Anda di halaman 1dari 125

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASIEN

DALAM PEMANFAATAN INSTALASI RAWAT INAP


RSU HIDAYAH DELITUA
TAHUN 2017

TESIS

Oleh :

MARESYA ANGELIN
NIM : 1404195040

PROGRAM STUDI S2 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2018
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASIEN
DALAM PEMANFAATAN INSTALASI RAWAT INAP
RSU HIDAYAH DELITUA
TAHUN 2017

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk memproleh Gelar


Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M) pada Program S2 Kesehatan
Masyarakat Minat Studi Manajemen Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan

Oleh:
MARESYA ANGELIN
NIM : 1404195040

PROGRAM STUDI S2 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2018
Telah diuji pada tanggal : 08 Mei 2018

PANITIA PENGUJI KOMPREHENSIF TESIS


Ketua : Asyiah Simanjorang,Dr.,M.Kes.,S.Kep.,Ns
Anggota : 1 Masnelly Lubis, S.Kep., Ns., MARS
2 Dr.dr. Arifah Devi Fitriani,M.Kes
3 dr. Jamaluddin, MARS
ABSTRAK

Keperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari masyarakat, hal ini


akan terus berubah seirama dengan berubahnya masyarakat yang terus menerus
berkembang, termasuk pelaksanaan asuhan keperawatan akan terus berkembang
karena masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat terus-menerus mengalami
perubahan pada manusia itu sendiri. seorang perawat sangat menentukan
keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsi dan tugas yang
diembannya sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Mengetahui perawat sebagai
pelaksana asuhan keperawatan dalam menjalankan profesinya sebagai tenaga
kesehatan keperawatan yang bekerja dengan menjalani profesinya sesuai standar
praktek keperawatan.
Desain penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di RS Artha
Medica Binjai Tahun 2016. Sampel yaitu berjumlah 44 orang perawat yang
berdinas super vip, vip, ruangan 1, ruangan 2, ruangan 3 yang bersedia untuk
menjadi responden dalam penelitian ini. Data dikumpulkan melalui wawancara
dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi
logistik berganda.
Hasil penelitian menunjukkan faktor kemampuan/keterampilan,
pengalaman, sikap, persepsi, imbalan dan motivasi berhubungan dengan
pelaksanaan asuhan keperawatan, namun faktor yang memengaruhi pelaksanaan
asuhan keperawatan adalah faktor motivasi, sedangkan faktor yang lainnya tidak
berpengaruh.
Disarankan kepada pengambil keputusan rumah sakit membuat kebijakan
pendalaman ilmu para perawat dengan diadakan pelatihan, workshop, dan seminar
serta memberikan dukungan para perawat untuk melanjutkan pendidikan yang
berhubungan untuk meningkatkan kinerja perawat.

Kata Kunci : Kemampuan/Keterampilan, Pengalaman, Sikap, Persepsi,


Imbalan, Motivasi dan pelaksanaan asuhan keperawatan.

i
ABSTRACT

Today the role of human beings as one of the motor is getting an


advantage, because the life style in every sphere of human life can not be
separated from human performance itself, as well as with people who work
dilingkup hospital. Performance nurse will determine the success of a hospital in
carrying out the functions and tasks assigned. Knowing the performance of
nurses in their profession as nursing health professionals who work with the
profession to undergo appropriate standards of nursing practice.
This study design using analytic survey with cross sectional approach. The
population in this study are all nurses in hospitals Binjai Artha Medica 2016
which amounted to 44 people. who served super vip, vip, room 1, room 2, room 3
with a sample that is numbered 44 nurses hospital Artha Medica Binjai who are
willing to become respondents in this study. Data were collected through
interviews using a questionnaire and analyzed using multiple logistic regression
test.
The results showed the factors affecting the performance of nurses is a
motivating factor, while the factors that do not affect the performance of nurses is
a factor of capacity/skills, experience, attitudes, perceptions, and rewards.
Hospital policy decision makers should create policies deepening the
knowledge of the nurses held trainings, workshops, and seminars and provide
support nurses for continuing education related to improving the performance of
nurses.

Keywords : Ability/Skills, Experience, Attitudes, Perceptions, Remuneration,


Motivation and Performance Nurse.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, karena atas segala
karunia dan nikmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini dengan
judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi keputusan pasien Dalam
Pemanfaatan Instalasi Rawat Inap RSU Hidayah Delitua Tahun 2017.”
Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas – tugas dalam memenuhi salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana di Institut Kesehatan
Helvetia. Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan,
namun demikian besar harapan saya kiranya Tesis ini dapat menambah masukan
serta ilmu pengetahuan dan dalam hal ini peneliti mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian Tesis
ini. Keberhasilan peneliti tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan
moril dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini
izinkanlah peneliti untuk mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada
yang terhormat:
1) Dr. Hj. Razia Begum Suroyo,M.Sc,M.Kes selaku Pembina Yayasan Helvetia
Medan
2) Dr.dr. Arifah Devi Fitriani,M.Kes selaku Ketua Yayasan Helvetia Medan
3) Dr.H. Ismail Effendy,M.Si selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan
4) Iman Muhammad, S.E, S.Kom, MM, M.Kes, selaku Ketua Program Studi S2
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan
Helvetia Medan.
5) Asyiah Simanjorang,Dr.,M.Kes.,S.Kep.,Ns. selaku Dosen Pembimbing I
yang penuh perhatian, kesabaran dan ketelitian memberikan bimbingan dan
arahan terus menerus sejak penyusunan proposal hingga selesai tesis ini.
6) Masnelly Lubis,S.Kep,Ns,MARS selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan masukan dan saran dalam penulisan tesis ini.
7) Dr.dr. Arifah Devi Fitriani,M.Kes selaku Penguji I yang telah memberikan
masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

iii
8) Jamaluddin,dr.,MARS selaku Penguji II yang telah memberikan masukan dan
saran demi kesempurnaan tesis ini.
9) Drs.H. Ngatemin selaku Pemilik Yayasan Rumah Sakit Umum Hidayah
10) dr.M Riza M.Kes selaku Direktur Yayasan Rumah Sakit Umum Hidayah
11) Orang tuaku tercinta Alm H.Akmaludin SA dan Warzuqni dengan kasih
sayangnya serta dukungan yang diberikan.
12) Suami tercinta dr.Mhd Nurhidayat yang mengizinkan saya dan memberi
dukungan dalam terselesaikannya tesis ini.
13) Rekan-rekan mahasiswa serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
per satu yang telah berperan dan membantu penulis untuk berkonsultasi dalam
penyusunan tesis ini hingga selesai.
Hanya Allah SWT yang senantiasa dapat memberikan balasan atas
kebaikan yang telah diperbuat.

Medan, April 2018


Peneliti

Maresya Angelin

iv
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Maresya Angelin, lahir di Banda Aceh pada tanggal 23


Maret 1974 dari pasangan Alm.H.Akmaludin SA dan Warzuqni. Penulis
beralamat di Jalan Besar Delitua km 8,5 no.55 Delitua. Penulis saat ini masih
bekerja sebagai Pegawai Negeri di Puskesmas Kedai Durian Medan.
Pendidikan penulis dimulai dari SDN 5 Langsa Aceh Timur tahun 1980-
1986, kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Banda Aceh tahun 1986-1989. Pada
tahun 1989-1992 penulis menempuh pendidikan di SMAN 3 Banda Aceh,.
Selanjutnya menempuh pendidikan S1 Kedokteran tahun 1992-2000, lalu,penulis
melanjutkan pendidikan Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat Minat Studi
Magister Rumah Sakit, Institut Kesehatan Helvetia Medan pada tahun 2014
sampai dengan sekarang.

v
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR PERSETUJUAN
ABSTRAK ................................................................................................. i
ASBTRACT ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah...................................................... 14
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................... 15
a. Tujuan Umum ....................................................... 15
b. Tujuan Khusus ...................................................... 15
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................... 16
1. Manfaat teoritis …………………………………… 16
2. Manfaat Praktis …………………………………… 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian penelitian terdahulu ......................................... 18
2.2. Telaah Pustaka.............................................................. 20
2.2.1 Pengertian Perawat .......................................... 20
2.2.2 Jenis Pendidikan Keperawatan Indonesia ........ 20
2.2.3 Peran Perawat ................................................... 22
2.2.4 Fungsi Perawat ................................................. 24
2.2.5 Tugas Perawat................................................... 25
2.2.6 Praktek Keperawatan ........................................ 26
2.2.7 Standar Kompetensi Perawat ........................... 31
2.3 Pelaksanaan Asuhan Keperawatan ............................... 34
2.3.1 Pengertian Pelaksanaan Asuhan Keperawatan . 34
2.3.2 Profil Peran Perawat pelaksanaa asuhan
keperawatan Profesional di Masa Depan …… 35
2.3.3 Perubahan Penataan Model Pemberian
pelaksanaan Asuhan Keperawatan ................... 43
2.3.4 Standar Instrumen Penilaian dalam
Melaksanakan Asuhan Keperawatan ……..... 50
2.4 Rumah Sakit…………………………………………. 54
2.4.1 Pengertian Rumah Sakit .................................. 54
2.4.2 Sarana dan Prasarana Rumah Sakit .................. 56
2.4.3 Sumber Daya Manusia Rumah Sakit ................ 57

vi
2.4.4 Jenis Rumah Sakit Dan Pengelolaan Rumah
Sakit ................................................................. 58
2.4.5 Perizinan Rumah Sakit .................................... 59
2.5 Landasan Teori ............................................................ 68
2.6 Kerangka Konsep/Pemikiran........................................ 70
2.7 Hipotesis ....................................................................... 71

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian ......................................................... 73
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 74
3.2.1 Lokasi Penelitian .............................................. 74
3.2.2 Waktu Penelitian .............................................. 74
3.3 Populasi dan Sampel ................................................... 74
3.3.1 Populasi ........................................................... 74
3.3.2 Sampel ............................................................. 75
3.4 Metode Pengumpulan Data ......................................... 75
3.4.1 Jenis Data ......................................................... 75
a. Data Primer ............................................... 75
b. Data Sekunder ........................................... 75
c. Data Tertier ................................................ 75
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data .............................. 75
3.4.3 Uji Validitas Dan Realibilitas ........................... 76
1. Uji Validitas............................................... 76
2. Uji realibilitas ............................................ 79
3.5 Variabel dan Defenisi Operasional............................... 80
3.5.1 Variabel Penelitian ........................................... 80
3.5.2 Defenisi Operasional ........................................ 80
3.6 Metode Pengukuran ..................................................... 83
3.7 Metode Pengolahan Data.............................................. 83
1. Analisis Univariat ..................................... 84
2. Analisa Bivariat ........................................ 84
3. Analisis Multivariat ................................... 85

BAB IV HASIL PENELITIAN


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................ 86
4.1.1 Latar Belakang dan Sejarah RSU Artha Medika 86
4.1.2. Visi, Misi dan Motto .......................................... 87
4.1.3. Fungsi ............................................................... 87
4.1.4. Jenis Rumah Sakit ............................................ 89
4.1.5. Susunan Organisasi Rumah Sakit ..................... 90
4.1.6. Struktur Kerangka Rumah Sakit ....................... 91
4.1.7 Distribusi Sumber Daya Manusia (SDM) RS ... 92
4.2. Distribusi Karakteristik Umur Responden di Ruang
Rawat Inap RS Artha Medica Tahun ........................ 93
4.3. Distribusi Karakteristik Pendidikan Responden di
Ruang Rawat Inap RS Artha Medica .......................... 93

vii
4.4. Distribusi Ruangan Responden di Ruang Rawat Inap
RS Artha Medica ......................................................... 94
4.5. Distribusi Frekuensi Kemampuan/Keterampilan di
Ruang Rawat Inap RS Artha Medica .......................... 94
4.6. Distribusi Frekuensi Pengalaman Responden di
Ruang Rawat Inap RS Artha Medica .......................... 95
4.7. Distribusi Frekuensi Sikap Responden di Ruang
Rawat Inap RS Artha Medica ...................................... 95
4.8. Distribusi Frekuensi Persepsi Responden di Ruang
Rawat Inap RS Artha Medica ...................................... 95
4.9. Distribusi Frekuensi Imbalan Responden di Ruang
Rawat Inap RS Artha Medica ...................................... 96
4.10. Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di Ruang
Rawat Inap RS Artha Medica ...................................... 96
4.11. Distribusi Frekuensi Askep Responden di Ruang
Rawat Inap RS Artha Medica ...................................... 97
4.12. Distribusi Kemampuan/keterampilan Responden di
Ruang Inap RS Artha Medica Tahun 2016 ................. 97
4.13. Distribusi Pengalaman Responden di Ruang Inap RS
Artha Medica Tahun 2016 ........................................... 98
4.14. Distribusi Sikap Responden di Ruang Inap RS Artha
Medica Tahun 2016 ..................................................... 99
4.15. Distribusi Persepsi Responden di Ruang Inap RS
Artha Medica Tahun 2016 ........................................... 99
4.16. Distribusi Imbalan Responden di Ruang Inap RS
Artha Medica Tahun 2016 ........................................... 100
4.17. Distribusi Motivasi Responden di Ruang Inap RS
Artha Medica Tahun 2016 ...........................................
101
4.18. Analisis Seleksi Bivariat .............................................. 102
4.19. Hasil Uji Rekresi ......................................................... 102
4.20. Hasil klasifikasi ........................................................... 103
4.21. Hasil Pendugaan Parameter .......................................... 103

BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat
Inap RS Artha Medika Binjai ..................................... 105
5.2 Pengaruh Kemampuan/Keterampilan Terhadap
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat
Inap Artha Medika Binjai ............................................ 107
5.3 Pengaruh Pengalaman Terhadap Pelaksanaan Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Artha Medika
Binjai 2016 ................................................................... 108
5.4 Pengaruh Sikap Terhadap Pelaksanaan Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Artha Medika
Binjai 2016 .................................................................. 109

viii
5.5 Pengaruh Persepsi Terhadap Pelaksanaan Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Artha Medika
Binjai 2016 .................................................................. 110
5.6 Pengaruh Imbalan Terhadap Pelaksanaan Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Artha Medika
Binjai 2016 .................................................................. 112
5.7 Pengaruh Motivasi Terhadap Pelaksanaan Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Artha Medika
Binjai 2016 .................................................................. 113
5.8 Aspek Motivasi Paling Dominan Berpengaruh
Terhadap Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Artha Medica Binjai ........... 115
5.9 Keterbatasan Penelitian ............................................... 116

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ................................................................. 117
6.2 Saran ........................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


3.4. Uji Validitas ............................................................................. 77
3.5 Uji Reliabilitas .......................................................................... 79
3.6 Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Dependen ......... 83
4.1. Distribusi Sumber Daya Manusia (SDM) Berdasarkan
Ketenagaan RS Artha Medica Tahun 2016 ............................. 92
4.2 Distribusi Karakteristik Umur Responden di Ruang Rawat
Inap RS Artha Medica Tahun 2016 ......................................... 93
4.3. Distribusi Karakteristik Pendidikan Responden di Ruang
Rawat Inap RS Artha Medica Tahun 2016 ............................... 93
4.4. Distribusi Ruangan Responden di Ruangan Rawat Inap RS
Artha Medica Tahun 2016 ....................................................... 94
4.5. Distribusi Frekuensi Kemampuan/Keterampilan Responden
di Ruang Rawat Inap RS Artha Medica Tahun 2016 .............. 94
4.6. Distribusi frekuensi Pengalaman Responden di Ruang Inap
RS Artha Medica Tahun 2016 .................................................. 95
4.7. Distribusi frekuensi Sikap Responden di Ruang Inap RS
Artha Medica Tahun 2016 ....................................................... 95
4.8. Distribusi frekuensi Persepsi Responden di Ruang Inap RS
Artha Medica Tahun 2016 ....................................................... 95
4.9. Distribusi frekuensi Imbalan Responden di Ruang Inap RS
Artha Medica Tahun 2016 ....................................................... 96
4.10. Distribusi frekuensi Motivasi Responden di Ruang Inap RS
Artha Medica Tahun 2016 ....................................................... 96
4.11. Distribusi frekuensi Askep Responden di Ruang Inap RS
Artha Medica Tahun 2016 ....................................................... 97
4.12. Distribusi Kemampuan/keterampilan Responden di Ruang
Inap RS Artha Medica Tahun 2016 ......................................... 97
4.13. Distribusi Pengalaman Responden di Ruang Inap RS Artha
Medica Tahun 2016 ................................................................. 98
4.14. Distribusi Sikap Responden di Ruang Inap RS Artha Medica
Tahun 2016 .............................................................................. 99
4.15. Distribusi Persepsi Responden di Ruang Inap RS Artha
Medica Tahun 2016 ................................................................. 99
4.16. Distribusi Imbalan Responden di Ruang Inap RS Artha
Medica Tahun 2016 .................................................................. 100
4.17. Distribusi Motivasi Responden di Ruang Inap RS Artha
Medica Tahun 2016 ................................................................. 101
4.18. Analisis Seleksi Bivariat .......................................................... 102
4.19. Hasil Uji Regresi ...................................................................... 102
4.20 Hasil Klasifikasi ...................................................................... 103
4.21 Hasil Pendugaan Parameter ...................................................... 103

x
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


2.3. Kerangka Teori Pemikiran ....................................................... 54
2.6. Kerangka Pemikiran (Kerangka Konsep Penelitian ................. 71
4.16. Kerangka Struktur Organisasi Rumah Sakit Type C ................ 91

xi
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman
1. Kuesioner Penelitian ................................................................ 119
2 Master Data .............................................................................. 126
3. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................... 135
4. Frekuensi/ Print out Spss ........................................................ 141
5. Survey awal
6. Surat Izin Validitas
7. Surat Izin Penelitian

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini

seluruh aspek kehidupan manusia mengalami dampak perubahan yang besar,

termasuk didalamnya upaya pelayanan kesehatan. Secara nyata pembangunan

bidang kesehatan telah berhasil mewujudkan peningkatan derajat kesehatan

masyarakat. Mempelajari perkembangan masalah, ancaman serta peluang yang

ada dapat disimpulkan bahwa isu strategis yang ada adalah masalah yang

berkaitan dengan mutu pelayanan kesehatan. Masyarakat sudah semakin kritis

dalam menyikapi serta memilih pelayanan kesehatan yang sesuai keinginan.

