Anda di halaman 1dari 129

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG


PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI TERHADAP
KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK
USIA PRA SEKOLAH

Disusun oleh:

DIAN TIARA
NIM.1911110439

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2023
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG


PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI TERHADAP
KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK
USIA PRA SEKOLAH

Disusun oleh:

DIAN TIARA
NIM.1911110439

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2023
ii
iii
IDENTITAS PENELITI

Nama : Dian Tiara


NIM : 1911110439
Tempat/Tanggal Lahir : Bantan Tengah, 22 April 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Gunung Papandayan, Gg. Jati 3, Kec.
Tangkerang Utara, Kota Pekanbaru Riau

Riwayat Pendidikan
1. SMA Negeri 1 Bantan : Lulus tahun 2019
2. SMP Negeri 3 Bantan : Lulus tahun 2016
3. SD Negeri 27 Bantan : Lulus tahun 2013

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi Rabbil’ Alamin


Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Rasa syukur tiada terhingga kepada Allah SWT atas nikmat karunia pertolongan
yang tiada henti.

Teristimewa untuk Bapak, Ibu, Abang dan Mbak Tercinta


Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terimakasih atas do’a, ridho dan kasih
sayang yang tiada terhingga untuk Tiara, terimakasih telah membersamai
perjuangan ini yang tidak akan pernah bisa terbalaskan.

Dosen Pembimbing
Ibu Ns. Ganis Indriati, M.Kep. Sp.Kep.An dan Ibu Ns. Sofiana Nurchayati, M.Kep
selaku Pembimbing Skripsi yang menuntun perjalanan ini hingga selesai.
Terimakasih ibu.

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”


(QS. Al-Insyirah: 5)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”


(QS. Al-Baqarah: 286)

Libatkan Allah di setiap rencana dan impian, jalankan dengan penuh keikhlasan
dan keyakinan, dan selalu percaya Allah tidak akan pernah meninggalkanmu
sendiri dalam kesulitan. Indahnya sebuah keberhasilan akan terasa setelah
melewati pahitnya perjuangan.

“Allahu Akbar”

v
KATA PENGANTAR

Peneliti mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
dan rahmat-Nya Peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi Terhadap
Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia Pra Sekolah” sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di Program Studi Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
Peneliti banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam
penyusunan Skripsi ini. Pada kesempatan ini Peneliti menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, MS selaku Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Riau.
2. Dr. Ns. Misrawati, M.Kep., Sp.Mat selaku Ketua Program Studi Fakultas
Keperawatan Universitas Riau.
3. Ns. Ganis Indriati, M.Kep. Sp.Kep.An selaku Pembimbing I dan Ns. Sofiana
Nurchayati, M.Kep selaku Pembimbing II yang telah bersedia memberikan
masukan, bimbingan serta dukungan bagi Peneliti.
4. Ns. Herlina, M.Kep, Sp.Kep.Kom selaku Penguji I dan Ns. Ari Rahmat Aziz,
M.Kep selaku Penguji II yang bersedia memberikan masukan, bimbingan serta
arahan bagi Peneliti.
5. Ns. Hellena Deli, M.Kep selaku Dosen Pembimbing Akademis yang selalu
memberikan do’a dan dukungan.
6. Kepala Sekolah TK Laboratorium FKIP UNRI beserta jajaran yang telah
memberikan izin kepada Peneliti untuk melakukan studi pendahuluan dan uji
validitas hingga selesai.
7. Kepala Sekolah TK Az-zuhra beserta jajaran yang telah memberi izin kepada
Peneliti untuk melakukan penelitian hingga selesai.
8. Drg. Danu Eko Saputra dan Drg. Hafizah yang telah banyak memberikan
masukan dan banyak ilmu serta support kepada Peneliti.
9. Teristimewa kedua orang tua yang sangat saya cintai, sayangi, dan banggakan,
Bapak Harun, S.Pd.SD dan Ibu Nina yang senantiasa memberikan dukungan
emosional, materi, tenaga, cinta, kasih sayang yang tak terhingga, serta doa

vi
yang tak henti-hentinya terpanjatkan untuk kesuksesan dan keberhasilan saya.
Tiada kata yang pantas saya ucapkan atas jasa-jasa kalian yang telah merawat,
mendidik, serta tanpa bosan memberikan arahan dan kebahagiaan untuk diri
ini. Terimakasih selalu mendukung keputusan dan pilihan dalam hidup saya.
Semoga Allah SWT selalu menjaga kalian dalam kebaikan dan kemudahan
aamiin.
10. Orang terkasih untuk Abang Niky Hardinata, M.Kom serta istri Tria Lestari,
S.Pd.I, dan Keponakan tercinta Nalendra Delvin Akhtar, yang selalu
memberikan semangat dan menemani saya dalam keadaan apapun, serta do’a
yang selalu dipanjatkan untuk saya.
11. Seluruh keluarga besar yang memberikan dukungan, serta do’a tulus bagi
Peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.
12. Sahabat Rahma Safitri, Fathira Mutiara, Rina Nopiyanti, dan Angga Prasetya
yang selalu memberikan semangat, selalu membantu dan bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan pertolongan sehingga Skripsi ini bisa
diselesaikan tepat waktu.
13. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2019 yang selalu memberikan
dukungan pada Peneliti selama penyusunan Skripsi ini dan seluruh pihak yang
telah membantu dan tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Peneliti sadar bahwa Skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kebaikan Skripsi ini. Akhirnya Peneliti berharap semoga
penelitian ini bermanfaat bagi dunia keperawatan.

Pekanbaru, 26 Juni 2023

Peneliti

vii
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU

Skripsi, Juni 2023


Dian Tiara

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi


Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia Pra Sekolah

xv + 70 halaman + 9 tabel + 2 skema + 5 gambar

Abstrak

Pendahuluan: Karies gigi pada anak usia pra sekolah 3-6 tahun sering terjadi
karena salah satu faktor utama yaitu kurangnya pengetahuan orang tua terutama
ibu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang pemeliharaan kesehatan gigi terhadap kejadian karies
gigi pada anak usia pra sekolah. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengumpulan data dengan
melakukan observasi karies gigi dan penyebaran kuesioner. Sampel penelitian
sebanyak 123 responden yang diambil dengan teknik total sampling. Hasil:
Analisis univariat sebagian besar responden berusia 25-34 tahun (50,4%),
pendidikan ibu adalah perguruan tinggi sebanyak 68 responden (55,3%), dan
mayoritas sebagai ibu rumah tangga sebanyak 64 responden (52,0%). Distribusi
gambaran tingkat pengetahuan ibu mayoritas cukup yaitu pada 100 responden
(81,3%). Karakteristik anak menunjukkan sebagian besar berusia 5-6 tahun
sebanyak 99 orang (80,5%), dan mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebanyak 72
anak (58,5%). Ada sebanyak 108 anak (87,8%) yang terdampak karies gigi.
Analisis bivariat mayoritas tingkat pengetahuan ibu cukup terdapat 104 anak
(100,0%) dengan karies gigi. Hasil analisis fisher exact test didapatkan bahwa ada
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pemeliharaan kesehatan gigi
dengan kejadian karies gigi pada anak usia pra sekolah (p value 0,000 < α 0,05).
Kesimpulan: Tingkat pengetahuan ibu mempengaruhi kejadian karies gigi pada
anak usia pra sekolah. Hasil penelitian ini merekomendasikan pihak sekolah
bekerja sama dengan pihak puskesmas terdekat untuk memberikan promosi
kesehatan gigi dan mulut pada anak usia pra sekolah mengenai karies gigi.

Kata Kunci: anak pra sekolah, karies gigi, pengetahuan ibu, pemeliharaan
kesehatan gigi.

Daftar Pustaka: 85 (2010-2022)

viii
FACULTY OF NURSING
UNIVERSITY OF RIAU

Thesis, June 2023


Dian Tiara

Relationship between mother's level of knowledge about dental health


maintenance and dental caries in pre-school age children

xv + 70 pages + 9 tables + 2 schematics + 5 pictures

Abstract

Introduction: Dental caries in pre-school children aged 3-6 years often occurs
because one of the main factors is the lack of knowledge of parents, especially
mothers. The purpose of this study was to determine the relationship between the
level of maternal knowledge about dental health maintenance and the incidence of
dental caries in pre-school children. Methods: This study is a quantitative study
with a Cross Sectional approach. Data collection techniques by observing dental
caries and distributing questionnaires. The research sample was 123 respondents
who were taken with total sampling technique. Results: most respondents were
25-34 years old (50,4%), the mother's education was college as many as 68
respondents (55.3%), and the majority were housewives as many as 64
respondents (52,0%). The distribution of the picture of the mother's knowledge
level was mostly sufficient, namely in 100 respondents (8,3%). The characteristics
of children showed that most were 5-6 years old as many as 99 people (80,5%),
and the majority were male as many as 72 children (58,5%). There were 108
children (87,8%) affected by dental caries. The majority of the mother's
knowledge level is sufficient there are 104 children (100,0%) with dental caries.
The results of the fisher exact test analysis showed that there was a relationship
between the level of maternal knowledge about dental health maintenance and the
incidence of dental caries in pre-school children (p value 0,000 < α 0,05).
Conclusion: The level of maternal knowledge affects the incidence of dental
caries in pre-school children.

Keywords: dental caries, mother's knowledge, maintenance of dental health, pre-


school children,

References: 85 (2010-2022)

DAFTAR ISI

ix
Halaman
HALAMAN PENGESAHANii
HALAMAN BEBAS PLAGIASI.........................................................................iii
IDENTITAS PENELITI......................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
ABSTRAK...........................................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR SKEMA..............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian.....................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian...................................................................................5
1.5. Keaslian penelitian..................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
2.1. Tinjauan Teori.........................................................................................8
2.2. Kerangka Teori Penelitian.....................................................................33
2.3. Kerangka Konsep..................................................................................34
2.4. Hipotesis................................................................................................35
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................37
3.1. Desain dan Metode Penelitian...............................................................37
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................37
3.3. Populasi dan Sampel..............................................................................38
3.4. Definisi Operasional..............................................................................39
3.5. Alat Pengumpulan Data.........................................................................40
3.6. Etika Penelitian......................................................................................43
3.7. Prosedur Pengumpulan Data.................................................................44
3.8. Pengolahan Data....................................................................................45

x
3.9. Analisa Data..........................................................................................47
BAB IV HASIL PENELITIAN...........................................................................48
4.1. Analisa Univariat...................................................................................48
4.2. Analisa Bivariat.....................................................................................50
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................52
5.1. Pembahasan Penelitian..........................................................................52
BAB VI PENUTUP .............................................................................................62
6.1. Kesimpulan............................................................................................62
6.2. Saran......................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................64
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian.........................................................................................6
Tabel 2.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian....................................................................38
Tabel 3.1 Definisi Operasional....................................................................................40
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian...................................................................41
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu............48
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Anak.............................49
Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu.............................................................................49
Tabel 4.4 Kejadian Karies Gigi Anak.........................................................................49
Tabel 4.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Karies Gigi Anak............50

xii
DAFTAR SKEMA

Halaman
Skema 2.1 Kerangka Teori Penelitian....................................................................34
Skema 2.2 Kerangka Konsep Penelitian................................................................35

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Anatomi gigi........................................................................................9
Gambar 2.2 Karies Superfisialis............................................................................17
Gambar 2.3 Karies Media......................................................................................18
Gambar 2.4 Karies Profunda..................................................................................18
Gambar 2.5 Karies berdasarkan lokalisasi.............................................................19

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pengesahan Proposal


Lampiran 2 Lembar Pengesahan Revisi Proposal
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Bimbingan Pembimbing 1
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Bimbingan Pembimbing 2
Lampiran 5 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 6 Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 7 Lembar Kuesioner Penelitian
Lampiran 8 Surat Uji Etik Penelitian
Lampiran 9 Surat Izin Kesatuan Bangsa dan Politik Pekanbaru
Lampiran 10 Surat Izin Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru
Lampiran 11 Penjelasan Penelitian
Lampiran 12 Surat Izin Uji Validitas
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian
Lampiran 14 Surat Pernyataan Bertanggung Jawab
Lampiran 15 Output SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Lampiran 16 Master Tabel Penelitian
Lampiran 17 Output SPSS Hasil Penelitian
Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 19 Hasil Uji Plagiasi

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan adalah hal yang utama bagi manusia, baik jasmani maupun
rohani. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut salah
satunya yaitu perilaku kesehatan, seperti memperhatikan diet makanan,
menyikat gigi untuk membersihkan sisa-sisa makanan, menambal gigi, dan
membersihkan karang gigi. Perilaku kesehatan ini dipengaruhi oleh beberapa
hal seperti pengetahuan, sikap, pengaruh lingkungan, dan ketersediaan
fasilitas (Dianmartha dkk., 2018). Kesehatan gigi dan mulut merupakan
bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya masalah
kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara
menyeluruh (Hardika, 2018).
Mulut mempunyai banyak fungsi seperti fungsi bicara, fungsi
mengunyah dan rasa percaya diri, sehingga penting untuk menjaga kesehatan
mulut yang akan berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan tubuh
secara umum. Kesehatan mulut yang terganggu berpengaruh terhadap kinerja
seseorang dalam beraktivitas (Manbait dkk., 2019). Masalah utama kesehatan
gigi dan mulut anak adalah karies gigi. Karies gigi merupakan salah satu
bentuk kerusakan gigi yang paling sering dialami anak usia dini yaitu rentang
usia 3-6 tahun. Orang tua beranggapan bahwa karies gigi merupakan suatu
hal yang wajar dialami pada anak kecil dan tidak perlu untuk terlalu
dikhawatirkan (Afrinis dkk., 2020).
World Health Organization (WHO, 2022) melaporkan karies gigi
yang tidak diobati pada gigi permanen mempengaruhi sebanyak 2 miliar
orang didunia. Kejadian karies gigi pada gigi sulung sebanyak 560 juta kasus.
Karies gigi bisa menyerang semua kelompok umur. Prevalensi tertinggi
berada di wilayah Amerika Serikat didapatkan 84% angka kejadian karies dan
Asia sebanyak 75,8% angka karies gigi. Hasil Riskesdas prevalensi nasional
masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia telah mengalami peningkatan
pada tahun 2018 yaitu sebesar 57,6%. Anak-anak yang mengalami masalah
gigi menurut laporan Riskesdes dari Kemenkes 2018 mencapai 93% dalam

1
2

rentang usia 5-6 tahun, mengalami gigi berlubang (Kemenkes RI, 2018).
Karies gigi merupakan salah satu persoalan kesehatan mulut yang
dapat mengubah kesehatan masyarakat. Kejadian karies gigi banyak dijumpai
baik anak-anak maupun orang dewasa (Winahyu dkk., 2019). Karies gigi atau
gigi berlubang didefinisikan sebagai kerusakan jaringan keras terlokalisasi
pada area yang spesifik di permukaan gigi. Kerusakan jaringan disebabkan
oleh hilangnya struktur jaringan keras pada gigi (email dan dentin) karena
adanya deposit asam yang dihasilkan oleh bakteri plak yang terakumulasi di
permukaan gigi. Adanya proses tersebut akibat dari metabolism bakteri yang
ada pada makanan dengan kadar gula tinggi (Amalia dkk., 2021).
Soesilawati (2020) menyebutkan dalam buku Imunogenetik bahwa
karies gigi termasuk penyakit multifaktorial dan infeksius dengan etiologi
berbagai faktor dari inang dan lingkungan. Multipel yang berpengaruh
terhadap risiko karies adalah faktor lingkungan (diet dan oral hygiene), faktor
inang (saliva, posisi gigi, karakteristik enamel, dan kedalaman fisur gigi),
faktor koloni kuman (bakteri S. mutans) dan waktu (proses terjadinya karies
gigi). Faktor luar atau predisposisi yang berhubungan tidak langsung dengan
terjadinya karies gigi seperti pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap
pemeliharaan kesehatan gigi (Rehena dkk., 2020). Faktor lainnya yaitu sosial
ekonomi. Perilaku hidup sehat dapat dipengaruhi oleh sosial ekonomi
seseorang. Beberapa faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi pekerjaan,
pendidikan dan pendapatan (Purwati dkk., 2018).
Kejadian karies gigi pada anak usia prasekolah sering terjadi karena
adanya salah satu faktor utama yaitu kurangnya pengetahuan orang tua
terutama ibu (Fadlilah, 2019). Pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia, atau hasil pengetahuan seseorang terhadap objek melalui indera
yang dimiliki dengan sendirinya. Penginderaan menghasilkan pengetahuan
yang sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek
yang dilihat. (Miftakhun dkk., 2016). Pemeliharaan kesehatan gigi
masyarakat terutama pada anak usia prasekolah sangatlah penting. Selain
berfungsi untuk makan dan berbicara kesehatan gigi juga akan memberikan
gambaran pada pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah.
3

Merawat kesehatan gigi anak sejak dini merupakan cara terbaik untuk
menjaga mulut dan gigi anak tetap sehat (Sholekhah, 2021).
Kondisi pertumbuhan gigi permanen pada anak ditentukan oleh
pertumbuhan kondisi gigi sulungnya. Namun, banyak orang tua beranggapan
bahwa gigi sulung hanya sementara sehingga menganggap kerusakan pada
gigi sulung bukan suatu masalah (Fadlilah, 2019). Pemeliharaan kesehatan
pada gigi seperti pemilihan sikat gigi, jenis pasta gigi, waktu yang tepat untuk
sikat gigi, frekuensi menyikat gigi, teknik menyikat gigi dan memeriksakan
gigi secara rutin, dapat menjadi faktor penyebabnya terjadinya karies gigi
pada anak prasekolah (Sholekhah, 2021). Selain itu, penyebab penyakit gigi
dan mulut yaitu plak pada gigi disebabkan karena banyak mengkonsumsi
makanan manis atau kariogenik yang bersifat lunak dan mudah melekat
seperti permen dan coklat. (Indrianingsih dkk., 2018).
Karies gigi yang tidak diobati memiliki akan berdampak negatif bagi
anak seperti kesulitan mengunyah dan gangguan tidur sehingga mengurangi
kualitas hidup dan produktivitas. Bahkan berdampak pada reaksi inflamasi
sistemik dari infeksi pulpa yang menjadi penyebab faktor kekurangan berat
badan dan stunting pada anak-anak (WHO, 2022). Dampak karies gigi yang
berhubungan dengan kualitas hidup anak dapat diukur menggunakan
instrumen Child Perception Questionnaire (CPQ) dengan hasil didapatkan
ada masalah pada gejala oral (sakit dan nyeri), perubahan sulit makan,
kesulitan tidur, masalah tumbuh kembang dan kecerdasan anak (Apro dkk.,
2020).
Dalam Penelitian Rompis dkk (2019) mengenai tingkat pengetahuan
ibu mengenai kesehatan gigi anak dengan tingkat keparahan karies pada anak
di TK Tahuna tahun 2019 dengan jumlah responden 65 anak dengan hasil
signifikansi 0,270 (> p= 0,05) yang menunjukkan hasil penelitian lemah dan
tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi
dengan tingkat keparahan karies pada anak di TK Kota Tahuna (Rompis
dkk., 2019). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Putri (2021) mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
perawatan gigi dengan gejala karies gigi pada anak usia prasekolah 3-6 tahun
4

di Desa Kedungdalem Probolinggo dengan jumlah responden 55 anak dan


ibu. Didapatkan hasil adanya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
perawatan gigi dengan gejala karies gigi pada anak prasekolah (Putri, 2021).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Taman Kanak-
Kanak Laboratorium FKIP Universitas Riau kepada masing-masing 10 orang
ibu dan anak mengenai pengetahuan ibu tentang karies gigi dan melakukan
pemeriksaan gigi berlubang pada anak di Taman Kanak-Kanak didapatkan
hasil 80% (8 dari 10 anak) dengan kondisi gigi berlubang, 90% anak tidak
menyikat gigi setelah sarapan, 60% anak tidak menyikat gigi sebelum tidur,
60% (6 dari 10 anak) mengkonsumsi makanan kariogenik seperti jajanan
coklat ≥ 1x/hari, 60% (6 dari 10 ibu) tidak mengetahui apa itu karies gigi,
50% ibu tidak mengetahui apa gejala dari karies gigi, 70% (7dari 10 ibu)
tidak mengetahui waktu yang tepat untuk menyikat gigi, 60% (6 dari 10 ibu)
tidak mengetahui jenis pasta gigi yang tepat, dan hanya 50% ibu yang
mengetahui berapa lama penggunaan sikat gigi yang tepat.
Peneliti, berdasarkan kondisi lapangan tersebut dan mengingat
dampak yang akan ditimbulkan dari karies gigi pada anak usia prasekolah
menarik perhatian dilakukan penelitian mengenai Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeliharaan Kesehatan Gigi Terhadap Kejadian
Karies Gigi pada Anak dengan Usia Prasekolah.

1.2. Rumusan Masalah


Karies gigi dapat mempengaruhi kualitas hidup anak. Gejala oral
(sakit dan nyeri) dan perubahan sulit makan yang berdampak pada
kekurangan nutrisi, kesulitan tidur, masalah tumbuh kembang dan kecerdasan
anak. Anak bahkan menjadi menahan diri untuk tidak berbicara, tidak
bermain bersama anak-anak lainnya dan menutup diri dari lingkungannya
selama masa sakit (Apro dkk., 2020). Pada anak dengan usia prasekolah,
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutnya masih sangat bergantung kepada
ibunya (Jyoti dkk., 2019). Dari uraian latar belakang dengan tingginya angka
prevalensi karies gigi dan berbagai macam dampak yang akan ditimbulkan
pada anak prasekolah, maka Peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada
5

hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang pemeliharaan kesehatan gigi


terhadap kejadian karies gigi pada anak usia prasekolah 3-6 tahun.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
pemeliharaan kesehatan gigi terhadap kejadian karies gigi pada anak
usia prasekolah 3-6 tahun.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik ibu berdasarkan usia, pekerjaan,
pendidikan dan pengetahuan.
b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu.
c. Mengidentifikasi kejadian karies gigi anak.
d. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap kejadian
karies gigi pada anak usia prasekolah.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
dan menjadi sumber informasi serta menjadi sumbangan pemikiran untuk
pengembangan ilmu keperawatan anak untuk mengidentifikasi tingkat
pengetahuan ibu mengenai pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia
prasekolah dalam mencegah karies gigi.
1.4.2. Institusi tempat penelitian
Hasil penelitian sebagai bahan untuk menambah pengetahuan bagi
tenaga pendidik diharapkan dapat mengetahui mengenai kesehatan gigi
dan mulut serta pencegahan karies gigi pada anak usia prasekolah.
1.4.3. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi riset pengetahuan dan
meningkatkan partisipasi terutama orang tua untuk lebih memperhatikan
kesehatan gigi dan mulut anaknya sejak dini dalam pencegahan karies
gigi.
1.4.4. Penelitian berikutnya
6

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi


dan menambah kepustakaan untuk Peneliti selanjutnya.
1.5. Keaslian penelitian
Peneliti membuktikan keaslian penelitian dengan melakukan pencarian
literature melalui berbagai search engine (google scholar, nursingbook,
researchgate dan google cendekia), serta jurnal terkait dengan kejadian karies
gigi pada anak usia prasekolah. Setelah pencarian literatur dengan
menggunakan kata kunci pengetahuan ibu, karies gigi, masalah gigi pada
anak prasekolah, Peneliti menemukan beberapa penelitian yang terkait.
Penelitian ini menggambarkan kesamaan dan perbedaan dengan penelitian
sebelumnya yang menjelaskan keaslian dari penelitian ini, sebagai berikut:
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian dan Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya

No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan


1 Hubungan tingkat  Variabel pengetahuan  Metode
pengetahuan ibu tentang dan karies gigi penelitian
perawatan gigi dengan  Metode penelitian: (observasi
gejala karies gigi pada kuesioner kejadian karies
anak usia prasekolah 3-6 gigi)
 Sampel ibu dan anak
tahun di Desa  Pengambilan
Kedungdalem, sampel
Probolinggo (Putri,
 Perbedaan pada
2021)
tempat dan
waktu
penelitian
2 Hubungan tingkat  Variabel  Metode
pengetahuan ibu tentang pengetahuan dan penelitian
makanan sehat dengan karies gigi (observasi)
kejadian karies gigi  Metode  Pengambilan
pada anak prasekolah di penelitian: sampel
TK Candrasiwi Desa kuesioner  Tempat dan
Candisari Kabupaten
waktu
Magelang (Oktafiyanti,
penelitian
2018)
3 Hubungan  Variabel pengetahuan  Variabel
Pengetahuan Dan dan karies gigi perilaku
Perilaku Orang Tua  Metode penelitian  Sampel orang
Dalam Menjaga kuesioner tua tidak
Kesehatan Gigi spesifik ibu
Dengan Karies Gigi  Tempat dan
Pada Anak Tk (Ulfah, waktu
2020) penelitian
7

4 Gambaran Pengetahuan  Variabel pengetahuan  Metode


dan Sikap Orang Tua dan karies gigi penelitian tidak
Tentang Makanan  Sampel orang tua ada observasi
Kariogenik pada Anak mengenai
 Metode penelitian
Usia Prasekolah Yang kondisi gigi
kuesioner
Menyebabkan Karies karies atau
Gigi di Tk ‘Aisyiyah tidak karies
Karangase (Muliya,  Tempat dan
2022). waktu
penelitian
5 Faktor-faktor yang  Metode penelitian:  Metode
Berhubungan dengan kuesoner penelitian tidak
Karies Gigi pada Anak  Analisa penelitian ada observasi
Taman Kanak-kanak di kondisi gigi
Kota Bekasi Tahun karies atau
2016 (Andayasari, dkk. tidak karies
2017)  Sampel
penelitian

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa


penelitian yang dilakukan ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Tentunya dengan beberapa tambahan metode penelitian yang
berbeda supaya mendapatkan hasil penelitian yang terbaru dan lebih lengkap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori


2.1.1. Konsep Karies Gigi
2.1.1.1. Definisi Karies gigi
karies gigi dikenal sebagai kerusakan gigi atau gigi
berlubang adalah kejadian infeksi yang berasal dari bakteri dan
menyebabkan demineralisasi jaringan karies gigi (enamel, dentin
dan sementum). Karies gigi terjadi karena penghancuran bahan
organik gigi dengan produksi asam melalui hidrolisis akumulasi
sisa makanan pada permukaan gigi. Jika demineralisasi lebih dari
air liur dan faktor remineralisasi lainnya seperti kalsium dan pasta
gigi berfluoridasi, jaringan ini semakin rusak, menghasilkan karies
gigi (gigi berlubang). Presentasi karies gigi sangat bervariasi.
Namun, faktor risiko dan tahapan perkembangan serupa, dimulai
dengan munculnya area berkapur kecil (karies gigi permukaan
halus), yang lama kelamaan menjadi besar bahkan dapat dilihat
secara langsung (Hongini & Aditiawarman, 2017).
Karies gigi termasuk penyakit jaringan gigi ditandai dengan
kerusakan jaringan mulai dari pit, fissure, dan daerah
interproksimal, kemudian meluas ke pulpa. Artinya, karies gigi
adalah rusaknya struktur gigi akibat sisa-sisa makanan yang
menempel pada bagian atas gigi sehingga membentuk plak gigi.
Mikroorganisme dapat hidup dan berkembang biak di rongga mulut
dalam waktu yang lama, akibatnya gigi yang rentan mulai rusak
dari lapisan email, dentin, dan menuju pulpa. Karies gigi terdapat
pada setiap individu mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, pra
lanjut usia dan lanjut usia (Tarigan, 2016).
Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial dan
infeksius dengan berbagai etiologi dari host dan faktor lingkungan
yang erat hubungannya dengan genetika. Beberapa faktor yang
mempengaruhi risiko karies adalah faktor lingkungan, faktor host,

8
9

faktor koloni bakteri dan waktu. Faktor lingkungan yang


dipengaruhi oleh diet atau makanan, kebersihan mulut, dan
fluoridasi. Kolonisasi bakteri penyebab karies, S. mutans, dan
faktor host dipengaruhi oleh aliran saliva, kapasitas buffer saliva,
posisi gigi, karakteristik permukaan email gigi, dan kedalaman
fissure pada gigi posterior (Soesilawati, 2020).

2.1.1.2. Anatomi Gigi


Pertumbuhan gigi diawali dengan perkembangan dari
maksila (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah). Pertumbuhan
rahang atas dan rahang bawah disiapkan untuk tumbuhnya gigi.
Gigi sudah terbentuk sejak usia 6 minggu dalam kandungan bagian
gigi yang terbentuk yaitu dentin (lapisan di bawah email) sebanyak
10 buah tiap rahangnya (atas bawah). Pergantian gigi terjadi antara
usia 6-14 tahun. (Tarigan, 2016).
Gambar 2.1
Anatomi gigi

Sumber: (Tarigan, 2016).

Struktur gigi pada manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu


mahkota dan akar. Mahkota merupakan bagian gigi yang terlihat di
dalam mulut, sedangkan akar merupakan bagian yang tertanam
pada tulang rahang (Tarigan, 2016).
1.6. Mahkota: bagian rahang yang menonjol.
1.7. Leher: bagian yang terletak di antara mahkota dan akar gigi.
1.8. Akar : bagian yang tertanam di rahang.
10

1.9. Email: dikenal dengan nama “enamel”, merupakan jaringan


yang berfungsi melindungi tulang gigi dengan zat yang
sangat keras yang terdapat pada bagian luar gigi manusia.
Warna enamel gigi sebenarnya tidak sepenuhnya putih,
sebagian besar lebih ke arah abu-abu dan semi-transparan.
Kecuali pada kondisi enamel yang tidak normal, seringkali
menghasilkan warna yang menyimpang dari warna normal
enamel dan cenderung mengarah ke warna yang lebih gelap.
1.10. Tulang: dikenal dengan sebutan “Dentin” yaitu tulang
merupakan lapisan yang berada di lapisan setelah email.
Dentin merupakan bagian terluas dari struktur gigi, menutupi
seluruh panjang gigi mulai dari mahkota hingga akar. Dentin
pada mahkota gigi dilapisi oleh enamel, sedangkan dentin
pada akar gigi dilapisi oleh semen.
1.11. Rongga gigi: rongga yang di dalamnya terdapat kapiler dan
serabut saraf.
1.12. Semen: dikenal dengan sebutan “Cementum”, adalah bagian
dari akar gigi yang menyatu dan berbatasan langsung dengan
bagian tulang rahang tempat tumbuhnya gigi manusia.
Seperti halnya enamel yang melapisi dentin, semen juga
melapisi dentin tetapi untuk dentin pada akar gigi.

2.1.1.3. Macam dan Fungsi Gigi


Tarigan (2016) menyebutkan, gigi manusia sesuai dengan
fungsinya dikenal empat bentuk yaitu:
1) Gigi seri: gigi ini ada empat buah di atas dan empat buah di
bawah. Seluruhnya berjumlah delapan, terletak di depan,
berfungsi untuk memotong dan menggiling makanan. Gigi seri
susu mulai tumbuh pada bayi berkisar antara usia 4 hingga 6
bulan, kemudian diganti dengan gigi seri permanen pada usia 5
hingga usia 6 tahun pada rahang bawah dan pada usia 7 hingga 8
tahun pada rahang atas.
11

2) Gigi taring: gigi ini ada empat buah, di atas dua buah dan
dibawah dua buah, terletak di sudut mulut. Bentuk mahkotanya
meruncing, berfungsi untuk mencabik makanan. Gigi ini diganti
dengan gigi caninus permanen pada usia 11 hingga 13 tahun.
3) Geraham kecil: merupakan pengganti gigi geraham sulung.
Letak gigi ini di belakang gigi taring, berjumlah delapan, empat
di atas dan empat di bawah yaitu dua berada di kanan dan dua
berada di kiri. Berfungsi membantu atau bersama dengan
geraham besar menghaluskan makanan. Umumnya tumbuh pada
usia 10 hingga usia 11 tahun.
4) Geraham besar: gigi ini terletak di belakang di belakang gigi
geraham kecil, jumlahnya 12, di atas enam dan dibawah enam.
Masing-masing tiga buah, permukaannya lebar dan bertonjol-
tonjol. Fungsinya untuk menggiling makanan.

2.1.1.4. Etiologi atau Penyebab Karies Gigi


a. Faktor di dalam mulut
1) Host (Saliva dan Gigi)
Gigi sebagai tuan rumah terhadap karies yaitu faktor
morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel,
faktor kimia, dan kristalografis. Pit dan fissure pada gigi
posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa
makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit
dan fissure yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang
kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan
membantu perkembangan karies gigi (Suryani dkk., 2019).
Saliva merupakan sistem pertahanan utama terhadap
karies. Saliva disekresi oleh tiga kelenjar utama saliva yaitu
glandula parotid, glandula sub mandibularis, dan glandula
sublingualis serta beberapa kelenjar saliva kecil. Sekresi
saliva akan membasahi gigi dan mukosa mulut sehingga gigi
dan mukosa tidak menjadi kering. Saliva membersihkan
rongga mulut dari debris-debris makanan sehingga bakteri
12

tidak dapat tumbuh dan berkembang biak (Cahyadi dkk.,


2018).
2) Substrat Karbohidrat
Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi
terjadinya pembentukan plak pada gigi karena akan
berpengaruh pada proses perkembangbiakan dan kolonisasi
mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel gigi.
Selain itu, dapat bisa mempengaruhi kondisi metabolisme
bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang
diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang
aktif yang menyebabkan timbulnya karies (Mieke, 2019).
3) Mikroorganisme
Plak gigi memiliki peranan penting dalam
menyebabkan terjadinya karies. Plak merupakan suatu
lengketan yang berisi bakteri beserta produk produknya, yang
terbentuk pada semua permukaan gigi. Bakteri dalam mulut
akan melakukan proses peragian (proses fermentasi) terhadap
karbohidrat sebagai sisa-sisa makanan dalam mulut (Mieke,
2019).
4) Waktu
Pengertian waktu adalah kecepatan terbentuknya
karies serta lama dan frekuensi substrat menempel di
permukaan gigi. Jika pH dalam mulut tetap cukup tinggi
untuk waktu yang cukup, maka remineralisasi enamel
mungkin terjadi. Namun jika asam terlalu besar, maka akan
mendominasi demineralisasi dan enamel menjadi lebih
berpori sampai akhirnya terbentuk lesi karies. Jadi secara
keseluruhan, karies gigi akan terjadi pada saat proses
demineralisasi melebihi remineralisasi (Cahyadi dkk., 2018).
b. Faktor di luar mulut
1) Pengetahuan
Manusia atau individu menjalani proses tumbuh dan
13

berkembang yang akan mempengaruhi kualitas kehidupannya.


Terciptanya manusia tidak semata-mata terjadi begitu saja.
Untuk menciptakan pemahaman memerlukan proses bertingkat
dari pengetahuan, ilmu, pengalaman dan filsafat (Notoatmodjo,
2010). Pengetahuan orang tua merupakan suatu hal yang
sangat penting dalam mendasari terbentuknya sikap dan
perilaku yang mendukung terhadap kesehatan gigi dan mulut
anak. Ibu dengan pengetahuan rendah mengenai karies gigi
merupakan faktor perilaku yang tidak mendukung kebersihan
gigi dan mulut anak sehingga dapat meningkatkan risiko
terjadinya karies gigi pada anak (Hamadi dkk., 2015).
Pengetahuan ibu yang baik pasti akan berdampak pada
proses membimbing, memberikan perhatian, memberikan
pengertian, pengawasan terhadap perawatan kesehatan gigi
pada anak, dan menyediakan fasilitas agar anak dapat
memelihara kebersihan giginya. Peran seorang ibu terhadap
bagaimana menjaga kebersihan gigi dan mulut merupakan hal
utama dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut (Rompis dkk.,
2019).
Ibu menganggap karies bukan masalah serius bagi
kesehatan gigi anak. Kebanyakan ibu belum mengetahui cara
memilih sikat gigi yang baik, kapan waktu yang tepat untuk
sikat gigi yang baik, dan kapan harus memeriksakan gigi anak
secara rutin dan membiasakan sehingga hal itu dapat menjadi
faktor penyebabnya karies gigi pada anak usia prasekolah
(Sholekhah, 2021).
2) Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia
itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas
seperti berbicara, berjalan, menangis, bekerja membaca dan
sebagainya. Perilaku manusia adalah semua tindakan,
kegiatan atau aktivitas manusia baik yang diamati langsung
14

maupun tidak langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2010).


Kebersihan gigi dan mulut menduduki urutan pertama
sebagai penyebab timbulnya karies karena rendahnya
persentase perilaku kebersihan gigi dan mulut seperti
menyikat gigi yang belum baik (Indrianingsih dkk., 2018).
Selain dipengaruhi oleh faktor lokal penyebab
penyakit gigi dan mulut yaitu plak pada gigi yang disebabkan
karena banyak mengkonsumsi makanan manis atau
kariogenik, lunak dan mudah melekat seperti permen dan
coklat. Keadaan gigi susu menentukan kondisi gigi tetap yang
akan diganti. Permasalahan yang sering terjadi pada anak usia
pra sekolah khususnya anak usia 4-6 tahun adalah perilaku
mengkonsumsi minuman manis, namun tidak dibarengi
dengan perilaku menggosok gigi (Indrianingsih dkk., 2018).
Perilaku menyikat gigi meliputi rutinitas menyikat
gigi, frekuensi menyikat gigi, waktu menyikat gigi, teknik
menyikat gigi yang benar dan jenis pasta gigi. Pemilihan
sikat gigi untuk anak sebaiknya pilihlah sikat gigi yang
berukuran kecil dengan gagang yang mudah digenggam.
Gunakan sikat gigi berbulu lembut untuk mencegah iritasi
pada gigi dan gusi. Kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau bagian dalam rongga mulut anak. Biasakan anak
menyikat gigi secara teratur sejak dini, terutama setelah
makan dan sebelum tidur malam untuk perawatan gigi yang
efektif (Mieke, 2019).
Menyikat gigi yang baik yaitu dengan gerakan pendek
dan lembut serta dengan tekanan yang ringan, fokus pada
daerah yang terdapat plak yaitu pada tepi gusi (Ramadhan,
2010). Dan waktu yang tepat untuk menggunakan benang
gigi adalah saat selesai makan atau sebelum menyikat gigi
agar sisa makanan yang menempel di gigi dapat dibersihkan
karena sikat terkadang sulit menjangkau sisa makanan di
15

sela-sela gigi (Shoheb, 2021).

