Anda di halaman 1dari 119

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN

PERILAKU PENCEGAHAN STUNTING PADA BALITA


USIA 24-59 BULAN DI RW 04 KELURAHAN
HARAPAN JAYA

SKRIPSI

Disusun Oleh :

NAMA : ACHMAD SYAHPUTRA


NIM : 2720190006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA
2023
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN
PERILAKU PENCEGAHAN STUNTING PADA BALITA
USIA 24-59 BULAN DI RW 04 KELURAHAN
HARAPAN JAYA

SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan
Jenjang Pendidikan Strata Satu (S1) Program Studi Ilmu Keperawatan
Pada Fakultas Ilmu Kesehatan

Disusun Oleh :

NAMA : ACHMAD SYAHPUTRA


NIM : 2720190006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA
2023
HALAMAN PERNYATAAN
ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar serta

dapat dipertanggung jawabkan

Nama : Achmad Syah Putra

NIM : 2720190006

Tanggal : 07 Juli 2023

Tanda Tangan :

( ACHMAD SYAHPUTRA )

iii FIKes UIA 2023


HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

Nama Penulis : Achmad Syah Putra

NIM : 2720190006

Judul : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Perilaku


Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di RW 04
Kelurahan Harapan Jaya

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing pertama dan pembimbing kedua yang akan
diujikan Pada Jum’at 07 Juli 2023

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Ns. Marini Agustin, S.Kep, M.Kep, M.Pd) (Ns. Aam Sumadi, S.Kep, M.Kep, FISQua)

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

(Siti Fatimah, S.Kp, M.Pd)

iv FIKes UIA 2023


LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI

Skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan


Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di RW 04
Kelurahan Harapan Jaya”, telah dipertahankan di hadapan penguji skripsi
FIKes UIA pada Selasa, 14 Maret 2023 serta ditanda tangani oleh Dekan FIKes
UIA.

Moderator

Ns. Marini Agustin, S.Kep, M.Kep, M.Pd (..………..…………..…..)

Tim penguji,

1. Siti Fatimah, S.Kp, M.Pd (….…….………………..)

2. Ns. Agus Sumarno, S.Kep, M.Pd (.……….……….………..)

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

(Siti Fatimah, S.Kp, M.Pd)

v FIKes UIA 2023


KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan judul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Perilaku
Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di RW 04 Kelurahan
Harapan Jaya. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam As-Syafi’iyah.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini. Dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Masduki Ahmad, SH, MM sebagai Rektor Universitas Islam
As-Syafi’iyah;
2. Ibu Siti Fatimah, S.Kp, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Islam As-Syafi’iyah;
3. Ibu Ns. Marini Agustin, S.Kep, M.Kep, M.Pd selaku dosen pembimbing pertama
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan arahan, dalam
langkah-langkah penyusunan skripsi, saran serta dorongan dengan penuh kesabaran
dan keikhlasan sehingga tersusun skripsi ini;
4. Ibu Ns. Aam Sumadi, S.Kep, M.Kep, FISQua selaku dosen pembimbing kedua yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan arahan, dalam langkah-
langkah penyusunan skripsi, saran serta dorongan dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan sehingga tersusun skripsi ini;
5. Pihak RW 04 Kelurahan Harapan Jaya yang telah banyak membantu penulis dalam
usaha memperoleh data yang saya perlukan;

vi FIKes UIA 2023


6. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah membantu
kelancaran penyusunan skripsi ini;
7. Ibu dan bapak yang telah menjadi orangtua terhebat sejagad raya, yang selalu
memberikan bantuan dukungan material dan moral;
8. Sahabat yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; dan
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan
ilmu.

Jakarta, 07 Juli 2023

Penulis

(Achmad Syah Putra)

vii FIKes UIA 2023


UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan

Achmad Syah Putra

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Stunting


Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya

ABSTRAK

Stunting merupakan masalah nasional yang menjadi ancaman terhadap pertumbuhan dan perkembangan
balita. Angka kejadian stunting di indonesia saat ini mencapai 48% yang menyebabkan balita mengalami gizi
buruk, tinggi badan tidak sesuai dengan usia dan menghambat perkembangan otak. Tujuan penelitian untuk
mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting di RW 04 Kelurahan
Harapan Jaya. Analisis yang digunakan univariat dan bivariate menggunakan chi-square dengan ɑ = 5%
(0,05). Metode penelitian deskriptif korelatif. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dengan
jumlah 50 responden. Hasil penelitian terdapat hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan
stunting dengan nilai Cmax 67% masuk dalam kategori “sedang” dan hubungan sikap ibu dengan perilaku
pencegahan stunting mendapatkan nilai Cmax 92% dan termasuk kategori “sangat kuat” Simpulan Terdapat
hubungan Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di RW 04
Kelurahan Harapan dengan hasil diperoleh p value 0,001< ɑ =0,05 dan terdapat Hubungan Sikap Ibu dengan
Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya dengan hasil
diperoleh p value 0,000< ɑ = 0,05. Saran agar lebih meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dalam perilaku
pencegahan stunting serta bagi petugas puskesmas untuk memberikan pendidikan kesehatan dan promosi
kesehatan tentang gizi seimbang pada stunting.

Kata kunci: Pengetahuan Ibu, Sikap Ibu, Perilaku Pencegahan Stunting

viii FIKes UIA 2023


ISLAMIC UNIVERSITY AS-SYAFI’IYAH

Nursing Science Study Program


Faculty of Health Sciences

Achmad Syah Putra

The Relationship Between Mother's Knowledge and Attitudes and Stunting Prevention
Behavior In Toddlers Aged 24-59 Months In RW 04 Harapan Jaya Village

ABSTRACT

Stunting is a national problem that poses a threat to the growth and development of toddlers. The incidence
of stunting in Indonesia currently reaches 48% which causes toddlers to experience malnutrition, height does
not match their age and hinders brain development. The aim of the study was to determine the relationship
between knowledge and attitudes of mothers with stunting prevention behavior in RW 04 Kelurahan Harapan
Jaya. The analysis used univariate and bivariate using chi- square with a = 5% (0.05). Research method
correlative descriptive. The sampling technique is total sampling with a total of 50 respondents. The results
of the study show that there is a relationship between mother's knowledge and stunting prevention behavior
with a Cmax value of 67% which is in the "medium" category and the relationship between mother's attitude
and stunting prevention behavior with a Cmax value of 92% and is included in the "very strong" category.
Conclusion There is a relationship between mother's knowledge and stunting prevention behavior. In
Toddlers Aged 24-59 Months in RW 04 Kelurahan Harapan with the results obtained p value 0.001 a = 0.05
and there is a relationship between Mother's Attitude and Stunting Prevention Behavior in Toddlers Aged
24-59 Months in RW 04 Kelurahan Harapan Jaya with the results obtained p value 0.000< a = 0.05.
Suggestions to further increase mothers' knowledge and attitudes in stunting prevention behavior and for
puskesmas staff to provide health education and health promotion regarding balanced nutrition in stunting.

Keywords: Mother's Knowledge, Mother's Attitude, Stunting Prevention Behavior

ix FIKes UIA 2023


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... …i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ...ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................ ..iii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ..iv


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................ ...v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ..vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ...x

DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii


DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... .xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ ..1

A. Latar Belakang .................................................................................. ..1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... ..5


C. Rumusan Masalah.............................................................................. ..6

D. Tujuan Penelitian............................................................................... ..6

E. Manfaat Penelitian ............................................................................. ..7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... ..8

A. Konsep Stunting ................................................................................ ..8


B. Konsep Balita ..................................................................................... 14

C. Konsep Pengetahuan........................................................................... 22

D. Konsep Sikap...................................................................................... 25

E. Konsep Perilaku .................................................................................. 28

F. Kerangka Teori ................................................................................... 31


BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESA DAN DEFINISI

OPERASIONAL ............................................................................... 32

A. Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 32

x FIKes UIA 2023


B. Hipotesis............................................................................................. 32

C. Definisi Operasional ........................................................................... 33

BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 34


A. Desain Dan Jenis Penelitian............................................................... 34
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................... 34
C. Populasi dan Sample Penelitian ......................................................... 34
D. Variabel Penelitian............................................................................. 35
E. Instrument Penelitian ......................................................................... 36
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................. 38
G. Metode Pengumpulan Data................................................................ 41
H. Metode Pengolahan Data ................................................................... 43
I. Teknik Analisis data .......................................................................... 44
J. Etika Penelitian .................................................................................. 46

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 47

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 47


B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 55

BAB VI PENUTUP ................................................................................................ 64


A. Simpulan ............................................................................................ 64
B. Saran .................................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi FIKes UIA 2023


DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Batasan- Batasan Stunting ........................................................... ...…..14


Tabel 2. 2 Tahapan Perkembangan Balita………………………….………..…...21

Tabel 3. 2 Definisi Operasional ......................................................................... …33

Tabel 4. 2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu ........................................... …..36

Tabel 4. 3 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Ibu ……………………………………….37

Tabel 4. 4 Kisi-Kisi Kuesioner Perilaku Pencegahan Stunting .................. ….…..38


Tabel 4. 5 Uji Validitas Pengetahuam Ibu……………………….……………… 39

Tabel 4. 6 Uji Validitas Sikap Ibu……………………….……………………….39

Tabel 4. 7 Uji Validitas Perilaku Pencegahan Stunting…….………………….....40

Tabel 4. 8 Interpretasi Koefisien Korelasi Guildford……….…………...……….41

Tabel 4. 9 Uji Reliabilitas Pengetahuan Ibu………….…………………………..41


Tabel 4. 10 Uji Reliabilitas Sikap Ibu………….……………………………...…42

Tabel 4. 11 Uji Reliabilitas Perilaku Pencegahan Stunting……….………...……42

Tabel 5. 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu………….……….…………….47

Tabel 5. 2 Sub Variabel Pengetahuan Ibu………….………………….................47

Tabel 5. 3 Distribusi frekuensi Sikap Ibu…………..…………………………….48


Tabel 5. 4 Sub Variabel Sikap Ibu…………….………………………………….48

Tabel 5. 5 Distribusi Frekuensi Perilaku Pencegahan Stunting…….…………….49

Tabel 5. 6 Sub Variabel Perilaku Pencegahan Stunting……….……….................49

Tabel 5. 7 Tabulasi Silang Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dengan

Perilaku Pencegahan Stunting………………………....……………...50


Tabel 5. 8 Uji Pearson Chi Square Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan

Perilaku Pencegahan Stunting……………………..………………….51

Tabel 5. 9 Contingency Coefficient Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan

Perilaku Pencegahan Stunting…………………………..…………….52

Tabel 5. 10 Tabulasi Silang Hubungan Antara Sikap Ibu Dengan


Perilaku Pencegahan Stunting…………………………………….....53

xii FIKes UIA 2023


Tabel 5. 11 Uji Pearson Chi Square Antara Sikap Ibu Dengan

Perilaku Pencegahan Stunting…………………...………………..…54

Tabel 5. 12 Cofingency Coefficient Hubungan Sikap Ibu Dengan


Perilaku Pencegahan Stunting……………………………………….54

xiii FIKes UIA 2023


DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 3 Kerangka Teori ................................................................................... .31


Bagan 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................... 32

Bagan 4. 1 Variabel Penelitian .............................................................................. 35

xiv FIKes UIA 2023


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar riwayat hidup

Lampiran 2 Lembar permohonan menjadi responden

Lampiran 3 Informed consent responden penelitian

Lampiran 4 Kuesioner Pengetahuan Ibu


Lampiran 5 Kuesioner Sikap Ibu

Lampiran 6 Kuesioner Perilaku Pencegahan Stunting

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian

Lampiran 8 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 9 Hasil Data Uji Validitas Pengetahuan Ibu


Lampiran 10 Hasil Data Uji Validitas Sikap Ibu

Lampiran 11 Hasil Data Uji Validitas Perilaku Pencegahan Stunting

Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Ibu

Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Sikap Ibu

Lampiran 14 Hasil Uji Validitas Perilaku Pencegahan Stunting


Lampiran 15 Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan Ibu

Hasil Uji Reliabilitas Sikap Ibu

Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Pencegahan Stunting

Lampiran 16 Tabel Uji Normalitas Sikap Ibu

Tabel Uji Normalitas Perilaku Pencegahan Stunting


Lampiran 17 Tabel Univariat Pengetahuan Ibu

Tabel Univariat Sikap Ibu

Tabel Univariat Perilaku Pencegahan Stunting

Lampiran 18 Tabel Bivariat Pengetahuan Ibu*Perilaku Crosstabs

Tabel Bivariat Chi Square Test


Tabel Uji Bivariat Symmetric Measure

xv FIKes UIA 2023


BAB I
PENDAHULUAN

A . Latar Belakang
Balita merupakan anak yang berusia di bawah 5 tahun dimana pertumbuhan dan
perkembangan meningkat pesat. Periode ini sering juga disebut sebagai fase “Golden
Age” , Masa keemasan ini terjadi dimulai dari pembuahan sampai tahun-tahun pertama
kelahiran. Saat balita berusia 24 bulan, neuron baru tidak lagi bertambah seperti usia
sebelumnya, tetapi pematangan berlanjut hingga anak berusia empat atau lima tahun
(Suryani, 2017; Loeziana, 2017). Pertumbuhan balita merupakan hal penting yang
harus diketahui oleh setiap orang tua, perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang
di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini,
bersifat irreversible (Supariasa, 2012). Kesehatan yang baik, gizi seimbang dan
stimulasi yang memadai selama masa ini membantu anak tumbuh sehat dan mencapai
potensi optimalnya sehingga mereka dapat berpartisipasi lebih baik dalam masyarakat
(Kemenkes, 2016).
Sesuai dengan ajaran islam dalam ayat suci al-quran surah Al-Baqarah: 168
dibawah ini, menjelaskan bahwasannya dianjurkan bagi manusia memakan makanan
yang halal, baik dan begizi untuk dirinya dan semua keturunannya. Dianjurkan
memakan yang halal, baik dan bergizi QS. Al-Baqarah: 168

َ ‫ﺸْﯿٰﻄِۗﻦ ِاﻧﱠٗﮫ ﻟَُﻜْﻢ‬


‫ﻋﺪُﱞو ﱡﻣِﺒْﯿٌﻦ‬ ‫ت اﻟ ﱠ‬
ِ ‫ﻄٰﻮ‬ َ ‫ض َﺣٰﻠًﻼ‬
ُ ‫طﯿِّﺒًﺎ ۖ◌ ﱠوَﻻ ﺗ َﺘ ﱠِﺒﻌُْﻮا ُﺧ‬ ُ ‫ٰﯾٓﺎ َﯾﱡَﮭﺎ اﻟﻨﱠﺎ‬
ِ ‫س ُﻛﻠُْﻮا ِﻣﱠﻤﺎ ِﻓﻰ اْﻻَْر‬

Artinya :
“ Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.Sungguh, setan itu musuh yang
nyata bagimu.”
Hasil survei nasional terbaru menunjukkan bahwa beberapa indikator gizi telah
membaik, namun Indonesia tetap menjadi negara dengan beban ganda gizi buruk
(Bouble Burden of Malnutrition/DBM), karena gizi kurang dan gizi lebih tersebar luas
dengan mempengaruhi semua bidang kehidupan. Efek terburuk dan jangka panjang
terjadi ketika masalah gizi ini terjadi selama 1000 hari pertama kehidupan (HPK) sejak
kehamilan hingga anak dan remaja berusia 2 tahun (Menteri Kesehatan RI, 2020). Hasil

1
FIKes UIA 2023
2

Riskesdas 2018 menunjukan bahwa 30.8% balita Indonesia mengalami stunting dan
sekitar 10.2% balita mengalami gizi kurang wasting.
Saat ini terdapat sekitar 22,4 juta balita di Indonesia. Setidaknya ada 5,2 juta
ibu hamil di Indonesia setiap tahun dengan rata-rata kelahiran 4,9 juta. Tiga dari
sepuluh balita di Indonesia mengalami stunting yang akan mempengaruhi kualitas
sumber daya manusianya (SDM). Ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi selama
kehamilan bisa mengakibatkan terjadinya kekurangan gizi pada masa jangka panjang
pada balita salah satunya nya masalah pendek (stunting) dan kurus (wasting) angka
kejadian ini di indonesia 48% (Kemenkes RI, 2018).
Menurut data yang dikumpulkan oleh World Health Organization (WHO) lebih
dari separuh balita kurang gizi di dunia berasal dari Asia (55%) dan lebih dari sepertiga
(39%) tinggal di Afrika. Dari 83,6 juta balita stunting di bawah usia 5 tahun di Asia,
proporsi terbesar berasal dari Asia Selatan (58,7%) dan terkecil dari Asia Tengah
(0,9%). Indonesia merupakan negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di kawasan
Asia Tenggara/South East Asia Regional (SEAR). Antara tahun 2005 dan 2017, rata-
rata prevalensi balita kurang gizi di Indonesia adalah 36,4%. (Kemenkes RI, 2018).
Balita yang tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan (TB) umur (U)
kurang dari minus dua standar deviasi ( < -2 SD) standar baku (WHO, 2019). Stunting
dapat disebabkan oleh kemiskinan, perilaku hidup sehat dan pola asuh/pemberian
makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi
pendek. Selain mengalami pertumbuhan terhambat,masalah gizi terutama stunting pada
balita dapat menghambat perkembangan otak yang tidak maksimal. Hal ini dapat
mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar
yang buruk. Selain itu, efek jangka panjang yang disebabkan oleh stunting dan kondisi
lain terkait kurang gizi, acap kali dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes,
hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi (Kemenkes RI, 2018).
Stunting merupakan program nasional yang diatur berdasarkan peraturan
presiden (PERPRES) No. 72 tahun 2021 Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur antara lain mengenai: 1) strategi
nasional percepatan penurunan stunting; 2) penyelenggaraan percepatan penurunan
stunting; 3) koordinasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting; 4)
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan 5) pendanaan. Stunting adalah gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi

FIKes UIA 2023


3

berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar
yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan. Pelaksanaan percepatan penurunan stunting meliputi kelompok sasaran:
remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0 (nol) - 59 (lima
puluh sembilan) bulan. Dan dalam buku Standar Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
bahwa program nasional yaitu penurunan prevalensi stunting dan prevalensi wasting
di rumah sakit dalam akreditasi rumah sakit wajib memiliki angka 100%.
Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di
Provinsi Jawa Barat meningkat menjadi 24,5 persen, sedikit lebih tinggi dari rata-rata
angka stunting nasional sebesar 24,4 persen. Prevalensi stunting tahun 2021 di Kota
Bekasi sebanyak 13,8% dengan target pada tahun 2022 (11,8%), Tahun 2023 (9,73),
dan Tahun 2024 (7,67%). Dilihat dari data profil kesehatan Kota Bekasi 2020
berdasarkan wilayahnya, prevalensi balita stunting tahun 2020 tertinggi di wilayah
Puskesmas Harapan Baru dengan prevalensi (22,00%), diikuti Puskesmas Bintara
(21,70 %), dan Puskesmas Jati Bening Baru (20,15 %). Sedangkan wilayah Puskesmas
dengan prevalensi Balita stunting paling rendah adalah Puskesmas Jati Bening (0,65%),
Puskesmas Kali Abang Tengah (1,15 %), serta Puskesmas Pekayon Jaya (2,36 %).
Stunting dikenali sejak usia 2 tahun, karena pertumbuhan linier dan perkembangan
otak yang pesat terjadi pada usia ini. Jika sudah berisiko mengalami stunting, hal itu
dapat segera dicegah karena sangat sulit untuk memperbaiki stunting sebelum usia lima
tahun. Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan berat badan balita adalah
pengetahuan ibu tentang gizi dan tingkat pendidikan ibu yang mempengaruhi cara
berpikir (Mugianti et al., 2018). Ibu berperan penting dalam pemenuhan gizi balita,
karena balita masih memerlukan perhatian khusus dalam perkembangannya, lebih
tepatnya peran ibu dengan balita dalam banyak hal. Tentunya jika ibu mendapat
informasi yang baik, hal ini juga berpengaruh pada sikap yang baik dalam memenuhi
pola makan balita (Olsa et al., 2017).
Salah satu faktor penyebab tidak langsung adalah keakraban dengan keluarga,
namun pengetahuan yang baik pun tidak menjadi pedoman dalam menentukan pola
makan anak kecil. Kondisi ini mungkin disebabkan karena ibu tidak memiliki
pengetahuan yang kuat tentang stunting, Sedikitnya pengetahuan ibu tentang stunting
membuat kebiasaan makan ibu semakin buruk (Syahbandini& et al, 2018).Pemahaman
ibu tentang gizi yang salah dan pengaruh iklan menyebabkan sikap ibu dalam

FIKes UIA 2023


4

pemberian ASI dan MP-ASI yang tidak tepat (Sari & Ernawati, 2018). Pemberian
asupan gizi dirumah dipengaruhi oleh sikap keluarga, terutama sikap ibu terhadap
pemberian makan bayi. Balita membutuhkan perhatian dan dukungan dari ibu (orang
tua) karena mereka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat
(Oktaningrum, 2018). Model perilaku yang akan dievaluasi terdiri dari pengetahuan
dan sikap yang nantinya dapat digunakan untuk menentukan apa yang ibu lakukan
untuk perilaku pencegahan stunting. Hasil penilaian pengetahuan dan sikap tersebut
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang perilaku pencegahan
stunting (Fildzah et al., 2020).
Hasil penelitian Olsa dkk 2017 tentang sikap dan pengetahuan stunting terdapat
hubungan yang signifikan antara sikap, dan pengetahuan ibu dengan kejadian stunting
dengan angka kejadian stunting pada anak baru masuk sekolah dasar sebesar 16,8%,
sebagian besar ibu memiliki tingkat sikap positif (55,2%) dan tingkat pengetahuan yang
cukup (48,7%). Hasil penelitian berbeda Arnita dkk 2020 menunjukan hasil sikap ibu
memiliki hubungan dengan upaya pencegahan stunting, namun tidak terdapat hubungan
dari pengetahuan ibu dengan upaya pencegahan stunting penelitian diketahui dari 87
Ibu, sebagian besar ibu (67.8%) memiliki upaya pencegahan stunting yang baik,
sebagian besar Ibu (65.5%) memiliki pengetahuan tinggi, sebagian besar Ibu (64.4%)
memiliki sikap baik.
Sejalan dengan hasil penelitian Mutingah dkk 2021 tidak terdapat hubungan
antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan stunting (p value = 0,100), namun
terdapat hubungan antara sikap (p value = 0,001) dan status pekerjaan ibu (p value =
0,003) dengan perilaku pencegahan stunting. Hasil penelitian berbeda Harikatang dkk
2020 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan
kejadian balita stunting dengan hasil p=1,000 dengan OR 1,474 dan tidak terdapat
hubungan antara sikap ibu dengan kejadian balita stunting (p= 0,786). Dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini pengetahuan dan sikap ibu dapat berpengaruh pada
perilaku pencegahan stunting pada balita.
Berdasarkan studi pendahuluan yang diperoleh peneliti pada 27 Desember 2022
di Puskesmas Harapan Jaya dan Posyandu RW 04 kelurahan harapan jaya, dengan
mewawancarai kepala puskesmas harapan jaya tersebut memiliki jumlah 1.592 balita,
dengan jumlah balita yang mengalami stunting 18 balita (1,15%). Hasil Wawancara
dari 10 ibu balita yang memilik balita usia 24–59 bulan, didapatkan 4 balita dibawah

FIKes UIA 2023


5

garis merah dan 6 balita tidak dibawah garis merah, 2 balita tidak pernah sarapan pagi
dan 8 balita sarapan pagi, 4 balita hanya mengkonsumsi snack saja dan 6 tidak
mengkonsumsi snack, dan dari 10 ibu balita belum mengetahui tentang definisi,
penyebab dan tanda gejala serta perilaku pencegahan stunting pada balita.
Dari hasil beberapa referensi dan hasil studi pendahuluan tersebut maka peneliti
mengambil judul penelitian untuk menganalisis Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di RW
04 Kelurahan Harapan Jaya.

B . Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
1. Stunting merupakan program nasional yang diatur berdasarkan peraturan presiden
(PERPRES) dan dalam buku standar akreditasi (KARS) bahwa program nasional
yaitu penurunan prevalensi stunting dan prevalensi wasting di rumah sakit dalam
akreditasi rumah sakit wajib memiliki angka 100 %.
2. Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Provinsi
Jawa Barat meningkat menjadi 24,5 persen, sedikit lebih tinggi dari rata-rata angka
stunting nasional sebesar 24,4 persen. di Daerah Kota Bekasi mendapatkan angka
prevalensi stunting tahun 2021 dengan angka 13,8% dengan target pada tahun 2022
(11,8%), Tahun 2023 (9,73), dan Tahun 2024 (7,67%).
3. Menurut Kemenkes RI 2018 kekurangan gizi pada masa jangka panjang pada balita,
salah satunya nya masalah pendek (stunting) dan kurus (wasting) angka kejadian
ini di indonesia 48%.
4. Hasil Penelitian Olsa dkk 2017 tentang sikap dan pengetahuan stunting terdapat
hubungan yang signifikan antara sikap, dan pengetahuan ibu dengan kejadian
stunting dengan angka kejadian stunting pada anak baru masuk sekolah dasar. Dan
Hasil penelitian Arnita dkk 2020 diketahui dari 87 Ibu, sebagian besar Ibu (67.8%)
memiliki upaya pencegahan stunting yang baik, sebagian besar Ibu (65.5%)
memiliki pengetahuan tinggi, sebagian besar Ibu (64.4%) memiliki sikap baik.
5. Berdasarkan studi pendahuluan yang diperoleh peneliti pada 27 Desember 2022 di
Puskesmas Harapan Jaya dan Posyandu RW 04 kelurahan harapan jaya, dengan
mewawancarai kepala puskesmas harapan jaya tersebut memiliki jumlah 1.592

FIKes UIA 2023


6

balita, dengan jumlah balita yang mengalami stunting 18 balita (1,15%). Hasil
Wawancara dari 10 ibu balita yang memilik balita usia 24–59 bulan, didapatkan 4
balita dibawah garis merah dan 6 balita tidak dibawah garis merah, 2 balita tidak
pernah sarapan pagi dan 8 balita sarapan pagi, 4 balita hanya mengkonsumsi snack
saja dan 6 tidak mengkonsumsi snack, dan dari 10 ibu balita belum mengetahui
tentang definisi, penyebab dan tanda gejala serta perilaku pencegahan stunting pada
balita.

C . Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang perilaku pencegahan stunting pada
balita 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya ?
2. Bagaimana gambaran sikap ibu tentang pencegahan stunting pada balita 24-59
bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya ?
3. Bagaimana gambaran perilaku pencegahan stunting pada balita 24-59 bulan di RW
04 Kelurahan Harapan Jaya ?
4. Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting
pada balita 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya ?
5. Apakah ada hubungan antara sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada
balita 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya ?

D . Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang perilaku pencegahan
stunting pada balita 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
b. Teridentifikasi gambaran sikap ibu tentang perilaku pencegahan stunting pada
balita 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
c. Teridentifikasi gambaran perilaku pencegahan stunting pada balita 24-59 bulan
di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
d. Teridentifikasi Hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan
stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.

FIKes UIA 2023


7

e. Teridentifikasi Hubungan sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada


balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.

E . Manfaat Penelitian
Penelitian yang berjudul “Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya”.
Diharapkan memberi manfaat :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ilmiah bagi tenaga
keperawatan demi peningkatan ilmu pengetahuan khususnya yang terkait dengan
pengembangan sumber daya manusia dalam bidang keperawatan profesional.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Menambah pengalaman serta pengetahuan tentang pengetahuan dan sikap ibu
dengan perilaku pencegahan stunting dan sebagai sarana untuk
mengembangkan serta menerapkan ilmu yang telah diberikan dan diterima
dalam mewujudkan proses yang lebih baik.
b. Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan UIA
Dapat dijadikannya sebagai referensi penelitian selanjutnya dan menambah
bahan kepustakaan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam As-syafi”iyah
yang berkaitan dengan Pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku pencegahan
stunting pada balita 24-59 bulan.
c. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan informasi ibu balita
mengenai stunting dan dapat memberikan pengarahan dan penyuluhan tentang
perilaku pencegahan stunting agar tidak terhambat pertumbuhan balita di RW
04 Kelurahan Harapan Jaya.
d. Bagi Orang Tua
Dapat dijadikan sebagai acuan atau masukan serta informasi yang berguna bagi
orang tua mengenai pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku pencegahan
stunting pada balita 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.

FIKes UIA 2023


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Stunting
1. Definisi Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi
kronis terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) (Kemenkes RI, 2018).
Stunting yaitu apabila panjang atau tinggi badan (TB) umur (U) kurang dari minus
dua standar deviasi ( < -2 SD) standar baku (WHO, 2019). Menurut Atmarita (2018)
menjelaskan bahwa stunting atau tubuh pendek adalah kondisi yang menunjukan
balita dengan panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan
umur. Stunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak balita
(bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlihat
pendek di usianya (Hasan & Kadarusman, 2019).
Hasil dari definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa stunting merupakan
suatu kondisi gagal tumbuh, dengan keadaan tubuh pendek dan sangat pendek dari
tinggi badan (TB) atau umur (U) kurang dari minus dua standar deviasi ( < -2 SD)
yang tidak normal dengan kurangnya pemenuhan gizi yang tidak efektif pada
kondisi tersebut.

2. Penyebab Stunting
Menurut WHO (2013), penyebab terjadinya kondisi stunting disebabkan pada
empat kategori besar yaitu; faktor rumah tangga dan keluarga, menyusui dan
komplementer yang tidak adekuat atau makanan tambahan. Pada faktor rumah
tangga dan keluarga terdapat pembagian lagi yaitu faktor maternal atau faktor ibu
dan faktor lingkungan rumah. Faktor maternal termasuk di dalamnya pada saat
prakonsepsi adanya asupan nutrisi yang kurang, ibu dengan tinggi badan yang
rendah, kelahiran preterm, kehamilan pada usia remaja, jarak kehamilan yang
pendek, terjadinya intrauterine growth restriction (IUGR) kesehatan mental,
hipertensi dan infeksi. Faktor lingkungan rumah berupa sanitasi yang buruk, air
yang tidak bersih, perawatan kesehatan yang kurang, aktivitas dan stimulus anak
yang tidak adekuat, kurangnya edukasi pengasuh, gizi makanan yang tidak sesuai
dalam rumah tangga dan kurangnya akses pada ketersediaan pangan.

8
FIKes UIA 2023
9

3. Ciri – ciri Stunting


Kemenkes RI, (2018) menjelaskan bahwa manifestasi klinis balita pendek atau
stunting dapat diketahui jika seorang balita telah diukur panjang atau tinggi
badannya, maka akan dibandingkan dengan standar dan hasil pengukuran tersebut
akan mendapatkan kisaran di bawah normal. Balita yang termasuk dalam stunting
atau tidaknya itu tergantung pada hasil pengukuran yang didapatkan seperti uraian
yang telah dijelaskan sebelumnya. Jadi tidak hanya dengan diperkirakan atau
hanya ditebak tanpa melakukan pengukuran. Selain tubuh pendek yang menjadi
salah satu ciri stunting, adapun ciri-ciri lainnya yaitu Pertumbuhan melambat :
a. Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya.
b. Pertumbuhan gigi terhambat.
c. Menurunnya kemampuan memori dan konsentrasi dalam belajarnya.
d. Pubertas terlambat.
e. Saat memasuki usia 8-10 tahun kontak matanya kurang dengan orang yang
berada di sekitarnya dan anak lebih pendiam.
f. Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun.
g. Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi
pertama pada anak perempuan).
h. Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.

4. Dampak Stunting
Menurut WHO (2014), dampak dari stunting terdiri dari dampak jangka
pendek dan dampak jangka panjang:
a. Concurrent problems & short-term consequences atau dampak jangka pendek
1) Sisi kesehatan: angka kesakitan dan angka kematian meningkat.
2) Sisi perkembangan: penurunan fungsi kognitif, motorik, dan
perkembangan bahasa.
3) Sisi ekonomi: peningkatan health expenditure, peningkatan pembiayaan
perawatan anak sakit.
b. Long-term consequences atau dampak jangka panjang
1) Sisi kesehatan: perawakan dewasa yang pendek, peningkatan obesitas dan
komorbid yang berhubungan, penurunan kesehatan reproduksi.
2) Sisi perkembangan: penurunan prestasi belajar, penurunan learning
capacity unachieved potencial.

FIKes UIA 2023


10

3) Sisi ekonomi: penurunan kapasitas kerja dan produktifitas kerja.Dampak


buruk yang dapat terjadi akibat.

5. Perilaku Pencegahan Stunting


Menurut Kemenkes (2017), terdapat 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan dalam
pencegahan stunting yaitu sebagai berikut :
a. Perbaikan pola makan
Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari
segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam. Istilah “Isi
Piringku” dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh
sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik protein
nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak dari pada karbohidrat.
Balita pada usia 2- 5 tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat cepat sehingga kebutuhan zat gizinya juga lebih banyak dibanding usia
di bawahnya. Usia ini membuat balita rentan mengalami gizi kurang,
mengalami penurunan nafsu makan serta mudah terkena infeksi. Maka dari itu
asupan gizi seimbang sangat diperlukan. Balita pada usia ini sudah tidak
mendapat ASI sehingga makanan keluarga atau makanan orang dewasa sudah
dapat diberikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan kepada balita
antara lain:
1) Berikan makan 3x dalam sehari dengan porsi yang tidak terlalu banyak
sehingga balita tidak merasa sebah di perut.
2) Batasi makanan yang mengandung gula yang tinggi seperti permen, coklat,
manisan, dan makanan- makanan yang terlalu manis. Hal ini akan
menyebabkan balita menjadi cepat kenyang sehingga terjadi penurunan
nafsu makan.
3) Hindari menggunakan bumbu-bumbu tajam seperti cabe, merica, lada yang
terlalu banyak agar tidak terjadi gangguan pada lambung dan usus.
4) Hindari penggunaan bahan pengawat serta MSG atau penyedap dalam
makanan balita.
5) Ciptakan suasana yang menyenangkan saat memberikan makanan pada
balita seperti makan bersama dalam keluarga.

FIKes UIA 2023


11

6) Tidak memberi sanksi atau hukuman serta menakut- nakuti balita yang tidak
mau makan karena hanya akan membuat balita trauma dan menjadikan
waktu makan adalah hal yang menakutkan.
b. Pola asuh
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang
baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan balita. Dimulai dari
edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal
keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan
gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksa kandungan empat kali
selama masa kehamilan. Bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi
menyusu dini (IMD) dan berperilakulah agar bayi mendapat kolostrum air susu
ibu (ASI). Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan. Selain itu, ASI
boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan
pendamping ASI. Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan membawa
bayi ke posyandu setiap bulan. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah
berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui
imunisasi di posyandu atau puskesmas.
Pola asuh yang baik ketika anak tidak mengalami masalah gizi yang dapat
mengganggu tumbuh-kembang anak, pengasuhan baik dalam berpakaian,
mengajarkan anak makan merupakan tugas dari seorang ibu sampai anak bisa
mandiri, perlu adanya perhatian terhadap anak balita sampai anak dapat
melakukan semua itu sendiri (Rapar, Rompas and Ismanto, 2014). Salah satu
zat gizi yang dibutuhkan anak yaitu zat gizi yang bersumber dari sayuran dan
buah-buahan, karena kandungan vitamin yang ada pada sayur dan buah dapat
membuat tubuh anak menjadi sehat itu semua tidak terlepas dari zat gizi
lainnya yang harus dikonsumsi . Sarapan pagi pada anak merupakan kebiasaan
yang harus diterapkan oleh seorang ibu karena makan dipagi hari dapat
meningkatkan konsentrasi pada anak tersebut dan memperbaiki status gizi pada
anak (Sophia and Madanijah, 2014).
Selain pola asuh terhadap makanan anak juga perlu adanya pengasuhan
kesehatan yang harus sering dilakukan sehingga dapat membentuk sebuah
kebiasaan untuk membentuk pola terkait dalam pengasuhan yang membuat
anak selalu sehat (Rohimah, Kustiyah and Hernawati, 2015).pekerjaan ibu
yang banyak dapat mempengaruhi status gizi pada balita dimana pada saat ibu

FIKes UIA 2023


12

sedang banyak pekerjaan secara tidak langsung anak akan kekurangan


perhatian dan pola makan pada anak menjadi tidak teratur dengan begitu anak
akan mengalami gangguan kesehatan terkait asupan gizi (Sri Fatayani, 2014).
Untuk sebagian ibu yang bekerja paruh waktu, ibu akan memberikan separuh
waktunya untuk anaknya terutama dalam pemberian makanan pada anaknya
dan mengatur pola konsumsinya, sehingga gizi pada anak terpenuhi dan anak
dapat berkembang sesuai dengan pertumbuhannya baik secara fisik maupun
mental pada anak tersebut (Kusumaningtyas, Soesanto and Deliana, 2017).
c. Perbaikan sanitasi dan akses air bersih
Rendahnya askes terhadap pelayanan kesehatan termasuk di dalamnya adalah
akses sanitasi dan air bersih mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit
infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan. Menurut (Depkes RI,
2013), beberapa alasan harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih
dan sabun adalah :
1) Air yang tidak bersih
Air bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit yang
dapat berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk
ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.
2) Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman
Karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal ini
terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan
mencuci tangan dengan sabun (Syahputri, 2011). Penelitian menunjukkan
bahwa mencuci tangan menggunakan sabun di sekolah dan tempat
penitipan anak dapat mengurangi angka diare hingga 30 persen. Cuci
tangan menggunakan sabun sebelum makan atau menyiapkan masakan
dapat mengurangi resiko diare hingga 45 persen (Depkes RI, 2013).

Beberapa manfaat dari mencuci tangan seperti membunuh kuman penyakit


yang ada di tangan., mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera,
disentri, typhus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). tangan
menjadi bersih dan bebas dari kuman, dan mencuci tangan sebelum dan
sesudah beraktivitas. Berdasarkan (Depkes RI, 2013), mencuci tangan perlu

FIKes UIA 2023


13

dilakukan pada saat, Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang,
memegang binatang, berkebun, dll). Setelah buang air besar. Setelah mencebok
bayi atau anak. Setelah makan dan menyuapi anak. Sebelum memegang
makanan.

1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dengan 6 langkah


Mencuci tangan pada air yang mengalir akan lebih terjamin kualitas airnya
dibandingkan dengan air yang terdapat dalam suatu wadah. Mencuci
tangan dalam wadah tidak dapat membersihkan tangan dengan maksimal
karena kotoran-kotoran yang berasal dari tangan tetap berada dalam wadah
dan dapat kembali mengotori tangan. Kebanyakan masyarakat hanya
mencuci tangan sekedar menghilangkan bau amis bekas makanan dan lupa
atau malas mencuci tangan dulu sebelum makan (Depkes RI, 2011).
2) Kebersihan botol susu
Cara-cara pemberian baik ASI maupun susu formula melalui botol harus
memperhatikan berbagai hal seperti cara penyajian, cara mencuci botol,
dan cara sterilisasi (Sutomo & Anggraini, 2010). Cara yang salah dalam
menggunakan botol susu dapat menyebabkan bakteri berkembang. Dari
berkembangnya bakteri dalam botol bisa mengganggu sistem pencernaan
bayi dan balita, bahkan dapat menimbulkan diare pada bayi atau balita.
Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut (fecal-oral)
dengan sarana alat alat seperti botol susu, dot, termometer ataupun melalui
alat makan yang tercemar feses.
Untuk mencegah bahaya tersebut, maka ada hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menjaga kebersihan botol susu adalah:
a) Mencuci botol susu dengan menggunakan air bersih dan sabun.
b) Mencuci botol susu dengan air yang mengalir.
c) Mensterilkan botol susu dengan menggunakan air panas.
3) Kebersihan peralatan makanan
Peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan harus
sesuai dengan peruntukannya dan memenuhi persyaratan hygiene sanitasi.
Persyaratan peralatan yang digunakan untuk penanganan makanan
berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003, yaitu;
a) Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih dan dengan
sabun.
FIKes UIA 2023
14

b) Peralatan yang sudah dicuci dikeringkan dengan alat pengering/lap


yang bersih.
c) Peralatan yang sudah bersih tersebut disimpan di tempat yang bebas
pencemaran.

6. Batasan – Batasan Stunting


Menurut Kemenkes tahun 2010
Table 2.1
Batasan-batasan stunting
Indeks Kategori status gizi Ambang batas (Z-score)
Panjang Badan menurut Sangat pendek <-3 SD
umur (PB/U) atau Tinggi Pendek -3 SD sampai dengan <-2 SD
Badan menurut Umur Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
(TB/U) anak umur 0-60 Tinggi >2 SD
bulan

B. Konsep Balita
1. Definisi Balita
Anak dibawah lima tahun atau sering disingkat balita adalah anak yang berusia
diatas satu tahunan atau dibawah lima tahun atau dengan perhitungan bulan 12-59
bulan (Kemenkes, 2010). Balita merupakan usia dimana anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat (Kemenkes, 2013). Balita
adalah anak yang berusia di bawah 5 tahun, Pertumbuhan dan perkembangan
meningkat pesat pada usia dini, antara 0 sampai 5 tahun., periode ini sering juga
disebut sebagai fase “Golden Age” (Suryani et al., 2017). Dari definisi diatas
Peneliti menyimpulkan bahwa Balita meruapakan periode pertumbuhan yang
sangat pesat yang mempengahuri perkembangan balita dengan perhitungan bulan
12-59 bulan sebagai fase “Golden Age”.

2. Karakteristik Balita Berdasarkan Usia


Septiari (2012) menyatakan karakteristik balita dibagi menjadi dua yaitu:
a. Anak usia 1-3 tahun
Usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif artinya anak menerima makanan
yang disediakan orang tuanya. Laju pertumbuhan usia balita lebih besar dari
usia prasekolah, sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Perut
yang lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya

FIKes UIA 2023


15

dalam sekali makan lebih kecil bila dibandingkan dengan anak yang usianya
lebih besar oleh sebab itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan
frekuensi sering.
b. Anak usia prasekolah (3-5 tahun)
Usia 3-5 tahun anak menjadi konsumen aktif. Anak sudah mulai memilih
makanan yang disukainya. Pada usia ini berat badan anak cenderung mengalami
penurunan, disebabkan karena anak beraktivitas lebih banyak dan mulai
memilih maupun menolak makanan yang disediakan orang tuanya.

4. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Usia 24- 59 Bulan


a. Pertumbuhan Balita
Tinggi dan berat badan todler terus meningkat secara kontinu, meskipun
peningkatan terjadi dengan kecepatan yang lebih lambat dibandingkan masa
bayi. Pencapaian tinggi dan berat badan cenderung terjadi dalam bentuk
lonjakan, dan bukan dalam bentuk linear. Pertambahan berat badan todler rata-
rata adalah 1,4 sampai 2,3 kg per tahun. Panjang/ tinggi badan meningkat rata-
rata 7,5 cm per tahun. Todler umumnya mencapai sekitar setengah dari tinggi
dewasa mereka pada usia 2 tahun. Lingkar kepala bertambah sekitar 2,54 cm
sejak anak berusia antara 1 dan 2 tahun, kemudian bertambah rata-rata 1,27 cm
per tahun sampai anak berusia 5 tahun. Fontanel anterior harus tertutup pada
saat anak berusia 18 bulan. Ukuran kepala menjadi lebih proporsional terhadap
sisa tubuh yang lain saat mendekati usia 3 tahun.
Anak usia prasekolah rata-rata akan tumbuh 6,5 sampai 7,8 cm per tahun. Rata-
rata anak berusia 3 tahun memiliki tinggi 96,2 cm, rata-rata anak usia 4 tahun
memiliki tinggi 103,7 cm, dan rata-rata anak usia 5 tahun memiliki tinggi 118,5
cm. Pertambahan berat rata-rata selama periode ini adalah sekitar 2,3 kg per
tahun (Feigelman, 2007). Rata-rata berat badan anak berusia 3 tahun adalah
14,5 kg, meningkat menjadi rata-rata 18,6 kg pada usia 5 tahun. Kehilangan
lemak bayi dan pertumbuhan otot selama masa prasekolah memberikan
tampilan anak yang lebih kuat dan lebih matang. Panjang tengkorak juga
sedikit me- ningkat, dengan rahang bawah menjadi lebih menonjol. Rahang
atas melebar selama masa prasekolah sebagai per- siapan untuk kemunculan
gigi permanen, biasanya dimulai sekitar usia 6 tahun (Hagan, Shaw, & Duncan,
2008).

FIKes UIA 2023


16

b. Perkembangan Balita
1) Perkembangan motorik
Pertumbuhan fisik balita pertumbuhan akan lebih cepat, saat pada fase ini
balita akan mengalami perkembangan disegi kualitasnya, terjadi kemajuan
disistem otot, sistem saraf, dan motoriknya yang mudah terkoordinir,
kemampuan kongnitif, sosial dan emosionalnya, perkembangan fisik pada
anak yaitu:
a) Tinggi dan berat badan
Tinggi badan balita tumbuh panjang pada masa ini dengan rata-rata
pertumbuhan tinggi badan sekitar 2,5 inci pertahunya, sedangkan
untuk berat badan balita akan bertambah dengan rata-rata 5 sampai
7 pon pertahunya.
b) Proporsi tubuh
Periode balita dimana gambaran seperti bayi akan menghilang,
perlahan tubuhnya akan ramping, serta tangan dan kaki akan tubuh
memanjang, kepala masih agak besar jika dibanding tubuhnya,
dimana di perode ini anak mempunyai tubuh ideal.
c) Perkembangan otak
Perkembangan otak anak akan terus tumbuh saat anak berusia 3
tahun otak anak tumbuh tiga perempat orang dewasa sampai saat
sudah umur 5 tahun otak anak sudah mencapai sembilan persepuluh
ukuran otak orang dewasa dan diusia ini otak anak sudah mencapai
90% otak orang dewasa. Stimulasi pada anak balita dapat
meningkatkan kongnitif pada anak.
d) Gizi
Gizi yang baik di usia anak merupakan sebuah keharusan untuk
mendukung perkembangan anak, makanan pada anak harus
mengandung gizi yang baik dan seimbang karena dalam masa ini
anak cenderung mengalami masalah pada gizi, pemberian gizi yang
baik dan seimbang pada anak akan berdampak pada keseluruhan
aspek pada dirinya.
e) Gigi
Pertumbuhan gigi pada anak akan berganti saat anak berumur 2
tahun hingga 2,5 tahun sudah mempunyai 20 gigi susu dan usia

FIKes UIA 2023


17

anak sudah mencapi usia 6 tahun anak sudah mempunyai 2 gigi


tetap. Perawatan gigi pada anak sangatlah penting, gigi anak akan
terus tumbuh sehingga anak juga harus merawatnya dengan baik
apabila gigi tidak terawat dengan baik maka gigi akan tumbuh tidak
baik, ini sangat mempengaruhi penampilan dan menurunkan
kepercayaan diri anak, akan tetapi jika anak selalu merawat giginya
dengan baik maka gigi akan tumbuh dengan baik pula, penampilan
anak pun juga akan baik dan meningkatkan kepercayaan diri anak
(Soetjiningsih, 2012).
2) Perkembangan kongnitif
a) Teori piget
Perkembangan kongnitif anak pada periode ini disebut praoperation di
karenakan anak hanya memanipulasi mental dengan mengisyaratkan
pemikiran logis. Tahap ini anak juga memiliki pemikiran yang luas serta
dapat menggunakan pemikiran simbolis, dimana anak akan
membayangkan sesuatu obyek yang tidak ada, usia 2 - 4 tahun balita
mengembangkan pemikiran simbolis berupa bahasa dan gambar,
sedangkan anak usia 4 tahun sampai 7 tahun lebih ke pemikiran intuitif.
Pemikiran anak yang lain adalah pemikiran egosentris, dimana anak
belum bisa membedakan pemikiran dirinya dengan temannya , anak jika
dinta akan menjawab dengan pandangan mereka sendiri.
b) Teori pemrosesan informasi
(1) Perhatian : perhatian pada anak akan terfokus pada kegiatan yang
menurut anak menarik perhatianya dengan durasi yang lama, seperti
bermain puzzle.
(2) Memori : memori pada anak didapat saat usia bayi usia 6 bulan bulan
dimana bayi mendapat pengalaman hingga 2 tahun, pengalaman itu
diulang teurs menerus dan anak akan dapat mengingatnya sampai
usia yang belum 3 tahun, di usia ini anak memiliki kemampuan
mengingat sangat baik akan tetapi kemampuan mengingat anak akan
mengalai kemajuan saat anak sudah mencapai usia 5 tahun.
(3) Bahasa dan pemikiran
Kongnitif anak terbentuk karena ada kaitanya dengan fungsi mental,
terdapat dua prinsip pemikiran dan bahasa yang menjadi kesatuan

FIKes UIA 2023


18

yaitu, yang pertamafungsi mental mempunyai riwayat sosial artinya


setiap anak harus menggunakan bahsa dan berkomunikasi dengan
orang lain yang kedua berbicara di lingkungan sekitar menggunakan
bahasa dalam durasi waktu yang sangat lama.
(4) Kebudayaan dan masyarakat
Kongnitif anak akan menjadi optimal dengan cara anak harus
melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan budaya sekitar
(Soetjiningsih, 2012).
3) Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasa anak tidak jauh dari perkembangan kongnitif yang
lebih baik dalam bahasa sendiri mempunyai sistem peraturan sendiri yaitu
sintaksis, morfologi, pregmatikui, dan leksikal yang artinya sintaksis
merupakan kemampuan dalam penguasaan data bahasa, morfologi
merupakan kemampuan dalam penguasaan serta pembentukan kata-kata,
fonologi merupakan kemampuan penguasaan intonasi suara, lesikal
merupakan kemapuan kosa kata serta pengetahuan tentang bahasa. Bahasa
juga mempunyai fungsi untuk anak balita diantaranya :
a) Fungsi instumental: bahasa dapat mengutarakan keinginan anak serta
dapat mengekspesikan.
b) Pengatur: bahsa juga dapat dilakukan oleh anak untuk mengatur prilaku
orang lain.
c) Pribadi: bahasa juga dapat mengungkapkan perasaan dan
mengekspresikan pandangan serta tingkah laku melalui bahasa.
d) Heruistik: anak menggunakan bahasa di lingkungan serta dapat
membedakan dirinya dengan lingkungan.
e) Imaginasi: anak dapat menggunakan bahasa untuk membayangkan
sesuatu yang tidak nyata serta dapat masuk didalamnya (Soetjiningsih,
2012).
Keterlambatan perkembangan bahasa pada anak sering terjadi pada usia
prasekolah, anak laki-laki cenderung mengalami masalah dalam bahasa
dibanding anak perempuan, ini akan berdampak pada kongnitif dan sosial
emosional anak, anak akan di panadang negatif dilingkungan. Antisipasi
untuk anak yang mengalami keterlambatan bahasa bisa dilakukan dengan
membaca buku, karena membaca buku dapat menambah kosakata anak.

FIKes UIA 2023


19

(Soetjiningsih, 2012).
4) Perkembangan sosial, emosional
Perkembangan anak tentang sosial emosional merupakan cara anak untuk
mengembangkan kepercayaan diri, percaya, dan simpati akan tetapi sosial
emosional anak dipengaruhi faktor biologis seperti emosi, kesehatan, dan
lingkungan dilain itu faktor yang mempengaruhi sosial emosional anak
diantaranya keluarga, teman, dan pemainan sebagaima berikut :
a) Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua dapat dipengaruhi perkembangan anak, setiap orang
tua mempunyai prilaku pola asuh masing-masing, dimana terdapat tipe
pola asuh orang tua:
(1) Pola asuh otoriter: pola asuh orang tua yang sering menghukum
anak, memaksa anak untuk mengikuti aturanya, pengawasan sangat
ketat, dan sering menunjukan kemarahan. Pola asuh seperti ini akan
menyebabkan anak tidak bahagia, komunikasi yang kurang, tidak
mempunyai keinginan dan cenderung bersifat agresif pada anak.
(2) Pola asuh demokratis: pola asuh orang tua seperti ini merupakan
pola asuh dimana anak dituntut untuk mandiri akan tetapi masih
dalam pengawasan orang tua, sikap orang tua seperti ini sangat
ramah terhadap anaknya, sehingga akan berdampak pada anak yang
mempunyai sosial yang baik, percaya diri, dan bertanggung jawab.
(3) Pola asuh mengabaikan: pola asuh orangtua seperrti ini yang tidak
terlalu menuntut anaknya dan cenderung membiarkan anaknya
melakuakan segala hal sehingga anak tidak bisa mengendalikan
perilaku, ini akan berdampak pada sopan santun anak terhadap orang
tua dan tidak mengikuti peraturan.
(4) Pola asuh menbiarkan: pola asuh orang tua dimana orang tua tidak
melihat di kehidupan anaknya, karena menganggap kehidupan orang
tua lebih penting dari anaknya, ini akan berdampak buruk terhadap
prilaku anak, anak akan cenderung menyendiri, tidak pernah
dewasa, terasing dalam keluarga.
b) Teman
Teman merupakan sumber informasi terpenting serta pembanding di
lingkungan sekitar, dimana anak akan mendapat umpan balik tentang

FIKes UIA 2023


20

dirinya. Teman sebaya sangat penting bagi perkembangan sosial anak,


apabila anak memiliki taman yang baik akan berdampak pada prilaku
yang positif, akan tetapi jika anak mendapat teman yang kurang baik ini
kan berdampak buruk pada perilaku anak yang negatif seperti, putus
sekolah.
c) Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang sangat membahagiakan yang
dilakukan untuk kepentingan kegiatan sendiri, itu juga merupakan suatu
kesibukan anak untuk menyenangkan perasanya, tapi juga dibatasi
waktunya dan tempanya. Fase bermain pada anak juga memiliki fungsi
dan karakteristik tersendiri, diantaranya:
(1) Fungsi bermain pada anak: bermain pada anak akan meningkatkan
perkembangan motorik halus dan motorik kasar, bermain juga dapat
meningkatkan perkembangan emosi anak, anak juga akan belatih
kerjasama dengan teman, serta dapat meningkatkan perkembangan
kongnitif anak.
(2) Karakteristik bermain pada anak: bermain pada anak dilakukan
tanpa paksaan, permainan menimbulkan perasan senang serta
merangsang munculnyaprilaku baik, bermain dilakukan secara
bebas, arti dari permainan ditentukan oleh anak (Soetjiningsih,
2012).

FIKes UIA 2023


21

Tabel 2.2
Tahapan Perkembangan Balita
No Usia Tahapan Perkembangan yang dicapai
1. 24-36 bulan • Jalan naik tangga sendiri
• Dapat bermain dengan menendang bola kecil
• Mencoret-coret pensil pada kertas
• Bicara dengan baik menggunakan dua kata
• Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
• Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu
• Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda
atau lebih
• Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
• Melepas pakaiannya sendiri

2. 36-48 bulan • Berdiri 1 kaki selama 2 detik


• Melompat kedua kaki diangkat
• Mengayuh sepeda roda tiga
• Menggambar garis lurus
• Menumpuk 8 buah kubus
• Mengenal 2-4 warna
• Menyebut nama, usia dan tempat
• Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan
• Mendengarkan cerita
• Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
• Mengenakan sepatu sendiri
• Mengenakan pakaian sendiri

3. 48-60 bulan • Berdiri 1 kaki 6 detik


• Melompat-lompat dengan kaki satu
• Menari
• Menggambar tanda silang
• Menggambar lingkaran
• Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh
• Mengancing baju atau pakaian boneka
• Menyebut nama lengkap tanpa di bantu
• Senang menyebut kata-kata baru
• Senang bertanya tentang sesuatu
• Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
• Bicaranya mudah dimengerti
• Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan
bentuknya
• Menyebut angka, menghitung jari
• Menyebut nama-nama hari
• Berpakaian sendiri tanpa dibantu ibu

FIKes UIA 2023


22

5. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Balita


a. Faktor internal
1) Ras merupakan anak lahir dengan ras di suatu negara maka anak tersebut
tidak mempunyai ras seperti negara lain
2) Umur merupakan suatu tolak ukur percepatan pertumbuhan dan
perkembangan anak
3) Jenis kelamin merupakan perkembangan pada anak perempuan lebih cepat
di banding anak laki-laki
4) Keluarga akan mempengharuhi bentuk tubuh anak sesuai dengan orang
tuanya
5) Genetik merupakan faktor bawaan anak dengan memiliki potensi. Kelainan
genetik pada anak akan berpengaruh pada perkembangan anak selanjutnya
b. Faktor ekternal
1) Gizi merupakan faktor terpenting pada saat ibu hamil di akhir trimester
yang dapat mempengaruhi janin
2) Mekanis merupakan posis fetus yang tidak normal yang berdampak pada
kelainan kongenital
3) Toksin dan zat kimia terdapat di obat seperti aminoptrin yang dapat
menyebabkan kelainan kongenital
4) Radiasi meruapakan paparan radium dan sinar rontgen yang akan
berdampak pada janin
5) Infeksi, penyakit ini bila pada awal trimester dan trimester kedua akan
menyebabkan kelainan pada janin (kemenkes, 2016).

C. Konsep Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah berbagai macam hal yang diperoleh oleh seseorang
melalui panca indera (Natoatmodjo, 2012). Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini
terjadi setelah seorang mengadakan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu
(A.Wawan et al, 2019). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Pengetahuan diperlukan
sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri, maupun sikap dan
prilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta
yang mendukung tindakan seseorang. (Yohanna Theresia Hasibuan, 2018). Dari

FIKes UIA 2023


23

diatas peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan merupakan hasil "tahu"


seseorang terharhap suatu objek tertentu yang dapat menumbuhkan rasa percaya
diri, maupun sikap dan perilaku setiap hari yang mendukung tindakan seseorang.
Definisi operasional yang akan menjadi definisi operasional terkait
pengetahuan ibu tentang stunting adalah Pola pikir atau segala sesuatu yang
diketahui ibu yang merawat balita dirumah mengenai stunting (Definisi, penyebab,
ciri-ciri, dampak, perilaku pencegahan).

2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehetion)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dapat meng-interpretasikan suatu materi
tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (riil). Aplikasi disini dapat
diartikan penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam kaitannya suatu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk menjelaskan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

FIKes UIA 2023


24

Bisa diartikan juga sebagai kemampuan untuk menyusun formasi baru dari
formasi-formasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan penelitian
terhadap suatu obyek. Penelitian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Faktor Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang yaitu:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
b. Media masa / sumber informasi
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
c. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan
fisik, biologis, maupun sosial.
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan


Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang
menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian. Menurut
(Budiman dan Riyanto, 2013).
a. Skala Guttman adalah skala pernyataan yang menginginkan tipe jawaban yang
tegas, seperti jawaban Benar-Salah, Ya-Tidak, Pernah-Tidak pernah, positif-

FIKes UIA 2023


25

negatif, tinggi-rendah, baik-buruk, dan seterusnya. (V.Wiratna S, 2018).


jawaban "benar" Pada pernyataan positif akan mendapatkan skor 6, dan
jawaban :"salah" akan mendapatkan skor 0. Jawaban "benar" untuk pernyataan
negatif akan mendapatkan skor 0, dan jawaban "salah" akan mendapatkan skor
6.
b. Menurut Arikunto (2013) terdapat 3 kategori tingkat pengetahuan yang
didasarkan pada nilai presentase sebagai berikut:
1) Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya 76%-100%.
2) Tingkat pengetahuan kategori cukup jika nilainya 56-75%
3) Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya ≤55%

D. Konsep Sikap
1. Definisi Sikap
Sikap merupakan reaksi tertutup yang berupa kesiapan dan kesediaan
seseorang untuk bertindak, jika reaksi terbuka maka disebut sebuah perilaku
(Notoadmojo, 2012). Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap
dirinya sendiri, orang lain, objek dan isu. (A.Wawan, 2019). Dari beberapa definisi
diatas Peneliti mendifinisikan bahwa sikap adalah kesiapan dan kesediaan
seseorang untuk bertindak sebagai evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap
dirinya sendiri.
Definisi operasional yang akan menjadi definisi operasional terkait sikap ibu
tentang perilaku pencegahan stunting adalah Tanggapan atau respon ibu yang
merawat balita dirumah mengenai perilaku pencegahan stunting (Komponen
kognitif, komponen afektif, komponen psikomotor).

2. Komponen Sikap
Secara umum sikap memiliki tiga komponen (Arson, Wilson, Akert, 2012).
a. Komponen Kognitif
Proses kognitif diperankan oleh otak manusia yang mana informasi yang
diperoleh seseorang akan masuk ke dalam otak lalu diproses dengan
menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi yang akan menghasilkan
penilaian yang baru terhadap suatu objek maupun subjek.

FIKes UIA 2023


26

b. Komponen Afektif
Komponen afektif ialah sebuah perasaan (emosi) seseorang terhadap suatu
objek maupun subjek. Dari proses kognitif yang menghasilkan penilaian baru
lalu seseorang akan meyakini dengan benar, baik dan indah yang melibatkan
emosi. Afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek perasaan
dan emosi seperti: minat, sikap, apresiasi, dan cara menyesuaikan diri.
c. Komponen Psikomotor
Sebuah tindakan yang dilakukan seseorang yang berkenaan dengan keinginan
dan keyakinan. Psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada
aspek keterampilan motorik seperti: mengerjakan, memasang, membuat.
Psikomotor juga disebut sebagai bentuk dari tingkah laku.

3. Tahapan Sikap
Dalam taksonomi Bloom tahapan domain sikap adalah (Budiman & Riyanto,
2013).
a. Menerima
Tahapan menerima adalah kepekaan, kesadaran dam keinginan seseorang
untuk menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada diri
seseorang dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Tahapan
menerima ini seseorang yang menerima rasangan (stimulus) juga akan
menyeleksi dan mengkontrol stimulus tersebut.
b. Menanggapi
Tahap sikap menaggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mengikutsertakan diri secara aktif dalam situasi tertentu dan membuat
reaksi dari apa yang diterima pada tahap menerima.
c. Menilai
Tahap menilai adalah seseorang memberikan nilai atau penghargaan terhadap
suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan akan
dirasakan membawa kerugian atau penyesalan begitu juga sebaliknya jika
kegiatan dikerjakan akan dirasakan membawa keuntungan dan kepuasan.
d. Mengelola
Tahap sikap mengelola adlaah mempertemukan perbedaan nilai baru yang
universal, yang membawa pada perbaikan umum. Pada tahap mengelola

FIKes UIA 2023


27

seseorang akan memiliki kemantapan dan prioritas nilai yang telah


dimilikinya.
e. Menghayati
Tahap sikap menghayati adalah perpaduan dari semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Pada tahap ini seseorang telah menanamkan nilai secara konsisten pada
sistemnya sehingga akan mempengaruhi emosinya. Menghayati merupakan
tingkat afektif tertinggi, karena tahapan sikap ini seseroang dapat dikatakan
telah bijaksana.

4. Sifat Sikap
Sifat sikap terbagi dua, yaitu sifat positif dan sifat negatif (Azwar, 2013), sebagai
berikut:
a. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah: mendekati, menyayangi,
mengharapkan obyek tertentu.
b. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,
membenci, tidak menyukai obyek tertentu.

5. Pengukuran Sikap
a. Pengukuran sikap model Likert
Pengukuran sikap model Likert juga dikenal dengan pengukuran sikap skala
Likert, karena likert dalam melakukan pengukuran sikap juga menggunakan
skala. Dalam menciptakan alat ukur, Likert juga menggunakan pernyataan-
pernyataan dengan menggunakan empat jawaban alternative atau tanggapan
atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Subyek yang diteliti disuruh memilih
salah satu dari empat alternative jawaban yang disediakan. Empat alternatif
jawaban yang dikemukakan oleh Likert, yaitu: a. Sangat setuju (strongly
approve) b. Setuju (approve) c. Tidak setuju (disapprove) d. Sangat tidak
setuju (strongly disapprove). Alternatif jawaban tersebut memiliki nilai 1-4,
mana yang mendapatkan nilai 1 sampai 4 tergantung pernyataannya. Bila
pernyataan sifatnya positif dan orang tersebut sangat setuju maka pernyataan
tersebut memiliki nilai 4 dan sebaliknya. (Notoatmodjo, 2014).
b. Sikap dibagi dalam 2 Kriteria :
1) Sikap Negatif = Jika Skor ˂ Mean/Median

FIKes UIA 2023


28

2) Sikap Positif = Jika Skor ≥ Mean/Median

6. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Sikap


Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Azwar (2013) :
a. Pengalaman pribadi.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.
c. Pengaruh budaya.
d. Media massa.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama.
f. Pengaruh faktor emosional

E. Konsep Perilaku
1. Definisi Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme atau mahluk hidup yang. Perilaku adalah respon individu terhadap suatu
stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi
spesifik, durasi dan tujuan baik disadari atau tidak. Perilaku merupakan kumpulan
berbagai factor yang saling berinteraksi (A.Wawan,Dewi.M.2019). Dari beberapa
definisi diatas, peneliti mendefinisikan bahwa perilaku adalah semua kegiatan
aktivitas atau tindakan dari respon terhadap suatu stimulus yang dapat diamati dan
mempunyai frekuensi sepesifik yang disadari atau tidak disadari.
Definisi operasional yang akan menjadi definisi operasional terkait perilaku
ibu tentang pencegahan stunting adalah Suatu tindakan untuk menghindarkan
balita mengalami tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya (Perbaikan pola
makan, pola asuh, perbaikan sanitasi dan air bersih).

2. Golongan Perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua (Notoatmodjo, 2012) yaitu :
a. Perilaku tertutup (Convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat

FIKes UIA 2023


29

diamati secara jelas oleh orang lain.


b. Perilaku terbuka (Overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakanatau
praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

3. Determinan Perilaku
Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena
perilaku merupakan resultansi dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal
(lingkungan). Secara lebih terinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi
dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan keinginan, kehendak, minat,
motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Namun demikian pada realitasnya sulit
dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan yang menentukan perilaku seseorang.
Apabila ditelusuri lebih lanjut, gejala kejiwaan tersebut ditentukan atau dipengaruhi
oleh berbagai faktor lain, diantaranya adalah faktor pengalaman, keyakinan, sarana
fisik, sosio-budaya masyarakat dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

4. Bentuk Perilaku
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau
seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respons ini
terbentuk 2 macam, yakni:
a. Bentuk pasif adalah respons internal yaitu yang terjadi didalam diri manusia
dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir,
tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.
b. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.
Bentuk perilaku dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap adalah
respons seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat
terselubung dan disebut cover behavior. Sedangkan tindakan nyata seseorang
sebagai respons seseorang terhadap stimulus (practice) adalah merupakan overt
behavior (A. Wawan dan Dewi.M, 2019).

5. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Perilaku


Menurut teori Lawrance Green (1980) dalam Notoatmodjo (2014) menyatakan
bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku

FIKes UIA 2023


30

(behaviour causes) dan faktor diluar perilaku (non behaviour causes). Selanjutnya
perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu:
a. Faktor predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor yang mempermudah
terjadinya perilaku, diantaranya mencakup pengetahuan, sikap, tindakan,
kepercayaan, nilai-nilai tradisi dan sebagainya.
b. Faktor pemungkin (enabling factor), yaitu faktor yang mencakup lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-prasarana
terjadinya perilaku , misalnya ketersedianya Sumber atau fasilitas dan
sebagainya.
c. Faktor penguat (reinforcement factor), yaitu faktor yang memperkuat terjadi
nya perilaku, meliputi sikap, undang- undang, peraturan-peraturan,
pengawasan dan sebagainya.

6. Pengukuran Perilaku
a. Pengukuran Perilaku model Likert
Pengukuran Perilaku model Likert juga dikenal dengan pengukuran sikap skala
Likert, karena likert dalam melakukan pengukuran perilaku juga menggunakan
skala. Dalam menciptakan alat ukur, Likert juga menggunakan pernyataan-
pernyataan dengan menggunakan Empat jawaban alternative atau tanggapan
atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Subyek yang diteliti disuruh memilih
salah satu dari lima alternative jawaban yang disediakan. Empat alternatif
jawaban yang dikemukakan oleh Likert, yaitu: a. Selalu b. Sering c. Jarang d.
Tidak Sama Sekali. Alternatif jawaban tersebut memiliki nilai 1-4, mana yang
mendapatkan nilai 1 sampai 4 tergantung pernyataannya. Bila pernyataan
sifatnya positif dan orang tersebut sangat setuju maka pernyataan tersebut
memiliki nilai 4 dan sebaliknya. (Notoatmodjo, 2014).
b. Perilaku dibagi dalam 2 Kriteria :
1) Perilaku Negatif = Jika Skor < Mean/Median
2) Perilaku Positif = Jika Skor ≥ Mean/Median

FIKes UIA 2023


31

F. Kerangka Teori

Bagan 2.3

Balita 24-59 Bulan

Stunting Pengetahuan Ibu

1. Definisi Stunting
2. Penyebab Stunting
3. Ciri – Ciri Stunting
4. Dampak Stunting
5. Perilaku Pencegahan Stunting

Perilaku Pencegahan Sikap Ibu


Stunting

1. Perbaikan Pola Komponen Sikap :

Makan 1. Kognitif
2. Pola Asuh 2. Afektif
3. Psikomotor
3. Perbaikan Sanitasi
dan Air Bersih

Keterangan :
Gambar 2.5 Kerangka Teori
: Diteliti
Sumber : (Kemenkes RI, 2017), (Kemenkes RI, 2018),
: Tidak Diteliti (WHO, 2013), (WHO, 2014), (Arson, Wilson, Akert 2012),
(Notoatmodjo 2015).
: Berpengaruh

FIKes UIA 2023


BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep adalah suatu model konseptual yang membahas saling
ketergantungan antara variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika
situasi atau hal yang sedang atau yang akan diteliti sekarang. Penyusunan kerangka
konsep akan membantu kita untuk membuat hipotesa, menguji hubungan tertentu dan
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya
dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau variabel (Nursalam, 2017).
Variabel independent adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependent. Variabel independent yang akan diteliti adalah
Pengetahuan dan Sikap Ibu, sedangkan variabel dependent adalah variabel yang
nilainya ditentukan oleh variabel lain. Variabel dependent penelitian adalah Perilaku
Pencegahan Stunting (Nursalam, 2017).

Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independent Variabel Dependent

Pengetahuan Ibu
Perilaku Pencegahan
Stunting
Sikap Ibu

B. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan, duga atau dalil sementara
yang kebenarannya akan diteliti dan kebenarannya akan terbukti dalam penelitian
tersebut (Nursalam, 2017). Berdasarkan landasan teori dan kerangka konsep dapat
dirumuskan :
H¹o : Tidak terdapat hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan perilaku pencegahan
stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
H¹a : Terdapat hubungan antara Pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting
pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
H²o : Tidak terdapat hubungan antara sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting

32
FIKes UIA 2023
33

pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.

H²a : Terdapat hubungan antara sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada
balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.

C. Definisi Operasional
Tabel 3.2
Definisi Operasional
No Variable Definisi oprasional Alat ukur Hasil ukur Skala
ukur
Variable
Independen
1 Pengetahuan Pola pikir atau Lembar Test Baik jika nilainya 76 Ordinal
Ibu segala sesuatu yang dengan – 100 %
diketahui ibu yang menggunakan Cukup jika nilai 56 –
merawat balita skala Guttman 75 %
dirumah mengenai dengan 17 butir Kurang jika niali ≤ 56
stunting (Definisi, pernyataan. %
penyebab, ciri-ciri, (Arikunto, 2013)
dampak, perilaku
pencegahan).
2 Sikap ibu Tanggapan atau Lembar 1. Negatif jika skor Ordinal
respon ibu yang Kuesioner yang didapat ˂
merawat balita dengan 46.00 (Median)
dirumah mengenai menggunakan 2. Positif jika skor
perilaku pencegahan skala likert yang didapat ≥
stunting (Komponen sebanyak 12 46.00 (Median)
kognitif, komponen butir pernyataan.
afektif, komponen
psikomotor).
Variable
Dependen
3 Perilaku Suatu tindakan untuk Lembar 1. Negatif jika skor Ordinal
Pencegahan menghindarkan Kuesioner yang didapat ˂
Stunting balita mengalami dengan 54.00 (Median)
tinggi badan lebih menggunakan 2. Positif jika skor
pendek dari anak skala likert yang didapat ≥
seusianya (Perbaikan sebanyak 14 54.00 (Median)
pola makan, pola pernyataan
asuh, perbaikan
sanitasi dan air
bersih).

FIKes UIA 2023


34

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Dan Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang menjelaskan atau menganalisis hasil
penelitian tetapi tidak untuk menarik kesimpulan yang lebih luas Sugiyono (2019).
Dan menggunakan desain penelitian korelaktif yaitu penelitian yang menjelaskan apa
adanya antara variabel yang menghubungkan antara variabel independen
(Pengetahuan dan Sikap Ibu) dengan variabel dependen (Perilaku Pencegahan
Stunting) yang menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional
untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam waktu
bersamaan, dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan
sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04
kelurahan harapan jaya.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini di lakukan di RW 04 kelurahan harapan jaya dan waktu yang
dibutuhkan untuk penelitian dan penyusunan skripsi ini dimulai dari bulan Maret
sampai dengan Juli 2023 mulai dari persiapan, pengumpulan data, pengelolaan dan
analisis data hingga penulisan laporan.

C. Populasi dan Sample Penelitian


1. Populasi penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019). Menurut
Notoadmojo (2018), populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang mempunyai balita
usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya berjumlah 50 orang pada bulan
desember, didapatkan dari rerata jumlah total ibu yang memiliki balita usia 24-59
bulan.

FIKes UIA 2023


35

2. Sampel penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2019). Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total
sampling, dimana peneliti memilih responden sebanyak 50 sebagian ibu yang
mempunyai balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2017). Kriteria inklusi
dari penelitian ini adalah :
1) Ibu yang bisa baca tulis
2) Ibu yang bersedia menjadi responden
3) Ibu yang memiliki balita 24-59 bulan dengan status penduduk pendatang
maupun penduduk tetap di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria Ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi (Nursalam, 2017). Kriteria eksklusi dari
penelitian ini adalah :
1) Balita dalam keadaan sehat dan tidak mengalami gangguan cacat fisik.

D. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2019). Variabel penelitian di bagi menjadi dua sebagai berikut:
1. Variabel independen/variabel bebas (X)
Variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan dan terjadinya
variabel dependen (Pengetahuan dan Sikap Ibu).
2. Variabel dependen/variabel terikat (Y)
Variabel yang dipengaruhi atau merupakan akibat dari adanya variabel bebas
(Perilaku Pencegahan Stunting).

Bagan 4. 1
variabel penelitian

Variable independen (X) Variable dependen (Y)

Pengetahuan dan Sikap Perilaku Pencegahan


Ibu Stunting

FIKes UIA 2023


36

E. Instrument Penelitian
1. Jenis Instrumen
Alat untuk melakukan kegiatan penelitian, terutama sebagai pengukuran dan
pengumpulan data . Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini dalam
berbentuk kuesioner yang mengacu pada kerangka konsep, kuesioner penelitian
berisi tentang “ Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Perilaku
Pencegahan Stunting di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya “ dengan alat ukur
menggunakan skala Guttmen dan skala Likert. Instrumen pengumpulan data terdiri
dari 4 bagian, yaitu :
a. Data Demografi
Terdapat Karakteristik ibu umur, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan dan
juga Karakteristik balita, Umur, dan jenis kelamin.
b. Kuesioner Pengetahuan Ibu
Skala Guttman adalah skala pernyataan yang menginginkan tipe jawaban
yang tegas, seperti jawaban Benar-Salah, Ya-Tidak, Pernah-Tidak pernah,
positif-negatif, tinggi-rendah, baik-buruk, dan seterusnya. (V.Wiratna S,
2018). Instrumen yang menggunakan skala Guttmen yaitu untuk mengukur
pengetahuan ibu mengenai stunting pada balita di RW 04 Kelurahan Harapan
Jaya yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan kuisioner. Instrumen tingkat
pengetahuan terdiri dari 17 pernyataan, jawaban "benar" Pada pernyataan
positif akan mendapatkan skor 7, dan jawaban :"salah" akan mendapatkan skor
0. Jawaban "benar" untuk pernyataan negatif akan mendapatkan skor 0, dan
jawaban "salah" akan mendapatkan skor 7. Berikut ini kisi-kisi instrument
pengetahuan :
Tabel 4. 2
kisi-kisi kuesioner Pengetahuan Ibu
Variabel Indikator Favourable Unfavourable
Pengetahuan Ibu Definisi Stunting 1, 2, 3 4
Penyebab Stunting 5, 6, 7 8
Ciri – ciri Stunting 9, 10, 11 12
Dampak Stunting 13, 14 -
Perilaku Pencegahan 15, 17 16
Stunting
Total 13 butir 4 butir

FIKes UIA 2023


37

c. Kuesioner Sikap Ibu


Skala Likert adalah skala pernyataan yang menunjukkan tingkat kesetujuan
atau ketidaksetujuan responden. (V.Wiratna S, 2018). Instrumen yang
menggunakan skala Likert untuk mengukur sikap ibu dalam mengahadapi
perilaku pencegahan stunting di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya yang dibuat
sendiri oleh peneliti dengan tinjauan teoritis. Kriteria dari penelitian tersebut
memiliki 4 alternatif jawaban yaitu untuk pernyataan positif : Sangat setuju =
4, Setuju =3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1. Sedangkan untuk
pernyataan negatif : Sangat setuju = 1, Setuju = 2, Tidak Setuju = 3, Sangat
tidak setuju = 4. Instrumen sikap dalam mengahadapi Stunting berjumlah 12
pernyataan.

Tabel 4. 3
kisi-kisi kuesioner Sikap Ibu
Variabel Indikator Favourable Unfavourable
Sikap Ibu Komponen Kognitif 1, 2, 3 4
Komponen Afektif 5, 6, 7 8
Komponen Psikomotor 9, 10, 11 12

Total 9 butir 3 butir

d. Kuesioner Perilaku Pencegahan Stunting


Skala Likert adalah skala pernyataan yang menunjukkan tingkat frekuensi
melakukan tidakan dalam menghadapi dismenore. (V.Wiratna S, 2018).
Instrumen yang menggunakan skala Likert untuk mengukur perilaku
pencegahan ibu menghadapi stunting yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan
tinjauan teoritis. Aspek perilaku menggunakan skala likert dengan kriteria dari
penelitian tersebut memiliki 4 alternatif jawaban yaitu untuk pernyataan positif
: Selalu 4, Sering = 3, Jarang = 2, Tidak pernah = 1. Sedangkan untuk pernyataan
negatif : Selalu = 1, Sering = 2, Jarang = 3, Tidak Pernah = 4. = Kuisioner aspek
perilaku menghadapi stunting berjumlah 14 pernyataan.

FIKes UIA 2023


38

Tabel 4. 4
kisi-kisi kuesioner Perilaku Pencegahan Stunting
Variabel Indikator Favourable Unfavourable
Perilaku Pencegahan Perbaikan Pola 1, 2, 3 4
Stunting Makan
Pola Asuh 5, 6, 7, 8 9
Perbaikan Sanitasi 10, 11, 12, 13 14
dan Air Bersih
Total 11 butir 3 butir

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen


1. Uji Validitas
Uji validitas kuesioner dalam penelitian ini adalah instrument pengetahuan dan
sikap ibu serta perilaku pencegahan stunting yang akan dilakukan di RW 05
Kelurahan Harapan Jaya dengan sampel 30 orang ibu yang memiliki balita usia 24-
59 bulan
Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan yang diuji
validitasnya. Hasil r hitung bandingkan dengan r table dimana df=n-2 dengan sig
5%. Jika r hitung > r table, maka valid. Jika r hitung < r tabel, maka tidak valid.
Pengolahan data menggunakan rumus korelasi product moment correlation atau
yang lebih dikenal dengan korelasi pearson (V.Wiratma S, 2018).

Peneliti telah melakukan uji validitas untuk mengukur kevalidan butir kuesioner
pengetahuan ibu , sikap ibu serta perilaku pencegahan stunting dari sampel 30
orang ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan di RW 05 kelurahan harapan jaya.
Dapat dilihat pada table dibawah ini :

FIKes UIA 2023


39

Tabel 4. 5
Uji Validitas Pengetahuan Ibu
Butir r hitung r tabel Keterangan
Pernyataan

1 0,594 0,361 Valid


2 0,411 0,361 Valid
3 0,544 0,361 Valid
4 0,512 0,361 Valid
5 0,137 0,361 Tidak Valid
6 0,136 0,361 Tidak Valid
7 0,366 0,361 Valid
8 0,396 0,361 Valid
9 0,590 0,361 Valid
10 0,026 0,361 Tidak Valid
11 0,647 0,361 Valid
12 0,647 0,361 Valid
13 0,647 0,361 Valid
14 0,436 0,361 Valid
15 0,029 0,361 Tidak Valid
16 0,633 0,361 Valid
17 0,355 0,361 Tidak Valid
18 0,438 0,361 Valid
19 0,014 0,361 Tidak Valid
20 0,046 0,361 Tidak Valid
21 0,184 0,361 Tidak Valid
22 0,521 0,361 Valid
23 0,633 0,361 Valid
24 0,548 0,361 Valid
25 0,633 0,361 Valid

Pada tabel uji validitas mengenai Pengetahuan Ibu, dari 25 pernyataan yang terdapat
diatas, terderdapat 17 pernyataan yang valid yaitu pernyataan 1,2,3,4,7,8,9,11,
12,13,14,16,18,22,23,24,25. Dan terdapat 8 pernyataan yang tidak valid yaitu
pernyataan no.5,6,10,15,17,19,20,21.

Tabel 4.6
Uji Validitas Sikap Ibu
Butir r hitung r tabel Keterangan
Pernyataan
1 0,714 0,361 Valid
2 0,712 0,361 Valid
3 0,715 0,361 Valid
4 0,345 0,361 Tidak Valid
5 0,740 0,361 Valid
6 0,690 0,361 Valid
7 0,609 0,361 Valid
8 0,580 0,361 Valid
9 0,266 0,361 Tidak Valid
10 0,807 0,361 Valid
11 0,782 0,361 Valid
12 0,326 0,361 Tidak Valid

FIKes UIA 2023


40

13 0,839 0,361 Valid


14 0,704 0,361 Valid
15 0,868 0,361 Valid

Pada tabel uji validitas mengenai Sikap Ibu, dari 15 pernyataan yang terdapat diatas,
terderdapat 12 pernyataan yang valid yaitu pernyataan 1,2,3,5,6,7,8,10,11,13,14,15.
Dan terdapat 3 pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan no.4,9,12.

Tabel 4.7
Uji Validitas Perilaku Pencegahan Stunting
Butir r hitung r tabel Keterangan
Pernyataan

1 0,567 0,361 Valid


2 0,404 0,361 Valid
3 0,382 0,361 Valid
4 0,438 0,361 Valid
5 0,344 0,361 Tidak Valid
6 0,188 0,361 Tidak Valid
7 0,562 0,361 Valid
8 0,559 0,361 Valid
9 0,605 0,361 Valid
10 0,578 0,361 Valid
11 0,511 0,361 Valid
12 0,174 0,361 Tidak Valid
13 0,371 0,361 Valid
14 0,469 0,361 Valid
15 0,472 0,361 Valid
16 0,427 0,361 Valid
17 0,427 0,361 Valid
18 0,096 0,361 Tidak Valid

Pada tabel uji validitas mengenai Perilaku Pencegahan Stunting, dari 18 pernyataan
yang terdapat diatas, terderdapat 14 pernyataan yang valid yaitu pernyataan
1,2,3,4,7,8,9,10,11,13,14,15,16,17. Dan terdapat 4 pernyataan yang tidak valid
yaitu pernyataan no.5,6,12,18.

2. Reliabilitas Instrumen
Indeks yang menunjukkan kemampuan alat ukur untuk menentukan Hasil nilai
yang sama atau konsisten. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
data pengukuran memberikan hasil yang relative konsisten ketika pengukuran
diulang dalam topik yang sama, fungsi uji reliabilitas adalah untuk mengetahui
tingkat kondisi instrument atau kuesioner (Notoatmodjo, 2018).

FIKes UIA 2023


41

Jika nilai cronbach alpha ≥ 0,6 maka koefisien atau angket dinyatakan reliable
atau konsisten, sementara jika nilai cronbach alpha < 0,6 maka kuesioner atau
angket dinyatakan tidak reliable atau konsisten (Sujarweni, 2018).

Tabel 4.8
Interpretasi Koefisien Korelasi Guildford
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000-0,1999 Sangat Rendah
0,200-0,3999 Rendah
0,400-0,599 Sedang ( Cukup Kuat )
0,600-0,799 Kuat
0,800-1,000 Sangat Kuat
Sumber : Rizkia Novitasari, 2019.
Peneliti akan melakukan uji reliabilitas untuk kuesioner pengetahuan ibu, sikap
ibu, dan perilaku pencegahan stunting, dari sampel 30 orang ibu yang memiliki
balita usia 24-59 bulan. Hasil Uji Reliabilitas pada kuesioner pengetahuan ibu,
sikap ibu dan perilaku pencegahan stunting dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9
Uji Reliabilitas Pengetahuan Ibu
Cronbach’s Alpha N of Items
0.861 17 (Sangat Kuat)

Berdasarkan hasil pengolahan untuk koefisien reliabilitas didapatkan Alpha


Cronbach sebesar 0,861 > 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa item –item
pernyataan pengetahuan ibu dinyatakan reliabel atau “sangat Kuat” sebagai alat
pengumpulan data dalam penelitian.

FIKes UIA 2023


42

Tabel 4.10
Uji Reliabilitas Sikap Ibu
Cronbach’s Alpha N of Items
0.802 12 (Sangat Kuat)

Berdasarkan hasil pengolahan untuk koefisien reliabilitas didapatkan Alpha


Cronbach sebesar 0,802 > 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa item –item
pernyataan sikap ibu dinyatakan reliabel atau “sangat Kuat” sebagai alat
pengumpulan data dalam penelitian.

Tabel 4.11
Uji Reliabilitas Perilaku Pencegahan Stunting
Cronbach’s Alpha N of Items

0.802 14 (Sangat Kuat)

Berdasarkan hasil pengolahan untuk koefisien reliabilitas didapatkan Alpha


Cronbach sebesar 0,802 > 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa item –item
pernyataan perilaku pencegahan stunting dinyatakan reliabel atau “sangat Kuat”
sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian.

G. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subjek dan
pengumpulan karakteristik subyek dalam penelitian (Nursalam, 2008). Prosedur
pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Peneliti mengurus administratif penelitian yang diawali dengan pengajuan surat
dari Fakultas,
2) Peneliti melakukan koordinasi dan menyerahkan pengajuan surat dari fakultas
dengan pihak RW 04 Kelurahan Harapan Jaya untuk mendata balita usia 24-59
bulan yang terdaftar di posyandu RW 04 tersebut.
3) Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner ke
sebagian ibu yang mempunyai balita usia 24-59 bulan dari RW 04 Kelurahan
Harapan Jaya.
4) Peneliti menjelaskan tentang tujuan, manfaat, dan proses penelitian, serta calon
responden yang bersedia diminta untuk mengisi lembar informed consent.
FIKes UIA 2023
43

5) Peneliti memberikan lembar kuesioner tentang Pengetahuan Ibu, Sikap ibu dan
Perilaku Pencegahan Stunting.
6) Peneliti menganalisis data yang sudah terkumpul sesuai dengan kebutuhan
peneliti.

H. Metode Pengolahan Data


Menurut Nursalam (2017), setelah data terkumpul dan diklasifikasikan kedalam
beberapa kelompok menurut sub variabel. Data yang terkumpul akan diolah dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Data (Editing)
Peneliti memeriksa Kuesioner yang diisi, apakah diisi dengan benar dan
lengkap, kemudian apakah tiap pernyataan sudah dijawab oleh responden.
b. Pengkodean Data (Coding)
Peneliti mengcoding data kegiatan merubah data bentuk huruf menjadi data
berbentuk angka dan bilangan, sehingga mempermudah pada saat analisa data dan
juga mempercepat pada saat entri data.
c. Memasukan data (Entry)
Peneliti memasukan Data, yakni jawaban - jawaban dari masing - masing
responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukan kedalam
program “software” komputer. Software komputer ini bermacam - macam, masing
- masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Salah satu program yang
paling sering digunakan untuk “entry data” penelitian adalah program
Computerisasi. Dalam proses ini juga dituntut ketelitian dari orang yang
melakukan “entry data” ini. Apabila tidak maka akan terjadi bias, meskipun
memasukan data saja.
d. Memberi Nilai (Scoring)
Peneliti Memberikan nilai skor atau nilai dalam bentuk angka pada setiap
pertanyaan kuesioner, dimana variable independen Pengetahuan Ibu jika jawaban
responden “Benar” maka diberi skor 7, dan jika responden menjawab “Salah”
maka diberi skor 0. Dan Sikap Ibu Jika jawaban responden “Sangat Setuju” maka
diberi skor 4, “Setuju” maka diberi skor 3, “Tidak Setuju” maka diberi skor 2,
“Sangat Tidak Setuju” maka diberi skor 1 . Sementara untuk variable dependen
jika responden menjawab “Selalu” maka diberi skor 4, “Sering” maka diberi skor
3, “Jarang” maka diberi skor 2, “Tidak Pernah” maka diberi skor 1. Sementara jika

FIKes UIA 2023


44

ada pertanyaan yang negatif maka pemberian skor dibalik dari yang negatif
memeliki skor yang lebih tinggi.
e. Memproses Data (Processing)
Peneliti memproses data yang akan dilakukan kegiatan proses data terhadap
semua kuesioner yang lengkap dan benar untuk dianalisis. Kemudian data akan
diolah dengan bantuan komputer yang dimulai dengan entry data kedalam program
komputer.
f. Pembersihan Data (Cleaning)
Peneliti melakukan cleaning sebagai pengecekan kembali data yang telah
dimasukkan ke komputer untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya
kesalahan, ketidak lengkapan data dan sebagainya.

I. Teknik Analisis data


Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan menggunakan
komputerisasi, disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisa data dilakukan
dengan analisa univariat dan analisa bivariat.
a. Analisa Univariat
Analisa data univariat yang diakukan dengan menggunakan analisa
distribusi frekuensi dan statistik deskriptif untuk melihat variabel independent
yaitu hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dan variabel dependen yaitu
Perilaku Pencegahan Stunting. Tujuannya yaitu untuk melihat gambaran
tentang sebaran (distribusi frekuensi) dari masing- masing vaiabel. Menurut
Hastono (2007), ada sebuah rumus untuk mencari analisa univariat.
Rumus :
𝐹𝑥100%
𝑃=
𝑁

Keterangan :

P : Persentase
F : Frekuensi
N : Jumlah responden

FIKes UIA 2023


45

b. Analisa Bivariat
Bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan.
Pengujian hipotesis untuk pengambilan keputusan tentang hipotesis yang akan
dilakukan cukup meyakinkan untuk diterima atau ditolak menggunakan uji
chi-square. Untuk melihat kemaknaan perhitungan akan digunakan batasan
kemaknaan = 0,05. Jika ρ ≤ 0,05 berarti bermakna, jika ρ > 0,05 berarti
tidak bermakna. Menurut Hastono (2006), ada sebuah rumus untuk mencari
analisa bivariat.
Rumus ;
Σ (O − E)!
𝑋=
𝐸
Keterangan :
X : Chi square
O : Hasil observasi atau nilai yang diperoleh dari pnelitian
E : Hasil yang diharapkan
∑ : Jumlah kolom dan baris

Kriteria keeratan hubungannya diuji melalui koefisien kontingensi, dengan


formula

Dibandingkan dengan :

Keterangan :
X2 : Nilai Chi Square
N : Jumlah keseluruhan
m : Minimal banyaknya baris/kolom

FIKes UIA 2023


46

Tabel 4.12
Interpretasi Hubungan J.P Guildford
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
<0,20 Sangat Lemah
0,20-0,399 Lemah
0,40-0,699 Sedang
0,70-0,899 Kuat
0,90-1,000 Sangat Kuat

J. Etika Penelitian
Penelitian keperawatan perlu diawasi oleh etika penelitian keperawatan selain
karena melibatkan manusia secara langsung sebagai subjek penelitian, ini juga
beresiko menimbulkan masalah pada aspek-aspek tertentu. (Menurut Dharma, 2011)
Etika penelitian keperawatan yang perlu diperhatikan adalah:
a. Lembar persetujuan
Peneliti memberikan Lembar persetujuan (informed consent) kepada responden
sehingga mendapatkan penjelasan yang terbuka dan terperinci dari peneliti,
selanjutnya subjek dapat memutuskan setuju atau tidak dijadikan responden dalam
penelitian.
b. Keadilan dan inklusivitas
Peneliti menghormati keadilan dan inklusivitas, merupakan prinsip keterbukaan
dalam penelitian bahwa penelitian ini dilakukan dengan jujur, tepat, berhati-hati,
dan cermat juga bersikap adil pada seluruh responden.
c. Privasi dan kerahasiaan
Peneliti menjaga Privasi dan kerahasiaan (privacy and confidentiality) sehingga
menjaga berbagai informasi yang didapat seperti identitas, agar tidak ada informasi
responden yang diketahui oleh orang lain.
d. Manfaat dan kerugian
Peneliti menentukan besar manfaat dan harus pula meminimalisir resiko atau
dampak kerugian bagi subjek atau tempat penelitian yang akan menerapkan hasil
penelitian.

FIKes UIA 2023


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi, frekuensi dan proporsi
dari variabel-variabel yang diamati beberapa variabel dependen (perilaku
pencegahan stunting pada balita ), serta variabel independen (pengetahuan dan sikap
ibu).
a. Pengetahuan Ibu
Gambaran pengetahuan ibu tentang stunting di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya
pada balita Usia 24-59 bulan. Dari data yang sudah didapatkan dengan cara
menyebarkan kuisioner, didapatkan hasil pada tabel 5.1 sebagai berikut:

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Maret Tahun 2023

Pengetahuan Ibu Frekuensi Presentasi


Baik 29 58%
Cukup 18 36%
Kurang 3 6%

Ʃ 50 100%

Berdasarkan tabel 5.1 distribusi frekuensi pengetahuan ibu, dari 50


sampel penelitian didapatkan hasil sebagai berikut, responden yang memiliki
pengetahuannya kurang sebanyak 3 ibu (6%), responden yang pengetahuannya
cukup sebanyak 18 ibu (36%) dan responden yang pengetahuannya baik
sebanyak 29 ibu (58%).
Tabel 5.2
Sub Variabel Pengetahuan Ibu Maret Tahun 2023

NO Dimensi Pengetahuan Ibu Kategori N %


Definisi Stunting Baik 20 40 %
1 Cukup 26 52 %
Kurang 4 8%
Total 50 100 %
2 Penyebab Stunting Baik 16 32 %
2 2 Cukup 14 28 %
Kurang Baik 20 40 %
Total 50 100 %

47
FIKes UIA 2023
48

Ciri – ciri Stunting Baik 35 70 %


3 Cukup 8 16 %
Kurang Baik 7 14 %
Total 50 100%
Dampak Stunting Baik 13 26 %
4 Cukup 31 62 %
Kurang Baik 6 12 %
Total 50 100 %
Perilaku Pencegahan Baik 26 52 %
5 Stunting Cukup 13 26 %
Kurang Baik 11 22 %
Total 50 100%

Pada tabel 5.2 di atas dapat di lihat bahwa dari 5 sub variabel
pengetahuan ibu responden menilai untuk sub variabel tertinggi yaitu ciri – ciri
stunting sebanyak 70 % dan sub variabel terendah terdapat pada dampak
stunting yaitu sebesar 26 %.

b. Sikap Ibu
Gambaran sikap ibu dalam pencegahan stunting pada balita di RW 04 Kelurahan
Harapan Jaya. Dari data yang sudah didapatkan dengan cara menyebarkan
kuisioner, didapatkan hasil pada tabel 5.3 sebagai berikut :

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Maret Tahun 2023

Sikap Ibu Frekuensi Presentasi


Negatif 9 18%
Positif 41 82%

Ʃ 50 100%

Berdasarkan tabel 5.3 distribusi frekuensi sikap ibu dalam pencegahan


stunting, dari 50 sampel penelitian di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya
didapatkan hasil sebagai berikut, responden yang memiliki sikap ibu negatif
sebanyak 9 ibu (18%), responden yang memiliki sikap ibu positif sebanyak 41
ibu (82%).

FIKes UIA 2023


49

Tabel 5.4
Sub Variabel Sikap Ibu Maret Tahun 2023

NO Dimensi Sikap Ibu Kategori N %


Komponen Kognitif Negatif 6 12 %
1 Positif 44 88 %
Total 50 100 %
2 Komponen Afektif Negatif 9 18 %
2 2 Positif 41 82 %
Total 50 100 %
Komponen Psikomotor Negatif 22 44 %
3 Positif 28 56 %
Total 50 100%

Pada tabel 5.4 di atas dapat di lihat bahwa dari 3 sub variabel sikap ibu
responden menilai untuk dimensi tertinggi sub variabel yaitu komponen
kognitif sebanyak 88 % dan dimensi terendah terdapat pada sub variabel
komponen psikomotor yaitu sebesar 56 %.

c. Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita


Gambaran perilaku pencegahan stunting pada balita di RW 04 Kelurahan
Harapan Jaya. Dari data yang sudah didapatkan dengan cara menyebarkan
kuisioner, didapatkan hasil pada tabel 5.5 sebagai berikut:

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59
Bulan

Perilaku Pencegahan Stunting Frekuensi Presentasi

Negatif 9 18%

Positif 41 82%

Ʃ 50 100%

Berdasarkan tabel 5.5 distribusi frekuensi perilaku pencegahan stunting


pada balita, dari 50 sampel penelitian di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya
didapatkan hasil sebagai berikut, responden yang memiliki perilaku pencegahan
stunting negatif sebanyak 9 ibu (18%), responden yang memiliki perilaku positif
sebanyak 41 ibu (82%).

FIKes UIA 2023


50

Tabel 5.6
Sub Variabel Perilaku Pencegahan Stunting Maret Tahun 2023

NO Dimensi Perilaku Kategori N %


Pencegahan stunting
Perbaikan Pola Makan Negatif 11 22 %
1 Positif 39 78 %
Total 50 100 %
2 Pola Asuh Negatif 9 18 %
2 2 Positif 31 62 %
Total 50 100 %
Perbaikan Sanitasi dan air Negatif 21 42 %
3 bersih Positif 29 58 %
Total 50 100%

Pada tabel 5.6 di atas dapat di lihat bahwa dari 3 sub variabel sikap ibu
responden menilai untuk dimensi tertinggi sub variabel yaitu perbaikan pola
makan sebanyak 78 % dan dimensi terendah terdapat pada sub variabel
perbaikan sanitasi dan air bersih yaitu sebesar 58 %.

2. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
variabel-variabel independen dengan variabel dependen dengan cara membuat
tabulasi silang antara dua variabel, yaitu variabel independen (Pengetahuan dan
Sikap Ibu) dengan variabel dependen (Perilaku Pencegahan Stunting). Jika terdapat
hubungan, seberapa besar hubungan antara dua variabel tersebut. Teknik analisa data
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square dengan bantuan
komputer dengan program SPSS 25.
a. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita
Usia 24-59 Bulan Di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
Pada tabulasi silang akan dilihat apakah ada hubungan antara
pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita didapatkan
hasil pada ibu tabel 5.7 sebagai berikut:

FIKes UIA 2023


51

Tabel 5.7
Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku
Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan

Perilaku
Pengetahuan Ibu Positif Negatif Total

Baik 25(50%) 3(6%) 56%


Cukup 16(32%) 3(6%) 38%
Kurang 1 (2%) 2(4%) 6%

Total 42(82%) 8(18%) 100%

Berdasarkan tabel tabulasi silang diatas antara pengetahuan ibu dengan


perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan mendapatkan hasil
sebagai berikut: dari 50 responden ibu yang mempunyai balita usia 24-59 bulan
di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya pada penelitian ini, Ibu balita memiliki
pengetahuan kurang dengan perilaku pencegahan stunting pada balita yang
Negatif terdapat 3 responden (6%), Ibu balita pengetahuan kurang dengan
perilaku positif terdapat 1 responden, Ibu balita pengetahuan cukup dengan
perilaku yang negatif terdapat 3 responden (6%), ibu balita yang memiliki
pengetahuan yang cukup dengan perilaku yang positif terdapat 16 responden
responden (32%), Ibu balita pengetahuan baik dengan perilaku negatif 2
responden (4%), ibu balita yang memiliki pengetahuan yang baik dengan
perilaku positif terdapat 25 responden (50%).
Selanjutnya untuk melihat apakah terdapat hubungan antara
pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita digunakan uji
Pearson Chi Square, pada tabel kontingensi diatas. Adapun hipotesis yang diuji
adalah :
Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan
stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW04 Kelurahan Harapan Jaya.
H₁: Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita usia 24-59 di RW 04 Kelurahan harapan
Jaya.

FIKes UIA 2023


52

Tabel 5.8
Uji Pearson Chi Square Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku
Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan

Value df Presentasi
Pearson Chi-Square 14.737 2 .001
N Of Valid 50

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa Pearson Chi-Square test


yaitu 0,001 nilai ini lebih kecil dari a = 5% (0,05) maka hipotesis null ditolak,
kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan
perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan
Harapan Jaya. Maka artinya yaitu perilaku pencegahan stunting pada balita usia
24-59 bulan akan menjadi lebih positif dan baik apabila pengetahuan tentang
stunting bertambah baik.
Selanjutnya untuk mengetahui besar hubungan antara pengetahuan ibu
dengan perilaku pencegahan stunting pada balita digunakan nilai contingency
coefficient (C) yang dibandingkan dengan koefisien maksimal (C maks), nilai
Contingency Coefficient yang disajikan pada tabel 5.9 sebagai berikut:

Tabel 5.9
Contingency Corfficient Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku
Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan

Value Approx.Significant
Nominal by Nominal .477 .001
N Of Valid Case 50

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Contingency Coefficient (C)


yaitu 0,543 kemudian dibandingkan dengan nilai Cmaks ditentukan dengan cara
sebagai berikut :

𝑚−1 2−1
𝐶"#$ 4 =4 = 0.707
𝑚 2

FIKes UIA 2023


53

Keterangan:

m = nilai minimum dan baris kolom.


&'(#' ) ,,.//
Perbandingan nilai C dengan nilai Cmaks yaitu &'(#' )"#*+ = ,,/,/ = 0,674. Hasil

perbandingan nilai Contingency Coefficient (C) dengan nilai Cmaks diperoleh


0,674.
Nilai ini menunujukkan adanya hubungan yang "sedang" antara
pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59
bulan berdasarkan tabel klasifikasi batasan nilai C, derajat keeratan sebesarr
0,674. Dengan demikian hasil penelitian dapat diklasifikasikan dalam kategori
"sedang". Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan memiliki daya keeratan
sebesar 0,67 x 100% atau sama dengan 67%.
Kesimpulan dari nilai keeratan hubungan pengetahuan dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan
Jaya sebesar 67% artinya ada hubungan dengan tingkat "sedang" antara
hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita
usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.

b. Hubungan Antara Sikap Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita
Usia 24-59 Bulan Di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
Pada tabulasi silang akan dilihat apakah ada hubungan antara sikap ibu
dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 didapatkan hasil
pada tabel 5.10 sebagai berikut:

Tabel 5.10
Tabulasi Silang Hubungan Antara Sikap Ibu Dengan Perilaku
Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan

Perilaku
Sikap Ibu Positif Negatif Total

Positif 40(80%) 1(2%) 82%


Negatif 1(2%) 8(16%) 18%

Total 41(82%) 9(18%) 100%

FIKes UIA 2023


54

Berdasarkan tabel tabulasi silang diatas antara sikap ibu dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan
Jaya mendapatkan hasil sebagai berikut: dari 50 responden ibu balita 24-59
bulan pada penelitian ini, ibu balita yang memiliki sikap negatif dengan perilaku
yang negatif terdapat 8 responden (16%). sedangkan ibu balita dengan sikap
negatif dengan perilaku yang positif terdapat 1 responden (2%). Sikap positif
dengan perilaku negatif terdapat 1 responden (2%), sedangkan ibu balita dengan
sikap positif dengan perilaku yang positif terdapat 40 responden (80%).
Selanjutnya untuk melihat apakah terdapat hubungan antara sikap ibu
dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04
Kelurahan Harapan Jaya digunakan uji Pearson Chi-Square pada tabel
kontingensi diatas. Adapun hipotesis yang diuji adalah :
Ho: Tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting
pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
H₁: Terdapat hubungan antara sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting
pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.

Tabel 5.11
Uji Pearson Chi Square Antara Sikap Ibu dengan Perilaku Pencegahan
Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan

Value df Presentasi
Pearson Chi-Square 37.368 1 .000
N Of Valid 50

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa Pearson Chi-Square test


yaitu 0,000 nilai ini lebih kecil dari a = 5% (0,05) maka hipotesis null ditolak,
kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara sikap ibu dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan
Jaya. Maka artinya yaitu perilaku pencegahan stunting akan menjadi lebih
positif dan baik apabila sikap ibu bertambah baik dan semakin positif.
Selanjutnya untuk mengetahui besar hubungan antara sikap ibu dengan
perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan digunakan nilai
contingency coefficient (C) yang dibandingkan dengan koefisien maksimal

FIKes UIA 2023


55

(Cmaks). nilai Contingency Coefficient yang disajikan pada tabel 5.9 sebagai
berikut:

Tabel 5.12
Cofingency Coefficient Hubungan Sikap Ibu Dengan Perilaku Pencegahan
Stunting Pada Balita 24-59 Bulan

Value Approx.Significant
Nominal by Nominal .654 .000
N Of Valid Case 50

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Contingency Cofficient (C)


yaitu 0,654 kemudian dibandingkan dengan nilai Cmaks ditentukan dengan cara
sebagai berikut:

𝑚−1 2−1
𝐶"#$ 4 =4 = 0.707
𝑚 2

Keterangan:

m = nilai minimum dan baris kolom.


&'(#' ) ,,01.
Perbandingan nilai C dengan nilai Cmaks yaitu &'(#' )"#*+ = ,,/,/ = 0,925. Hasil

perbandingan nilai Contingency Coefficient (C) dengan nilai Cmaks diperoleh


0,925.
Nilai ini menunujukkan adanya hubungan yang "sangat kuat" antara
sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di
RW 04 Kelurahan Harapan Jaya berdasarkan tabel klasifikasi batasan nilai C,
derajat keeratan sebeasr 0,92. Dengan demikian hasil penelitian dapat
diklasifikasikan dalam kategori "sangat kuat". Hal ini menunjukkan bahwa
sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di
RW 04 Kelurahan Harapan Jaya memiliki daya keeratan sebesar 0,92 x 100%
sama dengan 92%.
Kesimpulan dari nilai keeratan hubungan antara sikap sikap ibu dengan
perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan
Harapan Jaya sebesar 92% artinya ada hubungan dengan tingkat "sangat kuat"

FIKes UIA 2023


56

antara hubungan sikap sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada
balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Pembahasan Analisa Univariat
a. Gambaran Pengetahuan Ibu
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan hasil penelitian di RW04 Kelurahan
Harapan Jaya didapatkan dari 50 sampel penelitian Ibu balita usia 24-59 bulan
didapatkan hasil sebagai berikut, responden yang memiliki pengetahuannya
kurang sebanyak 3 ibu (6%), responden yang pengetahuannya cukup sebanyak
18 ibu (36%) dan responden yang pengetahuannya baik sebanyak 29 ibu (58%).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pengetahuan ibu balita tentang
stunting secara umum sudah baik. Menurut peneliti ibu yang memiliki
pengetahuan yang cukup akan lebih mudah dalam melakukan aktivitas dan
membuat mudah dalam penyelesaian di dalam keluarga terutama Pengetahuan
ibu dalam merawat anak, memberi makan anak, dan memperhatikan kebutuhan
nutrisi yang tepat.
Pengetahuan adalah berbagai macam hal yang diperoleh oleh seseorang
melalui panca indera (Natoatmodjo, 2012). Pengetahuan adalah hasil tahu dan
ini terjadi setelah seorang mengadakan penginderaan terhadap sesuatu objek
tertentu (A.Wawan et al, 2019). Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Pengetahuan
diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri, maupun
sikap dan prilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan
merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang. (Yohanna Theresia
Hasibuan, 2018). Hal ini menunujukkan bahwa pengetahuan ibu balita usia 24-
59 bulan di RW04 Kelurahan Harapan sudah cukup baik, pengetahuan ibu
tentang stunting akan lebih baik dengan adanya informasi yang lebih banyak
tentang stunting.
Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa penilaian ibu balita terhadap
sub variable dampak stunting kategori baik menjadi paling rendah sebesar 26
%, hal ini diakibatkan kemauan pengetahuan ibu balita berkurang sehinga tidak
dapat memahami dampak dari stunting dengan secara baik. Sedangkan
penilaian sub variabel kategori cukup paling tinggi sebesar 62 % yaitu dampak

FIKes UIA 2023


57

stunting hal ini dibuktikan dengan ibu balita yang memiliki pengetahuan cukup
dengan mendengar atau memahami dampak stunting agar supaya mengetahui
dan selalu bisa menjada balitanya agar tidak terdapat dampak stunting pada
balitanya. dan kategori kurang baik sebesar 12 %.
Hasil penilaian ibu balita terhadap sub variabel penyebab stunting
kategori baik menjadi rendah sebesar 32 %, hal ini diakibatkan pengetahuan ibu
dengan kesadaran dan pemahaman ibu yang sangat berkurang menggakibatkan
ibu balita belum sepenuhnya mengetahui penyebab stunting pada balitanya,
sedangkan penilaian kategori cukup sebesar 28 % sedikit rendah dari kategori
cukup maka dari itu masih wajar karna hamper semua ibu balita mengetahui
mengenai dampak dari stunting , dan kategori kurang baik sebesar 40%.
Hasil penilai ibu balita terhadap sub variabel definisi stunting kategori
baik menjadi sebesar 40 %, hal ini menjadi nilai bagus karna ibu balita hamper
mengetahui mengenai stunting , sedangkan penilaian kategori cukup sebesar 52
% hampir tidak jauh beda penilaian antara kategori baik dan cukup, menjadikan
landasan awal untuk mengetahui arti dari stunting itu sendiri, dan kategori
kurang baik sebesar 8 %.
Hasil penilai ibu balita terhadap sub variabel perilaku pencegahan
stunting dengsn kategori baik menjadi sedikit rendah sebesar 52 %, hal ini
menjadi nilai bagus karna ibu balita hampir menerapakan perilaku pencegahan
stunting pada balita dengan sesuai arahan informasi kesehatan dari puskesmas
yang menghasilkan bisa menjaga balita nya tidak terkena resiko stunting,
sedangkan penilaian kategori cukup sebesar 26 %, dan kategori kurang baik
sebesar 22 %.
Hasil penilai ibu balita terhadap sub variabel ciri – ciri stunting dengan
kategori baik menjadi tinggi sebesar 70 %, hal ini diakibatkan kemauan
pengetahuan ibu balita sangat baik sehinga dapat memahami betul mengenai
ciri – ciri stunting dengan secara baik. Sedangkan penilaian sub variabel
kategori cukup sebesar 16 % , dan kategori kurang sebesar 8 %.

FIKes UIA 2023


58

b. Gambaran Sikap Ibu


Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan hasil penelitian di RW 04 Kelurahan
Harapan Jaya didapatkan dari 50 sampel penelitian didapatkan hasil sebagai
berikut, responden yang memiliki sikap ibu negatif sebanyak 9 ibu (18%),
responden yang memiliki sikap ibu positif sebanyak 41 ibu (82%). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pengetahuan ibu balita tentang stunting
secara umum sangat baik.
Sikap merupakan reaksi tertutup yang berupa kesiapan dan kesediaan
seseorang untuk bertindak, jika reaksi terbuka maka disebut sebuah perilaku
(Notoadmojo, 2012). Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia
terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek dan isu. (A.Wawan, 2019). Dari
beberapa definisi diatas Peneliti mendifinisikan bahwa sikap adalah kesiapan
dan kesediaan seseorang untuk bertindak sebagai evaluasi umum yang dibuat
manusia terhadap dirinya sendiri, terkait sikap ibu tentang perilaku pencegahan
stunting adalah Tanggapan atau respon ibu yang merawat balita dirumah
mengenai perilaku pencegahan stunting (Komponen kognitif, komponen
afektif, komponen psikomotor).
Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa penilaian ibu balita terhadap
sub variabel komponen psikomotor kategori positif menjadi paling rendah
sebesar 56 %, hal ini diakibatkan sebuah tindakan yang dilakukan ibu balita
mengenai kurang pemahaman pencegahan stunting dengan berkenaan dengan
keinginan dan keyakinan. Psikomotor yang berisi perilaku-perilaku ibu yang
menekankan pada aspek keterampilan motorik seperti: mengerjakan,
memasang, membuat yang mencerminkan tingkah laku yang kurang terhadap
balita. dan sub variabel kategori negatif sebesar 44 %.
Hasil penilai ibu balita terhadap sub variabel komponen afektif kategori
positif menjadi sebesar 82 %, hal ini nilai bagus karena sebuah perasaan emosi
ibu balita terhadap menerapkan tingkah laku kepada anak maupun subjek lain
sangat baik menghasilkan penilaian yang sangat positif terhadap sikap ibu untuk
pencegahan stunting pada balita dan sub variabel kategori negative sebesar 18
%.
Hasil penilai ibu balita terhadap sub variabel komponen kognitif
kategori positif paling tinggi sebesar 88 %, hal ini nilai bagus karena proses
kognitif ibu balita dapat diperankan secara baik oleh otak manusia yang mana

FIKes UIA 2023


59

informasi yang diperoleh ibu balita mengenai pencegahan stunting akan masuk
ke dalam otak lalu diproses dengan menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi
yang akan menghasilkan penilaian yang baru terhadap suatu objek maupun
subjek sehingga dapat menerapkan pada balita saat baik dan sub variabel
negative sebesar 12 %.
Hal ini menunujukkan bahwa sikap ibu balita usia 24-59 bulan di RW
04 Kelurahan Harapan Jaya sebagian besar positif. Maka dari itu dengan adanya
pengetahuan yang sangat baik dan perawatan terhadap balita yang benar dapat
mencegah resiko stunting pada balita.

c. Gambaran Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita


Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan hasil penelitian di RW04 Kelurahan
harapan Jaya dari 50 sampel penelitian didapatkan hasil sebagai berikut,
responden yang memiliki perilaku pencegahan stunting negatif sebanyak 9
siswi (18%), responden yang memiliki perilaku positif sebanyak 41 siswi
(82%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perilaku pencegahan stunting
pada balita secara umum sangat positif.
Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktivitas organisme atau mahluk hidup yang. Perilaku adalah respon individu
terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai
frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari atau tidak. Perilaku
merupakan kumpulan berbagai factor yang saling berinteraksi
(A.Wawan,Dewi.M.2019). Dari beberapa definisi diatas, peneliti
mendefinisikan bahwa perilaku adalah semua kegiatan aktivitas atau tindakan
dari respon terhadap suatu stimulus yang dapat diamati dan mempunyai
frekuensi sepesifik yang disadari atau tidak disadari.
Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa penilaian ibu balita terhadap
sub variable perbaikan sanitasi dan air bersih kategori baik menjadi rendah
sebesar 58 %, hal ini diakibatkan ibu balita tidak menerapkan mencuci tangan
6 langkah hanya dengan mencuci tangan sekedar menghilangkan bau amis
bekas makanan dan lupa atau malas mencuci tangan dulu sebelum makan pada
balita nya, juga tidak menjaga kebersihan botol susu, cara-cara pemberian baik
ASI maupun susu formula melalui botol tidak di perhatikan berbagai hal seperti

FIKes UIA 2023


60

cara penyajian, cara mencuci botol, dan cara sterilisasi. dan sub variabel
negative sebesar 42 %.
Hasil penilai ibu balita terhadap sub variabel pola asuh kategori positif
menjadi sebesar 62 %, hal ini menjadikan langkah perbaikan pola asuh yang
menjadi baik bagi ibu balita kepada anak dalam praktek pemberian makan bagi
balita dengan dimulai dari edukasi tentang kesehatan gizi bagi balita dan ibu
balita memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi pada balita saat umur
24-59 bulan , dan ibu balita juga menerapkan pemberian asi sejak 6 bulan pada
anaknya. Dan sub variabel negative sebesar 22 %.
Hal ini menunujukkan bahwa perilaku ibu terhadap pencegahan stunting
pada balita usia 24-29 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan sebagian besar
positif karna dengan adanya pengetahuan dan sikap ibu yang baik dapat
menerapakan perilaku pencegahan stunting yang positif.

2. Pembahasan Analisa Bivariat


a. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada
Balita Usia 24-59 bulan Di RW04 Kelurahan Harapan Jaya
Berdasarkan tabel 5.7 Berdasarkan tabel tabulasi silang diatas antara
pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59
bulan mendapatkan hasil sebagai berikut: dari 50 responden ibu yang
mempunyai balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya pada
penelitian ini, Ibu balita memiliki pengetahuan kurang dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita yang Negatif terdapat 3 responden (6%), Ibu
balita pengetahuan kurang dengan perilaku positif terdapat 0 responden, Ibu
balita pengetahuan cukup dengan perilaku yang negatif terdapat 3 responden
(6%), ibu balita yang memiliki pengetahuan yang cukup dengan perilaku yang
positif terdapat 16 responden responden (32%), Ibu balita pengetahuan baik
dengan perilaku negatif 3 responden (6%), ibu balita yang memiliki
pengetahuan yang baik dengan perilaku positif terdapat 25 responden (50%).
Hasil uji statistic tabel 5.8 terlihat bahwa Uji bahwa Pearson Chi-Square
test untuk melihat hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan
stunting pada balita usia 24-59 Bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya dengan
nilai Pearson Chi-Square test yaitu 0,001 nilai ini lebih kecil dari a = 5% (0,05)
sehingga hipotesis Ho ditolak. kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara

FIKes UIA 2023


61

pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59
bulan di RW04 Kelurahan Harapan Jaya.
Dengan demikian pada tabel 5.9 hasil penelitian terdapat hubungan
antara pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia
24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya dan derajat keeratannya sebesar
0,67 dengan demikian hasil penelitian dapat diklasifikasikan dalam kategori
hubungan yang "sedang". Adanya hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku
pencegahan stunting ini mengidentifikasi bahwa sikap merupakan dasar yang
penting untuk mewujudkan perilaku positif dominan saat pencegahan stunting .
Dari hasil perbandingan nilai Contingency coefficient (C) dengan nilai
Cmaks dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap ibu memberikan hubungan
terhadap perilaku pencegahan stunting sebesar 67% yang artinya “sedang”.
Sehingga dari penelitian ini didapatkan adanya hubungan yang “sedang” antara
pengetahuan ibu dengan dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia
24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
Stunting pada balita dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan status
kesehatannya saat dewasa (Kemenkes RI, 2018). Anak yang menderita stunting
dapat menderita kerusakan fisik serta kognitif dan menyebabkan
pertumbuhannya terhambat (UNICEF et al., 2020). Kondisi tersebut yang terus
menerus berlangsung akan menurunkan kualitas serta produktifitas masa depan
warga negara indonesia (Harikatang et al., 2020). Oleh sebab itu, dalam upaya
mencegah hal tersebut dibutuhkan upaya penanggulangan masalah stunting.
Penanggulangan stunting meliputi upaya pencegahan serta penanganan. Upaya
pencegahan sendiri dapat dilakukan dengan memastikan bahwa anak memiliki
status kesehatan yang baik, mendapat gizi cukup pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK), serta mendapat imunisasi dan pola hidup bersih untuk
mencegah penyakit. Cara pencegahan yang dapat dilakukan orang tua untuk
mencegah buah hati dari stunting meliputi; Memenuhi kebutuhan gizi pada
1000 HPK anak, Memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu dan balita, Konsumsi
protein dengan kadar yang sesuai bagi anak diatas 6 bulan, Menjaga kebersihan
sanitasi serta memenuhi kebutuhan air bersih, dan Rutin membawa anak ke
posyandu minimal sekali dalam sebulan (Kemenkes RI, 2018).

FIKes UIA 2023


62

Salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan serta perilaku ibu ialah
pendidikan. Dimana pendidikan ibu yang menengah dan tinggi lebih mudah
dalam menerima dan menyaring informasi yang benar khususnya tentang
pencegahan stunting pada anak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa
mayoritas responden berpendidikan menengah dan tinggi. Selain itu, salah satu
hal yang mempengaruhi keputusan dalam berperilaku, dalam hal ini perilaku
pencegahan stunting ialah faktor pekerjaan. Ibu rumah tangga biasanya
memiliki waktu yang lebih banyak untuk berinteraksi dan memperhatikan
kesehatan anaknya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa sebanyak 25
(39,1%) responden yang tidak bekerja yakni sebagai ibu rumah tangga.
responden yang tidak bekerja yakni sebagai ibu rumah tangga.
Menurut Aswin (2017) peran ibu dalam mengasuh balita erat kaitannya
dengan ketersediaan waktu yang dimiliki ibu Penentuan pengetahuan ibu
dengan perilaku pencegahan stunting berdasarkan hasil penelitian yang
didapatkan bahwa pengetahuan ibu baik sebagian besar perilaku pencegahan
stunting baik. Hal ini disebabkan karena pengetahuan ibu sebagai pengetahuan
ibu baik sehingga lebih dominan untuk menjadikan anak perilaku pencegahan
stunting baik pula. Sementara itu untuk pengetahuan ibu yang cukup bisa saja
menghasilkan status gizi balita yang perilaku pencegahan stunting baik, karena
perilaku pencegahan stunting disebabkan oleh faktor luar yang secara tidak
langsung dapat mempengaruhi perilaku pencegahan stunting.
Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan ibu balita usia 24-59 bulan di
RW 04 Kelurahan Harapan Jaya terdapat hubungan yang signifikan dengan
perilaku pencegahan stunting pada balita. Perlu keselarasan antara pengetahuan
dan perliku positif yang dapat dilakukan oleh ibu balita dalam melakukan
pencegahan stunting.

b. Hubungan Sikap Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita


Usia 24-59 bulan Di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya
Berdasarkan tabel 5.10 tabulasi silang diatas antara sikap ibu dengan
perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan
Harapan Jaya mendapatkan hasil sebagai berikut: dari 50 responden ibu balita
24-59 bulan pada penelitian ini, ibu balita yang memiliki sikap negatif dengan
perilaku yang negatif terdapat 8 responden (16%). sedangkan ibu balita dengan

FIKes UIA 2023


63

sikap negatif dengan perilaku yang positif terdapat 1 responden (2%). Sikap
positif dengan perilaku negatif terdapat 1 responden (2%), sedangkan ibu balita
dengan sikap positif dengan perilaku yang positif terdapat 40 responden (80%).
Hasil uji statistic tabel 5.11 terlihat bahwa Uji bahwa Pearson Chi-
Square test untuk melihat hubungan sikap ibu dengan perilaku pencegahan
stunting pada balita usia 24-59 Bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya dengan
nilai Pearson Chi-Square test yaitu 0,000 nilai ini lebih kecil dari a = 5% (0,05)
sehingga hipotesis Ho ditolak. kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara
sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di
RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
Dengan demikian pada tabel 5.12 hasil penelitian terdapat hubungan
antara sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59
bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya dan derajat keeratannya sebesar 0,92
dengan demikian hasil penelitian dapat diklasifikasikan dalam kategori
hubungan yang "sangat kuat". Adanya hubungan sikap ibu dengan perilaku
pencegahan stunting ini mengidentifikasi bahwa sikap merupakan dasar yang
penting untuk mewujudkan perilaku positif dominan saat pencegahan stunting .
Dari hasil perbandingan nilai Contingency coefficient (C) dengan nilai Cmaks
dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap ibu memberikan hubungan terhadap
perilaku pencegahan stunting sebesar 92% yang artinya “sangat kuat”. Sehingga
dari penelitian ini didapatkan adanya hubungan yang “sangat kuat” antara sikap
ibu dengan dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan
di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Suyahmi, 2011)
menjelaskan jika sikap ibu yang baik dapat meningkatkan keluarga mandiri
sadar gizi yang baik juga. Sedangkan hasil penelitian pada keluarga balita
stunting di Posyandu RW 06 Puskesmas Bulak Banteng Surabaya menunjukkan
ketidaksesuaian hasil penelitian dengan teori, dimana seharusnya sikap positif
akan meningkatkan keluarga mandiri. Sikap positif keluarga responden tersebut
dapat dinilai berdasarkan jawaban pada pernyataan positif kuesioner sikap.
Dengan sikap positif yang dimiliki oleh ibu balita usia 24-59 bulan di RW 04
Kelurahan Harapan Jaya menjadi landasan dasar dalam pembentukan perilaku
yang positif dalam pencegahan stunting pada balita. Sikap yang semakin baik
dan positif akan membentuk perilaku menjadi lebih positif dan baik dalam

FIKes UIA 2023


64

pencegahan stunting. Namun sebaliknya, pada ibu balita yang memiliki sikap
yang negatif akan membentuk perilaku negatif dalam pencegahan stunting.

FIKes UIA 2023


BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RW 04 Kelurhan Harapan Jaya, tentang
hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita
usia 24-59 bulan dengan jumlah responden sebanyak 50, maka kesimpulannya sebagai
berikut:
1. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04
Kelurahan Harapan Jaya yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 3 ibu (6%),
yang pengetahuannya cukup sebanyak 18 ibu (36%) dan responden yang
pengetahuannya baik sebanyak 29 ibu (58%).
2. Gambaran Sikap Ibu tentang pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di
RW 04 Kelurahan Harapan Jaya yang memiliki sikap ibu negatif sebanyak 9 ibu
(18%), responden yang memiliki sikap ibu positif sebanyak 41 ibu (82%).
3. Gambaran Perilaku Pencegahan Stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04
Kelurahan Harapan Jaya yang memiliki perilaku pencegahan stunting negatif
sebanyak 9 ibu (18%), responden yang memiliki perilaku positif sebanyak 41 ibu
(82%).
4. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Pencegahan Stunting pada balita usia
24-59 bulan,di RW04 Kelurahan Harapan Jaya p=0,001 (p<0,05), maka dinyatakan
bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting
pada balita usia 24-59 di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya, dan keeratannya sebesar
0,674 yang berarti hubungan antara kedua variabel sedang.
5. Hubungan Sikap Ibu dengan Perilaku Pencegahan Stunting pada balita usia 24-59
bulan,di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya p=0,000 (p<0,05), maka dinyatakan
bahwa ada hubungan antara sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada
balita usia 24-59 di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya, dan keeratannya sebesar 0,925
yang berarti hubungan antara kedua variabel sangat kuat.

FIKes UIA 2023


B. Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas saran-saran yang ditujukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk mengembangkan
penelitian selanjutnya mengenai stunting, diharapkan melakukan penelitian dengan
menggunakan variabel-variabel lain untuk melakukan penelitian yang lebih
mendalam dan menekankan pada sub variabel yang rendah pada penelitian sebelum
nya seperti penyebab stunting kurang baik 22%, komponen psikomotor negatif 44%,
perbaikan pola makan negatif 22%, perbaikan sanitasi dan air bersih negatif 42% .
2. Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, informasi serta ilmu
pengetahuan tentang stunting dan dapat dijadikan sumber kepustakaan. Selain itu
dapat bermanfaat sebagai data dasar dalam pencegahan dan pengobatan stunting
dalam ilmu keperawatan.
3. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan informasi
ibu balita mengenai stunting dan dapat memberikan pengarahan dan penyuluhan
tentang stunting pada balita serta cara mengatasi dan pencegahan stunting agar tidak
terhambat pertumbuhan pada balita di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
4. Bagi Orang Tua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan lagi
mengenai beberapa pengetahuan dan sikap ibu, perilaku pencegahan stunting,
penyebab stunting kurang baik 22%, komponen psikomotor negatif 44%, perbaikan
pola makan negatif 22%, perbaikan sanitasi dan air bersih negatif 42% semakin
adanya perbaikan terhadap permasalahan tersebut akan menjadikan seorang ibu
lebih baik dalam pengetahuan, sikap ibu terhadap perilaku pencegahan stunting pada
balita usia 24-59 bulan.

FIKes UIA 2023


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arnita, S., Rahmadhani, D. Y., & Sari, M. T. (2020). Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Ibu dengan Upaya Pencegahan Stunting pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi. 9(1), 6–14.

Aronson, E., Wilson, T. D., &Akert, R. M. (2013). Social Psychology (8th ed.). Pearson.
Azwar S. 2013. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

A.Wawan dan Dewi.M. (2019). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Dilengkapi Contoh Kuesioner, Yogyakarta : Nuha Medika.

Budiman, A., & Riyanto. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
DepKes RI. (2011). Cuci Tangan Pakai Sabun Dapat Mencegah Berbagai Penyakit.From
http://www.depkes.go.id

_________. (2022). Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta: EGC.

Dharma. (2011). Metodologi Penelitian keperawatan. Jakarta :CV. Trans Info Media.
Endah Kusumaningtyas D, soesanto, Mariyati Deliana S. (2017). Pola Pemberian
Makanan Terhadap Status Gizi Usia 12-24 Bulan pada Ibu Bekerja. Public
Heal Perspect J. 2017;2(2):155-67.

Feigelman, S. (2007). Preschool years. In R. M. Kliegman, R. E. Behrman, ed.).


Philadelphia, PA: Saunders.
Fildzah, F. K., Yamin, A., & Hendrawati, S. (2020). Perilaku Ibu Dalam Pencegahan
Stunting Pada BADUTA. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 5(2), 272–284.
https://doi.org/10.30651/jkm.v5i2.3352

Hagan, J. F., Shaw, J. S., & Duncan, P. (2008). Bright futures guidelines for health
supervision of infants, children, and adolescents (3rd ed.). Elk Grove Village,
IL: American Academy of Pediatrics.
Harikatang, M. R., Mardiyono, M. M., Babo, M. K. B., Kartika, L., & Tahapary, P. A.
(2020). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Balita
Stunting Di Satu Kelurahan Di Tangerang. Jurnal Mutiara Ners, 3(2), 76–88.
http://114.7.97.221/index.php/NERS/article/view/1178
Hasan, A., dan Kadarusman, H. (2019). Akses ke Sarana Sanitasi Dasar sebagai Faktor
Risiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 6-59 Bulan. 413–421.

Hastono. (2007). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat UI.

FIKes UIA 2023


Kemenkes RI. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1995/Menkes/SK/XII/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status
Gizi Anak. Jakarta: Kemenkes RI.
____________. (2016). Situasi Balita Pendek. ACM SIGAPL APL Quote Quad, 29(2),
63–76. https://doi.org/10.1145/379277.312726

____________. (2017). Buku Saku Pemantauan Status Gizi. Jakarta: Direktorat Gizi
Masyarakat Dirjen Kesehatan Masyarakat.
Loeziana Uce. (2017). The golden age. International Journal, 64(1), 205–221.
https://doi.org/10.1177/002070200906400118

Marimbi, H., (2010). Tumbuh Kembang, Status gizi, Dan Imunisasi Dasar Pada.
Balita.Yogyakarta: Nuha Medika.

Menteri Kesehatan RI. (2020). Rencana aksi kegiatan direktorat gizi masyarakat tahun
2020-2025. Book, 1–19.
Mugianti, S., Mulyadi, A., Anam, A. K., & Najah, Z. L. (2018). Faktor Penyebab Anak
Stunting Usia 25-60 Bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Jurnal Ners
Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 5(3), 268–278.
https://doi.org/10.26699/jnk.v5i3.art.p268-278
Mutingah, Z., Kesehatan, F. I., Pembangunan, U., Veteran, N., & Stunting, P. P. (2021).
Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting
pada balita. 5(2), 49–57.

Notoadmojo, S. (2012). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

____________. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.
____________. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (4th ed). Jakarta : Salemba
Medika.

Oktaningrum. (2018). Pengetahuan, Sikap, Makanan Sehat, Status Gizi, Siswa Sekolah
Dasar. 1– 9.
Olsa, E. D., Sulastri, D., & Anas, E. (2017). Artikel Penelitian Hubungan Sikap dan
Pengetahuan Ibu Terhadap Kejadian Stunting pada Anak Baru Masuk Sekolah
Dasar di Kecamanatan Nanggalo. 6(3), 523–529.

PERPRES Stunting. (2021). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun


2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting. 1.
Prevalensi Stunting Kota Bekasi. (2022). https://www.bekasikota.go.id/detail/dapatkan-
apresiasi-dari-bkkbn-pencapaian-angka-prevalensi-stunting-kota-bekasi-
capai-13-8

Rapar, V. L., Rompas, S., & Ismanto, A. Y. (2014). Hubungan pola asuh ibu dengan
status gizi balita di wilayah kerja puskesmas ranotana weru kecamatan wanea
kota manado, 1–7.
FIKes UIA 2023
Rohimah, E., L. Kustiyah., dan N. Hernawati. (2015). Pola Konsumsi, Status Kesehatan
dan Hubungannya dengan Status Gizi dan Perkembangan Balita. J. Gizi
Pangan, 10(2): 93-100.
Riskesdas. (2018). Laporan Riskesdas 2018 Nasional.pdf (p. 674).

Sari, F., & Ernawati, E. (2018). Hubungan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Bayi
Dan Anak ( PMBA ) Dengan Status Gizi Bayi Bawah Dua Tahun ( Baduta ).
77–80.

Soetjiningsih., (2012). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Buku Kedokteran, EGC.


Sophia, Madanijah. (2014). Pola Asuh Makan Ibu Serta Preferensi Dan Konsumsi Sayur
Dan Buah Anak Usia Sekolah Di Bogor

Sutomo, B dan Anggraini, DY. (2010). Menu Sehat Alami Untuk Balita & Batita.
Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, CV.

Supariasa. (2012). Pendidikan Dan Konsultasi Gizi. Jakarta : EGC.

Sri Fatayani, N. (2014). Hubungan Beban Kerja, Pengetahuan Dan Sikap Gizi Ibu, Serta
Pola Asuh Makan Dengan Status Gizi Balita Di Kota Bogor.
Survei Status Gizi Indonesia. (2021). https://stunting.go.id/218-286-balita-stunting-di-
jabar-akses-makanan-bergizi-salah-satu-penyebab/

Suryani, L., Payung, S., & Pekanbaru, N. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Status
Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki. JOMIS (Journal of
Midwifery Science), 1(2), 47–53.
Syahbandini& et al. (2018). Faktor Risiko Kejadian Stuning Pada Anak Usia 6-24 Bulan
Di Daerah Nelayan (Studi Case-Control di Kampung Tambak Lorok,
Kecamatan Tanjung Mas, Kota Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat,
63(2), 1–3.

Syahputri. (2011). Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian. Diare
Pada Balita Usia 1-3 Tahun. From http://www.perilaku hidup bersih
(PHBS).com.

V. Wiratna Sujarweni. (2018). Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi Pendekatan


Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

WHO. (2013). Childhood stunting: context, causes and consequences. WHO conceptual
framework.
_____. (2014). WHA Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy Brief. Geneva.

_____. (2019). Global Database on Child Growth and Malnutrition.

FIKes UIA 2023


L
A
M
P
I
R
A
N

FIKes UIA 2023


Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Mahasiswa
Nama Lengkap : Achmad Syahputra
NIM : 2720190006
Jenis Kelamin : Laki –Laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat & Tanggal Lahir : Bekasi, 11 Januari 2002
Alamat : Kp. Rawa Bugel RT003/010 Kelurahan Marga Mulya
Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi
Status : Belum Menikah
No.Hp : 08986974909
Email : achmadsyahputra011@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan Formal

1. Tamatan, Raudhatul Athfal Al Hidayah :


Lulusan Tahun 2006-2007
2. Tamatan, SD Negeri Marga Mulya II :
Lulusan Tahun 2008-2013
3. Tamatan, MTS Nurul Anwar :
Lulusan Tahun 2014-2016

FIKes UIA 2023


4. Tamatan, MA Negeri 1 Kota Bekasi :
Lulusan Tahun 2017-2019
5. Mahasiswa Program S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Islam As-Syafi’iyah Jakarta :
Tahun 2019-2023

FIKes UIA 2023


PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Bekasi, 25 Maret 2023

Kepada Yth, Ibu balita 24-59 bulan

Di Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Achmad Syahputra

Nim : 2720190006

Adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes UIA yang sedang
menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di RW 04
Kelurahan Harapan Jaya”.

Dengan ini saya mengharapkan kesedian ibu untuk turut berpartisipasi dalam penelitian
ini dengan menandatangani lembar persetujuan kesediaan untuk menjadi responden serta
bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan. Pada proses penelitian ini,
saya selaku peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban yang saudari berikan
sebagai responden, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian apapun.

Demikian surat permohonan ini saya buat agar ibu bisa memahami. Atas kesediaan dan
kerjasamanya, peneliti mengucapkan terimakasih,

Hormat Saya,

Peneliti

Achmad Syah Putra

FIKes UIA 2023


INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama (Inisial) :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden pada penelitian yang akan dilakukan
oleh Achmad Syah Putra Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes UIA yang
sedang menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di RW 04
Kelurahan Harapan Jaya” dan saya akan mengikuti proses penelitian serta menjawab
pernyataan yang tersedia dengan sejujur-jujurnya. Oleh karena itu, saya menyatakan bahwa
saya bersedia untuk menjadi responden pada penelitian ini dengan sukarela dan tanpa paksaan
dari pihak manapun.

Bekasi, 2023

Responden

( )

FIKes UIA 2023


Lampiran 4

LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERILAKU
PENCEGAHAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI RW 04
KELURAHAN HARAPAN JAYA

KUISIONER PENELITIAN

I. DATA DEMOGRAFI
Identitas Ibu
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :

Identitas Anak
Umur :
Jenis Kelamin :
II. KUESIONER PENGETAHUAN IBU
Berikanlah tanda (√) pada jawaban yang menurut anda benar atau salah.
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Stunting merupakan kondisi gagal pada pertumbuhan
dan perkembangan balita
2 Stunting apabila tinggi badan atau umur di bawah
garis merah
3 Stunting merupakan kekurangan gizi yang sangat
kronis
4 Stunting tidak dapat terlihat pada 1000 Hari Pertama
Kelahiran (HPK)
5 Menyusui yang tidak teratur merupakan penyebab
stunting
6 Adanya asupan gizi yang kurang merupakan
penyebab stunting
FIKes UIA 2023
7 Penyebab stunting dalam faktor lingkungan rumah
berupa lingkungan yang buruk, air tidak bersih,
perawatan kesehatan yang kurang
8 Berat badan balita tidak naik cenderung menurun
merupakan bukan ciri-ciri stunting
9 Ciri-ciri stunting meliputi pertumbuhan balita
terhambat
10 Mudahnya balita terserang berbagai penyakit infeksi
merupakan ciri-ciri stunting
11 Jika balita diukur panjang atau tinggi badan nya
dibawah garis merah merupakan ciri-ciri stunting
12 Dampak stunting bukan terdiri dari jangka pendek
dan jangka panjang
13 Angka kesakitan pada balita yang cepat merupakan
dampak dari stunting
14 Pemberian makan 3x sehari merupakan perilaku
pencegahan stunting
15 Perilaku pencegahan stunting meliputi perbaikan
pola makan dari kualitas gizi yang baik
16 Memberikan ASI yang teratur merupakan bukan dari
perilaku pencegahan stunting
17 Dengan membiasakan cuci tangan menggunakan
sabun, air mengalir dapat mencegah stunting

FIKes UIA 2023


Lampiran 5

III. KUESIONER SIKAP IBU


1. Sebelum menjawab peratanyaan, bacalah dahulu pertanyaan ini dengan teliti.
2. Ibu dipersilahkan memilih salah satu jawaban yang tersedia denganmemberikan
tanda (√) pada tempat yang tersedia.

Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan Responden SS S TS STS

1 Saya mencari tahu tentang stunting (definisi,


penyebab, ciri-ciri, dampak, perilaku pencegahan)
2 Saya perlu mendapatkan penyuluhan mengenai
pencegahan stunting
3 Saya mengetahui bahwa s tunting dapat
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan balita
terhambat
4 Saya tidak perlu tahu tentang stunting

5 Saya tidak mampu mandiri menerapkan pencegahan


stunting sesuai arahan agar tidak memberikan
dampak yang lebih buruk
6 Saya tetap mengusahakan memberikan anak makanan
yang bergizi walaupun tidak memiliki uang
7 Saya berusaha membujuk anak untuk makan
meskipun anak menolak
8 Saya tidak perlu memberikan anak mengkonsumsi
ikan, telur, daging, sayur

FIKes UIA 2023


9 Saya membawa anak ke posyandu sesuai jadwal yang
ditentukan untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak
10 Saya melaksanakan imunisasi dasar lengkap untuk
meningkatkan sistem pertahanan tubuh anak menjadi
kuat sehingga dapat mencegah penyakit infeksi
11 Saya membersihkan lingkungan rumah dan
menyediakan air bersih untuk kebutuhan anak sehari-
hari
12 Saya mengabaikan menjaga anak dalam pemenuhan
gizi yang baik.

FIKes UIA 2023


Lampiran 6

IV. KUESIONER PERILAKU PENCEGAHAN STUNTING


1. Sebelum menjawab peratanyaan, bacalah dahulu pertanyaan ini dengan teliti.
2. Ibu dipersilahkan memilih salah satu jawaban yang tersedia dengan
memberikan tanda (√) pada tempat yang tersedia.

Keterangan :
SL : Selalu
S : Sering
J : Jarang
TP : Tidak pernah

No Pernyataan Responden SL S J TP
1 Saya memberikan menu makanan berupa sayur – sayuran,
protein hewani maupun nabati, dan karbohidrat
2 Saya memberikan makan 3x dalam sehari kepada anak

3 Saya membatasi makanan kepada anak yang mengandung


gula tinggi seperti permen, cokelat, dan makanan – makanan
yang terlalu manis
4 Saya memberikan penggunaan bahan pengawet atau
penyedap dalam pemberian makan anak
5 Saya memberikan ASI selama 6 bulan pertama pada anak

6 Saya membiasakan sarapan pagi kepada anak

7 Saya memperhatikan jam makan anak

8 Saya memberikan vitamin kepada anak agar pertumbuhan dan


perkembangan nya baik
9 Saya mengabaikan anak saya agar tidak menggosok gigi

10 Saya membiasakan anak saya untuk mencuci tangan sebelum


dan sesudah makan menggunakan sabun

FIKes UIA 2023


11 Saya membersihkan lingkungan rumah dan menyediakan air
bersih untuk kebutuhan anak sehari-hari
12 Saya membiasakan anak saya tidak buang air besar
sembarangan
13 Saya mencuci botol susu dengan menggunakan air bersih
mengalir dan sabun
14 Saya mensterilkan botol susu dengan air biasa tidak
menggunakan air panas

Lampiran 7
FIKes UIA 2023
FIKes UIA 2023
Lampiran 8

FIKes UIA 2023


FIKes UIA 2023
FIKes UIA 2023
Lampiran 9

Hasil Data Uji Validitas Pengetahuan Ibu

TO
Respo 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 TA
nden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
L
1 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 100
2 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 105
3 5 0 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 100
4 5 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 0 0 5 5 5 5 5 5 100
5 5 5 5 0 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 100
6 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 110
7 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 110
8 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 0 0 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 85
9 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 0 0 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 90
10 5 5 5 5 5 0 0 0 5 5 5 5 5 0 5 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 90
11 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 0 5 5 0 5 100
12 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 5 0 0 0 5 0 90
13 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 0 0 5 0 5 5 5 5 90
14 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 100
15 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5 5 0 0 0 0 25
16 0 5 5 5 5 5 0 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 95
17 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 100
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 0 0 0 5 0 5 5 5 5 100
19 5 5 0 0 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 90
20 5 5 5 5 0 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 105
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 115
22 5 0 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 100
23 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 0 0 5 5 5 100
24 0 0 0 0 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 0 0 5 0 0 5 5 5 80
25 5 5 5 0 0 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 90
26 5 5 5 0 0 0 0 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 90
27 5 5 5 0 0 5 5 5 5 0 0 0 0 0 0 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 75
28 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 0 0 0 5 5 5 5 95
29 5 0 0 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 0 0 5 5 5 5 95
30 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 110

FIKes UIA 2023


Lampiran 10

Hasil Data Uji Validitas Sikap Ibu

Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 TOTAL
1 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 54
2 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 52
3 4 2 1 4 1 4 4 4 4 1 3 4 4 4 1 45
4 1 4 3 4 1 4 2 3 4 1 3 3 3 4 3 43
5 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 53
6 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 52
7 3 2 3 3 4 2 4 4 4 1 3 4 3 4 1 44
8 4 3 4 4 1 4 4 4 4 1 3 4 3 4 1 48
9 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 53
10 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 53
11 3 4 4 4 1 3 3 4 4 1 3 4 3 4 1 46
12 4 3 4 1 1 4 4 4 4 4 3 3 3 3 1 46
13 2 2 1 4 1 3 3 4 3 2 3 4 3 4 1 40
14 3 4 4 4 1 3 3 4 4 3 3 3 3 4 1 48
15 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 52
16 2 2 4 4 1 2 2 4 4 1 3 4 3 4 1 43
17 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 56
18 4 4 4 4 1 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 52
19 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 48
20 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 56
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 59
22 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 57
23 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 56
24 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 57
25 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 59
26 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 55
27 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 53
28 3 3 1 2 2 2 3 4 4 1 3 3 3 4 1 40
29 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 55
30 3 2 1 3 1 2 3 4 4 1 2 4 3 4 1 39

FIKes UIA 2023


Lampiran 11

Hasil Data Uji Validitas Perilaku Pencegahan Stunting

Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total
1 4 4 2 1 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 62
2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 66
3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 63
4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
5 4 4 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 64
6 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
8 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 2 55
9 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 63
10 3 3 2 1 2 3 1 2 1 2 2 4 3 2 3 3 3 4 44
11 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 66
12 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 4 3 56
13 4 4 2 2 3 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 60
14 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 64
15 4 4 2 1 3 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 59
16 4 4 4 4 3 3 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 65
17 2 2 2 4 3 3 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50
18 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 65
19 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 65
20 4 4 3 1 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 64
21 4 4 4 1 4 3 1 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 1 54
22 3 4 3 3 4 1 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 62
23 4 3 3 3 4 4 1 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 59
24 4 4 4 3 4 1 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 64
25 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
26 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 67
27 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 63
28 4 4 3 4 4 1 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 66
29 4 4 4 3 4 1 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 53
30 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 1 54

FIKes UIA 2023


Lampiran 12

Hasil Uji Validitas Pengetahuan Ibu


Correlations
X1 X1 X1 X1 X1 X1 X1 X1 X1 X1 X2 X2 X2 X2 X2 X2
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 Total
X1 Pearson - - - - -
.38 .38 .30 .00 .18 .52 .80 .19 .19 .19 .07 .35 .13 .38 .14 .52 .35 .35 .35 .594*
Correlation 1 * * .31 ** ** .04 .20 * .11 .07 ** *
9 9 2 0 1 3 2 6 6 6 9 6 4 9 9 3 6 6 6
2 5 1 1 9
Sig. (2-tailed) .03 .03 .10 .09 1.0 .33 .00 .00 .81 .29 .29 .29 .67 .28 .05 .48 .03 .43 .55 .67 .00 .05 .05 .05
.001
4 4 5 3 00 7 3 0 2 9 9 9 9 7 3 1 4 2 9 9 3 3 3 3
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2 Pearson - - -
.38 .37 .07 .03 .04 .20 .10 .04 .04 .04 .26 .20 .03 .37 .22 .11 .07 .29 .20 .20 .20
Correlation 1 * .17 .06 .07 .411*
9* 5 5 3 9 0 2 9 9 9 4 0 3 5* 4 1 9 4 0 0 0
7 8 9
Sig. (2-tailed) .03 .04 .69 .86 .35 .72 .79 .28 .59 .79 .79 .79 .67 .15 .28 .86 .04 .23 .55 .67 .11 .28 .28 .28
.024
4 1 2 1 0 1 7 8 1 7 7 7 9 9 8 1 1 5 9 9 5 8 8 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3 Pearson - - - - -
.38 .37 .26 .10 .04 .20 .53 .53 .53 .31 .20 .36 .16 .11 .07 .29 .20 .20 .20 .544*
Correlation 1 .13 .17 .06 ** ** ** .30 .22
9* 5* 4 2 9 0 9 9 9 5 0 7 * 7 1 9 4 0 0 0 *
4 7 8 2 4
Sig. (2-tailed) .03 .04 .15 .48 .35 .59 .79 .28 .72 .00 .00 .00 .09 .10 .28 .04 .37 .23 .55 .67 .11 .28 .28 .28
.002
4 1 9 1 0 1 7 8 1 2 2 2 0 5 8 6 9 5 9 9 5 8 8 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X4 Pearson - - -
.30 .07 .26 .04 .37 .12 .14 .27 .20 .20 .20 .02 .14 .34 .07 .06 .05 .20 .14 .14 .14 .512*
Correlation 1 * .01 .02 .38 *
2 5 4 0 3 3 1 7 7 7 7 4 1 2 5 7 0 * 7 1 1 1
5 3 0
Sig. (2-tailed) .10 .69 .15 .83 .04 .51 .93 .45 .13 .27 .27 .27 .90 .90 .45 .06 .69 .72 .79 .03 .27 .45 .45 .45
.004
5 2 9 3 2 7 8 7 8 2 2 2 1 5 7 4 2 3 2 8 2 7 7 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X5 Pearson - - - - - - - - - - - - - - - -
.03 .04 .60 .49 .23 .13 .04 .01
Correlation .31 .13 1 .37 .35 .17 .25 ** .17 .17 .17 .20 ** .25 .47 .46 .36 .25 .25 -.137
3 0 0 4 9 4 2 * 8
2 4 8* 5 0 0 0 0 0 0 0 3** 8** 7 0 0
Sig. (2-tailed) .09 .86 .48 .83 .03 .05 .36 .18 .00 .36 .36 .36 .28 .00 .18 .00 .00 .20 .48 .82 .04 .18 .92 .18
.471
3 1 1 3 9 5 8 3 0 8 8 8 9 6 3 8 9 3 1 5 6 3 5 3
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X6 Pearson - - - - - - - - - -
.00 .37 .28 .13 .09 .09 .33 .00 .12 .00 .13 .09 .09 .09
Correlation .17 .17 * .37 1 .28 .06 .06 .06 .05 .26 .44 .136
0 3 9 9 4 4 1 0 6 0 * 9 4 4 4
7 7 8* 9 9 9 9 6 7 6
Sig. (2-tailed) 1.0 .35 .35 .04 .03 .12 .46 .61 .12 .71 .71 .71 .77 .15 .61 .07 1.0 .50 1.0 .01 .46 .61 .61 .61
.474
00 0 0 2 9 2 5 9 2 6 6 6 0 5 9 4 00 5 00 4 5 9 9 9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X7 Pearson
- - - - - - -
Correlation .18 .10 .12 .28 .48 .32 .28 .28 .28 .19 .32 .32 .27 .08 .32 .05 .32
.06 .35 1 ** .38 .18 .36 .04 .51 .366*
1 2 3 9 0 7 * 0 0 0 3 7 7 2 * ** 0 7 5 7
8 5 9 5 5 5 5

Sig. (2-tailed) .33 .72 .59 .51 .05 .12 .00 .07 .03 .13 .13 .13 .30 .32 .07 .07 .14 .04 .81 .00 .67 .07 .77 .07
.047
7 1 1 7 5 2 7 7 4 4 4 4 7 9 7 7 6 7 2 4 4 7 5 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X8 Pearson - - - - - -
.52 .04 .04 .13 .48 .68 .13 .13 .13 .24 .28 .02 .04 .17 .13 .28 .28 .28
Correlation ** .01 .17 1 .32 .23 .13 .24 .396*
3 9 9 9 0** 1 ** 5 5 5 7 8 6 9 5 5 8 8 8
5 0 0 7 1 7
Sig. (2-tailed) .00 .79 .79 .93 .36 .46 .00 .00 .08 .47 .47 .47 .18 .20 .12 .89 .79 .35 .49 .18 .47 .12 .12 .12
.030
3 7 7 8 8 5 7 0 4 8 8 8 8 8 2 1 7 4 1 8 8 2 2 2
FIKes UIA 2023
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X9 Pearson - - - - -
.80 .20 .20 .14 .09 .32 .68 .28 .28 .28 .16 .46 .01 .20 .12 .28 .46 .46 .46 .590*
Correlation ** .25 1 .21 .16 ** .08 .16
2 0 0 1 4 7 1** 8 8 8 9 4 8 0 0 8 4** 4** 4** *
0 8 1 9 9
Sig. (2-tailed) .00 .28 .28 .45 .18 .61 .07 .00 .24 .12 .12 .12 .37 .39 .01 .92 .28 .52 .64 .37 .12 .01 .01 .01
.001
0 8 8 7 3 9 7 0 7 2 2 2 3 5 0 5 8 9 0 3 2 0 0 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X10 Pearson - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
.10 .27 .60 .43 .36
Correlation .04 .06 ** .28 .38 .32 .21 1 .12 .12 .12 .29 * .21 .21 .23 * .04 .03 .12 .21 .21 .21 -.026
2 7 0 1 5
5 8 9 9* 0 8 0 0 0 0 8 8 8 5 2 0 8 8 8
Sig. (2-tailed) .81 .59 .72 .13 .00 .12 .03 .08 .24 .52 .52 .52 .12 .01 .24 .24 .20 .04 .81 .86 .52 .24 .24 .24
.891
2 1 1 8 0 2 4 4 7 7 7 7 1 7 7 7 5 7 2 6 7 7 7 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X11 Pearson - - - 1.0 1.0 - - - -
.19 .04 .53 .20 .28 .13 .28 .71 .28 .22 .04 .13 .28 .28 .28 .647*
Correlation ** .17 .06 .12 1 00* 00* ** .01 .35 .13 .01 *
6 9 9 7 0 5 8 * * 1 8 3 9 5 8 8 8
0 9 0 5 1 1 5
Sig. (2-tailed) .29 .79 .00 .27 .36 .71 .13 .47 .12 .52 .00 .00 .00 .93 .12 .23 .79 .05 .49 .93 .47 .12 .12 .12
.000
9 7 2 2 8 6 4 8 2 7 0 0 0 8 2 7 7 7 1 5 8 2 2 2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X12 Pearson - - - 1.0 1.0 - - - -
.19 .04 .53 .20 .28 .13 .28 .71 .28 .22 .04 .13 .28 .28 .28 .647*
Correlation .17 .06 .12 00* 1 00* ** .01 .35 .13 .01
6 9 9** 7 0 5 8 1 8 3 9 5 8 8 8 *
0 9 0 * * 5 1 1 5
Sig. (2-tailed) .29 .79 .00 .27 .36 .71 .13 .47 .12 .52 .00 .00 .00 .93 .12 .23 .79 .05 .49 .93 .47 .12 .12 .12
.000
9 7 2 2 8 6 4 8 2 7 0 0 0 8 2 7 7 7 1 5 8 2 2 2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X13 Pearson - - - 1.0 1.0 - - - -
.19 .04 .53 .20 .28 .13 .28 .71 .28 .22 .04 .13 .28 .28 .28 .647*
Correlation ** .17 .06 .12 00* 00* 1 ** .01 .35 .13 .01 *
6 9 9 7 0 5 8 1 8 3 9 5 8 8 8
0 9 0 * * 5 1 1 5
Sig. (2-tailed) .29 .79 .00 .27 .36 .71 .13 .47 .12 .52 .00 .00 .00 .93 .12 .23 .79 .05 .49 .93 .47 .12 .12 .12
.000
9 7 2 2 8 6 4 8 2 7 0 0 0 8 2 7 7 7 1 5 8 2 2 2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X14 Pearson - - - - - - -
.07 .31 .02 .19 .24 .16 .71 .71 .71 .16 .27 .11 .11 .01 .16 .16 .16
Correlation .07 .20 .05 .29 ** ** ** 1 .15 .38 .18 .436*
9 5 4 3 7 9 1 1 1 9 4 8 * 8 5 9 9 9
9 0 6 0 4 8 4
Sig. (2-tailed) .67 .67 .09 .90 .28 .77 .30 .18 .37 .12 .00 .00 .00 .41 .37 .14 .53 .03 .33 .53 .93 .37 .37 .37
.016
9 9 0 1 9 0 7 8 3 1 0 0 0 5 3 3 4 4 1 5 5 3 3 3
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X15 Pearson - - - - - - - - - - - - - - - - -
.26 .49 .43 .27 .05 .15 .14
Correlation .20 .30 .02 ** .26 .18 .23 .16 * .01 .01 .01 .15 1 .16 .41 .11 .23 .16 .16 .029
4 4 1 0 0 4 1
1 2 3 7 5 7 1 5 5 5 4 1 3* 3 7 1 1
Sig. (2-tailed) .28 .15 .10 .90 .00 .15 .32 .20 .39 .01 .93 .93 .93 .41 .39 .02 .55 .15 .79 .41 .20 .39 .45 .39
.879
7 9 5 5 6 5 9 8 5 7 8 8 8 5 5 3 2 0 2 5 8 5 7 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X16 Pearson - - - - - - 1.0 1.0
.35 .20 .20 .14 .09 .32 .28 .46 .28 .28 .28 .16 .01 .53 .68 .46 .633*
Correlation .25 .21 .16 1 .23 .08 .16 ** 00* ** 00*
6 0 0 1 4 7 8 4** 8 8 8 9 8 5** 1 * 4 *
*
0 8 1 9 9 9
Sig. (2-tailed) .05 .28 .28 .45 .18 .61 .07 .12 .01 .24 .12 .12 .12 .37 .39 .92 .00 .20 .64 .37 .00 .00 .01 .00
.000
3 8 8 7 3 9 7 2 0 7 2 2 2 3 5 5 2 3 0 3 0 0 0 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X17 Pearson - - - - - -
.13 .03 .36 .34 .33 .32 .02 .01 .22 .22 .22 .27 .01 .36 .22 .01 .01 .01
Correlation * .47 .21 .41 1 * .12 .08 .11 .355
4 3 7 2 ** 1 7 6 8 3 3 3 4 * 8 7 3 8 8 8
3 8 3 0 9 6
Sig. (2-tailed) .48 .86 .04 .06 .00 .07 .07 .89 .92 .24 .23 .23 .23 .14 .02 .92 .04 .52 .64 .54 .23 .92 .92 .92
.054
1 1 6 4 8 4 7 1 5 7 7 7 7 3 3 5 6 9 0 2 7 5 5 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

FIKes UIA 2023


X18 Pearson - - - - -
.38 .37 .16 .07 .00 .27 .04 .20 .04 .04 .04 .11 .53 .36 .00 .53 .53 .20 .53
Correlation * * .46 .23 .11 ** * 1 .16 .11 ** ** .438*
9 5 7 5 ** 0 2 9 0 9 9 9 8 5 7 0 9 5 0 5**
8 8 3 7 8
Sig. (2-tailed) .03 .04 .37 .69 .00 1.0 .14 .79 .28 .20 .79 .79 .79 .53 .55 .00 .04 1.0 .37 .53 .00 .00 .28 .00
.016
4 1 9 2 9 00 6 7 8 5 7 7 7 4 2 2 6 00 9 4 2 2 8 2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X19 Pearson - - - - - - - - - - - - -
.14 .22 .06 .23 .12 .17 .12 .36 .27 .00 .12
Correlation .22 .36 * .35 .35 .35 .38 .23 .12 1 .14 .03 .08 .23 .23 .014
9 4 7 9 6 * 5 0 5 * 0 0 0
4 5 1 1 1 8 9 0 9 5 8 9 9
Sig. (2-tailed) .43 .23 .23 .72 .20 .50 .04 .35 .52 .04 .05 .05 .05 .03 .15 .20 .52 1.0 .43 .85 .64 .20 .52 .20
.940
2 5 5 3 3 5 7 4 9 7 7 7 7 4 0 3 9 00 2 3 5 3 9 3
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X20 Pearson - - - - - - - - - - - - - - - - - -
.11 .11 .05 .13 .00 .05
Correlation .11 .04 .13 .08 .04 .13 .13 .13 .18 .08 .08 .16 .14 1 .07 .13 .08 .08 .08 -.046
1 1 0 4 0 0
1 5 1 9 5 1 1 1 4 9 9 7 9 9 1 9 9 9
Sig. (2-tailed) .55 .55 .55 .79 .48 1.0 .81 .49 .64 .81 .49 .49 .49 .33 .79 .64 .64 .37 .43 .67 .49 .64 .64 .64
.808
9 9 9 2 1 00 2 1 0 2 1 1 1 1 2 0 0 9 2 9 1 0 0 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X21 Pearson - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
.07 .07 .04 .11 .15
Correlation .07 .38 .44 .51 .24 .16 .03 .01 .01 .01 .16 .11 .11 .03 .07 1 .01 .16 .16 .16 -.184
9 9 * 2 * ** 8 4
9 0 6 5 7 9 2 5 5 5 9 6 8 5 9 5 9 9 9
Sig. (2-tailed) .67 .67 .67 .03 .82 .01 .00 .18 .37 .86 .93 .93 .93 .53 .41 .37 .54 .53 .85 .67 .93 .37 .37 .37
.330
9 9 9 8 5 4 4 8 3 6 5 5 5 5 5 3 2 4 3 9 5 3 3 3
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X22 Pearson - - - - - -
.52 .29 .29 .20 .13 .08 .13 .28 .13 .13 .13 .01 .68 .22 .53 .68 .28 .68 .521*
Correlation ** .36 .12 .23 ** ** .08 .13 .01 1
3 4 4 7 * 9 0 5 8 5 5 5 5 1 3 9 1** 8 1** *
7 0 7 8 1 5
Sig. (2-tailed) .00 .11 .11 .27 .04 .46 .67 .47 .12 .52 .47 .47 .47 .93 .20 .00 .23 .00 .64 .49 .93 .00 .12 .00
.003
3 5 5 2 6 5 4 8 2 7 8 8 8 5 8 0 7 2 5 1 5 0 2 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X23 Pearson - - - 1.0 - - - 1.0
.35 .20 .20 .14 .09 .32 .28 .46 .28 .28 .28 .16 .01 .53 .68 .46 * .633*
Correlation .25 ** .21 .16 00* ** .23 .08 .16 ** 1 ** 00 *
6 0 0 1 4 7 8 4 8 8 8 9 * 8 5 1 4 *
0 8 1 9 9 9
Sig. (2-tailed) .05 .28 .28 .45 .18 .61 .07 .12 .01 .24 .12 .12 .12 .37 .39 .00 .92 .00 .20 .64 .37 .00 .01 .00
.000
3 8 8 7 3 9 7 2 0 7 2 2 2 3 5 0 5 2 3 0 3 0 0 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X24 Pearson - - -
.35 .20 .20 .14 .01 .09 .05 .28 .46 .28 .28 .28 .16 .14 .46 .01 .20 .12 .28 .46 .46 .548*
Correlation ** .21 ** .08 .16 1
6 0 0 1 8 4 5 8 4 8 8 8 9 1 4 8 0 0 8 4** 4** *
8 9 9
Sig. (2-tailed) .05 .28 .28 .45 .92 .61 .77 .12 .01 .24 .12 .12 .12 .37 .45 .01 .92 .28 .52 .64 .37 .12 .01 .01
.002
3 8 8 7 5 9 5 2 0 7 2 2 2 3 7 0 5 8 9 0 3 2 0 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X25 Pearson - - - 1.0 - - - 1.0
.35 .20 .20 .14 .09 .32 .28 .46 .28 .28 .28 .16 .01 .53 .68 .46 .633*
Correlation .25 ** .21 .16 00* ** .23 .08 .16 ** 00* ** 1 *
6 0 0 1 4 7 8 4 8 8 8 9 * 8 5 1 * 4
0 8 1 9 9 9
Sig. (2-tailed) .05 .28 .28 .45 .18 .61 .07 .12 .01 .24 .12 .12 .12 .37 .39 .00 .92 .00 .20 .64 .37 .00 .00 .01
.000
3 8 8 7 3 9 7 2 0 7 2 2 2 3 5 0 5 2 3 0 3 0 0 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total Pearson - - - -
.59 .41 .54 .51 .13 .36 .39 .59 .64 .64 .64 .43 .02 .63 .35 .43 .01 .52 .63 .54 .63
Correlation ** * ** ** .13 * * ** .02 ** ** ** * ** * .04 .18 ** ** ** ** 1
4 1 4 2 6 6 6 0 7 7 7 6 9 3 5 8 4 1 3 8 3
7 6 6 4
Sig. (2-tailed) .00 .02 .00 .00 .47 .47 .04 .03 .00 .89 .00 .00 .00 .01 .87 .00 .05 .01 .94 .80 .33 .00 .00 .00 .00
1 4 2 4 1 4 7 0 1 1 0 0 0 6 9 0 4 6 0 8 0 3 0 2 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

FIKes UIA 2023


Lampiran 13

Hasil Uji Validitas Sikap Ibu

Correlations

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 Total


X1 Pearson -
1 .463* .430* -.037 .474** .547** .847** -.323 -.226 .572** .494** -.170 .713** .477** .714**
Correlation .532**
Sig. (2-
.010 .018 .847 .008 .002 .000 .081 .229 .001 .006 .368 .000 .002 .008 .000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2 Pearson .46 - - -
1 .685** .209 .361 .633** .341 -.265 .525** .535** .527** .657** .712**
Correlation 3* .512** .423* .465**
Sig. (2- .01
.000 .267 .050 .000 .065 .004 .158 .003 .002 .020 .003 .010 .000 .000
tailed) 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3 Pearson .43 .685* - -
1 .238 .377* .476** .298 -.174 .543** .606** -.305 .390* .538** .715**
Correlation 0* * .435* .453*
Sig. (2- .01
.000 .205 .040 .008 .109 .016 .357 .002 .000 .101 .033 .012 .002 .000
tailed) 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X4 Pearson -
Correlation .03 .209 .238 1 .095 .195 -.091 -.185 -.263 .008 .378* .113 .350 .044 .314 .345
7
Sig. (2- .84
.267 .205 .616 .301 .631 .327 .160 .967 .039 .551 .058 .818 .091 .062
tailed) 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X5 Pearson .47 - -
.361 .377* .095 1 .272 .476** -.260 .682** .611** -.276 .648** .761** .740**
Correlation 4** .515** .721**
Sig. (2- .00
.050 .040 .616 .146 .008 .004 .165 .000 .000 .141 .000 .000 .000 .000
tailed) 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X6 Pearson .54 .633* - -
.476** .195 .272 1 .565** -.115 .559** .487** -.234 .626** .604** .690**
Correlation 7** * .529** .543**
Sig. (2- .00
.000 .008 .301 .146 .001 .003 .545 .001 .006 .213 .000 .002 .000 .000
tailed) 2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X7 Pearson .84 -
.341 .298 -.091 .476** .565** 1 -.266 -.248 .494** .394* -.149 .588** .356 .609**
Correlation 7** .516**
Sig. (2- .00
.065 .109 .631 .008 .001 .155 .187 .006 .031 .431 .001 .004 .054 .000
tailed) 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X8 Pearson - -
- - - - - - - -
Correlation .32 .512* -.185 -.266 1 .254 .433* .610**
* .435* .515** .529** .524** .696** .628** .761** .580**
3
Sig. (2- .08
.004 .016 .327 .004 .003 .155 .175 .003 .000 .017 .000 .000 .000 .001
tailed) 1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X9 Pearson -
- -
Correlation .22 -.174 -.263 -.260 -.115 -.248 .254 1 -.347 .197 -.347 .284 -.280 -.266
.265 .401*
6

FIKes UIA 2023


Sig. (2- .22
.158 .357 .160 .165 .545 .187 .175 .060 .028 .298 .060 .128 .133 .156
tailed) 9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X10 Pearson .57 .525* - - -
.543** .008 .682** .559** .494** -.347 1 .649** .658** .739** .807**
Correlation 2** * .524** .502** .775**
Sig. (2- .00
.003 .002 .967 .000 .001 .006 .003 .060 .000 .005 .000 .000 .000 .000
tailed) 1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X11 Pearson .49 .535* - - - -
.606** .378* .611** .487** .394* .649** 1 .726** .781** .782**
Correlation 4** * .696** .401* .489** .547**
Sig. (2- .00
.002 .000 .039 .000 .006 .031 .000 .028 .000 .006 .000 .002 .000 .000
tailed) 6
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X12 Pearson -
- - - -
Correlation .17 -.305 .113 -.276 -.234 -.149 .433* .197 1 -.312 .221 -.326
.423* .502** .489** .392*
0
Sig. (2- .36
.020 .101 .551 .141 .213 .431 .017 .298 .005 .006 .094 .241 .032 .078
tailed) 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X13 Pearson .71 .527* * .350 .648** .626** .588** - -
* .390 -.347 .658** .726** -.312 1 .832** .839**
Correlation 3** .628** .616**
Sig. (2- .00
.003 .033 .058 .000 .000 .001 .000 .060 .000 .000 .094 .000 .000 .000
tailed) 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X14 Pearson - -
- - - - - - - - -
Correlation .53 .465* * .044 .721** .543** .516** .610
** .284 .221 1
* .453 .775** .547** .616** .717** .704**
2**
Sig. (2- .00
.010 .012 .818 .000 .002 .004 .000 .128 .000 .002 .241 .000 .000 .000
tailed) 2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X15 Pearson .47 .657* - - -
.538** .314 .761** .604** .356 -.280 .739** .781** .832** 1 .868**
Correlation 7** * .761** .392* .717**
Sig. (2- .00
.000 .002 .091 .000 .000 .054 .000 .133 .000 .000 .032 .000 .000 .000
tailed) 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total Pearson .71 .712* - -
.715** .345 .740** .690** .609** -.266 .807** .782** -.326 .839** .868** 1
Correlation 4** * .580** .704**
Sig. (2- .00
.000 .000 .062 .000 .000 .000 .001 .156 .000 .000 .078 .000 .000 .000
tailed) 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

FIKes UIA 2023


Lampiran 14

Hasil Uji Validitas Perilaku Pencegahan Stunting


Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 Total
X1 Pearson
.584 .412 .365 .476 .573 .447 - - .567*
Correlat 1 ** *
.061 *
.075 .167 ** **
.088 *
.217 .085 .150 .013 .013 *
.016 .096
ion
Sig. (2-
.001 .024 .747 .047 .696 .377 .008 .001 .644 .013 .933 .249 .656 .428 .945 .945 .614 .001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2 Pearson -
.58 - - .563 .465 - .388
Correlat ** 1 .180 .252 .197 ** **
.037 .344 .244 .261 *
.304 .304 .364 .404*
4 .113 .229 .074 *
ion
Sig. (2- .00
.342 .551 .180 .223 .296 .001 .010 .847 .063 .698 .193 .164 .034 .102 .102 .048 .027
tailed) 1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3 Pearson
.41 .491 .411 - - -
Correlat .180 1 .061 .105 .085 .155 .211 .214 .070 .074 .065 .065 .382*
2* ** * .030 .007 .160
ion
Sig. (2- .02
.342 .006 .024 .748 .580 .655 .413 .263 .256 .877 .973 .715 .697 .733 .733 .400 .037
tailed) 4
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X4 Pearson
.06 - .491 - -
Correlat **
1 .324 .112 .264 .180 .125 .325 .337 .000 .064 .082 .000 .000 .438*
1 .113 .109 .026
ion
Sig. (2- .74 1.00 1.00 1.00
.551 .006 .081 .554 .159 .340 .512 .080 .069 .568 .737 .668 .894 .016
tailed) 7 0 0 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X5 Pearson
.36 .411 - .554 .487 - -
Correlat .252 .324 1 .047 .106 .277 .188 .234 .249 .070 .070 .344
5* * .309 ** ** .205 .081
ion
Sig. (2- .04
.180 .024 .081 .097 .806 .577 .139 .002 .006 .277 .320 .213 .184 .715 .715 .671 .063
tailed) 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X6 Pearson
.07 - - - - - - - - - -
Correlat .061 .112 1 .077 .148 .286 .253 .188
5 .229 .309 .315 .117 .063 .058 .220 .165 .235 .235
ion
Sig. (2- .69
.223 .748 .554 .097 .090 .539 .741 .687 .436 .126 .760 .243 .383 .211 .211 .178 .320
tailed) 6
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X7 Pearson
.16 - .427 .394 - .562*
Correlat .197 .105 .264 .047 1 * * .347 .139 .128 .340 .259 .346 .346 .044 *
7 .315 .144
ion
FIKes UIA 2023
Sig. (2- .37
.296 .580 .159 .806 .090 .019 .031 .061 .464 .446 .502 .066 .168 .061 .061 .819 .001
tailed) 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X8 Pearson
.47 .563 - .427 .579 - - - .559*
Correlat ** ** .085 .180 .106 *
1 **
.206 .248 .199 .088 .147 .147 *
6 .117 .226 .003 .043
ion
Sig. (2- .00
.001 .655 .340 .577 .539 .019 .001 .274 .186 .231 .987 .292 .643 .438 .438 .821 .001
tailed) 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X9 Pearson
.57 .465 - .394 .579 - - .605*
Correlat ** ** .155 .125 .277 * **
1 .344 .315 .269 .286 .244 .234 .234 *
3 .063 .122 .143
ion
Sig. (2- .00
.010 .413 .512 .139 .741 .031 .001 .063 .090 .522 .151 .125 .194 .213 .213 .451 .000
tailed) 1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X10 Pearson
.08 .554 .460 - .399 .578*
Correlat .037 .211 .325 ** .077 .347 .206 .344 1 * .243 * .265 .198 .198 .030 *
8 .099
ion
Sig. (2- .64
.847 .263 .080 .002 .687 .061 .274 .063 .011 .603 .195 .029 .156 .295 .295 .876 .001
tailed) 4
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X11 Pearson
.44 .487 .460 - .378 .362 .495 - .511*
Correlat *
.344 .214 .337 **
.148 .139 .248 .315 *
1 * * **
.217 .217 *
7 .117 .031
ion
Sig. (2- .01
.063 .256 .069 .006 .436 .464 .186 .090 .011 .538 .039 .049 .005 .249 .249 .871 .004
tailed) 3
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X12 Pearson -
- - - - - - - - - -
Correlat .01 .286 1 .033 .106 .187 .187 .206 .174
.074 .030 .109 .205 .144 .226 .122 .099 .117 .019
ion 6
Sig. (2- .93
.698 .877 .568 .277 .126 .446 .231 .522 .603 .538 .922 .861 .576 .323 .323 .275 .357
tailed) 3
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X13 Pearson
.21 - - - .378 - .761 .811 .711 .711
Correlat .244 .000 .188 .128 .269 .243 * .019 1 ** ** ** ** .020 .371*
7 .007 .058 .003
ion
Sig. (2- .24 1.00
.193 .973 .320 .760 .502 .987 .151 .195 .039 .922 .000 .000 .000 .000 .917 .043
tailed) 9 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X14 Pearson
.08 - .399 .362 .761 .751 .865 .865 - .469*
Correlat .261 .070 .064 .234 .340 .199 .286 * *
.033 **
1 ** ** ** *
5 .220 .035
ion
Sig. (2- .65
.164 .715 .737 .213 .243 .066 .292 .125 .029 .049 .861 .000 .000 .000 .000 .853 .009
tailed) 6
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

FIKes UIA 2023


X15 Pearson
.15 .388 - .495 .811 .751 .877 .877 - .472*
Correlat * .074 .082 .249 .165 .259 .088 .244 .265 ** .106 ** ** 1 ** ** *
0 .037
ion
Sig. (2- .42
.034 .697 .668 .184 .383 .168 .643 .194 .156 .005 .576 .000 .000 .000 .000 .844 .008
tailed) 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X16 Pearson
.01 - .711 .865 .877 1.00 -
Correlat .304 .065 .000 .070 .346 .147 .234 .198 .217 .187 ** ** **
1 .427*
3 .235 0** .033
ion
Sig. (2- .94 1.00
.102 .733 .715 .211 .061 .438 .213 .295 .249 .323 .000 .000 .000 .000 .863 .019
tailed) 5 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X17 Pearson
.01 - .711 .865 .877 1.00 -
Correlat .304 .065 .000 .070 .346 .147 .234 .198 .217 .187 ** ** ** 0**
1 .427*
3 .235 .033
ion
Sig. (2- .94 1.00
.102 .733 .715 .211 .061 .438 .213 .295 .249 .323 .000 .000 .000 .000 .863 .019
tailed) 5 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X18 Pearson - -
- - - - - - - - - -
Correlat .09 .364 .253 .044 .030 .206 .020 1 .096
*
.160 .026 .081 .043 .143 .031 .035 .037 .033 .033
ion 6
Sig. (2- .61
.048 .400 .894 .671 .178 .819 .821 .451 .876 .871 .275 .917 .853 .844 .863 .863 .615
tailed) 4
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Tota Pearson
.56 .404 .382 .438 .562 .559 .605 .578 .511 .371 .469 .472 .427 .427
l Correlat ** * * *
.344 .188 ** ** ** ** **
.174 * ** ** * *
.096 1
7
ion
Sig. (2- .00
.027 .037 .016 .063 .320 .001 .001 .000 .001 .004 .357 .043 .009 .008 .019 .019 .615
tailed) 1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

FIKes UIA 2023


Lampiran 15

Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan Ibu

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.861 17

Hasil Uji Reliabilitas Sikap Ibu

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.802 12

Hasil Uji Reliabilitas Sikap Ibu

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.802 14

FIKes UIA 2023


Lampiran 16

Tabel Uji Normalitas


Descriptives
Statistic Std. Error
Sikap Ibu Mean 45.92 .254
95% Confidence Interval for Lower Bound 45.41
Mean Upper Bound 46.43
5% Trimmed Mean 46.10
Median 46.00
Variance 3.218
Std. Deviation 1.794
Minimum 38
Maximum 48
Range 10
Interquartile Range 0
Skewness -1.930 .337
Kurtosis 6.903 .662

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sikap Ibu .338 50 .000 .750 50 .000
a. Lilliefors Significance Correction

Descriptives
Statistic Std. Error
PERILAKU IBU Mean 53.52 .497
95% Confidence Interval for Lower Bound 52.52
Mean Upper Bound 54.52
5% Trimmed Mean 54.11
Median 54.00
Variance 12.336
Std. Deviation 3.512
Minimum 40
Maximum 56
Range 16
Interquartile Range 2
Skewness -3.079 .337
Kurtosis 9.691 .662

FIKes UIA 2023


Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PERILAKU IBU .374 50 .000 .547 50 .000
a. Lilliefors Significance Correction

FIKes UIA 2023


Lampiran 17
Tabel Univariat

Statistics

PENGETAHUAN IBU

N Valid 50

Missing 0

Mean 75.84

Std. Error of Mean 1.039

Median 78.00

Mode 72a

Std. Deviation 7.349

Variance 54.015

Range 36

Minimum 54

Maximum 90

Sum 3792

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

PENGETAHUAN IBU

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK 29 58.0 58.0 58.0

CUKUP 18 36.0 36.0 94.0

KURANG 3 6.0 6.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

FIKes UIA 2023


Statistics

SIKAP IBU

N Valid 50

Missing 0

Mean 45.92

Median 46.00

Mode 46

Std. Deviation 1.794

Variance 3.218

Skewness -1.930

Std. Error of Skewness .337

Kurtosis 6.903

Std. Error of Kurtosis .662

Range 10

Minimum 38

Maximum 48

Sum 2296

SIKAP IBU

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Negatif 9 18.0 18.0 18.0

Positif 41 82.0 82.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

FIKes UIA 2023


Statistics
Perilaku Pencegahan Stunting Pada
Balita

N Valid 50

Missing 0

Mean 53.52

Std. Error of Mean .497

Median 54.00

Mode 54

Std. Deviation 3.512

Variance 12.336

Range 16

Minimum 40

Maximum 56

Sum 2676

Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Negatif 41 82.0 82.0 82.0

Positif 9 18.0 18.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

FIKes UIA 2023


Lampiran 18

Tabel Bivariat

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PengetahuanIbu *
PerilakuPencegahanStunting 50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
PadaBalita

PengetahuanIbu * PerilakuPencegahanStuntingPadaBalita Crosstabulation

PerilakuPencegahanStuntingPada
Balita

Positif Negatif Total

Pengetahu Baik Count 25 3 28


anIbu Expected Count 23.0 5.0 28.0

% within PengetahuanIbu 89.3% 10.7% 100.0%

Cukup Count 16 3 19

Expected Count 15.6 3.4 19.0

% within PengetahuanIbu 84.2% 15.8% 100.0%

Kurang Count 1 2 3

Expected Count 2.5 .5 3.0

% within PengetahuanIbu .0% 100.0% 100.0%

Total Count 41 9 50

Expected Count 41.0 9.0 50.0

% within PengetahuanIbu 82.0% 18.0% 100.0%

FIKes UIA 2023


Chi-Square Tests (Pengetahuan Ibu)

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 14.737a 2 .001

Likelihood Ratio 11.497 2 .003

Linear-by-Linear Association 7.268 1 .007

N of Valid Cases 50

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .54.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .477 .001


N of Valid Cases 50

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

SikapIbu *
PerilakuPencegahanStunt 50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
ingPadaBalita

FIKes UIA 2023


SikapIbu * PerilakuPencegahanStuntingPadaBalita Crosstabulation

PerilakuPencegahanStuntingPada
Balita

Positif Negatif Total

SikapIbu Positif Count 40 1 41

Expected Count 33.6 7.4 41.0

% within SikapIbu 97.6% 2.4% 100.0%

Negatif Count 1 8 9

Expected Count 7.4 1.6 9.0

% within SikapIbu 11.1% 88.9% 100.0%

Total Count 41 9 50

Expected Count 41.0 9.0 50.0

% within SikapIbu 82.0% 18.0% 100.0%

Chi-Square Tests (Sikap Ibu)

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 37.368a 1 .000
Continuity Correctionb 31.740 1 .000
Likelihood Ratio 31.458 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
36.621 1 .000
Association
N of Valid Casesb 50
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.62.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .654 .000

N of Valid Cases 50

FIKes UIA 2023

Anda mungkin juga menyukai