Rumah Sakit pada era globalisasi saat ini bukan hanya mengemban misi

sosial. Aspek bisnis dalam pengelolaan suatu rumah sakit sudah menjadi

konsekuensi wajar pada era globalisasi. Karena itu rumah sakit tidak perlu lagi

mengesampingkan upaya untuk lebih mempromosikan diri. Perusahaan atau

organisasi bisnis dalam hal ini industri rumah sakit yang mampu memberikan
.
pelayanan yang memiliki daya saing tinggi akan mampu mendominasi pasar

Menurut UU.No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 1, Rumah Sakit

adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat.1

Adanya pergeseran sudut pandang dari tujuan penyelenggaraan pelayanan

kesehatan yang semula berorientasi kepada pelayanan masyarakat menjadi

1
2

orientasi bisnis, sehingga mengakibatkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan

tidak hanya lagi menunggu konsumen datang sendiri, tetapi diperlukan upaya

seperti sasaran pasar, mengembangkan keragaman pelayanan dan meningkatkan

mutu pelayanan, memelihara hubungan dengan konsumennya. Pelayanan

kesehatan dengan demikian tidak lagi menjadi sekedar bidang social, melainkan

juga memerlukan pendekatan efisiensi, optimalisasi, produktivitas dan

efektivitas.2

Meningkatnya jumlah rumah sakit menjadi tantangan bagi pengelola

rumah sakit karena menimbulkan persaingan yang cukup ketat. Rumah sakit yang

memiliki pelayanan yang bermutu dan citra yang baiklah yang dapat bertahan dan

unggul. Rumah sakit harus mampu menyediakan pelayanan yang berkualitas

dengan harga bersaing dengan tujuan untuk tercapainya kepuasan pelanggan dan

akan berefek pada timbulnya kesetiaan pelanggan serta peningkatan pertumbuhan

dan keuntungan.

Tingkat persaingan antara sesama penyedia kesehatan semakin tinggi.

Salah satu upaya untuk memenangkan pertandingan adalah dengan meningkatkan

mutu pelayanan dan memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan

pelanggan sehingga akan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Kepedulian

kepada pelanggan adalah salah satu prinsip dasar dalam usaha perbaikan mutu

pelayanan kesehatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kebutuhan dan harapan

pelanggan yang diakomodasi sebagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh

organisasi pelayanan kesehatan. Rumah sakit dalam hal ini merupakan fasilitas

kesehatan rujukan utama bagi masyarakat yang ingin memperoleh pelayanan


3

kesehatan baik untuk pengobatan maupun untuk pemulihan kesehatan. Sebagai

pusat rujukan kesehatan utama, rumah sakit dituntut untuk mampu memberikan

pelayanan yang berkualitas pada pasiennya.

Potensi rumah sakit merupakan seluruh sumber yang dimiliki termasuk

semua sumber daya yang ada sebagai input, manajemen sebagai proses, dan

produk pelayanan kesehatan sebagai outcome dan diharapkan rumah sakit bisa

menjual produk yang dihasilkan tersebut. Rumah sakit pada era globalisasi bukan

hanya mengemban misi social. Aspek bisnis dalam pengelolaan suatu rumah sakit

sudah menjadi konsekuensi wajar pada era globalisasi. Perusahaan atau organisasi

bisnis dalam hal ini industri rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan

yang memiliki daya saing tinggi akan mampu mendominasi pasar.3

Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan

kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),

penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada

masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan

dan pusat penelitian medik . Keberhasilan dari rumah sakit dapat dilihat dari

kepuasan pasien yang datang. Kepuasan pasien merupakan output pelayanan

rumah sakit dan merupakan salah satu dimensi kualitas pelayanan. Dalam

menghadapi kepuasan pasien mau tidak mau penyediaan jasa pelayanan kesehatan

rumah sakit harus selalu menjaga kualitas secara continue dan konsisten.

Rumah sakit umum Hidayah adalah rumah sakit yang berada di jalan

Medan – Delitua km 8,5 No.55, Kelurahan Suka Makmur Kecamatan Delitua

Kabupaten Deli Serdang,Sumatera Utara. Rumah Sakit umum Hidayah berdiri


4

sejak tahun 2007, kelas D dan sudah terakreditasi. Mempunyai tempat tidur

sejumlah 52 tempat tidur, 6 dokter umum , 1 dokter gigi dan 6 dokter spesialis,

18 perawat, 10 bidan, 1 SKM, 1 apoteker, 2 asisten apoteker, 4 analis, 1 tenaga

gizi, 2 tenaga administrasi, 5 tenaga kebersihan, 1 supir ambulans dan 1 satpam.

Dari data yang didapat, jumlah pasien rawat inap pada tahun 2015

sebanyak 1.623, pada tahun 2016 sebanyak 1.893 dan pada tahun 2017 terjadi

penurunan jumlah pasien rawat inap menjadi 1.744. Nilai BOR pada tahun 2015

50%, BOR tahun 2016 58,42%, dan BOR pada tahun 2017 juga terlihat ada

penurunan menjadi 48,4%. Dengan adanya penurunan angka – angka tersebut

dapat disimpulkan bahwa ada permasalahan yang mengakibatkan pasien tidak

mau dirawat inap di RS Hidayah. 4

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis di rumah sakit

umum Hidayah terhadap 10 pasien, diketahui bahwa pelayanan kesehatan yang

diberikan Rumah Sakit Umum Hidayah masih kurang, hal ini terungkap karena

mendengarkan keluhan pasien bahwa belum memuaskannya pelayanan yang

diberikan baik dari segi fasilitas dan perlengkapan, kualitas pelayanan seperti

seperti pelayanan medik, pelayanan obat-obatan dan pelayanan administrasi.

Termasuk juga dokter spesialis yang datang tidak tepat waktu karena dokter

spesialis on call sehingga pasien sering menunggu tanpa kejelasan waktu yang

pasti. Masih ada perawat yang kurang ramah terutama dalam memberi tanggapan

atas pertanyaan dan permintaan keluarga pasien.

Berdasarkan survey pendahuluan yang telah peneliti lakukan dengan

mewawancara beberapa pasien yang ditemui didapatkan bahwa, masih


5

ditemukannya complain dari pasien ataupun keluarga pasien. Komplain ini

menyangkut banyak hal, dari pelayanan dokter yang tidak tepat waktu sehingga

pasien sering menunggu terlalu lama tanpa kejelasan yang pasti, dan komunikasi

yang sulit dengan dokter karena sering terburu-buru. Juga komplain terhadap

perawat yang tidak ramah serta susah dipanggil jika pasien butuh sesuatu atau

ingin minta penjelasan tentang apapun. Oleh karena itu semua pihak yang

berkepentingan harus mempunyai komitmen yang sama untuk meningkatkan

pelayanan kepada pasien, sehingga bisa menjaga serta meningkatkan kinerja dan

motivasi pelayanan.

Berdasarkan paparan diatas penulis memandang perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut dalam rangka mengukur tingkat kepuasan pasien dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah penelitian adalah:

faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemanfaatan instalasi rawat inap Rumah

Sakit Umum Hidayah Delitua.

1.3.Tujuan Penelitian

1.3..1. Tujuan Umum


Untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi pasien dalam

memanfaatkan instalasi rawat inap Rumah Sakit Hidayah Delitua.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap pemanfaatan

instalasi rawat inap RSU Hidayah


6

2. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas terhadap pemanfaatan instalasi rawat

inap RSU Hidayah

3. Untuk mengetahui pengaruh kecepatan pelayanan terhadap pemanfaatan

instalasi rawat inap di RSU Hidayah

4. Untuk mengetahui pengaruh informasi terhadap pemanfaatan instalasi

rawat inap di RSU Hidayah

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Mengembangkan konsep dan kajian yang lebih mendalam tentang faktor-

faktor yang menjadi penyebab berkurangnya pemanfaatan instalasi rawat

inap sehingga diharapkan dapat menjadi dasar dan pendorong dilakukannya

penelitian yang sejenis tentang masalah tersebut.

b. Penelitian ini bermanfaat menambah khasanah peneliti dalam bidang ilmu

Kesehatan Masyarakat khususnya manajemen rumah sakit

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai sumbangan informasi bagi manajemen rumah sakit Hidayah

Delitua agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas yang ada

sehingga menarik minat masyarakat untuk memanfaatkan rawat inap di

rumah sakit Hidayah

b. Memberikan gambaran yang lebih konkrit dan dapat dijadikan sumber

pijakan atau input dalam memberikan alternatif dalam memecahkan

masalah yang ada.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yella Dumpapa,dkk di RSUD

Bitung pada tahun 2010 hasilnya menunjukkan ada hubungan antara faktor biaya,

personil dan informasi rumah sakit dengan keputusan memilih rawat inap di

RSUD Bitung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan

metode cross sectional. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner

yang telah melewati uji validitas dan uji reliabilitas.5

Nila Vicky dkk melakukan penelitian di rumah sakit PKU Muhammadiyah

Simo di Kabupaten Boyolali pada tahun 2012 yang berjudul Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Masyarakat Untuk Memilih Jasa

Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Simo Boyolali.

Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat yang datang berobat baik rawat

jalan maupun rawat inap sebanyak 383 orang. Sampel penelitian sebanyak 80

orang yang ditentukan dengan teknik accidental sampling. Dengan instrument

kuesioner dan pengujian hipotesis dilakukan dengan uji regresi logistic.

Berdasarkan analisis didapatkan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh

kualitas pelayanan(p=0,008), tidak terdapat pengaruh fasilitas (p= 0,419)dan

terdapat pengaruh biaya pengobatan (p=0,022) terhadap pemilihan jasa pelayanan

kesehatan di RS PKU Muhammadiyah Simo Boyolali.6

Eky Endriana dkk melakukan penelitian di instalasi rawat jalan Rumah

Sakit umum Bau Bau Sulawesi Tenggara pada tahun 2011 dengan judul Pengaruh

7
8

Perilaku Pasien Terhadap Pemanfaatan Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit

Umum Kota Bau Bau Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian adalah penelitian

kuantitatif dengan rancangan cross sectional study. Populasi pada penelitian ini

sebanyak 25.189 pasien dan sampel sebanyak 100 pasien dengan teknik

pengambilan sampel secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

dengan wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan

uji chi square dan regresi logistic berganda. Hasil analisis hubungan menunjukkan

bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p= 0,007), kepercayaan (p= 0,000),

fasilitas (p= 0,004), perilaku petugas kesehatan (p= 0,000) terhadap pemanfaatan

pelayanan rawat jalan.7

Berikut penelitian yang dilakukan Evy Febrianty S dkk di Rumah Sakit

Stella Maris tahun 2013 tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat

Pemanfaatan Kembali Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Stella Maris Tahun

2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan

cross sectional study. Jumlah responden sebanyak 118 orang, dimana untuk

menentukan sampel dengan menggunakan rumus Lameshow (1997). Analisis data

yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan menggunakan table

distribusi frekwensi dan tabulasi silang. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu ada

hubungan kepercayaan, pengetahuan, sikap, kualitas pelayanan, tariff/biaya,

fasilitas, pelayanan personil dalam pemanfaatan pelayanan rawat inap Rumah

Sakit, dan variable yang tidak berhubungan adalah jarak, lokasi dan informasi

dalam pemanfaatan pelayanan rawat inap Rumah Sakit Stella Maris. 8


9

Noviana Sampeluna dkk melakukan penelitian yang berjudul Faktor Yang

Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di RSUD Lakipadada

Kabupaten Tana Toraja Tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan desain cross sectional. Besar sampel sebanyak 389 responden

dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Dari hasil uji statistic

dengan uji chi square yang berhubungan (p < 0,05) dengan pemanfaatan

pelayanan rawat inap RSUD Lakipadada adalah keluarga dan kelompok acuan.

Sedangkan faktor yang tidak berhubungan (p > 0,05) adalah umur, pendapatan

dan pekerjaan.9

R.Nurmalia Safitri telah melakukan penelitian tentang Faktor – Faktor

Yang Berhubungan Dengan Niat Untuk Memilih Pelayanan Rawat Inap Rumah

Sakit Bogor Medical Center Tahun 2011. Penelitian yangdilakukan adalah

kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel diambil sebanyak 103 responden

dengan teknik non probability sampling dengan teknik quota sampling. Hasil

penelitian adalah faktor personal, sosial, motivasi, pembelajaran, produk, promosi,

bukti fisik, SDM, dan proses berhubungan dengan niat utuk memilih pelayanan

rawat inap Rumah Sakit Bogor Medical Center tahun 2011. 10

Berikut penelitian tentang “ Analisis Mutu Layanan, Harga dan Fasilitas

Terhadap Kepuasan Pasien “, dengan mengambil sampel 100 dari keseluruhan

populasi 27.529. Uji yang dilakukan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian

ini menunjukan mutu layanan, harga dan fasilitas secara signifikan

mempengaruhi kepuasaan pasien pada Puskesmas Motoling Kabupaten Minahasa

Selatan 11
10

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RS Hasanudin tahun 2013

tentang pengaruh brand image terhadap minat kembali pasien untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS Hasanudin, disimpulkan bahwa ada

pengaruh antara corporate image, user image, product image dengan kembalinya

minat untuk memanfaatkan pelayanan di rumah sakit tersebut 12

Dalam penelitian tentang Pengaruh Mutu Layanan Terhadap Kepuasan

Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Woodward Kota Palu, menggunakan metode

cross sectional dengan mengambil sampel 96 pasien. Data dianalisis dengan uji

chi-square dan regresi multiple logistic. Hasilnya menunjukkan ada hubungan

antara kompetensi , kenyamanan, informasi, ketepatan waktu terhadap kepuasan

pasien .13

Selanjutnya penelitian dengan judul Pengaruh Kualitas Layanan, Harga,

dan Fasilitas terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap . penelitian dilakukan

dengan mengambil sampel 70 pasien dengan cara Non Probability Sampling dan

uji analisis regresi linier berganda. Didapat hasil bahwa kualitas pelayanan, harga,

dan fasilitas berpengaruh dominan terhadap pasien rawat inap di Rumah Sakit

Bedah Surabaya.14

2.2 Telaah Teori

2.2.1 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh komponen

predisposisi, pemungkin, dan kebutuhan seseorang akan pelayanan kesehatan,

selanjutnya menguraikan komponen predisposisi tersebut dalam 3 faktor, yaitu

faktor demografi; terdiri dari usia, jenis kelamin dan status perkawinan. struktur
11

social; terdiri dari tingkat pendidikan, pekerjaan dan ras. kepercayaan terdiri dari

keyakinan, sikap atau pandangan terhadap pelayanan kesehatan , dan

pengetahuan. Faktor pemungkin terdiri dari sumber daya keluarga (pendapatan,

cakupan asuransi), kualitas pelayanan dan jarak. Dan faktor kebutuhan terdiri dari

tarif, fasilitas, pelayanan personil, lokasi, kecepatan pelayanan, dan informasi. 15

Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan pendayafungsian layanan

kesehatan oleh masyarakat. Menurut Levey dan Loomba ( 1973 ) yang dimaksud

dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan

secara sendiri atau bersama-sama, dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian pelayanan

kesehatan oleh seseorang maupun kelompok. Perilaku pencari pengobatan adalah

perilaku individu maupun kelompok atau penduduk untuk melakukan atau

mencari pengobatan. Perilaku pencarian pengobatan di masyarakat terutama di

Negara sedang berkembang sangat bervariasi.16

Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga yang tergantung pada

predisposisi keluarga mencakup karakteristik keluarga cenderung menggunakan

pelayanan kesehatan meliputi variabel demografi, variabel struktur sosial

(pendidikan, pekerjaan, suku) serta kepercayaan dan sikap terhadap perawatan

medis, dokter, dan penyakit (termasuk stress serta kecemasan yang ada kaitannya

dengan kesehatan).
12

Pemanfaatan pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan interaksi

antara pengguna jasa pelayanan dan penyedia jasa pelayanan. Interaksi ini

merupakan suatu hubungan yang sangat kompleks yang bersifat multi

dimensional serta dipengaruhi oleh banyak faktor . Pemanfaatan (utilisasi) adalah

sebuah kegiatan pemanfaatan pelayanan oleh sekelompok orang maupun individu.

Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang yang menggunakan kembali dan

memanfaatkan tergantung dari pengetahuan masing – masing individu.

Pemanfaatan juga memiliki pengertian penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan

yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh

petugas atau tenaga kesehatan maupun dalam bentuk kegiatan lain dari

pemanfaatan layanan kesehatan tersebut.17

2.2.2. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan


Kesehatan

Faktor-faktor yang memengaruhi pelayanan kesehatan termasuk

pemanfaatan instalasi rawat inap antara lain adalah 18:

1) Faktor regional dan residence,

2) Faktor dari sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan,

3) Faktor adanya fasilitas kesehatan lain,

4) Faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan yaitu faktor

sosiodemografi (meliputi umur, jenis kelamin dan status perkawinan), faktor

sosial psikologis (meliputi sikap/persepsi terhadap pelayanan kesehatan

secara umum, pengetahuan dan sumber informasi dari pelayanan kesehatan),

faktor ekonomi dan kemudahan menjangkau pelayanan kesehatan.


13

Pemanfaatan pelayanan kesehatan masyarakat dapat dipengaruhi oleh 18 :


(1)

Keterjangkauan lokasi tempat pelayanan ; Tempat pelayanan yang tidak strategis

sulit dicapai, menyebabkan berkurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh

para ibu hamil dan ibu balita. (2) Jenis dan kualitas pelayanan yang tersedia Jenis

dan kualitas pelayanan yang kurang memadai menyebabkan rendahnya akses ibu

hamil dan ibu balita terhadap pelayanan kesehatan, (3) Keterjangkauan informasi

Informasi yang kurang menyebabkan rendahnya penggunaan pelayanan kesehatan

yang ada, (4) Demand (permintaan) adalah pernyataan dari kebutuhan yang

dirasakan yang dinyatakan melalui keinginan dan kemampuan membayar.

Masyarakat saat ini sudah semakin selektif dalam memilih pelayanan

kesehatan. Banyaknya pelayanan kesehatan mengharuskan masyarakat melihat

kualitas dari pelayanan kesehatan tersebut. Pelayanan yang berkualitas adalah

pelayanan kesehatan harus memiliki persyaratan pokok yaitu, tersedia dan

berkesinambungan, mudah dicapai, mudah dijangkau, dapat diterima dan wajar,

serta bermutu.19

Pelayanan yang berkualitas memungkinkan masyarakat untuk

menggunakan pelayanan tersebut, sehingga pemanfaatannya menjadi tinggi.