3) Sikap
Sikap adalah tanggapan tertutup seseorang terhadap
rangsangan objek tertentu, yang melibatkan faktor pendapat
dan emosi yang bersangkutan. Kebanyakan orang tua tidak
mendampingi dan mendidik anaknya untuk merawat giginya
yang secara tidak langsung membiasakan anaknya untuk
malas merawat giginya (Notoatmodjo, 2012). Setiap anak
kecil senang dengan permen. Beberapa orang tua juga
membiarkan anaknya mengkonsumsi makanan manis,
padahal mereka tahu bahwa makanan manis sangat berbahaya
bagi gigi. Tidak banyak orang tua yang menyuruh anaknya
untuk menggosok gigi setelah makan atau setidaknya
berkumur dengan air setelah mengonsumsi makanan manis
(Darsini, 2017).
4) Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi berpengaruh terhadap kondisi karies
gigi pada anak. Perilaku hidup sehat dapat dipengaruhi oleh
sosial ekonomi seseorang. Beberapa faktor yang
mempengaruhi sosial ekonomi pekerjaan, pendidikan dan
pendapatan. Pekerjaan menentukan status sosial ekonomi
karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi.
Pendidikan yang lebih tinggi memiliki sifat yang positif
tentang perilaku kesehatan dan mempromosikan perilaku
hidup sehat (Purwati dkk., 2018). Pendapatan keluarga yang
memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena
orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik
primer maupun sekunder. Sedangkan bekerja adalah suatu
kebutuhan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupan
dan keluarganya (Darsini, 2017).

2.1.1.5. Tanda dan Gejala Karies Gigi


16

Tanda dan gejala karies gigi adalah adanya demineralisasi


jaringan karies gigi diikuti oleh pembusukan bahan organik. Ada
banyak tanda awal pembusukan termasuk adanya bintik atau tanda
bercak putih seperti kapur dan tidak ada gejala yang terlihat.
Seiring kemajuan kondisi, bintik-bintik putih berkapur akan
terbentuk menjadi coklat atau hitam dan akhirnya berubah menjadi
gigi berlubang atau lubang pada gigi. Sebelum rongga terbentuk,
prosesnya reversibel. Namun begitu terbentuk gigi berlubang maka
kerusakan yang terjadi pada gigi tersebut adalah permanen. Saat
proses kerusakan gigi berlangsung, itu akan muncul nyeri dan
kematian jaringan gigi. Rasa sakitnya bisa bertambah parah jika
gigi terpapar makanan atau minuman panas, dingin, manis atau
asam (Bebe dkk., 2018).
Indikasi terjadinya karies gigi adalah kondisi demineralisasi
jaringan keras gigi yang diikuti dengan penghancuran bahan
organik. Tanda-tanda karies gigi adalah bintik-bintik coklat
kekuningan pada gigi yang tidak dibersihkan, gigi sensitif terhadap
rangsangan dingin dan panas, dan sakit gigi. Tanda-tanda karies
gigi yaitu lesi bercak putih, lesi coklat, dan kilap yang
membuktikan telah terjadi proses karies. Namun, peristiwa
demineralisasi berakhir yang meninggalkan noda, bintik-bintik
coklat pudar, sakit gigi, dan nyeri ketika gigi disentuh oleh
rangsangan dingin, panas, asin, dan manis. Sakit gigi berhenti ± 1-2
detik setelah stimulus dihilangkan, dan menimbulkan bau mulut
(Soesilawati, 2020).

2.1.1.6. Proses Pembentukan karies gigi


Berkembangbiaknya bakteri didalam mulut akan mengubah
gula dan karbohidrat yang dimakan menjadi asam bakteri tersebut
dinamakan Streptococcus. Bakteri ini nantinya membentuk suatu
lapisan lunak dan lengket yang dinamakan sebagai plak yang
menempel pada gigi. Nantinya sebagian plak pada gigi ini biasanya
sangat mudah menempel pada permukaan kunyah gigi, sela-sela
17

gigi, keretakan pada permukaan gigi, dan bataan antara gigi dan
gusi (Andayasari dkk., 2017).
Kerusakan pada gigi dapat terjadi karena demineralisasi
lebih besar dari pada proses remineralisasi. Lubang kecil pada
permukaan email yang awalnya tidak terlihat dibentuk oleh plak
yang erosi pada gigi. Apabila email berhasil ditembus maka dentin
yang lunak dibawahnya akan terkena. Peradangan pulpa akan
terjadi apabila bakteri yang sensitif sampai ke pulpa dan pembuluh
darah dalam pulpa akan membengkak sehingga timbul rasa nyeri
yang akan dirasakan oleh anak (Suratri dkk., 2017).

2.1.1.7. Klasifikasi Karies Gigi


a. Karies gigi berdasarkan stadium
Klasifikasi berdasarkan stadium dibagi menjadi 3 yaitu
(Tarigan, 2016):
1) Karies Superfisialis
Karies Superfisialis merupakan karies yang baru
mengenai bagian terluar gigi (Enamel) dan belum mengenai
dentin. Gejala yang dirasakan oleh anak penderita karies
superfisialis yaitu terkadang anak merasakan sakit yang
hilang timbul.
Gambar 2.2
Karies Superfisialis

Sumber: (Tarigan, 2016)


2) Karies Media
Karies media merupakan karies yang telah mengenai
18

dentin tapi belum mengenai setengah dentin. Gejala yang


dirasakan oleh anak yang mengalami karies media antara lain
biasanya anak merasa sakit bila gigi terkena rangsangan
dingin, makanan asam dan manis.
Gambar 2.3
Karies Media

Sumber: (Tarigan, 2016)

3) Karies Profunda
Karies profunda merupakan karies yang telah
mengenai setengah dentin bahkan ke pulpa. Gejala yang
dirasakan oleh anak yang mengalami karies profunda antara
lain biasanya anak merasa sakit secara tiba-tiba tanpa
rangsangan apapun secara terus menerus. Apabila tidak
segera diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk
perawatan selanjutnya akan lebih lama dibandingkan karies-
karies lainnya.
Gambar 2.4
Karies Profunda

Sumber: (Tarigan, 2016)


19

b. Karies Berdasarkan Lokalisasi


Gambar 2.5
Karies berdasarkan lokalisasi

Sumber: (Tarigan, 2016)

Karies berdasarkan lokalisasi dibagi menjadi 6 (Tarigan, 2016):


1) Kelas 1: Karies gigi yang mengenai permukaan oklusal gigi
posterior.
2) Kelas 2: Karies gigi yang sudah mengenai oklusal dan bagian
aproksimal gigi posterior.
3) Kelas 3: Karies gigi yang mengenai bagian aproksimal gigi
anterior.
4) Kelas 4: Karies gigi yang sudah mengenai bagian aproksimal
dan meluas ke bagian incisal gigi anterior.
5) Kelas 5: Karies gigi yang mengenai bagian servikal gigi.
6) Kelas 6: Kavitas pada bagian ujung cusp atau pada bagian
incisal edge.

2.1.1.8. Dampak Karies Gigi


Kualitas hidup terkait kesehatan atau yang dikenal dengan
istilah Health Related Quality of Life dikembangkan untuk menilai
dampak fisik, psikologis, dan social dari kondisi kesehatan
individu. Terkait kesehatan gigi dan mulut dikenal dengan istilah
Oral Health Related Quality of Life yang di definisikan sebagai
gagasan yang mencerminkan kesehatan dan kenyaman saat makan,
tidur dan terlibat dalam interaksi sosial, harga diri, dan kepuasan
20

seseorang yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut


(Apro dkk., 2020).
Dampak karies akan mempengaruhi kualitas pembelajaran
ketika di kelas jika anak mengalami nyeri pada giginya. Dampak
lain yang muncul karena karies adalah anak dapat mengalami
infeksi akut ataupun kronis, bahkan dapat menimbulkan kecacatan.
Karies juga akan berpengaruh terhadap kualitas tidur anak dan pola
makan anak karena rasa nyeri yang ditimbulkan pada saat kondisi
gigi bermasalah. Kondisi ini akan mempengaruhi nutrisi,
pertumbuhan dan pertambahan berat badan anak (Mukhbitin,
2018).
Rasa sakit sakit yang ditimbulkan ketika sudah terdapat
kondisi karies dapat bertambah akibat mengonsumsi makanan atau
minuman manis, bersuhu panas ataupun dingin. Orang tua sangat
berperan dalam membentuk perilaku anak. Sikap dan perilaku
orang tua, terutama ibu, dalam pemeliharaan kesehatan gigi
memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku anak
Eddy & Mutiara, 2015). Seseorang yang kehilangan gigi akibat
karies akan mengalami masalah pengunyahan dan akan merasakan
malu dalam tingkat tertentu akan berdampak pada penampilan diri
yang akan membatasi interaksi sosial dan komunikasi (Bebe dkk.,
2018).

2.1.1.9. Pencegahan Karies Gigi


Karies atau gigi berlubang dapat diketahui dengan
mengetahui faktor penyebabnya salah satunya adalah
menghilangkan plak gigi. Pencegahan karies gigi bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup gigi, sehingga dapat dipertahankan
selama mungkin di dalam rongga mulut dalam keadaan sehat.
Proses pembentukan karies gigi membutuhkan waktu berbulan-
bulan atau bertahun-tahun untuk merusak bentuk dan fungsi gigi
(Hamsar & Ramadhan, 2020).
Pencegahan karies gigi dapat dilakukan dalam tiga tahap,
21

yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer


bertujuan untuk mencegah penyakit dan menjaga keseimbangan
fisiologis. Pencegahan sekunder bertujuan untuk mendeteksi dini
karies dan mengintervensi untuk mencegah kelanjutan penyakit.
Tersier bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit yang akan
menyebabkan hilangnya fungsi pengunyahan dan gigi (Norlita
dkk., 2020).
1) Pencegahan Primer
Pelayanan primer akan diarahkan pada tahap pre-
patogenesis. Merupakan pelayanan untuk mencegah timbulnya
penyakit. Hal ini ditandai dengan upaya meningkatkan
kesehatan (health promotion) dan memberikan perlindungan
khusus (specific protection). Macam-macam pencegahan primer
seperti pengaturan diet makanan, pemakaian fluor dan
pencegahan plak. Diet makanan salah satu faktor utama
permulaan perkembangan terjadinya karies sehingga pemilihan
diet penting untuk diperhatikan orang tua pada pemilihan
kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi
anak. Frekuensi makan makanan mengandung gula dan
permukaan yang lengket atau bersifat kariogenik seperti kue
bolu, brownis, yang berpengaruh terhadap kerusakan gigi
(Norlita dkk., 2020).
Pemakaian fluorida pada pasta gigi berfungsi untuk
menghambat pembentukan asam enzim oleh bakteri,
menghambat kerusakan email lebih lanjut, dan membantu
remineralisasi pada lesi karies. Tepung dapat diberikan dalam
bentuk fluoridasi air minum, pasta gigi, obat kumur, dan tablet
tepung. Kemudian Pengendalian plak dapat dilakukan dengan
cara mekanis yaitu dengan menyikat gigi dan menggunakan alat
bantu lainnya seperti benang gigi, tusuk gigi dan sikat sela gigi
serta dengan cara kimiawi yaitu dengan menggunakan antibiotik
dan senyawa anti bakteri lain selain antibiotik (Shoheb, 2021).
22

2) Pencegahan Sekunder
Pelayanan yang ditujukan pada tahap awal patogenesis
merupakan pelayanan pencegahan sekunder, untuk menghambat
atau mencegah penyakit agar tidak berkembang. Ditujukan pada
diagnosis dini dan pengobatan yang tepat. Sebagai contoh
perawatan gigi seperti melakukan penambalan pada lesi karies
yang kecil dapat mencegah kehilangan struktur gigi yang luas.
Dilakukan dengan melakukan pengobatan dan perawatan gigi
dan mulut serta penambalan pada gigi berlubang (Norlita dkk.,
2020).
3) Pencegahan Tersier
Pelayanan ditujukan terhadap akhir dari patogenesis
penyakit yang dikenal sebagai pencegahan tersier bertujuan
untuk mencegah kehilangan fungsi dari gigi. Kegiatannya
meliputi pemberian pelayanan untuk membatasi
ketidakmampuan (cacat) dan rehabilitasi. Pada pencegahan
tersier dilakukan tindakan seperti pemasangan gigi tiruan untuk
mempertahankan fungsi gigi yang telah dicabut (Norlita dkk.,
2020).

2.1.1.10.Pemeliharaan Kesehatan Gigi


Menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
cara meningkatkan kesehatan gigi dan mulut bukan hanya sekedar
sebagai pintu masuknya makanan dan minuman. Pemeliharaan
kesehatan gigi bertujuan untuk menjaga kondisi gigi sejak dini
agar tidak terjadi kerusakan maupun penyakit mulut saat dewasa
(Bara, 2019). Macam-macam pemeliharaan kesehatan gigi pada
anak prasekolah sebagai berikut:
1) Pemilihan Sikat Gigi
Pemilihan sikat gigi yang benar yaitu gagang
tangkainya lurus, kepala sikat kecil/sesuai dengan umur, bulu
sikat halus, permukaan bulu sikat rata, ujung bulu sikat
membulat. Gunakan sikat gigi yang berbulu halus. Sikat gigi
23

yang dipakai selama 3 bulan sebaiknya diganti karena sikat


gigi tersebut akan kehilangan kemampuannya untuk
membersihkan gigi dengan baik. Apabila kerusakan sikat gigi
terjadi sebelum berusia 3 bulan merupakan tanda bahwa saat
menggosok gigi dengan tekanan yang terlalu kuat (Dianmartha
dkk., 2018).

2) Waktu Menyikat Gigi


Kebersihan mulut yang baik mencakup waktu menyikat
gigi sesudah sarapan dan sebelum tidur pada malam hari.
Tujuan menyikat gigi pada waktu ini adalah waktu yang tepat
untuk menghilangkan pembentukan plak dan mikroorganisme
yang menempel, membersihkan gigi dari sisa makanan, dan
noda yang akan merangsang pada jaringan gingiva (Antika,
2018). Lama waktu menyikat yang direkomendasikan yaitu
sekitar 2 menit yang sudah memenuhi syarat ideal lama waktu
dalam menyikat gigi (L. Suryani, 2018).
3) Frekuensi Menyikat Gigi
Frekuensi menggosok gigi yang baik adalah 2x sehari,
yaitu setiap setelah makan pagi, dan sebelum tidur. Menyikat
gigi dua kali sehari cukup baik untuk jaringan gigi yang sehat,
tetapi untuk periodonsium yang tidak sehat disarankan untuk
menyikat gigi 3x sehari (Dianmartha dkk., 2018).
4) Pemilihan Pasta Gigi
Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride
Pasta gigi berperan penting dalam membersihkan dan
melindungi gigi dari kerusakan. Kandungan flourida dalam
pasta gigi sangat berpengaruh terhadap ketahanan enamel gigi.
Flourida merupakan bahan kimiawi yang efektif untuk
mengontrol plak pada gigi dalam mencegah terjadinya proses
remineralisasi dan memberikan pasta gigi kepada anak cukup
24

seukuran biji kacang polong (Dianmartha dkk., 2018).


5) Konsumsi Makanan Kariogenik
Penyebab penyakit gigi dan mulut yaitu plak pada gigi
disebabkan banyak mengkonsumsi makanan manis atau
kariogenik yang bersifat lunak dan mudah melekat.
Permasalahan yang sering terjadi pada anak usia pra sekolah
khususnya usia 3-6 tahun adalah kebiasaan perilaku
mengkonsumsi makanan manis yang tidak dibarengi dengan
perilaku menggosok gigi (Indrianingsih dkk., 2018) Makanan
yang mengandung gula bersifat kariogenik seperti kue bolu,
brownis, biskuit, roti selai dan lain-lain berpengaruh terhadap
kerusakan gigi. Oleh karena itu perlunya mengkonsumsi buah
dan sayur dikarenakan mengandung serat yang dijadikan
sebagai pengendali plak pada gigi secara alami (Penda &
Kaligis, 2015).
6) Pelayanan Kesehatan
Kontrol tiap 6 bulan sekali dilakukan meskipun tidak
ada keluhan pada kondisi gigi. Tujuan pada pemeriksaan gigi
adalah melakukan pemeriksaan terkait kondisi gigi seperti
pertumbuhan gigi, penambalan gigi, sehingga dapat dilakukan
perawatan sedini mungkin jika terdapat masalah pada gigi
(Penda & Kaligis, 2015).
7) Teknik Menyikat Gigi
Cara menyikat gigi yang benar yaitu memposisikan
sikat gigi membentuk sudut 45 derajat, kemudian gosok gigi
secara lembut dan perlahan dengan gerakan maju mundur atau
memutar. Sikat pada bagian dalam menuju kedepan di setiap
permukaan gigi atau mengkombinasikan beberapa teknik
menyikat gigi (Erwana, 2016).
Macam-macam metode atau teknik menyikat gigi yaitu
(Erwana, 2016):
1. Teknik Horizontal
25

Teknik ini digunakan dengan cara bulu sikat gigi


diletakkan sejajar dengan permukaan oklusal, insisal, bukal,
lingual, atau palatinal gigi dan selanjutnya digerakkan maju
mundur. Gerakan horizontal ini bisa diaplikasikan di hampir
seluruh permukaan gigi, namun diutamakan pada gigi yang
memiliki permukaan kunyah.

2. Teknik Vertikal
Pada teknik ini gerakan menyikat gigi adalah naik
turun atau keatas kebawah. Umumnya gerakan menyikat
gigi ini dilakukan dalam keadaan mulut, terbuka dan
tertutup. Keadaan mulut tertutup terjadi pada saat menyikat
gigi bagian labial dan bukal, sedangkan keadaan mulut yang
terbuka terjadi saat penyikatan permukaan gigi bagian
lingual dan palatal.
3. Teknik Roll
Teknik ini dimulai dengan menempatkan bulu sikat
gigi pada leher gusi (bagian perbatasan antara gigi dengan
gusi) dengan ujung bulu sikat menghadap ke bawah dan
bergerak 180o sampai bulu sikat gigi menghadap keatas
untuk gigi bawah. Sementara untuk gigi atas, ujung bulu
sikat gigi menghadap ke atas dulu, kemudian melengkung
180 derajat sampai menghadap kebawah. Gerakan
dilakukan secara perlahan-lahan supaya tidak merusak atau
melukai gusi. Teknik roll ini menyarankan gerakan roll
dilakukan 12 kali per gigi.
4. Teknik Charter
Teknik ini dimulai dengan menempatkan bulu sikat
menekan pada gigi dengan arah bulu sikat menghadap
permukaan kunyah/oklusal gigi, kemudian diarahkan
45derajat pada daerah leher gigi dan kepala sikat gigi
26

digetarkan. Tekan bulu sikat setelah diletakkan 45derajat


pada daerah gigi dan sela- sela gigi, untuk memastikan bulu
sikat masuk ke sela-sela gigi (interdental), kemudian
getarkan dengan gerakan memutar kecil minimal
5. Teknik Bass
Teknik bass memiliki variasi gerakan untuk gigi
depan dan belakang. Untuk gigi belakang, pertama-tama
ujung sikat dipegang sedemikian rupa sehingga bulu sikat
terletak 45derajat terhadap sumbu gigi geligi, sama seperti
teknik vertikal, roll, dan charter, dimana ujung bulu sikat
mengarah ke leher gusi. Bulu sikat selanjutnya ditekan
kearah gusi dan digerakan dengan memutar kecil sehingga
bulu sikat masuk ke daerah leher gusi dan juga terdorong
masuk di antara gigi geligi kemudian digerakkan maju
mundur, seperti teknik horizontal. Untuk gigi depan dibagi
menjadi 2 yaitu gigi depan bagian luar dan gigi depan
bagian dalam, untuk gigi depan bagian luar gerakannya
sama seperti gerakan teknik vertikal, yaitu dengan menarik
bulu sikat kearah bawah untuk gigi atas dan kearah atas
untuk gigi bawah. Sedangkan untuk gigi depan bagian
dalam, bulu dan kepala sikat diarahkan sejajar terhadap
mahkota gigi sesuai sumbu panjang gigi dan sumbu panjang
kepala sikat, yang kemudian digerakan naik turun.
6. Teknik Stillman
Teknik ini diaplikasikan dengan menekan bulu sikat
dari arah gusi ke gigi secara berulang-ulang, pada teknik
stillman bulu sikat gigi tidak dimasukkan ke dalam sulkus
atau kantung gusi. Bulu sikat diletakkan tanpa penekanan
dan selanjutnya digerakkan secara zig-zag atau bergetar dari
arah leher gigi kearah mahkota gigi.
7. Teknik Sirkular
Menggunakan gerakan sirkular, yaitu gerakan
27

memutar yang diaplikasikan seluruh gigi, baik depan


samping maupun belakang. Pada metode ini sikat digerakan
secara horizontal sementara gigi ditahan pada posisi
menggigit atau oklusi.
8. Teknik Fisiologis
Teknik ini diaplikasikan dengan meletakkan bulu
sikat tegak lurus pada permukaan gigi, dengan tangkai sikat
gigi dipegang secara horizontal atau mendatar. Selanjutnya
sikat digerakkan dari arah bawah keatas untuk gigi atas, dan
atas ke bawah untuk gigi bawah sesuai teknik horizontal.
9. Teknik Kombinasi
Teknik ini yang paling sering digunakan masyarakat
pada umumnya. Menggabungkan teknik horizontal, teknik
vertikal, dan teknik sirkular. Teknik kombinasi ini termasuk
baik karena menggunakan teknik berbeda untuk tiap gigi
berdasarkan letaknya, seperti yang seharusnya dilakukan.

2.1.2. Tingkat Pengetahuan Orang Tua


2.1.2.1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau
hasil pengetahuan seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimiliki. Dengan seiring waktu penginderaan tersebut akan
menghasilkan pengetahuan yang dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek yang dilihat. Tingkat
pengetahuan yang kurang tentang kesehatan gigi dan mulut
berpengaruh terhadap karies gigi. Sebagian besar orang tua
beranggapan bahwa gigi yang berlubang pada anak-anak sudah
umum terjadi dan tidak terlalu menjadi masalah yang serius
(Miftakhun dkk., 2016).
Semakin rendah pengetahuan seseorang, semakin rendah
pula tingkat kesadarannya untuk menjaga dan merawat
kesehatan giginya. Sehingga resiko terjadinya karies gigi akan
28

semakin tinggi. Pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi


sikap seseorang dalam kesehatan gigi dan mulutnya, sehingga
dari sikap seseorang yang baik maka dapat berpengaruh
terhadap perilaku seseorang dalam kesehatan gigi dan mulutnya,
sebaliknya perilaku yang kurang akan mengakibatkan status
kesehatan gigi yang rendah. Dengan demikian orang tua
mempunyai peranan yang penting dalam memberikan perhatian
pendidikan kesehatan gigi tentang pemeliharaan kebersihan gigi
dan mulut. (Hanifa dkk., 2021).

2.1.2.2. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan


1) Usia
Semakin cukup usia tingkat kematangan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir. Usia mempengaruhi daya
tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia
akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin
membaik . Selain itu semakin bertambahnya usia seseorang
maka makin bertambah pula tingkat pengetahuan seseorang,
seiring dengan pengalaman hidup, emosi, pengetahuan, dan
keyakinan yang lebih matang. Akan tetapi pada usia tertentu
bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat
seperti ketika berusia belasan tahun (Riyanto, 2013).
2) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi
cara pandang terhadap diri dan lingkungan yang ada
disekitarnya. Seseorang akan terlihat berbeda antara orang
yang berpendidikan tinggi dengan orang yang berpendidikan
rendah dalam menyikapi sebuah proses dan cara berinteraksi.
Pendidikan yang tinggi dapat membawa seseorang kepada
pengetahuan seseorang yang signifikan. Secara umum orang
yang berpendidikan tinggi akan mempunyai pengetahuan
yang lebih luas dibandingkan seseorang yang tingkat
29

pendidikannya rendah (Notoatmodjo, 2010).


3) Pekerjaan
Dengan bekerja seseorang dapat berbuat sesuatu hal
yang akan memiliki daya nilai, bermanfaat dan memperoleh
berbagai pengalaman dilingkungan sekitarnya. Pekerjaan
yang dijalani setiap hari akan mempengaruhi daya beli
seseorang, sehingga individu mampu memperoleh dan
mendapat sumber informasi yang lebih banyak untuk
menambah wawasan dan pengetahuan (Riyanto, 2013).
4) Informasi dan Media Massa
Informasi yang diperoleh baik secara formal maupun
non formal dapat berpengaruh dalam jangka waktu pendek.
Semakin canggihnya teknologi akan tersedia bermacam-
macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru. Informasi mempengaruhi
pengetahuan seseorang jika sering mendapatkan informasi
tentang suatu pembelajaran maka akan menambah
pengetahuan dan wawasannya (Riyanto, 2013).
5) Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap proses
masuknya pengetahuan individu. Hal ini terjadi karena
adanya interaksi timbal balik yang akan direspon sebagai
pengetahuan. Proses masuknya pengetahuan kedalam
individu timbul karena adanya interaksi timbal balik ataupun
tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh individu.
Jika lingkungan kurang baik maka pengetahuan yang didapat
akan kurang baik. Jika seseorang berada disekitar orang yang
berpendidikan maka pengetahuan yang dimiliki seseorang
akan berbeda dengan orang yang berada di sekitar orang
pengangguran dan tidak berpendidikan (Riyanto, 2013).
6) Pengalaman
Salah satu cara untuk memperoleh kebenaran
30

pengetahuan yaitu dengan cara mengulang kembali


pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang sedang dihadapi dimasa lalu. Bagaimana cara seseorang
akan menyelesaikan permasalahan dari pengalaman
sebelumnya yang telah dialami sehingga pengalaman yang
didapat bisa dijadikan sebagai sumber pengetahuan apabila
mendapatkan masalah yang sama (Nurfatimah dkk., 2019).

2.1.2.3. Ranah Pengetahuan


Ranah pengetahuan menurut Taksonomi Bloom, yaitu
sebagai berikut (Darmawan & Sujoko, 2013):
1. Pengetahuan/Knowledge (C1)
Pada tahap ini dihadapkan pada kondisi yang
menekankan pada kemampuan seseorang dalam mengingat
kembali materi yang telah dipelajari, seperti pengetahuan
tentang istilah, fakta khusus, konvensi, kecenderungan dan
urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi
dalam pembelajaran.
2. Pemahaman/Comprehension (C2)
Pada tahap ini, individu dihadapkan dengan
pemahaman yang didefinisikan sebagai kemampuan dalam
memahami materi tertentu yang dipelajari dan didapat dalam
proses belajar.
3. Penerapan/Application (C3)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan individu
dalam menerapkan informasi pada situasi nyata, individu
mampu menjalankan dan menerapkan pemahamannya
dengan cara menggunakannya secara nyata.
4. Analisis/Analysis (C4)
Analisis dapat diartikan sebagai kemampuan
seseorang dalam menguraikan suatu materi menjadi
komponen- komponen yang lebih jelas.
31

5. Sintesis/Synthesis (C5)
Sintesis adalah kemampuan dalam memproduksi dan
mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah
struktur yang unik. Kemampuan ini dapat disajikan dalam hal
yang berkaitan dengan adanya produksi komunikasi yang
unik, dan rencana atau kegiatan yang utuh.
6. Evaluasi/Evaluation (C6)
Evaluasi dapat diartikan sebagai kemampuan individu
dapat menilai manfaat dari suatu hal untuk tujuan tertentu
berdasarkan kriteria yang jelas.

2.1.2.4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan


Notoatmodjo (2014) menyebutkan, pengetahuan dapat
diukur dengan cara sebagai berikut:
1. Wawancara Terbuka dan Wawancara Tertutup: wawancara
terbuka yaitu pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka, dan
responden boleh menjawab sesuai dengan pendapat atau
pengetahuan individu. Sedangkan wawancara tertutup yaitu
wawancara dengan jawaban responden atas pertanyaan yang
diajukan telah tersedia dalam opsi jawaban.
2. Angket Terbuka dan Tertutup: seperti halnya wawancara,
angket juga dalam bentuk terbuka dan tertutup. Instrumen
atau alat ukur sama seperti wawancara, hanya jawaban
responden disampaikan melalui tulisan.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden ke
dalam pengetahuan yang ingin diukur dan disesuaikan dengan
tingkatannya. Adapun jenis pertanyaan yang dapat digunakan
untuk pengukuran pengetahuan secara umum dibagi menjadi 2
yaitu (Arikunto, 2010):
1) Pertanyaan Subjektif: Penggunaan pertanyaan subjektif
dengan jenis pertanyaan essay digunakan dengan penilaian
32

yang melibatkan faktor subjektif dari penilai


2) Pertanyaan Objektif: Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan
ganda, betul salah dan pertanyaan menjodohkan dapat dinilai
secara pasti oleh peneliti.

2.1.3. Konsep Anak Usia Prasekolah


2.1.3.1. Pengertian anak usia prasekolah
Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia antara 3
sampai 6 tahun. Pada periode ini pertumbuhan fisik melambat
dan perkembangan psikososial serta kognitif mengalami
peningkatan. Usia prasekolah disebut the wonder years yaitu
masa dimana seorang anak memiliki rasa keingintahuan yang
tinggi. Mereka mulai mengembangkan rasa ingin tahunya dan
banyak belajar bagaimana menjadi teman, berinteraksi dengan
lingkungan, mengendalikan tubuh dengan baik (Mansur, 2019).
Anak prasekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun,
pada masa ini anak-anak senang berimajinasi dan percaya
bahwa mereka memiliki kekuatan. Pada usia prasekolah, anak
membangun kontrol sistem tubuh seperti kemampuan ke toilet,
berpakaian, dan makan sendiri (Jahirin, 2019).
Pada saat anak mencapai usia prasekolah (3-6 tahun)
sudah ada ciri-ciri yang jelas membedakan antara masa bayi dan
usia prasekolah. Perbedaan ini dapat dilihat pada penampilan,
proporsi tubuh, berat dan tinggi badan, serta keterampilan yang
dimiliki dikuasai. Pada anak usia prasekolah, otot-otot tubuh
yang tumbuh sudah muncul memungkinkan mereka melakukan
keterampilan motorik halus dan motorik kasar. Semakin
bertambah usia, rasio bagian tubuh anak akan berubah. Gerakan
anak prasekolah lebih terkontrol dan terorganisir. Perilaku ini
terbentuk memungkinkan anak untuk menanggapi berbagai
33

situasi. Pertumbuhan gigi anak prasekolah mencapai 20 buah,


dimana gigi susu tanggal pada akhir usia prasekolah dan gigi
permanen tidak akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun.
Otot dan sistem kerangka akan terus tumbuh bersama-sama
dengan usia mereka. Kepala dan otak anak prasekolah telah
mencapai 90% ukuran manusia dewasa (Nurhayati, 2015).

2.1.3.2. Perkembangan anak usia prasekolah


Perkembangan adalah rangkaian perubahan atau
peningkatan kapasitas yang teratur menuju tahap perkembangan
selanjutnya misalnya berfikir, berperasaan, dan bertingkah laku
pada tingkat yang lebih tinggi (Marinda, 2017).

2.1.3.3. Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolah


Pada dasarnya tugas perkembangan yang hendaknya
dilalui oleh setiap individu sesuai periode tertentu. Tugas
perkembangan yang hendaknya dijalani pada periode ini
menurut Hurlock (2010), antara lain:
1) Anak mampu mempelajari keterampilan fisik yang
diperlukan untuk permainan yang umum.
2) Membangun sifat yang sehat sebagai diri sendiri yang
sedang tumbuh dan berkembang.
3) Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya.
4) Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang
tepat.
5) Menggunakan keterampilan dasar belajar membaca, menulis
dan berhitung.
6) Mengembangkan hati nurani, pengertian, moral, dan
tingkatan nilai.
7) Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan
lembaga.
8) Mencapai kebebasan pribadi.
34

2.2. Kerangka Teori Penelitian


Kerangka teori ini mengacu pada telaah pustaka yang ada, hubungan
tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian karies gigi pada anak usia pra
sekolah. Dengan kerangka teori sebagai berikut:

Skema 2.1
Kerangka Teori Penelitian

Tingkat pengetahuan ibu


terhadap karies gigi

Pengetahuan ibu Karies gigi

Pengetahuan adalah hasil karies gigi adalah kejadian infeksi


penginderaan manusia, atau hasil yang berasal dari bakteri, dan
pengetahuan seseorang terhadap menyebabkan demineralisasi
objek melalui indera yang dimiliki. jaringan pada gigi

Faktor yang mempengaruhi:


Faktor yang mempengaruhi: usia, 1. Dari dalam mulut (saliva dan
pendidikan, pekerjaan, informasi gigi, subtrat karbohidrat,
dan media massa, lingkungan , mikroorganisme, waktu).
pengalaman 2. Dari luar mulut (pengetahuan,
sikap, perilaku, sosial ekonomi)

Ranah Pengetahuan
Pencegahan karies gigi
1. Pencegahan primer
Pengetahuan 2. Pencegahan sekunder
3. Pencegahan Tersier
Pemahaman

Pemeliharaan Kesehatan Gigi


Penerapan 1. Pemilihan sikat gigi
2. Waktu menyikat gigi
Analisis 3. Frekuensi menyikat gigi
4. Pemilihan pasta gigi
5. Konsumsi makanan kariogenik
Sintesis
6. Pekayanan kesehatan
7. Teknik menyikat gigi
Evaluasi
35

Sumber: Kerangka teori modifikasi dari penelitian Putri (2021), Mieke (2019),
Agustin, dkk (2015), Oktafiyanti (2018)

2.3. Kerangka Konsep


Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep
yang akan diukur maupun diamati dalam suatu penelitian. Sebuah kerangka
konsep haruslah dapat memperlihatkan hubungan antara variabel-variabel
yang akan diteliti (Nasution, 2020)
Skema 2.2
Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat


(Independent) (Dependent)

Pengetahuan ibu tentang


Karies Gigi
pemeliharaan kesehatan gigi

2.4. Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan sebuah pernyataan berupa dugaan
yang terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih (Trisliatanto, 2020).
Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ho: Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian
karies gigi pada anak usia prasekolah.
2. Ha: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian karies
gigi pada anak usia prasekolah.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain dan Metode Penelitian


Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang peneliti susun
untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain
penelitian bertujuan untuk membantu peneliti mendapatkan jawaban dari
pertanyaan penelitian dengan objektif, akurat serta hemat (Setiadi, 2013).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
korelasi dengan menggunakan metode cross sectional (potong lintang).
Desain penelitian deskriptif korelasi merupakan metode penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui hubungan atau korelasi antar variabel
independen dan variabel dependen diindentifikasi pada satuan waktu. Metode
cross sectional adalah jenis penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor-faktor resiko dan efek dengan cara pendekatan, observasi, atau
pengumpulan data dan sekaligus dilakukan pada saat penelitian
(Notoatmodjo, 2018).
Variabel independent (variabel bebas) merupakan variabel yang
menjelaskan atau mempengaruhi timbulnya variabel dependen. Variabel
dependent (variabel terikat) merupakan variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi karena adanya variabel bebas (Alhamda, 2018). Desain
penelitian digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independent (pengetahuan ibu) dengan variabel dependent kejadian karies
gigi.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian


3.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal sampai dengan
seminar hasil, yaitu dari bulan Januari 2023 sampai dengan bulan Juli
2023. Jadwal penelitian selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini

37
38

Tabel 2.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Waktu Penelitian
Feb Mar Apr Mei Jun Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Revisi
Proposal
Pelaksanaan
Penelitian
Pengolahan
Data
Seminar
Hasil
Perbaikan
Hasil
Penyerahan
Hasil

3.2.2. Tempat Penelitian


Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Kelurahan
Simpang Baru, Kecamatan Bina Widya, Kota Pekanbaru. Lokasi ini
dipilih berdasarkan data yang didapatkan di Dinas Pendidikan Kota
Pekanbaru dengan populasi terbanyak di Kelurahan Simpang Baru,
Kecamatan Bina Widya, Kota Pekanbaru. Peneliti mengambil salah satu
TK dari hasil cluster dengan jumlah populasi terbanyak sebanyak 135
anak di Taman Kanak-Kanak Az-zuhra usia 3-6 tahun (Dapodik, 2023).

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek penelitian atau totalitas dari semua
objek yang akan diteliti (Hernaeny, 2021). Populasi pada penelitian ini
adalah ibu yang mempunyai anak usia prasekolah di Taman Kanak-
Kanak Az-zuhra, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Bina Widya Kota
39

Pekanbaru dengan jumlah populasi 123 anak usia 3-6 tahun (Data TK
Az-zuhra, 2023).

3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sumargo, 2020).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
dengan klaster terhadap kelompok, bukan terhadap subjek secara
individual (Nugroho, 2018). Peneliti menggunakan teknik ini disebabkan
oleh banyaknya jumlah Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Bina Widya,
Peneliti mengelompokkan Taman Kanak-Kanak berdasarkan kelurahan
di Kecamatan Bina Widya. Peneliti memilih salah satu Taman Kanak-
Kanak dengan jumlah populasi 135 anak usia 3-6 tahun. Metode pada
penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Sugiyono (2019)
menyebutkan, sensus atau total sampling adalah teknik pengambilan
sampel dimana seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 123 anak pra sekolah dengan usia
3-6 tahun dengan ibu yang bersedia menjadi responden dan bersedia
anaknya dilakukan observasi.
Adapun kriteria inklusi sampel pada penelitian ini yaitu:
a) Ibu dari murid Taman Kanak-Kanak usia 3-6 tahun.
b) Ibu sehat jasmani dan rohani.
c) Ibu bersedia menjadi responden dan bersedia anaknya untuk di
dilakukan pengamatan karies gigi (observasi gigi).

3.4. Definisi Operasional


Definisi operasional adalah variabel penelitian yang telah dilakukan
berdasarkan karakteristik yang akan diamati. Dalam menentukan definisi
operasional harus berdasarkan parameter ukuran dalam penelitian. Definisi
operasional menjelaskan variabel berdasarkan skala pengukuran masing
masing variabel tersebut (Donsu, 2016). Definisi operasional dalam penelitian
ini dapat dilihat pada tabel berikut:
40

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Skala Hasil


Penelitian Operasional Ukur Data Ukur
Tingkat Tingkat Kuesioner Ordinal Kriteria:
Pengetahuan pemahaman a. Pengetahuan
ibu dalam menjaga baik bila 76 –
dan memelihara 100% dengan
kesehatan gigi benar dari
dan mulut pada total jawaban
anak secara b. Pengetahuan
baik dan benar cukup bila 56
–75% dengan
benar dari
total jawaban
c. Pengetahuan
kurang bila
<56% dengan
benar dari
total jawaban
(Arikunto,
2013)
Kejadian Kejadian karies Observasi Nominal Kejadian karies
karies gigi gigi adalah gigi
pada anak masalah a. “Karies” : 1 =
kesehatan gigi Jika terdapat
pada anak usia 1 atau lebih
pra sekolah di gigi yang
taman kanak- karies
kanak, b. “Tidak
Kelurahan karies” : 0 =
Simpang Baru, jika tidak ada
Kecamatan sama sekali 1
Bina Widya gigi atau
lebih yang
tidak
menunjukkan
ciri-ciri karies

3.5. Alat Pengumpulan Data


Alat pengumpul data merupakan alat yang membantu peneliti dalam
meneliti dan digunakan peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah. Alat pengumpulan data
yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner. Kuesioner merupakan
41

suatu cara pengumpulan data yang menyesuaikan tujuan penelitian yang


mana respondennya hanya perlu memberi jawaban (Notoatmodjo, 2018).
Dalam kuesioner terdapat 3 bagian dari kuesioner yakni:
3.5.1. Kuesioner A (Data demografi/identitas diri)
Kuesioner A merupakan instrumen untuk mendapatkan gambaran
responden. Kuesioner A berisi tentang karakteristik responden ibu berupa
data demografi (usia, pendidikan, pekerjaan) dan data karakteristik anak
(jenis kelamin dan usia). Diisi oleh responden dengan mengisi
pertanyaan yang telah disediakan sesuai dengan jawaban responden.
3.5.2. Kuesioner B (Pengetahuan ibu)
Instrumen ini untuk mengukur pengetahuan ibu sejauh mana
pengetahuan ibu mengenai karies gigi dan pemeliharaan kesehatan gigi.
Responden diberikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner mengenai
tingkat pemahaman dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan
mulut secara baik dan benar. Dengan jumlah soal sebanyak 20
pertanyaan, dengan pilihan jawaban “Benar” atau “Salah”. Kriteria skor
pengetahuan baik bila 76–100% dengan benar dari total jawaban,
pengetahuan cukup bila 56–75% dengan benar dari total jawaban dan
pengetahuan kurang bila <56% dengan benar dari total jawaban. Kisi-kisi
pertanyaan untuk tingkat pengetahuan ibu mengenai pemeliharaan
kesehatan gigi terhadap kejadian karies gigi adalah:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian

Item
No Indikator Jumlah
Favorable Unfavorable
1 Pengertian Karies gigi 1 2 2
2 Penyebab karies gigi 3 4 2
3 Tanda dan gejala karies 5 6 2
4 Pemilihan sikat gigi 7 8 2
5 Waktu menyikat gigi 9 10 2
6 Frekuensi menyikat gigi 11 12 2
7 Pemilihan pasta gigi 13 14 2
8 Makanan kariogenik 16 15 2
9 Pelayanan Kesehatan 17 18 2
10 Teknik menyikat gigi 19 20 2
Jumlah 10 10 20
42

Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas kepada 20


responden sesuai dengan karakteristik penelitian yaitu kepada ibu yang
memiliki anak usia pra sekolah 3-6 tahun pada tanggal 19-24 Mei 2023.
Uji Validitas adalah cara untuk mengukur sejauh mana ketepatan suatu
alat ukur dalam mengukur suatu data (Hastono, 2016). Setiap item
variabel dikatakan valid apabila diperoleh nilai r hitung > r tabel
(Hastono, 2016). Reliabilitas adalah alat ukur yang menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih kepada responden (Hastono, 2016). Reliabilitas dapat
diketahui dengan cara melakukan uji Cronbach Alpha (α) dengan
menggunakan ketentuan bila Cronbach Alpha (α) ≥ 0,60 maka
pernyataan tersebut dikatakan reliabel.
Uji validitas dilakukan di Taman Kanak-Kanak Laboratorium FKIP
UNRI, Kelurahan Simpang Baru. Hasil uji validitas dinyatakan valid
keseluruhan sebanyak 20 pertanyaan. Hasil yang didapatkan rentang r
hitung 0,510-0,827. Hasil output SPSS analisis korelasi didapat semua
nilai signifikansi korelasi antara item pertanyaan dengan nilai total

bernilai < α maka diambil keputusan tolak H0 yang artinya terdapat


korelasi yang signifikan antara item pertanyaan dengan total. Hasil uji
reliabilitas dilihat dari Cronbach Alpha (α) sebesar 0,919 ≥ 0,60. Nilai
hasil Cronbach Alpha (α) lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan semua
item pernyataan reliabel. Reliabilitas dapat diketahui dengan cara
melakukan uji Alpha Cronbach (α) maka pernyataan pada kuesioner
tersebut dinyatakan seluruhnya reliabel pada 20 pertanyaan.
3.5.3. Observasi
Observasi dilakukan Peneliti pada anak pra sekolah usia 3-6 tahun
di Taman Kanak-Kanak Az-zuhra menggunakan penlight dan kaca
mulut. Observasi dilakukan untuk ibu yang sudah mengisi persetujuan
informed consent penelitian, mengisi kuesioner melalui Google Form
dan menyetujui anaknya untuk di observasi. Peneliti melakukan
pemeriksaan langsung dan mengisi lembar observasi dengan kategori
perhitungan jika terdapat “Karies” = 1 jika terdapat bercak hitam dan gigi
43

berlubang pada satu gigi atau lebih dan “Tidak karies” = 0 jika hanya ada
bercak putih dan tidak ada lubang pada semua gigi. Observasi mulai
dilakukan pada minggu kedua penelitian pada tanggal 5-9 Juni 2023
dengan total 123 anak pra sekolah.

3.6. Etika Penelitian


Hidayat (2015) menyebutkan dalam melakukan penelitian hal yang
penting dalam melakukan penelitian adalah etika agar dalam suatu penelitian
tidak terjadi tindakan yang tidak etis. Karena penelitian berhubungan secara
langsung dengan manusia. Terdapat 3 prinsip dalam etika penelitian yaitu
(Sumantri, 2015):
3.6.1. Menghormati Harkat Martabat Manusia (Respecy for Persons)
Peneliti melakukan penelitian harus menghormati harkat dan
martabat subjek penelitiannya dengan mempersiapkan informed consent.
Informed consent adalah lembar persetujuan yang berisi informasi
tentang maksud dan tujuan penelitian. Responden yang sudah memahami
informasi tentang penelitian dan bersedia menjadi subjek penelitian dapat
melanjutkan persetujuan informed consent melalui google form dan jika
responden tidak bersedia maka responden bisa klik pada jawaban “tidak”
untuk pertanyaan “apakah ibu bersedia menjadi responden di penelitian
saya” pada google form.
3.6.2. Menghormati Privasi Subjek Penelitian (Respect for Privacy and
Confidentiality)
Peneliti menjelaskan kepada responden bahwa Peneliti tidak akan
menampilkan informasi mengenai identitas responden. Broadcast
Google Form memberikan penjelasan terkait privasi responden dengan
memperbolehkan responden mengisi inisial nama jika bersedia menjadi
sampel penelitian. Maka data yang akan ter-entry adalah data yang sesuai
di isi oleh responden.
3.6.3. Keadilan (Justice)
Dalam melaksanakan prinsip keadilan maka penelitian
dilaksanakan secara jujur, teliti, dan profesional. Peneliti menjelaskan
semua isi kuesioner pada google form secara jelas dan detail kepada
44

responden agar responden tidak keliru dan memberikan perlakuan yang


sama tanpa membeda-bedakan golongan, jenis kelamin, agama,
suku/etnis dan lain sebagainya.

3.7. Prosedur Pengumpulan Data


Prosedur yang dijalani oleh peneliti dalam melakukan penelitian
adalah sebagai berikut:
3.7.1. Tahap Persiapan
Penelitian dimulai dengan mengambil data penelitian khususnya
data jumlah anak usia pra sekolah yang didapatkan melalui Data Pokok
Pendidikan Tahun 2023 untuk mengetahui jumlah anak prasekolah.
Responden pada pada penelitian ini yaitu ibu yang memiliki anak usia
prasekolah 3-6 tahun di Taman Kanak-Kanak Kelurahan Simpang Baru,
Kota Pekanbaru. Peneliti melengkapi data dengan mengumpulkan data di
Dinas Pendidikan, Kota Pekanbaru. Setelah revisi proposal disetujui oleh
penguji dan pembimbing, Peneliti mengurus surat dari FKp UNRI untuk
melakukan studi pendahuluan di Taman Kanak-Kanak Laboratorium
FKIP UNRI pada tanggal 4 Mei 2023, Kecamatan Bina Widya,
Kelurahan Simpang Baru, Kota Pekanbaru. Peneliti melakukan uji
validitas dan reliabilitas kepada responden yaitu ibu yang memiliki anak
usia pra sekolah 3-6 tahun pada tanggal 19-24 Mei 2023 di Taman
Kanak-Kanak Kelurahan Simpang Baru, Kota Pekanbaru. Sebelum
penelitian dimulai, Peneliti konsul Bersama dokter gigi untuk
menentukan hasil karies gigi pada anak usia pra sekolah. Konsul
dilakukan Peneliti Bersama Drg. Hafizah secara offline dan konsul online
bersama Drg. Danu Eko Saputra.
3.7.2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian dimulai setelah surat etik dari FKp UNRI selesai dengan
nomor surat 64/UN19.5.1.8/KEPK.FKp/2023 pada tanggal 17 Mei 2023,
kemudian Peneliti memulai penelitian pada tanggal 29 Mei 2023-9 Juni
2023. Peneliti menanyakan kesediaan Kepala Sekolah untuk melakukan
penelitian di TK Az-zuhra dan menjelaskan tujuan serta prosedur
45

penelitian dengan menjamin hak-hak responden sesuai dengan prosedur


penelitian. link google form https://bit.ly/penelitian2023fkpunri
dibagikan kepada setiap wali kelas untuk di isi dan dibagikan kepada
responden, jika tidak bersedia responden bisa memilih opsi “tidak” pada
pertanyaan “apakah ibu bersedia menjadi responden pada penelitian ini”,
Jika bersedia maka responden akan mengisi data demografi sampai ke
slide pengisian kuesioner penelitian. Pada deskripsi Google Form,
Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian serta
arahan dalam pengisian. Peneliti melakukan pemeriksaan kelengkapan
kuesioner pada hasil Google Form, kemudian Peneliti melakukan
observasi karies gigi kepada anak usia pra sekolah 3-6 tahun dengan Ibu
yang sudah bersedia menjadi responden dan bersedia anaknya dilakukan
observasi. Observasi dilakukan minggu kedua penelitian pada tanggal 5-
9 Juni 2023 dengan ibu yang sudah menyetujui menjadi responden dan
sudah mengisi Google Form.
3.7.3. Tahap Akhir
Peneliti melakukan pengolahan data menggunakan program
komputer dan selanjutnya diakhiri dengan laporan hasil penelitian dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan output hasil program komputer
dengan menyajikan pembahasan penelitian.

3.8. Pengolahan Data


Setelah didapatkan data yang lengkap pada tanggal 9 juni 2023,
selanjutnya Peneliti melakukan pengolahan data. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam pengolahan data dapat dilakukan secara manual maupun
menggunakan bantuan komputer. Tahap-tahap pengolahan data yang
menggunakan komputer sebagai berikut:
3.8.1. Editing (Penyuntingan Data)
Editing merupakan kegiatan mengecek dan perbaikan isian
formulir atau lembar kuesioner tersebut yang mencakup: apakah lengkap,
dalam arti semua langkah langkah sudah diisi (Notoatmodjo, 2018).
Kuesioner Google Form yang telah di submit tidak bisa di isi ulang oleh
responden karena Peneliti meminimalisir data yang double dari
46

responden. Peneliti menginput atau mengelompokkan ulang hasil


pengisian sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan, dan men-delete
untuk responden yang tidak bersedia dan diluar karakteristik yang
dibutuhkan Peneliti.

3.8.2. Coding (Pemberian Kode)


Setelah output dilakukan pengeditan, langkah selanjutnya yaitu
melakukan pengkodean atau yang biasa disebut “coding”, yaitu
melakukan pengubahan data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2018). Pengelompokkan data serta
pemberian kode atau nilai yang dilakukan bertujuan untuk
mempermudah dalam memasukkan data dan analisis data. Peneliti
melakukan coding pada variabel karakteristik responden meliputi usia
ibu (15-24 tahun=1, 25-34 tahun=2, 35-44 tahun=3, 45-44 tahun=4),
pendidikan ibu (0= Tidak sekolah, 1= SD, 2= SMP, 3= SMA, 4=
Perguruan Tinggi), Pekerjaan ibu (1= IRT, 2= Wiraswasta, 3= karyawan
swasta, 4= Honorer, 5= PNS), usia anak (3-4 tahun=1, 4-5 tahun=2, 5-6
tahun=3), jenis kelamin anak (1= perempuan, 2= Laki-laki), pengetahuan
(1= baik, 2=cukup, 3= kurang baik), kejadian karies gigi (0= tidak karies,
1= karies).
3.8.3. Entry Data (Memasukkan Data)
Hasil pengisian atau output Google Form sudah lengkap dan
Peneliti selesai melakukan observasi, maka dilakukan pengkodingan
hasil jawaban responden dan data dimasukkan berdasarkan variabel yang
sesuai. Data dimasukkan dari kuesioner google form ke program
komputer. Data yang dimasukkan meliputi data karakteristik yang terdiri
dari usia ibu, pekerjaan ibu, pendidikan terakhir ibu, usia anak, jenis
kelamin anak, pengetahuan ibu, dan kejadian karies gigi pada anak.
3.8.4. Cleaning (Pembersihan Data)
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data
yang sudah dimasukkan. Hal ini dilakukan untuk mengecek apabila
47

terdapat kesalahan dalam melakukan pemasukkan data yaitu dengan


melihat frekuensi dari variabel-variabel yang diteliti (Notoatmodjo,
2018).
3.8.5. Processing
Data di proses dengan mengelompokkan data ke dalam variabel
yang sesuai dengan menggunakan program komputer.

3.9. Analisa Data


3.9.1. Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk mengidentifikasi atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada penelitian
ini menggunakan metode uji statistik univariat yang dilakukan pada
variabel tunggal dan dianggap terkait dengan penelitian. Dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi dan persentase (Notoatmodjo,
2018). Analisis digunakan untuk mengetahui setiap gambaran variabel
yang dinyatakan sebagai persentase dari distribusi frekuensi analisis
univariat pada penelitian ini adalah data karakteristik responden ibu
(usia, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan) dan karakteristik anak (usia,
jenis kelamin, kondisi gigi).
3.9.2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2018).
Pada penelitian ini terdiri dari variabel independent dan variabel
dependent. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independent pengetahuan ibu dengan variabel dependent
kejadian karies gigi pada anak usia prasekolah. Uji statistik pada
penelitian ini menggunakan uji alternatif chi-square yang digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel independent dengan
variabel dependent kejadian karies gigi pada anak usia prasekolah dalam
skala nominal atau ordinal. Penelitian ini menggunakan uji alternatif chi-
48

square yaitu fisher exact test dimana pada tabel 2x2 dijumpai nilai
harapan (expected value = E) < 5.
Uji statistik Chi Square pada penelitian ini tidak memenuhi syarat
apabila nilai expected count pada Chi square tidak boleh bernilai < 5,
maka peneliti menggunakan alternatif uji yang digunakan yakni Fisher
Exact. Expected count adalah frekuensi yang diproyeksikan di setiap sel
pada tabel 2x2 jika H0 benar (tidak terdapat hubungan antara variabel).
Hasil uji statistik Fisher exact test menggunakan penyederhanaan cells
menjadi 2x2 dengan tabel yang memiliki nilai Expected Count < 5 lebih
banyak dan menyederhanakan menjadi tabel 2x2. Uji Fisher exact test
digunakan karena tidak memenuhi syarat uji chi square. Hasil uji statistik

diperoleh p value 0,000 yang berarti p value < α 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yang berarti bahwa ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang pemeliharaan kesehatan gigi terhadap kejadian
karies gigi pada anak usia pra sekolah.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap kejadian


karies gigi pada anak usia pra sekolah dengan 123 responden di Taman Kanak-
Kanak Az-zuhra pada tanggal 29 Mei 2023-9 Juni 2023 didapatkan hasil sebagai
berikut:

4.1. Analisa Univariat


Analisa univariat dalam penelitian ini memaparkan mengenai
karakteristik responden ibu (usia, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan) dan
karakteristik anak (usia anak, jenis kelamin, kondisi gigi). Hasil analisis
univariat yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.1.1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu

Karakteristik Responden Frekuensi (f) Presentase (%)


Usia(Tahun)
a. 25-34 62 50,4
b. 35-44 61 49,6
Pendidikan Terakhir
a. SMP 7 5,7
b. SMA 48 39,0
c. Perguruan Tinggi 68 55,3
Pekerjaan
a. Ibu Rumah Tangga 64 52,0
b. Wiraswasta 10 8,1
c. Karyawan Swasta 20 16,3
d. Honorer 20 16,3
e. PNS 9 7,3
Total 123 100

Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa dari 123 responden,


sebagian besar responden berusia 25-34 tahun (50,4%), pendidikan
terakhir perguruan tinggi sebanyak 68 responden (55,3%), dan mayoritas
sebagai ibu rumah tangga sebanyak 64 responden (52,0%).

48
49

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Anak

Karakteristik Anak Frekuensi (f) Presentase (%)


Usia(Tahun)
a. 4-5 24 19,5
b. 5-6 99 80,5
Jenis Kelamin
a. Perempuan 51 41,5
b. Laki-Laki 72 58,5
Total 123 100

Tabel 4.2 menunjukkan sebagian besar berusia 5-6 tahun


sebanyak 99 anak (80,5%), dan mayoritas berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 72 orang (58,5%).

4.1.2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu


Tabel 4.3
Tingkat Pengetahuan Ibu

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (f) Presentase (%)


Baik 19 15,4
Cukup 100 81,3
Kurang 4 3,3
Total 123 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu mayoritas


cukup sebanyak 100 responden (81,3%). Tingkat pengetahuan baik
sebanyak 19 responden (15,4%), dan kurang sebanyak 4 responden
(3,3%).

4.1.3. Gambaran Kejadian Karies Gigi Anak


Tabel 4.4
Kejadian Karies Gigi Anak

Kondisi Gigi Anak Frekuensi (f) Presentase (%)


Karies 108 87,8
Tidak Karies 15 12,2
Total 123 100
50

Tabel 4.4 dari 123 terdapat sebanyak 108 anak (87,8%) yang
terdampak karies gigi dan 15 anak tidak karies (12,2%).

4.2. Analisa Bivariat


Analisa bivariat dalam penelitian menguraikan hubungan variabel yang
diteliti dengan tabulasi silang. Uji statistik yang digunakan adalah alternatif
dari uji chi-square yaitu fisher exact test dengan menghubungkan dua data
kategorik. Adapun variabel yang diuji pada analisa bivariat adalah variabel
independent (tingkat pengetahuan ibu) dengan variabel dependent kejadian
karies gigi pada anak usia prasekolah. Adapun hasil analisis bivariat pada
penelitian ini dapat dilihat pada uraian dan tabel dibawah ini

Tabel 4.5
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Kejadian Karies Gigi Anak

Kejadian Karies Gigi


Total p
Tingkat Pengetahuan Ibu Karies Tidak Karies
value
f % f % F %
Baik 4 21,1 15 78,9 19 100,0
Cukup 10 100,0 0 0,0 10 100,0 0,000
4 0
Total 10 87,8 15 12,2 12 100,0
8 3

Tabel 4.5 menunjukkan hasil analisis korelasi antara tingkat


pengetahuan ibu dengan kejadian karies gigi pada anak usia prasekolah 3-6
tahun, didapatkan hasil yakni pada tingkat pengetahuan ibu baik terdapat 4
anak (21,1%) dengan karies gigi dan 15 anak (78,9%) tidak karies gigi dan
tingkat pengetahuan ibu cukup terdapat 104 anak (100,0%) dengan karies gigi.
Uji statistik Chi Square dengan syarat apabila nilai expected count pada Chi
square tidak boleh bernilai < 5, maka peneliti menggunakan alternatif uji yang
digunakan yakni Fisher Exact. Expected count adalah frekuensi yang
diproyeksikan di setiap sel pada tabel 2x2 jika H0 benar (tidak terdapat
hubungan antara variabel).
51

Hasil uji statistik Fisher exact test menggunakan penyederhanaan cells


menjadi 2x2 dengan tabel yang memiliki nilai Expected Count < 5 lebih
banyak dan menyederhanakan menjadi tabel 2x2. Uji Fisher exact test
digunakan karena tidak memenuhi syarat uji chi square. Hasil uji statistik

diperoleh p value 0,000 yang berarti p value < α 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima yang
berarti bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang
pemeliharaan kesehatan gigi terhadap kejadian karies gigi pada anak usia pra
sekolah.
BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Pembahasan Penelitian


5.1.1. Analisa Univariat
5.1.1.1. Usia Ibu
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 123 responden, sebagian
besar berusia 25-34 tahun sebanyak 62 responden (50,4%), angka
ini hampir seimbang dengan usia ibu di rentang 35-44 yakni
sebanyak 61 responden (49,6%). Dalam penelitian Santoso., dkk
(2020) dengan karakteristik umur ibu yang sebagian besar yaitu
86% dalam kelompok umur produktif yaitu 20-35 tahun. Artinya
dengan usia produktif, ibu lebih semangat dalam memelihara
kesehatan gigi dan mulut anak, karena di usia tersebut seseorang
masih mampu bekerja secara maksimal. Menurut Nursalam (2015),
Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari segi
kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya
daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya.
Riyanto (2013) menyebutkan, semakin cukup usia tingkat
kematangan seseorang, maka akan lebih matang dalam berfikir.
Usia akan mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh
semakin membaik. Selain itu semakin bertambahnya usia
seseorang maka makin bertambah pula tingkat pengetahuan
seseorang, seiring dengan pengalaman hidup, emosi, pengetahuan,
dan keyakinan yang lebih matang. Akan tetapi pada usia tertentu
bertambahnya proses kematangan berfikir tidak secepat seperti
ketika berusia belasan tahun (Riyanto, 2013).
5.1.1.2. Pendidikan Ibu
Tabel distribusi 4.1 didapatkan mayoritas pendidikan ibu
adalah perguruan tinggi sebanyak 68 responden (55,3%). Tingkat

52
53

pendidikan ibu sangat penting dalam pemeliharaan kesehatan gigi


anak. Noreba (2018) menyebutkan bahwa salah satu faktor
pengetahuan yaitu tingkat pendidikan. Seseorang dengan
pendidikan tinggi akan memberi pengaruh pada tingkat
pengetahuannya yang baik. Penelitian Bakar (2018) mengenai
gambaran pengetahuan orang tua terhadap pencegahan primer
karies pada anak usia pra sekolah 3-5 tahun di TK Kemala
Bhayangkari, dikatakan bahwa pendidikan merupakan hal yang
sangat berpengaruh pada pola pikir seseorang. Orang yang
berpendidikan tinggi akan cenderung mampu menyelesaikan suatu
masalah (Bakar, 2018).
Pada penelitian Santoso dkk., (2020) menunjukkan tingkat
pendidikan ibu pada kelompok responden sebagian besar
berpendidikan menengah yaitu SMP dan SMA. Tingkat pendidikan
berpengaruh terhadap daya tangkap dan pemahaman terhadap
informasi atau pengetahuan yang diterima. Tingkat pendidikan
seseorang akan mempengaruhi cara pandang terhadap diri dan
lingkungan yang ada disekitarnya. Seseorang akan terlihat berbeda
antara orang yang berpendidikan tinggi dengan orang yang
berpendidikan rendah dalam menyikapi sebuah proses yang terjadi
pada kehidupannya. Pendidikan yang tinggi dapat membawa
seseorang kepada pengetahuan yang signifikan. Secara umum
orang yang berpendidikan tinggi akan mempunyai pengetahuan
yang lebih luas dibandingkan seseorang dengan tingkat pendidikan
rendah (Notoatmodjo, 2010).
5.1.1.3. Pekerjaan Ibu
Pada penelitian ini mayoritas responden sebagai ibu rumah
tangga sebanyak 64 responden (52,0%). Pada penelitian Noreba
(2018) menyebutkan bahwa pekerjaan berpengaruh terhadap
pengetahuan seseorang. Responden yang tidak bekerja atau sebagai
ibu rumah tangga memiliki waktu luang lebih banyak sehingga
digunakan untuk menggali ilmu dan informasi mengenai kesehatan.
54

Yuliasri dan Vatmawati (2019) menyebutkan seseorang akan


mendapatkan kesempatan menambah pengalaman dan menuntut
ilmu dengan bekerja.
Hasil riset Fadlilah (2019) menyebutkan, sebagian besar
responden adalah ibu rumah tangga. Ibu mempunyai kesempatan
lebih banyak dalam memperhatikan kesehatan gigi dan mulut
anaknya. Hal ini akan mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut
pada anak dalam menyediakan peralatan untuk menunjang
kesehatan gigi dan mulut, asupan makanan yang baik dan
pemeriksaan ke dokter dengan rutin untuk mencegah terjadinya
karies gigi serta guna melakukan pengobatan lebih dini jika sudah
terjadi karies gigi agar tidak berkelanjutan (Fadlilah, 2019).
Dengan bekerja seseorang dapat berbuat sesuatu hal yang akan
memiliki daya nilai, bermanfaat dan memperoleh berbagai
pengalaman dilingkungan sekitarnya. Pekerjaan yang dijalani
setiap hari akan mempengaruhi daya beli seseorang, sehingga
individu mampu memperoleh dan mendapat sumber informasi yang
lebih banyak untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta
menjangkau Kesehatan dengan penghasilan yang didapatkan
(Riyanto, 2013).
5.1.1.4. Usia Anak
Hasil temuan penelitian menemukan mayoritas berusia 5-6
tahun sebanyak 99 anak (80,5%). Hal ini didukung oleh pendapat
Nurfauzia (2017) yang menyebutkan bahwa anak dengan usia pra
sekolah 3-6 tahun akan mengalami resiko karies sangat tinggi.
Terlebih lagi jika akan memasuki usia pergantian dari gigi susu ke
gigi permanen. Pada gigi susu dibagian enamel tidak banyak
mengandung mineral seperti gigi permanen, sehingga rentan anak
usia prasekolah terkena karies. Pada usia prasekolah (3-6 tahun)
pertumbuhan gigi anak prasekolah mencapai 20 buah, dimana gigi
susu tanggal pada akhir usia prasekolah dan gigi permanen tidak
akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun. Pada gigi seri bawah
55

akan tumbuh pada usia 5-6 tahun. Otot dan sistem kerangka akan
terus tumbuh bersama-sama dengan usia mereka. Kepala dan otak
anak prasekolah telah mencapai 90% ukuran manusia dewasa
(Nurhayati, 2015).
Penelitian Putri (2021) yang menyebutkan bahwa umumnya
anak usia pra sekolah sangat rentan mengalami karies gigi karena
kurangnya perawatan gigi pada anak. Sebagian besar ibu
menganggap bahwa karies gigi terjadi hanya sementara dan akan
digantikan oleh pertumbuhan gigi selanjutnya. Santoso dkk.,
(2020) menyebutkan anak pra sekolah 3-6 tahun mengaku sangat
menyukai makanan manis, seperti coklat, permen, dan eskrim serta
mengatakan bahwa belum bisa menggosok gigi dengan baik dan
benar. Pada usia prasekolah, banyak kegiatan akan berpengaruh
besar dalam jadwal harian anak, kebersihan pribadi rutin harus
dijadwalkan. Pengembangan ideal jadwal pembersihan diri yang
rutin dapat dilatih dengan rutinitas atau jadwal rutin selama periode
sekolah. Orang tua harus memiliki peranan aktif dalam mengasuh,
mendidik, memotivasi, serta mengawasi perawatan kesehatan gigi
dan mulut. Bantuan orang tua terutama ibu sangat diperlukan untuk
membantu mengurangi atau menghilangkan plak pada gigi,
pemilihan ukuran dan kehalusan bulu sikat gigi juga berperan
penting dalam menjaga kesehatan mulut dan gigi anak (Santoso
dkk., 2020).
5.1.1.5. Jenis Kelamin Anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas murid di
TK Az-zuhra berjenis kelamin laki-laki sebanyak 72 anak (58,5%)
dan kelamin perempuan sebanyak 51 anak (41,5%). Penelitian
Ratnaningsih (2017) menyebutkan bahwa anak laki-laki lebih
banyak mengalami karies gigi daripada anak perempuan, meskipun
pertumbuhan gigi anak laki-laki dan perempuan mempunyai
kesempatan yang sama untuk menderita karies gigi. Namun, jika
anak laki-laki mengalami karies lebih besar dikarenakan cenderung
56

memiliki tingkat aktivitas yang lebih tinggi yang akan memicu rasa
lapar dan menambah nafsu makan, dan anak laki-laki terkesan
tidak selektif dalam memilih makanan. Anak laki-laki juga suka
mengkonsumsi makanan kariogenik yang memicu timbulnya karies
gigi.
5.1.1.6. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
Tingkat pengetahuan ibu mayoritas cukup sebanyak 100
responden (81,3%) sedangkan tingkat pengetahuan baik sebanyak
19 responden (15,4%). Sukarsih dkk., (2018) menyebutkan bahwa
pengetahuan adalah faktor utama yang mempengaruhi perilaku
kesehatan dan perilaku seseorang dalam menjaga kesehatan. Putri
(2021) menyebutkan bahwa pengetahuan menjadi faktor penting
dalam penentuan kesehatan seseorang. Semakin tinggi pengetahuan
seseorang maka akan semakin mudah seseorang untuk menerima
informasi. Seseorang yang mempunyai tingkat pengetahuan baik
dapat menerima informasi atau mengetahui cara menjaga
kebersihan gigi dengan baik sehingga dapat mencegah terjadinya
karies gigi. Sedangkan individu dengan tingkat pengetahuan yang
rendah akan sulit menerima informasi mengenai perawatan gigi
yang baik dan dapat menimbulkan karies gigi pada anak.
Pengetahuan ibu yang baik akan berdampak pada proses
membimbing, memberikan perhatian, memberikan pengertian,
pengawasan terhadap perawatan kesehatan gigi pada anak, dan
menyediakan fasilitas agar anak dapat memelihara kebersihan
giginya. Peran seorang ibu merupakan hal utama dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut (Rompis dkk., 2019). Pengetahuan yang
baik dapat mempengaruhi sikap ibu, sehingga dari sikap yang baik
dapat berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam menjaga kesehatan
gigi dan mulut pada anaknya, sebaliknya perilaku yang kurang
akan mengakibatkan status kesehatan gigi yang rendah pula.
Dengan demikian orang tua terutama ibu mempunyai peranan yang
penting dalam memberikan perhatian pendidikan kesehatan gigi
57

tentang pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. (Hanifa dkk.,


2021).

5.1.1.7. Gambaran Kejadian Karies Gigi Anak


Didapatkan hasil dari 123 anak terdapat sebanyak 108 anak
(87,8%) dengan karies gigi. Dan 15 anak (12,2%) tidak karies. Hal
ini didukung oleh penelitian Aprilia dkk., (2019) yang
menyebutkan pada hasil penelitiannya dengan 25 anak pra sekolah
usia 3-6 tahun didapatkan hasil bahwa sebagian besar terdapat
karies sebesar 88%. Prevalensi gigi berlubang pada anak usia dini
sangat tinggi yakni 93% artinya hanya 7% anak Indonesia yang
bebas dari karies gigi. Jumlah itu masih jauh dari target World
Health Organization (WHO) yang menginginkan 93% anak usia 5-
6 tahun bebas karies gigi. Adapun rata-rata karies gigi pada anak
usia 5-6 tahun sebanyak 8 gigi ataupun lebih (Kemenkes RI, 2018).
Penelitian Amelia dkk., (2020) menyebutkan dalam hasil
penelitiannya sebesar 66% dari responden penelitiannya terdampak
karies gigi. karies seringkali belum dijadikan masalah prioritas oleh
orang tua terutama ibu. Dengan alasan karies bukanlah suatu hal
yang serius. Bahkan ibu tidak pernah memeriksakan kesehatan gigi
anak ke klinik gigi atau ke puskesmas. Dan anak tidak dibiasakan
untuk gosok gigi 2x sehari. Dalam riset Afrinis dkk., (2021)
dikatakan bahwa dari 98 responden sebanyak 57 anak (58,2%)
mengalami karies gigi. Karies gigi terjadi karena pola makan atau
asupan anak yang tidak dijaga oleh orang tua bahkan kebiasaan
anak yang jarang membiasakan gosok gigi. Penyebab utama gigi
berlubang (karies) adalah pola hidup yang tidak sehat, terutama
berkaitan dengan menyikat gigi sesudah makan. Sisa-sisa makanan
yang tertinggal di sela-sela gigi jika tidak segera dibersihkan, akan
diuraikan oleh bakteri. Hasil systematic literature review hubungan
pengetahuan ibu dengan kejadian karies gigi anak prasekolah oleh
Larasati dkk., (2021) didapatkan hasil dari 10 jurnal terdapat 7
58

jurnal (70%) dengan kondisi karies gigi anak yang sangat tinggi.
Larasati dkk., (2021) menyebutkan bahwa banyak faktor
yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Pencegahan
sederhana karies gigi pada anak pra sekolah adalah salah satunya
dengan menggosok gigi minimal dua kali sehari diwaktu yang tepat
yaitu pagi setelah sarapan dan sebelum tidur. Selain itu untuk
penunjang kesehatan gigi dan mulut dapat rutin melakukan
pemeriksaan gigi, dan mengurangi jenis makanan yang manis dan
lengket. Berdasarkan penelitian Edie dkk., (2021) pada anak
prasekolah di TK Pertiwi dan KB Pelangi Kerep Kidul Nganjuk
dengan jumlah 10 anak di dapatkan 8 anak prasekolah mengalami
karies gigi (80%), dan 2 anak yang mengalami bebas karies (20%).
Hal ini masih belum sesuai dengan harapan dimana seharusnya
responden memiliki presentasi bebas karies yang Tinggi.

5.1.2. Analisa Bivariat


Analisa bivariat adalah variabel independent (tingkat pengetahuan
ibu) dengan variabel dependent kejadian karies gigi pada anak usia
prasekolah. Adapun hasil analisa bivariat pada penelitian ini
menunujukkan hasil analisis korelasi antara tingkat pengetahuan ibu
dengan kejadian karies gigi pada anak usia prasekolah 3-6 tahun,
didapatkan hasil yakni pada tingkat pengetahuan ibu baik terdapat 4 anak
(21,1%) dengan karies gigi dan 15 anak (78,9%) tidak karies gigi, tingkat
pengetahuan ibu cukup terdapat 104 anak (100,0%) dengan karies gigi.

Hasil uji statistik diperoleh p value 0,000 yang berarti p value < α 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan
ibu tentang pemeliharaan kesehatan gigi terhadap kejadian karies gigi
pada anak usia pra sekolah.
Hal ini didukung oleh penelitian Ulfah (2020) dengan sampel
berjumlah 60 anak yang berusia 5-6 tahun. Data diambil dengan cara
pemeriksaan karies gigi pada anak serta pembagian daftar pertanyaan
(kuesioner) pada orangtua anak. Pada penelitiannya disimpulkan ada
59

hubungan antara pengetahuan orangtua dengan karies gigi anak. Hasil


penelitian yang sama juga didapatkan pada penelitian Chen et al.,
(2017) yang juga menyatakan prevalensi karies gigi yang lebih tinggi
ditemukan pada anak-anak yang memiliki orang tua dengan tingkat
pengetahuan yang rendah dibandingkan dengan anak-anak yang
memiliki orang tua dengan tingkat pengetahuan yang tinggi. Peranan
ibu dalam keluarga adalah sebagai pemimpin kesehatan dan pemberi
asuhan. Berdasarkan peranan tersebut seorang ibu harus mengetahui
berbagai hal tentang kesehatan gigi dan mulut (Sukarsih, 2018).
Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti usia,
pendidikan dan pekerjaan. Usia sangat berpengaruh pada tingkat
pengetahuan seseorang. Semakin cukup tingkat kematangan usia
individu, maka akan lebih matang dalam berfikir. Semakin bertambahnya
usia seseorang maka makin bertambah pula tingkat pengetahuan
seseorang, seiring dengan pengalaman hidup, emosi, pengetahuan, dan
keyakinan yang lebih matang (Riyanto, 2013). Usia juga merupakan
faktor penentu dalam menentukan kematangan seseorang dalam berfikir,
bertindak maupun praktek seseorang dalam memberikan sesuatu
pengalaman (Hutasoit, 2021).
Noreba (2018) menyebutkan bahwa salah satu faktor pengetahuan
yaitu tingkat pendidikan. Seseorang dengan pendidikan tinggi akan
memberi pengaruh pada tingkat pengetahuannya yang baik pula.
Penelitian Bakar (2018) mengenai gambaran pengetahuan orang tua
terhadap pencegahan primer karies pada anak usia pra sekolah 3-5 tahun
di TK Kemala Bhayangkari, dikatakan bahwa pendidikan merupakan hal
yang sangat berpengaruh pada pola pikir seseorang. Orang yang
berpendidikan tinggi akan cenderung mampu menyelesaikan suatu
masalah (Bakar, 2018). Penelitian Santoso dkk., (2020) menyebutkan
tingkat pendidikan berpengaruh terhadap daya tangkap dan pemahaman
terhadap informasi atau pengetahuan yang diterima. Ibu tidak dapat
melaksanakan perannya dengan baik karena mereka kurang memiliki
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut yang cukup meskipun
60

100% ibu telah menerima informasi tentang karies gigi oleh tenaga
kesehatan sebesar 46,7%.
Yuliasri & Vatmawati (2019) menyebutkan bahwa pekerjaan
adalah faktor berpengaruh terhadap pengetahuan individu. Seseorang
akan mendapatkan kesempatan menambah pengalaman dan menuntut
ilmu dengan bekerja. Perilaku orangtua yang mengabaikan kesehatan
gigi dan mulut anaknya, akan berdampak pada pencegahan karies yang
tinggi. perilaku orang tua dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi
berpengaruh positif terhadap risiko terjadinya karies gigi pada anak,
karena anak-anak masih mempunyai sikap ketergantungan pada orangtua
terutama ibu yang paling berperan dalam menjaga kesehatan gigi
anaknya. Faktor lain yang mempengaruhi karies gigi antara lain
kebersihan rongga mulut, dan pola makan anak. Kebersihan rongga
mulut sangat mempengaruhi rendahnya karies gigi pada anak, sehingga
perilaku ibu sangat dibutuhkan dalam mengawasi dan memelihara
kesehatan gigi (Sukarsih, 2018).
Fase perkembangan anak usia pra sekolah 3-6 tahun masih sangat
bergantung pada pengasuhan dan pendampingan orang dewasa dan
pengaruh yang paling kuat pada masa ini berasal dari ibu. Orang tua
khususnya ibu merupakan faktor penting dalam perawatan kesehatan gigi
anak. Kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu tentang kesehatan
gigi dan mulut berhubungan dengan rendahnya perilaku kesehatan anak
dalam menjaga kebersihan gigi dan berdampak negatif terhadap kesehatan
gigi anak. Orang tua menjadi panutan yang lebih efisien daripada anak-
anak yang menyikat gigi tanpa contoh yang baik dari orang tuanya
(Angelica, 2019).

