Anda di halaman 1dari 18

Diabetes Mellitus Tipe I

dan DKA
dr. Anita Halim, Sp.A

Jeanette Rachel Audrey Leo


Jovanic
Sri Dharen
1
Diabetes Melitus Tipe I
Diabetes Melitus Tipe I
● Kelainan sistemik akibat terjadinya gangguan metabolisme
glukosa yang ditandai oleh hiperglikemia kronik
● Disebabkan oleh kerusakan sel B pankreas baik oleh proses
autoimun maupun idiopatik sehingga produksi insulin
berkurang bahkan terhenti

3
Kriteria Diagnostik
Diagnosis DM → 1 kriteria:
● Gejala klinis: poliuria, polidipsia, nokturia, enuresis, penurunan BB, polifagia,
dan GDS ≥200 mg/dL (11.1 mmol/L)
● GDP ≥126 mg/dL (7mmol/L)
● Kadar glukosa plasma pada jam ke-2 TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral)
≥200mg/dL (11.1 mmol/L)
● HbA1c >6.5% (standar NGSP dan DCCT)

4
Penilaian glukosa plasma puasa: Penilaian tes toleransi glukosa oral:
● Normal: <100 mg/dL (5.6 ● Normal: <140 mg/dL (7.8
mmol/L) mmol/L)
● Gangguan glukosa plasma ● Gangguan glukosa plasma
puasa (Impaired fasting puasa (Impaired fasting
glucose/IFG): 100-125 mg/dL glucose/IFG): 140-200 mg/dL
(5.6 - 6.9 mmoL/L) (7.8 - <11.1 mmoL/L)
● Diabetes: 126 mg/dL (7.0 ● Diabetes: 200 mg/dL (11.1
mmol/L) mmol/L)

5
Periode remisi (parsial/total) atau HbA1c <7% = Kontrol metabolik baik
honeymoon period: HbA1c <8% = Cukup
● Berfungsinya kembali jaringan HbA1c >8% = Buruk
residual pankreas sehingga
mensekresikan kembali sisa
insulin
● Dosis insulin yang dibutuhkan Perlu disesuaikan dengan usia →
sudah mencapai <0.5 U/kg/hari semakin rendah HbA1c → tinggi resiko
dan HbA1c <7% terjadinya hipoglikemia

6
Tatalaksana
Pengaturan Makan
Insulin ● Bertujuan untuk kontrol metabolik dengan
● Rapid Acting: jam makan 2x memperhatikan tumbuh kembang
sehari / saat sakit basal-bolus ● Anjuran komposisi kalori
● Short Acting: keadaan akut (DKA, ○ 50-55% Karbohidrat
PB, mau tindakan) ○ 15-20% Protein
● Intermediate acting: 2x sehari, ○ 25-35% Lemak
sebelum tidur
● Long Insulin: efek akumulasi dosis
Pengaturan Olahraga
● Insulin basal analog: tidak
● Dapat menyebabkan hiperglikemia hingga
direkomendasikan untuk anak <6
KAD, komplikasi diabetik yang memberat,
thn.
dan hipoglikemia

7
Tatalaksana
Pemantauan Mandiri
● Dilakukan 4-6 kali sehari
○ Pagi hari bangun tidur → cek GDP
○ Setiap sebelum makan
○ Malam hari → Hipo/Hiperglikemia
○ 1.5-2 jam setelah makan
● HbA1c dilakukan 4-6x/tahun pada anak kecil dan 3-4x/ tahun pada anak yang lebih
besar

8
Insulin
Efek Somogyi dan efek Subuh
(Dawn effect) → hiperglikemia
pada pagi hari

Efek Somogyi → memerlukan


penambahan makanan kecil
sebelum tidur atau pengurangan
dosis insulin malam hari

Efek Subuh → memerlukan


penambahan dosis insulin malam
hari untuk menghindari
hiperglikemia pagi hari

9
Insulin
Type Onset Peak Duration

10
2
Diabetik Ketoasidosis
(DKA)
Kriteria Diagnosis
Manifestasi Klinis
Ditegakkan jika terdapat: - Gejala klasik DM: poliuria,
polidipsia, penurunan berat
● Hiperglikemia > 200 mg/dL (>11 mmol/L) badan
● Asidosis pH < 7,3 dan/ atau HCO3 < 15 mEq/L - Dehidrasi
● Ketonemia dan ketonuria - Mual, muntah, nyeri perut,
takikardia,, hipotensi, turgor kulit
Klasifikasi Ketoasidosis Diabetik: menurun, syok
- Penurunan kesadaran-koma
● Ringan: pH < 7,3 atau HCO3 < 15 mEq/L
- Pola napas Kussmaul
● Sedang: pH < 7,2 atau HCO3 < 10 mEq/L
● Berat: pH < 7,1 atau HCO3 < 5 mEq/L

12
Tatalaksana ●

EKG -> hiperkalemia atau hipokalemia.
Sebaiknya dipasang dua kateter
intravena.
ABC ● Nilai GCS
● Timbang BB pasien
● Airway: amankan jalan napas.
● Nilai derajat dehidrasi
● Breathing: berikan oksigen pada ● Evaluasi klinis infeksi
pasien dengan dehidrasi berat ● Ukur kadar glukosa darah dan beta
atau syok hidroksi butirat
● Circulation: pemantauan jantung ● Pengambilan sampel darah
sebaiknya menggunakan ● Periksa HbA1c
● Urinalysis
● Tanda infeksi -> kultur

13
Pemberian Insulin

● Mulai 1-2 jam setelah pemberian


cairan Dosis: 0,05 - 0,1 U/kg/jam
03 ● Pertahankan dosis insulin tetap
0,05-0,1 U/kg/jam sampai KAD
teratasi (pH > 7,30, bikarbonat >
Terapi Cairan 15 mEq/L, beta hidroksi butirat < 1
mmol/L)
● NaCl 0,9% 10 mL/kg dalam 1
jam, dapat diulangi Mengatasi gangguan
● Syok → NaCl 0,9% atau RL 20 Keseimbangan elektrolit
ml/kgBB → syok membaik, 01 02 ● Kalium: 40 mEq/L dengan kecepatan
sirkulasi blm stabil → maksimal 0,5 mEq/kg.jam
kecepatan 10 ml/kgBB dalam ● Diberikan terus menerus selama pasien
waktu 1-2 jam mendapat cairan IV
● Selanjutnya disesuaikan dengan hasil
pemeriksaan kalium plasma

14
15
EDEMA SEREBRI Kriteria diagnosis: 1 kriteria diagnostik, 2 kriteria mayor, atau 1 kriteria
mayor dan 2 kriteria minor. Sensitivitas 92 % dan false positive rate 4%
Kriteria diagnostik edema serebri
• Respon motor dan verbal yang abnormal terhadap nyeri.
• Posturnya dekortikasi atau deserebrasi.
• Palsi saraf kranial.
• Pola pernapasan yang abnormal (merintih, takipnea, cheyne-stokes, apneusis).
Kriteria minor
Kriteria mayor
• Muntah.
• Penurunan denyut jantung yang konsisten dan tidak terkait
• Sakit kepala.
dengan perbaikan volume intravaskuler atau tidur.
• Letargis atau tidak mudah
• Derajat kesadaran yang berfluktuasi atau gangguan status
dibangunkan.
mental.
• Tekanan darah diastolik >90 mmHg.
• Inkontinensia yang tidak sesuai dengan umur.
• Usia <5 tahun.

16
TATALAKSANA
● Terapi segera bila secara klinis terduga terjadi
edema serebri
● Kurangi jumlah cairan sebanyak sepertiganya.
● Manitol 0,5-1 g/kgBB IV selama 10-15 menit dan
ulangi jika tidak ada respons setelah 30 menit
sampai 2 jam setelah pemberian.
● Dapat diberikan saline hipertonik (NaCl 3%)
2,5-5 mL/kgBB selama 10-15 menit (alternatif
manitol, terutama jika tidak respon terhadap
manitol)
● Tinggikan kepala 30°.
● Jika gagal nafas= intubasi.
● MRI/CT-Scan jika tatalaksana sudah mulai untuk
melihat kelainan intrakranial

17
Thanks!

18

Anda mungkin juga menyukai