Tinggi rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan berhubungan dengan 20 :1)

Jarak yang jauh (faktor geografi), 2) Tidak tahu adanya suatu kemampuan

fasilitas (faktor informasi), 3) Biaya yang tidak terjangkau (faktor ekonomi), dan

4) tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas (faktor budaya).


14

Konsumen akan memutuskan menggunakan atau memanfaatkan saranan

pelayanan kesehatan berdasarkan perilaku faktor-faktor yang memengaruhinya.

Proses pengunaan atau pemanfaatan sarana kesehatan oleh masyarakat atau

konsumen.21 yaitu :

1. Karakteristik Predisposisi (Predisposing Characteristcs)

Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan kecenderungan untuk

menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

karena adanya ciri-ciri individu, yang digolongkan ke dalam 3 kelompok.

a. Ciri-ciri demografi, seperti jenis kelamin dan umur.

b. Struktur sosial, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, kesukuan atau

ras, dan sebagainya

c Manfaat-manfaat kesehatan, seperti keyakinan bahwa pelayanan

kesehatan dapat menolong proses penyembuhan penyakit.

Berdasarkan pernyataan di atas Anderson percaya bahwa setiap individu

atau orang mempunyai perbedaan karakteristik, mempunyai perbedaan

tipe dan frekuensi penyakit, dan mempunyai perbedaan pola penggunaan

pelayanan kesehatan, setiap individu mempunyai perbedaan struktur

sosial, mempunyai perbedaan gaya hidup, dan akhirnya mempunyai

perbedaan pola penggunaan pelayanan kesehatan, setiap individu

percaya adanya kemanjuran dalam penggunaan pelayanan kesehatan.

2. Karakteristik Pendukung (Enabling Characteristics)

Karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun mempunyai predisposisi

untuk menggunakan pelayanan kesehatan, ia tidak akan bertindak untuk


15

menggunakanya kecuali bila ia mampu menggunakannya. Penggunaan

pelayanan kesehatan yang ada tergantung kepada kemampuan konsumen

untuk membayar. Hasil penelitian Madunde, at all (2013) menyatakan

bahwa responden yang memiliki pendapatan rendah cenderung

memanfaatkan pelayanan kesehatan (puskesmas) sebanyak 74%, dan

responden yang memilik pendapatan tinggi lebih sedikit menggunakan

pelayanan kesehatan (puskesmas) yaitu sebanyak 26%.22

3. Karakteristik Kebutuhan (Need Characteristics)

Faktor predisposisi dan faktor yang memungkinkan untuk mencari

pengobatan akan terwujud di dalam tindakan apabila itu dirasakan sebagai

kebutuhan. Dengan kata lain kebutuhan merupakan dasar dan stimulus

langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan, bilamana tingkat

predisposisi dan pendukung itu ada. Kebutuhan (need) disini dibagi

menjadi 2 kategori, dirasa atau perceived (subject assessment) dan

evaluated (clinical diagnosis).

2.2.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan pasien dalam


Memanfaatkan Instalasi Rawat Inap

Layanan kesehatan yang berkualitas adalah suatu layanan kesehatan yang

dibutuhkan dan ditentukan oleh profesi layanan kesehatan, sekaligus diinginkan

baik oleh pasien ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat .

Bahwa terdapat sepuluh dimensi mutu pelayanan kesehatan meliputi antara lain :

kompetensi teknis, keterjangkauan, efektivitas, efisiensi, kesinambungan,

keamanan, kenyamanan, informasi, ketepatan waktu dan hubungan antar manusia.


16

Ada juga yang menyatakan bahwa ada 5 dimensi kualitas pelayanan yang perlu

diperhatikan yaitu : reliability ( keandalan ), responsiveness ( daya tanggap ),

assurance ( jaminan ), empathy ( empati ), tangibles ( penampilan fisik) .23

Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan

pelaksanaan suatu usaha. Pendapat mamik tersebut dikaitkan dengan fasilitas

rumah sakit adalah kelengkapan peralatan yang dimiliki rumah sakit untuk

menunjang kelancaran pemeriksaaan, pengobatan dan perawatan bagi pasien.

Perlengkapan fasilitas dirumah sakit seperti pemeriksaan laboratorium, adanya

mobil untuk merujuk pasien.24

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pasien dalam pemanfaatan

instalasi rawat inap sangat dipengaruhi oleh kepuasan pasien. Kepuasan pasien

sangat berkaitan dengan kesembuhan pasien dari sakit atau luka. Penilaian pasien

terhadap mutu atau pelayanan yang baik, merupakan pengukuran penting yang

mendasar bagi mutu pelayanan itu sendiri. Informasi yang diberikan dari

penilaian pasien merupakan nilai dan harapan pasien yang mempunyai wewenang

sendiri dalam menetapkan standar mutu pelayanan yang dikehendaki.25

2.2.3.1. Kepuasan Pasien

Kepuasan adalah bentuk perasaan seseorang setelah mendapatkan

pengalaman tehadap kinerja pelayanan yang telah memenuhi harapan. Kepuasan

adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara

persepsi terhadap kinerja atau hasil suatu produk atau jasa dan harapan-harapan.26
17

Berdasarkan pada beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan kepuasan adalah perasaan seseorang terhadap hasil yang

diterima serta memenuhi harapan dan keinginannya.

Berbagai persepsi pasien yang berhubungan dengan tingkat kepuasan

pasien. Definisi kepuasan dari porter, dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah

selisih dari banyaknya sesuatu yang ”seharusnya ada” dengan banyaknya “apa

yang ada”.27

Wexley dan Yuki, lebih menegaskan bahwa seseorang akan terpuaskan

jika tidak ada selisih antara sesuatu atau kondisi yang diinginkan dengan kondisi

aktual. Semakin besar kekurangan dan semakin banyak hal penting yang

diinginkan, semakin besar rasa ketidakpuasan. Secara teoritis, definisi di atas

dapatlah diartikan, bahwa semakin tinggi selisih antara kebutuhan pelayanan

kesehatan yang bermutu sesuai keinginan pasien dengan pelayanan yang telah

diterimanya, maka akan terjadi rasa ketidakpusan pasien. Kepuasan pasien dapat

diartikan sebagai suatu sikap konsumen yakni beberapa derajat kesukaan atau

ketidaksukaanya terhadap pelayanan yang pernah dirasakan.28

Seperti yang dikutip dari buku Manajemen Pemasaran mengatakan bahwa

kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul

setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja

yang diharapkan.29

Kotler menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan

dibandingkan dengan harapannya, sedangkan Wilkie mendefinisikan kepuasan


18

pelanggan sebagai suatu tanggapan emosial pada evaluasi terhadap pengalaman

konsumsi suatu produk atau jasa. Kepuasan merupakan tingkat perasaan

konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan/menikmati sesuatu.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa kepuasan konsumen merupakan

perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang

diberikan perusahaan (kinerja perusahaan) di dalam usaha memenuhi harapan

konsumen. Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk yang

ditawarkan organisasi/perusahaan harus berkualitas. Kualitas mencerminkan

semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi

pelanggan. Dalam konsep kepuasan pelanggan terdapat dua elemen yang

mempengaruhi, yaitu harapan dan kinerja. Kinerja adalah persepsi konsumen

terhadap apa yang diterima setelah mengkonsumsi produk. Harapan adalah

perkiraan konsumen tentang apa yang akan diterima apabila ia mengkonsumsi

produk (barang atau jasa).30

Faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien yaitu : a). Kualitas produk

atau jasa, pasien akan merasa puas bila hasil evaluas mereka menunjukkan

bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi pasien terhadap

kualitas produk atau jasa dipengaruhi dipengaruh oleh 2 hal yaitu kenyataan

kualitas produk atau jasa dan komunikasi. b) perusahaan, dalam hal ini rumah

sakit dalam mengiklankan tempatnya. Kualitas pelayanan, pasien akan merasa

puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang

diharapkan.c) Faktor emosional, pasien merasa bangga, puas dan kagum terhadap

rumah sakit yang dipandang “rumah sakit mahal”.d) Harga, semakin mahal harga
19

perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah

sakit yang berkualitas sama tetapi berharga murah, member nilai yang lebih

tinggi kepada pasien. e) Biaya, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya

tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan,

maka pasien cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut.31

Selain itu, menurut Moison, Walter dan White (dalam Nooria; 2008)

menyebutkan faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan pasien, yaitu: 32

a. Karakteristik produk, karakteristik produk rumah sakit meliputi penampilan

bangunan rumah sakit, kebersihan dan tipe kelas kamar yang disediakan

beserta kelengkapannya.

b. Harga, semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan

yang lebih besar.

c. Pelayanan, meliputi pelayanan keramahan petugas rumah sakit, kecepatan

dalam pelayanan. Rumah sakit dianggap baik apabila dalam memberikan

pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan pasien maupun orang lain yang

berkunjung di rumah sakit.

d. Lokasi, meliputi letak rumah sakit, letak kamar dan lingkungannya.

Merupakan salah satu aspek yang menentukan pertimbangan dalam memilih

rumah sakit. Umumnya semakin dekat rumah sakit dengan pusat perkotaan

atau yang mudah dijangkau, mudahnya transportasi dan lingkungan yang

baik akan semakin menjadi pilihan bagi pasien yang membutuhkan rumah

sakit tersebut.
20

e. Fasilitas, kelengkapan fasilitas rumah sakit turut menentukan penilaian

kepuasan pasien, misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana,

tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap.

f. Image, yaitu citra, reputasi dan kepedulian perawat terhadap lingkungan

g. Desain visual, tata ruang dan dekorasi rumah sakit ikut menentukan

kenyamanan suatu rumah sakit, oleh karena itu desain dan visual harus

diikutsertakan dalam penyusunan strategi terhadap kepuasan pasien atau

konsumen.

h. Suasana, suasana rumah sakit yang tenang, nyaman, sejuk dan indah akan

sangat mempengaruhi kepuasan pasien dalam proses penyembuhannya.

Selain itu tidak hanya bagi pasien saja yang menikmati itu akan tetapi orang

lain yang berkunjung ke rumah sakit akan sangat senang dan memberikan

pendapat yang positif sehingga akan terkesan bagi pengunjung rumah sakit

tersebut.

i. Komunikasi, bagaimana keluhan-keluhan dari pasien dengan cepat diterima

oleh perawat.

2.2.3.2 Perilaku Konsumen/Pasien

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi lapisan

masyarakat dimana ia dilahirkan dan berkembang. Ini berarti konsumen berasal

dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan mempunyai penilaian,

kebutuhan, pendapat, sikap, dan selera yang berbeda-beda, sehingga pengambilan

keputusan dalam tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terdiri dari: .33


21

1. Faktor Kebudayaan.

Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku

konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari: budaya, subbudaya, kelas

sosial,

2. Faktor Sosial.

Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-

faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta status sosial.

3. Faktor Pribadi.

Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap perilaku konsumen

terdiri dari: usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan

ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.

4. Faktor Psikologis.

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat psikologi utama

yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan

dalam pembelian mereka. Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan

sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas lima tahap yaitu

sebagai berikut: .34

1. Pengenalan Masalah.

Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukanterutama untuk

mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi dan

belum terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen

akan segera memahami adanya kebutuhan yang belum segera terpenuhi


22

atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang samasama

harus dipenuhi. Jadi dari tahap ini proses pembelian itu mulai dilakukan.

2. Pencarian Informasi.

Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak mengenai produk atau jasa yang ia butuhkan.

Pencarian informasi dapat bersifat aktif maupun pasif. Informasi yang

bersifat aktif dapat berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk

membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian

informasi pasif, dengan membaca suatu pengiklanan di majalah atau surat

kabar tanpa mempunyai tujuan khusus dalam perkiraanya tentang

gambaran produk yang diinginkan.

3. Evaluasi Alternatif. Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan

tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif

pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian bagi

masing-masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk

dan kebutuhannya. Ada konsumen yang mempunyai tujuan pembelian

untuk meningkatkan prestasi, ada yang sekedar ingin memenuhi

kebutuhan jangka pendeknya dan sebagainya.

4. Keputusan Pembelian. Keputusan untuk membeli disini merupakan proses

pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap dimuka dilakukan maka

konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Bila

konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai

serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk,


23

merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya.

Perusahaan perlu mengetahui beberapa jawaban atas pertanyaan–

pertanyaan yang menyangkut perilaku konsumen dalam keputuan

pembeliannya.

5. Perilaku Pascapembelian. Setelah membeli produk, konsumen akan

mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak

berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode

pascapembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian,

tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.

2.3 Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 35

Rumah sakit merupakan salah satu dari sarana kesehatan yang juga

merupakan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan

dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan

penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan

(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu serta

berkesinambungan. Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang


24

menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan, serta dapat dimanfaatkan untuk

pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian 36

Rumah sakit adalah institusi yang merupakan bagian integral dari

organisasi kesehatan dan organis asi social. Berfungsi menyediakan pelayanan

kesehatan yang lengkap, baik kuratif maupun preventif bagi pasien rawat jalan,

rawat inap,kegiatan pelayanan medis serta perawatan. Institusi ini juga merupakan

latihan personil dan riset kesehatan 37

2.4 Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Rawat Inap adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien, dimana

pasien diinapkan di rumah sakit. Instalasi rawat inap adalah ruang tempat pasien

dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya berupa bangsal yang dihuni oleh

banyak orang sekaligus. Rawat Inap adalah pelayanan terhadap pasien yang

masuk rumah sakit yang menempathy tempat tidur perawatan untuk keperluan

observasi, diagnosis,terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medis lainnya. 46

(UU RI No. 44 tahun 2009). Rawat inap merupakan bagian dari rumah sakit yang

mempunyai fungsi vital dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien,

terdapat berbagai ketentuan dan persyaratan dalam merancang sebuah ruang rawat

inap rumah sakit untuk memperoleh sebuah ruang rawat inap yang memadai

dalam memberikan pelayanan kesehatan. Menurut Pedoman Teknis Instalasi

rawat Inap (Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Bangunan Instalasi Rawat Inap

Umum), meliputi pedoman perancangan, persyaratan ruang rawat inap,

persyaratan teknis sarana bangunan instalasi rawat inap, lokasi, denah (besaran

ruang minimal), persyaratan teknis prasarana bangunan, syarat keselamatan


25

bangunan. Kegiatan dalam Instalasi Rawat Inap Kegiatan yang terjadi dalam

sebuah instalasi rawat inap, menurut pengguna kegiatan, yaitu pasien dan tenaga

kesehatan dapat dilihat dalam skema alur kegiatan dalam instalasi rawat inap. 38

Menurut American Hospital Association tahun 1978 Rawat inap adalah

Pemeliharaan kesehatan rumah sakit dimana penderita tinggal/mondok sedikitnya

satu hari berdasarkan rujukan dari pelaksana pelayanan kesehatan atan rumah

sakit pelaksana pelayanan kesehatan lain. Pelayanan kesehatan perorangan yang

meliputi pelayanan kesehatan perorangan, yang meliputi observasi, diagnosa,

pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik, dengan menginap di ruang rawat

inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta serta puskesmas

perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus

menginap.
26

2.5 Kerangka Teori

Teori tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh 3

karakteristik yaitu komponen predisposisi, komponen pendukung dan komponen

kebutuhan.39 dimana masing – masing komponen diuraikan menjadi komponen

predisposisi dalam 3 faktor yaitu, faktor demografi terdiri dari usia,jenis kelamin,

dan status perkawinan. Faktor struktur sosial terdiri dari tingkat pendidikan,

pekerjaan dan ras. Faktor kepercayaan yakni keyakinan,sikap atau pandangan

terhadap pelayanan kesehatan serta faktor pengetahuan. Komponen pemungkin

terdiri dari sumber daya keluarga ( pendapatan,cakupan asuransi), kualitas

pelayanan dan jarak. Komponen kebutuhan terdiri dari tarif, fasilitas, pelayanan

personil, lokasi,kecepatan pelayanan dan informasi. Berdasarkan penjelasan diatas

maka dapat disimpulkan kerangka teori Pemanfaatan Andersen adalah sebagai

berikut :

Factor Factor Factor Pemanfaatan


predisposisi pemungkin kebutuhan Pelayanan
Kesehatan

- Demografi - SDM keluarga - Tarif


- Sosial - Kualitas - Fasilitas
- Kepercayaan pelayanan - Pelayanan personil
- Pengetahuan - Jarak - Lokasi
- Kecepatan layanan
- Informasi

Gambar 2.5 Kerangka Teori 40

2.6. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian di atas maka secara konseptual yang menjadi variabel

bebas (independent) dalam penelitian adalah : kualitas pelayanan, fasilitas,


27

kecepatan pelayanan dan informasi sedangkan Pemanfaatan Instalasi rawat inap

merupakan variabel terikat (dependent) sehingga secara konseptual hubungan

variabel bebas terhadap variabel terikat dapat digambarkan sebagai berikut ;

Variabel Independen Variabel Dependen

Kualitas pelayanan
(X1) Keputusan
Fasilitas (X2) Memanfaatkan Instalasi
Rawat Inap di Rumah
Sakit Hidayah
Kecepatan Pelayanan
(X3)
Informasi (X4)

Gambar 2.6 Kerangka Konsep Penelitian

2.7. Hipotesis

Hipotesis berarti pernyataan sementara yang masih perlu diuji

kebenarannya. Hipotesis penelitian ini dapat diasumsikan sebagai berikut ;

1. Ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan pemanfaatan

instalasi rawat inap di RSU Hidayah Delitua tahun 2017.