5.1.3. Keterbatasan Penelitian


Peneliti menyadari masih terdapat keterbatasan-keterbatasan yang
ditemui dalam penelitian ini. Keterbatasan pada penelitian ini adalah
pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan google form yang
dititipkan ke wali kelas, sehingga peneliti tidak bisa melakukan
61

crosscheck atau mengontrol langsung jawaban responden dan waktu


pengambilan data yang sangat singkat.
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Penelitian ini mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
pemeliharaan kesehatan gigi terhadap kejadian karies gigi pada anak usia pra
sekolah. Penelitian dilakukan dengan melibatkan 123 responden ibu yang
memiliki anak dengan usia 3-6 tahun. Didapatkan bahwa dari karakteristik
responden yang diteliti, untuk distribusi frekuensi responden berdasarkan
karakteristik ibu menunjukkan bahwa dari 123 responden, sebagian besar
responden berusia 25-34 tahun (50,4%), kemudian pendidikan terakhir
perguruan tinggi sebanyak 68 responden (55,3%), dan mayoritas sebagai ibu
rumah tangga sebanyak 64 responden (52,0%). Distribusi gambaran tingkat
pengetahuan ibu mayoritas cukup sebanyak 100 responden (81,3%). Dari
distribusi karakteristik anak menunjukkan sebagian besar berusia 5-6 tahun
sebanyak 99 anak (80,5%), mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebanyak 72
anak (58,5%). Kemudian dari 123 anak pra sekolah terdapat sebanyak 108
anak (87,8%) terdampak karies gigi.
Hasil uji alternatif Chi-Square menggunakan fisher exact test dengan
analisis korelasi antara tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian karies gigi
pada anak usia prasekolah 3-6 tahun, didapatkan hasil uji statistik dengan

nilai p value 0,000 yang berarti p value < α 0,05. Maka disimpulkan bahwa
hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima yang berarti
bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pemeliharaan
kesehatan gigi terhadap kejadian karies gigi pada anak usia pra sekolah.

6.2. Saran
6.2.1. Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan
informasi pendukung mengenai karies gigi pada anak usia pra sekolah
dan mengembangkan ilmu keperawatan anak untuk mengidentifikasi
tingkat pengetahuan ibu mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dalam
mencegah karies gigi.

62
63

6.2.2. Institusi Tempat Penelitian


Hasil penelitian diharapkan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan bagi tenaga pendidik dan dapat menambah pengetahuan
mengenai kesehatan gigi dan mulut serta pencegahan karies gigi pada
anak usia pra sekolah serta memberikan promosi kesehatan tentang
karies gigi.
6.2.3. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi
masyarakat khususnya seorang ibu untuk dapat meningkatkan
pengetahuan tentang karies gigi. Sehingga dapat mendidik anaknya untuk
selalu menjaga kebersihan mulut dan gigi serta meningkatkan perilaku
kesehatan.
6.2.4. Peneliti Berikutnya
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar
informasi untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai pengetahuan
ibu tentang pemeliharaan kesehatan gigi anak terhadap kejadian karies
gigi dengan menambahkan karakteristik lainnya guna memperlengkap
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Rosa, dkk. (2021). Karies gigi: perspektif terkini spek biologis, klinis,
dan komunitas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Arikunto, S. (2013). prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Afrinis, N., Indrawati, I., & Farizah, N. (2020). Analisis faktor yang berhubungan
dengan kejadian karies gigi anak usia dini. Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 763.

Agustin, Y., Solichin, S., & Masnina, R. (2015). Hubungan pengetahuan orang
tua (ibu) tentang kesehatan gigi dengan kebiasaan menggosok gigi pada anak
usia pra sekolah di tk enggang putih juanda 9 samarinda. Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini 5(1), 763-771

Alhamda, S. (2018). Buku Ajar Metlit dan Statistik. Yogyakarta: Deepublish.

Andayasari, L., Muljati, S., Jovina, T., Made, L., & Suratri, A. (2017). Faktor-
faktor yang berhubungan dengan karies gigi pada anak Taman Kanak-Kanak
di Kota Bekasi Tahun 2016. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia, 6(1), 67–76.

Antika, D. A. P. (2018). Hubungan kebiasaan menggosok gigi dengan status


kesehatan gingiva ibu hamil di puskesmas wirobrajan kota yogyakarta.
Skripsi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Angelica C, dkk (2019). Pengaruh tingkat pendidikan tinggi dan perilaku ibu
terhadap indeks def-t pada anak usia 4‒5 tahun. J Dent Res Student. 3(1)

Apro, V., Susi, S., & Sari, D. P. (2020). Dampak karies gigi terhadap kualitas
hidup anak. Andalas Dental Journal, 8(2), 89–97.

Aprilia, K., Sulastri, S., & Widayati, A. (2019). Gambaran tingkat pengetahuan
ibu tentang karies gigi dengan jumlah karies pada anak tk masyithoh
maesan lendah kulon progo. (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta).

Bakar, S. A. 2017. Gambaran pengetahuan orang tua terhadap pencegahan primer


karies pada anak usia pra sekolah 3-5 tahun di tk kemala bhayangkari 20
kab. pangkep. Media kesehatan gigi vol.16(1).

Bebe, Z. A., Susanto, H. S., & Martini. (2018). Faktor risiko kejadian karies gigi
pada orang dewasa usia 20-39 Tahun Di Kelurahan Dadapsari, Kecamatan
Semarang Utara, Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1), 2356–
3346.

Cahyadi, P. E., Handoko, S. A., & Utami, N. W. A. (2018). Hubungan konsumsi

64
65

snack, menyikat gigi dan kunjungan dokter gigi terhadap karies pada siswa
kelas VII SMP Santo Yoseph Denpasar. Jurnal Intisari Sains Medis, 9(3).

Chen KJ, Gao SS, Duangthip D, Li SK, Lo ECM, Chu CH .(2017). Dental
caries status and its associated factors among 5-year-old Hongkong
Children: a Cross sectional Study. BMC Oral Health. 2017; 17: 1-8.

Darmawan, I. P. A., & Sujoko, E. (2013). Revisi taksonomi pembelajaran


benyamin s. bloom. Jurnal Satya Widya, 29(1), 30–39.

Darsini, M. (2017). Pengaruh peran orang tua tentang perawatan gigi terhadap
terjadinya karies dentis pada anak pra sekolah. Jurnal Keperawatan dan
Kebidanan, 6(1), 83-91.

Dapodik. (2022). data pokok pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi

Dianmartha, C., Kusumadewi, S., & Kurniawati, D. P. Y. (2018). Pengetahuan


terhadap perilaku perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 9-12
Tahun Di Sdn 27 Pemecutan Denpasar. Dental Journal, 5(2), 110.

Donsu, J. D. T. (2016). Metodologi penelitian keperawatan. Yogyakarta: Pustaka


baru press.

Eddy, F. N. E., & Mutiara, H. (2015). Peranan ibu dalam pemeliharaan kesehatan
gigi anak dengan status karies anak usia sekolah dasar. Jurnal Majority, 4(8),
1–6.

Elizabeth Hurlock, B. (2010). Perkembangan anak jilid 2 edisi 6. Jakarta:


Erlangga.

Erwana, F.(2019). Tepat 5 sempurna perawatan agar gigi sehat & sempuma.
Yogyakarta: Rapha Publishing

Fadlilah, S. (2019). Hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan


gigi dengan terjadinya karies pada anak prasekolah di TK Aisyiyah Bustanul
Athfal. Journal of Oral Health Care, 7(1), 32–39.

Hamadi, D. A., Gunawan, P. N., & Mariati, N. W. (2015). Gambaran pengetahuan


orang tua tentang pencegahan karies dan status karies murid SD Kelurahan
Mendono Kecamatan Kintom Kabupaten Banggai. Jurnal e-GiGi, 3(1).

Hamsar, A., & Ramadhan, E. S. (2020). Penggunaan chlorhexidine kumur dalam


perbaikan indeks kebersihan gigi pegawai poltekkes kemenkes RI medan.
Jurnal Kesehatan Gigi 6(2), 2621-3664

Hanifa, F. N., Hidayati, S., & Soesilaningtyas, S. (2021). Pengetahuan ibu tentang
66

karies gigi pada anak balita di paud taman posyandu wildan kraton. Jurnal
Ilmiah Keperawatan Gigi, 2(1), 2721-2033.

Hardika, B. D. (2018). Hubungan pengetahuan dan sikap anak kelas v terhadap


terjadinya karies gigi di SD Negeri 131 Palembang. JPP (Jurnal Kesehatan
Poltekkes Palembang), 13(1), 37–41.

Hastono, S. P. (2016). Analisa data pada bidang kesehatan. Jakarta: PT Raja


Grafindo Perkasa.

Hidayat, A. A. (2015). Metode penelitian kesehatan paradigma kuantitatif.


Yogyakarta: Health Books Publishing.

Hutasoit, N. D. (2021). systematic review hubungan tingkat pengetahuan ibu


terhadap kejadian karies pada anak usia prasekolah (3-6 tahun). Jurnal e-
GiGi, 4(1).

Hongini, S. Y., & Aditiawarman, M. (2017). Kesehatan gigi dan mulut. Bandung:
Pustaka Reka Cipta.

Indrianingsih, N., Prasetyo, Y. B., & Kurnia, A. D. (2018). Family social support
and behavior of children with caries in doing dental and oral care. Jurnal
Keperawatan, 9(2), 119–124.

Jahirin, A. (2019). Hubungan penggunaan gadget (handphone) dengan pola


perkembangan sosial anak usia prasekolah. jurnal Keperawatan, 10(3), 119–
124.

Jyoti, P., Giri, P. R. K., Handoko, S. A., Kurniati, D. P. Y., & Rahaswanti, L. W.
A. (2019). Hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku ibu dalam merawat
gigi anak terhadap kejadian karies anak di TK Titi Dharma Denpasar. Bali
Dental Journal, 3(2), 96–102.

Kemenkes RI. (2018). Laporan Riskesdas 2018 Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia. Laporan Nasional Riskesdas. 53(9), hal. 154–165.

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Riset kesehatan dasar. Jakarta: Kemenkes. RI.

Manbait, M. R., Fankari, F., Manu, A. A., & Krisyudhanti, E. (2019). Peran orang
tua dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Dental Therapist Journal,
1(2), 74–79.

Mansur, A. R., & Andalas, U. (2019). Tumbuh kembang anak usia prasekolah.
Padang: Andalas University Press

Marinda, D. A. (2017). Peran ibu dalam menjaga kebersihan gigi dengan kejadian
karies gigi pada anak prasekolah (studi tk darmorejo kecamatan mejayan
kabupaten madiun). Skripsi STIKES Insan: Cendekia Medika Jombang.
67

Mieke, N. (2019). Faktor–faktor yang berhubungan dengan dukungan ibu dalam


pencegahan karies gigi di tk dharmawanita dan nawakartika desa
sumberbening kabupaten ngawi. Skripsi Stikes bhakti husada: mulia madiun.

Miftakhun, N. F., Salikun, S., Sunarjo, L., & Mardiati, E. (2016). Faktor eksternal
penyebab terjadinya karies gigi pada anak pra sekolah di PAUD Strowberry
RW 03 kelurahan Bangetayu Wetan kota Semarang tahun 2016. Jurnal
Kesehatan Gigi, 3(2), 27–34.

Mukhbitin, F. (2018). Gambaran kejadian karies gigi pada siswa kelas 3 MI Al-
Mutmainnah. Jurnal Promkes, 6(2), 155–166.

Muliya, F. S. (2022). Gambaran pengetahuan dan sikap orang tua tentang


makanan kariogenik pada anak usia prasekolah yang menyebabkan karies
gigi di Tk ‘Aisyiyah Karangasem. Sehat Rakyat: Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 1(4), 363–369.

Nasution, A. G. J. (2020). Metodologi penelitian: kualitatif dan kuantitatif.


Bandung: Cipta Pustaka Media.

Nursalam. (2015). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Norlita, W., Isnaniar, I., & Hidayat, M. (2020). Peran orang tua dalam pencegahan
karies gigi pada anak pra sekolah (3-5 tahun) di TK Aisyiyah 2 Pekanbaru.
Photon: Jurnal Sain dan Kesehatan, 11(1), 93–103.

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2014). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi penelitian kesehatan cetakan ke-3. Jakarta:


Rineka Cipta

Nugroho, U. (2018). Metodologi penelitian kuantitatif pendidikan jasmani. Jawa


Tengah: CV. Sarnu Untung.

Nurfatimah, N. S., Sulastri, S., & Almujadi, A. (2019). Gambaran tingkat


pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut dengan jumlah karies pada
anak balita di posyandu dusun kebonromo kulon progo. Skripsi Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.

Nurfauzia. (2017). Gambaran karakteristik pada anak usia praseklah (3-6) tahun
dengan karies gigi di ciputat timur. Jakarta. Skripsi, Universitas Islam
Negeri Hidayatullah Jakarta
68

Nurhayati, E. (2015). Memahami tumbuh kembang anak usia dini (perspektif


psikologi perkembangan). Awlady: Jurnal Pendidikan Anak, 1(2).

Oktafiyanti, D. P. (2018). Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan


sehat dengan kejadian karies gigi anak prasekolah di tk candrasiwi desa
candisari kecamatan windusari kabupaten magelang tahun 2018. Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Magelang.

Penda, P. A. C., & Kaligis, S. H. M. (2015). Perbedaan indeks plak sebelum dan
sesudah pengunyahan buah apel. Jurnal e-GiGi, 3(2).

Pendidikan, K., & Indonesia, K. (2022). Data pokok pendidikan direktorat


jenderal {pendidikan} anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.

Purwati, D. E., Almujadi, A., & Suyatmi, D. (2018). Efek pendapatan keluarga
terhadap jumlah karies gigi pada anak Sekolah Dasar. Journal of Oral
Health Care, 6(2), 49–53.

Putri, D. Z. (2021). Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan gigi


dengan gejala karies gigi pada anak usia pra sekolah 3–6 tahun Di Desa
Kedungdalem, Probolinggo. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Magelang.

Ratnahsari, Y. (2017). Hubungan motivasi ibu terhadap anak tentang perawatan


gigi dengan kejadian karies gigi pada anak usia 6-12 tahun di SDN Cermo 06
Kecamatan Kere Kabupaten Madiun. Skripsi, Stikes Bakti Husada Madiun

Ramadhan, A. G. (2010). Serba serbi kesehatan gigi dan mulut. Jakarta: Bukune

Rehena, Z., Kalay, M., & Ivak, L. M. (2020). Hubungan pengetahuan dan
kebiasaan menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada siswa SD Negeri
5 Waai Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Biosainstek, 2(2), 1–5.

Riyanto, A. (2013). Budiman. kapita selekta kuesioner pengetahuan dan sikap


dalam penelitian. Salemba Medika, Jakarta.

Rompis, C., Pangemanan, D., & Gunawan, P. (2016). Hubungan tingkat


pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi anak dengan tingkat keparahan
karies anak TK di Kota Tahuna. e-GIGI, 4(1).

Rusmiati, dkk. (2017). Pengetahuan ibu tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut terhadap karies rampan murid taman kanak-kanak (tk) di kecamatan
kota baru jambi tahun 2017. Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat
(Bahana of Journal Public Health). 5(4).

Santoso, B., Sulistiyowati, I., & Mustofa, Y. (2020). Hubungan peranan ibu dalam
pemeliharaan kesehatan gigi mulut terhadap angka kebersihan gigi anak tk
bhakti nurush shofia mutih kulon wilayah puskesmas wedung 2 kabupaten
69

demak. Jurnal Kesehatan Gigi, 7(1), 58-67.

Saudi, L., Aini, R. N., & Nadiroh, S. (2021). Gambaran pengetahuan ibu tentang
karies gigi pada anak usia 3-12 tahun. Indonesian Journal of Nursing
Scientific, 1(1), 1-7.

Setiadi, N. (2013). Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan edisi 2.


Jakarta: Graha Ilmu.

Setyaningsih R, Prakoso I. (2018). Hubungan tingkat pendidikan, tingkat


sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan orang tua tentang perawatan
gigi dengan kejadian karies gigi anak usia balita di desa mancasan
baki sukoharjo. Jurnal Kosala. 4(1): 13-24.

Shoheb, N. (2021). Hubungan perilaku dengan kejadian karies gigi pada anak-
anak. Skripsi STIKes ICME Jombang.

Sholekhah, N. K. (2021). Hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan


mulut dengan kejadian karies gigi pada anak. Indonesian Journal of
Dentistry, 1(1), 20–23.

Soesilawati, P. (2020). Imunogenetik Karies Gigi. Jawa Timur: Airlangga


University Press.

Sukarsih, S, dkk. (2018). Hubungan pengetahuan ibu tentang pemeliharaan


kesehatan gigi dengan status karies pada anak tk al-hikma kota jambi
tahun 2018. Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal
Public Health). 2(2).

Sumargo, B. (2020). Teknik sampling. Jakarta: UNJ Press.

Sumantri, A. (2015). Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Kencana

Suratri, M. A. L., Jovina, T. A., & Notohartojo, I. T. (2017). Pengaruh (pH) saliva
terhadap terjadinya karies gigi pada anak usia prasekolah. Buletin Penelitian
Kesehatan, 45(4), 241–248.

Suryani, L. (2018). Gambaran menyikat gigi terhadap tingkat kebersihan gigi dan
mulut pada murid kelas v di MIN 9 Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda
Aceh. BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi Dan Kependidikan, 5(2),
149–156.

Suryani, N., Nurjanah, D., & Indriatmoko, D. D. (2019). Aktivitas antibakteri


ekstrak batang kecombrang terhadap bakteri plak gigi streptococcus mutans.
Jurnal Kartika Kimia, 2(1), 23–29

Tarigan, R. (2013). Karies gigi edisi 2. Jakarta: EGC


70

Trisliatanto, D. A. (2020). Metodologi penelitian panduan lengkap penelitian


dengan mudah. Yogyakarta: ANDI.

Ul’fah Hernaeny, M. P. (2021). Populasi Dan Sampel. Jurnal Pengantar


Statistika, 1(33).

Ulfah, R., & Utami, N. K. (2020). Hubungan pengetahuan dan perilaku orangtua
dalam memelihara kesehatan gigi dengan karies gigi pada anak Taman
Kanak Kanak. An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(2), 146.

WHO. (2022). Global oral health status report. In Dental Abstracts (Vol. 57,
Nomor 2).

Winahyu, K. M., Turmuzi, A., & Hakim, F. (2019). Hubungan antara konsumsi
makanan kariogenik dan risiko kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
Kabupaten Tangerang. Faletehan Health Journal, 6(1), 25–29.

Yuliasri, T, R., & Vatmawati, M, V. (2019). Gambaran pengetahuan ibu tentang


karies gigi pada balita. yogyakarta. Skripsi, Akademi Kebidanan Ummi
Khasanah
71
Lampiran 1
Halaman Pengesahan Proposal
Lampiran 2
Lembar Pengesahan Revisi Proposal
Lampiran 3

Lembar Konsultasi Bimbingan Proposal Pembimbing 1


Lembar Konsultasi Bimbingan Proposal Pembimbing 1
Lampiran 4
Lembar Konsultasi Bimbingan Proposal Pembimbing 2
Lembar Konsultasi Bimbingan Proposal Pembimbing 2
Lampiran 5

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Ibu Wali Murid Taman Kanak-Kanak

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini sebagai mahasiswi fakultas
Keperawatan Universitas Riau angkatan 2019 :
Nama : Dian Tiara
NIM : 1911110439
Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan
pengetahuan ibu tentang pemeliharaan kesehatan gigi terhadap kejadian
karies gigi pada anak usia prasekolah”.
Bersama ini saya mohon kesediaan Ibu untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini sebagai responden. Segala hal yang bersifat rahasia akan dijaga dan
digunakan hanya untuk kepentingan penelitian. Apabila Ibu menyetujui saya
mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah
disediakan. Atas perhatian dan kerjasama dari Ibu dalam penelitian ini, saya
mengucapkan terimakasih.

Pekanbaru, 29 Mei 2023


Peneliti

(Dian Tiara)
Lampiran 6

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah mendengarkan penjelasan dan informasi dari saudari Dian Tiara


mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Riau dengan ini saya:
Nama ibu (inisial) :
No Hp :

Menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang berjudul


“Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi
Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Anak Prasekolah” dan berjanji akan
memberikan informasi yang sesungguhnya sesuai dengan yang saya ketahui dan
saya rasakan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Pekanbaru, 29 Mei 2023


Responden,

( )

Lampiran 7
Lembar Kuesioner Penelitian

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG


PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DENGAN KEJADIAN
KARIES GIGI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

Nomor Responden

Berilah tanda check list (√) pada jawaban yang menurut anda benar
Nomor responden :
Nama Ibu (insial) :
Usia Ibu :
Usia Anak : ……. Th …….Bulan
Jenis kelamin anak :
Laki-Laki Perempuan

Pekerjaan Ibu :
Ibu Rumah Tangga Karyawan Swasta
Wiraswasta PNS
Tenaga Honorer
Lainnya, sebutkan:

Pendidikan Ibu :
Tidak Sekolah SMA
SMP Perguruan Tinggi

KUESIONER PENGETAHUAN IBU


Petunjuk pengisian kuesioner:

● Sebelum membaca pertanyaan dimohon membaca teliti setiap pertanyaan.

● Semua jawaban diisi oleh ibu yang memiliki anak usia prasekolah (3-6

tahun).

● Checklist pada kotak jawaban “benar” atau “salah” sesuai dengan

pemahaman ibu

● Atas kesediaannya saya ucapkan terima kasih.

Jawaban
No Pertanyaan
Benar Salah

1 Karies gigi adalah gigi berlubang

2 Karies gigi bukan terjadi karena sisa-sisa makanan

3 Bakteri dalam mulut menyebabkan gigi berlubang

4 Karies gigi bukan penyakit yang berasal dari bakteri

5 Tanda awal karies karies gigi adanya bercak bercak


putih seperti kapur

6 Karies gigi yang parah tidak ditandai dengan rasa


nyeri

7 Ukuran sikat gigi harus sesuai umur

8 Sikat gigi boleh digunakan lebih dari 3 bulan karena


tidak akan kehilangan kemampuannya untuk
membersihkan gigi

9 Menyikat gigi setelah makan pagi dan sebelum tidur

10 Menyikat gigi setelah sarapan tidak waktu yang


tepat menghilangkan plak atau sisa-sisa makanan

11 Menyikat gigi yang baik adalah 2x sehari

12 Menyikat gigi 2x sehari tidak baik untuk jaringan


gigi yang sehat

13 Pasta gigi yang bagus mengandung fluoride


14 Fluorida tidak efektif untuk mengontrol plak

15 Mengkonsumsi brownies dan roti selai setiap hari


tidak merusak gigi

16 Mengkonsumsi buah dan sayur sebagai pengendali


plak pada gigi

17 Kontrol tiap 6 bulan sekali merupakan perilaku


pencegahan karies gigi

18 Gigi yang berlubang tidak perlu dilakukan


perawatan

19 Menyikat gigi dilakukan secara lembut dan


perlahan

20 Setiap permukaan gigi tidak perlu disikat

Kunci Jawaban
1. Benar
2. Salah
3. Benar
4. Salah
5. Benar
6. Salah
7. Benar
8. Salah
9. Benar
10. Salah
11. Benar
12. Salah
13. Benar
14. Salah
15. Salah
16. Benar
17. Benar
18. Salah
19. Benar
20. Salah
Lampiran 8
Surat Uji Etik Penelitian
Lampiran 9
Surat Izin Penelitian Kesatuan Bangsa Dan Politik Pekanbaru
Lampiran 10
Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru
Lampiran 11
Surat Uji Validitas
Lampiran 12
Surat Izin Penelitian
Lampiran 13
PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN TENTANG

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi


Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Prasekolah”

Tim peneliti di Fakultas Keperawatan akan melakukan penelitian tentang


“Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi
Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Prasekolah”. Hal ini penting dilakukan
karena ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu mengenai
pemeliharaan kesehatan gigi terhadap kejadian karies gigi pada anak prasekolah.
Penelitian ini bermanfaat dalam mengidentifikasi hubungan mengenai
pengetahuan ibu tentang pemeliharaan kesehatan gigi dengan kejadian karies gigi
pada anak. Untuk masyarakat hasil penelitian ini diharapkan menjadi riset
pengetahuan dan meningkatkan partisipasi terutama orang tua untuk lebih
memperhatikan kesehatan gigi dan mulut anaknya sejak dini dalam pencegahan
karies gigi. Dan untuk penelitian berikutnya diharapkan dapat dijadikan sebagai
sumber dan menambah kepustakaan untuk Peneliti selanjutnya. Untuk
mendapatkan data yang dapat merepresentasikan hasil penelitian dibutuhkan 96
responden. Untuk ibu yang memenuhi kriteria diminta ikut serta dalam penelitian
ini.
Bila ibu bersedia menjadi responden, maka ibu akan diminta kesediaannya
untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Ibu/responden
bebas untuk menolak dalam penelitian ini. Semua data penelitian ini akan
diperlakukan secara rahasia sehingga tidak memungkinkan orang lain
menghubungkannya dengan ibu yang lain. Ibu atau responden diberi kesempatan
untuk menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini.
Bila sewaktu-waktu membutuhkan informasi tambahan, pengemudi dapat
menghubungi kontak dibawah ini:

Nama : Dian Tiara


Alamat: Pekanbaru, Jl. Gunung Papandayan, Gg. Jati 3.
No. Hp: 082388709549

Lampiran 14
Surat Pernyataan Bertanggung Jawab

Lampiran 15
Uji Validitas dan Reliabilitas
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.919 20

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

P1 15.20 22.274 .510 .918


P2 14.90 23.463 .627 .916
P3 15.00 22.737 .572 .916
P4 15.10 22.411 .538 .916
P5 15.15 22.239 .544 .917
P6 14.95 23.208 .529 .917
P7 15.05 22.682 .517 .917
P8 15.25 22.092 .535 .917
P9 15.05 22.682 .517 .917
P10 14.90 23.463 .627 .916
P11 15.10 21.884 .671 .913
P12 15.10 21.568 .753 .911
P13 14.95 23.208 .529 .917
P14 14.90 23.463 .627 .916
P15 14.90 23.463 .627 .916
P16 15.15 21.082 .827 .909
P17 15.20 21.747 .632 .914
P18 15.30 21.274 .709 .912
P19 15.05 22.682 .517 .917
P20 14.95 23.208 .529 .917
Lampiran 16
Master Tabel Penelitian

Pendidikan Terakhir Ibu

Tingkat Pengetahuan
Jenis Kelamin Anak
Nama Anak / Inisial
Nama Ibu / Inisial

Pekerjaan Ibu

Kondisi Gigi
Usia Anak
Usia Ibu

Total
P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20
P1

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9
p2
D 3 SB 3 1 1 2 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 75 2 1

TW 2 MAS 3 2 4 4 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 75 2 1

E 3 R 3 2 1 4 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 75 2 1

ES 3 HSY 3 1 5 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 90 1 0

Q 3 Z 3 1 1 3 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 75 2 1

A 2 SMT 3 1 1 4 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 75 2 1

NT 3 AR 3 2 3 4 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 75 2 1

LG 3 GA 3 2 3 4 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 75 2 1
10
3 3 1 5 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
LA AA 0
AN 3 Z 3 2 5 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 85 1 0

TH 3 D 2 2 1 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 75 2 1

R 2 TM 3 1 1 3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 60 2 1

LSP 3 NKR 3 1 5 4 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 75 2 1

N 3 R 3 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 75 2 1

AS 3 AN 3 1 1 3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 75 2 1
RN 3 TS 2 2 1 3 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 90 1 0

KH 3 AR 2 2 1 3 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 70 2 1

S 3 H 2 2 1 3 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 75 2 1

A 3 IA 2 2 3 3 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 70 2 1

A 2 AW 3 2 1 4 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 75 2 1

EE 3 F 3 1 1 2 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 65 2 1

P 2 KAA 3 2 4 4 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 75 2 1

BA 2 A 3 2 1 3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 80 1 0

M 2 Z 2 1 1 3 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 75 2 1

A 2 AAP 3 2 1 3 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 60 2 1

Mw 2 MSE 3 2 1 4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 75 2 1

E 2 D 2 1 2 4 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 60 2 1

A 2 F 2 1 1 3 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 65 2 1

ND 3 AA 3 2 3 3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 75 2 1

A 2 R 3 2 1 2 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 65 2 1

EP 2 AZ 2 1 3 4 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 75 2 1

A 3 Z 3 2 1 4 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 70 2 1

R 2 AM 3 1 1 4 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 75 2 1

H 2 B 3 1 1 4 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 75 2 1

NH 2 A 3 2 1 4 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 75 2 1

LS 2 ASA 3 2 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 60 2 1

E 2 TH 3 1 1 3 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 55 3 1

SH 3 Sap 2 1 1 3 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 70 2 1

T.K 3 G 2 2 1 4 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 70 2 1

RA 2 R 2 2 1 4 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 75 2 1
R 2 N 3 2 2 3 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 75 2 1

DA 3 F 2 1 1 3 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 60 2 1

AA 3 Vidi 3 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 50 3 1

N 3 MIK 3 2 5 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 90 1 0

Wati 3 A 3 1 1 4 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 90 1 0

Z 2 A. S 2 2 1 3 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 75 2 1

RA 3 Q 3 1 2 4 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 80 1 1

A 3 MA 3 1 1 3 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 70 2 1

Z. F 3 M.O.H 3 2 4 4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 75 2 1

SO 3 R 3 2 1 4 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 70 2 1

DM 2 A 3 1 1 3 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 75 2 1

EKR 3 VSV 3 2 3 3 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 70 2 1

DR 3 ANK 2 1 4 4 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 75 2 1

Na 2 Rz 3 2 4 3 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 55 3 1

M 3 N 3 1 3 4 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 60 2 1

H 3 DM 3 2 1 2 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 60 2 1

I 3 APW 3 2 1 3 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 75 2 1

I 3 A 3 1 3 4 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 75 2 1

NK 3 A.P.A 3 2 1 3 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 65 2 1

F 3 Z 3 1 1 4 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 65 2 1

YA 3 YQA 3 2 5 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 95 1 0

E 3 Z 3 2 1 4 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 65 2 1

ES 3 M. MA 3 2 1 3 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 70 2 1

EA 2 NA 2 1 4 4 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 60 2 1

R 2 A 2 2 4 4 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 70 2 1
Lr 2 AH 3 2 3 3 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 60 2 1

D 3 N 2 2 3 3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 70 2 1

DN 2 MHA 2 2 1 3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 70 2 1

N 2 F 2 2 4 4 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 70 2 1

AS 3 RA 3 1 5 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 95 1 0

W 3 A 3 1 3 3 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 75 2 1

FA 2 R 3 2 1 3 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 65 2 1

BI 3 I 3 2 1 3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 80 1 0

YH 3 DAO 3 1 4 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 85 1 0

N. E 2 K 3 1 3 3 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 70 2 1

MJ 3 ZFA 3 2 1 4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 75 2 1

Af 2 A 3 1 3 4 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 70 2 1

ZO 2 NDA 3 2 1 3 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 70 2 1

LH 3 H 3 2 3 4 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 65 2 1

AW 3 MDA 3 2 1 3 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 65 2 1

MZ 3 MZ 3 2 1 4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 70 2 1

R 3 IZ 2 1 1 4 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 70 2 1

MH 2 S 3 2 2 3 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 70 2 1

AH 2 NP 3 1 1 3 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 65 2 1

BA 3 A 3 2 3 4 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 75 2 1

A 2 F 3 2 2 4 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 65 2 1

E 2 SK 3 2 1 2 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 55 3 1

H 2 SDZ 3 2 1 4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 70 2 1

S 2 NAR 3 1 4 3 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 65 2 1

IL 3 HN 3 2 4 4 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 75 2 1
IH 2 ZF 3 2 3 3 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 60 2 1

D 2 A 3 1 4 4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 70 2 1

Nk 2 MG 3 1 3 4 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 70 2 1

Rn 2 YM 3 2 2 3 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 70 2 1

A 2 SA 3 1 5 4 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 65 2 1

J 3 A 3 1 1 4 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 85 1 0

MN 2 A 3 1 4 4 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 60 2 1

SA 2 F 3 2 1 4 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 65 2 1

H 3 AR 3 2 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 90 1 1

M 2 D 3 2 2 3 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 75 2 1

Elvi 2 W 3 2 4 4 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 65 2 1

SN 2 MF 3 2 1 2 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 60 2 1

RE 3 NH 3 2 2 4 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 80 1 1

BS 2 M. S 3 2 4 3 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 70 2 1

HA 2 KMA 3 2 1 4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 70 2 1

Nk 2 CP 3 1 1 4 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 70 2 1

En 3 Hh 3 1 1 3 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 65 2 1

I 3 A 3 2 3 4 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 70 2 1

A 3 SM 3 1 5 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 90 1 0

RA 3 M 3 2 3 3 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 70 2 1

MA 3 A 3 1 4 4 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 80 1 0

W 2 Awb 2 2 1 3 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 70 2 1

WH 3 NA 3 1 1 4 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 75 2 1

HE 2 MPE 3 1 4 4 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 65 2 1

CA 2 AHE 3 1 4 4 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 90 1 1
W 2 S 2 2 1 4 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 70 2 1

AR 2 MBA 3 1 1 4 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 65 2 1

M 2 R 2 2 1 3 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 70 2 1

TL 2 M 3 2 1 4 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 70 2 1

BI 2 I 3 1 4 4 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 70 2 1

CDA 2 NMA 3 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 90 1 0

AS 2 P 3 2 2 3 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 70 2 1

H 2 K 3 1 1 3 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 65 2 1

KETERANGAN
Usia Ibu Pekerjaan Ibu Jenis Kelamin Anak Usia Anak Kondisi Gigi
 15-24=1  IRT=1  Perempuan=1  3-4=1  Karies=1
 25-34=2  Wiraswasta=2  Laki-laki=2  4-5=2  Tidak Karies=0
 45-44=3  Karyawan Swasta=3  5-6=3
 Honorer=4
 PNS=5

Pendidikan Ibu Pengetahuan Ibu


 Tidak sekolah=0  Baik=1
 SD=1  Cukup=2
 SMP=2  Kurang=3
 SMA=3
 Perguruan Tinggi=4
Lampiran 17
Output SPSS Hasil Penelitian

Statistics

Usia Ibu Pendidikan Ibu Pekerjaan Ibu Usia Anak

N Valid 123 123 123 123

Missing 0 0 0 0
Mean 2.50 3.50 2.19 2.80
Minimum 2 2 1 2
Maximum 3 4 5 3

Statistics

Jenis Kelamin Anak

N Valid 123

Missing 0
Mean 1.59
Minimum 1
Maximum 2

Usia Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 25-34 Tahun 62 50.4 50.4 50.4

45-44 Tahun 61 49.6 49.6 100.0

Total 123 100.0 100.0

Pendidikan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SMP 7 5.7 5.7 5.7

SMA 48 39.0 39.0 44.7

Perguruan 68 55.3 55.3 100.0


Tinggi

Total 123 100.0 100.0


Pekerjaan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ibu Rumah 64 52.0 52.0 52.0


Tangga

Wiraswasta 10 8.1 8.1 60.2

Karyawan 20 16.3 16.3 76.4


Swasta

Honorer 20 16.3 16.3 92.7

PNS 9 7.3 7.3 100.0

Total 123 100.0 100.0

Usia Anak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 4-5 Tahun 24 19.5 19.5 19.5

5-6 Tahun 99 80.5 80.5 100.0

Total 123 100.0 100.0

Jenis Kelamin Anak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Perempuan 51 41.5 41.5 41.5

Laki-Laki 72 58.5 58.5 100.0

Total 123 100.0 100.0

Pengetahuan Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 19 15.4 15.4 15.4

Cukup 100 81.3 81.3 96.7

Kurang 4 3.3 3.3 100.0

Total 123 100.0 100.0


Kondisi Gigi Anak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Karies 15 12.2 12.2 12.2

Karies 108 87.8 87.8 100.0

Total 123 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tingkat Pengetahuan Ibu * Kondisi Gigi Anak 123 100.0% 0 0.0% 123 100.0%

Tingkat pengetahuan ibu * Kondisi Gigi Anak Crosstabulation

Kondisi Gigi Anak

Tidak Karies Karies Total

Tingkat Baik Count 15 4 19


pengetahuan ibu Expected Count 2.3 16.7 19.0

% within Tingkat
78.9% 21.1% 100.0%
pengetahuan ibu

Cukup Count 0 100 100

Expected Count 12.2 87.8 100.0


% within Tingkat
0.0% 100.0% 100.0%
pengetahuan ibu

Kurang Count 0 4 4

Expected Count 5 3.5 4.0

% within Tingkat
0.0% 100.0% 100.0%
pengetahuan ibu
Total Count 15 108 123

Expected Count 15.0 108.0 123.0

% within Tingkat
12.2% 87.8% 100.0%
pengetahuan ibu
Tingkat Pengetahuan Ibu * Kondisi Gigi Anak Crosstabulation

Kondisi Gigi Anak

Tidak Karies Karies Total

Tingkat Pengetahuan Baik Count 15 4 19


Ibu Expected Count 2.3 16.7 19.0

% within Tingkat
78.9% 21.1% 100.0%
Pengetahuan Ibu

Cukup Count 0 104 104

Expected Count 12.7 91.3 104.0

% within Tingkat
0.0% 100.0% 100.0%
Pengetahuan Ibu
Total Count 15 108 123

Expected Count 15.0 108.0 123.0

% within Tingkat
12.2% 87.8% 100.0%
Pengetahuan Ibu

Chi-Square Tests

Exact
Asymp. Sig. (2- Sig. (2- Exact Sig.
Value df sided) sided) (1-sided)

Pearson Chi-Square 93.509 a


1 .000
Continuity Correction b
86.281 1 .000
Likelihood Ratio 71.659 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 92.749 1 .000
N of Valid Cases 123

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.32.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

For cohort Kondisi Gigi Anak


.211 .088 .503
= Karies
N of Valid Cases 123
Lampiran 18
Dokumentasi Penelitian
Kuesioner Penelitian
Drg. Hafizah dan Wali Kelas TK Laboratorium Fkip UNRI

Kepala TK Az-Zuhra dan TU TK Az-Zuhra


Observasi Gigi Anak
Foto Karies Gigi
Lampiran 19
Hasil Uji Plagiasi
Support System

Toga yang akan tiara pakai nanti dihari bahagia, bukan bukti tiara sudah berhasil,
tetapi sebagai tanda bukti bahwa keinginan dan angan-angan ibu bapak tercapai.
Terimakasih untuk pundak yang selalu ada buat tiara.
Terimakasih untuk segala support, doa, dan kasih sayang.
Terima kasih yang selalu menuntun tiara tanpa paksaan ibu sama bapak. Bahagia
yang tiara dapat hari ini belum berakhir bu, pak. Semoga kelak, hari ini adalah
awal mula perjalanan cita-cita dimulai untuk bahagiakan ibu sama bapak.

Anda mungkin juga menyukai