Anda di halaman 1dari 121

SKRIPSI

HUBUNGAN METODE BIMBINGAN KLINIK DENGAN KEPUASAN


PADA MAHASISWA PROFESI NERS UNIVERSITAS
SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2018

Oleh :

SUARMAN PUTRA GEA


140206117

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2018
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas Diri
a. Nama : Suarman Putra Gea
b. Tempat/tanggal lahir : Medan, 15 Juni 1995
c. Agama : Kristen Protestan
d. Jenis Kelamin : Laki-laki
e. Nama Ayah : Auguso Gea
f. NamaIbu : Kasiria Harefa
g. Anak Ke : 1 (satu) dari 3 bersaudara
h. Status Pernikahan : Belum menikah
i. Alamat : Jl.Ampera I, No.9, Medan Helvetia
j. Email : suarmanputragea@yahoo.co.id
k. No.Hp : 0852-7575-0245

2. Riwayat Pendidikan
a. Tahun 2001-2008 : SDN 070975 Gunungsitoli
b. Tahun 2008-2011 : SMP Negeri 1 Gunungsitoli
c. Tahun 2011-2014 : SMK Swasta Kristen BNKP Gunungsitoli
d. Tahun 2014-2018 : Sedang menyelesaikan pendidikan Sarjana
di Program Studi Keperawatan Fakultas
Farmasi dan Ilmu kesehatan Universitas Sari
Mutiara Indonesia Medan

i
PROGRAM STUDI NERS
FAKULTAS FARMASI & ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Skripsi, 24 Juli 2018


Suarman Putra Gea
Hubungan Metode Bimbingan Klinik Dengan Kepuasan Pada Mahasiswa
Profesi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2018
xi + 53 hal + 5 tabel + 1 Skema + 18 Lampiran

ABSTRAK
Metode bimbingan klinik keperawatan merupakan salah satu metode mendidik di klinik yang
memungkinkan pendidik/pembimbing memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan
tujuan dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan konsep proses belajar mengajar
sehingga diharapkan penerapan metode bimbingan klinik yang baik dapat meningkatkan tingkat
kepuasan mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan metode bimbingan
klinik dengan kepuasan pada mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia tahun
2018. Jenis penelitian deskriptif korelasi dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian
ini mahasiswa Profesi Ners berjumlah 114 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
populasi sebanyak 114 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total
sampling. Uji statistik yang digunakan adalah korelasi rank spearman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa Profesi Ners memperoleh metode bimbingan klinik
dengan kategori baik (80,7%) dan kepuasan mahasiswa mayoritas dengan kategori puas (97,4%).
Uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan metode bimbingan klinik dengan kepuasan pada
mahasiswa Profesi Ners (p value = 0,000 < 0,05, dengan nilai r = 0,359) dan arah hubungan
positif yang artinya semakin baik metode bimbingan klinik maka semakin meningkatkan kepuasan
pada mahasiswa. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan metode bimbingan kllinik
dengan kepuasan pada mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia tahun 2018.
Saran dalam penelitian ditunjukkan kepada Clinical Instructur/Pembimbing akademik diharapkan
dapat memberikan bimbingan yang optimal kepada peserta didik dalam pembelajaran klinik guna
meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik serta dapat meningkatkan kepercayaan diri
dan keterampilan peserta didik.

Kata Kunci : Metode Bimbingan Klinik, Kepuasan Mahasiswa


Daftar Pustaka : 22 (2008 – 2017)

ii
BACHELOR OF SCIENCE IN NURSING

FACULTY OF PHARMACY AND HEALTH SCIENCES


SARI MUTIARA INDONESIA UNIVERSITY

Thesis, 24 July 2018


Suarman Putra Gea
The Correlation Between Clinical Guidance Method with Satisfaction of
Clinical Practice Nursing Studentsat Sari Mutiara Indonesia University in
Year 2018
xi + 53pages + 5 tables + 1 Scheme + 18Attachments

ABSTRACT

Nursing clinic guidance method is one method of educating in the clinic that allows the
educators/counselor to choose and implement ways of educating in accordance with the goals and
individual characteristics of students based on the concept of teaching and learning process so that
the application of good clinical guidance methods can improvethe student satisfaction.The aim of
this study was to identify clinical guidance method with satisfaction of clinical practice nursing
students at Sari Mutiara Indonesia University in 2018. The research design wascorrelational
descriptive with crosssectional approach. The population of this study were clinical practice
nursing students as much as 114 people.The sample of this study was recruited with totalsampling
as much as 114 people.The data were analyzed by spearman correlation with significance α
<0.05.This study showed that the majority of clinical guidance method is good chategory (80,7%)
and majority of students satisfaction is satisfied cathegory (37,04%). The study found that there
was correlation between clinical guidance method with satisfaction of clinical practice nursing
students(r = 0.359; p < 0.05).It is recommended to theeducators/counselor can provide optimal
guidance to students in clinical learning to improve students 'motivation and learning interest and
improve students' self-confidence and skills.

Keywords : Cilical Guidance Method, Students atisfaction


References : 22 (2008 – 2017)

iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kekuatan dan kesehatan kepada peneliti, dan atas berkat, rahmat dan
karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Hubungan Metode Bimbingan Klinik Dengan Kepuasan Pada Mahasiswa Profesi
Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia tahun 2018.

Penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


pendidikan S1 Keperawatan pada Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan Tahun 2018. Selama proses
penyusunan skripsi ini, begitu banyak bantuan, nasehat dan bimbingan yang
peneliti terima demi kelancaran penelitian skripsi penelitian ini. Dengan segala
kerendahan hati, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih
kepada Bapak/Ibu :

1. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia Medan.
3. Taruli Rohana Sinaga,SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
4. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Ns. Amila, M.Kep, Sp.KMB, selaku Ketua Penguji yang telah meluangkan
waktu serta pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ns. Elida Sinuraya,.S.Kep, MNS selaku penguji I yang telah meluangkan
waktu serta pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada
Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Ns. Masri Saragih, M.Kep selaku penguji II yang telah meluangkan waktu
serta pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini.

iv
8. Ns. Lasma Rina Sinurat, M.Kep, selaku penguji III yang telah meluangkan
waktu serta pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Para dosen dan staff di lingkungan Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan
Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
10. Keluarga peneliti terutama kedua orang tua peneliti tercinta yang telah
memberikan dukungan doa, semangat, material maupun moril.
11. Teman-teman serta semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak
dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan,


dengan demikian peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.

Medan, 24 Juli 2018

Peneliti

Suarman Putra Gea

v
DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. i


ABSTRAK............................................................................................................ ii
ABSTRACT ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR SKEMA ............................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9


2.1. Metode Bimbingan Klinik Pada Mahasiswa Profesi Ners .............. 9
2.1.1. Metode Experiential .......................................................... 10
2.1.2. Metode Konferensi ............................................................ 12
2.1.3. Metode Bedside Teaching .................................................. 17
2.1.4. Metode Observasi .............................................................. 18
2.1.5. Metode Pemecahan Masalah .............................................. 19
2.1.6. Pembelajaran Klinik Keperawatan ..................................... 20
2.1.6.1.Pengertian Pembelajaran Klinik ............................ 20
2.1.6.2.Pendidikan Keperawatan ........................................ 21
2.1.6.3.Pendidikan Profesi ................................................. 22
2.1.6.4.Pembimbing Klinik ................................................ 23
2.2. Kepuasan Pada Mahasiswa Profesi Ners ....................................... 24
2.2.1. Pengertian Kepuasan ......................................................... 24
2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan ...................... 25
a. Faktor Personal ............................................................. 25
b. Faktor Interpersonal ...................................................... 29
c. Faktor Organisasi .......................................................... 30
2.3. Penelitian-penelitian Terkait Hubungan Metode Bimbingan
Klinik Dengan Kepuasan Mahasiswa ............................................ 30
2.4. Kerangka Teori ............................................................................. 31
2.5. Kerangka Konsep.......................................................................... 32
2.6. Hipotesa Penelitian ....................................................................... 32

vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 33
3.1. Jenis Penelitian ................................................................................. 33
3.2.Populasi dan Sampel ......................................................................... 33
1. Populasi .................................................................................. 33
2. Sampel .................................................................................... 33
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 34
1. Lokasi Penelitian ..................................................................... 34
2. Waktu Penelitian ..................................................................... 34
3.4. Defenisi Operasional ....................................................................... 34
3.5. Aspek Pengukuran .......................................................................... 35
1. Metode Bimbingan Kepuasan Mahasiswa ................................ 35
2. Kepuasan Mahasiswa ............................................................... 36
3.6. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 38
3.7. Etika Penelitian ............................................................................... 39
3.8. Pengolahan Data ........................................................................... 40
3.9. Analisa Data ................................................................................... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitiann ............................................................................ 42
4.2. Pembahasan .................................................................................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 54
5.2. Saran ............................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ...................................................................... 34


Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
dan Jenis Kelamin Mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari
Mutiara Indonesia Tahun 2018 ........................................................ 43
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Metode Bimbingan Klinik Pada Mahasiswa
Profesi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2018 .......... 44
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kepuasan Pada Mahasiswa Profesi Ners
Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2018 ............................. 44
Tabel 4.4 Hasil Uji Rank Spearman’s Metode Bimbingan Klinik Dengan
Kepuasan Pada Mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari Mutiara
Indonesia Tahun 2018 ..................................................................... 44

viii
DAFTAR SKEMA

Halaman

Tabel 2.1 Kerangka Teori .................................................................................... 31


Tabel 2.1 Kerangka Konsep ................................................................................ 32

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Memperoleh Data Dasar


Lampiran 2 : Surat Balasan Survey
Lampiran 3 : Surat Permohonan Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner
Lampiran 4 : Surat Balasan Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 : Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 7 : Surat Ethical Cleareance (Uji etik penelitian)
Lampiran 8 : Lembar Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Lampiran 9 : Lembar Permohonan Menjadi Responden Penelitian
Lampiran 10 : Lembar Persetujuan Menjadi Respoden
Lampiran 11 : Lembar Distribusi Frekuensi Jawaban Responden
Lampiran 12 : Lembar Kuesioner Penelitian
Lampiran 13 : Master Data
Lampiran 14 : Hasil Output SPSS
Lampiran 15 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 16 : Dokumentasi Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 17 : Lembar konsul skripsi

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mahasiswa keperawatan dalam kegiatan akademik selama dipendidikan
mempelajari keilmuwan keperawatan secara teoritis, maka dalam mengasah
keterampilan dan kompetensinnya perlu dilakukan kegiatan belajar klinik,
sebab kegiatan ini dapat menjadi jembatan kesenjangan antara teori dan
praktek. Dalam hal ini, bahwa salah satu aspek dalam pendidikan
keperawatan, baik teori saja ataupun praktik saja tidak dapat berdiri dan
dipelajari sendiri (Papastavrou et al., 2010). Dalam hal ini, kedunya harus
saling memiliki keterkaitan, karena dalam memaksimalkan pendidikan
keperawatan harus ditunjang dengan praktik pembelajaran klinik. Kegiatan
pembelajaran klinik ini dapat memberikan pengalaman positif kepada
mahasiswa dalam merawat pasien, manajemen waktu serta kemampuan
berkomunikasi yang baik (Saroh, 2017).

Dengan meningkatkan pengalaman belajar klinik dalam tatanan pelayanan


kesehatan yang real, ini dapat membangun, membina kemampuan serta
sikap profesional nantinya. Melalui lahan praktek pra-klinik yang tersedia
serta fasilitas yang dilengkapi tentunya dapat menstimulasi mahasiswa
keperawatan dalam berinteraksi dengan pasien dan keluarga yang dapat
mengajarkan mahasiswa memiliki kemampuan berpikir kritis, membuat
keputusan klinik, melatih keterampilan psikomotor serta kemampuan afektif
(Jaswanto, 2012).

Bimbingan klinik dalam pembelajaran praktik klinik merupakan hal penting


demi terlaksananya pengalaman belajar praktikum bagi peserta didik.
Bimbingan klinik yang maksimal akan menciptakan pembelajaran klinik
yang baik. Pembelajaran klinik membutuhkan pembimbing klinik yang
mampu membimbing peserta didik. Pembimbing klinik harus pakar dalam

1
2

bidangnya dan juga mempunyai kemampuan sebagai pembimbing klinik


yang mampu memberi stimulasi, dorongan, bimbingan dan fasilitas.
Pembimbing klinik memfasilitasi proses belajar dengan memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan tindakan dibawah
pengawasan pembimbing klinik secara bertahap menumbuhkan kepercayaan
diri peserta didik melalui proses belajar (Nursalam dan Efendy, 2008).

Dalam hal pengalaman belajar klinik/Clinical Learning Enviromental (CLE)


sebagai wadah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
mahasiswa, pastinya ada dukungan yang mampu menunjang keberhasilan
berjalannya pembelajaran klinik yang tidak terlepas dari profesionalitas
seorang pembimbing Klinik baik dari pendidikan maupun dari Rumah sakit
yang memegang peranan penting dalam meningkatkan kemampuan dan
keterampilan mahasiswa keperawatan yang mengikuti pembelajaran klinik.
Dikatakan dalam salah satu jurnal Penelitian yaitu BMC bahwa Pasien
rekan bangsal staf, mentor dan guru klinis adalah stakeholder utama yang
terlibat dalam kaya pengalaman (Papastavrou, Dimitriadou, Tsangari, &
Andreou, 2016).

Pembelajaran klinik dipengaruhi oleh variabel personal dan variabel


lingkungan. Variabel pembelajaran tersebut meliputi kondisi belajar,
aktivitas dan sumber daya, kesempatan praktek dan penilaian, Proses
pembelajaran tersebut difasilitasi oleh pembimbing klinik dan klinik dengan
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan tindakan
dibawah pengawasan pembimbing klinik/akademik secara bertahap
menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik melalui proses belajar
(Enawati, 2008). Keberhasilan pendidikan dalam keperawatan, diperlukan
inovasi bidang pendidikan, yaitu mahasiswa keperawatan dapat didukung
oleh pembimbing klinik dan clinical instruktur (Sukesi, 2013).

Pembimbing klinik mampu menjadi role model yang dapat ditiru oleh
mahasiswa keperawatan (Mulyono, 2011) dengan keterlibatan diri dalam
3

mengajar, mengeksplor kemampuan pengalaman pembimbing klinik selama


pembelajaran klinik (Jaswanto, 2012). Merupakan tugas dari seorang
pembimbing klinik sebagai fasilitator dan pendorong mahasiswa dalam
pembelajaran klinik sehingga dapat meningkatkan profesionalisme dan
pengembangan diri mahasiswa (Sukesi, 2013). Yang menjadi faktor
pendukung dalam meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa yaitu
metode bimbingan klinik, proses bimbingan yang digunakan pembimbing
klinik, kelengkapan sarana, kerjasama klien dengan keluarga (Ekawaty
Heny, 2013).

Dalam hal menjalani pembelajaran klinik yang tentunya dapat memberi


pengalaman baru kepada mahasiswa dan meningkatkan keterampilan pada
kenyataannya tidak berjalan dengan baik. Permasalahan yang terkait dengan
pembelajaran klinik adalah metode pembelajaran klinik yang berguna untuk
mendidik peserta didik di klinik yang memungkinkan pendidik memilih dan
menerapkan cara mendidik sesuai dengan tujuan dan karakteristik individual
peserta didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran (Nursalam, 2011).

Penelitian pendukung yang menunjukkan permasalah yang ditemui di klinik


berkaitan dengan proses pembelajaran klinik keperawatan pada mahasiswa
S1 dalam Penelitian (Sarina Wa, 2012), menyatakan bahwa 20 mahasiswa
pada program studi S1 keperawatan reguler semester VIII UNIMUS, 15 %
mengatakan kurang memperoleh pengalaman klinik karena keterbatasan
kasus (pasien), 10% mengatakan keterbatasan kasus tidak menghalanginya
untuk belajar selama dia mau berusaha belajar, 20% mengatakan pada saat
praktik klinik (KGD 2) di ruang ICU syringe pump tidak ada sehingga
mahasiswa kurang memperoleh pembelajaran klinik, 20 % mengatakan
masih belum berani melakukan tindakan keperawatan langsung pada pasien
sehingga setiap akan melakukan tindakan keperawatan selalu meminta
untuk dibimbing.
4

Terdapat 10% mengatakan sering melakukan tindakan keperawatan sendiri


seperti pemasangan infus, 10 % mengatakan pembimbing klinik sibuk
dengan pekerjaannya dan jarang membimbing sehingga mahasiswa
kesulitan memenuhi target pembelajaran, 15% mengatakan jika
pembimbing sibuk mahasiswa selalu meminta staf perawat atau teman
sejawat yang sudah bisa melakukan tindakan keperawatan untuk
mengajarinya.

