Anda di halaman 1dari 10

REFERAT I CLINICAL EXPOSURE III

OTITIS EKSTERNA AKUT

Disusun Oleh:
Jason Leonard Wijaya
01071180063
Dibimbing Oleh:
Dr. Sia, Elizabeth Ariel Setiawan

PUSKESMAS KRESEK
PERIODE 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi
Otitis eksterna atau swimmer’s ear adalah peradangan akut atau kronis saluran
pendengaran bagian luar, daun telinga, atau keduanya. Penyakit ini dapat menjalar ke
daerah lain seperti pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Penyakit ini pada
umumnya merupakan infeksi bakteri akut pada kulit saluran telinga, tetapi virus dan jamur
juga dapat menyebabkan penyakit ini, hanya saja lebih jarang. Bakteri yang paling sering
menyebabkan otitis eksterna adalah Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus
aureus.1
1.2 Epidemiologi
Secara global, otitis eksterna merupakan salah satu penyakit yang cukup sering
ditemukan. Prevalensi rata-rata kejadian otitis eksterna secara global diperkiran mencapai
10%. Sedangkan di Indonesia sendiri, sebuah penelitian di Poliklinik THT-KL RSU Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado ditemukan ada 440 kasus otitis eksterna dari 5297 pasien.
Sebuah penelitian lain di RS Pirngadi Medan 2012 mengatakan bahwa kelompok usia
yang paling sering menderita otitis eksterna adalah usia 14-24 tahun.2,3
1.3 Etiologi
Otitis Eksterna pada umumnya disebabkan oleh bakteri, meskipun patogen selain bakteri
juga dapat menyebabkan otitis eksterna. Selain bakteri, jamur merupakan patogen
selanjutnya yang paling sering menyebabkan terjadinya otitis eksterna. Bakteri yang
paling sering menjadi pencetus otitis eksterna adalah Pseudomonas spp. (38% dari
semua kasus), Staphylococcus spp., dan anaerob, dan organisme gram negatif.1
1. 4 Faktor Resiko
Faktor resiko osteoarthritis adalah:1,4
- Sering beraktivitas di air (berenang, menyelam, arum-jeram), terutama berenang di kolam
renang karena air kolam renang dapat menyebabkan maserasi kulit dan merupakan
sumber bakteri
- Kelembaban udara
- Penggunaan bahan kimia yang dapat mengiritasi dan membuat bakteri masuk (shampoo,
pewarna rambut, suplemen rambut, hairspray)
- Diabetes
- Orang dengan infeksi telinga tengah
- Orang yang suka membersihkan telinga dengan cotton bud atau ujung jari

1.5 Patofisiologi
Pada umumnya, sel-sel kulit mati (termasuk serumen), akan dibersihkan dan dikeluarkan
dari gendang telinga melalui liang telinga secara alami. Cotton bud atau alat lain yang
merupakan alat pembersih telinga dapat mengganggu mekanisme tersebut sehingga sel-
sel kulit mati dan serumen malah akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Hal ini akan
diperburuk oleh adanya susunan anatomis pada liang telinga yang berlekuk-lekuk.
Keadaan ini dapat menyebabkan air yang masuk ke dalam liang telinga dapat tertimbun,
biasanya ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, gelap, dan lembab
merupakan tempat yang kondusif bagi pertumbuhan patogen seperti bakteri dan jamur.4
Selain itu, faktor predisposisi otitis eksterna juga dapat menyebabkan berkurangnya
lapisan pelindung yang dapat menyebabkan edema pada epitel skuamosa. Keadaan ini
bisa menimbulkan trauma lokal dan bakteri akan masuk melalui kulit dengan mudahnya
sehingga terjadi inflamasi dan keluarnya cairan eksudat. Rasa gatal yang timbul akibat
peradangan meningkatkan resiko terjadinya iritasi. Lalu infeksi terjadi dan terjadilah
pembengkakan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Infeksi yang berjalan
menyebabkan peningkatan suhu dan menimbulkan rasa tidak nyaman pada telinga.
Proses infeksi juga akan mengeluarkan cairan/nanah yang bisa menimbun liang telinga sehingga
suara yang didengar akan terhalang dan mengakibatkan penurunan pendengaran. Infeksi
ini dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.4
1.6 Manifestasi Klinis
- Otalgia
- Rasa gatal
- Rasa penuh di liang telinga
- Penurunan pendengaran
- Terdengar suara berdengung (tinnitus)
- Adanya cairan berbau dari liang telinga
- Demam
- Gejala pada satu telinga
1.7 Diagnosis

Otitis Eksterna dapat diklasifikan menjadi beberapa golongan yaitu6,7:

- Otitis eksterna akut

 Otitis eksterna sirkumskripta (bisul/furunkel)

Otitis eksterna sirkumskripta berasal dari infeksi yang terjadi di


folikel rambut pada liang telinga. Hal ini biasanya disebabkan oleh
Staphylococcus spp. dan dapat menyebabkan furunkel untuk
timbul di 1/3 liang telinga bagian luar. Pada otitis eksterna
sirkumskripta, bisul dapat terlihat jelas di liang telinga

 Otitis eksterna difus

Otitis eksterna difus merupakan infeksi yang pada umumnya


disebabkan oleh bakteri Pseudomonas spp. Otitis eksterna difus
berlokasi di 2/3 liang telinga. Pada otitis eksterna difus, tidak
terlihat adanya bisul/furunkel dan bisa ditemukan sekret yang
berbau tidak sedap

- Otitis eksterna kronis

Otitis eksterna dapat disebut sebagai otitis eksterna kronis apabila


telah berlangsung cukup lama dan biasanya ditandai
dengan adanya jaringan parut yang menyebabkan liang
telinga menyempit

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan7:

- Nyeri tekan tragus

- Eritematosa dan edema saluran auditori eksternal

- Demam
- Adenopati Periarcular dan servikal

- Discharge purulent

- Eczema dari daun telinga

- Test garpu tala: normal/tuli konduktif

- Otitis eksterna sirkumskripta: terdapat bisul di liang telinga

- Otitis eksterna difus: liang telinga luar sempit, kulit liang telinga luar tampak hiperemis
dengan edema batas tidak jelas

1.8 Diagnosis Banding


- Otomikosis

Otomikosis merupakan infeksi jamur pada liang telinga yang biasanya ditunjang oleh
kelembaban yang tinggi. Patogen yang paling sering menyebabkan otomikosis adalah
Aspergilus spp., tetapi terkadang Candida albicans juga dapat menyebabkan otomikosis.
Gejalanya yang timbul biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di dalam liang telinga.
Yang membedakan otomikosis dan otitis eksterna lainnya adalah berdasarkan patogen
dan penampakannya di mana pada otomikosis terlihat infeksi yang disebabkan oleh jamur
(berwarna putih)1
1.9 Tatalaksana
- Medikamentosa5
 Sistemik
- Antibiotic diberikan pada infeksi berat
- Pemberian analgetik seperti ibuprofen atau paracetamol
 Topikal
- Larutan antiseptic povidon iodine
- Pada Otitis eksterna sirkumskripta:
Salep ikthiol/salep antibiotic Polymixin-B atau Basitrasin
- Pada Otitis eksterna difus:
Tampon yang diberi campuran Polymixin-B, neomycin, hydrocortisone, dan anestesi
topical
- Non-medikamentosa5
i. Tidak mengorek telinga dengan alat pembersih
ii. Menghindari aktivitas di dalam air (berenang, menyelam, dll)
iii. Menjaga kelembaban dan kebersihan liang telinga
iv. Menjalankan terapi dengan benar dan rutin

1.10 Komplikasi
Jika tidak segera ditangani atau tidak mendapat tindakan yang tepat, maka ostitis eksterna
dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi di antaranya7:
 Timbul abses
 Infeksi kronis liang telinga (otitis eksterna kronis)
 Stenosis liang telinga

1.11 Pencegahan
Untuk mengurangi resiko osteoarthritis, ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu5:
 Menghimbau pasien untuk tidak terlalu sering mengkorek telinga dengan alat
pembersih telinga
 Menjaga kelembapan dan kebersihan liang telinga
 Berenang di lingkungan yang bersih

1.12 Prognosis
Jika otitis eksterna ditangani dengan cepat dan tepat, penyakit otitis eksterna akut pada
umumnya tidak akan menganggu kelangsungan hidup pasien (Ad vitam: Bonam). Selain
itu, penyakit ini juga tidak akan menganggu fungsi organ pasien (Ad functionam:
Bonam). Pada Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dengan benar
dan faktor pencetusnya dapat diatasi/dihindari. Akan tetapi penyakit ini dapat
terulang kembali apabila kebersihan liang telinga tidak dijaga atau terapi tidak dijalankan
dengan benar1.
BAB 2
KESIMPULAN

Otitis eksterna atau swimmer’s ear adalah peradangan akut atau kronis saluran
pendengaran bagian luar, daun telinga, atau keduanya. Gejala dari penyakit ini adalah
adanya otalgia, rasa penuh di telinga, penurunan pendengaran, terdengar suara
berdengung (tinnitus), dan dapat disertai demam. Otitis eksterna dapat dibagi menjadi 2 tipe,
akut maupun kronis. Penyakit ini pada umumnya merupakan infeksi bakteri akut pada kulit
saluran telinga, tetapi virus dan jamur juga dapat menyebabkan penyakit ini, hanya
saja lebih jarang. Bakteri yang paling sering menyebabkan otitis eksterna adalah
Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Secara global, otitis eksterna
merupakan salah satu penyakit yang cukup sering ditemukan. Otitis Eksterna pada
umumnya disebabkan oleh bakteri, meskipun patogen selain bakteri juga dapat
menyebabkan otitis eksterna. Selain bakteri, jamur merupakan patogen selanjutnya
yang paling sering menyebabkan terjadinya otitis eksterna. Bakteri yang paling sering
menjadi pencetus otitis eksterna adalah Pseudomonas spp. Beberapa faktor yang
dapat meningkatkan resiko seseorang untuk terkena otitis eksterna adalah orang yang
sering beraktivitas dengan air, orang yang sering membersihkan telinga menggunakan
alat pembersih telinga, orang dengan diabetes, dan penggunaan bahan kimia seperti hairspray
yang terlalu sering. Kelembapan telinga dan adanya iritasi merupakan penyebab utama
yang dapat menyebabkan infeksi dapat terjadi di liang telinga. Untuk menunjang
diagnosis, pemeriksaan fisik dan anamnesis lebih lanjut dapat dilakukan. Tatalaksana
medikamentosa yang dapat dilakukan meliputi pemberian antibiotic secara topical atau
sistemik jika infeksi cukup berat. Jika tidak ditangani dengan tepat dan dengan segera, akan
timbul komplikasi- komplikasi seperti timbul abses, infeksi kronis, dan stenosis liang telinga.
Secara umum prognosis dari penyakit otitis eksterna cukup baik. Kelangsungan hidup pasien
tidak akan terganggu (Ad vitam: Bonam), fungsi organ pasien tidak akan terganggu (Ad
functionam: Bonam), dan pasien akan sembuh dari penyakit ini (Ad sanationam: Bonam) jika
pasien menghindari faktor pencetus dan melakukan terapi sesuai anjuran. Tetapi penyakit ini
dapat terulang kembali apabila pasien tidak menjaga kebersihan dan kelembaban liang
telinga dengan benar. Maka dari itu pasien dihimbau untuk tidak terlalu sering
membersihkan liang telinga menggunakan alat pembersih telinga, menjaga kebersihan
liang telinga, dan berenang di perairan yang bersih.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hafil, F., Sosialisman, Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar, Hidung,
Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta. 2007 (Hafil, et, al., 2007)

2. Lumbantobing AS. Gambaran Karakteristik Penderita Otitis Eksterna di Rumah sakit


Umum DR. Pringadi Medan periode Januari Sampai Dengan Desember 2012.
Universitas HKBP Nom Kunarto. Otitis Eksterna di Poliklinik THT BLU RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2007- Desember 2010. Manado:
Universitas Sam Ratulangi. 2011.

3. Kunarto. Otitis Eksterna di Poliklinik THT BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado periode Januari 2007- Desember 2010. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
2011.

4. Adam, G.L. Boies, L.R. Highler, Boies. Buku Ajar Penyakit THT. Ed. ke-6. Jakarta:
EGC. 1997. (Adam&Boies, 1997)

5. Sander, R. Otitis Externa: A Practical Guide to Treatment and Prevention. Am Fam


Physician. 2001. Mar 1: 63(5):927-937. (Sander, 2001)

6. Lee, K. Essential Otolaryngology, Head and Neck Surgery. Ed. ke-8. McGraw-Hill.
2003. (Lee, 2003)
7. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam. Cetakan
Keempat. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2010

Anda mungkin juga menyukai