Anda di halaman 1dari 7

Nama : Kadek Devi Ary Suta

NIM : P07124214022
Prodi : D IV Kebidanan

PENUNTUN BELAJAR RESUSITASI DAN VENTILASI PADA


NEONATUS

I. RESUSITASI
A. Pengertian
Resusitasi (respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan
ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup
untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat vital
lainnya.

B. Tujuan
1. Memberikan ventilasi yang adekuat.
2. Membatasi kerusakan serebi.
3. Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan
oksigen kepada otak, jantung, dan alat-alat vital lainnya.
4. Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra uteri.

C. Indikasi
a. Sumbatan jalan napas : akibat lendir / darah / mekonium, atau akibat
lidah yang jatuh ke posterior.
b. Kondisi depresi pernapasan akibat obat-obatan yang diberikan kepada
ibu misalnya obat anestetik, analgetik lokal, narkotik, diazepam,
magnesium sulfat, dan sebagainya
c. Kerusakan neurologis.
d. Kelainan / kerusakan saluran napas atau kardiovaskular atau susunan
saraf pusat, dan / atau kelainan-kelainan kongenital yang dapat
menyebabkan gangguan pernapasan / sirkulasi.
e. Syok hipovolemik misalnya akibat kompresi tali pusat atau
perdarahan. Resusitasi lebih penting diperlukan pada menit-menit
pertama kehidupan. Jika terlambat, bisa berpengaruh buruk bagi
kualitas hidup individu selanjutnya.

D. Kontra Indikasi
1. Terminal illness.
2. Kematian secara klinis.

II. VENTILASI
A. Pengertian
Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukkan
sejumlah volume udara ke dalam paru-paru dengan tekanan positif untuk
membuka alveoli paru agar bayi bisa bernapas spontan dan teratur.
Ventilasi paru merupakan langkah yang paling penting dan paling efektif
dalam resusitasi bermasalah.

B. Tujuan
Untuk membuka jalan napas bayi dengan memasukkan sejumlah
volume udara ke dalam paru-paru bertekanan positif bila bayi tetap tidak
bernapas atau megap-megap.

C. Indikasi
1. Bayi tetap apnu atau megap-megap.
2. Frekuensi denyut jantung kurang dari 100 per menit setelah langkah
awal resusitasi.

D. Kontra Indikasi
1. Cairan bercampur mekonium yang kental sebelum suction trakeal.
2. Hernia diafragmatika.
III. Persiapan Alat, Pasien dan Petugas
1. Persiapan Alat
 2 helai kain/handuk.
 Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos,
selendang, handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah
disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi.
 Alat pengisap lendir DeLee atau bola karet.
 Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal.
 Kotak alat resusitasi.
 Jam atau pencatat waktu.
2. Persiapan Pasien
 Bayi dalam keadaan kering dan hangat, diselimuti dengan handuk
namun pada bagian dada dibiarkan sedikit terbuka.
 Baringkan bayi terlentang dengan kepala didekat penolong dan
ganjalkan bahu agar kepala sedikit ekstensi.
3. Persiapan Petugas
 Memakai alat pelindung diri pada persalinan (celemek plastic,
masker, penutup kepala, kaca mata, sepatu tertutup).
 Lepaskan perhiasan, cincin, jam tangan sebelum cuci tangan.
 Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau dengan campuran
alkohol dan gliserin. Keringkan dengan kain/tisu bersih.
 Selanjutnya gunakan sarung tangan sebelum menolong persalinan.
IV. Langkah-langkah
Petunjuk Penilaian
0 = langkah tidak dikerjakan
1 = langkah dikerjakan namun belum tepat dan sistematis
2 = langkah dikerjakan secara tepat dan sistematis

PENILAIAN
NO KEGIATAN
0 1 2
PERSIAPAN RESUSITASI
Menyiapkan alat, bahan dan peralatan yang akan
1
digunakan. (Siapkan alat-alat dan perlengkapan secara
ergonomic)
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk.
2 (Untuk mencegah infeksi sebelum melaksanakan
tindakan. Lepaskan semua perhiasan dari lengan dan
tangan)
Menggunakan sarung tangan. (Gunakan sarung tangan
3
DTT atau bersih)
PENILAIAN
a. Setelah bayi lahir, nilai bayi apakah menangis, megap-
megap atau lemah.
b.
c. Sambil melakukan penilaian letakkan bayi di atas perut
ibu. Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas, megap-
4 megap dan lemah, potong tali pusat dengan cepat dan
jelaskan kepada ibu dan keluarga.
d.
c. Pindahkan bayi ke meja resusitasi yang telah disiapkan.
(Tetap jaga kehangatan bayi dengan tetap menyelimuti
bayi)
LANGKAH AWAL
a. Atur posisi kepala bayi setengah ekstensi agar jalan nafas
terbuka. (Letakkan bayi dengan posisi telentang,
kemudian ganjal bahu bayi menggunakan lipatan kain
yang telah disiapkan)

b. Lakukan penghisapan lendir pada mulut terlebih dahulu


dengan kedalaman < 5 cm dan hidung dengan kedalaman
< 3 cm. (Lakukan penghisapan lendir dengan lembut dan
hati-hati jangan sampai melukai bayi)
5
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan tubuh.
(Keringkan dengan sedikit tekanan serta berikan
rangsangan terhadap bayi)

