Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN AKHIR / SKRIPSI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP

KEMANDIRIAN ANAK PRA SEKOLAH

DI TK AZRA ZAHRA, CITEUREUP

Oleh :

Irsha Putri Navaliyan

09190000184

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

JAKARTA

2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Akhir/ Skripsi

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP

KEMANDIRIAN ANAK PRA SEKOLAH

DI TK AZRA ZAHRA, CITEUREUP

Oleh :

Irsha Putri Navaliyan

09190000184

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam sidang hasil

program studi S1 Keperawatan

Fakultas Keperawatan

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

Jakarta, 21 Maret 2023

Menyetujui,

Pembimbing Tugas Akhir

Ns. Saiful Gunardi, S.Kep., M.Kes

i
HALAMAN PENGESAHAN

Menerangkan Skripsi dengan judul :

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP

KEMANDIRIAN ANAK PRA SEKOLAH

DI TK AZRA ZAHRA, CITEUREUP

Oleh :

Irsha Putri Navaliyan

09190000184

Telah duji dihadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian dari persyaratan
yang diperlukan untuk memperoleh gelar S1 Keperawatan

Jakarta, 21 Maret 2023

Mengesahkan,

Pembimbing, Penguji,

(Ns. Saiful Gunardi, S.Kep., M.Kes) (Ns. Solehudin, S.Kep, M.Kes, M.Kep)

Mengetahui,

Koordinator Program Studi S1 Keperawatan

(Ns. Yeni Koto, S.Kep., M.Kes)


SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Irsha Putri Navaliyan

Npm : 09190000184

Program Studi : S1 Keperawatan

Menyatakan bahwa, skripsi saya yang berjudul :

“HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP KEMANDIRIAN


ANAK PRA SEKOLAH DI TK AZRA ZAHRA, CITEUREUP”.

Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan tidak melakukan plagiat hasil
karya orang lain.

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa paksaan dari
pihak manapun.

Jakarta, 21 Maret 2023

Irsha Putri Navaliyan


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN UNIVERSITAS
INDONESIA MAJU SKRIPSI, MARET 2023

IRSHA PUTRI NAVALIYAN


09190000184

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP ANAK USIA PRA


SEKOLAH DI TK AZRA-ZAHRA CIBINONG
TAHUN 2023

ABSTRAK
Berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs), tujuan keempat menggarisbawahi
hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pola asuh orangtua terhadap kemandirian anak
pra sekolah. Faktor-faktor tersebut meliputi pendidikan berkualitas, pendidikan inklusif
dan adil, serta kesempatan belajar sepanjang hidup bagi semua orang. Selain itu, tujuan
kedelapan mengacu pada pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, sementara
tujuan kedua belas menekankan pada konsumsi yang bertanggung jawab, produksi yang
berkelanjutan, dan pengawasan tahunan terhadap tujuan tersebut. Sebuah studi
pendahuluan dilakukan pada bulan November 2022 di TK Azra Zahra Citereup dengan
melibatkan 20 responden menggunakan metode kuesioner. Hasil studi pendahuluan
menunjukkan bahwa masih terdapat sejumlah 13 anak yang kurang memiliki kemandirian,
sementara 7 anak lainnya telah mandiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan analisis korelasi, serta menggunakan instrumen self -report/kuesioner/angket
dengan pendekatan cross-sectional. Total populasi yang dijadikan sampel adalah 49
responden, dengan metode pengambilan sampel secara total sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat 4 anak (28,6%) yang mandiri dan 10 anak (71,4%) yang tidak
mandiri. Pola asuh demokratis lebih dominan daripada pola asuh otoriter, dengan 17 anak
(77,3%) yang mandiri dan 5 anak (22,7%) yang tidak mandiri. Uji Chi Square (X2) dengan
tingkat signifikansi 95% (α = 0,05) menunjukkan bahwa nilai pValue = 0,015 lebih kecil
daripada α = 0,05. Oleh karena itu, hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orangtua dengan
kemandirian anak pra sekolah di TK Azra Zahra Citereup, terutama pada pola asuh
demokratis.
Kata kunci : pola asuh, orangtua, kemandirian.

UNIVERSITY OF INDONESIA ADVANCED GRADUATE NURSING STUDY


PROGRAM THESIS, MARCH 2023

IRSHA PUTRI NAVALIYAN


09190000184
THE CUSTODY RELATIONSHIPS OF PRE-SCHOOL-AGE CHILDREN AT AZRA
ZAHRA CIBINONG KINDERGARTEN

ABSTRACT
Based on the Sustainable Development Goals (SDGs), the fourth goal emphasizes the
importance of certain factors in parenting styles to promote independence among pre-
school children. These factors include providing quality education, ensuring inclusive and
equitable access to education, and fostering lifelong learning opportunities for all.
Additionally, the eighth goal focuses on promoting decent work and economic growth,
while the twelfth goal highlights the significance of responsible consumption, sustainable
production, and the regular monitoring of these goals. In a preliminary study conducted in
November 2022 at Azra Zahra Citereup Kindergarten, 20 respondents participated using
a questionnaire method. The findings revealed that out of the 20 respondents, 13 children
lacked independence while 7 children were considered independent. For this study, a
quantitative approach was employed with correlation analysis, utilizing a self -report
questionnaire and employing a cross-sectional approach. The total population sampled
consisted of 49 respondents, and the total sampling method was utilized. The results
demonstrated that 4 children (28.6%) were independent, while 10 children (71.4%) were
not. The study also found that democratic parenting was more dominant compared to
authoritarian parenting, with 17 children (77.3%) displaying independence, while 5
children (22.7%) did not. The Chi-Square test (X2) was performed with a significance level
of 95% (α = 0.05), indicating that the p-value of 0.015 was smaller than α = 0.05. Therefore,
the null hypothesis (Ho) was rejected, and the alternative hypothesis (Ha) was accepted.
These results suggest that there is a relationship between parenting styles and the
independence of pre-school children at TK Azra Zahra Citereup, particularly in the context
of democratic parenting.
Key Words : upbringing, parent, independence.
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas
akhir Program S1 Keperawatan Universitas Indonesia Maju tahun 2022 dengan
judul penelitian “Hubungan Pola Asuh Orangtua Terhadap Kemandirian Anak Pra
Sekkolah di TK Azra Zahra, Citeureup”. Selama penulisan skripsi ini, tidak terlepas
dari dukungan berbagai pihak yang telah memberikan asuhan dan masukan yang
membangun demi terselesaikannya penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
berterima kasih kepada :

1. Allah SWT, yang selalu memberikan kelancaran, kemudahan, kesehatan dan


kekuatan kepada peneliti.
2. Ibu Dr. Astrid Novita, SKM., MKM selaku Rektor Universitas Indonesia
Maju
3. Ns. Susaldi, S.St, M.Biomed selaku Wakil Rektor 1 Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju.
4. Ibu Nina, SKM, MKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.
5. Ibu Ns. Yeni Koto, S.Kep., M.Kes selaku Koordinator Program Studi Sarjana
Keperawatan Universitas Indonesia Maju.
6. Bapak Ns. Saiful Gunardi, S.Kep., M.Kes selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan petunjuk dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi
ini.
7. Bapak Ns. Solehudin, S.Kep, M.Kes selaku dosen penguji yang telah
memberikan bimbingan dalam penyelesaian proposal ini.
8. Bapak/ibu dosen staf pengajar di program studi ilmu keperawatan di
Universitas Indonesia Maju yang telah memberkan ilmu pengetahuan dan
bimbingan serta nasehat selama menjalankan proses pendidikan.

i
9. Teristimewa kepada kedua orang tua, serta saudara-saudara dan teman-teman
seperjuangan yang telah banyak memberikan dukungan, dorongan serta
semangat kepada peneliti baik moral maupun material secara do’a restu dan
kasih sayang yang tulus dalam mencapai cita-cita.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan dan masih sangat-sangat sederhana dan jauh dari kata sempurna, Hal
ini bukanlah suatu kesengajaan melainkan karena keterbatasan ilmu dan
kemampuan peneliti. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata penulis berharap skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan
pihak yang telah membacanya di kemudian hari.

Jakarta, 21 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN i
HALAMAN PENGESAHAN ii
SURAT PERNYATAAN iii
Abstrack iv
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI
vii
BAB IV PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Urgensi Penelitian 2
C. Tujuan Penelitian 3
1. Tujuan Umum _____ 3
2. Tujuan Khusus 3
D. Manfaat Penelitian 3
1. Manfaat Teoritis 3
2. Manfaat Praktis 3
BAB V TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori 5
1. Definisi Keluarga 5
2. Dukungan Orang Tua 5
3. Pola Asuh 6
4. Periode Perkembangan Manusia 7
5. Tugas Perkembangan Anak Awal 8
6. Jenis-Jenis Pola Asuh 9
7. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pola asuh 10
8. Kemandirian 11
B. State Of The Art 15
C. Roadmap Penelitian 16
D. Kerangka Teori 19
E. Kerangka Konsep 21
F. Definisi Operasional 21
G. Hipotesis 21
BAB VI METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 23
B. Prosedure Penelitian Dan Tahapan Penelitian 23
BAB VII HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian 29
B. Pembahasan 31
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 33
B. Saran 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10

BAB IV

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Soetjiningsih (2018), pola asuh orangtua melibatkan interaksi

antara orangtua dan anak, di mana orangtua memberikan motivasi kepada

anak melalui perubahan perilaku, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianggap

paling sesuai oleh orangtua. Hal ini bertujuan agar anak dapat menjadi

mandiri, tumbuh dan berkembang secara optimal serta sehat. Selain itu, pola

asuh juga bertujuan untuk membangun rasa percaya diri, rasa ingin tahu,

kepribadian yang bersahabat, dan orientasi yang positif terhadap

keberhasilan.

Menurut Soetjiningsih (2018), Pola asuh yang tidak sesuai terhadap

anak dapat menjadi hambatan dalam perkembangan kecerdasannya. Telah

terbukti bahwa orang tua yang terlalu protektif dapat berdampak negatif pada

perkembangan anak, termasuk perkembangan kecerdasan secara keseluruhan.

Di sisi lain, orang tua yang terlalu membatasi atau mengabaikan anak juga

dianggap memberikan dampak yang tidak baik terhadap perkembangan anak.

