OLEH
KELOMPOK I B
IGA Adnya Saraswati
P07124214 003
P07124214 004
P07124214 021
P07124214 022
P07124214 038
P07124214 039
P07124214 051
P07124214 003
P07124214 004
P07124214 021
P07124214 022
P07124214 038
P07124214 049
P07124214 051
Mengetahui
Pembimbing Praktik
Pembimbing Institusi
NIP. 198809162010012028
NIP. 195407131978112001
Mengetahui
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Dalam penyusunan laporan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam kelancaran pembuatan laporan ini, yakni yang terhormat:
1. Ibu Ni Gusti Kompiang Sriasih, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ibu Ni Nyoman Sumiasih, SKM., M.Pd selaku dosen pembimbing dalam penyusunan laporan praktik ini yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan praktik kesehatan masyarakat dan meluangkan waktunya untuk membimbing
penulis.
3. Ibu Ni Nyoman Sumiasih, SKM., M.Pd selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah (PJMK) Kesehatan Masyarakat.
4. Semua Pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu , yang telah membantu dalam penyusunan laporan praktikum
ini.
Dalam laporan praktik ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki berbagai kekurangan. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.
Demikianlah kiranya para pembaca dapat memahami dan apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati
para pembaca, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis memohon maaf. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua
pihak.
DAFTAR ISI
Halaman judul...................................................................................................... i
Lembar Pengesahan............................................................................................. ii
Prakata.................................................................................................................. iii
Daftar Isi.............................................................................................................. iv
3
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
Latar Belakang..............................................................................................
Tujuan Praktik Laboratorium........................................................................
Metode Praktik Laboratorium.......................................................................
Sistematika Penulisan Laporan.....................................................................
1
2
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan bagi masyarakat merupakan hal yang esensial dan tidak dapat
dihindari lagi. Kesehatan dari masyarakat perlu dijaga untuk mencegah terjadinya
penyakit dan memperpanjang hidup masyarakat. Ilmu kesehatan masyarakat
sangat berhubungan dengan perilaku keseharian dari masyarakat sendiri. Maka
dari itu, kesadaran dari masyarakat sangatlah berpengaruh sehingga konsep
kesehatan dari, oleh, dan untuk masyarakat dapat berjalan dengan baik.
Kesehatan
masyarakat
adalah
ilmu
dan
seni
mencegah
penyakit,
Masyarakat
penyakit-penyakit
untuk
perbaikan
menular,
sanitasi
pendidikan
untuk
lingkungan,
kebersihan
sesuai
dengan
ruang
lingkup
kewenangan
mandiri,
Studi Kepustakaan
Metode
kepustakaan
dilakukan
melalui
penelitian
langsung
ke
Observasi
Metode observasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data dengan
mengadakan pengamatan yang sistematis, pengamatan yang dimaksud bisa
secara langsung pada dokumen atau catatan khusus. Dengan metode
observasi, mahasiswa melakukan pengamatan yang sistematis.
3.
Wawancara
Studi Dokumentasi
Metode studi dokumentasi merupakan metode dengan mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar,
majalah, agenda dan sebagainya. Dalam metode ini mahasiswa mencari
data mengenai pelayanan yang diberikan oleh bidan dari catatan maupun
buku-buku yang ada.
D. Sistematika Penulisan Laporan
Dalam laporan praktik ini terdiri dari 5 bab, yaitu BAB I Pendahuluan yaitu
bab yang terdiri dari latar belakang, tujuan praktik, metode praktik dan sistematika
penulisan laporan. BAB II terdapat Konsep Kesehatan Masyarakat yang sebagai
tinjauan pustaka dalam melakukan praktik di wahana praktik, adapun yang
dibahas diantaranya: Konsep dasar pelayanan kesehatan masyarakat, Kebijakan
pembangunan kesehatan nasional berkaitan dengan kesehatan masyarakat, Konsep
PHC, Pendekatan dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan
ibu dan anak, Institusi pelayanan KIA/KB, dan Advokasi, kemitraan dan
pemberdayaan masyarakat untuk mendukung upaya-upaya kesehatan ibu dan
anak. Selanjutnya pada BAB III merupakan Hasil Praktik dimana terdapat 4
pokok bahasan yaitu upaya-upaya Puskesmas I Denpasar Timur, institusi
pelayanan KIA/KB di Puskesmas I Denpasar Timur, pengalaman praktik
advokasi, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat dan penerapan kesmas pada
kasus KIA/KB. BAB IV yaitu Pembahasan. Terakhir, BAB V yaitu Penutup yang
terdiri atas simpulan dan saran. Selain itu, disertakan juga Daftar Pustaka yang
memuat sumber pustaka yang diambil atau digunakan dalam laporan ini.
BAB II
KONSEP KESEHATAN MASYARAKAT
A. Konsep Dasar Pelayanan Kesehatan Masyarakat
1. Sejarah Kesehatan Masyarakat
Sejarah kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi yunani,
yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius
disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai, diceritakan
bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan telah melakukan tindakan
bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure) dengan sangat
baik. Higeia, seorang asistennya yang kemudian diceritakan sebagai istrinya juga
telah melakukan upaya-upaya kesehatan.
Asclepius dan Higeia memiliki perbedaan dalam pendekatan/penanganan
masalah kesehatan yaitu Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit)
setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. Sedangkan Higeia mengajarkan
kepada pengikutnya untuk pendekatan masalah kesehatan melalui Hidup
Seimbang, menghindari makanan/minuman beracun, makan makanan yang
bergizi, cukup istirahat, dan melakukan olahraga. Apabila orang sudah jatuh sakit
Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk
menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara lain lebih baik dengan memperkuat
tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada dengan pengobatan/pembedahan.
Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut, akhirnya muncul dua
aliran atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan. Kelompok
atau aliran pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang
selanjutnya disebut pendekatan kuratif (pengobatan). Kelompok ini pada
umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater, dan praktisi-praktisi lain yang
melakukan pengobatan penyakit baik fisik, psikis, mental maupun sosial.
Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung
melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan
(promosi) sebelum terjadinya penyakit. Dalam kelompok ini termasuk para
petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah atau institusi kesehatan
masyarakat dari berbagai jenjang.
Dalam perkembangan selanjutnya maka seolah-olah timbul garis pemisah
antara kedua kelompok profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative
health care), dan pelayanan program pencegahan atau preventif (preventife health
care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan yang dilakukan
antara lain sebagai berikut :
KURATIVE
Sasaran secara individual
PREVENTIFE
sasaran adalah masyarakat (tingkat
perorangan )
Kontak dengan kelompok sasaran beberapa kali
sekali saja
Jarak antara petugas kesehatan dengan pasien
cenderung jauh
Bersifat reaktif kelompok pada umumnya
secara partial
2. Sasaran Kesehatan Masyarakat
Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu keluarga kelompok
khusus yang baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
a. Individu
Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena
ketidakmampuan merawat dirinya sendiri, maka akan dapat mempengaruhi
anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
b. Keluarga
Apabiila salah satu anggota atau anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota-anggota
keluarga yang lain, dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan, yang termasuk diantaranya:
- Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
-
10
d. Masyarakat
Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
permasalahan, apakah itu masalah sosial, kebudayaan, perekonomian, politik
maupun kesehatan khususnya yang dapat bermula dari perilaku individu, keluarga
ataupun perilaku-perilaku kelompok masyarakat dalam banyak hal, diantaranya
adalah yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.
3. Periode-Periode Perkembangan Kesehatan Masyarakat
Perkembangan kesehatan masyarakat sebelum perkembangan
ilmu
11
tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor di Indonesia kemudian pada tahun 1948
cacar masuk ke Indonesia melalui Singapura dan mulai berkembang ke Indonesia.
