Oleh
P07124214 022
ABSTRAK
Euphorbiaceae merupakan suku dengan jumlah jenis terbanyak keempat
dari lima suku tumbuhan berpembuluh yaitu 1.354 jenis dari 91 marga. 151 jenis
dari suku Euphorbiaceae yang tercakup dalam 44 marga yang terdapat di kawasan
Malesia, ternyata ada yang jenis-jenisnya mempunyai potensi sebagai obat
tradisional. Lima jenis diantaranya merupakan tumbuhan baru yang berpotensi
sebagai tumbuhan obat. Potensi obat tersebut antara lain sebagai obat sakit asma,
demam, sakit perut, kencing nanah, sakit gigi, sakit kepala, sebagai racun ikan dan
obat kuat (tonik). Bagian-bagian tumbuhan yang biasa digunakan adalah akar,
daun, buah atau bagian tumbuhan yang mengandung getah beracun.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang kaya dengan
keanekaragaman hayati, mulai dari jenis tumbuhan tingkat rendah sampai tingkat
tinggi. Tumbuhan yang terdapat di wilayah Nusantara memiliki daya guna
dan nilai yang sangat tinggi, misalnya tumbuhan yang berpotensial sebagai obatobatan tradisional. Obat-obatan tradisional biasanya menempati tingkatan rendah
di bidang kedokteran dan biasanya penggunaannya secara eksternal sebagai obat
pertolongan awal dalam mengatasi penyakit bagi masyarakat secara lokal.
Indonesia yang umumnya mempunyai adat istiadat dan budaya yang
sangat beragam karena kekayaan keanekaragaman etniknya, menyebabkan
beberapa
masyarakatnya
masih
menggunakan
obat
tradisional
dengan
tergabung dalam 300 genus. Beberapa genus dari tumbuhan ini diantaranya
adalah Acalypha, Aleurites, Antidesma, Bischofia, Cicca, Croton, Emblica,
Euphorbia, Jatropha, Macaranga, Pedilanthus, Phyllanthus, Reutealis, Sapium
dan lain-lain (PT. EISA! Indonesia, 1995).
Banyak peneliti yang memuat tentang tumbuhan Euphorbiaceae antara
lain: Heyne (1950) yang telah mulai merintis pembuatan buku mengenai De
Nuttige Planten van Indonesie I & II (terjemahan dalam bahasa Indonesia oleh
Departemen Kehutanan: Tumbuhan Berguna Indonesia I IV) memuat 49 jenis
Euphorbiaceae yang dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan tradisional,
kemudian Steenis-Kruseman (1953) menerbitkan sebuah buku yang berjudul:
Select Indonesian Medicinal Plants yang memuat 18 jenis, selanjutnya berturutturut terbit buku mengenai obat-obatan tradisional yang berjudul: Materia Medika
Indonesia I III: 2 jenis (Anonim, 1977, 1979), Vademekum Bahan Obat Alam: 5
jenis (Anonim,1989), buku karangan Syamsuhidayat & Hutapea (1991): 12 jenis,
Hutapea (1993,1994):17jenis, buku-buku yang dikeluarkan dari Departemen
Kesehatan (1997,1999): 3 jenis dan Wijayakusuma et al. (1992): 18 jenis,
Medicinal Herb Index in Indonesia (1995): 127 jenis serta Prosea (1999, 2001,
2003): 80 jenis. Berdasarkan data-data yang pernah muncul tersebut terkumpul
148 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai obat tradisional dari suku
Euphorbiaceae.
B. TUJUAN PENULISAN
Penulisan artikel ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui dan menambah
ilmu pengetahuan tentang jenis-jenis Euphorbiaceae (jarak-jarakan) yang
berpotensi sebagai obat tradisional.
C. MATODE PENULISAN
Artikel ilmiah ini dibuat berdasarkan penelusuran berbagai jurnal dan
artikel ilmiah di internet.
daun.
Jenis
tumbuhan
ini
tersebar
di
Thailand
Selatan,
B. SARAN
Saran dari penulisan artikel ilmiah ini diharapkan untuk pembaca dapat
memahami
dan
mencoba
untuk
mengaplikasikannya
dalam
melakukan
penyembuhan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Airy Shaw, H.K.,1982, The Euphorbiaceae of Central Malesia (Celebes,
Moluccas, Lesser Sunda Islands). Kew Bulletin 37: 1 40.
Anonim. 2015. Etnofarmakologi dan Pemakaian Tanaman Obat Suku Dayak
Tunjung di Kalimantan Timur. (online)
file:///C:/Users/madesuta/Downloads/75-81-1-PB.pdf. Diakses tanggal 22
Juli 2015, pukul 18.26 WITA