Menurut Sa'diyah (2017), konsep kemandirian berdasarkan pada

gagasan bahwa setiap individu atau kelompok memiliki tanggung jawab

penuh terhadap kehidupan mereka sendiri. Stein dan Book menjelaskan

bahwa kemandirian adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan dan

mengontrol diri sendiri dalam berpikir dan bertindak, tanpa merasa

tergantung secara emosional pada orang lain.


11

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2018), pada tahun 2017, populasi

Indonesia mencapai 261.890.872 individu. Jumlah tersebut terd iri dari

131.579.184 individu laki-laki dan 130.311.688 individu perempuan. Data ini

dihasilkan melalui perhitungan yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi

Kementerian Kesehatan dengan bimbingan dari Badan Pusat Statistik (BPS)

menggunakan metode geometrik. Jumlah penduduk terbanyak tercatat di

Provinsi Jawa Barat dengan total populasi sebanyak 48.037.827 individu.

Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk memperbaiki situasi

ini dengan menargetkan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau

Sustainable Development Goals (SDG). Terkait jumlah penduduk di Jawa

Barat sebesar 48.037.827 jiwa, data berikut menunjukkan jumlah individu

dalam rentang usia tertentu (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak, 2021) : Usia 0-4 tahun: Laki-laki 11.303,5 jiwa,

Perempuan 10.790,9 jiwa dan Usia 5-9 tahun: Laki-laki 11.242,2 jiwa,

Perempuan 10.771,5 jiwa.

Menurut Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (2020), dalam Tujuan


Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terdapat tujuan nomor 4 yang berkaitan
dengan pendidikan yang berkualitas. Tujuan ini mencakup upaya untuk
menjamin pendidikan yang inklusif dan adil, serta mendorong kesempatan
belajar sepanjang hayat bagi semua individu.

Menurut Rahmatullah & Rahmatullah (2021) Selain itu, tujuan nomor


8 dalam SDGs berkaitan dengan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Tujuan ini menekankan pentingnya menciptakan kesempatan kerja yang
layak dan memastikan adanya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selanjutnya, tujuan nomor 12 dalam SDGs berfokus pada konsumsi yang
bertanggung jawab. Tujuan ini bertujuan untuk menjamin adanya pola
12

produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Ketiga tujuan tersebut, yaitu


tujuan 4, 8, dan 12, akan dievaluasi setiap tahun untuk memantau kemajuan
dalam pencapaian SDGs (Rahmatullah & Rahmatullah, 2021).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Novita Sari dan rekan-rekan


(2021), ditemukan bahwa sebanyak 73 anak (66%) memiliki tingkat
kemandirian yang tinggi, 29 anak (26%) memiliki tingkat kemandirian yang
cukup, dan 9 anak (8%) masih belum mandiri. Menurut Sari, Rini, dan
Irzalinda (2019), kemandirian merujuk pada kemampuan anak untuk berpikir
dan melakukan sesuatu sendiri guna memenuhi kebutuhannya, sehingga
mereka tidak lagi bergantung pada orang lain dan dapat menjadi individu
yang mandiri.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan November


2022 di TK dengan melibatkan 20 responden dan menggunakan metode
kuesioner, ditemukan bahwa masih terdapat banyak anak usia pra-sekolah
yang memiliki tingkat kemandirian yang kurang. Sebanyak 13 anak
dikategorikan sebagai anak yang kemandiriannya kurang, sedangkan 7 anak
lainnya tergolong sebagai anak yang mandiri. Beberapa hal yang menjadi
temuan dalam studi pendahuluan tersebut adalah bahwa anak-anak masih
sering ditemani oleh orangtua, membutuhkan bantuan dalam toilet training,
sering menangis, dan sering berteriak saat bermain atau diganggu oleh teman
mereka.

Dengan mempertimbangkan latar belakang yang disebutkan


sebelumnya, peneliti akan memfokuskan penelitian pada hubungan antara
pola asuh orangtua dan kemandirian anak pra-sekolah. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk menjalankan penelitian dengan judul "Hubungan
Antara Pola Asuh Orangtua dengan Tingkat Kemandirian Anak Pra-Sekolah
di TK Azra Zahra, Citeureup".
13

B. Urgensi Penelitian
Berdasarkan analisa data pola asuh orangtua masih menjadi masalah di
dunia, dengan pola asuh orangtua yang tersistem anak akan memiliki
kemampuan untuk berfikir, merasakan dan mampu melakukan kewajibannya.

Dalam hal ini jika tidak ada kemandirian pada anak, maka anak akan
menjadi pribadi yang ketergantungan dalam kehidupannya sehari-hari. Hal
tersebut anak cenderung sulit bersosialisasi dengan lingkungan, karena dalam
pendahuluan disebutkan bahwa faktor lingkungan dapat menjadi salah satu
faktor.

Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab anak yang terdapat
penyimpangan karena ada anak yang mendapat pola pengasuhan otoriter tapi
tidak mandiri. Kemudian pola asuh permisif akan cenderung menjadi
tertekan, kurang pendirian dan mudah dipengaruhi. Maka, jika pola
pengasuhan yang dilakukan kurang akan menimbulkan efek pada
perkembangan anak. (Mantali, Umboh dan Bataha, 2018)

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Pola Asuh Orangtua Terhadap Kemandirian
di TK Azra Zahra, Citeureup
2. Tujuan Khusus
A. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengaruh Pola Asuh Orangtua
Terhadap Kemandirian Anak Usia Pra Sekolah Di TK Azra Zahra,
Citeureup
B. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengaruh tingkat kemandirian
Anak dari Pola Asuh Orangtua di TK Azra Zahra, Citeureup
C. Menganalisa hasil Pola Asuh Orangtua Terhadap Anak Usia Pra
Sekolah di TK Azra Zahra, Citeureup

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
14

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi rekan-rekan


mahasiswa/mahasiswi Universitas Indonesia Maju serta dapat menjadi
bahan acuan atau referensi bagi institusi jurusan kebidanan untuk
penulisan Laporan Tugas Akhir selanjutnya.

2. Manfaat Praktis
A. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan mahasiswa selanjutnya
B. Bagi Institusi Lingkungan
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk rumah sakit dalam
peningkatan pelayanan kesehatan sehingga menjadi sumber
informasi dalam memberika pola asuh pada anak pra sekolah.
C. Bagi Responden
Diharapkan dapat memberikan pandangan baru bagi responden
bahwa pengetahuan yang dimiliki mengenai pola asuh orangtua
bertambah dengan dilakukannya wawancara.
D. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini akan dikembangkan berdasarkan teori dan
diharapkan bertambahnya ilmu serta wawasan yang luas mencakup
materi yang berkaitan dengan penelitian ini serta dapat menjadi
masukan dan informasi bagi mahasiswa/mahasiswi untuk penelitian
berikutnya tentang pola asuh orangtua.

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA
15

A. KONSEP TEORI
1. Definisi Keluarga
Menurut Friedman 1998 dalam buku keterampilan klinik praktek
kebidanan, Keluarga merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang
hidup bersama dengan keterikatan atauran dan emosional dan individu
mempunyai peran masing-masing. (Prisusanti et al., 2022)
Menurut UU No.10 Tahun 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga merupakan
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-
isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
(Prisusanti et al., 2022)
Menurut Sayekti tahun 1994 yang merupakan pakar konseling
keluarga dari Yogyakarta. Menyatakan bahwa keluarga merupakan suatu
ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya
sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. (Prisusanti et
al., 2022)
2. Dukungan Orang Tua
Menurut Hasbullah dalam Hidayah F.N tahun 2012, Orangtua
merupakan orang yang pertama dan utama yang bertanggung jawab
terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anaknya. Maka, sebagai
orangtua harus dapat membantu dan mendukung terhadap segala usaha
yang dilakukan oleh anaknya serta dapat memberikan pendidikan informal
guna membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut untuk
mengikuti atau melanjutkan pendidikan formal di sekolah. (Suwandini,
2022)
Menurut Murdoko tahun 2017, Dukungan orangtua adalah persepsi
seorang bahwa dirinya menjadi bagian dari jaringan sosial yang di
dalamnya tiap anggotanya saling mendukung. (Msc dan Minarsi, 2020)
16

Menurut penelitian Hayati A.S menyatakan bahwa orangtua


memiliki tanggung jawab penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan anaknya. (Hayati, 2020)
Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa orangtua
memiliki peran penting dalam pembentukan anak dari segala aspeknya,
sehingga anak merasa diperhatikan, merasa dicintai, dihargai, dan mampu
mandiri sehingga anak merasa percaya diri.
3. Pola Asuh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pola meiliki arti
corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Kata asuh
memiliki arti menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing
(membantu, melatih, dan sebagainya), dan memimpin (mengepalai dan
menyelenggarakan) satu badan atau lembaga. (Tridonanto, 2014)
Menurut Singgih D Gunarsa 1994 dalam buku Pola Asuh
Demokratis menyatakan bahwa Pola asuh merupakan sebagai gambaran
yang dilakukan orangtua untuk mengasuh (merawat, menjaga, mendidik)
anak. (Tridonanto, 2014)
Menurut Chabib Thoha, 1996dalam buku Pola Asuh Demokratis
menyatakan Pola asuh merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh
orangtua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dan rasa tanggung
jawab kepada anak. (Tridonanto, 2014)
Pola asuh orangtua adalah suatu keseluruhan interaksi orangtua dan
anak, dimana orang tua yang memberikan dorongan bagi anak dengan
mengubah tingkah laku, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianggap paling
tepat bagi orangtua agar anak bisa mandiri, tumbuh serta berkembang
secara sehat dan optimal, memiliki rasa percaya diri, memiliki sifat rasa
ingin tahu, bersahabat, dan berorientasi untuk sukses. (Tridonanto, 2014)
4. Periode Perkembangan Manusia
Menurut Berk, 2007, Papalia dkk., 2009, Santock, 2011,
Perkembangan anak dapat diuraikan secara khusus dari masa prenatal
hingga masa anak-anak akhir. (Soetjiningsih, 2018) yakni :
17

a. Periode Pranatal
Merupakan perkembangan yang berlangsung kurang lebih 9 bulan
10 hari di dalam kandungan.
b. Periode Bayi dan Toddler
Periode bayi pada usia 18-24 bulan, merupakan masa di mana
seorang anak sangat tergantung penuh pada orang dewasa untuk
pemenuhan kebutuhan dasarnya, seperti makan, minum, pakaian,
tempat tinggal, dan perasaan kasih sayang. Periode ini terbentuknya
pertama kali kelekatan atau ikatan yang erat.
Periode toddler pada usia 1-2 tahun, di tahap ini anak tetap
membutuhkan orangtua atau pengasuh untuk menyediakan
lingkungan yang aman bagi anak. Dan terdapat perkembangan
otonomi pada kemampuan anak berbicara dan melakukan mobilitas.
c. Periode kanak-kanak awal
Periode dengan rentang usia 2 – 6 tahun, disebut sebagai periode
prasekolah. Pada periode ini anak-anak sudah lebih mampu
mengontrol diri dan mengurus dirinya sendiri, anak juga mulai
mengembangkan keterampilan kesiapan sekolah (kemampuan
mengikuti intruksi, mengenal huruf) dan lebih banyak waktu untuk
bermain bersama teman. Hal ini didukung pula oleh perkembangan
berpikir dan bahasa.
d. Periode usia sekolah
Periode dengan rentang usia 6-11 tahun, pada periode ini anak-anak
belajar tentang lingkungan yang lebih luas, dan mulai menguasai
tanggung jawab baru yang menyerupai tanggung jawab orang
dewasa. Pada periode ini adanya peningkatan pada kemampuan
atletik, partisipasi anak dalam memiliki peraturan, proses berfikir
yang lebih logis, penguasaan keterampilan dasar sekolah seperti
membaca, menulis, dan berhitung, serta kemajuan dalam
pemahaman diri, moralitas, dan hubungan persahabatan.
18

5. Tugas Perkembangan Anak Awal


Menurut Havighurst Hurlock tahun 1990, dalam buku ajar psikologi
perkembangan anak tahun 2021 (Daud, Siswanti dan Jalal, 2021)
memaparkan tugas perkembangan kanak-kanak awal, sebagai berikut:
a. Belajar memahami perilaku seks yang benar
Orangtua memiliki peran sangat besar untuk mengenalkan
pendidikan seks pada anak sejak sedini mungkin. Hal ini menjadi
salah satu faktor yang berdampak pada banyak kasus yang memakan
korban anak-anak karena tidak diajarkan edukasi seks sejak dini.
b. Belajar Toilet Training
Hakikat tugas ini harus dipelajari anak yaitu buang air kecil dan
buang air besar yang bisa diterima secara sosial. Toilet training yang
berhasil dapat membentuk anak yang berhati-hati, dapat menguasai
dirinya, mendapatkan pandangan jauh ke depan dan dapat berdiri
sendiri.
c. Belajar membedakan benar dan salah terkait dengan orang-orang di
luar rumah terutama di lingkungan tetangga, sekolah dan teman
bermain
Pada hal ini anak-anak mulai menyesuaikan diri dengan
lingkungannya untuk berinteraksi dengan teman-temannya, serta
mereka mulai untuk menganalisis kejadian yang dialami dan dilihat
sendiri.

d. Belajar mengambangkan hati nurani


Sejak dini anak-anak sebaiknya ditanamkan nilai-nilai kebaikan
seperti cintah tanah air, cinta agama, cinta kedua orangtua dan
lingkungan. Interaksi antara orangtua dan anak dengan respon secara
positif akan membentuk tanggung jawab di dalam diri anak.
e. Belajar memberi dan menerima kasih sayang
Masa kanak-kanak awal disebut juga golden age. Sejak dini anak-
anak harus diberikan pengertian bahwa dalam hidup harus saling
19

mengasihi, terutama untuk anak tunggal yang biasanya sifat


individualistisnya tinggi
f. Belajar mencapai stabilitas fisologis
Pada periode ini anak cepat sekali mengalami perubahan dari panas
ke dingin, dalam hal ini anak harus belajar menjaga keseimbangan
terhadap perubahan.
6. Jenis-Jenis Pola Asuh
Jenis-jenis pola asuh orangtua terhadap anak terbagi menjadi tiga, yaitu:
(Mulyati, 2020)
a. Pola asuh otoriter (Authoritarian Parenting)
Pola asuh otoriter ditandai oleh peraturan yang keras untuk
memaksakan perilaku yang diinginkan. Selain itu kontrol yang
digunakan orang tua sangat kaku dan keras, aturan-aturan dan
batasan-batasannya mutlak harus ditaati anak. Dalam pola asuh ini,
orang tua tidak mendorong anaknya untuk mandiri mengambil
kepautusan yang berhubungan dengan tindakan mereka. Sebaliknya
orang tua hanya mengatakan apa yang harus d ilakukan dan tidak
menjelaskan mengapa hal itu harus dilakukan. Sehingga anak
kehilangan kesempatan untuk menentukan pilihannya sendiri.
Pola asuh otoriter dapat membentuk kemandirian anak
menjadi pasif, tergantung, pemalu, kurang inisiatif, kurang percaya
diri, emosi yang tidak stabil, secara umum mempunyai kepribadian
yang lemah.

b. Pola asuh permisif (Permissive Parenting)


Pola asuh permisif ditandai dengan anak mencari dan
menentukan sendiri tata cara yang memberi batasan-batasan tingkah
lakunya. Orang tua memberi kebebasan sepenuhnya kepada anak
untuk membuat keputusan bagi dirinya sendiri. Dalam pola asuh ini
anak sering dibebaskan dari batasan-batasan atau kendali yang
mengatur apa yang mereka lakukan. Mereka diijinkan untuk
20

mengambil keputusan sendiri dan bebas melakukan segala sesuatu


sesuai kehendak sendiri.
c. Pola asuh demokratis (Authoritative Parenting)
Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya aturan dan
batasan yang dibuat bersama oleh seluruh anggota keluarga dengan
cara menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran sehingga
membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan.
Orang tua pada pola asuh ini sangat memperhatikan kebutuhan anak
dan mencukupinya dengan pertimbangan faktor kepentingan dan
kebutuhan. Pola asuh ini dapat mengakibatkan anak mandiri,
mempunyai kontrol diri dan kepercayaan diri yang kuat, dapat
berinteraksi dengan teman sebayanya dengan baik, mampu
menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru,
kooperatif dengan orang dewasa, penurut, patuh dan berorientasi
pada prestasi.

7. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pola asuh


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pola asuh orangtua terhadap
anak, (Sutadi, 2016) antara lain:
a. Usia orang tua
Rentang usia tertentu dapat mempengaruhi peran pengasuhan.
apabila terlalu muda atau tua mungkin tidak dapat menjalankan
peran pengasuhan secara optimal karena diperlukan kekuatan fisik
dan psikososial.
b. Keterlibatan orang tua
Kedekatan hubungan antara ibu dan anak sama pentingnya
dengan kedekatan ayah dan anak, walaupun secara kodrat ada
perbedaan. Seorang ayah tidak hanya berperan dalam memberi
nafkah, tetapi juga perlu melibatkan diri dalam peran pengasuhan
anak.
21

c. Pendidikan orang tua


Pendidikan orang tua juga dapat mempengaruhi pola asuh
terhadap anak.
d. Pengalaman dalam pengasuhan anak
Orang tua yang sudah memiliki pengalaman sebelumnya
dalam merawat anak akan lebih siap menjalankan pengasuhan.
e. Stres orang tua
Stres yang dialami orang tua anak dapat mempengaruhi
kemampuan orang tua dalam menjalankan peran pengasuhannya.
Orang tua yang mengalami stres tidak dapat memberikan
pengasuhan secara optimal terhadap anaknya.
f. Hubungan suami istri
Hubungan yang kurang harmonis antara suami dan istri akan
berdampak pada kemampuan dalam menjalankan perannya sebagai
orang tua. Merawat serta mengasuh anak dengan penuh rasa bahagia,
serta satu sama lain saling memberi dukungan dapat memberi nilai
positif dalam hubungan suami istri.
8. Kemandirian
Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara
kumulatif selama perkembangan dimana individu akan terus belajar untuk
bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi lingkungan, sehingga
individu mampu berfikir dan bertindak. Kemandirian tersebut akan
membuat seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk berkembang yang
lebih baik. (Sunarti et al., 2022)
A. Kemandirian Anak Pra Sekolah
Merupakan anak usia 3 sampai 6 tahun. Pada masa ini anak
berada di masa kritis, anak mulai belajar mandiri dalam menerapkan
keterampilan komunikasi.
Kemampuan anak 3 tahun untuk memahami bahasa dan
perbedaan antara benar dan salah sangat jauh di bawah kemampuan
anak 6 tahun. (Sal Savere, Ph.D, 2022)
22

Pada fase ini, anak mulai menunjukkan proses kemandirian


dan perkembangan kognitif (daya fikir) serta anak sudah
mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah.
B. Ciri-Ciri Kemandirian Khas Anak Pra Sekolah
Menurut beberapa pendapat para ahli pada buku Rita Nofianti,
menyatakan bahwa ciri-ciri kemandirian khas anak pra sekolah,
(Nofianti, 2021) yaitu :
1. Mampu bekerja sendiri secara mandiri
2. Memiliki sikap kreatif
3. Punya inisiatif
4. Menguasai keterampilan dan keahlian sesuai dengan
bidangnya
5. Menghargai waktu
6. Mempunyai rasa aman jika memiliki pendapat yang berbeda
dengan orang lain
7. Memiliki menyelesaikan persoalan
8. Mampu menumbangkan dengan baik problem yang dihadapi
secara intelegen
9. Puas dengan pekerjaan yang dilakukannya
10. Punya percaya diri terhadap diri sendiri

C. Aspek Kemandirian
Untuk aspek kemandirian terbagi oleh 3 jenis, (Nofianti, 2021)
diantaranya :

1. Kemandirian Emosi (Emotional Autonomy)


Hal ini lebih ditekankan untuk melepaskan diri dari
ketergantungan orangtua dalan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
23

dasarnya. Dalam hal ini anak tidak akan lari ke orangtua ketika
mereka dirundung kesedihan, kekecewaan, kekhawatiran atau
membutuhkan bantuan. Dan secara emosional juga akan memiliki
energi menyelesaikan hubungan-hubungan diluar keluarga dan
merasa lebih dekat dengan teman-teman daripada orangtua.
2. Kemandirian Bertindak (Behavioral Autonomy)
merupakan kemampuan untuk melakukan aktifitas, menyangkut
peraturan-peraturan yang wajar mengenai perilaku dan
pengambilan keputusan. Dan mengetahui dengan pasti kapan
seharusnya meminta nasehat orang lain dan mempu
mempertimbangkan bagian-bagian alternatif dari tindakan yang
dilakukan berdasarkan penilaian sendiri dan saran-saran dari
orang lain.
3. Kemandirian Nilai (Value Autonomy)
Merupakan kebebasan untuk memaknai seperangkat prinsip
tentang benar dan salah, yang wajib dan yang hak, yang penting
dan yang tidak penting. Kepercayaan dan keyakinan tersebut
tidak dipengaruhi oleh lingkungan termasuk norma masyarakat,
misalnya memilih belajar daripada bermain, karena belajar
memiliki manfaat yang lebih banyak daripada bermain dan bukan
karena belajar memiliki nilai yang positif menurut lingkungan.
Selain itu Havinghurst dalam buku Rita Nofianti tahun 2021
mengemukakan aspek-aspek kemandirian anak, (Nofianti, 2021)
sebagai berikut :
1. Kebebasan
Hal ini termasuk hak asasi bagi setiap manusia, begitu jga seorang
anak. Anak cenderung akan mengalami kesulitan untuk
mengembangkan kemampuan dirinya dan mencapai tujuan
hidupnya, bila tanpa kebebasan. Hal ini dapat dilihat dalam
kebebasannya membuat keputusan.
2. Inisiatif
24

Merupakan suatu ide yang diwujudkan ke dalam bentuk tingkah


laku. Hal ini dapat dilihat dalam kemampuannya untuk
mengemukakan ide, berpendapat, memnuhi kebutuhan sendiri
dan berani mempertahankan sikap.
3. Percaya Diri
Merupakan sikap individu yang menunjukkan keyakinan bahwa
dirinya dapar mengembangkan rasa dihargai. Hal ini dilihat
dalam kemampuannya dalam mengorganisasikan diri dan
menghasilkan sesuatu yang baik.
4. Tanggung Jawab
Merupakan aspek yang tidak hanya ditunjukkan pada diri anak itu
sendiri tetapi juga kepada orang lain. Hal ini ditunjukkan jika
seseorang untuk berani menanggung resiko atas konsekuensi dari
keputusan yang telah diambil, kemudian menunjukkan loyalitas
dan memiliki kemampuan untuk membedakan atau memisahkan
antara kehidupan dirinya dengan orang lain di dalam
lingkungannya.
5. Ketegasan Diri
Merupakan aspek yang menunjukkan adanya suatu kemampuan
untuk mengandalkan dirinya sendiri. Hal ini dilihat dari
keberanian sesornagn untuk mengambil resiko dan
mempertahankan pendapat disaat pendapatnya berbeda dengan
orang lain.
6. Pengambilan Keputusan
Dalam kehidupan anak selalu dihadapkan pada berbagai pilihan
yang memaksanya mengambil keputusan untuk memilih. Hal ini
dilihat dari kemampuan seorang anak untuk menemukan akar
permasalahan, mengevaluasi segala kemungkinan di dalam
mengatasi masalah dan berbagai tantangan serta kesulitan
lainnya, tanpa harus dapat mendapat bantuan atau bimbingan dari
orang yang lebih dewasa.
25

7. Kontrol Diri
Merupakan suatu kemampuan untuk menyesuaikan diri dnegan
lingkungan sosialnya, baik dnegan mengubah tingkah laku atau
menunda tingkah laku. Dengan katalain sebagi kemampuan untuk
mengontrol diri dan perasaannya, sehingga seorang tidak merasa
takut, tidak cemas, tidak ragu atau tidak marah yang berlebihan
saat dirinya berinteraksi dengan orang lain atau lingkungannya.

B. STATE OF THE ART


Berdasarkan penelitian Mira Lestari tahun 2019, bahwa terdapat 90
orang atau 84,9% orangtua memiliki kecenderungan pola asuh demokratis,
16 orang atau 15,1 % orangtua memiliki kecenderungan pola asuh
authoritarian dan 0% untuk pola asuh permisive. Dan pola asuh authoritarian
memiliki kontribusi lebih dalam menumbuhkan kemandirian anak. (Lestari,
2019)
Dari penelitian sebelumnya mengenai Pengaruh Pola Asuh Orangtua
Terhadap Kemandirian Anak yang diteliti oleh Karina Esti Pratiwi, dkk pada
tahun 2020. Menjelaskan bahwa dari analisis data menunjukkan bahwa ada
pengaruh pola demokratis denngan kemandirian anak (0.026) dan tidak ada
pengaruh pola asuh otoriter (0.148) dan permisif (1.000) dengan kemandirian
anak. Dan dari 3 (tiga) jenis pola asuh hanya satu yang signifikan yaitu pola
asuh demokratis. (Pratiwi, 2020)
Hasil penelitian Baiq Haeriah pada tahun 2018 mengenai Pengaruh Pola
Asuh Orangtua Terhadap Kemandirian Anak Kelompok B Taman Kanak-
Kanak. Dalam hipotesis dinyatakan bahwa adanya pengaruh signifikan 5%.
(Haeriah, 2018)

C. ROADMAP PENELITIAN

NO Penulisan Judul Hasil


Tahun
26

1 (Listyorini Pengaruh pola suh Pola asuh orang tua dapat berpengaruh

et al., 2019) orangtua dan terhadap interaksi sosial peserta didik SMP

lingkungan sekolah Negeri 2 Ambarawa, tetapi pengaruhnya

terhadap interaksi kurang meyakinkan. Penerapan pola asuh

sosial serta dampaknya orangtua sebaiknya demokratis dan memberi


pada kemandirian kesempatan pada anak untuk melakukan
interaksi sosial namun selalu mengawasi dan
peserta didik
mengarahkan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Interaksi sosial tidak memediasi
pengaruh lingkungan sekolah terhadap
kemandirian. Dalam hal ini lingkungan
sekolah lebih dominan secara langsung
mempengaruhi kemandirian tanpa melaluli
interaksi sosial terlebih dahulu.
2 (Haeriah, Pengaruh Pola Asuh Berdasarkan dari hasil analisis data pola
2018) Orang Tua Terhadap asuh orang tua dapat mempengaruhi
Kemandirian Anak kemandirian anak kelompok B TK PGRI
Kelompok B Gerunung tahun Pelajaran 2017/2018
Taman Kanak-Kanak diperoleh rxy sebesar 0,77. Selanjutnya
PGRI Gerunung dikonsultasikan dengan r tabel dengan
N=20 dalam taraf signifikansi 5% dan 1%
yaitu 0,444 dan 0,561 (variabel lain
diangggap konstan).
Berdasarkan hasil analisis data diatas, maka
hipotesis yang menyatakan “Ada Pengaruh
Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Kemandirian Anak kelompok B TK PGRI
Gerunung Tahun Peljaran
2017/2018”terbukti kebenarannya baik
pada taraf signifikansi 5% dan 1%.
27

3 (Sunarty, Hubungan Pola Asuh Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)


2016) Orangtua dan Jenis pola asuh yang digunakan orangtua
Kemandirian Anak sekarang ini dalam memandirikan
anaknya, secara berturut-turut: pola asuh
positif, demokratis, otoriter, permisif,
negatif/tidak sehat, dan penelantar; (2)
Pola asuh yang dapat meningkatkan
kemandirian anak, adalah pola
asuh positif dan demokratis, dan (3) ada
hubungan yang positif dan signifikan
antara pola asuh orangtua dan kemandirian
anak.
4 (Febrianti Hubungan Pola Asuh Ada hubungan pola asuh orang tua
dan Orang Tua Dengan dengan tingkat kemandirian anak usia
Haryanti, Tingkat Kemandirian prasekolah di TK Desa Argosari
2014) Anak Usia Prasekolah Sedayu Bantul Yogyakarta 2014
ditunjukkan oleh hasil p value sebesar
0,000 (p < 0,05) dengan tingkat
keeratan hubungan dalam tingkat
korelasi cukup yang ditunjukkan oleh
nilai C=0,747.
5 (Agusman Hubungan Hasil uji Chi square pengetahuan ibu
dan Pengetahuan Ibu dengan kemandirian anak adalah p value
Mendrofa, Tentang Tumbuh 0,000 dan keterlibatan ibu dalam
2021) Kembang Anak Dan mengasuh terhadap kemandirian anak
Keterlibatan Ibu adalah p value 0,000. Adanya pengetahuan
Dalam Mengasuh ibu dan keterlibatan ibu dalam mengasuh
Dengan Kemandirian anak mampu memandirikan anak.
Anak Usia Pra Sekolah Orangtua perlu menambah pengetahuan
tentang tumbuh kembang anak dan terlibat
secara optimal dalam pola asuh anak.
28

Ibu dengan pengetahuan baik tentang


tumbuh kembang anak usia pra sekolah
lebih banyak dibanding dengan ibu dengan
pengetahuan kurang baik yaitu terdapat 21
ibu (58,3%), Iibu sendiri merupakan orang
terdekat dengan anak termasuk dalam
pemeliharaan kesehatan anak yang
memberikan pengaruh.

D. KERANGKA TEORI
Berdasarakan penelitian yang akan dilakukan dengan judul
“Hubungan Pola Asuh Orangtua Terhadap Kemandirian Anak Prasekolah”
maka, dapat ditinjau dari beberapa aspek yang mempengaruhi kejadian
tersebut. (Avia et al., )
29

E. KERANGKA KONSEP
Mneurut Notoatmodjo tahun 2012. Kerangka konsep adalah suatu
uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara satu konsep terhadap
konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain
dari masalah yang ingin diteliti. (Avia et al., )
Berikut ini variabel independen dan dependen yang akan diteliti:

F. DEFINISI OPERASIONAL

NOVariabel Definisi Alat Cara Hasil Skala


Operasional Ukur Ukur Ukur

1 Pola Asuh Pola asuh KuesionerKuesioner a. Pola asuh Nominal


merupakan suatu dalam otoriter
cara atau upaya bentuk b. Pola asuh
dalam mendidik, multiple permisif
membimbing, dan choice c. Pola asuh
mengasuh anak demokratis
yang menjadi
Kriteria hasil
tanggung jawab
menurut
orangtua kepada
(Priyastama,
anak.
2020):
∞ Jika A 20-
21%
∞ Jika B 21-
63%
30

∞ Jika C 64-
100%

2 Kemandirian Kemandirian kuesioner Kuesioner 1. Mandiri Nominal


Anak Pramerupakan sikap dalam 2. Tidak
Sekolah individu dalam bentuk Mandiri
melakukan skala
Kriteria hasil
aktivitas berfikir Guttman
menurut
serta bertindak di 1. Ya
(Priyastama,
berbagai situasi 2. Tidak
2020):
lingkungan.
∞ Jika
mandiri 20-
70%
∞ Jika tidak
mandiri 71-
100%

G. HIPOTESIS
Menurut Yunike dalam buku penelitian keperawatan tahun 2022,
Hipotesis merupakan suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah
dirumuskan dalam perencanaan penelitian. Hipotesis ditarik dari serangkaian
fakta yang muncul sehubungan dengan masalah yang diteliti. Kemudian
dirumuskan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain dan
membentuk suatu konsep yang merupakan abstraksi dari hubungan antara
berbagai fakta. Hipotesis juga dapat dirumuskan dari teori ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. (Avia et al., )
Ho “tidak ada hubungan antara pola asuh orangtua terhadap
kemandirian anak pra sekolah”
31

Ha “ada hubungan antara pola asuh orangtua terhadap kemandirian


anak pra sekolah”

BAB VI
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Menurut Viyan Septiyana Achmad dalam buku penelitian Keperawatan
tahun 2022 dijelaskan bahwa penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan analisa korelasi, peneliti meneliti hubungan antara dan antar variabel.
Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan angket atau kuesioner. (Avia et
al.,)
Menurut Solehudin, tahun 2022 pada instrumen penelitian
menggunakan kuesioner/angket untuk mengumpulkan data dari setiap
pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan Multiple Choice
Questions dan penilaian dengan Field Rating (dengan angka). (Avia et al.,)
Menurut Hoskins & Mariano, 2004 dalam buku Imelda Avia tahun
2022 menjelaskan bahwa Metode kuantitatif merupakan kenyataan dipahami
sebagai sesuatu yang mutlak dan tunggal, terpisah anatar benar dan salah,
bersifat pasti. Dan bersifat dikotomi, diwakili oleh symbol, misal “X” dan
32

“Y” dan secara mayor dipisah menjadi dua variable yaitu variable dependen
dan independen. (Avia et al., )
Penelitian ini dilakukan sebagai pengukuran mengenai Pola Asuh
Orangtua Terhadap Anak Usia Pra Sekolah selama 1 hari.
B. Prosedure Penelitian Dan Tahapan Penelitian
a. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Azra Zahra Citeureup. Waktu
dilakukan penelitian pada saat setelah sidang proposal yang telah
dilakukan Februari 2023.
b. Populasi dan sample
1. Populasi
Menurut Arikunto tahun 2019, populasi meruapakan keseluruhan
subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang
ada dalam wilayah penelitian.
Populasi yang dilakukan penelitian ini adalah anak pra sekolah di
TK Azra Zahra, Citeureup sejumlah 49 responden.
2. Sampel
Menurut Arikunto tahun 2019, sampel merupakan sebagian atau
wakil dari populasi yang akan diteliti.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling
dengan jumlah 49 responden. Yaitu sampel ini dilakukan dengan
pengambilan seluruh populasi. Hal ini termasuk pengumpulan data
yang mudah dan murah. Pengumpulan data menggunakan kuesioner
yang dibagikan kepada seluruh populasi. (Avia et al., )

c. Teknik pengambilan sample


Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif
dengan metode Nonprobability sampling dengan pendekatan cross
sectional. Dan data responden dilakukan dengan purposive. (Kusumawaty
et al., )
33

Mneurut Notoatmodjo tahun 2012, Desain kuantitatif ini


menjelaskan karena menghubungkan variabel-variabel atau
mempengaruhi satu sama lain. (Avia et al., )
Peneliti harus dapat menentukan populasi penelitiannya dengan
batasan yang jelas dan tegas. Batasan dalam populasi dituliskan dalam
bentuk kriteria inklusi dan ekslusi. (Avia et al., )
Kriteria inklusi dan eksklusi dibuat bertujuan agar penulisan
populasi tidak terlampau panjang yang menyebabkan kalimat menjadi
rendah tingkat keterbacaannya (tidak mudah dipahami). (Roflin dan
Liberty, 2021)
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.
Kriteria Eklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat
diambil sebagai sampel.
Berikut ini kriteria inklusi dan ekslusi pada penelitian ini, yaitu:
1. Kriteria inklusi
a. Orangtua siswa/siswi usia pra sekolah bersedia menjadi responden
b. Anak usia 4-6 tahun
c. Memahami bahasa Indonesia
d. Sehat jasmani dan rohani
2. Kriteria ekslusi
a. Kondisi kesehatan terganggu
b. Kendala bahasa
c. Tidak bersedia menjadi responden
d. Tidak memahami bahasa Indonesia
d. Etika penilailan
Menurut Notoatmodjo tahun 2012, Etika membantu manusia untuk
melihat atau menilai secara kritis moralitas yang dihayati dan dianut oleh
masyarakat. Kemudian membantu dalam merumuskan pedoman etis atau
norma-norma yang diperlukan dalam kelompok masyarakat, termasuk
masyarakat profesional. (Wawan Kurniawan dan Aat Agustini, 2021)
34

Secara garis besar, dalam melaksanakan sebuah penelitian ada empat


prinsip yang harus dipegang, yakni :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
2. Menghormati privacy dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for
privacy dan confidentiality)
3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justicean
inclusiveness)
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugiaan yang ditimbulkan
(balancing harms and benefits)
Etika penelitian merupakan hubungan anatara peneliti dengan yang
diteliti adalah sebagai hubungan antara mereka yang memerlukan
informasi dan mereka yang memebrikan informasi. Peneliti sebagai pihak
yang memerlukan informasi, sebaiknya menempatkan diri lebih rendah
dari pihak yang memeberikan informasi atau responden.
Responden atau informan dalam hal ini mempunyai hak untuk tidak
memerikan informasi kepeada peneliti.
Secara rinci hak-hak dan kewajiban-kewajiban peneliti dan yang
diteliti (informan) adalah sebagai berikut :
1. Hak untuk dihargai privacy-nya
2. Hak untuk merahasiakan informasi yang diberikan
3. Hak memperoleh jaminan keamanan atau keselamatan akibat informasi
yang diberikan
4. Hak memperoleh imbalan atau kompensasi
Untuk kewajiban responden yaitu setelah adanya inform consent dari
responden atau informan, artinya responden sudah mempunyai keterikatan
dengan peneliti atau pewawancara berupa kewajiban responden untuk
memberikan informasi yang diperlukan peneliti. Tetapi selama belum ada
inform consent, responden tidak ada kewajiban apapun terhadap peneliti
atau pewawancara.
Hak dan kewajiban peneliti atau pewawancara, yaitu:
1. Menjaga privacy responden
35

2. Menjaga kerahasiaan responden


3. Memberikan kompensasi
e. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo tahun 2012, pengolahan data dilakukan sebagai
berikut (Kusumawaty et al., ) :
1. Editing
Editing merupakan kegiatan dalam emlakukan penegcekan dan
perbaikan isian formulir atau kuesioner
2. Coding
Coding merupakan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan. Coding akan memeprmudah peneliti
dalam memasukkan data (entry data).

a. Data Umum
1) Jenis Kelamin
Laki-laki yaitu kode 1
Perempuan yaitu kode 2
2) Usia anak
4 tahun yaitu kode 1
5 tahun yaitu kode 2
6 tahun yaitu kode 3
b. Data Khusus
1) Kuesioner Pola Asuh Orangtua
Pola Asuh Otoriter jawaban A yaitu kode 1
Pola Asuh Permisif jawaban B yaitu kode 2
Pola Asuh Demokratif jawaban C yaitu kode 3
2) Kuesioner Kemandirian
Kategori Mandiri yaitu 1
Kategori Tidak Mandiri yaitu 2
3. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing
36

Berbentuk data dengan jawaban-jawaban dari masing-masing


responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan
ke dalam program komputer. Proses ini dilakukan menggunakan SPSS
25.0
4. Pembersihan Data
Hal ini merupakan kegiatan pengecekan data yang sudah di entry
yang kemudian dilakukan koreksi. Melalui cara, yakni mengetahui
data yang hilang, mengetahui variasi data, mengetahui konsistensi
data. (Notoatmodjo, 2012)
5. Uji Validitas Dan Reliabiilitas
5.1 Validitas
Menurut Ferianawati Yusup tahu 2018, Validitas
merupakan kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur sasaran
ukurnya. Hal ini ditujukan pada isi dan kegunaan instrumen.
Kriteria pengujian Uji Validitas sebagai berikut:
a. Jika r hitung > r tabel, maka intrumen penelitian dikatakan
valid
b. Jika r hitunng > r tabel, maka intrumen penelitian dikatakan
invalid
Uji validitas yang dilakukan oleh uji Chi Square di TK Azra
Zahra sebanyak 20 responden dengan 18 pertanyaan pola asuh
orangtua dan 20 pertanyaan kemandirian. Uji 2 sisi dengan sig.
0,005. Maka instrumen pertanyaan berkorelasi signifikan
terhadap skor total.
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan kuesioner likert untuk instru me n
pertanyaan pola asuh orangtua sudah baku
sehingga peneliti tidak memerlukan uji

validitas dan untuk instrumen pertanyaan


kemandirian peneliti melakukan uji validitas
37

pada 20 responden dengan hasil r hitung ≥ r

tabel. Untuk menentukan r product mome nt


sesuai dengan julam responden yaitu 20
responden dan memilih taraf signifikansi 5%,
maka r tabelnya adalah 0,4434.
Terdapat 4 kuesioner yang tidak valid pada nomor
pertanyaan nomor 09, nomor 12, nomor 14, nomor 20.
Tabel 5.1 Uji Validitas Kuesioner/Angket
No Angketr Hitung r Tabel Keterangan
1 ,571 0,4438 VALID
2 ,801 0,4438 VALID
3 ,505 0,4438 VALID
4 ,447 0,4438 VALID
5 ,674 0,4438 VALID
6 ,696 0,4438 VALID
7 ,530 0,4438 VALID
8 ,512 0,4438 VALID
9 ,414 0,4438 TIDAK VALID
10 ,633 0,4438 VALID
11 ,571 0,4438 VALID
12 -,590 0,4438 VALID
13 ,475 0,4438 VALID
14 0,000 0,4438 TIDAK VALID
15 ,592 0,4438 VALID
16 ,729 0,4438 VALID
17 ,571 0,4438 VALID
18 ,394 0,4438 TIDAK VALID
19 ,605 0,4438 VALID
20 ,537 0,4438 VALID