2. Ada pengaruh fasilitas terhadap keputusan pemanfaatan instalasi

rawat inap di RSU Hidayah delitua tahun 2017

3. Ada pengaruh kecepatan pelayanan terhadap keputusan pemanfaatan

instalasi rawat inap di RSU Hidayah Delitua tahun 2017

4. Ada pengaruh informasi terhadap keputusan pemanfaatan instalasi

rawat inap di RSU Hidayah Delitua tahun 2017


28

5. Ada pengaruh kepercayaan, kualitas pelayanan, fasilitas, kecepatan

pelayanan dan informasi terhadap keputusan pemanfaatan instalasi rawat

inap di RSU Hidayah Delitua tahun 2017


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan gambaran atau alur pikiran yang

menggambarkan pola pikir peneliti dalam melakukan penelitian yang lazim

disebut paradigma penelitian. Desain penelitian ini menggunakan survei analitik

dengan pendekatan cross sectional. Survei analitik merupakan penelitian yang

mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi. Kemudian

melakukan analisis dinamika kolerasi antara fenomena, baik antara faktor resiko

(independent) dan faktor efek (dependent). dengan pendekatan cross sectional.

Cross sectional yaitu studi yang mempelajari hubungan antara variabel bebas

(faktor resiko) dengan variabel tergantung (efek) dengan melakukan pengukuran

sesaat.41

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh antara variabel

independent yaitu kepercayaan, kualitas pelayanan, fasilitas, kecepatan pelayanan

dan informasi terhadap variabel dependent yaitu keputusan pasien dalam

memanfaatkan instalasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilaksanakan.

Penelitian dilakukan di RSU Hidayah Delitua tahun 2017. Pemilihan lokasi

penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu:

29
30

1. Lokasi penelitian tidak jauh dari tempat peneliti.

2. Lokasi penelitian berada di pinggir jalan umum.

3. Pernah menjadi pasien disana.

3.2.2 Waktu Penelitian


Waktu penelitian adalah periode pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan

penelitian dimulai sejak dilakukannya survei awal Bulan April 2017 sampai

selesai penelitian pada bulan September 2017.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Suatu Populasi menunjukkan pada sekelompok subjek yang menjadi

objek atau sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien

rawat inap dan pasien yang pernah dirawat inap setiap bulan di rumah sakit

Hidayah pada tahun 2017 yaitu 140 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian adalah seluruh sampel dengan rumus penentuan

sampel yang ditentukan dan pasien umum yang merupakan pelanggan rawat

inap yang terpilih sesuai dengan rumus. Pada penelitian ini terdapat populasi

(N) sejumlah 140 orang dengan grade kesalahan (e) = 10% (0,1) sehingga

diperoleh sampel (n) dengan jumlah sebagai berikut : Sampel penelitian diambil

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut dimana ;42

n = Besar sampel

N = Besar populasi
31

d = Tingkat kesalahan yang diinginkan (0,1).

Sehingga diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :

N
n=
1  N d 
2

140
n=
1  1400,1
2

140
n=
1  1400.01

140
n=
2,4

n = 58,3 dibulatkan menjadi 58 orang.

3.4. Metode Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga jenis pengambilan data

yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui :

3.4.1. Jenis Data

a. Data primer yaitu data yang diperoleh dengan melakukan penelitan

secara langsung dengan menggunakan alat pengukuran atau alat

pengambilan data ke lokasi peneliti sesuai dengan masalah yang diteliti.

Cara pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

penyebaran kuesioner kepada responden.

b. Data sekunder yaitu pengumpulan data dan informasi yang diperoleh

melalui catatan-catatan tertulis lainnya yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti. Biasanya berupa data dokumentasi atau data laporan yang

telah tersedia dari RSU Hidayah.


32

c. Data yang diambil berdasarkan laporan Publikasi seperti data WHO,

Riskesdas, dll.

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data

a. Data primer: teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

menggunakan data primer dengan melalui wawancara dengan menggunakan

kuesioner yang meliputi faktor predisposisi ( kepercayaan), faktor pemungkin

(kualitas pelayanan), dan faktor kebutuhan (fasilitas, pelayanan personil dan

informasi). Sebelum wawancara dengan menggunakan kuesioner

dilaksanakan kepada responden, terlebih dahulu peneliti memberikan

penjelasan kepada responden tentang kegiatan yang akan dilakukan dan

meminta responden untuk menandatangani persetujuan menjadi responden

(informed consent).

b. Data sekunder: data yang diperoleh dari dokumen-dokumen dari Bagian

Administrasi dan Kepegawaian RSU Hidayah yang berhubungan dengan

penelitian.

c. Data tertier: diambil melalui studi kepustakaan berupa jurnal, text book,

Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 dll.

3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data

yang valid adalah data yang “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh

peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Untuk
33

mengetahui apakah kuesioner mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka

perlu diuji dengan uji korelasi product moment.43

Keterangan :

rxy

= Koefisien korelasi antara Variabel bebas X dengan variabel terikat ∑ X

= Jumlah skor variabel X

∑ Y = Jumlah skor variabel Y

N = Jumlah subjek

Setelah diperoleh harga r-hitung, selanjutnya untuk dapat diputuskan

instrumen valid atau tidak, harga tersebut dibandingkan dengan harga r tabel. Jika

r hitung lebih besar dari r-tabel maka dapat disimpulkan instrumen tersebut valid

dan dapat dipergunakan dalam penelitian. Uji validitas dilakukan dengan

jumlah responden sebanyak 30 orang. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang

di susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak di ukur, maka perlu diuji

dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total

kuisioner tersebut. Bila semua pertanyaan itu mempunyai korelasi yang bermakna

(construct validity). Apabila kuesioner telah memiliki validasi konstruk, berarti

semua item (pertanyaan) yang ada didalam kuesioner itu mengukur konsep yang

kita ukur. Penyajian validitas konstruk dengan SPSS (statistic product and service

solution) adalah menggunakan korelasi, instrumen valid apabila nilai korelasi

(pearson correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig.)2-tailed)]


34

taraf signifikan ( sebesar 0,05. Jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel,

maka dinyatakan valid, demikian sebaliknya. Uji validitas dilakukan dengan

jumlah responden sebanyak 20 pasien dengan karakteristik yang sama ( product

moment test r hitung = 0,361 ).44

Hasil uji validitas terhadap ke-24 item pernyataan penelitian dapat

irangkum pada tabel berikut :

Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas
Item pernyataan r-hitung r-tabel Kesimpulan
Validitas
Kualitas Pelayanan
KP1 .472 0.36 Valid
KP2 .608 0.36 Valid
KP3 .543 0.36 Valid
KP4 .524 0.36 Valid
KP5 .583 0.36 Valid
KP6 .560 0.36 Valid
Fasilitas Pelayanan
Fasil1 .434 0.36 Valid
Fasil2 .620 0.36 Valid
Fasil3 .568 0.36 Valid
Fasil4 .603 0.36 Valid
Fasil5 .630 0.36 Valid
Fasl6 .544 0.36 Valid
Kecepatan Pelayanan
Kec1 .422 0.36 Valid
Kec2 .618 0.36 Valid
Kec3 .568 0.36 Valid
Kec4 .603 0.36 Valid
Kec5 .628 0.36 Valid
Kec6 .544 0.36 Valid
Informasi
Info1 .421 0.36 Valid
Info2 .655 0.36 Valid
Info3 .572 0.36 Valid
Info4 .608 0.36 Valid
35

Info5 .634 0.36 Valid


Info6 .535 0.36 Valid
Pemanfaatan Instalasi Rawat Inap
Manfaat1 .498 0.36 Valid
Manfaat2 .595 0.36 Valid
Manfaat3 .536 0.36 Valid
Manfaat4 .583 0.36 Valid
Manfaat5 .614 0.36 Valid
Manfaat6 .576 0.36 Valid
Sumber : Hasil penelitian 2017 (data diolah)
Tabel 3.1 memperlihatkan bahwa nilai r-hitung validitas ke-24 item

pernyataan adalah lebih besar dari r-tabel (0.36) sehingga dapat disimpulkan bahwa

ke-24 item pernyataan adalah valid.

3.4.3 Reliabilitas

Reliabilitas terkait dengan kehandalan alat ukur, seberapa jauh alat ukur

dapat menghasilkan hasil yang kurang- lebih sama ketika diterapkan pada sampel

yang sama. Untuk menguji reliabilitas alat ukur dengan berdasarkan output

program SPSS dengan melihat angka koefisien Cronbach’s Alpha yang umumnya

digunakan sebagai persyaratan sebuah alat ukur berkisar dari 0,6 sampai dengan

0,845

Sebuah instrumen atau alat ukur untuk kuesioner yang baik haruslah

memiliki validitas dan reliabilitas yang juga sama baiknya. Sebelum dilakukan

analisis statistik, butir-butir pertanyaan mutlak perlu diuji reliabilitas dan

validitasnya. Uji validitas dan reliabilitas direncanakan dilakukan pada ibu yang

memiliki balita berusia 0-59 bulan di Puskesmas Padangmatinggi Kota

Padangsidimpuan dari bulan Pebruari 2016 sampai dengan bulan Pebruari 2017

dan memiliki karakteristik yang relatif sama.


36

1. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan

sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini

berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap

asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,

dengan menggunakan alat ukur yang sama. Demikian juga kuisioner sebagai alat

ukur untuk gajala-gajala sosial (non fisik) harus mempunyai reliabilitas yang

tinggi. Untuk itu sebelum digunakan untuk penelitian harus dites (di uji coba)

sekurang-kurangnya dua kali. Uji coba tersebut kemudian di uji dengan tes

menggunakan rumus korelasi Spearman. Seperti tersebut perlu dicatat bahwa

perhitngan reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan-pertanyaan yang

sudah memiliki terlebih dahulu sebelum menghitung reliabilitas. Reliabilitas

suatu alat dapat dilihat dari hasil output SPSS versi 17 dengan menggunakan uji

statistik Alpha Cronbach. Suatu konstruk atau variable dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Alpha Cronbach > r-tabel (Pratisto, 2009). Dimana instrumen

dikatakan reliabel apabila nilai Cronchbach Alpa ≥ 0,6.46

Uji reliabilitas terhadap keempat variabel penelitian memperlihatkan

hasil sebagai berikut :


37

Tabel 3.2.
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel r-hitung r-tabel Kesimpulan
reliabilitas
1 Kualitas pelayanan 0.793 0.6 Reliabel
2 Fasilitas 0.804 0.6 Reliabel
3 Kecepatan pelayanan 0.802 0.6 Reliabel
4 Informasi 0.807 0.6 Reliabel
5 Pemanfaatan instalasi rawat inap .803 0.6 Reliabel
Sumber : Hasil penelitian 2017 (data diolah)

Tabel 3.2 memperlihatkan bahwa keempat variabel penelitian memiliki

nilai r-hitung reliabilitas lebih besar dari 0.6, sehingga dapat disimpulkan bahwa

keempat variabel penelitian adalah reliabel

3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas terdiri dari : faktor predisposisi (kepercayaan), faktor

pemungkin (kualitas pelayanan), dan faktor kebutuhan (fasilitas, kecepatan

pelayanan, dan informasi). Variabel terikat adalah pemanfaatan instalasi rawat

inap di RSU Hidayah Delitua.

3.5.2. Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah batasan yang digunakan untuk mendefinisikan

variabel atau faktor yang memengaruhi variabel dependen.


38

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala Hasil Ukur


Ukur
1 Kualitas Mutu pelayanan yang Kuesioner Ordinal 1. Baik
pelayanan diberikan RSU 2. Buruk
Hidayah Delitua
kepada pasien
2 Fasilitas Fasilitas pelayanan Kuesioner Ordinal 1. Lengkap
medis RSU Hidayah 2. Kurang
Delitua yang tersedia
bagi pelayanan pasien
3 Kecepatan Waktu yang Kuesioner Ordinal 1. Cepat
pelayanan diperlukan petugas 2. Lamban
RSU Hidayah Delitua
kepada pasien dalam
memberi pelayanan
medis bagi pasien
4 Informasi Informasi yang Kuesioner Ordinal 1. Baik
diberikan RSU 2. Buruk
Hidayah Delitua
tentang kesehatan dan
penanganan medis
bagi pasien

3.6. Aspek Pengukuran

1). Variabel bebas:

1. Kualitas pelayanan diukur dengan kuesioner dari 6 item pernyataan dengan

4 opsi jawaban yakni sangat setuju (4), setuju (3, tidak setuju (2) dan sangat

tidak setuju (1) sehingga kualitas pelayanan dapat dikategorikan sebagai

berikut :

a. Baik, jika mendapat skor 16-24

b. Buruk jika mendapat skor 6-15

2. Fasilitas diukur dengan kuesioner dari 6 item pernyataan dengan 4 opsi

jawaban yakni sangat setuju (4), setuju (3, tidak setuju (2) dan sangat tidak

setuju (1) sehingga fasilitas dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Lengkap, jika mendapat skor 16-24

b. Kurang jika mendapat skor 6-15


39

3. Kecepatan pelayanan diukur dengan kuesioner dari 6 item pernyataan

dengan 4 opsi jawaban yakni sangat setuju (4), setuju (3, tidak setuju (2) dan

sangat tidak setuju (1) sehingga kecepatan pelayanan dapat dikategorikan

sebagai berikut :

a. Cepat, jika mendapat skor 16-24

b. lamban jika mendapat skor 6-15

4. Informasi diukur dengan kuesioner dari 6 item pernyataan dengan 4 opsi

jawaban yakni sangat setuju (4), setuju (3, tidak setuju (2) dan sangat tidak

setuju (1) sehingga informasi dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Baik, jika mendapat skor 16-24

b. Buruk jika mendapat skor 6-15

2). Variabel Terikat:

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pemanfaatan

instalasi rawat inap diukur dengan kuesioner dari 6 item pernyataan dengan 4

opsi jawaban yakni sangat setuju (4), setuju (3, tidak setuju (2) dan sangat tidak

setuju (1) sehingga keputusan pemanfaatan instalasi rawat inap dapat

dikategorikan sebagai berikut :

a. Memanfaatkan jika mendapat skor 16-24

b. Tidak, jika mendapat skor 6-15

3.5. Metode analisis data

3.5.1 Pengolahan Data

Teknik pengolahan data pada penelitian ini menggunakan teknik

komputerisasi dengan langkah – langkah sebagai berikut:


40

a. Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner, angket maupun observasi.

b. Checking

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar

observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan

data memberikan hasil yang valid dan realibel, dan terhindar dari bias.

c. Coding

Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel – variabel

yang diteliti, misalnya nama responden dirubah menjadi nomor 1, 2, 3, …

d. Entering

Data entry, yakni jawaban – jawaban dari masing – masing responden yang

masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan kedalam program

komputer yang digunakan peneliti yaitu program SPSS for Windows.

e. Data Processing

Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai

dengan kebutuhan dari penelitian.

f. Cleaning

Memeriksa semua data dari setiap sumber data atau responden yang telah

selesai dimasukkan (input) untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan

kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan selanjutnya dilakukan pembetulan

atau koreksi.
41

3.8. Tehnik Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan komputerisasi yaitu

dengan bantuan metode SPSS 20, analisa data suatu penelitian biasanya melalui

prosedur bertahap antara lain :

1). Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik individu secara deskriptif dengan menampilkan frekuensi dan

presentasenya. Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel yang diteliti.

Selanjutnya data yang telah diolah dari kuesioner dimasukkan kedalam tabel

distribusi frekuensi, kemudian di persentase ke tiap-tiap kategori dengan

menggunakan rumus Sugiyono (2005) sebagai berikut: 47

P = x100%

Keterangan :

P = persentase

F = Frekuensi

n = jumlah sampel

2). Analisa bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan

hubungan antar variabel independen dan dependen melalui uji Chi-Square Tes ( ),

untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik antara 2 variabel digunakan

batas kemaknaan 0,05% (95%) (p < 0,05), karena pada umumnya penelitian-

penelitian dibidang pendidikan menggunakan taraf signifikan 0,05.48


42

Rumus : =

Keterangan :

= Chi-Square test

O = Frekuensi observasi

E = Frekuensi harapan

Adapun ketentuan yang dipakai pada uji statistik ini adalah :

a. Ho diterima, jika x2 hitung < x2 (jika P value > 0,05) tabel artinya tidak

ada hubungan antara variabel yang diteliti dengan kejadian menarche dini

pada siswi

b. Ho ditolak, jika x2 hitung ≥ x2 tabel (jika P value < 0,05) artinya ada

hubungan antara variabel yang diteliti dengan kejadian menarche dini pada

siswi. Melalui perhitungan uji Chi-square test selanjutnya ditarik pada

kesimpulan bila nilai p lebih kecil dari alpha (<0,05) maka Ho ditolak dan

Ha diterima,yang menunjukan ada pengaruh bermakna antara variabel

bebas.

c. Bila pada tabel contingency 2x2 dijumpai nilai E (harapan) kurang dari 5,

maka uji yang digunakan adalah Ficher exact test.

d. Bila pada tabel contingency 2x2, dan tidak dijumpai nilai E (harapan)

kurang dari 5, maka uji yang digunakan adalah continuity correction.

e. Bila pada tabel-tabel contingency lebih dari 2x2, misalnya 2x3, 3x3, dan

lain-lain , maka uji yang digunakan adalah uji person chi-square.


43

3. Analisis multivariat

Multivariat merupakan metode statistik yang memungkinkan untuk

melakukan penelitian terhadap lebih dari dua variabel secara bersamaan.

Menggunakan teknik analisis ini dapat menganalisis pengaruh beberapa variable

terhadap variabel – (variabel) lainnya dalam waktu yang bersamaan (Sarwono,

2010).54. Analisis ini menggunakan uji regresi logistic berganda (multivariat)

untuk mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh dominan secara

signifikan terhadap keputusan untuk memanfaatkan instalasi rawat inap Rumah

Sakit Hidayah Delitua.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua

4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Hidayah adalah Rumah Sakit Umum Swasta yang

bergerak dalam bidang pelayanan medis atau kesehatan masyarakat, dengan

maksud dan tujuannya adalah untuk membantu pemerintah serta melayani

masyarakat dalam bidang peningkatan derajat kesehatan baik kesehatan jasmani,

rohani maupun sosial. Rumah Sakit ini berkembang menjadi Rumah Sakit Swasta

yang berada di lingkungan Yayasan Rumah Sakit Umum Hidayah dan berada di

bawah pimpinan direktur RSUH.

Visi Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua Visi Rumah Sakit Umum

Hidayah Delitua adalah cita-cita yang menggambarkan akan dibawa kemana

Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua di masa mendatang dan visi selalu berpijak

pada kondisi, potensi, tantangan dan hambatan yang ada. Sehubungan dengan

analisis dan pendalaman tersebut, maka ditetapkanlah visi Rumah Sakit Umum

Hidayah Delitua adalah sebagai berikut :

4.1.2. Visi dan Misi

Visi :

“Menjadi Rumah Sakit yang dapat memberikan pelayanan kesehatan bagi semua

orang”

Misi :

44
45

Misi Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua Misi adalah sesuatu yang harus

dilaksanakan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.

Dengan persyaratan misi tersebut diharapkan seluruh pegawai dan pihak

yang berkepentingan dapat mengenal Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua,

mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh di

masa mendatang. Dari gambaran tersebut maka ditetapkan misi Rumah Sakit

Umum Hidayah Delitua adalah sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh yang bermutu dan

berorientasi kepada kepuasan masyarakat yang membutuhkan

b. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional

c. Meningkatkan kualitas sarana/prasarana dan pelayanan secara

berkesinambungan

d. Meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan pegawai

4.1.3. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan perusahaan

secara efektif dan rasional. Pembentukan organisasi dan pendelegasian wewenang

serta tugas merupakan unsur utama dan merupakan alat untuk mencapai kontrol

yang baik. Stuktur organisasi perusahaan merupakan gambaran sistematis dari

suatu perusahaan yang menunjukkan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab,

serta tugas yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur organisasi

perusahaan mencermikan kebijaksanaan yang ditempuh untuk mengadakan

pengawasan terhadap manusia, peralatan dan fasilitas lainnya yang terlihat di

dalamnya demi tercapainya tujuan. Seseorang pimpinan perusahaan harus


46

mempuyai pandangan luas, selain itu pimpinan harus tahu bagaimana mengatur

organisasi, menentukan bagian-bagian yang tepat untuk diduduki oleh orang yang

tepat. Bentuk organisasi yang dianut oleh suatu perusahaan juga mempengaruhi

kebijaksanaan perusahaan dalam mengorganisir bawahannya, karena itu di dalam

menetapkan suatu kebijakan terlebih dahulu harus ditetapkan bentuk organisasi

yang akan diterapkan menyesuaikan susunan dan penempatan orang sesuai

dengan keahliannya

Penetapan struktur organisasi juga berhubungan erat dengan bidang usaha

perusahaan dan besar kecilnya perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi

maka setiap pemimpin dan bawahannya yang ada dalam perusahaan akan

mengetahui dengan jelas sampai di mana kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan,

batas-batas kekuasaan yang ada padanya, kepada siapa dia harus bertanggung

jawab, dan siapa yang harus bertanggung jawab padanya. Berhasil tidaknya suatu

perusahaan dalam mencapai tujuannya banyak dibantu oleh organisasi yang baik.

Struktur organisasi dan pembagian jabatan-jabatan serta wewenang dalam bidang

usaha Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua adalah berbentuk garis lurus atau lini

(lampiran). Dengan demikian terdapat wewenang langsung antara setiap atasan

dan bawahan. Bentuk struktur organisasi RS Umum Hidayah Delitua dapat dilihat

pada bagian berikut :


Direktur

Komite Medis

Kepala Bagian Kepala Kepala Kepala Seksi Kepala Kepala Seksi Kepala Seksi
Pelayanan Medis Bagian Adm. Seksi Penunjang Medis Seksi Rumah Keuangan
Umum keperawatan Personalia tangga

Sub bagian Kepala Unit Sub bagian


Penagihan Pembukuan

Kepala Unit Kepala Unit Kepala Unit


ICU Darurat Laboratorium

Gambar 4.1. Struktur Organisasi RSU Hidayah Delitua

47
48

4.2. Analisis Univariat

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan

dan ibu nifas di RSU Hidayah Delitua dengan distribusi frekuensi sebagai

berikut:

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur responden dalam penelitian ini dikategorikan kedalam 4 tingkatan

yakni <30 tahun, 30-40 tahun, 41-50 tahun dan >50 tahun dengan distribusi

frekuensi sebagai berikut;

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur


No Umur Jumlah
n %
1 <30 tahun 8 13.8
2 30-40 tahun 27 46.6
3 41-50 tahun 14 24.1
4 >50 tahun 9 15.5
Total 58 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2017 (data diolah)

Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa dari 58 orang responden penelitian, 8

orang (13.8%) berumur dibawah 30 tahun, 27 orang (46.6%) berumur antara 30-

40 tahun, 14 orang (24.1%) berumur antara 41-50 tahun dan 9 orang (15.5%)

berumur lebih dari 50 tahun. Dengan demikian, mayoritas responden berumur

antara 30-40 tahun yakni sebanyak 27 orang (46.6%).

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel

berikut :
49

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


No Jenis Kelamin Jumlah
n %
1 Perempuan 25 43.1
2 Laki-laki 33 56.9
Total 58 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2017 (data diolah)

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa dari 58 orang responden penelitian, 25

orang (43.1%) adalah perempuan dan 33 orang (56.9%) adalah laki-laki. Dengan

demikian, mayoritas responden adalah laki-laki yakni sebanyak 33 orang (56.9%).

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan dalam penelitian ini dikategorikan kedalam 4 tingkatan yakni

SMP, SMA, D3 dan S1 dengan distribusi frekuensi sebagai berikut ;

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah
n %
1 SMP 10 17.2
2 SMA 35 60.3
3 D3 7 12.1
4 S1 6 10.3
Total 58 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2017 (data diolah)

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa dari 58 orang responden penelitian, 10

orang (17.2%) berpendidikan SMP, 35 orang (60.3%) berpendidikan SMA, 7

orang (12.1%) berpendidikan D3 dan 6 orang (10.3) berpendidikan S1. Dengan

demikian, mayoritas responden berpendidikan S1 yakni sebanyak 35 orang

(60.3%).
50

4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan responden dalam penelitian ini dikategorikan kedalam 4

tingkatan yakni PNS, pegawai swasta, IRT dan pedagang dengan distribusi

frekuensi sebagai berikut ;

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


No Pekerjaan Jumlah
n %
1 PNS 4 6.9
2 IRT 11 19.0
3 Pedagang 24 41.4
4 Peg.swasta 19 32.8
Total 58 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2017 (data diolah)

Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa dari 58 orang responden penelitian, 4

orang (6.9%) bekerja sebagai PNS, 11 orang (19.0%) bekerja sebagai IRT, 24

orang (41.4%) bekerja sebagai pedagang dan 19 orang (32.8%) bekerja sebagai

pegawai swasta.. Dengan demikian, mayoritas responden bekerja sebagai

pedagang yakni sebanyak 24 orang (41.4%).

4.2.5. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan dalam penelitian ini diukur dengan 6 item pertanyaan

dan berdasarkan rekapitulasi jawaban responden sehingga kualitas pelayanan

dikategorikan kedalam 2 tingkatan yakni baik dan buruk dengan distribusi

frekuensi sebagai berikut ;

Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Kualitas Pelayanan

No Kualitas Pelayanan Jumlah


n %
1 Buruk 26 44.8
2 Baik 32 55.3
Total 58 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2017 (data diolah)
51

Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa dari 58 orang responden penelitian, 26

orang (44.8%) menyatakan kualitas pelayanan adalah buruk dan 32 orang

(55.3%) menyatakan baik. Dengan demikian, mayoritas responden menyatakan

kualitas pelayanan pada Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua adalah baik yakni

sebanyak 32 orang (55.2%).

4.2.6. Fasilitas

Fasilitas dalam penelitian ini diukur dengan 6 item pertanyaan dan

berdasarkan rekapitulasi jawaban responden sehingga fasilitas pelayanan

dikategorikan kedalam 2 tingkatan yakni baik dan buruk dengan distribusi

frekuensi sebagai berikut ;

Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Fasilitas


No Fasilitas Jumlah
N %
1 Buruk 25 43.1
2 Baik 33 56.9
Total 58 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2017 (data diolah)

Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa dari 58 orang responden penelitian, 25

orang (43.1%) menyatakan fasilitas adalah buruk dan 33 orang (56.9%)

menyatakan baik. Dengan demikian, mayoritas responden menyatakan fasilitas

pada Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua adalah baik yakni sebanyak 33 orang

(56.9%).

4.2.7. Kecepatan Pelayanan

Kecepatan pelayanan dalam penelitian ini diukur dengan 6 item

pertanyaan dan berdasarkan rekapitulasi jawaban responden sehingga kecepatan


52

pelayanan pelayanan dikategorikan kedalam 2 tingkatan yakni baik dan buruk

dengan distribusi frekuensi sebagai berikut ;

Tabel 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Kecepatan Pelayanan


No Kecepatan Pelayanan Jumlah
n %
1 Buruk 22 37.9
2 Baik 36 62.1
Total 58 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2017 (data diolah)

Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa dari 58 orang responden penelitian, 22

orang (37.9%) menyatakan kecepatan pelayanan adalah buruk dan 36 orang

(62.1%) menyatakan baik. Dengan demikian, mayoritas responden menyatakan

kecepatan pelayanan pada Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua adalah baik yakni

sebanyak 36 orang (62.1%).

4.2.8. Informasi

Informasi dalam penelitian ini diukur dengan 6 item pertanyaan dan

berdasarkan rekapitulasi jawaban responden sehingga informasi pelayanan

dikategorikan kedalam 2 tingkatan yakni baik dan buruk dengan distribusi

frekuensi sebagai berikut ;

Tabel 4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi


No Informasi Jumlah
n %
1 Buruk 20 34.5
2 Baik 38 65.5
Total 58 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2017 (data diolah)

Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa dari 58 orang responden penelitian, 20

orang (34.5%) menyatakan informasi adalah buruk dan 38 orang (65.5%)

menyatakan baik. Dengan demikian, mayoritas responden menyatakan informasi


53

pada Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua adalah baik yakni sebanyak 38 orang

(65.5%).

4.2.9. Keputusan Pemanfaatan Instalasi Rawat Inap

Keputusan pemanfaatan instalasi rawat inap dalam penelitian ini diukur

dengan 6 item pertanyaan dan berdasarkan rekapitulasi jawaban responden

sehingga pemanfaatan instalasi rawat inap pelayanan dikategorikan kedalam 2

tingkatan yakni baik dan buruk dengan distribusi frekuensi sebagai berikut ;

Tabel 4.9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pemanfaatan Instalasi


Rawat Inap
No Pemanfaatan instalasi rawat inap Jumlah
n %
1 Tidak memanfaatkan 24 41.4
2 Memanfaatkan 34 58.6
Total 58 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2017 (data diolah

Tabel 4.9 memperlihatkan bahwa dari 58 orang responden penelitian,

24orang (41.4%) memutuskan untuk tidak memanfaatkan instalasi rawat inap dan

34 orang (58.6%) memutuskan untuk memanfaatkan instalasi rawat inap, Dengan

demikian, mayoritas responden memutuskan untuk memanfaatkan instalasi rawat

inap yakni sebanyak 34 orang (58.6%)

4.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan variabel

independen (kualitas pelayanan, fasilitas, kecepatan pelayanan dan informasi)

dengan variabel dependen (pemanfaatan instalasi rawat inap).


54

4.3.1. Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Keputusan Pemanfaatan


Instalasi Rawat Inap

Hubungan antara kualitas pelayanan dengan keputusan pemanfaatan

instalasi rawat inap dilakukan dengan menggunakan uji chi-square pada tingkat

kepercayaan 95% (p<0.05) dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.10.
Hubungan Antara Kualitas Pelayanan dengan Keputusan Pemanfaatan
Instalasi Rawat Inap
Keputusan Pemanfaatan instalasi rawat p-value
inap Total
Kualitas Memanfaatkan Tidak
pelayanan n % n % N %
Baik 27 84.4 5 15.6 32 100.0
Buruk 6 23.1 20 76.9 26 100.0 0.000
Total 33 56.9 25 43.1 58 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2017 (data diolah)

Hasil hubungan pada tabel 4.10 memperlihatkan bahwa dari 32 responden

dengan kualitas pelayanan baik, 27 orang (84.4%) memutuskan untuk

memanfaatkan instalasi rawat inap, dan 5 orang (15.6%) memutuskan tidak

memanfaatkan. Selanjutnya dari 26 responden dengan kualitas pelayanan buruk,

6 orang (23.1%) memutuskan memanfaatkan instalasi rawat inap dan 20 orang

(76.9%) memutuskan tidak memanfaatkan. Dengan demikian, mayoritas

responden yang memutuskan memanfaatkan instalasi rawat inap adalah responden

yang menyatakan kualitas pelayanan adalah baik yakni sebanyak 27 orang

(84.4%).

Hasil uji chi-square memperlihatkan bahwa pada table contingency 2x2,

tidak ada yang memiliki nilai harapan (expected value E) kurang dari 5, sehingga

nilai p-value yang dipergunakan adalah nilai contingency correction thitung=

19.550 dengan p-value = 0.000, lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan
55

bahwa kualitas pelayanan memiliki hubungan signifikan dengan pemanfaatan

instalasi rawat inap dan kualitas pelayanan berpeluang untuk disertakan kedalam

uji regresi logistik karena memiliki nilai p (0.000) < 0.25.

4.3.2. Hubungan Fasilitas Pelayanan dengan Keputusan Pemanfaatan


Instalasi Rawat Inap

Hubungan antara fasilitas pelayanan dengan keputusan pemanfaatan

instalasi rawat inap dilakukan dengan menggunakan uji chi-square pada tingkat

kepercayaan 95% (p<0.05) dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.11.
Hubungan Antara Fasilitas pelayanan dengan Keputusan Pemanfaatan
Instalasi Rawat Inap
Keputusan Pemanfaatan instalasi rawat p-value
inap Total
Fasilitas Memanfaatkan Tidak
pelayanan n % n % n %
Baik 29 76.3 9 23.7 38 100.0
Buruk 4 20.0 16 80.0 20 100.0 0.000
Total 33 56.9 25 43.1 58 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2017 (data diolah)

Hasil hubungan pada tabel 4.11 memperlihatkan bahwa dari 38 responden

dengan fasilitas pelayanan baik, 29 orang (76.3%) memutuskan untuk

memanfaatkan instalasi rawat inap, dan 9 orang (23.7%) memutuskan tidak

memanfaatkan. Selanjutnya dari 20 responden dengan fasilitas pelayanan buruk,

4 orang (20.0%) memutuskan memanfaatkan instalasi rawat inap dan 16 orang

(80.0%) memutuskan tidak memanfaatkan. Dengan demikian, mayoritas

responden yang memutuskan memanfaatkan instalasi rawat inap adalah

responden dengan fasilitas pelayanan baik yakni sebanyak 29 orang (76.3%).

Hasil uji chi-square memperlihatkan bahwa pada table contingency 2x2,

tidak ada yang memiliki nilai harapan (expected value E) kurang dari 5, sehingga
56

nilai p-value yang dipergunakan adalah nilai contingency correction thitung=

14.727 dengan p-value = 0.000, lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa fasilitas pelayanan memiliki hubungan signifikan dengan pemanfaatan

instalasi rawat inap dan fasilitas pelayanan berpeluang untuk disertakan kedalam

uji regresi logistik karena memiliki nilai p (0.000) < 0.25.

4.3.3. Hubungan Kecepatan Pelayanan dengan Keputusan Pemanfaatan


Instalasi Rawat Inap

Hubungan antara kecepatan pelayanan dengan keputusan pemanfaatan

instalasi rawat inap dilakukan dengan menggunakan uji chi-square pada tingkat

kepercayaan 95% (p<0.05) dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.12.
Hubungan Antara Kecepatan Pelayanan dengan Keputusan Pemanfaatan
Instalasi Rawat Inap
Keputusan Pemanfaatan instalasi rawat p-value
inap Total
Kecepatan Memanfaatkan Tidak
pelayanan n % n % n %
Baik 28 84.8 5 15.2 33 100.0
Buruk 5 20.0 20 80.0 25 100.0 0.000
Total 33 56.9 25 43.1 58 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2017 (data diolah)
Hasil hubungan pada tabel 4.12 memperlihatkan bahwa dari 33 responden

dengan kecepatan pelayanan baik, 28 orang (84.8%) memutuskan untuk

memanfaatkan instalasi rawat inap, dan 5 orang (15.2%) memutuskan tidak

memanfaatkan. Selanjutnya dari 25 responden dengan kecepatan pelayanan

buruk, 5 orang (20.0%) memutuskan memanfaatkan instalasi rawat inap dan 20

orang (80.0%) memutuskan tidak memanfaatkan. Dengan demikian, mayoritas

responden yang memutuskan memanfaatkan instalasi rawat inap adalah

responden dengan kecepatan pelayanan baik yakni sebanyak 28 orang (84.8%).


57

Hasil uji chi-square memperlihatkan bahwa pada table contingency 2x2,

tidak ada yang memiliki nilai harapan (expected value E) kurang dari 5, sehingga

nilai p-value yang dipergunakan adalah nilai contingency correction thitung=

21.818 dengan p-value = 0.000, lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa kecepatan pelayanan memiliki hubungan signifikan dengan pemanfaatan

instalasi rawat inap dan kecepatan pelayanan berpeluang untuk disertakan

kedalam uji regresi logistik karena memiliki nilai p (0.000) < 0.25.

4.3.4. Hubungan Informasi dengan Keputusan Pemanfaatan Instalasi Rawat


Inap

Hubungan antara informasi dengan keputusan pemanfaatan instalasi rawat

inap dilakukan dengan menggunakan uji chi-square pada tingkat kepercayaan

95% (p<0.05) dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.13.
Hubungan Antara Informasi dengan Keputusan Pemanfaatan Instalasi
Rawat Inap
Keputusan Pemanfaatan instalasi rawat p-value
inap Total
Informasi Memanfaatkan Tidak
n % n % N %
Baik 27 75.0 9 25.0 36 100.0
Buruk 6 27.3 16 72.7 22 100.0 0.000
Total 33 56.9 25 43.1 58 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2017 (data diolah)

Hasil hubungan pada tabel 4.13 memperlihatkan bahwa dari 36 responden

dengan informasi baik, 27 orang (75.0%) memutuskan untuk memanfaatkan

instalasi rawat inap, dan 9 orang (25.0%) memutuskan tidak memanfaatkan.

Selanjutnya dari 22 responden dengan informasi buruk, 6 orang (27.3%)

memutuskan memanfaatkan instalasi rawat inap dan 16 orang (72.7%)

memutuskan tidak memanfaatkan. Dengan demikian, mayoritas responden yang


58

memutuskan memanfaatkan instalasi rawat inap adalah responden dengan

informasi baik yakni sebanyak 27 orang (27.3%).

Hasil uji chi-square memperlihatkan bahwa pada table contingency 2x2,

tidak ada yang memiliki nilai harapan (expected value E) kurang dari 5, sehingga

nilai p-value yang dipergunakan adalah nilai contingency correction thitung=

10.812 dengan p-value = 0.001, lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa informasi memiliki hubungan signifikan dengan pemanfaatan instalasi

rawat inap dan informasi berpeluang untuk disertakan kedalam uji regresi logistik

karena memiliki nilai p (0.000) < 0.25.

4.4. Analisis Multivariat

Analisis multivariate dilakukan dengan alasan untuk mengetahui variabel

mana yang paling berpengaruh terhadap keputusan pemanfaatan instalasi rawat

inap dengan menggunakan uji parsial. Sedangkan uji simultan dilakukan dengan

alasan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen (kualitas

pelayanan, fasilitas, kecepatan pelayanan dan informasi) terhadap variabel

dependen (keputusan pemanfaatan instalasi rawat inap).

4.4.1. Pengaruh Simultan dengan Uji-F logistic

Pengaruh simultan ke-4 variabel bebas (kualitas pelayanan, fasilitas,

kecepatan pelayanan dan informasi) terhadap variabel dependen (keputusan

pemanfaatan instalasi rawat inap) dapat dilihat dari tabel berikut :


59

Tabel 4.15
Hasil Pengaruh Simultan
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 44.835 4 .000
Block 44.835 4 .000
Model 44.835 4 .000
Tabel 4.15 memperlihatkan bahwa nilai signifikansi (p-value) = 0.000,

lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan, ke-4

variabel bebas variabel bebas (kualitas pelayanan, fasilitas, kecepatan pelaanan

dan informasi ) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (pemanfaatan

instalasi rawat inap)

4.4.2. Pengaruh Parsial

Pengaruh masing masing dari ke-4 variabel bebas variabel bebas (kualitas

pelayanan, fasilitas, kecepatan pelayanan dan informasi) terhadap variabel

dependen (keputusan pemanfaatan instalasi rawat inap) dapat dilihat dari tabel

berikut :

Tabel 4.16
Hasil Pengaruh Parsial
95.0% C.I.
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) for EXP(B)
Step 1(a) X1_Kualitas 2.190 .917 5.707 1 .017 8.935 1.482 53.876
X2_Fasilitas 2.043 .999 4.181 1 .041 7.716 1.088 54.712
X3_Informasi 1.949 .912 4.562 1 .033 7.019 1.174 41.961
X4_Kecepatan 1.943 .893 4.734 1 .030 6.977 1.212 40.147
Constant -4.446 1.299 11.712 1 .001 .012
a Variable(s) entered on step 1: X1_Kualitas, X2_Fasilitas, X3_Informasi, X4_Kecepatan.

Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa ke-4 variabel bebas yakni kualitas

pelayanan, fasilitas, kecepatan pelayanan dan informasi berpengaruh signifikan

terhadap variable bebas (pemanfaatan instalasi rawat inap), dimana nilai

signifikansi masing-masing adalah 0.017, 0.041, 0.033, dan 0.030 masing-masing

≤ 0.05
60

4.4.3. Uji Determinasi R

Uji determinasi R dalam regresi logistik dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar ke-4 variabel bebas (kualitas pelayanan, fasilitas, kecepatan

pelayanan dan informasi ) mampu mengasumsikan atau menjelaskan variabel

dependen yakni pemanfaatan instalasi rawat inap sebagaimana diperlihatkan pada

tabel berikut :

Tabel 4.17
Hasil Uji Determinasi R Logistik
Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
1 34.463(a) .538 .722
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates
changed by less than .001.
Tabel 4.17 memperlihatkan bahwa nilai koefisien nagelkerke R square

adalah sebesar 0.722. Hal ini berarti besarnya pengaruh simultan variabel bebas

terhadap variabel terikat adalah sebesar 0.722 x 100% = 72.2%. Dengan kata

lain, sebesar 72.2% variabel terikat (keputusan pemanfaatan instalasi rawat inap)

dapat diasumsikan atau dijelaskan oleh ke-4 variabel bebas (kualitas pelayanan,

fasilitas, kecepatan pelayanan dan informasi).

Berdasarkan nilai Exp (B) untuk ke-4 variabel independen, terbukti bahwa

nilai Exp (B) tertinggi dihasilkan oleh kualitas pelayanan, yakni sebesar 8.935

disusul oleh variabel fasilitas dengan nilai Exp (B) 7.716. Hal ini berarti bahwa

faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pemanfaatan instalasi

rawat inap pada Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua adalah kualitas pelayanan,

disusul fasilitas.
BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Hubungan Kualitas Pelayanan Terhadap Pemanfaatan Instalasi Rawat


Inap

Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas responden

menyatakan kualitas pelayanan pada Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua adalah

baik yakni sebanyak 32 orang (55.2%) dan mayoritas responden memutuskan

untuk memanfaatkan instalasi rawat inap yakni sebanyak 34 orang (58.6%). Hal

ini mengindikasikan bahwa ada hubungan linier antara kualitas pelayanan dengan

keputusan pemanfaatan instalasi rawat inap. Dengan kata lain, semakin baik

kualitas pelayanan, semakin besar peluang terjadinya keputusan memanfaatkan

instalasi rawat inap. Hal yang sama juga dikonfirmasi oleh hasil uji chi-square

antara kualitas pelayanan dengan keputusan pemanfaatan instalasi rawat inap

dimana dari 32 responden dengan kualitas pelayanan baik, 27 orang (84.4%)

memutuskan untuk memanfaatkan instalasi rawat inap, dan 5 orang (15.6%)

memutuskan tidak memanfaatkan. Sebaliknya dari 26 responden dengan kualitas

pelayanan buruk, 6 orang (23.1%) memutuskan memanfaatkan instalasi rawat

inap dan 20 orang (76.9%) memutuskan tidak memanfaatkan. Hasil uji chi-square

memperlihatkan bahwa nilai contingency correction thitung= 19.550 dengan p-

value = 0.000, lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas

pelayanan memiliki hubungan signifikan dengan pemanfaatan instalasi rawat inap

dan kualitas pelayanan berpeluang untuk disertakan kedalam uji regresi logistik

karena memiliki nilai p (0.000) < 0.25. Nilai odd ratio adalah 21.429 berada

61
62

antara 6.421 dan 71.424 yang berarti responden dengan kualitas pelayanan tidak

baik berpeluang 21.429 kali memutuskan untuk tidak memanfaatkan instalasi

rawat inap pada rumah sakit Umum Hidayah Delitua.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putu Patricia, 2012, Fakultas

Kesehatan Masyarakat, Universitas Denpasar, Pengaruh Mutu Kualitas pelayanan

Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum

Daerah Wangaya Kota Denpasar dan hasil penelitian membuktikan bahwa mutu

kualitas pelayanan di RSUD Wangaya Kota Denpasar sudah baik begitu pula

dengan tingkat kepuasan dan loyalitas pasien. Efek mutu kualitas pelayanan

terhadap pemanfaatan instalasi rawat inap sebesar 84,1 % (p = 0,841). Efek

pemanfaatan instalasi rawat inap terhadap loyalitas pasien sebesar 46,2 % (p =

0,402). Efek mutu kualitas pelayanan terhadap loyalitas pasien secara langsung

sebesar 30,6 % (p=0,306). Sehingga total efek mutu kualitas pelayanan terhadap

loyalitas sebesar 69,4 %. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa mutu kualitas

pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan instalasi

rawat inap. Pemanfaatan instalasi rawat inap berpengaruh positif dan signifikan

terhadap loyalitas pasien. Sedangkan mutu kualitas pelayanan berpengaruh secara

tidak langsung terhadap loyalitas pasien melalui peningkatan pemanfaatan

instalasi rawat inap rawat jalan di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Saran kepada

Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar agar melakukan upaya yang

lebih intensif dalam memantau dan menganalisis setiap keluhan dan harapan

pasien terkait mutu kualitas pelayanan.


63

Mutu kualitas pelayanan menjadi kunci terwujudnya loyalitas pasien,

dimana pasien akan cenderung menjadi loyal karena percaya kepada kemampuan

dokter dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang dialami oleh pasien

(2013).Hal yang sama juga dikemukakan bahwa kualitas pelayanan kepada

masyarakat sangat tergantung pada individual aktor dan sistem yang dipakai”.

Dokter, perawat, dan tenaga penunjang medis serta nonmedis yang bertugas di

rumah sakit harus memahami cara melayani konsumennya dengan baik terutama

kepada pasien dan keluarga pasien, karena pasien dan keluarga pasien adalah

konsumen utama di rumah sakit. Kemampuan rumah sakit dalam memenuhi

kebutuhan pasien dapat diukur dari tingkat pemanfaatan instalasi rawat inap

(Thoha, 2008)

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Rahadi Fitra, 2010, Universits

Sebelas Maret Surakarta, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Pemanfaatan

instalasi rawat inap Rawat Inap Pada Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta

dan hasil penelitian membuktikan bahwa dimensi pelayanan secara keseluruhan,

kesesuaian antara pelayanan yang diberikan oleh RS PKU Muhammadiyah

Surakarta dengan harapan pasien terdapat gap/ tingkat kepuasan sebesar (-0,36),

skor ini dikategorikan dalam kelompok sedang, meskipun belum sepenuhnya

memenuhi harapan pasien tetapi pelayanan yang diberikan sudah cukup baik.

Berdasarkan hasil analisis regresi diatas dapat disimpulkan bahwa semua variabel

dari dimensi kualitas pelayanan (keandalan, ketanggapan, keyakinan,

keberwujudan dan empati) secara bersama-sama memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap pemanfaatan instalasi rawat inap rawat inap RS PKU


64

Muhammadiyah Surakarta. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis alternatif

(Ha) dapat diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak, pengaruhnya yang paling

besar adalah variabel keberwujudan (5,191) diikuti ketanggapan (4,280),

keandalan (4,059), empati (1.989), dan keyakinan (-4,205) terhadap pemanfaatan

instalasi rawat inap rawat inap RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Hasilnya

adalah R2 sebesar (0,789) menunjukkan bahwa 78,9 % variabel pemanfaatan

instalasi rawat inap dapat dijelaskan oleh kualitas pelayanan yaitu keandalan,

ketanggapan, keyakinan, keberwujudan dan empati sedangkan sisanya 21,1 %

lainnya dijelaskan variabel lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini.

5.2. Hubungan Fasilitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pemanfaatan

Instalasi Rawat Inap

Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas responden

menyatakan fasilitas pada Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua adalah baik yakni

sebanyak 33 orang (56.9%) dan mayoritas responden memutuskan untuk

memanfaatkan instalasi rawat inap yakni sebanyak 34 orang (58.6%). Hal ini

mengindikasikan bahwa ada hubungan linier antara fasilitas pelayanan dengan

keputusan pemanfaatan instalasi rawat inap. Dengan kata lain, semakin baik

fasilitas pelayanan, semakin besar peluang keputusan memanfaatkan instalasi

rawat inap. Hal yang sama juga dikonfirmasi oleh hasil uji chi-square antara

fasilitas pelayanan dengan keputusan pemanfaatan instalasi rawat inap dimana

dari 38 responden dengan fasilitas pelayanan baik, 29 orang (76.3%) memutuskan

untuk memanfaatkan instalasi rawat inap, dan 9 orang (23.7%) memutuskan tidak

memanfaatkan. Sebaliknya dari 20 responden dengan fasilitas pelayanan buruk, 4


65

orang (20.0%) memutuskan memanfaatkan instalasi rawat inap dan 16 orang

(80.0%) memutuskan tidak memanfaatkan. Hasil uji chi-square memperlihatkan

bahwa nilai contingency correction thitung= 14.727 dengan p-value = 0.000, lebih

kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa fasilitas pelayanan memiliki

hubungan signifikan dengan pemanfaatan instalasi rawat inap.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Eky Endriana Dkk Fakultas

Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, 2014 Pengaruh Perilaku Pasien

Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Jalan Rumah

Sakit Umum Kota Baubau Sulawesi Tenggara dan hasil analisis hubungan

menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p=0,007), kepercayaan

(p=0,000), fasilitas (p=0,004), perilaku petugas kesehatan (p=0,000), terhadap

pemanfaatan pelayanan rawat jalan. Hasil analisis pengaruh bersama-sama

menunjukkan bahwa pengetahuan (p=0,004), kepercayaan (p=0,002), fasilitas

(p=0,002), perilaku petugas kesehatan (p=0,000), berpengaruh terhadap

pemanfaatan pelayanan rawat jalan. Variabel yang paling berpengaruh terhadap

kepuasan pasien adalah fasilitas (Exp B=0.331)

Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa terdapat 3 faktor

yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam memanfaatkan pelayanan

kesehatan yaitu karakteristik predisposisi (pendidikan, pekerjaan, kesukuan)

karakteristik pendukung (enabling) yaitu fasilitas, sarana prasarana dan

karakteristik penguat (reinforcing). Perilaku pasien diharapkan dapat

meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan di rumah sakit. Bila

pengetahuan, kepercayaan pasien baik terhadap rumah sakit, fasilitas beserta


66

dukungan dari petugas kesehatan juga baik maka tingkat pemanfaatan pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh pasien menjadi baik maka pasien akan

memanfaatkan pelayanan kesehatan, kondisi ini dapat meningkatkan kunjungan

pasien. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dengan kebutuhan dan

pemakai jasa kesehehatan akan meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan. Pelanggan yang puas akan membuka peluang hubungan

yang harmonis antara pemberi jasa dan konsumen, memberikan dasar yang baik

bagi kunjungan ulang, loyalitas pelanggan, dan membentuk rekomendasi yang

menguntungkan pemberi jasa. (Trimurthy, 2008)

Dalam hal fasilitas, rumah sakit sebagai tempat pelayanan harus

mendukung kelengkapan dan kenyamanan pelayanan. Rumah sakit harus berusaha

memberikan kesempatan untuk mencapai dan memerlukan waktu yang relatif

singkat dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pemberian pelayanan kesehatan

dapat diberikan dengan menyediakan dan memperhatikan tempat pendaftaran

pasien, informasi bagi yang akan menengok, tempat parkin dan petunjuk jalan

yang jelas, serta perlu di perhatikan kondisi tempat menunggu giliran pemeriksaan

dari waktu tunggu akan mempengaruhi kondisi kelelahan pasien dan kejenuhan

pasien. (Sabarguna, 2004)

5.3. Hubungan Kecepatan Pelayanan Terhadap Keputusan Pemanfaatan


Instalasi Rawat Inap

Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas responden

menyatakan kecepatan pelayanan pada Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua

adalah baik yakni sebanyak 36 orang (62.1%) dan mayoritas responden


67

memutuskan untuk memanfaatkan instalasi rawat inap yakni sebanyak 34 orang

(58.6%). Hal ini mengindikasikan bahwa ada hubungan linier antara kecepatan

pelayanan dengan keputusan pemanfaatan instalasi rawat inap. Dengan kata lain,

semakin baik kecepatan pelayanan, semakin besar peluang keputusan

memanfaatkan instalasi rawat inap. Hal yang sama juga dikonfirmasi oleh hasil

uji chi-square antara kecepatan pelayanan dengan keputusan pemanfaatan

instalasi rawat inap dimana dari 33 responden dengan kecepatan pelayanan baik,

28 orang (84.8%) memutuskan untuk memanfaatkan instalasi rawat inap, dan 5

orang (15.2%) memutuskan tidak memanfaatkan. Selanjutnya dari 25 responden

dengan kecepatan pelayanan buruk, 5 orang (20.0%) memutuskan memanfaatkan

instalasi rawat inap dan 20 orang (80.0%) memutuskan tidak memanfaatkan.

Hasil uji chi-square memperlihatkan bahwa nilai contingency correction thitung=

21.818 dengan p-value = 0.000, lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa kecepatan pelayanan memiliki hubungan signifikan dengan pemanfaatan

instalasi rawat inap

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Eky Endriana Dkk Fakultas

Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, 2014 Pengaruh Perilaku Pasien

Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Jalan Rumah

Sakit Umum Kota Baubau Sulawesi Tenggara dan hasil analisis hubungan

menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p=0,007), kepercayaan

(p=0,000), fasilitas (p=0,004), perilaku petugas kesehatan (p=0,000), terhadap

pemanfaatan pelayanan rawat jalan. Hasil analisis pengaruh bersama-sama

menunjukkan bahwa pengetahuan (p=0,004), kepercayaan (p=0,002), fasilitas


68

(p=0,002), perilaku petugas kesehatan (p=0,000), berpengaruh terhadap

pemanfaatan pelayanan rawat jalan. Variabel yang paling berpengaruh terhadap

kepuasan pasien adalah fasilitas (Exp B=0.331).

Hal ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa mutu pelayanan

kesehatan di rumah sakit perlu dilakukan pengukuran yaitu dengan pengukuran

setiap dimensi mutu layanan kesehatan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien

dan pemanfaatan ulang. Ada lima dimensi mutu pelayanan kesehatan yaitu:

Dimensi ketepatan waktu, informasi, kompetensi teknis, hubungan antarmanusia,

dan lingkungan (Juran dan Maxwell dalam Pohan, 2012)

5.4. Hubungan Informasi Terhadap Keputusan Pemanfaatan


Instalasi Rawat Inap

Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas responden

menyatakan informasi pada Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua adalah baik

yakni sebanyak 38 orang (65.5%) dan mayoritas responden memutuskan untuk

memanfaatkan instalasi rawat inap yakni sebanyak 34 orang (58.6%). Hal ini

mengindikasikan bahwa ada hubungan linier antara informasi dengan keputusan

pemanfaatan instalasi rawat inap. Dengan kata lain, semakin baik informasi,

semakin besar peluang keputusan memanfaatkan instalasi rawat inap. Hal yang

sama juga dikonfirmasi oleh hasil uji chi-square antara informasi dengan

keputusan pemanfaatan instalasi rawat inap dimana dari 36 responden dengan

informasi baik, 27 orang (75.0%) memutuskan untuk memanfaatkan instalasi

rawat inap, dan 9 orang (25.0%) memutuskan tidak memanfaatkan. Selanjutnya

dari 22 responden dengan informasi buruk, 6 orang (27.3%) memutuskan

memanfaatkan instalasi rawat inap dan 16 orang (72.7%) memutuskan tidak


69

memanfaatkan. Dengan demikian, mayoritas responden yang memutuskan

memanfaatkan instalasi rawat inap adalah responden dengan informasi baik

yakni sebanyak 27 orang (27.3%). Hasil uji chi-square memperlihatkan bahwa

nilai contingency correction thitung= 10.812 dengan p-value = 0.001, lebih kecil

dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa informasi memiliki hubungan

signifikan dengan pemanfaatan instalasi rawat inap

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ella Andayanie, Asiah

Hamzah, Indar Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Analisis

Hubungan Antara Karakteristik Pasien Dengan Keputusan Untuk Memanfaatkan

Rawat Inap Di Rsu Haji Kota Makassar 2009 dimana hasil penelitian

membuktikan bahwa perilaku mendapatkan informasi (pengetahuan) memiliki

hubungan dengan keputusan memanfaatkan instalasi rawat inap.

Pelayanan rawat inap merupakan kebutuhan yang mendasar bagi pasien

dalam rangka upaya penyembuhan penyakitnya. Tujuan utama pasien untuk

berobat adalah adanya keinginan untuk sembuh dari penyakit yang diderita.

Keyakinan untuk sembuh inilah yang akhirnya mendorong pasien untuk

memenuhi kebutuhannya dengan cara memanfaatkan rawat inap, sehingga bila

pasien tidak yakin dengan pelayanan yang diberikan maka pasien akan cenderung

memutuskan untuk tidak memanfaatkan pelayanan rawat inap demikian pula

sebaliknya. Oleh karena itu faktor keyakinan akan sembuh merupakan pemicu

utama yang mempengaruhi pasien.


70

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan ibu nifas pada Rumah Sakit Umum

Hidayah Delitua Tahun 2017, dapat disimpulkan bahwa :

1. Kualitas pelayanan memiliki hubungan dan berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pemanfaatan instalasi rawat inap sehingga dapat

disimpulkan bahwa semakin baik kualitas pelayanan semakin tinggi pula

kemungkinan memanfaatkan instalasi rawat inap (p<0.05).

2. Fasilitas memiliki hubungan dan berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pemanfaatan instalasi rawat inap sehingga dapat disimpulkan

bahwa semakin baik fasilitas pelayanan semakin tinggi pula kemungkinan

memanfaatkan instalasi rawat inap (p<0.05).

3. Kecepatan pelayanan memiliki hubungan dan berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pemanfaatan instalasi rawat inap sehingga dapat

disimpulkan bahwa semakin baik kecepatan pelayanan semakin tinggi pula

kemungkinan memanfaatkan instalasi rawat inap (p<0.05).

4. Informasi memiliki hubungan dan berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pemanfaatan instalasi rawat inap sehingga dapat disimpulkan

bahwa semakin baik informasi tentang keberadaan instalasi rawat inap

semakin tinggi pula kemungkinan memanfaatkan instalasi rawat inap

(p<0.05).
71

5. Faktor paling dominan mempengaruhi keputusan pemanfaatan instalasi

rawat inap pada Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua adalah kualitas

pelayanan, dengan nilai Exp (B) 7.716 disusul fasilitas dengan nilai Exp

(B) 7.716

6.2. S a r a n

Mengingat hasil penelitian belum maksimal menggambarkan faktor-

faktor host apa saja yang mempengaruhi keputusan pemanfaatan instalasi rawat

inap pada Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua, maka dengan ini disampaikan

saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada pihak Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua disarankan untuk

lebih meningkatkan kualitas pelayanan, fasilitas, kecepatan pelayanan

dan informasi sehingga pemanfaatan instalasi rawat inap dapat lebih

dimaksimalkan

2. Kepada pihak Rumah Sakit Umum Hidayah Delitua disarankan untuk

melaksanakan misi rumah sakit terutama untuk mencapai tujuan utama

rumah sakit sehingga pemanfaatan instalasi rawat inap dapat lebih

dimaksimalkan.

3. Kepada pihak rumah sakit disarankan lebih meningkatkan kondisi

lingkungan fisik dimana dalam penelitian ini terbukti bahwa

lingkungan fisik belum memberi kontribusi nyata terhadap

pemanfaatan instalasi rawat inap agar pemanfaatan instalasi rawat inap

dapat dimaksimalkan.
72

4. Kepada pasien instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Hidayah

Delitua disarankan untuk lebih meningkatkan kerjasama dengan

pihak rumah sakit terutama dalam memberikan masukan masukan bagi

pihak rumah sakit sehingga pemanfaatan instalsi rawat inap dapat

lebih dimaksimalkan.

5. Kepada peneliti lain, disarankan untuk melakukan penelitian sejenis

dengan skala penelitian yang lebih luas untuk mendapatkan hasil

penelitian terbaru yang lebih akurat.


DAFTAR PUSTAKA
1. Yella Dumpapa,dkk, Hubungan Lokasi,Biaya, Personil dan Informasi RS
dengan Keputusan Memilih Rawat Inapdi RSUD Bitung, Jurnal Bitung ;
2010
2. Nila Vicky dkk,Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan
Keputusan Masyarakat Untuk Memilih Jasa Pelayanan Kesehatan Di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Simo Boyolali. Jurnal Boyolali ; 2012
3. Eky Endriana dkk , Pengaruh Perilaku Pasien Terhadap Pemanfaatan
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Kota Bau Bau Sulawesi
Tengah. Jurnal Sulawesi Tengah ; 2011
4. Evy Febrianty S dkk, Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat
Pemanfaatan Kembali Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Stella Maris.
Jurnal Makassar;UNHAS ; 2013
5. Noviana Sampeluna,dkk Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan Pelayanan rawat inap RSUD Lakipadada. Jurnal Akademia;
2013
6. R Nurmalia Safitri, Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Niat
Untuk Memilih Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Bogor Medical
Center; Jurnal Bogor ; 2011
7. Yunita DS,dkk Analisis Mutu Layanan, Harga, dan Fasilitas Terhadap
Kepuasan Pasien pada Puskesmas Motoling Kabupaten Minahasa Selatan.
Jurnal Minahasa; 2011
8. RS Hasanudin,Pengaruh Brand Image Terhadap Minat kembali Pasien
Untuk Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan di RS Hasanudin ; 2013
9. RS Woowward Palu, Pengaruh Mutu Layanan Terhadap Kepuasan Pasien
Rawat Inap di RS Woodward Palu; 2011
10. Rs Bedah Surabaya, Pengaruh Kualitas Layanan, Harga, dan Fasilitas
Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap. Surabaya ; 2012
11. Aditama YT, Manajemen Administrasi Rumah Sakit : Jakarta ; 2000
12. Anderson, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan; 1995
13. Notoatmojo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan,Publisher: Jakarta; 2007
14. Koetler,Philip, Marketing Management (13th ed),New Jersey: Pearson
Education; 2009
15. Department of Education and Welfare,USA, dalam LAPAU; 1997
16. Pohan,Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar – Dasar Pengertian dan
Penerapan, Buku Kedokteran EGC ; Jakarta ; 2006
17. Koetler, Philip, Manajemen Pemasaran; 2007
18. Mamik, Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan,
Edisi I, Surabaya: Prins Media Publishing; 2010
19. Koetler, Philip dan Kevin LK, Marketing Management Edisi 14, Global
Edition, Pearson Education ; 2012
20. Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta; Pustaka Pelajar; 2010
21. Wexley KN,dan Yuki GA, Perilaku Organisasidan Psikologi Personalia:
Jakarta: RTineka Cipta ; 2005
22. Lohrmann, DK, A Complementary Ecological Model of The Coordinated
School Health Program; 2008

73
74

23. Permenkes RI No. 1556/MenKes/Per/II/1998


24. Anjaryani,Wike Diah, Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan
Perawat di RSU TuguRejo Semarang, Tesis: Semarang: UNDIP; 2009
25. UURI No. 44 Tahun 2009
26. Anderson,R, Revisiting The Behavioral Model And Acces to Medical
Care: Journal of Health and Social Behavior: Vol 36; 1995
27. Notoatmodjo, S., Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,
2010
28. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survey.
LP3ES. Jakarta; 2009
29. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta; 2012
32.Pohan, Jaminan Mutu Layanan Kesehatan . Jakarta: EGC; 2012
33. Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
34. Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi 6. Jakarta : Rineka Cipta.
35. Tjiptono, Fandi& Chandra,Gregorius. 2006. Service Quality dan
Satisfaction. Yogyakarta : Andi
36. Azwar, A.Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan Aplikasi Prinsip Lingkaran
Pemecahan Masalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan; 2011
37. Sarwono,S.W, Psikologi Remaja. Edisi Revisi 8: Jakara : Raja Grafindo
Pustaka; 2004
38. Arif, Pratisto. 2011. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan
Rancangan Percobaan dengan SPSS 12, Elex Media Komputindo, Jakarta.
39. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009). Fundamental keperawatan, edisi 7 buku
1. Alih bahasa Ferderika, A. Jakarta: Salemba Medika. Pusat Data dan
Informasi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013).
40. Trisnantoro Laksono. (2009). Manajemen rumah sakit, Penerbit BPEE
Yogtakarta,
41. Sarwono. 2011. Metode Penelitian statistik . Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
42. Thoha, Kompetensi Komunikasi Plus : Teori, Desain Kasus, dan
Penerapan untuk HR dan Organisasi yang Dinamis; Penerbit Gramedia
Pustaka Utama; Jakarta ; 2008
43. Trimurthy, Iga. Analisis Hubungan Persepsi Pasien Tentang Mutu
Pelayanan Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan
Puskesmas Pandanaran Kota Semarang (Tesis). Semarang: Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat Undip; 2008
44. Sabarguna, .Pemasaran Rumah Sakit Konso. Konsorium Rumah Sakit
Jawa Tengah DIY, Yogyakarta. Supriyanto, Yudi; dkk. (2012). Analisis
Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Fasilitas Terhadap Kepuasan
Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Kariadi Semarang. Diponegoro
Journal Of Management Volume 1, No1, Tahun 2012 hal 472-480.; 2004
45. Juran, dan Maxwell dalam Pohan,Dimensi Mutu Pelayanan; 2012
75

Lampiran 1

KUESIONER
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASIEN DALAM
PEMANFAATAN INSTALASI RAWAT INAP
PADA RSU HIDAYAH DELITUA

Data Identitas

Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Lama rawat inap :

Petunjuk pengisian
Jawablah setiap pernyataan dengan memberi tanda contreng ( ) pada
kolom yang tersedia dengan opsi jawaban :
SS Sangat Setuju
S Setuju
TS Tidak Setuju
STS Sangat Tidak Setuju

A.1 Kualitas Pelayanan SS S TS STS


1 Tenaga medis RSU Hidayah memiliki kehandalan
dalam melayani pasien
2 Kehandalan petugas medis RSU Hidayah
memenuhi standar pelayanan berkualitas bagi
kepuasan pasien
3 Kehandalan bekerja personil rawat inap RSU
Hidayah membuat pasien merasa puas
4 RSU Hidayah meningkatkan kehandalan kerja
petugas medis secara rutin dan berkesinambungan
5 Kualitas pelayanan RSU Hidayah terlihat dari
ketanggapan petugas terhadap setiap keluhan
pasien
6 Kualitas pelayanan RSU Hidayah dalam
menangani pasien memberi kepuasan tersendiri
bagi pasien
76

No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
A.2 Fasilitas
1 RSU Hidayah Delitua memiliki peralatan medis
yang baik untuk perawatan pasien rawat inap
2 Jumlah peralatan medis rawat inap memadai
untuk mendukung pelayanan pasien
3 RSU Hidayah selalu meningkatkan jumlah
peralatan sesuai dengan standar pelayanan medis
4 RSU Hidayah mengupdate peralatan medis
secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan
pasien bagi pelayanan medis yang berkualitas
5 RSU Hidayah Delitua terus meningkatkan
kelengkapan peralatan medis rawat inap untuk
meningkatkan kualitas pelayanan pasien
6 Pengadaan obat terjamin setiap saat sehingga
pasien tidak merasa kuatir

A.3 Kecepatan Pelayanan


1 Petugas medis RSU Hidayah Delitua selalu
memberi pelayanan yang cepat dan akurat
2 RSU Hidayah terus meningkatkan kemampuan
petugas dalam memberi pelayanan secara cepat
3 RSU Hidayah memiliki jaminan pelayanan cepat
dan akurat sehingga memberi kepuasan tersendiri
bagi pasien
4 Jaminan pelayanan cepat dan akurat
5 RSU Hidayah terus meningkatkan jaminan
pelayanan agar dapat memberi pelayanan yang
memuaskan pasien
6 RSU Hidayah Delitua selalu menjamin
pengadaan obat secara cepat sesuai kebutuhan
pasien

A.4 Informasi
1 RSU Hidayah selalu memberi informasi yang
tepat dan akurat tentang kesehatan dan pelayanan
medis bagi pasien
2 Ketersediaan informasi tentang kondisi pasien
dan penanganannya membuat pasien merasa
puas.
3 RSU Hidayah Medan memiliki sumber informasi
akurat tentang pelayanan medis yang diberikan
kepada pasien
77

4 RSU Hidayah Medan menjamin informasi


lengkap dan akurat tentang kondisi terakhir
pasien rawat inap
5 RSU Hidayah Medan menyediakan fasilitas
media sosial yang mendorong pasien
mendapatkan informasi yang lengkap
6 RSU Hidayah Medan tetap mengupdate sumber
informasi terkini tentang kondisi kesehatan pasien
dan penanganan medis yang diberikan

B. KEPUTUSAN PEMANFAATAN INSTALASI RAWAT INAP


No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Pasien puas atas pelayanan RSU Hidayah
Delitua sehingga memutuskan memanfaatkan
instalasi rawat inap jika memerlukan
2 Pasien berniat kembali memanfaatkan instalais
rawat inap karena merasa puas dengan proses
kerja tenaga medis yang handal dan cekatan
3 Keluarga pasien rawat inap merasa puas dengan
cara kerja petugas medis sehingga mendorong
pasien untuk tetap memanfaatkannya
4 Petugas medis memberi kepuasan tersendiri bagi
pasien dan keluarga sehngga memutuskan untuk
tetap memanfaatkan instalasi rawat inap
5 Ada kepastian penanganan medis yang baik
sehingga pasien cenderung memanfaatkan
kembali instalasi rawat inap yang sama.
6 Pasien RSU Hidaya Delitua cenderung
memanfaatkan instalasi rawat inap karena puas
dengan fasilitas,kualitas dan kecepatan pelayanan
78

Lampiran 2 : MASTERDATA PENELITIAN


79
80

Lampiran 3 : HASIL PENGOLAHAN DATA


Frequency Table
Umur

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <30 tahun 8 13.8 13.8 13.8
30-40 tahun 27 46.6 46.6 60.3
41-50 tahun 14 24.1 24.1 84.5
>50 tahun 9 15.5 15.5 100.0
Total 58 100.0 100.0

Kelamin

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 33 56.9 56.9 56.9
Perempuan 25 43.1 43.1 100.0
Total 58 100.0 100.0

Pendidi kan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMP 10 17.2 17.2 17.2
SMA 35 60.3 60.3 77.6
D3 7 12.1 12.1 89.7
S1 6 10.3 10.3 100.0
Total 58 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS 4 6.9 6.9 6.9
IRT 11 19.0 19.0 25.9
Pedagang 24 41.4 41.4 67.2
Peg.swasta 19 32.8 32.8 100.0
Total 58 100.0 100.0

Frequency Table Kualitas Pelayanan (X1)


Tenaga medis RSU Hidayah memiliki kehandalan dal am melayani pasien

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 7 12.1 12.1 12.1
Setuju 41 70.7 70.7 82.8
Tidak setuju 3 5.2 5.2 87.9
Sangat t idak setuju 7 12.1 12.1 100.0
Total 58 100.0 100.0
81

Kehandalan petugas medis RSU Hidayah memenuhi standar pelayanan berkualitas


bagi kepuasan pasien

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 7 12.1 12.1 12.1
Setuju 30 51.7 51.7 63.8
Tidak setuju 7 12.1 12.1 75.9
Sangat t idak setuju 14 24.1 24.1 100.0
Total 58 100.0 100.0

Kehandalan bekerja personil rawat inap RSU Hidayah membuat pasi en merasa puas

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 11 19.0 19.0 19.0
Setuju 23 39.7 39.7 58.6
Tidak setuju 9 15.5 15.5 74.1
Sangat t idak setuju 15 25.9 25.9 100.0
Total 58 100.0 100.0

RSU Hidayah meningkatkan kehandalan kerja petugas medis secara rutin dan
berkesinambungan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 8 13.8 13.8 13.8
Setuju 24 41.4 41.4 55.2
Tidak setuju 11 19.0 19.0 74.1
Sangat t idak setuju 15 25.9 25.9 100.0
Total 58 100.0 100.0

Kualitas pelayanan RSU Hidayah terli hat dari ketanggapan petugas terhadap setiap
keluhan pasi en

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 11 19.0 19.0 19.0
Setuju 29 50.0 50.0 69.0
Tidak setuju 4 6.9 6.9 75.9
Sangat t idak setuju 14 24.1 24.1 100.0
Total 58 100.0 100.0
82

Kualitas pelayanan RSU Hi dayah dalam menangani pasien memberi kepuasan


tersendiri bagi pasi en

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 3 5.2 5.2 5.2
Setuju 39 67.2 67.2 72.4
Tidak setuju 11 19.0 19.0 91.4
Sangat t idak setuju 5 8.6 8.6 100.0
Total 58 100.0 100.0

Kualitas Pelayanan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 32 55.2 55.2 55.2
Buruk 26 44.8 44.8 100.0
Total 58 100.0 100.0

Frequency Table Fasilitas (X2)


RSU Hidayah Deli tua memil iki peralatan medis yang baik untuk perawatan pasien
rawat inap

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 9 15.5 15.5 15.5
Setuju 37 63.8 63.8 79.3
Tidak setuju 4 6.9 6.9 86.2
Sangat t idak setuju 8 13.8 13.8 100.0
Total 58 100.0 100.0

Juml ah peralatan medis rawat inap memadai untuk mendukung pelayanan pasien

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 7 12.1 12.1 12.1
Setuju 32 55.2 55.2 67.2
Tidak setuju 6 10.3 10.3 77.6
Sangat t idak setuju 13 22.4 22.4 100.0
Total 58 100.0 100.0
83

RSU Hidayah sel alu meningkatkan juml ah peralatan sesuai dengan standar
pelayanan medi s

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 11 19.0 19.0 19.0
Setuju 28 48.3 48.3 67.2
Tidak setuju 9 15.5 15.5 82.8
Sangat t idak setuju 10 17.2 17.2 100.0
Total 58 100.0 100.0

RSU Hidayah mengupdate peral atan medis secara berkelanj utan untuk memenuhi
kebutuhan pasien bagi pelayanan medis yang berkuali tas

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 10 17.2 17.2 17.2
Setuju 26 44.8 44.8 62.1
Tidak setuju 11 19.0 19.0 81.0
Sangat t idak setuju 11 19.0 19.0 100.0
Total 58 100.0 100.0

RSU Hidayah Deli tua terus meningkatkan kelengkapan peralatan medi s rawat inap
untuk meningkatkan kuali tas pelayanan pasien

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 11 19.0 19.0 19.0
Setuju 27 46.6 46.6 65.5
Tidak setuju 5 8.6 8.6 74.1
Sangat t idak setuju 15 25.9 25.9 100.0
Total 58 100.0 100.0

Pengadaan obat terjami n setiap saat sehingga pasien tidak merasa kuatir

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 3 5.2 5.2 5.2
Setuju 38 65.5 65.5 70.7
Tidak setuju 12 20.7 20.7 91.4
Sangat t idak setuju 5 8.6 8.6 100.0
Total 58 100.0 100.0

Fasil itas Pelayanan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 33 56.9 56.9 56.9
Buruk 25 43.1 43.1 100.0
Total 58 100.0 100.0
84

Frequency Table Kecepatan Pelayanan


Petugas medis RSU Hidayah Delitua selalu memberi pelayanan yang cepat dan
akurat

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 13 22.4 22.4 22.4
Setuju 29 50.0 50.0 72.4
Tidak setuju 6 10.3 10.3 82.8
Sangat t idak setuju 10 17.2 17.2 100.0
Total 58 100.0 100.0

RSU Hidayah terus meningkatkan kemampuan petugas dalam memberi pelayanan


secara cepat

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 8 13.8 13.8 13.8
Setuju 33 56.9 56.9 70.7
Tidak setuju 7 12.1 12.1 82.8
Sangat t idak setuju 10 17.2 17.2 100.0
Total 58 100.0 100.0

RSU Hidayah memiliki j aminan pelayanan cepat dan akurat sehi ngga memberi
kepuasan tersendiri bagi pasi en

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 10 17.2 17.2 17.2
Setuju 28 48.3 48.3 65.5
Tidak setuju 8 13.8 13.8 79.3
Sangat t idak setuju 12 20.7 20.7 100.0
Total 58 100.0 100.0

Jaminan pel ayanan cepat dan akurat

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 4 6.9 6.9 6.9
Setuju 32 55.2 55.2 62.1
Tidak setuju 10 17.2 17.2 79.3
Sangat t idak setuju 12 20.7 20.7 100.0
Total 58 100.0 100.0
85

RSU Hidayah terus meningkatkan jaminan pelayanan agar dapat memberi pelayanan
yang memuaskan pasien

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 11 19.0 19.0 19.0
Setuju 32 55.2 55.2 74.1
Tidak setuju 3 5.2 5.2 79.3
Sangat t idak setuju 12 20.7 20.7 100.0
Total 58 100.0 100.0

RSU Hidayah Deli tua selalu menjami n pengadaan obat secara cepat sesuai
kebutuhan pasien

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 5 8.6 8.6 8.6
Setuju 40 69.0 69.0 77.6
Tidak setuju 9 15.5 15.5 93.1
Sangat t idak setuju 4 6.9 6.9 100.0
Total 58 100.0 100.0

Kecepatan Pelayanan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 36 62.1 62.1 62.1
Buruk 22 37.9 37.9 100.0
Total 58 100.0 100.0

Frequency Table
RSU Hidayah sel alu memberi informasi yang tepat dan akurat tentang kesehatan dan
pelayanan medi s bagi pasien

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 11 19.0 19.0 19.0
Setuju 42 72.4 72.4 91.4
Tidak setuju 1 1.7 1.7 93.1
Sangat t idak setuju 4 6.9 6.9 100.0
Total 58 100.0 100.0
86

Ketersediaan informasi tentang kondi si pasien dan penanganannya membuat pasien


merasa puas.

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 4 6.9 6.9 6.9
Setuju 38 65.5 65.5 72.4
Tidak setuju 9 15.5 15.5 87.9
Sangat t idak setuju 7 12.1 12.1 100.0
Total 58 100.0 100.0

RSU Hidayah Medan memili ki sumber informasi akurat tentang pelayanan medis
yang diberikan kepada pasi en

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 14 24.1 24.1 24.1
Setuju 20 34.5 34.5 58.6
Tidak setuju 11 19.0 19.0 77.6
Sangat t idak setuju 13 22.4 22.4 100.0
Total 58 100.0 100.0

RSU Hidayah Medan menj amin informasi lengkap dan akurat tentang kondisi terakhir
pasien rawat i nap

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 14 24.1 24.1 24.1
Setuju 21 36.2 36.2 60.3
Tidak setuju 8 13.8 13.8 74.1
Sangat t idak setuju 15 25.9 25.9 100.0
Total 58 100.0 100.0

RSU Hidayah Medan menyediakan fasili tas medi a sosial yang mendorong pasien
mendapatkan informasi yang lengkap

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 11 19.0 19.0 19.0
Setuju 38 65.5 65.5 84.5
Tidak setuju 1 1.7 1.7 86.2
Sangat t idak setuju 8 13.8 13.8 100.0
Total 58 100.0 100.0
87

RSU Hidayah Medan tetap mengupdate sumber informasi terkini tentang kondisi
kesehatan pasien dan penanganan medis yang diberikan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 6 10.3 10.3 10.3
Setuju 40 69.0 69.0 79.3
Tidak setuju 9 15.5 15.5 94.8
Sangat t idak setuju 3 5.2 5.2 100.0
Total 58 100.0 100.0

Informasi

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 38 65.5 65.5 65.5
Buruk 20 34.5 34.5 100.0
Total 58 100.0 100.0

Frequency Table Keputusan Memanfaatkan Instalasi Rawat Inap


Pasien puas atas pelayanan RSU Hidayah Del itua sehingga memutuskan
memanfaatkan instalasi rawat inap j ika memerlukan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 9 15.5 15.5 15.5
Setuju 36 62.1 62.1 77.6
Tidak setuju 3 5.2 5.2 82.8
Sangat t idak setuju 10 17.2 17.2 100.0
Total 58 100.0 100.0

Pasien berniat kembali memanfaatkan instalais rawat inap karena merasa puas
dengan proses kerja tenaga medis yang handal dan cekatan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 8 13.8 13.8 13.8
Setuju 31 53.4 53.4 67.2
Tidak setuju 11 19.0 19.0 86.2
Sangat t idak setuju 8 13.8 13.8 100.0
Total 58 100.0 100.0
88

Keluarga pasi en rawat i nap merasa puas dengan cara kerja petugas medis
sehingga mendorong pasien untuk tetap memanfaatkannya

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 12 20.7 20.7 20.7
Setuju 21 36.2 36.2 56.9
Tidak setuju 12 20.7 20.7 77.6
Sangat t idak setuju 13 22.4 22.4 100.0
Total 58 100.0 100.0

Petugas medis memberi kepuasan tersendiri bagi pasien dan keluarga sehngga
memutuskan untuk tetap memanfaatkan i nstalasi rawat inap

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 12 20.7 20.7 20.7
Setuju 24 41.4 41.4 62.1
Tidak setuju 10 17.2 17.2 79.3
Sangat t idak setuju 12 20.7 20.7 100.0
Total 58 100.0 100.0

Ada kepastian penanganan medis yang baik sehingga pasien cenderung


memanfaatkan kembal i instal asi rawat inap yang sama.

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5.00 1 1.7 1.7 1.7
Sangat set uju 10 17.2 17.2 19.0
Setuju 31 53.4 53.4 72.4
Tidak setuju 4 6.9 6.9 79.3
Sangat t idak setuju 12 20.7 20.7 100.0
Total 58 100.0 100.0

Pasien RSU Hidaya Delitua cenderung memanfaatkan instalasi rawat i nap karena
puas dengan fasil itas,kualitas dan kecepatan pel ayanan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat set uju 5 8.6 8.6 8.6
Setuju 37 63.8 63.8 72.4
Tidak setuju 11 19.0 19.0 91.4
Sangat t idak setuju 5 8.6 8.6 100.0
Total 58 100.0 100.0
89

Keputusan Memanfaatkan Instal asi Rawat Inap

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Memanf aatkan 34 58.6 58.6 58.6
Tidak 24 41.4 41.4 100.0
Total 58 100.0 100.0

Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.

Reliabi lity Statisti cs

Cronbach's
Alpha N of Items
.793 6

Item-Total Statisti cs

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Delet ed
KP1 13.7333 14.616 .472 .780
KP2 13.8000 13.752 .608 .746
KP3 13.5333 15.361 .543 .765
KP4 13.5667 15.013 .524 .767
KP5 13.9000 13.541 .583 .753
KP6 13.6333 14.102 .560 .758

Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.
90

Reliabi lity Statisti cs

Cronbach's
Alpha N of Items
.804 6

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Delet ed
Fasil1 13.8333 15.040 .434 .804
Fasil2 13.9000 13.472 .620 .760
Fasil3 13.6000 15.214 .568 .775
Fasil4 13.5667 14.875 .603 .767
Fasil5 13.9000 13.403 .630 .757
Fasl6 13.7000 14.217 .544 .778

Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.

Reliabi lity Statisti cs

Cronbach's
Alpha N of Items
.802 6

Item-Total Statisti cs

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Delet ed
Kec1 13.8333 15.040 .422 .804
Kec2 13.8667 13.430 .618 .757
Kec3 13.5667 15.151 .568 .772
Kec4 13.5333 14.809 .603 .764
Kec5 13.8667 13.361 .628 .755
Kec6 13.6667 14.161 .544 .775
91

Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.

Reliabi lity Statisti cs

Cronbach's
Alpha N of Items
.807 6

Item-Total Statisti cs

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Delet ed
Inf o1 13.8000 15.269 .421 .810
Inf o2 13.8333 13.385 .655 .755
Inf o3 13.5000 15.362 .572 .777
Inf o4 13.4667 15.016 .608 .770
Inf o5 13.8000 13.545 .634 .760
Inf o6 13.6000 14.455 .535 .784

Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.

Reliabi lity Statisti cs

Cronbach's
Alpha N of Items
.806 6
92

Item-Total Statisti cs

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Delet ed
Manf aat1 13.8333 14.282 .498 .792
Manf aat2 13.9000 13.886 .595 .768
Manf aat3 13.6000 15.283 .536 .783
Manf aat4 13.5667 14.875 .583 .773
Manf aat5 13.9000 13.403 .614 .764
Manf aat6 13.7000 13.872 .576 .773

Crosstabs
Kualitas Pelayanan * Pemanfaatan Instalasi Rawat Inap
Crosstab

Pemanf aatan Instalasi


Rawat Inap
Memanf a
Tidak atkan Total
Kualitas Pelay anan Buruk Count 20 6 26
% wit hin Kualitas
76.9% 23.1% 100.0%
Pelay anan
Baik Count 5 27 32
% wit hin Kualitas
15.6% 84.4% 100.0%
Pelay anan
Total Count 25 33 58
% wit hin Kualitas
43.1% 56.9% 100.0%
Pelay anan

Chi-Square Tests

Asy mp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 21.978b 1 .000
Continuity Correctiona 19.550 1 .000
Likelihood Ratio 23.470 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by -Linear
21.599 1 .000
Association
N of Valid Cases 58
a. Computed only f or a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 11.
21.
93

Risk Esti mate

95% Conf idence


Interv al
Value Lower Upper
Odds Rat io f or Kualitas
18.000 4.808 67.394
Pelay anan (Buruk / Baik)
For cohort Pemanf aatan
Instalasi Rawat Inap = 4.923 2.142 11.315
Tidak
For cohort Pemanf aatan
Instalasi Rawat Inap = .274 .133 .560
Memanf aatkan
N of Valid Cases 58

Fasilitas * Pemanfaatan Instalasi Rawat Inap


Crosstab

Pemanf aatan Instalasi


Rawat Inap
Memanf a
Tidak atkan Total
Fasilitas Buruk Count 16 4 20
% wit hin Fasilitas 80.0% 20.0% 100.0%
Baik Count 9 29 38
% wit hin Fasilitas 23.7% 76.3% 100.0%
Total Count 25 33 58
% wit hin Fasilitas 43.1% 56.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Asy mp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 16.945b 1 .000
Continuity Correctiona 14.727 1 .000
Likelihood Ratio 17.679 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by -Linear
16.653 1 .000
Association
N of Valid Cases 58
a. Computed only f or a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 8.
62.
94

Risk Esti mate

95% Conf idence


Interv al
Value Lower Upper
Odds Rat io f or Fasilitas
12.889 3.421 48.566
(Buruk / Baik)
For cohort Pemanf aatan
Instalasi Rawat Inap = 3.378 1.833 6.225
Tidak
For cohort Pemanf aatan
Instalasi Rawat Inap = .262 .107 .641
Memanf aatkan
N of Valid Cases 58

Informasi * Pemanfaatan Instalasi Rawat Inap


Crosstab

Pemanf aatan Instalasi


Rawat I nap
Memanf a
Tidak atkan Total
Inf ormasi Buruk Count 16 6 22
% wit hin I nf ormasi 72.7% 27.3% 100.0%
Baik Count 9 27 36
% wit hin I nf ormasi 25.0% 75.0% 100.0%
Total Count 25 33 58
% wit hin I nf ormasi 43.1% 56.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Asy mp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 12.683b 1 .000
Continuity Correctiona 10.812 1 .001
Likelihood Ratio 13.028 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .000
Linear-by -Linear
12.465 1 .000
Association
N of Valid Cases 58
a. Computed only f or a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 9.
48.
95

Risk Esti mate

95% Conf idence


Interv al
Value Lower Upper
Odds Rat io f or Inf ormasi
8.000 2.400 26.665
(Buruk / Baik)
For cohort Pemanf aatan
Instalasi Rawat Inap = 2.909 1.563 5.413
Tidak
For cohort Pemanf aatan
Instalasi Rawat Inap = .364 .179 .738
Memanf aatkan
N of Valid Cases 58

Kecepatan Pelayanan * Pemanfaatan Instalasi Rawat Inap


Crosstab

Pemanf aatan Instalasi


Rawat Inap
Memanf a
Tidak atkan Total
Kecepatan Buruk Count 20 5 25
Pelay anan % wit hin Kecepat an
80.0% 20.0% 100.0%
Pelay anan
Baik Count 5 28 33
% wit hin Kecepat an
15.2% 84.8% 100.0%
Pelay anan
Total Count 25 33 58
% wit hin Kecepat an
43.1% 56.9% 100.0%
Pelay anan

Chi-Square Tests

Asy mp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 24.391b 1 .000
Continuity Correctiona 21.818 1 .000
Likelihood Ratio 26.206 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by -Linear
23.970 1 .000
Association
N of Valid Cases 58
a. Computed only f or a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 10.
78.
96

Risk Esti mate

95% Conf idence


Interv al
Value Lower Upper
Odds Rat io f or Kecepat an
22.400 5.715 87.797
Pelay anan (Buruk / Baik)
For cohort Pemanf aatan
Instalasi Rawat Inap = 5.280 2.300 12.119
Tidak
For cohort Pemanf aatan
Instalasi Rawat Inap = .236 .106 .523
Memanf aatkan
N of Valid Cases 58

Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analy sis 58 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 58 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 58 100.0
a. If weight is in ef f ect, see classif ication table f or the total
number of cases.

Dependent Variable Encodi ng

Original Value Internal Value


Tidak 0
Memanf aatkan 1

Block 0: Beginning Block


Classification Tabl ea,b

Predicted
Pemanf aatan Instalasi
Rawat Inap
Memanf a Percentage
Observ ed Tidak atkan Correct
Step 0 Pemanf aatan Instalasi Tidak 0 25 .0
Rawat Inap Memanf aatkan 0 33 100.0
Ov erall Percentage 56.9
a. Constant is included in the model.
b. The cut v alue is .500
97

Variables in the Equation

B S. E. Wald df Sig. Exp(B)


St ep 0 Constant .278 .265 1.096 1 .295 1.320

Variabl es not in the Equation

Score df Sig.
St ep Variables X1 21.978 1 .000
0 X2 16.945 1 .000
X3 12.683 1 .000
X4 24.391 1 .000
Ov erall Stat istics 35.413 4 .000

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
St ep 1 St ep 44.835 4 .000
Block 44.835 4 .000
Model 44.835 4 .000

Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


St ep likelihood R Square R Square
1 34.463a .538 .722
a. Estimation terminat ed at iteration number 6 because
parameter est imat es changed by less than .001.

Classification Tabl ea

Predicted
Pemanf aatan Instalasi
Rawat Inap
Memanf a Percentage
Observ ed Tidak atkan Correct
Step 1 Pemanf aatan Instalasi Tidak 23 2 92.0
Rawat Inap Memanf aatkan 4 29 87.9
Ov erall Percentage 89.7
a. The cut v alue is .500
98

Classification Tabl ea

Predicted
Pemanf aatan Instalasi
Rawat Inap
Memanf a Percentage
Observ ed Tidak atkan Correct
Step 1 Pemanf aatan Instalasi Tidak 23 2 92.0
Rawat Inap Memanf aatkan 4 29 87.9
Ov erall Percentage 89.7
a. The cut v alue is .500

Variables in the Equation

95.0% C.I.f or EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step
a
X1_Kualitas 2.190 .917 5.707 1 .017 8.935 1.482 53.876
1 X2_Fasilitas 2.043 .999 4.181 1 .041 7.716 1.088 54.712
X3_Informasi 1.949 .912 4.562 1 .033 7.019 1.174 41.961
X4_Kecepatan 1.943 .893 4.734 1 .030 6.977 1.212 40.147
Constant -4.446 1.299 11.712 1 .001 .012
a. Variable(s) entered on step 1: X1_Kualitas, X2_Fasilitas, X3_Informasi, X4_Kecepatan.
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108

DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai