Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN KASUS

DIABETES MELLITUS TIPE II


DENGAN DM GASTROPATI

Oleh:
dr. I. G. A. Wira Saraswati
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Diabetes Mellitus

Definisi: penyakit metabolik dengan karakteristik


hiperglikemia (gula darah berlebih) akibat kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau keduanya
Klasifikasi DM
DM Tipe 1 DM Tipe II DM Gestasional DM Tipe Lain
Biasanya pada Biasanya pada Diabetes yang Diabetes
anak2 orang dewasa, didiagnosis pada neonatus, LADA,
obesitas trimester 2 atau 3 MODY, penyakit
C peptide rendah C peptide tinggi kehamilan dimana eksokrin pankreas
sebelum
Akibat Defisiensi Akibat Resistensi kehamilan tidak
Insulin Absolut Insulin didapatkan
diabetes.
Patofisiologi DM
Sel apha • Peningkatan glukagon  gula darah
meningkat
pankreas
Sel beta • Penurunan sekresi Insulin Sel • Peningkatan lipolisis  asam lemak
pankreas lemak dalam darah meningkat

• Penurunan transport glukosa • Peningkatan SGLT-2

Otot intrasel, sintesis glikogen dan Ginjal • Peningkatan penyerapan kembali


glukosa dari urin
oksidasi glukosa

• Disfungsi neurotransmitter leptin

• Penurunan GLP-1 dan GIP


Otak • Peningkatan rasa lapar
Sel usus yang memicu respon insulin
• Peningkatan glukoneogenesis
Hati • Peningkatan glukosa di hepar
Faktor Risiko
– Faktor genetik (Gangguan sekresi insulin, resitensi insulin)
– Obesitas
– Over eating
– Kurang berolah raga
– Stres
– Penuaan
Gejala Diabetes Mellitus
• Keluhan Klasik (3P)
– Polyuria (banyak kencing)
– Polifagi (banyak makan)
– Polidipsi (banyak minum)
– Penurunan BB tanpa sebab
• Keluhan Lain:
– Badan Lemah
– Kesemutan
– Gatal
– Mata Kabur
– Disfungsi ereksi pada pria
– Pruritus (gatal) vulva pada wanita
Pemeriksaan Penunjang Diabetes
Mellitus
• Untuk Penegakkan Diagnosis dan Penentuan Terapi:
– Gula Darah Sewaktu: bisa kapan saja
– Gula Darah Puasa: setelah puasa 8 jam
– Gula Darah 2 Jam PP: setelah puasa 8 jam, kemudian minum glukosa 75 gram atau 1,75
gram /kg BB yang dilarutkan dalam 250 ml air dan dihabiskan dalam 5 menit. Dites 2 jam
setelahnya
– HbA1C
• Untuk menilai komplikasi sudah sejauh mana
– BUN/SC: untuk skrining nefropati DM
– Funduskopi (konsul dokter mata): skrining retinopati DM
– EKG: untuk skrining gangguan kardiovaskular
– Profil lipid
Kriteria Diagnosis
• Glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL.
• Glukosa plasma 2 jam setelah tes toleransi glukosa ≥ 200 mg/dL.
• HbA1C ≥ 6,5%.
• Pasien dengan gejala klasik atau krisis hiperglikemia, dengan glukosa
darah sewaktu ≥ 200 mg/dL.

Salah satu saja sudah terpenuhi


Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
1. Edukasi
• Tata cara minum obat
• Komplikasi yang mungkin dialami pasien
• Pemantauan glukosa darah mandiri
• Tanda kegawat daruratan
• Pentingnya pemeriksaan kaki harian dan
menjaga kebersihan dan kelembapan
kaki.
• Pentingnya mengikuti pola makan yang
disarankan
• Pentingnya Olahraga
2. Terapi Nutrisi Medis

• Makanan lebih baik dalam porsi kecil namun


sering (3x makan utama dan 2x selingan)
• Kebutuhan kalori 25-30 kal/kgBB ideal
• Karbohidrat 45-65%, lemak 20-25%, protein
10-15%
• Hindari lemak jenuh seperti lemak hewan,
minyak jelantah, junk food, makanan kaleng
• Hindari makanan manis seperti gula pasir,
permen, coklat, kue
• Perbanyak buah dan sayur
3. Latihan Fisik
• Olahraga teratur 3-5 kali seminggu selama
sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit per
minggu
• Jeda antar olahraga tidak lebih dari 2 hari
berturut-turut
• Jenis latihan fisik aerobik intensitas sedang
seperti jalan cepat, sepeda santai, jogging,
berenang (50-70% denyut jantung maksimal)
• Dianjurkan periksa gula darah sebelum
olahraga. Jika <100 mg/dl makan karbohidrat
dulu, jika >250 mg/dl tunda olahraga
4. Tatalaksana Farmakologi DM
Jenis-Jenis Obat Anti Diabetes

(Pioglitazone)

(glibenclamide,
glimepiride)
Kapan memakai Insulin?
• DM Tipe 1
• DM Gestasional
• HbA1c > 9% dengan gejala
• Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
• Penurunan berat badan yang cepat
• Stres berat (infeksi sistemik, IMA, stroke)
• Gangguan fungsi ginjal
• Kondisi perioperatif
Pemilihan Insulin

Kriteria Pilihan insulin

GDP Tinggi Insulin long acting (Glargin, Detemir)

G2JPP Tinggi Insulin rapid acting (lispo, aspart


(novorapid))
Krisis hiperglikemia Insulin rapid acting

GDP dan GD2JPP tinggi Insulin long acting dan rapid acting
Target Sasaran DM
Komplikasi
Diabetes

Akut Kronis

Krisis
Hipoglikemi Mikrovaskular Makrovaskular
Hiperglikemi

Nefropati, Penyakit
neuropati, kardiovaskular,
retinopati PAD
Hipoglikemia

Kadar gula darah


<70mg/dL atau
>70mg/dL + gejala klinis
Penyebab Hipoglikemia
• Obat Anti Diabetes Berlebih
• Kurang Makan
Gejala hipoglikemia
• Keringat Dingin
• Gemetar
• Rasa Lapar Berlebihan
• Sakit kepala
• Pandangan Kabur
• Jantung Berdebar
• Mudah Marah
• Cemas
• Sulit Berkonsentrasi
• Lemas
• Pingsan
Klasifikasi Hipoglikemia

Hipoglikemia

Ringan
Berat (ada
(tanpa
penurunan
penurunan
kesadaran)
kesadaran)
Penatalaksanaan Hipoglikemia Ringan (pasien
Sadar)
• Memberi gula murni 30 gram (2-3 sendok makan) dilarutkan dalam air,
atau sirop/permen + makanan yang mengandung karbohidrat
• Menghentikan sementara obat hipoglikemik
• Evaluasi 15 menit kemudian, jika masih bisa diulang
Penatalaksanaan Hipoglikemia Berat
• Dextrose 40% 1 flakson (25ml) atau dextrose 10% 150ml
• Evaluasi 15-30 menit kemudian, jika gula darah masih <70mg/dL maka
ulang prosedur
• Jika gula darah >70mg/dL, pemeliharaan dengan D10% kecepatan
100ml/jam
Krisis Hiperglikemi
Ketoasidosis Diabetes (KAD) Hiperglycemic Hyperosmolar State
(HHS)

Hiperglikemi (GD > 250 mg/dL) Hiperglikemi (GD>600mg/dl)

Ketonuria Tanpa keton/keton minimal

Asidosis (pH <7,3 anion gap meningkat) Tidak asidosis


Osmolaritas tinggi (>320 mOsm)
Penyebab KAD
• Penghentian insulin
• Penyakit yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat
(infeksi, trauma)
• DM Tipe 1
• Stress Berat
• Infark Miokard Akut
Gejala Ketoasidosis Diabetes
Anamnesis:
• Gejala DM: poliuri, polidipsi, polifagi
• Mual, muntah
• Sesak
• Faktor Penyebab KAD
Pemeriksaan Fisik:
• Nafas kusmaul (nafas cepat tapi pendek)
• Nafas bau buah
• Hipotensi
• Nadi lemah dan cepat
• Penurunan kesadaran
Pemeriksaan Penunjang KAD
• Gula Darah Sewaktu: ditemukan hiperglikemia
• Analisis Gas Darah: ditemukan asidosis metabolic
• Elektrolit
• Urinalisis: ditemukan keton (+)
Penatalaksanaan KAD

1. Rehidrasi NaCL 0,9% 1 L/jam


2. Cek Kalium
1. K <3mEq/L : tunda insulin, berikan K+ 40mEq/L
2. K 3-5mEq/L : berikan insulin dan K+
3. K >5mEq/L : tidak usah berikan K+
3. Berikan insulin rapid acting 0,1 IU/kgBB IV
4. Cek PH
1. <6,9 : beri NaHC03 (natrium bikarbonat) 100mmol
2. 6,9-7,0: beri NaHC03 (natrium bikarbonat) 50mmol
3. >7,0 : tidak usah beri bikarbonat
DM Gastropati
• Definisi: Komplikasi DM yang didefinisikan sebagai
keterlambatan pengosongan lambung tanpa adanya gangguan
mekanis pada lambung akibat kelainan neuropati traktus
gastrointestinal yang sering terjadi pada pasien diabetes
Patofisiologi DM Gastropati
• Neuropati DM  rusaknya saraf di
lambung berkurangnya motilitas antrum
• Pilorospasme  menghambat pengosongan
lambung
• Hiperglikemia  menurunkan sekresi HCl 
menghambat pengosongan lambung
• Menurunnya NO
• Terganggunya hormon motilin
Diagnosis DM Gastropati
Gejala Pemeriksaan Fisik
• Perut kembung • Nafas busuk
• Mual • Malnutrisi
• Muntah • Penurunan berat badan
• Gejala anoreksia • Neuropati
• Rasa kenyang dini • Distensi abdomen
• Bersendawa berlebihan setelah makan • Hipotensi ortostatik
• Ketidaknyamanan di area epigastrium. • Hipotensi postprandial
Diagnosis DM Gastropati
Pemeriksaan Penunjang

• Endoskopi
• Skintrigrafi Lambung
• Electrogastrography (EGG)
• Manometri antroduodenal
Komplikasi DM Gastropati
• Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
• Perdarahan saluran cerna atas akut maupun kronis
• Robekan Mallory Weiss
• Pneumonia aspirasi
• Malnutrisi
• Pembentukan bezoar di lambung
• Terganggunya absorbsi obat oral
Penatalaksanaan DM Gastropati

• Mengembalikan cairan
• Koreksi elektrolit dan nutrisi
• Meringankan gejala
• Menstabilkan kontrol diabetes
Laporan Kasus
Identitas Pasien
• Nama : PN
• No MR : 17002674
• Umur : 40 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Suku : Jawa
• Bangsa : Indonesia
• Alamat : Situbondo
• Tgl MRS : 12-05-2021 Pukul 00.20
Anamnesis
• Keluhan Utama : Mual Muntah

• Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien perempuan berusia 40 tahun datang ke UGD RS Elizabeth dalam keadaan sadar dengan keluhan
mual muntah sejak tiga hari yang lalu dan memberat sejak tadi pagi. Mual dikatakan hilang timbul dan
semakin memberat setiap pasien makan dan minum. Pasien muntah setiap kali makan dan telah muntah
sebanyak sekitar lebih dari 10 kali sejak tadi pagi. Muntahan pasien cair dan berisi makanan, tanpa
disertai darah. Keluhan mual muntah disertai rasa penuh pada perut sehingga pasien mengalami
penurunan nafsu makan dan mengeluhkan badannya lemas.

Keluhan nyeri perut disangkal. BAB pasien normal dan berwarna kuning. BAK dikatakan normal.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes melitus tipe 2. Seminggu yang lalu pasien dirawat
di RS Mitra Sehat dengan keluhan mual muntah dan lemas. Sebelumnya pasien mengaku
sering kencing, banyak makan, banyak minum, dan ada penurunan berat badan. Riwayat
hipertensi dan gangguan pada organ lain seperti jantung, ginjal, paru dan hati disangkal oleh
pasien.

• Riwayat Pengobatan
Riwayat pengobatan pasien adalah insulin 9 IU setiap malam.

• Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga dengan gejala serupa seperti pasien. Tidak ada riwayat penyakit DM di
keluarga

• Riwayat Sosial
Pasien bekerja sebagai PNS. Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital dan Primary Survey (12-05-2021)
• Kesadaran : Compos mentis
• GCS : E4 V5 M6
• Respirasi : 20 kali/menit
• SpO2 : 97% dengan O2 via NC 3 lpm
• Nadi : 88 kali/menit
• Tekanan darah : 117/79 mmHg
• CRT : < 3 detik
• Suhu aksila : 36,7o C
Pemeriksaan Fisik
Status General :
 Kepala : Normocephali
 Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), reflex
pupil (+/+) isokor 2mm/2mm, edema palpebra (-/-)
 Telinga : Sekret (-), pendengaran normal (+)
 Hidung : Sekret (-), epistaksis (-), konka hiperemis (-)
 Mulut : Sianosis (-), gingiva pucat (-), gingiva hiperemis (-)
 Tenggorokan : Tonsil T1/T1, faring hiperemis (-)
 Leher : JVP PR + 0 cmH2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)
• Thoraks: simetris saat statis dan dinamis,
 Cor
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi : Batas kanan jantung: parasternal line dekstra
Batas kiri jantung: midclavicular line sinistra
ICS V
Auskultasi : S1S2 normal, reguler, murmur (-)
 Pulmo
Inspeksi : gerakan dada simetris saat statis dan
dinamis, retraksi (-/-)
Palpasi : gerakan dada simetris, vokal fremitus N/N
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : vesikuler , ronki , wheezing
Pemeriksaan Fisik
• Abdomen
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : soepel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba
Perkusi : timpani (+)
Extremitas : akral hangat, edema - -
- -
CRT ≤ 2 detik
Pemeriksaan Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
HGB 9.7 (↓) g/dl 13.2-17.3
Penunjang Eritrosit 4.26 (↓) 10^6/uL 4.4-5.9
HCT 29.7 (↓) % 40.0-52.0
1. Darah Lengkap MCV 69.8 (↓) fL 80.0-100.0
MCH 22.8 (↓) Pg 26.0-24.0
MCHC 32.7 g/L 32.0-36.0
RDW-SD 36.8 fL 37-54
RDW-CV 15.3 % 11.5-14.5
WBC 9.98 10^3/uL 3.80-10.60
Neutrofil 80.7 (↑) % 50.0-70.0
Limfosit 10.9 (↓) % 25.0-40.0
PLT 589 (↑) 10^3/uL 140-336
PDW 14.4 (↓) fL 15.0-17.0
MPV 9.3 fL 6.8-10.0
P-LCR 21.1 % 13.0-43.0
PCT 0.548 % 0.17-0.35
Pemeriksaan Penunjang

2. Kimia Darah

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Glukosa Sewaktu 272 (H) Mg/dl <200
Natrium Darah 120 (L) mmol/L 135-145
Kalium Darah 3.0 (L) mmol/L 3.5-5.5
Klorida Darah 80 (L) mmol/L 96-106
Calsium 7.3 (L) Mg/dl 8.1-10.4
Pemeriksaan Penunjang

3. Foto Thorax

Kesimpulan:
• Cor dan Pulmo dalam batas normal,
tak tampak gambaran pneumonia
• Scoliosis thoracal ke kanan minimal
Pemeriksaan Penunjang

4. EKG

Kesimpulan:
• Sinus rhythm
Diagnosis
• DM Tipe II
– DM Gastropati
– Hipokalemia
– Hiponatremia
• Anemia
Penatalaksanaan
• Inf KCl 25 mEq dalam RA 500 14 tpm (diulang 2 kali)
• Inj Ondansentron 3 x 4 mg
• Inj pantoprazole 1 x 4 mg
• Episan Syrup 3 x 1C
• Novorapid 3 x 10 IU
• Sansulin 0 – 0 – 14
• Emineton tab 2 x 1
Follow Up 12/05/2021
K/L : konjungtiva anemis +/+
S: Batuk kering (+) jarang, mual (+)
Thorax : Cor S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
O: KU : cukup
Pulmo ves/ves Rh -/- Wh -/-
GCS : 456
Abd : Soepel, BU (+) N, nyeri tekan (-)
TD : 102/66 mmHg
Ext : edema -/-, CRT< 2 detik
N : 82 x /menit

RR : 20 x /menit G2JPP : 190 (H)

Suhu : 360C BSN : 370 (H)

SpO2 : 98% on NC 4 lpm Ureum : 40,7 (H)

Creatinin : 2,06 (H)


Follow
 
Up 12/05/2021

A: P:
DM Tipe II Terapi lanjut

– DM Nefropati Grade II Prorenal 3 x1

– Hyponatremia Codein 3 x 20 mg
– Hipokalemia
– DM Gastropati

Anemia
Follow Up 13/05/2021
S: Batuk (+) jarang, mual sudah minimal, pusing (-), K/L : konjungtiva anemis +/+
muntah (-)
Thorax : Cor S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)

O: KU : cukup Pulmo ves/ves Rh -/- Wh -/-

GCS : 456 Abd : Soepel, BU (+) N, nyeri tekan (-)

TD : 104/65 mmHg Ext : edema -/-, CRT< 2 detik

N : 86 x /menit

RR : 22 x /menit

Suhu : 370C

SpO2 : 96%
Follow
 
Up 13/05/2021

A: P:
DM Tipe II Terapi lanjut

– DM Nefropati Grade II

– Hyponatremia
– Hipokalemia
– DM Gastropati

Anemia
Follow Up 14/05/2021
S: Batuk (+) jarang, lemas (+), mual (-), muntah (-), K/L : konjungtiva anemis +/+
pusing (-),
Thorax : Cor S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)

O: KU : cukup Pulmo ves/ves Rh -/- Wh -/-

GCS : 456 Abd : Soepel, BU (+) N, nyeri tekan (-)

TD : 89/54 mmHg Ext : edema -/-, CRT< 2 detik

N : 64 x /menit
Pemeriksaan Hasil

RR : 20 x /menit Glukosa 2 Jam PP 148 (H)


Glukosa darah puasa 124 (H)
Suhu : 36,40C
Natrium Darah 120 (L)
SpO2 : 96-99% Kalium Darah 3.7
Klorida Darah 83 (L)
Follow
 
Up 14/05/2021

A: P:
DM Tipe II • Infus ganti NaCl 0,9% 500 cc/24 jam

– DM Nefropati Grade II • Terapi lain lanjut

– Hyponatremia • Loading RA 200 cc


– Post Hipokalemia
• Norepinephrine 1 ampul dalam P2 100
– DM Gastropati micro 7 tpm
Anemia
Follow Up 15/05/2021
S: Nyeri perut sudah menurun, lemas (+) K/L : konjungtiva anemis +/+

O: KU : cukup Thorax : Cor S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)

GCS : 456 Pulmo ves/ves Rh -/- Wh -/-

Abd : Soepel, BU (+) N, nyeri tekan (-)


TD : 140/80 mmHg
Ext : edema -/-, CRT< 2 detik
N : 85 x /menit

RR : 20 x /menit

Suhu : 37,80C

SpO2 : 98-99%
Follow
 
Up 15/05/2021

A: P:
DM Tipe II • Terapi lanjut

– DM Nefropati Grade II • Sanmol 3 x 500 mg k/p

– Hyponatremia
– Post Hipokalemia
– DM Gastropati

Anemia
Follow Up 16/05/2021
S: Keluhan sudah tidak ada K/L : konjungtiva anemis +/+

O: KU : cukup Thorax : Cor S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)

GCS : 456 Pulmo ves/ves Rh -/- Wh -/-

Abd : Soepel, BU (+) N, nyeri tekan (-)


TD : 100/60 mmHg
Ext : edema -/-, CRT< 2 detik
N : 80 x /menit

RR : 20 x /menit

Suhu : 370C

SpO2 : 999%
Follow
 
Up 16/05/2021

A: P:
DM Tipe II • Lantus 18 IU malam

– Hiperglikemia • Novorapid 3 x 8 IU

– DM Nefropati Grade II • Emineton tablet 2 x 1


– Post Hipokalemia, hiponatremia
• Prorenal 3 x 1
Anemia
PEMBAHASAN
Gejala DM Gastropati
Teori Kasus
• Gejala DM gastropati: muntah, mual, • Pada kasus ini didapatkan wanita 40
cepat kenyang, kembung, tidak tahun dengan riwayat DM yang datang
nyaman dan nyeri pada perut, serta dengan keluhan mual, muntah, dan
bersendawa lemas. Muntah memberat setelah
• Biasanya muntah terjadi 30 menit makan.
setelah makanan masuk ke dalam
lambung (postprandial regurgitasi)
Komplikasi DM Gastropati
Teori Kasus
• Gangguan keseimbangan cairan dan • Terjadi gangguan elektrolit berupa
elektrolit hyponatremia dan hipokalemia
• Perdarahan saluran cerna atas akut • Kemungkinan disebabkan karena
maupun kronis pasien muntah hebat dengan frekuensi
• Robekan Mallory Weiss lebih dari 10 kali dalam sehari
• Pneumonia aspirasi
• Malnutrisi
• Pembentukan bezoar di lambung
• Terganggunya absorbsi obat oral
Penatalaksanaan
Teori Kasus
• Mengembalikan cairan • Pada pasien diberikan infus KCl untuk
• Koreksi elektrolit dan nutrisi koreksi hipokalemia
• Meringankan gejala • Ondansentron untuk mengurangi mual
• Menstabilkan kontrol diabetes. • Pantoprazole untuk mengurangi
sekresi asam lambung
• Episan (sucralfat) untuk memproteksi
lapisan lambung
• Insulin novorapid dan sansulin untuk
kontrol diabetes.
• Codein karena pasien mengeluh batuk
• Emineton karena pasien anemia
DM Nefropati pada Pasien
Teori Kasus
• DM Nefropati adalah komplikasi kronik • Serum kreatinin pasien 2,06 (tinggi)
mikroangiopati dari DM tipe II berupa • Berdasarkan rumus cockroft gault, laju
penurunan fungsi ginjal filtrasi glomerulus pasien adalah 29
mL/min/1.73m sehingga sudah terjadi
DM nefropati
Anemia pada Pasien
Teori Kasus
• Anemia didefinisikan sebagai Hb < 13 • Hb pasien 9,7 mg/dL
pada laki-laki, <12 mg/dL pada wanita, • MCV dan MCH pasien rendah (anemia
< 11 mg/dL pada ibu hamil. hipokromik mikrositer)
• Anemia hipokromik mikrositer yang
terjadi pada pasien dapat disebabkan
karena kurang asupan zat besi,
maupun akibat defisiensi eritropoetin
akibat nefropati yang diderita pasien
Obat Pulang pada Pasien
Kasus
• Prorenal 3 x 1 untuk mencegah
perburukan diabetik nefropati
• Novorapid 3 x 8 mg (insulin rapid
acting) untuk mengontrol gula darah
• Lantus 0-0-18 (insulin basal) untuk
mengontrol
• Emineton 2x1 untuk mengatasi anemia
KESIMPULAN
• Pasien wanita 40 tahun datang dengan keluhan mual muntah sejak 3
hari dengan frekuensi >10x sehari. Pasien Riwayat DM tipe II dengan
insulin 9 IU tiap malam. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 9,7;
kreatinin 2,06; kalium 3,0 dan natrium 120. Pasien didiagnosis dengan
DM nefropati gr II, hyponatremia, hipokalemia, DM gastropati, dan
anemia. Penatalaksanaan pasien adalah Inf KCl 25 mEq dalam RA 500 14
tpm (diulang 2 kali), Inj Ondansentron 3 x 4 mg, Inj pantoprazole 1 x 4
mg, Episan Syrup 3 x 1C, Novorapid 3 x 10 IU, Sansulin 0 – 0 – 14 IU.
Setelah 5 hari pasien dipulangkan dengan obat pulang lantus 18 IU
malam, novorapid 3 x 8 IU, emineton tab 2x1, prorenal tab 3x1.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai