Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENGATASI KECEMASAN TERHADAP VAKSINASI COVID-19

OLEH
1. Sirajudin Fadli Batalipu
2. Mirza Apriliani Pakaya
3. Novilda Liputo
4. Indri A. Husain

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XIII


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Pembahasan : Mengatasi Kecemasan Terhadap Vaksinasi Covid-19

Sub Pokok Bahasan : Pengertian Covid, Vaksin, Konsep Dasar Kecemasan


Dan Cara Mengatasi Kecemasan Terhadap Vaksin
Covid-19

Peserta/Sasaran : Pengunjung Puskesmas Telaga

Hari/tanggal : Jum'at /28 Mei 2021

Tempat : Puskesmas Telaga

Waktu Pelaksanaan : Pukul 10.00 WITA

Waktu : 45 Menit

Penyuluh : Profesi Ners UNG Kelompok 1

1. Latar Belakang
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-
CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus
yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19
antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak
napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14
hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia,
sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan
kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologi nya di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus
tersebut sebagai jenis baru coronavirus. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO
menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan
COVID-19 sebagai pandemi.
Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan menyebar ke
berbagai negara dalam waktu singkat. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020, WHO
melaporkan 167.971.644 kasus konfirmasi dengan 3.486.747 kematian di
seluruh dunia. Indonesia melaporkan kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020.
Kasus meningkat dan menyebar dengan cepat di seluruh wilayah Indonesia.
Sampai dengan tanggal 25 Mei 2021 Kementerian Kesehatan melaporkan
1.786.187 kasus konfirmasi COVID-19 dengan 49.627 kasus meninggal.
Dilihat dari situasi penyebaran COVID-19 yang sudah menjangkau
seluruh wilayah provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus dan/atau jumlah
kematian semakin meningkat dan berdampak pada aspek politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di
Indonesia. Sehingga perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi
penerapan protokol kesehatan namun juga diperlukan intervensi lain yang
efektif melalui upaya pemberian vaksinasi.
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen yang bila diberikan
kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap
penyakit tertentu. Vaksin bukanlah obat namun vaksin mendorong pembentukan
kekebalan spesifik pada penyakit Covid-19 agar terhindar dari tertular atau
kemungkinan sakit berat.
Tujuan pemberian vaksin adalah untuk menurunkan angka kesakitan,
kematian, dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
Vaksin akan membuat tubuh seseorang mengenali bakteri/virus penyebab
penyakit tertentu, sehingga bila terpapar bakteri/virus tersebut akan menjadi
lebih kebal.
Pemerintah Indonesia resmi memulai pelaksanaan vaksinasi COVID-19
pada tanggal 13 januari 2021 dengan vaksinasi pertama dilakukan pada Presiden
RI Joko Widodo, serta sejumlah perwakilan dari berbagai latar belakang seperti
tenaga kesehatan, pemuka agama, guru dan lain-lain.
Namun program vaksinasi pemerintah ini menuai pro dan kontra,
berdasarkan hasil survei menunjukan bahwa ada 54,9% masyarakat yang
bersedia di vaksin dan sekitar 43% yang menolak untuk di vaksin. namun ini
belum sesuai dengan target capaian pemerintah dimana untuk mencapai herd
immunity minimal 70% masyarakat yang di vaksin. Sebagian besar masyarakat
yang menolak vaksinasi mengungkapkan adanya kecemasan terhadap vaksin
yang akan diberikan. Sehingga berdasarkan uraian diatas perlu adanya
pemberian penyuluhan dalam hal mengatasi kecemasan terhadap vaksinasi
COVID-19.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang cara mengatasi
kecemasan terhadap vaksinasi COVID-19 diharapkan peserta dapat
mengetahui apa itu vaksinasi dan bagaimana cara mengatasi kecemasan
terhadap vaksinasi COVID-19.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan para peserta
penyuluhan dapat:
1. Dapat mengetahui / memahami tentang COVID-19
2. Dapat mengetahui / memahami tentang Vaksinasi
3. Dapat Mengetahui / Memahami Konsep dasar Kecemasan
4. Dapat mengetahui / memahami cara mengatasi kecemasan terhadap
vaksinasi COVID-19
3. Materi Penyuluhan

(Terlampir)

4. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya jawab

5. Media
1) Banner
2) Leaflet
6. Penanggung Jawab
Kelompok 1 (Puskesmas Telaga)
1. Sirajudin Fadli Batalipu
2. Mirza Apriliani Pakaya
3. Novilda Liputo
4. Indri A. Husain
7. Proses Kegiatan
No Kegiatan Kegiatan Media Metode Pelaksana Waktu
Penyuluhan Peserta
1. Pembukaan : Ceramah Moderator 5 Menit
1. Membuka 1. Menjawab
kegiatan salam
dengan
mengucapaka
n salam
2. Memperkenal 2. Mendenga
kan diri rkan
3. Menjelaskan 3. Memperha
tujuan dari tikan
penyuluhan
4. Kontrak 4. Memperha
waktu tikan
2. Pelaksanaan : Banner Ceramah Pemateri/ 35 menit
1. Menjelaskan 1. Mendengar dan penyuluh
dan kan tanya
menguraikan jawab
materi
tentang:
a. COVID-19
b. Vaksinasi
c. Konsep
dasar
Kecemasan
d. Cara
mengatasi
kecemasan
terhadap
vaksinasi
COVID-19
2. Memberi
2. Bertanya
kesempatan
kepada peserta
untuk
bertanya
3. Terminasi : Ceramah Moderator 5 menit
1. Melakukan 1. Menjawab
evaluasi
2. Menyimpulka 2. Memperha
n materi yang tikan
telah
disampaikan
3. Membagikan 3. Menjawab
leaflet kepada salam
semua peserta
dan
mengucapkan
salam penutup

8. Evaluasi
1. Persiapan
a. Materi
b. Tempat yang akan digunakan
c. Sasaran responsive
2. Struktur
a. Tempat tersedia dan siap untuk digunakan
b. Media dan alat siap untuk digunakan
c. Responden siap untuk mengikuti pendidikan kesehatan
3. Proses
a. Responden mendengarkan penjelasan yang diberikan
b. Tanya jawab/diskusi berjalan dengan lancar sesuai waktu yang telah
ditentukan
4. Hasil
a. Responden memahami tentang topik yang diberikan
b. Responden mampu untuk menjawab pertanyaan seputar materi yang
telah disampaikan
9. Setting Tempat
Banner

Penyulu Moderat
h or

Keterangan :
: Preseptor Klinik : Responden
: Preseptor Akademik : Fasilitator
(Lampiran)
LAMPIRAN MATERI
A. COVID-19
1. Definisi
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-
CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan
gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi
COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk
dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi
terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
2. Etiologi
Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family
coronavirus. Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif,
berkapsul dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada
Coronavirus yaitu: protein N (nukleokapsid), glikoprotein M (membran),
glikoprotein spike S (spike), protein E (selubung). Coronavirus tergolong ordo
Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Coronavirus ini dapat menyebabkan
penyakit pada hewan atau manusia. Terdapat 4 genus yaitu alphacoronavirus,
betacoronavirus, gammacoronavirus, dan deltacoronavirus. Sebelum adanya
COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu
HCoV-229E (alphacoronavirus), HCoV-OC43 (betacoronavirus),
HCoVNL63 (alphacoronavirus) HCoV-HKU1 (betacoronavirus), SARS-CoV
(betacoronavirus), dan MERS-CoV (betacoronavirus). Coronavirus yang
menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus,
umumnya berbentuk bundar dengan beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60-
140 nm. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam
subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah SARS
pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International
Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberikan nama penyebab
COVID-19 sebagai SARS-CoV-2. Belum dipastikan berapa lama virus
penyebab COVID-19 bertahan di atas permukaan, tetapi perilaku virus ini
menyerupai jenis-jenis coronavirus lainnya. Lamanya coronavirus bertahan
mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi yang berbeda (seperti jenis permukaan,
suhu atau kelembapan lingkungan). Penelitian (Doremalen et al, 2020)
menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat bertahan selama 72 jam pada
permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan
kurang dari 24 jam pada kardus. Seperti virus corona lain, SARS-COV-2
sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas. Efektif dapat dinonaktifkan
dengan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 75%, ethanol,
disinfektan yang mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan khloroform
(kecuali khlorheksidin).
3. Penularan
Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan
manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing
luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun,
hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui.
Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14
hari namun dapat mencapai 14 hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh di
hari-hari pertama penyakit disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret yang
tinggi. Orang yang terinfeksi dapat langsung dapat menularkan sampai dengan
48 jam sebelum onset gejala (presimptomatik) dan sampai dengan 14 hari
setelah onset gejala. Sebuah studi Du Z et. al, (2020) melaporkan bahwa
12,6% menunjukkan penularan presimptomatik. Penting untuk mengetahui
periode presimptomatik karena memungkinkan virus menyebar melalui
droplet atau kontak dengan benda yang terkontaminasi. Sebagai tambahan,
bahwa terdapat kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik),
meskipun risiko penularan sangat rendah akan tetapi masih ada kemungkinan
kecil untuk terjadi penularan.
Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan
bahwa COVID-19 utamanya ditularkan dari orang yang bergejala
(simptomatik) ke orang lain yang berada jarak dekat melalui droplet. Droplet
merupakan partikel berisi air dengan diameter >5-10 μm. Penularan droplet
terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan
seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau bersin)
sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan hidung) atau
konjungtiva (mata).
Penularan juga dapat terjadi melalui benda dan permukaan yang
terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi. Oleh karena itu,
penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui kontak langsung dengan
orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan permukaan atau
benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya, stetoskop atau
termometer). Dalam konteks COVID-19, transmisi melalui udara dapat
dimungkinkan dalam keadaan khusus dimana prosedur atau perawatan
suportif yang menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal, bronkoskopi,
suction terbuka, pemberian pengobatan nebulisasi, ventilasi manual sebelum
intubasi, mengubah pasien ke posisi tengkurap, memutus koneksi ventilator,
ventilasi tekanan positif non-invasif, trakeostomi, dan resusitasi
kardiopulmoner. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai transmisi
melalui udara.
4. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara
bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun
dan tetap merasa sehat. Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam,
rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri
dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit
tenggorokan, diare, hilang penciuman dan pembauan atau ruam kulit.
Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak awal pandemi,
40% kasus akan mengalami penyakit ringan, 40% akan mengalami penyakit
sedang termasuk pneumonia, 15% kasus akan mengalami penyakit parah, dan
5% kasus akan mengalami kondisi kritis. Pasien dengan gejala ringan
dilaporkan sembuh setelah 1 minggu. Pada kasus berat akan mengalami Acute
Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multi-
organ, termasuk gagal ginjal atau gagal jantung akut hingga berakibat
kematian. Orang lanjut usia (lansia) dan orang dengan kondisi medis yang
sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan
paru, diabetes dan kanker berisiko lebih besar mengalami keparahan.

B. VAKSIN
1. Definisi
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen yang bila diberikan
kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap
penyakit tertentu.
Vaksin bukanlah obat. Vaksin mendorong pembentukan kekebalan
spesifik pada penyakit Covid-19 agar terhindar dari tertular atau kemungkinan
sakit berat.
2. Tujuan Pemberian
Tujuan pemberian vaksin adalah untuk menurunkan angka kesakitan,
kematian, dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
Penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin diantaranya tetanus, tuberculosis
(TBC), hepatitis, pneumonia, polio, rubella dan campak.
Vaksin juga akan membuat tubuh seseorang mengenali bakteri/virus
penyebab penyakit tertentu, sehingga bila terpapar bakteri/virus tersebut akan
menjadi lebih kebal.
Vaksin yang sudah dipakai di masyarakat sudah dijamin keamanannya
dan umumnya tidak menimbulkan reaksi simpang yang berat.
3. Macam-Macam Vaksin
a) Inactivated Vaccine
Teknologi inactivated vaccine yakni pengembangan jenis vaksin
covid-19 ini berasal dari virus yang dilemahkan kendati bukan metode
baru, teknologi pengembangan vaksin ini masih banyak digunakan oleh
para ahli. Vaksin covid-19 ini mengandung seluruh virus corona. Meski
mengandung seluruh virus penyebab penyakit covid namun virus itu telah
di modifikasi secara kimiawi untuk di nonaktifkan. Cara kerja vaksin jenis
ini adalah menggunakan bahan kimia yang disebut betapropiolactone
untuk menonaktifkan virus covid dalam vaksin mereka. Bahan kimia
tersebut kemudian akan mengubah materi genetic dari virus. Vaksin dari
virus yang dinonaktifkan ini tidak dapat menyebabkan covid-19, karena
virus tersebut sudah tidak bisa menggandakan dirinya.
b) Messenger mRNA
Vaksin ini adalah jenis vaksin covid-19 yang dikembangkan oleh
perusahaan Pfizer asal Amerika Serikat. BioNtch dari jerman. Jenis vaksin
ini juga yang dipergunakan dalam pengembangan vaksin covid-19
miliknya. Vaksin vfizer dan moderna telah banyak dipergunakan sejumlah
Negara, seperti Amerika Serikat, serta beberapa Negara lain di eropa dan
timur tengah. Teknologi vaksin mRNA memang bukan hal baru. Sebab,
teknologi ini juga telah digunakan para ilmuan dalam mengembangkan
vaksin untuk penyakit menular dan kanker selama beberapa tahun ini.
Vaksin ini tidak mengandung bagian apapun dari virus SARS-CoV namun
sebaliknya, vaksin ini membawa separuh messenger RNA, materi genetic
yang disintesis secara kimiawi.
Materi RNA berisi informasi yang diperlukan sel kita sendiri untuk
membuat protein spike SARS-CoV2
c) Vaksin Vektor Virus
Jenis vaksin covid-19 ini sama seperti vaksin mRNA. Meski
pengembangannya berbasis virus, namun jenis vaksin tersebut tidak
mengandung virus SARS-CoV2 penyebab covid-19. Para ilmuwan vaksin
menggunakan virus yang tidak berbahaya untuk mengirimkan gen yang
memungkinkan sel kita membuat protein spike. Vaksin-vaksin virus
corona menggunakan metode ini antara lain seperti vaksin AstraZeneca
yang dikembangkan bersama universitas Oxford, Sputnik, V dari Rusia,
dan vaksin jonson. Ketiga jenis vaksin ini dikembangkan dengan
menggunakan jenis virus, adenovirus yang berbeda, sebagai system
pengiriman atau vector. Adenovirus dapat menyebabkan flu biasa, dan ada
banyak jenis adenovirus yang dapat menginfeksi spesies berbeda.
4. Manfaat dan Efek Samping Vaksinasi
Sebagaimana manfaat dari vaksin lainnya, Vaksin COVID-19 bermanfaat
untuk memberi perlindungan tubuh agar tidak jatuh sakit akibat COVID-19
dengan cara menimbulkan atau menstimulasi kekebalan spesifik dalam tubuh
dengan pemberian vaksin. Secara umum, efek samping yang timbul dapat
beragam, pada umumnya ringan dan bersifat sementara, dan tidak selalu ada,
serta bergantung pada kondisi tubuh. Efek simpang ringan seperti demam dan
nyeri otot atau ruam-ruam pada bekas suntikan adalah hal yang wajar namun
tetap perlu dimonitor. Melalui tahapan pengembangan dan pengujian vaksin
yang lengkap, efek samping yang berat dapat terlebih dahulu terdeteksi
sehingga dapat dievaluasi lebih lanjut. Manfaat vaksin jauh lebih besar
dibandingkan risiko sakit karena terinfeksi bila tidak divaksin. (Kemenkes,
2020)

C. KECEMASAN
1. Definisi
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui
oleh individu), Kecemasan merupakan perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu
untuk bertindak menghadapi ancaman. (Herdman & Kamitsuru, 2018).
Kecemasan adalah reaksi yang salah satu menampilkan di bawah tekanan
emosional atau fisik. Dalam kehidupan sehari-hari kecemasan sering
menggambarkan situasi yang dinyatakan dengan istilah ketakutan,
keprihatinan dan kegelisahan. (Ozen G, 2018 dalam Fikri, 2018). Kecemasan
juga merupakan keadaan emosional negative yang ditandai dengan adanya
firasat dan somatik ketegangan, seperti hati berdetak kencang, berkeringat,
kesulitan bernapas.
2. Tingkat Kecemasan
Menurut Stuart, 2016 mengidentifikasi empat tingkat ansietas dengan
penjelasan efeknya, yaitu :
a) Ansietas Ringan
Terjadi pada saat ada ketegangan dalam hidup sehari-hari. Selama ini
seseorang waspada dan lapang persepsi meningkat. Kemampuan seseorang
untuk melihat, mendengar, dan menangkap lebih dari sebelumnya. Jenis
ansietas ini dapat memotivasi belajar, menghasilkan pertumbuhan, dan
meningkatkan kreativitas.
b) Ansietas sedang
Terjadi ketika seseorang hanya berfokus pada hal yang penting saja
dan lapang persepsi menyempit. Sehingga kurang dalam melihat,
mendengar dan menangkap. Seseorang memblokir area tertentu tetapi
masih mampu mengikuti perintah jika diarahkan untuk melakukannya.
c) Ansietas berat
Terjadi ditandai dengan penurunan yang signifikan di lapang persepsi.
Ansietas jenis ini cenderung memfokuskan pada hal yang detail dan tidak
berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi
ansietas dan banyak arahan yang dibutuhkan untuk fokus pada area lain.
d) Panik
Panik dikaitkan dengan rasa takut dan terror. Pada sebagian orang
yang mengalami kepanikan tidak dapat melakukan hal-hal bahkan dengan
arahan. Gejala panik yang sering muncul adalah peningkatan aktivitas
motorik, penurunan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,
persepsi yang menyempit dan kehilangan pemikiran yang rasional.
Tingkat ansietas ini tidak dapat bertahan tanpa batas waktu, karena tidak
kompatibel dengan kehidupan. Kondisi panik yang berkepanjangan akan
mengakibatkan kelelahan dan kematian, tetapi panik dapat diobati dengan
aman dan efektif.
3. Gejala Kecemasan
Menurut Mahmuda, 2019, kecemasan dapat diekspresikan secara langsung
melalui perubahan fisiologis dan perilaku.
a) Gejala kecemasan fisiologis, diantaranya adalah kardiovaskuler (jantung
berdebar dan rasa ingin pingsan), pernafasan (sesak nafas, tekanan pada
dada, dan sensasi tercekik), neuromuskular (insomnia, mondar-mandir,
dan wajah tegang), gastrointestinal (nafsu makan hilang, mual, dan diare),
saluran perkemihan (tidak dapat menahan kencing), dan kulit
(berkeringat, wajah memerah, dan rasa panas dingin pada kulit).
b) Gejala kecemasan perilaku yang meliputi kognitif dan afektif. Perilaku
kognitif diantaranya adalah perhatian terganggu, konsentrasi buruk,
pelupa, salah memberikan penilaian, hambatan berpikir, kehilangan
objektivitas, bingung, takut, dan mimpi buruk. Perilaku afektif
diantaranya adalah mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup,
ngeri, khawatir, rasa bersalah, dan malu.
4. Cara Mengelola Kecemasan

Sambil menunggu, melihat, dan menjalani, penting untuk mengelola stres


dan cemas yang dirasakan khususnya terhadap vaksinasi covid-19 seperti :
1. Menyiapkan Kesehatan mental sebelum vaksinasi
2. Melakukan riset sendiri, karena kecemasan seringkali muncul akibat
ketidaktahuan sehingga pertimbangkan apa yang membuat cemas
kemudian pelajari.
3. Berusaha untuk up to date mengenai perkembangan vaksin, kebijakan-
kebijakan baru, alur distribusi dan hati-hati untuk tidak mengkonsumsi
semua berita dari sosial media.
4. Cari informasi dari sumber yang terpercaya, isu medis bisa merujuk pada
website Kementerian Kesehatan, Satgas Covid-19, WHO, UNICEF,
CDC atau lembaga-lembaga kesehatan kredibel lainnya 
5. Mempertimbangkan antara manfaat dan resiko
6. Mempersiapkan diri satu hari sebelum vaksinasi dengan tidur dan makan
cukup.
7. Jangan ragu untuk melaporkan keluhan jika ada gejala yang muncul
setelah vaksinasi, tetap tenang dan jangan panik, serahkan kepada
profesional
Mempersiapkan diri bagi pasien penyakit kronis seperti hipertensi atau
diabetes dengan tetap minum obat sesuai jadwal. Menurut rekomendasi
perkumpulan dokter ahli saraf Indonesia (PERDOSSI), disarankan untuk tidak
meminum obat analgetik (paracetamol, ibuprofen dan cafein) dan obat-obatan
golongan NSAID (kalium diclofenac, ibuprofen, naproksen, dll) selama 24 jam
sebelum dan sesudah vaksin agar respon tubuh terhadap vaksinasi tidak turun. 
DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Provinsi Bali. 2020. Kenali lebih jauh Vaksinasi Covid-19. Bali : Bidang
Promosi Kesehatan

Kemenkes. 2020. Pedoman pencegahan dan pengendalian Coronavirus Desease


(COVID-19) . Jakarta : Pusat Promosi Kesehatan

Kemenkes. 2020. Buku Vaksin Covid. Jakarta : Pusat Promosi Kesehatan.

Kemenkes. 2020. Seputar Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19. Jakarta : Pusat


Promosi Kesehatan.

Mental Health America. Dealing With COVID-19 Vaccine Anxiety.


www.mhanational.org

Silmi Z. 2021. Reaksi Kecemasan Terkait Vaksinasi


(https://kawalcovid19.id/content/1902/kipi-atau-reaksi-kecemasan-terkait-
vaksinasi) diakses pada tanggal 22 Mei 2021.

Zain E. 2021. Mengatasi Cemas terkait Vaksinasi Covid-19.


(http://lp2m.unmul.ac.id/webadmin/public/upload/files/d3fe2f934771b176b3
0501922cb27824.pdf) diakses pada taggal 22 Mei 2021

Anda mungkin juga menyukai