Anda di halaman 1dari 4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Otitis eksterna adalah suatu proses peradangan atau infeksi yang terjadi

pada canalis acusticus externus (liang telinga) (Lalwani, 2008). Otitis eksterna

disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus (Soepardi et al., 2012). Infeksi

dapat bersifat difus yaitu mengenai seluruh kulit liang telinga atau hanya

setempat sebagai furunkel (Ludman, 2012).

Prevalensi otitis eksterna mencapai 10% penduduk di dunia. Sembilan

puluh persen kasus terjadi pada telinga unilateral (Lee, 2012). Berdasarkan

penelitian di beberapa rumah sakit di Indonesia, angka kejadian otitis eksterna

berkisar 8% - 9% (Tira, 2002). Hasil penelitian Palandeng dalam Sedjati (2013)

di Poliklinik THT-KL RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada periode Januari

- Desember 2011 memperlihatkan bahwa dari 5.297 pengunjung terdapat 440

(8,33%) kasus otitis eksterna. Menurut Rupawan dalam Suwu (2013), penelitian

terhadap pasien otitis eksterna di Poliklinik THT RS. H. Adam Malik Medan

melaporkan 1.734 kunjungan baru dimana dijumpai 867 (8,07%) kasus otitis

eksterna.

Terdapat beberapa faktor predisposisi terjadinya otitis eksterna, antara

lain: struktur anatomis, kelembaban lokal, derajat keasaman (pH) liang telinga,

commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id2

trauma mekanik, berenang dan terpapar air, benda asing, bahan iritan, alergi,

penyakit psoriasis, penyakit diabetes mellitus, penyumbat telinga serta alat bantu

dengar (Sander, 2009). Salah satu faktor predisposisi adalah trauma mekanik

yang dapat berupa trauma lokal dan ringan pada epitel liang telinga, misalnya

setelah mengorek telinga dengan menggunakan alat seperti cotton bud, benda

kecil dari logam, bulu, handuk dan jari tangan (Lee et al., 2005; Amutta et al.,

2013).

Jika otitis eksterna tidak diobati, infeksi akan meluas secara progresif ke

lapisan subkutis, tulang rawan dan ke tulang di sekitarnya, sehingga timbul

kondritis, osteitis dan osteomielitis yang menghancurkan tulang temporal.

Keadaan inilah yang terjadi pada otitis eksterna maligna, terutama bila terdapat

faktor immunocompromize dan mikroangiopati (Soepardi et al., 2012).

Mencegah terjadinya otitis eksterna terutama yang disebabkan oleh trauma

mekanik akibat membersihkan telinga, dapat menghindari komplikasi tersebut.

Tindakan membersihkan telinga dilakukan untuk membersihkan serumen

(ear wax) yang dianggap sebagai kotoran di liang telinga (Amutta et al., 2013).

Liang telinga secara normal memiliki mekanisme pembersihan sendiri, sehingga

tidak perlu dibersihkan (Olaosun, 2013). Membersihkan telinga berulang-ulang

akan mengganggu fungsi pembersihan sendiri dari liang telinga dan serumen

akan terdorong masuk lebih dalam ke arah medial menuju membran timpani

serta merupakan faktor risiko terjadinya trauma berulang, peradangan, dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id3

melemahnya pertahanan lokal dari liang telinga terhadap infeksi bakteri dan

jamur (Amutta et al., 2013). Menurut Onghalai dalam Mustofa (2011),

membersihkan telinga berulang-ulang dapat menimbulkan trauma mekanik,

dapat berupa trauma lokal dan ringan pada epitel liang telinga. Faktor ini

menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari

epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan

bakteri masuk melalui kulit, inflamasi dan menimbulkan eksudat.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan frekuensi membersihkan telinga dengan kejadian otitis

eksterna di RSUD dr. Moewardi Surakarta.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana hubungan frekuensi membersihkan telinga dengan kejadian

otitis eksterna di RSUD dr. Moewardi Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi

membersihkan telinga dengan kejadian otitis eksterna di RSUD dr. Moewardi

Surakarta.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id4

D. Manfaat Penelitian

1. Aspek Teoritis

Diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengembangan ilmu kedokteran

dan penelitian selanjutnya tentang frekuensi membersihkan telinga terhadap

kejadian otitis eksterna.

2. Aspek Aplikatif

Memperoleh data sebagai informasi bagi masyarakat, tentang frekuensi

membersihkan telinga dan efek yang ditimbulkan, sehingga mencegah

timbulnya otitis eksterna.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai