KELOMPOK 2A
TUJUAN PEMBELAJARAN
1)
2)
ETIOLOGI GLOMERULONEFRITIS
3)
PATOFISIOLOGI GLOMERULONEFROTIS
4)
5)
6)
7)
KOMPLIKASI GLOMERULONEFRITIS
8)
Definisi
Glomerulonefritis (GN)
Glomerulonefritis (GN) adalah penyakit inflamasi atau
non inflmasi pada glomerulus yang menyebabkan
perubahan permeabilitas, perubahan struktur, dan
fungsi glomerulus.
Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu reaksi
imunologi pada ginjal terhadap infeksi bakteri atau
virus tertentu. Kuman yang paling sering dikaitkan
dengan kondisi ini adalah bakteristreptococcus betahemolyticusgolongan A.
Klasifikasi Glomerulonefritis
GN non proliferatif
GN proliferatif
Glomerulonefritis Non
Proliferatif
Glomerulonefritis lesi
minimal (GNLM)
Dikaitkan dengan
syndrome nefrotik, bisa
disebut nefrosis lupoid.
Glomerulosklerosis fokal
dan segmental (GSFS)
glomerulonefritis
membranosa (GNMN)
Glomerulonefritis
Proliferatif
Glomerulonefritis
membrano-proliferatif
Dibagi menjadi 2, yaitu :
A. Primer yang
penyebabnya idiopatik.
B. Sekunder akibat infeksi
kronik, krioglobulinemia,
dan penyakit autoimun
sistemik.
Glomerulonefritis progresif
cepat (GNPC)
Epidemiologi
Glomerulonefritis
Menurut Data Perhimpunan Nefrologi Indonesia
(Pernefri)
Glomerulonefritis sebagai penyebab PGTA yang
menjalani hemodialisis mencapai 39% pada tahun 2000.
Sidabutar RP dan kawan melaporkan 177 kasus GN
lengkap dengan biopsi ginjal dari 459 kasus. Dari 177
kasus didapatkan 35,6% menunjukan gejala sindroma
nefrotik, 19,2% sindrom nefrotik akut, 3,9% GN progresif
cepat, 15,3% hematuria, 19,3% proteinuria, dan 6,8%
hipertensi
Etiologi
Glomerulonefritis Akut
Etiologi GNA
Penyakit-penyakit menular
Poststreptococcal glomerulonephritis
Nonstreptococcal post infectious glomerulonephritis
Bakteri: endokarditis infektif, shunt nephritis,
sepsis, pneumococcal pneumonia, demam tifoid,
sifilis sekunder, meningococcemia
Virus: hepatitis B, mononukleosis menular, mumps,
measles (campak), varicella, echovirus,
coxsackievirus
Parasit: malaria, toxoplasmosis
IgA dominan pasca infeksi glomerulonephritis
(biasanya pasca staphylococcal)
Etiologi GNA
Multisystem disease: SLE, vaskulitis, HenochSchnlein purpura, Goodpastures syndrome
Penyakit glomerular primer: mesangiocapillary
glomerulonephritis, Bergers disease (nefropati IgA),
pure mesangial proliferative GN
Lain-lain: Guillain-Barr syndrome, penyinaran
tumor Wilms, self-administrated vaksin DPT,
penyakit serum (serum sickness)
Patogenesis dan
patofisiologi GNA
MANIFESTASI KLINIS
Anemia
Hematuria
(Gross/Mikr
oskopik)
Demam
Edema
Oliguri
Proteinuria
Hipertensi
Edema
Merupakan gejala yang paling sering, paling sering
terjadi di daerah periorbital (edema palpebra), disusul
daerah tungkai. Jika terjadi retensi cairan hebat, maka
edema timbul di daerah perut (asites), dan genitalia
eksterna (edema skrotum/vulva).
Distribusi edema bergantung pada 2 faktor, yaitu gaya
gravitasi dan tahanan jaringan lokal. Oleh sebab itu,
edema pada palpebra sangat menonjol waktu bangun
pagi, karena adanya jaringan longgar pada daerah
tersebut dan menghilang atau berkurang pada siang dan
sore hari atau setelah melakukan kegitan fisik.
Hematuria
Urin tampak coklat kemerah-merahan atau seperti teh
pekat, air cucian daging atau berwarna seperti cola.
Hematuria makroskopik biasanya timbul dalam minggu
pertama dan berlangsung beberapa hari, tetapi dapat
pula berlangsung sampai beberapa minggu. Hematuria
mikroskopik dapat berlangsung lebih lama, umumnya
menghilang dalam waktu 6 bulan.
Hipertensi
Hipertensi merupakan gejala yang terdapat pada 60-70%
kasus GNAPS.
Pada kebanyakan kasus dijumpai hipertensi ringan
(tekanan diastolik 80-90 mmHg). Hipertensi ringan tidak
perlu diobati sebab dengan istirahat yang cukup dan diet
yang teratur. Adakalanya hipertensi berat menyebabkan
ensefalopati hipertensi yaitu hipertensi yang disertai gejala
serebral, seperti sakit kepala, muntah-muntah, kesadaran
menurun dan kejang
Oliguria
Keadaan ini jarang dijumpai, terdapat pada 510% kasus GNAPS. Oliguria terjadi bila fungsi
ginjal menurun atau timbul kegagalan ginjal
akut. Seperti ketiga gejala sebelumnya, oliguria
umumnya timbul dalam minggu pertama dan
menghilang bersamaan pada akhir minggu
pertama.
Oliguria bisa pula menjadi anuria yang
menunjukkan adanya kerusakan glomerulus
yang berat dengan prognosis yang buruk.
Proteinuria
Secara kualitatif proteinuria berkisar antara negatif
sampai dengan ++, jarang terjadi sampai dengan +++.
Bila terdapat proteinuria +++ harus dipertimbangkan
adanya gejala sindrom nefrotik atau hematuria
makroskopik.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Urinalisis
Urin biasanya menjadi sangat berkurang, pekat, dengan
warna merah coklat. Warna tersebut sebagai akibat degradasi
hemoglobin menjadi asam hematin.
Interpretasi :
Proteinuria = Protein (+) 1-4/LPB
Hematuria = eritrosit (+) >1/LPB
Leukosituria = leukosit (+) >
Abnormal lainnya = - sel torak seluler (+)
- granular (+)
- Albumin (+)
Darah
Interpretasi :
- Difusi dan retensi cairan = Anemia normokromik normositik
Komponen darah lainnya biasanya normal meskipun kadang-kadang
terlihat kenaikan jumlah sel darah putih. Beberapa pasien menunjukkan
hiporteinemia dan hiperlipidemia (hiperkolestrolemia ringan).
Uji Fungsi Ginjal
Pemeriksaan = Kliren Ureum dan Kreatinin
Sebagian besar pasien GNAPS yang dirawat inap menunjukkan kenaikan
kadar BUN dan kreatinin serum. Sebagian pasien menunjukkan gejala
uremia dengan asidsis metabolik dan hiperkalemia. Penurunan fungsi
ginjal berkorelasi dengan parahnya jejas glomerulus.. Hiperkalemia dan
asidosis metabolik hanya terjadi pada pasien dengan penurunan fungsi
ginjal yang berat.
Uji Serologik
Uji Imunologi
TATALAKSANA
28
Tatalaksana Glomerulonefritis
2
9
Tatalaksana Glomerulonefritis
3
0
Panduan diet :
3
3
3
5
Pencegahan GNAPS
Prognosis GNAPS
Komplikasi
1. Ensefalopati
hipertensi (EH)
Sindroma klinis akut reversibel sebagai akibat kenaikan
tekanan darau secara tiba-tiba yang ditandai dengan
perubahan-perubahan neurologis mendadak, atau sakit
kepala hebat, gangguan kesadaran, mual, muntah, rasa
mengantuk dan bingung bila tidak segera diobati terjadi
kejang dan koma.
2. Gangguan Ginjal
Akut ( GGA )
Gagal ginjal akut merupakan istilah untuk
kondisi di mana ginjal seseorang mengalami
kerusakan secara mendadak, sehingga tidak bisa
berfungsi.
Pengobatan
Dilakukan pengaturan diet untuk mencegah katabolisme dengan
memberikan kalori secukupnya.
Mengatur elektrolit :
- Bila terjadi hiponatremia diberi NaCl hipertonik 3%.
- Bila terjadi hipokalemia diberikan :
1.
Calcium Gluconas
2.
NaHCO3
3.
K+ exchange resin
4.
Insulin
Diagnosis Banding
Urolitiasis
Adanya batu di dalam saluran kemih, mulai dari
ginjal hingga uretra
Manifestasi Klinis
Nyeri kolik
Hidronefrosis
Hematuria
Diagnosis
Pada pemeriksaan radiologi (USG, foto polos
abdomen, urogram) ditemukan adanya batu.
Nefropati IgA
Merupakan glomerulonefritis terkait
kompleks imun
Suatu sindrom klinik yg ditandai adanya
hematuria berulang
Pada gambaran histopatologi ditemukan adanya
deposit IgA pada jaringan mesangial glomerolus
Manifestasi Klinis
Nyeri pinggang
Demam ringan
Urin berbusa
Edema
Hipertensi
Diagnosis
Pada biopsi ginjal ditemukan deposit IgA pada
pemeriksaan imunofluoresen atau
imunoperoksidase
Kadar IgA darah meningkat (namun tidak
menggambarkan beratnya penyakit)
DARTAR PUSTAKA