TESIS
HARI KRISTIANTO
1602011249
TESIS
HARI KRISTIANTO
1602011249
1
ABSTRAK
HARI KRISTIANTO
Nomor Induk Mahasiswa : 1602011249
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
TB Paru Di Wilayah Puskesmas Putat Jaya Kota Surabaya.” guna memenuhi salah
bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, maka pada
besarnya kepada:
1. Dr.dr. Hj. Razia Begum Suroyo, MSc, M.Kes. selaku pemilik yayasan Institut
2. Iman Muhammad, S.E, S.Kom, M.M, M.Kes, Selaku Ketua Yayasan Helvetia
3. Dr. H. Ismail Effendy, M.Si selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan,
5. Anto, SKM, M.Kes, M.M, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
7. Seluruh Dosen dan Staf Institut Kesehatan Helvetia yang telah banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu jika terdapat kritik dan saran, penulis akan
senantiasa menerimanya. Akhir kata, semoga kita semua selalu berada dalam
Medan,
Penulis
Hari Kristianto
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
sisanya tidak terdeteksi dengan baik (2). Upaya pengendalian TB Paru secara
Course) (3).
Kasus TB Paru pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC (CI 8,8
juta – 12 juta) yang setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara
2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC
tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan.
Jumlah kasus TB Paru di wilayah jawa timur sebanyak 48.323 (4). Jumlah kasus
penyakit TB paru kasus baru di kota Surabaya pada tahun 2016 sebanyak 2.382
orang (5).
aktivitas harian. Hal ini dapat mengakibatkan kehilangan rata-rata waktu kerja 3-4
bulan, yang berakibat pada kehilangan pendapatan pertahun sekitar 20-30%.
sosial(6)
Upaya pengendalian TB Paru tidak hanya pada tahap kuratif, namun juga
perlu dimulai pada tahap promotif dan preventif yaitu dengan melakukan promosi
masyarakat melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat agar dapat
masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik
ceramah dan media berupa lembar balik, namun hal tersebut belum memberikan
tahunnya, pada tahun 2015 sebanyak 66 kasus, tahun 2016 sebanyak 75 kasus,
maupun media yang terencana yang diterapkan berdasarkan prinsip – prinsip yang
dianut dalam health education, serta berdasarkan azas – azas komunikasi (8).
adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang
ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik dan
kesehatannya (9). Leaflet adalah media promosi kesehatan selembar kertas yang
dilipat sehingga dapat terdiri atas beberapa halaman. Tulisan umumnya terdiri atas
200-400 kata dan leaflet harus dapat ditangkap/dimengerti isinya dengan sekali
baca. Kelebihan leaflet adalah dapat disimpan dalam waktu lama, dapat dijadikan
jangkauan lebih luas, penggunaan dapat dikombinasikan dengan media lain, dan
skor perilaku kebiasaan gosok gigi anak antara sebelum dan sesudah diberi
pendidikan kesehatan dengan media leaflet (11). Penelitian lain oleh Setyorini
guidance motion picture dan leaflet, guidance motion picture, serta leaflet
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Penyebab
bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar.
selanjutnya stimulus ini akan dilanjutkan kepada proses berikutnya. Setelah itu itu
(Bersikap). Dukungan fasilitas serta dorongan telah didapat dari lingkungan maka
merupakan salah satu hal yang penting, hal ini berkaitan dengan sasaran dan
materi promosi kesehatan (15). Metode diartikan sebagai cara atau pendekatan
tertentu, pendidik harus dapat memilih atau menggunakan metode mengajar yang
cocok atau relevan di dalam proses belajar, sedangkan media merupakan alat
bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau
dan media berupa leaflet pada pelaksanaan promosi kesehatan dalam upaya
Surabaya?
Surabaya?
surabaya.
kota surabaya.
2. Untuk menganalisis pengaruh metode dan media promosi kesehatan
surabaya.
TB Paru.
1.4.3. Manfaat Praktis
penelitian selanjutnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
jutaan orang setiap tahun dan menjadi penyebab utama kedua kematian akibat
peringkat ketiga setelah India, dan Cina. Jumlah kasus baru sekitar 539.000 setiap
Hasil Penelitian Ibrahim (2017) didapatkan bahwa ada dua variable yang
variable lain tidak berpengaruh diantaranya variable Status gizi dengan hasil p-
teliti yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru adalah umur dan jenis
kelamin (18).
dan status gizi. Faktor lingkungan perumahan meliputi kepadatan hunian, luas
8
ventilasi, jenis lantai, serta kontak dengan penderita TB Paru. Saran bagi instansi
terkait agar dapat lebih mengutamakan upaya pelayanan promotif dan preventif
kesehatan dapat mencapai hasil yang maksimal, apabila metode dan media
promosi kesehatan mendapat perhatian yang besar dan harus disesuaikan dengan
Media audio visual adalah pemutaran film atau video. Media audio visual
juga memiliki kelebihan. Kelebihan audio visual, antara lain: tidak membosankan
penerima pesan, perpaduan antara suara dan visualisasi sehingga tidak monoton,
melibatkan dua indera secara bersamaan (20). Menurut hasil penelitian Azizah
(2017), pendidikan metode ceramah dengan buku cerita memberikan hasil yang
lebih baik 11,49 lebih tinggi dibandingkan dengan ceramah tanpa media.
pengetahuan gizi pada remaja putri dan terdapat perbedaan pengetahuan yang
signifikan pada kelompok eksperimen dan kontrol setelah intervensi dilakukan
(21).
yang signifikan antara promosi kesehatan dengan ceramah dan ceramah dengan
media video untuk mengubah pengetahuan dan sikap ibu hamil pada persalinan
1. Pengertian
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya, namun yang palig sering terkenan adalah organ paru (90%) (23).
2. Penyebab
batang berukuran panjang 1-4 mikron dan tebal 0,3 -0,6 mikron dan mempunyai
sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu, disebut
pula sebagi Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TB cepat mati dengan sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan beberapa jam ditempat gelam dan
lembab, sehingga dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dorman (tertidur), tertidur
Apabila seseorang telah terinfeksi TB Paru namun belum sakit maka tidak
dapat menyebarkan infeksi ke orang lain. Masa inkubasinya yaitu waktu yang
6 minggu (2). Kuman ditularkan oleh penderita TB Paru BTA positif melalui
batuk, bersin atau saat berbicara lewat percikan droplet yang keluar. Risiko
(ARTI) yaitu proporsi penduduk yang beresiko terinfeksi TB Paru selama satu
tahun (23).
