PEDAHULUAN
1
mutasi gen tunggal, sedangkan sisanya oleh lingkungannya. (Brunner & Suddart,
2001)
2 Rumusan Masalah
3 Tujuan
1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan dapat memberi asuhan
keperawatan pada pasien Otitis dan Otosklerosis
2 Tujuan Khusus
a Mengetahui dan memahami definisi dari Otitis dan Otosklerosis
b Mengetahui dan memahami klasifikasi dari Otitis
c Mengetahui dan memahami manifestasi klinis Otitis dan Otosklerosis
d Mengetahui dan memahami etiologi Otitis dan Otosklerosis
e Mengetahui dan memahami patofisiologi dari Otitis dan Otosklerosis
f Mengetahui dan memahami cara pemeriksaan diagnostik Otitis dan
Otosklerosis
g Mengetahui dan memahami komplikasi dari Otitis dan Otosklerosis
h Mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada klien dengan
gangguan Otitis dan Otosklerosis
i Mengetahui dan memahami prognosis dari Otitis dan Otosklerosis
j Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan pendengaran (Otitis dan Otosklerosis)
2
4 Manfaat
Setelah pembelajaran materi ini, mahasiswa keperawatan dapat memberikan
Asuhan Keperawatan yang baik dan benar bagi klien dengan gangguan pendengaran
yaitu Otitis dan Otosklerosis.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Otitis
2.1.1 Definisi
Otitis berarti peradangan dari telinga. Otitis dibagi menjadi 2 jenis yaitu
otits eksterna dan otitis media. Otitis eksterna adalah proses inflamasi dari
saluran pendengaran eksternal (Robert Sander, 2001). Peradangan biasanya
disebabkan oleh infeksi. Otitis eksterna berarti peradangan hanya terbatas
pada bagian eksternal dari saluran telinga dan gendang telinga. Sedangkan
otitis media adalah peradangan akut atau seluruh pericilium telinga tengah.
Saat bakteri melalui saluran eustachius, bakteri bisa menyebabkan infeksi
saluran tersebut. Sehingga terjadilah pembengkakan di sekitar saluran,
mengakibatkan tersumbatnya saluran (Mansjoer, 2001: 76).
2.1.2 Klasifikasi
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh
periosteum telinga tengah.
4
2. Otitis media serosa
2.1.3 Etiologi
5
Masuknya zat pada telinga dapat berupa air, sampo, hairspray
atau produk lainnya. Masuknya air di telinga dapat menyebabkan
kelembaban bagi kuman untuk tumbuh. Hal ini juga dapat
menyebabkan gatal-gatal. Kemudian dapat menggores atau
menyodok telinga. Hal ini dapat merusak kulit di saluran telinga
dan menyebabkan peradangan. Kulit yang meradang dapat dengan
cepat menjadi terinfeksi. Sedangkan sampo, hairspray atau
produk lainnya yang masuk ke dalam telinga memiliki efek yang
sama dan mungkin lebih buruk, karena bahan kimia dapat
mengiritasi kulit sensitif kanal.
3. Jamur seperti Aspergillus dan Candida
4. Dermatosis seperti psoriasis, eczema, atau dermatitis sebore
Masalah kulit dapat mempengaruhi saluran telinga dan
membuat kulit meradang
5. Kotoran telinga yang berlebihan
A Penyebab utama
1 Bakteri
6
ditemukan sadalah Streptococcus pneumoniae, Hemophylus
influenza, dan Moraxella catarrhalis. Cara masuk bakteri
kebnayakan melalui tuba eustachii akibat kontaminasi sekresi
dalam nasofaring. Bakteri juga dapat masuk telinga tengah bila
ada perforasi membrane timpani. Eksudat purulent biasanya ada
dalam telinga tengah dan mengakibatkan kehilangan pendengaran
konduktif (Suzanne Smeltzer, 2002).
2 Virus
7
Peningkatan insidens OMA pada bayi dan anak-anak
kemungkinan disebabkan oleh struktur dan fungsi tidak matang atau
imatur tuba Eustachius. Selain itu, sistem pertahanan tubuh atau
status imunologi anak juga masih rendah. Insidens terjadinya otitis
media pada anak laki-laki lebih tinggi dibanding dengan anak
perempuan. Anak-anak pada ras Native American, Inuit, dan
Indigenous Australian menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi
dibanding dengan ras lain. Faktor genetik juga berpengaruh. Status
sosioekonomi juga berpengaruh, seperti kemiskinan, kepadatan
penduduk, fasilitas higiene yang terbatas, status nutrisi rendah, dan
pelayanan pengobatan terbatas, sehingga mendorong terjadinya
OMA pada anak-anak. ASI dapat membantu dalam pertahanan
tubuh. Oleh karena itu, anak-anak yang kurangnya asupan ASI
banyak menderita OMA. Lingkungan merokok menyebabkan anak-
anak mengalami OMA yang lebih signifikan dibanding dengan
anak-anak lain. Dengan adanya riwayat kontak yang sering dengan
anak-anak lain seperti di pusat penitipan anak-anak, insidens OMA
juga meningkat. Anak dengan adanya abnormalitas kraniofasialis
kongenital mudah terkena OMA karena fungsi tuba Eustachius turut
terganggu, anak mudah menderita penyakit telinga tengah.
(Kerschner, 2007).
2.1.4 Patofisiologi
8
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk
ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah,
lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang
baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.
9
dalam telinga tengah. Ini merupakan faktor pencetus terjadinya OMA
dan otitis media dengan efusi. Bila tuba Eustachius tersumbat,
drainase telinga tengah terganggu, mengalami infeksi serta terjadi
akumulasi sekret ditelinga tengah kemudian terjadi proliferasi mikroba
patogen pada sekret. Akibat dari infeksi virus saluran pernapasan atas,
sitokin dan mediator-mediator inflamasi yang dilepaskan akan
menyebabkan disfungsi tuba Eustachius. Virus respiratori juga dapat
meningkatkan kolonisasi dan adhesi bakteri, sehingga menganggu
pertahanan imum pasien terhadap infeksi bakteri. Jika sekret dan pus
bertambah banyak dari proses inflamasi lokal, perndengaran dapat
terganggu karena membran timpani dan tulang- tulang pendengaran
tidak dapat bergerak bebas terhadap getaran. Akumulasi cairan yang
terlalu banyak akhirnya dapat merobek membran timpani akibat
tekanannya yang meninggi (Kerschner, 2007). Obstruksi tuba
Eustachius dapat terjadi secara intraluminal dan ekstraluminal. Faktor
intraluminal adalah seperti akibat ISPA, dimana proses inflamasi
terjadi, lalu timbul edema pada mukosa tuba serta akumulasi sekret di
telinga tengah. Selain itu, sebagian besar pasien dengan otitis media
dihubungkan dengan riwayat fungsi abnormal dari tuba Eustachius,
sehingga mekanisme pembukaan tuba terganggu. Faktor ekstraluminal
seperti tumor, dan hipertrofi adenoid (Kerschner, 2007).
10
2.1.5 WOC
a Otitis Eksterna
11
b Otitis Media
12
2.1.6 Manifestasi Klinis
Gejala otitis media dapat bervariasi menurut beratnya infeksi dan bisa
sangat ringan dan sementara atau sangat berat. Keadaan ini biasanya
unilateral pada orang dewasa.
13
k. Impedance audiometry (tympanometry): digunakan untuk mengukur
perubahan impedans akustik sistem Membran timpani telinga tengah
melalui perubahan tekanan udara di telinga luar.
l. Pure tone Audiometry: juga banyak digunakan, terutama menilai dari
sisi gangguan dengar atau tuli konduktif yang mungkin berasosiasi
dengan OME. Meski teknik ini time consuming dan membutuhkan
peralatan yang mahal, tetap digunakan sebagai skrining, dimana tuli
konduktif berkisar antara derajat ringan hingga sedang.
2.1.8 Penatalaksanaan
a. Otitis eksterna
14
Penilaian terhadap sekret, edema dinding kanalis, dan membrana timpani
dalam menggunakan alat dalam mengoleskan obat.
Ada tiga aspek dalam pengobatan otitis eksterna nekrotikans. Yang paling
penting adalah mengontrol gula darah pada pasien diabetes mellitus.
Otitis media serosa tidak perlu ditangani secara medis kecuali terjadi
infeksi (otitis media akut). Bila kehilangan pendengaran yang berhubungan
dengan efusi telinga tengah menimbulkan masalah bagi pasien, maka bisa
dilakukan miringotomi dan dipasang tabung untuk menjaga telinga tengah
15
tetap terventilasi. Kortikosteroid dosis rendah kadang dapat mengurangi
edema tuba eustachii pada kasus barotrauma.
2.1.9 Komplikasi
c Otitis eksterna
16
Penyebab penyakit telinga kronis yang efektif harus didasarkan
pada faktor-faktor penyebabnya dan pada stadium penyakitnya.
Dengan demikian pada waktu pengobatan haruslah dievaluasi faktor-
faktor yang menyebabkan penyakit menjadi kronis, perubahan-
perubahan anatomi yang menghalangi penyembuhan serta menganggu
fungsi, dan proses infeksi yang terdapat ditelinga. Bila didiagnosis
kolesteatom, maka mutlak harus dilakukan operasi, tetapi obat -obatan
dapat digunakan untuk mengontrol infeksi sebelum operasi.
1. OMK Benigna
17
Toilet telinga dengan pengisapan (suction toilet)
b. Terramycin.
2. Neomisin
3. Kloramfenikol
18
Pemilihan antibiotik sistemik untuk OMSK juga sebaiknya
berdasarkan kultur kuman penyebab. Pemberian antibiotika tidak
lebih dari 1 minggu dan harus disertai pembersihan sekret profus.
Bila terjadi kegagalan pengobatan , perlu diperhatikan faktor
penyebab kegagalan yang ada pada penderita tersebut.
2. OMK MALIGNA
Mastoidektomi sederhana
Mastoidektomi radikal
Miringoplasti
Timpanoplasti
a Komplikasi Intratemporal
19
- Mastoiditis akut.
- Labirinitis.
- Petrositis.
b Komplikasi Ekstratemporal.
- Abses subperiosteal.
c Komplikasi Intrakranial.
- Abses otak.
- Tromboflebitis.
- Hidrocephalus otikus.
2.4.1 Pengkajian
a. Anamnesa
20
Alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, dan
diagnose medis.
2) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu
Apakah ada kebiasaan berenang, apakah pernah menderita
gangguan pendengaran (kapan, berapa lama, pengobatan apa yang
dilakukan, bagaimana kebiasaan membersihkan telinga, keadaan
lingkungan tenan, daerah industri, daerah polusi), apakah riwayat
pada anggota keluarga.
Riwayat kesehatan sekarang
Kaji keluhan kesehatan yang dirasakan pasien pada saat di
anamnesa, Seperti penjabaran dari riwayat adanya kelainan nyeri
yang dirasakan.
Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami
penyakit yang sama. Ada atau tidaknya riwayat infeksi saluran
nafas atas yang berulang dan riwayat alergi pada keluarga.
b. Pemeriksaan Fisik
21
Genitourinaria
Ekstremitas
Sistem integumen
Sistem neurologi
Data pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi
Eliminasi
c. Pemeriksaan Diagnostik
22
1. Domain 12: kenyamanan, kelas 1. Kenyamanan
fisik(00132). Nyeri akut b.d agens cedera biologis (.,
infeksi, iskemia, neoplasma)
2. Domain 12. Kenyamanan kelas 1. Kenyamanan fisik(0214).
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan sumber
daya tidak adekuat
3. Domain 11. Kenyamana/perlindungan. Kelas 1. Infeksi
(00004). Resiko infeksi
23
2 Domain 12: Tingkat kecemasan: 1. Pertahankan aturan
kenyamanan, 1. Wajah tidak dan prosedur yang
kelas 1. tegang sesuai dengan
Kenyamanan 2. Dapat mengambil keakuratan dan
fisik(00132). Nyeri keputusan keamanan
akut b.d agens 3. Berkeringat pemberian obat-
cedera biologis (., dingin obatan
Tingkat 2. Ikuti prosedur lima
infeksi, iskemia,
ketidaknyamanan: benar dalam
neoplasma)
1. Tidak lagi pemberian obat
mendesah 2. Tentukan lokasi,
2. Tidak ada rasa karakteristik,
takut kualitas, dan
3. Tidak ada keparahan nyeri
ketegangan sebelum mengobati
wajah pasien
3. Pilih analgesik atau
kombinasi analgesik
yang sesuai ketika
lebih dari satu
diberikan
4. Tentukan obat apa
yang diperlukan dan
kelola menurut resep
dan/atau protokol
5. Tentukan
kemampuan pasien
untuk mengobati diri
sendiri dengan cara
yang tepat
24
kesehatan masa lalu
dan dokumentasikan
bukti yang
menunjukan adanya
penyakit medis,
diagnosa
keperawatan serta
perawatannya
4. Identifikasi adanya
sumber-sumber
agensi untuk
membantu
menurunkan faktor
resiko
5. Identifikasi resiko
biologis, lingkungan
dan perilaku serta
hubungan timbal
balik
2.4.4 Implementasi
25
hati-hati dan hati-hati
5. Kurangi stimuli 5. Mengurangi
yang menciptakan stimuli yang
perasaan takut menciptakan
maupun cemas perasaan takut
6. Gunakan maupun cemas
komunikasi 6. Menggunakan
terapeutik dalam komunikasi
membangun terapeutik dalam
hubungan saling membangun
percaya dan caring hubungan saling
7. Gunakan alat percaya dan
untuk memantau caring
dan mengevaluasi 7. Menggunakan alat
kesejahteraan untuk memantau
spiritual klien dan mengevaluasi
dengan baik kesejahteraan
spiritual klien
dengan baik
26
yang diperlukan dari satu diberikan
dan kelola menurut 5. Menentukan obat
resep dan/atau apa yang
protokol diperlukan dan
6. Tentukan kelola menurut
kemampuan resep dan/atau
pasien untuk protokol
mengobati diri 6. Menentukan
sendiri dengan kemampuan
cara yang tepat pasien untuk
mengobati diri
sendiri dengan
cara yang tepat
27
hubungan timbal lingkungan dan
balik perilaku serta
hubungan timbal
balik
2.4.5 Evaluasi
2.3 Otosklerosis
2.3.1 Definisi
28
Otosklerosis dapat memburuk secara perlahan. Kondisi ini tidak
memerlukan perawatan sampai seseorang mengalami gangguan pendengaran
yang berat. Otosklerosis dapat menyebabkan berbagai jenis gangguan
pendengaran, tergantung pada struktur telinga mana yang terkena.
Otokslerosis biasanya mengenai tulang terakhir dalam jalur pendengaran,
tulang sanggurdi, yang terletak pada pintu masuk telinga dalam.
2.3.2 Etiologi
Otosklerosis klinis adalah dua kali lebih lazim pada wanita seperti
dalam laki-laki, sehingga menimbulkan hipotesis bahwa hormon seks
29
dapat berkontribusi terhadap perkembangan penyakit (Ylva Dahlin,
2013).
2.3.3 Patofisiologi
30
31
2.3.4 WOC
Masuk ke Gen
rongga autosom Pembentukan
telinga dominan tulang
monohibrid spospongiosium
Terjadi OMA abnormal
Terbentuknya
tulang rawan Di jendela
Tuba abnormal ovalis
eustachius (spon)
tersumbat
Pendengaran
terganggu Fiksasi pada
stapes
1. Audiometri
2. Radiologi
2.3.7 Penatalaksanaan
2.3.8 Komplikasi
33
5. Tuli sensorineural
6. Labirinitis
7. Otitis media akut
2.4.1 Pengkajian
1. Anamnesa.
Biodata Klien
Otosklerosis lebih sering pada wanita dari pada laki-laki
dan sering mulainya tuli menyertai kehamilan atau tampak
kehamilan mempercepat pemburukanya.( Cody.R. 1993)
2. Keluhan Utama
Klien mengeluh pendegarannya mulai berkurang secara
bertahap dan terdapat sensasi tekanan atau rasa penuh
ditelinga yang terkena.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Klien dengan atosklerosis menunjukkan tuli konduktif,
sensorineural atau campuran bilateral atau unilateral.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah terpapar virus measles. Beberapa
berpendapat bahwa infeksi kronik measles di tulang
merupakan predisposisi pasien untuk terkena otosklerosis.
Materi virus dapat ditemukan di osteoblas pada lesi sklerotik.
5. Riwayat kesehatan Keluarga
Otosklerosis biasanya dideskripsikan sebagai penyakit
yang diturunkan secara autosomal dominant dengan
penetrasi yang tidak lengkap (hanya berkisar 40%). Derajat
34
dari penetrasi berhubungan dengan distribusi dari lesi
otosklerotik lesi pada kapsul tulang labirin.
6. Pengkajian Bio-Psiko-Sos-Spiritual
- Muntah-muntah.
c. Pola Eliminasi
- Sering berkeringat adanya adanya kesulitan dalam berkemih
- Tanyakan pola berkemih dan bowel.
35
pendengaran..
- Perasaan terisolasi.
36
1. Domain 11: Status kenyamanan 1. Tentukan
keamanan/perlindu fisik: jumalah dan
ngan, kelas 6. 1. Tidak merasa jenis
Termoregulasi(000 merinding saat intake/asupan
06) hipertermia dingin cairan serta
berhubungan 2. Tidak kebiasaan
dengan trauma berkeringat saat eliminasi
panas 2. Tentukan faktor
3. Tingkat resiko yang
pernapasan tidak mungkin
terganggu menyebabkan
4. Sakit kepala ketidakseimbang
tidak terganggu an cairan
5. Sakit otot tidak 3. Tentukan apakah
terganggu klien mengalami
Tanda tanda vital kehausan/gejala
1. Denyut nadi perubahan
apical tidak cairan
terganggu 4. Monitor berat
2. Peningkatan suhu badan
kulit tidak 5. Monitor asupan
terganggu dan pengeluaran
37
untuk cuci
tangan yang
sesuai
6. Pakai sarung
tangan steril
dengan tepat
3. Domain 6: persepsi 1. Kepuasan dengan 1. Guanakan
diri, kelas 3 citra fungsi tubuh pendekatan yang
tubuh(00118) 2. Penyesuaian tenang dan
gangguan citra terhadap meyakinkan
tubuh tampilan fisik 2. Nyatakan dengan
berhubungan 3. Penyesuaian jelas harapan
dengan perubahan terhadap fngsi terhadap prilaku
tubuh klien
fungsi kognitif
4. Penyesuaian 3. Berikan objek
terhadap yang menunjukan
perubahan tubuh perasaan aman
akibat 4. Dengarkan klien,
pembedahan puji/kuatrkan
5. Penyesuain prilaku yang baik
terhadap secra tepat
perubahan tubuh 5. Identifikasi pada
akibat cedera saat terjadi
operubahan
tingkat
kecemasan
6. Berikan aktivitas
pengganti yang
bertujuan untuk
mengurangi
tekanan
2.4.4 Implementasi
38
6) hipertermia kebiasaan eliminasi
berhubungan eliminasi 2. Menentukan
dengan trauma 2. Tentukan faktor faktor resiko yang
resiko yang mungkin
mungkin menyebabkan
menyebabkan ketidakseimbang
ketidakseimbang an cairan
an cairan 3. Menentukan
3. Tentukan apakah apakah klien
klien mengalami mengalami
kehausan/gejala kehausan/gejala
perubahan perubahan cairan
cairan 4. Memonitor berat
4. Monitor berat badan
badan 5. Memonitor
5. Monitor asupan asupan dan
dan pengeluaran pengeluaran
2 Domain 11: 1. Bersihkan 1. Membersihkan
keamanan lingkunahan lingkunahan
perlindungan, kelas dengan baik dengan baik
1. Infeksi (00004) setelah di setelah di
resiko infeksi gunakan untuk gunakan untuk
berhubungan setiap pasien setiap pasien
dengan prosedur 2. Ganti peralatan 2. Mengganti
perawatan per peralatan
invasive
pasien sesuai perawatan per
protocol institusii pasien sesuai
3. Ajarkan cara cuci protocol institusii
tangan bagi 3. Mengajarkan
tenaga cara cuci tangan
kesehatan bagi tenaga
4. Anjurkan psien kesehatan
mengenai 4. Menganjurkan
tekhnik mencuci psien mengenai
tangan dengan tekhnik mencuci
tepat tangan dengan
5. Gunakan sabun tepat
anti microba 5. Menggunakan
untuk cuci sabun anti
tangan yang microba untuk
sesuai cuci tangan yang
6. Pakai sarung sesuai
tangan steril 6. Memakai sarung
dengan tepat tangan steril
39
dengan tepat
3. Domain 6: persepsi 1. Guanakan 1. Mengguanakan
diri, kelas 3 citra pendekatan yang pendekatan yang
tubuh(00118) tenang dan tenang dan
gangguan citra meyakinkan meyakinkan
tubuh berhubungan 2. Nyatakan dengan 2. Menyatakan
dengan perubahan jelas harapan dengan jelas
fungsi kognitif terhadap prilaku harapan
klien terhadap prilaku
3. Berikan objek klien
yang 3. Memberikan
menunjukan objek yang
perasaan aman menunjukan
4. Dengarkan klien, perasaan aman
puji/kuatrkan 4. Mendengarkan
prilaku yang baik klien,
secra tepat puji/kuatrkan
5. Identifikasi pada prilaku yang baik
saat terjadi secra tepat
operubahan 5. Mengidentifikasi
tingkat pada saat terjadi
kecemasan operubahan
6. Berikan aktivitas tingkat
pengganti yang kecemasan
bertujuan untuk 6. Memberikan
mengurangi aktivitas
tekanan pengganti yang
bertujuan untuk
mengurangi
tekanan
2.4.5 Evaluasi
40
41
BAB III
3.1 Kasus
3.2 Pengkajian
A Anamnesa
1 Identitas pasien
Nama : An. A
Usia : 10 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Status perkawinan : belum menikah
MRS : 23-11-2016
Tanggal pengkajian : 24-11-1016
Diagnosa masuk : otitis media akut
2 Keluhan utama
42
Klien mengeluh demam dan nyeri telinga
3 Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan keluar cairan putih dari telinga kanan yang disertai dengan
demam dan nyeri telinga. Orangtua pasien mengatakan anaknya memiliki
riwayat batuk dan pilek yang sering berulang dan dua hari terakhir tiba-
tiba keluar cairan bening dari telinga kiri dengan konsistensi kenyal dan
tidak bau. Klien mengatakan tidak percaya diri dengan tubuhnya saat ini.
Wajah klien tampak kemerahan
4 Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat batuk dan pilek yang sering berulang
5 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak dijelaskan dalam kasus
B Pemeriksaan fisik
1 TTV: TD=120/80 mmHg, HR=110x/menit, RR=20x/menit, T=39oC
2 B1 (Breathing) : RR 20x/menit (Normal)
3 B2 (Blood) : Tekanan darah 120/80 mmHg (normal), nadi
110x/menit (takikardi)
4 B3 (Brain) : Klien kadang tidak nyambung bila diajak berbicara
dengan suara yang rendah.
5 B4 (Bladder) : Normal
6 B5 (Bowel) : Normal
7 B6 (Bone) : Nyeri pada pergerakan aurikula
C Pemeriksaan Penunjang
1 Tes Rinne= (-)
2 Tes Weber= lateralisasi kekanan dan pada tes bisik pasien tidak dapat
mendengarkan suara berfrekuensi rendah
43
3.3 Analisa data
Hipertermia
2. DS: Invasi bakteri Nyeri Akut
DO:
Poses peradangan
Didapatkan nyeri pada pergerakan
aurikula, tes rinne (-), tes weber:
lateralisasi kekanan dan pada tes
Nyeri akut
bisik pasien tidak dapat
mendengarkan suara berfrekuensi
rendah
3. DS: Akumulasi cairan Gangguan Citra
Tubuh
Klien mengeluh keluar cairan putih
44
dari telinga kanan Ruptur membrane
timpani karena
Klien mengatakan tidak percaya diri
desakan
dengan tubuhnya saat ini
DO:
Keluarnya cairan putih
Terdapat edema dan serumen kental
dari telinga
pada MAE serta terdapat perforasi
pada membrane timpani telinga
kanan, tes rinne (-), tes weber: Gangguan citra tubuh
lateralisasi kekanan dan pada tes
bisik pasien tidak dapat
mendengarkan suara berfrekuensi
rendah
45
Batasan karakteristik: hipertermia 3 Monitor asupan dan
3 Denyut nadi radial keluaran, sadari perubahan
1 Takikardi tidak terganggu kehilangan cairan yang
2 Kulit kemerahan 4 Denyut jantung tidak dirasakan
apical tidak 4 Dorong konsumsi cairan
terganggu b Pengaturan suhu (3900)
b TTV (0802) 1 Monitor suhu paling tidak
1 Suhu tubuh normal setiap 2 jam, sesuai
(36-37,5oC) kebutuhan
2 Denyut jantung 2 Monitor tekanan darah,
apical normal nadi dan respirasi, sesuai
3 Denyut nadi radial kebutuhan
c Keparahan infeksi 3 Sesuaikan suhu
(0703) lingkungan untuk
1 Tidak ada kebutuhan pasien
kemerahan 4 Berikan medikasi yang
2 Tidak ada cairan tepat untuk mencegah atau
(luka) yang berbau mengontrol menggigil
busuk c Kontrol infeksi (6540)
3 Tidak ada demam 1 Dorong untuk beristirahat
4 Tidak ada nyeri 2 Anjurkan pasien dan
keluarga mengenai tanda
dan gejala infeksi dan
kapan harus
melaporkannya kepada
penyedia perawatan
kesehatan
3 Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
bagaimana menghindari
infeksi
2. Domain 12. a Kontrol nyeri a Manajemen nyeri (1400)
Kenyamanan, kelas 1. (1605) 1 Lakukan pengkajian nyeri
Kenyamanan Fisik 1 Mengenali kapan komprehensif yang
(00132). Nyeri akut nyeri terjadi meliputi lokasi,
berhubungan dengan 2 Menggambarkan karakteristik, onset/durasi,
agens cidera biologis. faktor penyebab frekuensi, kualitas,
3 Mengenali apa yang intensitas atau beratnya
Batasan karakteristik: terkait dengan nyeri dan faktor pencetus
gejala nyeri 2 Gunakan strategi
1 Keluhan tentang 4 Melaporkan nyeri komunikasi terapeutik
intensitas yang terkontrol untuk mengetahui
menggunakan b Tingkat nyeri pengalaman nyeri dan
standar skla nyeri (2102) sampaikan penerimaan
2 Perubahan
46
parameter 1 Tidak ada nyeri pasien terhadap nyeri
fisiologis yang dilaporkan 3 Ajarkan penggunaan
2 tidak ada teknik non farmakologi
panjangnya episode 4 Ajarkan metode
nyeri farmakologi untuk
3 Denyut nadi radial menurunkan nyeri
normal b Pengurangan kecemasan
c Tanda-tanda vital (5820)
(0802) 1 Berada di sisi klien untuk
1 Suhu tubuh (5) meningkatkan rasa aman
2 Tekanan nadi (5) dan mengurangi ketakutan
2 Berikan aktivitas
pengganti yang bertujuan
untuk mengurangi tekanan
3 Instruksikan klien untuk
menggunakan teknik
relaksasi
4 Kaji tanda verbal dan
nonverbal kecemasan
c Monitor TTV (6680)
1 Monitor tekanan darah,
nadi, suhu, dan status
pernapasan dengan tepat.
2 Monitor dan laporkan
tanda dan gejala
hipotermia dan
hipertermia.
3 Monitor keberadaan dan
kualitas nadi.
4 Identifikasi
kemungkinan penyebab
perubahan tanda-tanda
vital.
3. Domain 6: Persepsi Diri, a Citra tubuh (1200) a Peningkatan citra
Kelas 3. Citra Tubuh, 1 Deskripsi bagian tubuh
Gangguan citra tubuh tubuh yang terkena 1 Bantu pasien untuk
berhubungan dengan (dampak) konsisten mendiskusikan
penyakit (00118). positif perubahan-perubahan
2 Kepuasan dengan (bagian tubuh)
Batasan karakteristik: fungsi tubuh disebabkan adanya
konsistensi positif penyakit atau
1 Gangguan fungsi 3 Kepuasan dengan pembedahan, dengan
tubuh fungsi tubuh cara yang tepat
2 Gangguan konsistensi positif 2 Bantu pasien untuk
struktur tubuh
47
3 Menolak 4 Penyesuaian mendiskusikan stressor
menerima terhadap perubahan yang mempengaruhi
perubahan tampilan fisik citra diri terkait dengan
4 Perasaaan konsistensi positif kondisi kongenital,
negative tentang 5 Penyesuaian cedera, penyakit, atau
tubuh terhadap perubahan pembedahan
fungsi tubuh 3 Identifikasi strategi-
konsistensi positif strategi penggunaan
b Tingkat rasa takut koping oleh orangtua
(1210) dalam berespon terhadap
1 Tidak ada distress perubahan anak
2 Tidak ada b Pengurangan
kekurangan kecemasan
kepercayaan diri 1 Berada di sisi klien
3 Tidak ada untuk meningkatkan
verbalisasi rasa rasa aman dan
takut mengurangi ketakutan
4 Tidak menarik diri 2 Berikan aktivitas
5 Tidak ada ketakutan pengganti yang
bertujuan untuk
mengurangi tekanan
3 Instruksikan klien untuk
menggunakan teknik
relaksasi
4 Kaji tanda verbal dan
nonverbal kecemasan
3.6 Implenemtasi
48
Hipertermia lainnya lainnya
berhubungan dengan 2 Monitor warna kulit 2 Memantau warna kulit
penyakit (00007). dan suhu dan suhu
3 Monitor asupan dan 3 Memantau asupan dan
Batasan karakteristik: keluaran, sadari keluaran, sadari
perubahan perubahan kehilangan
3 Takikardi
kehilangan cairan cairan yang tidak
4 Kulit kemerahan
yang tidak dirasakan dirasakan
4 Dorong konsumsi 4 Mendorong konsumsi
cairan cairan
b Pengaturan suhu b Pengaturan suhu
(3900) (3900)
1 Monitor suhu paling 1 Memonitor suhu paling
tidak setiap 2 jam, tidak setiap 2 jam,
sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan
2 Monitor tekanan 2 Memonitor tekanan
darah, nadi dan darah, nadi dan
respirasi, sesuai respirasi, sesuai
kebutuhan kebutuhan
3 Sesuaikan suhu 3 Menyesuaikan suhu
lingkungan untuk lingkungan untuk
kebutuhan pasien kebutuhan pasien
4 Berikan medikasi 4 Memberikan medikasi
yang tepat untuk yang tepat untuk
mencegah atau mencegah atau
mengontrol mengontrol menggigil
menggigil c Kontrol infeksi (6540)
c Kontrol infeksi 1 Mendorong untuk
(6540) beristirahat
1 Dorong untuk 2 Menganjurkan pasien
beristirahat dan keluarga mengenai
2 Anjurkan pasien dan tanda dan gejala infeksi
keluarga mengenai dan kapan harus
tanda dan gejala melaporkannya kepada
infeksi dan kapan penyedia perawatan
harus kesehatan
melaporkannya 3 Mengajarkan pasien dan
kepada penyedia keluarga mengenai
perawatan kesehatan bagaimana menghindari
3 Ajarkan pasien dan infeksi
keluarga mengenai
bagaimana
menghindari infeksi
2. Domain 12. a Manajemen nyeri a Manajemen nyeri
49
Kenyamanan, kelas 1. (1400) (1400)
Kenyamanan Fisik 1 Lakukan pengkajian 1 Melakukan pengkajian
(00132). Nyeri akut nyeri komprehensif nyeri komprehensif
berhubungan dengan yang meliputi yang meliputi lokasi,
agens cidera biologis. lokasi, karakteristik, karakteristik,
onset/durasi, onset/durasi, frekuensi,
Batasan karakteristik: frekuensi, kualitas, kualitas, intensitas atau
intensitas atau beratnya nyeri dan
3 Keluhan tentang beratnya nyeri dan faktor pencetus
intensitas faktor pencetus 2 Menggunakan strategi
menggunakan 2 Gunakan strategi komunikasi terapeutik
standar skla nyeri komunikasi untuk mengetahui
4 Perubahan terapeutik untuk pengalaman nyeri dan
parameter mengetahui sampaikan penerimaan
fisiologis pengalaman nyeri pasien terhadap nyeri
dan sampaikan 3 Mengajarkan
penerimaan pasien penggunaan teknik non
terhadap nyeri farmakologi
3 Ajarkan penggunaan 4 Mengajarkan metode
teknik non farmakologi untuk
farmakologi menurunkan nyeri
4 Ajarkan metode b Pengurangan
farmakologi untuk kecemasan (5820)
menurunkan nyeri 1 Berada di sisi klien
b Pengurangan untuk meningkatkan
kecemasan (5820) rasa aman dan
1 Berada di sisi klien mengurangi ketakutan
untuk meningkatkan 2 Memberikan aktivitas
rasa aman dan pengganti yang
mengurangi bertujuan untuk
ketakutan mengurangi tekanan
2 Berikan aktivitas 3 Mengajarkan klien
pengganti yang untuk menggunakan
bertujuan untuk teknik relaksasi
mengurangi tekanan 4 Mengkaji tanda verbal
3 Instruksikan klien dan nonverbal
untuk menggunakan kecemasan
teknik relaksasi c Monitor TTV (6680)
4 Kaji tanda verbal 1 Memonitor tekanan
dan nonverbal darah, nadi, suhu, dan
kecemasan status pernapasan
c Monitor TTV dengan tepat.
(6680) 2 Memonitor dan laporkan
1 Monitor tekanan tanda dan gejala
50
darah, nadi, suhu, hipotermia dan
dan status hipertermia.
pernapasan dengan 3 Memonitor keberadaan
tepat. dan kualitas nadi.
2 Monitor dan 4 Mengidentifikasi
laporkan tanda dan kemungkinan penyebab
gejala hipotermia perubahan tanda-tanda
dan hipertermia. vital.
3 Monitor keberadaan
dan kualitas nadi.
4 Identifikasi
kemungkinan
penyebab perubahan
tanda-tanda vital.
3. Domain 6: Persepsi Diri, a Peningkatan citra a Peningkatan citra
Kelas 3. Citra Tubuh, tubuh tubuh
Gangguan citra tubuh 1 Bantu pasien untuk 1 Membantu pasien untuk
berhubungan dengan mendiskusikan mendiskusikan
penyakit (00118). perubahan- perubahan-perubahan
perubahan (bagian (bagian tubuh)
Batasan karakteristik: tubuh) disebabkan disebabkan adanya
adanya penyakit penyakit atau
5 Gangguan fungsi atau pembedahan, pembedahan, dengan
tubuh dengan cara yang cara yang tepat
6 Gangguan tepat 2 Membantu pasien untuk
struktur tubuh 2 Bantu pasien untuk mendiskusikan stressor
7 Menolak mendiskusikan yang mempengaruhi
menerima stressor yang citra diri terkait dengan
perubahan mempengaruhi citra kondisi kongenital,
8 Perasaaan diri terkait dengan cedera, penyakit, atau
negative tentang kondisi kongenital, pembedahan
tubuh cedera, penyakit, 3 Mengidentifikasi
atau pembedahan strategi-strategi
3 Identifikasi strategi- penggunaan koping oleh
strategi penggunaan orangtua dalam
koping oleh berespon terhadap
orangtua dalam perubahan anak
berespon terhadap b Pengurangan
perubahan anak kecemasan
b Pengurangan 1 Berada di sisi klien
kecemasan untuk meningkatkan
1 Berada di sisi klien rasa aman dan
untuk meningkatkan mengurangi ketakutan
rasa aman dan 2 Memberikan aktivitas
51
mengurangi pengganti yang
ketakutan bertujuan untuk
2 Berikan aktivitas mengurangi tekanan
pengganti yang 3 Menginstruksikan klien
bertujuan untuk untuk menggunakan
mengurangi tekanan teknik relaksasi
3 Instruksikan klien 4 Mengkaji tanda verbal
untuk menggunakan dan nonverbal
teknik relaksasi kecemasan
4 Kaji tanda verbal
dan nonverbal
kecemasan
3.7 Evaluasi:
1 MK: Hipertermia berhubungan dengan penyakit
S: Klien mengeluh demam
O: Suhu 39oC, wajah tamapak kemerahan
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
2 Mk: Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis
S: klien mengeluh nyeri telinga
O: nyeri skala 7 (1-10)
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
3 MK: Gangguan citra diri
S: Klien mengatakan tidak percaya diri dengan tubuhnya saat ini
O: Terdapat edema dan serumen kental pada MAE serta terdapat perforasi
pada membrane timpani telinga kanan
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
52
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Otitis media adalah peradangan akut atau seluruh pericilium telinga tengah. Saat
bakteri melalui saluran eustachius, bakteri bisa menyebabkan infeksi saluran tersebut.
Sehingga terjadilah pembengkakan di sekitar saluran, mengakibatkan tersumbatnya
saluran (Mansjoer, 2001: 76).
Otosklerosis adalah suatu penyakit pada tulang pada bagian telinga tengah
khususnya pada stapes yang disebabkan pembentukan baru tulang spongiosus dan
sekitar jendela ovalis sehingga dapat mengakibakan fiksasi pada stapes. (Brunner &
Sudart, 2001)
53
4.2 Saran
54