Pada tahun 1807 pada waktu pemerintahan gubernur jendral Daendels, telah
dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktik persalinan. Kemudian baru pada
tahun 1930 dimulai lagi dengan daftarnya para dukun bayi sebagai penolong dan
perawatan persalinan. Selanjutnya baru pada tahun 1952 pada zaman
kemerdekaan pelatihan secara cermat dukun bayi tersebut dilaksanakan lagi. Pada
tahun 1851 sekolah dokter Jawa didirikan oleh dr. Bosch, kepala pelayanan
kesehatan sipil dan militer, dan dokter Bleeker di Indonesia. Kemudian sekolah ini
dikenal dengan nama STOVIA (School Tot Oplelding Van Indiche Arsten) atau
sekolah untuk pendidikan dokter pribumi. Setelah itu pada tahun 1913 didirikan
sekolah dokter yang kedua denga nama NIAS (Nederland Indische Arsten
School), pada tahun 1927
12
dibawakan oleh dr. Achmad Diponegoro, yang mengacu pada Konsep Bandung
dan proyek Bekasi. Pada tahun 1968 dan dalam rapat kerja kesehatan nasional,
dicetuskan bahwa Puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan
terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan)
menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Pada tahun 1979 juga dikembangkan satu piranti menajeriel guna penilaian
Puskesmas, yakni stratifikasi Puskesmas sehingga dibedakan adanya :
a. Strata satu: Puskesmas dengan prestasi sangat baik
b. Strata dua : Puskesmas dengan prestasi rata-rata atau standar
c. Strata tiga
: Puskesmas dengan prestasi dibawah rata-rata
Akhirnya pada tahun 1984 tanggung jawab Puskesmas ditingkatkan lagi,
dengan berkembangnya program paket terpadu kesehatan dan Keluarga
Berencana (Posyandu).
5. Definisi Kesehatan Masyarakat
Secara kronologis batasan-batasan kesehatan masyarakat mulai dengan
batasan yang sangat sempit sampai batasan yang luas.Batasan yang paling tua,
dikatakan bahwa kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi
masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan.Kemudian pada akhir abad
ke-18 dengan ditemukan bakteri-bakteri penyebab beberapa penyakit dan
imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit melalui
imunisasi.
Pada awal abad ke-19, kesehatan masyarakat sudah berkembang dengan baik,
kesehatan masyarakat diartikan suatu upaya integrasi antara ilmu sanitasi dengan
ilmu kedokteran.Dari pengalaman-pengalaman praktik kesehatan masyarakat
yang telah berjalan sampai awal abad ke-20, Winslow (1920) membuat batasan
kesehatan masyarakat yaitu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui Usahausaha Pengorganisasian Masyarakat.
Dari batasan tersebut tersirat bahwa kesehatan masyarakat adalah kombinasi
antara teori (ilmu) dan praktik (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat).
Untuk mencapai ketiga tujuan pokok tersebut, Winslow mengusulkan cara atau
13
Sanitasi lingkungan
Pemberantasan penyakit
Pendidikan kesehatan (Hygiene)
Manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan
Pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan kesehatan
masyarakat.
14
15
Pembangunan
Kesehatan
Nasional
Berkaitan
dengan
Kesehatan Masyarakat
1. Pokok Program Pembangunan Kesehatan Nasional
Program-program pembangunan kesehatan dikelompokkan dalam pokokpokok program yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan
pembangunan sektor lain yang terkait dengan dukungan masyarakat, sebagai
berikut :
1.
Pokok
Program
(PP)
Perilaku,
pemberdayaan
dan
kemandirian
masyarakat.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Program Matra.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
17
42.
43.
44.
45.
46.
47.
18
2) Mewujudkan
masyarakat
maju,
berkesinambungan
dan
demokratis
dan
peningkatan
kesehatan
masyarakat
19
harus
memiliki
Wawasan
Kesehatan
artinya:
akan
Program
21
pelaksanaan
program.
Indikator
keberhasilan
pembangunan
keadaan
yakni
tercapainya
suatu
derajat
kesehatan
yang
optimal
yang
22
23
24
c) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko
tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
b. Peran Sebagai Pengelola
Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas, yaitu tugas pengembangan
pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim.
25
untuk menolong persalinan kemitraan dengan dukun bayi, kegiatan jaminan mutu
pelayanan.
Output pelaksanaan MPS di Lapangan yaitu dalam pola kemitraan bidan
dengan
a.
b.
tahun 1990.
Menurunkan angka kematian bayi menjadi berkurang dari 35/1.000 kelahiran
26
27
h.
i.
j.
k.
internal.
Sarana perlengkapan.
Semua perlengkapan harus bersih (bebas, debu, kotoran, bercak, cairan).
Permukaan metal harus bebas karat atau bercak.
Semua perlengakapan harus kokoh (tidak ada bagian yang longgar atau tidak
stabil).
l. Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan besar.
m. Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi.
n. Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel dan stiker
menempel kokoh).
28
c.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Bayi baru lahir tanpa komplikasi dapat ditangani diseluruh jenis sarana
pelayanan kesehatan termasuk RS PONEK apabila sang ibu bersalin di RS
PONEK tersebut (karena masuk kelompok Adan B1).
m.
Bayi baru lahir dengan komplikasi dapat lahir dari ibu dengan komplikasi
persalinan maupun dari ibu yang melahirkan normal, baik di Rumah Sakit
PONEK atau di sarana pelayanan kesehatan primer.
29
n.
Bayi baru lahir yang telah pulang pasca kelahiran dan kemudian kembali
lagi ke fasilitas kesehatan karena menderita sakit juga termasuk dalam
manual rujukan ini.
o.
Bayi baru lahir kontrol kesarana pelayanan kesehatan sesuai dengan surat
kontrol yang diberikan oleh fasilitas kesehatan di tempat kelahiran.
p.
mengikuti
dan
menyelesaikan
kegawatdaruratan.
3) Mendemonstrasikan/membuktikan
program
memiliki
pendidikan
pengetahuan
dan
30
F. Advokasi,
Kemitraan
dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Untuk
tujuan advokasi. Pada umumnya adalah individu atau mereka yang secara aktif
menyetujui perubahan kebijakan. Sedangkan sasaran sekunder adalah individu,
kelompok yang dapat mempengaruhi pembuat keputusan (sasaran primer).
Pendapat maupun dukungan dari sasaran sekunder ini sangat penting untuk
mempengaruhi pendapat maupun keputusan pembuat kebijakan. Di dalam sasaran
sekunder juga termasuk individu atau mereka yang menentang atau tidak
mendukung tujuan advokasi yang dilakukan.
Sasaran advokasi secara umum dapat dibedakan menjadi 3 tingkat yaitu
tingkat masyarakat, tingkat eksekutif, dan tingkat legislatif. Pada tataran tingkat
masyarakat dapat dibagi berupa sasaran di tingkat keluarga, tingkat masyarakat
atau tataran organisasi kemasyarakatan. Sasaran advokasi di tingkat eksekutif
dapat dilakukan diberbagai tingkat pelaksana dari yang paling rendah misalnya
tingkat RT/RW sampai tingkat pusat. Sedangkan pada tingkat legislatif dapat
berlangsung dari tingkat yang paling bawah yaitu musyawarah desa sampai
tingkat yang paling atas yaitu propinsi atau DPR pusat.
Langkah-Langkah Advokasi
Advokasi mempunyai beberapa langkahlangkah yang harus dikerjakan yaitu
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
2. Kemitraan/Negosiasi
Pengertian Negosiasi
Kemitraan adalah suatu kerjasama formal antara individu-individu,
kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau
tujuan tertentu. Dalam kerjasama tersebut ada kesepakatan tentang komitmen dan
harapan masing-masing, tentang peninjauan kembali terhadap kesepakatankesepakatan yang telah dibuat dan saling berbagi baik dalam resiko maupun
keuntungan yang diperoleh.
32
Pentingnya kemitraan atau partnership ini mulai digencarkan oleh WHO pada
konfrensi internasional promosi kesehatan yang keempat di Jakarta pada tahun
1997. Sehubungan dengan itu perlu dikembangkan upaya kerjasama yang saling
memberikan manfaat. Hubungan kerjasama tersebut akan lebih efektif dan efisien
apabila juga didasari dengan kesetaraan. Oleh karena itu membangun kemitraan
harus pada kesamaan perhatian (Commont interest) atau kepentingan, saling
mempercayai dan menghormati, tujuan yang jelas dan terukur, dan kesediaan
berkorban baik waktu, tenaga maupun sumber daya yang lain.
Ciri-ciri Negosiasi
1. Persamaan (equality)
Individu, organisasi, atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan
harus merasa duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.
2. Keterbukaan (transparancy)
Keterbukaan maksudnya adalah apa yang menjadi kekuatan atau kelebihan
dan apa yang menjadi kekurangan atau kelemahan masing-masing anggota harus
diketahui oleh anggota yang lain.
3. Saling menguntungkan (mutual benefit)
Menguntungkan disini bukan selalu diartikan dengan materi atau uang, tetapi
lebih kepada non materi. Saling menguntungkan disini lebih dilihat dari
kebersamaan atau sinergis dalam mencapai tujuan bersama (lmssm, 2015).
3. Pemberdayaan Masyarakat Untuk Mendukung Upaya-upaya Kesehatan
Ibu dan Anak
Pengertian Pemberdayaan
Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan atau empowerment,
berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan). Pemberdayaan
masyarakat (community empowerment) kini telah dijadikan sebuah strategi dalam
membawa masyarakat dalam kehidupan sejahtera secara adil dan merata. Strategi
ini cukup efektif memandirikan masyarakat pada berbagai bidang, sehingga
dibutuhkan perhatian yang memadai. Dalam bidang kesehatan, Pelaksanaan
Pemberdayaan
masyarakat
merupakan
salah
satu
upaya
meningkatkan
33
dapat mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai kemajuan.
Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
a. Pemerdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang
lemah atau tidak beruntung.
b. Pemberdayaan menekankan
masyarakat
(Community
Material),
misalnya
34
35
36
petugas
kesehatan
disamping
melakukan
37
39
Praktik
Advokasi,
Kemitraan
dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Puskesmas I Denpasar Timur telah mempunyai banyak pengalaman praktik di
bidang advokasi, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat. Adapun pengalamanpengalaman tersebut diantaranya:
1. Penyuluhan Posyandu Paripurna.
2. Pengobatan Posyandu Paripurna.
40
41
KESIMPULAN
KEMANDIRIAN I : JIKA MEMENUHI
CRITERIA 1 & 2
KEMANDIRIAN II : JIKA
MEMENUHI CRITERIA 1 S/D 5
sesuai anjuran
6. Melaksanakan tindakan pencegahan
secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara
aktif
KEMANDIRIAN IV : JIKA
MEMENUHI CRITERIA 1 SD 7
Diagnosa/masalah kebidanan pada keluarga: berdasarkan hasil wawancara di atas
tidak ada permasalahan yang dialami keluarga tersebut.
PENGKAJIAN ASUHAN KELUARGA
Fasilitas Yankes
Nama Bidan yang
Mengkaji
Puskesmas I Denpasar
Timur
Kadek Devi Ary Suta
No.Register
Tanggal
Pengkajian
486
24 Mei 2016
42
1. DATA KELUARGA
Bahasa Sehari-
Tn. VN
Telepon
Katolik/Flores
Flores-Indonesia
hari
Jarak Yankes
2,3 km
Terdekat
Alat
Motor
Transportasi
Hub
No
Nama
Dgn
Umur
Suku
KK
1.
2.
Tn.
VN
Ny.
LN
Ayah
Ibu
Status
dikan
Pekerjaan
Gizi
Ter-
Saat ini
(TB,BB,
akhir
25th
20th
Flores
Flores
SMA
SMA
Status
TTV (TB,N,S,R)
BMI)
Pegawai
167cm,
Swasta
61kg
154cm,
IRT
45kg
Imunis
asi
Dasar
120/70 mmHg;
83x/mnt; 36,70C; 20x/mnt
110/80mmHg;
82x/mnt; 35,20C; 18x/mnt
Hb1,
3.
Sdri.
Anak
JF
1bln
Flores
50cm,
123x/mnt;
Hb2,
3,3kg
36,50C; 35x/mnt
BCG,
Polio0
No
1
2
3
Nama
Vilipus Noto
Lediana Nuna
Jiprilla Firye Lifvie
Penampilan
Status Kesehatan
Umum
saat ini
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Riwayat
Penyakit
Alergi
-
Analisis Masalah
Kesehatan Individu
-
RADIOLOGI
EKG
USG
43
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ny. LN umur 20 tahun P1001 4 minggu post partum dengan keadaan umum baik.
MENGETAHUI
Nama Koordinator
Tanggal/Tanda
24 Mei 2016
Tangan
Ledianan Nuna
3. DATA PENUNJANG
RUMAH DAN SANITASI
Kondisi Rumah
-
kesehatan
kos.
Ventilasi
-
Baik.
di RS Puri Raharja.
Jika ada bayi, memberi ASI eksklusif
-
standar (bersih).
8 m2 / Orang : Ya/Tidak
-
Hari/Tanggal/Jam
Pelaksanaan
Evaluasi
Sasaran
45
1.
Selasa, 24 Mei
2016
pukul 10.35 WITA
1. Melakukan
pemeriksaan TTV.
2. Menginformasikan
hasil pemeriksaan.
3. Melakukan KIE
kepada keluarga
tentang:
- Pentingnya
pemberantasan
jentik nyamuk
setiap
seminggu
sekali.
1. Anggota keluarga
bersedia untuk
diperiksa.
2. Keluarga mengerti
dengan hasil
pemeriksaan.
Seluruh
anggota
keluarga.
3. Keluarga mengerti
dan bersedia
melaksanakannya.
Hari/Tanggal/Jam
Selasa, 24 Mei
2016, pukul 10.35
Hasil Evaluasi
1. Anggota keluarga bersedia untuk diperiksa.
2. Keluarga mengerti dengan hasil pemeriksaan.
3. Keluarga mengerti dan bersedia melaksanakannya.
WITA
BAB IV
PEMBAHASAN
Upaya-upaya kesehatan yang telah dilakukan di Puskesmas I Denpasar Timur
telah berjalan dengan baik sesuai standar pelayanan yang telah ditetapkan. Upayaupaya dilakukan bertujuan untuk mengurangi timbulnya masalah kesehatan yang
ada di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur ini. Pelayanan kesehatan yang
tersedia mulai dari pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan pada
siswa SD dan setingkat, pelayanan keluarga berencana sampai pelayanan
imunisasi merupakan pelayanan yang melatarbelakangi tercapainya tujuan dari
melakukan upaya kesehatan ini. Dari upaya-upaya kesehatan tersebut terdapat
46
upaya unggulan dari Puskesmas I Denpasar Timur yaitu pada pelayanan kesehatan
ibu dan anak (KIA) dan pelayanan keluarga berencana (KB).
Institusi pelayanan KIA/KB di Puskesmas I Denpasar Timur yang berlokasi
di Jalan Pucuk No 1, Desa Sumerta, Kecamatan Denpasar Timur merupakan
puskesmas yang mempunyai Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar
(PONED). Hal tersebut dapat dibuktikan dengan pelayanan 24 jam pada
persalinan dan bayi baru lahir. Selain itu, Puskesmas I Denpasar Timur ini sering
mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi dari petugas
kesehatan tersebut.
Pengalaman praktik di bidang advokasi, kemitraan dan pemberdayaan
masyarakat telah dilakukan di Puskesmas I Denpasar Timur. Adapun pengalamanpengalaman tersebut yaitu Penyuluhan Posyandu Paripurna, Pengobatan Posyandu
Paripurna, Pembinaan/Evaluasi Lomba UKS tingkat Kota Denpasar, Kegiatan
Pemeriksaan Pada Anak-Anak di Posyandu, Jaga Klinik di SMAN 3 Denpasar,
Kegiatan Safari Kesehatan Kota, Kegiatan Senam Prolanis, Kunjungan Sulinggih,
Pembinaan PTKP tingkat Sekolah di Kota Denpasar dan Surveilance DBD. Jika
terjadi KLB, saat itu juga para petugas kesehatan di Puskesmas I Denpasar Timur
terjun ke lokasi kemudian melaporkannya ke Dinas Kesehatan Kota Denpasar,
sebelumnya pihak puskesmas melaporkan kejadian ini ke kepala desa, camat dan
lain-lain.
Pada penerapan asuhan kunjungan rumah yang telah dilakukan pada tanggal
24 Mei 2016, pukul 10.35 WITA, berdasarkan dari hasil wawancara pada keluarga
Tn. VN diketahui bahwa keluarga Tn. VN sudah mengetahui masalah
kesehatan, penyebabnya dan tanda gejala yang dialami oleh anggota keluarganya.
Apabila salah satu anggota keluarganya sakit, selalu segera dibawa ke fasilitas
terdekat. Dari data penunjang, keadaan rumah dan sanitasi tergolong baik dan
sudah memenuhi syarat-syarat yang ada. Keluarga Tn, VN merupakan keluarga
inti yang terdiri dari 3 orang, dimana terdapat permasalahan di dalamnya yaitu
kurangnya informasi mengenai pemberantasan jentik nyamuk yang dilakukan
setiap seminggu sekali. Dalam mengatasi masalah tersebut, kami memberikan
KIE pentingnya melakukan pemberantasan nyamuk setiap seminggu sekali untuk
mencegah terjadinya DBD dan keluarga Tn. VN sudah mengerti dan bersedia
untuk melaksanakannya.
47
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang tepat bagi masyarakat
diperlukan suatu upaya pelayanan kesehatan dasar yang bertujuan untuk dapat
mengatasi sebagian besar masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat wilayah
kerja Puskesmas I Denpasar Timur. Pelayanan kesehatan yang tersedia yaitu
pelayanan kesehatan ibu dan anak sampai pelayanan imunisasi. Puskesmas I
Denpasar Timur mempunyai upaya unggulan yaitu pada pelayanan kesehatan ibu
dan anak (KIA) dan pelayanan keluarga berencana (KB). Institusi pelayanan
KIA/KB di Puskesmas I Denpasar Timur merupakan puskesmas yang mempunyai
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED).
Pengalaman praktik di bidang advokasi, kemitraan dan pemberdayaan
masyarakat telah dilakukan di Puskesmas I Denpasar Timur. Apabila terjadi KLB,
saat itu juga para petugas kesehatan di Puskesmas I Denpasar Timur terjun ke
lokasi kemudian melaporkannya ke Dinas Kesehatan Kota Denpasar, sebelumnya
pihak puskesmas melaporkan kejadian ini ke kepala desa, camat dan lain-lain.
Pada penerapan asuhan kunjungan rumah telah dilakukan pada keluarga Tn.
VN. Dari hasil wawancara dan data-data penunjang didapatkan hasil yang
cukup baik dan perlu ditingkatkan lagi. Namun, terdapat satu masalah yaitu
kurangnya informasi mengenai pemberantasan jentik nyamuk yang dilakukan
setiap seminggu sekali. Bentuk penanganannya yaitu memberikan KIE kepada
keluarga Tn. VN, mereka sudah mengerti dan bersedia untuk melaksanakannya.
B. Saran
1. Kepada Institusi Kebidanan diharapkan untuk memberikan waktu kepada
mahasiswa dalam memahami mata kuliah kesehatan masyarakat karena mata
kuliah ini masih tergolong baru dan sedikit sulit untuk dipahami.
2. Kepada bidan diharapkan untuk lebih sering melakukan asuhan kunjungan
rumah agar penyampaian informasi mengenai kesehatan masyarakat lebih
menyeluruh dan dapat meminimalisasikan masalah-masalah kesehatan yang
timbul di lingkungan masyarakat.
48
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. (2008). Program Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit. Retrieved from Slide
Share website: http://www.slideshare.net/praptooto/buku-ponek-2008
Depkes. (2013). Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu (PONED).
Retrieved
from
Kementerian
Kesehatan
RI
website:
http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/
uploads
/download
s/
2014/03/PEDOMAN-PUSKESMAS-PONED-2013.pdf
Lmssm. (2015). Advokasi, Kemitraan, dan Pemberdayaan Masyarakat Untuk
Mendukung Upaya-Upaya Kesehatan Ibu dan Anak. Retrieved from
http://lmssm.akbidsarimulia.ac.id/downlot.php?file=Advokasi%20Kemitraan
%20Pemberdayaan.pdf
Mubarak, Wahit Iqbal. (2012). Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi
dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
PRIndonesia.
(2002).
UU
23/1992,
Kesehatan.
http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_1992_23.pdf
Retrieved
from
Scribd. (2015). Pokok Pokok Pembangunan Indonesia Sehat 2015. Retrieved from
Scrib
website:
https://www.scribd.com/doc/216016034/Pokok-PokokPembangunan-Indonesia-Sehat-2015-3
Sehat.
(2014).
Kesehatan
Masyarakat.
Retrieved
http://sehat.link/kesehatan-masyarakat-definisi-tujuan-dan-ruang-lingkupkesehatan-masyarakat.info
from:
49
50