5.2 Reliabilitas
Reliabilitas merupakan sebagai konsistensi tes, yaitu
seberapa konsisten skor tes dari satu pengukuran ke pengukuran
berikutnya. Mengestimasi reliabilitas alat ukur, ada tiga cara yang
digunakan yaitu :
b. Pendekatan tes ulang
c. Pendekatan dengan tes pararel
38

d. Pendekatan satu kali pengukuran


Reliabilitas merupakan kestabilan pengukuran, alat bisa

dikatakan reliabel jika digunakan berulang – ulang dengan nilai

yang sama. Sedangkan pertanyaan dikatakan reliabel jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten ataupun stabil

dari waktu ke waktu. (Avia et al., )

Menurut Solehudin tahun 2022, pada Uji reliabilitas diuji

dengan menggunakan alpha cronbach. Uji ini dilakukan dengan

melihat nilai r alpha cronbach. Hasilnya dikatakan reliabel jika

nilai r alpha cronbach lebih besar dari nilai r tabel. Variabel

dikatakan reliabel apabila nilai alpha cronbach ≥ 0.60. (Avia

et al., )

6. Analisa Data
Menurut Yunita Liana dalam buku Metodelogi Penelitian Keperawatan
2022 dalam menentukan analisa univariat dan bivariat diantaranya,
(Kusumawaty et al., tanpa tanggal) sebagai berikut :
a. Analisa Univariate
Untuk menjelaskan atau mendeskripsikan setiap variabel penelitian.
Dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil distribusi frekuensi
responden dan presentase dari tiap variabel dalam bentuk tabel
mengenai pola asuh orangtua terhadap kemandirian anak pra
sekolah.
b. Analisa Bivariate
Analisis ini untuk mengetahui karakteristik atau distribusi dari setiap
variabel. Pada penelitian ini analisis bivariat menggunakan uji Chi-
Square dengan tingkat kemaknaan 95% (〈=0,05) menunjukkan
39

bahwa adanya hubungan pola asuh orangtua terhadap kemandirian


anak pra sekolah.
Tujuan digunakan uji chi square ialah untuk menguji perbedaan
proporsi atau presentasi antara beberapa kelompok data. Untuk
menjamin pendekatan yang memadai digunakan aturan dasar
frekuensi dasar tidak boleh terlalu kecil, secara umum ketentuannya
sebagai berikut:
1) Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan lebih dari 1
2) Tidak lebih 20% sel mempunyai harapan lebih kecil dari 5, kalau
hal ini ditemui dalam suatu table kontingensi, teknik yang dapat
dianggap menanggulangi permasalahan ialah dengan
menggabungkan nilai sel yang lebih kecil dengan nilai sel lainnya
(meng-collaps). Artinya kategori dan variabel dikurangi sehingga
kategori nilai harapannya kecil dapat digabungkan ke kategori
lain. Untuk table 2x2 hal ini tidak dapat dilihat pada kotak chi
square test, aturan lainnya yang berlaku pada chi square test ialah:
a) Bila table 2x2 dan tidak ada nilai E<5, maka uji yang dipakai
sebaiknya “Continuity Correction (a)”
b) Bila table lebih dari 2x2 misalnya 3x2, 3x3 dan sebaliknya,
maka dapat digunakan uji “Pearson Chi Square”

Hal ini bertujuan dilakukannya Uji Chi Square hanya untuk


mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel.
40

BAB VII
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan menjelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan
di TK Azra Zahra Citeureup terhadap 49 Responden. Hasil penelitian ini
dilakukan dua tahap dengan analisis univariat dan analisis bivariate. Analisis
univariat untuk melihat distribusi frekuensi pola asuh dan kemandirian pada
anak. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara pola asuh
orangtua dengan kemandirian anak di TK Azra Zahra Citeureup.
a. Analisis Univariat
Analisis univariat terdiri dari 2 bagian yaitu pola asuh orangtua dan
kemandirian pada anak usia pra sekolah di TK Azra Zahra Citeureup.
3. Pola Asuh Orangtua
Tabel 7.1 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orangtua Terhadap
Anak Usia Pra Sekolah di TK Azra Zahra Citeureup
41

No Pola Asuh Orangtua Frekuensi Presentase (%)

1 Pola Asuh Otoriter 14 28,6%

2 Pola Asuh Permisif 13 26,5%

3 Pola Asuh Demokratif 22 44,9%

Total 49 100%

Berdasarkan table 7.1 distribusi frekuensi responden di TK Azra Zahra


Citeureup pola asuh demokratif lebih banyak dengan sejumlah 22
Responden (44,9%)

2. Kemandirian
Tabel 7.2 Distribusi Frekuensi Kemandirian Pada Anak Usia Pra
Sekolah di TK Azra Zahra Citeureup

No Kemandirian Frekuensi Presentase (%)

1 Mandiri 28 57,1 %

2 Tidak Mandiri 21 42,9 %

Total 49 100 %

Berdasarkan table 7.2 distribusi frekuensi responden di TK Azra Zahra


Citeureup untuk anak yang mandiri lebih banyak sejumlah 28 Responden
(42,9%).
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan secara
langsung antara variable independen dengan variable dependen. Analisis
bivariate menggunakan rumus Chi-square.
Pada analisis ini digunakan untuk mengetahui adanya hubungan
antara pola asuh orang tua terhadap kemandirian anak pra sekolah di TK
42

Azra Zahra Citeureup. Variable yang digunakan variable independen


adalah pola asuh orang tua dan variable dependen adalah kemandiria.
Adapun pengujian menggunakan uji Chi-Square dengan hasil pada table
7.3 sebagai berikut:
Tabel 7.3 Hubungan Pola Asuh Orangtua Terhadap Kemandirian
Anak Usia Pra Sekolah di TK Azra Zahra Citeureup

Pola asuh orangtua Kemandirian


Mandiri % Tidak Mandiri % Total % P-Value
Pola asuh otoriter 4 28,6% 10 71,4% 14 100
Pola asuh permisif 7 53,8% 6 46,2% 13 100
0,015
Pola asuh demokratif 17 77,3% 5 22,7% 22 100
Total 28 57,1% 21 42,9% 49 100
Berdasarkan tabel 7.3 pada hubungan pola asuh orangtua terhadap
kemandirian anak usi pra sekolah di TK Azra Zahra Citeureup anak yang
mandiri terdapat pada pola asuh demokratif dengan 17 responden (77,3%).
Ha diterima karena “ada hubungan yang signifikansi pola asuh
orangtua terhadap kemandirian anak”

B. Pembahasan
1. Gambaran Pola Asuh Orangtua Terhadap Anak Usia Pra Sekolah
Dalam penelitian ini di dapatkan hasil mayoritas dengan pola Asuh
Demokratif dengan jumlah 22 responden (44,9%).
Dan didapatkan hasil pada pola asuh otoriter dengan anak yang
mandiri sebanyak 14 responden (28,6%) hal ini dinyatakan pada teori
Sutadi tahun 2016 bahwa anak dapat mandiri tetapi mengakibatkan anak
menjadi pasif, tergantung, pemalu, kurang inisiatif, kurang percaya diri,
emosi yang tidak stabil, secara umum mempunyai kepribadian paling
lemah.
Pada pola asuh permisif dengan anak yang mandiri did apatkan
sebanyak 13 responden (26,5%) hal ini sesuai dengna pernyataan teori
43

Sutadi pada tahun 2016 bahwa anak yang mandiri dalam batasan-batasan
dan diberikan kebebasan untuk pengambilan keputusan sendiri
Pada pola asuh demokratif dengan anak yang mandiri sejumlah 22
responden (44,9%). Hal ini sesuai dengan teori Sutadi tahun 2016 bahwa
Pola asuh demokratis orangtua menggunakan cara penejelasan sehingga
anak menjadi kooperatif pada orang dewasa dan sehingga anak
mendapatkan kepercayaan dirinya.

2. Gambaran Kemandirian Anak Usia Pra Sekolah


Dalam penelitian ini didapatkan hasil mayoritas kemandirian anak
pada pola asuh demokratif sebanyak 17 responden 77,3%.
Hal ini sesuai dengan bahwa p < 0,05 pernyataan penelitian
Santahana Febrianti, Priyani Haryanti pada tahun bahwa Ada hubungan
pola asuh orang tua dengan tingkat kemandirian anak usia prasekolah
di TK Desa Argosari Sedayu Bantul Yogyakarta 2014 ditunjukkan
oleh hasil P value sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan tingkat keeratan
hubungan dalam tingkat korelasi cukup yang ditunjukkan oleh nilai
C=0,747.
Menurut peneliti bahwa kemandirian anak ada hubungannya dengan
pola asuh orangtua. Dan anak dilatih untuk bertanggung jawab, melatih
kepercayaan diri dan memberikan anak hak untuk berpendapat dengan
cara penjelasan karena hal ini sesuai dengan aspek-sepek kemandirian
pada teori Rita Nofianti tahun 2021

3. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa adanya keterbatasan
pada saat melakukan penelitian. Peneliti melakukan penelitian ini
menggunakan google form sehingga terdapat beberapa kendala dalam
pengisian, sehingga dibantu dalam melakukan pengisian kuesioner.
44

BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil :
a. Hasil distribusi frekuensi pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap
Kemandirian Anak Usia Pra Sekolah Di TK Azra Zahra, Citeureup yaitu
pada pola asuh demokratif sebanyak 22 Responden (44,9%), pola permisif
13 responden (26,5%), dan pola asuh otoriter sebanyak 14 responden
(28,6%) maka dalam penelitian ini mayoritas pola asuh yang dilakukan
para orangtua adalah Pola Asuh Demokratif.
b. Hasil distribusi frekuensi pada tingkat kemandirian Anak dari Pola Asuh
Orangtua di TK Azra Zahra, Citeureup yaitu kemandirian anak sebanyak
28 Responden (57,1%) dan anak yang tidak mandiri sebanyak 21
responden (42,9%)
c. Menganalisa hasil Pola Asuh Orangtua Terhadap Anak Usia Pra Sekolah
di TK Azra Zahra, Citeureup yaitu ada hubungan antara pola asuh orangtua
dengan kemandirian anak usia Pra Sekolah dengan hasil P value < 0,05
yaitu 0,015.
B. Saran
a. Bagi Instansi Pendidikan
Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai acuan dan masukkan dalam
upaya meningkatkan kemandirian anak pada pola asuh orangtua yang
dilakukan agar terwujudnya kemandirian anak yang di terapkan di
sekolah.
b. Bagi Peneliti Lain
45

Diharapkan mampu mengembangkan variable penelitian ini dan mampu


meneruskan penelitian dengan variable yang lain sehingga akan
didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
c. Bagi Responden
Diharapkan responden dapat bertambah ilmu pengetahuan terhadap pola
asuh orangtua yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian anak.

Jadwal Penelitian

Bulan
Jadwal Penelitian
OktNovDesJanFebMaret April
Penyerahan judul
Konsul Bab I,II.III,IV
Pengesahan dan Uji proposal
Penelitian
Pengolahan data dan konsul bab V-VI
Sidang skripsi dan penyerahan laporan dan ujian
riset
46
DAFTAR PUSTAKA

Agusman, F. dan Mendrofa, M. (2021) “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang

Tumbuh Kembang Anak dan Keterlibatan Ibu dalam Mengasuh dengan

Kemandirian Anak Usia Pra Sekolah INVOLVEMENT IN PARENTING

WITH CHILDREN ’ S INDEPENDENCE OF PRE-SCHOOL AGE,”

(June). Tersedia pada: https://doi.org/10.34310/jskp.v8i1.436.

Avia, I. et al. (tanpa tanggal) PENELITIAN KEPERAWATAN PENULIS : GET

PRESS. Tersedia pada: www.globaleksekutifteknologi.co.id.

Daud, M., Siswanti, D.N. dan Jalal, N.M. (2021) Buku Ajar Psikologi

Perkembangan Anak. Prenada Media.

Febrianti, S. dan Haryanti, P. (2014) “Hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat

kemandirian anak usia prasekolah,” 000(6).

Haeriah, B. (2018) “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Anak

Kelompok B Taman Kanak-Kanak PGRI Gerunung Tahun Pelajaran

2017/2018,” Jurnal Ilmiah Mandala Education, 4(1), hal. 184–188.

Hayati, A.S. (2020) “Peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak

dengan sistem daring pada masa pandemi di Desa Depokrejo, Kebumen,”

Tasyri’: Jurnal Tarbiyah-Syari’ah Islamiyah, 27(2), hal. 23–32.

Kementerian Kesehatan RI (2018) Profil Kesehatan Indonesia 2014. Tersedia pada:

https://doi.org/10.1002/qj.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2021) “Profil


47
Anak Indonesi 2021,” Profil Anak Indonesia, hal. 125–151. Tersedia pada:

htttps//:www.kemenpppa.go.id.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (2020) “Tujuan 4 : Memastikan kualitas

pendidikan yang inklusif dan merata serta mempromosikan kesempatan

belajar sepanjang hayat bagi semua Target Nasional untuk Pendidikan,”

Komisi Hak Asasi Manusia, (1), hal. 1–10. Tersedia pada:

https://sdg.komnasham.go.id.

Kusumawaty, I. et al. (tanpa tanggal) METODOLOGI PENELITIAN

KEPERAWATAN P E N U L I S. Tersedia pada:

www.globaleksekutifteknologi.co.id.

Lestari, M. (2019) “Hubungan pola asuh orang tua dengan kemandirian anak,” 8(1),

hal. 84–90.

Listyorini, H. et al. (2019) “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Lingkungan

Sekolah Terhadap Interaksi Sosial Serta Dampaknya Pada Kemandirian

Peserta Didik,” Inopendas Jurnal Ilmiah Kependidikan, 2(2), hal. 77–84.

Tersedia pada: https://doi.org/10.24176/jino.v2i2.4326.

Mantali, R., Umboh, A. dan Bataha, Y.B. (2018) “Hubungan pola asuh orang tua

degan kemandirian anak usia prasekolah di TK Negeri Pembina Manado,”

Jurnal Keperawatan, 6(1), hal. 1–8.

Msc, R.I. dan Minarsi, M. (2020) “Kontribusi Dukungan Orang Tua Terhadap

Proses Belajar Anak di Masa Pandemi,” Glosains: Jurnal Sains Global

Indonesia, 1(2), hal. 49–59.


48
Mulyati, A. (2020) “Pentingnya pendidikan dan pola asuh orang tua dalam

penanaman nilai karakter pada anak usia dini,” 13(1), hal. 759–768.

Nofianti, R. (2021) Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Edu Publisher.

Pratiwi, K.E. (2020) “PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP

KEMANDIRIAN ANAK DI SD NEGERI 38 KOTA PAREPARE The

Influence Of Parents on Children ’ s Independence in Primary School 38

State Parepare City,” 1(1).

Prisusanti, R.D. et al. (2022) Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan. Yayasan

Penerbit Muhammad Zaini.

Priyastama, R. (2020) The Book of SPSS: Pengolahan & Analisis Data. Anak Hebat

Indonesia.

Rahmatullah, Ahmad Fajar dan Rahmatullah, Ahmad Farhan (2021) “Kartu

Indonesia Pintar sebagai Representasi No Poverty dan Education dalam

paradigma Sustainable Development Goals,” Ijd-Demos, 3(3), hal. 217–

231. Tersedia pada: https://doi.org/10.37950/ijd.v3i3.110.

Roflin, E. dan Liberty, I.A. (2021) Populasi, Sampel, Variabel dalam penelitian

kedokteran. Penerbit NEM.

Sa’diyah, R. (2017) “Pentingnya Melatih Kemandirian Anak,” Kordinat: Jurnal

Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam, 16(1), hal. 31–46.

Tersedia pada: https://doi.org/10.15408/kordinat.v16i1.6453.

Sari, N., Rini, R. dan Irzalinda, V. (2019) “Kelekatan Pada Ibu Dengan
49
Kemandirian Anak Usia 5-6 Tahun,” Indonesia Jurnal Of Early Childhood

Issues, 1(2), hal. 1–9.

Soetjiningsih, C.H. (2018) Seri psikologi perkembangan: perkembangan anak

sejak pembuahan sampai dengan kanak-kanak akhir. Kencana.

Sunarti, A. et al. (2022) Asuhan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah.

Global Eksekutif Teknologi.

Sunarty, K. (2016) “Hubungan pola asuh orangtua dan kemandirian anak,” Journal

of Educational Science and Technology (EST), 2(3), hal. 152.

Sutadi, Y.F. (2016) “HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN

STATUS GIZI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK KELAS

DASAR DI SLB C BUDI ASIH WONOSOBO.”

Suwandini, C.A.S. (2022) “Respon orang tua dalam menghadapi pembelajaran

blended learning type online driver model pada anak usia dini di RA al

Qodir Sidoarjo.” UIN Sunan Ampel Surabaya.

Tridonanto, A. (2014) Mengembangkan pola asuh demokratis. Elex Media

Komputindo.

Wawan Kurniawan, S.K.M. dan Aat Agustini, S.K.M. (2021) Metodologi

Penelitian Kesehatan dan Keperawatan; Buku Lovrinz Publishing.

LovRinz Publishing.
50

LAMPIRAN

KISI-KISI KUESIONER POLA ASUH ORANGTUA

Tipe-Tipe Pola Nomor Pertanyaan


Indikator
Asuh Orangtua FavorableUnfavorable
Sikap “acceptance” rendah, namun
1 2
kontrolnya tinggi.
Suka menghukum secara fisik. 3
Bersikap mengomando
Pola Asuh Otoriter (mengharuskan/memerintah anak
4
(Authoritarian) untuk melakukan sesuatu tanpa
kompromi).
Bersikap kaku (keras) 5
Cenderung emosional dan bersikap
6
menolak.
Sikap “acceptance” tinggi, namun
7, 8, 9
Pola Asuh kontrolnya rendah.
Permisif Memberi kebebasan kepada anak
(Permissiven) untuk menyatakan 10, 11 14
dorongan/keinginannya.
Sikap “acceptance” dan kontrolnhyaa
12, 13
tinggi.
Pola Asuh
Bersikap responsif terhadap kebutuhan
Demokrasi 15
anak.
(Authoritattive)
Mendorong anak untuk menyatakan
16
pendapat atau pertanyaan
Memberikan penjelasan tentang
dampak perbuatan yang baik dan yang 17 18
buruk.

Keterangan :
51

Indikator pilihan jawaban : Indikator pola asuh :

Pilihan jawaban A : Otoriter Indikator 1 : Otoriter


Pilihan jawaban B : Permisif Indikator 2 : Permisif
Pilihan jawaban C : Demokratif Indikator 3 : Demokratis

LAMPIRAN
52

KISI-KISI KUESIONER KEMANDIRIAN

Aspek Nomor Pertanyaan


Karakteristik
Kemandirian FavorableUnfavorable
Anak tidak berteriak saat diganggu 11
Kemandirian temanya
Emosi Anak tidak menangis ketika ditinggal 12
(Emotional saat sekolah
Autonomy) Anak tidak berteriak saat belajar 13
disekolah
Anak bisa makan dan minum sendiri 1
Anak bisa memakai pakaian, kaos kaki 2, 3
Kemandirian dan sepatu tanpa bantuan
Bertindak Anak tidur tanpa didampingi 4
(Behavioral Anak dapat merapikan tempat tidur 5
Autonomy) sendiri
Merawat diri sendiri dalam hal mencuci 6 7
tangan dan/atau menggunakan toilet
Mengambil/meletakkan sendiri alat tulis 8
yang dibutuhkan
Mampu melakukan tugas seperti 9 10
merapikan tas ketika akan pulang
sekolah, dan anak dapat memilih
kegiatan yang disukai seperti menari,
menulis, menggambar, bermain boneka,
serta anak tidak lagi ditunggui oleh
orang tua atau pengasuhnya
Anak senang berbagi makanan dengan 14
Kemandirian
temannya
Nilai (Value
Anak mau meminjamkan alat tulisnya 15
Autonomy)
dengan temannya
53

Anak maumenyisikan uang sakunya 16


untuk membantu temannya yang
membutuhkan

KUESIONER POLA ASUH ORANGTUA

Berikut ini beberapa pertanyaan mengenai pola asuh anda sebagai orangtua, yaitu:

▪ Untuk pilihan berganda, silahkan memilih salah satu yang menurut anda
mendekati atau paling sesuai dengan pola asuh anda sebagai orangtua dalam
kehidupan sehari-hari. Berikan tanda silang (X) untuk memilih jawaban dari
setiap pertanyaan yang diajukan.
54

▪ Berikan tanda (√) pada kolom yang telah disediakan dari setiap pernyataan
apabila hal tersebut paling sesuai dengan anda.

Kode Responden :

Nama Responden :

Usia :

Pendidikan : ( ) Tidak Sekolah ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA ( ) D3/S1

Pekerjaan : ( ) Tidak Bekerja ( ) Pedagang ( ) Petani ( ) PNS

( ) Swasta

Nama Anak : An. (Inisial)

Usia Anak :

Jenis Kelamin :

1. Ketika anak membantah saat saya suruh mandi sendiri, maka saya :
a. Saya memarahai anak saya
b. Saya memandikan anak saya
c. Saya menasehati agar mandi sendiri

2. Ketika anak tidak menerapkan peraturan sehari-hari yang saya tetapkan, maka
saya :
a. Saya memarahi anak saya
b. Saya membiarkan saja
c. Saya menasehati anak tentang peraturan tersebut
3. Ketika saya menghukum fisik anak kemudian ia menangis, maka saya :
a. Saya membiarkan saja
b. Saya menenangkan anak
c. Saya menasehati alasan anak
55

4. Ketika saya menyuruh anak memakai baju sendiri kemudian anak tidak bisa,
maka saya:
a. Saya memarahi anak saya
b. Saya memakaikan baju
c. Saya mengajari/membimbingnya
5. Ketika anak melanggar keinginan saya yang harus dipatuhi, maka saya :
a. Saya memarahi anak saya
b. Saya membiarkan anak saya
c. Saya menasehati anak saya
6. Ketika saya menolak anak bermain dengan teman-temannya, maka saya :
a. Saya memarahi anak saya
b. Saya membiarkan saja
c. Saya menasehati untuk bermain tepat waktu
7. Ketika anak minta ditemani saat BAK/BAB, maka saya :
a. Saya menyuruh anak untuk BAK/BAB sendiri
b. Saya menemani anak BAK/BAB
c. Saya menasehati dan mengajari anak untuk BAK/BAB sendiri
8. Ketika anak memilih kegiatan yang dia sukai, maka saya:
a. Saya memilihkan untuk anak saya
b. Saya menuruti kegiatan yang anak pilih
c. Saya menasehati kegiatan yang seharusnya dipilih
9. Ketika saya membela anak saya dalam masalah dengan temannya, maka saya:
a. Saya memarahi teman anak saya
b. Saya terus membela anak saya
c. Saya menasehati anak saya dan temannya
10. Saaat saya sibuk bekerja kemudian anak membutuhkan saya, maka saya :
a. Saya memarahi anak saya
b. Saya membiarkan anak saya
c. Saya menasehati anak saya
11. Ketika anak saya menginginkan sesuatu tanpa meminta, maka saya :
a. Saya membiarkan anak saya
56

b. Saya memenuhi tanpa anak minta


c. Saya menawarkan yang anak minta
12. Saat saya beri kesempatan anak untuk merapikan tempat tidurnya, maka saya:
a. Saya membiarkan anak saya
b. Saya membantu anak saya
c. Saya mengajari atau membimbing anak saya
13. Ketika saya memberian kebebasan anak saya berpendapat, maka saya :
a. Saya menolak pendapat anak
b. Saya menuruti pendapat anak
c. Saya menasehati baik dan buruk pendapat anak
14. Saya tidak akan membiarkan anak pulang sekolah sendiri, jika anak pulang
sekolah sendiri, maka saya :
a. Saya memarahi anak saya jika pulang sendiri
b. Saya selalu menjemput anak saya
c. Saya menasehati anak saya jika pulang sendiri
15. Ketika mengajarkan anak saya yang sulit makan atau minum sendiri, maka
saya :
a. saya memarahi anak saya
b. saya menyuapi anak saya
c. saya menasehati anak saya
16. ketika anak cukup beralasan saat meminta ditemani tidur, maka saya :
a. saya menolak anak saya
b. saya menemani anak saya
c. saya menasehati anak saya
17. ketika anak sapat memutuskan pakaian yang akan dia pakai, maka saya :
a. saya memarahi anak saya
b. saya menuruti anak saya
c. saya menasehati yang seharusnya dipakai anak saya
18. ketika anak tidak berani sekolah sendiri saat saya tinggal, maka saya :
a. saya memarahi anak saya
b. saya menemani anak saya
57

c. saya menasehati anak saya

KISI-KISI JAWABAN KUESIONER KEMANDIRIAN

NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6 YA

2. Pertanyaan nomor 7 TIDAK

3. Pertanyaan nomor 8 YA

4. Pertanyaan nomor 9, 10 TIDAK

5. Pertanyaan nomor 11, 12, 13 YA


58

6. Pertanyaan nomor 14, 15, 16 YA

KUESIONER KEMANDIRIAN

Berikut ini beberapa pertanyaan mengenai pola asuh anda sebagai orangtua

▪ Untuk pilihan berganda, silahkan memilih salah satu yang menurut anda
mendekati atau paling sesuai dengan pola asuh anda sebagai orangtua dalam
kehidupan sehari-hari. Berikan tanda silang (X) untuk memilih jawaban dari
setiap pertanyaan yang diajukan.
▪ Berikan tanda (√) pada kolom yang telah disediakan dari setiap pernyataan
apabila hal tersebut paling sesuai dengan anda, sebagai berikut :

Kode Responden :
59

Nama Responden :

Nama Orangtua :

Usia Orangtua :

Jenis Kelamin :

Jawaban
NO Pertanyaan
YATIDAK
Anak mau melakukan kegiatan makan/minum tanpa bantuan orang
1
lain.
2 Anak sudah bisa memakai baju/seragam tanpa bantuan orang lain
3 Anak sudah bisa memakai sepatu sendiri tanpa bantuan orang lain
4 Anak sudah berani tidur tanpa ditemani pengasuhnya
5 Anak membereskan tempat tidurnya
6 Anak sudah bisa BAB sendiri tanpa didampingi
7 Anak masih didampingi ketika BAK
8 Anak mau mengambil/meletakkan alat tulis yang dibutuhkan
9 Anak melakukan kegiatan jika dipilihkan oleh guru
10 Anak memilih mainannya sendiri dengan keinginannya
11 Anak tidak berteriak saat diganggu temanya
12 Anak tidak menangis ketika ditinggal saat sekolah
13 Anak tidak berteriak saat belajar disekolah
14 Anak senang berbagi makanan dengan temannya
15 Anak mau meminjamkan alat tulisnya dengan temannya
Anak maumenyisikan uang sakunyauntuk membantu temannya
16
yang membutuhkan
60

Lampiran

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pola_Asuh * Kemandirian 49 100,0% 0 0,0% 49 100,0%

Pola_Asuh * Kemandirian Crosstabulation


Kemandirian
Mandiri Tidak Mandiri Total
Pola_Asuh Otoriter Count 4 10 14
% within Pola_Asuh 28,6% 71,4% 100,0%
% within Kemandirian 14,3% 47,6% 28,6%
% of Total 8,2% 20,4% 28,6%
Permisif Count 7 6 13
% within Pola_Asuh 53,8% 46,2% 100,0%
% within Kemandirian 25,0% 28,6% 26,5%
% of Total 14,3% 12,2% 26,5%
Demokratif Count 17 5 22
% within Pola_Asuh 77,3% 22,7% 100,0%
% within Kemandirian 60,7% 23,8% 44,9%
% of Total 34,7% 10,2% 44,9%
Total Count 28 21 49
% within Pola_Asuh 57,1% 42,9% 100,0%
% within Kemandirian 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 57,1% 42,9% 100,0%

Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square 8,365 a 2 ,015
Likelihood Ratio 8,646 2 ,013
Linear-by-Linear Association 8,191 1 ,004
N of Valid Cases 49
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,57.
61

Lampiran

Pola_Asuh * Kemandirian Crosstabulation


Count
Kemandirian
Mandiri Tidak Mandiri Total
Pola_Asuh Otoriter 4 10 14
Permisif 7 6 13
Demokratif 17 5 22
Total 28 21 49

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 20 100,0
Excluded a 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

,738 21
62

Lampiran

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Item Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
M1 53,15 73,924 ,571 ,731
M2 52,85 69,397 ,801 ,713
M3 52,60 71,621 ,505 ,723
M4 52,70 72,011 ,447 ,725
M5 52,70 70,116 ,674 ,717
M6 52,80 70,063 ,696 ,716
M7 52,60 71,411 ,530 ,722
M8 53,00 72,421 ,512 ,726
M9 52,40 73,095 ,414 ,729
M10 52,60 70,568 ,633 ,719
M11 53,15 73,924 ,571 ,731
M12 52,90 80,937 -,590 ,761
M13 52,40 72,674 ,475 ,727
M14 53,20 76,168 ,000 ,740
M15 52,80 70,905 ,592 ,720
M16 52,90 70,200 ,729 ,716
M17 53,15 73,924 ,571 ,731
M18 53,10 73,989 ,394 ,732
M19 53,00 71,789 ,605 ,723
M20 52,90 71,674 ,537 ,723
TOTAL 27,10 19,042 1,000 ,853

Anda mungkin juga menyukai