Atur kembali posisi kepala bayi agar sedikit ekstensi dan


lakukan penilaian terhadap bayi. (Jaga bayi agar tetap
hangat dan jaga dada dan muka tetap terbuka, apabila
bayi tidak bernafas, megap-megap atau menangis lemah
lakukan resusitasi)
VENTILASI
a. Pasang sungkup di muka bayi menutupi hidung dan
mulut. (Pemasangan harus tepat menutupi hidung dan
mulut)

b. Lakukan ventilasi sebanyak 2x. (Lihat apakah dada bayi


6
mengembang atau tidak, apabila tidak mengembang
lakukan reposisi kembali dan lanjutkan dengan ventilasi)

c. Lakukan ventilasi sebanyak 20x dalam 30 detik. (Pantau


bayi dengan seksama, bila bayi mulai bernafas normal
hentikan ventilasi bertahap)
Lakukan penilaian setiap 30 detik. (Nilai apakah bayi
bernafas normal, megap-megap atau tidak bernafas
sama sekali. Apabila tidak bernafas atau megap-megap
lakukan ventilasi kembali)

e. Lakukan ventilasi sebanyak 20x dalam 30 detik. (Apabila


bayi tidak bernafas setelah 2 – 3 menit resusitasi,
siapkan rujukan)
f.
f. Apabila bayi tidak bernafas setelah ventilasi 20 menit,
pertimbangkan untuk menghentikan resusitasi
PEMANTAUAN & DUKUNGAN
a. Lakukan pemantauan seksama pada bayi pasca resusitasi
selama 2 jam.
b. Periksa apakah ada tarikan dinding dada, amati apakah
nafas bayi megap-megap atau tidak.
c.
c. Hitung frekuensi pernafasan bayi apakah < 30x/menit
atau > 60x/menit.
7
d. Perhatikan apakah bayi sianosis atau tidak. Jaga bayi
tetap hangat dan kering.

d. Tunda memandikan bayi hingga 6 – 24 jam.


e.
f. Bila nafas dan warna kulit bayi normal berikan kepada
ibunya untuk inisiasi dini. Apabila keadaan bayi
memburuk lakukan rujukan.
Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
0,5%. (Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik
8
dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
untuk dekontaminasi)
Cuci tangan menurut standar 7 langkah. (Cuci tangan
9 dengan sabun di bawah air mengalir dan keringkan
dengan handuk bersih)
Beritahukan hasil pemeriksaan. (Jelaskan hasil
pemeriksaan secara sistematis dan rincimenggunakan
10
bahasa yang mudah dipahami serta ingatkan kunjungan
berikutnya)
Buatlah laporan mengenai hasil pemeriksaan sebagai
berikut :
 Buat catatan resusitasi selengkapnya.
 Cantumkan tanggal dan waktu bayi lahir.
 Kondisi saat bayi baru lahir.
11  Jam mulai resusitasi.
 Tindakan yang dilakukan selama resusitasi.
 Kapan bayi bernafas spontan atau berhenti
resusitasi.
 Hasil tindakan resusitasi dan asuhan pasca resusitasi
yang diberikan

V. Hal - hal yang perlu diperhatikan :


1. Tenaga yang terampil, tim kerja yang baik.
2. Pemahaman tentang fisiologi dasar pernafasan, kardivaskular, serta proses
asfiksia yang progresif.
3. Kemampuan / alat pengaturan suhu, ventilasi, dan monitoring.
4. Obat-obatan dan cairan yang diperlukan.

Sumber :
Bidan Shop. 2010. Resusitasi Bayi Baru Lahir.
(online)http://bidanshop.blogspot.com/2010/02/resusitasi-bayi-baru-
lahir.html. Diakses pada : Jumat, 20 Maret 2015 pukul 10.03 WITA
Noviastuti203. 2013. Resusitasi Neonatus.
(online)https://noviastuti203.wordpress.com/2013/05/03/resusitasi-
neonatus-a-pengertian-resusitasiresusitasi-respirasi-artifisialis/.
Diakses pada : Kamis, 19 Maret 2015 pukul 20.45 WITA

Anda mungkin juga menyukai