Anda di halaman 1dari 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari beberapa sumber dinyatakan bahwa telah tercatat sebanyak 151
jenis dari 44 marga Euphorbiaceae yang berpotensi sebagai obat tradisional, lima jenis dari
empat marga di antaranya baru terdaftar pemanfaatannya sebagai obat tradisional.
Beberapa macam tumbuhan menurut kebutuhannya seperti Cleistanthus myrianthus dan
Mallotus paniculatus var. paniculatus tersebar di seluruh Indonesia, masa pembungaan dan
pembuahannya terjadi di sepanjang tahun, sehingga kebutuhan untuk bahan obat-obatan dapat
terpenuhi secara terus menerus baik di alam maupun di kawasan Indonesia sendiri. Sedangkan
jenis-jenis Baccaurea lanceolata dan Shirakiopsis indica merupakan jenis-jenis yang masa
pembungaan dan pembuahannya ditemukan sepanjang tahun, namun persebarannya tidak
menyeluruh di Indonesia. Sehingga kebutuhan akan bagian-bagian tumbuhan tersebut juga dapat
tersedia sepanjang tahun di alam akan tetapi harus diperhitungkan pemakaiannya karena
persebaran yang terbatas tersebut, terutama untuk jenis Shirakiopsis indica. Untuk jenis Mallotus
paniculatus var. paniculatus yang memanfaatkan akarnya sebagai bahan obat tradisional
diperlukan peraturan-peraturan tertentu yang melarang penebangan habis tumbuhan tersebut di
habitat aslinya untuk mencegah kepunahan serta pembudidayaan yang cukup memadai agar
kelestarian jenis tersebut dapat dipertahankan. Sedangkan untuk jenis Mallotus penangensis,
walaupun masa pembungaan dan pembuahannya belum diketahui dengan pasti, akan tetapi tidak
begitu mengkhawatirkan statusnya di alam.
Beberapa jenis Euphorbiaceae yang dimanfaatkan sebagai obat :
1. Baccaurea lanceolata (Miq.) Mull. Arg.
Baccaurea lanceolata atau di Indonesia sering disebut dengan pohon Menteng.
Ditemukan di hutan hujan primer dan sekunder, di lereng-lereng; pada ketinggian mulai dari
permukaan laut sampai 1300 m, umumnya di dataran rendah. Tumbuhan ini tersebar luas di
daerah Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan (Sarawak, Brunei, Sabah,
Barat, Tengah, Selatan dan Kalimantan Timur), Filipina. Tumbuhan ini berpotensi sebagai
obat sakit perut terutama pada bagian daun yang ditumbuk dalam bambu dan dicampur
dengan air.
2. Cleistanthus myrianthus (Hassk.) Kurz
Cleistanthus myrianthus atau Holea Putih dapat ditemukan di hutan primer, hutan basah
dengan ketinggian dapat mencapai 800 m. Tumbuhan berupa pohon, tingginya dapat

mencapai 30 m, berumah satu. Daun tunggal (berseling), tangkai daun berbentuk seperti
galah, helaian daun menjorong sampai melonjong kadang-kadang membundar telur atau
membundar telur sungsang.
Tumbuhan ini biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Bagian yang
digunakan yaitu pada bagian daun yang dapat dimanfaatkan untuk obat asma.
3. Mallotus paniculatus (Lam.) Mull. Arg. var. paniculatus
Tumbuhan yang mempunyai nama latin Mallotus paniculatus atau Empawa termasuk
juga kedalam tumbuhan dari famili Euphorbiaceae yang berpotensi sebagai obat-obatan
tradisional.
Secara umum tumbuhan ini ditemukan secara lokal di hutan meranggas dan hutan yang
selalu hijau, sebagian besar di tempat-tempat terbuka, seringkali di tempat-tempat yang
sangat terganggu atau bekas terbakar, di jurang-jurang dan tempat-tempat kering seperti
tanah datar yang tinggi, tepi dan lereng, di belukar-belukar, sepanjang sungai dan tepi jalan;
dengan ketinggian mulai dari pantai 5 sampai 1800 m dpl.
Manfaat dari tumbuhan Empawa yaitu air dari akar yang direbus lebih dulu dapat
diminumkan untuk ibu-ibu sesudah proses melahirkan. Daunnya dapat sebagai obat demam,
sedangkan indumentum daun mudanya dapat sebagai obat oles penis sesudah disunat. Pada
bagian batang digunakan untuk mengobati gusi yang bengkak.
4. Mallotus penangensis Mull. Arg.
Mallotus penangensis dapat ditemukan terutama di bawah naungan hutan primer atau
hutan sekunder lama, juga ditemukan di hutan sekunder muda atau belukar, sepanjang teluk,
pinggir sungai, pinggir jalan, daerah-daerah berpayau. Tumbuhan ini berpotensi sebagai obat
sakit kepala khusunya pada bagian daun. Jenis tumbuhan ini tersebar di Thailand Selatan,
Indonesia(Sumatra, Borneo, Celebes, Maluku), New Guinea, Filipina.
5. Shirakiopsis indica (Willd.) Esser
Shirakiopsis indica ditemukan di sepanjang sungai dan pantai, hutan mangrove, hutan
primer, hutan rawa sekunder muda; pada ketinggian mulai dari atas permukaan laut sampai
75 m. Di Indonesia tumbuhan ini dapat dijumpai di daerah Sumatera Timur, Borneo, Celebes
dan Maluku. Manfaat dari tumbuhan ini yaitu pada bagian daunnya dimanfaatkan sebagai
obat demam dan kencing nanah. Suku Kinomeri memanfaatkan sari buahnya sebagai obat
sakit gigi.

Anda mungkin juga menyukai