Anda di halaman 1dari 35

KEBIJAKAN PROGRAM

IMUNISASI DAN RENCANA


INTRODUKSI VAKSIN BARU
dr. Prima Yosephine, MKM
Plt. Direktur Pengelolaan
Imunisasi
Ditjen P2P-Kementerian
Kesehatan
Disampaikan Pada Pertemuan Advokasi Dan Sosialisasi Perluasan Imunisasi Antigen Baru
Bandung, 5-7 Oktober 2022
Mengapa Harus Imunisasi??

 2-3 juta risiko kematian dapat dicegah setiap tahun


dengan imunisasi

 Imunisasi dapat mencegah lebih dari 26 penyakit

 Membantu membatasi/ mengurangi terjadinya


resistensi antibiotik karena dapat mencegah penyakit
pada tahap awal

 Meningkatkan cakupan imunisasi secara global dapat


menambah menyelamatkan lebih dari 1,5 juta orang
setiap tahunnya
Jenis Imunisasi Program

Imunisasi Program

Imunisasi Rutin Imunisasi Tambahan Imunisasi


Khusus

Dasar Lanjutan Imunisasi yang di berikan sesuai Imunisasi bagi orang yang
Imunisasi pada bayi, • Anak bawah dua kajian epidemiologi di suatu menuju dan dari tempat
yaitu: tahun: daerah, endemis jenis PD3I
• Hepatitis B  DPT-HB-Hib • Crash program tertentu
• BCG  Campak Rubela • PIN/Sub PIN •Imunisasi Meningitis
• Polio Tetes (OPV) • Anak Usia • Imunisasi dalam Meningokokus
• DPT-HB-Hib SD/Sederajat (BIAS): penanggulangan KLB • Imunisasi Yellow Fever
• Polio Suntik (IPV)  Campak Rubela (Outbreak Response (Demam Kuning)
• Campak Rubela  DT Immunization/ •Imunisasi Rabies
• PCV  Td ORI) • Imunisasi Polio
• Rotavirus  HPV
• WUS yaitu Td
Pengertian Dan Jenis Imunisasi
(Permenkes No.12 Tahun 2017)

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan

IMUNISASI

Imunisasi Program

Imunisasi yang diwajibkan kepada Imunisasi Pilihan


seseorang sebagai bagian dari
masyarakat dalam rangka
melindungi yang bersangkutan dan Imunisasi yang dapat diberikan kepada
masyarakat sekitarnya dari penyakit seseorang sesuai dengan
yang dapat dicegah dengan kebutuhannya dalam rangka
imunisasi melindungi yang bersangkutan dari
penyakit tertentu
Indikator Renstra Kemenkes 2020-
2024 Program Imunisasi
(sbg Pendukung Pencapaian Indikator RPJMN)
2020 2021 2022 2023 2024
No Indikator Capaian*
Target Capaian Target Capaian Target (sd Agustus) Target Target

Persentase bayi usia 0-11 bulan yang


1 mendapat imunisasi dasar lengkap 92,9 84,2 93,6 84,5 90 57,33 100 100

Persentase anak usia 12-24 bulan yang


2 mendapat imunisasi lanjutan baduta 76,4 65,5 81 58,9 90 52,76 100

Persentase bayi usia 0-11 bulan yang


3 mendapat antigen baru* - - - - 90 49,3 100 100

Persentase anak yang mendapatkan


4 imunisasi lanjutan lengkap di usia N/A (Indikator ini baru dimulai tahun 2022) 70 N/A 80 90
sekolah dasar ***

Persentase wanita usia subur yang


5 memiliki status imunisasi T2+ N/A (Indikator ini baru dimulai tahun 2022) 60 37,5 80 100

Data sd. 23 September 2022


Persentase Kabupaten/Kota yang Mencapai Target Imunisasi Rutin pada Agustus Tahun 2022
Jumlah Persentase
Jumlah Kabupaten/
No PROVINSI Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
Kota
mencapai Target IDL mencapai Target IDL