Menurut Penelitian Rizani (2006), Fenomena terkait permasalahan dalam


metode pembelajaran klinik adalah mahasiswa terkadang kurang dilibatkan
dalam aktivitas diruangan baik diskusi maupun prosedur tindakan dan
kurangnya pengawasan dari pembimbing klinik maupun akademik (Sarina
Wa, 2011).

Menurut Penelitian Bahadir & Yilmaz (2016), terdapat berbagai keluhan


mahasiswa dalam lingkungan belajar klinik selama praktik sehingga
menimbulkan kecemasan, kurang percaya diri dan mempengaruhi tingkat
kompetensi mahasiswa. Masalah-masalah yang dialami merupakan masalah
antara perawat dengan mahasiswa diruangan, yang dimana seorang perawat
memberikan kritikan kepada mahasiswa didepan pasien dan akhirnya
menimbulkan rasa takut melakukan kesalahan saat pembelajaran (Saroh,
2017). Pada penyelesaiannya, evaluasi dengan pembimbing klinik hanyalah
mengarah pada evaluasi dibandingkan berperan sebagai pengajar yang
mengajari secara langsung tentang kesalahan itu (Jaswanto, 2012).

Hal ini yang mendasari ketidakpuasan bagi mahasiswa keperawatan dalam


metode bimbingan klinik oleh pembimbing klinik. Tidak efektifnya
penerapan metode bimbingan klinik, seperti Bedside teaching, Experiential
(Penugasan Klinis tertulis), dalam pelaksanaan proses bimbingan klinik dari
masing-masing pembimbing menyebabkan tidak tercapainya tingkat
kepuasan mahasiswa disebabkan kurangnya waktu pembimbing klinik
dalam melaksanakan bimbingan sebab harus melaksanakan tugas sebagai
5

pengajar di kampus sehingga mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiswa


dalam pengalaman belajar klinik dengan ketidakseimbangan penerapan
metode bimbingan klinik secara maksimal, sebab kepuasan mahasiswa
tercapai jika pembimbing klinik mampu memberikan informasi, stimulasi
serta dapat menciptakan situasi belajar yang baik dan menarik (Ekawaty
Heny, 2013). Kondisi ketidakpuasan yang dapat mempengaruhi motivasi
belajar, kepercayaan diri dalam melakukan tindakan.

Dari Penelitian yang dilakukan (Ekawaty Heny, 2013), pada mahasiswa S1


Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan ditunjukkan bahwa ada
hubungan metode bimbingan klinik terhadap tingkat kepuasan mahasiswa
ditunjukkan dengan variabel metode bedsite teaching p value = 0,001,
metode penugasan klinis tertulis p value = 0,000 sedangkan metode
konferensi p value 0,000 (Ekawaty Heny, 2013).

Penelitian yang dilakukan (Sukesi, 2013), menunjukkan bahwa bimbingan


yang baik memenuhi ekspektasi kepuasan tinggi sebesar 71% sedangkan
bimbingan kurang menunjukkan kepuasan rendah (29 %). Hasil uji statistik
didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara bimbingan clinical
instructur dengan kepuasan pasien (p=0,015; α 0,05).

Hasil analisis diperoleh OR=2,881, artinya clinical instructur yang


memberikan bimbingan baik mempunyai peluang 3 kali memberikan
kepuasan mahasiswa dibandingkan bimbingan yang kurang. Dapat
disimpulkan bahwa Bimbingan clinical instructur yang kurang akan
mempengaruhi kepuasan yang rendah. Bimbingan clinical instructur yang
baik menunjukkan kepuasan sebesar 71%, sedangkan Bimbingan clinical
instructur yang kurang baik menunjukkan kepuasan yang rendah(29%)
(Sukesi, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh (Jaswanto, 2012), menunjukkan bahwa


persepsi mahasiswa tentang metode bimbingan klinik bedside teaching,
6

konferensi, penugasan klinis dengan kepuasan terdapat hubungan yang


signifikan dalam memenuhi ekspektasi kepuasan bagi mahasiswa. Semakin
baik metode bimbingan yang diberikan maka semakin tinggi kepuasan yang
didapatkan, demikian bila metode bimbingan yang diberikan kurang maka
kepuasan yang didapatkan kurang.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan Peneliti di RSUP. H. Adam


Malik Medan tahun 2018 lazimnya metode bimbingan yang digunakan
antara Bedside Teaching, Konferensi, dan Penugasan klinis tertulis
(experiential). Mahasiswa Profesi Ners Tahun Pelajaran 2017/2018
berjumlah 114 orang yang melaksanakan praktik di RSUP. H. Adam Malik
Medan yang terdiri atas dua stase yaitu stase anak dan gadar yang dibagi
pada masing-masing ruangan yang terdiri dari atas 10 ruangan antara lain
IGD triage, IGD jantung, HCU, CVCU, Stroke Coroner (SC) merupakan
lahan praktik pada stase gadar, dan lahan praktik pada stase anak yaitu pada
perinatologi, Rindu B4, Rindu A4, bedah syaraf anak, poli, dan PICU.

Hasil wawancara dari 10 mahasiswa tentang tingkat kepuasan yang


didapatkan terhadap bimbingan klinik selama praktik, didapatkan 4 dari 10
mahasiswa mengungkapkan bahwa bimbingan yang mereka dapatkan
kurang dari harapan mereka sebagian dari mereka menjawab adanya
kepuasan pada salah satu dari tiga metode bimbingan yang dilakukan.
Keluhan yang disampaikan terkait dengan jarangnya pembimbing klinik
(dosen/CI) mendampingi dalam pelaksanaan tindakan, terkadang CI
memberikan saran dan masukan didepan pasien, penilaian tindakan
hanyalah sekedar evaluasi dan tidak mengecek secara langsung kebenaran
tindakan. Sehingga pendapat tersebut menunjukkan bahwa adanya
hubungan antara metode bimbingan klinik yang dilakukan dengan kepuasan
mahasiswa. Salah seorang mahasiswa beranggapan bahwa bimbingan yang
didapatkan hanyalah sebatas evaluasi bukan mengajarkan serta
penyampaian informasi penugasan bimbingan yang kurang lengkap dan
ramah.
7

Hal tingkat kepuasan yang dimaksud dapat mempengaruhi minat belajar dan
motivasi mahasiswa terhadap tingkat pencapaian kompetensi dan dapat
meningkatkan kepercayaan diri dalam memberikan asuhan secara langsung
kepada pasien. Berdasarkan data diatas Peneliti tertarik untuk mengangkat
masalah Penelitian tentang “Hubungan antara metode bimbingan klinik
dengan kepuasan mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari Mutiara
Indonesia di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2018.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan Penelitian
ini adalah ada tidaknya hubungan metode bimbingan klinik dengan
kepuasan pada mahasiswa Profesi Ners di Universitas Sari Mutiara
Indonesia tahun 2018.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui adanya hubungan metode bimbingan klinik dengan
kepuasan mahasiswa Profesi Ners di Universitas Sari Mutiara
Indonesia tahun 2018.

1.3.2. Tujuan Khusus


a. Mengetahui metode bimbingan klinik pada mahasiswa Profesi
Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia tahun 2018.

b. Mengetahui kepuasan pada mahasiswa Profesi Ners Universitas


Sari Mutiara Indonesia tahun 2018.

1.4. Manfaat Penelitian


8

1.4.1. Manfaat bagi pembimbing klinik keperawatan (Dosen/CI)


Sebagai masukan bagi pembimbing klinik untuk dapat menciptakan
bimbingan klinik yang menarik dan penerapan metode bimbingan
yang tepat bagi peserta didik sehingga dapat meningkatkan kualitas
bimbingan dalam mencapai tujuan pembelajaran klinik.

1.4.2. Manfaat bagi mahasiswa


Mahasiswa mendapatkan metode bimbingan secara tepat dan
lengkap sehingga dapat meningkatkan kemampuan pengetahuan dan
keterampilan serta kepercayaan diri mahasiswa dalam melakukan
asuhan kepada pasien.

1.4.3. Manfaat bagi Peneliti selanjutnya


Menambah informasi dan pengetahuan bagi Peneliti selanjutnya
serta dapat dijadikan sebagai bahan dasar Penelitian selanjutnya
tentang masalah metode bimbingan klinik dengan kepuasan
mahasiswa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Metode Bimbingan Klinik/Pembelajaran Klinik Pada Mahasiswa


Profesi Ners
Metode pembelajaran klinik merupakan suatu metode untuk mendidik
peserta didik di klinik yang memungkinkan pendidik untuk memilih dan
menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik
individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran
(Nursalam & Fery Efendi, 2008).

Pembimbing klinik bertanggung jawab menentukan metode pembelajaran di


klinik untuk mendukung tujuan tersebut. Beberapa metode klinik yang biasa
digunakan adalah metode experential, metode pemecahan masalah, metode
konferensi, metode observasi, metode multimedia, metode self directed,
metode preseptorship, dan metode bedside teaching (Reilly dan Oermann,
2002, dan Nursalam, 2008).

Menurut Widyawati dan Aulawi (2008), dalam menentukan metode


pembelajaran klinik ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kesesuaian tujuan pengalaman belajar klinik dengan metode pengajaran
2. Kesesuaian peserta didik dengan kemampuan pengalaman dan
karakteristik lain
3. Kesesuaian keterampilan pengajar dan kerangka proses pembelajaran
4. Ketepatan sumber-sumber yang tersedia dan kendala di lahan praktik
5. Menyediakan beragam metode dengan berbagai kompetensi yang akan
dicapai

Beberapa metode klinik yang biasa digunakan adalah metode experential,


metode pemecahan masalah, metode konferensi, metode observasi, metode
multimedia, metode self directed, metode preseptorship, dan metode bedside
teaching (Reilly dan Oermann, 2002, dan Nursalam, 2008).

9
10

2.1.1. Metode Experiential/Penugasan klinik tertulis


Metode ini merupakan metode yang memberikan penugasan untuk
membuat catatan dan laporan secara tertulis, dilahan praktek
(Hidayat, 2008). Metode pengajaran ini memberikan pengalaman
langsung dari kejadian. Metode ini didasarkan pada konsep
pembelajaran fenomenologik. Metode ini menyediakan interaksi
antara mahasiswa dengan lingkungan yang menjadi tempat
mahasiswa menperoleh makna pribadi (Reilly dan Oermann, 2002).

Metode ini meliputi penugasan klinik, penugasan tertulis, simulasi


dan permainan. Contoh penugasan tertulis: menulis rencana
keperawatan, studi kasus, perencanaan pendidikan kesehatan, proses
pencatatan, membuat laporan kunjungan, pembuatan makalah dan
catatan kerja peserta didik tentang hasil observasi di lapangan serta
pengalaman prakteknya. Contoh simulasi dan permainan yaitu
menggunakan model boneka dalam melakukan keterampilan
misalnya pemeriksaan payudara, kateterisasi urine, pemberian
injeksi (Hidayat, 2008).

Kegunaan dari metode experiential (Nursalam, 2011) antara lain :


a. Membantu menganalisis situasi klinik melalui proses identifikasi
masalah.
b. Menentukan tindakan yang akan di ambil.
c. Mengimplementasikan pengetahuan ke dalam masalah klinik.
d. Menenkankan hubungan antara pengalaman belajar yang lalu
dengan pengalaman terhadap masa lalu.
e. Berasal dari teori kognitif yang dipadukan dengan teori proses
informasi dan teori pengambilan keputusan.
f. Kegiatan pada metode ini meliputi:
1) Situasi menyesaikan masalah.
2) Membantu peserta didik meningkatkan sikap profesional.
11

3) Mampu menerapkan masalah konseptual keperawatan dalam


kurikulum berdasarkan masalah aktual.
4) Menggambarkan secara tertulis kejadian/peristiwa klinik
dengan tujuan:
a) Menanggulangi masalah yang terdapat di klinik.
b) Mengidentifikasi data relevan yang menunjang masalah.
c) Mengajukan hipotesis yang relevan.
d) Merencanakan tindakan keperawatan yang tepat.
e) Menerapkan teori ke dalam praktek.
f) Situasi pengambilan keputusan
g) Merupakan situasi penyelesaian masalah yang
memerlukan pengambilan keputusan
5) Peserta didik melakukan :
a) Pengujian data yang ada
b) Pengidentifikasian alternatif tindakan
c) Penentuan prioritas tindakan
d) Pembuatan keputusan
e) Melengkapi situasi pengambilan keputusan secara
individual atau kelompok
f) Berdiskusi dan menggali proses berpikir dalam
menanggapi situasi

Peran pembimbing akademik dalam metode eksperensial yaitu


dengan membantu peserta didik menganalisa situasi klinik melalui
pengidentifikasian masalah, menentukan tindakan yang akan
diambil, mengimplementasikan pengetahuan dalam masalah klinik,
menekankan hubungan antara pengalaman belajar lalu dan
pengalaman terhadap masa lalu, berasal dari teori kognitif yang
dipadukan dengan teori proses informasi dan teori pengambilan
keputusan (Nursalam dan Efendy, 2008).
12

Metode ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Beberapa


kelebihan metode experiential adalah sebagai berikut (Nursalam dan
Efendy, 2008).
a. Perawat menjadi kompeten dalam tugas.
b. Ketercapaian proses keperawatan meningkat.
c. Mengimplementasikan model praktik professional.

Beberapa kelemahan metode experiential adalah sebagai berikut.


a. Mahasiswa hanya melihat tugas asuhan keperawatan sebagai
keterampilan semata saja.
b. Mahasiswa yang belum terampil memerlukan waktu yang banyak
untuk pembelajaran.
c. Apabila pekerjaan selesai, mahasiswa akan meninggalkan klien
dan melakukan tugas yang lain.

2.1.2. Metode Konferensi


Metode konferensi merupakan kegiatan diskusi kelompok untuk
membahas hal yang telah dilakukan pada praktik klinik/lapangan,
tingkat pencapaian tujuan praktik klinik hari tersebut, kendala yang
dihadapi dan cara mengatasinya, serta kejadian lain yang tidak
direncanakan, termasuk kejadian kegawatan pasien yang harus
dihadapi peserta didik. Mahasiswa dapat berbicara saat proses
pemecahan masalah dan menerima feedback langsung dari rekannya
dan dosennya. Metode konferensi terdiri dari pra klinik
(preconference) dan pasca klinik (postconference) (Nursalam, 2008).
Metode konferensi mempunyai kelebihan dan kelemahan.

Beberapa kelebihan metode konferensi adalah sebagai berikut


(Reilly dan Oermann, 2002) :
a. Membuka ruang antar dosen dan mahasiswa untuk saling
berinteraksi satu sama lain.
13

b. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan


kemampuannya dalam mengeksplorasikan ide serta meningkatkan
rasa percaya diri mahasiswa.
c. Kegiatan saling menilai rekan satu sama lain atas kinerja masing-
masing memberikan peluang dan pengalaman tersendiri bagi
peserta didik.

Beberapa kelemahan metode konferensi adalah:


a. Dosen/presptor dengan beban kerja dan kesibukan yang tinggi
akan mengalami hambatan terutama dalam mengatur waktu untuk
mnerapkan metode ini.
b. Terbatasnya waktu kegiatan yang diimplementasikan mengurangi
kepuasan mahasiswa terhadap beberapa hal dari pembelajaran
yang belum tercapai.
c. Kegiatan ini menjadi stressor tersendiri bagi mahasiswa ketika
mereka belum mempersiapkan segala sesuatunya secara
maksimal.

Kegunaan metode konferensi sebagai berikut (Nursalam, 2011) :


a. Dirancang melalui diskusi kelompok.
b. Meningkatkan pembelajaran dan penyesaian masalah dalam
kelompok melalui analisis kritikal, pemilihan alternatif
pemecahan masalah, dan pendekatan kreatif.
c. Memberi kesempatan mengemukakan pendapat dalam penyesaian
masalah.
d. Memberi umpan balik dari kelompok atau pengajar.
e. Memberi kesempatan terjadinya peer review, diskusi kepedilian,
isu, dan penyesaian masalah oleh disiplin ilmu lain.
f. Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai narasumber.
g. Meningkatkan kemampuan memformulasikan ide.
h. Adanya kemampuan peserta didik untuk berkontribusi.
14

i. Meningkatkan rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan


kelompok.
j. Kemampuan menggali perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang
mempengaruhi praktik.
k. Mengembangkan keterampilan dalam beragumentasi.
l. Mengembangkan keterampilan kepemimpinan.

Jenis-jenis Konferensi (Nursalam, 2011) :


a. Konferensi praklinik (preconference)
Konferensi praklinik kegiatan berdiskusi kelompok tentang
praktik klinik yang mana diagnosis keperawatan masih berlaku:
apakah diagnosis/masalah keperawatan yang ditemukan
berdasarkan pengkajian yang akurat, apa rencanaan dan tindakan
yang akan dilakukan hari ini.

b. Konferensi Pascaklinik (Post Conference)


Dilakukan segera setelah praktik klinik dilaksanakan, Tujuannya:
1) Untuk menilai kemampuan peserta didik dalam mengevaluasi
perkembangan klien.
2) Menilai kemampuan peserta didik dalam menyiapkan praktik
pada hari tersebut.
3) Menilai perkembangan kemampuan menulis diagnosis
keperawatan pada hari tersebut.

Konferensi ini berguna untuk memperoleh kejelasan tentang asuhan


yang telah diberikan, membagi pengalaman antar peserta didik, dan
mengenali kualitas keterlibatan peserta didik dalam praktik.
c. Umpan balik dari kelompok (peer review)
d. Isu (isue)
e. Multidisiplin.
15

Urutan kegiatan konferensi menurut Nursalam (2011) :


a. Hari pertama
1) Konferensi Pra-Klinik
a) Pembimbing Klinik (PK) menjelaskan tentang karakteristik
ruang rawat, staf, dan tim pelayanan kesehatan lain dimana
para peserta didik akan ditempatkan, tujuan keberadaan
peserta didik ditempat praktik, perilaku peserta didik yang
diharapkan sesuai dengan objektif dan falsafah praktik
keperawatan klinik, serta waktu dan tempat dimana peserta
didik dapat menemui pembimbing klinik apabila menemui
kesulitan baik teknis maupun interpersonal.

b) Pembimbing Klinik mengkaji kembali persiapan peserta


didik untuk menghadapi dan memberi asuhan keperawatan
kepada pasien, mulai dari aspek perencanaan (fokus
pengkajian) sampai ke rencana evaluasi.

c) Mengingatkan peserta didik untuk membawa perlengkapan


dasar.

2) Konferensi Pasca-klinik
Konferensi ini dapat dilakukan pada hari yang sama atau
ketika akan melakukan konferensi prapraktik klinik hari ketiga.
a) Pembimbing Klinik melakukan diskusi dengan peserta didik
untuk membahas tentang pasien, tempat prakti, dan
pengalaman belajar yang dicapai pada hari pertama.

b) Prinsip diskusi : memberi kesempatan kepada peserta didik


untuk mengutarakan pendapat, mengekspresikan perasaan,
mengklarifikasi tindakan rasional yang telah dilakukan
peserta didik, dan memberi kesempatan kepada pserta didik
untuk mengemukakan usulan perbaikan yang dapat
diterapkan pada hari selanjutnya.
16

c) Diskusi ini sebaiknya ditempat khusus, terpisah dari pasien

b. Hari kedua dan selanjutnya


1) Konferensi Pra klinik
a) Pembimbing Klinik membahas tentang perkembangan
pasien dan rencana tindakan untuk hari kedua ini, termasuk
cara Penelitian catatan perkembangan pasien (Progress
note), yaitu SOAP.

b) Menyiapkan kasus baru untuk mengantisipasi apabila


terjadi kondisi dimana satu pasien yang akan diasuh oleh
satu peserta didik tidak mungkin diintervensi oleh peserta
didik lain.

c) Memotivasi peserta didik untuk melakukan prosedur


keperawatan yang belum diperoleh pada hari pertama.

d) Hal yang perlu ditanyakan pada konferensi pra-praktik


klinik adalah Diagnosisnya/masalah keperawatan yang
ditemukan berdasarkan pengkajian yang akurat, rencana,
serta tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada hari
ini.

2) Konferensi Pasca-praktik Klinik


a) Dilakukan segera setelah praktik
b) Tujuan :
1) Untuk menilai kemampuan peserta didik dalam
mengevaluasi perkembangan pasien
2) Menilai kemampuan peserta didik dalam menyiapkan
praktik pada hari tersebut
3) Menilai perkembangan kemampuan menulis diagnosis
keperawatan pada hari tersebut.
17

c) Konferensi ini berguna untuk memperoleh kejelasan


tentang asuhan yang telah diberikan, membagi
pengalaman antar peserta didik dan mengenali kualitas
keterlibatan peserta didik dalam praktik.

2.1.3. Metode Bedside Teaching


Merupakan metode mengajar kepeada peserta didik. Aktivitas ini
dilakukan disamping tempat tidur pasien dan meliputi kegiatan
mempelajari kondisi pasien dan asuhan keperawatan yang
dibutuhkan oleh pasien (Nursalam,2011).

Manfaat bedside teaching adalah agar pembimbing klinik dapat


mengajarkan peserta didik untuk menguasai keterampilan
prosedural, menumbuhkan sikap profesional, mempelajari
perkembangan biologis/fisik, melakukan komunikasi melalui
pengamatan langsung.

Prinsip-prinsip metode bedside teaching :


a. Sikap fisik maupun psikologis dari pembimbing, peserta didik
dan klien.
b. Jumlah peserta didik dibatasi (5-6 orang).
c. Diskusi pada awal dan pasca demonstrasi didepan klien dilakukan
seminimal mungkin.
d. Lanjutkan dengan redemonstrasi.
e. Kaji pemahaman peserta didik sesegera mungkin terhadap apa
yang didapatkannya saat itu.
f. Kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum
pernah diperoleh peserta didik sebelumnya, atau apabila peserta
didik menghadapi kesulitan menerapkan.
18

Beberapa kelebihan metode bed side teaching menurut Nursalam


adalah sebagai berikut :
a. Mendapatkan kasus yang sesuai yang dapat memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan keterampilan
teknik prosedural dan interpersonal.
b. Menumbuhkan sikap professional preseptor kepada mahasiswa.
c. Meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal.
d. Memacu mahasiswa untuk belajar aktif.
e. Dapat mengobservasi keterampilan mahasiswa secara langsung.

Beberapa kelemahan bedside teaching adalah sebagai berikut:


a. Dosen/preseptor dan mahasiswa yang kurang melakukan
persiapan baik persiapan fisik, psikologis akan menimbulkan rasa
tidak percaya dalam diri klien.
b. Mahasiswa yang tidak memiliki atau menguasai bahan/materi
akan mengurangi efektifitas pembelajaran

2.1.4. Metode Observasi


Metode observasi merupakan bentuk pembelajaran yang
memberikan penugasan kepada mahasiswa melalui kegiatan
observasi yang bertujuan untuk menambah pengalaman mahasiswa
terhadap sesuatu fenomena yang nyata dengan mengembangkan
perilaku baru yang akan di jadikan pembelajaran di masa mendatang.
(Nursalam,2013). Metode ini meliputi:
a) Observasi lapangan: dilakukan untuk memperoleh pengalaman
serta memberikan perspektif kepada mahasiswa di masa
mendatang mengenai asuhan keperawatan, mengobservasi situasi
klinik serta perilaku orang lain selama di lingkungan klinik.
b) Field trip dilakukan diluar lingkungan praktek dengan mengkaji
dan menggali pengalaman yang lain yang tidak di dapatkan di
lahan praktik sebelumnya.
19

c) Ronde keperawatan: merupakan suatu metode observasi yang


dilakukan secara langsung dengan mengkaji asuhan keperawatan
dan informasi dari klien dan berdiskusi dengan klien, hasil
observasi terhadap klien didiskusikan diluar lingkungan klien
(Hidayat, 2008). Metode ini mempunyai kelebihan dan
kelemahan.

Beberapa kelebihan metode observasi adalah sebagai berikut (Reilly


dan Oermann, 2002) :
a. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa tentang beragam
permasalahan yang ada di klinik.
b. Memberikan perhatian kepada mahasiswa untuk lebih fokus
kepada objek observasinya.
c. Mahasiswa dapat mengobservasi dan berinteraksi secara langsung
kepada klien.

Beberapa kelemahan metode observasi adalah sebagai :


a. Klien dan keluarga merasa kurang nyaman jika privasinya
terganggu.
b. Komunikasi yang tidak efektif akan mempengaruhi informasi
yang didapatkan.

2.1.5. Pemecahan masalah


Metode pemecahan masalah membantu mahasiswa dalam
menganalisa situasi klinis yang bertujuan untuk menjelaskan
masalah yang akan diselesaikan, memutuskan tindakan yang akan
diambil, menerapkan pengetahuan untuk memecahkan suatu masalah
klinis, memperjelas keyakinan dan nilai seseorang.

Beberapa kelebihan metode pemecahan masalah adalah sebagai


berikut (Reilly dan Oermann, 2002).
20

a. Mahasiswa berpotensi mengembangkan kemampuan berpikir


kritisnya dalam memecahkan masalah.
b. Mahasiswa diharuskan dapat menguasai materi pembelajaran agar
dapat memberikan solusi yang tepat untuk masalah klien.
c. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat.

Beberapa kelemahan metode pemecahan masalah adalah sebagai


berikut:
a. Dosen/preseptor harus memberikan perhatian yang maksimal
kepada mahasiswa.
b. Mahasiswa yang tidak menguasai materi akan mengalami
kesulitan dalam pengambilan keputusan.

2.2. Pembelajaran Klinik Keperawatan


2.2.1. Pengertian Pembelajaran Klinik
Pembelajaran klinik merupakan salah satu metode mendidik peserta
didik di klinik yang memungkinkan pendidikan memilih dan
menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan objektif (tujuan), dan
karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep
pembelajaran (Nursalam, 2011). Pengajaran klinik atau pengajaran
lapangan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menerapkan ilmu yang dipelajari di kelas pada
tahap akademik ke praktik klinik (Nursalam dan Efendy, 2008).

Pembelajaran klinik atau praktik klinik keperawatan adalah suatu


proses transformasi mahasiswa menjadi seorang perawat profesional
yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk beradaptasi
dengan perannya sebagai perawat profesional dalam melaksanakan
praktik keperawatan profesional disituasi nyata pada pelayanan
kesehatan klinik atau komunitas (Nursalam dan Efendy, 2008).
21

Menurut Swheer dalam Penelitian (Munadliroh Siti, 2015), metode


pembelajaran klinik adalah suatu sarana yang dapat memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan
teori ke dalam pembelajaran dengan menerapkan beberapa
ketrampilan intelektual dan psikomotor yang diperlukan untuk
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas pada pasien.
Pembelajaran klinik sangat penting untuk mahasiswa keperawatan.
Keberhasilan pembelajaran klinik sangat dipengaruhi banyak faktor,
di antaranya adalah lingkungan belajar klinik (clinical learning
environment). Lingkungan pembelajaran klinik merupakan salah satu
bentuk iklim pembelajaran, yang pada pembelajaran medis, inisiatif
awal, perkembangan berkelanjutan, dan kelelahan kepaniteraan
(Boor et al, 2008, dalam Emilia, 2008). Faktor kedua yang
mendukung keberhasilan pembelajaran klinik yaitu pembimbing
klinik, dimana Pembelajaran praktek klinik adalah suatu pengalaman
pribadi dan interpersonal yang diikat dalam suatu prinsip dan
peraturan dimana keberhasilannya ditentukan oleh peran serta
pembimbing dan peserta didik yang dibimbing (Merina, Indah, &
Imavike, 2013).

Menurut Brunero & Parbury (2010), Praktek klinik diharapkan


bukan hanya sekedar kesempatan untuk menerapkan teori yang
dipelajari di kelas akan tetapi melalui praktek klinik, mahasiswa
diharapkan lebih aktif dalam setiap tindakan sehingga dapat menjadi
perawat yang terampil dalam mengaplikasikan teori keperawatan
dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat (Merina et al.,
2013).

2.2.2. Pendidikan Keperawatan


Pendidikan dalam keperawatan merupakan usaha yang terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya
22

sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan yang dimilikinya sehingga


dapat diaplikasikan dalam bentuk profesional yang berbentuk bio-
psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyakrakat baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Jaswanto et al., 2012).

Menurut Novietasari (2002), pendidikan keperawatan dibagi menjadi


dua disiplin yaitu disiplin akademik dan disiplin profesional. Kedua
disiplin pendidikan keperawatan ini harus diikuti, karena keduanya
merupakan tahap pendidikan yang terintegrasi sehingga tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Pada tahap pendidikan akademik
mahasiswa mendapatkan teori dan konsep. Mata kuliah pada tahap
ini terbagi menjadi mata kuliah yang sifatnya umum, mata kuliah
penunjang seperti mata kuliah medis yang secara tidak langsung
menunjang mata kuliah keperawatan. Sedangkan pada tahap profesi
mahasiswa mengaplikasikan teori-teori dan konsep-konsep yang
telah didapat selama tahap akademik.

Berdasarkan sumber Nurhidayah, 2011, unsur utama dalam


pendidikan keperawatan adalah bagaimana proses pembelajaran di
klinik itu dilakukan. Proses pembelajaran dipengaruhi oleh peserta
didik dan pendidik (Ekawaty Heny, 2013).

2.2.3. Pendidikan Profesi


(Desvitasari Helsy, 2013), tahap Profesi Ners merupakan lanjutan
program akademik melalui pembelajaran klinik yang menuntut
lulusannya memiliki karakterisik esensial profesi meliputi 5 aspek
berikut (Erniyati, 2010) :
1. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
2. Kemampuan dalam menyelesaikan masalah secara alamiah
3. Sikap dan tingkah laku profesional
4. Belajar aktif dan mandiri
23

5. Pendidikan berada di masyarakat

Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu


sebagai dasar pengembangan teori pendidikan dan pelatihan yang
cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada
pelayanan. Ciri-ciri profesi menurut (Reily & Oerman, 2002) :
1. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya, jelas
wilayah kerja keilmuan dan aplikasinya.
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang
terencana, terus menerus dan bertahap.
3. Pekerja profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara
legal melalui perundang-undangan.
4. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan
profesi (standar pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan dan
kode etik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan -
peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi.

2.2.4. Pembimbing Klinik


Menurut Asyahadi (2004) Membimbing adalah suatu proses
pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari
pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian diri
dalam pemahaman diri penerimaan diri, pengarahan diri dan
perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang
optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Pembimbing klinik
perlu ditingkatkan kualitasnya karena pembimbing sangat berperang
pada perkembangan kemampuan kognitif dan afektif peserta didik.
Kriteria pembimbing klinik yang perlu di tingkatkan adalah peran
sebagai model/contoh, pengamat, peserta, dan narasumber
(Nursalam, 2002).

Menurut Dermawan (2012), seseorang yang mengajar, memberikan


bimbingan yang dapat memberikan inspirasi sehingga menjadi
24

panutan (role model) serta mendukung pertumbuhan dan


perkembangan individu untuk jangka waktu tertentu dengan tujuan
khusus mensosialisasikan preceptee (mahasiswa bimbingan klinik)
dalam peran barunya sebagai pemula dalam pelaksanaan
pembelajaran klinik (Baroroh Arinal, 2009). Keberhasilan
pendidikan dalam keperawatan, diperlukan inovasi bidang
pendidikan, yaitu mahasiswa keperawatan dapat didukung oleh
pembimbing akademik dan clinical instruktur (Sukesi, 2013).

Dalam buku Menejemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional (Nursalam, 2011), menyebutkan beberapa
peran preceptor, antara lain: membantu mahasiswa keperawatan
untuk belajar, mendukung dalam proses pembelajaran, menilai
kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional
tindakan, mengarahkan dan mengoreksi, mengintegrasikan teori dan
konsep yang telah dipelajari.

2.3. Kepuasan Pada Mahasiswa Profesi Ners


2.3.1. Pengertian Kepuasan
Satisfaction (kepuasan) berasal dari bahasa latin satis artinya baik,
atau memadai, dan facio artinya melakukan atau membuat, sehingga
secara sederhana dapat diartikan membuat sesuatu cukup memadai,
atau baik. Menurut Jullierat dan Schreiner dalam Firmansyah,
kepuasan mahasiswa adalah suatu penilaian dimana ekspektasi telah
terpenuhi atau lebih dari apa yang mereka persepsikan terhadap
kenyataan di lingkungan belajarnya (Saroh, 2017).

Menurut pendapat Mowen yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2006),


kepuasan pelanggan merupakan sikap keseluruhan terhadap suatu
barang atau jasa kepuasan pelanggan merupakan sikap keseluruhan
terhadap suatu barang atau jasa setelah perolehan (acquisition) dan
pemakaiannya (Jaswanto, 2012).
25

Menurut Irawan (2002), kepuasan pelanggan sebagai persepsi


terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi harapannya,
sehingga pelanggan tidak puas apabila mempunyai persepsi bahwa
harapannya belum terpenuhi, pelanggan akan merasa puas jika
persepsinya sama atau lebih dari yang diharapkan.

Trisno Musanto mengutip pendapat Band dalam buku Membangun


Kepuasan pelanggan, mengatakan kepuasan pelanggan merupakan
tingkatan di mana kebutuhan, keinginan dan harapan dari pelanggan
dapat terpenuhi yang mengakibatkan terjadinya pembelian ulang
atau kesetiaan (Boky, 2016).

Menurut Ekawati (2008), kepuasan adalah penilaian dari hasil suatu


penyampaian yang baik. Kepuasan mahasiswa akan tercapai jika
pembimbing klinik memberikan informasi, stimulasi, serta dapat
menciptakan situasi belajar yang baik (Azizah & Ropyanto, 2012).

2.3.2. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa


Faktor- faktor yang mempengaruhi kepuasaan mahasiswa terdiri atas
faktor personal, interpersonal dan organisasi (Saroh, 2017) :
a. Faktor Personal
1). Jenis kelamin
Jenis kelamin belum jelas berpengaruh terhadap kepuasan
mahasiswa. Beberapa Penelitian melaporkan bahwa jenis
kelamin tidak memiliki pengaruh secara bermakna terhadap
kepuasan mahasiswa, namun beberapa Penelitian mengatakan
adanya pengaruh jenis kelamin terhadap kepuasan
mahasiswa. Penelitian Hayes dan Suzette pada tahun 2007
mengatakan bahwa wanita lebih besar mempersepsikan
pelayanan yang diberikan perawat dibanding laki-laki. Mc
Clean pada tahun 2010 juga mengatakan tidak ada hubungan
signifikan jenis kelamin laki-laki terhadap kepuasan.
26

Sedangkan Loundan dan Britta pada tahun 1998 menyatakan


bahwa jenis kelamin pria lebih puas dibandingkan dengan
wanita.

2). Tahun pembelajaran/angkatan


Jones, Pitt, Pratt, Harbrow dan Rossiter pada tahun 2015
mengatakan mahasiswa angkatan pertama dapat memiliki
tingkat stress yang tinggi akibat kurang siap dalam menjalani
pembelajaran klinik karena mereka belum cukup memiliki
kemampuan klinik. Namun, mahasiswa angkatan pertama
memiliki tingkat kepuasan yang tinggi dibandingkan
angkatan yang lain seperti angkatan kedua sampai angkatan
keempat.

3). Keperawatan sebagai pilihan pertama


Mahasiswa yang memilih keperawatan sebagai pilihan
pertama akan memiliki kepuasan yang lebih tinggi terhadap
pembelajaran klinik dibandingkan dengan mahasiswa yang
memilih keperawatan bukan sebagai pilihan pertamanya.

4). Kepercayaan diri


Kepercayaan diri adalah kepercayaan seseorang terhadap
kemampuannya untuk dapat menyelesaikan sesuatu.
Kepercayaan diri mempengaruhi seseorang untuk merasakan,
berfikir, memotivasi diri dan berperilaku. Kepercayaan diri
membantu individu dalam mencapai sukses atas apa yang
dikerjakannya. Individu yang percaya diri dengan
kemampuannya cenderung untuk berhasil dalam
menyelesaikan tugasnya. Sedangkan orang yang selalu
merasa gagal cenderung tidak mampu menyelesaikan
tugasnya. Kepercayaan berhubungan dengan kepuasan.
27

Kepercayaan diri yang tinggi mempengaruhi kepuasan atas


apa yang dikerjakannya.

5). Status ekonomi


Status ekonomi adalah kondisi seseorang berdasarkan
finansial. Mahasiswa yang tingkat ekonominya lebih tinggi
akan lebih mampu untuk membeli sarana belajar seperti akses
internet, alat-alat klinik dan lain-lain guna menunjang proses
belajarnya. Keadaan ekonomi akan berpengaruh terhadap
kepuasan seseorang.

6). Kepribadian
Kepribadian seseorang yang berpengaruh terhadap kepuasan
terdiri dari aspek neuroticism, extraversion dan
conscientiousness. Neuroticism adalah kepribadian dimana
cenderung untuk mengalami emosi negatif seperti marah,
cemas dan depresi. Extraversion kepribadian dimana
cenderung untuk mengalami emosi positif dan cenderung
ntuk membangun relasi yang baik dengan orang lain.
Conscientiousness kepribadian dimana cenderung untuk
menunjukan sikap disiplin, bertanggung jawab dan ambisi
untuk mendapat prestasi. Neuroticism berpengaruh
menurunkan kepuasan. Sedangkan extraversion dan
conscientiousness mendukung dalam meningkatkan
kepuasan.

7). Indeks prestasi komulatif (IPK)


Mahasiswa yang memiliki tingkat kepuasan yang tinggi
cenderung memiliki IPK yang tinggi pula. Kepuasan
mahasiswa berhubungan positif dengan IPK.
28

8). Nilai praktik


Nilai pembelajaran klinik yang tinggi diasosiasikan dengan
kinerja mahasiswa yang bagus dalam mengikuti
pembelajaran klinik. Kinerja yang baik akan memberikan
kepuasan lebih bagi individu. Oleh karena itu, nilai
pembelajaran klinik berhubungan positif dengan kepuasan
mahasiswa terhadap pembelajaran klinik.

9). Lama studi


Mahasiswa yang mampu menyelesaikan program pendidikan
S1 dengan tepat waktu memiliki tingkat kepuasan yang lebih
tinggi dibandingkan mahasiswa yang terlambat
menyelesaikan studi.

10). Pengalaman pembelajaran klinik


Pengalaman pribadi mahasiswa adalah pengalaman
mahasiswa yang terjadi saat pembelajaran klinik. Pengalaman
dapat berupa berbagai macam kejadian, baik yang positif
maupun negatif.

11). Kepuasan hidup


Kepuasan hidup adalah jalan bagaimana seseorang
memandang hidup mereka berlalu dan merasakan tentang
arah hidup dimasa yang akan datang. Kepuasan hidup
berhubungan positif dengan kepuasan terhadap apa yang
telah dikerjakan. Mahasiswa yang memiliki kepuasan hidup
yang tinggi cenderung untuk memiliki kepuasan yang tinggi
atas hasil kerjanya terlihat pada nilainya.

12). Sarana dan prasarana


Sarana dan prasana adalah unsur yang memiliki peran
penting dalam pembelajaran. Kepuasan akan meningkat
29

seiring dengan peningkatan dan kompleksitas sarana dan


prasarana pembelajaran klinik yang memadai.

b. Faktor interpersonal
1). Kemampuan komunikasi instruktur
Kemampuan komunikasi adalah suatu kecakapan individu
dalam mengolah kata-kata atau berbicara secara baik. Hal
yang mempengaruhi kualitas kemampuan komunikasi
instruktur meliputi: membuat mahasiswa paham, memberikan
umpan balik yang berguna, pendengar yang aktif,
berkomunikasi dengan gaya yang tidak mengancam, terbuka
dan jujur, memberikan umpan balik tepat pada waktunya,
terbuka dalam berdiskusi.

2). Kemampuan interpersonal instruktur


Kemampuan interpersonal didefinisikan sebagai ketrampilan
untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap
dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain. Hal
tersebut akan berpengaruh terhadap kepuasaan mahasiswa.
Kemmapuan interpersonal meliputi menciptakan
kenyamanan, memberikan dukungan, empati, memberikan
perhatian yang sungguh- sungguh terhadap pasien,
menghargai mahasiswa.

3). Kemampuan profesional instruktur


Kemampuan professional adalah kemampuan instruktur
dalam wawasan klinik, prosedur secara kompeten dan sifat
kepemimpinan.

4). Perilaku mengajar instruktur


Yaitu kemampuan memilih, menata, mengemas serta
menyajikan bahan ajar dalam menyampaikan pesan-pesan
30

pembelajaran klinik. Karakter instruktur tersebut meliputi:


mendukung mahasiswa untuk berkembang, menyediakan
waktunya untuk mahasiswa, mengevaluasi, menyediakan
lingkungan yang mendukung mahasiswanya.

c. Faktor organisasi
Faktor organisasi meliputi stuktur penyelenggaraan pembelajaran
klinik. Struktur tersebut meliputi organisasi, jumlah staf, sarana
dan prasarana, kurikulum atau lingkungan pembelajaran, jadwal
penyelenggaraan pendidikan, frekuensi pertemuan dengan
instruktur, tugas, variasi kasus yang dipelajari, variasi praktik
keterampilan klinik. Kepuasaan akan meningkat apabila faktor
tersebut juga meningkat.

2.4. Penelitian-penelitian Terkait Metode Bimbingan Klinik Dengan


Kepuasan Mahasiswa
2.4.1. Hubungan Antara Persepsi Penerapan Metode Bimbingan
Klinik Dengan Tingkat Kepuasan Mahasiswa Keperawatan
Dalam Pengalaman Belajar Klinik Di RSU.Dr.Soegiri
Lamongan Tahun 2010
Dari Penelitian yang dilakukan (Ekawaty Heny, 2013), pada
mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan
ditunjukkan bahwa ada hubungan metode bimbingan klinik terhadap
tingkat kepuasan mahasiswa ditunjukkan dengan variabel metode
bedsite teaching p value = 0,001, metode penugasan klinis tertulis p
value = 0,000 sedangkan metode konferensi p value 0,000 (Ekawaty
Heny, 2013).

2.4.2. Hubungan Antara Lingkungan Belajar Dan Persepsi Bimbingan


Klinik Keperawatan Dengan Tingkat Kepuasan Mahasiswa
Dalam Pengalaman Belajar Klinik Di Rumah Sakit Ortopedi
Prof.Dr.Soeharso Surakarta tahun 2012
31

Berdasarkan hasil uji t dengan sig.2,5% yang dilakukan pada


variabel persepsi bimbingan klinik dengan kepuasan mahasiswa
didapatkan nilai t hitung sebesar (2,775), sedangkan t tabel sebesar
(2,011). Data ini menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel
(2,775>2,011), maka hipotesis diterima dan dinyatakan bahwa ada
hubungan persepsi bimbingan klinik dengan tingkat kepuasan
mahasiswa.

Dari pengukuran sumbangan prediktor pada analisis data, didapatkan


nilai sumbangan efektif variabel persepsi bimbingan klinik terhadap
tingkat kepuasan mahasiswa adalah sebesar 35,2%, sedangkan
sumbangan relatifnya sebesar 37,97%.

2.5. Kerangka Teori

Skema 2.1
Kerangka Teori

Metode-metode Bimbingan Metode Bimbingan Klinik


Klinik dalam pembelajaran klinik a. Bedside Teaching
(Nursallam,2008), antara lain : b. Experiential
a. Bedside Teaching
b. Experiential
c. Konferensi Kepuasan Mahasiswa
d. Observasi
e. Pemecahan Masalah

Minat belajar mahasiswa,


motivasi belajar
Faktor-faktor kepuasan
mahasiswa, kepercaan diri
mahasiswa :
mahasiswa
a. Personal
b. Interpersonal
c. Faktor organisasi
32

2.6. Kerangka Konsep


Berdasarkan dari kerangka teori diatas, maka kerangka konsep Penelitian
sebagai berikut :
Skema 2.2
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen

Metode Bimbingan Klinik :


a. Bedside Teaching
Kepuasan Mahasiswa
b. Experiential

2.7. Hipotesa Penelitian


Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ha : Ada hubungan metode bimbingan klinik dengan kepuasan pada
mahasiswa Profesi di Universitas Sari Mutiara Indonesia tahun
2018
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional, bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan antara metode bimbingan klinik dengan kepuasan mahasiswa
Profesi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia di RSUP. H. Adam Malik
Medan tahun 2018.

3.2. Populasi dan Sampel


3.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia; klien)
yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Profesi
Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia tahun 2018 yang telah
menjalani praktik klinik di RSUP. H. Adam Malik Medan dengan
jumlah 114 orang.

3.2.2. Sampel
Sampel terdiri dari atas bagian populasi terjangkau yang dapat
dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling,
sedangkan sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi
yang dapat mewakili (Nursalam, 2013). Pada penelitian ini
sampelnya adalah mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari Mutiara
Indonesia tahun 2018. Teknik sampling yang digunakan yaitu total
sampling dimana pengambilan sampel apabila seluruh anggota
populasi dijadikan sampel (Sugiono, 2005).

33
34

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian


3.3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Ners Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
tahun 2018.

3.3.2. Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada Februari - Juli 2018

3.4. Definisi Operasional


Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel berdasarkan
karateristik yang diamati secara cermat terhadap sesuatu objek dengan
mengunakan parameter yang jelas dan mudah dipahami untuk dilakukan
pengukuran (Notoatmodjo, 2010)
Tabel 3.1
Definisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Alat Hasil Ukur Skala


Ukur Ukur
1 Metode Metode Kuesioner Kurang Baik : Ordinal
Bimbingan mengajar/membimbing 15-30
klinik peserta
didik yang dilakukan Cukup :
oleh pembimbing 31-45
klinik/akademik kepada
mahasiswa yang Baik :
meliputi Bedside 46-60
Teaching, Experiential
(Penugasan Klinik
Tertulis)
2 Kepuasan Perasaan yang dirasakan Kuesioner Tidak Puas : Ordinal
mahasiswa oleh mahasiswa antara 13-32
harapan dan kenyataan
terhadap bimbingan Puas :
klinik yang dilakukan 33-52
dilahan praktik oleh
pembimbing
klinik/akademik.
35

3.5. Aspek Pengukuran


3.5.1. Metode Bimbingan Klinik
Skala metode bimbingan klinik yang digunakan dalam Penelitian
ini dalam bentuk kuesioner yang mengacu pada aspek-aspek
Metode bimbingan klinik (Stoltz, 2005). Kuesioner telah dilakukan
uji validitas oleh Peneliti kepada 30 orang mahasiswa Profesi Ners
Universitas Darma Agung dengan. Kuesioner ini terdiri dari 20
pernyataan. Jumlah pernyataan sebelum diuji berjumlah 20
pernyataan, setelah dilakukan uji validitas & reliabilitas, terdapat 5
pernyataan yang tidak valid dan selebihnya valid & reliabel. 5
pernyataan tersebut dianggap gugur dan tidak dapat digunakan
dalam mengukur kepuasan mahasiswa. Maka jumlah keseluruhan
pernyataan dalam kuesioner terdiri dari 15 pernyataan dengan nilai
cronbach’s alpha 0,774. Keputusan nilai uji valid, bila r hitung
lebih besar dari r tabel sebanyak 30 sampel (0,361) maka
dinyatakan valid. Kuesioner ini menggunakan skala Likert, dimana
masing-masing pernyataan memiliki empat alternatif jawaban yaitu
selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), tidak pernah (TP).

Pada pernyataan positif jika menjawab “selalu” diberi nilai 4, jika


“sering” diberi nilai 3, jika “kadang-kadang” diberi nilai 2 dan jika
“tidak pernah” maka diberi nilai 1, sedangkan pada pernyataan
negatif jika menjawab “selalu” diberi nilai 1, jika “sering” diberi
nilai 2, jika “kadang-kadang” diberi nilai 3 dan jika “tidak pernah”
maka diberi nilai 4. Total skor terendah dari kuesioner ini adalah 15
dan skor tertinggi 60. Untuk mengetahui kriteria nilai Metode
Bimbingan Klinik, maka dilakukan penentuan panjang kelas
berdasarkan rumus statistik berikut (Hidayat, 2009) :

𝑅
P=
𝐵𝐾
36

Keterangan:
P : Nilai yang dicari
Rentang : Rentang (skor tertinggi – skor terendah)
BK : Banyak kelas
60−15
P=
3
45
P=
3
P = 15
Kriteria nilai Metode bimbingan klinik, antara lain:
a. Kurang : 15 - 30
b. Cukup : 31 - 45
c. Baik : 46 - 60

3.5.2. Kepuasan Mahasiswa


Untuk mengukur variabel kepuasan mahasiswa, Peneliti
menggunakan instrumen Development and psychometric
assessment of the undergraduate nursing Student academic
satisfaction scale (UNSASS) pada subscale clinical teaching, yang
dibuat oleh Dennison, S. & El-Masri, MM (Dennison, S, El-Masri,
2012) dengan nilai Cronbach’s alpha 0,90 dan dikembangkan oleh
Tagwa Omer di Arab Saudi, (Omer, 2016). Instrumen telah
dimodifikasi oleh Peneliti dan diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia oleh ahli bahasa. Instrumen telah dilakukan uji validitas
dan reliabilitas kepada 30 orang mahasiswa Profesi Ners
Universitas Darma Agung. Jumlah pernyataan sebelum diuji
berjumlah 15 pernyataan, setelah dilakukan uji validitas &
reliabilitas, terdapat 2 pernyataan yang tidak valid dan selebihnya
valid & reliabel. 2 pernyataan tersebut dianggap gugur dan tidak
dapat digunakan dalam mengukur kepuasan mahasiswa. Maka
jumlah keseluruhan pernyataan dalam kuesioner terdiri dari 13
pernyataan dengan nilai cronbach’s alpha 0,730. Keputusan nilai
37

uji valid, bila r hitung lebih besar dari r tabel sebanyak 30 sampel
(0,361) maka dinyatakan valid.

Kuesioner ini menggunakan skala Likert dengan masing-masing


pernyataan terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu, sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
Kuesioner ini terdiri dari 15 pernyataan. Masing-masing pernyataan
memiliki ciri empat alternatif jawaban. Jika menjawab “sangat
setuju” diberi nilai 4, jika “setuju” diberi nilai 3, jika “tidak setuju”
diberi nilai 2, dan jika “sangat tidak setuju” maka diberi nilai 1.
Jumlah total skor terendah dari hasil kuesioner adalah 13 dan skor
tertinggi adalah 52. Untuk mengetahui kriteria nilai kepuasan
mahasiswa, maka dilakukan penentuan panjang kelas berdasarkan
rumus statistik berikut (Hidayat, 2009) :

𝑅
P=
𝐵𝐾

Keterangan:
P : Nilai yang dicari
Rentang : Rentang (skor tertinggi – skor terendah)
BK : Banyak kelas

52−13
P=
2
39
P=
2
P = 19,5
P = 19

Kriteria nilai kepuasan mahasiswa, antara lain:


a. Tidak Puas : 13-32
b. Puas : 33-52
38

3.6. Metode Pengumpulan Data


3.6.1. Alat Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam Penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer adalah berasal dari sumber asli atau
pertama (Sumantri, 2013). Data primer dalam Penelitian ini yaitu
data yang diperoleh dari mahasiswa itu sendiri tentang penerapan
metode bimbingan klinik dan kepuasan mahasiswa yang diperoleh
dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data sekunder
merupakan data yang diperoleh dari bagian Diklit RSUP. H. Adam
Malik Medan tahun 2018 dan Program Studi Ners Fakultas Farmasi
dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.

3.6.2. Prosedur Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan alat ukur
kuesioner. Dimana terdapat tahapan prosedur yang dilakukan.
Tahap-tahap pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Peneliti mempersiapkan surat izin survei/data dasar penelitian
dari Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
b. Peneliti melakukan survei di RSUP. H. Adam Malik Medan
selama 2 hari
c. Peneliti mempersiapkan surat izin uji validitas dan penelitian
dari Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
d. Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas
e. Peneliti meminta izin penelitian kepada Dekan Fakultas Farmasi
dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
f. Peneliti menemui responden untuk melakukan pengumpulan
data dengan menggunakan kuesioner
g. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud serta
tujuan dari penelitian
h. Peneliti meminta persetujuan responden untuk bersedia
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden
39

i. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden dan


menjelaskan cara pengisian kuesioner
j. Responden dipersilahkan untuk mengisi kuesioner
k. Kuesioner dikumpulkan kepada peneliti
l. Peneliti memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi
m. Peneliti melakukan proses pengolahan dan analisa data

3.7. Etika Penelitian


Etika dalam Penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan sebuah Penelitian mengingat Penelitian keperawatan akan
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika Penelitian harus
diperhatikan karena setiap orang mempunyai hak asasi manusia dalam
kegiatan Penelitian.

Secara umum prinsip etika Penelitian/pengumpulan data dapat dibedakan


menjadi tiga bagian, yaitu (Nursalam, 2013) :
1. Prinsip Manfaat
a. Bebas Dari Eksploitasi
Partisipasi responden dalam Penelitian, harus dihindarkan dari
keadaan yang tidak menguntungkan. Responden harus diyakinkan
bahwa partisipasinya dalam Penelitian atau informasi yang telah
diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat
merugikan subjek dalam bentuk apapun.

b. Risiko (benefits ratio)


Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan
yang akan berakibat kepada subjek.

2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia


a. Hak Untuk Ikut/ Tidak Menjadi Responden (right to self
determination)
40

Responden yang terpilih mempunyai hak untuk memutuskan apakah


bersedia menjadi responden atau tidak, tanpa adanya sangsi apapun.

b. Informed Consent
Responden mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan
Penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas
berpartisipasi atau menolak menjadi responden.

3. Prinsip Keadilan (right to justice)


Responden mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan
harus dijaga kerahasiaanya (right to privacy).

3.8. Pengolahan Data


Setelah semua telah didapat, kemudian diolah dengan menggunakan
program aplikasi komputerisasi SPSS (Statistical Product for Service
Solution). Adapun dilakukannya pengolahan data melalui tahap :
1. Editing
Setelah kuisioner terkumpul, maka peneliti memeriksa kelengkapan
kuisioner mulai dari data demografi hingga kelengkapan pengisian
kuisioner dan peneliti sudah mendapatkan data sesuai yang diharapkan.
2. Coding
Peneliti Memberikan kode dalam bentuk angka-angka terhadap data-data
penelitian sehingga lebih mudah terbaca dalam komputer. Adapun kode
dalam bentuk angka yang telah dibuat oleh peneliti antara lain untuk jenis
kelamin laki-laki : 1, perempuan : 2. Untuk tingkat metode bimbingan
klinik, pada kategori kurang : 1, kategori cukup : 2, kategori baik : 3.
Untuk kepuasan mahasiswa, pada kategori tidak puas : 1, kategori puas : 2.
3. Scoring
Peneliti selanjutnya memberikan skor berdasarkan kriteria dan hasil yang
telah ditetapkan. Pada hasil kuesioner metode bimbingan klinik, diberi
kode 1 dengan skor 15-30, diberi kode 2 dengan skor 31 - 45, diberi kode
41

3 dengan skor 46 - 60. Pada hasil kuesioner kepuasan mahasiswa, diberi


kode 1 dengan skor 13 – 32, diberi kode 2 dengan skor 33 – 52.
4. Tabulating
Hasil semua jawaban dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi
karakteristik responden, distribusi frekuensi metode bimbingan klinik,
distribusi frekuensi kepuasan mahasiswa serta tabulasi silang metode
bimbingan klinik dengan kepuasan mahasiswa.

3.9. Analisa Data


Data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis dimana analisis adalah
pengelompokan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta meningkatkan
data sehingga mudah dibaca. Analisis data dilakukan untuk mendapatkan
hubungan metode bimbingan klinik dengan kepuasan mahasiswa.
3.9.1. Analisa Univariat
Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran
distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti, yaitu gambaran
penerapan metode bimbingan klinik dan kepuasan mahasiswa
Profesi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia (Notoatmodjo,
2010).

3.9.2. Analisa Bivariat


Analisa bivariat digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua
variabel independen dan variabel dependen, yaitu melihat
hubungan metode bimbingan klinik dengan kepuasan mahasiswa
Profesi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia. Adapun uji yang
digunakan untuk analisa bivariat ini adalah korelasi spearman
dengan p value < 0,05.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


4.1.1. Gambaran Umum Profesi Ners Universitas Sari Mutiara
Indonesia
Profesi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia merupakan
program studi profesi keperawatan Universitas Sari Mutiara
Indonesia Medan yang terletak di Jln. Kapten Muslim No 79
Medan. Profesi Keperawatan (Ners) Universitas Sari Mutiara
Indonesia resmi didirikan pada 10 Januari 2013 dan termasuk
dalam Fakultas Ilmu Kesehatan.

Pada perkembangannya hingga 2018 ini, Profesi Keperawatan


Universitas Sari Mutiara Indonesia tercatat dalam Program Studi
Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari
Mutiara Indonesia Medan. Adapun visi dan misi Profesi Ners
Universitas Sari Mutiara Indonesia adalah, visi : Menjadi Program
Studi Ners yang kompeten dan unggul dalam keperawatan kritis di
Sumatera Utara, berwawasan nasional dan internasional pada tahun
2020.

Misi : menyelenggarakan Program Pendidikan Ners berstandar


nasional dengan keunggulan keperawatan kritis, melakukan riset
melalui dosen dan mahasiswa untuk pengembangan IPTEK
keperawatan dan pengembangan bahan ajar serta kepentingan
publikasi ilmiah, melakukan kegiatan pengabdian masyarakat
sesuai rekomendasi penelitian yang ruang lingkupnya mengacu
asuhan keperawatan kritis, mengembangkan jejaring dengan
institusi pendidikan keperawatan maupun rumah sakit baik tingkat
nasional maupun internasional.

42
43

Dalam mendukung program pembelajaran profesi keperawatan


yang berorientasi dilahan praktik, maka profesi keperawatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan telah menjalin
kerjasama dengan beberapa institusi untuk menunjang keterampilan
mahasiswa Profesi Ners salah satunya adalah RSU. P. Haji Adam
Malik Medan sebagai salah satu lahan praktik mahasiswa Profesi
Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia tahun ajaran2017/2018
yang telah menjalani praktik dan bimbingan klinik sebanyak 114
orang.

4.1.2. Analisa Unviariat


a. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik responden
Responden dalam penelitian ini adalah 114 orang dan
karakteristik responden dalam penelitian ini didistribusikan
berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur dan Jenis Kelamin Mahasiswa Profesi
Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia
Tahun 2018 (n = 114)

Karakteristik Kategori Frekuensi Persentase (%)


Umur 22 Tahun 11 9,6
23 Tahun 82 71,9
24 Tahun 18 15,8
25 Tahun 3 2,6
Jenis Laki-laki 41 36,0
Kelamin Perempuan 73 64,0

Berdasarkan tabel 4.1, maka didapatkan mayoritas responden


mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia
berumur 23 tahun (71,9%) dan mayoritas berjenis kelamin
perempuan 73 orang (64,0%).
44

b. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Metode Bimbingan Klinik


Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Metode Bimbingan Klinik Mahasiswa
Profesi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia
Tahun 2018 (n = 114)
Metode Bimbingan Frekuensi Persentase (%)
Klinik
Kurang 1 0,9
Cukup 21 18,4
Baik 92 80,7

Berdasarkan tabel 4.2, maka dapat disimpulkan bahwa


mayoritas responden sebanyak 92 orang (80,7%) menyatakan
metode bimbingan klinik dengan kategori baik.

c. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepuasan Mahasiswa


Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Kepuasan Mahasiswa Profesi Ners
Universitas Sari Mutiara Indonesia
Tahun 2018 (n = 114)
Kepuasan Mahasiswa Frekuensi Persentase (%)
Tidak Puas 3 2,6
Puas 111 97,4

Berdasarkan tabel 4.3, maka dapat disimpulkan bahwa


mayoritas responden sebanyak 111 orang (97,4%) memiliki
kepuasan mahasiswa dengan kategori puas.

4.1.3. Analisa Bivariat


a. Hubungan Metode Bimbingan Klinik Dengan Kepuasan
Mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia
Tahun 2018

Tabel 4.6
Hasil Uji Spearman’s Rank Metode Bimbingan Klinik Dengan
Kepuasan Mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari
Mutiara IndonesiaTahun 2018 (n = 114)
Kepuasan Mahasiswa

Metode Bimbingan Klinik r : 0,359


p : 0,000
45

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dari hasil uji statistik menggunakan


uji korelasi spearman didapatkan p value = 0,000 (P<0,05),
dengan nilai r = 0,359 (0,20 - 0,40 = lemah) yang menunjukkan
ada hubungan metode bimbingan klinik dengan kepuasan pada
mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia
Tahun 2018 sehingga Ha diterima dengan kekuatan hubungan
antara metode bimbingan klinik dengan kepuasan mahasiswa
yang didapat termasuk lemah (Dahlan, 2013), selain itu
didapatkan arah hubungan antar variabel positif yang artinya
semakin baik metode bimbingan klinik yang diberikan maka
semakin meningkatkan kepuasan mahasiswa dalam belajar
klinik.

4.2. Pembahasan
4.2.1. Interpretasi dan Diskusi Hasil
a. Metode Bimbingan Klinik Pada Mahasiswa Profesi Ners
Metode pembelajaran klinik merupakan suatu metode untuk
mendidik peserta didik di klinik yang memungkinkan pendidik
untuk memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai
dengan tujuan dan karakteristik individual peserta didik
berdasarkan kerangka konsep pembelajaran (Nursalam & Fery
Efendi, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada


mahasiswa Profesi Ners di kampus Universitas Sari Mutiara
Indonesia tahun 2018 ditunjukkan bahwa dari 114 mahasiswa
diperoleh mayoritas 92 orang (80,7%) mengungkapkan metode
bimbingan klinik dengan kategori baik.

Dalam hal ini, metode bimbingan klinik berdasarkan


penyebaran angket (kuesioner) yang dilakukan terdiri dari 2
46

metode bimbingan, yakni bedside teaching dan Penugasan


kllinik tertulis (Experiential) yang masing-masing diterapkan
pada kegiatan praktik lapangan di RSUP. H. Adam Malik
Medan. Metode bimbingan yang optimal didalam ruangan
selama praktik dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar
serta kepercayaan diri mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari
Mutiara Indonesia.

Berdasarkan hasil penyebaran angket/kuesioner mayoritas


berada dalam kategori baik, tetapi masih dapat ditemukan
beberapa pernyataan pada indikator bedside teaching, yaitu
pernyataan nomor 1. Pernyataan nomor 1 adalah pembimbing
klinik/akademik melakukan bimbingan disamping tempat tidur,
sebesar 14,9% menyatakan tidak pernah dan kadang-kadang
sebesar 13,2%.

Pada item pernyataan nomor 2 yaitu dialkukan pembagian tiap


kelompok terdiri dari 6 orang peserta didik sebesar 14,9%
menyatakan kadang-kadang dan sebesar 16,7% yang
menyatakan kadang-kadang pada item pernyataan nomor 5
yaitu, mengkaji pemahaman peserta didik dalam memahami
kasus dan prosedur yang telah dilakukan dan sebesar 0,9%
menyatakan tidak pernah. Untuk item pernyataan terkati
penugasan klinik tertulis nomor 13, yaitu mendapatkan
penugasan/health education sebesar 12,3% menyatakan
kadang-kadang. Pernyataan-pernyataan diatas menggambarkan
kurang meratanya penerapan metode bimbingan klinik yang
optimal kepada mahasiswa ditunjukkan dengan adanya
beberapa pernyataan yang bersifat kadang-kadang dan tidak
pernah.
47

Hal ini didukung dengan penelitian Jaswanto (2012) yang


menyatakan bahwa mayoritas mengungkapkan metode
bimbingan dengan kategori baik, tetapi ditemukan beberapa
item pernyataan yang tidak mendukung terciptanya metode
bimbingan klinik yang baik antara lain pada item pernyataan
bedside teaching nomor 14 dan 21 dimana pernyataan nomor
14 adalah sebelum melakukan bimbingan, pembimbing klinik
meminta persetujuan (informed consent) pada pasien atau
keluarga pasien sebesar 70,9% menyatakan kadang-kadang dan
19,60% menyatakan tidak pernah. Untuk item pernyataan
nomor 21, yaitu pembimbing klinik memberikan kesempatan
bertanya kepada mahasiswa, sebesar 82,35% menyatakan tidak
pernah. Pada item pernyataan konferensi nomor 6 yaitu, pada
setiap akhir shift praktik, pembimbing klinik meluangkan
waktu untuk diskusi dengan mahasiswa, sebesar 86,3%
menyatakan kadang-kadang dan 7,8% menyatakan tidak
pernah.

Metode bedside teaching merupakan metode bimbingan yang


dilakukan di samping tempat tidur klien dengan mempelajari
klien terhadap asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien.
Metode penugasan klinik tertulis merupakan metode yang
memberikan penugasan untuk membuat catatan dan laporan
secara tertulis, dilahan praktek (Hidayat, 2008). Setiap
mahasiwa pada saat menjalani praktek klinik diwajibkan
membuat untuk merawat satu pasien kelolaan, dimana
mahasiwa bertanggung jawab penuh terhadap asuhan
keperawatan pasien tersebut. Hal ini secara tidak langsung
dapat memberikan rasa percaya diri dari mahasiwa untuk
betanggung jawab penuh baik dalam asuhan keperawatan serta
dokomentasi. Penugasan klinis ini juga dipantau langsung dan
48

dievaluasi oleh pembimbing klinik dari ruangan (Ekawaty


Heny, 2013).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Heny Ekawati


(2013) yang berjudul hubungan antara persepsi penerapan
metode bimbingan klinik dengan tingkat kepuasan mahasiswa
dalam pengalaman belajar klinik di RSUD.Dr.Soegiri
Lamongan menunjukkan bahwa metode bimbingan dengan
bedside teaching, penugasan klinik tertulis serta konferensi
sama-sama mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiswa.

b. Kepuasan Pada Mahasiswa Profesi Ners


Kepuasan mahasiswa merupakan penilaian dari hasil suatu
penyampaian yang baik. Kepuasan mahasiswa akan tercapai
jika pembimbing klinik memberikan informasi, stimulasi, serta
dapat menciptakan situasi belajar yang baik (Azizah &
Ropyanto, 2012). Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan kepada mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari
Mutiara Indonesia di kampus Universitas Sari Mutiara
Indonesia tahun 2018 menunjukkan bahwa dari 114 responden,
mayoritas sebanyak 111 orang (97,4) mengungkapkan
kepuasan mahasiswa dengan kategori puas.

Meskipun mayoritas mengungkapkan kepuasan dengan


kategori puas, tetapi berdasarkan hasi penyebaran
angket/kuesioner yang telah disebarkan menunjukkan bahwa
masih terdapat beberapa item pernyataan yang dijawab oleh
responden dengan ungkapan kepuasan dalam kategori tidak
puas, antara lain pada item pernyataan nomor 1, yaitu instruktur
klinis bersahabat dan membuat siswa merasa nyaman untuk
bertanya sebesar 11,4% menyatakan tidak setuju. Pada item
pernyataan nomor 3, yaitu instruktur klinis menerima diskusi
49

dan perbedaan pendapat sebesr 12,3% menyatakan tidak setuju


dan pada pernyataan nomor 10, yaitu instruktur klinis bersedia
ketika dibutuhkan sebesar 8,8% menyatakan tidak setuju dan
0,9% sangat tidak setuju.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Jaswanto (2012)


yang berjudul hubungan antara lingkungan dan persepsi
bimbingan klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan pada
mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik di rumah sakit
Orthopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta. Dari 51 responden
menunjukkan bahwa mayoritas 56,86% mengungkapkan
kepuasan dengan kategori baik, selebihnya 43,14% dengan
kategori cukup. Mayoritas kepuasan mahasiswa berada pada
kategori tinggi (56,86%).

Meskipun berkategori tinggi, tetapi bila ditinjau dari hasil


penyebaran angket/kuesioner yang telah disebarkan, ditemukan
beberapa item pernyataan yang menyatakan ketidakpuasan
mahasiswa antara lain, pada item pernyatakan “semua staf
memiliki kemampuan untuk memberikan penjelasan apabila
ada pertanyaan dari mahasiswa” sebesar 82,35%, pada item
pernyataan berikutnya, yaitu semua staff diruangan perawatan
membuka diri memberikan bimbingan kepada mahasiswa
sebesar 80,39%. Sebesar 82,35% menyatakan ketidakpuasan
pada item pernyataan “pembimbing klinik mudah ditemui
mahasiswa.

Dukungan penelitian Jaswanto berkaitan dengan penelitian


(Firmansyah, 2012) yang meneliti tentang Faktor-faktor
kepuasan mahasiswa terhadap pelatihan keterampilan klinik
yang menyatakan bahwa terdapat 75% mahasiswa
mengungkapkan puas dari faktor-faktor lingkungan belajar
50

klinik (Clinical Learning Enviromental) antara lain sarana-


prasarana, kemampuan profesional instruktur, perilaku
mengajar instruktur, jumlah instruktur/pembimbing, dan
frekuensi lama praktik.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu, dimana


mayoritas dari mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari
Mutiara Indonesia dalam penelitian ini mengungkapkan
ekspetasi kepuasan dengan kategori puas dengan responden
sebanyak 111 orang (80,7%), sedangkan yang memiliki
ekspetasi kepuasan dengan kategori tidak puas sebanyak 3
orang (2,6%).

c. Hubungan metode bimbingan klinik dengan kepuasan pada


mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia
tahun 2018
Metode bimbingan klinik mampu memberikan kontribusi pada
motivasi dan kepercayaan diri mahasiswa dalam pembelajaran
klinik, dikarenakan semakin baik metode bimbingan yang
diberikan maka semakin mampu meningkatkan motivasi belajar
serta menambah kepercayaan diri mahasiswa (Ekawaty Heny,
2013). Pada penelitian ini didapatkan ada hubungan metode
bimbingan klinik dengan kepuasan pada mahasiswa Profesi
Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia tahun 2018, namun
memiliki kekuatan hubungan lemah (p value = 0,000, dengan
nilai r = 0,359) serta di dapatkan arah hubungan positif, artinya
semakin baik metode bimbingan klinik yang diberikan maka
semakin meningkatkan kepuasan mahasiswa dalam belajar
klinik.

Penelitian ini didukung oleh penelitian Ekawaty Heny (2013),


yang menyatakan adanya hubungan persepsi metode bimbingan
51

klinik dengan tingkat kepuasan mahasiswa, dalam penelitian


Heny Ekawaty menguraikan metode bimbingan klinik bedside
teaching, konferensi, dan Penugasan klinik tertulis yang dalam
hal ini penugasan klinik tertulis lebih dominan dalam memberi
pengaruh pada tingkat kepuasan mahasiswa.

Dalam penelitian ini mayoritas menyatakan puas dengan


metode bimbingan klinik, tetapi terdapat beberapa responden
yang mengungkapkan tidak puas dengan metode bimbingan
klinik yang diberikan oleh pembimbing klinik, hal ini
dikarenakan pembimbing klinik belum menerapkan metode
bimbingan dengan maksimal baik diruangan tertentu maupun
diskusi kelompok sehingga mahasiswa menyatakan tidak puas
terhadap metode bimbingan yang diberikan. Hal ini sejalan
dengan penelitian sejalan dengan penelitian Ekawaty Heny
(2013) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa responden
yang mengungkapkan cukup puas terhadap metode bimbingan
klinik dikarenakan penerapan metode bimbingan yang kurang
maksimal oleh pembimbing klinik/CI di ruangan tertentu.

Lemahnya hubungan dalam penelitian ini dikarenakan masih


terdapat faktor lain yang dapat memengaruhi kepuasan
mahasiswa. Faktor-faktor lain, seperti lingkungan belajar
klinik, sarana-prasarana penunjang pembelajaran klinik,
interaksi dengan pembimbing klinik/CI, serta ketersediaan
ruangan dan pasien yang dinilai dapat memberi pengaruh
kepuasan mahasiswa pada pembelajaran klinik berdasarkan
penelitian (Jaswanto, 2012) dengan hubungan signifikansi
0,000 (<0,05) dan kekuatan hubungan 0,960 (kuat) yang
menyatakan bahwa faktor lingkungan belajar klinik
berkontribusi besar dalam memberi kepuasan mahasiswa dalam
pembelajaran klinik. Komunikasi interpersonal pada penelitian
52

Jaswanto didukung dengan penelitian (Sukesi, 2013) yang


menyatakan ada hubungan Clinical Instructur/Pembimbing
Klinik dalam pembelajaran klinik dengan signifkansi hubungan
0,15 dengan OR=2,881 (kuat), menunjukkan bahwa hubungan
interpersonal/komunikasi pembimbing klinik atau Cilinical
Instructur berkontribusi besar dalam memberi kepuasan
mahasiswa dalam pembelajaran klinik dengan keeratan
hubungan yang dimiliki dapat menyumbangkan 3 kali lipat
kepuasan mahasiswa dalam pembelajaran klinik.

Penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian (Maysarah,


2014) yang berjudul hubungan antara metode bimbingan klinik
dengan konferensi dan bedside teaching dengan tingkat
kepuasan mahasiswa praktik di RSUD Sragen yang
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
metode bimbingan konferensi dan bedside teaching dengan
kepuasan mahasiswa (p value = 0,951) untuk konferensi dan
bedside teaching (p value = 0,997).

4.2.2. Keterbatasan Penelitian


Peneliti menyadari bahwa didalam melakukan penelitian terdapat
banyak kekurangan, antara lain keterbatasan faktor-faktor lain yang
mendukung terciptanya kepuasan mahasiswa yang belum di teliti
oleh peneliti seperti hubungan komunikasi interpersonal responden
dengan pembimbing klinik/CI yang tentunya dapat mempengaruhi
ekspetasi kepuasan mahasiswa. Dan faktor lainnya yang tidak
tersalurkan pada penelitian ini, yaitu masih adanya unsur-unsur
pendukung lainnya seperti Lingkungan belajar klinik yang nyaman,
sarana-prasarana yang lengkap dapat mendukung pembelajaran
klinik, fasilitas-fasilitas medis yang memadai serta kecukupan
ketersedediaan dan kesesuaian pasien dalam lingkungan belajar
klinik yang dapat mempengaruhi kepuasan mahasiswa, sehingga
53

menyebabkan kekuatan hubungan metode bimbingan klinik dengan


kepuasan mahasiswa berada pada kategori lemah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan metode bimbingan klinik
dengan kepuasan pada mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari Mutiara
Indonesia Tahun 2018 dapat disimpulkan bahwa :
1. Mayoritas responden memiliki nilai metode bimbingan klinik dengan
kategori baik sebanyak 92 orang

2. Mayoritas responden memiliki ekspetasi kepuasan mahasiswa dengan


kategori puas sebanyak 111 orang.

3. Terdapat hubungan antara metode bimbingan klinik dengan kepuasan


mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p value = 0,000 (p<0,05)
dengan kekuatan hubungan, r = 0,359 (0,20 - 0,40 = lemah).

5.2. Saran
1. Bagi Pembimbing klinik/Clinical Instructur
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi
pembimbing klinik/clinical instructur dalam menerapkan metode
bimbingan yang tepat dan menarik serta diharapkan memiliki
pengetahuan dan keterampilan klinik terbaru yang dapat ditransfer bagi
peserta didik sehingga mampu meningkatkan kualitas bimbingan dalam
mencapai tujuan pembelajaran klinik terutama pada metode bimbingan
bedside teaching yang menunjukkan data bahwa mayoritas
penyumbang kadang-kadang dan tidak pernah dari dua metode
bimbingan, hal ini menunjukkan kurang optimalnya metode bimbingan
yang diberikan, maka diharapkan melalui penelitian ini baik CI maupun
pembimbing klinik dapat memberikan metode bimbingan yang lebih
maksimal lagi.

54
55

2. Bagi Mahasiswa Profesi Ners


Penelitian dapat bermanfaat bagi mahasiswa Profesi Ners dalam
mendapatkan ilmu terupdate berguna dalam mengembangkan
pengetahuan serta meningkatkan keterampilan bagi mahasiswa dalam
memberikan layanan keperawatan yang maksimal kepada pasien. Selain
itu, dengan penelitian ini dapat mempersiapkan diri mahasiswa untuk
memantapkan teori yang telah diterima selama di akademik dan
menerapkannya pada fase Profesi sehingga mampu menjalankan praktik
klinik dengan baik dan mengerti masalah-masalah yang dialami selama
pembelajaran klinik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Di harapkan dapat menjadi acuan referensi dalam mengembangkan
hasil penelitian ini dengan menambahkan variabel-variabel lain yang
berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa. Pada peneliti selanjutnya
diharapkan juga dapat meneliti faktor-faktor lain yang dapat
meningkatkan kepuasan, sehingga dapat diketahui faktor yang lebih
dominan dalam mempengaruhi kepuasan mahasiswa dalam
pembelajaran klinik yang berguna meningkatkan pengembangan
pengetahuan serta keterampilan bagi mahasiswa Profesi Ners.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, L. K., & Ropyanto, C. B. (2012). Tingkat Kepuasan Bimbingan Klinik


Mahasiswa. Jurnal Nursing Studies, 1, 219–224.

Baroroh Arinal. (2009). Deskriptif praktik tentang kompetensi preceptor di


Rumah Sakit Roemani Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Retrieved from digilib.unimus.ac.id/gdl.php

Boky, Y. (2016). Analisis tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan


akademik sekolah tinggi theologia jaffray makassar, 14(2).

Dennison, S, El-Masri, M. (2012). Development and psychometric assessment of


the undergraduate nursing Student academic satisfaction scale (UNSASS).,
20.

Desvitasari Helsy. (2013). Efektivitas pembelajaran klinik model bedside teaching


terhadap peningkatan kognitif, afektif,dan psikomotor pada mahasiswa
program studi ners universitas muhammadiyah yogyakarta. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Retrieved from
repository.umy.ac.id/handle/123456789/7499

Ekawaty Heny. (2013). Hubungan antara persepsi penerapan metode bimbingan


klinik dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klini di
RSUD.Dr.Soegiri Lamongan, 02(Xv). Retrieved from stikesmuhla.ac.id/wp-
content/uploads/45-51-Heny-Ekawati.pdf

Enawati, S. (2008). Pengaruh penggunaan metode konseptual dalam bimbingan


praktek klinik keperawatan terhadap pencapaian kompetensi. Tesis :
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Retrieved from
http://eprints.uns.ac.id/4219/

Firmansyah, R. (2012). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa


Kedokteran Terhadap Pelatihan Keterampilan Klinik Di Tahap Sarjana :
studi kasus di FK UNDIP.
Hidayat, A. A. (2008). Praktikum Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta:
Salemba Medika.

Jaswanto. (2012). Hubungan Antara Lingkungan Belajar Dan Persepsi Bimbingan


Klinik Keperawatan Dengan Tingkat Kepuasan Mahasiswa Dalam
Pengalaman Belajar Klinik Di Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr.R. Soeharso
Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Retrieved from
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/30384/Hubungan-Antara-
Lingkungan-Belajar-Dan-Persepsi-Bimbingan-Klinik-Keperawatan-Dengan-
Tingkat-Kepuasan-Mahasiswa-Dalam-Pengalaman-Belajar-Klinik-Di-
Rumah-Sakit-Ortopedi-Prof-Dr-R-Soeharso-Surakarta

Maysarah, N. Fi. (2014). Hubungan antara bimbingan klinik dengan metode


konferensi dan bedside teaching dengan tingkat kepuasan mahasiswa praktik
di RSUD Sragen 1, 1–15.

Merina, W., Indah, W., & Imavike, F. (2013). Studi Fenomenologi : Pengalaman
Menjadi Pembimbing Klinik Mahasiswa Keperawatan Di Instalasi Gawat
Darurat Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Pembimbing Klinik, Instalasi
Gawat Darurat, 1–8.

Munadliroh Siti. (2015). Gambaran Penerapan Metode Pembelajaran Klinik Pada


Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan di RSI Sultan Agung Semarang.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan (Revisi). Jakarta:


Rineka Cipta.

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam dan Efendy. (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Omer, T. (2016). Nursing Students ’ Perceptions of Satisfaction and Self-


Confidence with Clinical Simulation Experience, 7(5), 131–138.

Papastavrou, E., Dimitriadou, M., Tsangari, H., & Andreou, C. (2016). Nursing
students’ satisfaction of the clinical learning environment: A research study.
BMC Nursing, 15(1), 1–10. https://doi.org/10.1186/s12912-016-0164-4

Sarina Wa. (2011). Hubungan pilihan karir mahasiswa dengan persepsi terhadap
proses pembelajaran klinik pada mahasiswa semester VI S1 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Semarang. Universitas Muhammadiyah
Semarang. Retrieved from digilib.unimus.ac.id/download.php?id=9943

Saroh. (2017). Gambaran Kepuasan Mahasiswa Keperawatan Terhadap


Pembelajaran Klinik Pada Tahap Akademik.

Sukesi, N. (2013). Hubungan Bimbingan Clinical Instruktur Dengan Kepuasan


Mahasiswa Praktik Di RS. Permata Medika Semarang, 52–59.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7
LAMPIRAN 8

HASIL UJI VALIDITAS


RELIABILITAS KUESIONER

A. Metode Bimbingan Klinik


1. Validitas
No. Item rproduct moment r tabel 5% keterangan
1 X1 0,362 0,361 Valid
2 X2 0,412 0,361 Valid
3 X3 0,368 0,361 Valid
4 X4 0,150 0,361 Tidak Valid
5 X5 0,447 0,361 Valid
6 X6 0,516 0,361 Valid
7 X7 0,693 0,361 Valid
8 X8 0,370 0,361 Valid
9 X9 0,646 0,361 Valid
10 X10 0,120 0,361 Tidak Valid
11 X11 0,444 0,361 Valid
No. Item rproduct moment r tabel 5% keterangan
12 X12 0,377 0,361 Valid
13 X13 0,052 0,361 Tidak Valid
14 X14 0,112 0,361 Tidak Valid
15 X15 0,590 0,361 Valid
16 X16 0,116 0,361 Tidak Valid
17 X17 0,588 0,361 Valid
18 X18 0,690 0,361 Valid
19 X19 0,494 0,361 Valid
20 X20 0,365 0,361 Valid
2. Reliabilitas Instrumen Metode Bimbingan Klinik

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

X1 45.00 6.552 .251 .741

X2 45.07 6.478 .250 .743

X3 45.37 6.309 .292 .739

X4 45.67 7.333 -.083 .764

X6 45.50 6.259 .368 .729

X7 45.70 6.355 .679 .711

X8 45.63 6.585 .329 .732

X9 45.70 6.562 .509 .722

X11 45.00 6.621 .218 .745

X12 45.53 6.671 .194 .747

X15 45.80 6.303 .550 .714

X17 45.73 6.271 .571 .712

X18 45.67 6.092 .733 .700

X19 45.67 6.161 .483 .716

X20 45.70 6.424 .290 .738

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.744 .778 15
B. Kepuasan Mahasiswa
1. Uji Validitas

No. Item rproduct moment r tabel 5% keterangan


1 Y1 0,545 0,361 Valid
2 Y2 0,394 0,361 Valid
3 Y3 0,368 0,361 Valid
4 Y4 0,541 0,361 Valid
5 Y5 0,520 0,361 Valid
6 Y6 0,377 0,361 Valid
7 Y7 0,414 0,361 Valid
8 Y8 0,304 0,361 Tidak Valid
9 Y9 0,363 0,361 Valid
10 Y10 0,646 0,361 Valid
11 Y11 0,805 0,361 Valid
12 Y12 0,580 0,361 Valid
13 Y13 0,395 0,361 Valid
14 Y14 0,379 0,361 Valid

2. Uji Reliabilitas

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

Y1 38.13 6.257 .411 .707

Y2 38.03 6.654 .250 .729

Y3 38.73 6.892 .210 .731

Y4 38.30 6.424 .388 .710

Y5 38.20 6.303 .402 .708

Y6 38.37 6.930 .196 .732

Y7 38.47 6.947 .270 .723

Y9 38.40 6.869 .246 .726

Y10 38.60 6.731 .557 .703

Y11 39.10 5.266 .748 .649


Y12 38.50 6.672 .503 .704

Y13 37.90 6.714 .260 .726

Y14 38.47 6.947 .270 .723

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.730 .740 13
LAMPIRAN 9

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Nama Peneliti : Suarman Putra Gea


NIM : 14 02 06 117
Judul Penelitian : Hubungan Metode bimbingan klinik Dengan Kepuasan
Pada Mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari Mutiara
Indonesia Tahun 2018

Saya adalah mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia.


Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan sarjana
keperawatan di Program Studi Ners. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan metode bimbingan klinik dengan kepuasan pada mahasiswa Profesi
Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia tahun 2018.

Hasil penelitian ini akan dijadikan bahan masukan bagi Dosen Pembimbing klinik
maupun para Clinical Instruktur di RSUP.H.Adam Malik Medan, bahwa
pentingya penerapan metode bimbingan yang baik dan benar serta menarik yang
dapat meningkatkan indikator kepuasan mahasiswa. Peneliti menjamin bahwa
penelitian ini tidak akan menimbulkan sesuatu yang berdampak negatif karena
peneliti berjanji akan menghargai hak responden dengan cara menjamin
kerahasiaan identitas dan data yang diperoleh baik dalam pengumpulan data,
pengolahan, maupun dalam penyajian laporan nantinya.

Keikutsertaan saudara adalah sukarela sehingga bebas untuk menolak ikut serta di
dalam penelitian ini tanpa ada sanksi. Oleh karena itu, melalui penjelasan yang
singkat ini, peneliti sangat mengharapkan partisipasi saudara dalam penelitian ini.
Atas kesediaan dan kerjasamanya, peneliti ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2018


Peneliti

(Suarman Putra Gea)


LAMPIRAN 10

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya bertanda tangan dibawah ini :

Inisial Responden : _________________________________

Tingkat/umur : _________________________________

Program Studi :_________________________________

Jenis Kelamin : L / P ( coret yang tidak perlu )

menyatakan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi dan menjadi responden


penelitian yang dilakukan oleh Suarman Putra Gea dengan judul “Hubungan
metode bimbingan klinik dengan kepuasan pada mahasiswa Profesi Ners
Universitas Sari Mutiara Indonesia tahun 2018 ”. Saya mengetahui bahwa
informasi yang saya berikan dalam penelitian ini sangat bermanfaat untuk
pengembangan ilmu keperawatan. Demikian pernyataan persetujuan menjadi
responden dari saya semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Demikian surat pernyataan persetujuan menjadi responden ini dibuat


dengan sebenar-benarnya dan tanpa ada pakasaan dari pihak manapun, atas
perhatian saya ucapkan terimakasih.

Medan, Juni 2018


Responden

...........................
LAMPIRAN 11

a. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden Tentang


Pernyataan Kuesioner Metode Bimbingan Klinik

Pernyataan Kuesioner Kadang- Tidak


Selalu (%) Sering (%) (%) (%)
Metode Bimingan Klinik kadang Pernah
Pembimbing
klinik/akademik melakukan
51 44,7 31 27,2 15 13,2 17 14,9
bimbingan disamping tempat
tidur
Dilakukan pembagian tiap
kelompok terdiri dari 6
59 51,8 38 33,3 17 14,9 0 0
orang peserta didik

Mengajarkan keterampilan
prosedural kepada peserta
60 52,6 39 34,2 15 13,2 0 0
didik
.
Melakukan komunikasi
langsung dengan pasien dan
64 56,1 36 31,6 14 12,3 0 0
melibatkan peserta didik

Mengkaji pemahaman
peserta didik dalam
memahami kasus dan 53 46,5 41 36,0 19 16,7 1 0,9
prosedur yang telah
dilakukan
Pembimbing
klinik/akademik melakukan
56 49,1 48 42,1 10 8,8 0 0
pembagian kasus sesuai
target/kompetensi
Pembimbing
klinik/akademik
mendemonstrasikan kegiatan
58 50,9 41 36,0 15 13,2 0 0
prosedural yang belum
pernah diperoleh peserta
didik sebelumnya
Mendemonstrasikan kepada
peserta didik terhadap
61 53,5 38 33,3 14 12,3 1 0,9
tindakan prosedural yang
sulit diterapkan
Memberikan kesempatan
kepada peseerta didik dalam 62 54,4 40 35,1 12 10,5 0 0
menerapkan keterampilan
PERNYATAAN
EXPERIENTIAL
(PENUGASAN KLINIK
TERTULIS)
Saya mendapatkan
penugasan tertulis dari
67 58,8 43 37,7 4 3,5 0 0
pembimbing
klinik/akademik
Mengisi buku panduan
kompetensi dari
62 54,4 44 38,6 8 7,0 0 0
pembimbing
klinik/akademik
Laporan asuhan keperawatan
membantu saya untuk
66 57,9 38 33,3 10 8,8 0 0
mengidentifikasi masalah
pasien
Mendapatkan penugasan
health education (pendkes) 69 60,5 31 27,2 14 12,3 0 0
dalam bentuk leaflet/brosur
Pembimbing
klinik/akademik
69 60,5 36 31,6 9 7,9 0 0
mengevaluasi laporan
panduan kompetensi
Pembimbing
klinik/akademik
78 68,4 28 24,6 7 6,1 1 0,9
mengevaluasi pengetahuan
laporan Asuhan keperawatan

b. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden Tentang


Pernyataan Kuesioner Kepuasan Mahasiswa

Pernyataan Kuesioner SS (%) S (%) TS (%) STS (%)


Instruktur klinis bersahabat
dan membuat siswa merasa 54 47,4 47 41,2 13 11,4 0 0
nyaman untuk bertanya
Instruktur klinis
menyediakan umpan balik
dalam waktu yang tepat dan
tidak mempermalukan saya 46 40,4 63 55,3 5 4,4 0 0
dihadapan orang lain (teman
sekelas, staff, pasien dan
anggotakeluarga)
Instruktur klinis menerima
diskusi dan perbedaan 52 45,6 48 42,1 14 12,3 0 0
pendapat
Instruktur klinis memberikan
bimbingan sebelum saya
48 42,1 58 50,9 8 7,0 0 0
melakukan keterampilan
teknis
Instruktur klinis
menganggap kesalahan saya
56 49,1 49 43,0 9 7,9 0 0
sebagai bagian dari
pembelajaran
Instruktur klinis memberi
saya pokok pikiran yang
jelas tentang apa yang 60 52,6 48 42,1 6 5,3 0 0
diharapkan dari saya selama
rotasi klinis
Instruktur klinis
memfasilitasi kemampuan
saya untuk menilai 63 55,3 40 35,1 11 9,6 0 0
kebutuhan klien dengan
kritis
Instruktur klinis memberi
saya umpan balik lisan dan
61 53,5 45 39,5 8 7,0 0 0
tulisan tentang
pengalaman klinis saya
Instruktur klinis
mendemonstrasikan
55 48,2 48 42,1 11 9,6 0 0
pengetahuan dan keahlian
klinis sesuai kebutuhan
Instruktur klinis bersedia
60 52,6 43 37,7 10 8,8 1 0,9
ketika dibutuhkan
Instruktur klinis
menyediakan kesempatan
yang cukup untuk latihan 63 55,3 43 37,7 8 7,0 0 0
mandiri di laboratorium dan
lokasi klinis
Instruktur klinis mendorong
saya untuk menghubungkan 66 57,9 44 38,6 4 3,5 0 0
teori dengan praktek
Pegawai-pegawai ikut
mendampingi mahasiswa 68 59,6 41 36,0 5 4,4 0 0
melakukan praktik
LAMPIRAN 12

METODE BIMBINGAN
KLINIK

PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Teman-teman diharapkan
menjawab pernyataan tersebut dengan cara memberi tanda check list (√) pada
pilihan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan teman-teman.

Sebagai kelengkapan data penelitian, maka dimohon dengan hormat mengisi data-
data di bawah ini:
 Inisial Responden :
............................................................................................
 Tingkat/umur :
............................................................................................
 Jenis Kelamin : L/P (coret yang tidak perlu)
Kadang Tidak
PERNYATAAN
NO Selalu Sering -kadang Pernah
BEDSIDE TEACHING
1 Pembimbing klinik/akademik
melakukan bimbingan disamping
tempat tidur
2 Dilakukan pembagian tiap
kelompok terdiri dari 6 orang
peserta didik

3 Mengajarkan keterampilan
prosedural kepada peserta didik
.
4 Melakukan komunikasi langsung
dengan pasien dan melibatkan
peserta didik

5 Mengkaji pemahaman peserta didik


dalam memahami kasus dan
prosedur yang telah dilakukan
6 Pembimbing klinik/akademik
melakukan pembagian kasus sesuai
target/kompetensi
7 Pembimbing klinik/akademik
mendemonstrasikan kegiatan
prosedural yang belum pernah
diperoleh peserta didik sebelumnya
8 Mendemonstrasikan kepada peserta
didik terhadap tindakan prosedural
yang sulit diterapkan
9 Memberikan kesempatan kepada
peseerta didik dalam menerapkan
keterampilan
PERNYATAAN
Kadang Tidak
NO EXPERIENTIAL (PENUGASAN Selalu Sering
-kadang Pernah
KLINIK TERTULIS)
10 Saya mendapatkan penugasan
tertulis dari pembimbing
klinik/akademik
11 Mengisi buku panduan kompetensi
dari pembimbing klinik/akademik
12 Laporan asuhan keperawatan
membantu saya untuk
mengidentifikasi masalah pasien
13 Mendapatkan penugasan health
education (pendkes) dalam bentuk
leaflet/brosur
14 Pembimbing klinik/akademik
mengevaluasi laporan panduan
kompetensi
15 Pembimbing klinik/akademik
mengevaluasi pengetahuan laporan
Asuhan keperawatan
KEPUASAN MAHASISWA

PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Teman-teman diharapkan
menjawab pernyataan tersebut dengan cara memberi tanda check list (√) pada
pilihan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan teman-teman.

Sebagai kelengkapan data penelitian, maka dimohon dengan hormat mengisi data-
data di bawah ini:
 Inisial Responden :
............................................................................................
 Tingkat/umur :
............................................................................................
 Jenis Kelamin : L/P (coret yang tidak perlu)
Sangat Tidak Sangat
NO PERNYATAAN Setuju Setuju Setuju Tidak
Setuju
1 Instruktur klinis bersahabat
dan membuat siswa merasa
nyaman untuk bertanya
2 Instruktur klinis menyediakan
umpan balik dalam waktu
yang tepat dan tidak
mempermalukan saya
dihadapan orang lain (teman
sekelas, staff, pasien dan
anggotakeluarga)
3 Instruktur klinis menerima
diskusi dan perbedaan
pendapat
4 Instruktur klinis memberikan
bimbingan sebelum saya
melakukan keterampilan
teknis
5 Instruktur klinis menganggap
kesalahan saya sebagai
bagian dari pembelajaran
6 Instruktur klinis memberi
saya pokok pikiran yang jelas
tentang apa yang diharapkan
dari saya selama rotasi klinis
7 Instruktur klinis
memfasilitasi kemampuan
saya untuk menilai kebutuhan
klien dengan kritis
8 Instruktur klinis memberi
saya umpan balik lisan dan
tulisan tentang pengalaman
klinis saya
9 Instruktur klinis
mendemonstrasikan
pengetahuan dan keahlian
klinis sesuai kebutuhan
10 Instruktur klinis bersedia
ketika dibutuhkan
11 Instruktur klinis menyediakan
kesempatan yang cukup
untuk latihan mandiri di
laboratorium dan lokasi klinis
12 Instruktur klinis mendorong
saya untuk menghubungkan
teori dengan praktek
13 Pegawai-pegawai ikut
mendampingi mahasiswa
melakukan praktik
LAMPIRAN 13

MASTER DATA

HUBUNGAN METODE BIMBINGAN KLINIK DENGAN KEPUASAN PADA MAHASISWA PROFESI NERS UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2018

Metode Bimbingan Klinik


No U JK JLH KET
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15
1 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 58
2 23 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 51
3 23 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 31
4 23 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43
5 23 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 55
6 22 1 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 40
7 23 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
8 24 1 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 2 2 2 2 4 45
9 23 1 4 3 2 2 2 3 4 3 4 3 4 2 2 2 4 44
10 23 2 1 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 46
11 24 1 2 4 2 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 50
12 23 1 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 50
13 22 2 3 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 53
14 23 1 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 54
15 24 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 43
16 23 2 4 2 3 4 2 2 2 2 3 4 4 4 3 4 3 46
17 23 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
18 23 2 1 3 2 3 3 4 2 4 3 4 2 3 3 4 4 45
19 24 2 1 2 2 2 4 4 2 2 3 4 4 3 4 3 4 44
20 24 2 1 3 3 2 3 3 2 1 3 4 4 3 4 3 3 42
21 23 1 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 53
22 23 2 1 3 2 4 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 41
23 24 1 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 53
24 23 1 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 2 47
25 24 1 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 48
26 23 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 54
27 23 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 41
28 23 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 32
29 23 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43
30 23 1 1 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 52
31 23 2 2 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 43
32 23 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
33 23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 44
34 22 2 1 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 50
35 23 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
36 23 2 2 2 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 47
37 23 2 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2 42
38 24 2 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 51
39 23 2 3 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 38
40 24 2 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 52
41 22 1 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 49
42 22 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 44
43 22 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 40
44 23 1 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 45
45 22 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 46
46 23 1 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 56
47 23 2 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
48 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
49 24 1 3 2 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 53
50 24 1 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 53
51 23 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54
52 23 1 4 3 4 3 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 52
53 23 2 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 52
54 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 1 49
55 23 1 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 53
56 23 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 55
57 24 2 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 48
58 23 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 47
59 23 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 51
60 23 1 4 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 3 4 3 4 47
61 23 2 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 50
62 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 53
63 23 2 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 53
64 23 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 53
65 23 2 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 51
66 24 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
67 23 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 52
68 23 1 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 53
69 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
70 23 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 55
71 24 1 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 57
72 23 2 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 55
73 23 1 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 54
74 23 1 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 54
75 23 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 55
76 23 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 55
77 25 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 57
78 23 1 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 52
79 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
80 23 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54
81 22 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 56
82 23 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 51
83 23 1 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
84 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
85 25 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
86 22 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 53
87 23 2 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 54
88 24 1 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 54
89 23 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 53
90 25 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
91 23 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
92 24 1 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 53
93 23 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
94 23 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 51
95 23 2 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 53
96 23 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 53
97 24 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 53
98 23 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 56
99 23 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 52
100 23 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 54
101 23 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
102 22 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 56
103 23 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 54
104 23 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 55
105 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
106 23 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 53
107 23 2 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 53
108 23 1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 56
109 22 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 53
110 23 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 55
111 23 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 54
112 24 1 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 56
113 23 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 54
114 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 58
Kepuasan Mahasiswa
No U JK JLH KET
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13
1 23 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 50
2 23 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39
3 23 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 30
4 23 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 46
5 23 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 43
6 22 1 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 35
7 23 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 31
8 24 1 4 3 2 3 2 2 3 4 3 2 3 4 3 38
9 23 1 4 3 2 3 2 3 4 3 2 2 2 3 4 37
10 23 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 44
11 24 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 37
12 23 1 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 44
13 22 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 42
14 23 1 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 47
15 24 2 3 3 2 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3 36
16 23 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 36
17 23 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
18 23 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 39
19 24 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 40
20 24 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 2 36
21 23 1 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 46
22 23 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 37
23 24 1 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 48
24 23 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
25 24 1 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 47
26 23 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 43
27 23 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 41
28 23 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39
29 23 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 40
30 23 1 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 46
31 23 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 31
32 23 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
33 23 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 41
34 22 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 43
35 23 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 50
36 23 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 42
37 23 2 4 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 2 3 37
38 24 2 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 44
39 23 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 33
40 24 2 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 47
41 22 1 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 47
42 22 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 40
43 22 1 2 3 2 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 36
44 23 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 41
45 22 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 43
46 23 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
47 23 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 46
48 23 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 49
49 24 1 4 3 2 2 2 3 3 4 4 4 3 3 4 41
50 24 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40
51 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
52 23 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39
53 23 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35
54 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
55 23 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
56 23 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 46
57 24 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 47
58 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
59 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
60 23 1 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 46
61 23 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 43
62 23 2 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 44
63 23 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 46
64 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
65 23 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 46
66 24 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
67 23 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39
68 23 1 2 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 44
69 23 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 46
70 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
71 24 1 2 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 45
72 23 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 47
73 23 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39
74 23 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 50
75 23 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 45
76 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 51
77 25 1 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 48
78 23 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 49
79 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
80 23 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 47
81 22 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 48
82 23 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 48
83 23 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
84 23 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 40
85 25 1 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 46
86 22 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 45
87 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
88 24 1 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 48
89 23 2 2 3 4 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 42
90 25 1 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 45
91 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
92 24 1 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 43
93 23 1 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 48
94 23 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 45
95 23 2 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 47
96 23 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 47
97 24 1 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 46
98 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
99 23 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 44
100 23 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 45
101 23 1 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 46
102 22 2 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 43
103 23 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 45
104 23 2 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 44
105 23 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 49
106 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
107 23 2 3 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 46
108 23 1 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 43
109 22 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 42
110 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
111 23 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 2 4 4 4 42
112 24 1 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 44
113 23 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 49
114 23 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 46
LAMPIRAN 14
OUTPUT SPSS

Umur Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 22 11 9.6 9.6 9.6

23 82 71.9 71.9 81.6

24 18 15.8 15.8 97.4

25 3 2.6 2.6 100.0

Total 114 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 41 36.0 36.0 36.0

Perempuan 73 64.0 64.0 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 17 14.9 14.9 14.9

Kadang-kadang 15 13.2 13.2 28.1

Sering 31 27.2 27.2 55.3

Selalu 51 44.7 44.7 100.0

Total 114 100.0 100.0


Metode Bimbingan Klinik 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 17 14.9 14.9 14.9

Kadang-kadang 15 13.2 13.2 28.1

Sering 31 27.2 27.2 55.3

Selalu 51 44.7 44.7 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 17 14.9 14.9 14.9

Sering 38 33.3 33.3 48.2

Selalu 59 51.8 51.8 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik 3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 15 13.2 13.2 13.2

Sering 39 34.2 34.2 47.4

Selalu 60 52.6 52.6 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik 4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 14 12.3 12.3 12.3

Sering 36 31.6 31.6 43.9


Selalu 64 56.1 56.1 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik 5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 1 .9 .9 .9

Kadang-kadang 19 16.7 16.7 17.5

Sering 41 36.0 36.0 53.5

Selalu 53 46.5 46.5 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik 6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 10 8.8 8.8 8.8

Sering 48 42.1 42.1 50.9

Selalu 56 49.1 49.1 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik 7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 15 13.2 13.2 13.2

Sering 41 36.0 36.0 49.1

Selalu 58 50.9 50.9 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik 8


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 1 .9 .9 .9

Kadang-kadang 14 12.3 12.3 13.2

Sering 38 33.3 33.3 46.5

Selalu 61 53.5 53.5 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik 9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 12 10.5 10.5 10.5

Sering 40 35.1 35.1 45.6

Selalu 62 54.4 54.4 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik 10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 4 3.5 3.5 3.5

Sering 43 37.7 37.7 41.2

Selalu 67 58.8 58.8 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik 11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 8 7.0 7.0 7.0

Sering 44 38.6 38.6 45.6

Selalu 62 54.4 54.4 100.0


Metode Bimbingan Klinik 11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 8 7.0 7.0 7.0

Sering 44 38.6 38.6 45.6

Selalu 62 54.4 54.4 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik 12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 10 8.8 8.8 8.8

Sering 38 33.3 33.3 42.1

Selalu 66 57.9 57.9 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik 13

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 14 12.3 12.3 12.3

Sering 31 27.2 27.2 39.5

Selalu 69 60.5 60.5 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik 14

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 9 7.9 7.9 7.9

Sering 36 31.6 31.6 39.5

Selalu 69 60.5 60.5 100.0


Metode Bimbingan Klinik 14

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 9 7.9 7.9 7.9

Sering 36 31.6 31.6 39.5

Selalu 69 60.5 60.5 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik 15

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 1 .9 .9 .9

Kadang-kadang 7 6.1 6.1 7.0

Sering 28 24.6 24.6 31.6

Selalu 78 68.4 68.4 100.0

Total 114 100.0 100.0

Metode Bimbingan Klinik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 1 .9 .9 .9

Cukup 21 18.4 18.4 19.3

Baik 92 80.7 80.7 100.0

Total 114 100.0 100.0

Kepuasan Mahasiswa 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Setuju 13 11.4 11.4 11.4

Setuju 47 41.2 41.2 52.6


Sangat Setuju 54 47.4 47.4 100.0

Total 114 100.0 100.0

Kepuasan Mahasiswa 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Setuju 5 4.4 4.4 4.4

Setuju 63 55.3 55.3 59.6

Sangat Setuju 46 40.4 40.4 100.0

Total 114 100.0 100.0

Kepuasan Mahasiswa 3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Setuju 14 12.3 12.3 12.3

Setuju 48 42.1 42.1 54.4

Sangat Setuju 52 45.6 45.6 100.0

Total 114 100.0 100.0

Kepuasan Mahasiswa 4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Setuju 8 7.0 7.0 7.0

Setuju 58 50.9 50.9 57.9

Sangat Setuju 48 42.1 42.1 100.0

Total 114 100.0 100.0


Kepuasan Mahasiswa 5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Setuju 9 7.9 7.9 7.9

Setuju 49 43.0 43.0 50.9

Sangat Setuju 56 49.1 49.1 100.0

Total 114 100.0 100.0

Kepuasan Mahasiswa 6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Setuju 6 5.3 5.3 5.3

Setuju 48 42.1 42.1 47.4

Sangat Setuju 60 52.6 52.6 100.0

Total 114 100.0 100.0

Kepuasan Mahasiswa 7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Setuju 11 9.6 9.6 9.6

Setuju 40 35.1 35.1 44.7

Sangat Setuju 63 55.3 55.3 100.0

Total 114 100.0 100.0

Kepuasan Mahasiswa 8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Setuju 8 7.0 7.0 7.0

Setuju 45 39.5 39.5 46.5

Sangat Setuju 61 53.5 53.5 100.0


Kepuasan Mahasiswa 8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Setuju 8 7.0 7.0 7.0

Setuju 45 39.5 39.5 46.5

Sangat Setuju 61 53.5 53.5 100.0

Total 114 100.0 100.0

Kepuasan Mahasiswa 9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Setuju 11 9.6 9.6 9.6

Setuju 48 42.1 42.1 51.8

Sangat Setuju 55 48.2 48.2 100.0

Total 114 100.0 100.0

Kepuasan Mahasiswa 10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Sangat tidak Setuju 1 .9 .9 .9

Tidak Setuju 10 8.8 8.8 9.6

Setuju 43 37.7 37.7 47.4

Sangat Setuju 60 52.6 52.6 100.0

Total 114 100.0 100.0

Kepuasan Mahasiswa 11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Setuju 8 7.0 7.0 7.0

Setuju 43 37.7 37.7 44.7


Sangat Setuju 63 55.3 55.3 100.0

Total 114 100.0 100.0

Kepuasan Mahasiswa 12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Setuju 4 3.5 3.5 3.5

Setuju 44 38.6 38.6 42.1

Sangat Setuju 66 57.9 57.9 100.0

Total 114 100.0 100.0

Kepuasan Mahasiswa 13

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Setuju 5 4.4 4.4 4.4

Setuju 41 36.0 36.0 40.4

Sangat Setuju 68 59.6 59.6 100.0

Total 114 100.0 100.0

Kepuasan Mahasiswa

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Puas 3 2.6 2.6 2.6

Puas 111 97.4 97.4 100.0

Total 114 100.0 100.0

Correlations

Metode Kepuasan
Bimbingan Klinik Mahasiswa
Spearman's rho Metode Bimbingan Klinik Correlation Coefficient 1.000 .359**

Sig. (2-tailed) . .000

N 114 114

Kepuasan Mahasiswa Correlation Coefficient .359** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 114 114

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Metode Bimbingan Klinik * Kepuasan Mahasiswa Crosstabulation

Kepuasan Mahasiswa

Tidak Puas Puas Total

Metode Bimbingan Klinik Kurang Count 1 0 1

% of Total .9% .0% .9%

Cukup Count 2 19 21

% of Total 1.8% 16.7% 18.4%

Baik Count 0 92 92

% of Total .0% 80.7% 80.7%

Total Count 3 111 114

% of Total 2.6% 97.4% 100.0%


LAMPIRAN 15
LAMPIRAN 16
LAMPIRAN 17
LEMBAR KONSUL SKRIPSI

Judul : Hubungan Metode Bimbingan Klinik Dengan


Kepuasan Pada Mahasiswa Profesi Ners
Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2018
Nama : Suarman Putra Gea
Nim : 14.02.06.117
Dosen Pembimbing I : Ns. Lasma Rina Sinurat,M.Kep

HARI/ KETERANGAN PARAF


NO MATERI
TANGGAL PEMBIMBING

Perbaikan sistematika
penulisan hasil dan
1 pembahasan
BAB IV
18 Juli 2018

Perbaikan penulisan
judul serta isi dalam
2 19 Juli 2018 BAB IV tabel

- Perbaikan Hipotesis
- Perbaikan sistematika
penulisan
- Perbaikan metode
3 20 Juli 2018 BAB I-V pengumpulan data
dan penulisan
pengolahan data
- Perbaikan kata
pengantar

4 21 Juli 2018 ACC ACC maju skripsi


LAMPIRAN 17

LEMBAR KONSUL SKRIPSI


Judul : Hubungan Metode Bimbingan Klinik Dengan
Kepuasan Pada Mahasiswa Profesi Ners Universitas
Sari Mutiara Tahun 2018
Nama : Suarman Putra Gea
Nim : 14.02.06.117
Dosen Pembimbing II : Ns. Amila,M.Kep,Sp.KMB

HARI/ KETERANGAN PARAF


NO MATERI
TANGGAL PEMBIMBING

Perbaikan interpretasi
hasil bivariat
1 BAB IV
16 Juli 2018 Hasil dan Pembahasan

- Melengkapi
Frekuensi jawaban
BAB IV responden pada hasil
2 17 Juli 2018
Hasil dan pembahasan univariat
- Melengkapi
pembahasan
- Menambahkan isi
BAB IV pembahasan
3 19 Juli 2018
Hasil dan pembahasan

- Perbaikan tabel
hasil uji statistik
BAB IV dan V - Perbaikan
4 20 Juli 2018
kesimpulan

5 21 Juli 2018 ACC ACC maju


skripsi

Anda mungkin juga menyukai