Valid S11 0,801 Valid
S12 0,918 Valid S12 0,789 Valid
S13 0,780 Valid S13 0,786 Valid
S14 0,058 Tidak Valid S14 0,727 Valid
S15 0,781 Valid S15 0,626 Valid
S16 0,762 Valid S16 0,892 Valid
S17 0,713 Valid
S18 0,637 Valid
S19 0,105 Tidak Valid
S20 0,900 Valid
Cronbach’s Alpha 0,941 Cronbach’s Alpha 0,960
dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama ditemukan variabel S8, S10, S14, dan
S10, S14, dan S15 dibuang. Selanjutnya dilakukan uji validasi tahap kedua, dan terlihat
nilai Corrected item-Total correlation (r-hitung) lebih besar dari nilai tabel (r-tabel =
0,361), artinya seluruh item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel
1) Melakukan uji coba instrumen penelitian dengan uji validitas dan uji
2. Tahap Pelaksanaan
dalam hal persiapan tempat dan ibu hamil yang akan dijadikan sampel dalam
adalah:
kuesioner,
selama 30 menit.
3) Hal ini dilaksanakan pada tanggal 01 Juni 2016 pukul 10.00 s/d 10.30
dilakukan adalah:
d) Hal ini dilaksanakan pada tanggal 01 Juni 2016 pukul 10.30 s/d 11.30
membuat kesimpulan.
8. Hal ini dilaksanakan pada tanggal 01 Juni 2016 pukul 14.00 s/d 15.30
intervensi pada responden yaitu pada hari Sabtu tanggal 04 Juni 2016.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan dependen.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan dengan metode ceramah
dan diskusi oleh petugas kesehatan dan variabel dependen adalah pengetahuan dan
dapat bersifat positif atau negatif, baik sebelum dan sesudah dilakukan
MP-ASI dengan cara satu arah yang dilakukan oleh peneliti dan petugas
kesehatan.
4. Metode diskusi adalah metode penyuluhan materi tentang pemberian
3.7.1 Pengetahuan
responden diukur dari total skor jawaban responden yaitu skor 0-13. Skala ukur
a). Baik, jika memperoleh skor skor > 75% yaitu 10-13
3.7.2 Sikap
mengukur melalui 16 pertanyaan dengan item jawaban sangat setuju, setuju, tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item
1. Sangat setuju :4
2. Setuju :3
3. Tidak setuju :2
4. Sangat tidak setuju :1
1. Sangat setuju :1
2. Setuju :2
3. Tidak setuju :3
metode ceramah dan metode diskusi terhadap variabel dependen yaitu pengetahuan
Analisis ini untuk melihat peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang
pemberian MP-ASI sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan. Data yang
dikumpulkan dianalisis dengan uji statistik yang dipakai adalah uji Pair T-test dan
Wilcoxon.
BAB 4
HASIL PENELITIAN
wilayah :
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Batang Kuis Kecamatan Batang Kuis
Kuis
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan
Memiliki potensi Sumber Daya Manusia laki-laki 3.293 jiwa dan perempuan
3.247 jiwa dan jumlah bayi usia 0-12 bulan sebanyak 75 jiwa dengan jumlah
penduduk Desa Bintang Meriah Kecamatan Batang Kuis sebanyak 6.540 jiwa
pendapatan, dan pekerjaan. Untuk lebih rinci dapat dilihat sebagai berikut :
Metode
No Karakteristik Ceramah Diskusi
n % n %
1 Umur (tahun)
<20 dan >35 tahun 3 16,7 2 10,0
20-35 tahun 15 83,3 18 90,0
2 Agama
Islam 16 88,9 19 95,0
Kristern 2 11,1 1 5,0
3 Suku
Jawa 10 55,6 13 65,0
Batak Karo 2 11,1 1 5,0
Batak Mandailing 2 11,1 3 15,0
Melayu 4 22,2 3 15,0
4 Pendidikan
Tamat SD 2 11,1 4 20,0
Tamat SMP 11 61,1 9 45,0
Tamat SMA 5 27,8 7 35,0
5 Pendapatan
≤RP. 1.800.000 18 100,0 20 100,0
>RP. 1.800.000 0 0 0 0
6 Pekerjaan
Bekerja 8 44,4 3 15,0
Tidak bekerja 10 55,6 17 85,0
ceramah lebih banyak berumur 20-35 tahun sebanyak 15 orang (83,3%), pada
kelompok ceramah lebih banyak beragama Islam 88,9% demikian juga pada
kelompok diskusi 95,0%, pada kelompok ceramah lebih banyak suku jawa 55,6% dan
kelompok diskusi 65,0%, berpendidikan tamat SMP sebanyak 11 orang (61,1%),
pendapatan lebih banyak ≤Rp. 1.800.000 sebesar 100%, dan ibu lebih banyak yang
bekerja sebanyak 10 orang (55,6%). Sedangkan, pada metode diskusi lebih banyak
yang berumur 20-35 tahun sebanyak 18 orang (90%), 100% beragama Islam,
≤ Rp. 1.800.000, dan ibu lebih banyak yang tidak bekerja sebanyak 17 orang (85,0%).
pada kelompok sebelum metode ceramah dan diskusi yang dapat dilihat pada Tabel
4.2:
Jawaban
Pretest Ceramah Pretest Diskusi
No Pengetahuan
Benar Salah Benar Salah
n % n % n % n %
1. MP-ASI adalah makanan pendamping 8 44,4 10 55,6 5 25,0 15 75,0
ASI
2. Makanan pendamping ASI merupakan 7 38,9 11 61,1 6 30,0 14 70,0
makanan yang diberikan bayi setelah
berusia 6-24 bulan guna memenuhi
kebutuhan gizi bayi selain dari ASI
3. MP-ASI merupakan makanan 9 50,0 9 50,0 6 30,0 14 70,0
peralihan dari ASI ke makanan
keluarga
4. Tujuan pemberian MP-ASI yaitu 8 44,4 10 55,6 7 35,0 13 65,0
melengkapi zat gizi bayi
Tabel 4.2 (Lanjutan)
Jawaban
Pretest Ceramah Pretest Diskusi
No Pengetahuan
Benar Salah Benar Salah
n % n % n % n %
5. Manfaat MP-ASI diberikan pada bayi 8 44,4 10 55,6 8 40,0 12 60,0
agar pertumbuhan dan perk
embangan bayi semakin meningkat
6. Pemberian MP-ASI bermanfaat untuk 4 22,2 14 77,8 7 35,0 13 65,0
menurunkan berat badan bayi
7. Kandungan Makanan pendamping ASI 8 44,4 10 55,6 5 25,0 15 75,0
yang diberikan pada bayi mengandung
tinggi protein
8. Jenis MP-ASI yang pertama diberikan 4 22,2 14 77,8 7 35,0 13 65,0
pada bayi adalah makanan padat
9. Bubur susu, bubur sum-sum atau 4 22,2 14 77,8 4 20,0 16 80,0
pisang saring merupakan jenis
makanan padat yang diberikan pada
bayi
10. Pengenalan dan pemberian makanan 2 11,1 16 88,9 3 15,0 17 85,0
pendamping ASI sebaiknya diberikan
secara berangsur-angsur agar bayi
dapat mengenal rasa
11. Frekuensi pemberian makanan lumat 3 16,7 15 83,3 5 25,0 15 75,0
halus atau bubur lembut yang
diberikan pada bayi usia 6-9 bulan
adalah 1-2 kali sehari
12. Frekuensi pemberian MP-ASI pada 7 38,9 11 61,1 5 25,0 15 75,0
bayi usia 9-12 bulan adalah 4-5 kali
sehari
13. Jika MP-ASI terlambat atau terlalu 8 44,4 10 55,6 10 50,0 10 50,0
lama diberikan pada bayi akan
mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan bayi tidak optimal
paling banyak dijawab salah adalah Pengenalan dan pemberian makanan pendamping
ASI sebaiknya diberikan secara berangsur-angsur agar bayi dapat mengenal rasa
lumat halus atau bubur lembut yang diberikan pada bayi usia 6-9 bulan adalah 1-2
kali sehari (pernyataan nomor 11) sebanyak 15 orang (83,3%). Pemberian MP-ASI
bermanfaat untuk menurunkan berat badan bayi (pernyataan nomor 16), Jenis
MP-ASI yang pertama diberikan pada bayi adalah makanan padat (pernyataan nomor
8), Bubur susu, bubur sum-sum atau pisang saring merupakan jenis makanan padat
yang diberikan pada bayi (pernyataan nomor 9) sebanyak 14 orang (77,8%). Makanan
pendamping ASI merupakan makanan yang diberikan bayi setelah berusia 6-24 bulan
guna memenuhi kebutuhan gizi bayi selain dari ASI (pernyataan nomor 2) dan
Frekuensi pemberian MP-ASI pada bayi usia 9-12 bulan adalah 4-5 kali sehari
banyak dijawab salah adalah Pengenalan dan pemberian makanan pendamping ASI
(pernyataan nomor 10) sebanyak 17 orang (85,0%). Bubur susu, bubur sum-sum atau
pisang saring merupakan jenis makanan padat yang diberikan pada bayi (pernyataan
(pernyataan nomor 1), Kandungan Makanan pendamping ASI yang diberikan pada
makanan lumat halus atau bubur lembut yang diberikan pada bayi usia 6-9 bulan
adalah 1-2 kali sehari (pernyataan nomor 11), dan Frekuensi pemberian MP-ASI
pada bayi usia 9-12 bulan adalah 4-5 kali sehari (pernyataan nomor 12) sebanyak 15
orang (75,0%). Makanan pendamping ASI merupakan makanan yang diberikan bayi
setelah berusia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi bayi selain dari ASI
pemberian MP-ASI yaitu melengkapi zat gizi bayi (pernyataan nomor 4), Pemberian
MP-ASI bermanfaat untuk menurunkan berat badan bayi (pernyataan nomor 6), Jenis
MP-ASI yang pertama diberikan pada bayi adalah makanan padat (pernyataan nomor
Tabel 4.3 Katagori Pengetahuan Ibu Sebelum Diberikan Metode Ceramah dan
Diskusi
dan cukup sebanyak 1 orang (5,6%) dan pengetahuan ibu tentang MP-ASI sebelum
Tabel 4.4 Pengetahuan Ibu Sebelum Diberikan Metode Ceramah dan Diskusi
dilakukan metode ceramah diperoleh nilai rata-rata pengetahuan 4,44 dengan standar
deviasi 1,542 dan nilai pengetahuan ibu sebelum diberikan metode diskusi rata-rata
diberikan metode ceramah dan diskusi yang dapat dilihat pada Tabel 4.5
Jawaban
Posttest Ceramah Posttest Diskusi
No Pengetahuan
Benar Salah Benar Salah
n % n % n % n %
1. MP-ASI adalah makanan pendamping 18 100,0 0 0 20 100,0 0 0
ASI
2. Makanan pendamping ASI merupakan 14 77,8 4 22,2 20 100,0 0 0
makanan yang diberikan bayi setelah
berusia 6-24 bulan guna memenuhi
kebutuhan gizi bayi selain dari ASI
3. MP-ASI merupakan makanan 17 94,4 1 5,6 20 100,0 0 0
peralihan dari ASI ke makanan
keluarga
4. Tujuan pemberian MP-ASI yaitu 17 94,4 1 5,6 20 100,0 0 0
melengkapi zat gizi bayi
5. Manfaat MP-ASI diberikan pada bayi 16 88,9 2 11,1 14 70,0 6 30,0
agar pertumbuhan dan perkembangan
bayi semakin meningkat
6 Pemberian MP-ASI bermanfaat untuk 11 61,1 7 38,9 18 90,0 2 10,0
menurunkan berat badan bayi
7 Kandungan Makanan pendamping ASI 12 66,7 6 33,3 17 85,0 3 15,0
yang diberikan pada bayi mengandung
tinggi protein
8. Jenis MP-ASI yang pertama diberikan 9 50,0 9 50,0 12 60,0 8 40,0
pada bayi adalah makanan padat
9. Bubur susu, bubur sum-sum atau 10 55,6 8 44,4 10 50,0 10 50,0
pisang saring merupakan jenis
makanan padat yang diberikan pada
bayi
Tabel 4.5 (Lanjutan)
Jawaban
Posttest Ceramah Posttest Diskusi
No Pengetahuan
Benar Salah Benar Salah
n % n % n % n %
10. Pengenalan dan pemberian makanan 9 50,0 9 50,0 9 45,0 11 55,0
pendamping ASI sebaiknya diberikan
secara berangsur-angsur agar bayi
dapat mengenal rasa
11. Frekuensi pemberian makanan lumat 7 38,9 11 61,1 11 55,0 9 45,0
halus atau bubur lembut yang
diberikan pada bayi usia 6-9 bulan
adalah 1-2 kali sehari
12. Frekuensi pemberian MP-ASI pada 13 72,2 5 27,8 12 60,0 8 40,0
bayi usia 9-12 bulan adalah 4-5 kali
sehari
13. Jika MP-ASI terlambat atau terlalu 13 72,2 5 27,8 16 80,0 4 20,0
lama diberikan pada bayi akan
mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan bayi tidak optimal
banyak menjawab benar pada pertanyaan nomor 1 yaitu MP-ASI adalah makanan
bayi setelah berusia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi bayi selain dari ASI
(pernyataan nomor 2), MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan
keluarga (pernyataan nomor 3), Tujuan pemberian MP-ASI yaitu melengkapi zat gizi
banyak menjawab benar pada pertanyaan nomor 1 yaitu MP-ASI adalah makanan
bayi setelah berusia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi bayi selain dari ASI
(pernyataan nomor 2), MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan
keluarga (pernyataan nomor 3), Tujuan pemberian MP-ASI yaitu melengkapi zat gizi
Tabel 4.4 Katagori Pengetahuan Ibu Sesudah Diberikan Metode Ceramah dan
Diskusi
ceramah mayoritas pengetahuan ibu cukup sebanyak 19 orang (55,6%) dan pada
katagori baik sebanyak 8 orang (44,4%). Pengetahuan ibu tentang MP-ASI setelah
diberikan diskusi mayoritas pengetahuan ibu cukup sebanyak 9 orang (45,0%) dan
Tabel 4.7 Pengetahuan Ibu Sesudah Diberikan Metode Ceramah dan Diskusi
9,22 dengan standar deviasi 1,396 dan nilai rata-rata pengetahuan sesudah diberikan
pada kuesioner tentang pemberian MP-ASI sebelum diberi metode ceramah dan
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pernyataan Sikap Ibu Sebelum Metode Ceramah
dan Metode Diskusi
Pernyataan
Pretest Ceramah Pretest Diskusi
No Sikap STS TS S SS STS TS S SS
n % n % n % n % n % n % n % n %
1. Bayi seharusnya segera
disusui setelah dilahirkan 0 0 13 72,2 5 27,8 0 0 0 0 9 45,0 11 55,0 0 0
dalam waktu 30 menit
2. hingga
Saat ASI1 jambelum keluar
setelah melahirkan, maka
bayi boleh diberikan susu 0 0 14 77,8 4 22,2 0 0 0 0 12 60,0 8 40,0 0 0
formula sebagai pengganti
ASI
3. Makanan pendamping ASI
sebaiknya diberikan pada 0 0 13 72,2 5 27,8 0 0 0 0 19 95,0 1 5,0 0 0
bayi diatas usia 6 bulan
4. Pemberian makanan
pendamping ASI terlalu
0 0 14 77,8 4 22,2 0 0 0 0 17 85,0 3 15,0 0 0
dini dapat mengakibatkan
bayi sering diare
5. Apabila ASI belum keluar
bayi sebaiknya diberikan 0 0 13 72,2 5 27,8 0 0 0 0 16 80,0 4 20,0 0 0
madu
6. Dengan pemberian
makanan tambahan sejak
0 0 16 88,9 2 11,1 0 0 0 0 14 70,0 6 30,0 0 0
dini bayi akan semakin
sehat
7 Kebiasaan dalam keluarga
selalu memberikan pisang 0 0 14 77,8 4 22,2 0 0 0 0 12 60,0 8 40,0 0 0
pada bayi
8 Pemberian MP-ASI tidak
harus bertahap, tidak harus
dari makanan cair sampai 0 0 7 38,9 11 61,1 0 0 0 0 13 65,0 7 35,0 0 0
makanan padat
9 Frekuensi pemberian MP-
ASI pada anak usia 6-9 0 0 10 55,6 8 44,4 0 0 0 0 14 70,0 6 30,0 0 0
bulan sebanyak 1-2 kali
sehari
Tabel 4.8 (Lanjutan)
Pernyataan
Pretest Ceramah Pretest Diskusi
No Sikap STS TS S SS STS TS S SS
n % n % n % n % n % n % n % n %
10. Semakin sering disusui,
semakin banyak ASI yang 0 0 13 72,2 5 27,8 0 0 0 0 14 70,0 6 30,0 0 0
keluar
11. MP-ASI sebaiknya
diberikan dengan berbagai 0 0 13 72,2 5 27,8 0 0 0 0 16 80,0 4 20,0 0 0
variasi makanan.
12. Dalam memberikan MP-
ASI, ibu harus
menghindari gula, garam, 0 0 13 72,2 5 27,8 0 0 0 0 17 85,0 3 15,0 0 0
bahan penyedap, santan
atau pun gorengan.
13. Bayi berusia 4 bulan
memerlukan makanan 0 0 14 77,8 4 22,2 0 0 0 0 15 75,0 5 25,0 0 0
khusus
14. Untuk meningkatkan berat
badan bayi 0-6 bulan
0 0 10 55,6 8 44,4 0 0 0 0 12 60,0 8 40,0 0 0
harus diberikan makanan
pendamping ASI
15. Bayi berusia 9-12 bulan
sudah bisa diberikan
0 0 12 66,7 6 33,3 0 0 0 0 12 60,0 8 40,0 0 0
makanan bubur kacang
hijau
16. Pada bayi berusia 6-9
bulan diberikan lebih dari
6 kali makanan tambahan 0 0 9 50,0 9 50,0 0 0 0 0 11 55,0 9 45,0 0 0
setiap hari
Sikap ibu pada pernyataan sikap bahwa yang paling banyak menjawab tidak setuju
tentang pemberian makanan tambahan sejak dini bayi akan semakin sehat (pernyataan
nomor 6) sebanyak 16 orang (88,9%). Saat ASI belum keluar setelah melahirkan, maka
bayi boleh diberikan susu formula sebagai pengganti ASI (pernyataan nomor 2),
Pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini dapat mengakibatkan bayi sering
diare (pernyataan nomor 4), Kebiasaan dalam keluarga selalu memberikan pisang pada
bayi (pernyataan nomor 7), Bayi berusia 4 bulan memerlukan makanan khusus
Sikap ibu pada pernyataan sikap bahwa yang paling banyak menjawab tidak menyetujui
tentang Makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan pada bayi diatas usia 6 bulan
terlalu dini dapat mengakibatkan bayi sering diare (pernyataan nomor 4) dan Dalam
memberikan MP-ASI, ibu harus menghindari gula, garam, bahan penyedap, santan
Tabel 4.9 Katagori Sikap Ibu Sebelum Diberikan Metode Ceramah dan Diskusi
ceramah mayoritas pada katagori sikap kurang sebanyak 17 orang (94,4%) dan cukup
sebanyak 1 orang (5,6%), dan sebelum diberikan diskusi mayoritas pada katagori
Tabel 4.10 Sikap Ibu Sebelum Diberikan Metode Ceramah dan Diskusi
sesudah diberikan metode ceramah, diperoleh nilai sikap sebelum ceramah yang
dimiliki ibu adalah rata-rata 37,00 dengan standar deviasi 2,951 dan sikap ibu
sebelum metode diskusi diperoleh nilai rata-rata 36,85 dengan standar deviasi 2,455
4.3.3 Sikap Ibu Sesudah diberikan Metode Ceramah dan Metode Diskusi
pemberian MP-ASI sesudah metode diskusi dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Pernyataan
Postest Ceramah Postest Diskusi
No Sikap STS TS S SS STS TS S SS
n % n % n % n % n % n % n % n %
1.
Bayi seharusnya segera disusui
setelah dilahirkan dalam waktu 0 0 1 5,6 14 77,8 3 16,7 0 0 1 5,0 16 80,0 3 15,0
30 menit hingga 1 jam
2. Saat ASI belum keluar setelah
melahirkan, maka bayi boleh
0 0 3 16,7 12 66,7 3 16,7 0 0 5 25,0 12 60,0 3 15,0
diberikan susu formula sebagai
pengganti ASI
3. Makanan pendamping ASI
sebaiknya diberikan pada bayi 0 0 4 22,2 10 55,6 4 22,2 0 0 5 25,0 14 70,0 1 5,0
diatas usia 6 bulan
4. Pemberian makanan
pendamping ASI terlalu dini
0 0 9 50,0 8 44,4 1 5,6 0 0 9 45,0 8 40,0 3 15,0
dapat mengakibatkan bayi
sering diare
5. Apabila ASI belum keluar bayi
0 0 16 80,0 4 20,0 0 0 0 0 4 20,0 13 65,0 3 15,0
sebaiknya diberikan madu
6. Dengan pemberian makanan
tambahan sejak dini bayi akan 0 0 14 70,0 6 30,0 0 0 0 0 9 45,0 11 55,0 0 0
semakin sehat
7. Kebiasaan dalam keluarga
selalu memberikan pisang 0 0 12 60,0 8 40,0 0 0 0 0 5 25,0 15 75,0 0 0
pada bayi
Tabel 4.11 (Lanjutan)
Pernyataan
Postest Ceramah Postest Diskusi
No Sikap STS TS S SS STS TS S SS
n % n % n % n % n % n % n % n %
8. Pemberian MP-ASI tidak
harus bertahap, tidak harus
dari makanan cair sampai 0 0 2 11,1 11 61,1 5 27,8 0 0 5 25,0 10 50,0 5 25,0
makanan padat
9. Frekuensi pemberian MP-ASI
pada anak usia 6-9 bulan 0 0 6 33,3 9 50,0 3 16,7 0 0 6 30,0 10 50,0 4 20,0
sebanyak 1-2 kali sehari
10. Semakin sering disusui,
semakin banyak ASI yang 0 0 13 72,2 5 27,8 0 0 0 0 7 35,0 9 45,0 4 20,0
keluar
11. MP-ASI sebaiknya diberikan
dengan berbagai variasi 0 0 13 72,2 5 27,8 0 0 0 0 5 25,0 10 50,0 5 25,0
makanan.
12.
Dalam memberikan MP-ASI,
ibu harus menghindari gula,
0 0 13 72,2 5 27,8 0 0 0 0 6 30,0 10 50,0 4 20,0
garam, bahan penyedap, santan
atau pun gorengan.
13. Bayi berusia 4 bulan
0 0 14 77,8 4 22,2 0 0 0 0 3 15,0 10 50,0 7 35,0
memerlukan makanan khusus
14.
Untuk meningkatkan berat
badan bayi 0-6 bulan harus
0 0 10 55,6 8 44,4 0 0 0 0 1 5,0 13 65,0 6 30,0
diberikan makanan
pendamping ASI
15. Bayi berusia 9-12 bulan sudah
bisa diberikan makanan bubur 0 0 12 66,7 6 33,3 0 0 0 0 0 0 20 100 0 0
kacang hijau
16. Pada bayi berusia 6-9 bulan
diberikan lebih dari 6 kali 0 0 9 50,0 9 50,0 0 0 0 0 2 10,0 12 60,0 6 30,0
makanan tambahan setiap hari
Sikap ibu pada pernyataan sikap setelah dilakukan metode ceramah, yang paling banyak
menjawab menyetujui tentang Bayi seharusnya segera disusui setelah dilahirkan dalam
waktu 30 menit (pernyataan nomor 1) sebanyak 17 orang (94,5%). Sikap ibu setelah
dilakukan metode ceramah, yang paling banyak menjawab menyetujui tentang Bayi berusia
9-12 bulan sudah bisa diberikan makanan bubur kacang hijau (pernyataan nomor 15)
sebanyak 20 orang (100%) dan Bayi seharusnya segera disusui setelah dilahirkan
Tabel 4.12 Katagori Sikap Ibu Sesudah Diberikan Metode Ceramah dan Diskusi
Berdasarkan tabel di atas pengetahuan ibu tentang MP-ASI dan setelah diberikan
ceramah mayoritas sikap ibu cukup sebanyak 15 orang (83,3%) dan pada katagori
kurang sebanyak 3 orang (16,7%) dan setelah diberikan diskusi mayoritas sikap ibu
cukup sebanyak 16 orang (80,0%) dan pada katagori kurang sebanyak 3 orang
(15,0%).
Tabel 4.13 Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah Diberikan Metode Diskusi
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dijelaskan sikap ibu sesudah ceramah adalah
45,22 dengan standar deviasi 3,557 dan sesudah metode diskusi diperoleh nilai
analisis bivariat. Namun, sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji normalitas data.
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Pengetahuan dan Sikap
Metode
Variabel Ceramah Diskusi
p Keterangan Uji p Keterangan Uji
Pengetahuan
Pretest 0,400 Normal 0,072 Normal
Pair t-test Tidak Wilcoxon
Posttest 0,409 Normal 0,025
Normal
Sikap
Pretest Tidak
0,622 Normal 0,014
Pair t-test Normal Wilcoxon
Posttest 0,704 Normal 0,113 Normal
normalitas diperoleh data pengetahuan dan sikap prettest dan postest dengan metode
ceramah menunjukkan data berdistribusi normal maka digunakan uji pair t-test.
Tabel 4.13 Pengaruh Metode Ceramah terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu
metode ceramah 4,44 dengan standar deviasi 1,542 dan sesudah diberikan metode
ceramah terjadi peningkatan yaitu 9,22 dengan standar deviasi 1,396, dengan mean
difference sebesar -4,778 yang berarti bahwa rata-rata pengetahuan ibu meningkat
sebesar 4,778 setelah diberikan metode ceramah. Dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI sebelum dan sesudah metode
Nilai rata-rata sikap sebelum diberikan metode ceramah yaitu 37,00 dengan
standar deviasi 2,951 dan sesudah diberikan ceramah terjadi peningkatan yaitu 45,22
dengan standar deviasi 3,557, dengan mean difference sebesar -8,222 yang berarti
bahwa rata-rata sikap ibu meningkat sebesar 8,222 setelah diberikan metode diskusi.
Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap ibu tentang pemberian MP-ASI
normalitas diperoleh data pengetahuan dan sikap dengan metode diskusi pada prettest
dan postest menunjukkan data berdistribusi normal maka digunakan uji wilcoxon.
Tabel 4.14 Pengaruh Metode Diskusi terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu
diberikan metode diskusi yaitu 3,90 dengan standar deviasi 1,210 dan sesudah
diberikan metode diskusi yaitu 9,95 dengan standar deviasi 1,146, dengan mean
difference sebesar -6,050 yang berarti bahwa rata-rata pengetahuan ibu meningkat
sebesar 6,050 setelah diberikan metode diskusi. Dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI sebelum dan sesudah metode
Nilai rata-rata sikap sebelum diberikan metode diskusi yaitu 36,85 dengan
standar deviasi 2,455 dan sesudah diberikan metode diskusi yaitu 47,05 dengan
standar deviasi 3,677, dengan mean difference sebesar -10,200 yang berarti bahwa
rata-rata sikap ibu meningkat sebesar 10,200 setelah diberikan metode diskusi. Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap ibu tentang pemberian MP-ASI sebelum dan
5.1 Pengaruh Metode Ceramah terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Sebelum
dan Sesudah tentang Pemberian MP-ASI
5.2 Pengaruh Metode Diskusi terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Sebelum
dan Sesudah tentang Pemberian MP-ASI
MP-ASI sebelum dan sesudah metode diskusi dengan nilai p<0,001. Metode diskusi
informasi tidak searah saja, melainkan dua arah karena peserta saling bertukar
informasi dan pendapat satu sama lain sehingga informasi yang didapatkan lebih
banyak.
pengetahuan, peningkatan pemecahan masalah secara efektif dan efisien, dan untuk
diskusi banyak tergantung dari pimpinan diskusi untuk memperkenalkan soal yang
cukup agar responden sampai pada kesimpulan yang tepat. Bahan cetakan atau alat
bantu lain sebaiknya digunakan untuk meningkatkan minat dan kesiapan peserta
diskusi (Suprijanto, 2008). Pada penelitian ini, ada peningkatan pengetahuan dan
Pemberian MP-ASI merupakan materi yang menarik dan sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh responden, sehingga diskusi menjadi sangat menarik. Pada penelitian
ini diskusi dibantu dengan menggunakan materi singkat untuk meningkatkan minat
responden agar terlibat aktif dalam diskusi. Setelah dilakukan metode diskusi juga
dalam kelompok yang diwujudkan dengan adanya peran sebagai pembicara dan
pendengar. Ibu juga dilatih untuk lebih teliti dan dapat mengungkapkan pendapatnya
kelompok terarah ini memungkinkan peneliti juga ibu berdiskusi secara intensif dan
peneliti dapat mengumpulkan informasi secara cepat dan konstruktif dari ibu yang
memiliki latar belakang berbeda-beda. Dengan kegiatan seperti ini ibu sebagai peserta
dapat mengumpulkan informasi yang lebih mendalam dan membuat ibu lebih mudah
pendapat yang dapat memicu adanya interaksi dan timbal balik informasi dari tiap-
tiap peserta sehingga informasi yang diperoleh beragam dan semakin banyak yang
dapat menambah pengetahuan peserta. Sedangkan metode ceramah lebih banyak
yang memegang peranan adalah si peneliti karena komunikasi yang terjadi hanya satu
arah. Peserta lebih dituntut untuk mendengarkan dan hanya diberikan sedikit
kesempatan untuk bertanya jika ada yang tidak dimengerti sehingga informasi yang
diperoleh juga tidak terlalu luas. Keberhasilan suatu proses pendidikan atau
penyuluhan tergantung dari materi atau pesannya dan metode penyampaiannya. Agar
tercapai suatu hasil yang optimal maka metode pendidikan haruslah tepat dan materi
yang disampaikan mudah dimengerti. Bagi ibu metode diskusi yang melibatkan ibu
dengan narasumber akan lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah yang
disampaikan oleh penyuluh kepada semua ibu, karena keeratan, keterbukaan, dan
perasaan senasib lebih muncul di antara sesama ibu. Sehingga, hal ini dapat menjadi
6.1 Kesimpulan
dengan metode ceramah mayoritas ibu bersikap cukup yaitu sebanyak 15 orang
(83,3%)
penyuluhan dengan metode diskusi mayoritas ibu bersikap cukup baik yaitu
sikap ibu tentang pemberian MP-ASI. Dengan diberikannya metode ceramah ibu
mendapatkan informasi yang tepat tentang pemberian MP-ASI dan lebih paham
sikap ibu tentang pemberian MP-ASI. Dengan diberikannya metode diskusi ibu
6.2 Saran
dan sikap ibu menjadi lebih baik, karena kedua metode ini sangat efektif dalam
Apriadji. Wied Harry. 2011. Buku Super Lengkap : Makanan Bayi Sehat Alami.
Jakarta. Pustaka Bunda.
BKKBN & Kemenkes RI. 2012. Survei demografi dan kesehatan indonesia. badan
pusat statistic, badan kependudukan dan keluarga berencana nasional dan
kementerian kesehatan. Jakarta.
Depkes RI. 2006. Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), Jakarta.
Depkes RI. 2008. Modul Pelatihan Bagi Tenaga Kesehatan Promosi Kesehatan di
Puskesmas, Jakarta.
Depkes RI. 2009. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat.
Dian Prima, Yudith Mangiri. 2013. MP-ASI Perdana Cihuy! Pedoman Makanan
Pendamping ASI 6-12. Jakarta : Asha
Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, 2014. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
Deli Serdang tahun 2014. Lubuk Pakam : Dinas Kesehatan Kabupaten Deli
Serdang
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2014. Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara tahun 2014. Medan : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara
Effendy, Onong Uchjana. 1998. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung PT.
Remaja Rosda Karya.
Effendy, Onong Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung PT.
Remaja Rosda Karya.
Elvi,N. 2007. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pola Pemberian ASI, MP-ASI dan
Pola Penyakit pada Bayi Usia 0-12 Bulan di Dusun III Desa Limau Manis
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007. Medan:
Skripsi FKM USU
Indiarti MT, 2008. Buku Pintar Ibu Kreatif, ASI, Susu Formula dan Makanan Bayi.
Yogyakarta. Khasanah Ilmu Terapan
Kemenkes RI, 2010. Pedoman Pekan ASI Sedunia (PAS) Tahun 2010. Jakarta
Krisnatuti dan Rina Yenrina. 2000. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta:
Puspa Swara.
Lestari, D. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Pada
Anak Usia 6-24 Bulan Di Desa Rembun Nogosari Boyolali. Surakarta: Skripsi
STIKES Kusuma Husada.
Machfoedz, Ircham. Suryani, Eko, 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi
Kesehatan.Yogyakarta : Fitramaya.
Maryunani, A. 2012. ASI Ekslusif dan Manajemen Laktasi. DKI Jakarta : CV. Trans
Info Media.
Maulana, Heri, d.j, 2009. Promosi Kesehata. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Muslikha, P., Purwanti, S. 2011. Peran Leaflet ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan
Ibu Tentang ASI Eksklusif dan Motivasi Untuk Menyusui Secara Eksklusif di
BPS NY. Djuwedah Kebasen Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah Kebidanan,
Vol.2 No.1 Edisi Juni
Putra, F. 2011. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Makanan Pendamping
ASI (MP ASI) dan Status Gizi Bayi Usia 6-12 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya Kota
Pekanbaru. Jurnal: Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Riskesdas 2013. Kementerian Kesehatan RI: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Sakiyah, M., 2015. Perbedaan Efektivitas Metode Diskusi dan Ceramah terhadap
Pengetahuan Pekerja tentang Alat Pelindung Diri (APD) di Bengkel LAS
Keluarahan Bukit Lama Palembang. Artikel Penelitian. 2 (2): 115-123
Sari, N.C. 2008. Pengaruh Penyuluhan Kadarzi terhadap Pengetahuan dan Sikap
tentang Kadarzi serta Pola Konsumsi Pangan pada Ibu Hamil di Nagari Cupak
Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. Skripsi. FKM USU Medan.
Soenarno, 2007. Panduan Merawat Bayi dan Balita Agar Tumbuh Sehat. Jakarta.
Gramedia.
Subarniati, R.; Saenun; Qomaruddin, M.B.; Rahayuwati, L.; Hargono, R., 1996,
Dasar-Dasar Pendidikan Kesehatan Ilmu Perilaku, Universitas Airlangga,
Surabaya.
Sulistijani, 2004. Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Jakarta : Puspa Swara.
Tim Dian Rakyat. 2012. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dapur Ibu. Dian
Rakyat.
Wawan A. Dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan dan sikap dan
Perilaku Manusia, Yogyakarta: Penerrbit Nuha Medika.
( Supriati ) ( )
A. DATA IBU
Berilah tanda “ √“ pada kotak yang tersedia sesuai dengan jawaban ibu.
Pendidikan Ibu : SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Pekerjaan : Bekerja
Tidak Bekerja
C. SIKAP
Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang anda pilih
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
NO PERNYATAAN SS S TS STS
Bayi seharusnya segera disusui setelah
1
dilahirkan dalam waktu 30 menit hingga 1 jam
Saat ASI belum keluar segelah melahirkan, maka
2 bayi boleh diberikan susu formula sebagai
pengganti ASI
Makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan
3
pada bayi diatas usia 6 bulan
Pemberian makanan pendamping ASI terlalu
4
dini dapat mengakibatkan bayi sering diare
Apabila ASI belum keluar bayi sebaiknya
5
diberikan madu
Dengan pemberian makanan tambahan sejak dini
6
bayi akan semakin sehat
Kebiasaan dalam keluarga selalu memberikan
7
pisang pada bayi
Kebiasaan memberikan pisang pada bayi baru
8
lahir harus dilestarikan
Pemberian MP-ASI tidak harus bertahap, tidak
9
harus dari makanan cair sampai makanan padat
Tujuan pemberian MP-ASI adalah membiasakan
10
bayi untuk mengkomsumsi makanan sehari-hari
Frekuensi pemberian MP-ASI pada anak usia 6-
11
9 bulan sebanyak 1-2 kali sehari
Frekuensi pemberian MP-ASI pada anak usia 9-
12
12 bulan sebanyak 2-3 kali sehari
MP-ASI sebaiknya diberikan dengan berbagai
13
variasi makanan.
Jenis MP-ASI yang pertama kali harus diberikan
14
pada anak adalah makanan lumat
Dalam memberikan MP-ASI, ibu harus
15 menghindari gula, garam, bahan penyedap,
santan atau pun gorengan.
Bayi berusia 4 bulan memerlukan makanan
16
khusus
Untuk meningkatkan berat badan bayi 0-6 bulan
17
harus diberikan makanan pendamping ASI
Bayi berusia 9-12 bulan sudah bisa diberikan
18
makanan bubur kacang hijau
Menunda pemberian makanan padat dapat
19
mengurangi resiko alergi makanan pada bayi
Pada bayi berusia 6-9 bulan diberikan lebih dari
20
6 kali makanan tambahan setiap hari
Pengetahuan Sebelum Pengetahuan Sesudah
No. Umur Kat Agama Suku Pend Pendpt Pekerjaan Kel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total
1 31 1 1 4 2 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 8
2 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 10
3 42 0 1 1 3 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 4 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 7
4 30 1 2 2 2 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 9
5 30 1 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 10
6 28 1 1 4 3 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 5 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 8
7 32 1 1 3 2 1 2 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11
8 25 1 1 1 3 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 10
9 29 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 10
10 35 1 1 1 2 1 2 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 8
11 38 0 2 2 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 5 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 8
12 36 0 1 1 3 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 4 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 7
13 29 1 1 4 2 1 2 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 10
14 32 1 1 1 2 1 2 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 9
15 20 1 1 4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 5 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 9
16 35 1 1 1 2 1 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 11
17 23 1 1 3 3 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 9
18 23 1 1 1 2 1 2 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12
19 25 1 1 1 1 1 2 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 11
20 24 1 1 3 2 1 2 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 9
21 19 1 1 1 3 1 1 2 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 7 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 9
22 21 1 1 1 3 1 1 2 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 10
23 30 1 1 4 1 1 2 2 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12
24 38 0 1 1 3 1 1 2 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 10
25 28 1 1 1 3 1 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 9
26 40 0 1 1 2 1 1 2 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 11
58
27 24 1 1 3 2 1 1 2 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11
28 20 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 9
29 20 1 1 1 2 1 1 2 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 9
30 28 1 1 1 1 1 1 2 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 10
31 24 1 2 2 2 1 1 2 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12
32 25 1 1 1 2 1 1 2 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 10
33 21 1 1 4 3 1 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 9
34 33 1 1 1 3 1 1 2 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 11
35 25 1 1 3 2 1 1 2 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11
36 25 1 1 1 2 1 1 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 8
37 33 1 1 1 3 1 1 2 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 9
38 35 1 1 4 2 1 1 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 9
Sikap Sebelum Sikap Sesudah Pengetahuan Sikap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Total Selisih Selisih
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 33 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 39 5 6
2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 40 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 46 4 6
2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 38 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 46 3 8
3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 38 4 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 48 7 10
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 36 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 41 6 5
2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 38 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 46 3 8
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 34 4 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 43 7 9
2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 36 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 43 8 7
2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 39 3 4 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 48 2 9
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 40 5 8
2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 39 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 4 3 51 3 12
3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 36 3 3 4 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 43 3 7
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 34 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 3 3 3 45 4 11
3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 41 4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 51 4 10
2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 42 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 49 4 7
2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 33 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 45 5 12
3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 37 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 42 6 5
2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 40 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 2 48 7 8
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 34 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 44 7 10
3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 41 7 7
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 33 4 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 40 2 7
3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 38 4 3 2 3 3 3 2 4 2 2 4 4 3 4 3 3 49 6 11
3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 39 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 48 8 9
3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 37 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 49 5 12
2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 34 3 3 2 2 4 3 2 3 3 2 4 2 3 3 3 3 45 6 11
2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 38 3 2 3 2 3 2 3 3 4 4 2 4 4 3 3 4 49 8 11
3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 40 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 49 6 9
2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 35 3 2 3 3 3 2 3 4 2 2 4 3 2 3 3 3 45 6 10
2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 39 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 51 5 12
3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 40 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 54 5 14
3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 39 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 48 8 9
3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 37 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 49 5 12
2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 34 3 3 2 2 4 3 2 3 3 2 4 2 3 3 3 3 45 6 11
2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 38 3 2 3 2 3 2 3 3 4 4 2 4 4 3 3 4 49 8 11
3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 40 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 49 6 9
2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 35 3 2 3 3 3 2 3 4 2 2 4 3 2 3 3 3 45 5 10
2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 39 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 51 5 12
3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 41 7 7
Lampiran 4 : Hasil Statistik dengan Metode Diskusi
Karakteristik Responden
umurk
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <20 dan >35 tahun 2 10.0 10.0 10.0
20-35 tahun 18 90.0 90.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
agama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Islam 19 95.0 95.0 95.0
Kristen 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
suku
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Jawa 13 65.0 65.0 65.0
Batak Karo 1 5.0 5.0 70.0
Batak Mandailing 3 15.0 15.0 85.0
Melayu 3 15.0 15.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SD 4 20.0 20.0 20.0
SMP 9 45.0 45.0 65.0
SMA 7 35.0 35.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <Rp.1.800.000 20 100.0 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Bekerja 17 85.0 85.0 85.0
Tidak bekerja 3 15.0 15.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
100
58
Pengetahuan Pre test
p1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 15 75.0 75.0 75.0
benar 5 25.0 25.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 14 70.0 70.0 70.0
benar 6 30.0 30.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 14 70.0 70.0 70.0
benar 6 30.0 30.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 13 65.0 65.0 65.0
benar 7 35.0 35.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 12 60.0 60.0 60.0
benar 8 40.0 40.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 13 65.0 65.0 65.0
benar 7 35.0 35.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 15 75.0 75.0 75.0
benar 5 25.0 25.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 13 65.0 65.0 65.0
benar 7 35.0 35.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 16 80.0 80.0 80.0
benar 4 20.0 20.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 17 85.0 85.0 85.0
benar 3 15.0 15.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 15 75.0 75.0 75.0
benar 5 25.0 25.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 15 75.0 75.0 75.0
benar 5 25.0 25.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 10 50.0 50.0 50.0
benar 10 50.0 50.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p2p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Benar 20 100.0 100.0 100.0
p3p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Benar 20 100.0 100.0 100.0
p4p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Benar 20 100.0 100.0 100.0
p5p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 6 30.0 30.0 30.0
Benar 14 70.0 70.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p6p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 2 10.0 10.0 10.0
Benar 18 90.0 90.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p7p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 3 15.0 15.0 15.0
Benar 17 85.0 85.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p8p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 8 40.0 40.0 40.0
Benar 12 60.0 60.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p9p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 10 50.0 50.0 50.0
Benar 10 50.0 50.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p10p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 11 55.0 55.0 55.0
Benar 9 45.0 45.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p11p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 9 45.0 45.0 45.0
Benar 11 55.0 55.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p12p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 8 40.0 40.0 40.0
Benar 12 60.0 60.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
p13p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 4 20.0 20.0 20.0
Benar 16 80.0 80.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 12 60.0 60.0 60.0
setuju 8 40.0 40.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 19 95.0 95.0 95.0
setuju 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 17 85.0 85.0 85.0
setuju 3 15.0 15.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 16 80.0 80.0 80.0
setuju 4 20.0 20.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 14 70.0 70.0 70.0
setuju 6 30.0 30.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 12 60.0 60.0 60.0
setuju 8 40.0 40.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 13 65.0 65.0 65.0
setuju 7 35.0 35.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 14 70.0 70.0 70.0
setuju 6 30.0 30.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 14 70.0 70.0 70.0
setuju 6 30.0 30.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 16 80.0 80.0 80.0
setuju 4 20.0 20.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 17 85.0 85.0 85.0
setuju 3 15.0 15.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 15 75.0 75.0 75.0
setuju 5 25.0 25.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 12 60.0 60.0 60.0
setuju 8 40.0 40.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 12 60.0 60.0 60.0
setuju 8 40.0 40.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 11 55.0 55.0 55.0
setuju 9 45.0 45.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Sikap Post test
s1p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 1 5.0 5.0 5.0
setuju 16 80.0 80.0 85.0
sangat setuju 3 15.0 15.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s2p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 5 25.0 25.0 25.0
setuju 12 60.0 60.0 85.0
sangat setuju 3 15.0 15.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s3p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 5 25.0 25.0 25.0
setuju 14 70.0 70.0 95.0
sangat setuju 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s4p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 9 45.0 45.0 45.0
setuju 8 40.0 40.0 85.0
sangat setuju 3 15.0 15.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s5p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 4 20.0 20.0 20.0
setuju 13 65.0 65.0 85.0
sangat setuju 3 15.0 15.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s6p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 9 45.0 45.0 45.0
setuju 11 55.0 55.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s7p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 5 25.0 25.0 25.0
setuju 15 75.0 75.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s8p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 5 25.0 25.0 25.0
setuju 10 50.0 50.0 75.0
sangat setuju 5 25.0 25.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s9p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 6 30.0 30.0 30.0
setuju 10 50.0 50.0 80.0
sangat setuju 4 20.0 20.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s10p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 7 35.0 35.0 35.0
setuju 9 45.0 45.0 80.0
sangat setuju 4 20.0 20.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s11p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 5 25.0 25.0 25.0
setuju 10 50.0 50.0 75.0
sangat setuju 5 25.0 25.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s12p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 6 30.0 30.0 30.0
setuju 10 50.0 50.0 80.0
sangat setuju 4 20.0 20.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s13p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 3 15.0 15.0 15.0
setuju 10 50.0 50.0 65.0
sangat setuju 7 35.0 35.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s14p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 1 5.0 5.0 5.0
setuju 13 65.0 65.0 70.0
sangat setuju 6 30.0 30.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
s15p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid setuju 20 100.0 100.0 100.0
s16p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 2 10.0 10.0 10.0
setuju 12 60.0 60.0 70.0
sangat setuju 6 30.0 30.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Uji Normalitas Data
Descriptives
Statistic Std. Error
ptotpre Mean 3.90 .270
95% Confidence Interval for Lower Bound 3.33
Mean
Upper Bound 4.47
5% Trimmed Mean 3.83
Median 4.00
Variance 1.463
Std. Deviation 1.210
Minimum 2
Maximum 7
Range 5
Interquartile Range 2
Skewness .607 .512
Kurtosis .836 .992
ptotpost Mean 9.95 .256
95% Confidence Interval for Lower Bound 9.41
Mean Upper Bound 10.49
5% Trimmed Mean 9.94
Median 10.00
Variance 1.313
Std. Deviation 1.146
Minimum 8
Maximum 12
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness .340 .512
Kurtosis -.926 .992
stotpre Mean 36.85 .549
95% Confidence Interval for Lower Bound 35.70
Mean Upper Bound 38.00
5% Trimmed Mean 36.89
Median 37.50
Variance 6.029
Std. Deviation 2.455
Minimum 33
Maximum 40
Range 7
Interquartile Range 5
Skewness -.187 .512
Kurtosis -1.633 .992
stotpost Mean 47.05 .822
95% Confidence Interval for Lower Bound 45.33
Mean Upper Bound 48.77
5% Trimmed Mean 47.06
Median 48.50
Variance 13.524
Std. Deviation 3.677
Minimum 40
Maximum 54
Range 14
Interquartile Range 4
Skewness -.404 .512
Kurtosis -.289 .992
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
ptotpre .172 20 .125 .913 20 .072
ptotpost .246 20 .002 .888 20 .025
stotpre .180 20 .088 .874 20 .014
stotpost .202 20 .032 .923 20 .113
a. Lilliefors Significance Correction
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
ptotpost - ptotpre Negative Ranks 0 .00 .00
b
Positive Ranks 20 10.50 210.00
c
Ties 0
Total 20
a. ptotpost < ptotpre
b. ptotpost > ptotpre
c. ptotpost = ptotpre
Test Statisticsb
ptotpost - ptotpre
Z -3.949a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
stotpost - stotpre Negative Ranks 0 .00 .00
b
Positive Ranks 20 10.50 210.00
c
Ties 0
Total 20
a. stotpost < stotpre
b. stotpost > stotpre
c. stotpost = stotpre
Test Statisticsb
stotpost - stotpre
Z -3.936a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran : Hasil Statistik Metode Ceramah
Karakteristik Responden
Frequencies
umurk
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <20 dan >35 tahun 3 16.7 16.7 16.7
20-35 tahun 15 83.3 83.3 100.0
Total 18 100.0 100.0
agama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Islam 16 88.9 88.9 88.9
Kristen 2 11.1 11.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
suku
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Jawa 10 55.6 55.6 55.6
Batak Karo 2 11.1 11.1 66.7
Batak Mandailing 2 11.1 11.1 77.8
Melayu 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SD 2 11.1 11.1 11.1
SMP 11 61.1 61.1 72.2
SMA 5 27.8 27.8 100.0
Total 18 100.0 100.0
Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <Rp.1.800.000 18 100.0 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Bekerja 10 55.6 55.6 55.6
Bekerja 8 44.4 44.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
Pengetahuan Pre test
p1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 10 55.6 55.6 55.6
benar 8 44.4 44.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
p2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 11 61.1 61.1 61.1
benar 7 38.9 38.9 100.0
Total 18 100.0 100.0
p3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 9 50.0 50.0 50.0
benar 9 50.0 50.0 100.0
Total 18 100.0 100.0
p4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 10 55.6 55.6 55.6
benar 8 44.4 44.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
p5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 10 55.6 55.6 55.6
benar 8 44.4 44.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
p6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 14 77.8 77.8 77.8
benar 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
p7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 10 55.6 55.6 55.6
benar 8 44.4 44.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
p8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 14 77.8 77.8 77.8
benar 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
p9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 14 77.8 77.8 77.8
benar 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
p10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 16 88.9 88.9 88.9
benar 2 11.1 11.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
p11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 15 83.3 83.3 83.3
benar 3 16.7 16.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
p12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 11 61.1 61.1 61.1
benar 7 38.9 38.9 100.0
Total 18 100.0 100.0
p13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 10 55.6 55.6 55.6
benar 8 44.4 44.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
p2p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 4 22.2 22.2 22.2
Benar 14 77.8 77.8 100.0
Total 18 100.0 100.0
p3p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 1 5.6 5.6 5.6
Benar 17 94.4 94.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
p4p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 1 5.6 5.6 5.6
Benar 17 94.4 94.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
p5p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 2 11.1 11.1 11.1
Benar 16 88.9 88.9 100.0
Total 18 100.0 100.0
p6p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 7 38.9 38.9 38.9
Benar 11 61.1 61.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
p7p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 6 33.3 33.3 33.3
Benar 12 66.7 66.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
p8p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 9 50.0 50.0 50.0
Benar 9 50.0 50.0 100.0
Total 18 100.0 100.0
p9p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 8 44.4 44.4 44.4
Benar 10 55.6 55.6 100.0
Total 18 100.0 100.0
p10p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 9 50.0 50.0 50.0
Benar 9 50.0 50.0 100.0
Total 18 100.0 100.0
p11p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 11 61.1 61.1 61.1
Benar 7 38.9 38.9 100.0
Total 18 100.0 100.0
p12p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 5 27.8 27.8 27.8
Benar 13 72.2 72.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
p13p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 5 27.8 27.8 27.8
Benar 13 72.2 72.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
s2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 14 77.8 77.8 77.8
setuju 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
s3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 13 72.2 72.2 72.2
setuju 5 27.8 27.8 100.0
Total 18 100.0 100.0
s4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 14 77.8 77.8 77.8
setuju 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
s5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 13 72.2 72.2 72.2
setuju 5 27.8 27.8 100.0
Total 18 100.0 100.0
s6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 16 88.9 88.9 88.9
setuju 2 11.1 11.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
s7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 14 77.8 77.8 77.8
setuju 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
s8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 7 38.9 38.9 38.9
setuju 11 61.1 61.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
s9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 10 55.6 55.6 55.6
setuju 8 44.4 44.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
s10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 13 72.2 72.2 72.2
setuju 5 27.8 27.8 100.0
Total 18 100.0 100.0
s11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 13 72.2 72.2 72.2
setuju 5 27.8 27.8 100.0
Total 18 100.0 100.0
s12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 13 72.2 72.2 72.2
setuju 5 27.8 27.8 100.0
Total 18 100.0 100.0
s13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 14 77.8 77.8 77.8
setuju 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
s14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 10 55.6 55.6 55.6
setuju 8 44.4 44.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
s15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 12 66.7 66.7 66.7
setuju 6 33.3 33.3 100.0
Total 18 100.0 100.0
s16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 9 50.0 50.0 50.0
setuju 9 50.0 50.0 100.0
Total 18 100.0 100.0
Sikap Post test
s1p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 1 5.6 5.6 5.6
setuju 14 77.8 77.8 83.3
sangat setuju 3 16.7 16.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
s2p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 3 16.7 16.7 16.7
setuju 12 66.7 66.7 83.3
sangat setuju 3 16.7 16.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
s3p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 4 22.2 22.2 22.2
setuju 10 55.6 55.6 77.8
sangat setuju 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
s4p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 9 50.0 50.0 50.0
setuju 8 44.4 44.4 94.4
sangat setuju 1 5.6 5.6 100.0
Total 18 100.0 100.0
s5p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 6 33.3 33.3 33.3
setuju 12 66.7 66.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
s6p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 8 44.4 44.4 44.4
setuju 9 50.0 50.0 94.4
sangat setuju 1 5.6 5.6 100.0
Total 18 100.0 100.0
s7p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 11 61.1 61.1 61.1
setuju 7 38.9 38.9 100.0
Total 18 100.0 100.0
s8p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 2 11.1 11.1 11.1
setuju 11 61.1 61.1 72.2
sangat setuju 5 27.8 27.8 100.0
Total 18 100.0 100.0
s9p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 6 33.3 33.3 33.3
setuju 9 50.0 50.0 83.3
sangat setuju 3 16.7 16.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
s10p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 6 33.3 33.3 33.3
setuju 11 61.1 61.1 94.4
sangat setuju 1 5.6 5.6 100.0
Total 18 100.0 100.0
s11p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 2 11.1 11.1 11.1
setuju 16 88.9 88.9 100.0
Total 18 100.0 100.0
s12p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 6 33.3 33.3 33.3
setuju 9 50.0 50.0 83.3
sangat setuju 3 16.7 16.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
s13p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 6 33.3 33.3 33.3
setuju 12 66.7 66.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
s14p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 3 16.7 16.7 16.7
setuju 12 66.7 66.7 83.3
sangat setuju 3 16.7 16.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
s15p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 5 27.8 27.8 27.8
setuju 10 55.6 55.6 83.3
sangat setuju 3 16.7 16.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
s16p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak setuju 2 11.1 11.1 11.1
setuju 16 88.9 88.9 100.0
Total 18 100.0 100.0
Uji Normalitas Data
Descriptives
Statistic Std. Error
ptotpre Mean 4.44 .364
95% Confidence Interval for Lower Bound 3.68
Mean
Upper Bound 5.21
5% Trimmed Mean 4.38
Median 4.50
Variance 2.379
Std. Deviation 1.542
Minimum 2
Maximum 8
Range 6
Interquartile Range 2
Skewness .334 .536
Kurtosis .275 1.038
ptotpost Mean 9.22 .329
95% Confidence Interval for Lower Bound 8.53
Mean Upper Bound 9.92
5% Trimmed Mean 9.19
Median 9.00
Variance 1.948
Std. Deviation 1.396
Minimum 7
Maximum 12
Range 5
Interquartile Range 2
Skewness .139 .536
Kurtosis -.540 1.038
stotpre Mean 37.00 .695
95% Confidence Interval for Lower Bound 35.53
Mean Upper Bound 38.47
5% Trimmed Mean 37.00
Median 37.50
Variance 8.706
Std. Deviation 2.951
Minimum 32
Maximum 42
Range 10
Interquartile Range 5
Skewness -.124 .536
Kurtosis -.980 1.038
stotpost Mean 45.22 .838
95% Confidence Interval for Lower Bound 43.45
Mean Upper Bound 46.99
5% Trimmed Mean 45.25
Median 45.50
Variance 12.654
Std. Deviation 3.557
Minimum 39
Maximum 51
Range 12
Interquartile Range 5
Skewness -.029 .536
Kurtosis -.810 1.038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
ptotpre .141 18 .200 .948 18 .400
ptotpost .156 18 .200* .949 18 .409
stotpre .133 18 .200* .961 18 .622
stotpost .123 18 .200* .965 18 .704
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.909 15
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
p1 .90 .308 20
p2 .70 .470 20
p3 .70 .470 20
p4 .65 .489 20
p5 .65 .489 20
p6 .75 .444 20
p7 .85 .366 20
p8 .80 .410 20
p9 .70 .470 20
p10 .70 .470 20
p11 .80 .410 20
p12 .75 .444 20
p13 .35 .489 20
p14 .75 .444 20
p15 .35 .489 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
p1 9.50 18.158 .602 .905
p2 9.70 17.274 .598 .904
p3 9.70 16.747 .744 .898
p4 9.75 16.934 .660 .901
p5 9.75 16.934 .660 .901
p6 9.65 17.608 .543 .906
p7 9.55 17.418 .745 .900
p8 9.60 17.200 .724 .900
p9 9.70 16.747 .744 .898
p10 9.70 17.274 .598 .904
p11 9.60 17.200 .724 .900
p12 9.65 17.292 .634 .902
p13 10.05 18.155 .345 .913
p14 9.65 17.713 .514 .907
p15 10.05 18.155 .345 .913
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
10.40 19.832 4.453 15
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.919 13
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
p1 .90 .308 20
p2 .70 .470 20
p3 .70 .470 20
p4 .65 .489 20
p5 .65 .489 20
p6 .75 .444 20
p7 .85 .366 20
p8 .80 .410 20
p9 .70 .470 20
p10 .70 .470 20
p11 .80 .410 20
p12 .75 .444 20
p14 .75 .444 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
p1 8.80 15.116 .598 .916
p2 9.00 14.211 .624 .914
p3 9.00 13.579 .820 .906
p4 9.05 14.155 .610 .915
p5 9.05 14.155 .610 .915
p6 8.95 14.366 .617 .914
p7 8.85 14.450 .739 .911
p8 8.90 14.305 .699 .911
p9 9.00 13.579 .820 .906
p10 9.00 14.526 .529 .918
p11 8.90 14.305 .699 .911
p12 8.95 14.366 .617 .914
p14 8.95 14.471 .584 .916
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.70 16.642 4.079 13
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.941 20
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
s1 3.30 1.174 20
s2 2.35 1.040 20
s3 2.35 .988 20
s4 3.55 .945 20
s5 2.55 .999 20
s6 3.45 .999 20
s7 3.45 .999 20
s8 1.65 .587 20
s9 2.45 .945 20
s10 1.75 .716 20
s11 3.45 .999 20
s12 3.45 .999 20
s13 3.45 .999 20
s14 1.55 .686 20
s15 2.80 .894 20
s16 3.40 .995 20
s17 2.30 1.031 20
s18 2.50 .946 20
s19 2.05 .999 20
s20 3.40 .995 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
s1 51.90 146.621 .835 .934
s2 52.85 152.766 .696 .937
s3 52.85 156.134 .593 .939
s4 51.65 156.555 .605 .938
s5 52.65 157.818 .515 .940
s6 51.75 148.408 .918 .933
s7 51.75 151.566 .780 .935
s8 53.55 166.155 .347 .942
s9 52.75 156.303 .616 .938
s10 53.45 167.839 .183 .944
s11 51.75 148.408 .918 .933
s12 51.75 148.408 .918 .933
s13 51.75 151.566 .780 .935
s14 53.65 170.239 .058 .945
s15 52.40 153.621 .781 .936
s16 51.80 152.063 .762 .936
s17 52.90 152.516 .713 .936
s18 52.70 155.800 .637 .938
s19 53.15 168.029 .105 .947
s20 51.80 148.905 .900 .933
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
55.20 171.747 13.105 20
Reliability Sikap Valid
Scale: ALL VARIABLES
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.960 16
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
s1 3.30 1.174 20
s2 2.35 1.040 20
s3 2.35 .988 20
s4 3.55 .945 20
s5 2.55 .999 20
s6 3.45 .999 20
s7 3.45 .999 20
s9 2.45 .945 20
s11 3.45 .999 20
s12 3.45 .999 20
s13 3.45 .999 20
s15 2.80 .894 20
s16 3.40 .995 20
s17 2.30 1.031 20
s18 2.50 .946 20
s20 3.40 .995 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
s1 44.90 134.832 .840 .956
s2 45.85 139.713 .745 .957
s3 45.85 143.187 .632 .959
s4 44.65 143.397 .655 .959
s5 45.65 145.924 .505 .962
s6 44.75 136.934 .906 .954
s7 44.75 139.250 .801 .956
s9 45.75 144.408 .609 .960
s11 44.75 136.934 .906 .954
s12 44.75 136.934 .906 .954
s13 44.75 139.250 .801 .956
s15 45.40 141.516 .789 .957
s16 44.80 139.642 .786 .957
s17 45.90 140.305 .727 .958
s18 45.70 144.011 .626 .959
s20 44.80 137.326 .892 .955
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
48.20 159.116 12.614 16
Pekatagorian Metode Ceramah
Pengetahuan dan Sikap Sebelum Ceramah
Pkat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 17 94.4 94.4 94.4
cukup 1 5.6 5.6 100.0
Total 18 100.0 100.0
Skat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 17 94.4 94.4 94.4
cukup 1 5.6 5.6 100.0
Total 18 100.0 100.0
Pskat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup 10 55.6 55.6 55.6
baik 8 44.4 44.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
Sskat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 3 16.7 16.7 16.7
cukup 15 83.3 83.3 100.0
Total 18 100.0 100.0
Pskat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup 9 45.0 45.0 45.0
baik 11 55.0 55.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Sskat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 3 15.0 15.0 15.0
cukup 16 80.0 80.0 95.0
baik 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
DOKUMENTASI