1 Banten 8 8 100%
2 Kepulauan Riau 7 6 86 %
3 Sulawesi Selatan 24 20 83 %
4 Jawa Tengah 35 29 83 %
5 Nusa Tenggara Barat 10 8 80%
6 Bengkulu 10 7 70%
7 DKI Jakarta 6 4 67%
8 Kalimantan Utara 5 3 60%
9 Lampung 15 8 53%
10 Jawa Barat 27 14 52%
11 Gorontalo 6 3 50%
12 Bangka Belitung 7 3 43%
13 Sumatera Selatan 17 7 41%
14 Jambi 11 4 36%
15 Kalimantan Tengah 14 5 36%
16 Sulawesi Utara 15 5 33%
17 Nusa Tenggara Timur 22 7 32%
18 Sulawesi Tenggara 17 5 29%
19 Jawa Timur 38 11 29%
20 Bali 9 2 22%
21 Sumatera Utara 33 6 18%
22 Sulawesi Tengah 13 2 15%
23 Kalimantan Barat 14 2 14%
24 Kalimantan Timur 10 1 10%
25 Maluku 11 1 9%
26 Aceh 23 2 9%
27 Riau 12 1 8%
28 Papua Barat 13 1 8%
29 Papua 29 1 3%
30 Sumatera Barat 19 0 0%
31 DI Yogyakarta 5 0 0%
32 Kalimantan Selatan 13 0 0%
33 Sulawesi Barat 6 0 0%
34 Maluku Utara 10 0 0%
Indonesia 514 176 34%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%

0.00%
32.74%

51.73%

42.88%

47.27%

56.04%

59.47%

65.26%

59.42%

56.79%

63.32%

60.64%

59.69%

63.69%

60.70%

58.02%

71.47%

51.82%

72.22%

55.66%

47.03%

54.05%

36.66%

53.62%

76.85%

56.80%

53.86%

71.31%
CAPAIAN IDL 2022 - (23 SEPTEMBER 2022)

52.78%
Target IDL sampai bulan Agustus 2022: 60%, capaian 57,33%

68.01%

46.34%

40.65%

40.34%

28.06%

29.59%
TARGET

57.33%
RENCANA PERLUASAN VAKSIN BARU

Jenis Rencana Perluasan


Imunisasi
s.d. 2021 2022 2023

PCV 32 Kako: NTB, Bangka Belitung, Jawa Barat NASIONAL


(7 kako), Jawa Timur (8 kako)
HPV 20 Kako : DKI Jakarta, Jawa Tengah (2 Perluasan di 111 kab/kota (di Provinsi
kako)), Jawa Timur (3 kako(, Bali (1 kako), Jateng, Jatim, Bali, Sulut, Gorontalo, NASIONAL
Sulsel (1 Kota), Sulut (1 Kota) Sultra)

Rotavirus Lokus 21 kab/kota: Kota Palembang,


Belitung, Kota Medan, Kota Bandung,
Sidoarjo, Banyumas, Kota Mataram, NASIONAL
Kota Denpasar, Kota Kupang, Kukar,
Samarinda, Tapin, Kota Makassar,
Minut, Kota Manado, Gorontalo, Kota
Ambon, Halsel, Kota Jayapura,
Merauke, Manokwari

IPV2 Introduksi di 3 Provinsi : Jawa Barat,


DKI Jakarta dan Banten
NASIONAL
kecuali DIY (DIY sudah
menggunakan IPV 3 dosis)
KEBIJAKAN
PELAKSANAAN
INTRODUKSI
IMUNISASI PCV
Oleh:
Tim Kerja Imunisasi Tambahan dan Khusus
Direktorat Pengelolaan Imunisasi
Ditjen P2P – Kemenkes
BEBAN PENYAKIT PNEUMONIA [1]
Top Countries with Pneumonia
Di Indonesia, SETIAP JAM, 2-3 Balita Meninggal karena Pneumonia

 Indonesia adalah satu dari 10 negara dengan jumlah kematian


balita tertinggi pada tahun 2015 dan 14% kematian balita di
Indonesia karena Pneumonia.
 Berdasarkan hasil Riskesdas terdapat peningkatan prevalensi
pneumonia dari 1,6% (2013) menjadi 2% (2018).
 Rata-rata ada 1,26 juta kasus pneumonia balita setiap tahun dan
dirawat jalan di rumah sakit dalam 6 tahun terakhir. Diperlukan
biaya perawatan sebesar US$ 28,1 juta atau Rp 379,3 M.
 Imunisasi adalah salah satu upaya pengendalian pneumonia pada
balita selain ASI eksklusif, gizi seimbang, PHBS dan sanitasi
lingkungan.
 Bakteri penyebab utama Pneumonia adalah Pneumokokus, yang
Source: The United Nations Children's Fund (UNICEF). Comitting to Child Survival: A Progress
Renewed. Progress Report 2015. UNICEF. September 2015.
dapat dicegah dengan vaksin Pneumokokus.
http://www.unicef.org/publications/index_83078.html. Accessed January 22, 2016
BEBAN PENYAKIT PNEUMONIA [2]
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI – 11 BULAN) PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
DI INDONESIA TAHUN 2020 DI INDONESIA TAHUN 2020

Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Laporan Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2021

 14,5% kematian pada bayi (<12 bulan) dan 5,05% kematian pada anak balita (12-59 bulan) di Indonesia disebabkan oleh
Pneumonia.
 Proporsi kematian akibat Pneumonia lebih besar pada bayi usia <12 bulan sehingga harus diberikan perlindungan sedini
mungkin sebelum bayi menderita Pneumonia.
GLOBAL VACCINE ACTION PLAN 2011 – 2020

Komitmen Global dari 194 Negara untuk Mencegah Jutaan Kematian dengan Menyediakan
Akses yang Adil dan Merata terhadap Vaksin untuk Setiap Orang

Eradikasi Polio Tercapainya Tercapainya Target Mencapai Target


Pengembangan MDG – Menurunkan
Global Target Cakupan Imunisasi
Eliminasi di Setiap Wilayah,
dan Introduksi Angka Kematian
Global dan Negara dan Vaksin Baru Anak
Regional Komunitas

DILANJUTKAN DENGAN

IMMUNIZATION AGENDA 2030 “A Global Strategy to Leave No One Behind”


COMPREHENSIVE MULTI YEAR PLAN (cMYP)
PROGRAM IMUNISASI NASIONAL 2019 - 2024
cMYP disusun Selaras dengan Target Imunisasi Global dan Regional

Eradikasi Polio Global • Pada tahun 2023, mempertahankan status bebas polio

• Pada tahun 2023 mencapai eliminasi campak dan pengendalian rubela/


Tercapainya Target Eliminasi CRS (verifikasi WHO tahun 2026)
• Mempertahankan status eliminasi tetanus pada ibu dan bayi
Global dan Regional
• Mengontrol difteri

• 80% kab/kota mencapai 95% cakupan anak usia 0-11 bulan yang
Tercapainya Target Cakupan Imunisasi di Setiap
menerima imunisasi Dasar Lengkap (IDL)
Wilayah, Negara dan Komunitas • 95% anak usia 0-11 bulan menerima Imunisasi Dasar Lengkap

• Introduksi bertahap Human Papillomavirus Vaccine (HPV),


Pengembangan dan Introduksi Vaksin Baru Pneumococcal Vaccine (PCV) dan Rotavirus
• Ekspansi Vaksin Japanese Encephalitis (JE)

Mencapai Target MDG – Menurunkan Angka • Mencapai Target MDG – Menurunkan Angka Kematian Anak
Kematian Anak
WHO POSITION PAPER – PCV, 2019
 WHO position paper on Pneumococcal
vaccine tahun 2019
merekomendasikan vaksinasi PCV
untuk dimasukkan ke dalam
Program Imunisasi Nasional.

 Upaya pencegahan pneumonia dengan


imunisasi PCV harus bersamaan
dengan upaya pencegahan dan
pengendalian pneumonia lainnya
seperti tata laksana kasus yang baik,
promosi pemberian ASI eksklusif pada
bayi, dan menurunkan faktor risiko
lainnya seperti polusi udara indoor dan
asap rokok.
REKOMENDASI ITAGI
Sudah ada Rekomendasi ITAGI untuk pelaksanaan introduksi imunisasi PCV secara nasional

Berdasarkan monitoring dan evaluasi


pada demonstrasi program di Provinsi
NTB dan Bangka Belitung, cakupan telah
tercapai dengan baik, maka dapat
dipertimbangkan menjadi Program
Imunisasi Nasional.
TAHAPAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV

2017 2018 2019-2020 2021 2022

NTB  NTB  NTB  NTB


(Lombok Barat, NASIONAL
(Lombok Barat dan (seluruh kab/kota) (seluruh kab/kota)
Lombok Timur,
Lombok Timur) Lombok Tengah,  BANGKA  BANGKA
Lombok Utara, Kota BELITUNG BELITUNG
Mataram) (seluruh (seluruh
 BANGKA kab/kota) kab/kota)

BELITUNG  JAWA
(Kota Pangkal Pinang, BARAT
Bangka dan Bangka (Bogor, Bandung,
Tengah) Karawang, Bekasi, Kota
Bandung, Kota Bekasi)
 JAWA TIMUR
(Ponorogo, Kediri,
Malang, Jember,
Sidoarjo, Gresik, Kota
Kediri, Kota Malang)
DAMPAK IMUNISASI PADA INSIDENS PNEUMONIA
DI LOMBOK BARAT 2016-2018
 Imunisasi PCV mulai 200

diberikan di Kab. 180

Lombok Barat pada 160

tahun 2017 dengan 140

cakupan yang cukup 120

tinggi 100

 Tahun 2018 terlihat 80

terjadinya 60

penurunan kasus 40

baru di Kab. Lombok 20

Barat pasca 0
pelaksanaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52

2016 2017 2018


introduksi PCV
MOH 2019, Unpublished data
DASAR PELAKSANAAN PERLUASAN TAHUN 2022
Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pemberian Imunisasi Pneumokokus Konyugasi

− Surat Keputusan Menteri Kesehatan


Nomor: HK.01.07/MENKES/ 6780/
2021 tentang Pemberian Imunisasi
Pneumokokus Konyugasi;
sebagaimana diubah dalam:
Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.01.07/MENKES/ 779/
2022 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.01.07/MENKES/ 6780/
2021 tentang Pemberian Imunisasi
Pneumokokus Konyugasi
DASAR PELAKSANAAN PERLUASAN TAHUN 2022
Surat Keputusan Direktur Jenderal P2P tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Imunisasi Pneumokokus

Surat Keputusan Direktur Jenderal P2P


Nomor: HK.01.07/ 2321/ 2022
tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Imunisasi
Pneumokokus (PCV)

Pengaturan tentang Teknis Operasional


Pelaksanaan Imunisasi Pneumokokus (PCV)
TANTANGAN DAN STRATEGI INOVASI:
PEMBELAJARAN INTRODUKSI PCV SEBELUMNYA
Beberapa tantangan dan strategi inovasi dari pelaksanaan introduksi PCV di daerah sebelumnya:

TANTANGAN STRATEGI INOVASI/ UPAYA TINDAK LANJUT

Pemahaman/ pengetahuan petugas  Melakukan peningkatan kapasitas dan sosialisasi terus menerus kepada petugas dan kader
dan kader masih kurang  Melakukan OJT dan pembinaan
Orang tua belum terbiasa dengan  Membuat poster atau spanduk di lokasi strategis untuk memberikan informasi ke masyarakat
adanya vaksin PCV dan jadwal baru  Melakukan Sweeping bagi bayi yang belum mendapatkan vaksin PCV
 Mengaktifkan kembali lembur kuring di posyandu

Ketakutan terhadap pemberian  Meningkatkan kepercayaan diri petugas dengan pelatihan/sosialisasi/OJT


imunisasi ganda  Meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya Vaksin PCV
 Melibatkan OP kesehatan untuk mensosialisasikan keamanaan dan manfaat imunisasi ganda

Keterbatasan kapasitas cold chain  Saat ini vaksin PCV sudah dalam bentuk multidose
(awal intro, vaksin PCV single dose)  Melakukan penambahan vaccine refrigerator untuk memenuhi kekurangan kapasitas
 Mengatur jadwal pengambilan/ distribusi vaksin dari Dinkes Kako ke Puskesmas

Penggunaan vaksin PCV diharapkan  Melakukan pendataan dan pengumpulan sasaran yang akan diberikan PCV
efisien dengan IP cukup tinggi  Membuka pelayanan dalam gedung, termasuk melibatkan RS/ klinik swasta, BPS, dll
LESSON LEARNT PELAKSANAAN INTRODUKSI
IMUNISASI PCV DI PROVINSI SEBELUMNYA
1) Rencana introduksi vaksin baru harus dipersiapkan dengan baik agar dapat disosialisasikan tepat waktu
kepada pemerintah daerah dan fasilitas kesehatan. Hal ini penting untuk memastikan pemangku
kepentingan di daerah memiliki waktu yang cukup untuk menyesuaikan rencana dengan konteks lokal.
2) Pelatihan yang terstruktur dengan baik untuk introduksi vaksin baru
• Meningkatkan keterampilan praktis dan teknik untuk mengelola vaksin baru
• Melibatkan semua pemangku kepentingan imunisasi termasuk kader
• On The Job Training untuk memperkuat pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan
• Pelatihan penyegaran rutin karena tingginya pergantian tenaga kesehatan
3) Persiapan logistik untuk vaksin baru penting untuk implementasi tepat waktu dari rencana tersebut.
4) Advokasi dan sosialisasi yang efektif, informatif, edukatif dan komunikatif adalah komponen kunci bagi
penerimaan masyarakat terhadap vaksin baru.
5) Sistem manajemen data dan supervisi suportif penting dalam memantau dan mengevaluasi kemajuan
program imunisasi.
6) Pengaturan SDM untuk implementasi vaksinasi COVID-19 agar implementasi imunisasi rutin (termasuk
vaksin baru) tetap berjalan sesuai jadwal.
TARGET ANTIGEN BARU DALAM RENSTRA KEMENKES

Imunisasi PCV masuk dalam indikator Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2022-2024
TARGET
INDKATOR DEFINISI OPERASIONAL
2022 2023 2024

Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat


Persentase bayi imunisasi dasar antigen baru, meliputi imunisasi
usia 0-11 PCV dan imunisasi rotavirus sesuai dosis jenis
bulan yang 90% 100% 100%
vaksin yang digunakan dalam kurun waktu satu
mendapat tahun
antigen baru
WAKTU DAN SASARAN INTRODUKSI PCV

Waktu Pelaksanaan Mulai 12 September 2022

Bayi berusia 2 bulan saat


Sasaran pelaksanaan kick off nasional

TEMPAT PELAKSANAAN IMUNISASI


JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI PCV

Posyandu, Puskesmas, Puskesmas pembantu,


Dosis Pertama Dosis Kedua Dosis Ketiga
(Lanjutan)
Rumah Sakit pemerintah, Rumah Sakit swasta,
Bayi usia 2 Bayi usia 3 klinik, praktik mandiri dokter, praktik mandiri
bulan bulan Anak usia 12
bulan bidan, dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya yang memberikan layanan imunisasi
JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI PCV

Dosis Pertama Dosis Kedua Dosis Ketiga


(Lanjutan)
Bayi usia 2 bulan Bayi usia 3 bulan
Anak usia 12
bulan
JADWAL IMUNISASI SETELAH INTRODUKSI PCV
USIA ANAK JENIS IMUNISASI
<24 jam Hepatitis 0 (HB0)
1 bulan BCG, OPV1
JADWAL IMUNISASI KHUSUS DI YOGYAKARTA
2 bulan DPT-HB-Hib 1, OPV 2, PCV 1
USIA ANAK JENIS IMUNISASI
3 bulan DPT-HB-Hib 2, OPV 3, PCV 2
<24 jam Hepatitis 0 (HB0)
4 bulan DPT-HB-Hib 3, OPV 4 dan IPV 1 bulan BCG
9 bulan Campak-Rubela 2 bulan DPT-HB-Hib 1, IPV1, PCV 1
10 bulan JE* 3 bulan DPT-HB-Hib 2, IPV2, PCV 2

12 bulan PCV 3 4 bulan DPT-HB-Hib 3, IPV3


9 bulan Campak-Rubela
18 bulan Campak-Rubela, DPT-HB-Hib 4
10 bulan JE*
Kelas 1 Campak-Rubela, DT 12 bulan PCV 3
Kelas 2 Td 18 bulan Campak-Rubela, DPT-HB-Hib 4
Kelas 5 Td, HPV** Kelas 1 Campak-Rubela, DT
Kelas 2 Td
Kelas 6 HPV**
Kelas 5 Td, HPV**
*Untuk daerah endemis yang sudah melakukan introduksi imunisasi JE Kelas 6 HPV**
**Untuk daerah yang sudah melakukan introduksi imunisasi HPV
IZIN EDAR VAKSIN PCV MULTIDOSE

Sudah ada izin edar dari BPOM mengenai


penggunaan vaksin PCV dengan kemasan
multidose
Vaksin PCV yang Akan Digunakan Tahun 2022

Vaksin
Jenis vaksin PCV 13
Jumlah dosis 3 kali (0,5 ml )
Cara pemberian Intra Muskular
Jadwal pemberian 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
Kemasan Multi doses (4 dosis per vial)
Sediaan Cairan Injeksi
Penyimpanan 2 – 80 C
CARA PEMBERIAN VAKSIN PCV

Vaksin PCV
diberikan secara
intramuskular,
dengan dosis 0,5 ml
di 1/3 tengah
bagian luar paha
kiri
STRATEGI PELAKSANAAN IMUNISASI PCV PADA
MASA PANDEMI COVID-19

 Pelaksanaan pelayanan imunisasi PCV dilaksanakan dengan menerapkan


protokol kesehatan sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi
Pada Masa Pandemi COVID-19

 Tentukan jadwal hari dan jam pelayanan. Jam layanan tidak perlu lama dan
batasi jumlah sasaran yang dilayani dalam satu kali sesi pelayanan agar
tidak terjadi penumpukan atau kerumunan orang.

 Pos imunisasi dapat digunakan berulang dalam satu hari dengan syarat
dilakukan desinfeksi antar sesi
MANAJEMEN LIMBAH
 Setiap tempat pelayanan imunisasi harus disediakan safety box dengan jumlah yang
cukup berdasarkan jumlah sasaran. Safety box harus diberi label dengan nama petugas,
nama tempat pelayanan dan tanggal pelayanan.

 Jarum sutik dibuang ke dalam safety box tanpa ditutup kembali/no recapping

 Jangan membuang sampah lainnya ke dalam safety box. Limbah lainnya seperti vial
vaksin, ampul pelarut, kapas, masker medis, dan sarung tangan dibuang ke dalam
kantong plastik khusus limbah medis atau kantong plastik biasa yang diberi tanda/ditulis
“limbah medis”.

 Pemusnahan limbah dapat dilakukan melalui pihak ke-3 atau pemusnahan secara mandiri
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring
 Kegiatan pemantauan untuk mengetahui pencapaian kemajuan
program apakah sudah dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan,
termasuk identifikasi kendala dan hambatan yang dialami.
 Monitoring dilakukan secara rutin (harian, mingguan, bulanan)
maupun periodik (waktu tertentu sesuai kebutuhan dan tujuan
tertentu)
 Monitoring dilakukan secar berjenjang
 Beberapa kegiatan monitoring: Pemantauan Wilayah Setempat (PWS),
Supervisi Suportif, DQS, RCA, EVM
MONITORING DAN EVALUASI

Evaluasi
 Evaluasi dilakukan untuk membahas kegiatan,
hambatan pelaksanaan, dukungan dan hasil cakupan.
 Evaluasi juga dilakukan terhadap stok vaksin dan
logistik, pengelolaan rantai dingin.
 Dapat dilakukan dalam bentuk pertemuan satu kali
dalam setahun atau dalam periode tertentu sesuai kebutuhan.
PCV
BAYI BARU LAHIR SURVIVING INFANT
NO KABUPATEN/KOTA PENGIRIMAN TAHAP I
L P JUMLAH L P JUMLAH ALOKASI DIAMBIL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Nias 1.798 1.791 3.589 1.672 1.666 3.338 146
2 Mandailing Natal 4.745 4.724 9.469 4.716 4.696 9.412 413
3 Tapanuli Selatan 2.943 2.787 5.730 2.801 2.652 5.453 239
4 Tapanuli Tengah 4.325 4.203 8.528 4.011 3.898 7.909 347
5 Tapanuli Utara 3.179 3.070 6.249 3.099 2.993 6.092 267
6 Toba 1.850 1.787 3.637 1.812 1.751 3.563 156
7 Labuhan Batu 5.101 5.224 10.325 4.977 5.097 10.074 442 250
8 Asahan 6.861 6.748 13.609 6.594 6.485 13.079 574
9 Simalungun 7.493 7.488 14.981 7.164 7.159 14.323 628
10 Dairi 2.967 2.851 5.818 2.739 2.632 5.371 236
11 Karo 4.047 3.988 8.035 3.744 3.689 7.433 326
12 Deli Serdang 21.079 20.807 41.886 20.364 20.101 40.465 1.775
13 Langkat 9.255 9.117 18.372 8.779 8.649 17.428 764
14 Nias Selatan 3.660 3.858 7.518 3.417 3.601 7.018 308 300
15 Humbang Hasundutan 2.160 2.118 4.278 2.071 2.030 4.101 180
16 Pakpak Bharat 604 585 1.189 565 548 1.113 49
17 Samosir 1.255 1.213 2.468 1.191 1.151 2.342 103
18 Serdang Bedagai 5.692 5.408 11.100 5.445 5.174 10.619 466
19 Batu Bara 4.161 3.962 8.123 4.027 3.835 7.862 345
20 Padang Lawas Utara 3.520 3.642 7.162 3.517 3.639 7.156 314
21 Padang Lawas 3.656 3.661 7.317 3.604 3.608 7.212 316
22 Labuhan Batu Selatan 3.973 3.903 7.876 3.795 3.728 7.523 330
23 Labuhan Batu Utara 3.891 3.646 7.537 3.590 3.690 7.280 319
24 Nias Utara 1.582 1.615 3.197 1.429 1.339 2.768 121
25 Nias Barat 963 935 1.898 838 855 1.693 74
26 Kota Sibolga 806 829 1.635 768 745 1.513 66
27 Kota Tanjung Balai 1.752 1.754 3.506 1.618 1.664 3.282 144
28 Kota Pematang Siantar 1.967 1.970 3.937 1.988 1.991 3.979 175
29 Kota Tebing Tinggi 1.397 1.416 2.813 1.391 1.393 2.784 122
30 Kota Medan 17.221 17.412 34.633 16.742 16.964 33.706 1.478
31 Kota Binjai 2.209 2.376 4.585 2.264 2.289 4.553 200
32 Kota Padangsidimpuan 2.115 1.985 4.100 2.008 2.160 4.168 183
33 Kota Gunungsitoli 1.479 1.521 3.000 1.508 1.416 2.924 128

Sumatera Utara 139.706 138.394 278.100 134.248 133.288 267.536 11.734


KESIMPULAN
 Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada bayi dan balita,
dimana 70% penyebabnya dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu 20%
karena Haemophilues Influenza tipe b (Dapat dicegah dengan vaksin Hib)
dan 50% karena Streptococcus pneumoniae (Dapat dicegah dengan vaksin
PCV).
 Imunisasi PCV sudah ditetapkan sebagai imunisasi rutin yang
akan diimplementasikan di seluruh Indonesia.
 Vaksin PCV yang akan digunakan sudah memiliki izin edar BPOM.
 Pemberian imunisasi ganda pada pelaksanaan imunisasi PCV terbukti aman,
efektif dan tidak meningkatkan risiko terjadinya KIPI.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai