Tatalaksana
Ketoasidosis Diabetik
Tim Modul DM
UKK
Endokrinologi
IDAI
Pendahuluan
Angka kejadian DM tipe 1 di
berbagai negara berbeda namun
cenderung meningkat
DM tipe 2 meningkat seiring ↑ insidens
obesitas
> 50% didiagnosis sebelum usia 16
tahun
KAD: penyebab tersering kematian
yang berhubungan dengan diabetes 2
anak.
1
7/31/09
Definisi KAD :
Suatu keadaan darurat akibat
kurangnya insulin absolut maupun
relatif disertai peningkatan hormon-
hormon counter -regulatory
( katekolamin, glukagon, kortisol
dan
growth hormone)
2
7/31/09
ATAU
Stress, infeksi atau intake insulin yang tidak cukup
Hormon counter-regulatory
Glukagon kortisol
Katekolamin growth hormon
substrat glukogenik
asam lemak bebas
pada hepar ++
glukoneogenesis
ketogenesis
hiperglikemia
Simpanan alkali
Glukosuria(diuresis osmotik)
asidosis
Kehilangan cairan dan elektrolit
Penurunan intake cairan
Diagnosis
Ketoasidosis diabetikum
3
7/31/09
Kalium
Bila tidak terdapat defisiensi total dari K
dalam tubuh, K serum yang terukur biasanya
normal atau tinggi
karena hemokonsentrasi dan pergeseran K
ke ruang ekstraseluler akibat asidosis dan
defisiensi insulin.
4
7/31/09
Lekosit
Pada DKA umumnya terjadi
leukositosis (18.000 - 20.000/mm3),
walaupun tidak ada infeksi
disebabkan karena katekolamin yang
ada dalam sirkulasi.
10
5
7/31/09
Gejala klinis
Nyeri perut, mual, muntah, dehidrasi,
dan hiperpnea
Muntah tanpa diare
Polidipsia, poliuria, nokturia, enuresis
Pada diabetes yang baru didapat
penurunan berat badan dalam beberapa
waktu terakhir
Pernafasan Kussmaul tampak pada
asidosis tetapi bila pH < 6,9 dapat terjadi
depresi pernafasan
Dehidrasi yang terjadi dapat ringan sampai 11
Protokol Penanganan
Resusitasi yang diperlukan
Menyiapkan pemeriksaan-pemeriksaan dasar
Memulai monitoring klinik secara reguler
Memulai rehidrasi
Penilaian penggantian Na
Penilaian penggantian K
Memulai pemberian insulin
Mengatur kebutuhan insulin sehingga
tercapai hasil yang diinginkan.
12
6
7/31/09
Resusitasi
Renjatan ( hipotensi, perfusi perifer yang menurun,
oliguria):
resusitasi cairan menggunakan 0.9% Salin, dengan
dosis 10-20 ml/kgBB yang diberikan selam 1-2jam.
Penggunaan cairan koloid belum terbukti lebih baik
daripada cairan kristaloid.
Pada penderita syok diberikan oksigen.
13
14
7
7/31/09
Pemeriksaan Dasar
Gula darah
Elektrolit darah dan osmolalitas serum
Analisa Gas Darah
Darah lengkap
BUN, serum Kreatinin (catatan: pemeriksaan serum
kreatinin mungkin meningkat karena keton yang
positip)
Urinalisis dan pemeriksaan keton dalam urine (all
urine until negative)
Kultur darah bila ada indikasi
X - foto thoraks bila ada indikasi
Throat swab bila ada indikasi 15
Observasi Klinik
Perlu monitoring ketat
Nadi, pernafasan, dan tekanan darah tiap jam
Observasi neurologis tiap jam, dengan memperhatikan
tanda tanda kemungkinan terjadinya edema otak:
Sakit kepala, bradikardi, muntah terus menerus
Perubahan status neurologis
Peningkatan tekanan darah, penurunan saturasi
oksigen
Gula darah tiap jam pada saat pemberian insulin
Pengukuran balans cairan yang cermat
Suhu tubuh tiap 2 - 4 jam
Pemeriksaan keton dalam urine sampai negatip
EKG untuk membantu melihat adanya hiperkalemia atau
hipokalemia
16
8
7/31/09
Cairan
Status cairan harus tiap kali dinilai
untuk melihat apakah kita cukup
memberikan rehidrasi.
Bila poliuria masih terus berlangsung,
mungkin balans cairan masih negatip dan
kita belum berhasil merehidrasi penderita
dengan baik.
Penderita harus puasa sampai
keadaan stabil.
17
18
9
7/31/09
19
Cairan Rehidrasi
0.9% N/S + 7.45 % KCl.
Selalu digunakan untuk memulai rehidrasi.
5% D/S + 7.45% KCl.
Terkadang dibutuhkan konsentrasi
dekstrose lebih dari 5%..
The “Two bag system”.
10
7/31/09
D10%
NaCl Contoh:
NaCl
Kecepatan infus total = 200 mL/hr
KCl KCl
Jenis cairan Kec infus A Kec. Infus B
akhir (%) mL/hr mL/hr
D0 200 0
D5 100 100
D7.5 50 150
D10 0 200
Penggantian Na
Perkiraan corrected Na dapat
diperhitungkan dengan rumus:
11
7/31/09
23
Penggantian K 1/3
Dimulai setelah resusitasi dengan cairan untuk
mengatasi renjatan selesai diberikan, umumnya
bersamaan waktunya dengan dimulainya pemberian
insulin.
Bila penderita dicurigai mengalami gagal ginjal, jangan
berikan K sampai ada hasil elektrolit dan kateter urine
dipasang.
Mulailah dengan dosis KCl 5 mmol/kgBB/hari, kemudian
lakukan penilaian ulang dengan pengukuran K pada 2 - 4
jam berikutnya (selanjutnya tiap 4 jam). 24
12
7/31/09
Penggantian K 2/3
Hati-hati bila pada saat datang dengan
ketoasidosis kadar K penderita rendah atau
pada batas bawah normal karena berarti ada
kekurangan K yang berat, koreksi K bisa
bersamaan dengan saat rehidrasi awal
(konsentrasi rendah 20 mmol/L).
25
Penggantian K 3/3
Untuk mudahnya diberikan beberapa pegangan
praktis:
KCl 7,46 % => 1 mmol = 1 ml
Biasanya tidak lebih dari 30 - 40 mmol KCl
diberikan dalam setiap 1000 ml cairan rehidrasi.
Kecepatan pemberian KCl 0,5 mmol/KgBB/jam.
26
13
7/31/09
Natrium Bikarbonat
Pada umumnya jarang diperlukan terapi
Nabik (Natrium Bikarbonat) karena asidosis pada DKA
disebabkan oleh
badan keton dan asam laktat yang akan hilang dengan
pemberian cairan dan insulin.
Pemberian Nabik dapat memperburuk keadaan karena
menyebabkan
Hipokalemia
Metabolik alkalosis
Pembersihan keton terhambat 27
28
14
7/31/09
Insulin
Insulin diberikan secara intravena
idealnya dengan insulin pump, hanya
boleh menggunakan Short Acting/Regular
Insulin
Terapi insulin dimulai setelah
resusitasi cairan selesai.
29
15
7/31/09
31
Pemberian insulin
Pada umumnya insulin drip dimulai dengan dosis 0,05 -
0,1 units/kgBB/jam tidak perlu diberikan insulin bolus.
Target kecepatan penurunan gula darah: 75 - 100 mg/dL
per jam.
Waktu penurunan gula darah mencapai 250 mg/dL, infus
diganti dengan D5% in ½ S atau D5% in 1/4S
Kalau perlu koreksi Natrium diberikan.
Laju kecepatan insulin dan pemberian dekstrose diatur
sehingga kadar gula darah berkisar antara 90 - 180 mg/
dL.
32
16
7/31/09
Ketonemia
Insulin dibutuhkan untuk membersihkan
ketonemia, untuk ini insulin yang adekuat
diberikan baik secara IV drip atau
subkutan short acting tiap 6 jam sampai
ketonuria negatip
Bila penderita masih membutuhkan
infus setelah 24 jam, maka gunakan
D5% in 0,45 atau 0,225 Saline.
33
Edema Otak
Herniasi karena edema otak merupakan
komplikasi terapi pada DKA, sifatnya akut
dan tidak dapat diprediksi sebelumnya.
Biasanya terjadi dalam 24 jam pertama
pengobatan.
Faktor demografi yang berhubungan
dengan udema otak adalah:
Usia lebih muda (<5th)
Penderita
Gejala DMDM baru
yang lebih lama 34
17
7/31/09
‐‐‐‐‐‐‐‐EDEMA OTAK
Semua penderita harus dimonitor akan kemungkinan
peningkatan tekanan intrakranial.
Bila terjadi herniasi otak, waktu penanganan yang efektif
sangatlah pendek.
Posisikan kepala lebih tinggi
Bila ragu-ragu segera berikan Mannitol 0,5-1 g/kgBB IV
drip(20 menit), diulang bila tidak respons dalam 30 menit-2
jam
Kecepatan Cairan iv dikurangi 1/3 nya
Alternatif : NaCl 3% -- 5-10mL/kg dalam 30 menit
36
18
7/31/09
Tanda‐tanda Bahaya
Berikut ini merupakan tanda-tanda bahwa penanganan
penderita menjadi lebih sulit:
• Dehidrasi berat dan renjatan.
Asidosis berat dan serum K yang rendah, hal ini menunjukkan K total
yang sangat kurang.
Hipernatremia, menunjukkan keadaan hiperosmoler yang
memburuk.
Hiponatremia
Lipaemia berat
Penurunanan kesadaran saat pemberian terapi menunjukkan edema
otak.
37
Fase Pemulihan
Belajar minum/makan setelah sebelumnya "Nil by Mouth"
Peralihan dari insulin drip ke insulin short acting
subkutan
oral.
19
7/31/09
40
20
7/31/09
42
21
7/31/09
Penilaian segera
Tanda klinis Laboratorium
Nilai Hidrasi Keton urin
Napas cepat dalam (Kussmaul) Gula darah tinggi
Riwayat klinis
Bau keton Asidemia
Poliuri
Letargi/ mengantuk + muntah Analisis gas darah, ureum, elektrolit
Polidipsi
Pemeriksaan lain: sesuai indikasi
BB turun
Nyeri perut
Lelah Diagnosis
Muntah
Bingung
Ketoasidosis
Diabetikum
Observasi
GD tiap jam
Cairan input dan output per jam
Status neurologis/ jam
Elektrolit/ 2 jam
EKG untuk perubahan
gelombang T
Perburukan neurologis
Asidosis tidak membaik GD 17 mmol/L
Atau
Tanda bahaya:
Nyeri kepala, LDJ melemah,
Penurunan
Iritabel,
GD > 5
Penurunan kesadaran,
mmol/L/ jam
Inkontinensia,
Terapi iv Tanda neurologis
Evaluasi ulang Ganti dengan saline 0,45% + glukosa 5% khusus
Penghitungan cairan iv Sesuaikan natrium dalam cairan
Cara pemberian insulin dan dosis agar dapat meningkatkan natrium serum
Singkirkan hipoglikemia
Perlu tambahan resusitasi Edema serebral?
Pertimbangkan sepsis
Perbaikan
Klinis baik, bisa minum
Tatalaksana
Beri mannitol 0,5-1 g/kg
Peralihan ke insulin sc Restriksi cairan iv samapi 1/3
Mulai insulin sc, kemudian stop insulin iv Hubungi staf senior
setelah interval waktu tertentu Pertimbangkan radiologi kepala
hanya setelah pasien stabil
44
22
7/31/09
45
23