3. Patofisiologi
sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil karena gumpalan yang
lebih besar cenderung tertahan di rongga hidung dan tidak menyebabkan penyakit,
setelah berada dalam ruang alveolus (biasanya di bagian bawah lobus atas atau di
yang mengalami infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga
membentuk sel tuberkel spiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini
biasanya berlangsung selama 10-20 hari. Nekrosis bagian sentral lesi memberikan
gambaran yang relatif padat seperti keju, lesi nekrosis ini disebut nekrosis
disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblas menimbulkan respon
Lesi primer paru –paru disebut focus ghon dan gabungan terserangnya kelenjar
limfe regional dan lesi primer dinamakan kompleks ghon. Kompleks ghon yang
mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang kebetulan
menjalani pemeriksaan radiogram rutin. Respon lain yang terjadi pada daerah
nekrosis adalah percairan dimana bahan cair lepas ke dalam bronkus dan
pada bagian lain dari paru atau basil dapat terbawa ke laring, telinga tengah atau
usus. Kavitas kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan
jaringan parut yang terdapat dekat dengan perbatasan bronkus. Bahan perkejuan
dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran yang ada dan lesi
mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas. Keadaan ini dapat tidak
menimbulkan gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan
saluran limfe atau pembuluh darah (limfo hematogen). Organisme yang lolos dari
kelenjar limfe akan memcapai aliran darah dalam jumlah yang lebih kecil yang
vascular dan tersebar ke dalam sistem vaskuler ke organ – organ tubuh (22).
berat badan, batuk ada atau tidak (berkembang secara perlahan selama
ekspansi buruk pada tempat yang sakit, bunyi napas hilang dan ronkhi kasar,
5. Klasifikasi
dahak menunjukkan BTA positif dan biakan positif. Tuberkulosis Paru BTA
aktif serta tidak respons dengan pemberian antibiotic spektrum luas, hasil
pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negative, Jika belum ada hasil
kasus pindahan, kasus lalai obat, kasus gagal, kasus kronik, kasus bekas TB),
dan menurut hasil pemeriksaan uji kepekaan obat (contohnya : Mono resistan
(TB MR), Poli resistan (TB PR), Multi drug resistan (TB MDR), Extensive
6. Penatalaksanaan
besar dalam waktu kurang dari tujuh hari, Kemoprofilaksis yaitu dengan
fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan
obat yang digunakan terdiri dari paduan obat utama dan tambahan obat
isoniazid 75 mg, pirazinamid 400mg dan etambutol 275 mg dan Tiga obat
1. Pengertian
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (13), menurut Skiner
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar)
(13).
rumah sakit, poli klinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter dan bidan
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh
tujuan dari sebuah pemberian informasi kesehatan, maka ada banyak teori tentang
perubahan perilaku ini, salah satunya adalah teori Stimulus Organisme Respon
(SOR) Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan
diterima atau ditolak (13). Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari
oganisme (diterima) maka selanjutnya stimulus ini akan dilanjutkan kepada proses
berikutnya. Setelah itu itu organisme mengolah stimulus tersebut lalu timbul
(perubahan perilaku).
Perilaku dapat terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan
2) Operant response atau instrumenral respons yaitu respon yang timbul dan
berkembang kemudian di ikuti oleh stimulus atau rangsangan yang lain (13).
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua :
terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
2) Perilaku Terbuka
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
4. Domain Perilaku
Perubahan atau adopsi perilaku baru merupakan suatu proses dan secara teori
1) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
2) Sikap (attitude)
Sikap adalah reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup suatu
terhadap objek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap
sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut. Jadi attitude itu tepat
Attitude itu senantiasa terarahkan terhadap suatu hal, suatu objek. Tidak ada
5. Fungsi Perilaku
berperilaku negatif.
lingkungannya.
objek.
masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan (13). Dari batas ini, perilaku
usaha – usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak
2) Perilaku pencairan atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau sering
1) Pendidikan
suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku (13).
konsep dan agar sikap dan persepsi dapat berubah dan mananamkan tingkah
kesehatan oleh karena itu Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses
perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, dan
2) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
behavior).
(1) Proses adopsi perilaku
orang yang mulai tertarik kepada stimulus atau objek tersebut. Di sini
terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini
berarti sikap responden sudah lebih baik lagi, trial, dimana subjek
ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari/ antara
lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain,
sebagainya (13).
3) Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
perilaku (13).
berikan adalah suatu indikasi dan sikap. Karena dengan suatu usaha
terlepas dan pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang
atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan
praktek tingkat dua. Misalnya, seorang ibu dapat memasak sayur dengan
sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuaru itu sudah merupakan
Secara garis besar mengukur perilaku terbuka atau praktek dapat dilakukan
a) Langsung
instrumen check list dengan skala Guttman. Skala ini merupakan skala yang
bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti
jawaban dari pertanyaan atau pernyataan : ya dan tidak, positif dan negatif, setuju
dan tidak setuju, benar dan salah. Skala Guttman ini pada umumnya dibuat seperti
cheklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila
b) Tidak langsung
Pengukuran perilaku secara tidak langsung ini, berarti peneliti tidak secara
melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat agar dapat menolong dirinya
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan (7).
2. Tujuan Promosi Kesehatan
mengubah perilaku orang tua masyarakat dari perilaku orang atau masyarakat
dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat. Seperti kita ketahui bila
Contoh : perilaku sehat menjaga hygiene mulut dan gigi ialah, orang harus
bersikat gigi empat kali sehari setiap habis makan dan hendak tidur, dengan
cara bersikat gigi yang benar. Kegiatan pendidikan kesehatan seperti ini untuk
menjaga agar gigi dan mulutnya tidak diserang penyakit. Jadi kegiatan ini
Promosi kesehatan memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Undang –
kesehatan, mulai dari fisik, mental hingga sosial.Untuk mencapai visi tersebut
dibutuhkan bermacam upaya yang disebut sebagi misi (15). Dalam promosi
1) Advokasi
2) Menjembatani (Mediate)
3) Memampukan (Enable)
langsung dari segala upaya promosi kesehatan, upaya promosi kesehatan yang
Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok yang memiliki pengaruh atau
disegani oleh sasaran primer (misal: tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh
perilaku sehat yang ditunjukkan oleh para tokoh masyarakat ini akan
pada perilaku tokoh masyarakat dan juga kepada masyarakat umum (26).
Sebuah metode yang bersifat individual ini cocok digunakan untuk membina
perilaku baru atau ditujukan kepada seseorang yang mulai tertarik terhadap
2) Metode Kelompok
Pada metode kelompok besaran kelompok dan tingkat pendidikan dari sasaran
metode yang berbeda dengan kelompok kecil dan metode akan efektif jika
– kelompok kecil / buzz group, bermain peran / role play, simulasi) (15).
3) Metode Massa
faktor seperti usia, jenis kelamin, status ekonomi, dan social, pekerjaan, tingkat
Media adalah alat yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan
pendidikan atau pengajaran (26). Prinsip pembuatan alat peraga atau media adalah
bahwa pengetahuan yang ada disetiap orang dapat diterima atau ditangkap melalui
panca indra. Semakin banyak panca indra yang digunakan, semakin banyak dan
semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Media atau alat
8) Dapat membantu peserta mengingat materi dan pesan kesehatan dalam jangka
metode belajar dan tujuan belajar. Secara umum alat bantu / media terdiri dari :
Alat bantu visual adalah alat yang berguna untuk menstimulasi indera
visual ini dibagi menjadi 2 bentuk yaitu yang diproyeksikan (contoh: slide
power point, film strip) dan tidak diproyeksikan (gambar, bagan, patung,
boneka) (15).
Alat bantu audio adalah alat yang digunakan untuk menstimulasi indera
Alat bantu audiovisual adalah alat yang berguna untuk menstimulasi indera
Media
1. Alat bantu visual Metode
2. Alat bantu dengar 1. Individual / perorangan
3. Alat bantu lihat - 2. Kelompok
dengar 3. Massa
Promosi Kesehatan
Stimulus
Organisme
Respon
diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep
2.5. Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.1. Populasi
38
3.3.2 Sampel
dengan jenis sampel acak sederhana (simple random sampling). Penentuan jumlah
besar sampel dengan menggunakan rumus besar sampel menurut Sastroasmoro &
[(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽 ). 𝑆𝑑 ]2 -
𝑛=
𝑑2
Keterangan :
n = Perkiraan jumlah sampel
Zα = Kesalahan tipe I (5%) = 1,96
Zβ = Kesalahan tipe II (20%) = 0,84
Sd = Simpang baku dari rerata selisih (0,9) (Kaur, et al., 2015)
d = Selisih rerata kedua kelompok yang bermakna (0,52) (Kaur, et al., 2015)
[(1,96 + 0,84). 0,9]2 -
𝑛=
0,522
𝑛 = 24
𝑛′ = 26,6
Berdasarkan perhitungan sampel diatas, jumlah sampel dalam penelitian sebanyak
orang.
perilaku responden.
umum lokasi penelitian serta data lain yang mendukung analisis terhadap data
primer.
3. Data tertier diperoleh dari berbagai referensi yang sangat valid, seperti: jurnal,
Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Tahap selanjutnya peneliti mengurus surat ijin
Kesehatan Kota Surabaya akan memberikan surat ijin penelitian untuk peneliti
dan tembusan kepada Kepala Puskesmas Putat jaya surabaya supaya peneliti dapat
perlakuan diberikan promosi kesehatan dengan metode ceramah dan media berupa
pengukuran (post test) pada variabel pengetahuan, sikap, perilaku responden pada
selesai.
c. Penutup (5 menit)
Standarisasi metode dan alat ukur dilakukan dengan uji validitas yaitu uji yang
digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan untuk
mengukur suatu yang akan di ukur, uji validitas bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan
2 Pengawasan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program SPSS
20, untuk uji validitas menggunakan uji statistik pearson product moment dan
uji validitas dan reliabilitas pada 20 responden. Hasil uji validitas yang
pertanyaan yang didapatkan tidak valid yaitu pertanyaan no 5,7 dan 12,
alpha chronbach’s dengan hasil 0,887, nilai tersebut lebih besar dari r tabel (r
validitas dan reliabilitas pada 20 responden. Hasil uji validitas yang dilakukan
kuesioner sikap juga dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan uji alpha
chronbach’s dengan hasil 0,859 (hasil terlampir), nilai tersebut lebih besar dari
Pada kuesioner perilaku terdapat 15 pertanyaan yang akan dilakukan uji validitas
dan reliabilitas pada 20 responden. Hasil uji validitas yang dilakukan dengan
(hasil SPSS terlampir), sehingga untuk pengambilan data perilaku responden pada
menggunakan uji alpha chronbach’s dengan hasil 0,953 (hasil terlampir), nilai
tersebut lebih besar dari r tabel (r tabel untuk N = 20 dan signifikansi 5% yaitu
reliabel.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu metode dan
TB Paru
3.5.2. Definisi Operasional
1. Metode promosi kesehatan adalah cara yang digunakan peneliti dalam rangka
2. Media Promosi Kesehatan adalah alat yang digunakan peneliti dalam rangka
berupa leaflet
3. Pengetahuan
segala sesuatu yang diketahui oleh pasien tentang penyakit dan pengobatanTB
Paru.
4. Sikap
5. Perilaku
Alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
Kuesioner data demografi berisi data lengkap responden yang dibuat sendiri
oleh peneliti. Kuesioner data demografi terdiri dari nama, usia, jenis kelamin,
pengobatan TB Paru.
pengobatan TB Paru.
Tabel. 3.2. Aspek Pengukuran Variabel
Jenis
Nama Jumlah
No Cara dan alat ukur Skala
Variabel Pernyataan
Ukur
Menghitung skor
Pengetahua
1 12 pengetahuan (skor max = Interval
n
12)
Menghitung skor sikap
2 Sikap 10 Interval
(skor max = 40)
Menghitung skor perilaku
3 Perilaku 15 Interval
(skor max = 60)
setelah kegiatan pengumpulan data. Data mentah (raw data) yang telah
untuk menjawab tujuan penelitian. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan
1. Proses Editing
untuk memastikan data yang diperoleh telah lengkap dapat dibaca dengan
2. Proses Coding
analisa data.
3. Entry
4. Proses Tabulating
Pada tahap ini dilakukan proses memasukkan data kedalam bentuk table
distribusi frekuensi.
1. Analisis Univariat
pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi.
2. Analisis Bivariat
pada penelitian ini menggunakan mann whitney test dan independent t test
HASIL PENELITIAN
kesehatan.
49
4.1.2 Tata Nilai/ Budaya Kerja
2. Disiplin
3. Tanggap
4. Kebersamaan
5. Bertanggung jawab
6. Profesional
1. Tujuan disusunnya profil Puskesmas Putat Jaya tahun 2019 ini adalah :
2. Sasaran
memenuhi standar
3. Strategi
berkualitas
wilayah surabaya bagian selatan, dengan Luas Wilayah Kerja Puskemas Putat
Jaya adalah 439.64 Km2. Terdiri dari 15 RW dan 102 RT, 13329 KK. Wilayah
signifikansi data variabel pengetahuan dan sikap < 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa data tersebut berdistribusi tidak normal, sehingga untuk uji statistik yang
akan dipakai adalah mann whitney test dan signifikansi data variabel perilaku >
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal, sehingga
untuk uji statistik yang akan dipakai adalah uji independen t test
4.2.2 Analisis Univariat
Kelompok
Jumlah
Karakteristik Perlakuan Kontrol
N % N % N %
Umur
< 20 Tahun 1 3,7 3 11,1 4 7,4
20–40 Tahun 7 25,9 11 40,8 18 33,3
> 40 Tahun 19 70,4 13 48,1 32 59,3
Jenis Kelamin
Perempuan 13 48,1 14 51,9 27 50
Laki – Laki 14 51,9 13 48,1 27 50
Pendidikan
SD 1 3,7 5 18,5 6 11,1
SMP 8 29,6 7 25,9 15 27,8
SMA 18 66,7 14 51,9 32 59,3
PT 1 3,7 1 1,8
Pekerjaan
Tidak Bekerja 5 18,5 8 29,7 13 24,1
Swasta 16 59,3 10 37 26 48,1
Wiraswasta 6 22,2 9 33,3 15 27,8
Lama menderita
TB
< 1 Bulan 18 66,7 11 40,7 29 53,7
> 1 Bulan 9 33,3 16 59,3 25 46,3
(3,7%).
responden (18,5%).
didapatkan lama sakit < 1 bulan sebanyak 18 responden (66,7%) dan lama sakit
> 1 bulan sebanyak 9 responden (33,3%), pada kelompok kontrol didapatkan lama
sakit < 1 bulan sebanyak 11 responden (40,7%) dan lama sakit > 1 bulan
Tabel 4.3 Pengaruh Metode dan Media Promosi Kesehatan Terhadap Perilaku
Pengobatan penderita TB Paru di Puskesmas Putat Jaya Kota Surabaya Tahun
2019.
rank sebesar 32,48 dan kelompok kontrol mean rank sebesar 22,52 dengan selisih
nilai delta 9,96, adapun nilai ρ value 0,016 < 0,05 yang artinya bahwa ada
perlakuan mean rank sebesar 31,48 dan pada kelompok kontrol mean rank sebesar
23,52 dengan selisih nilai delta 7,96, adapun nilai ρ value 0,061 > 0,05 yang
artinya bahwa tidak ada perbedaan antara sikap kelompok perlakuan dan kontrol
perlakuan mean rank sebesar 32,51 dan pada kelompok kontrol mean rank sebesar
30,22 dengan selisih nilai delta 2,29 adapun nilai ρ value 0,024 < 0,05 yang
artinya bahwa ada perbedaan yang signifikan antara perilaku kelompok perlakuan
PEMBAHASAN
5.1. Pembahasan
kelompok perlakuan mempunyai rata – rata (mean rank) sebesar 32,48 dan
kelompok kontrol mempunyai rata – rata (mean rank) sebesar 22,52 dengan
selisih nilai delta 9,96, adapun hasil uji mann whitney didapatkan nilai ρ value
0,016 < 0,05 yang artinya bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
intervensi.
oleh kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dipengaruhi oleh faktor umur
dan pendidikan, dimana responden dalam penelitian ini yaitu sebagian besar
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan
bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih
percaya dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini
56
perlakuan mempunyai lebih banyak responden yang pendidikannya SMA
yaitu sebanyak 18 responden, sehingga hal ini juga menjadi salah satu faktor
pengetahuan pada kelompok perlakuan lebih baik dari pada kelompok kontrol,
diperkenalkan (28).
tersebut merupakan pengaruh dari metode dan media promosi kesehatan yang
melalui panca indera, jadi, semakin banyak indera yang digunakan untuk
menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas informasi yang
kesehatan. Poster dan leaflet memiliki daya serap materi mencapai 83%
dengan daya ingat sebesar 30% (30). Sesuai dengan penelitian Maryati (2018)
Hasil analisis tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada variabel sikap penderita
TB Paru kelompok perlakuan mean rank sebesar 31,48 dan pada kelompok
kontrol mean rank sebesar 23,52 dengan selisih nilai delta 7,96, adapun nilai ρ
value 0,061 > 0,05 yang artinya bahwa tidak ada perbedaan antara sikap
terdapat pada metode dan media yang digunakan pada saat memberikan
promosi kesehatan, namun hasil yang didapatkan tidak ada perbedaan antara
penelitian adalah ibu yang memiliki balita dengan rentang usia 6 bulan-5
smirnov, paired t-test dan regresi linier. Hasil penelitian didapatkan tidak ada
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
stimulus atau obyek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat secara langsung,
tetapi hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
atau lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosi dalam
individu, peranan sikap dalam kehidupan manusia adalah berperan besar sebab
apabila sudah dibentuk pada diri manusia maka sikap akan turut menentukan
ciri-ciri tingkah laku seseorang dalam bertindak (37). Menurut Allport dalam
membentuk sikap yang utuh (total attitude), dalam penentuan sikap yang utuh
(13).
intervensi dan satu bulan sesudah intervensi. sikap ada perbedaan tidak
teori tersebut sikap termasuk dalam kategori predisposing faktor yang sangat
kelompok perlakuan mean rank sebesar 32,51 dan pada kelompok kontrol
mean rank sebesar 30,22 dengan selisih nilai delta 2,29 adapun nilai ρ value
0,024 < 0,05 yang artinya bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
intervensi.
Perilaku pada kelompok perlakuan memiliki nilai rata – rata (mean rank)
dalam penelitian ini adalah health coaching dan variabel dependennya adalah
efikasi diri dan perilaku pencegahan penularan TB paru yang terdiri dari
ada pengaruh health coaching terhadap efikasi diri dan perilaku pencegahan
penularan TB paru.(39)
pendorong adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan atau keluarga (40).
perilaku baru (berperilaku baru), didalam terjadi proses yang berurutan, yang
interest, yakni orang yang mulai tertarik kepada stimulus atau objek tersebut.
responden sudah lebih baik lagi, trial, dimana subjek mulai mencoba
dan sikapnya terhadap stimulus (13). Perilaku dapat terjadi melalui proses
merespon (16).
5.2. Keterbatasan
Penelitian yang dilakukan saat ini masih memiliki banyak kekurangan dan
yang ada sehingga terjadi tidak konsisten terhadap jawaban kuesioner. Hal ini
yang ada.
peneliti tidak bisa melihat sampai berapa lama perilaku pada responden dapat
bertahan.
BAB VI
6.1. KESIMPULAN
32,48 dan kelompok kontrol mean rank sebesar 22,52 dengan selisih nilai
2. Tidak ada pengaruh metode dan media promosi kesehatan terhadap sikap
sikap penderita TB Paru kelompok perlakuan mean rank sebesar 31,48 dan
pada kelompok kontrol mean rank sebesar 23,52 dengan selisih nilai delta
kelompok perlakuan mean rank sebesar 32,51 dan pada kelompok kontrol
mean rank sebesar 30,22 dengan selisih nilai delta 2,29 adapun nilai ρ
64
6.2. SARAN
Paru.
66
Paru di wilayah Kerja Puskesmas Kertapati Palembang. J Ilmu Kesehat
Masy. 2016;7(2).
20. Yuliani R, Aritonang EY, Syarifah S. Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan
Metode Ceramah Dan Metode Ceramah Dengan Media Video Terhadap
Perilaku Ibu Hamil Tentang Persalinan Aman Di Wilayah Kerja Puskesmas
Batunadua Padangsidempuan Tahun 2015. J Ilm PANNMED (Pharmacist,
Anal Nurse, Nutr Midwivery, Environ Dent. 2017;11(3):208–12.
21. Rohim AN, Zulaekah S, Kusumawati Y. Perbedaan pengetahuan anemia
pada remaja putri setelah diberi pendidikan dengan metode ceramah tanpa
media dan ceramah dengan media buku cerita. J Kesehat. 2017;9(2):60–71.
22. Saferi WA. Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Dewasa Teori dan
Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika; 2013.
23. Suarni H. Faktor lingkungan yang berhubungan dengan kejadian penyakit
TB BTA positif di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok Bulan Oktober
tahun 2008-April tahun 2009. Univ Indones. 2009;
24. Pusat Kedokteran Dan Kesehatan Polri. Panduan Pengendalian
Tuberkulosis (TB) Dengan Strategi Directly Observed Treatment
Shortcourse (DOTS) Di Fasilitas Kesehatan POLRI. 2015.
25. PDPI. Pedoman Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. 2012;
26. Maryam S. Promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan. jakarta EGC.
2014;
27. Sudigdo &Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Ke-3.
Jakarta. Sagung seto; 2010.
28. Nursalam. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Nursalam.
(2011). Salemba Medika. 2011;
29. Daryanto. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. In: Yogyakarta. 2013. p. 51, 52.
30. Utomo SS, Sudarnika E, Lukman DW. Pengembangan Metode Promosi
Kesehatan tentang Rabies untuk Peningkatan Pengetahuan Siswa Sekolah
Dasar. J Penyul [Internet]. 2018;14(2):1–10.
31. Maryati T, Utama SY, Diniyati D. Pengaruh Penyuluhan Tablet Fe Dengan
Menggunakan Leaflet Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Di Smp N 20
Kota Jambi Tahun 2017. J Bahana Kesehat Masy (Bahana J Public Heal.
2018;2(1):44–50.
32. Septiani ED, Kurniasari L, Sunarti S. Pengaruh Media Booklet Terhadap
Upaya Peningkatan Pengetahuan Pasien TB Tentang Penyakit Tuberculosis
di Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda.
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur; 2017;
33. Budiman, Agus R. Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan.
Salemba Medika. 2013.
34. Sarmen RD. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Pasien Tb Paru terhadap
Upaya Pengendalian Tb di Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru. J
Online Mhs Bid Kedokt. 2016;4(1):1–13.
35. Adimayanti E, Haryani S, Astuti AP. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Tatalaksana Diare Balita Di
Wilayah Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. J Ilm
Kesehat Ar-Rum Salatiga. 2017;2(1):30–5.
36. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian. Jakarta: Salemba Merdeka. 2012.
37. Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta (2005).
38. Megawati M, Suriah S, Ngatimin R, Yani A. Edukasi Tb Paru Pengetahuan
Sikap Kader Posyandu melalui Permainan Simulasi Monopoli. MPPKI
(Media Publ Promosi Kesehat Indones Indones J Heal Promot.
2018;1(1):5–11.
39. Sitanggang YA, Amin M, Sukartini T. Health Coaching Berbasis Health
Promotion Model Terhadap Peningkatan Efikasi Diri Dan Perilaku
Pencegahan Penularan Pada Pasien Tb Paru. J Penelit Kesehatan“ SUARA
FORIKES”(Journal Heal Res Forikes Voice"). 2017;8(4):172–9.
40. Waryana. Promosi Kesehatan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2016.
Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I. Latar Belakang
Penyakit TB Paru masih menjadi masalah kesehatan dunia, dimana World
Health Organization (WHO) melaporkan bahwa setengah persen dari
penduduk dunia terserang penyakit ini, sebagian besar berada di negara
berkembang, diantaranya di Indonesia.
Menurut catatan departemen kesehatan sepertiga penderita tersebut
ditemukan di RS dan sepertiga lagi di puskesmas, sisanya tidak terdeteksi
dengan baik. Upaya pengendalian TB Paru secara nasional dilakukan dengan
program DOTS (Directly Observed Treatment Shourt Course), program ini
merupakan adalah pengawasan langsung pengobatan jangka pendek.
II. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit sasaran diharapkan mampu
memahami tentang pentingnya pengobatan TB Paru
III. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, sasaran dapat :
1. Menjelaskan kembali pengertian penyakit TB Paru
2. Menyebutkan kembali tanda dan gejala penyakit TB Paru
3. Menjelaskan kembali tindakan yang harus dilakukan bila mempunyai
tanda dan gejala penyakit TB Paru
4. Menjelaskan kembali cara mencegah penularan penyakit TB Paru
5. Menjelaskan kembali tentang pengobatan penyakit TB Paru
6. Menjelaskan kembali tentang cara minum obat
7. Menjelaskan kembali akibat dari minum obat yang tidak teratur
IV. Materi Penyuluhan
1. Pengertian penyakit
2. Tanda dan gejala penyakit TB Paru
3. Tindakan yang harus dilakukan bila mempunyai tanda dan gejala penyakit
TB Paru
4. Cara mencegah penularan penyakit TB Paru
5. Menjelaskan kembali tentang pengobatan penyakit TB Paru
6. Cara minum obat TB Paru
7. Akibat dari minum obat TB Paru yang tidak teratur
IV. Kegiatan Belajar Mengajar
Metode : Ceramah
Media : Leaflet
VI. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
2. Evaluasi Proses :
3. Kriteria Hasil :
( )
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
I. DATA DEMOGRAFI
1. No Responden :…………………………………………………
2. Tanggal Pengisian :…………………………………………………
3. Nama :…………………………………………………
4. Jenis kelamin :…………………………………………………
5. Umur :…………………………………………………
6. Pendidikan : …………………………………………………
7. Pekerjaan : …………………………………………………
8. Lama pasien menderita TB paru (Bulan) : ……………………………..
II. PENGETAHUAN
Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang menurut Bapak/Ibu
paling benar tentang pengetahuan penderita TB Paru dengan memberikan
tanda (X).
III. SIKAP
Isilah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada kotak .
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS)
sesuai pilihan jawaban anda! Jika anda ingin mengganti jawaban silakan mencoret
dan menulis kembali ke kontak jawaban pada pernyataan yang sama menurut anda
paling benar.
NO PERNYATAAN STS TS S SS
1 Penyakit TBC merupakan penyakit yang sangat menular.
2 Penderita TB Paru Positif sebaiknya tidak membuang
dahak di sembarang tempat.
3 Setiap orang batuk terus menerus lebih dari 2 minggu
sebaiknya melakukan pemeriksaan dahak.
4 Penderita TB Paru Positif tidak menularkan penyakit TB
paru kepada orang lain.
5 Untuk menghindari risiko penularan, saat batuk
sebaiknya menutup mulut dengan tissue, sapu tangan.
6 Agar orang lain tidak tertular penyakit TB Paru,
penderita TB Paru sebaiknya berbicara tidak terlalu
dekat.
7 Penderita TB Paru Positif tidak perlu mempunyai alat
makan tersendiri.
8 Pembuangan dahak sebaiknya dalam pot khusus dan
diberi cairan lisol.
9 Penderita TB Paru Positif tidak perlu tidur sendiri
diruang khusus hingga pasien sembuh.
10 Penderita TBC dapat disembuhkan.
IV. PERILAKU
Isilah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada kotak .
Selalu, Sering, Kadang – Kadang, Tidak Pernah sesuai pilihan jawaban anda!
Jika anda ingin mengganti jawaban silakan mencoret dan menulis kembali ke
kontak jawaban pada pernyataan yang sama menurut anda paling benar.
Tidak Kadang
NO PERNYATAAN Sering Selalu
Pernah Kadang
1 Apakah anda memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan apabila mengalami
batuk?
2 Apakah anda mengalami sesak, lemas dan
demam/berkeringat malam hari?
3 Apakah anda membuka jendela di rumah ?
4 Apakah anda menutup mulut dan hidung
ketika batuk dan bersin?
5 Apakah ketika dirumah dan di luar rumah
anda menggunakan masker ?
6 Apakah anda membuang dahak pada
tempat yang sudah disediakan?
7 Apakah anda mengikuti jadwal kontrol
sesuai yang disampaikan petugas
kesehatan?
8 Apakah anda pernah tidak kontrol ke
pelayanan kesehatan?
9 Apakah ketika minum obat anti TB Paru
mengikuti sesuai anjuran tenaga
kesehatan?
10 Apakah anda pernah lupa minum obat anti
TB Paru?
11 Apakah ketika minum obat anti TB Paru
anda pernah mengalami reaksi alergi?
12 Apakah keluarga memberikan dukungan
ketika anda dalam tahap pengobatan TB
Paru?
13 Apakah keluarga mengingatkan anda
ketika jadwal kontrol dan minum obat?
14 Apakah anda menjaga kebersihan
lingkungan rumah anda?
15 Apakah anda makan makanan yang bergizi
pada saat proses pengobatan TB?
Lampiran 6
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program SPSS 20,
untuk uji validitas menggunakan uji statistik pearson product moment dan untuk
KUESIONER PENGETAHUAN
Pada kuesioner pengetahuan terdapat 15 pertanyaan yang akan dilakukan uji
validitas dan reliabilitas pada 20 responden. Hasil uji validitas yang dilakukan
didapatkan tidak valid yaitu pertanyaan no 5,7 dan 12 (hasil SPSS terlampir),
alpha chronbach’s dengan hasil 0,887 (hasil terlampir), nilai tersebut lebih besar
dari r tabel (r tabel untuk N = 20 dan signifikansi 5% yaitu 0,444), sehingga dapat
KUESIONER SIKAP
Pada kuesioner sikap terdapat 15 pertanyaan yang akan dilakukan uji
validitas dan reliabilitas pada 20 responden. Hasil uji validitas yang dilakukan
terlampir), sehingga untuk pengambilan data sikap responden pada penelitian ini
sikap juga dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan uji alpha chronbach’s
dengan hasil 0,859 (hasil terlampir), nilai tersebut lebih besar dari r tabel (r tabel
KUESIONER PERILAKU
validitas dan reliabilitas pada 20 responden. Hasil uji validitas yang dilakukan
reliabilitas dengan menggunakan uji alpha chronbach’s dengan hasil 0,953 (hasil
terlampir), nilai tersebut lebih besar dari r tabel (r tabel untuk N = 20 dan
Soal1 Soal2 Soal3 Soal4 Soal5 Soal6 Soal7 Soal8 Soal9 Soal10 Soal11 Soal12 Soal13 Soal14 Soal15 Pengetahuan
Pearson Correlation 1 1.000** -.115 1.000** -.115 1.000** .459* 1.000** .688** 1.000** .688** -.115 1.000** .688** .688** .861**
Soal1 Sig. (2-tailed) .000 .630 .000 .630 .000 .042 .000 .001 .000 .001 .630 .000 .001 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1.000** 1 -.115 1.000** -.115 1.000** .459* 1.000** .688** 1.000** .688** -.115 1.000** .688** .688** .861**
Soal2 Sig. (2-tailed) .000 .630 .000 .630 .000 .042 .000 .001 .000 .001 .630 .000 .001 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation -.115 -.115 1 -.115 .063 -.115 .063 -.115 -.167 -.115 -.167 .063 -.115 -.167 -.167 .036
Soal3 Sig. (2-tailed) .630 .630 .630 .794 .630 .794 .630 .482 .630 .482 .794 .630 .482 .482 .880
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1.000** 1.000** -.115 1 -.115 1.000** .459* 1.000** .688** 1.000** .688** -.115 1.000** .688** .688** .861**
Soal4 Sig. (2-tailed) .000 .000 .630 .630 .000 .042 .000 .001 .000 .001 .630 .000 .001 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation -.115 -.115 .063 -.115 1 -.115 .375 -.115 .250 -.115 .250 .062 -.115 .250 .250 .260
Soal5 Sig. (2-tailed) .630 .630 .794 .630 .630 .103 .630 .288 .630 .288 .794 .630 .288 .288 .267
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1.000** 1.000** -.115 1.000** -.115 1 .459* 1.000** .688** 1.000** .688** -.115 1.000** .688** .688** .861**
Soal6 Sig. (2-tailed) .000 .000 .630 .000 .630 .042 .000 .001 .000 .001 .630 .000 .001 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Soal7 Pearson Correlation .459* .459* .063 .459* .375 .459* 1 .459* .667** .459* .667** -.250 .459* .667** .667** .710**
81
82
Sig. (2-tailed) .042 .042 .794 .042 .103 .042 .042 .001 .042 .001 .288 .042 .001 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1.000** 1.000** -.115 1.000** -.115 1.000** .459* 1 .688** 1.000** .688** -.115 1.000** .688** .688** .861**
Soal8 Sig. (2-tailed) .000 .000 .630 .000 .630 .000 .042 .001 .000 .001 .630 .000 .001 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .688** .688** -.167 .688** .250 .688** .667** .688** 1 .688** 1.000** -.167 .688** 1.000** 1.000** .892**
Soal9 Sig. (2-tailed) .001 .001 .482 .001 .288 .001 .001 .001 .001 .000 .482 .001 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1.000** 1.000** -.115 1.000** -.115 1.000** .459* 1.000** .688** 1 .688** -.115 1.000** .688** .688** .861**
Soal10 Sig. (2-tailed) .000 .000 .630 .000 .630 .000 .042 .000 .001 .001 .630 .000 .001 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
1.000
Pearson Correlation .688** .688** -.167 .688** .250 .688** .667** .688** .688** 1 -.167 .688** 1.000** 1.000** .892**
**
Soal11
Sig. (2-tailed) .001 .001 .482 .001 .288 .001 .001 .001 .000 .001 .482 .001 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation -.115 -.115 .063 -.115 .062 -.115 -.250 -.115 -.167 -.115 -.167 1 -.115 -.167 -.167 -.009
Soal12 Sig. (2-tailed) .630 .630 .794 .630 .794 .630 .288 .630 .482 .630 .482 .630 .482 .482 .970
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1.000** 1.000** -.115 1.000** -.115 1.000** .459* 1.000** .688** 1.000** .688** -.115 1 .688** .688** .861**
Soal13 Sig. (2-tailed) .000 .000 .630 .000 .630 .000 .042 .000 .001 .000 .001 .630 .001 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
1.000
Pearson Correlation .688** .688** -.167 .688** .250 .688** .667** .688** .688** 1.000** -.167 .688** 1 1.000** .892**
**
Soal14
Sig. (2-tailed) .001 .001 .482 .001 .288 .001 .001 .001 .000 .001 .000 .482 .001 .000 .000
83
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
1.000
Pearson Correlation .688** .688** -.167 .688** .250 .688** .667** .688** .688** 1.000** -.167 .688** 1.000** 1 .892**
**
Soal15
Sig. (2-tailed) .001 .001 .482 .001 .288 .001 .001 .001 .000 .001 .000 .482 .001 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .861** .861** .036 .861** .260 .861** .710** .861** .892** .861** .892** -.009 .861** .892** .892** 1
Penget
Sig. (2-tailed) .000 .000 .880 .000 .267 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .970 .000 .000 .000
ahuan
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Reliability
Notes
N %
Valid 20 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
Reliability Statistics
.887 15
86
Soal1 Soal2 Soal3 Soal4 Soal5 Soal6 Soal7 Soal8 Soal9 Soal10 Soal11 Soal12 Soal13 Soal14 Soal15 Sikap
Pearson Correlation 1 1.000** 1.000** .244 1.000** .152 .152 .152 .152 .202 .526* .152 -.036 .152 -.238 .616**
Soal1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .300 .000 .521 .521 .521 .521 .392 .017 .521 .879 .521 .312 .004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1.000** 1 1.000** .244 1.000** .152 .152 .152 .152 .202 .526* .152 -.036 .152 -.238 .616**
Soal2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .300 .000 .521 .521 .521 .521 .392 .017 .521 .879 .521 .312 .004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1.000** 1.000** 1 .244 1.000** .152 .152 .152 .152 .202 .526* .152 -.036 .152 -.238 .616**
Soal3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .300 .000 .521 .521 .521 .521 .392 .017 .521 .879 .521 .312 .004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .244 .244 .244 1 .244 .315 .315 .315 .315 -.113 .046 .315 .062 .315 -.339 .403
Soal4 Sig. (2-tailed) .300 .300 .300 .300 .175 .175 .175 .175 .635 .847 .175 .795 .175 .144 .078
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1.000** 1.000** 1.000** .244 1 .152 .152 .152 .152 .202 .526* .152 -.036 .152 -.238 .616**
Soal5 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .300 .521 .521 .521 .521 .392 .017 .521 .879 .521 .312 .004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .152 .152 .152 .315 .152 1 1.000** 1.000** 1.000** -.055 -.079 1.000** .359 1.000** .053 .835**
Soal6 Sig. (2-tailed) .521 .521 .521 .175 .521 .000 .000 .000 .819 .740 .000 .120 .000 .823 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
1.000*
Pearson Correlation .152 .152 .152 .315 .152 1 1.000** 1.000** -.055 -.079 1.000** .359 1.000** .053 .835**
*
Soal7
Sig. (2-tailed) .521 .521 .521 .175 .521 .000 .000 .000 .819 .740 .000 .120 .000 .823 .000
87
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
1.000*
Pearson Correlation .152 .152 .152 .315 .152 1.000** 1 1.000** -.055 -.079 1.000** .359 1.000** .053 .835**
*
Soal8
Sig. (2-tailed) .521 .521 .521 .175 .521 .000 .000 .000 .819 .740 .000 .120 .000 .823 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
1.000*
Pearson Correlation .152 .152 .152 .315 .152 1.000** 1.000** 1 -.055 -.079 1.000** .359 1.000** .053 .835**
*
Soal9
Sig. (2-tailed) .521 .521 .521 .175 .521 .000 .000 .000 .819 .740 .000 .120 .000 .823 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .202 .202 .202 -.113 .202 -.055 -.055 -.055 -.055 1 .501* -.055 .008 -.055 .090 .212
Soal10 Sig. (2-tailed) .392 .392 .392 .635 .392 .819 .819 .819 .819 .024 .819 .973 .819 .705 .369
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .526* .526* .526* .046 .526* -.079 -.079 -.079 -.079 .501* 1 -.079 -.028 -.079 -.147 .323
Soal11 Sig. (2-tailed) .017 .017 .017 .847 .017 .740 .740 .740 .740 .024 .740 .908 .740 .537 .165
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
1.000*
Pearson Correlation .152 .152 .152 .315 .152 1.000** 1.000** 1.000** -.055 -.079 1 .359 1.000** .053 .835**
*
Soal12
Sig. (2-tailed) .521 .521 .521 .175 .521 .000 .000 .000 .000 .819 .740 .120 .000 .823 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation -.036 -.036 -.036 .062 -.036 .359 .359 .359 .359 .008 -.028 .359 1 .359 -.065 .357
Soal13 Sig. (2-tailed) .879 .879 .879 .795 .879 .120 .120 .120 .120 .973 .908 .120 .120 .784 .122
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
1.000*
Soal14 Pearson Correlation .152 .152 .152 .315 .152 1.000** 1.000** 1.000** -.055 -.079 1.000** .359 1 .053 .835**
*
88
Sig. (2-tailed) .521 .521 .521 .175 .521 .000 .000 .000 .000 .819 .740 .000 .120 .823 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation -.238 -.238 -.238 -.339 -.238 .053 .053 .053 .053 .090 -.147 .053 -.065 .053 1 .005
Soal15 Sig. (2-tailed) .312 .312 .312 .144 .312 .823 .823 .823 .823 .705 .537 .823 .784 .823 .982
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .616** .616** .616** .403 .616** .835** .835** .835** .835** .212 .323 .835** .357 .835** .005 1
Sikap Sig. (2-tailed) .004 .004 .004 .078 .004 .000 .000 .000 .000 .369 .165 .000 .122 .000 .982
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Reliability
Notes
N %
Valid 20 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
Reliability Statistics
.859 15
91
Soal1 Soal2 Soal3 Soal4 Soal5 Soal6 Soal7 Soal8 Soal9 Soal10 Soal11 Soal12 Soal13 Soal14 Soal15 Perilaku
Pearson Correlation 1 .683** .545* .965** .625** 1.000** .567** .545* .342 .625** 1.000** .683** .965** .741** .604** .946**
Soal1 Sig. (2-tailed) .001 .013 .000 .003 .000 .009 .013 .140 .003 .000 .001 .000 .000 .005 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .683** 1 .074 .630** .950** .683** .904** .074 .153 .950** .683** 1.000** .630** .954** .153 .798**
Soal2 Sig. (2-tailed) .001 .755 .003 .000 .001 .000 .755 .518 .000 .001 .000 .003 .000 .519 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .545* .074 1 .493* .088 .545* -.103 1.000** .792** -.010 .545* .074 .493* .152 .961** .594**
Soal3 Sig. (2-tailed) .013 .755 .027 .714 .013 .666 .000 .000 .968 .013 .755 .027 .521 .000 .006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .965** .630** .493* 1 .562** .965** .589** .493* .289 .655** .965** .630** 1.000** .697** .561* .913**
Soal4 Sig. (2-tailed) .000 .003 .027 .010 .000 .006 .027 .216 .002 .000 .003 .000 .001 .010 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .625** .950** .088 .562** 1 .625** .827** .088 .187 .888** .625** .950** .562** .911** .080 .750**
Soal5 Sig. (2-tailed) .003 .000 .714 .010 .003 .000 .714 .429 .000 .003 .000 .010 .000 .737 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1.000** .683** .545* .965** .625** 1 .567** .545* .342 .625** 1.000** .683** .965** .741** .604** .946**
Soal6 Sig. (2-tailed) .000 .001 .013 .000 .003 .009 .013 .140 .003 .000 .001 .000 .000 .005 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .567** .904** -.103 .589** .827** .567** 1 -.103 .000 .945** .567** .904** .589** .871** .000 .675**
Soal7 Sig. (2-tailed) .009 .000 .666 .006 .000 .009 .666 1.000 .000 .009 .000 .006 .000 1.000 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
92
Pearson Correlation .545* .074 1.000** .493* .088 .545* -.103 1 .792** -.010 .545* .074 .493* .152 .961** .594**
Soal8 Sig. (2-tailed) .013 .755 .000 .027 .714 .013 .666 .000 .968 .013 .755 .027 .521 .000 .006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .342 .153 .792** .289 .187 .342 .000 .792** 1 .080 .342 .153 .289 .222 .746** .500*
Soal9 Sig. (2-tailed) .140 .518 .000 .216 .429 .140 1.000 .000 .737 .140 .518 .216 .347 .000 .025
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .625** .950** -.010 .655** .888** .625** .945** -.010 .080 1 .625** .950** .655** .911** .080 .750**
Soal1
Sig. (2-tailed) .003 .000 .968 .002 .000 .003 .000 .968 .737 .003 .000 .002 .000 .737 .000
0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation 1.000** .683** .545* .965** .625** 1.000** .567** .545* .342 .625** 1 .683** .965** .741** .604** .946**
Soal1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .013 .000 .003 .000 .009 .013 .140 .003 .001 .000 .000 .005 .000
1
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .683** 1.000** .074 .630** .950** .683** .904** .074 .153 .950** .683** 1 .630** .954** .153 .798**
Soal1
Sig. (2-tailed) .001 .000 .755 .003 .000 .001 .000 .755 .518 .000 .001 .003 .000 .519 .000
2
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .965** .630** .493* 1.000** .562** .965** .589** .493* .289 .655** .965** .630** 1 .697** .561* .913**
Soal1
Sig. (2-tailed) .000 .003 .027 .000 .010 .000 .006 .027 .216 .002 .000 .003 .001 .010 .000
3
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .741** .954** .152 .697** .911** .741** .871** .152 .222 .911** .741** .954** .697** 1 .222 .840**
Soal1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .521 .001 .000 .000 .000 .521 .347 .000 .000 .000 .001 .348 .000
4
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson Correlation .604** .153 .961** .561* .080 .604** .000 .961** .746** .080 .604** .153 .561* .222 1 .648**
Soal1
Sig. (2-tailed) .005 .519 .000 .010 .737 .005 1.000 .000 .000 .737 .005 .519 .010 .348 .002
5
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
93
Pearson Correlation .946** .798** .594** .913** .750** .946** .675** .594** .500* .750** .946** .798** .913** .840** .648** 1
Perila
Sig. (2-tailed) .000 .000 .006 .000 .000 .000 .001 .006 .025 .000 .000 .000 .000 .000 .002
ku
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Reliability
Notes
N %
Valid 20 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
Reliability Statistics
.953 15
DOKUMENTASI PENELITIAN
Pengisian kuesioner
Pengisian kuesioner