Anda di halaman 1dari 31

B.

Jenis Imunisasi
IMUNISASI DASAR
(BY < 1 THN)
IMUNISASI
IMUNISASI RUTIN
PROGRAM IMUNISASI
LANJUTAN
(BADUTA, SD, WUS)

IMUNISASI BLF, KAMPANYE, SUB PIN,


TAMBAHAN PIN, CRASH PROGRAM,
ORI
JENIS PENYELENGGARAANNYA

IMUNISASI UMROH, LUAR NEGERI,


KHUSUS PERJALANAN KE
DAERAH ENDEMIS
IMUNISASI LAIN
IMUNISASI YG DIANJURKAN
PILIHAN SELAIN PROGRAM
BYK ADA DI UPKS
PERMENKES 12 THN 2017

, ipv MR

< 24 Jam

Interval min unt jenis


vaks yg sama = 1
bulan
Target Cakupan Imunisasi Dasar
Berdasarkan Surat Direktur SKK No.
SR.02.06/4/1038/ 2017 tanggal 22 Juni 2017, telah
disebutkan bahwa

target setiap antigen pada


imunisasi dasar sebesar 95%
• Termasuk HB0 < 24 jam

Mulai tahun 2017


Mengapa 95% ?
• Memberikan perlindungan yang optimal pada komunitas
 tidak cukup hanya cakupan >80%  banyak KLB

• Herd Immunity :
Definisi : Kekebalan populasi untuk melawan suatu
penyakit dengan besarnya proporsi populasi yang
imun/kebal. Dengan Proporsi: 95%

• Angka Drop Out yang meski cenderung menurun secara


nasional, tapi tinggi di beberapa daerah
• Memenuhi komitmen Indonesia terhadap global untuk
Eradikasi, Eliminasi dan Reduksi
• Target IDL dalam Renstra dan RPJMN sebesar 93% 
maka target setiap antigen harus lebih tinggi
TARGET PROGRAM IMUNISASI
INDIKATOR RPJMN/RENSTRA 2015-2019

2015 2016 2017 2018 2019


No. Indikator
Target Target Target Target Target

% anak usia 0
sampai 11 bulan
2 yang mendapat 91 91,5 92 92,5 93
imunisasi dasar
lengkap
% anak usia baduta
mendapat
95
3 imunisasi DPT-HB- 35 40 80 95
(jatim)
Hib lanjutan
Target Cakupan
Imunisasi Lanjutan Baduta
2015 2016 2017
35% 40% 45%

Sejak dilakukan introduksi DPT-HB-Hib secara nasional tahun 2014,


dengan target tahun 2015 (35%) dan 2016 (40%)  BELUM
MAMPU MENURUNKAN KASUS DIFTERI DAN
CAMPAK PADA BALITA
JATIM MULAI 2016 ≥ 80%

Revisi 2018 2019 ORI DIFTERI


Target TARGET =
70% 95% 95%
Target Cakupan
Imunisasi Lanjutan Baduta
1. Berdasarkan Surat Direktur SKK No. SR.02.06/4/1171/
2017 tanggal 21 Juli 2017, telah disebutkan bahwa karena
Komitmen Indonesia Bersama global untuk mencapai
eliminasi campak dan pengendalian
rubella/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada
tahun 2020;
2. Hasil penelitian dan kajian ahli bahwa terjadi penurunan
antibodi difteri dan pertusis pada usia 15-18 bulan, maka
Harus dilakukan pemberian imunisasi ulangan vaksin
mengandung antigen tersebut pada usia 18 bulan
3. Perlindungan optimal hanya dapat dicapai dengan
cakupan minimal 95% secara merata
PERMENKES 12 THN 2017

bkn 36 bln
Sasaran imunisasi lanjutan baduta
pmk 12 tahun 2017
KETIKA :
• banyak cakupan imunisasi dasar yang tidak
mencapai target  banyak anak yang
unimmunized (tidak imunisasi/tidak lengkap
imunisasi);
• Ditambah lagi: booster yang "minimalis"
• Petugas tidak melakukan analisa cakupan
(terutama daerah-daerah kantong);
• Daerah tidak melakukan tindakan antisipasi untuk
menutup kantong-kantong imunisasi tersebut
(DOFU, SWEEPING, BLF)

Kejadian
Luar Biasa
PD3I
KLB PD3I  apa yang harus
dilakukan program imunisasi?
• Lakukan segera ORI di daerah kasus dan daerah
sekitarnya apabila cakupan imunisasinya rendah
(<80%) atau sesuai hasil rekomendasi PE
• Apabila kasus meluas ke daerah lain dan rentang usia
semakin besar, maka luas wilayah dan sasaran ORI
juga harus diperluas  bisa kabupaten/kota atau
provinsi  Lakukan ORI segera setelah
menemukan kasus  SK
Kadinkes Kab/Kota
Penguatan  JANGAN PERNAH
Imunisasi MENUNGGU INSTRUKSI DARI
Rutin LEVEL ADMINISTRASI DI
ATASNYA (apalagi menunggu
STRATEGI PENGUATAN IMUNISASI
(DASAR DAN LANJUTAN)
Strategi Penguatan Imunisasi
Peningkatan cakupan imunisasi yang
tinggi dan merata serta terjangkau
melalui kegiatan
Sweeping dan Drop-out Follow Up
(DOFU) DAERAH SULIT:

Backlog Fighting (BLF) MoU dengan LS terkait untuk dukungan


Crash Program dalam menjangkau daerah sulit (TNI,
POLRI, Swasta)
Peningkatan kualitas pelayanan imunisasi Mewajibkan kegiatan SOS sebagai strategi
melalui : utama untuk daerah sulit (dikuatkan
Petugas yang kompeten dengan PERDA)

Peralatan & logistik yang memenuhi


standar
Penggerakan Masyarakat untuk Mau dan
Mampu menjangkau pelayanan imunisasi
 Pemberdayaan organisasi
kemasyarakatan, Organisasi Profesi &
Lintas Sektor-Lintas Program
SWEEPING

• Melengkapi imunisasi rutin


 Upaya aktif mencari dan melengkapi imunisasi bagi
bayi dan baduta yang belum pernah mendapatkan
imunisasi sama sekali (kegiatan mencari bayi yang tidak
pernah datang pada jadwal imunisasi)

• Bila cakupan imunisasi di tingkat desa/kelurahan tidak


mencapai target selama 3 bulan berturut-turut, maka
sweeping harus segera dilakukan

Guna memberikan kekebalan/imunitas individu dan


membentuk kekebalan kelompok serta mencapai
target program imunisasi (target IDL bayi dan imunisasi
lanjutan baduta)
DOFU (Drop Out Follow Up)
Melengkapi imunisasi dasar bagi bayi dan imunisasi lanjutan
bagi baduta, sesuai jenis antigen yang belum didapat (kegiatan
mencari bayi dan baduta yang tidak datang pada jadwal
imunisasi sesuai status imunisasi sebelumnya dengan melihat
buku kohort bayi dan balita) sehingga dapat menekan angka
Drop Out (DO)

Guna memberikan kekebalan/imunitas individu dan membentuk


kekebalan kelompok serta mencapai target program imunisasi
(target IDL bayi dan imunisasi lanjutan baduta)

Direkomendasikan untuk menerapkan strategi


defaulter tracking
BACKLOG FIGHTING

• Upaya aktif untuk melengkapi imunisasi dasar


pada anak yang berumur di bawah 3 (tiga) tahun
• Diprioritaskan untuk dilaksanakan di desa yang
selama 2 (dua) tahun berturut-turut tidak
mencapai UCI
CRASH PROGRAM

 Kegiatan yang ditujukan untuk wilayah yang memerlukan


intervensi cepat untuk mencegah terjadinya KLB
 Kriteria pemilihan daerah yang akan dilakukan crash
program:
1. Angka kematian bayi akibat PD3I tinggi
2.Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang
3.Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai
UCI

Bisa dilakukan untuk satu atau lebih jenis imunisasi, misalnya


BCG, PENTA, campak, atau campak terpadu dengan polio
MY HOME MY VILLAGE

PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

PARTISIPASI MASYARAKAT
AGAR
IKUT MENJADI MOBILISATOR
LINGKUNGAN YG BELUM
LENGKAP IMUNISASI
MY HOME MY VILLAGE

KUNING
MERAH
BULAT HIJAU
PEMBERDAYAAN KADER
PEMBERDAYAAN KADER
• Tokoh masyarakat: tanyakan apa yang mereka ketahui tentang
imunisasi, bahas hambatan yang dihadapi dalam program
imunisasi, mintalah dukungan dalam mengatasi hambatan
• Tokoh agama : bahas mengenai penanggulangan rumor yang terjadi
di masyarakat, adanya penolakan imunisasi karena alasan
keyakinan orang tua, mintalah dukungan mereka dalam mengatasi
penolakan
• Orang tua anak : tanyakan pengalaman yang baik dan buruk ketika
mengunjungi pos pelayanan imunisasi, tanyakan apakah mereka
mengajak ibu ibu yang lain untuk membawa anak ke pelayanan
imunisasi
• Guru : adalah mitra kerja yang sangat berguna, ceritakan tentang
imunisasi agar mereka dapat menyampaikan kepada orang tua
murid, pentingnya imunisasi akan masa depan murid, ceritakan
imunisasi yang akan diperoleh murid, mintalah dukungan mereka
dalam pelaksanaan BIAS
• Kelompok lain (LSM, organisasi sosial masyarakat, kelompok
masyarakat): mintalah dukungan mereka agar berkontribusi untuk
peningkatan pelayanan imunisasi.
• UPS : patner dalam melaksanakan imunisasi untuk meningkatkan
cakupa dan efisiensi VAKSIN.
PERTEMUAN KOMITE SEKOLAH
(PELIBATAN ORANG TUA UNTUK MENDUKUNG
KEGIATAN BIAS)
Surat Ke Gubernur dan Bupati
Surat Kadinkes Prop. Jatim

Anda mungkin juga menyukai