Anda di halaman 1dari 61

MODUL 3

PENYAKIT INFEKSI DAN


AUTOIMUN SISTEM
UROGENITAL
ELSA NUR SALSABILA
TGK FIKRI ARDIANSYAH
FADHILAH AMIRAH NST
MUHAMMAD NAUFAL ARIF
HAYATUL FARZIANI
SITI SAPURA
ANNISA ISTIQAMAH KELOMPOK 5
RIZKY ADINDA
NADIA KARIMAH
NABILA AZ-ZAHRA
ROSDINA PERMATA
Skenario 3:

SITI YANG MEMBENGKAK DAN PASIEN MAKAN JENGKOL

Siti, 16 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kaki sembab dan perut buncit sejak 2 minggu yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan asites dan edem kedua tungkai. Dari hasil laboratorium didapatkan albumin
urine(+4). Dokter menerangkan kemungkinan telah terjadi “kebocoran” di ginjal dan menganjurkan untuk dirujuk
ke rumah sakit, guna pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.
Pada saat itu juga ada pasien di puskesmas dengan keluhan nyeri sewaktu buang air kecil, dan disertai poli
uria. Hasil laboratorium terlihat sedimen leukosit(+3). Pasien ini cemas jangan-jangan jengkol yang dimakannya
kemarin penyebab infeksi ini. Lalu kedua pasien ini dirujuk ke RSU Cut Mutia. Dilakukan pemeriksaan
laboratorium terhadap Siti, dengan hasil Esbach 4gr/24 jam, kolesterol total 950 mg/dl.
Dokter kemudian menerangkan kepada keluarga tentang penyakit yang diderita Siti dan meminta
persetujuan untuk dilakukan biopsi ginjal, agar diagnosis dan penatalaksanaannya lebih tepat.

Bagaimana saudara menjelaskan apa yang terjadi pada kedua pasien diatas?
JUMP 1 TERMINOLOGI

1. Asites : suatu keadaan dimana adanya penumpukan cairan di rongga


perut.
2. Edem : akumulasi cairan yang tidak normal pada ruang intestinal
atau jaringan tubuh.
3. Poliuria : suatu keadaan dimana volume berkemih meningkat lebih dari
2 liter / hari.
4. Albumin urine : adanya kandungan protein dalam urin berupa albumin
kerena gangguan filtrasi gimjal ( 150 mg/24jam ).
5. Escbach : pemeriksaan untuk menilai kadar protrein dalam urin
6. Biopsi ginjal : prosedur untuk mengambil sebagian kecil jaringan
ginjal untuk diperiksa dalam membantu menegakkan diagnosa.
JUMP 2 & 3
1.apa penyebab kaki sembab&perut buncit sejak 2
minggu yg lalu pada siti?
Jawab : -kaki sembab: disebabkan oleh penurunan
tekanan osmotik
-perut buncit: dikarenakan cairan plasma menurun
2.bagaimana interpretasi dari px fisik siti?
Jawab : -Ascites&oedem->karena penurunan tek
plasma->cairan keluar ke jar.interstisial karena ada
gangguan jaringan ginjal
3.bagaimana interpretasi dari hasil lab?
Jawab : -(+4): lebih dari 1000 mg/dl proteinnya
-Albumin:lebih dari 140 mg/24 jam normalnya
-adanya kegagalan tubulus,adanya perubahan
permeabilitas di tubulus ginjal,sekresi meningkat dari
protein molekul
4.mengapa dr menerangkan terjadinya kebocoran ginjal
dan kemana siti dirujuk?
Jawab : -kebocoran glomerulus,kehilangan muatan
negatif harus dirujuk kebagian penyakit dalam&nefrologi
5.pemeriksaan apa yg dilakukan pada siti di RS?
Jawab : -px albumin serum
-USG renal
-biopsi renal
-px darah tepi lengkap
-px kadar komplemen C3
6.Apa dx dan dd siti?
Jawab : -dx: sindroma nefrotik
-dd:glomerulonefritis
7.bagaimana tatalaksana untuk siti?
Jawab : -untuk menurunkan peradangan ginjal:metil
prednison
-obat anti hipertensi
-diuretik
8.apakah ada hubungan usia dan jenis kelamin dengan
penyakit siti?
Jawab :-sering pada anak usia 2-6 tahun -> 85%
-meningkat pada usia 2-3 tahun
-perempuan:laki-laki= 1:2
9.bagaimana interpretasi px lab RS pada Siti?
Jawab : -px esbach ->volume urin 1,5 L/0,15 gr/24jam
-total protein urin yg melebihi normal
-hipoalbuminemia
10.apa indikasi,kontraindikasi&komplikasi biopsi ginjal?
Jawab :
•indikasi:sindroma nefrotik dengan hematuria,penyakit
sistemik dan gangguan ginjal,GGA,proteinuria
•kontraindikasi:gangguan
koagulasi,hipertensi,trombositopenia
•komplikasi:hematuria,fistula arteri vena,perdarahan intra
renal
11 .bagaimana prognosis dan komplikasi?
Jawab : -prognosis:meningkat keparahan,baik bila
ditangani cepat
-komplikasi:peningkatan kolestrol
darah,anemia,infeksi,agregasi platelet,hiperlipidemia
12. Mengapa adapasien lain yang mengeluh nyeri
BAK disertai poliuri ?
Jawab: diduga karena ada infeksi pada saluran
kemihnya.
13. Apa interpretasi hasil lab pasien tersebut ?
Jawab : kadar leukosit +3 (normal 0-4 lapang
pandang). Adanya leukosit menunjukkan adanya
infeksi.
14. Apakah ada pengaruh makan jengkol dengan
penyebab infeksinya ?
Jawab : jengkol mengandung asam jengkolat yang
dapat mengendap dan menyebabkan obstruksi
pada saluran kemih.
15. Mengapa pasien tersebut dirujuk ke RS dan harus
dirujuk kebagian apa ?
Jawab : dirujuk untuk mendapat penanganan lebih
lanjut. Dirujuk ke bagian penyakit dalam dan urologi
16. Apa dx dan DD pasien tersebut ?
Jawab : dx : ISK. DD: BSK
17. Bagaimana tatalaksana untuk pasien tersebut ?
Jawab : setelah dilakukan pemeriksaan, diberikan
antibiotik yang adekuat dan sesuai etiologinya
18. Apa prognosis dan komplikasi ?
Jawab : prognosisnya dubia ad bonam
Komplikasi : glomerulonefritis, pyelonefritis
JUMP 4 SKEMA
Penyakit Infeksi & Autoimun sistem urogenital

urinarius Genital

Masculina Feminina

Anak Dewasa

Etiologi ,epidemiologi,faktor risiko.patofisiologi,patogenesis ,manifestasi klinis


Anamnesis
Pem .Fisik
Pem.penunjan Pemeriksaan
Histopatologi g DX dan DD
Tatalaksana
Rujukan
prognosis dan
komplikasi
JUMP 5: LO
1. Penyakit infeksi dan autoimun sistem
urinarius
a. Anak
b. Dewasa
2. Penyakit infeksi dan autoimun sistem genita
a. Masculina
b. Feminina
LO 1 GLOMERULONEFRITIS
Glomerulonefritis adalah peradangan pada
ginjal.
ANAK
• Meskipun penyakit ini dapat mengenai semua
umur, tetapi GNA paling sering didapatkan pada
anak berumur 2–10 tahun. pada anak penyebab
paling sering adalah pasca infeksi streptococcus
β haemolyticus;
Manifestasi Klinik
Gejala klinik sangat bervariasi dari bentuk
asimtomatik sampai gejala yang khas.
• Edema
• Hematuria
• Hipertensi
• Oliguria
• Gejala Kardiovaskular : Edema paru
• Gejala-gejala lain seperti pucat, malaise, letargi dan
anoreksia.
Pemeriksaan
pemeriksaan laboratorium berupa ASTO
(meningkat) & C3 (menurun) dan pemeriksaan
lain berupa adanya torak eritrosit, hematuria &
proteinuria.
Pada asimtomatik, diagnosis berdasarkan atas
kelainan sedimen urin (hematuria mikroskopik)
Pengobatan
• Istirahat
• Diet : Bila edema batasi jumlah garam. Protein
dibatasi bila kadar ureum meninggi. Asupan
cairan harus diperhitungkan dengan baik
• Antibiotik : Amoksisilin 50 mg/kgbb dibagi 3
dosis 10 hari. Jika alergi golongan penisilin,
diberi eritromisin dosis 30 mg/kgbb/hari.
• Pengobatan simptomatik
DEWASA
Etiologi
• Infeksi bakteri atau virus. Contoh infeksi
bakteri Streptococcus pada tenggorokan, infeksi
gigi, endokarditis bakteri, HIV, hepatitis B,
dan hepatitis C.
• Kelainan sistem imun. Contohnya penyakit
lupus , sindrom Goodpasture
• Vaskulitis. Contoh poliarteritis dan
granulomatosis Wegener
MANIFESTASI KLINIK
• Urin berwarna merah muda karena sel-sel darah
merah terbawa ke dalam urin
• Urin berbusa karena kelebihan protein
• Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi
• Retensi cairan yang ditandai dengan
pembengkakan di wajah, tangan, kaki, dan perut
• Kelelahan akibat anemia atau gagal ginjal
PEMERIKSAAN
• Tes urin: Urinalisis dapat menunjukkan sel darah
merah dan silinder sel darah merah pada urin,
dapat juga menunjukkan sel darah putih serta
peningkatan protein.
• Tes darah: creatinine dan urea nitrogen darah.
• Tes imaging: seperti X-ray ginjal, pemeriksaan
ultrasonik atau CT scan.
• Biopsi ginjal.
PENGOBATAN
• Obat imunosupresan.
Contoh:kortikosteroid, cyclophosphamide, ciclosporin, mycophenolate
mofetil, dan azathioprine.
• Obat anti hipertensi. ACE inhibitors (contohnya captopril dan
lisinopril) dan ARB (contohnya losartan dan valsartan
• Obat-obatan lain. di antaranya adalah diuretik dan suplemen kalsium.
• Menjaga berat badan.
• Berhenti merokok.
• Mengurangi asupan kalium.
• Mengurangi asupan protein.
• Mengurangi konsumsi garam.
ISK
ISK PADA ANAK
infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi pada ginjal dan saluran kemih,
salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi pada anak selain infeksi saluran napas
atas dan diare. ISK perlu mendapat perhatian para tenaga kesehatan dan orangtua
karena ISK merupakan penyakit yang sering menyebabkan gagal ginjal pada anak yang
mengakibatkan anak memerlukan tindakan cuci darah (dialisis) dan cangkok ginjal
(transplantasi ginjal).
Selain itu, ISK dapat menyebabkan berbagai gejala yang tidak menyenangkan dan
komplikasi, seperti demam, nyeri pinggang, nyeri ketika berkemih, hipertensi (tekanan
darah tinggi), dan infeksi di seluruh tubuh (sepsis) yang menyebabkan kematian. ISK
yang terjadi pada perempuan ketika masih anak-anak dapat menimbulkan komplikasi
kelak pada saat mereka menjadi ibu hamil. Oleh karena itu, ISK pada anak
memerlukan tata laksana yang optimal. ISK paling sering disebabkan
kuman Escherichia coli (E. coli) yaitu sekitar 60-80 persen. Kuman ini berasal dari
saluran cerna. Selain kuman E. coli, ISK dapat disebabkan kuman lain, seperti
Klebsiela, Proteus, Enterokokus, Enterobakter, dan berbagai kuman lainnya.
Cara mengetahui
ISK ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium yang dipastikan dengan biakan air kemih. Gejala
klinis ISK pada anak sangat bervariasi, bergantung pada usia, tempat infeksi,
dan beratnya reaksi peradangan. Perlu diketahui bahwa pada sebagian anak,
ISK tidak menunjukkan gejala klinis dan disebut dengan ISK asimtomatik.
Pada bayi baru lahir (neonatus), gejala klinis tidak spesifik sehingga sering
tidak terdeteksi, dapat berupa apatis, kesulitan minum, tampak kuning, gagal
tumbuh, muntah, diare, suhu tubuh turun atau meningkat.
Pada bayi usia satu bulan sampai satu tahun, gejala klinis dapat berupa demam,
penurunan berat badan, gagal tumbuh, nafsu makan berkurang, cengeng,
tampak kuning, kolik, muntah, dan diare. Pada anak lebih besar, gejala
penyakit biasanya lebih khas, berupa gejala lokalsaluran kemih, seperti nyeri
ketika berkemih, anyang-anyangan, ngompol, air kemih keruh, dan nyeri
pinggang. Selain itu, dapat dijumpai mual, muntah, diare, demam tinggi
disertai menggigil, yang kadang-kadang sampai kejang.
Untuk menentukan adanya ISK, diperlukan
pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan
air kemih (urinalisis), biakan air kemih, dan
pemeriksaan darah. Urinalisis dilakukan untuk melihat
tanda infeksi seperti adanya leukosit( sel darah putih),
reaksi nitrit, leukosit esterase. Untuk biakan air kemih,
diperlukan pengambilan sampel urine yang sesuai.
Gejala Infeksi Saluran Kemih pada Anak
ISK lebih sering dialami oleh anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. Hal ini karena anak
perempuan memiliki uretra atau saluran kencing yang lebih pendek.

Ada beberapa faktor yang dapat membuat anak lebih berisiko mengalami ISK, seperti
menderita kelainan pada ginjal dan saluran kemih, tidak mencuci tangan setelah menggunakan
toilet, belum disunat, atau faktor keturunan.

Beberapa gejala yang bisa menjadi tanda anak menderita ISK adalah:

Demam.
Nyeri saat buang air kecil.
Nyeri perut di area saluran kemih, umumnya di bawah pusar.
Frekuensi buang air kecil bertambah, namun jumlah air kencingnya sedikit.
Air kencing berbau tidak sedap.
Mual atau muntah.
Mencegah Anak terkena Infeksi Saluran Kemih
Setelah sembuh, seorag anak bisa saja terkena infeksi saluran kemih lagi. Untuk
mencegah infeksi saluran kemih pada anak, lakukanlah beberapa cara berikut ini:

-Ajarkan anak untuk membersihkan diri dengan cara yang benar.


-Bagi anak perempuan, ingatkan dia untuk selalu membersihkan alat kelamin dengan
cara- menyiramnya dari depan ke belakang.
-Biasakan anak untuk banyak minum air putih setiap hari. Hindari minuman yang
dapat menyebabkan iritasi, seperti minuman bersoda dan berkafein.
-Ingatkan anak untuk tidak menahan kencing.
-Hindari memakaikannya celana dalam yang terbuat dari nilon atau bahan sintetis,
karena dapat mempermudah tumbuhnya bakteri. Selain itu, hindari juga
mengenakannya celana dalam yang terlalu ketat.
-Hindari membersihkan alat kelaminnya dengan sabun yang mengandung parfum.
ISK pada Dewasa
Infeksi kandung kemih adalah infeksi dan
peradangan yang terjadi pada kandung kemih
atau vesica urinaria. Infeksi kandung kemih umumnya
disebabkan oleh bakteri. Infeksi ini bisa menjadi
semakin parah jika bakteri menyebar naik hingga ke
ginjal.
Dibandingkan dengan pria, wanita lebih sering
mengalami infeksi kandung kemih. Hal ini disebabkan
karena saluran uretra (saluran yang membawa urine
dari kandung kemih ke luar tubuh) pada wanita lebih
pendek dan lubang uretra dekat dengan anus.
•ETIOLOGI
Infeksi kandung kemih umumnya disebabkan oleh
bakteri E. coli. Selain E. coli, bakteri lain yang dapat
menyebabkan infeksi kandung kemih adalah:
Staphylococcus dari kulit.
Proteus dan Klebsiella, Enterococcus dari saluran cerna.
Jamur (biasanya Candida).
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang
wanita menderita infeksi kandung kemih adalah:
•Aktif secara seksual.
•Sedang hamil.
•Menggunakan alat kontrasepsi diafragma.
•Dalam masa menopause.
Sedangkan beberapa faktor yang dapat meningkatkan
risiko seorang pria untuk menderita infeksi kandung
kemih adalah:
•Infeksi prostat.
•Penyumbatan sistem kandung kemih akibat tumor atau
pembesaran prostat.
•Mempraktekkan seks anal tanpa memakai pelindung.
Gejala Infeksi Kandung Kemih

•Rasa nyeri, terbakar, atau menyengat saat buang air


kecil.
•Tubuh demam atau terasa lemah.
•Meningkatnya frekuensi buang air kecil, tapi hanya
sedikit urine yang keluar.
•Terdapat darah di dalam urine atau hematuria.
•Urine akan berwarna lebih pekat, gelap, dan
beraroma kuat.
•Munculnya rasa nyeri di perut atau punggung bagian
bawah.
Diagnosis Infeksi Kandung Kemih
Tes kertas dipstick. Ini merupakan strip kertas yang mengandung
suatu bahan kimia yang akan bereaksi terhadap nitrit atau leukosit
pada urine. Apabila terdapat infeksi, warna kertas akan berubah.
Tes sampel urine. Sampel dari urine pasien akan diperiksa di dalam
laboratorium untuk mengetahui bakteri apa yang menyebabkan
infeksi kandung kemih. Melalui tes ini, dokter juga bisa mengetahui
apabila infeksi kandung kemih yang terjadi disebabkan oleh kondisi
lain.
Sistoskopi. Prosedur pemeriksaan dengan menggunakan alat
berbentuk selang dan dilengkapi kamera ini dapat membantu dokter
mengetahui kondisi kandung kemih pasien.
Pemindaian. USG atau foto Rontgen akan disarankan jika pasien
mengalami infeksi kandung kemih kambuhan dan tidak merespons
terhadap antibiotik.
Biasanya gejala infeksi kandung kemih ringan akan menghilang
dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa pengobatan
khusus. Untuk membantu proses penyembuhan, lakukanlah
beberapa hal di bawah ini:
Menghindari berhubungan seksual untuk sementara waktu
karena bisa membuat infeksi yang terjadi bertambah parah.
Menghindari konsumsi minuman keras.
Mengonsumsi sodium bikarbonat atau potasium sitrat. Pada
beberapa orang, hal ini bisa membantu meredakan rasa sakit
saat buang air kecil.
Mengonsumsi obat pereda rasa sakit,
seperti paracetamol atau ibuprofen.
Untuk mengatasi infeksi kandung kemih kambuhan atau parah,
dapat diberikan pengobatan antibiotik sesuai dengan anjuran
dokter. Setelah mengonsumsi antibiotik, biasanya gejala-gejala
infeksi kandung kemih akan segera membaik.
EPIDIDIMITIS
Definition

Epididimitis adalah reaksi inflamasi


yang terjadi pada epididimis. Reaksi
inflamasi ini dapat terjadi secara akut
atau kronis.
Anatomy
Etiology
Infeksi Bakter non- Infeksi Menular Virus Penyebab Lain
Spesifik Seksual
Escherichia coli Clamydia Coxsackie virus A Obstruksi (ex:BPH)

Pseudomonas sp. Neisseria Varisella Vaskulitis, Sarkoidosis


gonorrhoeae
Proteus vulgaris Treponema pallidum Cytomegalovirus Obat
(ex:Aminodarone)
Klebsiella sp. Trichomonas Human Tindakan bedah
immunodeficiency (ex:prostatektomi)
virus
Ureaplasma Gardnerella vaginalis Kateterisasi
ureyticum
Corynebacterium sp. Blood borne infection

Mycoplasma sp. Trauma


Risk Factor

 Proses pembedahan
 Infeksi traktus urinarius
 Penggunaan kateter
 Hubungan seksual
Pathogenesis
Infeksi
Bakteri/virus/penyebab lain

Uretra pars prostatika


Urine mengandung
bakteri
Duktus ejakulatorius

↑ tekanan sewaktu
ampula
miksi

Vas deferens

Menginfeksi epididimis

Epididimitis
Nyeri pada skortum Epididimitis
Pathophysiology

Proses Inflamasi
Agregasi sel limfosit

Demam Menyebar ke testis


Duh Uretra

Orchitis

Nyeri saat berkemih

Disertasi Cystitis,
protatitis dan Uretritis

Rasa seperti terbakar


saat berkemih
Sign & Symptoms

 Disuria
 Frekuensi meningkat
 Nyeri dan pembengkakan skrotum
 Demam
 Discharge uretra
 Nyeri saat berkemih
 Rasa seperti terbakar saat berkemih
Examination
PHYSICAL SUPPORT
• Inspeksi: • Labolatorium
- Skrotum merah dan - Complete blood count
bengkak (CBC)  leukositosis
- urethral discharge - Urinalisis  pyuria
• Palpasi: (50%)
- Teraba pembesaran atau - Pemeriksaan urethral
penebalan dari epididimis discharge  penyebab
- Nyeri (Phern sign) infeksi
- Kulit skrotum teraba panas, • Radiologi
kenyal, bengkak - USG (color, doppler,
• Reflek cremaster  normal contras-enhancet)
• Pembesaran KGB inguinal - Radionuclide scanning
Examination

Scrotal Sonogram Color Doppler Sonogram


Hydrocele & Epididymitis Acute Epididymitis
Treatment

antibiotik Cara pemberian durasi


Transmisi seksual Ceftriaxone 250 mg dosis IM
tunggal
Doxycycline 100 setiap 12 Oral 10 hari
jam
Transmisi non Ampicillin 1 gr setiap 6 IV 21 hari
seksual jam, dan gentamicin 1
mg/kg setiap 8 jam

Ciprofloxacin 750 mg Oral 21 hari


setiap 12 jam
Ofloxacin 200-300 mg Oral 21 hari
setiap 13 jam
Trimethoprim- Oral 21 hari
sulfamethoxazole
160/800 mg setiap 12
jam
Complications & Prognosis

COMPLICATION
• Epididomo-orcitis,
• Penurunan fertilitas dan abses

PROGNOSIS
● terapi cepat  baik
● terapi terlambat/terapi yang tidak adekuat 
epididomo-orcitis, penurunan fertilitas dan
abses
PROSTATITIS
Inflamasi pada kelenjar prostat yang dapatdisebabkan oleh bakteri
maupun non bakteri

EPIDEMIOLOGI
Pada awal tahun 1990-an di USA jumlah kunjungan penderita dengan prostatitis sebanyak 2 juta per tahun,
menandingi jumlah kunjungan penderita dengan benign prostatic hiperthropy (BPH) pada tahun yang sama. Umur
penderita yang paling sering menderita prostatitis adalah kurang dari 50 tahun
PATOGENESIS DAN RESPON IMUN
1. Imunitas Humoral
Sekresi prostat dari pria penderita prostatitis bakteri mengandung immunoglobulin dalam konsentrasi tinggi.
menunjukkan adanya selubung antigen antibodi spesifik dari bakteri yang diisolasi dari penderita prostatitis.
Teknik radioimmunoassay fase solid indirek telah digunakan untuk menilai respons imunologik lokal pada
sejumlah kecil penderita yang telah terdiagnosis prostatitis bakteri. Respons antigen antibodi spesifik di dalam
sekresi prostat (terutama IgA sekretorik) lebih tinggi daripada respons serologik. Respons spesifik IgA di dalam
sekresi prostat akan menetap lebih lama disbanding antigen antibodi spesifik IgG prostat atau respon spesifik
antigen serum.
2. Imunitas Seluler
Di antara pria penderita prostatitis, dengan penyakit akut memperlihatkan sel mononuklear yang lebih dominan di
dalam sekresi prostat, sementara pasien dengan penyakit kronis menunjukkan sedikit sel monosit – makrofag.
Adanya proses fagositosis leukosit terhadap sperma abnormal pada pria infertile dengan piospermia menunjukkan
adanya peran fungsional leukosit dalam kondisi peradangan saluran urogenital bagian bawah pria
klasifikasi
MANIFESTASI KLINIS, TERAPI
DAN KOMPLIKASI
Prostatitis Bakteri Akut
Prostatitis bakteri akut jarang terjadi dan diagnosisnya sukar ditegakkan. Gejala yang khas:
- Keluhan infeksi saluran urinarius bagian bawah, seperti peningkatan frekuensi buang air kecil
mendadak, dan disuria.
- Gejala sistemik yang sering dijumpai berupa demam, menggigil, malaise myalgia, nyeri pada
punggung bawah, dan kasus yang paling sering adanya tanda iritasi dan obstruksi genitourinary.
Etiologi yang paling sering Escherichia coli diikuti Proteus, Providentia. Pemeriksaan rektum sering
kali ditemukan kesan adanya infeksi, disertai prostat yang teraba panas, tegang, nyeri pada
perabaan. Hasil urinalisis abnormal disertai pyuria, dan hasil kultur positif untuk kuman batang
gram negatif atau kuman batang aerob atau Streptococcus faecalis.
Lazim dijumpai leukositosis sistemik, disertai peningkatan jumlah sel segmen.Bakterimia bisa
timbul spontan atau timbul akibat pemeriksaan rektal yang terlalu sering. Pemijatan prostat harus
dihindari karena nyeri dan menyebabkan bakterimia.
PENYAKIT MENULAR
SEKSUAL
Definisi Gonore
Kencing nanah atau gonore (bahasa
Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae.
Penyebab Gonore
• Neisseria gonorrhoeae terutama menginfeksi pada selaput
lendir manusia, yaitu alat kelamin, liang dubur, selaput lendir
mata, dan tenggorokan.

• Gonore dapat menular kalau seseorang melakukan hubungan


seks
Akibat Gonore pada Laki – Laki
dan Perempuan
Gejala pada penderita pria biasanya
timbul dalam waktu 2-7 hari setelah
terinfeksi. Gejalanya adalah,

– tidak enak pada uretra


– beberapa jam kemudian dirasakan nyeri
ketika berkemih dan keluarnya nanah
dari penis.
Pada penderita wanita, gejala awal bisa
timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi.
Penderita wanita seringkali tidak menunjukkan
gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan
diketahui menderita penyakit ini hanya setelah
mitra seksualnya tertular.
Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan.
Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala
yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri
ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina dan
demam.
• Infeksi bisa menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung
telur, uretra dan rektum; menyebabkan nyeri pinggul yang
dalam atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Nanah
yang keluar bisa berasal dari leher rahim, uretra atau kelenjar di
sekitar lubang vagina.
• Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan
seksual melalui anus (lubang dubur) bisa menderita gonore pada
rektumnya. Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar
anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar
anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir
dan nanah. Pada pemeriksaan dengan anaskop akan tampak
lendir dan cairan di dinding rektum penderita.
• Melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan
seorang penderita gonore bisa menyebabkn gonore pada
tenggorokan (faringitis gonokokal). Biasanya infeksi ini tidak
menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri
tenggorokan dan gangguan menelan.
• Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata maka bisa terjadi
infeksi mata luar (konjungtivitis gonore). Bayi baru lahir bisa
terinfeksi oleh gonore dari ibunya selama proses persalinan,
sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya
dan dari matanya keluar nanah. Pada dewasa, bisa terjadi
gejala yang sama, tetapi seringkali hanya 1 mata yang terkena.
Jika infeksi ini tidak diobati bisa terjadi kebutaan.
 Penyakit kelamin gonore dapat menyebabkan komplikasi,
seperti:
• a. Bartolinitis, yaitu membengkaknya kelenjar Bartholin
sehingga penderita sukar jalan karena nyeri.
• b. Komplikasi dapat menyebabkan kemandulan, bila ke
rongga perut menyebabkan radang di perut dan usus.
• c. Selain itu baik pada wanita atau pria dapat terjadi infeksi
sistemik (seluruh tubuh) ke sendi, jantung, selaput otak dan
lain-lain.
• d. Pada ibu hamil, bila tidak diobati, saat melahirkan mata
bayi dapat terinfeksi, bila tidak cepat ditangani dapat
menyebabkan kebutaan.
• e. Infeksi kadang menyebar melalui aliran darah ke 1 atau
beberapa sendi, dimanaa sendi menjadi bengkak dan sangat
nyeri, sehingga pergerakannya menjadi terbatas.
Pengobatan Gonore
Pengobatan gonore biasanya dengan suntikan
tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot)
atau dengan pemberian antibiotik per-oral
(melalui mulut) selama 1 minggu (biasanya
diberikan doksisiklin). Jika gonore telah
menyebar melalui aliran darah, biasanya
penderita dirawat di rumah sakit dan
mendapatkan antibiotik intravena (melalui
pembuluh

Anda mungkin juga menyukai