Anda di halaman 1dari 27

PROGRAM IMUNISASI

UPTD. PUSKESMAS JRANGOAN


TARGET PROGRAM IMUNISASI
INDIKATOR RPJMN/RENSTRA 2015-2019

2015 2016 2017 2018 2019


No. Indikator
Target Target Target Target Target

% anak usia 0
sampai 11 bulan
2 yang mendapat 91 91,5 92 92,5 93
imunisasi dasar
lengkap
% anak usia baduta
mendapat
3 imunisasi DPT-HB- 35 40 70 95 95
Hib lanjutan
Uci desa
Target Cakupan
Imunisasi Lanjutan Baduta
2015 2016 2017
35% 40% 45%

Sejak dilakukan introduksi DPT-HB-Hib secara nasional tahun 2014,


dengan target tahun 2015 (35%) dan 2016 (40%)  BELUM
MAMPU MENURUNKAN KASUS DIFTERI DAN
CAMPAK PADA BALITA
JATIM MULAI 2016 ≥ 80%

Revisi 2018 2019 ORI DIFTERI


Target TARGET = 95%
70% 95%
Target Cakupan
Imunisasi Lanjutan Baduta
1. Berdasarkan Surat Direktur SKK No. SR.02.06/4/1171/ 2017
tanggal 21 Juli 2017, telah disebutkan bahwa karena Komitmen
Indonesia Bersama global untuk mencapai eliminasi campak
dan pengendalian rubella/Congenital Rubella Syndrome (CRS)
pada tahun 2020;
2. Hasil penelitian dan kajian ahli bahwa terjadi penurunan
antibodi difteri dan pertusis pada usia 15-18 bulan, maka Harus
dilakukan pemberian imunisasi ulangan vaksin mengandung
antigen tersebut pada usia 18 bulan
3. Perlindungan optimal hanya dapat dicapai dengan cakupan
minimal 95% secara merata
Target Cakupan
Imunisasi Lanjutan Baduta
a. Imunisasi lanjutan Baduta digantikan oleh ori Difteri. Hasil Ori Difteri juga
dimasukkan sebagai cakupan IMUNISASI lanjutan Baduta DENGAN TETAP
MEMPERTIMBANGKAN INTERVAL MINIMAL DPT-HB-HIB 3 KE DPT-HB-HIB
4 MIN 1 TAHUN

b. Paska ORI Difteri Feb dan Maret 2018, Lakukan Validasi data baduta usia
18 sd 24 bulan yang belum dicatat dalam kohort baduta serta belum
dimasukkan sebagai sasaran imunisasi rutin lanjutan maka dicatat dan
dilaporkan 1 x sebagai cakupan imunisasi rutin baduta.

c. SETIAP ANAK USIA 18 SD 24 TAHUN , PADA TAHUN 2018 HARUS


MENDAPATKAN ORI DIFTERI 3X DAN DICATAT SEBAGAI CAKUPAN
IMUNISASI LANJUTAN BADUTA 1 x
Target Cakupan
Imunisasi Lanjutan Baduta

a. Cakupan ORI Difteri Putaran 1 (Feb sd Maret 2018) yg dimasukkan sbg


laporan Imunisasi Lanjutan dpt-hb-hib 4 adl baduta yg lahir bulan Feb
sd Agt 2016
b. Cakupan ORI Difteri Putaran 2 (Juli sd Agustus 2018) yg dimasukkan sbg
Laporan imunisasi lanjutan DPT-HB-HIB 4 adalah baduta yg lahir bulan
Juli 2016 sd Jan 2017 yg belum dicatat sbg laporan di put 1
c. Cakupan ORI Difteri Putaran 3 (November- Desember 2018) yang
dimasukkan sebagai Laporan Imunisasi Lanjutan DPT-HB-HIB 4 adalah
baduta yang lahir Nov 2016 sd Mei 2017 yang belum dicatat di
put 1 dan put 2
Sasaran imunisasi lanjutan baduta
PMK 12 TAHUN 2017
KETIKA :
• banyak cakupan imunisasi dasar yang tidak mencapai
target  banyak anak yang unimmunized (tidak
imunisasi/tidak lengkap imunisasi);
• Ditambah lagi: booster yang "minimalis"
• Petugas tidak melakukan analisa cakupan (terutama
daerah-daerah kantong);
• Daerah tidak melakukan tindakan antisipasi untuk
menutup kantong-kantong imunisasi tersebut (DOFU,
SWEEPING, BLF)

Kejadian Luar
Biasa PD3I
STRATEGI PENGUATAN IMUNISASI
(DASAR DAN LANJUTAN)
Strategi Penguatan Imunisasi
Peningkatan cakupan imunisasi yang
tinggi dan merata serta terjangkau
melalui kegiatan
Sweeping dan Drop-out Follow Up
(DOFU) DAERAH SULIT:

Backlog Fighting (BLF) MoU dengan LS terkait untuk dukungan


Crash Program dalam menjangkau daerah sulit (TNI,
POLRI, Swasta)
Peningkatan kualitas pelayanan imunisasi Mewajibkan kegiatan SOS sebagai strategi
melalui : utama untuk daerah sulit (dikuatkan
Petugas yang kompeten dengan PERDA)

Peralatan & logistik yang memenuhi


standar
Penggerakan Masyarakat untuk Mau dan
Mampu menjangkau pelayanan imunisasi
 Pemberdayaan organisasi
kemasyarakatan, Organisasi Profesi &
Lintas Sektor-Lintas Program
SWEEPING

• Melengkapi imunisasi rutin


 Upaya aktif mencari dan melengkapi imunisasi bagi
bayi dan baduta yang belum pernah mendapatkan
imunisasi sama sekali (kegiatan mencari bayi yang tidak
pernah datang pada jadwal imunisasi)

• Bila cakupan imunisasi di tingkat desa/kelurahan tidak


mencapai target selama 3 bulan berturut-turut, maka
sweeping harus segera dilakukan

Guna memberikan kekebalan/imunitas individu dan


membentuk kekebalan kelompok serta mencapai target
program imunisasi (target IDL bayi dan imunisasi
lanjutan baduta)
DOFU (Drop Out Follow Up)
Melengkapi imunisasi dasar bagi bayi dan imunisasi lanjutan
bagi baduta, sesuai jenis antigen yang belum didapat (kegiatan
mencari bayi dan baduta yang tidak datang pada jadwal
imunisasi sesuai status imunisasi sebelumnya dengan melihat
buku kohort bayi dan balita) sehingga dapat menekan angka
Drop Out (DO)

Guna memberikan kekebalan/imunitas individu dan membentuk


kekebalan kelompok serta mencapai target program imunisasi
(target IDL bayi dan imunisasi lanjutan baduta)

Direkomendasikan untuk menerapkan strategi


defaulter tracking
BACKLOG FIGHTING (BLF)

• Upaya aktif untuk melengkapi imunisasi dasar


pada anak yang berumur di bawah 3 (tiga)
tahun
• Diprioritaskan untuk dilaksanakan di desa yang
selama 2 (dua) tahun berturut-turut tidak
mencapai UCI
CRASH PROGRAM

 Kegiatan yang ditujukan untuk wilayah yang memerlukan


intervensi cepat untuk mencegah terjadinya KLB
 Kriteria pemilihan daerah yang akan dilakukan crash
program:
1. Angka kematian bayi akibat PD3I tinggi
2.Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang
3.Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai
UCI

Bisa dilakukan untuk satu atau lebih jenis imunisasi, misalnya


BCG, PENTA, campak, atau campak terpadu dengan polio
1. Capaian Hasil Pelayanan Imunisasi s/d Maret 2019
2. Temuan Hasil Pemantauan dan Pendampingan Imunisasi s/d
Maret 2019
Beberapa hasil temuan di
lapangan.........

1.Kepatuhan terhadap SOP


2.Ketepatan dalam pencatatan dan
pelaporan
3.Keamanan dan kenyaman dalam
pelayanan
MY HOME MY VILLAGE

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PARTISIPASI MASYARAKAT AGAR


IKUT MENJADI MOBILISATOR
LINGKUNGAN YG BELUM
LENGKAP IMUNISASI
MY HOME MY VILLAGE

KUNING
MERAH
BULAT HIJAU
PEMBERDAYAAN KADER
PEMBERDAYAAN KADER
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai