Anda di halaman 1dari 27

Imunisasi di Era Pandemi :

kenyataan dan tantangan

Simposium Online Medis “Meningkatkan Cakupan Imunisasi


untuk Mencapai Tumbuh Kembang Anak Secara Optimal ”
30 April 2022
Landasan Hukum

UUD 1945

IMUNISASI WAJIB DIBERIKAN PADA BAYI


UU Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014 DAN ANAK,
MENJADI SEHAT ADALAH “HAK ANAK”.
“ANAK SEHAT” ADALAH INVESTASI

UU Kesehatan No. 36 Tahun 2019

UU Pemerintah Daerah No. 23 Tahun 2014

Peraturan Menteri Kesehatan No. 12 Tahun 2017


Pentingnya Imunisasi

Proteksi Spesifik Membentuk Kekebalan Proteksi Lintas


Individu yang Kelompok/ Community Kelompok/ Cross
diimunisasi Protection Protection
Kekebalan komunitas pada
Kekebalan Komunitas kelompok usia tertentu
Kekebalan Individu minimal 95% memberikan perlindungan
terhadap kelompok lainnya.

Orang Tua Pemerintah


TUJUAN IMUNISASI

Melindungi seseorang terhadap


penyakit tertentu (intermediate
goal)

Menurunkan prevalensi penyakit


(mengubah epidemiologi
penyakit)

Eradikasi penyakit (final goal)


KEBERHASILAN PROGRAM
IMUNISASI

ERADIKASI CACAR (SMALLPOX/VARIOLA)


Tahun 1974 à Imunisasi Cacar Stop

SERTIFIKASI BEBAS POLIO


Tidak ditemukan lagi kasus polio liar sejak 2006 (salah satu tahapan eradikasi polio).
Indonesia memperoleh sertifikat bebas polio pada 27 maret
2014

ELIMINASI TETANUS MATERNAL NEONATAL


Mei 2016
Jadwal Imunisasi Rutin
Vaksinasi primer dan booster diberikan pada usia yang berbeda-beda sesuai rekomendasi ITAGI
Usia Pemberian

Bayi dan Baduta (bulan) Anak Usia Sekolah WUS


Jenis Imunisasi
1 2 5 6 (15-39
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 18 SD SD SD SD th)

Hepatitis B
BCG
DPT-HB-Hib
Polio Tetes (bOPV)
Polio Suntik (IPV)
Campak Rubela
Pneumococcal Conjugate
Vaccine (PCV)

Japannese Encephalitis
Difteri Tetanus (DT)
Tetanus Difteri (Td)
Human Pappiloma Virus
(HPV) Vaccine
Rotavirus

Introduksi PCV Tahun 2021 dilakukan di 6 Kab/Kota, di tahun 2022 akan dilakukan perluasan di semua
Kabupaten/Kota di Jawa Barat
IMUNISASI DASAR LENGKAP
Imunisasi Dasar pada bayi

Dosis Booster diperlukan untuk


mempertahankan kekebalan
pada level Proteksi terhadap
PERUBAHAN PARADIGMA
PD3I : Booster pada
usia 18 bulan, usia anak sekolah
(BIAS) dan usia dewasa (WUS)

IMUNISASI RUTIN LENGKAP


INDIKATOR BARU Imunisasi Dasar + Lanjutan
Jika ANAK tidak
Kekebalan tidak sempurna, berpotensi
mendapat
tinggi tertular penyakit à menjadi
Imunisasi Rutin
berat/kompikasi, cacat dan meninggal
Lengkap

Akumulasi Anak yang tidak lengkap


Risiko Terjadi Imunisasi Rutin à tidak timbul
KLB PD3I kekebalan kelompok (Herd Immunity)
Situasi Cakupan Imunisasi
di Jawa Barat
Buletin Data Imunisasi Tahun 2021
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) per Bulan (Kumulatif) pada Tahun
2019-2021
[Data Cakupan Imunisasi Januari – Desember]
IMUNISASI DASAR LENGKAP IMUNISASI DASAR LENGKAP JANUARI- NOVEMBER
TAHUN 2019 -2021
TAHUN 2021
2019 2020 2021
Cakupan IDL (%) Target per Bulan

93.7
100 93.6 100

84.2
84.2
90 85.8 9,4 90

81.4
78.0
80 80

71.1
84.2

70.0
70.2

65.7
64.0

63.1
70 70
62.4

58.4
56.1

54.1
53.7
60 54.6 65.7 60

47.5
47.2

44.3
46.8 58.4 50

41.4
40.0
50
53.7

37.8
33.7
39.0

33.4
32.0
40 40

28.2
44.3

26.2
25.9
31.2

21.2
37.8 30

20.3
18.2
30

17.3
23.4 33.4

12.9
11.3
28.2

10.5
20 15.6 20

6.1
5.4
20.3

4.3
7.8 10

1.7
10
12.9
6.1
0
0
J1A.7N FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES

q Data menunjukkan bahwa terjadi gap yang semakin besar pada bulan Januari-November 2021, tetapi mengalami penurunan gap pada
Bulan Desember 2021 hingga selisih hanya 9,4% dari target nasioanl yang ditetapkan
q Cakupan IDL bulan Desember 2021 sama besar dibandingkan cakupan IDL bulan Desember 2020
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Per Kabupaten/Kota
Tahun 2019 - 2021

q Penurunan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tahun 2019 – 2021 di Provinsi dan sebagian
besar Kab/Kota
q Pada tahun 2020 dan tahun 2021, Capaian IDL Provinsi Jawa Barat belum mencapai target.
q Pada Tahun 2021, hanya 11 Kabupaten/Kota mencapai target
Kab. Subang, Kab. Tasikmalaya, Kab. Sumedang, Kab. Cirebon, Kab. Ciamis, Kab.
Majalengka, Kab. Karawang, Kab. Pangandaran, Kota Tasikmalaya, Kota Bandung dan Kota
Cimahi.
CAPAIAN IMUNISASI LANJUTAN BADUTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2021
2021
• Provinsi Jawa Barat belum
mencapai target Cakupan
Imunisasi Lanjutan Baduta
(MR dan DPT_HB-Hib)

• 5 Kab/Kota mencapai target


Imunisasi Lanjutan Baduta:
Kab. Tasikmalaya, Kab.
Sumedang, Kab. Subang,
Kota Depok dan Kota
Tasikmalaya
Situasi Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I) di Jawa Barat
Penilaian Risiko POLIO
Jumlah Kab/Kota % Kab/Kota
Provinsi
High Risk High Risk
Provinsi
Aceh 22 95.7
1; 3%
Sumatera Utara 32 97.0
Sumatera Barat 19 100.0
Riau 12 100.0
Low Risk
5; 15% Jambi 4 36.4
Sumatera Selatan 7 41.2
Medium Bengkulu 10 100.0
Lampung 9 60.0
Risk 28; Bangka Belitung 4 57.1
High Risk 82% Kepulauan Riau 2 28.6
Jakarta 5 83.3
Jawa Barat 17 63.0
Jawa Tengah 12 34.3
DI Yogyakarta 0 0.0
Jawa Timur 18 47.4
Banten 5 62.5
Kab/Kota Bali 2 22.2
20; 4% Nusa Tenggara Barat 4 40.0
Nusa Tenggara Timu 22 100.0
Kalimantan Barat 13 92.9
Low Risk Kalimantan Tengah 12 85.7
121; Kalimantan Selatan 13 100.0
23% Kalimantan Timur 4 40.0
Medium Kalimantan Utara 5 100.0
Risk Sulawesi Utara 10 66.7
373; Sulawesi Tengah 11 84.6
High Risk 73% Sulawesi Selatan 19 79.2
Sulawesi Tenggara 16 94.1
Gorontalo 6 100.0
Sulawesi Barat 6 100.0
Maluku 10 90.9
Maluku Utara 10 100.0

28 Provinsi, 373 Kab/Kota di Indonesia are Daerah Risiko Tinggi Papua Barat 10 76.9
Papua 22 75.9
INDONESIA 373 72.6

*Polio Risk Assessment with WHO Tools Year 2020 Data as of 21 Oct 2021
Peta Sebaran Kasus Campak Konfirmasi Lab dan Rubela Konfirmasi Lab
Indonesia, 2021
Provinsi Aceh
Provinsi Kalimantan Utara Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Selatan Provinsi Sulawesi Utara Provinsi Sulawesi Tengah
1. Kota Banda Aceh (R)
1. Kota Tarakan (R) 1. Kota Samarinda (C) 1. Kota Pontianak (C) 1. Kota Banjarmasin (C & R) 1. Kota Kotamobagu (R) 1. Kota Palu (C)
2. Aceh Besar (R)
3. Bireun (C & R) 2. Kutai Kartanegara (C) 2. Sanggau (C & R)
4. Pidie Jaya (R) 3. Kota Bontang (C) 3. Kota Singkawang (R)
Provinsi Riau 4. Penajem Paser Utara (C) Provinsi Sulawesi Barat
5. Aceh Tamiang (C) Provinsi Maluku Utara
1. Kota Pekanbaru (R) 1. Poliwari Mandar (R)
2. Indragiri Hilir (R) 2. Mamuju Tengah (C) 1. Kota Ternate (C)
Provinsi Sumatera Barat 2. Halmahera Barat (C & R)
1. Kota Padang (C) 3. Halmahera Selatan (C & R)
2. Kota Payakumbuh (C & R) Provinsi Bengkulu 4. Halmahera Timur (C)
3. Pasaman (C) 1. Kota Bengkulu (C & R) 5. Pulau Morotai (R)
4. Kota Pariaman (R) 2. Bengkulu Selatan (R)
5. Padang Pariaman (C)
6. Tanah Datar (C)
Provinsi Jambi
Provinsi Sumatera Selatan 1. Kota Jambi (C & R)
1. Ogan Ilir (C) 2. Tanjung Jabung Timur (R)
2. Kota Palembang (C & R) 3. Tanjung Jabung Barat (C & R)
Provinsi Bangka Belitung Provinsi Banten
1. Kota Pangkal Pinang (R) 1. Pandeglang (R)
2. Bangka (R) 2. Kota Tangerang (R)
3. Bangka Selatan (C) Provinsi Jawa Tengah
3. Kota Serang (C & R)
4. Kota Tangerang Selatan (C & R) 1. Kota Salatiga (R)
Provinsi Jawa Timur Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Lampung 2. Kota Surakarta (C & R) Provinsi DI Yogyakarta
1. Gresik (R) 1. Tana Toraja (R)
1. Kota Bandar Lampung (C & R) 3. Banyumas (R) 1. Kota Yogyakarta (R) Provinsi Bali
Provinsi Jawa Barat 4. Cilacap (R) 2. Sidoarjo (C & R) 2. Enrekang (R)
1. Kota Bandung (R) 2. Kulon Progo (C & R) 1. Jembrana (C) 3. Barru (C)
Provinsi DKI Jakarta 5. Wonosobo (C & R) 3. Gunungkidul (C) 3. Ponorogo (C) Provinsi Papua Barat
2. Kota Sukabumi (C) 2. Tabanan (C & R) 4. Sidrap (R)
1. Kota Jakarta Pusat (C & R) 6. Tegal (R) 4. Sleman (R) 4. Lumajang (C & R) 1. Raja Ampat (R)
3. Cianjur (R) 3. Badung (C & R) 5. Jeneponto (R)
2. Kota Jakarta Utara (C & R) 7. Brebes (R) 5. Bantul (C & R) 5. Situbondo (C & R) 2. Kaimana (C)
4. Cirebon (C & R) 4. Klungkung (C & R) 6. Luwu Timur (C & R)
3. Kota Jakarta Barat (C & R) 8. Jepara (R) 6. Kota Surabaya (C & R)
5. Garut (R) 5. Gianyar (R) Provinsi Sulawesi Tenggara Provinsi Papua
4. Kota Jakarta Selatan (C & R) 9. Blora (C & R) 7. Kota Blitar (C & R)
6. Kota Bekasi (C&R) 6. Kota Denpasar (R) 1. Kolaka (R) 1. Kota Jayapura (C)
5. Kota Jakarta Timur (C & R) 10. Sukoharjo (R) 8. Kota Kediri (C)
7. Kota Depok (C) 7. Karangasem (C) 2. Muna (R) 2. Yahukimo (R)
6. Kepulauan Seribu (C) 11. Karanganyar (C & R) 9. Kota Batu (C & R)
8. Bandung Barat (C & R) 12. Semarang (C) 10. Kota Mojokerto (R) 3. Kota Kendari (C & R) 3. Lanny Jaya (R)
9. Bandung (C & R) 13. Demak (C) 11. Kota Pasuruan (R)
121 Kasus campak konfirmasi laboratorium terdapat di 68 Kab/Kota di 24 Provinsi
: C ampak (C )
245 Kasus rubela konfirmasi laboratorium terdapat di 81 Kab/Kota di 25 Provinsi
: Rubela (R) Data 20 Jan 2022 Dots are randomly plac ed within provinc e
Kab/Kota Terdampak Difteri Tahun 2021; 96 Kab/Kota di 23 Provinsi
Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Kalimantan Timur
Provinsi Aceh Provinsi Sulawesi Tenggara
1. Kota Pontianak 1. Kapuas 1. Kota Balikpapan
1. Kota Banda Aceh 1. Kota Kendari Provinsi Gorontalo
2. Kota Singkawang 2. Penajam Paser Utara 2. Buton
2. Aceh Timur 3. Sintang 1. Pohuwato
Provinsi Kalimantan Selatan
3. Bireun 4. Sambas 1. Kota Baru
4. Kota Lhokseumawe Provinsi Sulawesi Selatan
5. Mempawah 2. Kota Banjar Baru
5. Nagan Raya 6. Melawi 1. Kota Makassar
7. Bengkayang 2. Luwu Provinsi Maluku
Provinsi Sumatera Utara 8. Kubu Raya 3. Bulukumba 1. Maluku Tenggara Barat
1. Langkat
2. Mandailing Natal Provinsi Papua Barat
3. Kota Medan 1. Kota Sorong
2. Raja Amat
Provinsi Sumatera Barat
1. Kota Pariaman Provinsi Papua
2. Solok Provinsi Lampung 1. Kota Jayapura
3. Kota Padang 1. Lampung Selatan
2. Lampung Utara
Provinsi Riau 3. Lampung Tengah Provinsi Jawa Barat
1. Kota Pekanbaru 4. Lampung Timur 1. Kota Bandung
5. Tulang Bawang 2. Kota Bogor
Provinsi Jambi 3. Bogor Provinsi Jawa Timur : Difteri konfirmasi lab
1. Kota Jambi 4. Cianjur Provinsi Jawa Tengah 1. Gresik 12. Kota Surabaya : Difteri klinis
2. Muaro Jambi 5. Majalengka 1. Sragen 2. Sidoarjo 13. Kota Madiun
Provinsi DKI Jakarta
1. Jakarta Utara 6. Bekasi 2. Wonosobo 3. Jombang 14. Sampang
Provinsi Sumatera Selatan 7. Purwakarta 3. Temanggung 4. Tuban 15. Malang Suspek difteri secara klinis sudah
1. Kota Palembang 2. Jakarta Barat termasuk kasus difteri namun sampel
3. Jakarta Selatan 8. Bandung 4. Kota Semarang 5. Ngawi 16. Nganjuk
2. Empat Lawang 9. Kota Bekasi 5. Kudus 6. Magetan 17. Kota Batu tidak diperiksa karena kasus meninggal,
3. Musi Banyuasin 4. Jakarta Timur atau pasien tidak mampu membuka
5. Jakarta Pusat 10. Kota Depok 7. Blitar 18. Kota Blitar
11. Bandung Barat 8. Pasuruan 19. Kota Mojokerto mulut karena kesakitan, atau sampel
Provinsi Bangka Belitung 12. Indramayu 9. Lumajang 20. Bangkalan diambil namun sudah tidak adekuat
1. Bangka Provinsi Banten 13. Kota Sukabumi 10. Situbondo 21. Bojonegoro untuk pemeriksaan laboratorium
2. Bangka Tengah 1. Kab Tangerang 14. Karawang 11. Sumenep 22. Lamongan
Source: DIF-3 Monthly Report, PHEOC
15. Sukabumi 23. Tulungagung Data as received at Central on 30 Jan 2022
Tantangan Program Imunisasi
Tenaga Nakes terbagi untuk penanganan Pandemi dan Vaksinasi Covid-19

Penutupan Posyandu/berkurangnya jadwal layanan imunisasi selama masa Pandemi

Pembatasan mobilitas selama masa Pandemi

Stock Out beberapa jenis vaksin karena kendala administrasi

Kendala pengelolaan vaksin

Vaccine hesitancy (isu negative imunisasi, hoaks)

Pencatatan dan pelaporan manual dan belum real time


ACUAN PELAKSANAAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA
PANDEMI COVID-19 SEKOLAH (BIAS)

Surat Edaran Nomor : HK.02.02/I/2072/2021 tentang KMK Nomor HK.01.07/Menkes/4632/2021 ttg Petunjuk Teknis
Penguatan Imunisasi Rutin dan Pelaksanaan Kegiatan Bulan Pelayanan Imunisasi Rutin Pada Masa pandemi COVID-19
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
PELAKSANAAN IMUNISASI RUTIN PADA
MASA PANDEMI COVID-19

Prinsip dasar:
Pada masa pandemi COVID-19, imunisasi tetap harus diberikan
sesuai jadwal untuk melindungi anak dari PD3I.

Rekomendasi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI):


Imunisasi harus tetap diupayakan lengkap sesuai jadwal. Penundaan
imunisasi akan memperbesar risiko KLB PD3I

Strategi pemberian imunisasi harus mempertimbangkan situasi epidemiologi


COVID-19, kebijakan pemerintah daerah, serta situasi epidemiologi PD3I.
Pelayanan imunisasi dilakukan dengan menerapkan prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi serta prinsip menjaga
jarak aman 1-2 meter (physical distancing), sehingga
pelaksanaan imunisasi tetap AMAN untuk petugas
kesehatan dan sasaran.

Pemberian imunisasi ganda menjadi upaya yang efektif dan


efisien untuk optimalisasi pelayanan imunisasi pada masa
pandemi COVID-19.
Kami mengapresiasi beberapa contoh pelayanan
imunisasi dengan physical distancing dan PPI
yang sudah dilakukan oleh teman - teman di
masa pandemic COVID-19
STRATEGI PENINGKATAN CAPAIAN IMUNISASI RUTIN TAHUN 2022
Belajar dari pelaksanaan vaksinasi COVID-19

Tenaga Kesehatan Meningkatkan Bulan Imunisasi Sistem Informasi


Imunisasi Posyandu Aktif Anak Sekolah Realtime

Tenaga kesehatan Agustus – November Akses realtime sertifikat


Total ~298.000
Puskesmas khusus 2022 Imunisasi Dasar Lengkap
Posyandu.
untuk imunisasi rutin dan Lanjutan melalui
(minimal terdapat 1 tim Bekerjasama dengan TNI-POLRI,
aplikasi Citizen Health
Minimal 80% Posyandu PMI, BKKBN, Organisasi Profesi,
imunisasi tiap desa- Application (Pengembangan
aktif di tahun 2022 Organisasi Kemasyarakatan,
82.750 desa/kelurahan) dari Peduli Lindungi) yang
Organisasi Keagamaan, Asosiasi
dan Perhimpunan Faskes dan digunakan untuk:
Swasta • Penggunaan pribadi
pasien
• Klinik dan daerah untuk
mengejar cakupan
• Monitoring pusat

23
Strategi Akselerasi
Cakupan Imunisasi Rutin
melalui Imunisasi Kejar
◉ Imunisasi Kejar diberikan pada anak sampai usia 36 bulan. Dalam
kondisi tertentu rentang usia dapat disesuaikan berdasarkan
kajian epidemiologis.
Imunisasi Kejar à Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) pada
bulan Agustus 2022
◉ Jenis Imunisasi Kejar :
○ DOFU (Drop-Out Follow Up): melengkapi status imunisasi
rutin sampai usia 11 bln
○ BLF (Backlog Fighting): melengkapi status imunisasi sampai
usia 36 bln (3 thn). Prioritas wilayah yang 2 tahun berturut-
turut tidak UCI
Strategi Akselerasi Cakupan
Imunisasi Rutin melalui
Imunisasi Kejar
◉ Melaksanakan Imunisasi Kejar dengan “Multiple
Injection”/ Suntikan Ganda.
Manfaat Suntikan Ganda
1. Melindungi Anak
2. Mengurangi Kunjungan
3. Lebih Efisien

Memberikan beberapa suntikan dalam satu


kunjungan imunisasi, AMAN DAN BERMANFAAT!
KESIMPULAN
Selama Pandemi Covid-19
Situasi Pandemi Covid-19 anak yang tidak
telah menurunkan performa mendapatkan imunisasi
pelaksanaan program lengkap semakin
kesehatan lainnya termasuk bertambah dan kondisi ini
program imunisasi meningkatkan resiko
terjadinya KLB PD3I

Diperlukan strategi
akselerasi peningkatan
cakupan imunisasi rutin dan
dukungan konkrit seluruh
pihak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai